Teknik humor dalam menangani korban verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo.

(1)

TEKNIK HUMOR DALAM MENANGANI KORBANVERBAL ABUSEDI

MTS AL-JADID WARU SIDOARJO SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah SatuPersyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh:

Dwi Kistian Anjar Sari B73213084

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Dwi Kistian Anjar Sari (B73213084),Teknik Humor Dalam Menangani Korban Verbal Abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo.

Fokus penelitian adalah (1) Bagaimana pelaksanaan Teknik Humor dalam menangani korban verbal abuse(2) Bagaimana hasil dari Teknik Humor dalam menangani korban

verbal abuse.

Verbal abuse adalah kata-kata yang menghina, melecehkan, mengancam dan menakut-nakuti tanpa menyentuh fisik sehingga menyebabkan korban verbal abuse mengalami dampak psikologi.

Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus dengan analisis komperasi. Disini peneliti menjelaskan tentang Teknik humor dalam menangani korban verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo yaitu siswa mengalami korbanverbal abuseoleh teman-temanya. Sehingga dari perilaku tindakan verbal abusekorban mengalami a) dampak perilaku seperti, anti sosial b) dampak emosi seperti, marah, jengkel dan kecewa c) dampak psikologi seperti, tidak percaya diri. Oleh karena itu, siswa tersebut tidak mau berbaur dengan teman-temanya Pada proses pelaksanaan konseling ini menggunakan Teknik humor. Dalam teknik humor ini ada empat tretmen yang diberikan peneliti, yaitu 1) keakraban, 2) memberikan motivasi, 4) memberikan cerita humor dan 5) refleksi.

Dari hasil penelitian bahwa Teknik humor dalam menangani korban Verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo dikatakan berhasil. Karena,pelaksanaan Teknik Humor dalam menangani korban verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo peneliti memberikan cerita humor dan hasil dari Teknik Humor dalam menangani korban verbal abuse Klien sudah menerima candaan teman-temanya, klien sudah berbaur dengan teman-temanya, lebih percaya diri, tidak marah jengkel, maupun kecewa.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTITAS SKRIPSI... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Konsep... 7

F. Metode Penelitian ... 12

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 12

2. Sasaran dan lokasi penelitian ... 13

3. Jenis dan sumber data ... 14

4. Tahap-tahap penelitian ... 15

5. Teknik Pengumpulan Data ... 17


(8)

7. Teknik Keabsahan Data ... 22

G. Sistematika Pembahasan ... 23

BAB II: TEKNIK HUMOR DALAMMENANGANI KORBAN VERBAL ABUSEDI MTS AL- JADID WARU SIDOARJO 1. Teknik Humor ... 25

a. Pengertianteknik humor ... 25

b. Tahap-tahap humor ... 29

c. Jenis-jenis humor ... 31

d. Fungsi humor ... 32

e. Dimensi humor ... 33

2. Bimbingandankonselingislam ... 37

a. Pengertianbimbingandankonselingislam ... 37

b. Jenislayananbimbingan ... 38

c. Prinsip-prinsipbimbingandankonselingislam... 39

d. Fungsibimbingandankonselingislam ... 40

e. Tujuanbimbingandankonselingislam ... 41

3. Verbal Abuse... 42

a. Pengertianverbal abuse... 42

b. Dampakpsikologikorbanverbal abuse... 44

c. Jenis-jenisgangguanperkembanganemosidansosialpadaanakakibat verbal abuse... 47

4. Pelaksanaan Teknik Humor dalam Konselingislam ... 49

5. Pelaksanaanteknik humor dalambimbingandankonselingislam... 55

6. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 62

BAB III: PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 64

1. Visi dan Misi Mts Al–Jadid Waru Sidoarjo ... 64

2. Identitas Sekolah Mts Al- Jadid Waru Sidoarjo ... 64

3. Identitas kepala sekolah Mts Al- Jadid Waru Sidoarjo ... 66

4. Deskripsi Konselor ... 66

5. Deskripsi Klien... 68

6. Deskripsi Masalah ... 69


(9)

1. Deskripsi Proses Konseling Teknik Humor dalam

Menangani korbanVerbal Abuse... 70 2. Deskripsi hasil akhir konseling teknik humor dalam

menangani korbanverbal abuse ...88

BAB IV: ANALISIS DATA

A. Analisis Teknik Humor dalam Menangani KorbanVerbal

Abusedi MTs Al- Jadid Waru Sidoarjo ... 90 B. Analisis hasil dari Proses Konseling Teknik Humor dalam

menangani korbanVerbal Abusedi MTs Al–Jadid

Waru Sidoarjo ... 102

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ... 106 B. Saran... 107 DAFTAR PUSTAKA


(10)

Daftar Tabel


(11)

Daftar Gambar

Gambar 4.1: Konselor bertanya kepada klien mengenai tugas apa yang dikerjakan Gambar 4.2: Klien mencoba pinjam Hp ke konselor

Gambar 4.3: Konselor menceritakan cerita humor tentang Hp Gambar Gambar 4.4: Konselor memberikan motivasi perumpaan tentang bemo

Gambar 4.5: Konselor menyuruh klien untuk berbuat baik dengan teman- temanya meskipun klien tetap dijaili

Gambar 4.6: Konselor menceritakan sebuah cerita humor verbal abuse kepada klien

Gambar 4.7 : Konselor menceritakan cerita humorverbal abuseKepada klien Gambar 4.8 : Konselor masih menceritakan cerita humorverbal abuse

Gambar 4.9 : Klien mengungkapan jika dulu tidak suka di panggil domba Gambar 4.10: Klien merasa senang dan sudah bisa berbaur dengan temannya


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia adalah Makhluk Allah SWT yang paling sempurna dari makhluk-makhluk lainya dalam hal ini diperkuat dengan firman Allah SWT (QS. At-tin Ayat 1-5). Allah SWT memilih manusia menjadi khalifah di bumi. Manusia diciptakan dengan kondisi fisik dan psikis yang paling baik dan sempurna. Manusia memiliki potensi yang besar untuk memberikan kemanfaatan kepada alam. Kondisi fisik dan psikis yang sempurna beserta potensinya yang besar perlu dipelihara untuk bisa memberikan kemanfaatan kepada alam dan memberikan kehidupan dibumi dengan begitu manusia menjadi makhluk termulia dihadapan Allah SWT.

Manusia yang sempurna bisa berubah menjadi manusia yang rusak dan menjadi beban bagi masyarakat bila jasmaninya tidak dibina dan kesehatanya tidak dipelihara. Manusia dikatakan rusak karena perilaku dan tingkah lakunya tidak sesuai dengan ajaran yang diajarkan oleh agamanya. Di dalam surah Asy-Syams Ayat 1-5 manusia diberi Allah SWT potensi jahat dan baik yang artinya.

Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, demi bulan apabila mengiringinya, demi siag apabila menampakanya demi malam apabila menutupinya (gelap gulita), demi langit serta pembinaanya (yang menakjubkan), demi bumi serta penghamparanya, demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan) nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan)


(13)

2

kejahatan dan ketakwaanya, sungguh beruntung orang yang menyucikanya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.

Allah SWT menciptakan makhluknya berpasangan dengan sifat-sifat yang bertolak belakang. Begitu dengan pribadi manusia, ia memiliki potensi jahat dan potensi baik. Mereka yang mengembangkan potensi baiknya akan bahagia didunia dan terutama diakhirat, dan mereka yang mengikuti potensi jahatnya akan celaka, yaitu tidak bahagia di dunia dan di akhirat.1 Dari pengertian ayat diatas bahwa manusia memiliki pribadi dan potensi yang berbeda-beda.

Dari sifat, karakter dan pola pikir yang dihasilkan manusia. Masing -masing Manusia berhak memilih jalan hidupnya. Setiap manusia memiliki akal sehat untuk melakukan tindakan yang akan dilakukanya, sehingga manusia bisa memilih mana yang buruk dan baik. Sebaliknya manusia yang tidak menggunakan akal sehat dia akan berbuat semena-mena. didalam surah Al-lail menjelaskan tingkah laku manusia bermacam-macam. Allah SWT bersumpah dengan makhluk-makhluk-Nya yang bertentangan sifatnya untuk menekankan bahwa tingkah laku manusia bertentangan pula satu sama lainya.2 Yang menjadi sebuah tolak ukur Manusia adalah iman dan bukti iman yaitu perbuatan baik. Perbuatan yang baik memberikan kebaikan manusia untuk bisa diterima masyarakat. Dalam hal ini manusia memiliki sebuah tindakan yang akan dilakukan dalam mengatur kehidupnya.

Manusia yang beriman tidak bersedih ketika mendapatkan masalah dalam hidupnya, meskipun didalam hatinya tidak mampu menerima cobaan yang

1

Kementerian Agama,AL-Quran dan Tafsirnya, ayat 1-5 (Jakarta: Widya Cahaya 2011), hal.676-678.

2


(14)

3

diberikan oleh Allah SWT. Sering diketahui bahwasanya jalan yang dihadapi tidak semudah membalikan telapak tangan. Segala sesuatu yang dialami masalah yang dihadapi oleh manusia dibumi adalah semua ujian, baik berupa kesenangan, kesedihan, dan kesengsaraan. sebagai manusia beriman, mengetahui bahwa ujian tersebut adalah ujian dari Allah SWT yang diberikan bagi umatnya untuk terus taat kepada Allah SWT.

Manusia memiliki berbagai macam-macam sifat, karakter, potensi dan perilaku yang berbeda-beda. Dari kepribadian yang berbeda-beda. Tidak semua manusia mengendalikan sifat, karakter, potensi dan perilakunya dengan baik. Karena manusia dalam menjalani hidup banyak hambatan-hambatan yang dialami, seperti halnya stress, depresi, emosi tidak stabil, gelisah, takut dan sedih. Kepribadian, karakter maupun sifat yang berbeda-beda dapat menimbulkan perilaku yang berbeda-beda pula yakni perilaku baik dan perilaku buruk. Salah satu perilaku buruk yang banyak terjadi dizaman modern ini yaitu perilaku bullying.

Bullying adalah tindakan atau perilaku yang agresif disengaja. Yang dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang yang berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah atau sebagai penyalah gunaan kekuasan atau kekuatan secara sistematik.3

Sebuah Studi terbaru siswa berumur 12 tahun di belanda menemukan bahwa korban bullying lebih banyak mengalami sakit kepala, masalah tidur,

3

Kathryn Geldard ,”Konseling Reamaja Intervensi Praktis bagi Remaja Berisiko”, (Yogyakarta: pustaka pelajar 2012), hal.171.


(15)

4

sakit perut, dan depresi dibanding yang tidak mengalami bullying.4Surat kabar morning News pernah memberitakan beberapa kasus sebagai berikut: Tanggal 12 April 2003, seorang pelajar putri Kota Chongqing, dipanggil menghadap ke kantor oleh wali kelasnya dan dikritik serta dikecam oleh sang wali kelas karena datang terlambat. Setelah itu wali kelas tidak hanya memberikan hukuman fisik kepada pelajar putri tersebut, bahkan di depan teman sekelas

lainya pelajar putri tersebut di cemooh: “Kamu tidak becus dalam pelajaran, wajahmu juga tidak cantik, bahkan untuk menjadi ‘pelayan’ pun tidak pantas, “Siang hari itu juga, setelah meninggalkan surat wasiat, pelajar putri yang bermaga Ding itu bunuh diri sengan melompat dari lantai delapan gedung sekolahnya. Dalam surat wasiatnya pelajar itu mengungkapkan kebencianya terhadap guru dan orangtuanya.5 Dalam permasalahan ini dialami siswa disekolah. Tidak hanya masalah pelajaran yang didapat disekolah melainkan masalah mereka dengan siswa lainya atau dengan guru yang dimana terjadi tindakan verbal abuse yang ada disekolah. Hal ini disebut dengan bullying di sekolah.

Perilaku tindakan agresif yang disengaja (bulying) dapat berbentuk verbal maupun non verbal bentuk tindakan verbal agresif non verbal seperti memukul dan mencederai. Sedangkan bentuk tindakan agerif verbal seperti memaki, mengeluarkan kata-kata kasar dan menghina. Dalam hal ini tindak agresif verbal disebut juga dengan tindakanverbal abuse.

4

John W. santrock, Perkembangan Anak”,(Jakarta: Erlangga 2007).hal.251 5


(16)

5

Verbal abuseadalah semua bentuk tindakan ucapan yang mempunyai sifat menghina, membentak, memaki6 dan membesarkan-besarkan kesalahan orang lain merupakan tindakanverbal abuse.7

Verbal abuse bisa terjadi diberbagai sekolah yang biasanya menyebabkan siswa menjadi korban verbal abuse. Seperti cacat fisik dan perbedaan power yang mencolok antar korbanverbal abusedan pelaku.verbal abuseberdampak pada psikis atau mental yang dimana korban bully merasa takut, terancam, dan malu menghadapi lingkungan disekolah. Untuk dampak berkepanjangan korban bully, mengingat perlakuan yang dilakukan oleh teman-temanya kepada dirinya sehingga menimbulkan sakit hati berkepanjangan. Verbal abuse bisa terjadi pada siswa putra dan siswi putri.

Seperti halnya di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo dimana salah satu siswa sering kali di olok-olok oleh siswa lain. Karena kekurangan didalam dirinya yang dijadikan bahan olokan. Andi adalah siswa kelas 7b di Mts Al-jadid Waru Sidoarjo. Seringkali andi mengalami tindakanverbal abuse dari temanya. pada tanggal 1 Desember 2016 diwaktu UAS dimulai buku andi disembunyikan oleh temanya sehingga membuat andi bingung mencari bukunya tersebut. Saat jam istirahat andi berjalan membeli makanan ringan dikantin tiba-tiba salah seorang temanya mendekati andi dan ngatain banci kepada andi. setelah ngatain andi banci temanya langsung berlari. andi sudah sering menjadi bulan-bulanan oleh teman-temanya. Terkadang andi merasa dipermalukan oleh

6

Titik Lestari, “Verbal abuse”, (Yogyakarta: Psikosain 2016), hal.17

7

Sri KuspartiaNingsih,“Hubungan antara verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif pada remaja agresif“(Skripsi-Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ,Jakarta,2012), hal. 31.


(17)

6

teman-temanya dihadapan siswa-siswa lainya. Andi merasa tidak percaya diri saat bertemu dengan siswa dikelas maupun diluar kelas .

Dalam fenomena tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

yang berjudul “Teknik Humor dalam Menangani Korban Verbal Abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadikan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan teknik humor dalam menangani korban verbal abusedi Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo

2. Bagaimana hasil dari proses teknik humor dalam menangani korbanverbal abusedi Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan diatas penulis dan pembaca bisa mengetahui tujuan penelitian. Juga menjawab rumusan masalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan menangani korban verbal abuse

dengan teknik humor di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo

2. Untuk mengetahui hasil dari proses dalam menangani korbanverbal abuse

dengan teknik humor di Mts AL-Jadid Waru Sidoarjo D.Manfaat penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis:


(18)

7

a. Dari penelitian ini diharapkan bisa menambah informasi dan keilmuan serta pengetahuan baru mengenai dunia Bimbingan dan Konseling di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. b. Dari penelitian ini diharapkan bisa dijadikan referensi serta

pembanding bagi peneliti sebelumnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang serupa.

2. Secara Praktis

a. Diharapkan setelah penelitian ini penulis bisa memberikan sumbangan pemikiran bagi para calon konselor serta Guru dan calon Guru khususnya dalam bidang kasusverbal abuse.

b. Bisa membantu para korbanverbal abuseuntuk bisa mengembangkan self confident sehingga bisa menjadi generasi penerus bangsa yang lebih baik.

E. Definisi Konsep. 1. Teknik humor

Allport mengatakan bahwa salah satu ciri-ciri kepribadian yang sehat yaitu kemampuan untuk mengenal dirinya sendiri secara objektif dan mampu untuk menangkap humor terutama yang berkaitan dengan dirinya sendiri.

Humor berasal dari kata umor yaitu you-moors cairan yang mengalir. Secara sederhana humor didefinisikan sebagai sesuatu yang lucu. Sesuatu yang bersifat humor adalah sesuatu yang dapat membuat


(19)

8

tertawa.8 Efek tertawa dapat membantu untuk mengontrol tekanan darah dengan menurunkan hormon stres serta memunculkan kondisi rileks. Humor dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologis.9

Didalam kamus umum bahasa Indonesia humor memiliki arti yaitu sesuatu yang lucu atau menyenangkan hati, keadaan menggelikan hati. Pada akhirnya untuk menjadikan humor tetap terjaga. diharapkan dapat dipahami dan diterima oleh berbagai individu.10

James Dananjaya menyatakan bahwa humor adalah sesuatu yang bersifat dapat menimbulkan atau menyebabkan pendengaranya merasa tergelitik perasaan lucunya, sehingga terdorong untuk tertawa.11 Terjadinya hal ini menurut Dananjaya, karena sesuatu yang bersifat menggelitik perasaan yang bersifat kejutanya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa humor adalah suatu pemikiran yang masuk akal, karena humor bersifat unik bisa mengundang tertawa orang melihatnya. Humor tidak menjadi bosan jika, yang menyajikan humor secara unik yang artinya penyaji humor membuat cerita-cerita aneh dan tingkah laku aneh yang belum diketahui banyak orang.

8

Ayu fitriani,”Kepekaan Humor dengan Depresi Pada Remaja ditinjau dari Jenis Kelamin”, Jurnal Penenilitian psikologi, Vol. 1, No. 1 (Januari, 2012), hal. 8.

9

Viny Alviani,”Humor terhadap Stres Pada Mahasiswa tingkat Akhir yang Mengerjakan Skripsi”,(Skripsi- Universitas Brawijaya, Malang 2011) hal. 3

10

Poerwadarminta,kamus umum Bahasa Indonseia edisi ketiga,(Jakarta: Balai pustaka 2007),hal.428

11

Darmasyah,Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor cet 3, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2012),hal. 68-190


(20)

9

Adapun yang dimaksud teknik humor dalam penelitian ini adalah sesuatu yang dapat menyenangkan hati dan mengundang orang lain untuk tertawa tergelitik perasaan.

Tujuan teknik humor dalam verbal abuse yaitu membantu mengurangi gangguan psikis seperti takut, gelisah, tidak percaya diri, depresi, stress dan sedih.

2. Verbal abus

verbal abuse adalah sebuah bentuk tindakan ucapan yang mempunyai sifat menghina, membentak, memaki, memarahi dan menakuti dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. 12 verbal abuse

biasanya tidak berdampak secara fisik kepada anak, tetapi dapat merusak anak beberapa tahun kedepan. verbal abuse yang dilakukan oleh lingkungan menimbulkan luka lebih dalam pada kehidupan dan perasaan anak didik melebihi pemerkosaan. psikologi verbal abuse pada anak didik adalah:

a. Anak menjadi tidak peka dengan perasaan orang lain b. Mengganggu Perkembangan

c. Hubungan sosial terganggu d. Gangguan emosi

e. Rendahnya Motivasi belajar f. Bunuh diri

12


(21)

10

Murray mengelompokan bentuk-bentuk perilaku agresif menjadi tiga yaitu:

1) bentuk emosional verbal 2) bentuk fisik bersifat sosial 3) bentuk fisik bersifat anti sosial13

Tindakan verbal abuse tidak hanya dilakukan di dunia pendidikan melainkan ditempat umum. Hal ini mengakibatkan gangguan psikis berupa gelisah, takut, sedih, terancam, stress, depresi dan bisa mengakibatkan korban melakukan bunuh diri. verbal abuse sulit dihilangkan dalam ingatan korban, dibandingkan kekerasan fisik pada umumnya karena

verbal abuselebih menyakiti psikis korban.

Verbal abuseberbentuk bentakan terhadap anak yang kurang tepat terlebih dilakukan pada tempat umum. Selain bentakan juga bisa berbentuk umpatan dengan kata yang kasar yang juga di lakukan di tempat umum. Hal ini tidak etis dan tidak sopan di ucapkan kepada anak terlebih dalam dunia pendidikan.14

Di sekolah banyak terjadinya tindakan verbal abuse yang dilakukan siswa-siswa terhadap temanya. verbal abuse yang terjadi di sekolah sangat tidak bermoral dan tidak mendidik bagi siswa lain dan

13

Nimade Herlinawati,“Perilaku Agresif Pada Remaja Putri yang Mengalami Abuse olehIbu”,(Skripsi- Universitas Gunadarma Jakarta, 2001),hal. 3

14

Ragil Arita,”Pengaruh Hukuman Verbal Terhadap Perkembangan Anak Pada

Kelompok di Desa Kebak, Kebak kramat, Kabupaten Karang anyar,” (Skripsi –Universitas


(22)

11

tidak patut untuk di contoh oleh siswa-siswa lain. bagi siswa yang melakukan tindakan verbal abuse (pelaku) sangat menghibur dirinya karena dengan mengeluarkan kata-kata kasar kepada korban suatu hal yang menyenangkan. Dalam hal ini pelaku tidak segan-segan memperlakukan korban didepan teman-temanya maupun dihadapan guru yang sedang mengajar.

Verbal abusemenyebabkan anak atau siswa menjadi generasi yang lemah, seperti agresif, apatis, pemarah, menarik diri, kecemasan berat, gangguan tidur, ketakutan yang berlebihan, kehilangan harga diri dan depresi verbal abuse ini apabila berlangsung terus menerus akan memperpanjang lingkungan kekerasan.15

Dengan adanya kejadian verbal abuse didunia pendidikan atau ditempat umum. Hal ini korban verbal abuse membutuhkan kasih sayang dari lingkungan maupun keluarganya untuk bisa bertahan dan menghadapi masalah yang ditimbulkan dilingkungan sekolah.16

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwaverbal abuse adalah perbuatan yang dilakukan oleh sekelompok atau individu karena keterbatasan didalam diri seseorang sehingga dijadikan bahan olokon dan menyebabkan korban verbal abuse mengalami gangguan psikis.

15

Farida Yuni Arsih,”kekerasan kata-kata pada remaja”, (Skripsi-Universitas Dipenegoro Semarang, 2010), hal.3

16


(23)

12

Dalam hal ini mengakibatkan korban verbal abuse tidak percaya diri. korban memilih untuk menyendiri atau menghindari lingkungan agar tidak di gannggu oleh pelaku korbanverbal abuse.

Adapun definisiverbal abusedalam penelitian ini adalah perbuatan melontarkan kalimat tidak pantas kepada korban, menghina, mempermalukan di depan umum, menindas dan menyebabkan korban mengalami gangguan atau tekanan psikis.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.17

Sedangkan jenis penelitian ini menggunakan penelitan kualitatif study kasus yaitu penelitian yang memusatkan diri pada unit tertentu dari berbagai fenomena. Penelitian ini bersifat mendalam dan menusuk sasaran penelitian. Tentunya untuk mencapai maksud ini peneliti membutuhkan waktu yang relatif lama.

17

Lexy J, moleong,“Metodologi Penilitian Kualitatif”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),cet 20, hal.6


(24)

13

Pada cirinya yang lain, kualitatif studi kasus merupakan penelitian eksplorasi dan memainkan peranan yang amat penting dalam menciptakan hipotesis atau pemahaman orang tentang berbagai variabel sosial.18

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui study kasus serta mendalami tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Teknik humor dalam menangani korbanverbal abusedi Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo. 2. Sasaran dan Lokasi penelitian

a. Subjek

Untuk mendapatkan subjek penelitian agar dapat menggali informasi lebih akurat maka peneliti mencari dari sumber yaitu Siwa dan Guru di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo.

b. Objek

Objek adalah wilayah yang dijadikan penelitian dalam mencari informasi dalam penelitian ini objek kajian ini adalah teknik humor dalam menangani korban verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo.

c. Lokasi penelitian

Lokasi adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Dalam hal ini peneliti memilih Lokasi penelitian di sekolah Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo.

18


(25)

14

3. Jenis dan sumber data a. Jenis data

Data adalah pernyataan atau keterangan bahan dasar yang dipergunakan untuk menyusun hipotesa. Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subyek darimana data dapat diperoleh, berdasarkan sumbernya, jenis data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan sekunder.19

1) Data primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber pertama di lapangan. Data primer dalam penelitian ini adalah salah satu siswa kelas 7b Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo

2) Data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah sumber data primer. Sumber data sekunder dapat berperan membantu mengungkap data yang diharapkan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah Wali kelas, guru dan teman klien di Mts Al-Jadid Waru sidoarjo.20

3) Sumber Data

Untuk sumber mengidentifikasi sumber data, penulis mengklarifikasikan menjadi tiga yaitu:

19

Arikunto,”Prosedur Penilitian suatu Pendekatan Praktek”,(Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hal.114

20

Burhan bungin,”Metodologi Penelitian Sosial”,(Surabaya: Airlangga university press 2001), Hal.129


(26)

15

(1) Informan

Peneliti membuat beberapa pertanyaan yang akan diajukan untuk responden sesuai dengan apa yang akan diteliti, pertanyaan dilakukan dengan tatap muka supaya peneliti lebih mengetahui intonasi dan cara bicara responden.

(2) Peristiwa

Semua hal yang terjadi, yang bisa mendorong terhadap penelitian ini. Dari pengamatan tersebut peneliti dapat mengetahui.

(3) Dokumen

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan foto, audio dan video. Yang bisa menjadi sebuah dokumen yang mendukung dalam penelitian ini.

4. Tahap–tahap penelitian

Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, tahap-tahap yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif menjadi tiga tahapan tahapan yaitu:

a. Tahap pra-lapangan

Pada tahap pra-lapangan ini ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti, kegiatan dan pertimbangan tersebut diantaranya yaitu menyusun rancangan penelitian,


(27)

16

memilih lokasi penelitian, mengurus perizinan penelitian, menilai lokasi penelitian, memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian, dan etika penelitian. b. Tahap kegiatan lapangan

Pada tahap lapangan ini pertama, peneliti perlu memahami latar belakang dan persiapan diri. kedua, peneliti mulai memasuki lapangan dimana peneliti pada tahapan ini menjalin keakraban hubungan, mempelajari bahasa, dan peranan peneliti. Dan ketiga, berperan serta sambil mengumpulkan data dimana dalam tahapan ini peneliti menerapkan teknik observasi, dan wawancara dengan alat bantu yang digunakan dalam teknik ini seperti alat tulis, kamera, dan tape recorder.

c. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Pekerjaan dalam analisis data dalam hal ini adalah mengatur dan mengurutkan.21

d. Tahap penulisan laporan

21

Sugiyono,“Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”,(Bandung: Alfabeta, 2014), hal .226


(28)

17

Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data yang kemudian dilanjutkan dengan penulisan laporan penelitian yang sempurna yang tentunya sudah disetujui oleh dosen pembimbing.

5. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi literatur atau kepustakaan maupun data yang dihasilkan dari lapangan. Untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan sumber data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah pada laboratorium dengan metode eksperimen, berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data.22

22


(29)

18

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainya. Observasi partisipasi adalah pengumpulan data melalui observasi terhadap objek pengamatan dan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan. Dengan demikian, pengamat betul-betul menyelami kehidupan objek.23

Macam-macam observasi yaitu observasi partisipasif, terus terang dan transparan, tidak terstruktur, yang dapat memahami konteks data dalam situasi sosial. Adapun data-data yang diambil dari metode observasi adalah:

1) Teknik humor dalam menangani korban verbal abuse.

2) Konseling seperti apakah yang diberikan dalam menangani korbanverbal abuse.

b. Wanwancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

23


(30)

19

muka antara pewawancara dengan responden. Wawancara yang digunakan yaitu wawancara semi struktur yang terpacu pada pedoman namun sifatnya masih terbuka.24 Dalam metode ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan sumber data, yaitu wali kelas, guru dan teman klien di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo sebagai data sekunder guna mendapatkan data yang berkaitan dengan verbal abuse

terhadap siswa. Adapun data-data yang diambil dari metode

interviewatau wawancara adalah sebagai berikut:

1) Wali kelas terkait dengan data-data ataupun dokumen yang dimiliki selama menjadi wali kelas mengenai tindakan yang dilakukan oleh siswa kepada siswa lain dalam bentuk tingkahlaku dan perilaku.

2) Guru sebagai pembimbing siswa-siswa dalam sikap, norma, perilaku dan tingkahlaku dalam keseharian serta mengawasi siswa-siswa di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo untuk mengetahui secara langsung perilaku yang dilakukan oleh siswa-siswa.

3) Teman klien memahami selama dan sebelum kejadian adanya tindakan verbal abuse yang dilakukan oleh siswa lain.

24

Burhan Bungin,“Metodologi penelitiansocial”,(AirLangga: Kampus C Unair), hal. 133


(31)

20

c. Dokumen

Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen biasanya dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi.

1) Dokumen pribadi adalah catatan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaanya.

2) Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya, majalah, bulletin, pernyetaan dan berita yang disiarkan kepada media massa. Dokumen eksternal dapat dimanfaatkan

untuk menelaah konteks sosial, dan

kepemimpinan.25 6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data dalam pola. Kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

25

Lexy J. moleong,”Metodologi penelitian kualitatif”, (Bandung: PT Remaja rosdakarya


(32)

21

ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.26

Adapun teknik analisis yang di gunakan peneliti pada penelitian ini menggunakan teknik analisis komperatif. Teknik ini adalah yang paling ekstrem menerapkan strategi analisis deskriptif. Dikatakan ekstrem karena teknik ini betul-betul menerapkan logika induktif dalam analisisnya. Esensinya bahwa teknik analisis komperatif adalah teknik yang digunakan untuk membandingkan kejadian-kejadian yang terjadi di saat peneliti menganilisis kejadian tersebut dan dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian dilakukan.27

Kemudian agar data yang diperoleh sesuai dengan fokus masalah. Terdapat tiga langkah utama dalam penelitian ini , yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data dimasukkan untuk menentukan data ulang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan abtraksi yaitu usaha yang membuat rangkuman inti, proses28dan pernyataan-pernyataan yang perlu. Data mengenai siswa korban verbal abusedi Mts AL-Jadid Waru Sidoarjo. Baik dari hasil penilitian lapangan atau kepustakaan kemudian dibuat rangkuman.

26

Suharsini, arikunto,“Prosedur Penilitian Suatu Pendekatan Praktik cet 12”,(Jakarta: PT.Rhineka Cipta), hal .231

27

Burhan Bungin,”Metodologi Penelitian Soial dan Ekonomi”,(Jakarta: Kencana 2013).hal.295

28

Lexy J. meleong,“Metodologi Penilitian Kualitatif”,(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2004),hal.280


(33)

22

b. Penyajian data

Dimaksudkan untuk memilih data yang sesuai dengan kebutuhan peneliti tentang korbanverbal abuse. Artinya data yang telah dirangkum tadi kemudian dipilih, sekitarnya data mana yang diperlukan untuk penulisan laporan penelitian. c. Verifikasi

Yaitu penjelasan tentang makna. Data yang dimaksudkan untuk penentuan data akhir dari seluruh proses tahapan analisis, sehingga keseluruhan permasalahan korban verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo. Pada bagian akhir ini akan muncul kesimpulan-kesimpulan yang mendalam secara komperhensif dari data hasil penelitian. Jadi langkah akhir ini digunakan untuk membuat kesimpulan

7. Teknik Keabsahan Data a. Triangulasi

Pada penelitian ini, keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber. Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari sumber tersebut. Tidak bisa diratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari kedua sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu


(34)

23

kesimpulan selanjutnya akan dimintakan kesepakatan dengan kedua sumber data tersebut.

Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain

peneliti mengecek ulang temuanya dengan jalan

membandingkanya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.29

G. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah-langkah pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari sepuluh sub-bab antara lain latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitan, Manfaat penelitian, Definisi konsep, Metode penelitian, Sistematika Pembahasan, Jadwal penelitian, Pedoman Wawancara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini terdiri dari dua sub-bab, yakni kajian Teoritik (beberapa referensi yang digunakan untuk menelaah objek kajian), dan penelitian terdahulu yang relevan.

29

Lexy J. meleong,“Metodologi Penilitian Kualitatif“,(Bandung: PT: Remaja Rosdakarya , 2004), hal.330-332


(35)

24

BAB III PENYAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini terdiri dari sub-bab, yakni Deskripsi umum Objek Penelitian, Deskripsi Hasil Penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA

Pada bab ini berisi pemaparan tentang analisis data.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini terdiri dari Simpulan dan Saran, yang menjelaskan hasil simpulan dari data yang dipaparkan dan saran bisa berupa rekomendasi untuk penelitian lanjutan yang terkait dengan hasil penilitian, atau disarankan bagi lembaga-lembaga lain utnuk dijadikan sebagai percontohan.


(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Teknik Humor

a. Pengertian Teknik Humor

Seorang peneliti humor, Rod A. Martin mendefinisikan humor sebagai suatu penjelasan terhadap seperangkat fenomena yang terkait dengan mencipta, mempersepsi, dan menikmati sesuatu yang menggelikan atau lucu dan komikal, atau sesuatu ide serta situasi.

Menurut driver humor merupakan sifat dari sesuatu atau suatu yang kompleks yang menimbulkan keinginan untuk tertawa.30 menurut Widjaja merupakan kelucuan atau humor berlaku bagi manusia normal untuk menghibur karena hiburan merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia untuk ketahanan diri dalam proses ketahanan hidupnya. humor okritik merupakan sesuatu yang menunjukan. Artinya mampu memberi kritik terhadap diri sendiri, serta dapat pula secara terbuka menerima opini orang lain.31 Humor sebagai sarana komunikasi sosial.32 keanehanya,

30

Ayu Fitriani,”Kepekaan Humor dengan Depresi Pada Remaja ditinjau dari Jenis Kelamin”, Jurnal Penelitian Psikologi, Vol.1, No. 1 (Januari, 2012), hal.81.

31

Didiek Rahmanadji,”Sejarah,Teori,Jenis dan Fungsi Humor”, Jurnal Penelitian Sastra (Agustus 2007),Nomor 2 ,hal. 220.

32

Didiek Rahmanadji,”Sejarah, Teori, Jenis dan Fungsi”,Jurnal Penelitian Sastra (Agustus 2007), No. 2,hal 220.


(37)

26

kebodohanya, sifat pengecohnya, kejanggalanya33. humor interpretasi timbal balik dan saling perilaku individu selama sosial interaksi.34

Menurut Ross, humor adalah sesuatu yang membuat orang tertawa ataupun tersenyum dan digunakan sebagai alat untuk menarik perhatian. Lippman dan Dunn menyatakan bahwa humor adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan rangsangan dan mengarahkan pada perasaan senang dan nyaman. Humor adalah sesuatu yang sangat berkaitan dengan respon tertawa Richman berpendapat bahwa humor ialah sesuatu yang menimbulkan kesenangan dan ketertarikan bagi banyak orang.35

Hormon endorphin adalah senyawa kimia yang membuat seseorang merasa senang. Endorphin diproduksi oleh kelenjar pituitary yang terletak di bagaian bawah otak. Hormone ini bertindak seperti morphine. Endforfin atau endopine mampu menimbulkan perasaan senang dan nyaman hingga membuat seseorang berenergi. Selama ini endorphine sudah dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya. Menngendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap, mengendalikan perasaan stress, serta meningkatkan system kekebalan tubuh. Endorphine sebenarnya merupakan

33

Darmasyah,Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor cet 3, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2012),hal.68-190

34

James,”Measurement of Sense of Humor”,Journal Sagepub:Psychological Reports, Vol.

69, No. 2 (October 1991),hal.692. 35

Listya Istiningtyas,Humor dalam Kajian Islam, ”Jurnal Ilmu Agama Vol. 15 No.1 (April 2016),hal.2


(38)

27

gabungan dari endegonous dan morphine, zat yang merupakan unsur dari protein yang diproduksi oleh sel-sel tubuh serta sistem syaraf manusia. Dr. shigeo mengatakan, kalau seseorang berpikir positif, senang, dan bahagia, maka otak akan mengeluarkan hormon beta endorphine. Menariknya, menurut penelitian Dr. shigeo hormone kebahagiaan ini memperkuat daya tahan tubuh, menjaga sel otak tetap muda, melawan penuaan, menurunkan agresivitas dalam hubungan antar manusia meningkatkan semangat, daya tahan dan kreativitas. Sebaliknya, jika seseorang merasa tertekan, marah, sedih, cemas, takut, maka ia akan mengeluarkan hormone Nor-Adrenalin. Hormone ini merupakan racun yang merusak jaringan dalam tubuh manusia juga semakin cepat. Tekanan hidup mengakibatkan seseorang mengalami kesedihan, kecemasan, dan ketakutan yang ternyata banyak merusak sel-sel dalam tubuh manusia.36

Sigmund Freud melihat humor sebagai yang tertinggi, bentuk yang paling dewasa dari mekanisme pertahanan manusia,dan Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental juga menempatkan humor sebagai yang tertinggi adaptif defense. Menurut Freud, manusia terutama menggunakan humor dalam situasi di mana negatifemosi muncul, seperti kesedihan. Inti humor menurut Freud, adalah bahwa individual suku cadang dirinya

36

Quantum mind technology institute,Endorfin si hormon dewa kebahagiaan, 29 januari 2012


(39)

28

sendiri efek menyedihkan dan menyakitkan bahwa situasi menyebabkan olehmembatalkan kemungkinan emosional kesedihan melalui humor. Dengan cara ini, humor memungkinkan orang untuk mengatasi situasi.37

James Dananjaya lebih lanjut menyatakan bahwa suatu yang dapat menimbulkan atau menyebabkan pendengaranya merasa tergelitik perasaan lucunya, sehingga terdorong untuk tertawa. karena sesuatu yang bersifat menggelitik perasaan yang disebabkan kejutanya, keanehanya, kebodohanya, sifat pengecohanya, kejanggalanya, dan kenakalanya.38

Humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan sebagai cara meneyelesaikan masalah, ketrampilan unutuk menciptakan humor, kemampuan mengahargai dan menanggapi humor serta, menanggapi orang-orang yang humoris. Pengertian humor menurut Thorson dan Powell yaitu merupkan multidemensi dan didalamnya termasuk kemampuan untuk membuat humor, mengenali humor, mengapresiasikan humor, menggunakan humor sebagai mekanismecopingdan untuk mencapai tujuan sosial.39

Humor adalah bersifat unik dan masuk akal untuk didengar dan dilihat selama humor tersebut layak untuk didengar maupun

37

Chaya Ostrower,”Humor as a Defense Mechanism During Holocaust”, Jurnal Penelitian of Bible and Theology Vol. 69, No 2,(2015),hal.183–195

38

Darmansyah,“Strategi Pembelajaran dengan Humor cet 3”, (Jakarta: PT Bumi Akasara

2012),hal.65-66. 39

Handini Hardianti ,“PengaruhSense of humor terhadap Kualitas Hidup pada Lansia Pensiunan”,(Skripsi- Universitas Brawijaya, Malang2013) hal. 5-6.


(40)

29

ditonton.Humor tidak dilakukan oleh orang-orang tertentu atau profesional. Semua orang yang disekitar kita bisa menciptakan humor seperti kerabat, keluarga, teman atau lingkungan sekitar. Melakukan humor tidak membutuhkan sebuah planning, Karena humor bisa dilakukan saat santai maupun kondisi tegang. Humor mencairkansuasana.

Kata humor digunakan untuk menyebut:

1) Sebuah stimulus yang lucu (misalnya lelucon, film komedi, gambar komikal, dan sebagainya yang digolongkan sebagai materi humor).

2) Proses kognitif yang terlibat dalam menciptakan atau mempersepsi kelucuan (berhumor atau merasakan humor). 3) emosi gembira yang terkait dengannya

4) sebuah karakteristik kepribadian yang cenderung lebih

menikmati kemampuan membuat lucu orang lain dan membuat mereka tertawa (disebut orang humoris).40

b. Tahap-tahap humor

humor tampil mantap sebagai penyegar pikiran sekaligus sebagai penyejuk batin, dan penyalur uneg-uneg.41Berikut ini adalah tahapan-tahapan humor

1) Mengamati keadaan situasi atau orang-orang di lingkungan sekitar

40

Listya Istiningtyas,”Humor dalam Kajian Psikologi Islam”, Jurnal Ilmu Agama Vol. 15 No.1 (April 2016),hal.2

41

Miftachul ilmi, Humor sebagai teknik dakwah (Skripsi-Uinn Sunan Ampel, Surabaya, 2013),hal.22


(41)

30

Untuk mengembangkan rasa humor yang baik.seseorang harus memiliki kekuatan pengamatan yang baik.

2) Mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik

Apabila meningkatkan rasa humor, setiap orang yang akan tampil sebagai pelawak harus menghilangkan rasa malu atau perasaan canggung saat menjadi pusat perhatian.

3) Membaca banyak kutipan tentang humor-humor

Banyak membaca kutipan humor ataupun membaca buku – buku sebagai inspirasi.

4) Menonton film komedi

Dalam mengembangkan humor adalah dengan menonton film komedi.Ada banyak situasi seperti di film, yang dapat membantu orang yang bertindak lucu.

5) Belajar dari teman-teman

Belajar dari teman-teman membantu untuk mengembangkan humor yang baik.seseorang dapat bertindak dan berperilaku lucu karena pengaruh dari teman-teman di sekelilingnya

6) Spontanitas

Humor harus datang secara alami dan spontanitas. Kemampuan untuk membuat orang tertawa adalah sesuatu yang dibudidayakan dari waktu ke waktu dan akhirnya, harus datang secara alami.42

c. Jenis-jenis Humor

42


(42)

31

Menurut Arwah setiawan dapat dibedakan menurut kriterium

“bentuk ekspresi”. Sebagai bentuk ekspresi dalam kehidupan kita, humor dibagi menjadi tiga jenis yakni:

1) Humor personal

Yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya bila kita melihat sebatang pohon yang bentuknya mirip orang sedang buang air besar.

2) Humor dalam pergaulan

Misalnya senda gurau di antara teman, kelucuan yang diselipkan dalam pidato atau ceramah di depan umum.

3) Humor dalam kesenian atau seni humor

a) Humor lakuan, misalnya lawak, tari humor, dan pantomim lucu.

b) Humor grafis, misalnya kartun, karikatur, foto jenaka, dan patung lucu.

c) Humor literarur, misalnya cerpen lucu, esesi satiris, sejak jenaka dan semacamnya.

Jika yang digunakan adalah kriterium maksud dalam komunikasi, dalam humor ada tiga jenis komunikasi yaitu:

(1) Penyampai memang bermaksud melucu, dan penerima menerima sebagai lelucon.

(2) penyampai tidak bermaksud melucu, namun penerima menganggap lucu.


(43)

32

(3) penyampai bermaksud melucu, namun penerima tidak menganggap lucu.

Adapun Fungsi humor Menurut sujoko humor dapat berfungsi untuk:

(a) Melaksanakan segala keinginan dan segala tujuan pesan (b) Menyadarkan orang bahwa dirinya tidak selalu benar (c) Mengajar orang melihat persoalan dari berbagai sudut (d) Menghibur

(e) Melancarkan pikiran

(f) Membuat orang mentoleransi sesuatu (g) Membuat orang memahami soal pelik

d. Fungsi humor

James Danandjaya mengatakan sebagai berikut. Fungsi humor yang paling menonjol yaitu sebagai sarana penyalur perasaan yang menekan diri seseorang. Perasaan itu bisa disebabkan oleh macam-macam hal, seperti ketidak adilan sosial, persaingan politik, ekonomi, suku bangsa atau golongan, dan dalam kebebasan gerak atau kebiasaan mengeluarkan pendapat. Beberapa fungsi humor yang sejak dulu sudah dikenal masyarakat kita antara lain, fungsi pembijaksanaan orang dan penyegaran yang membuat orang mampu memusatkan perhatian untuk menyegarkan suasana.


(44)

33

e. Dimensi Humor

Menurut Thorson dan powell, humor memiliki empat dimensi yang terkandung di dalamnya. Berikut ini adalah keempat dimensi tersebut:

1) Membuat humor

Suatu kemampuan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang lucu dan membuat sesuatu di sekitarnya menjadi terlihat lucu.

2) Apresiasi Humor

Suatu perasaan yang ada dalam diri seseorang, dimana seseorang tersebut mau menghargai setiap humor dan kelucuan yang ada disekitarnya.

3) Menyalin humor

Kemampuan seseorang untuk meredakan ketegangan dan masalah yang terjadi dalam dirinya dengan menggunakan humor sebagai sarana.

4) Toleransi humor

Dimensi ini merupakan suatu sikap seseorang dalam menyikapi humor yang ada disekililingnya.43

Eysenck menyatakan istilah kepekaan humor yang digunakan untuk tiga hal berikut ini:

43

Aquirista Stevie Pramudita Sukoco,“Hubungan Sense of Humor dengan Stres Pada Mahasiswa Baru”Jurnal PenelitianPsikologi,Vol.3 No.1, (Juli 2014), hal.3


(45)

34

a) Mengkaji rasa, yaitu tingkat kesamaan diantara individu satu dengan yang lain apresiasi terhadap materi-materi humor. b) Jumlah rasa, yaitu menunjukan seberapa sering seseorang

tertawa dan tersenyum, serta seberapa mudah seseorang merasa gembira.

c) Menciptakan rasa, yaitu menekankan seberapa banyak seseorang menceritakan cerita-cerita lucu dan membuat orang lain gembira.

Abel menjelaskan bahwa kepekaan humor meliputi aspek yaitu: (1) Kemampuan memahami humor

(2) Kemampuan membuat humor

(3) Menyukai humor dan orang-orang humoris

Menggunakan humor untuk meredakan ketegangan dan menggunakan humor untuk mencapai tujuan sosial.44

Dari ketegangan tersebut, dapatlah dijelaskana bahwa penyaluran ketegangan lewat humor sangat positif karena membawa kesejahteraan siswa. Jika semua perasaan tidak puas dan ketegangan yang dialami tidak disalurkan, akan membawa bencana, tidak hanya bagi yang mendedam, tetapi juga untuk orang lain atau masyarakat sekitarnya.45

Humor untuk bimbingan konseling kemampuan konselor dalam menggunakan humor untuk sebagai cara meneyelesaikan masalah 44

Nurul Hidayah, “Kepekaan Humor dengan Depresi Pada Remaja ditinjau dari Jenis Kelamin”(Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan) Humanitas, Vol. IX No. 1 Januari 2012,Hal.81

45

Didiek Rahmanadji, “Sejarah, Teori, Jenis, dan Fungsi Humor”(Skripsi-fakultas Universitas Negeri, Malang 2009),hal.217-220.


(46)

35

kepada konseli, ketrampilan untuk dalam menangani masalah konseli dengan humor. konseli mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari temanya dan konseli merasa tidak berdaya mengahadapi masalah. dengan adanya humor didalam bimbingan dan konseling, konselor mampu menjalin trust dengan konseli tanpa ada paksaan dari pihak konselor maupun pihak lain. Sense of Humorbukan hanya bagaimana seseorang bisa melakukan humor namun juga ada empat hak yang perlu dikategorikan:

Pertama Kemampuan seseorang untuk menggunakan humor. Tidak semua orang mampu menggunakan humor terlebih ketika seseorang sedang mengalami masalah. Ada beberapa tipe kepribadian yang berbeda dalam diri manusia. Ada yang bersifat introvet cenderung lebih memendam masalah yang dihadapinya. Mereka tidak akan pernah menggunakan humor sebagai salah satu jawaban. Tipe kepribadian yang ekstovet cenderung memiliki kemampuan untuk menggunakan humor sebagai salah satu jalan untuk mengurangi rasa kesal yang melanda.

Kedua Kemampuan seseorang untuk menciptakan humor Penciptaan humor tentunya tidak semudah seseorang yang membalikkan telapak tangan, orang yang mampu menciptakan humor tentunya juga didukung karakteristik secara kuat. Karakteristik yang dimaksud adalah bakat serta cipta humor yang tinggi. Adanya dukungan fisik yang juga mampu mengekspresikan apa yang akan


(47)

36

dimaksud dalam humor tersebut.46 Banyak seseorang yang mampu menghasilkan karya tentang humor (naskah) namun juga belum tentu mampu menunjukkannya secara langsung. Seseorang yang memiliki kemampuan menciptakan humor akan tampak walau hanya pada saat bercerita mengulang kejadian lucu, dalam hal ini tidak ada hubungannya dengan tipe kepribadian seseorang.

Ketiga Kemampuan seseorang untuk menanggapi humor adalah kemampuan yang termudah yang dimaksud ada dua kategori yaitu menghargai secara aktif dan mengahargai secara pasif. Menaggapi secara aktif artinya adalah memberikan respon dengan menyambung kata-kata yang juga berbau humor, artinya ada timbal balik yang seimbang sebagai lawan. sedangkan yang dimaksud dengan menanggapi secara pasif yaitu seseorang hanyamampu ikut tertawa dengan adanya kelucuan yang diberikan tokoh utama. Menanggapi secara pasif inilah yang memiliki prosentase yang lebih besar, berbeda dengan yang aktif, tidak semua orang menanggapi humor secara aktif.

Keempat Kemampuan seseorang untuk menghargai humor. Mengahargai tentu bukan kata-kata yang asing, semua orang mampu menerjemahkan. Kemampuan seseorang menghargai ini akan tetapi dengan sendirinya hanya ada beberapa hal yang ternyata juga berpengaruh yaitumood. Seseorang yang sedang mengalamimoodyang

46

Siti munawaroh,”pengaruh sense of humor guru bimbingan dan konseling dalam memotivasi belajar siswa”, (Kumpulan penelitian :7 Juni 2011),hal 9-10


(48)

37

baik dia akan menghargai penuh, sedangkan yang bad mood akan kurang memberikan penghargaan.47

Dapat disimpulkan bahwa humor dapat menghilangkan ketegangan dan stress pada diri seseorang. humor dilakukan bersama rekan-rekan kerja atau sesama teman untuk menambah atau menghasilkan kelucuan. Humor dilakukan secara sengaja atau ketidak sengajaan sehingga membuat humor tersebut menjadi gelak tawa bagi para pendengar maupun pelihatnya.

2. Bimbingan dan Konseling Islam

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam

Secara etimologis, kata “Bimbingan” berasal dari terjemahan bahasa Inggris “Guidance”. Kata “Bimbingan” dapat menunjukan pada dua hal yaitu: pertama Bimbingan bisa sebagai memberikan informasi dan Kedua Bimbingan bisa sebagai menuntun atau mengarahkan kearah suatu tujuan.48 Sedangkan Konseling Islam merupakan proses pemberian bantuan kepada individu agar memiliki kesadaran sebagai hmba dan khalifah Allah yang bertanggung jawab atas dsar norma yang bersumber dari Allah SWT.49 Prayitno dan Erman Amti mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh

47

Aquairista Stevie Pramudita Sukoco,“Hubungan Sense of Humor dengan Stres Pada Mahasiswa Baru”Jurnal PenelitianPsikologi,Vol.3 No.1, (Juli 2014), hal.3

48

Aip Badrujaman,Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, (Jakarta:PT Indeks, 2011), hal.26

49

Fenti Hikmawati,Bimbingan dan Konseling(Jakarta: PT Rajagrafindo persada, 2012), hal 155


(49)

38

orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa.50

Istilah konseling berasal dari kata “counseling” adalah kata dalam bentuk mashdar dari“to counsel”secara etomologis berarti “to give advice” atau memberikan saran dan nasihat. Konseling juga memberikan arti dan juga nasihat atau memberi anjuran kepada orang lain secara tatap muka. Jadi, counseling berarti pemberian nasihat atau penasihatan kepada orang lain secara individual yang dilakukan dengan tatap muka. Pengertian konseling dalam bahasa Indonesia, juga dikenal dengan istilah penyuluhan.

b. Jenis Layanan Bimbingan

1) Pelayanan

pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya

Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri individu atau siswa yang seleuas-luasnya.

2) Konseling

Layanan Konseling merupakan memfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan secara pribadi secara langsung.

3) Penyajian informasi dan penempatan

Penyajian informasi adalah menyajikan keterangan tentang berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu.Sementara

50


(50)

39

Layanan penempatan adalah layanan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka menyalurkan dirinya ke arah yang tepat sesuai dengan kemampuan, minat, dan bangkat.

4) Penilaian dan Penelitian

Layanan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui tujuan program bimbingan apa saja yang telah dilaksanakan dapat dicapai. Penelitian dimaksudkan untuk mengembangkan program bimbingan.51

c. Prinsip–prinsip Bimbingan Konseling Islam

Agar proses Bimbingan Konseling Islam bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka dalam melakukan prosesnya itu, kita harus mempunyai prinsip yang sesuai dengan syariat islam, prinsip itu antara lain:

1) Membantu individu untuk mengetahui, mengenal, dan memahami keadaan dirinya sesuai dengan hakikatnya (mengingatkan kembali kefitrahnya).

2) Membantu individu menerima keadaan dirinya

sebagaimana adanya, baik dan buruknya, kekuatan dan kelemahannya, sebagai sesuatu yang telah ditakdirkan oleh Allah, namun manusia hendaknya menyadari bahwa diperlukan ikhtiar sehingga dirinya mampu bertawakal kepada Allah SWT.

51

Syamsu Yusuf,“Landasan Bimbingan dan Konseling”,(Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2012),hal.20-21


(51)

40

3) Membantu individu memahami keadaan ( situasi dan kondisi) yang dihadapinya.

4) Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah.

5) Membantu individu mengembangkan kemampuanya mengantisipasi masa depan, sehinga mampu memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan keadaan sekarng dan yang akan terjadi, sehingga membantu mengingat individu untuk lebih berhati–hati dalam melakukan perbuatan dan bertindak.52

d. Fungsi Bimbingan Konseling Islam

Fungsi dari Bimbingan Konseling Islam yaitu suatu penggerak dari peranan seorang konselor, Adapun fungsi Bimbingan Konseling Islam sebagai berikut:

1) Fungsi pencegahan (preventif), Maksud dari pencegahan tersebut yaitu menghindari segala sesuatu yang tidak bik atau mejauhkan diri dari larangan Allah. Dan selain itu pencegahan dilakukan terhadap segala gangguan mental, spiritual, environmental (lingkungan) yang menghambat, mengancam, atau menghalangi proses perkembangan hidup klien.

52

Thohari Musnamar, Dasar-dasar Konseptual Bimbngan dan Konseling Islam (Yogyakarta: UII Press, 1992), hal. 33-34.


(52)

41

2) Fungsi penyaluran, maksudnya mengarahakan mereka yang (dibimbing tersebut) kepada suatu perbuatan yang baik atau menyesuaikan dengan bakat maupun potensi yang dipunyainya.

3) Fungsi penyembuhan, penyembuhan terhadap segala bentuk penyakit mental dan spiritual dengan cara referal (pelimpahan) kepada para ahlinya. Seperti psikiater, psikolog, dan dokter umum jika asalah itu sudah tidak memungkinkan ditangani oleh seorang konselor.

4) Fungsi pengembangan, pengembangan ini diharapkan orang yang dibimbing dapat ditingkatkan untuk lebih meningkat lagi prestasinya atau bakat yang dimiliki.53

e. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

Ainur Rahim mengatakan secara garis besar tujuan dari Bimbingan dan Konseling Islam dapat dirumuskan sebagai

“membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.54

Selain tujuan umum, Bimbingan dan Konseling Islam memiliki tujuan Khusus, yaitu:

53

Sunarto, Bimbingan Konseling Agama Melalui Pendekatan Istigosah Dalam

Menangani Perilaku “Malima” Pada Seorang Bapak di Pondok Pesantren Mahasiswa Al -Jihad, (Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2007), hal.17

54

Aunur Rahim Faqih,Bimbingan dan Konseling Dalam Islam(Yogyakarta: UII PRESS, 2001), hal 39


(53)

42

1) Membantu Individu agar tidak menghdapai masalah 2) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang

dihadapinya.

3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.55 Adanya tujuan didalam konseling agar klien bisa memahami, melihat dan menerima berbagai masalah yang ada dilingkungan. Dengan adanya masalah tersebut akan membawa manusia menjadi lebih baik dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

3. Verbal Abuse

a. PengertianVerbal abuse

Verbal abuse adalah semua bentuk tindakan ucapan yang mempunyai sifat menghina, membentak, memaki56 dan membesarkan-besarkan kesalahan orang lain merupakan tindakan

verbal abuse.57 Verbal abuse terjadi ketika orangtua menyuruh anak untuk diam atau jangan menangis. Jika anak mulai berbicara, ibu terus menerus mneggunakan tindakan verbal abuse seperti

“kamu bodoh”. “kamu cerewet”, “kamu kurang ajar”. Anak akan

55

Aunur Rahim Faqih,Bimbingan dan Konseling Dalam Islam(Yogyakarta: UII PRESS, 2001), hal 36-37

56

Titik Lestari, “Verbal abuse”, (Yogyakarta: Psikosain 2016), hal.17

57

Sri KuspartiaNingsih,“Hubungan antara verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif pada remja agresif“(Skripsi-Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ,Jakarta,2012), hal. 31.


(54)

43

mengingat itu semua. Verbal abuse itu berlangsung dalam satu periode.58

Pakar psikologi meganalisis, pemahaman diri anak-anak sangat rendah. Biasanya anak-anak memahami dirinya sendiri berdasarkan penilaian orang lain, terutama dari keluarga yang dikaguminya atau penilaian dari teman-temannya. Mereka sangat meyakini setiap penilaian dari guru maupun teman-temanya. oleh karena itu perubahan psikologi yang kecil dari guru atau teman-temanya jika ditampilkan dari wajah maupun nada bicara bahkan dalam wujud sindiran maupun caci maki, tanpa disadari hal itu akan menimbulkan medan psikologis negatif pada diri anak, dan radiasi dari medan psikologis ini dapat mengubah pemahaman anak terhadap dunia ini.

Dalam kasus klinis yang dialami oleh para psikolog juga didapat bahwa jika anak-anak tumbuh besar dilingkungan rumah atau sekolah yang terbiasa menggunakan kekerasan ringan seperti ini, akan mudah membuat anak menyangkal dirinya sendiri, curiga, pesimis, tidak mampu menguasai luapan perasaan, tidak dapat mengutamakan kebutuhanya sendiri secara jelas, brutal, sakit syaraf, lari dari tanggung jawab, tidak bisa mengatasi

58


(55)

44

masalah antara personal secara sehat, secara ketergantungan terhadap materi, dan berbagai penyakit kejiwaan lainya.59

Kekerasan merupakan tindakan yang disengaja yang mengakibatkan cidera fisik maupun mental. Campbell dan Humphrey mendefinisikan kekerasan anak sebagai berikut

“Setiap tindakan yang mencelakakan atau dapat mencelakakan kesehatan dan kesejahteraan yang dilakukan oleh orang yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kesehatan dan

kesejahteraan anak tersebut”. Anak ibarat kanvas putih yang

polos siap di sapu dengan beraneka ragam warna, maka dari itu cara mendidik anak dan membesarkan anak dalam sebuah keluarga sangat penting.60

b. Dampak Psikologi KorbanVerbal Abuse

1) anak menjadi tidak peka dengan perasaan orang lain

Anak yang mendapatkan perlakuan kekerasan emosional secara terus menerus akantumbuh menjadi yang tidak peka terhadap perasaan orang lain. Mengganggu Perkembangan Anak yang mendapatkanverbal abuseterus menerus akan memiliki citra yang negative.

2) Hubungan sosial terganggu

Pada anak-anak ini menjadi susah bergaul dengan teman-temanya atau dengan orang dewasa.

59

Titik Lestari, “Verbal abuse”, (Yogyakarta: Psikosain 2016), hal.22

60

Nursing,“Persepsi Orang Tua tentang Kekerasan Verbal Pada Anak “,Jurnal PsikologiVol. 1, No 1 (2012 ),hal .21-29.


(56)

45

3) Gangguan emosi

Pada anak yang sering mendapatkan perlakuan yang negatif dari orang tuanya akan mengakibatkan gangguan emosi pada perkembangan konsep diri yang positif, dalam mengatasi agresif, perkembangan hubungan sosial dengan orang lain. 4) Rendahnya motivasi belajar

Anak yang mendapatkan verbal abuse berkepanjangan akan berakibat menurunyaprestasi di sekolah dan akan mengalami anak kurang bersemangat belajar, kurang bersemangat untuk sekolah, tidak mengerjakan tugas sekolah dan kebiasaan menyontek teman.61

5) Bunuh diri

Anak yang mendapatkan perkataan yang bernada negatif secara terus menerus maka akan mengakibatkan anak menjadi lemah mentalnya, karena masih merasa tidak ada orang di dunia ini yang sanggup mencintainya apa adanya.62

Salah satu ciri khusus pada anak yang menjadi korban verbal abuse adalah mereka mempunyai tingkat self confidence. Hal itu disebabkan karena pelaku verbal abuse secara terus menerus menghina, mengancam, dan berkata tidak pantas pada korban, atau para pelaku tidak pernah atau tidak mau mengakui kelebihan yang dimiliki oleh sang

61

Titik lestari,Verbal Abuse,(Yogyakarta:Psikosain 2016),hal.18-20. 62


(57)

46

korban, sehingga mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, dan hilangnya kemampuan untuk bertindak.

Dampak verbal abuse pada anak mengakibatkan berbagai dampak fisik mengakibatkan organ-organ tubuh mengalami kerusakan, seperti memar, luka-luka. Dampak psikologis berapa trauma psikologis, rasa takut, rasa tidak aman, dendam, menurunya semangat belajar, daya konsentrasi, kreativitas menurun, hilangnya inisiatif, serta daya tahan tubuh, mental terganggu, rasa percaya diri menurun, stress, depresi. Dampak jangka panjangnya bias terlihat menurunya prestasi belajar siswa dan perubahan perilaku. Sedangkan dampak sosial, siswa yang mengalami tindakan kekerasan ada penanggulangan bias saja menarik diri dari lingkungan pergaulan, karena takut, merasa terancam dan merasa tidak bahagia berada diantara teman-temannya. Mereka yang mengalami verbal abuseakan cenderung jadi pendiam, sulit berkomunikasi baik dengan guru dan sesama temanya.mereka cenderung menutup diri dari pergaulan, sukar mempercayai orang lain.63

Verbal abuse tersebut lebih banyak mereka gunakan dalam berinteraksi dengan teman-temannya, dibandingkan dengan kalangan yang lain. Sementara itu, kata-kata verbal abuse lebih banyak digunakan dalam pergaulan di lingkungan sekolah dan masyarakat. Bahkan ada beberapa siswa yang mengaku bahwa penggunaan verbal

63

Dian Arlupi Utami , “Urgensi pendidikan karakterdalam kekerasan disekolah (School

Bullying)”, Inovasi Jurnal Diklat Keagamaan,Pendidikan karakter yang islami,(Surabaya:April-Juni, 2011), hal.132-134


(58)

47

abuse tersebut bukan untuk mengejek, namun hanya bercanda (just kidding)dan sebagai simbol keakraban dalam pergaulan mereka.64

Aksi verbal abuse menyebabkan seseorang menjadi terisolasi dari lingkunganya. akhirnya korban verbal abuse menjadi target di masa depan. Menurut YKI dalam huraerah menyimpulkan bahwa tindakan kekerasan berdampak serius terhadap kehidupan seseorang, misalnya korban memiliki konsep diri yang negatif dan ketidak mampuan mempercayai dan mencintai orang lain, pasif dan menarik diri dari lingkungan, takut membina hubungan baru dengan orang lain.65

c. Jenis-jenis Gangguan Perkembangan Emosi dan Sosial Pada Anak AkibatAerbal abuse

1. Perilaku agresif

Jika ada unsur tidak wajar dan tidak baik secara menetap, maka akan terjadi pada suatu reaksi emosi. Anak akan menjadi pemarah dan kemuadian akan menjadi agresif apabila keadaan-keadaan yang memancing hal itu terjadi. Anak laki-laki seringkali lebih menunjukankan sifat agresif daripada anak perempuan.

2. Autisme

Autism adalah suatu masalah yang ganjil di awal masa kanak-kanak di mana si anak gagal mengembangkan hubungan yang normal

64

Rezaputra,verbal abuse,Senin 14 mei 2012 65

Cynantia Rachmijati,“Bullying dalam Dunia Pendidikan”,(Skripsi-Stikep Siliwangi, Cimahi 2015), hal.17.


(59)

48

dengan kedua orangtuanya. Anak menunjukan sikap yang tidak bersahabat dan sering lambat bicara.

3. Ngompol

Ngompol adalah hal yang sangat umum, dan sering karena ada penyebab emosional.

4. Hiperaktif

Hiperaktif adalah suatu sindroma yang meliputi sejumlah besar komponen ketimbang hanya pada suatu kesatuan. Gejala-gejala meliputi gerakan-gerakan yang berlebihan, kejang sesaat, gerak implusif dan mudah bingung.

5. Sulitnya belajar

Ada berbagai kesulitan belajar yang dialami anak-anak, yaitu disleksia yang berarti sukar membaca. Atau disgrafia yaitu sulit belajar menulis.

6. Rasa ketakutan

Perasaan takut pada anak bisa dimulai sejak usia enam bulan seorang bayi berusaha mengenal siapa diantara orang-orang sekitarnya. 7. Kecemasan

Anak tidak yang memiliki rasa aman dan memandang dunia diluar dirinya sebagai anacaman, ia cenderung akan lebih muda mengalami kecemasan khususnya saat mengalami berbagai perubahan situasi dan kondisi sekitar.


(60)

49

8. Menarik diri

Menarik diri merupakan permasalahn emosi yang diarahkan dalam diri dengan kecenderungan menarik diri dari interaksi sosial.

9. Hipersensitivitas

Hipersensitivitas adalah kepekaan emosional yang berlebihan dan cukup sering dijumpai pada anak-anak. Anak dikatakan hipersensitivitas bila ia mudah sekali merasa sakit hati dan menunjukan respons yang berlebihan terhadap sikap dan perasaan orang lain. Anak yang hipersenditif ini tidak dapat menerima penilaian, komentar, dan kritik orang lain tanpa rasa sakit hati.66

Verbal abuse yang dilakukan oleh lingkungan menimbulkan gangguan psikologi bagi masa depan korbanverbal abuse.

4. Pelaksanaan Teknik Humor dalam Konseling

Humor adalah perilaku yang dimilikki semua orang untuk mengekspresikan kegembiraanya dengan dirinya sendiri maupun orang lain. menjadikan humor bisa diterima dimasyarakat karena kekonyolan, dan keunikan pada humor atau pada seseorang yang sedang melakukan humor. Dalam melakukan humor tidak harus melihat situasi. Di dalam Situasi serius bisa berubah menjadi situasi menyenangkan karena humor.

Humor dapat dilakukan dalam aktifitas sehari-hari oleh individu maupun kelompok. Humor tidak hanya dilakukan dengan kata-kata

66


(61)

50

maupun kalimat yang panjang melainkan humor dapat dilakukan dengan gerakan-gerakan unik atau konyol yang membuat semua orang tertawa.

Pelaksanaan teknik humor dalam menangani korbanverbal abuse

berdasar pada teori psikoanalisa, teori transaksional, dan teori realitas. Humor dalam teori psikoanalisa merupakan salah satu bentuk defend mecanisme(mekanisme pertahanan ego).

Mekanisme pertahanan ego dalam psikoanalasis merupakan sebuah cara bagi individu dalam mempertahankan dirinya dari semua masalah yang ada, hal ini sesuai dengan salah satu dimensi humor menurut Thorson dan Powell yaitu coping humor . kemampuan seseorang dalam menangani atau mengatasi ketegangan dan masalah yang terjadi dengan humor sebagai sarana.67

Humor dalam teori analisis transaksional berkaitan dengan posisi hidup, posisi hidup ini berhubungan dengan eksistensi hidup idividu karena merupakan penilaian dasar terhadap diri dan lain. Posisi hidup tersebut terdiri dari:

1) I’m Okay, You’re Okay

Posisi tersebut menjelaskan bahwa jika individu melakukan perilaku yang membuat orang tertawa maka mereka merasa Ok dan menerima. Dalam dimensi humor hal tersebut berkaitan dengan Humor Produksi. Dimensi produksi menjelaskam

67

Andi Mappiare,Pengantar Konseling dan Psikoterapi,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2011) Hal.145-146.


(62)

51

kemampuan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang lucu dan membuat sesuatu disekitarnya menjadi terlihat lucu.

2) I’mnotOkay, You’re Okay

Dalam dimensi humor apresi dan humor toleransi suatu perasaan yang ada dalam seseorang, dimana seseseorang tersebut mau menghargai setiap humor dan kelucuan yang ada disekitarnya. Dimensi tersebut sesuai dengan posisiI’m not Okay, You’re Okey posisi ini seseorang sebenarnya merasa tidak baik dibandingkan dengan orang-orang yang disekitarnya, akan tetapi posisi ini menghargai setiap kelucuan yang ada disekitarnya.68

Teknik humor dalam teori realitas digunakan sebagai sarana agar dapat menerima kenyataan yang ada. Teori Realitas mengatakan bahwa individu yang mengalami gangguan emosional atau penyakit mental adalah mereka yang menolak realitas dunia seperti norma, hukum, dan sosial. Individu mengubah dunia nyata dalam pikiranya agar ia merasa cocok dan pantas. Klien terletak pada cara berpikir klien menyikapi hal tertentu keberanianya mengambil keputusan secara bertanggung jawab menyikapi masalah dan menyelesaikan masalah, sehingga dapat dikatakan bahwa teori realitas mendorong individu atau klien menerima kenyataan yang ada atau menerima masalah yang sedang menimpa sebagai sahabat. Hal ini juga sejalan dengan salah satu dimensi humor yaitu Coping humor yang mengatakan bahwa kemampuan seseorang dalam

68


(63)

52

menangani atau mengatasi ketegangan dan masalah yang ada dengan humor sebagai sarana.69

a) langkah dalam teknik Humor (1) Keakraban

Adapun keakraban dalam teknik humor membangun kenyamanan saat proses konseling. Agar klien lebih nyaman menceritakan semua masalah yang menimpanya. (2) Memberikan motivasi

Agar korban verbal abuse (klien) mampu bertahan dari lingkunganya yang kerap dilakukan oleh temanya.

(3) Cerita humor

Dalam hal ini konselor menceritakan mengenai korban

verbal abuse yang selalu easy going. Cerita ini diberikan agar klien bisa mencontoh sikap easy going dalam cerita humor tersebut.

(4) Refleksi

Hal ini klien mengungkapkan kepada konselor perasaan yang dialami oleh klien selama proses konseling.

Menurut peneliti teknik humor memiliki empat tujuan, pertama Teknik humor untuk membangun keakraban yaitu melaksanakan proses konseling kepada klien, yaitu berinteraksi sebagai modalitas untuk

69


(64)

53

menjalin Keakraban yang memiliki potensi besar dalam konseling untuk menjalin hubungan antara konselor dan klien.

Kedua, Teknik humor untuk menyadarkan masalah yaitu mengajar orang melihat persolan dari berbagai sudut. Mengamati situasi disekitarnya danmeningkatkan kualitas interaksi dan komunikasi.

Ketiga, Teknik humor untuk membantu menyelesaikan masalah untuk bisa mempertahankan diri dengan lingkunganyayaitu membuat orang mentoleransi sesuatu dalam berbagai masalah.

Keempat, Teknik humor untuk refleksi yaitu menghibur karena bertujuan mengeksplor sebelum dan sesudah konseling. karena hiburan kebutuhan yang mutlak untuk mencapai tujuan sosial.

Contoh salah satu cerita humor diambil dari kutipan cerita abu nawas dan sandal ajaib:

suatu hari abu nawas berangkat menuju pasar untuk berjualan mencari rezeki tambahan. Sesampainya di pasar ia langsung menggelar tikar sebagai lapakberjualan. Kebetulan pada hari itu ia menjual sandal yang

diberi nama “ajaib”. Abu nawas mulai berteriak-teriak menawarkan daganganya kepada para orang-orang di pasar.

Sandal ajaib…sandal ajaib…sandal ajaib!!”teriak abu nawas berkali -kali di pasar.

Sesaat kemudian datang seorang pemuda menghampirinya dan melihat-lihat barang dagangannya

“Silahkan tuan, mau membeli sandal?”Tanya abu nawas.

“ya…apa ini sandal ajaib?” Tanya pemuda.

“tentu saja tuan.” Jawab abu nawas.

“saya ingin mencari sandal yang bisa merubah hidupku yang miskin.”

Kata pemuda.

“apa maksud tuan?” Tanya abu nawas.

“saya ini sudah lama hidup miskin dan ingin sekali kaya raya, saya ingin membeli barang yang bisa mendatangkan keberuntungan.” kata


(65)

54

Sejurus kemudia abu nawas menunkan salah satu sandal ajaibnya.Ia mengatakan bahwa sandal itu akan membuat pemiliknya dari tidak berada menjadi berada.

Karena tertarik dengan kata-kata abu nawas, Tanpa berfikir panjang pemuda tersebut membeli sandal ajaib yang dijual abu nawas. Pemuda itu langsung memakai sandal ajaib yang dijual abu nawas.Pemuda itu langsung memakai sandal ajaib tersebut kemudian meningalkan abu nawas dan berkeliling kampung dengan harapan keberuntungan berpihak kepadanya.

Pemuda tersebut terus menerus berjalan mengitari kampung-kampung

dengan menggunakan sandal “ajaib”nya tersebut.Namun, harapanya

tidak kunjung terwujud juga.Bukanya keberuntungan, si pemuda malah mendapat kemalangan.Ia hampir dihakimi warga, karena dikira pencuri yang sedang wara wiri mengintai mangsa.

Hari sudah menjelang sore, dengan perasaan marah dan kecewa ia akhirnya mencari abu nawas meminta pertanggungjawabanya. Setelah bertanya sana-sini, akhirnya ia menemukan abu nawas.

“assalamualiku…” sapa pemuda itu.

“walaikum salam… eh ternyata tuan, bagaiman kabar tuan?” Tanya abu

nawas.

“kabar buruk. aku tidak merasakan keberuntungan apa-apa setelah memakai sandal ini. Malahan hampir saja aku celaka dihajar warga kampung gara-gara dikira pencuri. Padahal engkau mengatakan jika sandal ini akan membawa keberuntungan kepada pemiliknya. Mana

buktinya?” protes si pembeli.

“seingat saya, tidak pernah saya mengatakan seperti itu tuan?” sanggah

abu nawas.

“saya hanya mengatakan bahwa sandal ini akan membuat orang yang

tidak berpunya menjadi berpunya. Buktinya adalah tuan sebelumnya

belum memiliki sandal “ajaib” sekarang sudah memilikinya.”kata abu

nawas.

Mendengar penjelasan abu nawas, pemuda itu diam, ia akhirnya sadar bahwa dirinya sedang salah menafsirkan.

“lalu mengapa engkau mengatakan bahwa sandal ini ajaib”? Tanya

pemuda.

“oh…jika itu memanglah namanya sandal ajaib bukan sandalnya yang ajaib.”jawab abu nawas.

“jangan percaya kepada barang ajaib, karena percaya pada sesuatu

selain Allah SWT bisa membuat kita syirik dan akan mendapatkan kesusahan di dunia dan akhirat kelak. Buktinya yang tuan alami hari ini,

oleh karena itu, segeralah bertobat kepada Allah SWT.”Tambah abu

nawas.

Akhirnya dengan perasaan malu, pemuda itu pergi begitu saja tanpa sepatah katapun.Ia menyadari jika ia telah melakukan kesalahan karena


(1)

105

menyalakan teman yang lain karena klien menganggap

teman-temanya bercanda. klien mengatakna kepada konselor bahwa, “enggak kak

aku buat happy aja”.

Jadi Teknik Humor dalam menangani korban verbal abuse dapat

dikatakan berhasil. Dilihat pada perubahan yang lebih baik. Dengan ciri

sebagai berikut:

a) Klien sudah berbaur dengan teman-temanya

b) Menerima candaan teman-temanya tersebut

c) Lebih percaya diri


(2)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis proses pelaksanaan konseling teknik humor dalam

menangani siswa korbanverbal Abusedi Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo bahwa:

1. Proses konseling teknik humor dalam menangani siswa korban

verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut, yaitu identifikasi masalah yakni

konselor menggali data dari klien mengenai identitas klien dan

gejala-gejala masalah yang dialami klien, kemudian langkah kedua

yakni diagnosis untuk menetapkan masalah klien. Selanjutnya

prognosis dengan menetapkan jenis bantuan yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah klien. Selanjutnya konselor memberikan

teknik humor dengan menjalin keakraban, memberikan motivasi,

menceritakan cerita humor dan refleksi. Dari pelaksanaan teknik

humor tersebut dapat disimpulkan bahwa kelebihan teknik humor

adalah mampu memberi kritik terhadap diri sendiri, secara terbuka

menerima opini yang lain, Penyegar pikiran, penyejuk batin,

Membuat orang mentoleransi sesuatu, Dapat meredakan

ketegangan dan masalah yang terjadi. Adapun kekurangan yaitu

Jika tidak dilakukan dengan baik bisa membuat sakit hati.

2. Hasil dari proses konseling teknik humor dalam menangani siswa


(3)

10✕

ini dapat dilihat dari perubahan klien yang sudah berbaur dan

ngobrol bersama dengan temanya. klien sudah membiasakan

berbaur dengan teman-temanya.

B. Saran

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kepada peneliti

selanjutnya untuk lebih menyempurnakan hasil dari penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi konselor

Pelaksanaan konseling teknik humor dalam menangani siswa

korban verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo hendaknya

dipertahankan dan alangkah baiknya jika konselor lebih banyak

menambah ilmu pengetahuan dengan banyak membaca buku terkait

teori dan tehnik konseling, sehingga dalam melakukan proses

konseling mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.

2. Bagi klien

Hadapi masalah dengan enjoy. Tidak semua masalah itu negatif

melainkan sebuah masalah bisa menjadikan diri kita lebih positif.

Jadikanlah sebuah masalah untuk motivasi dalam kehidupan. Karena

roda itu pasti berputar dan jangan takut untuk menghadapi


(4)

108

3. Pihak sekolah

Kepada pihak sekolah hendaknya lebih meningkatkan peraturan

agar perilaku verbal abusesemakin berkurang atau tidak terulang.

4. Bagi peneliti

Kepada peneliti hendaknya lebih mempertahankan ilmu terutama

keilmuan tentang konseling agar dapat mengaplikasikan kepada


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol,Psikologi Kepribadian, Malang:UMM Press, 2011.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, Jakarta: PT

Rineka Cipta,2002.

Badrujaman, Aip, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling,

Jakarta: PT Indeks, 2011.

Bungin, Burhan, Metode Penelitian Sosial: Format format Kuantitatif dan

Kualitatif, Surabaya: Universitas Airlangga, 2001.

Corey, Gerald, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung:Refika

Aditama, 2013.

Erhamwilda,Konseling Islam, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Fordhan, Freda, Pengantar Psikologi, C. G. Jung, Terj Istiwidayanti, Jakarta:

Bratha Aksara, 1988.

Gunarsa, Singgih,Konseling dan Psikoterapi, Jakarta: Libri, 2012.

Hikmawati, Fenti, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2012.

Iyadah, Aswadi dan Ta’ziyah, Prespektif Bimbingan Konseling Islam, Surabaya: Dakwah Digital Press, 2009.

Kartono, Kartini,Patologi Sosial 3, Jakarta: CY Rajawali, 1997.

Komalasari, Gantina,Teori dan Teknik Konseling, Jakarta barat: PT Indeks, 2011.

Lubis, Namora Lumongga, Memahami Dasar Dasar Konseling, Jakarta: PT

Kharisma Putra Utama, 2013.

Mantra, Meningkatkan Rasa Humor, April Tahun 2012.

Mappiare A.T. , Andi, Kamus Istilah Konseling & Terapi, Jakarta: PT Raja


(6)

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2005.

Mubarok, Ahmad,Konseling Agama Teori dan Kasus, Yogyakarta: Fajar Pustaka

Baru, 2002.

Munir Amin, Samsul,Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: AMZAH. 2010.

Musnamar, Thohari, Dasar– Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,

Yogyakarta: UII Press, 1992.

Nazir, Moh,Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

Rahim Faqih, Aunur, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, Yogyakarta: UII

Press, 2001.

Santoso, Agus, Terapi Islam, Surabaya: IAIN SA Press, 2013.

Siradj, Shahudi. Pengantar Bimbingan & Konseling. Surabaya: Revka Petra

Media. 2012

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2014.

Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: IKAPI,

2010

Sunarto, Bimbingan Konseling Agama melalui pendekatan Istighasah dalam

menangani perilaku “Malima” Pada Seorang Bapak di Pondok Pesantren Al Jihad, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2007.

Surya, Mohammad,Psikologi Konseling, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003.

Quantum mind technology institute,Endorfin si hormon dewa kebahagiaan, 29