fa transmedia edisi 2 2016

EDISI 02 I 2016

22

Teknologi VTS
Untuk Keselamatan
Pelayaran

40

KONSISTENSI
MENJAGA
KESELAMATAN
& PELAYANAN
TRANSPORTASI

Tingkatkan Keselamatan
dan Keamanan Angkutan
Penyeberangan

52


Menyongsong Era
Perkeretaapian
Papua

EDITORIAL
EDISI 02 I 2016

22

Teknologi VTS
Untuk Keselamatan
Pelayaran

40

Tingkatkan Keselamatan
dan Keamanan Angkutan
Penyeberangan


52

Menyongsong Era
Perkeretaapian
Papua

KONSISTENSI
MENJAGA
KESELAMATAN
& PELAYANAN
TRANSPORTASI

EDISI 02 I 2016

Cover :
Kapal KPLP sandar di Dermaga Pelabuhan Bukide,
Kecamatan Nusa Tabukan, Kabupaten Kepulauan
Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara.

Konsistensi

Pembangunan
Transportasi
Pembaca Budiman

Foto : Humas Ditjen Hubla

Majalah Kementerian Perhubungan
No.STT. No. 349 SK/Ditjen PPG/STT 1976
ISSN : 0853179X
PEMBINA :
Menteri Perhubungan RI
PENASEHAT :
Staf Khusus Menteri Perhubungan
Bidang Keterbukaan Informasi Publik
dan Organisasi Sosial
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan
Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Direktur Jenderal Perhubungan Laut
Direktur Jenderal Perhubungan Udara

Direktur Jenderal Perkeretaapian
Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan
Kepala Badan Litbang Perhubungan
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek
PENANGGUNG JAWAB :
Hemi Pamuraharjo
PEMIMPIN REDAKSI :
Budi Rahardjo
REDAKTUR PELAKSANA :
Tinitah S. Amrantasi
Muhammad Pamungkas
REDAKSI :
Franky Houtman Simatupang, Gatut Aribowo S,
Romauli Fransiska, Revi Yohana, Daniel Pietersz,
Yosephin Parsaulian, Muhammad Mifdhal,
R. Achmad Herdin, Hari Supriyono,
Hariyadi Dwi Putera H, Christanto Agung
TIM REDAKSI :
Andesrianta Rakhmad, Andung Bayumurti,
Prayogie, Syarifah Noor Hidayati

REDAKSI FOTO :
Muhamad Nurcholis, Okto Berbudi, Nur Fitrianto
Alfian, Chairudi Bharata Dharma, Abdullah Baraja,
Dyota Laksmi Tenerezza
ALAMAT REDAKSI :
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3504631, 3811308 Ext. 1122, 1419
Fax (021) 3504631, 3511809
E-MAIL :
transmedia@dephub.go.id
PENERBIT :
Kementerian Perhubungan RI

ementerian Perhubungan terus teguh dalam menegakkan aturan
keselamatan bertransportasi. Tidak hanya itu, implementasi kebijakan
terkait keamanan dan peningkatan pelayanan pun tidak pernah kendor
pengawasannya. Semangat itulah yang menjadi garis utama kebijakan
Kementerian ini untuk mengurangi insiden kecelakaan baik di darat, laut, udara dan
perkeretaapian.


K

Dalam kerangka itu pula, implementasi regulasi keselamatan, keamanan dan
pelayanan transportasi setelah beberapa waktu berjalan, perlu evaluasi. Data Komisi
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada 2015 menunjukkan penurunan
tingkat insiden kecelakaan. Tingkat keselamatan angkutan umum di darat, laut,
udara dan perkeretaapian pun meningkat.
Harapan masyarakat sedikit terpenuhi. Mereka memperoleh pelayanan transportasi
yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Lihatlah perubahan yang terjadi di
subsektor angkutan kereta api. Sejak selesainya pembangunan jalur ganda (double
track) di Pulau Jawa, jadwal perjalanan kereta meningkat dan masyarakat lokal
mendapatkan manfaat dari banyaknya jumlah penumpang kereta yang singgah di
daerah mereka.
Beberapa daerah mulai merasakan manfaatnya. Komoditas lokal bisa mudah
menyebar ke daerah lain berkat akses kereta api yang mudah dan murah di titiktitik pemberhentian stasiun kereta api di jalur Pantura Pulau Jawa. Pertumbuhan
ekonomi ikut naik seiring bertambahnya jadwal kereta yang melintas.
Perkembangan di subsektor lain pun tak ketinggalan. Kondisi sejumlah bandara di
daerah-daerah telah berubah. Selain perbaikan fasilitas terminal dan akses yang
lebih mudah, gencarnya pembangunan bandara ,--dengan menambah panjang
landasan pacu,-- memungkinkan pesawat berbadan lebar bisa mendarat.

Pengembangan bandara menunjang kegiatan perekonomian lokal. Naiknya jumlah
pengunjung, --setelah akses penerbangan terbuka-- menciptakan biaya angkutan
udara yang lebih murah.
Peningkatan keselamatan, dan kapasitas sarana dan prasarana perhubungan
juga terjadi di subsektor darat dan laut. Pelimpahan kewenangan pengelolaan
terminal tipe A dan jembatan timbang diharapkan bisa meningkatkan keselamatan
dan pelayanan transportasi di jalan. Pemerintah juga telah mengeluarkan lima
peraturan baru dalam rangka meningkatkan keselamatan dan keamanan angkutan
penyeberangan. Sementara, penerapan Vessel Traffic System (VTS) dan sistem
layanan online Inaportnet, akan meningkatkan pelayanan di dunia pelayaran.
Selain terus mengawal regulasi keselamatan dan keamanan, langkah pemerintah
membangun infrastruktur transportasi menjadi prioritas pemerintahan kini. Semua
bertujuan agar pelayanan kepada masyarakat terutama di kawasan tertinggal
semakin meningkat. Prioritas pembangunan transportasi diawali dari daerah
pinggiran, terisolir, dan pedalaman agar tercipta konektivitas nasional. (*)

2016

EDISI 02


TRANSMEDIA

3

DAFTAR ISI
TRANSMEDIA I EDISI 02 I 2016
3

EDITORIAL

6

INFOGRAFIS

8

MATA

10


TRANSUTAMA
Konsistensi Menjaga
Keselamatan Dan Pelayanan
Transportasi

TRANSDARAT

TRANSLAUT

TRANSUDARA

TRANSPERKERETAAPIAN

18

22

Teknologi VTS Untuk
Keselamatan Pelayaran


30

34

Keselamatan KA
Tanggung Jawab
Bersama

26

INAPORTNET,
Solusi Peningkatan
Performansi Logistik
Indonesia

36

Jalur KRL Ke Maja
Dongkrak Ekonomi
Lebak


Pentingnya Manajemen
Keselamatan dan
Pelayanan Transportasi
Darat

Garuda Indonesia, Bandar Udara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur
melayani rute Banywangi - Denpasar
Foto : Istimewa

4

TRANSMEDIA

EDISI 02

2016

Menguatkan Peran
Pengawasan Otban

SUMBER DAYA MANUSIA
38

Upaya Kembangkan SDM Transportasi

KILAS BERITA
40

Tingkatkan
Keselamatan dan
Keamanan Angkutan
Penyeberangan

42

Tarif Angkutan Umum
Kelas Ekonomi Turun

43

Cek Fisik Tetap
Berlangsung Untuk
Menjaga Keselamatan

44

Percepat Tol Laut,
Sejumlah Pelabuhan
Diresmikan

46

Identitas Awak
Pesawat Udara Wajib
Diperiksa

47

Tingkatkan Pelayanan
Sejumlah Bandara
Diresmikan

48

Hidupkan Kultur Angkut
Barang Dengan KA

50

KA Pelabuhan Untuk
Terminal Teluk Lamong

52

Menyongsong Era
Perkeretaapian Papua

70

INTERNASIONAL
Bandara Gibraltar, Bandara Terekstrim Di Dunia

74

TRANSWISATA
Mengulik Wahana Menarik Museum Angkut

PERSPEKTIF

TRANSHIJAU

72

76

Runway Capacity:
Perlukah Mengurangi
Jumlah Penerbangan?

E-Bone, Eco Bus Hybrid
dan Futuristik

SEHAT

62

POTRET
Mengulas Kembali Kereta Api di Serambi Mekkah

77

2016

SUSU Penetralisir Racun

EDISI 02

TRANSMEDIA

5

INFOGRAFIS

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

KMP SEBUKIT
KMP BATU MANDI
KMP SEGUNDI - KMP LEMA
KMP ERANA - KMP ILE LABALEKAN
KMP MOINIT - KMP BAMBIT
KMP BAHTERA MAS II
KMP KALIBODRI

KAPAL TERNAK
KM SABUK NUSANTARA 55
KM SABUK NUSANTARA 56
KN RANTOS - KN GRANTIN
KN PASATIMPO
KM SABUK NUSANTARA 46

RUTE ANGKUTAN BARANG DI LAUT
DENGAN TETAP DAN BERJADWAL

KAPAL MOTOR PENYEBERANGAN

PELABUHAN DERMAGA 6 BAKAUHENI
TERMINAL FERI BARANUSA
PELABUHAN ARAR - PELABUHAN WAIGEO
PELABUHAN TOBOLI - PELABUHAN GORONTALO
PELABUHAN KEWAPANTE - PELABUHAN PAMANA
PELABUHAN SEBA - PELABUHAN AMOLENGO
PELABUHAN TAHUNA - PELABUHAN KENDAL
PELABUHAN KUMAI

1240

BUS RAPID TRANSIT

6

TRANSMEDIA

EDISI 02

2016

PELABUHAN DULIONONG
PELABUHAN MORU
PELABUHAN KALABAHI
PELABUHAN TANJUNG BATU
PELABUHAN ARAR
PELABUHAN TAHUNA
PELABUHAN PETTA
PELABUHAN BUKIDE
PELABUHAN KALAMA
PELABUHAN LIPANG
PELABUHAN KAHAKITANG
PELABUHAN KAWALUSO
PELABUHAN MATUTUANG
PELABUHAN KAWIO
PELABUHAN SAWANG
PELABUHAN BUHIAS
PELABUHAN AMURANG
PELABUHAN BUNGKUTOKO
PELABUHAN BAUBAU
PELABUHAN WANCI
PELABUHAN MALIGANO
PELABUHAN MOLAWE
PELABUHAN KALUKALUKUANG
PELABUHAN PARIGI
PELABUHAN PUALU TEOR
PELABUHAN ATAPUPU
PELABUHAN BAA
PELABUHAN PAPELA
PELABUHAN REO
PELABUHAN POTTA
PELABUHAN LARANTUKA
PELABUHAN MANTANGISI
PELABUHAN UNA UNA
PELABUHAN BUNGKU
PELABUHAN MOUTONG
PELABUHAN TOROSIK
PELABUHAN TANJUNG SIDUPA
PELABUHAN MAKALEHI
PELABUHAN PARA
PELABUHAN MELONGUANE
PELABUHAN BANABUNGI
PELABUHAN WAMENGKOLI
PELABUHAN LANGARA
PELABUHAN BUDONG-BUDONG
PELABUHAN LAUT PASANG KAYU

PELABUHAN BALANGLOMPO
PELABUHAN SAPUKA
PELABUHAN MACCINI BAJI
PELABUHAN BUMBULAN
PELABUHAN MALALA
PELABUHAN OGOAMAS
PELABUHAN WASIOR
PELABUHAN TOBELO
PELABUHAN GALELA
PELABUHAN TUTUKEMBONG
PELABUHAN WONRELI
PELABUHAN SUKADANA
PELABUHAN KUALA JELAI
PELABUHAN PANARUKAN
PELABUHAN SAPEKEN
PELABUHAN MARAPOKOT
PELABUHAN KOMODO
PELABUHAN LAMAKERA
PELABUHAN WAIWERANG
PELABUHAN WURING
PELABUHAN TERONG
PELABUHAN PALUE
PELABUHAN NAIKLIU
PELABUHAN KOLBANO
PELABUHAN BATU MERAH
PELABUHAN WOLU
PELABUHAN PIGARA
PELABUHAN UPISERA
PELABUHAN SAKETA
PELABUHAN LIRANG
PELABUHAN PASIPALELE
PELABUHAN SEIRA
PELABUHAN WAYAUWA
PELABUHAN MARSELEA
PELABUHAN PELITA
PELABUHAN ADAUT
PELABUHAN BUSUA
PELABUHAN DAMAR/WULUR
PELABUHAN GTA
PELABUHAN BABANG
PELABUHAN KEDI
PELABUHAN SUBAIM
PELABUHAN BULI
PELABUHAN MANITINGTING
PELABUHAN FALASBISAHAYA

INFOGRAFIS

YANG TELAH DIRESMIKAN 2015 -2016*

KA BARANG PELABUHAN
TANJUNG PERAK
BANDARA WAMENA
BANDARA KAIMANA
BANDARA KOMODO
BANDARA DJALALUDIN
BANDARA REMBELE
BANDARA MATAHORA
BANDARA JUWATA
BANDARA HARUN THOHIR
BANDARA DOMINE EDWARD OSOK

CIANJUR - SUKABUMI

PALMERAH
KEBAYORAN
PARUNG PANJANG
MAJA
*Mei 2016

2016

EDISI 02

TRANSMEDIA

7

MATA

1

2

8

TRANSMEDIA

EDISI 02

2016

MATA

1. Bandara Komodo
(foto: Deni Hendra).
2. Stasiun Parung
Panjang
(Foto: Gatut).
3. Pelabuhan
Penyeberangan
(Foto: Daniel Pietersz).
4. Pelabuhan Papela
(Foto: Humas Ditjen
Hubla).

3

4

2016

EDISI 02

TRANSMEDIA

9

TRANSUTAMA

1

2

1. Bis Damri
2. KM Dobonsolo
3. Bandar Udara Haluoleo, Sulawesi Tenggara
4. Kereta Api Pramek

10

TRANSMEDIA

EDISI 02

2016

TRANSUTAMA

3

KONSISTENSI
MENJAGA
KESELAMATAN
DAN PELAYANAN
TRANSPORTASI
4

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pernah menegaskan
bahwa mengawal implementasi kebijakan bukanlah
perkara mudah. Tanpa ada pengawasan regulasi di
lapangan, mustahil sebuah kebijakan pemerintah berhasil
dilakukan. Oleh karenanya, dibutuhkan konsistensi dalam
menjalankan regulasi yang ada dan mengawasi secara
terus menerus agar aturan perundang-undangan terkait
aspek keselamatan, keamanan, dan pelayanan transportasi
nasional senantiasa berjalan pada koridor yang benar.

P

perhubungan udara. Ketiga aspek
ini mesti mendapat perhatian dari
pemerintah sebagai penanggung jawab
regulasi keselamatan, keamanan dan
pelayanan transportasi udara.

Pengawasan Keselamatan Dunia
Penerbangan
Direktur Jenderal Perhubungan
Udara Suprasetyo mengungkapkan
pengawasan keselamatan penerbangan
dilakukan terhadap sarana angkutan,
bandara, dan kapasitas SDM

Sebagai salah satu negara anggota
International Civil Aviation
Organization (ICAO), Indonesia juga
mengikuti ketentuan-ketentuan yang
berlaku secara internasional terkait
standar keselamatan yang wajib
dipenuhi. Kegiatan pengendalian
dan pengawasan transportasi udara
memang meniscayakan proses
audit secara terbuka agar tingkat
keselamatan, keamanan dan pelayanan
penerbangan nasional bisa diketahui.
Audit juga bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana implementasi kebijakan
keselamatan penerbangan dijalankan.

rogram implementasi
kebijakan tentang keselamatan
transportasi mencakup
keselamatan di perhubungan
udara, laut, darat dan perkeretaapian.
Keselamatan ini mencakup kesiapan
SDM, sarana dan prasarana yang ada.
Pengawalan kebijakan menurut Menteri
Jonan, juga melibatkan sejauh mana
pemerintah mampu mengendalikan
dan mengawasi aturan-aturan yang
ketat terkait keselamatan, keamanan,
dan pelayanan transportasi tersebut.

2016

EDISI 02

TRANSMEDIA

11

Foto : Istimewa

TRANSUTAMA

5

Indonesia pernah diaudit oleh ICAO
pada 6-15 Februari 2007 dan waktu
pelaksanaan validasi pada 4-7 Agustus
2009 dan kemudian divalidasi kembali
pada Mei 2014. Ternyata hasil audit
periode 2009 yang telah dicapai
memiliki hasil baik. Hasil baik tersebut
menjadi dasar pertimbangan bagi
Kementerian Perhubungan untuk
terus meningkatkan kinerja mereka
agar standar keselamatan, keamanan
dan pelayanan minimum dunia
penerbangan nasional sesuai ketentuan
ICAO.
Penilaian yang diperoleh berdasarkan
kerangka kerja Universal Safety
Oversight Audit Programme (USOAP)
yang dibentuk oleh ICAO sejak tahun
1999, dapat diakses melalui Safety
Audit Information. ICAO hanya akan
menilai kinerja semua aktivitas yang
terkait dari pihak regulator negara
anggota.

5. Pesawat garuda Indonesia
6. Bis Damri Jurusan Jember-Denpasar
7. Pemeriksaan kelaikan jalan bis

12

TRANSMEDIA

EDISI 02

2016

Indonesia pernah diaudit oleh ICAO dan
hasil audit periode 2009 yang telah dicapai
menunjukkan hasil baik.
Selanjutnya negara yang telah diaudit
tersebut akan melaksanakan audit
secara berjenjang kepada semua
industri penerbangan yang merupakan
tanggung jawab di dalam negaranya.
Industri penerbangan di dalam sebuah
negara anggota dapat berupa maskapai
penerbangan, badan pengelola navigasi
udara, badan pengelola bandar udara,
pabrik pesawat, bengkel pesawat,
sekolah penerbangan dan sebagainya.
Menurut Jurnalis dan Pengamat
Transportasi Udara Hendra Wibawa,
menjaga agar nilai implementasi tetap
pada tingkat yang efektif akan lebih
sulit pada saat terjadi kenaikan jumlah
penerbangan yang diakibatkan oleh
demand penumpang yang naik secara
tajam. Kenaikan permintaan akan diikuti
dengan membesarnya pangsa pasar
yang akan segera dimasuki oleh para
pelaku usaha. Kapasitas bandar udara,
armada, personil, dan pengawasan
serta faktor ikutan lainnya harus
diantisipasi dengan baik.

Proses pengendalian dan pengawasan
dari pemerintah sebenarnya sudah
dilakukan secara baik. Laporan
terkait kegiatan pengendalian dan
pengawasan tersebut akan diserahkan
melalui audit yang dilakukan ICAO.
Oleh karenanya, pemerintah sambung
Suprasetyo akan terus berusaha
memenuhi persyaratan yang diatur oleh
ICAO termasuk dalam hal pembuatan
report yang benar. Dengan perbaikan
manajemen pengendalian dan
pengawasan penerbangan termasuk
pembuatan report yang benar,
diharapkan peringkat keselamatan dan
keamanan dunia penerbangan nasional
meningkat lebih baik.
Pemenuhan Keselamatan Angkutan
Darat
Kementerian Perhubungan tetap
konsisten untuk melakukan
pengawasan implementasi kebijakan
keselamatan transportasi darat. Selain
pengelolaan prasarana jembatan

TRANSUTAMA

Selain itu, pemerintah juga telah
mengeluarkan lima peraturan
baru dalam rangka meningkatkan
keselamatan dan keamanan
penyelenggaraan angkutan
penyeberangan.
Kelima peraturan tersebut yaitu
Peraturan Menteri (PM) Nomor
25 Tahun 2016 tentang Daftar
Penumpang dan Kendaraan Angkutan
Penyeberangan, PM 27 Tahun 2016
tentang Pengaturan Dan Pengendalian
Kendaraan Yang Menggunakan Jasa
Angkutan Penyeberangan, PM 28 Tahun
2016 tentang Kewajiban Penumpang
Angkutan Penyeberangan Memiliki
Tiket, PM 29 Tahun 2016 tentang
Sterilisasi Pelabuhan Penyeberangan,

6

dan PM 30 Tahun 2016 tentang
Kewajiban Pengikatan Kendaraan pada
Kapal Angkutan Penyeberangan.
Kebijakan ini merupakan langkah
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan
untuk meningkatkan keselamatan
dan keamanan transportasi. Kelima
peraturan tersebut mengatur secara
jelas kewajiban empat pihak terkait
yaitu : Operator Pelabuhan, Operator
Kapal, Penumpang sebagai pengguna
jasa, dan Pemerintah sebagai
regulator, agar penyelenggaraan
angkutan penyeberangan dapat
berjalan selamat, aman, nyaman,
tertib, dan lancar.
Sesuai pada PM 25 tahun 2016
yang mengatur tentang Daftar
Penumpang dan Kendaraan Angkutan
Penyeberangan, yang menjadi
kewajiban Operator/pengelola
pelabuhan (Unit Pelaksana Teknis
Pelabuhan Penyeberangan) adalah
membuat formulir daftar manifes
dengan format yang telah ditentukan.

Sementara, kewajiban operator kapal
antara lain membuat rekapitulasi daftar
penumpang berdasarkan sobekan tiket
dari penumpang pejalan kaki, dan
formulir daftar penumpang yang diisi
oleh pengemudi kendaraan (pribadi dan
angkutan umum). Setelah penumpang
naik ke kapal, operator kapal pun
wajib menghitung kembali jumlah
penumpang untuk menyesuaikannya
dengan daftar penumpang yang ada.
Selanjutnya, pelaksanaan rekapitulasi
daftar manifes menjadi tanggung jawab
nahkoda kapal, dan rekapitulasi itu
yang digunakan sebagai dasar untuk
mengajukan Surat Persetujuan Berlayar
kepada Syahbandar.
Foto : A. Herdin

timbang yang rencananya akan
dijadikan tempat pengendalian muatan
angkutan truk, pemerintah akan
menggunakan terminal tipe A sebagai
salah satu alat pengawasan angkutan
bis penumpang. Semacam ramp check
untuk angkutan bis kota.

7

2016

EDISI 02

TRANSMEDIA

13

TRANSUTAMA

Koordinasi yang baik
antara pemerintah
pusat dan daerah
akan menentukan
keberhasilan
pembangunan
transportasi secara
nasional.

Sementara kewajiban penumpang
antara lain yaitu bagi penumpang
jalan kaki, wajib menyerahkan tiket
kepada petugas kapal. Sedangkan
bagi penumpang dengan kendaraan,
pengemudi wajib mengisi formulir
daftar penumpang yang dibawa
sebelum membeli tiket.
Sedangkan Pemerintah dalam hal
ini Kementerian Perhubungan,
berkewajiban menjalankan fungsi
pengawasan dan memberikan
sanksi apabila terjadi pelanggaran.

Pengawasan dilakukan oleh Dirjen
Perhubungan Darat melalui Kantor
Otoritas Pelabuhan Penyeberangan
(OPP) atau Unit Pelaksana Teknis
Pelabuhan. Melalui mekanisme seperti
ini semakin memperjelas kewajiban
masing-masing pihak terhadap data
manifes penumpang dan kendaraan.

Nantinya, seluruh perizinan akan
melalui sistem “online”, termasuk
pendaftaran kapal dan sertifikasi
pelaut. Pendaftaran secara ‘online’
ini dimaksudkan agar data terpusat
dan keterbukaan informasi, dengan
memanfaatkan teknologi informasi
sehingga cepat, mudah dan transparan.

Kelima peraturan tersebut merupakan
implementasi dari fokus kerja
Kementerian Perhubungan untuk
meningkatkan tata kelola regulasi
transportasi yang berdampak pada
peningkatan keselamatan dan
keamanan, serta kualitas pelayanan
jasa transportasi.

Sistem akan mengintegrasikan
informasi kepelabuhan yang standar
dalam melayani kapal barang untuk
kegiatan kapal ekspor impor maupun
domestik yang melibatkan sistemsistem layanan di Kantor Pusat
Kementerian Perhubungan.

Peningkatan Pelayanan Bidang
Transportasi Laut
Guna menunjang peningkatan
pelayanan pada transportasi laut,
pemerintah mulai mengembangkan
sistem pelayanan IT untuk mengatur
arus bongkar muat di pelabuhan.
Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut Kementerian Perhubungan
menggenjot pengembangan sistem
layanan tunggal berbasis internet
yang disebut Inaportnet.

Sistem tersebut akan tersebar di
seluruh unit pelaksana teknis serta
terintegrasi dengan Badan Usaha
Pelabuhan, seperti Pelindo I,II,IIIdan
IV, Kantor Bea dan Cukai, Kantor
Kesehatan Pelabuhan, Kantor Karantina
Tumbuhan, Kantor Karantina Ikan dan
Kantor Imigrasi di Pelabuhan. Melalui
perangkat internet tersebut, para
‘stakeholder’ (pemangku kepentingan)
bisa memonitor setiap proses
pelayanan kepelabuhanan secara
mudah dan cepat.

Foto : Istimewa

8

14

TRANSMEDIA

EDISI 02

2016

TRANSUTAMA

Secara umum
Inaportnet
direncanakan
akan diterapkan di
seluruh pelabuhan
Indonesia, namun
dalam waktu dekat
ini akan diterapkan
di 16 pelabuhan.
9

Secara umum, Inaportnet direncanakan
akan diterapkan di seluruh pelabuhan
Indonesia. Namun, dalam waktu dekat
ini akan diterapkan di 16 pelabuhan,
yaitu Belawan, Batam, Tanjung Priok,
Tanjung Perak, Makassar, Tanjung
Emas, Bitung, Dumai, Panjang, Banten,
Tanjung Uban, Balikpapan, Banjarmasin,
Sorong, Manggar, dan Ambon.

10

Sistem Inaportnet diharapkan
memberikan manfaat, antara lain
menjamin transparansi pelayanan kapal
dan barang di pelabuhan, menjamin
rasa keadilan pelayanan (first come first
served), mempercepat penyelesaian
pelayanan kapal dan barang.
Selain itu, dengan sistem berbasis
IT juga akan meminimalisasi biaya
yang diperlukan dalam penanganan
pelayanan kapal dan barang serta
meningkatkan validitas dan akurasi data

Foto : Istimewa

Pelabuhan Makassar telah dipilih
menjadi lokasi pelabuhan pertama yang
akan menerapkan sistem Inaportnet
tersebut karena PT Pelindo IV sebagai
Badan Usaha Pelabuhan yang menjadi
operator pelabuhan Makassar telah
siap untuk mengaplikasikan dan
mengintegrasikan sistem informasi
kepelabuhan untuk memberikan
pelayanan kepada para pengguna jasa.

yang terkait dengan kegiatan pelayanan
kapal dan barang dan meningkatkan
daya saing nasional untuk mendorong
masuknya investasi.
Untuk menggunakan sistem tersebut,
para pengguna sistem Inaportnet yang
meliputi Kantor Otoritas Pelabuhan
Utama, Kantor Kesyahbandaran Utama,

8. KM Bukit Raya
9. Pelabuhan Tanjung Wangi
10. Pelabuhan Trisakti Banjarmasin

2016

EDISI 02

TRANSMEDIA

15

TRANSUTAMA

Foto : Istimewa

9. Kereta Api Sancaka
10. Rangkaian KALog
10. Stasiun Purwokerto

Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan,
Kantor Batam, Kantor Unit Penyelenggara
Pelabuhan, Kantor Pabean, Kantor
Kesehatan Pelabuhan, Kantor Karantina
Pertanian, Kantor Karantina Ikan dan
Pengawasan Mutu Ikan, Kantor Imigrasi,
Badan Usaha Pelabuhan, Perusahaan
angkutan laut nasional di pelabuhan,
perusahaan bongkar muat di pelabuhan
dan perusahaan jasa pengurusan
transportasi, dapat mengakses alamat
website http://inaportnet.dephub.go.id,
di dalam modul tersebut, diantaranya
terdapat pendaftaran pengguna jasa
(User ID), modul pemberitahuan
kedatangan kapal, modul Rencana
Kegiatan Bongkar Muat (RKBM), Modul
Layanan Persetujuan Other Government
Agency (GOA), Modul Penetapan
Pelayanan Kapal (PPK) dan Modul
Pelayanan Surat Perintah Kerja (SPK).
Selain itu, Modul Surat Persetujuan
Olah Gerak (SPOG), Modul realisasi
pandu tunda, modul perpanjangan
masa tambat, modul permohonan
kapal pindah, modul kegiatan kapal
keluar, modul Pembayaran Jasa Labuh,
modul Surat Persetujuan Berlayar (SPB),
laporan Pengeluaran dan Penerimaan
Barang, pembatalan pelayanan,
pengajuan layanan, dan syahbandar.
Meningkatnya Pelayanan Dunia
Perkeretaapian
Tercapainya pembangunan double

16

TRANSMEDIA

EDISI 02

2016

9

Track di Jawa membuktikan bahwa
pelayanan transportasi melalui moda
perkeretaapian sudah semakin baik.
Jika sebelumnya daerah-daerah yang
terlewati jalur rel kereta api masih
belum bisa merasakan manfaat dari
keberadaan moda angkutan berbasis
rel ini, maka mulai 2016 ini semua
berubah.
Sejumlah daerah sudah bisa merasakan
manfaat nyata dari keberadaan jalur
ganda yang meningkatkan jadwal
angkut kereta dan jumlah penumpang
di masing-masing stasiun. Masyarakat
mulai memanfaatkan jasa angkutan
kereta api ini untuk berpergian.
Beberapa daerah di Jawa yang memiliki
potensi wisata dan sumber daya
ekonomi daerah, mulai dikunjungi
oleh pendatang dari luar daerah
mereka. Ini tentu akan meningkatkan
gairah perekonomian lokal dan ini
bisa meningkatkan pendapatan bagi
masyarakat daerah.
Pelayanan angkutan kota berbasis rel
juga terus digiatkan. Pembangunan
Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta
sebagai contoh adanya kebutuhan
pada angkutan massal berbasis rel
yang bakal menjadi solusi kemacetan
lalu lintas darat di perkotaan. Angkutan
kereta api menjadi salah satu solusi dari
masalah transportasi di kota-kota besar
seperti Jakarta dan sekitarnya.

10

TRANSUTAMA

Dengan makin gencarnya
pembangunan infrastruktur
transportasi baik darat, laut, udara dan
perkeretaapian, maka peningkatan
pengguna jasa angkutan massal
menjadi keniscayaan. Masyarakat
sebagai pengguna angkutan massal
tersebut, kadang masih kurang
memiliki kesadaran yang baik tentang
keselamatan bertransportasi.
Rendahnya kesadaran masyarakat, dan
pengetahuan serta kepatuhan akan
budaya keselamatan ternyata menjadi
salah satu faktor penyebab kecelakaan
transportasi publik. Pelanggaran sekecil
apa pun tidak bisa ditoleransi dalam
dunia transportasi.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan
secara tegas menekankan pentingnya
keselamatan ini diatas aspek lainnya.

Peningkatan SDM Pemerintah juga
telah dilakukan dengan memasukkan
kurikulum keselamatan, keamanan dan
pelayanan transportasi yang baik ini di
sekolah-sekolah perhubungan.
Selain itu, kesadaran serta pengetahuan
masyarakat akan budaya keselamatan
bertransportasi perlu ditingkatkan
melalui penyuluhan/sosialiasasi
budaya keselamatan dan mengajarkan
tindakan-tindakan yang perlu dilakukan
ketika sedang menggunakan moda
transportasi baik di darat, laut, dan
udara. Tanpa terkecuali sosialisasi akan
pentingnya berkendara dengan aman
dan mematuhi peraturan lalu lintas
serta tidak saling mendahului kepada
para pengemudi alat transportasi
publik guna menjamin keselamatan
dan keamanan masyarakat dalam
bertransportasi. (*)

Sejumlah daerah
sudah bisa merasakan
manfaat nyata
dari keberadaan
jalur ganda yang
meningkatkan jadwal
angkut kereta dan
jumlah penumpang
di masing-masing
stasiun.

10

2016

EDISI 02

TRANSMEDIA

17

TRANSDARAT

Pentingnya
Manajemen Keselamatan
Dan Pelayanan
Transportasi Darat
Guna memberikan jaminan keselamatan
transportasi angkutan umum, perlu adanya sistem
manajemen keselamatan bagi operator angkutan
darat. Selain regulasi, aspek pokok dari sistem
manajemen keselamatan transportasi mencakup
aspek pengemudi, aspek kendaraan, aspek
perbengkelan dan aspek manajemen keselamatan
itu sendiri. Pemenuhan standar keselamatan dan
pelayanan minimum transportasi oleh angkutan
umum bisa mencegah dan mengurangi insiden
kecelakaan lalu lintas di jalan.

D

irektur Jenderal
Perhubungan Darat,
Pudji Hartanto menilai
upaya peningkatan
keselamatan jasa
transportasi jalan tentunya bukan
tanggung jawab pemerintah semata.
Keselamatan lalu lintas jalan melibatkan
banyak instansi dan banyak pemangku
kepentingan (stakeholder). Koordinasi
dengan seluruh stakeholder transportasi
mesti dilakukan agar pengelolaan
standar keselamatan angkutan darat
bisa terpenuhi. Penanganan aspek
keselamatan dan pelayanan yang baik
dapat dilakukan secara terpadu, efektif,
efisien dan tepat sasaran, sebagaimana
diamanatkan dalam UU Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan (LLAJ).
Dalam Pasal 203 ayat 1 UU LLAJ
tersebut, pemerintah bertanggung
jawab atas terjaminnya keselamatan
lalu lintas dan angkutan jalan. Pihak
perusahaan angkutan umum juga wajib
memenuhi ketentuan yang serupa
sebagaimana diatur dalam pasal 204
ayat (1). Pada pasal itu, perusahaan

1. Bis Damri Royal Class
2. Kabin bis

18

TRANSMEDIA

EDISI 02

2016

angkutan umum wajib membuat,
melaksanakan dan menyempurnakan
sistem manajemen keselamatan
transportasi sesuai standar yang
ditetapkan pemerintah.
Dengan adanya pasal ini, maka setiap
perusahaan angkutan umum mesti
menerapkan sistem manajemen
keselamatan sesuai ketentuan yang
berlaku. Hal itu dipertegas pada pasal
141 ayat 1 yang menyebut perusahaan
angkutan umum wajib memenuhi
standar pelayanan minimal yang
meliputi keamanan, keselamatan,
kenyamanan, keterjangkauan,
kesetaraan dan keteraturan.
Senada dengan Dirjen Perhubungan
Darat, Direktur Keselamatan Dan
Pelayanan Perum Damri, Gede
Pasek Suardika berpendapat Sistem
Manajemen Keselamatan (SMK)
seharusnya ditaati oleh semua operator
angkutan umum. Aspek keselamatan
tak bisa diabaikan. Berbagai
negara telah mengembangkan dan
menerapkan sistem manajemen untuk
perusahaan jasa angkutan di jalan raya.
Aturan terkait pemenuhan standar
keselamatan dan pelayanan transportasi
di Indonesia juga tertuang dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74
Tahun 2014 Tentang Angkutan Umum.
Dalam PP tersebut tertuang proses
perijinan perusahaan angkutan umum
yang mesti melibatkan komitmen
pengusaha pada SMK ini. “Sebenarnya
secara inheren SMK sudah dijalankan
oleh Damri dan tidak ada yang sulit
dari aturan itu,” ujar Gede sembari
menargetkan Perum Damri bakal
menjadi role model penerapan SMK
untuk angkutan jalan di Indonesia.
Dominannya masyarakat menggunakan

TRANSDARAT

angkutan jalan dalam bertransportasi,
menempatkan aspek keselamatan dan
pelayanan transportasi di sub sektor ini
perlu mendapat perhatian. Salah satu
langkah yang ditempuh pemerintah
adalah dengan menggiatkan sosialisasi
Sistem Manajemen Keselamatan (SMK)
sebagaimana diamanahkan oleh UU
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) dan PP
Nomor 74 Tahun 2014 kepada operator
angkutan umum.

payung hukum UU Nomor 22/2009
dan PP Nomor 74/2014 ini sudah
cukup kuat bagi operator untuk
menaati kewajiban menerapkan
SMK di perusahaan mereka,” tukas
Gede. Pun dengan Standar Pelayanan
Minimum (SPM) yang tidak bisa
diabaikan oleh perusahaan angkutan
umum. Perusahaan angkutan umum
mesti menaati aturan hukum terkait

stakeholder angkutan jalan, agar para
pengusaha menjalankan SMK dengan
kesadaran mereka sendiri.
Saat ini hanya Perum Damri yang
secara rutin menjalankan ketentuan
terkait SMK bagi angkutan umum di
Tanah Air. “Memang PP yang mengatur
secara detail terkait SMK ini masih
dalam pembahasan, namun dari

2

Upaya pemerintah dalam pembinaan
kepada perusahaan angkutan
umum terus dilakukan secara
berkesinambungan. SMK angkutan
umum mesti disosialisasikan ke seluruh

Foto : Istimewa

Penanganan aspek
keselamatan dan
pelayanan yang baik
dapat dilakukan
secara terpadu,
efektif, efisien
dan tepat sasaran,
sebagaimana
diamanatkan dalam UU
Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan (LLAJ).
pemenuhan SPM angkutan jalan
sebagai wujud pelayanan kepada
masyarakat.

1

Dukung Teknologi IT Tanpa
Mengabaikan Aspek Keselamatan
Penerapan keselamatan sesuai
aturan perundangan terus digalakkan
Kementerian Perhubungan. Melalui
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,
pemerintah mengeluarkan regulasi
baru terkait penggunaan IT dalam bisnis
angkutan umum. Semua pihak berharap
angkutan umum di kota-kota besar
sebaiknya memang perlu menerapkan
sistem online untuk operasional
mereka.

Foto : Istimewa

Harapan serupa diungkapkan Kamar
Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Organisasi para pengusaha nasional itu
meminta para pengusaha transportasi
menerapkan sistem aplikasi IT sebagai

2016

EDISI 02

TRANSMEDIA

19

Foto : istimewa

TRANSDARAT

Keselamatan lalu lintas jalan
melibatkan banyak instansi dan
banyak pemangku kepentingan
(stakeholder)

Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan
Pudji Hartanto

bentuk peningkatan pelayanan kepada
konsumen, dan tetap taat pada regulasi
keselamatan yang berlaku.

3

Kemajuan IT lanjutnya, tidak boleh
menjadi alasan untuk menghindari
kewajiban-kewajiban sebagai pelaku
usaha. Misalnya soal pajak, keharusan
uji kelaikan kendaraan, dan penggunaan
Surat Izin Mengemudi (SIM) khusus
angkutan umum bagi sopir. Ketentuanketentuan lainnya juga harus dipatuhi
oleh perusahaan transportasi berbasis
aplikasi. Diantaranya, Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, Kepres Nomor 90
Tahun 2000 tentang Kantor Perwakilan
Perusahaan Asing, PP Nomor 82 Tahun
2012 tentang Penyelenggaran Sistem
dan Transaksi Elektronik.
Menurut Carmelita, langkah yang
diambil Kementerian Perhubungan
untuk menegakkan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ)
merupakan hal yang tepat. Sebab,
moda transportasi publik harus
memenuhi aspek-aspek keselamatan
dan keamanan yang sudah diatur dalam
regulasi.
Masyarakat harus mengetahui
perbedaan antara kendaraan
pribadi dan kendaraan umum serta
implikasi hukumnya. Untuk menjadi
kendaraan umum, harus ada tahap-

20

TRANSMEDIA

EDISI 02

2016

Foto : Istimewa

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia
Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto
mengungkapkan perbedaan bisnis
sektor transportasi dengan sektor
lain adalah faktor keselamatan dan
keamanan ini. Dua hal ini memang
mutlak harus dipenuhi karena kalau
ada perusahaan transportasi yang tidak
menaati regulasi yang ada, maka itu
ilegal.

tahap pengujian yang harus dilalui
untuk memastikan keselamatan dan
keamanan penumpang.
Kalau transportasi publik, mereka
harus diuji oleh pemerintah baik
kendaraannya maupun pengemudinya.
Itu sebagai tanggung jawab Negara
untuk menjamin keselamatan
transportasi bagi warga negaranya.
Kalau dia tidak terdaftar sebagai
transportasi publik, tentu kegiatan
angkutan itu ilegal.
Regulasi Untuk Layanan
Transportasi Berbasis Aplikasi
Menyikapi merebaknya operasional
angkutan umum berbasis aplikasi Online
yang marak belakangan ini, pemerintah
mulai bersikap tegas. Pada pertengahan
April kemarin, Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat Kementerian
Perhubungan, mengeluarkan peraturan
baru terkait hal tersebut.
Peraturan tersebut tertuang dalam

Peraturan Menteri (Permen)
Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016
tentang Penyelenggaraan Angkutan
Orang dengan Kendaraan Bermotor
Umum Tidak dalam Trayek. Peraturan
Menteri ini mengatur angkutan
tidak dalam trayek, seperti taksi,
angkutan sewa, carter, pariwisata, dan
lainnya. “Adapun taksi online wajib
mendaftarkan diri dan nama dalam
STNK harus berbadan hukum atau
sesuai UU Nomor 22 Tahun 2009, Pasal
139 ayat 4,” kata Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Pudji Hartanto, di
Jakarta beberapa waktu lalu.
Penyelenggaraan taksi online atau
angkutan berbasis aplikasi dijabarkan
lebih lanjut dalam Bab IV tentang
Penyelenggaraan Angkutan Umum
dengan Aplikasi Berbasis Teknologi
Informasi. Salah satunya menyebutkan
bahwa perusahaan jasa angkutan
tidak dalam trayek, misalnya taksi,
diperbolehkan memakai aplikasi.

TRANSDARAT

5

Penyediaan aplikasi bisa dilakukan
sendiri atau bekerja sama dengan
perusahaan aplikasi yang sudah
berbadan hukum Indonesia. Sistem
pembayaran angkutan tersebut juga
boleh disematkan sekaligus dalam
aplikasi asalkan tetap mengikuti
ketentuan di bidang informasi dan
transaksi elektronik.
Bila perusahaan angkutan umum, seperti
taksi bekerja sama dengan perusahaan
aplikasi, perusahaan aplikasi tidak
boleh bertindak sebagai penyelenggara
angkutan. Maksudnya, perusahaan
aplikasi tidak boleh mengatur tarif,
merekrut pengemudi, dan menentukan
besaran penghasilan pengemudi.
Perusahaan penyedia aplikasi, juga
diwajibkan memberi akses monitoring
pelayanan, data semua perusahaan
angkutan umum yang bekerja sama,
data semua kendaraan dan pengemudi,
dan alamat kantornya sendiri.

Foto : Istimewa

4

Perusahaan aplikasi yang menyediakan
jasa angkutan orang menggunakan
kendaraan bermotor diwajibkan
mengikuti ketentuan pengusahaan
angkutan umum yang dimuat dalam
Pasal 21, 22, dan 23 Permen Nomor 32
Tahun 2016.
Ketentuan tersebut antara lain
meminta perusahaan aplikasi
mendirikan badan hukum Indonesia.
Bentuk badan hukum yang diakui
adalah badan usaha milik negara,
badan usaha milik daerah, perseroan
terbatas, atau koperasi. Perusahaan
aplikasi juga diminta untuk
menyelenggarakan izin angkutan
orang tidak dalam trayek. Syaratnya
antara lain mesti memiliki minimal
lima kendaraan atas nama perusahaan,

lulus uji berkala, memiliki pool dan
bengkel, serta pengemudi harus
memiliki SIM.
Pudji menambahkan, aturan tersebut
berlaku efektif dalam waktu enam
bulan mendatang. Permen Nomor
32 Tahun 2016 disahkan pada
Maret 2016 lalu dan mulai berlaku
pada September 2016. Sekarang
Kementerian Perhubungan melakukan
sosialisasi Permen 32 Tahun 2016 untuk
mewujudkan transportasi selamat, aman
dan nyaman untuk masyarakat.(*)

3. Armada angkutan jalan
4. Salah satu bentuk aplikasi online
5. Salah satu angkutan massal perkotaan

2016

EDISI 02

TRANSMEDIA

21

TRANSLAUT

Teknologi
VTS Untuk
Keselamatan
Pelayaran

22

TRANSMEDIA

EDISI 02

2016

Guna mencegah
terjadinya tabrakan
kapal, sejumlah teknologi
di bidang pelayaran
mulai digunakan. Salah
satunya, pemasangan
teknologi Vessel Traffic
System (VTS). Alat ini
berfungsi untuk memandu
pergerakan kapal laut
yang akan masuk dan
keluar pelabuhan. Empat
pelabuhan di Tanah Air
telah memanfaatkan VTS.
Diantaranya Pelabuhan
Belawan (Medan), Tanjung
Priok (Jakarta), SoekarnoHatta (Makassar) dan
Tanjung Perak (Surabaya).

TRANSLAUT

1. Ruang Vessel Traffic System (VTS)
2. Vessel Traffic System (VTS) Tanjung Balai Karimun

anfaat lain dari
pemasangan VTS adalah
untuk mempercepat
proses pemanduan
kapal di pelabuhan. Alat ini seperti
fungsi Air Traffic Control (ATC) di
bandara. Pengoperasian VTS juga akan
meningkatkan efisiensi pemanduan
terhadap kapal laut yang dinilai akan
lebih menjamin keselamatan pergerakan
kapal.

M

Salah satu pelabuhan yang
mengoperasikan perangkat lunak VTS
ada di Tanjung Priok. VTS berhasil
membantu proses pemantauan seluruh
pergerakan kapal. Kapal-kapal yang

2

akan masuk dan keluar pelabuhan, bisa
dideteksi dengan baik, meskipun kapalkapal tersebut tidak memiliki Automatic
Identification Service (AIS). Upaya
pemerintah untuk meminimalisasi
potensi kecelakaan dan gangguan
keamanan di wilayah pelabuhan.
Target mengurangi angka kecelakaan
laut memang tengah digalakkan
Kementerian Perhubungan sejak 2015
lalu. Dalam beberapa kesempatan
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan
menegaskan pentingnya operator dan
regulator menjaga konsistensi menaati
peraturan keselamatan dan keamanan
transportasi laut. Jonan berharap angka
kecelakaan pelayaran tahun 2016
ini dapat berkurang setengahnya.
Diungkapkannya, pada 2014 dan 2015,
tercatat 400 kecelakaan laut. Pada 2016
ini diharapkan bisa turun setengahnya
lagi.
Melalui penerapan perangkat VTS ini,
upaya menjaga keselamatan di perairan
pelabuhan sekaligus penegakan
hukum bagi kapal-kapal yang belum
memakai AIS, bisa dilakukan dengan
baik. Pemantauan keselamatan dan
keamanan pelabuhan juga terus
digalakkan petugas syahbandar.
Merekalah yang bertanggungjawab
melakukan tindakan hukum atas segala
bentuk pelanggaran kapal di pelabuhan.
Salah satu contoh jenis pelanggaran
yang bisa teridentifikasi perangkat VTS
adalah adanya kapal yang lego jangkar
di alur masuk kolam pelabuhan. Kegiatan
itu jelas mengganggu kapal yang akan
keluar dan masuk pelabuhan. Hal
seperti itu bisa berpotensi menimbulkan
kecelakaan. Dengan perangkat VTS,
perwira jaga dapat mencegah terjadinya
tabrakan kapal. Karena melalui layar VTS
secara visual semua kapal bisa dipantau
posisinya.
Namun jika perwira jaga di pelabuhan
lalai atau tidak mengingatkan kapal
yang berpotensi tabrakan, maka ia
bakal terkena sanksi berat. Setiap

฀Pengoperasian
VTS juga akan
meningkatkan
efisiensi pemanduan
terhadap kapal laut
yang dinilai akan
lebih menjamin
keselamatan
pergerakan kapal.฀

pelanggaran kapal harus ditangani
secara baik. Bila kapal tidak memakai
AIS karena rusak, maka perwira yang
bersangkutan harus membuat laporan
kepada kepala kesyahbandaran. Ini
karena penggunaan AIS adalah wajib
bagi seluruh kapal.
The United States Coast Guard (USCG)
sendiri menilai, upaya pengamanan
wilayah pelabuhan oleh Kantor
Syahbandar Tanjung Priok cukup bagus.
Penggunaan perangkat VTS, akan
menambah keyakinan para pemilik
kapal niaga merapat ke pelabuhan
paling besar di Indonesia itu. Letnan
Commander Scott Balton dan Letnan
Comander Jack, utusan USCG Amerika
ke Tanjung Priok, mengungkapkan
selain melakukan audit soal penerapan
International Ship Security and Port
Facility Code (ISPS Code), mereka
telah memantau jaminan keamanan
pelabuhan di Indonesia.

2016

EDISI 02

TRANSMEDIA

23

TRANSLAUT

3. Vessel Traffic System (VTS) Banjarmasin
4. Vessel Traffic System (VTS) Surabaya
5. Vessel Traffic System (VTS) Benoa, Bali

Petugas Syahbandar
di pelabuhan
perikanan maupun
di pelabuhan umum
memiliki tugas yang
sama terhadap
keselamatan
pelayaran. Hal ini
sudah diatur dalam
UU Pelayaran.

Kementerian Perhubungan memang
fokus menjaga keselamatan dan
keamanan pelayaran serta perlindungan
lingkungan maritim. Dalam tugas
menjaga keselamatan dan keamanan
laut, petugas Syahbandar cukup tegas
dalam menindak pelanggaran. Bagi
USCG, Pelabuhan Tanjung Priok sudah
menerapkan aturan keamanan dan
keselamatan sesuai ISPS Code yang
ditetapkan International Maritime
Organization (IMO). Sejauh ini,
pelaksanaan aturan keselamatan dan
keamanan berjalan cukup baik dan
lancar.
Peran Syahbandar Bagi
Keselamatan dan Keamanan
Pelayaran
Upaya menjaga keselamatan dan
keamanan pelabuhan menjadi salah
satu tugas Syahbandar, baik Petugas
syahbandar di pelabuhan perikanan
maupun di pelabuhan umum. Hal ini
sudah diatur dalam UU Pelayaran.
Semua syahbandar wajib tidak
memberikan izin kalau kondisi alam

24

TRANSMEDIA

EDISI 02

2016

3

sedang tidak baik atau cuaca buruk
yang tidak memungkinkan untuk
berlayar bagi kapal-kapal nelayan.
Sementara bagi kapal angkutan barang,
pengecekan kelaikan kapal harus teliti
dan tidak perlu toleransi terhadap
segala bentuk ancaman keselamatan.
Tanggung jawab Syahbandar memang
sangat berat dalam menjamin
keselamatan dan keamanan pelayaran,
karena Syahbandar merupakan pejabat
pemerintah di pelabuhan yang diangkat
oleh Menteri dan memiliki kewenangan
tertinggi untuk menjalankan dan
melakukan pengawasan terhadap
pemenuhan ketentuan peraturan
perundang undangan terkait
keselamatan dan keamanan pelayaran.
Tindakan-tindakan yang dilakukannya
adalah agar pengawasan keselamatan
dan keamanan pelayaran, meningkat.
Tugas pengawasan yang dilakukan
seorang Syahbandar harus juga
melakukan tindakan terhadap
pelanggaran aturan pelayaran yang
terjadi.

Ini karena penegakkan hukum di laut
sangat penting. Upaya penegakan hukum
bisa dilaksanakan melalui suatu operasi
patroli keamanan dan keselamatan
laut, baik secara parsial oleh berbagai
pemangku kepentingan (stakeholder) di
laut maupun secara terkoordinasi yang
diselenggarakan dan dikoordinasikan oleh
Badan Keamanan laut.
Prosedur Keselamatan Angkutan
Laut
Bagi kapal-kapal yang dianggap
tidak laik laut karena terbukti tidak
memenuhi persyaratan ketentuan
yang ditetapkan peraturan tentang
keselamatan kapal maka petugas
Syahbandar harus melarang untuk
berlayar. Diantara pelanggaran yang
harus diantisipasi, seperti adanya
sertifikat kapal yang mati, Pemadam
Kebakaran (PMK) tidak berfungsi dan
alat keselamatan kurang memadai.
Selain itu, tanda pendaftaran kapal
tidak dipasang, muatan berlebih/
overdraft, muatan tidak sesuai dengan
dokumen muatan, sijil awak kapal
tidak sesuai, buku pelaut mati, adanya

TRANSLAUT

penumpang gelap, dan sebagainya.
Jika kapal dianggap laik laut, dan semua
persyaratan terpenuhi maka Syahbandar
bisa menerbitkan Surat Persetujuan
Berlayar (SPB). Berdasarkan Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor KM 1 Tahun 2010 tentang Tata
cara penerbitan Surat Persetujuan
Berlayar (Port Clearance), telah
dijelaskan secara terperinci ketentuan
dan prosedur bagaimana SPB diterbitkan.
Penerbitan Port Clearance merupakan
suatu proses pengawasan yang
dilakukan oleh Syahbandar terhadap
kapal yang akan berlayar meninggalkan
pelabuhan untuk memastikan bahwa
Kapal, awak kapal, dan muatannya
secara teknis administratif telah
memenuhi persyaratan keselamatan
dan keamanan pelayaran serta
perlindungan lingkungan maritim.
Pemahaman dari persyaratan
keselamatan dan keamanan pelayaran
adalah suatu keadaan terpenuhinya
persyaratan keselamatan dan
keamanan yang menyangkut angkutan
di perairan, kepelabuhanan dan
lingkungan maritim.
Persyaratan kelaikan kapal mencakup
terpenuhinya persyaratan keselamatan
kapal,pencegahan pencemaran perairan
dari kapal, pengawakan, garis muat,

pemuatan, kesejahteraan awak kapal,
dan kesehatan penumpang, status
hukum kapal, manajemen keselamatan
dan pencegahan pencemaran dari kapal,
dan manajemen keamanan kapal untuk
berlayar di perairan tertentu.
Selain kelaikan, pengecekan terhadap
keselamatan kapal juga dilakukan
dengan memeriksa keadaan kapal
yang memenuhi persyaratan
material,konstruksi, bangunan,
permesinan dan kelistrikan. Aspek
keselamatan kapal juga mencakup
tata susunan serta perlengkapan alat
penolong dan radio, elektronik kapal,
dan semua itu dibuktikan dengan
sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan
dan pengujian.
Selain Kapal harus laik laut, kewajiban
kapal lainnya yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan SPB adalah kewajiban
pembayaran atas jasa pelayanan
kepelabuhanan, jasa pengawasan di
bidang keselamatan dan keamanan
pelayaran yang berlaku di bidang
pelayaran. Dari beragam bentuk
pengawasan yang dilakukan Syahbandar,
maka umumnya kapal yang mengalami
insiden kecelakaan karena kelebihan
muatan barang dan penumpang.
Antisipasi lain yang dilakukan adalah
mencegah manipulasi kenyataan
yang sebenarnya, terutama alat-alat

keselamatan misalnya lifecraft dan
PMK yang telah kadaluarsa diubah
seolah menjadi masih berlaku. Selain,
itu antisipasi juga dilakukan terhadap
barang berbahaya yang dilaporkan
sebagai barang biasa untuk menghindari
petugas pemeriksaan kelaik lautan.
Tanggung jawab Syahbandar memang
berat karena harus mampu menjalankan
dan melakukan pengawasan terhadap
dipatuhinya peraturan perundangundangan keselamatan dan keamanan
pelayaran terhadap kapal-kapal yang
akan melakukan pelayaran.
Dukungan semua pihak tetap
menunjang terselenggaranya angkutan
laut yang aman selamat dan nyaman.
Dibutuhkan kerjasama semua
pihak mulai birokrasi, operator dan
masyarakat untuk komitmen dalam
mengutamakan keselamatan (safety)
dalam penyelenggaraan transportasi
di laut sesuai dengan koridor undangundang dan peraturan yang berlaku.
Terwujudnya laut yang aman, tertib
dengan tranportasi laut yang nyaman,
dan terpenuhinya keselamatan
pelayaran yang kondusif, menuju zero
accident bukan saja target Kementerian
Perhubungan namun juga harapan
masyarakat pengguna jasa angkutan
massal. (*)

5

4

2016

EDISI 02

TRANSMEDIA

25

TRANSLAUT

INAPORTNET,

Solusi Peningkatan
Performansi Logistik Indonesia
Performansi logistik
Indonesia saat ini
menjadi perhatian
serius pemerintah
dan swasta. Hal ini
sering diukur dari
beberapa tolok
ukur secara statistik,
seperti dwelling time,
kontribusi biaya logistik
atas Gross Domestic
Product (GDP), dan
Logistic Performance
Index (LPI).

alah satu upaya yang
dianggap mampu secara
cepat dan murah untuk
meningkatkan performansi
logistik Indonesia adalah
pembenahan di sisi soft infrastruktur,
yaitu penyediaan platform teknologi
informasi (TI) bagi komunitas logistik
untuk bertukar data dan informasi
secara terintegrasi berupa Inaportnet.
Platform TI ini telah dilakukan oleh
negara-negara yang maju dalam proses
logistiknya.

S

Penerapan Inaportnet menurut
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan
akan meningkatkan pelayanan
kepelabuhanan dan mempercepat
implementasi National Single Window
(NSW) di Indonesia. Sistem ini bisa
mendorong kelancaran arus barang
serta kinerja pelayanan ekspor/impor

26

TRANSMEDIA

EDISI 02

2016

dan ini bukan merupakan ide baru.
Seperti diatur dalam Peraturan Presiden
Nomor 10 Tahun 2008, Indonesia
National Single Window (INSW) adalah
sistem terintegrasi yang memungkinkan
dilakukannya suatu penyampaian
data dan informasi secara tunggal,
pemrosesan data dan informasi secara
tunggal, dan pembuatan keputusan
secara tunggal untuk pemberian izin
kepabeanan dan pengeluaran barang.
Dalam implementasi terkait dengan
layanan logistik di Indonesia, terutama
yang memanfaatkan jasa transportasi
laut, INSW terbagi antara Tradenet
dan Inaportnet. Tradenet merupakan
layanan terintegrasi pengurusan izin
barang eskpor/impor yang dikoordinasi
oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Sedangkan, Inaportnet merupakan
integrasi layanan perizinan kapal (port

clearance) yang dikoordinasi oleh
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Dengan dibangunnya sistem layanan
tunggal berbasis internet yang bernama
Inaportnet ini oleh Kementerian
Perhubungan, akan semakin
memberikan jaminan transparansi
pelayanan kapal dan barang. Inaportnet
akan mengintegrasikan sistem
informasi kepelabuhanan yang standar
dalam melayani kapal dan barang
untuk kegiatan ekspor-impor maupun
domestik. Jadi, Inaportnet ini adalah
salah satu portal INSW sebagai bagian
dari upaya mewujudkan Sistem Logistik
Nasional (Sislognas) yang berdaya saing
global.
Teknologi informasi ini akan melibatkan
sistem-sistem layanan di kantor
pusat Kementerian Perhubungan,
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,

TRANSLAUT

Unit Pelaksana Teknis, Badan Usaha
Pelabuhan (Pelindo I, II, III dan IV),
Kantor Bea dan Cukai, Kantor Kesehatan
Pelabuhan, Kantor Karantina Tumbuhan,
Kantor Karantina Ikan, dan Kantor
Imigrasi di pelabuhan.
Rencananya, Inaportnet akan diterapkan
di seluruh pelabuhan Indonesia. Namun,
untuk penerapan awal baru sebatas di
16 pelabuhan yaitu Belawan, Batam,
Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar,
Tanjung Emas, Bitung, Dumai, Panjang,
Banten, Tanjung Uban, Balikpapan,
Banjarmasin, Sorong, Manggar,
dan Ambon. Hal itu, sesuai dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 192 Tahun 2015 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 157 Tahun 2015, tentang
Penerapan Inaportnet untuk Pelayanan
Kapal dan Barang di Pelabuhan.
Pengembangan Inaportnet harus
segera diselesaikan agar bisa segera
dimanfaatkan oleh seluruh pengguna
jasa perhubungan laut. Sehingga, akan
memperlancar pelayanan sandar kapal
dan bongkar muat di pelabuhan.
Layanan dan Manfaat Inaportnet
Sistem Inaportnet memiliki berbagai
manfaat, antara lain menjamin
transparansi pelayanan kapal dan barang
di pelabuhan, menjamin rasa keadilan
pelayanan (first come first served),
mempercepat penyelesaian pelayanan
kapal dan barang, meminimalisasi biaya
yang diperlukan dalam penanganan
pelayanan kapal dan barang,
meningkatkan validitas dan akurasi
data yang terkait dengan kegiatan
pelayanan kapal dan barang, serta dapat
meningkatkan daya saing nasional
untuk mendorong masuknya investasi di
Indonesia.
Pengguna Inaportnet mencakup
Kantor Otoritas Pelabuhan Utama,
Kantor Kesyahbandaran Utama,
Kantor Syahbandar dan Otoritas
Pelabuhan, Kantor Batam, Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan, Kantor
Pabean, Kantor Kesehatan Pelabuhan,
Kantor Karantina Pertanian, Kantor
Karantina Ikan dan Pengawasan Mutu
Ikan, Kantor Imigrasi, Badan Usaha
Pelabuhan, Perusahaan angkutan laut
nasional di pelabuhan, perusahaan
bongkar muat di pelabuhan dan
perusahaan jasa pengurusan transportasi.

Semua kapal niaga yang beroperasi di
Indonesia dapat dilayani oleh sistem
Inaportnet ini. Sedangkan, untuk kapal
pelayaran rakyat, kapal dengan ukuran
kurang dari atau sama dengan GT
35, kapal yang beroperasi tetap pada
daerah pelayaran tertentu dengan
waktu pelayaranan kurang dari 6
(enam) jam, dan kapal perikanan belum
dapat dilayani oleh sistem Inaportnet.
Inaportnet dikembangkan secara
bertahap, baik dari jangkauan maupun
jenis layanannya. Tersedia 3 layanan
di Inaportnet, yaitu Pertama, iPortVessels Management, merupakan
layanan Inaportnet yang digunakan
oleh shipping lines untuk membuat
atau mengajukan line, schedule dan
commercial offer yang menjadi inputan
atas berbagai proses berikutnya di
Kantor Pemerintah, Badan Usaha di
P