Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Duda utara - Kecamatan Selat - Kabupaten Kuda utara.

(1)

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA/KELURAHAN : DUDA UTARA

KECAMATAN : SELAT

KABUPATEN : KARANGASEM

NAMA : AYU NUR FITRIYANI

NIM : 1301305093

FAKULTAS/JURUSAN : SASTRA DAN BUDAYA/SASTRA INGGRIS

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA 2016


(2)

i HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang kami kerjakan, maka saya:

Nama Mahasiswa : Ayu Nur Fitriyani

Nomor Induk Mahasiswa : 1301305093

Fakultas/Jurusan : Sastra Dan Budaya/Sastra Inggris

Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM.

Duda Utara, 27 Agustus 2016 Mengetahui/Menyetujui

Mengetahui,

Daftar Isi

HALAMAN PENGESAHAN Dosen Pembimbing Lapangan

(Ir. I Wayan Arta Wijaya, M. Erg.,M.T) NIP.196603131993031001

KK Dampingan

(Ni Wayan Sukiasa)

Kepala Desa Duda Utara


(3)

ii Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nyalah LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM (KULIAH

KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) PERIODE KE-XIII UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2016 DI DESA DUDA UTARA, KECAMATAN SELAT, KABUPATEN KARANGASEM, PROVINSI BALI ini dapat terselesaikan pada waktunya.

Atas terselesaikannya laporan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan selama menjalani program keluarga dampingan, diantaranya :

1. Pihak Rektorat Universitas Udayana atas bantuan dan fasilitas yang telah diberikan

baik secara moral maupun spiritual

2. Dosen Pembimbing Lapangan kami, Ir. I Wayan Arta Wijaya, M.Erg., M.T. yang

telah membimbing dan banyak memberikan saran selama kami menjalankan KKN PPM

3. Bapak I Wayan Darmadi, S.P., selaku Kepala Desa Duda Utara beserta staf pegawai

yang senantiasa memberikan informasi

4. Keluarga Ni Wayan Sukiasa, yang merupakan keluarga dampingan dari penulis, dan

telah memberikan banyak pengalaman bagi penulis

5. Seluruh masyarakat di Desa Duda Utara atas bantuan serta partisipasi dalam

program-program yang telah kami laksanakan

6. Orangtua, rekan-rekan seperjuangan di Universitas Udayana serta berbagai pihak

yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan penyelenggaraan kegiatan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan gambaran mengenai program keluarga dampingan yang telah dilaksanakan selama satu periode KKN PPM di Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.

Desa Duda Utara, 27 Agustus 2016


(4)

iii Daftar Isi

Halaman Pengesahan...i

Kata Pengantar ...ii

Daftar Isi ...iii

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1Profil Keluarga Dampingan ...1

1.2Ekonomi Keluarga Dampingan...3

1.2.1 Pendapatan Keluarga ...3

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ...4

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH 2.1Permasalahan Keluarga ...6

2.1.1 Masalah Ekonomi ...6

2.1.2 Masalah Kesehatan ...6

2.1.3 Masalah Pendidikan ...7

2.1.4 Masalah Penunjang Kebutuhan...7

2.2Masalah Prioritas ...8

2.2.1 Masalah Ekonomi ...8

2.2.2 Masalah Kesehatan ...8

2.2.3 Masalah Pendidikan ...9

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1Program ...10

3.1.1 Realisasi Masalah Ekonomi ...10

3.1.2 Realisasi Masalah Kesehatan ...11


(5)

iv

3.1.4 Memberikan Motivasi ...13

3.2 Jadwal Kegiatan ...13

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1Pelaksanaan ...16

4.1.1 Waktu ...16

4.1.2 Lokasi ...16

4.2Hasil ...16

4.3Kendala ...17

BAB V PENUTUP 5.1Simpulan ...18

5.2Rekomendasi ...19

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

1 BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

KKN Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di setiap desa yang telah ditentukan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengangkat serta mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing desa yang menjadi sasaran KKN PPM. Salah satu kegiatan yang dijalankan selama masa KKN PPM yaitu berupa program keluarga dampingan (KK Dampingan).

Program ini merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa peserta KKN PPM untuk mendampingi salah satu keluarga yang dikategorikan dalam keluarga RTM (Rumah Tangga Miskin) yang tersebar di setiap dusun yang ada di Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.

Kegiatan pendampingan keluarga dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di enam Banjar di Desa Duda Utara,Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Banjar tersebut yaitu Banjar Geriana Kauh, Banjar Geriana Kangin, Banjar Peringsari Kelod, Banjar Tukad Sabuh, Banjar Peringsari Kaja, dan Banjar Peringsari Tengah. Berdasarkan arahan dari Kepala Desa, KKN periode XIII ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang berada di Banjar Peringsari Kelod yaitu Keluarga Ni Wayan Sukiasa. 1.1Profil Keluarga Dampingan

Desa Duda Utara, Kecamatan Selat adalah salah satu desa yang berada di Kabupaten Karangasem. Desa yang terdiri lebih dari 2000 (dua ribu) kepala keluarga ini sebagian warganya masih berada di bawah garis kemiskinan. Salah satu keluarga tersebut adalah keluargaNi Wayan Sukiasa.Kediaman Ni Wayan Sukiasa beralamat di Banjar Perangsari Kelod, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Rumah keluarga Ni Wayan Sukiasa dibangun diatas tanah seluas 1 (satu) are yang terdiri darisatu kamar tidur,

satu dapur dan sebagian tanah dibangun merajan. Luas kamar tidur di keluarga tersebut

sekitar 3x4 meter. Kamar ini hanya digunakan oleh I Wayan Budayasa yang merupakan anak dari Ni Wayan Sukiasa. Sedangkan Ni Wayan Sukiasa dan anak perempuannya tidur di dapur. Rumah keluarga Ni Wayan Sukiasa tidak dilengkapi dengan kamar mandi.Oleh karena itu, Keluarga Ni Wayan Sukiasa melakukan kegiatan MCK di pemandian umum. Sedangkan untuk menampung air yang digunakan sehari-hari, keluarga menimba air yang letaknya tidak


(7)

2 jauh dari rumah.Sumur itupun bukan milik pribadi dari Keluarga Ni Wayan Sukiasa melainkan sumur umum yang digunakan bersama-sama dengan warga lainnya.

Kondisi rumah Keluarga Ni Wayan Sukiasa sendiri masih layak huni. Hal ini dibuktikan dengan keadaan bangunan yang terbuat darisemen serta adanya aliran listrik. Namun, listrik yang digunakan masih terbatas yaitu hanya berupa lampu di kamar tidur dan dapur. Keluarga Ni Wayan Sukiasa diketahui sebelumnya pernah mendapat bantuan perekaban rumah pada tahun 2011 yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Untuk kondisi dapur dari Keluarga Ni Wayan Sukiasa yang letaknya di depan bangunan kamar tidur masih sangat sederhana. Peralatan masak yang digunakan masih berupa kompor tanah serta menggunakan kayu bakar yang harus dicari di kebun sebagai bahan bakarnya. Berikut adalah tabel identitas anggota keluarga Ni Wayan Sukiasa.

No. Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket.

1. Ni Wayan Sukiasa Cerai

meninggal 68 tahun

Tidak

Sekolah Petani Ibu

2. Ni Nyoman Noni Belum

Kawin 37 tahun

Tidak Tamat SD

Tidak

Bekerja Anak

3. I Wayan Budayasa Belum

Kawin 32 tahun SD

Tidak

Bekerja Anak

Keluarga Ni Wayan Sukiasa terdiri dari 3 (tiga) anggota. Mereka adalah Ni Wayan Sukiasa yang merupakan ibu sekaligus kepala rumah tangga. Beliau telah bercerai meninggal kepada suaminya. Suami beliau meninggal karena sakit saat anak mereka masih duduk di bangku sekolah. Ni Wayan Sukiasamemiliki 2 (dua) orang anak yaitu perempuan dan laki-laki. Anak perempuan beliau yaitu Ni Nyoman Noni dan anak laki-laki bernama I Wayan Budayasa. Anak-anak beliau hanya dapat menempuh pendidikan sampai di tingkat sekolah dasar saja. Anak perempuan beliau tidak tamat Sekolah dasar karena penyakit yang dia derita yaitu penyakit epilepsi. Sedangkan anak laki-laki beliau dapat menamatkan pendidikan hingga Sekolah Dasar. Namun tidak melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah dikarenakan masalah ekonomi.


(8)

3 1.2Ekonomi Keluarga Dampingan

Tingkat kesejahteraan sebuah keluarga dapat dilihat dari berbagai aspek. Salah satu aspek yang dapat diukur yaitu kondisi ekonomi keluaraga tersebut.Tujuan dari pengukuran ekonomi dari keluarga dampingan, khususnya keluarga Ni Wayan Sukiasa adalah untuk mengidentifikasikan sumber pendapatan keluarga dampingan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi pengeluaran keluarga dampingan, seperti kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk mengukur tingkat kesejahteraan keluarga dampingan Ni Wayan Sukiasa ada dua hal yang diperlukan, yaitu pendapatan keluarga dampingan dan pengeluaran keluarga dampingan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sub-sub bab yang tercantum sebagai berikut:

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Keluarga Ni Wayan Sukiasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya bergantung pada hasil yang didapatkan dari membuat Ata (kerajinan tangan) yang dilakukan oleh anak-anak beliau. Pekerjaan ini dilakukan olehNi Nyoman Noni dan I Wayan Budayasasemenjak 5 tahun yang lalu. Mereka membuat kerajinan Ata dirumah dari pagi hingga sore hari setiap harinya. Ibu mereka tidak bekerja lagi karena faktor usia dan hanya berkebun untuk mendapatkan salak dan kayu bakar.Tetapi beliau juga membantu dalam memilah dan menghaluskan Ata yang akan digunakan untuk kerajinan. Dalam membuat Ata, anak-anak beliau melakukan pembagian tugas sehingga pekerjaan yang dilakukan lebih cepat selesai. I Wayan Budayasa membuat Ata yang lebih kecil dan rumit serta memiliki motif yang indah sehingga harga jual lebih tinggi. Sedangkan sang kakak,Ni Nyoman Noni membuat Ata yang berukuran lebih besar dan lebih mudah dikerjakan. Proses pembuatan kerajinan Ata tidaklah mudah. Butuh waktu sekitar satu minggu untuk mendapatkan 1 (satu) buah Ata yang telah jadi dan layak untuk di jual.

Bukan hanya proses pembuatan yang memakan waktu yang cukup lama, tetapi juga bahan-bahan yang diperlukan dalam membuat kerajinan Ata pun tidak didapatkan secara gratis. Mereka harus membeli bahan tersebut di penjual secara langsung. Oleh karena itu, Keluarga tersebut juga mengeluarkan modal yang cukup besar dalam pembuatan Ata. Selama satu bulan, mereka hanya mampu menghasilkan 3 (tiga) hingga 4 (empat) Ata. Selanjutnya, Ata yang telah jadi akan diserahkan kepada pengepul untuk dijual. Harga yang ditawarkan untuk Ata berkisar Rp.120.000 untuk ukuran dengan bentuk yang sederhana. Bahan baku

untuk membuat kerajinan Ata seharga ± Rp.15.000 – Rp.20.000 untuk seikatnya. Sehingga


(9)

4 1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Pendapatan yang dihasilkan oleh keluarga Ni Wayan Sukiasa dalam pembuatan kerajinan Ata bisa dibilang pas-pasan karena pendapatan tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur dan hari raya. Hal ini menyebabkan penghasilan yang didapatkan tidak bisa ditabung ataupun disimpan untuk keperluan lainnya. Terkadang pendapatan ini masih sangat kurang untuk kebutuhan sehari-hari.

a. Kebutuhan Sehari-hari

Dalam memehuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga Ni Wayan Sukiasa menggantungkan hidupnya dari pendapatan yang dihasilkan berdasarkan penjualan kerajinan Ata yang dikerjakan oleh kedua anak beliau. Pendapatan ini digunakan untuk menghidupi 3 (tiga) anggota keluarga. Kebutuhan sehari-hari keluarga Ni Wayan Sukiasa berupa kebutuhan makan dan minum, yaitu membeli lauk pauk dan sembako. Selain itu, pendapatan yang dihasilkan juga digunakan untuk keperluan rohani dan kesehatan.

Rata-rata penghasilan yang didapatkan keluarga Ni Wayan Sukiasa dalam sebulan, yaitu berkisar Rp.300.000 hingga Rp.400.000. Berdasarkan informasi yang di dapat dari I Wayan Budayasa, dalam sehari keluarga ini mengeluarkan Rp. 30.000 untuk keperluan dapur, seperti membeli beras, minyak dan lauk pauk seadanya. Keluaraga Ni Wayan Sukiasa mengaku harus menghemat kebutuhan sehari-hari mereka agar pendapatan yang dihasilkan dalam sebulan tersebut dapat mencukupi dan dapat digunakan untuk keperluan lainnya.

Namun, penghasilan yang didapatkan terkadang tidak dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga karena adanya keperluan mendadak, seperti kebutuhan upacara adat maupun untuk berobat. Jika hal ini terjadi maka keluarga harus menekan pengeluarannya dan harus berhemat sehingga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada saat keadaan mendesak dan keluarga Ni Wayan Sukiasa memiliki kekurangan ekonomi, maka solusi yang dapat ditempuh adalah meminjam uang kepada sanak saudara ataupun tetangga terdekat sehingga kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.

b. Pendidikan

Pengeluaran dalam bidang pendidikan tidak dialami oleh keluaraga Ni Wayan Sukiasa. Hal ini dikarenakan keluarga Ni Wayan Sukiasa tidak memiliki anak usia sekolah sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan biaya pendidikan.


(10)

5 c. Kesehatan

Untuk memenuhi biaya kesehatan, keluarga ini mengaku tidak memiliki biaya khusus dikarenakan kondisi ekonomi yang tidak mencukupi. Keluarga ini hanya mengandalkan kartu pelayanan kesehatan yang telah mereka miliki. Kartu tersebut dapat digunakan di Poskedes maupun Puskemas terdekat di desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.Sehingga untuk masalah kesehatan yang ringan seperti demam, flu ataupun sakit kepala keluarga Ni Wayan Sukiasa hanya mengandalkan obat-obatan saat berobat ke Puskesdes.

d. Kerohanian

Kegiatan kerohanian yang di lakukan oleh keluarga Ni Wayan Sukiasa adalah mebanten untuk setiap hari serta upakara agama. Setiap ada rahinan, keluarga ini mengeluarkan uang lebih untuk kegiatan kerohanian. Biaya tersebut didapatkan dari uang yang telah dikumpulkan sebelumnya.

e. Sosial

Dalam kehidupan sosial keluarga memiliki pengeluaran ketika ada kegiatan adat yang diselenggarakan di dadia maupun pura. Pengeluaran tersebut termasuk pengeluaran adat istiadat dan upacara agama di lingkungan masyarakat. Anggaran tersebut tidak menentu dikarenakan harus disesuaikan dengan besarnya upacara yang diselenggarakan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut keluarga Ni Wayan Sukiasa menyisihkan dari hasil pendapatan yang didapatkan.


(11)

6 BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH 2.1Permasalahan Keluarga

Untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi keluarga Ni Wayan Sukiasa, diperlukan pendekatan terlebih dahulu melalui wawancara langsung yang dilakukan secara bertahap. Setelah beberapa kali melakukan kunjungan ke rumah keluarga dampingan ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan dengan KK dampingan yaitu:

2.1.1 Masalah Ekonomi

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap keluarga Ni Wayan Sukiasa ditemukan bahwa keluarga ini memiliki sumber penghasilan yang minim, sehingga kesulitan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, pendapatan yang diproleh dari hasil menjual kerajinan Ata sebesar Rp.300.000 hingga Rp.400.000 setiap bulannya. Dalam sehari keluarga menghabiskan sebesar Rp.25.000 hingga Rp.30.000 yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Jika diperhitungkan kembali maka dengan penghasilan tersebut, pengeluaran yang harus ditanggung keluarga lebih besar dari pendapatan.Sehingga pendapatan yang dihasilkan sangat tidak mendukung.

Pengeluaran yang harus ditanggung keluarga tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari melainkan pula untuk kebutuhan bermasyarakat dan upacara agama serta pengeluaran lainnya yang tidak terduga.Oleh karena itu, keluarga sering menghemat pengeluaran pangan dan tidak mementingkan kebutuhan sandang dan papan. Keluarga mengaku selama ini menerima bantuan raskin dari pemerintah. Akan tetapi, semenjak 5 bulan yang lalu bantuan tersebut sudah tidak diterima lagi.

2.1.2 Masalah Kesehatan

Dari segi permasalahan kesehatan yang dihasilkan melalui proses wawancara dengan anggota keluarga IbuNi Wayan Sukiasa, diperoleh bahwa anak perempuan beliau yang bernama Ni Nyoman Nonimemiliki penyakit epilepsi yang dideritanya sejak kecil hingga saat ini. Penyakit ini berawal ketika anak beliau duduk di bangku kelas 3 (tiga)sekolah dasar. Saat itu, Ni Nyoman Noni mendadak kejang-kejang di sekolahnya. Akibat penyakit yang di deritanya tersebut, ia tidak dapat melanjutkan pendidikannya sehingga hanya sampai tingkat sekolah dasar.


(12)

7 Pada masa-masa awal penyakit ini sering kambuh. Namun, saat ini penyakit tersebut jarang kambuh dan dalam sebulan hanya satu kali. Keluarga tidak pernah berobat ke rumah sakit manapun. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi yang menjadi kendala utama dan jarak yang cukup jauh. Jika penyakit tersebut kambuh, biasanya keluarga menanganinya sendiri. Hanya saja keluarga memiliki rasa takut kalau sewaktu-waktu kondisi yang dialamiNi Nyoman Noni memburuk.

2.1.3 Masalah Pendidikan

Ditinjau dari pendidikan, kedua anak dari Ni Wayan Sukiasa hanya berkesempatan menempuh pendidikan hingga Sekolah Dasar. Anak perempuanbeliau yaituNi Nyoman Noni, hanya menempuh pendidikan sampai Sekolah Dasar kelas 3 (tiga).Sedangkan anak laki-lakinya, I Wayan Budayasa merupakantamatan Sekolah Dasar dan tidak melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.Sementara itu, Ni Wayan Sukiasa sendiri tidak memiliki riwayat pendidikan.Hal ini menyebabkananak laki-lakibeliau yang memiliki kemampuan membaca, sedangkan Ni Wayan Sukiasa sendiritidak memiliki kemampuan membacadan anak perempuannyamemiliki kemampuan membaca yang terbatas.

2.1.4 Masalah Sarana Penunjang Kebutuhan

Dalam sarana penunjang kebutuhan terdapat dua masalah yang dapat ditemukan di keluarga Ni Wayan Sukiasa yaitu masalah kamar mandi dan dapur.Kediaman keluarga tidak memiliki kamar mandi dan kondisi dapur terbilang sangat sederhana.Masalah pertama yaitu tidak tersedianya kamar mandi, sehingga tidak adanya fasilitas untuk melakukan kegiatan MCK di kediaman tersebut. Sehingga untuk mandi, mencuci maupun buang air, keluarga memanfaatkan pemandian umum serta sumur yang berada di dekat rumah mereka untuk menampung air. Sumur tersebut merupakan sumur umum yang digunakan secara bersama-sama oleh warga sekitar. Keluarga menggunakan toilet yang berada di tetangga dan pemandian umum sebagai tempat untuk melakukan aktifitasnya tersebut. Peralatan yang digunakan pun sangat sederhana dan seadanya.

Masalah sarana penunjang kebutuhan yang selanjutnya adalah kondisi dapur di kediaman Ni Wayan Sukiasa. Kondisi dapur di kediaman tersebut sangat sederhana. Ini dikarenakan keluarga ini masih menggunakan kompor tradisional yang terbuat dari tanah liat disaat warga lainnya telah menggunakan kompor minyak maupun kompor gas. Bahan bakar yang digunakan pun masih berupa kayu bakar yang didapatkan secara gratis dan bisa dicari di kebun ataupun mengambil ranting-ranting pohon yang telah tumbang. Terlebih lagi Ni


(13)

8 Wayan Sukiasa dan anak perempuannya tidur di dalam dapur tersebut sehingga kebersihan dan kenyamanan juga harus diperhatikan. Dilihat dari kondisi dan kerapian rumah masih terlihat kurang bagus. Tetapi masih banyak barang-barang yang terlihat tidak ditempatkan sesuai dengan tempatnya. Masih terlihat sampah yang tidak dibuang di tempat yang seharusnya.

2.2Masalah Prioritas

Identifikasi masalah Keluarga dampingan bertujuan untuk memperoleh informasi serta menentukanbeberapa masalah yang menjadi prioritas dalam kehidupan keluarga Ni Wayan Sukiasa.Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan diatas, didapat kesimpulan bahwa prioritas masalah yang dapat diidentifikasikan, yaitu masalah ekonomi dan kesehatan.

2.2.1 Masalah Ekonomi

Masalah perekonomian adalah masalah prioritas utama yang diidentifikasikan dalam keluarga. Hal ini disebabkan karena minimnya penghasilan keluarga yang dihasilkan, sedangkan pengeluaran kebutuhan keluarga lebih besar daripada pendapatan

Minimnya sumber pendapatan dari keluarga mengakibatkan adanya kesenjangan antara pendapatan dan pengeluaran, pendapatan dari menjual kerajinan Ata belum dirasa mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga banyak sektor kesejahteraan keluarga yang lain menjadi kurang diperhatikan. Permasalahan ekonomi selain mempengaruhi status perekonomian keluarga juga menjadi sumber permasalahan yang lain dalam keluarga seperti masalah kesehatan. Dengan mengatasi atau meningkatkan pendapatan keluarga dirasa akan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam bidang yang lain.

2.2.2 Masalah Kesehatan

Salah satumasalah yang menjadi prioritas lainnya adalah masalah kesehatan. Sebelumnya telah di jelaskan bahwa anak perempuan dari Ni Wayan Sukiasa, yaitu Ni Nyoman Noni menderita penyakit epilepsi (ayan-ayanan) yang sewaktu-waktu bisa kambuh tanpa diduga.Penyakit ini telah diderita sejak kecil. Keluarga hanya bisa berobat ke Puskesmas menggunakan kartu pelayanan kesehatan sehingga tidak perlu membayar biaya pengobatan. Namun fasilitas kesehatan yang disediakan oleh Puskesmas masih terbatas sehingga tidak ada pemeriksaan lebih lanjut mengenai penyakit epilepsi yang diderita. Keluarga pun tidak bisa memeriksakan ke Rumah Sakit karena terkendala biaya. Keluarga masih merasa takut apabila Ni Nyoman Noni kambuh secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan


(14)

9 keluaga. Oleh karena itu, Ni Nyoman Noni hanya bisa berada di sekitar rumah. Dia tidak berani keluar rumah ataupun melakukan perjalanan jauh. Kegiatan sehari-harinya pun terbatas dan tidak boleh terlalu lelah. Dalam kesehariannya hanya membantu membuat Ata dan tidak melakukan aktifitas yang berat. Dikhawatirkan jika melakukan kegiatan yang berlebihan akan menggangu kesehatan dan menyebabkan penyakitnya kambuh. Ni Nyoman Noni juga tidak boleh berada dalam keadaan yang terlalu dingin. Hal ini akan mengganggu kesehatannya.

2.2.3 Masalah Pendidikan

Dilihat dari segi pendidikan, kedua anak Ni Wayan Sukiasa hanya berkesempatan menempuh pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar. Anak perempuan Ni Wayan Sukiasih hanya mampu menempuh pendidikan hingga kelas 3 Sekolah Dasar hal ini disebabkan oleh penyakit epilepsy yang di derita yang menyebabkan Ni Nyoman Noni harus berhenti sekolah. Hal ini menyebabkan anak perempuan beliau memiliki kemampuan membaca yang terbatas. Ni Wayan Sukiasa Sendiri tidak memiliki riwayat pendidikan yang menyebabkan Ni Wayan Sukiasa tidak bisa membaca. Padahal membaca merupakan hal yang penting pada era globalisasi ini, dengan membaca kita dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Sehingga, nantinya Ni Wayan Sukiasa dan anaknya Ni Nyoman Noni diharapkan mendapat pekerjaan yang lebih layak.


(15)

10 BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1Program

Berdasarkan masalah-masalah yang ditemui pada saat KK Dampingan berlangsung, pengidentikasian permasalahan tersebut sangat diperlukan. Setelah proses pengidentikasian masalah dilakukan, maka disusun masalah yang menjadi prioritas. Oleh sebab itu, usaha dalam pemecahan masalah perlu dilakukan. Usaha-usaha tersebut merupakan program- program yang akan diberikan kepada keluarga untuk memecahkan masalah di dalam keluarga tersebut terutama masalah yang diprioritaskan. Program- program tersebut berupa alternatif-alternatif yang merupakan saran-saran dan motivasi bagi keluarga dampingan. Adapun alternatif solusi yang diberikan adalah sebagai berikut :

3.1.1 Realisasi Masalah Ekonomi

Dalam keluarga Ni Wayan Sukiasa, pencarian nafkah keluarga dilakukan oleh kedua anaknya. Mereka membuat kerajinan Ata dari pagi hingga sore hari. Pekerjaan ini dilakukan karena tingkat pendidikan yang rendah sehingga mereka tidak dapat mencari pekerjaan lain yang memiliki penghasilan yang lebih besar. Keseharian keluarga hanya membuat kerajinan Ata dan terkadang sang ibu pergi ke kebun untuk mencari salak dan kayu bakar. Pengasilan yang di dapat dari menjual Ata terbilang sangat pas-pasan. Pendapatan yang diterima tidak lebih dari Rp.400.000dalam sebulan.Dengan jumlah tersebut tentu saja tidak dapat mencukupi kebutuhan keluargaNi Wayan Sukiasa.

Ditinjau dari permasalahan diatas, solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan meningkatkan pendapatan keluarga. Peningkatan pendapatan ini dapat diupayakan dengan memaksimalkan sumber daya manusia dan sumber daya alam.Setelah mendapat informasi dengan keluarga melalui proses wawancara dan diskusi, munculah beberapa solusi yang dapat diberikan.

Setelah melihat kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh keluarga selama ini, mahasiswa menyarankan beberapa hal untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Diketahui sebelumnya bahwa penghasilan utama keluarga bergantung pada penjualan kerajinanAta. Fungsi dari Ata itu sendiri untuk menyimpan barang-barang dan juga dapat digunakan sebagai tas. Bentuk Ata yang dibuat oleh keluarga sama dengan Ata yang dibuat oleh pengrajin lainnya. Hanya saja ukurannya yang berbeda-beda. Maka penulis meyarankan agar Ata yang dibuat saat ini agar bisa dimodifikasikan sehingga tidak sama dengan yang


(16)

11 lainnya.Kerajinan yang dibuat oleh keluarga bisa lebih menarik dan tidak monoton. Jika dikreasikan lebih bagus dari sebelumnya, maka Ata tersebut bisa menarik minat pembeli untuk membeli karena tampilannya yang berbeda dari biasanya. Sehingga harga jual lebih meningkat dan secara otomatis penghasilan yang didapatkan bisa lebih tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa jika bahan untuk membuat kerajinan Ata tidak bisa didapatkan maka keluarga tidak bisa memproduksi. Adapun solusi lain yang dapat diberikan oleh mahasiswa yaitu anak laki-laki di keluarga Ni Wayan Sukiasa berusaha untuk mencari pekerjaan yang lain jika tidak sedang membuat kerajinan Ata. Salah satu pekerjaan yang bisa dilakukan adalah menjadi pekerja di kebun salak. Hal ini dikarenakan, desa Duda Utara terkenal dengan produksi salaknya yang melimpah. Anak beliau bisa bekerja di lahan salak dan atau ikut membantu di tempat pembuatan makanan yang berbahan dasar salak.

Selain itu, mahasiswa juga telah memberikan bibit kangkung yang dapat tumbuh di tanah kering. Kangkung tersebut dapat di tanam di halaman rumah atau di tempat-tempat yang strategis. Bibit kangkung yang diberikan sangat mudah untuk di tanam dan perawatannya tidak susah. Masa pertumbuhan kangkung juga tidak terlalu lama. Hasil dari bibit kangkung ini bisa digunakan sewaktu-waktu untuk dimasak jika keluarga tidak memiliki cukup biaya untuk membeli lauk.Jika hasil kangkung berlimpah dapat dijual sehingga menambah penghasilan keluarga.Dengan pemberian dan penanaman bibit ini diharapkan bisa meringankan pengeluaran keluarga dalam kebutuhan pangan.

3.1.2 Realisasi Masalah Kesehatan

Untuk mengatasi masalah kesehatan, mahasiswa memberikan pendidikan kesehatankepada keluarga Ni Wayan Sukiasa. Dikarenakan anak perempuannya memiliki penyakit epilepsi sejak kelas 3 SD. Penyakit yang ia derita menyebabkan Ni Nyoman Noni putus sekolah. Kehidupan kesehariannya pun terganggu dan tidak dapat beraktifitas secara bebas seperti orang lainnya. Kondisi tubuhnya tidak boleh terlalu kelelahan dan ia harus berhati-hati jika melakukan segala kegiatan. Jika penyakitnya kambuh keluarga hanya bisa menenangkan dan berusaha agar Ni Nyoman Noni tetap aman.

Mahasiswa memberi penjelasan kepada keluarga agar selalu hidup sehat melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Hal ini dilakukan untuk memberikan pengertian kepada keluarga mengenai hidup sehat dan bersih sehingga keluarga bisa terhindar dari penyakit. Kegiatan ini juga dilakukan untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana


(17)

12 cara mengatasi jika penyakit epilepsi yang diderita kambuh. Pengecekan tensi juga sudah dilakukan beberapa kali oleh mahasiswa kepada keluarga. Dari kegiatan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa ibu dan anak perempuannya memilki tensi normal dan anak laki-laki memiliki tensi tinggi. Adapun saran ditujukan kepada orang tua dan sang adik adalah harus mendukung dan selalu memberikan motivasi agar lebih bersemangat dalam hidup. Adanya dukungan dari keluarga dan lingkungan akan menanamkan pikiran yang positif terhadap penderita. Selain itu, mahasiswa menyarankan agar penderita diusahakan selalu menjaga pola makan dan makan makanan yang sehat.Cegah minuman yang beralkokhol dan usahakan makan buah dan sayur. Solusi lain yang ditawarkan adalah untuk berobat ke rumah sakit terdekat untuk menjalani pengobatan. Namun karena dihalangi dengan kondisi ekonomi yang tidak mendukung, mahasiswa menyarankan agar keluarga datang ke kantor desa untuk mengurus kartu kesehatan yang nantinya dapat dipergunakan di Puskesdesataupun Rumah Sakit terdekat. Hal ini sangat membantu untuk memfasilitasi keluarga jika ingin berobat. Sehingga masalah biaya tidak menjadi kendala lagi dan keluarga tetap bisa mendapat fasilitas kesehatan yang memadai.

3.1.3 Memberikan Bimbingan Belajar

Untuk merealisasikan masalah pendidikan, mahasiswa menyarankanNi Wayan Sukiasauntukmengikuti kegiatan bimbingan belajar yang diberikan oleh mahasiswa KKN di posko setiap siang hingga sore hari selama masa KKN. Bimbingan belajar yang diadakan di Posko KKN akan mengajarkan ibu dan anak perempuannya untuk membaca dan menulis. Dimana kedua hal tersebut merupakan hal yang sangat penting di era modern seperti sekarang ini. Dengan pengetahuan membaca ataupun menulis keluarga akan mengetahui informasi-informasi yang nantinya akan berguna di kehidupan mereka.

Namun, Ni Wayan Sukiasa tidak bisa datang ke posko karena waktu yang tidak mendukung dan jadwal yang berbeda dari kegiatan yang dilakukan jika pergi ke kebun. Anak perempuannya juga tidak bisa hadir karena kondisi kesehatan yang tidak mendukung. Maka mahasiswa menawarkan diri untuk mengajar dirumah. Setiap mengunjungi keluarga dampingan maka mahasiswa mengajarkan membaca dan menulis di sela-sela waktu luang yang di miliki keluarga. Selain itu, untuk mempermudah proses pengajaran maka diperlukan pemberian alat tulis serta poster abjad sebagai media pembelajaran.Mahasiswa megajarkan bagaimana cara membaca abjad dan menulisnya.


(18)

13 3.1.4 Memberikan Motivasi

Salah satu cara yang dilakukan mahasiswa untuk mencari solusi dari permasalahan yang dialami keluarga yaitu memberikan motivasi kepada keluarga. Pemberian motivasi dirasa cukup berpengaruh penting dalam kehidupan. Dengan adanya motivasi seseorang dapat lebih terpacu semangatnya untuk menjalani kehidupan walaupun banyak masalah yang sedang dihadapi. Motivasi yang dapat diberikan oleh mahasiswa kepada keluarga yaitu untuk lebih berpikiran positif dan jangan menyerah dalam melakukan segala hal yang baik jika itu berhubungan dengan kepentingan keluarga. Selain itu, kedua anak dalam keluarga harus lebih memperhatikan sang ibu karena beliau sudah berumur dan harus lebih banyak istirahat dirumah. Mahasiswa memotivasi anak laki-laki dari keluarga yaituI Wayan Budayasa agar menjaga ibu dan kakaknya karena dia sebagai satu-satunya laki-laki dalam keluarga serta pencari nafkah.

Motivasi lainyang diberikan adalah selalu berusaha untuk hidup bersih dan sehat. Hal ini sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit yang datang sehingga segala kegiatan penunjang kehidupan tidak terganggu. Selanjutnya, membuka pikiran terhadap segala yang ada di sekitar kita yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga baik yang disediakan alam maupun yang disediakan pemerintah.

3.2Jadwal Kegiatan

Adapun agenda kegiatan Keluarga Dampingan ini adalah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN-PPM Periode XIII tahun 2016 di Desa Duda Utarauntuk kunjungan keluarga.

No. Tanggal Kegiatan Jumlah Jam

1. 26-07-2016 Kunjungan ke Klian Dinas untuk meminta

informasi KK Dampingan.

2

2. 27-07-2016 Mengunjungi KK Dampingan,

berbincang-bincang sekaligus memperkenalkan diri

3

3. 28-07-2016 Menggali informasi yang dialami KK

Dampingan.

4

4. 29-07-2016 Mengunjungi KK Dampingan dan membantu

membuat Ata

3


(19)

14 membuat Ata

6. 31-07-2016 Menggali informasi lingkungan rumah KK

Dampingan serta membantu membuat kerajinan Ate

7

7. 01-08-2016 Mengunjungi KK dampingan dan mengajar

membaca dan menulis

2

9. 02-08-2016 Ber Berbincang seputaran keadaan sosial dengan

lingkungan sekitar bincang seputaran keadaan sosial dengan lingkungan sekitar

4

10. 03-08-2016 Membantu KK dampingan membersihkan rumah 3

12. 04-08-2016 Mengunjungi KK Dampingan membahas

kegiatan sehari hari dan menanam bibit kangkung

3

13. 05-08-2016 Mengunjungi KK Dampingan, berbincang

tentang pendidikan dan pekerjaan yang menjadi sumber pendapatan

2

14. 06-08-2015 Mengunjungi KK Dampingan, melakukan

pemeriksaan kesehatan sederhana, dan

memberikan penyuluhan PHBS

7

15. 07-08-2016 Mengunjungi KK dampingan dan mengajar

membaca dan menulis

3

16. 08-08-2016 Mengunjungi KK Dampingan dan berbincang

membahas kegiatan sehari-hari Ibu Ni Wayan Sukiasa

6

17. 09-08-2016 Membantu KK dampingan membersihkan rumah

dan menata barang-barang yang berantakan agar terlihat rapi

3

18. 10-08-2015 Mengunjungi KK dampingan dan mengajar

membaca dan menulis

2

19. 11-08-2016 Mengunjungi KK dampingan dan membantu

membuat kerajinan Ata

4

20. 12-08-2016 Mengunjungi KK dampingan untuk memberikan

saran permasalahan ekonomi


(20)

15

21. 13-08-2016 Mengunjungi KK dampingan dan mengajar

membaca dan menulis

7

22. 14-08-2016 Mengunjungi KK Dampingan, dan mengajarkan

cara membaca dan menulis

3

23. 15-08-2016 Mengunjungi KK dampingan dan membantu

membuat kerajinan Ate

5

24. 16-08-2016 Mengunjungi KK dampingan untuk membantu

membersihkan perabotan di rumah

3

25. 18-08-2016 Mengunjungi KK Dampingan untuk

memberikan motivasi

5

26. 20-08-2016 Mengunjungi KK dampingan dan mengevaluasi

kegiatan dan pendampingan keluarga

6


(21)

16 BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII di Desa Duda Utara dalam sebulan yang setara dengan 92 jam kegiatan.

4.1.1 Waktu

Adapun waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini adalah termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan.

4.1.2 Lokasi

Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan pada tiap-tiap mahasiswa. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Sedangkan secara spesifik lokasi kediaman KK Dampingan dari keluarga Ni Wayan Sukiasaadalah di BanjarPerangsari Kelod, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.

4.2 Hasil

Setelah kunjungan yang dilakukan lebih dari 15 kali pertemuan dan pendampingan yang dilakukan oleh mahasiswa dan pencarian informasi serta diskusi dengan pihak keluarga maka didapatkan hasil perbaikan dari beberapa masalah yang dialami keluarga Ni Wayan Sukiasa.Permasalahan ekonomi yang menjadi prioritas saat ini didapatkan hasil yaitu keluarga telah menanam bibit yang sebelumnya telah diberikan oleh mahasiswa dan bibit tersebut telah tumbuh sehingga dapat digunakan oleh keluarga untuk masak. Ini dapat menghemat pengeluaran keluarga untuk kebutuhan pangan dan uang yang didapatkan bisa ditabung dan disimpan untuk keperluan lain. Anak laki-laki beliau juga sudah berusaha untuk


(22)

17 mencari-cari pekerjaan lain yang pendapatan yang dihasilkan nantinya dapat dipergunakan untuk keperluan keluarga serta sebagai simpanan untuk kebutuhan lain.

Untuk permasalahan lainnya yaitu kesehatan telah memberikan pendidikan kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan yang dilakukan oleh keluarga juga sudah baik. Keluarga membersihkan lingkungan rumah dan membuang sampah-sampah yang dapat menyebabkan sarang nyamuk di tempat penampungan sampah. Keluarga juga memanfaatkan barang-barang bekas seperti botol dan ember sebagai media penanaman bibit kangkung. Barang-barang yang letaknya tidak teratur sudah dirapikan sesuai tempat dan fungsinya. Selanjutnya, keluarga telah diberikan pendidikan kesehatan mengenai epilepsi, sehingga bisa mengetahui bagaimana cara penanganan ketika penyakit epilepsi yang diderita anak perempuan dalam keluarga jika sewaktu-waktu kambuh

4.3 Kendala

Permasalahan diatas tidak semua dapat diatasi oleh mahasiswa. Ada beberapa hal yang belum dapat teratasi karena mahasiswa yang menjadi pendamping keluarga memiliki kemampuan yang terbatas sehinggabeberapa solusi yang telah diberikan belum dapat terlaksanakan karena kemampuan mahasiswa yang terbatas. Salah satu solusi yang belum terlaksana yaitu pencarian pekerjaan sampingan sebagai tambahan pemasukan keluarga belum didapatkan. Hingga saat ini anak laki-laki dalam keluarga masih berusaha mendapatkan pekerjaan selain membuat kerajinan Ata. Hal lainnya yang menjadi kendala yaitu masalah komunikasi. Ini dikarenakan mahasiswa berasal dari luar Provinsi Bali sehingga kurang fasih berbahasa daerah dan menemui kesulitan dalam berkomunikasi.


(23)

18 BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Setelah sebulan lebih mendampingi keluarga Ni Wayan Sukiasa di Banjar Peringsari Kelod di Desa Duda Utara, dimana keluarga ini termasuk dalam keluarga pra sejahtera dan kurang mampu didapat beberapa kesimpulan. Kendala utama yang di hadapi adalah permasalahan ekonomi dan kesehatan yang menjadi prioritas utama. Diketahui bahwa penghasilan yang di dapat dari penjualan kerajinan Ata masih tidak dapat mencukupi untuk memenuhi kebutugan sehari-hari. Dari segi kesehatan, salah satu anggota keluarga memiliki penyakit epilepsi (ayan-ayanan). Belum pernah ada pemeriksaan lebih lanjut akan penyakit yang diderita karena keluarga tidak memiliki cukup biaya. Keluarga hanya pergi berobat ke Puskesmas menggunakan kartu pelayanan kesehatan sehingga keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya pengobatan. Namun fasilitas kesehatan yang masih tergolong minim di Puskesmas meyebabkan keluarga tidak mengetahui sejauh mana penyakit yang diderita.

Keluarga juga tidak memiliki kamar mandi serta dapur yang masih sangat sederhana. Adapun dapur tersebut juga difungsikan sebagai tempat tidur bagi ibu dan anak perempuan dalam keluarga tersebut. Kondisi rumah juga terbilang sederhana, masih terlihat beberapa barang yang tidak ditempatkan sesuai kegunaan dan fungsinya. Dan dari pendidikan, anak perempuan keluarga tidak terlalu bisa membaca dan sang ibu tidak bisa membaca. Karena dalam keluarga tidak memiliki anak yang bersekolah sehingga tidak ada pengeluaran untuk biaya pendidikan.

Selama pengidentikasian masalah yang dilakukan selama masa pendampingan keluarga, mahasiswa memberikan beberapa solusi yang diharapkan dapat meringankan permasalahan yang ada. Solusi yang dapat dilakukan, antara lain membuat kerajinan Ata yang memilki bentuk dan motif yang unik sehingga harga jual lebih tinggi dan dapat meningkatkan penghasilan keluarga. Selanjutnya, mahasiswa menyarankan agar anak laki-laki dalam keluarga mencari pekerjaaan tambahan jika tidak sedang membuat Ata sehingga kebutuhan keluarga terpenuhi. Mahasiswa juga memberikan bibit kangkung yang nantinya dapat digunakan untuk tambahan lauk-pauk sehingga menghemat pengeluaran. Hasil


(24)

19 kangkung yang berlebih juga dapat dijual untuk menambah penghasilan. Selain itu, mahasiswa juga memberikan penyuluhan mengenai hidup bersih dan sehat sehingga keluarga terhindar dari penyakit. Pengecekan tensi juga sudah dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarga. Lebih lanjut lagi mahasiswa juga memberikan motivasi kepada keluarga agar selalu optimis, berusaha, bekerja keras dan jangan pernah menyerah dalam keadaan apapun serta selalu bersyukur dan berdoa.

Selain memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi dan juga motivasi, mahasiswa juga memberikan sumbangan berupa sembako dan pakaian kepada keluarga Ni Wayan Sukiasa. Dengan kehadiran kami dan sumbangan yang diberikan kepada keluarga diharapkan dapat meringankan beban keluarga dan dapat dipergunakan dengan baik.

5.2 Rekomendasi

5.2.1 Untuk Keluarga Ni Wayan Sukiasa

Keluarga dapat memanfaatkan sumber daya di sekitar baik sumber daya alam dan sumber daya manusia untukmeningkatkan kesejahteraan keluarga. Halaman rumah dapat dijadikan tempat untuk menanam berbagai bibit sayur maupun cabe dan tomat sehingga menghemat pengeluaran.

5.2.2 Untuk Pemerintah Desa Duda Utara

Melalui program-program desa dan program-program pemeritah provinsi dan pusat, pemerintah desa dapat membantu keluarga-keluarga kurang mampu dan pra sejahtera seperti keluarga Ni Wayan Sukiasa. Pemerintah desa diharapkan lebih dapat secara aktif mencari informasi yang nantinya akan dimanfaatkan untuk membantu keluarga kurang mampu dan pra sejahtera sehingga kehidupan mereka menjadi lebih baik.

5.2.3 Untuk Pemerintah Provinsi Bali

Dalam hal ini pemerintah diharapkan mampu mendukung perekonomian rakyat, khususnya masyarakat pedesaaandalam meningkatkan sumber daya alam. Dimana kebanyakan penduduknya berprofesi sebagai petani sehingga pemerintah mendukung usaha dalam pertanian. Ini dapat direalisasikan dengan menambah kebijakan-kebijakan pemerintah yang mampu mendukung perekonomian masyarakat pedesaan.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

LPPM. 2016. Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM). Badung: LPPM


(26)

LAMPIRAN

Keluarga Ni Wayan Sukiasa

Bibit Kangkung yang telah tumbuh Kegiatan penanaman bibit kangkung

Kondisi dapur yang digunakan juga sebagai kamar tidur


(27)

Membantu membuat Ata Kerajinan Ata yang telah jadi

Membantu menimba Air Kunjungan ke KK Dampingan


(1)

17 mencari-cari pekerjaan lain yang pendapatan yang dihasilkan nantinya dapat dipergunakan untuk keperluan keluarga serta sebagai simpanan untuk kebutuhan lain.

Untuk permasalahan lainnya yaitu kesehatan telah memberikan pendidikan kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan yang dilakukan oleh keluarga juga sudah baik. Keluarga membersihkan lingkungan rumah dan membuang sampah-sampah yang dapat menyebabkan sarang nyamuk di tempat penampungan sampah. Keluarga juga memanfaatkan barang-barang bekas seperti botol dan ember sebagai media penanaman bibit kangkung. Barang-barang yang letaknya tidak teratur sudah dirapikan sesuai tempat dan fungsinya. Selanjutnya, keluarga telah diberikan pendidikan kesehatan mengenai epilepsi, sehingga bisa mengetahui bagaimana cara penanganan ketika penyakit epilepsi yang diderita anak perempuan dalam keluarga jika sewaktu-waktu kambuh

4.3 Kendala

Permasalahan diatas tidak semua dapat diatasi oleh mahasiswa. Ada beberapa hal yang belum dapat teratasi karena mahasiswa yang menjadi pendamping keluarga memiliki kemampuan yang terbatas sehinggabeberapa solusi yang telah diberikan belum dapat terlaksanakan karena kemampuan mahasiswa yang terbatas. Salah satu solusi yang belum terlaksana yaitu pencarian pekerjaan sampingan sebagai tambahan pemasukan keluarga belum didapatkan. Hingga saat ini anak laki-laki dalam keluarga masih berusaha mendapatkan pekerjaan selain membuat kerajinan Ata. Hal lainnya yang menjadi kendala yaitu masalah komunikasi. Ini dikarenakan mahasiswa berasal dari luar Provinsi Bali sehingga kurang fasih berbahasa daerah dan menemui kesulitan dalam berkomunikasi.


(2)

18 BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Setelah sebulan lebih mendampingi keluarga Ni Wayan Sukiasa di Banjar Peringsari Kelod di Desa Duda Utara, dimana keluarga ini termasuk dalam keluarga pra sejahtera dan kurang mampu didapat beberapa kesimpulan. Kendala utama yang di hadapi adalah permasalahan ekonomi dan kesehatan yang menjadi prioritas utama. Diketahui bahwa penghasilan yang di dapat dari penjualan kerajinan Ata masih tidak dapat mencukupi untuk memenuhi kebutugan sehari-hari. Dari segi kesehatan, salah satu anggota keluarga memiliki penyakit epilepsi (ayan-ayanan). Belum pernah ada pemeriksaan lebih lanjut akan penyakit yang diderita karena keluarga tidak memiliki cukup biaya. Keluarga hanya pergi berobat ke Puskesmas menggunakan kartu pelayanan kesehatan sehingga keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya pengobatan. Namun fasilitas kesehatan yang masih tergolong minim di Puskesmas meyebabkan keluarga tidak mengetahui sejauh mana penyakit yang diderita.

Keluarga juga tidak memiliki kamar mandi serta dapur yang masih sangat sederhana. Adapun dapur tersebut juga difungsikan sebagai tempat tidur bagi ibu dan anak perempuan dalam keluarga tersebut. Kondisi rumah juga terbilang sederhana, masih terlihat beberapa barang yang tidak ditempatkan sesuai kegunaan dan fungsinya. Dan dari pendidikan, anak perempuan keluarga tidak terlalu bisa membaca dan sang ibu tidak bisa membaca. Karena dalam keluarga tidak memiliki anak yang bersekolah sehingga tidak ada pengeluaran untuk biaya pendidikan.

Selama pengidentikasian masalah yang dilakukan selama masa pendampingan keluarga, mahasiswa memberikan beberapa solusi yang diharapkan dapat meringankan permasalahan yang ada. Solusi yang dapat dilakukan, antara lain membuat kerajinan Ata yang memilki bentuk dan motif yang unik sehingga harga jual lebih tinggi dan dapat meningkatkan penghasilan keluarga. Selanjutnya, mahasiswa menyarankan agar anak laki-laki dalam keluarga mencari pekerjaaan tambahan jika tidak sedang membuat Ata sehingga kebutuhan keluarga terpenuhi. Mahasiswa juga memberikan bibit kangkung yang nantinya dapat digunakan untuk tambahan lauk-pauk sehingga menghemat pengeluaran. Hasil


(3)

19 kangkung yang berlebih juga dapat dijual untuk menambah penghasilan. Selain itu, mahasiswa juga memberikan penyuluhan mengenai hidup bersih dan sehat sehingga keluarga terhindar dari penyakit. Pengecekan tensi juga sudah dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarga. Lebih lanjut lagi mahasiswa juga memberikan motivasi kepada keluarga agar selalu optimis, berusaha, bekerja keras dan jangan pernah menyerah dalam keadaan apapun serta selalu bersyukur dan berdoa.

Selain memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi dan juga motivasi, mahasiswa juga memberikan sumbangan berupa sembako dan pakaian kepada keluarga Ni Wayan Sukiasa. Dengan kehadiran kami dan sumbangan yang diberikan kepada keluarga diharapkan dapat meringankan beban keluarga dan dapat dipergunakan dengan baik.

5.2 Rekomendasi

5.2.1 Untuk Keluarga Ni Wayan Sukiasa

Keluarga dapat memanfaatkan sumber daya di sekitar baik sumber daya alam dan sumber daya manusia untukmeningkatkan kesejahteraan keluarga. Halaman rumah dapat dijadikan tempat untuk menanam berbagai bibit sayur maupun cabe dan tomat sehingga menghemat pengeluaran.

5.2.2 Untuk Pemerintah Desa Duda Utara

Melalui program-program desa dan program-program pemeritah provinsi dan pusat, pemerintah desa dapat membantu keluarga-keluarga kurang mampu dan pra sejahtera seperti keluarga Ni Wayan Sukiasa. Pemerintah desa diharapkan lebih dapat secara aktif mencari informasi yang nantinya akan dimanfaatkan untuk membantu keluarga kurang mampu dan pra sejahtera sehingga kehidupan mereka menjadi lebih baik.

5.2.3 Untuk Pemerintah Provinsi Bali

Dalam hal ini pemerintah diharapkan mampu mendukung perekonomian rakyat, khususnya masyarakat pedesaaandalam meningkatkan sumber daya alam. Dimana kebanyakan penduduknya berprofesi sebagai petani sehingga pemerintah mendukung usaha dalam pertanian. Ini dapat direalisasikan dengan menambah kebijakan-kebijakan pemerintah yang mampu mendukung perekonomian masyarakat pedesaan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

LPPM. 2016. Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM). Badung: LPPM


(5)

LAMPIRAN

Keluarga Ni Wayan Sukiasa

Bibit Kangkung yang telah tumbuh Kegiatan penanaman bibit kangkung

Kondisi dapur yang digunakan juga sebagai kamar tidur


(6)

Membantu membuat Ata Kerajinan Ata yang telah jadi

Membantu menimba Air Kunjungan ke KK Dampingan