Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 6.B SDN Nampudadi Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 T1 262012637 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model siklus. Dalam penelitian ini terdapat tiga tahap yang digunakan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan dan observasi, dan (3 refleksi. Tahap perencanaan adalah tahap di mana peneliti menentukan dan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap kedua, yaitu tahap tindakan di mana tahap tindakan merupakan tahap implementasi atau penerapan isi rancangan/perencanaan mengenai tindakan di kelas. Selanjutnya tahap ketiga, yaitu observasi/pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan biasanya dilakukan ketika tindakan sedang berlangsung. Pengamat sedikit demi sedikit mencatat apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. Tahap yang terakhir, yaitu tahap refleksi yang merupakan kegiatan mengungkapkan kembali apa yang sudah dilakukan. Peneliti mengevaluasi diri dengan berdasarkan hal-hal yang telah dicacat oleh pengamat/observer, kemudian apabila ada hal-hal yang kurang pas dengan rencana, maka diperlukan perbaikan untuk siklus selanjutnya.

4.1.1. Pelaksanaan Siklus 1 4.1.1.1 Perencanaan

Pada tahap ini ialah menyusun rencana tindakan yang didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Adapun perencanaan tindakan pada siklus ini meliputi: 1) Mempelajari kurikulum atau silabus untuk mengetahui kompetensi dasar dan materi

yang akan dijadikan bahan pembelajaran. 2) Menentukan waktu penelitian.

3) Menyusun RPP pelaksanaan tindakan tentang mengenal cara-cara menghadapi bencana alam tanah longsor, gunung meletus,gempa bumi, dan tsunami sesuai langkah-langkah pembelajaran penggunaanjigsaw.

4) Menyiapkan perlengkapan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.

5) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar tes, dan lembar observasi. 29


(2)

6) Menentukan dan menghubungi observer, yaitu Ibu Partinah, A.Ma.Pd. 4.1.1.2 Pelaksanaan dan Observasi

Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Tindakan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 25 Maret 2013 jam 07.00 sampai 08.30 WIB, tindakan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Maret 2013, sedangkan tindakan ketiga hari Rabu, 1 April 2013 adalah untuk melaksanakan evaluasi dengan terlebih dahulu mengulang sedikit materi pembelajaran tentang mengenal cara-cara menghadapi bencana alam tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami di kelas VI SDN Nampudadi. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran adalah 20 siswa yang terdiri dari 10 laki-laki dan 10 perempuan, serta dihadiri rekan sejawat sebagai observer.

Dalam pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan jigsaw sesuai rencana pada pembelajaran 1 sampai pembelajaran 7 dan di observasi oleh teman sejawat.

Pada kegiatan awal, guru mengawali dengan membuka pelajaran yang diikuti mengucapkan salam kepada siswa kelas VI dilanjutkan dengan melakukan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa yang akan mengikuti pelajaran. Pada saat pelaksanaan penelitian pertemuan pertama semua siswa hadir di dalam kelas. Sebelum masuk pada kegiatan inti pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan tes penjajagan tentang pokok cara menghadapi bencana alam yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengalaman dan kemampuan awal siswa mengenai cara menghadapi bencana alam tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami. Langkah selanjutnya guru memberikan apersepsi untuk memancing pengetahuan siswa terhadap pokok bahasan cara menghadapi bencana alam tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami yang akan diberikan. Guru menanyakan kepada semua siswa yang berada di kelas mengenai cara menghadapi bencana alam tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami yang diketahui dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan kegiatan inti yang berlangsung selama 50 menit pertemuan 1 adalah dengan melaksanakan pembelajaranjigsawdari langkah pertama sampai langkah ke tiga


(3)

karena waktu yang tidak memungkinkan untuk diteruskan sampai langkah terakhir. Sedangkan pada pertemuan ke 2 melanjutkan langkah ke empat sampai dengan terakhir.

Adapun langkah pembelajaran dalam siklus 1 meliputi: pertama, siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk guru. Tiap kelompok ditentukan ketua dan penulis, anggota. Setiap kelompok dipersilahkan memberi nama wayang, Pandawa. Siswa menyimak gambar tentang bencana alam geologis. Siswa menyimak gambar tentang bencana alam geologis, gambar A. gempa bumi, B. gunung meletus, C. tanah longsor, dan gambar D. bencana tsunami. Tiap anggota dari kelompok asal memilih dan menentukan salah satu bagian materi dan tugas sesuai dengan gambar, dan kode huruf . Langkah ketiga model pembelajaran Jigsaw adalah anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka. Kelompok ahli materi A membahas tentang tanda-tanda, langkah-langkah antisipasi dan tindakan saat terjadi gempa bumi, B. gunung meletus, C. tanah longsor, D. tsunami. Langkah keempat model pembelajaran Jigsaw adalah Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai Langkah kelima model pembelajaran Jigsaw adalah Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. Langkah keenam model pembelajaranJigsawadalah pembahasan yaitu siswa memberi kesimpulan dan guru memberi penghargaan. Langkah keenam model pembelajaran Jigsaw Pembahasan dengan siswa melaksanakan diskusi kelas kemudian siswa memberi tanggapan terhadap kelompok yang presentasi

Pada kegiatan akhir ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas pada saat pelajaran berlangsung sehingga siswa diharapkan akan lebih memahami pokok bahasan yang diajarkan, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mulai memancing keberanian siswa dalam bertanya kemudian dilanjutkan dengan memberikan evaluasi yang telah disiapkan. Setelah selesai, guru mengakhiri pelajaran dengan salam disertai pemberian motivasi kepada siswa untuk selalu belajar dengan tekun disertai selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.


(4)

Pada tahap ini observer melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti yang meliputi tindakan guru dan kegiatan siswa serta digunakan juga dokumentasi untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa serta kejadian-kejadian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Adapun hasil observasi guru selama proses kegiatan pembelajaran IPS tentang cara menghadapi bencana alam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw terhadap kegiatan guru.

Pembelajaran pada pertemuan pertama ini berjalan lancar. Siswa terlihat dalam aktif memperhatikan penjelasan guru. Dalam penyampaian materi guru sudah menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami siswa, runtut, dan jelas. Pembahasan materi juga sudah sistematis tetapi masih ada beberapa hambatan yang menjadi kendala dalam pembelajaran, yaitu :

a. Dalam menentukan kelompok diskusi anak-anak berebut memilih sendiri

b. anggota kelompoknya, sehingga ada kesenjangan antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai.

c. Pada saat pelaksanaan diskusi siswa kurang memahami cara berdiskusi sehingga siswa banyak yang gaduh.

d. Guru kurang membimbing siswa pada saat pelaksanaan diskusi.

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua juga berjalan dengan lancar, tetapi masih ada kekurangan-kekurangan, yaitu :

a. Siswa tidak berani bertanya tentang materi yang belum dipahaminya, sehingga pada saat tanya jawab siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan guru.

b. Guru kurang membimbing siswa secara individu.

c. Pada saat pembahasan hasil diskusi, siswa kurang berani mengemukakan pendapat. 4.1.1.3 Refleksi

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai kelebihan dan kekurangan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.

Pada pertemuan pertama penampilan aktivitas perbaikan yang sudah baik meliputi:


(5)

a. Penggunaan media pembelajaran sudah sesuai dengan materi.

b. Bahasa yang digunakan sederhana, mudah dipahami siswa, runtut, dan jelas.

c. Guru menyampaikan materi secara sistematis. d. Guru mengadakan kegiatan tanya jawab. e. Pemberian penguatan atau pujian kepada siswa.

Aktivitas perbaikan yang belum baik dan menjadi pusat perhatian pada pertemuan kedua adalah :

a. Pembagian anggota kelompok diskusi sebaiknya dilakukan oleh guru.

b. Setiap kelompok terdiri dari siswa yang pandai dan kurang pandai sehingga tidak ada kesenjangan pada saat pelaksanaan diskusi.

c. Sebelum pelaksanaan diskusi guru memberi petunjuk kepada siswa tentang cara pelaksanaan diskusi sehingga siswa tidak bingung.

d. Guru membimbing siswa dalam pelaksanaan diskusi agar diskusi berjalan dengan lancar.

4.1.2. Pelaksanaan Siklus 2 4.1.2.1 Perencanaan

Pada perencanaan siklus 2 masih seperti pada siklus 1, pada tahap ini ialah menyusun rencana tindakan yang didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Adapun perencanaan tindakan pada siklus ini meliputi:

1) Mempelajari kurikulum atau silabus untuk mengetahui kompetensi dasar dan materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran.

2) Menentukan waktu penelitian.

3) Menyusun RPP pelaksanaan tindakan tentang mengenal cara-cara menghadapi bencana alam tanah longsor, gunung meletus,gempa bumi, dan tsunami sesuai langkah-langkah pembelajaran penggunaanjigsaw.

4) Menyiapkan perlengkapan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.

5) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar tes, dan lembar observasi. 6) Observer masih sama pada siklus 1, yaitu Ibu Partinah, A.Ma.Pd.


(6)

4.1.2.2 Pelaksanaan dan Observasi

Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Tindakan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 2 April 2013 jam 07.00 sampai 08.30 WIB, tindakan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 8 April 2013, sedangkan tindakan ketiga hari Rabu, 9 April 2013 adalah untuk melaksanakan evaluasi dengan terlebih dahulu mengulang sedikit materi pembelajaran tentang mengenal cara-cara menghadapi bencana alam banjir, puting beliung, kemarau panjang dan kebakaran hutan di kelas VI SDN Nampudadi. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran adalah 20 siswa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 17 perempuan, serta dihadiri rekan sejawat sebagai observer.

Dalam pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan jigsaw sesuai rencana pada pembelajaran 1 sampai pembelajaran 7 dan di observasi oleh teman sejawat.

Pada kegiatan awal, guru mengawali dengan membuka pelajaran yang diikuti mengucapkan salam kepada siswa kelas VI dilanjutkan dengan melakukan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa yang akan mengikuti pelajaran. Pada saat pelaksanaan penelitian pertemuan pertama semua siswa hadir di dalam kelas. Sebelum masuk pada kegiatan inti pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan tes penjajagan tentang pokok cara menghadapi bencana alam yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengalaman dan kemampuan awal siswa mengenai cara menghadapi bencana alam banjir, puting beliung, kemarau panjang dan kebakaran hutan. Langkah selanjutnya guru memberikan apersepsi untuk memancing pengetahuan siswa terhadap pokok bahasan cara menghadapi bencana alam banjir, puting beliung, kemarau panjang dan kebakaran hutan yang akan diberikan. Guru menanyakan kepada semua siswa yang berada di kelas mengenai cara menghadapi bencana banjir, puting beliung, kemarau panjang dan kebakaran hutan yang diketahui dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan kegiatan inti yang berlangsung selama 50 menit pertemuan 1 adalah dengan melaksanakan pembelajaranjigsawdari langkah pertama sampai langkah ke tiga karena waktu yang tidak memungkinkan untuk diteruskan sampai langkah terakhir. Sedangkan pada pertemuan ke 2 melanjutkan langkah ke empat sampai dengan terakhir.


(7)

Adapun langkah pembelajaran dalam siklus 1 meliputi: pertama, siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk guru. Tiap kelompok ditentukan ketua dan penulis, anggota. Setiap kelompok dipersilahkan memberi nama wayang, Pandawa. Siswa menyimak gambar tentang bencana alam geologis. Siswa menyimak gambar tentang bencana alam geologis, gambar A. banjir, B. puting beliung, C. kemarau panjang, dan gambar D. kebakaran hutan. Tiap anggota dari kelompok asal memilih dan menentukan salah satu bagian materi dan tugas sesuai dengan gambar, dan kode huruf . Langkah ketiga model pembelajaran Jigsaw adalah anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka. Kelompok ahli materi A membahas tentang tanda-tanda, langkah-langkah antisipasi dan tindakan saat terjadi banjir, B. puting beliung, C. kemarau panjang, D. kebakaran hutan. Langkah keempat model pembelajaran Jigsaw adalah Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai Langkah kelima model pembelajaran Jigsaw adalah Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. Langkah keenam model pembelajaranJigsawadalah pembahasan yaitu siswa memberi kesimpulan dan guru memberi penghargaan. Langkah keenam model pembelajaran Jigsaw Pembahasan dengan siswa melaksanakan diskusi kelas kemudian siswa memberi tanggapan terhadap kelompok yang presentasi

Pada kegiatan akhir ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas pada saat pelajaran berlangsung sehingga siswa diharapkan akan lebih memahami pokok bahasan yang diajarkan, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mulai memancing keberanian siswa dalam bertanya kemudian dilanjutkan dengan memberikan evaluasi yang telah disiapkan. Setelah selesai, guru mengakhiri pelajaran dengan salam disertai pemberian motivasi kepada siswa untuk selalu belajar dengan tekun disertai selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Pada tahap ini observer melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti yang meliputi tindakan guru dan kegiatan siswa serta digunakan juga dokumentasi untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa serta kejadian-kejadian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Adapun hasil observasi guru selama proses kegiatan pembelajaran IPS


(8)

tentang cara menghadapi bencana alam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw terhadap kegiatan guru.

Pembelajaran pada pertemuan pertama ini berjalan lancar. Siswa terlihat dalam aktif memperhatikan penjelasan guru. Dalam penyampaian materi guru sudah menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami siswa, runtut, dan jelas. Pembahasan materi juga sudah sistematis tetapi masih ada beberapa hambatan yang menjadi kendala dalam pembelajaran, yaitu :

a. Dalam menentukan kelompok diskusi anak-anak berebut memilih sendiri

b. anggota kelompoknya, sehingga ada kesenjangan antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai.

c. Pada saat pelaksanaan diskusi siswa kurang memahami cara berdiskusi sehingga siswa banyak yang gaduh.

d. Guru kurang membimbing siswa pada saat pelaksanaan diskusi.

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua juga berjalan dengan lancar, tetapi masih ada kekurangan-kekurangan, yaitu :

a. Siswa tidak berani bertanya tentang materi yang belum dipahaminya, sehingga pada saat tanya jawab siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan guru.

b. Guru kurang membimbing siswa secara individu.

c. Pada saat pembahasan hasil diskusi, siswa kurang berani mengemukakan pendapat. Dari alasan di atas maka perlu perbaikan-perbaikan pada siklus 2 diantaranya adalah

a. Membangkitkan minat siswa agar mau bertanya.

b. Setiap kelompok terdiri dari siswa yang pandai dan kurang pandai sehingga tidak ada kesenjangan pada saat pelaksanaan diskusi.

c. Sebelum pelaksanaan diskusi guru memberi petunjuk kepada siswa tentang cara pelaksanaan diskusi sehingga siswa tidak bingung.

d. Guru membimbing siswa dalam pelaksanaan diskusi agar diskusi berjalan dengan lancar.


(9)

4.1.2.3 Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus 2 ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai kelebihan dan kekurangan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2I.

Pada pertemuan pertama penampilan aktivitas perbaikan yang sudah baik meliputi:

a. Penggunaan media pembelajaran sudah sesuai dengan materi.

b. Bahasa yang digunakan sederhana, mudah dipahami siswa, runtut, dan jelas.

c. Guru menyampaikan materi secara sistematis. d. Guru mengadakan kegiatan tanya jawab.

e. Pemberian penguatan atau pujian kepada siswa.

Aktivitas perbaikan yang belum baik dan menjadi pusat perhatian pada pertemuan kedua adalah :

e. Pembagian anggota kelompok diskusi sebaiknya dilakukan oleh guru.

f. Setiap kelompok terdiri dari siswa yang pandai dan kurang pandai sehingga tidak ada kesenjangan pada saat pelaksanaan diskusi.

g. Sebelum pelaksanaan diskusi guru memberi petunjuk kepada siswa tentang cara pelaksanaan diskusi sehingga siswa tidak bingung.

h. Guru membimbing siswa dalam pelaksanaan diskusi agar diskusi berjalan dengan lancar.

4.2 Hasil Penelitian

Setelah penelitian dilakukan untuk mengetahui data yang terkumpul pada penelitian ini maka peneliti akan menganalisis hasil dari siklus I sampai dengan siklus II agar dapat dengan jelas diambil kesimpulan dari penggunaanjigsawdalam pembelajaran IPS tentang gejala alam.

4.2.1. Deskripsi Data 4.2.1.1 Data Siklus 1

Data hasil penelitian pada siklus 1 berupa data hasil pengamatan proses dan hasil belajar yang telah dilakukan pada langkah-langkah penggunaanjigsawpada mata


(10)

pelajaran IPS di kelas 6.B. Hasil pengamatan obsever terhadap proses penggunaan jigsaw yang dilakukan guru memperoleh hasil 75 % atau dengan predikat tinggi. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 8

Hasil Observasi keaktifan siswa dalam pembelajaranjigsaw

No Indikator Item yang muncul

1 Siswa berkelompok ke dalam 4 kelompok (tim asal)

1

2 Tiap anggota diberi materi yang berbeda

3, 4

3 Siswa berkelompok ke dalam tim ahli kemudian berdiskusi

5, 6

4 Siswa kembali ke tim asal dan berdiskusi

7

5 Tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

7, 9, 10

6 Evaluasi 11

7 Siswa membuat kesimpulan

Dari tabel di atas dapat dapat dilihat bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran jigsawada 9 item yang muncul atau sekitar 75% siswa aktif dalam pembelajaran.

Sedangkan hasil belajar pada siklus 1 dianalisis dengan digambarkan dalam tabel distribusi frekuensi. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hasil belajar yang dicapai siswa dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8 berikut :

Tabel 9

Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPS Siklus 1 Siswa Kelas 6.B SD Negeri Nampudadi

Semester 2/2012-2013

No Interval Frekwensi Persentase

1 78 - 84 9 45%

2 71 - 77 0 0%

3 64 - 70 5 25%

4 57 - 63 2 10%

5 50 - 56 4 20%


(11)

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mendapat nilai dengan interval 50-56 sebanyak 4 anak dengan persentase 20%, nilai 57-63 sebanyak 2 anak dengan persentase 10 %, nilai 64-70 sebanyak 5 anak dengan persentase 25 %, nilai 71-77 sebanyak 0 anak dengan persentase 0 %, dan yang mendapat nilai 78-84 sebanyak 9 anak dengan persentase 45 %.

4.2.1.2. Data Siklus 2

Data hasil penelitian pada siklus 2 juga berupa berupa data hasil pengamatan proses dan hasil belajar yang telah dilakukan pada langkah-langkah penggunaanjigsaw pada mata pelajatan IPS di kelas 6.B. Hasil pengamatan obsever terhadap keaktifan siswa dalam penggunaan jigsawyang dilakukan guru mendapatkan hasil dsari 12 item yang diobservasi ternyata ada 12 ietem yang muncul. Untuk selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 10

Hasil Observasi keaktifan siswa dalam pembelajaranjigsaw

No Indikator Item yang muncul

1 Siswa berkelompok ke dalam 4 kelompok (tim asal)

1, 2

2 Tiap anggota diberi materi yang berbeda

3, 4

3 Siswa berkelompok ke dalam tim ahli kemudian berdiskusi

5, 6

4 Siswa kembali ke tim asal dan berdiskusi

7

5 Tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

7, 9, 10

6 Evaluasi 11

7 Siswa membuat kesimpulan 12

Dari tabel di atas dapat dapat dilihat bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran jigsawada 12 item yang muncul atau sekitar 100% siswa aktif dalam pembelajaran dan dalam kategori sangat tinggi.

Sedangkan hasil belajar pada siklus 2 juga dianalisis dengan digambarkan dalam tabel distribusi frekuensi. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hasil belajar yang dicapai siswa dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 11 berikut :


(12)

Tabel 11

Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPS Siklus 2 Siswa Kelas 6.B SD Negeri Nampudadi

Semester 2/2012-2013

No Interval Frekwensi Persentase

1 90 - 99 6 30%

2 80 - 89 7 35%

3 70 - 79 4 20%

4 60 - 69 2 10%

5 50 - 59 1 5%

20 100%

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mendapat nilai dengan interval 50-59 sebanyak 1 anak dengan persentase 5%, nilai 69-69 sebanyak 2 anak dengan persentase 10 %, nilai 70-79 sebanyak 4 anak dengan persentase 20 %, nilai 80-89 sebanyak 7 anak dengan persentase 35 %, dan yang mendapat nilai 90-99 sebanyak 6 anak dengan persentase 30 %.

4.2.2 Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisa deskriptif yaitu analisa deskriptif kualitatif dengan membandingkan nilai tes antara siklus I dan siklus II, dengan melihat nilai tertinggi, nilai terendah, dan rata-rata. Skor ini digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa.

4.2.2.1 Analisis Ketuntasan

Berdasarkan hasil observasi baik observasi dari penskoran hasil belajar siswa, maupun observasi dari implementasi RPP, yang diperoleh dari proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, terbukti menunjukkan ada perubahan keaktifan dan kreatifitas belajar siswa yang signifikan dengan mengembangkan hasil belajar siswa yang di desain dengan menggunakan pendekatan jigsaw pada mata pelajaran IPS di kelas 6.B SD Negeri Nampudadi.

Hasil observasi menunjukkan, bahwa guru telah memulai pelajaran dengan mengorganisasi kelas, siswa diminta belajar secara berkelompok baik dalam kelompok


(13)

ahli maupun dalam kelompok asal, guru sudah menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, guru mengarahkan pendapat siswa sehingga siswa dapat menyimpulkan sendiri apa saja yang sudah mereka pelajari sendiri sehingga kreatifitas dan kemampuan berfikir siswa menjadi lebih bertambah luas..

Perbandingan hasil ketuntasan penelitian yang diperoleh dari keadaan, siklus 12 disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 12

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1 Siswa Kelas 6.B SD Negeri Nampudadi

Semester 2/2012-2013

No Ketuntasan Frekwensi Persentase

1 Tuntas 14 70,0%

2 Tidak Tuntas 6 30,0%

Rerata 69,5

Maksimum 80,0

Minimun 50

Berdasarkan tabel 3 di atas dinyatakan bahwa pada siklus 1 siswa yang tuntas belajar ada 14 orang atau sebesar 70%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 4 orang atau 30%. Nilai tertinggi pada hasil belajar siklus 1 yaitu 90, sedangkan nilai terendah yaitu 50. Rata-rata tes hasil belajar pada pertemuan tersebut sebesar 69,5. Rerata tes hasil belajar tersebut sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu KKM ≤ 65. Dan, ketuntasan tes hasil belajar belum mencapai indikator kinerja karena hanya mencapai 69,5%. Mestinya, agar mencapai indikator kinerja rerata tes hasil belajar mencapai ≥ 80%.

Adapun ketuntasan pada siklus 1 mengalami kenaikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.


(14)

Gambar 3. Diag Nampudadi.

Berdasarkan g mencapai ketuntasan d KKM yang telah ditetapka

Perbandingan siklus 2 disajikan dalam Ana No K 1 Tunta 2 Tidak Rerat Maksi Minim Berdasarkan t belajar ada 17 orang ata orang atau 15%. Nilai terendah yaitu 50. Rat

30%

iagram ketuntasan hasil belajar IPS siklus 1 sisw n gambar di atas dapat diketahui bahwa 70% dar n dalam belajar. Sedangkan 30% dari 20 siswa b apkan yaitu 65.

an hasil ketuntasan penelitian yang diperoleh am tabel 13 berikut ini.

Tabel 13

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 2 Siswa Kelas 6.B SD Negeri Nampudadi

Semester 2/2012-2013

Ketuntasan Frekwensi Persentase

ntas 17 85,0%

ak Tuntas 3 15,0%

rata 77,5

ksimum 90,0

nimun 50

n tabel 8 di atas dinyatakan bahwa pada siklus 2 si atau sebesar 85%. Sedangkan siswa yang tidak tun ilai tertinggi pada hasil belajar siklus 2 yaitu 90, Rata-rata tes hasil belajar pada pertemuan terseb

70% 30%

siswa kelas 6 SDN dari 20 anak sudah a belum tuntas dari leh dari keadaan,

tase % %

2 siswa yang tuntas k tuntas belajar ada 3 90, sedangkan nilai sebut sebesar 77,5.

Tuntas Tidak Tuntas


(15)

Rerata tes hasil belajar KKM 65. Dan, ketuntasa mencapai 85 % dari indi

Adapun ketun jelasnya dapat dilihat pa

Gambar 4. SDN Namp Berdasarkan g mencapai ketuntasan d KKM yang telah ditetapka 4.2.2.2 Analisis Kompa

Berdasarkan h ketuntasan hasil belajar dan gambar di bawah in

jar tersebut sudah mencapai indikator kinerja yang d tasan tes hasil belajar sudah mencapai indikator kine indikator yang ditetapkan yaitu sebesar ≥ 80%.

tuntasan pada siklus 2 juga mengalami kenaik pada gambar 4 dibawah ini.

4. Diagramketuntasan hasil belajar IPS siklus 2 sisw ampudadi

n gambar di atas dapat diketahui bahwa 85% dar n dalam belajar. Sedangkan 15% dari 20 siswa b apkan yaitu 65.

omparatif

n hasil analisis ketuntasan di atas maka diadakan an jar antar siklus dan para siklus. Selengkapnya dapa

ini:

Tuntas 85% Tidak Tuntas

15%

g ditetapkan yaitu ≤ kinerja karena hanya

aikan. Untuk lebih

siswa kelas 6

dari 20 anak sudah belum tuntas dari

analisis komparatif pat dilihat dari tabel


(16)

Anal

No Ketunta

1 Tuntas 2 Tidak Tuntas

Rerata Maksimum Minimun Berdasarkan sampai siklus 2 menga siswa atau 20% sedang sebanyak 50%. Seda mengalami peningkatan

Untuk lebih diperoleh dari keadaan ini.

Gambar 5. Grafik 1, dan siklus 2 si

0 5 10 15 20 25 30 Pra Siklus Tabel 14

nalisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 6.B SD Negeri Nampudadi

Semester 2/2012-2013

ntasan Pra Siklus Siklus 1

f % f % f

4 20,0% 14 70,0% 17

ntas 16 80,0% 6 30,0% 3

46,3 69,5

m 70,0 80,0

30,0 50,0

kan tabel 9 di atas dapat terlihat bahwa ketuntasan ngalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang ngkan pada siklus 1 sebanyak 14 siswa tuntas atau edangkan pada siklus 2 siswa yang tuntas 17 si

tan 65% dari pra siklus dan 15% dari siklus 1. ih mengetahui perbandingan hasil ketuntasan

an pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 disajikan dalam

afik perbandingan ketuntasan hasil belajar IPS pada siswa kelas 6 SDN Nampudadi.

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Tuntas Tidak Tuntas S Siklus 2 f % 17 85,0% 3 15,0% 77,5 90,0 50,0

san pada pra siklus ng tuntas hanya 4 tau 70% meningkat 7 siswa atau 85% an penelitian yang am gambar 5 berikut

da pra siklus, siklus Tuntas


(17)

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat terlihat bahwa ketuntasan pada pra siklus sampai siklus 2 mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas hanya 4 siswa atau 20% sedangkan pada siklus 1 sebanyak 14 siswa tuntas atau 70% meningkat sebanyak 50%. Sedangkan pada siklus 2 siswa yang tuntas 17 siswa atau 85% mengalami peningkatan 65%dari pra siklus dan 15% dari siklus 1.

4.3. Pembahasan

Setelah diadakan pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan jigsaw ternyata siswa terlihat aktif dan tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa mengalamipeningkatan.

Berdasarkan temuan observasi baik observasi dari penskoran proses dan hasil belajar siswa, maupun observasi dari implementasi RPP, yang diperoleh dari proses pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatanjigsawyang telah dilaksanakan di SD Negeri Nampudadi Kec. Petanahan Kab. Kebumen Tahun 2012/2013 dengan subyek penelitian siswa kelas 6.B yang berjumlah 20 siswa, ternyata terbukti menunjukkan ada perubahan hasil belajar siswa yang signifikan pada setiap siklusnya.

Kendala yang dialami dalam penggunaan jigsaw antara lain yaitu: (1) Pembagian anggota kelompok diskusi masih ribut, (2) banyak kelompok yang terdiri dari siswa yang pandai dan kurang pandai sehingga banyak didominasi oleh yang pandai, (3) siswa masih perlu bimbingan dari guru dalam pelaksanaan diskusi agar diskusi berjalan dengan lancar. Berdasarkan kendala tersebut peneliti memberikan solusi yaitu: (1) pembagian kelompok sebaiknya dilakukan oleh guru; (2) Guru berusaha membagi kelompok sebaik mungkon dengan memperhatikan beberapa faktor; (3) siswa berlatih berdiskusi dan tanya jawab antar siswa agar sering terjadi interaksi sehingga peran guru bisa sebagai fasilitator.

Dari data penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang gejala alam di kelas 6.B SD Negeri Nampudadi Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini terbukti dengan hasil evaluasi dari pertemuan pertama siklus 1 sampai pertemuan kedua siklus 2 selalu mengalami


(18)

peningkatan. Karena hasil belajar siswa pada siklus 2 pertemuan kedua semua siswa sudah memperoleh nilai di atas 70 maka penelitian ini dinyatakan berhasil.


(1)

ahli maupun dalam kelompok asal, guru sudah menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, guru mengarahkan pendapat siswa sehingga siswa dapat menyimpulkan sendiri apa saja yang sudah mereka pelajari sendiri sehingga kreatifitas dan kemampuan berfikir siswa menjadi lebih bertambah luas..

Perbandingan hasil ketuntasan penelitian yang diperoleh dari keadaan, siklus 12 disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 12

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1 Siswa Kelas 6.B SD Negeri Nampudadi

Semester 2/2012-2013

No Ketuntasan Frekwensi Persentase

1 Tuntas 14 70,0%

2 Tidak Tuntas 6 30,0%

Rerata 69,5

Maksimum 80,0

Minimun 50

Berdasarkan tabel 3 di atas dinyatakan bahwa pada siklus 1 siswa yang tuntas belajar ada 14 orang atau sebesar 70%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 4 orang atau 30%. Nilai tertinggi pada hasil belajar siklus 1 yaitu 90, sedangkan nilai terendah yaitu 50. Rata-rata tes hasil belajar pada pertemuan tersebut sebesar 69,5. Rerata tes hasil belajar tersebut sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu KKM ≤ 65. Dan, ketuntasan tes hasil belajar belum mencapai indikator kinerja karena hanya mencapai 69,5%. Mestinya, agar mencapai indikator kinerja rerata tes hasil belajar mencapai ≥ 80%.

Adapun ketuntasan pada siklus 1 mengalami kenaikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.


(2)

Gambar 3. Diag Nampudadi.

Berdasarkan g mencapai ketuntasan d KKM yang telah ditetapka

Perbandingan siklus 2 disajikan dalam Ana

No K

1 Tunta 2 Tidak Rerat Maksi Minim

Berdasarkan t belajar ada 17 orang ata orang atau 15%. Nilai terendah yaitu 50. Rat

30%

iagram ketuntasan hasil belajar IPS siklus 1 sisw n gambar di atas dapat diketahui bahwa 70% dar n dalam belajar. Sedangkan 30% dari 20 siswa b apkan yaitu 65.

an hasil ketuntasan penelitian yang diperoleh am tabel 13 berikut ini.

Tabel 13

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 2 Siswa Kelas 6.B SD Negeri Nampudadi

Semester 2/2012-2013

Ketuntasan Frekwensi Persentase

ntas 17 85,0%

ak Tuntas 3 15,0%

rata 77,5

ksimum 90,0

nimun 50

n tabel 8 di atas dinyatakan bahwa pada siklus 2 si atau sebesar 85%. Sedangkan siswa yang tidak tun ilai tertinggi pada hasil belajar siklus 2 yaitu 90, Rata-rata tes hasil belajar pada pertemuan terseb

70% 30%

siswa kelas 6 SDN dari 20 anak sudah a belum tuntas dari

leh dari keadaan,

tase % %

2 siswa yang tuntas k tuntas belajar ada 3 90, sedangkan nilai sebut sebesar 77,5.

Tuntas Tidak Tuntas


(3)

Rerata tes hasil belajar KKM 65. Dan, ketuntasa mencapai 85 % dari indi

Adapun ketun jelasnya dapat dilihat pa

Gambar 4. SDN Namp Berdasarkan g mencapai ketuntasan d KKM yang telah ditetapka

4.2.2.2 Analisis Kompa Berdasarkan h ketuntasan hasil belajar dan gambar di bawah in

jar tersebut sudah mencapai indikator kinerja yang d tasan tes hasil belajar sudah mencapai indikator kine indikator yang ditetapkan yaitu sebesar ≥ 80%.

tuntasan pada siklus 2 juga mengalami kenaik pada gambar 4 dibawah ini.

4. Diagramketuntasan hasil belajar IPS siklus 2 sisw ampudadi

n gambar di atas dapat diketahui bahwa 85% dar n dalam belajar. Sedangkan 15% dari 20 siswa b apkan yaitu 65.

omparatif

n hasil analisis ketuntasan di atas maka diadakan an jar antar siklus dan para siklus. Selengkapnya dapa

ini:

Tuntas 85% Tidak Tuntas

15%

g ditetapkan yaitu ≤ kinerja karena hanya

aikan. Untuk lebih

siswa kelas 6

dari 20 anak sudah belum tuntas dari

analisis komparatif pat dilihat dari tabel


(4)

Anal

No Ketunta

1 Tuntas 2 Tidak Tuntas

Rerata Maksimum Minimun

Berdasarkan sampai siklus 2 menga siswa atau 20% sedang sebanyak 50%. Seda mengalami peningkatan

Untuk lebih diperoleh dari keadaan ini.

Gambar 5. Grafik 1, dan siklus 2 si

0 5 10 15 20 25 30 Pra Siklus Tabel 14

nalisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 6.B SD Negeri Nampudadi

Semester 2/2012-2013

ntasan Pra Siklus Siklus 1

f % f % f

4 20,0% 14 70,0% 17

ntas 16 80,0% 6 30,0% 3

46,3 69,5

m 70,0 80,0

30,0 50,0

kan tabel 9 di atas dapat terlihat bahwa ketuntasan ngalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang ngkan pada siklus 1 sebanyak 14 siswa tuntas atau edangkan pada siklus 2 siswa yang tuntas 17 si

tan 65% dari pra siklus dan 15% dari siklus 1. ih mengetahui perbandingan hasil ketuntasan

an pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 disajikan dalam

afik perbandingan ketuntasan hasil belajar IPS pada siswa kelas 6 SDN Nampudadi.

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Tuntas Tidak Tuntas S Siklus 2 f % 17 85,0% 3 15,0% 77,5 90,0 50,0

san pada pra siklus ng tuntas hanya 4 tau 70% meningkat 7 siswa atau 85%

an penelitian yang am gambar 5 berikut

da pra siklus, siklus

Tuntas Tidak Tuntas


(5)

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat terlihat bahwa ketuntasan pada pra siklus sampai siklus 2 mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas hanya 4 siswa atau 20% sedangkan pada siklus 1 sebanyak 14 siswa tuntas atau 70% meningkat sebanyak 50%. Sedangkan pada siklus 2 siswa yang tuntas 17 siswa atau 85% mengalami peningkatan 65%dari pra siklus dan 15% dari siklus 1.

4.3. Pembahasan

Setelah diadakan pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan jigsaw ternyata siswa terlihat aktif dan tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa mengalamipeningkatan.

Berdasarkan temuan observasi baik observasi dari penskoran proses dan hasil belajar siswa, maupun observasi dari implementasi RPP, yang diperoleh dari proses pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatanjigsawyang telah dilaksanakan di SD Negeri Nampudadi Kec. Petanahan Kab. Kebumen Tahun 2012/2013 dengan subyek penelitian siswa kelas 6.B yang berjumlah 20 siswa, ternyata terbukti menunjukkan ada perubahan hasil belajar siswa yang signifikan pada setiap siklusnya.

Kendala yang dialami dalam penggunaan jigsaw antara lain yaitu: (1) Pembagian anggota kelompok diskusi masih ribut, (2) banyak kelompok yang terdiri dari siswa yang pandai dan kurang pandai sehingga banyak didominasi oleh yang pandai, (3) siswa masih perlu bimbingan dari guru dalam pelaksanaan diskusi agar diskusi berjalan dengan lancar. Berdasarkan kendala tersebut peneliti memberikan solusi yaitu: (1) pembagian kelompok sebaiknya dilakukan oleh guru; (2) Guru berusaha membagi kelompok sebaik mungkon dengan memperhatikan beberapa faktor; (3) siswa berlatih berdiskusi dan tanya jawab antar siswa agar sering terjadi interaksi sehingga peran guru bisa sebagai fasilitator.

Dari data penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang gejala alam di kelas 6.B SD Negeri Nampudadi Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini terbukti dengan hasil evaluasi dari pertemuan pertama siklus 1 sampai pertemuan kedua siklus 2 selalu mengalami


(6)

peningkatan. Karena hasil belajar siswa pada siklus 2 pertemuan kedua semua siswa sudah memperoleh nilai di atas 70 maka penelitian ini dinyatakan berhasil.


Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22