Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Kerja Guru dan Kepuasan Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMA Negeri di Kabupaten Temanggung T2 942010036 BAB IV
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Responden.
Dalam penelitian ini yang menjadi Responden
adalah
guru-guru
Kabupaten
di
Temanggung.
6
(enam)
SMA
Gambaran
Negeri
jumlah
di
guru
berdasarkan jenis kelamin, Usia, Masa Kerja, Ijazah,
dan Golongan dapat dilihat pada gambar 4.1.
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
N
o
1
Jenis
kelamin
Usia
Laki-laki
Perempuan
2
20 – 30
31 – 40
41 – 50
50 – 60
3 Masa kerja
< 10 tahun
10tahun-20 tahun
21tahun-30 tahun
31tahun-40tahun
4
Ijazah
S-1
S-2
5
Golongan
GTT
III
IV
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Frequensi
77
81
12
39
45
53
47
43
61
7
133
25
24
50
84
Prosentase
48.7
51.3
7.6
24.7
34.2
33.5
29.7
27.2
38.6
4.4
84.2
15.8
15.2
31.6
55.2
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari
jumlah
responden
sebanyak
158
orang,
antara
responden laki-laki dan perempuan dapat dikatakan
seimbang karena selisihnya hanya 2.6%. Responden
perempuan hanya sedikit lebih banyak dari pada
responden laki-laki.
Ditinjau dari segi usia, mayoritas responden
masih berusia muda yaitu antara 40 sampai 50 tahun
65
sebanyak 34.2% dan selisih sedikit dengan usia tua
yaitu antara 51 sampai 60 tahun. ini berarti bahwa
usia guru masih berada dalam usia produktif. Apabila
dihubungkan dengan masa kerjanya, maka sebagian
besar responden berada pada pengalaman selama 21
sampai 30 tahun sebanyak 38.6% hal ini berarti bahwa
para guru
mempunyai pengalaman yang cukup
banyak, hal ini menunjukkan bahwa para guru berada
pada tingkat kematangan yang berarti kinerja mereka
bisa produktif.
Dilihat dari karakteristik responden berdasarkan
jenjang
pendidikan
terakhir
yang
ditempuh,
sebagian besar responden berkualifikasi (S1) sebesar
84.2% ini berari bahwa sebagian besar responden telah
memenuhi salah satu persyaratan profesi mengajar
sebagai guru. Apabila di tinjau dari golongan dan
kepangkatan sebagain besar responden berada pada
golongan IV sebanyak 55.2% artinya bahwa sebagian
besar guru sudah berpengalaman dan produktif.
4.2 Analisis Data.
Untuk mengetahui kinerja guru, motivasi kerja
guru dan kepuasan kerja guru berdasarkan frequensi
dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.
66
Tabel 4.2
Kinerja, Motivasi dan Kepuasan Kerja Guru
N Sub
Kriteria
Rentang
Frequ
Prose
o Konsep
Skor
ensi
ntase
1 Kinerja
SangatT 86-100
51
32.3
Guru
inggi
Tinggi
71-85
102
64.5
Sedang
56-70
5
3.2
Rendah
41-55
SangatR 25-40
endah
2 Motivasi
Sangat
86-100
36
22.8
Kerja
Tinggi
Guru
Tinggi
71-85
93
58.8
Sedang
56-70
25
15.8
Rendah
41-55
4
2.6
SangatR 25-40
endah
3 Kepuasan Sangat
86-100
6
3.8
Kerja
Tinggi
Guru
Tinggi
71-85
84
53.2
Sedang
56-70
63
39.8
Rendah
41-55
5
3.2
SangatR 25-40
endah
Sumber : Data Primer diolah tahun 2015
Mean
82.43
139.92
187.02
Tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar kinerja
guru SMA Negeri di kabupaten Temanggung berada
pada kategori Tinggi (64.5 %). Rerata kinerja mengajar
sebesar 82.43. Hal
sebagian
besar
ini berarti bahwa kinerja guru
adalah
tinggi.
Sedangkan
untuk
motivasi kerja guru sebagian besar juga berada pada
kategori tinggi (58.8%). Rerata motivasi kerja guru
sebesar 139.92%. Hal ini berarti bahwa rata-rata guru
memiliki motivasi kerja tinggi. Untuk kepuasan kerja
guru sebagian besar berada pada kategori tinggi
(53.2%). Rerata kepuasan kerja guru adalah sebesar
187.02. Hal ini berarti bahwa guru memiliki kepuaan
kerja tinggi.
67
4.2.1. Deskripsi Variabel Penelitian
Untuk
menentukan
mengkategorikan
variabel,
terlebih
sub-konsep
dahulu
pengukuran
dari
dan
masing-masing
dilakukan
penghitungan
interval skor sebagai berikut.
Interval =
Berdasarkan
perhitungan
=
interval
=1
yang
dilakukan,
maka kategori skor dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Kategori Skor Kinerja Guru
Interval
Kategori
1 – 1.99
Rendah
2 – 2.99
Sedang
3–4
Tinggi
1) Diskripsi Bedasarkan Kinerja Mengajar Guru
Untuk memberikan gambaran secara kuantitatif
pada variabel kinerja mengajar guru, maka akan
dideskripsikan gambaran variabel tersebut berdasarkan
statistik deskriptif sebagai berikut.
Tabel 4.4
Kinerja Guru SMA Negeri Kabupaten Temanggung
Konsep
Sub-Konsep
Mean Total
Kategori
Kinerja
Guru
Teaching Skills
3.18
Tinggi
Manajement skills
3.40
Tinggi
3.41
Tinggi
Interpersonal Skills
3.18
Tinggi
Mean total rata-rata
3.29
Tinggi
Discipline
And
Regularity
Sumber : Data Primer diolah tahun 2015
Dari tebel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa mean
total atau rata-rata untuk kinerja guru SMA Negeri di
68
kabupaten Temanggung masuk pada kategori tinggi,
yaitu sebesar 3.29. Secara umum dapat diartikan
bahwa
guru-guru
SMA
Negeri
di
Kabupaten
Temanggung memiliki kinerja tinggi.
Pada
sub
konsep
Discipline
and
Regulatity
mempunyai mean total paling tinggi di antara sub
konsep yang lain, yaitu sebesar 3.4. Dapat diartikan
bahwa sebagian besar responden menilai bahwa tingkat
keteraturan dan kedisiplinan guru-guru di SMA Negeri
di Kabupaten Temanggung masuk kategori tinggi.
Adapun untuk sub konsep terendah adalah
Teaching Skills
dan interpersonal Skills, yaitu masing-
masing sebesar 3.18. Hal ini dapat diartikan bahwa
sebagian besar responden menilai bahwa
teaching
skills dan interpersonal relationship skills masih kurang
dibanding sub-konsep yang lain dalam melaksanakan
tugas sebagai guru, meskipun total nilai mean yang
diperoleh termasuk
tinggi. Indikator tersebut adalah
pada “guru membantu kepala sekolah memecahkan
masalah
sekolah”. Secara terperinci deskripsi kinerja
mengajar guru dapat dilihat pada lampiran 5.
4.2.2 Analisis Diskriptif Motivasi Kerja Guru
Untuk memberikan gambaran secara kuantitatif
pada
variable
motivasi
kerja
guru,
maka
akan
dideskripsikan gambaran variabel tersebut berdasarkan
statistik deskriptif sebagai berikut.
69
Tabel : 4.5
Mean Total Motivasi Kerja Guru.
Konsep
Sub-Konsep
Mean Total
Motivasi
Achievement
2.96
Kerja
Racognation
3.05
Guru
Work itself
3.31
Responsibility
3.20
Advancement
3.27
Supervision
3.05
Salary
2.66
Working Condition
3.20
Job Security
3.07
Mean Total Rata rata
3.08
Sumber : Data Primer diolah tahun 2015
Kategori
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mean total rata
rata untuk variabel motivasi kerja guru adalah 3.08
sehingga dapat dikategorikan tinggi. Hal ini diartikan
bahwa
guru
guru
di
SMA
Negeri
di
Kabupaten
Temanggung mempunyai motivasi kerja tinggi.
Untuk
sub
konsep
yang
mempunyai
mean
tertinggi adalah dari sub konsep workitself dengan
mean sebesar 3.31. Artinya bahwa motivasi kerja guru
dari sub konsep workitself adalah paling tinggi di
antara sub konsep yang lain.
Guru-guru merasa
bahwa pekerjaan mengajar adalah hal yang sangat
penting. Sedangkan dari segi indikator dengan mean
tertinggi
adalah
dari
indikator
“Guru
merasa
mempunyai kondisi kerja yang baik’ artinya adalah
bahwa kondisi kerja guru sudah baik.
Sedangkan sub konsep yang mempunyai mean
terendah adalah dari sub konsep salary sebesar 2.66
dan achievement sebesar 2.96. Artinya bahwa motivasi
kerja dari
sub-konsep
gaji adalah paling rendah
diantara sub-konsep yang lain. hal ini di artikan bahwa
70
sistem penggajian guru masih belum seperti yang
diharapkan. Sub konsep gaji masih berada dibawah
indikator
indikator
yang
lain
dalam
sub
konsep
motivasi kerja guru. Sedangkan indikator terendah dari
motivasi kerja guru adalah “guru belum merasa puas
dengan gaji yang diterima”. Deskripsi variabel motivasi
kerja guru lebih terperinci dapat dilihat pada lampiran
6.
4.2.3 . Analisis Deskripsi Kepuasan Kerja Guru.
Untuk memberikan gambaran secara kuantitatif
pada
variabel
kepuasan
kerja
guru,
maka
akan
dideskripsikan gambaran variabel tersebut berdasarkan
statistik deskriptif sebagai berikut.
Tabel:4.6
Mean Total Kepuasan Kerja Guru.
Konsep
Sub-Konsep
Mean Total
Supervision
2.80
Rekan kerja
2.75
Kondisi kerja
3.03
Gaji
2.66
Kepuasan
Tanggung jawab
2.86
Kerja Guru
Pekerjaan itu sendiri
2.92
Kemajuan jabatan
3.08
Keamanan kerja
2.57
Pengakuan
2.70
Mean Total Rata rata
2.82
Sumber : Data Primer diolah tahun 2015
Kategori
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mean total
rata-rata untuk variabel kepuasan kerja guru adalah
2.82, masuk dalam kategori sedang. Hal ini diartikan
bahwa
guru-guru
Temanggung
SMA
mempunyai
Negeri
kepuasan
di
Kabupaten
kerja
dalam
kategori sedang.
71
Untuk
sub
konsep
yang
mempunyai
mean
tertinggi adalah dari sub konsep kemajuan jabatan
mean sebesar
dengan
3.08, masuk dalam kategori
tinggi. Artinya bahwa kepuasan kerja guru dari sub
konsep advancement adalah paling tinggi di antara sub
konsep sub konsep yang lain.
Guru-guru merasa
bahwa mereka puas dengan kemajuan jabatan yang
mereka peroleh. Sedangkan dari segi indikator dengan
mean tertinggi adalah dari indikator sebesar 3.60
adalah (1) “guru merasa bisa bergaul baik dengan
teman sejawat”, (2)“Guru merasa puas pekerjaan guru
menyenangkan”,
(3)
“Tanggung
jawab
terhadap
pekerjaan”, (4) Pekerjaan menjadi guru mendorong
menjadi kreatif.
Sedangkan sub konsep yang mempunyai mean
terendah adalah dari sub untuk sub konsep salary
atau gaji dengan mean sebesar 2.66. Artinya bahwa
kepuasan
kerja dari
sub-konsep
gaji adalah paling
rendah diantara sub-konsep yang lain. Hal ini dapat di
artikan bahwa guru dalam menilai bahwa pendapatan
masih membatasi untuk hidup layak, guru belum
dibayar sesuai dengan kemampuan, gaji guru belum
memadai dan gaji guru belum sebanding dengan gaji
diluar wilayah. Sub konsep gaji masih berada dibawah
indikator-indikator
yang
lain
dalam
sub
konsep
kepuasan kerja
guru. Sedangkan indikator terendah
dari kepuasan
kerja guru dengan skor 1.60 adalah
“guru
belum
merasa
bertanggungjawab
terhadap
tindakan yang dilakukan”.
Lebih terperinci deskripsi variabel kepuasa kerja
guru dapat dilihat pada lampiran 7.
72
4.3. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan
uji statistic non- parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S)
dengan ketentuan jika probabilitas
> 0,05 maka
variabel yang diuji bersifat normal, apabila probabilitas
< 0,05 maka variabel yang diuji bersifat tidak normal.
Pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS for
window versi 16.0 .
Untuk mengetahui apakah data dari instrument
variabel
kinerja
guru,
motivasi
kerja
guru
dan
kepuasan kerja guru, terdistribusi normal, dibawah ini
ditampilkan Tabel 4.7
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Sebaran Data
N
Normal
Parametersa
Most
Extreme
Differences
Mean
Std.Deviat
ion
Absolute
Poasitive
Negative
Motivasi
Kerja
Guru
158
144.04
12.526
Kepuasan
Kerja Guru
Kinerja
Guru
158
186.32
15.114
158
82.10
8.756
.096
.082
.067
.096
.082
.054
-.054
-.058
-.067
1.034
.236
.837
.485
Kolmogorov-Smirnov Z
1.207
Asymp.Sig.(2-tailed)
.109
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa uji normalitas
variabel motivasi kerja guru memperoleh angka 0.109.
Angka ini lebih besar dari 0,05, Untuk variabel
kepuasan kerja guru memperoleh angka 0.236. Angka
ini lebih besar dari 0,05. Untuk variabel kinerja guru
memperoleh angka 0.485. Angka ini lebih besar dari
73
0,05, Oleh karena itu data variabel motivasi kerja guru
(X1) = normal, kepuasan kerja guru (X2) = normal dan
kinerja guru (Y) = normal.
4.4. Analisis Korelasi Antar Variabel.
4.4.1 Korelasi antara variabel Motivasi Kerja Guru
(X1) dengan Kinerja Guru (Y).
Hasil korelasi antara Motivasi Kerja (X1) dengan
Kinerja Guru (Y) dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Koefisien Korelasi Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru
Kinerja Guru
Motivasi Kerja
Pearson correlation
.588**
guru
Sig. (2-tailed)
.000
N
158
** Correlation is significant at the 0,01 level
Sumber : Data primer diolah tahun 2015
Hasil
uji
korelasi
menunjukkan
koefisien
korelasi motivasi kerja guru dengan kinerja guru r x1-y
= 0,588 dengan Sig = 0,000 < 0,05 berarti ada korelasi
yang signifikan dengan arah positif. Bila skor motivasi
kerja guru naik akan diikuti kenaikan skor pada
kinerja
guru
dan
sebaliknya.
Berdasarkan
hasil
pengukuran korelasi pada tabel 4.8 di atas dapat
diartikan
motivasi
kerja
guru
yang
tinggi
akan
berdampak pada kualitas kinerja guru yang baik,
sebaliknya jika motivasi kerja guru rendah, maka
kualitas kinerja guru juga akan rendah. Sangat penting
dilakukan upaya
kerja
guru
memperbaiki aspek-aspek motivasi
sehingga
kualitas
kinerja
guru
akan
semakin baik.
74
4.4.2 Korelasi antara Kepuasan Kerja Guru (X2)
dengan Kinerja Guru (Y)
Hasil korelasi antara Kepuasan Kerja Guru
dengan Kinerja Guru dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9
Koefisien Korelasi antara Kepuasan Kerja dengan
Kinerja Guru
Kinerja Guru (Y)
Kepuasan
Pearson Correlation
.395**
Kerja Guru
Sig.(2-tailed)
.000
N
158
** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)
Hasil
uji
korelasi
menunjukkan
koefisien
korelasi kepuasan kerja guru dengan kinerja guru r x2y = 0,395 dengan Sig = 0,000 < 0,05 berarti ada korelasi
yang signifikan dengan arah positif. Bila skor kepuasan
kerja guru naik akan diikuti kenaikan skor pada
kinerja
guru
dan
sebaliknya.
Berdasarkan
hasil
pengukuran korelasi pada tabel 4.9 di atas dapat
diartikan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja guru,
maka akan mendorong kualitas kinerja guru yang
semakin baik, sebaliknya jika kepuasan kerja guru
rendah, maka akan berdampak pada kinerja guru yang
rendah. Sangat penting dilakukan upaya memperbaiki
aspek-aspek kepuasan kerja guru berkesinambungan,
sehingga kualitas kinerja guru juga semakin baik.
4.5. Uji Hipotesis
Penelitian ini menguji
hipotesis yang diajukan
yaitu:
1. H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara
motivasi kerja guru dengan kinerja guru SMA
Negeri di Kabupaten Temanggung.
75
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara motivasi
kerja guru dengan kinerja guru SMA Negeri di
Kabupaten Temanggung.
Berdasarkan
hasil
uji
korelasi
disimpulkan
bahwa Motivasi Kerja Guru berkorelasi signifikan
dengan Kinerja guru, sebab r x1-y = 0,588 dengan Sig =
0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis (Ha) yang menyatakan
ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja
guru dengan kinerja guru diterima. Hipotesis (H0) yang
menyatakan
tidak
ada
hubungan
yang
signifikan
antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru,
ditolak.
2. H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kepuasan kerja guru denga kinerja guru di
SMA Negeri di Kabupaten Temanggung.
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara kepuasan
kerja guru denga kinerja guru di SMA Negeri di
Kabupaten Temanggung.
Berdasarkan hasil uji korelasi dapat disimpulkan
bahwa Kepuasan Kerja Guru (X2) berkorelasi dengan
Sig. signifikan dengan Kinerja Guru, sebab r x2-y =
0,395 dengan Sig.= 0,000 < 0,05, Sehingga hipotesis
(Ha) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan
antara kepuasan kerja guru dengan kinerja guru
diterima. Hipotesis (H0) yang menyatakan tidak ada
hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja guru
denga kinerja guru, ditolak.
76
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian.
4.6.1 Hubungan Motivasi
Kerja dengan Kinerja
Guru.
Motivasi kerja bukanlah suatu demensi tunggal
tetapi
merupakan
masalah
multidimensi.
Menurut
Herzberg (1959) motivasi kerja adalah factor-faktor
yang merangsang pertumbuhan psikologis, motivator
dalam
kategori
instrinsik
ini
adalah
meliputi
achievement, recognition, responsibility, advancement,
dan work itself. Di lain sisi faktor hygiene adalah
reward
(imbalan–imbalan)
ekstrinsik
terhadap
pekerjaan. Dengan adanya motivsi kerja instrinsik
maka akan bisa meningkatkan kinerja dari guru.
Keinginan
untuk
berprestasi
dari
guru
dalam
menyelasaikan pekerjaan akan bisa meningkatkan
motivasi kerja guru, Guru juga tidak terlepas untuk
mendapatkan pengakuan (recognition), tanggung jawab
yang juga merupakan faktor yang bisa mamacu kinerja
guru, guru juga perlu mendapatkan penghargaan dan
pengembangan profesi dan karir, pekerjaan itu sendiri
(work itself) adalah faktor untuk mengembangkan
kreatifitas.
Sedangkan dorongan dari luar (extrinsic ) dapat
diperoleh dalam suasana yang menyenangkan dari
lingkungan tempat kerja, kenyamanan dari lingkungan
akan mendorong
para guru untuk melakukan yang
terbaik. Kebijakan lembaga atau institusi yang fleksibel
merupakan modal yang sangat berharga bagi para guru
untuk bekerja giat, selanjutnya tuntutan administrasi
yang bermacam macam akan membebani guru dalam
melaksanakan tugas, gaji guru yang layak, Kondisi
77
kerja yang nyaman, status keamanan kerja, kehidupan
pribadi atau keluarga serta dukungan dari teman
sejawat adalah faktor faktor dari luar yang mendorong
kinerja guru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan
kinerja guru di SMA Negeri di Kabupaten Temanggung .
Ini berarti bahwa jika kebutuhan guru terpenuhi maka
akan
mampu
menggerakkan
guru
dan
memberi
semangat yang kuat bagi para guru, Kinerja guru akan
meningkat
sejalan
dengan
terpenuhinya
segala
kebutuhan. Efek yang lebih besar akan meningkatkan
kualitas
pendidikan
sebagai
pemimpin
di
Indonesia.
lembaga
kepala
sekolah
sekolah
harus
bisa
membangkitkan motivasi kerja guru baik dari faktor
instrinsik maupun exstrinsik.
Berdasarkan uji signifikansi korelasi Pearson
Product Moment seperti pada tabel 4.9 ditemukan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
variabel Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru di
SMA Negeri di Kabupaten. Berarti tinggi rendahnya
kinerja guru salah satu variabelnya ditentukan oleh
motivasi kerja guru.
Penelitian ini sejalan dengan dengan hasil
penelitian dari Mary (2010) bahwa motivasi insrinsik
guru mempunyai hubungan yang signifikan dengan
kinerja guru dan korelasi positif antara motivasi
eksrinsik dengan kinerja guru. Sebaliknya Penemuan
ini bertolak belakang dengan penelitian dari Yensy
(2008)
yang menyatakan bahwa secara parsial tidak
78
terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi
kerja guru dengan kinerja guru.
4.6.2. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja
Guru
Menurut Lester (1987) Kepuasan kerja adalah
reaksi terhadap hasil dari perbandingan pendapatan
sekarang dan pendapatan akhir terhadap hal hal yang
diharapkan. Kepuasan kerja guru juga merupakan
produk dari berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Kepuasan kerja guru dimanifestasikan dengan berbagai
macam
jenis
pekerjaan
yang
dijalaninya.
Dengan
terpenuhinya tingkat kepuasan kerja guru maka akan
meningkatkan kinerja guru. Terpenuhinya segala alat
pemuas guru dalam bekerja tidak akan memunculkan
perasaan negatif atau tidak menyenangkan.
Guru yang puas dengan kondisi yang ada akan
bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Seperti
supervisi kepala sekolah atau pengawas bisa dijadikan
feedback guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga
guru bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
ada
kemudian
kehadiran
rekan
memperbaikinya.
kerja
menjadikan guru lebih
yang
Disamping
menyenangkan
itu
akan
bersemangat dalam bekerja.
Selanjutnya fasilitas kerja yang memadai dan gaji yang
mencukupi bisa memberikan stabilitas keuangan bagi
para guru akan memberikan stabilitas keuangan bagi
guru yang akan membangkitkan rasa tanggung jawab
sebagai bukti akuntabilitas guru dalam memberikan
pembelajaran kepada pada siswa.
79
Guru
yang
merasa
pekerjaanya
baik
dan
mendapatkan kemajuan serta menerima kenaikan gaji
dan
status
bisa
menjaga
tingkat
kepuasan
guru
disamping itu keamanan kerja dan pengakuan, prestise
dan appresiasi perlu mendapatkan perhatian dari
kepala sekolah atau atasan.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan
kerja guru dengan kinerja guru di SMA Negeri di
Kabupaten
Temanggung.
Hal
ini
berarti
bahwa
kepuasan kerja guru yang terpenuhi dengan baik akan
mendukung
kinerja
guru
dalam
meningkatkan
kinerjanya.
Berdasarkan uji signifikansi korelasi Pearson
Product Moment seperti pada tabel 4.10 ditemukan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
variabel Kepuasan Kerja Guru dengan Kinerja Guru di
SMA
Negeri
di
Kabupaten
Temanggung
dengan
koefisien korelasi rx2y = 0,395 sedangkan berdasarkan
uji signifikansi menghasilkan koefisiensi sebesar 0,000
<
0,05,
sehingga
disimpulkan
kepuasan kerja guru dengan
Negeri
di
Kabupaten
hubungan
antara
kinerja guru di SMA
Temanggung
mempunyai
hibungan yang signifikan . Berarti tinggi rendahnya
kinerja guru salah satunya ditentukan oleh kepuasan
kerja guru. Semakin tinggi kepuasan kerja guru maka
akan semakin tinggi kinerja guru
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
dari
Astawa
(2009)
bahwa
Kepuasan
kerja
guru
mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja
guru. Sebaliknya Penemuan ini bertolak belakang
80
dengan
penelitian
dari
Utamie
(2009)
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
yang
yang
signifikan antara kepuasan kerja guru dengan kinerja
guru.
81
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Responden.
Dalam penelitian ini yang menjadi Responden
adalah
guru-guru
Kabupaten
di
Temanggung.
6
(enam)
SMA
Gambaran
Negeri
jumlah
di
guru
berdasarkan jenis kelamin, Usia, Masa Kerja, Ijazah,
dan Golongan dapat dilihat pada gambar 4.1.
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
N
o
1
Jenis
kelamin
Usia
Laki-laki
Perempuan
2
20 – 30
31 – 40
41 – 50
50 – 60
3 Masa kerja
< 10 tahun
10tahun-20 tahun
21tahun-30 tahun
31tahun-40tahun
4
Ijazah
S-1
S-2
5
Golongan
GTT
III
IV
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Frequensi
77
81
12
39
45
53
47
43
61
7
133
25
24
50
84
Prosentase
48.7
51.3
7.6
24.7
34.2
33.5
29.7
27.2
38.6
4.4
84.2
15.8
15.2
31.6
55.2
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari
jumlah
responden
sebanyak
158
orang,
antara
responden laki-laki dan perempuan dapat dikatakan
seimbang karena selisihnya hanya 2.6%. Responden
perempuan hanya sedikit lebih banyak dari pada
responden laki-laki.
Ditinjau dari segi usia, mayoritas responden
masih berusia muda yaitu antara 40 sampai 50 tahun
65
sebanyak 34.2% dan selisih sedikit dengan usia tua
yaitu antara 51 sampai 60 tahun. ini berarti bahwa
usia guru masih berada dalam usia produktif. Apabila
dihubungkan dengan masa kerjanya, maka sebagian
besar responden berada pada pengalaman selama 21
sampai 30 tahun sebanyak 38.6% hal ini berarti bahwa
para guru
mempunyai pengalaman yang cukup
banyak, hal ini menunjukkan bahwa para guru berada
pada tingkat kematangan yang berarti kinerja mereka
bisa produktif.
Dilihat dari karakteristik responden berdasarkan
jenjang
pendidikan
terakhir
yang
ditempuh,
sebagian besar responden berkualifikasi (S1) sebesar
84.2% ini berari bahwa sebagian besar responden telah
memenuhi salah satu persyaratan profesi mengajar
sebagai guru. Apabila di tinjau dari golongan dan
kepangkatan sebagain besar responden berada pada
golongan IV sebanyak 55.2% artinya bahwa sebagian
besar guru sudah berpengalaman dan produktif.
4.2 Analisis Data.
Untuk mengetahui kinerja guru, motivasi kerja
guru dan kepuasan kerja guru berdasarkan frequensi
dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.
66
Tabel 4.2
Kinerja, Motivasi dan Kepuasan Kerja Guru
N Sub
Kriteria
Rentang
Frequ
Prose
o Konsep
Skor
ensi
ntase
1 Kinerja
SangatT 86-100
51
32.3
Guru
inggi
Tinggi
71-85
102
64.5
Sedang
56-70
5
3.2
Rendah
41-55
SangatR 25-40
endah
2 Motivasi
Sangat
86-100
36
22.8
Kerja
Tinggi
Guru
Tinggi
71-85
93
58.8
Sedang
56-70
25
15.8
Rendah
41-55
4
2.6
SangatR 25-40
endah
3 Kepuasan Sangat
86-100
6
3.8
Kerja
Tinggi
Guru
Tinggi
71-85
84
53.2
Sedang
56-70
63
39.8
Rendah
41-55
5
3.2
SangatR 25-40
endah
Sumber : Data Primer diolah tahun 2015
Mean
82.43
139.92
187.02
Tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar kinerja
guru SMA Negeri di kabupaten Temanggung berada
pada kategori Tinggi (64.5 %). Rerata kinerja mengajar
sebesar 82.43. Hal
sebagian
besar
ini berarti bahwa kinerja guru
adalah
tinggi.
Sedangkan
untuk
motivasi kerja guru sebagian besar juga berada pada
kategori tinggi (58.8%). Rerata motivasi kerja guru
sebesar 139.92%. Hal ini berarti bahwa rata-rata guru
memiliki motivasi kerja tinggi. Untuk kepuasan kerja
guru sebagian besar berada pada kategori tinggi
(53.2%). Rerata kepuasan kerja guru adalah sebesar
187.02. Hal ini berarti bahwa guru memiliki kepuaan
kerja tinggi.
67
4.2.1. Deskripsi Variabel Penelitian
Untuk
menentukan
mengkategorikan
variabel,
terlebih
sub-konsep
dahulu
pengukuran
dari
dan
masing-masing
dilakukan
penghitungan
interval skor sebagai berikut.
Interval =
Berdasarkan
perhitungan
=
interval
=1
yang
dilakukan,
maka kategori skor dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Kategori Skor Kinerja Guru
Interval
Kategori
1 – 1.99
Rendah
2 – 2.99
Sedang
3–4
Tinggi
1) Diskripsi Bedasarkan Kinerja Mengajar Guru
Untuk memberikan gambaran secara kuantitatif
pada variabel kinerja mengajar guru, maka akan
dideskripsikan gambaran variabel tersebut berdasarkan
statistik deskriptif sebagai berikut.
Tabel 4.4
Kinerja Guru SMA Negeri Kabupaten Temanggung
Konsep
Sub-Konsep
Mean Total
Kategori
Kinerja
Guru
Teaching Skills
3.18
Tinggi
Manajement skills
3.40
Tinggi
3.41
Tinggi
Interpersonal Skills
3.18
Tinggi
Mean total rata-rata
3.29
Tinggi
Discipline
And
Regularity
Sumber : Data Primer diolah tahun 2015
Dari tebel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa mean
total atau rata-rata untuk kinerja guru SMA Negeri di
68
kabupaten Temanggung masuk pada kategori tinggi,
yaitu sebesar 3.29. Secara umum dapat diartikan
bahwa
guru-guru
SMA
Negeri
di
Kabupaten
Temanggung memiliki kinerja tinggi.
Pada
sub
konsep
Discipline
and
Regulatity
mempunyai mean total paling tinggi di antara sub
konsep yang lain, yaitu sebesar 3.4. Dapat diartikan
bahwa sebagian besar responden menilai bahwa tingkat
keteraturan dan kedisiplinan guru-guru di SMA Negeri
di Kabupaten Temanggung masuk kategori tinggi.
Adapun untuk sub konsep terendah adalah
Teaching Skills
dan interpersonal Skills, yaitu masing-
masing sebesar 3.18. Hal ini dapat diartikan bahwa
sebagian besar responden menilai bahwa
teaching
skills dan interpersonal relationship skills masih kurang
dibanding sub-konsep yang lain dalam melaksanakan
tugas sebagai guru, meskipun total nilai mean yang
diperoleh termasuk
tinggi. Indikator tersebut adalah
pada “guru membantu kepala sekolah memecahkan
masalah
sekolah”. Secara terperinci deskripsi kinerja
mengajar guru dapat dilihat pada lampiran 5.
4.2.2 Analisis Diskriptif Motivasi Kerja Guru
Untuk memberikan gambaran secara kuantitatif
pada
variable
motivasi
kerja
guru,
maka
akan
dideskripsikan gambaran variabel tersebut berdasarkan
statistik deskriptif sebagai berikut.
69
Tabel : 4.5
Mean Total Motivasi Kerja Guru.
Konsep
Sub-Konsep
Mean Total
Motivasi
Achievement
2.96
Kerja
Racognation
3.05
Guru
Work itself
3.31
Responsibility
3.20
Advancement
3.27
Supervision
3.05
Salary
2.66
Working Condition
3.20
Job Security
3.07
Mean Total Rata rata
3.08
Sumber : Data Primer diolah tahun 2015
Kategori
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mean total rata
rata untuk variabel motivasi kerja guru adalah 3.08
sehingga dapat dikategorikan tinggi. Hal ini diartikan
bahwa
guru
guru
di
SMA
Negeri
di
Kabupaten
Temanggung mempunyai motivasi kerja tinggi.
Untuk
sub
konsep
yang
mempunyai
mean
tertinggi adalah dari sub konsep workitself dengan
mean sebesar 3.31. Artinya bahwa motivasi kerja guru
dari sub konsep workitself adalah paling tinggi di
antara sub konsep yang lain.
Guru-guru merasa
bahwa pekerjaan mengajar adalah hal yang sangat
penting. Sedangkan dari segi indikator dengan mean
tertinggi
adalah
dari
indikator
“Guru
merasa
mempunyai kondisi kerja yang baik’ artinya adalah
bahwa kondisi kerja guru sudah baik.
Sedangkan sub konsep yang mempunyai mean
terendah adalah dari sub konsep salary sebesar 2.66
dan achievement sebesar 2.96. Artinya bahwa motivasi
kerja dari
sub-konsep
gaji adalah paling rendah
diantara sub-konsep yang lain. hal ini di artikan bahwa
70
sistem penggajian guru masih belum seperti yang
diharapkan. Sub konsep gaji masih berada dibawah
indikator
indikator
yang
lain
dalam
sub
konsep
motivasi kerja guru. Sedangkan indikator terendah dari
motivasi kerja guru adalah “guru belum merasa puas
dengan gaji yang diterima”. Deskripsi variabel motivasi
kerja guru lebih terperinci dapat dilihat pada lampiran
6.
4.2.3 . Analisis Deskripsi Kepuasan Kerja Guru.
Untuk memberikan gambaran secara kuantitatif
pada
variabel
kepuasan
kerja
guru,
maka
akan
dideskripsikan gambaran variabel tersebut berdasarkan
statistik deskriptif sebagai berikut.
Tabel:4.6
Mean Total Kepuasan Kerja Guru.
Konsep
Sub-Konsep
Mean Total
Supervision
2.80
Rekan kerja
2.75
Kondisi kerja
3.03
Gaji
2.66
Kepuasan
Tanggung jawab
2.86
Kerja Guru
Pekerjaan itu sendiri
2.92
Kemajuan jabatan
3.08
Keamanan kerja
2.57
Pengakuan
2.70
Mean Total Rata rata
2.82
Sumber : Data Primer diolah tahun 2015
Kategori
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mean total
rata-rata untuk variabel kepuasan kerja guru adalah
2.82, masuk dalam kategori sedang. Hal ini diartikan
bahwa
guru-guru
Temanggung
SMA
mempunyai
Negeri
kepuasan
di
Kabupaten
kerja
dalam
kategori sedang.
71
Untuk
sub
konsep
yang
mempunyai
mean
tertinggi adalah dari sub konsep kemajuan jabatan
mean sebesar
dengan
3.08, masuk dalam kategori
tinggi. Artinya bahwa kepuasan kerja guru dari sub
konsep advancement adalah paling tinggi di antara sub
konsep sub konsep yang lain.
Guru-guru merasa
bahwa mereka puas dengan kemajuan jabatan yang
mereka peroleh. Sedangkan dari segi indikator dengan
mean tertinggi adalah dari indikator sebesar 3.60
adalah (1) “guru merasa bisa bergaul baik dengan
teman sejawat”, (2)“Guru merasa puas pekerjaan guru
menyenangkan”,
(3)
“Tanggung
jawab
terhadap
pekerjaan”, (4) Pekerjaan menjadi guru mendorong
menjadi kreatif.
Sedangkan sub konsep yang mempunyai mean
terendah adalah dari sub untuk sub konsep salary
atau gaji dengan mean sebesar 2.66. Artinya bahwa
kepuasan
kerja dari
sub-konsep
gaji adalah paling
rendah diantara sub-konsep yang lain. Hal ini dapat di
artikan bahwa guru dalam menilai bahwa pendapatan
masih membatasi untuk hidup layak, guru belum
dibayar sesuai dengan kemampuan, gaji guru belum
memadai dan gaji guru belum sebanding dengan gaji
diluar wilayah. Sub konsep gaji masih berada dibawah
indikator-indikator
yang
lain
dalam
sub
konsep
kepuasan kerja
guru. Sedangkan indikator terendah
dari kepuasan
kerja guru dengan skor 1.60 adalah
“guru
belum
merasa
bertanggungjawab
terhadap
tindakan yang dilakukan”.
Lebih terperinci deskripsi variabel kepuasa kerja
guru dapat dilihat pada lampiran 7.
72
4.3. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan
uji statistic non- parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S)
dengan ketentuan jika probabilitas
> 0,05 maka
variabel yang diuji bersifat normal, apabila probabilitas
< 0,05 maka variabel yang diuji bersifat tidak normal.
Pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS for
window versi 16.0 .
Untuk mengetahui apakah data dari instrument
variabel
kinerja
guru,
motivasi
kerja
guru
dan
kepuasan kerja guru, terdistribusi normal, dibawah ini
ditampilkan Tabel 4.7
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Sebaran Data
N
Normal
Parametersa
Most
Extreme
Differences
Mean
Std.Deviat
ion
Absolute
Poasitive
Negative
Motivasi
Kerja
Guru
158
144.04
12.526
Kepuasan
Kerja Guru
Kinerja
Guru
158
186.32
15.114
158
82.10
8.756
.096
.082
.067
.096
.082
.054
-.054
-.058
-.067
1.034
.236
.837
.485
Kolmogorov-Smirnov Z
1.207
Asymp.Sig.(2-tailed)
.109
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa uji normalitas
variabel motivasi kerja guru memperoleh angka 0.109.
Angka ini lebih besar dari 0,05, Untuk variabel
kepuasan kerja guru memperoleh angka 0.236. Angka
ini lebih besar dari 0,05. Untuk variabel kinerja guru
memperoleh angka 0.485. Angka ini lebih besar dari
73
0,05, Oleh karena itu data variabel motivasi kerja guru
(X1) = normal, kepuasan kerja guru (X2) = normal dan
kinerja guru (Y) = normal.
4.4. Analisis Korelasi Antar Variabel.
4.4.1 Korelasi antara variabel Motivasi Kerja Guru
(X1) dengan Kinerja Guru (Y).
Hasil korelasi antara Motivasi Kerja (X1) dengan
Kinerja Guru (Y) dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Koefisien Korelasi Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru
Kinerja Guru
Motivasi Kerja
Pearson correlation
.588**
guru
Sig. (2-tailed)
.000
N
158
** Correlation is significant at the 0,01 level
Sumber : Data primer diolah tahun 2015
Hasil
uji
korelasi
menunjukkan
koefisien
korelasi motivasi kerja guru dengan kinerja guru r x1-y
= 0,588 dengan Sig = 0,000 < 0,05 berarti ada korelasi
yang signifikan dengan arah positif. Bila skor motivasi
kerja guru naik akan diikuti kenaikan skor pada
kinerja
guru
dan
sebaliknya.
Berdasarkan
hasil
pengukuran korelasi pada tabel 4.8 di atas dapat
diartikan
motivasi
kerja
guru
yang
tinggi
akan
berdampak pada kualitas kinerja guru yang baik,
sebaliknya jika motivasi kerja guru rendah, maka
kualitas kinerja guru juga akan rendah. Sangat penting
dilakukan upaya
kerja
guru
memperbaiki aspek-aspek motivasi
sehingga
kualitas
kinerja
guru
akan
semakin baik.
74
4.4.2 Korelasi antara Kepuasan Kerja Guru (X2)
dengan Kinerja Guru (Y)
Hasil korelasi antara Kepuasan Kerja Guru
dengan Kinerja Guru dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9
Koefisien Korelasi antara Kepuasan Kerja dengan
Kinerja Guru
Kinerja Guru (Y)
Kepuasan
Pearson Correlation
.395**
Kerja Guru
Sig.(2-tailed)
.000
N
158
** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)
Hasil
uji
korelasi
menunjukkan
koefisien
korelasi kepuasan kerja guru dengan kinerja guru r x2y = 0,395 dengan Sig = 0,000 < 0,05 berarti ada korelasi
yang signifikan dengan arah positif. Bila skor kepuasan
kerja guru naik akan diikuti kenaikan skor pada
kinerja
guru
dan
sebaliknya.
Berdasarkan
hasil
pengukuran korelasi pada tabel 4.9 di atas dapat
diartikan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja guru,
maka akan mendorong kualitas kinerja guru yang
semakin baik, sebaliknya jika kepuasan kerja guru
rendah, maka akan berdampak pada kinerja guru yang
rendah. Sangat penting dilakukan upaya memperbaiki
aspek-aspek kepuasan kerja guru berkesinambungan,
sehingga kualitas kinerja guru juga semakin baik.
4.5. Uji Hipotesis
Penelitian ini menguji
hipotesis yang diajukan
yaitu:
1. H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara
motivasi kerja guru dengan kinerja guru SMA
Negeri di Kabupaten Temanggung.
75
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara motivasi
kerja guru dengan kinerja guru SMA Negeri di
Kabupaten Temanggung.
Berdasarkan
hasil
uji
korelasi
disimpulkan
bahwa Motivasi Kerja Guru berkorelasi signifikan
dengan Kinerja guru, sebab r x1-y = 0,588 dengan Sig =
0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis (Ha) yang menyatakan
ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja
guru dengan kinerja guru diterima. Hipotesis (H0) yang
menyatakan
tidak
ada
hubungan
yang
signifikan
antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru,
ditolak.
2. H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kepuasan kerja guru denga kinerja guru di
SMA Negeri di Kabupaten Temanggung.
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara kepuasan
kerja guru denga kinerja guru di SMA Negeri di
Kabupaten Temanggung.
Berdasarkan hasil uji korelasi dapat disimpulkan
bahwa Kepuasan Kerja Guru (X2) berkorelasi dengan
Sig. signifikan dengan Kinerja Guru, sebab r x2-y =
0,395 dengan Sig.= 0,000 < 0,05, Sehingga hipotesis
(Ha) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan
antara kepuasan kerja guru dengan kinerja guru
diterima. Hipotesis (H0) yang menyatakan tidak ada
hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja guru
denga kinerja guru, ditolak.
76
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian.
4.6.1 Hubungan Motivasi
Kerja dengan Kinerja
Guru.
Motivasi kerja bukanlah suatu demensi tunggal
tetapi
merupakan
masalah
multidimensi.
Menurut
Herzberg (1959) motivasi kerja adalah factor-faktor
yang merangsang pertumbuhan psikologis, motivator
dalam
kategori
instrinsik
ini
adalah
meliputi
achievement, recognition, responsibility, advancement,
dan work itself. Di lain sisi faktor hygiene adalah
reward
(imbalan–imbalan)
ekstrinsik
terhadap
pekerjaan. Dengan adanya motivsi kerja instrinsik
maka akan bisa meningkatkan kinerja dari guru.
Keinginan
untuk
berprestasi
dari
guru
dalam
menyelasaikan pekerjaan akan bisa meningkatkan
motivasi kerja guru, Guru juga tidak terlepas untuk
mendapatkan pengakuan (recognition), tanggung jawab
yang juga merupakan faktor yang bisa mamacu kinerja
guru, guru juga perlu mendapatkan penghargaan dan
pengembangan profesi dan karir, pekerjaan itu sendiri
(work itself) adalah faktor untuk mengembangkan
kreatifitas.
Sedangkan dorongan dari luar (extrinsic ) dapat
diperoleh dalam suasana yang menyenangkan dari
lingkungan tempat kerja, kenyamanan dari lingkungan
akan mendorong
para guru untuk melakukan yang
terbaik. Kebijakan lembaga atau institusi yang fleksibel
merupakan modal yang sangat berharga bagi para guru
untuk bekerja giat, selanjutnya tuntutan administrasi
yang bermacam macam akan membebani guru dalam
melaksanakan tugas, gaji guru yang layak, Kondisi
77
kerja yang nyaman, status keamanan kerja, kehidupan
pribadi atau keluarga serta dukungan dari teman
sejawat adalah faktor faktor dari luar yang mendorong
kinerja guru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan
kinerja guru di SMA Negeri di Kabupaten Temanggung .
Ini berarti bahwa jika kebutuhan guru terpenuhi maka
akan
mampu
menggerakkan
guru
dan
memberi
semangat yang kuat bagi para guru, Kinerja guru akan
meningkat
sejalan
dengan
terpenuhinya
segala
kebutuhan. Efek yang lebih besar akan meningkatkan
kualitas
pendidikan
sebagai
pemimpin
di
Indonesia.
lembaga
kepala
sekolah
sekolah
harus
bisa
membangkitkan motivasi kerja guru baik dari faktor
instrinsik maupun exstrinsik.
Berdasarkan uji signifikansi korelasi Pearson
Product Moment seperti pada tabel 4.9 ditemukan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
variabel Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru di
SMA Negeri di Kabupaten. Berarti tinggi rendahnya
kinerja guru salah satu variabelnya ditentukan oleh
motivasi kerja guru.
Penelitian ini sejalan dengan dengan hasil
penelitian dari Mary (2010) bahwa motivasi insrinsik
guru mempunyai hubungan yang signifikan dengan
kinerja guru dan korelasi positif antara motivasi
eksrinsik dengan kinerja guru. Sebaliknya Penemuan
ini bertolak belakang dengan penelitian dari Yensy
(2008)
yang menyatakan bahwa secara parsial tidak
78
terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi
kerja guru dengan kinerja guru.
4.6.2. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja
Guru
Menurut Lester (1987) Kepuasan kerja adalah
reaksi terhadap hasil dari perbandingan pendapatan
sekarang dan pendapatan akhir terhadap hal hal yang
diharapkan. Kepuasan kerja guru juga merupakan
produk dari berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Kepuasan kerja guru dimanifestasikan dengan berbagai
macam
jenis
pekerjaan
yang
dijalaninya.
Dengan
terpenuhinya tingkat kepuasan kerja guru maka akan
meningkatkan kinerja guru. Terpenuhinya segala alat
pemuas guru dalam bekerja tidak akan memunculkan
perasaan negatif atau tidak menyenangkan.
Guru yang puas dengan kondisi yang ada akan
bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Seperti
supervisi kepala sekolah atau pengawas bisa dijadikan
feedback guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga
guru bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
ada
kemudian
kehadiran
rekan
memperbaikinya.
kerja
menjadikan guru lebih
yang
Disamping
menyenangkan
itu
akan
bersemangat dalam bekerja.
Selanjutnya fasilitas kerja yang memadai dan gaji yang
mencukupi bisa memberikan stabilitas keuangan bagi
para guru akan memberikan stabilitas keuangan bagi
guru yang akan membangkitkan rasa tanggung jawab
sebagai bukti akuntabilitas guru dalam memberikan
pembelajaran kepada pada siswa.
79
Guru
yang
merasa
pekerjaanya
baik
dan
mendapatkan kemajuan serta menerima kenaikan gaji
dan
status
bisa
menjaga
tingkat
kepuasan
guru
disamping itu keamanan kerja dan pengakuan, prestise
dan appresiasi perlu mendapatkan perhatian dari
kepala sekolah atau atasan.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan
kerja guru dengan kinerja guru di SMA Negeri di
Kabupaten
Temanggung.
Hal
ini
berarti
bahwa
kepuasan kerja guru yang terpenuhi dengan baik akan
mendukung
kinerja
guru
dalam
meningkatkan
kinerjanya.
Berdasarkan uji signifikansi korelasi Pearson
Product Moment seperti pada tabel 4.10 ditemukan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
variabel Kepuasan Kerja Guru dengan Kinerja Guru di
SMA
Negeri
di
Kabupaten
Temanggung
dengan
koefisien korelasi rx2y = 0,395 sedangkan berdasarkan
uji signifikansi menghasilkan koefisiensi sebesar 0,000
<
0,05,
sehingga
disimpulkan
kepuasan kerja guru dengan
Negeri
di
Kabupaten
hubungan
antara
kinerja guru di SMA
Temanggung
mempunyai
hibungan yang signifikan . Berarti tinggi rendahnya
kinerja guru salah satunya ditentukan oleh kepuasan
kerja guru. Semakin tinggi kepuasan kerja guru maka
akan semakin tinggi kinerja guru
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
dari
Astawa
(2009)
bahwa
Kepuasan
kerja
guru
mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja
guru. Sebaliknya Penemuan ini bertolak belakang
80
dengan
penelitian
dari
Utamie
(2009)
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
yang
yang
signifikan antara kepuasan kerja guru dengan kinerja
guru.
81