PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP (CEP) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI

CHEMO-ENTREPRENEURSHIP (CEP) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID

Oleh: Ali Imransyah NIM 408131029

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2012


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kimia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berorientasi Chemo-Entrepreneurship (CEP) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid”.

Skripsi ini diajukan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.

Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya bila penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Wesly Hutabarat, M.Si , selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis dalam mengerjakan tugas akhir ini.

2. Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si; Dr. Bapak Simson Tarigan. M.Pd ;Ibu Dra. Dumariris, M.Si, selaku Dosen Penguji yang sudah memberikan banyak masukan untuk perbaikan dan menunjukkan berbagai kesalahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Jamalum Purba, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu penulis selama mengikuti studi.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai jurusan kimia FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis selama ini.

5. Bapak Jumadi, S.Pd, MM, selaku kepala SMA Negeri 1 Kisaran yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

6. Ibu Linda Juliani, S.Pd, selaku guru mata pelajaran kimia, serta semua guru yang telah dengan tulus memberikan ilmunya kepada penulis.


(4)

7. Orang tua tercinta, Ayahanda Muhammad Muksin dan Ibunda Sariani, yang telah banyak berjasa kepada penulis sejak dalam kandungan hingga saat ini dan untuk selamanya, yang selalu mendoakan dan memberi dukungan baik secara moril maupun material serta sebagai sumber inspirasi untuk melakukan hal yang terbaik.

8. Adikku tersayang, Rahmatul Huda yang selalu memberikan semangat kepada penulis selama ini.

9. Al-Barra Harahap, Tuti Hardianti, Isma Ramadhani selaku teman satu yang banyak memberi bantuan dan dukungan kepada penulis.

10. Seluruh anak-anak Kimia Dik A’08, terima kasih untuk keceriaan serta semua bantuan dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk penelitian lanjutan di masa mendatang.

Akhir kata, semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Agustus 2012 Penulis


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berorientasikan CEP terhadap hasil belajar siswa kelas XI IA Semester II pada materi pokok Koloid di SMA N 1 Kisaran. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IA Semester II SMA N 1 Kisaran yang terdiri dari 7 kelas berjumlah 280 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 7 kelas secara acak yaitu kelas IX IA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI AI 5 sebagai kelas kontrol. Kedua kelas berjumlah 40 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 46,625 ± 8,65 dan nilai rata-rata kelas 48,5 ±9,14. Pada pengujian normalitas diperoleh pada kelas eksperimen dengan harga Chi Kuadrat hitung ( ) = 6,48 dan harga Chi Kuadrat tabel ( ) = 12,562, untuk kelas kontrol harga Chi Kuadrat hitung ( ) = 4,78, dan harga Chi Kuadrat tabel ( ) = 14,017, sehingga diperoleh Chi Kuadrat hitung ( ) < Chi Kuadrat tabel( )l, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,028 dan Ftabel = 1,705, sehingga Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi CEP dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai diberikan postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 82 ± 5,94 dan kelas kontrol 79,25±5,943. Hasil uji t diperoleh thitung = 2,191 dan tabel = 1,997, sehingga thitung > ttabel (2,12 >1,997) maka Ha diterima, dengan demikian diperoleh ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi CEP pada materi pokok Koloid di kelas XI SMA N 1 Kisaran.

2

χ χ2

2

χ

2

χ χ2

2


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Abstrak ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi v

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel viii

Daftar Lampiran ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Batasan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 4

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Defenisi Operasional 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar dan Hasil belajar 7

2.2 Pembelajaran Kooperatif 8

2.3 Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division ( STAD ) 12 2.4 Tinjauan tentang Chemoetrepreneurship (CEP) 14

2.5 Sistem Koloid 15

2.6 Kerangka Konseptual 25

2.7 Hipotesis Penelitian 27

BAB III METODE PENELITIAN 42

2.1 Belajar dan Hasil belajar 7


(7)

2.3 Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division ( STAD ) 12 2.4 Tinjauan tentang Chemoetrepreneurship (CEP) 14

2.5 Sistem Koloid 15

2.6 Kerangka Konseptual 25

2.7 Hipotesis Penelitian 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36

4.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 36

4.1.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 36

4.1.1.1. Validitas Test 36

4.1.1.2. Reabilitas Test 36

4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Tes 37

4.1.1.4. Daya Beda Tes 37

4.1.2. Deskripsi Data Penelitian 37

4.1.2.1. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 37 dan Kelas Kontrol

4.1.3. Pengujian Analisa Data

4.1.3.1. Uji Normalitas Data 40

4.1.3.2. Uji Homogenitas Data 40

4.1.3.3. Uji Hipotesis Penelitian 41

4.5. Pembahasan 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45

5.1. Kesimpulan 45

5.2. Saran 45


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD 13

Tabel 2.2. Persamaan Dan Perbedaan Larutan, Koloid,

Suspensi 16

Tabel 2.3. Jenis Koloid 18

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 29

Tabel 4.1. Data Pre-Tes Kelas Kontrol Dan Eksperimen 38 Tabel 4.2. Data Post-Test Kelas Kontrol Dan Eksperimen 39

Tabel 4.3. Uji Normalitas 40

Tabel 4.4. Uji Homogenitas 40


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Efek Tyndall 19

Gambar 2.2. Gerak Brown 20

Gambar 2.3. Elektroforesis 21

Gambar 2.4. Koagulasi 22

Gambar 2.5. Koloid Liofil-Liofob 23

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian 30

Gambar 4.1. Diagram Pre-Test 38

Gambar 4.2. Diagram Post-Test 39


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 48

Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrumen Tes 67

Lampiran 7 Instrumen Tes Penelitian 69

Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal-Soal Instrumen Tes 78 Lampiran 9 Instrumen Penelitian Sesudah Validasi 79

Lampiran 10 Bahan Diskkusi Siswa 84

Lampiran 11 Lembar Kerja Pembuatan Koloid 87 Lampiran 12 Lembar Kerja Pembuatan Sabun 89

Lampiran 13 Format Penilaian Sikap 93

Lampiran 14 Format Penilaian Produk 94

Lampiran 15 Validitas Tes 96

Lampiran 16 Realibilitas Test 99

Lampiran 17 Daya Beda Test 101

Lampiran 18 Tingkat Kesukaran Test 105

Lampiran 19 perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi,

dan Varian sampel 107

Lampiran 20 Uji Normalitas 111

Lampiran 20 Uji Homogenitas 116

Lampiran 20 Uji Hipotesis 119

Lampiran 20 Perhitungan Persen Peningkatan Hasil Belajar 122

Lampiran 20 Daftar Nilai Gain Siswa 123

Lampiran 20 Nilai-Nilai Chi-Kuadrat 127

Nilai-Nilai r Product Moment 128

Nilai-Nilai Distribusi-t 129

Nilai-Nilai Distribusi F 130


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia khususnya dunia pendidikan. Dunia pendidikan dituntut mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Persoalan pendidikan selalu saja sangat menarik untuk dikembangkan dan dibahas di setiap zaman. Berbagai upaya pembaharuan pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negara kita. Salah satunya ialah dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua jenjang pendidikan sekolah. Dalam KTSP, pembelajaran pada kelompok materi pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mengembangkan logika, kemampuan berpikir, dan analisis siswa (Mulyasa, 2007). Hal ini mengandung makna bahwa siswa tidak lagi sebagai penerima informasi yang pasif, melainkan menjadi siswa yang selalu aktif dan kreatif.

Pembelajaran kimia juga tidak lepas dari tuntutan tersebut. Untuk mempelajari kimia tidak hanya dengan pemberian fakta dan konsep saja, tetapi bagaimana siswa dilatih untuk menemukan fakta dan konsep tersebut. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi bagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Tetapi selama ini, penyajian pelajaran kimia di SMA sering diarahkan hanya pada penguasaan konsep, sehingga sangat sedikit menyentuh aspek lain di luar itu seperti sikap ilmiah dan pengembangan ketrampilan proses (Karim, 2000 dalam Hidayat, 2003).

Salah satu masalah yang dihadapi guru dalam mengajarkan kimia di SMA adalah banyak siswa tidak berminat terhadap pelajaran yang diajarkan. Hal ini terlihat dari sikap siswa dalam menerima pelajaran. Beberapa diantaranya adalah kebiasaan siswa berbicara didalam kelas pada saat guru menerangkan, siswa tidak memperhatikan guru saat menerangkan di depan kelas dan siswa


(12)

sering permisi pada saat jam pelajaran berlangsung. Salah satu penyebabnya adalah penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat atau tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Untuk mengatasi masalah ini maka guru dituntut untuk memperbaiki dan memperbaharui cara penyajian materi pelejaran, sehingga tiap guru harus mempersiapkan diri dengan sebaik – baiknya baik penguasaan ketrampilannya maupun tentang prosedur yang tetap untuk satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi pembelajaran yang monoton yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Banyak model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah Student Teams Achievement Divisions

(STAD). Pembelajaran kooperatif STAD merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. STAD dikembangkan oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkins. Pembelajaran kooperatif STAD menekankan pada penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan perolehan kesempatan yang sama untuk berbagi hasil bagi setiap anggota kelompok. (Ibrahim, dkk. 2000).

Dengan model pembelajaran kooperatif STAD ini akan merangsang minat belajar siswa karena di dalam proses pembelajaran, ada kerjasama dalam tim sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk menguasai materi pelajaran yang dipelajari secara bersama dalam kelompoknya sampai tuntas.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2010) menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dibandingkan dengan tipe pembelajaran konvensional. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 76 % pada kelas eksperimen 1 (STAD) dan 67 % pada kelas eksperimen 2 (konvensional). Hal yang sama juga di tegaskan oleh Sitorus (2010) hasil belajar kimia yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi koloid. Begitu juga dengan Nurainun (2010), menyatakan rata-rata keberhasilan belajar kimia siswa pada kelas yang


(13)

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran, kompetensi dasar yang harus dicapai siswa pada pokok materi koloid adalah mengelompokkan sistem koloid berdasarkan hasil pengamatan dan penggunaannya di industri, mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada disekitarnya. Kompetensi dasar tersebut dapat tercapai apabila siswa melakukan pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan bahan ajar. Selanjutnya pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang harus dimiliki oleh siswa. Kecakapan hidup merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya.

Pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam pokok materi koloid adalah Chemo-entrepreneurship (CEP). Pendekatan CEP adalah pendekatan pembelajaran kimia yang dikaitkan dengan objek nyata sehingga selain dididik, siswa dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan menumbuhkan semangat/jiwa berwirausaha, dengan demikian pembelajaran akan lebih bermakna dan menyenangkan. Inti dari pendekatan CEP bukan membentuk siswa menjadi seorang wirausahawan atau pedagang, tetapi dengan pembelajaran menggunakan pendekatan CEP diharapkan akan menumbuhkan semangat/jiwa berwirausaha bagi siswa dalam proses belajar seperti kreatif, inovatif, berwawasan luas, mandiri dan pantang menyerah.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pembelajaran Kimia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Berorientasi Chemo-Entrepreneurship (CEP) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid”


(14)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dalam penelitian ini masalah-masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Mata pelajaran kimia masih kurang diminati oleh siswa

2. Penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru belum optimal.

3. Kegiatan belajar secara individual yang membuat siswa kurang bersosialisasi dengan sesamanya.

4. Pendekatan CEP pada pembelajaran kimia masih jarang dilakukan oleh guru.

1.3. Batasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) berorientasi Chemo-Entrepreneurship (CEP)

siswa SMA kelas XI pada materi sistem koloid.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan koloid.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya tidaknya pengaruh signifikan terhadap penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi Chemo-Entrepreneurship (CEP) terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan koloid.


(15)

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa.

b. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok materi koloid. 2. Bagi Guru

a. Sebagai alternatif dalam mengelola pembelajaran.

b. Dapat menumbuhkan kreativitas guru dalam pembelajaran. 3. Bagi Calon Guru

a. Untuk melatih diri mencari solusi dalam mengelola pembelajaran di kelas.

b. Melatih diri dalam membuat perangkat pembelajaran. 4. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran.

1.7 Definisi Operasional

Pembelajaran kooperatif STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. STAD dikembangkan oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkins. Model pembelajaran ini lebih menekankan berbagai ciri pembelajaran dan merupakan model yang mudah untuk diterapkan dalam pembelajaran sains. Seperti dalam kebanyakan model pembelajaran kooperatif, model STAD didasarkan pada prinsip bahwa siswaq bekerja bersama – sama dalam belajar dan bertanggung jawa bterhadap belajar teman dan dirinya sendiri (Ibrahim, dkk. 2000).

Konsep pembelajaran CEP adalah suatu pendekatan pembelajaran kontekstual, yaitu pendekatan pembelajaran kimia yang dikaitkan dengan obyek nyata sehingga selain mendidik, pendekatan CEP ini memungkinkan


(16)

siswa dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi, dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Dengan pendekataan CEP ini, menjadikan pengajaran kimia lebih menyenangkan dan memberi kesempatan siswa untuk mengoptimalkan potensinya untuk menghasilkan suatu produk (Supartono dalam Lestari. 2007).


(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada peningkatan hasil belajar kimia siswa SMA kelas XI yang signifikan pada menggunakan model pembelajaran kooperatif berorientasi

Chemoentrepreneurship (CEP) terhadap hasil belajar siswa yang hanya

menggunakan model pembelajaran konvensional. Ini dibuktikan dengan, hitung

t > ttabel (2,12 > 1,997), maka Ho di tolak dan Ha di terima.

2. Persen peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi CEP (66,28 %) lebih tinggi daripada siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional menggunakan media peta konsep (59,71 %). Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata model pembelajaran probing-prompting dengan menggunakan media peta konsep (Pre-test = 46,625 dan Post-test = 82) dan nilai rata-rata model pembelajaran konvensional dengan menggunakan media peta konsep (Pre-test = 48,5 dan Post-(Pre-test = 79,25).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran,yaitu :

1. Kepada guru dan juga mahasiswa calon guru, ada baiknya pada proses pembelajaran siswa tidak hanya diajarkan melalui teori tetapi juga diajarkan dengan menerapkan langsung melalui praktek. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan dapat meneruskan penelitian ini pada pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai perbandingan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.,(2008), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Akasara, Jakarta.

Arikunto, S, (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Jakarta.

Dimyati, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rhineka Cipta, Jakarta. Isjoni, (2010), Cooperative Learning, Penerbit Alfabeta, Jakarta.

Jihad, A.,(2009), Evaluasi Pembelajaran, Penertbit Multi Pressindo, Yogyakarta.

Kusuma, Ersanghono, dkk.,(2009,) Penggunaan Pendekatan Chemo- Entrepreneurship Berorientasi Green Chemistry untuk Meningkatkan

Kemampuan Life Skill Siswa SMA, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,

Vol . 3 No.1, 2009, hlm 366-372

Lestari, W, D, N., (2007), Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Dengan

Pendekatan Chemoentrepeneurship (CEP) pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di SMA Kesatrian 2 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007,

Skripsi, FMIPA UNNES, Semarang.

Mulyasa, E., (2010), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Ningsih, Rahayu, S, dkk, (2007), Sains Kimia 2, Bumi Aksara, Jakarta.

Purwati, Titik, (2008), KTSP, Propek dan Problema Dalam Tataran Aplikasinya, http://www.jurnal.pdii.lipi.go.id

Sagala, Syaiful, H., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sinaga, W., (2010), Penerapan Modeel Pembelajaran Kooperatif Pada

Pengajaran Kimia Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Pokok Bahasan Asam – Basa. Skripsi., FMIPA, UNIMED, Medan.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rhineka Cipta, Jakarta.

Slavin, R.E., (2010), Cooperative Learning, Penerbit Nusa Media, Bandung. Suharsini, Maria, dkk, (2007), Kimia dan Kecakapan Hidup, Ganeca Exact,


(19)

Supartono, dkk., (2009), Kajian Prestasi Belajar Siswa SMA dengan Metode

Student Teams Achievement Divisions Melalui Pendekatan Chemo-Entrepreneurship, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol . 3 No.1, 2009,

hlm 337-344

Supartono, dkk., (2009), Pembelajaran Kimia Menggunakan Kolaborasi Konstruktif Dan Inkuiri Berorientasi Chemo-Entrepreneurship, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol . 3 No.2, 2009, hlm 476-483

Sutresna, N, (2007), Cerdas Belajar Kimia, Grafindo, Jakarta. Suyatno, dkk, (2007), Kimia, Grasindo, Jakarta.

Mayasari, Fitra. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat Untuk Meningkatkan Kecakapan Komunikasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

http://anya-blackheart.blogspot.com/2009/02/pembelajaran-koopertif.html (accesed Februari 2012)

UNSW, (2012), http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/cgi-bin/library (accessed Januari 2012)


(1)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dalam penelitian ini masalah-masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Mata pelajaran kimia masih kurang diminati oleh siswa

2. Penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru belum optimal.

3. Kegiatan belajar secara individual yang membuat siswa kurang bersosialisasi dengan sesamanya.

4. Pendekatan CEP pada pembelajaran kimia masih jarang dilakukan oleh guru.

1.3. Batasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) berorientasi Chemo-Entrepreneurship (CEP) siswa SMA kelas XI pada materi sistem koloid.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan koloid.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya tidaknya pengaruh signifikan terhadap penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi Chemo-Entrepreneurship (CEP) terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan koloid.


(2)

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa.

b. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok materi koloid. 2. Bagi Guru

a. Sebagai alternatif dalam mengelola pembelajaran.

b. Dapat menumbuhkan kreativitas guru dalam pembelajaran. 3. Bagi Calon Guru

a. Untuk melatih diri mencari solusi dalam mengelola pembelajaran di kelas.

b. Melatih diri dalam membuat perangkat pembelajaran. 4. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran.

1.7 Definisi Operasional

Pembelajaran kooperatif STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. STAD dikembangkan oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkins. Model pembelajaran ini lebih menekankan berbagai ciri pembelajaran dan merupakan model yang mudah untuk diterapkan dalam pembelajaran sains. Seperti dalam kebanyakan model pembelajaran kooperatif, model STAD didasarkan pada prinsip bahwa siswaq bekerja bersama – sama dalam belajar dan bertanggung jawa bterhadap belajar teman dan dirinya sendiri (Ibrahim, dkk. 2000).

Konsep pembelajaran CEP adalah suatu pendekatan pembelajaran kontekstual, yaitu pendekatan pembelajaran kimia yang dikaitkan dengan obyek nyata sehingga selain mendidik, pendekatan CEP ini memungkinkan


(3)

siswa dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi, dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Dengan pendekataan CEP ini, menjadikan pengajaran kimia lebih menyenangkan dan memberi kesempatan siswa untuk mengoptimalkan potensinya untuk menghasilkan suatu produk (Supartono dalam Lestari. 2007).


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada peningkatan hasil belajar kimia siswa SMA kelas XI yang signifikan pada menggunakan model pembelajaran kooperatif berorientasi Chemoentrepreneurship (CEP) terhadap hasil belajar siswa yang hanya menggunakan model pembelajaran konvensional. Ini dibuktikan dengan,

hitung

t > ttabel (2,12 > 1,997), maka Ho di tolak dan Ha di terima.

2. Persen peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi CEP (66,28 %) lebih tinggi daripada siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional menggunakan media peta konsep (59,71 %). Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata model pembelajaran probing-prompting dengan menggunakan media peta konsep (Pre-test = 46,625 dan Post-test = 82) dan nilai rata-rata model pembelajaran konvensional dengan menggunakan media peta konsep (Pre-test = 48,5 dan Post-(Pre-test = 79,25).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran,yaitu :

1. Kepada guru dan juga mahasiswa calon guru, ada baiknya pada proses pembelajaran siswa tidak hanya diajarkan melalui teori tetapi juga diajarkan dengan menerapkan langsung melalui praktek. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan dapat meneruskan penelitian ini pada pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai perbandingan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.,(2008), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Akasara, Jakarta.

Arikunto, S, (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Jakarta.

Dimyati, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rhineka Cipta, Jakarta. Isjoni, (2010), Cooperative Learning, Penerbit Alfabeta, Jakarta.

Jihad, A.,(2009), Evaluasi Pembelajaran, Penertbit Multi Pressindo, Yogyakarta.

Kusuma, Ersanghono, dkk.,(2009,) Penggunaan Pendekatan Chemo- Entrepreneurship Berorientasi Green Chemistry untuk Meningkatkan Kemampuan Life Skill Siswa SMA, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol . 3 No.1, 2009, hlm 366-372

Lestari, W, D, N., (2007), Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Dengan Pendekatan Chemoentrepeneurship (CEP) pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di SMA Kesatrian 2 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007, Skripsi, FMIPA UNNES, Semarang.

Mulyasa, E., (2010), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Ningsih, Rahayu, S, dkk, (2007), Sains Kimia 2, Bumi Aksara, Jakarta.

Purwati, Titik, (2008), KTSP, Propek dan Problema Dalam Tataran Aplikasinya, http://www.jurnal.pdii.lipi.go.id

Sagala, Syaiful, H., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sinaga, W., (2010), Penerapan Modeel Pembelajaran Kooperatif Pada Pengajaran Kimia Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Pokok Bahasan Asam – Basa. Skripsi., FMIPA, UNIMED, Medan.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rhineka Cipta, Jakarta.

Slavin, R.E., (2010), Cooperative Learning, Penerbit Nusa Media, Bandung. Suharsini, Maria, dkk, (2007), Kimia dan Kecakapan Hidup, Ganeca Exact,


(6)

Supartono, dkk., (2009), Kajian Prestasi Belajar Siswa SMA dengan Metode Student Teams Achievement Divisions Melalui Pendekatan Chemo-Entrepreneurship, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol . 3 No.1, 2009, hlm 337-344

Supartono, dkk., (2009), Pembelajaran Kimia Menggunakan Kolaborasi Konstruktif Dan Inkuiri Berorientasi Chemo-Entrepreneurship, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol . 3 No.2, 2009, hlm 476-483

Sutresna, N, (2007), Cerdas Belajar Kimia, Grafindo, Jakarta. Suyatno, dkk, (2007), Kimia, Grasindo, Jakarta.

Mayasari, Fitra. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat Untuk Meningkatkan Kecakapan Komunikasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

http://anya-blackheart.blogspot.com/2009/02/pembelajaran-koopertif.html (accesed Februari 2012)

UNSW, (2012), http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/cgi-bin/library (accessed Januari 2012)


Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAM ACHIEVEMENTS DIVISION) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

1 4 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 12 23

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 0 23

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

0 1 2