Pengaruh sikap terhadap augmented product pada sikap dan loyalitas terhadap jasa laundry WIN di Bantul.
xvii ABSTRAK
PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL
Veneranda Puri Kusumaningtyas Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana peta persaingan bisnis laundry secara geografis di Bantul radius 2 km dari WIN Laundry; (2) bagaimana peta persaingan Augmented Product WIN Laundry dengan bisnis
laundry lain dalam radius tersebut; (3) mengetahui pengaruh sikap terhadap Augmented Product laundry WIN pada sikap terhadap laundry WIN tersebut
secara keseluruhan; (4) mengetahui pengaruh sikap terhadap laundry WIN secara keseluruhan pada loyalitas konsumen laundry WIN tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara observasi untuk penelitian tahap satu dan memberikan kuesioner kepada responden untuk penelitian tahap dua. Responden dipilih dari konsumen laundry yang sering menggunakan jasa laundry WIN minimal seminggu dua kali. Responden yang dipilih sebanyak 100 orang dengan menggunakan metode
Purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier
sederhana untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap Augmented Product laundry WIN pada sikap terhadap laundry WIN tersebut secara keseluruhan dan pengaruh sikap terhadap laundry WIN secara keseluruhan pada loyalitas konsumen laundry WIN tersebut. Hasil penelitian menunjukkan sikap terhadap Augmented Product WIN Laundry tidak berpengaruh pada sikap terhadap laundry WIN tersebut dan sikap terhadap laundry WIN tidak berpengaruh pada loyalitas konsumen bisnis
(2)
xviii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ATTITUDE ON AUGMENTED PRODUCT TOWARDS ATTITUDE AND LOYALTY TO WIN LAUNDRY SERVICE
IN BANTUL
Veneranda Puri Kusumaningtyas Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
This study aims to (1) describe competitive landscape of laundry businesses geographically in Bantul within radius of 2 km from WIN Laundry; (2) describe business competitiveness augmented product between WIN Laundry with other business laundry; (3) find out the influence of attitude on augmented product WIN laundry towards he influence of attitudes on WIN laundry in general; (4) find out the influence of attitude on WIN laundry in general towards loyalty laundry customers. Data collection methods used in this study were observation and distribution of questionnaires to the respondents. Respondents were selected from laundry consumers who frequently use the WIN laundry service at least twice a week. The number of respondents were as many as 100 people by using purposive sampling. The data analysis technique used is a simple linear regression to determine the influence of attitude on augmented product WIN laundry towards the influence of attitudes on WIN laundry in general and the influence of attitude on WIN laundry in general towards loyalty laundry customers. The research result are the influence of attitude on augmented product WIN laundry had no influence on attitudes on WIN laundry in general and the influence of attitude on WIN laundry in general had no influence on loyalty laundry customers.
(3)
i
PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Veneranda Puri Kusumaningtyas NIM: 102214019
PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
(5)
(6)
iv
Motto dan Persembahan
“Dan apa saja yang kamu minta dalam DOA dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”
(Matius 21:22)
Skripsi ini dipersembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus Alb. Hastjarjo Purnomo Sidi (Papa) dan MG. Rini Sulistiyowati (Mama) yang memberikan dorongan dan semangat selama kuliah
(7)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat sebagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang diambil dari tulisan orang lain tanpa memberi pengakuan pada penulis aslinya.
Yogyakarta, 31 Oktober 2014 Penulis
Veneranda Puri Kusumaningtyas
(8)
vi
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Veneranda Puri Kusumaningtyas
Nomor Mahasiswa : 102214019
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, memplubikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal 31 Oktober 2014 Yang menyatakan,
(9)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama dari berbagai pihak yang dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D., selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M. Si, selaku dosen pembimbing II, yang dengan bijaksana memberikan bimbingan, koreksi dan saran selama penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini.
(10)
viii
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup selama penulis menempuh kuliah.
6. Segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
7. Papa dan Mama yang selalu memberikan dukungan doa, motivasi, kasih sayang, nasehat, dan memberikan penghidupan yang layak bagi penulis. 8. Dionysius Dendy Wibowo Jati yang selalu memberikan dukungan
semangat, doa, perhatian dan kasih sayang dalam pembuatan skripsi ini. 9. Teman-teman di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, khususnya
kakak cantik Christiana Nevianti, Yuliana Desi, Mayangsari Devi, Margaretha Maria Iriyanti, dan seluruh teman-teman manajemen 2010 yang telah memberikan doa dan dorongan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.
10. Seluruh karyawan WIN Laundry yang telah membantu dalam melakukan penelitian.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan semangat, dukungan doa serta terimakasih atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
(11)
ix
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan tulisan ini.
Yogyakarta, 31 Oktober 2014
Veneranda Puri K NIM: 102214019
(12)
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
ABSTRAK ... xvii
ABSTRACT ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... . 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
(13)
xi
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Produk ... 8
B. Jasa ... 9
C. Sikap Konsumen ... 11
D. Marketing Mix ... 14
E. Augmented Product ... 17
F. Loyalitas Konsumen ... 17
G. Persaingan ... 18
H. Perumusan Hipotesis ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22
B. Penelitian Tahap I ... 22
C. Penelitian Tahap II ... 24
Jenis Penelitian ... 24
Waktu dan Tempat Penelitian ... 24
Variabel Penelitian ... 24
(14)
xii
Teknik Pengambilan Sampel... 25
Operasionalisasi Variabel ... 26
Skala Pengukuran ... 26
Teknik Pengumpulan Data ... 27
Uji Instrumen Penelitian ... 27
1. Uji Validitas ... 28
2. Uji Reliabilitas ... 28
Teknik Analis Data ... 29
3. Pengujian Asumsi Klasik ... 29
4. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 31
BAB IV PERKEMBANGAN BISNIS LAUNDRY A. Perkembangan Laundry di Yogyakarta ... 33
B. Asosiasi Laundry Kiloan Jogja (ALKIJO) ... 35
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tahap Satu ... 38
B. Hasil Penelitian Tahap Dua ... 49
1. Uji Validitas... 49
2. Uji Reliabilitas ... 50
(15)
xiii
4. Uji Asumsi Klasik ... 54
5. Hasil Data Deskriptif ... 57
6. Uji Hipotesis ... 59
7. Pembahasan ... 61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 68
(16)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Matriks Augmented Product Laundry... 46
Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas ... 50
Tabel 5.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 51
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 53
Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 54
Tabel 5.7 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 55
Tabel 5.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Spearmans ‘rho... 56
Tabel 5.9 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Sikap Terhadap Augmented Product Bisnis Laundry WIN... 57
Tabel 5.10 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Sikap Terhadap Bisnis Laundry WIN ... 58
Tabel 5.11 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Loyalitas Konsumen Bisnis Laundry WIN ... 59
Tabel 5.12 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Hipotesis 1 ... 60
(17)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Pakaian yang sudah jadi dan siap diambil ... 34
Gambar 4.2 Sabun Laundry dengan berbagai aroma ... 35
Gambar 4.3 Suasana meeting ALKIJO ... 36
Gambar 4.4 Papan Nama Benresik Laundry ... 37
Gambar 5.1 Peta Persebaran Laundry di Bantul 2 km dari WIN Laundry . 39 Gambar 5.2 Joglo Laundry ... 43
Gambar 5.3 WIN Laundry ... 43
Gambar 5.4 Tempat menjemur WIN Laundry ... 43
Gambar 5.5 Beby Laundry ... 45
Gambar 5.6 Grace Laundry ... 48
(18)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner ... 70
Lampiran 2. Hasil Validitas dan Reliabilitas ... 75
Lampiran 3. Input Data Tabulasi ... 82
Lampiran 4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 91
(19)
xvii ABSTRAK
PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL
Veneranda Puri Kusumaningtyas Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana peta persaingan bisnis laundry secara geografis di Bantul radius 2 km dari WIN Laundry; (2) bagaimana peta persaingan Augmented Product WIN Laundry dengan bisnis
laundry lain dalam radius tersebut; (3) mengetahui pengaruh sikap terhadap Augmented Product laundry WIN pada sikap terhadap laundry WIN tersebut
secara keseluruhan; (4) mengetahui pengaruh sikap terhadap laundry WIN secara keseluruhan pada loyalitas konsumen laundry WIN tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara observasi untuk penelitian tahap satu dan memberikan kuesioner kepada responden untuk penelitian tahap dua. Responden dipilih dari konsumen laundry yang sering menggunakan jasa laundry WIN minimal seminggu dua kali. Responden yang dipilih sebanyak 100 orang dengan menggunakan metode
Purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier
sederhana untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap Augmented Product laundry WIN pada sikap terhadap laundry WIN tersebut secara keseluruhan dan pengaruh sikap terhadap laundry WIN secara keseluruhan pada loyalitas konsumen laundry WIN tersebut. Hasil penelitian menunjukkan sikap terhadap Augmented Product WIN Laundry tidak berpengaruh pada sikap terhadap laundry WIN tersebut dan sikap terhadap laundry WIN tidak berpengaruh pada loyalitas konsumen bisnis
(20)
xviii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ATTITUDE ON AUGMENTED PRODUCT TOWARDS ATTITUDE AND LOYALTY TO WIN LAUNDRY SERVICE
IN BANTUL
Veneranda Puri Kusumaningtyas Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
This study aims to (1) describe competitive landscape of laundry businesses geographically in Bantul within radius of 2 km from WIN Laundry; (2) describe business competitiveness augmented product between WIN Laundry with other business laundry; (3) find out the influence of attitude on augmented product WIN laundry towards he influence of attitudes on WIN laundry in general; (4) find out the influence of attitude on WIN laundry in general towards loyalty laundry customers. Data collection methods used in this study were observation and distribution of questionnaires to the respondents. Respondents were selected from laundry consumers who frequently use the WIN laundry service at least twice a week. The number of respondents were as many as 100 people by using purposive sampling. The data analysis technique used is a simple linear regression to determine the influence of attitude on augmented product WIN laundry towards the influence of attitudes on WIN laundry in general and the influence of attitude on WIN laundry in general towards loyalty laundry customers. The research result are the influence of attitude on augmented product WIN laundry had no influence on attitudes on WIN laundry in general and the influence of attitude on WIN laundry in general had no influence on loyalty laundry customers.
(21)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mencuci pakaian merupakan kebutuhan pokok dan wajib bagi semua orang. Kegiatan ini dulu sering kita kerjakan secara manual. Semakin maju dan berkembangnya teknologi membuat semua pekerjaan dapat dikerjakan dengan menggunakan mesin. Munculnya mesin-mesin yang dirancang khusus untuk membantu manusia, membuat manusia semakin malas untuk bekerja. Seiring dengan berkembangnya zaman, bisnis untuk membantu orang mencuci pakaian pun muncul. Bisnis ini disebut bisnis laundry.
Bisnis laundry merupakan salah satu bentuk usaha yang cukup menjanjikan. Sejak era tahun 1990, bisnis laundry mulai menjamur.Laundry dulu hanya dilakukan secara rumahan yang dikenal dengan cuci-setrika atau di hotel-hotel mewah untuk fasilitas tamunya. Kini laundry bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke bawah dengan layanan harga yang cukup terjangkau. Kombinasi antara layanan murah dan layanan cuci-setrika berkembang lebih kreatif lagi dengan munculnya
laundry kiloan. Perhitungan perpotong pakaian dirasa cukup mahal lalu
(22)
Laundry merupakan bisnis jasa yang memanfaatkan gaya hidup
orang yang malas mencuci, perubahan gaya hidup, dan tuntutan kesibukan. Di era yang serba cepat, kebutuhan manusia akan waktu sangat diperlukan untuk memanajemen aktivitas rumah tangga yang membuat orang ingin serba praktis. Sedikit sekali orang yang memiliki kemampuan manajerial dalam membagi waktunya. Bisnis laundry semakin banyak berkembang di kota-kota dengan semakin padat dan dinamisnya kinerja seseorang. Mobilitas dan kesibukan orang yang semakin tinggi membuat tidak mau direpotkan dengan mencuci. Banyak mahasiswa, karyawan, ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki waktu untuk mencuci pakaian mereka. Bisnis
laundry sangat potensial di daerah dekat perguruan tinggi yang banyak
kost-kostan. Kesibukan mahasiswa di kampus mengerjakan tugas kuliah membuat mereka enggan mencuci. Mereka lebih mempercayakan kepada jasa laundry dengan alasan menghemat waktu dan agar lebih berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas kuliahnya. Banyak orang yang sejak pagi hingga malam hari bergelut dengan pekerjaan dan kemacetan di kota-kota besar. Yang terpikir hanyalah beristirahat ketika tiba di rumah. Semakin lama, orang semakin malas untuk mencuci pakaiannya sendiri.
Kondisi cuaca juga merupakan salah satu faktor orang banyak menggunakan jasa laundry. Di musim penghujan pakaian menjadi lebih cepat kotor. Bila dicuci secara manual pakaian sulit kering, menjadi lembab, dan berbau. Alasan air langka atau mahal juga membuat bisnis
(23)
tenaga kerja pembantu rumah tangga, ditambah semakin mahal biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Menggunakan jasa laundry dengan biaya mencuci yang sangat ringan tentu sangat menguntungkan bagi konsumen, terutama mahasiswa.
Alasan untuk menggunakan jasa laundry secara terus-menerus membuat konsep laundry kiloan muncul di kota-kota lain. Laundry sudah menjadi trend di kalangan masyarakat kita saat ini. Berkembangnya bisnis laundry menjadikan persaingan harga menjadi sengit. Banyak sekali
laundry yang menurunkan harga hingga murah sekali, dengan tujuan
mendapatkan keuntungan melalui jumlah cucian yang masuk. Hal tersebut justru membuat bisnis laundry menjadi tidak berhasil.
Kemajuan bisnis laundry ditentukan oleh kepuasan konsumen. Konsumen yang merasa puas terhadap pelayanan bisnis laundry secara langsung maupun tidak langsung menunjukkan sikap loyalitas kepada bisnis laundry tersebut. Loyalitas pelanggan merupakan ukuran keberhasilan dalam usaha pelayanan jasa. Pelanggan akan merasa jauh lebih puas apabila dapat memenuhi kebutuhan konsumen jauh melebihi apa yang diharapkan.
Faktor yang harus diperhatikan agar konsumen merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan adalah dengan memaksimalkan Produk Tambahan (Augmented Product). Augmented Product yang baik dan berkualitas akan menambah nilai pada bisnis laundry. Hal ini dapat menambah tingkat kepuasan yang dirasakan oleh konsumen.
(24)
Augmented Product yang ditawarkan laundry adalah dengan
adanya layanan antar jemput. Orang tidak perlu lagi merasa kerepotan mengantarkan cucian ke tempat laundry. Bisnis laundry juga menggunakan sabun yang bermutu baik karena terkadang ada orang yang sangat sensitif apabila tidak menggunakan sabun dengan kualitas baik. Di tempat laundry juga menyediakan berbagai macam aroma pewangi pakaian dan tentunya yang tahan lama, sehingga konsumen dapat memilih aroma parfum pakaian yang disenangi. Hal menarik lainnya dari bisnis
laundry adalah dengan memberikan diskon untuk 10 kali cuci, serta
memberikan pelayanan yang baik dan ramah kepada konsumen. Dengan adanya produk tambahan maka konsumen akan mencoba untuk menggunakan layanan bisnis laundry kembali. Mempercayakan jasa
laundry sebagai tempat untuk mencuci pakaian yang baik.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH SIKAP TERHADAP
AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS
TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. a. Bagaimana peta persaingan bisnis laundry secara geografis di Bantul dengan radius 2 km dari bisnis laundry WIN?
b. Bagaimana peta persaingan bisnis laundry secara Augmented
(25)
2. Apakah sikap terhadap Augmented Product bisnis laundry WIN berpengaruh pada sikap terhadap bisnis laundry tersebut?
3. Apakah sikap terhadap bisnis laundry WIN berpengaruh pada loyalitas konsumen bisnis laundry tersebut?
C. BATASAN MASALAH
Perbedaan sikap konsumen terhadap jasa laundry WIN di Bantul dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain gaya hidup, sibuk dengan rutinitas kerja maupun sekolah, malas untuk mencuci pakaian sendiri, tingkat kepuasan konsumen, loyalitas konsumen, Augmented Product yang diberikan, dan lain-lain.
Maka dari itu di dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah hanya sebatas pada faktor Augmented Product yang diberikan dan loyalitas konsumen terhadap jasa laundry WIN. Hal ini dilakukan agar dalam penjelasannya nanti akan lebih mudah terarah dan sesuai dengan apa yang diharapkan serta teroganisir dengan baik.
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui bagaimana peta persaingan bisnis laundry secara geografis di Bantul dengan radius 2km dan secara Augmented
(26)
2. Untuk mengetahui apakah sikap terhadap Augmented Product bisnis
laundry WIN berpengaruh pada sikap terhadap bisnis laundry
tersebut.
3. Untuk mengetahui apakah sikap terhadap bisnis laundry WIN berpengaruh pada loyalitas konsumen bisnis laundry tersebut.
E. MANFAAT PENELITIAN
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan untuk lebih mengembangkan dan memajukan bisnis laundry. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan pelayanan yang baik agar loyalitas konsumen tetap terjaga. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi industri laundry dalam memaksimalkan
Augmented Product yang berpengaruh pada tingkat kepuasan konsumen.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
(27)
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Dalam bab ini memaparkan tinjauan literatur dan perumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM
Dalam bab ini berisi gambaran umum tentang perkembangan laundry yang ada di Jogja.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang pengelolaan data dan analisis data dari hasil penelitian.
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
Dalam bab ini memuat kesimpulan dan hasil penelitian yang merangkum bab sebelumnya. Hasil konkrit yang dihasilkan adalah hasil yang dihasilkan dari data yang diolah. Pemberian saran dikaitkan dengan situasi yang terjadi di lapangan atau kondisi riil dan teori yang relevan.
(28)
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS
A. PRODUK
1. Pengertian Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminati, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi di pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar yang bersangkutan. Produk adalah segala yang bisa ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau keinginan menurut Kotler dan Amstrong (2004:8). Produk meliputi objek-objek fisik, jasa, acara, tempat organisasi, dan ide.
2. Level produk
Menurut Kotler dan Amstrong (2004:338) perencana produk harus berpikir tentang produk dan jasa dalam tiga tingkat. Masing-masing tingkat menambah lebih banyak nilai pelanggan, yaitu: a. Produk Inti, merupakan tingkatan yang paling dasar. Produk inti
tesebut terdiri dari berbagai manfaat pemecahan masalah yang konsumen cari ketika membeli produk atau jasa tertentu. Oleh karena itu, dalam mendesain produk, para pemasar harus lebih
(29)
dulu mendefinisikan manfaat inti yang akan diberikan oleh produk tersebut kepada konsumennya.
b. Produk Aktual, merupakan pengembangan fitur produk dan jasa, desain, tingkat kualitas, nama merek, dan kemasan. Perencana produk harus membangun produk aktualnya di berbagai posisi yang dekat dengan produk inti.
c. Produk Tambahan, merupakan pelayanan dan manfaat konsumen tambahan. Perencana produk harus membangun produk tambahan di sekitar produk inti dan aktual dengan acara menambah layanan dan manfaat tambahan bagi konsumen.
Konsumen melihat produk sebagai kumpulan manfaat kompleks yang memuaskan kebutuhan mereka. Para pemasar harus merancang produk aktual dan menemukan cara untuk memberikan tambahan bagi produk itu agar menciptakan sekumpulan manfaat yang akan memberikan pengalaman pelanggan yang paling memuaskan.
B. JASA
1. Pengertian Jasa
Menurut Kotler dan Amstrong (2004:8) jasa adalah segala aktivitas atau manfaat yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu pihak yang secara esensial tidak berwujud dan tidak menghasilkan
(30)
kepemilikan atas apapun. Jasa adalah kegiatan, manfaat, atau kepuasaan yang ditawarkan untuk dibeli (Fajar Laksana, 2008:68). 2. Karakteristik Jasa
Kotler dan Amstrong (2004: 368) mengelompokkan menjadi empat karakteristik jasa yang mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu sebagai berikut:
a. Intangibility (jasa tidak berwujud)
Bahwa jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli.
b. Inseparability (jasa tidak terpisahkan)
bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyediaannya, tanpa mempedulikan apakah penyedia jasa orang atau mesin. c. Variability (variabilitas jasa)
Bahwa kualitas jasa bergantung pada siapa yang menyediakan jasa itu dan kapan, di mana, dan bagaimana jasa itu disediakan.
d. Perishability (jasa mudah lenyap)
Bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau digunakan beberapa saat kemudian.
(31)
C. SIKAP KONSUMEN
1. Pengertian Sikap
Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide menurut Kotler dan Amstrong (2004:220). Sikap merupakan interaksi manusi dengan objek tertentu (Sunyoto, 2012:271). Sikap merupakan sesuatu yang mengarah pada tujuan yang dihadapi dalam bentuk tindakan, ucapan, perbuatan, maupun emosi seseorang.
Sikap melibatkan tiga komponen yang saling berhubungan antara lain:
a. Komponen kognitif, yaitu menunjukkan bahwa keseluruhan evaluasi dibentuk ketika konsumen menggabungkan pengetahuan, arti, atau kepercayaan terhadap konsep sikap. b. Komponen afektif, yaitu termasuk emosi, perasaan, suasana
hati, dan secara otomatis menghasilkan respon yang berhubungan dengan objek. Objek disini dirasakan sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan.
c. Komponen perilaku, melibatkan salah satu predisposisi bertindak terhadap objek. Komponen perilaku ini dipengaruhi oleh komponen kognitif dan afektif.
(32)
2. Ciri-ciri Sikap
Sikap mempunyai ciri-ciri antara lain (Sunyoto, 2012:272): a. Sikap bukan pembawaan manusia sejak lahir, melainkan
dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya.
b. Sikap dapat berubah-ubah dan dapat dipelajari, oleh karena itu sikap dapat berubah pada orang bila terdapat keadaan dan syarat tertentu yang mempermudah sikapnya pada orang itu sendiri.
c. Sikap itu tidak berdiri sendiri melainkan senantiasa mengandung hubungan pada suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
d. Objek sikap merupakan suatu hal tertentu atau kumpulan dari hal-hal tersebut. Sikap dapat berkenaan dengan suatu objek yang serupa.
3. Karakteristik Sikap
Sikap mempunyai empat karakteristik, yaitu (Sunyoto, 2012:273) : a. Sikap selalu memiliki objek yaitu selalu dapat mempunyai
sesuatu hal yang dianggap penting, objek sikap dapat berupa konsep abstrak seperti konsumerisme atau berupa sesuatu yang nyata.
b. Sikap mempunyai arah, derajat, intensitas; artinya sikap seseorang terhadap objek dapat mendekat atau menjauh
(33)
kecuali itu sikap seseorang mempunyai derajat tertentu yaitu sampai seberapa orang merasa senang atau tidak senang terhadap suatu objek, sedangkan intensitas sikap seseorang dituntut oleh tingkat pendiriannya.
c. Sikap mempunyai struktur dan kerangka organisasi. Sikap merupakan kerangka organisasi dari beberapa sikap yang ada pada seseorang, di dalamnya terdapat sejumlah sikap yang bergabung membentuk rangkaian yang kompleks, masing-masing sikap memiliki tingkat koefisien yang berbeda, sedangkan hubungan masing-masing sikap mungkin selaras antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi sikap juga mempunyai kecenderungan untuk menuju pada suatu stabilitas dan mengelompok bentuk struktur sikap.
d. Sikap merupakan proses yang dipelajari. Artinya sikap dibentuk dari pengalaman individu, terhadap realitas pengalaman tersebut dapat bersifat langsung atau tidak langsung.
4. Macam-macam Sikap
Sikap dapat dibedakan ke dalam sikap sosial dan sikap individu menurut Sunyoto (2012:274) :
(34)
a. Sikap Sosial
Sikap sosial tidak menyatakan oleh seorang saja tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. Objeknya adalah objek sosial dan dinyatakan berulang-ulang.
b. Sikap Individu
Ini hanya dimiliki secara individual seorang demi seorang, objeknya bukan merupakan objek sosial.
Di samping pembagian tersebut di atas, sikap juga dibedakan atas:
1) Sikap Positif
Sikap yang menunjukkan penerimaan, mengakui, meyetujui serta melaksanakan norma-norma yang berlaku di mana individu itu berada.
2) Sikap Negatif
Sikap yang menunjukkan perilaku yang tidak setuju terhadap norma-norma yang berlaku di mana individu berada.
D. BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)
Marketing Mix merupakan salah satu unsur penting dalam
pemasaran, baik dalam penentuan sasaran maupun dalam penentuan strategi. Strategi ini juga sangat menentukan keberhasilan dari perusahaan dalam rangka menyampaikan produknya kepada konsumen. Ketepatan dan
(35)
kejelian dalam menentukan dan mengembangkan marketing mix ini akan mampu mempengaruhi respon atau tanggapan dari para konsumen, karena pada dasarnya para konsumen sebelum mengambil keputusannya untuk menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa tertentu selalu dengan turut mempertimbangkan komponen-komponen dari marketing
mix.
Bauran Pemasaran (Marketing Mix) menurut Kotler dan Amstrong (2004:78) adalah sebagai berikut “Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
adalah serangkaian alat pemasaran yang dapat dikendalikan yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran.”
Bauran Pemasaran dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel, yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan
Promotion (Promosi)
a. Produk
Produk merupakan elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar, perencanaan bauran pemasaran dimulai dengan merumuskan penawaran yang memberikan nilai bagi pelanggan sasaran. Penawaran ini menjadi dasar bagi perusahaan dalam membangun hubungan yang menguntungkan bagi pelanggan. Produk menjadi bagian penting dalam manajemen pemasaran untuk meraih keuntungan pada perekonomian yang ditawarkan dengan persaingan yang tanpa batas.
(36)
b. Harga
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Penetapan harga yang tepat akan mendorong produk laku di pasaran sehingga menguntungkan produsen. Penentuan harga harus sesuai dengan produk yang akan dijual. Jika harga yang ditawarkan diminati konsumen dan konsumen membeli produk tersebut, berarti penetapan harga sudah baik. Jika harga yang ditawarkan tidak diminati, berarti penetapan harga kurang tepat. Karena pentingnya harga bagi pemasaran produk, maka strategi penetapan harus dipahami dengan tepat. c. Tempat
Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Keputusan mengenai tempat sangat penting agar konsumen dapat memperoleh produk yang dibutuhkan tepat pada saat dibutuhkan. Sarana untuk memindahkan produk dari perusahaan kepada konsumen adalah melalui saluran distribusi yang terdiri dari berbagai rangkaian perantara. Para perantara ini posisinya berada di atara produsen dan konsumen akhir yang membentuk suatu saluran distribusi.
d. Promosi
Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan untuk membelinya. Promosi ditujukan untuk mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan
(37)
pelanggan yang ada. Dengan melakukan promosi, perusahaan menginformasikan tentang produk kepada konsumen disertai dengan pengenalan pemakaian dan cara kerja produk tersebut, untuk menarik minat konsumen dan mengingatkan konsumen bahwa konsumen membutuhkan produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan.
E. AUGMENTED PRODUCT (PRODUK TAMBAHAN)
Faktor yang harus diperhatikan agar konsumen merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan adalah dengan memaksimalkan
Augmented Product (Produk Tambahan). Augmented Product menurut
Kotler dan Amstrong (2004:338) merupakan pelayanan dan manfaat konsumen tambahan. Augmented Product yang baik dan berkualitas akan menambah nilai pada suatu bisnis. Hal ini dapat menambah tingkat kepuasan yang dirasakan oleh konsumen.
F. LOYALITAS KONSUMEN
Loyalitas konsumen menurut Lovelock dan Wright (2005:133) melukiskan kesediaan pelanggan untuk terus berlangganan pada sebuah perusahaan dalam jangka panjang, dengan membeli dan menggunakan barang dan jasanya secara berulang-ulang dan lebih baik lagi secara eksklusif, dan dengan sukarela merekomendasikan produk perusahaan tersebut kepada teman-teman dan rekan-rekannya. Loyalitas konsumen
(38)
secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang atas suatu produk, baik barang maupun jasa tertentu. Loyalitas konsumen merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan konsumen dalam menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh pihak perusahaan, serta untuk tetap menjadi konsumen dari perusahaan tersebut.
Adapun ciri-ciri konsumen yang loyal adalah sebagai berikut: a. Konsumen yang setia terhadap produk yang cenderung merasa
nyaman terhadap produk pilihan.
b. Konsumen yang setia biasanya lebih menyadari tingkat resiko yang lebih tinggi apabia membeli produk yang berbeda.
c. Sekelompok kecil konsumen lebih cenderung untuk menjadi setia terhadap produk.
d. Konsumen yang setia biasanya juga akan memiliki kecenderungan untuk setia kepada toko/perusahaan.
Mempertahankan pelanggan lebih sulit daripada mendapatkan pelanggan baru oleh sebab itu pelanggan yang loyal harus dipertahankan agar tidak berpindah menjadi pelanggan pesaing.
G. PERSAINGAN
1. Pengertian Persaingan
Persaingan dalam konteks pemasaran adalah keadaan dimana perusahaan pada pasar produk atau jasa tertentu akan memperlihatkan keunggulannya masing-masing, dengan atau tanpa
(39)
terikat peraturan tertentu dalam rangka meraih pelanggannya (Kotler 2002)
2. Faktor Penyebab Persaingan
Persaingan yang lebih kompleks terjadi saat ini karena menurunnya perhatian pada pelaku industri terhadap pasar tunggal dan naiknya perhatian mereka terhadap pasar global. Perubahan tingkat kompleksitas ini disebabkan oleh beberapa hal seperti:
a. Adanya evolusi menuju pasar global. Evolusi yang terjadi pada perusahaan membuat organisasi/perusahaan yang ada ingin terus meningkatkan persaingannya di pasar.
b. Skala Ekonomis atau Belajar. Perusahaan berusaha untuk melakukan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuannya dan skala ekonomis yang lebih baik juga mendorong perusahaan untuk menembus pasar global. Ada keuntungan yang dapat diraih dan mendorong perusahaan dalam mencapai skala ekonomis. Ketika perusahaan berada dalam keadaan pasar global, akan membentuk suatu pasar dengan biaya rendah yang membantu dalam pengembangan keunggulan kompetitif dan memunngkinkan akses yang lebih baik ke beberapa sumber daya yang lebih murah.
c. Kemajuan teknologi informasi membuat koordinasi antar pasar menjadi lebih murah. Kini perusahaan-perusahaan yang ada telah menggunakan sarana internet dan teknologi nir
(40)
kabel lainnya untuk kepentingan bisnis. Hal ini membuat koordinasi dari masing-masing organisasi/perusahaan menjadi semakin kuat. Kemajuan teknologi inovasi di sisi lain juga meningktakan daya saingan perusahaan berukuran kecil dan menengah.
H. PERUMUSAN HIPOTESIS
1. Pengaruh sikap terhadap Augmented Product bisnis laundry WIN pada sikap terhadap bisnis laundry tersebut.
Augmented Product atau produk tambahan merupakan
pelayanan atau manfaat konsumen tambahan. Dalam bisnis laundry,
Augmented Product tersebut dapat berupa layanan antar jemput,
menggunakan sabun dengan mutu baik, menyediakan berbagai macam aroma parfum, memberikan diskon untuk pelanggan tetap dan sebagainya. Dengan adanya produk tambahan maka konsumen akan mencoba untuk menggunakan layanan jasa laundry kembali.
H1 : sikap terhadap Augmented Product bisnis laundry WIN
berpengaruh positif pada sikap terhadap bisnis laundry tersebut.
(41)
2. Pengaruh sikap terhadap bisnis laundry WIN pada loyalitas konsumen bisnis laundry tersebut.
Konsumen yang puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh suatu bisnis laundry akan menggunakan jasa tersebut kembali. Kemudian apabila konsumen menggunakan jasa tersebut secara berulang-ulang maka dapat dikatakan bahwa konsumen tersebut merupakan konsumen yang loyal atau setia. Konsumen yang loyal terhadap suatu produk akan merasa nyaman terhadap produk pilihannya.
H2 : sikap terhadap bisnis laundry WIN berpengaruh positif pada
(42)
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Peneliti akan menggunakan dua metode penelitian karena penelitian dibagi menjadi dua tahap. Metode yang digunakan dalam penelitian tahap pertama adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian (Sanusi, 2011:13).
Kemudian dilanjutkan dengan penelitian tahap kedua, penelitian ini menggunakan metode penelitian kausalitas. Desain penelitian kausalitas adalah desain penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antarvariabel (Sanusi, 2011:14).
B. PENELITIAN TAHAP I
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian tahap pertama adalah penelitian secara deskriptif untuk mengetahui lokasi, basic
product, dan Augmented Product dari bisnis laundry yang ada di
(43)
2. Pengumpulan Data
Pada penelitian tahap pertama, peneliti akan melakukan pengumpulan data dengan teknik observasi. Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui proses pencatatan perilaku subjek, objek, atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.
Peneliti membuat panduan obeservasi atau hal-hal apa saja yang dilakukan sebelum melakukan pengumpulan data. Ada pun panduan observasi sebagai berikut:
a. Mengamati laundry-laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari WIN Laundry yaitu DCY Laundry, Grace Laundry, Ananda Laundry, Beby Laundry, Joglo Laundry, Jogja One Laundry. b. Laundry-laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari WIN
Laundry berada di Jalan Padokan dan Jalan Bibis Raya.
c. DCY Laundry yang berjarak 1,4 km; Grace Laundry yang berjarak 1 km; Ananda Laundry yang berjarak 500 m; Beby Laundry yang berjarak 100 m; Joglo Laundry yang berjarak 1,1 km; Jogja One Laundry yang berjarak 1,6 km.
3. Analisis Data
Sesudah melakukan observasi, peneliti akan membuat peta persebaran laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari WIN
(44)
dalam peta dan data tersebut akan diberikan seraca rinci, yaitu mengenai lokasi, basic product, dan Augmented Product.
C. PENELITIAN TAHAP II 1. Jenis Penelitian
Pada penelitian tahap kedua, jenis penelitian yang dilakukan adalah sama dengan tahap pertama yaitu penelitian secara deskriptif untuk mengetahui perbedaan tingkat kepentingan Augmented
Product jasa laundry menurut para konsumen dari jasa laundry
tersebut. Sedangkan untuk penelitian secara kausalitas untuk mengetahui sikap bisnis laundry terhadap loyalitas konsumen bisnis
laundry tersebut.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian : Februari 2014
Tempat penelitian : WIN Laundry di Kota Bantul
3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah:
1. Sikap terhadap Augmented Product bisnis laundry WIN. 2. Sikap konsumen terhadap bisnis laundry WIN.
3. Loyalitas konsumen yang menggunakan jasa bisnis laundry WIN.
(45)
4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan (Sanusi 2011:87). Populasinya adalah konsumen dari
laundry WIN di Bantul.
Sampel adalah bagian dari elemen-elemen populasi yang terpilih (Sanusi 2011:87).
5. Teknik Pengambilan Sampel
Peneliti menggunakan teknik Non-random Sampling yaitu tipe sampling yang tidak mempertimbangkan peluang (Sanusi 2011:94). Teknik pengambilan sampel Non-random Sampling pada penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dimana dikatakan oleh Anwar Sanusi (2011:95) teknik Purposive Sampling adalah cara pemilihan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan atau kriteria tertentu.
Adapun yang menjadi pertimbangan-pertimbangan atau kriteria tertentu tersebut adalah orang yang sering menggunakan jasa
laundry WIN minimal seminggu dua kali. Sehingga yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah pelanggan tetap dari laundry WIN di Bantul dan jumlah sampel yang akan diteliti adalah 100 orang sampel.
(46)
6. Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel yang dilakukan adalah :
a. Sikap terhadap Augmented Product (Produk Tambahan) laundry WIN
1) Saya senang menggunakan jasa antar jemput yang ditawarkan laundry WIN
2) Saya suka terhadap aroma parfum yang ditawarkan laundry WIN
3) Saya mendapat voucher diskon laundry setiap 10 kali cuci yang menguntungkan konsumen
b. Sikap terhadap bisnis laundry WIN 1) Saya suka terhadap laundry WIN 2) Saya percaya terhadap laundry WIN c. Loyalitas konsumen bisnis laundry WIN
1) Saya akan kembali menggunakan jasa laundry WIN
2) Saya akan tetep memilih laundry WIN sebagai jasa laundry walaupun ada jasa laundry yang lain
3) Saya akan merekomendasikan jasa laundry WIN kepada keluarga dan teman-teman
7. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Menurut Sanusi (2011:59) skala Likert adalah skala yang didasarkan pada penjumlahan sikap responden dalam
(47)
merespons pernyataan berkaitan indikator-indikator suatu konsep atau variabel yang sedang diukur.
Dalam hal ini, responden diminta untuk menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap setiap pernyataan. Skala Likert lazim menggunakan lima titik dengan label netral pada posisi tengah (ketiga). Tingkat kesetujuan responden terhadap variabel yang ditanyakan adalah:
Sangat setuju : diberi skor 5 Setuju : diberi skor 4 Netral : diberi skor 3 Tidak setuju : diberi skor 2 Sangat tidak setuju : diberi skor 1
8. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode survey.
Survey merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti
mengajukan pertanyaan atau pernyataan kepada responden baik dalam bentuk lisan maupun tertulis (Sanusi, 2011:105). Pertanyaan atau pernyataan tersebut akan diajukan secara tertulis yaitu disebut kuesioner.
9. Uji Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen penelitian dilakukan sebelum kita melakukan penelitan lanjut. Hal pertama sebelum melakukan analisis
(48)
data yang diperoleh, kuesioner yang telah dibagi akan dilakukan tes validitas dan reliabilitas dahulu.
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur seberapa jauh suatu alat ukur memiliki tingkat keakuratan dan konsistensi dalam melakukan fungsi ukurnya dengan menggunakan teknin korelasi product moment. Uji ini menunjukkan pada konsistensi hasil atau pengukuran yang dilakukan pada waktu berbeda.
Rumus Product Moment (Sanusi, 2011:77).
Keterangan:
r : Koefisien Korelasi X : Skor Butir
Y : Skor Total Butir N : Jumlah Responden b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir pernyataan yang sudah valid (Sanusi, 2011:81). Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.
(49)
Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya antara 1 dan 0. Variabel akan dianggap reliabel jika memiliki koefisien CA ≥ 0,6.
Rumus Cronbach’s Alpha (Wiyono, 2011:112).
Keterangan
r : Reliabilitas Instrumen
k : Banyak butir pernyataan atau banyak soal
: Total dari varian masing-masing pertanyaan
: Varian dari total skor
10. Teknik Analisis Data
a. Pengujian Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi dikatakan baik jika variabel independen dan variabel dependennya berdistribusi normal atau mendekati normal (Sunyoto, 2011:158).
(50)
Uji normalitas akan dilakulan dengan bantuan SPSS menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Z. Cara untuk pengujian normalitas yaitu dengan membandingkan nilai
signifikansi Asymp.Sig. Jika nilai Asymp.Sig ≥ 0,05 maka
data berdistribusi normal namun jika nilai Asymp.Sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Priyatno, 2010:58).
2) Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi heteroskedastisitas yang berarti variabel tidak sama untuk semua pengamatan atau homokedastisitas yang berarti ada kesamaan variabel untuk semua pengamatan (Sunyoto, 2011:145).
Uji ini akan dilakukan dengan menggunakan metode
Spearmans „rho dengan bantuan program SPSS. Cara untuk melihat ada tidaknya heteroskedasititas adalah dengan melihat nilai signifikansi antar variabel independen dengan residual. Jika nilai signifikansi antar variabel independen
dengan residual ≥ 0,05 maka tidak terjadi masalah
(51)
variabel independen dengan residual < 0,05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas (Priyatno, 2010:72).
b. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana dilakukan untuk menjawab hipotesis ke dua dan ke tiga. Uji regresi ini akan dilakukan sebanyak dua kali. Berikut penjelasan dari masing-masing uji regresi:
1) Uji regresi linier pertama
Uji regresi linier pertama digunakan untuk menguji hipotesis pertama yang berbunyi “Pengaruh Augmented
Product bisnis laundry WIN pada sikap terhadap bisnis laundry tersebut”. Berikut adalah rumus untuk menjawab rumusan masalah ke dua:
Y = a + b1X1
Dimana :
Y untuk H2 = Sikap terhadap bisnis laundry WIN
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi sikap terhadap
(52)
X1 = Variabel sikap terhadap Augmented
Product
2) Uji regresi linier ke dua
Uji regresi linier kedua digunakan untuk menguji hipotesis ke dua yang berbunyi “Pengaruh sikap terhadap bisnis laundry WIN pada loyalitas konsumen bisnis laundry
tersebut”. Berikut adalah rumus untuk menjawab rumusan masalah ke tiga:
Y = a + c1X1
Y untuk H2 = loyalitas konsumen bisnis laundry WIN
a = Konstanta
c1 = Koefisien regresi sikap terhadap bisnis
laundry
X1 = Variabel sikap terhadap bisnis laundry
Apabila nilai thitung > ttabel maka variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen.
thitung > ttabel berarti H0ditolak dan menerima Hα
(53)
33
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Perkembangan Laundry di Jogja
Awal kemunculan bisnis laundry hanya dilakukan dengan konsep
laundry rumahan dengan perhitungan perpotong pakaian. Namun karena
merasa perhitungan perpotong cukup mahal, lalu muncul gagasan dengan menggunakan sistem perhitungan kiloan atau bisa disebut laundry kiloan. Bisnis laundry kiloan diyakini pertama kali muncul berasal dari kota Yogyakarta. Menggunakan perhitungan kiloan sangat menguntungkan konsumen terlebih mahasiswa karena biaya mencuci sangat ringan. Bagi pengusaha laundry juga merasa diuntungkan karena dengan harga terjangkau dapat menarik konsumen yang begitu banyak. Peluang bisnis
laundry yang bagus tersebut kemudian konsep laundry kiloan muncul di
kota-kota lain. Pangsa pasarnya pun sangat luas mulai dari mahasiswa, rumah sakit, rumah tangga, bahkan perhotelan.
Semakin hari bisnis laundry di Jogja semakin menjamur, bahkan setiap 5 meter sekali bisa ada laundry ditambah lagi banyak pendatang yang ingin menuntut ilmu di Jogja. Sudah pasti bisnis laundry akan semakin laris dengan kehadiran para pendatang tersebut. Mayoritas kaum pendatang tersebut (anak kost dari berbagai kota di Indonesia) lebih suka menggunakan jasa laundry daripada mencuci pakaiannya sendiri.
(54)
Gambar 4.1 Pakaian yang udah jadi dan siap diambil
Tidak hanya jasa mencuci atau setrika baju, ada fasilitas lain yang ditawarkan oleh bisnis laundry yaitu Augmented Product atau produk tambahan. Augmented Product yang ditawarkan banyak dan biasanya hampir sama antara satu jasa laundry dengan jasa laundry lainnya, yakni melayani antar jemput pakaian, menggunakan pewangi dan pengharum pakaian yang berkualitas dan tahan lama, memberikan diskon laundry, mencuci dengan sabun khusus untuk kulit sensitif, menggunakan teknologi ultra violet untuk sterilisasi air sehingga air yang digunakan bebas bakteri, dan lain-lain.
(55)
Gambar 4.2 Sabun Laundry dengan berbagai aroma
B. Asosiasi Laundry Kiloan Jogja
Maraknya bisnis laundry kiloan di Jogja membuat para penguasaha
laundry khawatir akan menimbulkan perang harga. Hal ini sudah banyak
terjadi di Yogyakarta contohnya pada bisnis warnet, sewa komputer,
play-station, CD, dan lain-lain. Usaha tersebut saling banting harga, kemudian
tumbang satu persatu.
Maka pada Februari 2006 didirikan Asosiasi Laundry Kiloan Jogja (ALKIJO) atas prakarsa Agung Prasetya Wibowo selaku CEO Benresik
laundry. Saat ini Alkijo beranggotakan 30 pengusaha laundry kiloan.
Sesama anggota tidak merasa saling bersaing, mereka sering mengadakan kegiatan berbentuk Coopetition (dalam persaingan ada kerjasama). Banyak hal yang dilakukan antara lain mengadakan training setrika untuk karyawan, seminar bisnis laundry, dan aksi Alkijo Peduli. Agung Prasetya
(56)
Wibawa selaku CEO Benresik dipercaya oleh Alkijo untuk mengembangkan konsep pelatihan bagi karyawan–karyawan laundry khususnya anggota Alkijo. Dengan konsep untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia yang handal dan trampil, maka pada penghujung tahun 2009, terwujudlah ALKIJO TRAINING CENTRE. Dengan dukungan relasi yang solid, maka trainer–trainer handal dengan fokus pada satu
bidang training direkrut oleh Agung Prasetya Wibawa.
Gambar 4.3 Suasana meeting ALKIJO
Ada sekitar 200 lebih usaha laundry di Yogyakarta tetapi baru 21
laundry yang mau bergabung dalam Asosiasi Laundry Kiloan Jogjakarta,
padahal banyak manfaat bergabung dalam Alkijo. Banyaknya usaha
laundry yang tidak mau bergabung dengan Alkijo karena Alkijo
menerapkan sejumlah syarat. Yang terberat adalah standar harga minimal Rp 3.000 per kilogram.
(57)
Persaingan bisnis laundry kiloan saat ini dianggap tidak sehat karena banyak pengusaha membanting harga. Menyikapi hal itu, Asosiasi
Laundry Kiloan Jogja (Alkijo) mengajak pelaku bisnis memperhatikan
kualitas dan harga untuk kelangsungan usaha. Menurut Ketua Alkijo Agung Prasetya Wibawa, harga terendah untuk jasa laundry kiloan adalah Rp2.850. Jika ada yang membanting harga di bawah itu, menurutnya mereka menggunakan deterjen atau peralatan lain yang tidak berkualitas. Bisnis laundry kiloan, katanya, tetap harus menerapkan manajemen yang tepat.
(58)
38
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi deskripsi data penelitian, analisis data penelitian, dan pembahasan data penelitian. Analisis data merupakan pengolahan data berdasarkan jawaban responden dalam kuesioner yang diberikan peneliti. Analisis data yang akan dipaparkan dalam bab ini yaitu analisis regresi linier sederhana. Sebelum melakukan pengujian, akan dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Kemudian dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas dan uji heteroskedastisitas, dan yang terakhir uji regresi linier sederhana yang dilakukan dua kali. Uji regresi linier sederhana dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang dikemukakan pada bab II dapat diterima atau ditolak. Pengolahan data akan dilakukan menggunakan program SPSS 16.
A. HASIL PENELITIAN TAHAP SATU
Peneliti telah melakukan pengumpulan data untuk mengetahui lokasi, basic product, dan Augmented Product dengan teknik observasi. Berikut peta persebaran laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari WIN
(59)
(60)
Melalui gambar 5.1 dapat dilihat persaingan laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari WIN Laundry berjumlah 6 laundry dan memiliki jarak yang tidak terlalu jauh. Laundry-laundry tersebut adalah DCY
Laundry dan Grace Laundry yang berada di Jalan Padokan, Ananda Laundry, Beby Laundry, Joglo Laundry, dan Jogja One Laundry yang
berada di Jalan Bibis Raya.
Laundry-laundry yang ada di Bantul termasuk WIN Laundry
berada di kawasan dekat dengan perumahan warga dan ada sedikit yang masih di dekat dengan persawahan. Perumahan warga disini merupakan perumahan biasa dengan type 21 dan type 36 karena dapat dikatakan daerah WIN Laundry dan sekitarnya termasuk daerah kalangan menengah dan menengah ke bawah. Perumahan warga di sekitar DCY Laundry sampai sekitar Grace Laundry berjumlah kira-kira 800 rumah warga, sedangkan perumahan di sekitar Ananda Laundry sampai dengan Jogja
One Laundry berjumlah kira-kira 2000 rumah warga. Beberapa laundry
yang masih berada di dekat persawahan yaitu Ananda Laundry, Joglo
Laundry, dan Jogja One Laundry. Ananda laundry berada di dekat
persawahan tapi tidak sebanyak yang di dekat Jogja One Laundry dan Joglo Laundry karena sudah dibangun perumahan warga. Tidak hanya persawahan, di sebelah selatan Ananda Laundry juga terdapat pondok
pesantren yang bernama Hamalatul Qur’an. Pondok pesantren ini
ditinggali oleh sekitar 25 orang santri dan hanya laki-laki saja yang menempati pondok pesantren tersebut.
(61)
Ada 4 minimarket di sekitar WIN laundry, salah satunya berada di sebelah timur Beby Laundry yaitu minimarket Omah Sari. Beby laundry merupakan laundry yang paling dekat dengan WIN laundry, dan merupakan pesaing utama dari WIN laundry. Di sebelah barat Beby
laundry terdapat gang yang menuju ke diklat atau tempat pelatihan calon
pegawai negeri sipil yang berjarak sekitar 400 meter ke selatan. Diklat ini cukup besar karena dapat menampung sekitar 200 orang calon pegawai negeri sipil yang mengikuti pelatihan. Sama seperti laundry-laundry yang lain, WIN Laundry juga berada di daerah dekat dengan perumahan. Pemilik dari WIN Laundry juga membuka usaha warnet dan gamenet yang sudah berdiri sejak 2 tahun yang lalu. Ada beberapa orangtua dari anak yang bermain warnet di WIN Net menggunakan jasa laundry WIN
laundry, hal ini yang menjadi keuntungan WIN laundry berada
berdampingan dengan WIN Net.
Seperti yang dikatakan di paragraf sebelumnya, laundry yang berada dekat dengan persawahan selain Ananda Laundry adalah Joglo
Laundry dan Jogja One Laundry. Berbeda dengan Ananda Laundry, sawah
yang ada di sekitar Joglo Laundry dan Jogja One laundry masih cukup luas dan masih jarang perumahan warga di dekat kedua laundry tersebut. Namun, di dekat Jogja One Laundry sedang dibangun perumahan elite yang bernama Pondok Permai Taman Tirta. Perumahan seharga 400 jutaan dapat menjadi hal yang menguntungkan bagi kedua laundry tersebut.
(62)
Dari antara laundry-laundry yang ada di sekitar WIN laundry, Beby Laundry dan Jogja One Laundry memiliki mesin cuci lebih banyak dari laundry-laundry yang lain yaitu tiga buah mesin cuci. WIN laundry dan Ananda Laundry hanya memiliki satu buah mesin cuci. Kemudian Grace Laundry, DCY laundry, dan Joglo Laundry memiliki dua buah mesin cuci. Walau WIN Laundry hanya memiliki satu buah mesin cuci, namun WIN Laundry tetap memberikan pelayanan yang sangat memuaskan seperti tepat waktu dalam mengerjakan pencucian. WIN
laundry dan laundry-laundry yang lain ternyata sama dalam hal
menetapkan standar waktu pengambilan baju di laundry. Normalnya untuk mengambil baju di laundry itu dua hari setelah baju masuk ke laundry, jika konsumen minta satu hari jadi itu sudah termasuk kilat.
Dari pengamatan yang sudah dilakukan, kebanyakan laundry memiliki tempat menjemur di halaman belakang laundry tersebut, hanya Beby Laundry dan Joglo Laundry yang menjemur di depan laundrynya. Jika sedang ramai orang yang mencucikan bajunya, Joglo Laundry itu sendiri malah tertutup oleh baju-baju yang sedang dijemur seperti yang dapat dilihat di gambar 5.2 dan memiliki kesan tertutup dan penuh. Gambar 5.4 merupakan tempat untuk menjemur pakaian dari WIN
(63)
Gambar 5.2 Joglo Laundry
Gambar 5.3 WIN Laundry
(64)
Kemudian karyawan yang bekerja di laundry-laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari WIN Laundry masing-masing memiliki dua orang karyawan. WIN laundry sendiri juga memiliki dua orang karyawan yang bekerja dengan sistem shift. Karyawan laundry mulai membuka laundry pukul delapan pagi lalu bekerja hingga pukul dua siang, karyawan laundry yang kedua masuk pukul satu siang kemudian sampai pukul tujuh malam menggantikan karyawan yang tadi sudah masuk pagi. Setelah itu akan digantikan oleh pemilik WIN laundry yang akan menjaga laundry-nya sendiri sampai pukul sembilan malam. Joglo Laundry dan Jogja One
Laundry buka hingga pukul tujuh malam karena daerah itu masih sepi dari
rumah warga dan kalau sudah malam sangat sepi karena jarang dilalui oleh orang-orang.
Menurut hasil analisis, WIN Laundry, Grace Laundry, dan Joglo
Laundry termasuk laundry yang bagus tidak hanya dari lokasi yang dekat
dengan rumah warga tetapi juga karena pelayanan yang memuaskan walaupun Joglo Laundry juga dekat dengan persawahan. Karyawan mengerjakan tugas laundry dengan baik, hasil setrika rapi, dan tentunya tepat waktu. Sedangkan lainnya seperti Beby Laundry, Ananda Laundry, DCY Laundry, dan Jogja One Laundry termasuk laundry yang sedang-sedang saja atau tidak bagus dan tidak jelek juga. Menurut pengamatan,
laundry-laundry yang sedang tadi tidak banyak orang yang menggunakan
jasa laundry di sana. Pakaian yang dijemur maupun yang sudah jadi selalu sedikit atau tidak sebanyak yang di laundry yang termasuk bagus tadi.
(65)
Gambar 5.5 Beby Laundry
Letak WIN Laundry dan laundry-laundry yang ada di Bantul berdekatan dengan rumah warga maka sasaran pasarnya sudah dapat dipastikan adalah warga-warga yang rumahnya berada dekat dengan
laundry. Selain dekat dengan rumah warga, Ananda Laundry juga dekat
dengan pondok pesantren jadi sasaran pasarnya juga untuk para santri yang tinggal di pondok pesantren tersebut. Tidak hanya menggunakan jasa laundry Ananda Laundry, beberapa santri di pondok pesantren tersebut juga seringkali menggunakan jasa WIN Laundry. Joglo laundry dan Jogja
One laundry memiliki sasaran pasar yang bagus karena di dekat kedua laundry tersebut sedang dibangun perumahan untuk kalangan menengah
ke atas.
Pada intinya, laundry-laundry yang ada di radius 2 km dari WIN
Laundry memliki lokasi dan basic product yang sama, dan Augmented Product yang kurang lebih hampir sama. Rincian mengenai Augmented
(66)
Product laundry-laundry di sekitar WIN Laundry akan dijelaskan sebagai
berikut:
Tabel 5.1 Matriks Augmented Product Laundry
Nama Laundry Augmented Product Layanan antar jemput Aroma parfum yang bermacam-macam Voucher diskon laundry Dry cleaning untuk jas Memberikan garansi produk WIN Laundry Beby Laundry (100m) Ananda Laundry (500m) Grace Laundry (1km) DCY Laundry (1,4km) Joglo Laundry (1,1km) Jogja One Laundry (1,6km)
(67)
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari WIN Laundry memiliki banyak kesamaan
Augmented Product. Hanya Jogja One Laundry yang memberikan jasa dry cleaning jas-jas resmi karena mempunyai mesin cuci khusus untuk
mencuci jas. WIN laundry dan laundry-laundry yang ada di sekitarnya juga memberikan layanan antar jemput dan garansi produk semisal ada barang yang tertukar atau hilang. Layanan antar jemput yang diberikan paling jauh maksimal radius 1 km dengan orderan minimal 3 kg, sedangkan yang paling dekat radius 500 m dengan orderan minimal 3 kg juga. Dapat dilihat ternyata tidak semua laundry memberikan pilihan kepada konsumen untuk memilih aroma parfum yang disukai dan voucher diskon laundry. Laundry yang menawarkan aroma parfum yang bermacam-macam hanya WIN Laundry, DCY Laundry, Grace Laundry, dan Beby Laundry. WIN Laundry menawarkan 11 macam aroma parfum, bisa dikatakan jumlah yang yang tidak banyak karena tidak ingin membuat konsumen bingung memilih parfum laundry. DCY Laundry dan Grace
Laundry sama-sama menawarkan 15 aroma parfum. Beby laundry hanya
menawarkan 5 buah aroma parfum, karena hanya yang paling banyak disukai oleh konsumen yang digunakan sebagai parfum di laundry tersebut. Selain memberikan aroma parfum yang bermacam-macam,
voucher diskon laundry, layanan antar jemput, dan yang lainnya, semua laundry yang di Bantul radius 2 km dari WIN Laundry juga memberikan
(68)
hanya 1x24 jam jadi setelah ambil karyawan akan mengatakan untuk mengecek kembali baju-baju kepada konsumen, tapi sampai saat ini hal seperti itu masih belum terjadi.
Ada lagi laundry yang memberikan Augmented Product selain yang diberikan WIN laundry dan laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari WIN laundry misalnya menawarkan proses neutralize atau proses yang mampu menetralisir sisa-sisa bahan kimia pada kain untuk mencegah iritasi kulit, hanya saja ini digunakan untuk kalangan menengah ke atas, sedangkan untuk WIN laundry dan laundry-laundry di sekitarnya termasuk untuk kalangan menengah.
(69)
Gambar 5.6 DCY Laundry
B. HASIL PENELITIAN TAHAP DUA 1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur seberapa jauh suatu alat ukur memiliki tingkat keakuratan dan konsistensi dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas dari masing-masing butir pernyataan diketahui dengan mengkorelasikan skor-skor yang ada pada masing-masing pernyataan dengan skor total. Uji validitas akan dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid jika r-hitung
≥ r-tabel (n = 100, df = n-2, tabel = 0,197). Jika nilai hitung < r-tabel maka butir instrument yang dimaksud tidak valid. Berikut adalah hasil uji validitas masing-masing variabel :
(70)
Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas
Item Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan Sikap terhadap Augmented Product
Sikap Aug. Prod. 1 0,671 0,197 Valid Sikap Aug. Prod. 2 0,750 0,197 Valid Sikap Aug. Prod. 3 0,754 0,197 Valid
Sikap terhadap bisnis laundry
Sikap bisnis 1 0,841 0,197 Valid Sikap bisnis 2 0,868 0,197 Valid
Loyalitas konsumen bisnis laundry
Loyalitas 1 0,774 0,197 Valid Loyalitas 2 0,838 0,197 Valid Loyalitas 3 0,767 0,197 Valid Sumber: Data yang diolah, 2014/Lampiran II
Hasil uji validitas variabel variabel sikap terhadap Augmented
Product, sikap terhadap bisnis laundry, dan loyalitas konsumen bisnis laundry menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan memiliki nilai
r-hitung ≥ r-tabel (0,197). Dengan demikian dapat dikatakan seluruh butir pernyataan yang digunakan dalam penelitian adalah valid dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Adanya konsistensi jawaban dari responden mencerminkan bahwa suatu kuesioner sudah baik dan dapat dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Variabel dianggap reliabel
(71)
jika memiliki koefisiensi CA ≥ 0,6. Berikut hasil uji reliabilitas dari masing-masing variabel :
Tabel 5.3 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan 1 Sikap terhadap
Augmented Product
0,601 Reliabel 2 Sikap terhadap bisnis
laundry
0,630 Reliabel 3 Loyalitas konsumen
bisnis laundry
0,703 Reliabel Sumber: Data yang diolah, 2014/Lampiran II
Dari tabel hasil uji reliabilitas dapat dilihat bahwa nilai
Cronbach’s Alpha dari variabel sikap terhadap Augmented Product,
variabel sikap terhadap bisnis laundry, dan loyalitas konsumen bisnis
laundry ≥ 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap instrumen penelitian
memiliki tingkat kehandalan dan reliabilitas yang baik.
3. Karakteristik Responden
Deskripsi responden yang disajikan dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, dan jenis pekerjaan. Berikut penjelasan dari masing-masing karakteristik responden:
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Berikut adalah hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin:
(72)
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 Laki - laki 48 48% 2 Perempuan 52 52%
Total 100 100%
Sumber: Data yang diolah, 2014
Berdasarkan tabel di atas diperoleh sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 52 orang (52%) dan sisanya sebanyak 48 orang (48%) berjenis kelamin laki-laki.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dikelompokkan menjadi empat kelompok dengan rentang usia kurang dari 20 tahun, usia 21 – 30 tahun, usia 31 - 40 tahun dan usia 41 tahun lebih. Berikut adalah hasil karakteristik responden berdasarkan usia:
(73)
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi Persentase 1 Kurang dari 20
tahun
16 16%
2 21 – 30 tahun 39 39% 3 31 – 40 tahun 28 28% 4 41 tahun lebih 17 17%
Total 100 100%
Sumber: Data yang diolah, 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden berusia antara kurang dari 20 tahun yaitu sebanyak 16 orang (16%), berusia antara 21-30 tahun sebanyak 39 orang (39%), berusia antara 31-40 tahun sebanyak 28 orang (28%), dan sisanya berusia antara 41 tahun lebih sebanyak 17 orang (17%).
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan dikelompokkan menjadi lima yaitu pelajar dan mahasiswa/i, pegawai negri sipil, pegawai swasta, wiraswasta, dan ibu rumah tangga. Berikut adalah hasil karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan:
(74)
Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Usia Frekuensi Persentase 1 Pelajar dan
mahasiswa/i
31 31%
2 Pegawai Negri Sipil
24 24%
3 Pegawai Swasta 28 28% 4 Wiraswasta 6 6% 5 Ibu Rumah Tangga 11 11%
Total 100 100%
Sumber: Data yang diolah, 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden pelajar dan mahasiswa/i yaitu sebanyak 31 orang (31%), yang bekerja sebagai pegawai negri sipil sebanyak 24 orang (24%), bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 28 orang (28%),bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 6 orang (6%) dan sisanya sebagai ibu rumah tangga sebanyak 11 orang (11%).
4. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan metode regresi linier sederhana, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah terbebas dari masalah normalitas dan heteroskedastisitas. Jika salah satu dari kedua asumsi klasik tidak terpenuhi maka akan menyebabkan bias pada persamaan regresi yang berpengaruh pada hasil penelitian.
(75)
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependennya keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi dikatakan baik jika variabel independen dan variabel dependennya berdistribusi normal atau mendekati normal (Sunyoto, 2011:158).
Uji normalitas akan dilakukan menggunakan metode
Kolmogorov-Smirnov. Variabel independen dan dependen dinyatakan terbebas dari masalah normalitas jika memiliki nilai Asymp.sig > 0,05 (Priyatno, 2010:58). Berikut adalah tabel hasil uji normalitas untuk masing-masing variabel :
Tabel 5.7 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Variabel Asymp.sig Signifikansi Kesimpulan Sikap terhadap
Augmented Product
0,051 0,05 Normal
Sikap terhadap bisnis laundry
0,086 0,05 Normal Loyalitas
konsumen bisnis
laundry
0,064 0,05 Normal
Sumber: Data yang diolah, 2014/Lampiran IV Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Asymp.sig lebih besar dari nilai signifikansi (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian berdistribusi normal.
(76)
b. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi heteroskedastisitas yang berarti variabel tidak sama untuk semua pengamatan atau homokedastisitas yang berarti ada kesamaan variabel untuk semua pengamatan (Sunyoto, 2011:145).
Uji heteroskedastisitas akan dilakukan menggunakan metode Spearmans ‘rho. Varians akan dinyatakan terbebas dari masalah heteroskedastisitas jika memiliki nilai signifikansi antar variabel independen dengan residual lebih dari 0,05. Berikut adalah tabel hasil uji heteroskedastisitas menggunakan metode Spearmans
‘rho :
Tabel 5.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Spearman ‘rho
Variabel Sig. (2-tailed) Standard Signifikansi Kesimpulan Sikap terhadap Augmented Product
0,641 0,05 Homokedastisitas
Sikap terhadap bisnis laundry
0,454 0,05 Homokedastisitas Sumber: Data yang diolah, 2014/Lampiran IV Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,641 dan 0,454 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
(77)
5. Hasil Data Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan ringkasan hasil olahan data seluruh variabel penelitian yang telah diolah dengan bantuan program SPSS 16. Pada bagian ini terdapat hasil statistik deskriptif masing-masing untuk mnjelaskan rata-rata, nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi dari masing-masng variabel. Variabel pertama adalah sikap terhadap Augmented Product bisnis laundry WIN, variabel kedua adalah sikap terhadap bisnis laundry WIN, dan varibel terakhir yaitu loyalitas konsumsi bisnis laundry WIN.
Tabel 5.9 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Sikap Terhadap Augmented Product Bisnis Laundry WIN
No Indikator Minimum Maksimum Rata-rata
Standar Deviasi
1
Saya senang menggunakan jasa antar jemput yang ditawarkan laundry WIN
1 5 3,43 0,795
2
Saya suka terhadap aroma parfum yang ditawarkan
laundry WIN
1 5 3,45 0,796
3
Saya mendapat voucher diskon laundry setiap 10 kali cuci yang menguntungkan konsumen
1 5 3,50 0,810
Sumber: Data yang diolah, 2014
Dari hasil di atas diperoleh bahwa indikator 3 memiliki nilai rata-rata paling tinggi yaitu 3,50, dengan skala yang paling kecil yang dipilih adalah 1 dan skala yang paling besar yang dipilih adalah 5. Indikator 1 dan 2 memiliki rata-rata yang tidak jauh berbeda. Hal ini
(78)
menunjukkan bahwa variasi atau sebaran pilihan jawaban yang diberikan responden hampir serupa. Indikator 3 memiliki nilai standar deviasi terbesar yaitu 0,810 dan standar deviasi terendah terdapat di indikator 1 sebesar 0,795.
Tabel 5.10 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Sikap Terhadap Bisnis Laundry WIN
No Indikator Minimum Maksimum Rata-rata
Standar Deviasi 1
Saya suka terhadap laundry
WIN 2 5 4,04 0,816
2
Saya percaya terhadap
laundry WIN 1 5 3,72 0,889
Sumber: Data yang diolah, 2014
Dari hasil di atas diperoleh bahwa indikator 1 memiliki nilai rata-rata 4,04, dengan skala yang paling kecil yang dipilih adalah 2 dan skala yang paling besar yang dipilih adalah 5. Indikator 2 memiliki standar deviasi yang tdak jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa variasi atau sebaran pilihan jawaban yang diberikan responden hamper serupa. Indikator 1 memiliki standar deviasi sebesar 0,816, sedangkan indikator 2 memiliki standar deviasi sebesar 0,889.
(1)
NONPAR CORR /VARIABLES=X RES_1
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Nonparametric Correlations HETEROKEDASTISITAS 1
[DataSet0]
Correlations
X
Unstandardized Residual
Spearman's rho X Correlation Coefficient 1.000 -.047
Sig. (2-tailed) . .641
N 100 100
Unstandardized Residual Correlation Coefficient -.047 1.000
Sig. (2-tailed) .641 .
(2)
NONPAR CORR /VARIABLES=X RES_1
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Nonparametric Correlations HETEROKEDASTISITAS 2
[DataSet0]
Correlations
X
Unstandardized Residual
Spearman's rho X Correlation Coefficient 1.000 -.076
Sig. (2-tailed) . .454
N 100 100
Unstandardized Residual Correlation Coefficient -.076 1.000
Sig. (2-tailed) .454 .
(3)
LAMPIRAN V
HASIL UJI
(4)
UJI HIPOTESIS 1
[DataSet0]
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Xa . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .159a .025 .015 1.446
a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.325 1 5.325 2.546 .114a
Residual 204.915 98 2.091
Total 210.240 99
a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y
(5)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.416 .855 7.507 .000
X .129 .081 .159 1.596 .114
a. Dependent Variable: Y
UJI HIPOTESIS 2
[DataSet0]
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Xa . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .051a .003 .008 1.951
a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y
(6)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .981 1 .981 .258 .613a
Residual 373.059 98 3.807
Total 374.040 99
a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.610 1.062 9.988 .000
X .068 .135 .051 .508 .613