Pengaruh sikap konsumen terhadap bauran pemasaran pada kepuasan dan loyalitas terhadap smartfren di Yogyakarta
PENGARUH SIKAP KONSUMEN TERHADAP BAURAN PEMASARAN PADA KEPUASAN DAN LOYALITAS TERHADAP SMARTFREN DI
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Adhika Narendra Kusuma
NIM : 132214156
PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(2)
i
PENGARUH SIKAP KONSUMEN TERHADAP BAURAN PEMASARAN PADA KEPUASAN DAN LOYALITAS TERHADAP SMARTFREN DI
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Adhika Narendra Kusuma
NIM : 132214156
PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(3)
(4)
(5)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Life isn’t about finding yourself. Life is about creating yourself
(George Bernard Shaw)
All life is an experiment. The more experiments you make the better (Ralph Waldo Emerson)
Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Dont’t be trapped by dogma – which is living with the results of other people’s thinking. Don’t let the noise of other’s opinions drown out your own inner
voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition.
(Steve Jobs)
Skripsi ini aku persembahkan kepada : Tuhan Yesus Kristus yang menjadi penuntun hidupku Kedua orang tuaku tercinta, Atas cinta dan perhatian yang tiada hentinya
(6)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PENGARUH SIKAP KONSUMEN TERHADAP BAURAN PEMASARAN PADA KEPUASAN DAN LOYALITAS TERHADAP SMARTFREN DI
YOGYAKARTA
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 17 Juli 2017 adalah hasil karya saya.
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pikiran penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang diambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
Yogyakarta, 31 Juli 2017
Yang menyatakan,
Adhika Narendra Kusuma
(7)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Adhika Narendra Kusuma
NIM : 132214156
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH SIKAP KONSUMEN TERHADAP BAURAN PEMASARAN PADA KEPUASAN DAN LOYALITAS TERHADAP SMARTFREN DI YOGYAKARTA
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta, Pada tanggal 31 Juli 2017 Yang Menyatakan
(8)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “PENGARUH SIKAP KONSUMEN TERHADAP BAURAN PEMASARAN PADA KEPUASAN DAN LOYALITAS TERHADAP SMARTFREN DI YOGYAKARTA”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik
tanpa bantuan, serta dukungan, dari berbagai pihak yang dengan tulus dan rela
mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi
Manajemen.
3. Ibu Ike Janita Dewi, M.B.A., Ph.D., selaku dosen pembimbing I yang
telah mengarahkan, membimbing serta memberikan dukungan dan
saran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Diah Utari BR., M.Si, selaku dosen pembimbing II yang
(9)
viii
nasihat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini sehingga skripsi
ini menjadi lebih sempurna.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah memberikan banyak ilmu, pengalaman dan
pelajaran hidup.
6. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
7. Kedua orang tua serta adikku yang aku cintai. Terima kasih selalu
memberi dukungan, doa, serta telah banyak berkorban dan selalu
memantau perkembanganku selama di Jogja.
8. Yoga, Rey dan Bowo yang selalu mendukung dan memberi semangat.
Terima kasih atas segala nasehat dan arahan selama ini, berkat kalian
aku memiliki mimpi dan semangat untuk tidak kalah dari apa yang
telah kalian capai. Sahabat dari awal kuliah hingga sekarang sudah
lulus dan bekerja semua, yang mengerti kekurangan dan kelebihanku,
yang sudah seperti kakak sendiri semoga kita sukses bersama.
9. Tri Putri Novitasari, sahabat dari masih semester 2, selalu ambil kelas
yang sama, kerja kelompok di kelompok yang sama, cari makan juga
sama – sama sampai orang – orang kira kita pacaran. Zane Gloria G.G, sahabat jalan paling ribut, yang paling bisa di ajak berantem, yang
paling gampang di ajak debat. Terima kasih kalian sudah menjadi
sahabat seperjuangan di kampus, menerima segala kekurangan dan
(10)
ix
kesahku dan selalu bisa memberi saran yang baik. Sahabat rasa
saudara perempuan terbaik yang pernah ada.
10. Falent dan Aksa yang selalu mendukung, membantu dan memberi
semangat di saat – saat merasa jenuh dengan proses mengerjakan skripsi. Terima kasih sudah membantu dan mendengar keluh kesahku
selama proses penulisan.
11. Manajemen Angkatan 2013 yang tidak bisa penulis sebut satu persatu,
terimakasih sudah berdinamika dari awal sampai akhir, selalu
semangat, percaya, dan yakin bahwa untuk kedepannya akan menjadi
lebih baik sesuai apa yang diinginkan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata, semoga skripsi
ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi Mahasiswa/i dalam
menyusun skripsi.
Yogyakarta, 31 Juli 2017
Penulis
Adhika Narendra Kusuma
(11)
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
HALAMAN ABSTRAK ... xvii
HALAMAN ABSTRACT ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian... 8
D. Manfaat penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Manajemen Pemasaran ... 10
B. Kepuasan Konsumen ... 10
C. Sikap Konsumen ... 13
(12)
xi
E. Marketing Mix... 15
F. Product ... 15
G. Price ... 19
H. Place ... 22
I. Promotion ... 24
J. Loyalitas ... 28
K. Penelitian Sebelumnya ... 29
L. Kerangka Konseptuan Penelitian ... 31
M. Hipotesis ... 31
BAB III Metode Penelitian ... 37
A. Jenis Penelitian ... 37
B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 37
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 38
D. Variabel Penelitian ... 38
1.Variabel Penelitian Independen ... 38
2.Variabel Penelitian Dependen ... 39
E. Definisi operasional ... 39
F. Populasi dan Sampel ... 43
1. Populasi ... 43
2. Sampel ... 43
G. Teknik Pengambilan Sampel ... 44
H. Sumber Data ... 44
I. Teknik Pengumpulan Data ... 45
J. Teknik Pengujian Instrumen ... 46
1. Uji Validitas ... 46
2. Uji Realibilitas ... 46
K. Teknik Analisa Data ... 47
1. Analisis Deskriptif ... 47
2. Analisis Regresi Linear Berganda ... 52
(13)
xii
4. Analisis Regresi Sederhana ... 55
5. Uji Hipotesis ... 57
a. Uji t ... 57
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 61
A. Profil Perusahaan ... 61
B. Visi dan Misi ... 64
C. Nilai – Nilai Perusahaan ... 64
D. Produk dan Harga ... 65
E. Prestasi Perusahaan ... 67
F. Galeri Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta ... 68
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 70
A. Karakteristik Responden ... 71
B. Analisis Deskriptif Variabel ... 75
C. Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... 76
1. Uji Validitas ... 76
2. Uji Reliabilitas ... 80
D. Uji Asumsi Klasik ... 81
1. Uji Normalitas ... 81
2. Uji Heterokedastisitas ... 83
3. Uji Multikolinearitas ... 84
E. Uji Analisis Data ... 85
1. Uji Regresi Linier Berganda ... 85
2. Uji Regresi Sederhana ... 87
F. Uji t ... 88
G. Pembahasan ... 95
BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN ... 98
A. Kesimpulan Penelitian ... 98
(14)
xiii
C. Implikasi untuk Penelitian Selanjutnya ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 103 LAMPIRAN ... 105
(15)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Tujuan Penetapan Harga ... 20
Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71
Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 72
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 73
Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran per Bulan ... 74
Tabel V.5 Hasil Analisis Deskriptif Variabel ... 75
Tabel V.6 Hasil Uji Validitas Produk ... 77
Tabel V.7 Hasil Uji Validitas Harga ... 77
Tabel V.8 Hasil Uji Validitas Tempat... 78
Tabel V.9 Hasil Uji Validitas Promosi ... 78
Tabel V.10 Hasil Uji Validitas Kepuasan Konsumen ... 79
Tabel V.11 Hasil Uji Validitas Loyalitas Konsumen... 79
Tabel V.12 Hasil Uji Reliabilitas ... 80
Tabel V.13 Hasil Uji Multikolinearitas ... 84
Tabel V.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 85
Tabel V.15 Hasil Uji Regresi Sederhana ... 88
(16)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Total Pengguna Telepon Genggam di Indonesia ... 1
Gambar I.2 Total Konsumen Smartfren ... 4
Gambar I.3 Total Laba Bersih Smartfren ... 4
Gambar II.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 36
Gambar IV.1 Logo Smartfren ... 61
Gambar IV.2 Maskot Perusahaan (Mr.Kwik) ... 62
Gambar IV.3 Telepon Seluler ... 65
Gambar IV.4 Mifi (Modem Wifi)... 67
Gambar IV.5 Peta Galeri Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta ... 68
Gambar IV.6 Struktur Organisasi Galeri Smartfren ... 69
Gambar V.1 Hasil Uji Normalitas ... 82
(17)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 97
Lampiran 2 Tabel Karakteristik Konsumen ... 101
Lampiran 3 Tabulasi Data Kuesioner Penelitian ... 107
(18)
xvii ABSTRAK
PENGARUH SIKAP KONSUMEN TERHADAP BAURAN PEMASARAN PADA KEPUASAN DAN LOYALITAS TERHADAP SMARTFREN DI
YOGYAKARTA
Adhika Narendra Kusuma
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh sikap terhadap produk pada kepuasan konsumen; (2) pengaruh sikap terhadap harga pada kepuasan konsumen; (3) pengaruh sikap terhadap tempat pada kepuasan konsumen; (4) pengaruh sikap terhadap promosi pada kepuasan konsumen; dan (5) pengaruh kepuasan konsumen pada loyalitas konsumen.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang menggunakan produk dari Smartfren. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang disebarkan di Galeri Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi linier berganda, uji regresi sederhana dan uji t.
Hasil penelittian ini menunjukkan bahwa (1) sikap terhadap produk berpengaruh positif pada kepuasan konsumen; (2) sikap terhadap harga berpengaruh positif pada kepuasan konsumen; (3) sikap terhadap tempat tidak berpengaruh pada kepuasan konsumen; (4) sikap terhadap promosi tidak berpengaruh pada kepuasan konsumen; (5) kepuasan konsumen berpengaruh positif pada loyalitas konsumen.
(19)
xviii ABSTRACT
THE INFLUENCE CONSUMER ATTITUDES TOWARD THE MARKETING MIX ON SATISFACTION AND LOYALTY TOWARD
SMARTFREN IN YOGYAKARTA
Adhika Narendra Kusuma
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2017
This study aims to determine (1) the influence of attitude toward the product on satisfaction; (2) the influence of attitude toward the price on satisfaction; (3) the influence of attitude toward the place on satisfaction; (4) the influence of attitude toward the promotion on satisfaction; and (5) the influence of satisfaction on loyalty.
The population in this study were all consumers who had used Smartfren. The sample of this research consisted of 100 respondents. Samples were taken using purposive sampling technique. Data were collected using questionnaires distributed at Gallery Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta. Data analysis techniques used were multiple linear regression, simple regression, and t-test.
The results of this study indicated that: (1) attitude toward the product had a positive effect on satisfaction; (2) attitude toward price had a positive effect on satisfaction; (3) attitude toward place had no effect on satisfaction; (4) attitude toward promotion had no effect on satisfaction; and (5) satisfaction had a positive effect on loyalty.
(20)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan kemajuan peradaban saat ini menyebabkan
terjadinya perubahan kemajuan teknologi termasuk juga dibidang
telekomunikasi. Teknologi telekomunikasi menjadi sesuatu yang sangat
penting bagi masyarakat dalam hal berkomunikasi. Hal ini dapat dilihat
dari gambar I.1 berikut ini yang menunjukkan total jumlah pengguna
telepon genggam di Indonesia, yang merupakan salah satu sarana
telekomunikasi.
Gambar I.1 Total Pengguna Telepon Genggam di Indonesia
(21)
Banyak manfaat yang dirasakan dengan adanya akses
telekomunikasi diantaranya masyarakat menjadi mudah untuk
berkomunikasi dengan cepat dan singkat meskipun berada di tempat yang
berjauhan, membantu masyarakat agar dengan mudah mendapatkan
informasi terbaru dengan cepat dan mudah, mendorong pertumbuhan
bisnis maupun ekonomi masyarakat serta membuat masyarakat semakin
berkembang dan maju. Hal ini menyebabkan pola hidup masyarakat yang
semula hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan primer saja,
mengarah pada pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier, salah satunya
adalah kebutuhan telekomunikasi.
Inovasi teknologi menjadi salah satu kunci dalam menarik
konsumen, yang tentu saja harus diimbangi dengan harga yang kompetitif.
Akan tetapi ketika semua operator mengandalkan inovasi ini, maka kunci
kemenangan tidak hanya ditentukan oleh teknologi. Pelayanan kepada
konsumen serta kecerdasan manajemen dalam membuat strategi dan
membaca minat pasar menjadi faktor penentu lain, tidak hanya untuk
menguasai pasar tetapi juga untuk mempertahankan kelangsungan bisnis
di industri telekomunikasi. Di Indonesia banyak operator telekomunikasi
yang menyediakan layanan telekomunikasi telepon seluler, telepon tetap
dan layanan internet yang melayani setiap konsumen baik perseorangan
maupun perusahaan. Semakin berkembangnya industri telekomunikasi
yang berbasis GSM (Global System for Mobile) maupun CDMA (Code
(22)
pelayanan terbaik mereka, tidak hanya saat penjualan saja melainkan juga
layanan purnal jual untuk menjaga tingkat kepuasan konsumen.
Salah satu operator seluler yang menyediakan layanan
telekomunikasi tersebut adalah Smartfren. PT. Smartfren Telecom Tbk
adalah salah satu perusahaan penggabungan yang dilakukan oleh PT.
Smart Telecom Tbk (Smart) dan PT. Mobile-8 Telecom Tbk (Fren) yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dan memperkuat posisi
untuk bersaing di dalam industri telekomunikasi di Indonesia. Smartfren
merupakan operator penyedia jasa telekomunikasi berbasis Code Division
Multiple Access (CDMA) yang memiliki lisensi selular dan mobilitas
terbatas atau Fixed Wireless Access (FWA), serta memiliki cakupan
jaringan CDMA EVDO (Evolution Data Optimized) REV A, REV B dan
4G LTE (Long Term Evolution) yang terluas di Indonesia. Berbeda dengan
operator telekomunikasi lainnya di Indonesia yang hanya mengeluarkan
produk berupa nomor perdana, Smartfren tidak hanya mengeluarkan
nomor perdana tapi juga telepon seluler dan modem.
Pada 19 Agustus 2015 Smartfren resmi meluncurkan layanan
generasi ke 4 layanan telekomunikasi atau yang dapat disebut juga dengan
4G LTE. Smartfren melakukan perubahan brand image 4G LTE Advance
dengan tagline “Luas, Cepat dan Stabil”. Di saat yang bersamaan Smartfren mulai mengalihkan layanan telekomunikasi CDMA ke layanan
(23)
sehingga hal ini membuat smartfren kehilangan beberapa konsumennya.
Hal ini dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut ini.
Gambar I.2 Total Konsumen Smartfren
(sumber : http://www.smartfren.com/id/annual-report/)
Akan tetapi dilain pihak terdapat peningkatan laba bersih
Smartfren, hal ini dapat dilihat pada gambar 1.3 berikut ini.
Gambar I.3 Total Laba Bersih Smartfren
(24)
Dalam kegiatan pemasaran ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan salah satunya adalah bauran pemasaran atau Marketing
Mix, yang meliputi produk (product), promosi (promotion),
tempat/distribusi (place), dan harga (price). Menurut Kotler dan
Armstrong (2016:78) marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran
taktis yang dipadukan dan digunakan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan oleh pasar sasaran.
Produk berarti suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2016:78). Produk
tidak hanya meliputi unit fisiknya saja tetapi juga kemasan, variasi produk,
kualitas, dan manfaat. Hal ini tentunya memiliki pengaruh terhadap
kepuasan konsumen smartfren, semakin baik produk yang diterima
konsumen, maka semakin besar kepuasan konsumen.
Kotler dan Armstrong (2016:78) berpendapat harga adalah
sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu
barang atau jasa. Harga bukan saja suatu komponen bagi perusahaan untuk
mengembalikan modalnya, tetapi juga untuk mendapatkan keuntungan dan
menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Harga juga menjadi faktor
yang kompetitif antar perusahan untuk menarik minat konsumen. Produk
dengan harga murah namun berkualitas menjadi favorit konsumen,
sehingga perusahaan akan berusaha memberikan harga yang terjangkau
(25)
Kotler dan Armstrong (2016:78) menyebutkan tempat/distribusi
termasuk di dalamnya adalah kegiatan – kegiatan perusahaan yang menjadikan produknya tersedia bagi target pasar sasaran. Mudah tidaknya
suatu produk untuk didapatkan oleh konsumen juga menjadi faktor penting
dalam menarik minat konsumen terhadap suatu produk. Produk yang
murah namun untuk mendapatkannya sangat sulit akan membuat minat
beli konsumen turun.
Promosi mengacu pada suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengomunikasikan suatu produk dan mengajak konsumen untuk membeli
produk tersebut (Kotler dan Armstrong, 2016:78). Kegiatan tersebut
bertujuan untuk memberikan informasi, membujuk, atau mengingatkan
konsumen akan manfaat dari suatu produk. Sehingga dari kegiatan
promosi ini diharapkan akan menambah jumlah konsumen yang akan
menggunakan produk Smartfren. Promosi yang baik juga akan membuat
konsumen yang awalnya tidak berminat pada suatu produk menjadi
berminat untuk membeli dan menggunakan produk tersebut. Oleh karena
itu kegiatan promosi juga menjadi faktor penting bagi perusahaan untuk
menambah keuntungannya.
Kotler dan Keller (2016:33) kepuasan mencerminkan perasaan
seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk
yang dirasakan terhadap kinerja yang diharapkan. Kepuasan konsumen
yang tinggi menjadi suatu faktor yang ingin dicapai oleh perusahaan,
(26)
maksimal kepada konsumen. Konsumen yang puas dengan layanan
perusahaan akan selalu kembali lagi untuk membeli barang atau jasa di
perusahaan yang sama.
Penerapan strategi Marketing Mix yang baik diharapkan akan
mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap produk Smartfren. Oleh
karena itu penulis akan melakukan penelitian mengenai Pengaruh Sikap
Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran Pada Kepuasan dan Loyalitas
Terhadap Smartfren di Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Banyak operator seluler yang menyediakan layanan telekomunikasi
di Indonesia membuat persaingan antara penyedia jasa layanan
telekomunikasi sangat ketat. Mereka berusaha memberikan kualitas
produk dan layanan yang terbaik tetapi tetap memiliki harga yang
terjangkau agar bisa menarik konsumen.
Smartfren sebagai salah satu penyedia jasa layanan telekomunikasi
selalu berusaha memenuhi keinginan konsumennya dengan menyediakan
berbagai macam produk. Produk – produk yang ditawarkan oleh Smartfren tidak hanya nomor perdana tapi juga menyediakan telepon genggam dan
modem untuk menunjang penggunaan nomor perdana smartfren. Oleh
karena itu sebagai salah satu penyedia jasa layanan telekomunikasi di
(27)
pemasarannya sehingga dapat mendapatkan keuntungan yang maksimal
dan mendapatkan konsumen yang setia terhadap produknya.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka disusunlah pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Apakah sikap terhadap harga berpengaruh pada kepuasan
konsumen?
2. Apakah sikap terhadap promosi berpengaruh pada kepuasan
konsumen?
3. Apakah sikap terhadap tempat/distribusi berpengaruh pada
kepuasan konsumen?
4. Apakah sikap terhadap produk berpengaruh pada kepuasan
konsumen?
5. Apakah kepuasan konsumen berpengaruh pada loyalitas konsumen
Smartfren?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui sikap terhadap harga berpengaruh pada
kepuasan konsumen Smartfren.
2. Untuk mengetahui sikap terhadap promosi berpengaruh pada
kepuasan konsumen Smartfren.
3. Untuk mengetahui sikap terhadap tempat/distribusi berpengaruh
(28)
4. Untuk mengetahui sikap terhadap produk berpengaruh pada
kepuasan konsumen Smartfren.
5. Untuk mengetahui kepuasan konsumen berpengaruh pada loyalitas
konsumen Smartfren.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat digunakan
sebagai referensi untuk mengetahui seberapa besar loyalitas
konsumen Smartfren terhadap produk Smartfren
2. Bagi Manajemen Smartfren
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi yang dapat
(29)
10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan
oleh perusahaan demi menjaga keberlangsungan hidup bisnisnya,
mengembangkan bisnisnya, mendapatkan keuntungan yang diinginkan serta
mencapai tujuan perusahaan. Kotler dan Keller (2016:27) menyebutkan
manajemen pemasaran adalah suatu seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan
mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan konsumen melalui penciptaan,
memberikan dan mengkomunikasikan nilai - nilai yang unggul. Dengan
mempelajari manajemen pemasaran, perusahaan akan mudah dalam mencoba
untuk mencari strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan produknya,
serta perusahaan akan bisa menjalin hubungan timbal balik yang memberikan
keuntungan dengan konsumen.
B. Kepuasan Konsumen
Kotler dan Keller (2016:33) berpendapat kepuasan konsumen
mencerminkan perasaan seseorang yang muncul setelah membandingkan
kinerja (hasil) produk yang dirasakan terhadap kinerja yang diharapkan.
Kepuasan konsumen menjadi salah satu faktor yang penting dalam
(30)
kita berikan, mereka cenderung akan setia dengan produk atau jasa yang
diproduksi oleh perusahaan.
Di samping itu menjalin hubungan dengan konsumen dengan baik
akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, sehingga kepuasan konsumen
menjadi salah satu faktor yang perlu untuk diperhatikan agar terjalin
hubungan yang saling menguntungkan bagi perusahaan dan konsumen.
Menurut Tjiptono (2015:76) dalam mengevaluasi
kepuasan/ketidakpuasannya terhadap suatu produk dan jasa konsumen
menggunakan beberapa atribut atau faktor, berikut atribut atau faktor yang
digunakan dalam produk manufaktur :
1. Kinerja (performance)
Karakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli
konsumen, misalnya kemudahan dan kenyamanan dalam
menggunakan produk.
2. Fitur (features)
Karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya adanya
sistem anti air dan debu dalam telepon genggam.
3. Keandalan (reliability)
Kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal
dipakai, misalnya data seluler Smartfren yang digunakan sering
(31)
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)
Sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi
standar – standar yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya standar keamanan data milik konsumen yang dijamin oleh
Smartfren.
5. Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus
digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur
ekonomis penggunaan suatu produk.
6. Serviceability
Kemampuan perusahaan dalam mereparasi produk yang
bermasalah, hal ini meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan
dan penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang
diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga
selama proses penjualan hingga purna jual, yang juga mencakup
pelayanan reparasi dan ketersediaan suku cadang yang
dibutuhkan.
7. Estetika
Daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya bentuk
fisik telpon genggam yang menarik, model/desain yang artistik.
8. Persepsi terhadap kualitas (perceived quality)
Citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan
(32)
konsumen akan produk yang akan dibeli, maka konsumen
mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merk, iklan,
reputasi perusahaan maupun negara pembuatnya.
C. Sikap Konsumen
Sikap adalah proses pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi dan
kognitif yang bersifat jangka panjang dan berkaitan dengan aspek lingkungan
di sekitarnya (Hawkins 1998:434) dalam Ferrinadewi (2008:94).
Menurut Sumarwan (2011:165) sikap konsumen adalah faktor penting
yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Sikap konsume merupakan
salah faktor penting yang menentukan pembelian suatu produk oleh
konsumen. Sikap konsumen terhadap suatu produk akan bergantung kepada
bagaimana lingkungan di sekitarnya. Produk yang memiliki citra yang baik
dan terpercaya akan mendapatkan sikap yang positif dari konsumen,
sebaliknya produk yang memiliki citra yang buruk akan mendapatkan sikap
yang negatif dari konsumen.
Menurut Ferrinadewi (2008:96) sikap memiliki beberapa komponen
yaitu :
1. Komponen Kognitif
Dalam komponen kognitif terdiri dari keyakinan dan pengetahuan
konsumen tentang produk. Keyakinan dan pengetahuan tentang produk ini
(33)
2. Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan perasaan atau emosi kita terhadap
obyek tertentu. Biasanya diungkapkan dalam bentuk rasa suka atau rasa
tidak suka. Umumnya keyakinan konsumen akan suatu produk melekat
erat dengan perasaannya.
3. Komponen Konatif
Keyakinan dan rasa suka pada suatu produk akan mendorong
konsumen melakukan tindakan sebagai wujud dari keyakinan dan
perasaannya.
D. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan
untuk memenuhi keinginan pasar atau segmen pasar yang dijadikan target
oleh perusahaan, serta sebagai alat bantu dalam persaingan di pasar dan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga pemilihan strategi
pemasaran yang tepat sangat dibutuhkan oleh perusahaan agar produk yang
diproduksi perusahaan sesuai dengan kondisi pasar yang ada dan mampu
bersaing dengan perusahaan yang memproduksi produk yang serupa di
pasaran.
Menurut Tull dan Kahle (dalam Tjiptono 2015:17) strategi pemasaran
adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan
(34)
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran
yang digunakan untuk melayani pasar sasaran bersangkutan.
E. Marketing Mix
Marketing mix atau yang biasa disebut sebagai bauran pemasaran
merupakan salah satu metode pemasaran yang biasa digunakan oleh
perusahaan untuk meraih tujuan yang ingin dicapai. Kotler dan Armstrong
(2016:78) menyatakan marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran
taktis yang dipadukan dan digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan
respon yang diinginkan oleh pasar sasaran. Marketing mix ini terdiri dari
seluruh komponen pemasaran yang ada di suatu perusahaan, komponen -
komponen ini kemudian diklasifikasikan ke dalam 4 komponen utama yaitu
Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat/Distribusi), dan Promotion
(Promosi). Keempat komponen tersebutlah yang digunakan perusahaan
semaksimal mungkin untuk mengetahui respon yang diterima dari konsumen
sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan pemasaran yang tepat
sasaran.
F. Product (Produk)
Produk merupakan salah satu faktor penting di pemasaran, hal ini
dikarenakan produk menjadi salah satu hal yang langsung berinteraksi dengan
konsumen, sehingga kepuasan konsumen pun juga bergantung dengan
(35)
Kotler dan Armstrong (2016:78) menyatakan produk berarti suatu
barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran.
Produk yang sesuai dengan harapan konsumen akan menaikan kepuasan dari
konsumen, di samping itu konsumen yang puas terhadap barang atau jasa
yang mereka terima akan percaya dengan hasil – hasil produksi perusahaan.
Menurut Kotler dan Keller (2016:391) produk dapat diklasifikasikan
menjadi :
a) Klasifikasi produk berdasarkan ketahanan dan keberwujudannya :
1) Nondurable Goods (barang yang tidak tahan lama)
Barang – barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, seperti minuman
atau sabun.
2) Durable Goods (barang tahan lama)
Barang – barang berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu lama. Misalnya pakaian dan alat – alat mesin. 3) Services (jasa)
Produk yang tak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi dan
dapat musnah. Oleh karena itu jasa biasanya memerlukan
kendali kualitas, kredibilitas pemasok dan kemampuan
(36)
b) Klasifikasi produk konsumen berdasarkan kebiasaan pembelian
konsumen :
1) Convenience Goods (barang sehari – hari)
Barang yang sering dibeli oleh konsumen dalam
kesehariannya dengan segera dan dengan usaha minimum.
2) Shopping Goods (barang belanja)
Barang yang secara karakteristik dibandingkan oleh
konsumen berdasarkan kecocokan, kualitas, harga dan gaya,
seperti pakaian dan perabotan.
3) Specialty Goods (barang khusus)
Barang yang mempunyai karakteristik atau identifikasi
merek yang unik di mana ada cukup banyak pembeli yang
bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Contohnya
meliputi mobil, peralatan fotografi dan busana pria.
4) Unsought Goods (barang tak dicari)
Barang yang tidak dikenal konsumen atau biasanya tidak
terpikirkan untuk dibeli, seperti detektor asap.
1. Kualitas Produk
Kualitas produk menjadi salah satu poin penting dalam
pemasaran suatu produk. Kualitas sangat mempengaruhi kepuasan
yang akan dirasa oleh konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong
(37)
berkaitan dengan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan
konsumen. Produk menjadi salah satu faktor yang sangat dekat dengan
konsumen, kualitas produk yang tinggi menjadi salah satu faktor yang
sangat diharapan oleh konsumen. Oleh karena itu pemasar akan sangat
memperhatikan kualitas produknya yang akan diberikan kepada
konsumen
2. Fitur Produk
Produk yang ditawarkan perusahaan memiliki berbagai
macam fitur. Menurut Kotler dan Armstrong (2016:262) fitur adalah
alat kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk
dari perusahaan kompetitor lainnya. Menjadi yang pertama dalam
memperkenalkan sebuah fitur baru ke pasar sasaran merupakan suatu
cara yang efektif dalam berkompetisi di pasaran. Konsumen akan
merasa penasaran dengan fitur baru yang ditawarkan karena tidak ada
di produk lainnya, sehingga akan membuat minat beli konsumen
terhadap produk tersebut meningkat.
3. Product Style and Design
Menurut Kotler dan Armstrong (2016:262) style dapat
dideskripsikan sebagai penampilan produk tersebut. Style yang
sensasional dengan mudah mendapatkan perhatian dari konsumen,
(38)
produk itu tidak lebih baik dari produk lainnya. Design sangat berbeda
dengan style. Design adalah inti dari produk tersebut. Design yang
baik berkontribusi pada kegunaan serta penampilan produk tersebut.
Oleh karena itu perusahan membuat design produk yang baik, design
yang indah tetapi juga sangat berguna agar menaikkan minat beli
konsumen terhadap produknya.
G. Price (Harga)
Kotler dan Armstrong (2016:78) berpendapat harga adalah sejumlah
uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu barang atau
jasa.
Harga menjadi salah satu pertimbangan yang digunakan oleh
konsumen ketika ingin membeli suatu barang atau jasa. Sebelum membeli
barang atau jasa, konsumen akan mempertimbangkan apakah uang yang
mereka keluarkan akan sesuai dengan kualitas dari barang atau jasa yang akan
mereka dapatkan. Dalam hal ini perusahaan mau tidak mau harus bisa
memberikan harga yang terjangkau tetapi tetap berkualitas agar dapat
menarik minat beli konsumen dan bersaing di pasar.
1. Tujuan Penetapan Harga
Dalam penetapan harga suatu produk tentunya memiliki tujuan
(39)
untuk mengejar laba yang sebesar besarnya. Berikut beberapa tujuan
penetapan harga dalam tabel tujuan penetapan harga.
Tabel II.1
Tujuan Penetapan Harga .
TUJUAN
PENETAPAN
HARGA
DESKRIPSI
Berorientasi laba Dirancang untuk memaksimumkan harga
dibandingkan harga-harga pesaing, persepsi
terhadap nilai produk, stuktur biaya
perusahaan, dan efisiensi produk. Tujuan laba
biasannya didasarkan pada target return, dan
bukan sekedar maksimisasi laba.
Berorientasi volume Menetapkan harga untuk memaksimumkan
volume penjualan (dalam rupiah maupun
dalam unit). Tujuan ini mengorbankan
margin laba demi perputaran produk
(product turnover) yang tinggi.
Permintaan pasar Menetapkan harga berdasarkan ekspetasi
konsumen dan situasi pembelian spesifik.
Tujuan ini kerapkali dikenal pula dengan
istilah “charging what the market will bear.”
(40)
Pangsa pasar Dirancang untuk meningkatkan atau
mempertahankan pangsa pasar, terlepas dari
fluktuasi penjualan industri. Tujuan pangsa
pasar sering digunakan dalam tahap
kedewasaan pada siklus hidup produk.
Aliran kas (cash flow) Dirancang untuk memaksimumkan
pengembalian kas secepat mungkin. Tujuan
ini bermanfaat manakala perusahaan
mengalami masalah keterbatasan kas (cash
emergency) atau jika siklus hidup produk
diprediksi bakal berlangsung relatif singkat.
Menyamai pesaing Dirancang untuk menyamai atau
mengalahkan tingkat harga para pesaing.
Sasarannnya adalah untuk mempertahankan
persepsi good value dibandingkan para
pesaing.
Prestise Menetapkan harga mahal yang konsisten
dengan produk berstatus atau prestise tinggi.
Harga ditetapkan tanpa terlalu
mencerminkan struktur biaya atau tingkat
(41)
Status que Mempertahankan tingkat harga saat ini
dalam rangka mengamankan posisi
kompetitif.
Tjiptono (2015:293)
H. Place (Tempat/Distribusi)
Kotler dan Armstrong (2016:78) menyebutkan bahwa tempat
termasuk di dalamnya adalah kegiatan – kegiatan perusahaan yang menjadikan produknya tersedia bagi target pasar sasaran.
Tempat/distribusi tidak hanya berbicara mengenai suatu wilayah
dimana perusahaan menjalankan bisnisnya untuk bisa mendapatkan
keuntungan, tetapi juga tentang fasilitas yang diberikan oleh perusahaan
kepada konsumennya. Termasuk juga kegiatan distribusi yang dilakukan
perusahaan untuk menjaga ketersediaan produknya bagi target pasarnya,
sehingga konsumen dapat merasa puas dengan selalu adanya ketersediaan
produk dan juga fasilitas yang diberikan perusahaan saat konsumen
melakukan transaksinya.
1. Sistem Distribusi/Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2016:377) sistem
distribusi/pemasaran adalah seperangkat organisasi yang saling
bergantungan satu sama lainnya yang membuat produk atau jasa
selalu tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen
(42)
perusahaan untuk selalu menyediakan barang atau jasa setiap saat,
sehingga konsumen tidak akan kecewa karena tidak tersedianya
barang atau jasa yang ingin mereka beli. Menurut Kotler dan Keller
(2009:123) terdapat beberapa sistem distribusi/pemasaran yaitu :
a) Saluran Pemasaran Konvensional
Mencakup produsen independen, pedagang grosir,
dan pengecer. Setiap anggota saluran merupakan bisnis
terpisah yang berusaha memaksimalkan labanya
sendiri, bahkan jika tujuan ini mengurangi laba untuk
sistem tersebut secara keseluruhan.
b) Sistem Pemasaran Vertikal
Meliputi produsen, pedagan grosir dan pengecer
yang bertindak sebagai satu sistem terpadu. Salah satu
anggota saluran, sang kapten saluran, memiliki anggota
lainnya atau mewaralabakan mereka.
c) Sistem Pemasaran Vertikal Korporat
Sebuah sistem pemasaran vertikal yang
mengkominasikan tahap produksi dan distribusi
suksesif di bawah satu kepemilikan.
d) Sistem Pemasaran Vertikal Teradministrasi
Sebuah sistem pemasaran vertikal yang
(43)
berturut – turut melalui ukuran dan kekuatan salah satu anggota.
e) Sistem Pemasaran Vertikal Kontraktual
Terdiri dari perusahaan independen dengan berbagai
tingkat produksi dan distribusi, mengintegrasikan
program mereka pada basis kontraktual untuk
mendapatkan keekonomisan atau dampak penjualan
yang lebih besar dibandingkan yang dapat mereka capai
sendiri.
f) Sistem Pemasaran Horizontal
Sistem di mana dua atau lebih perusahaan yang
tidak berhubungan menyatukan sumber daya atau
program untuk mengeksploitasi peluang pemasaran
yang muncul.
I. Promotion (Promosi)
Promosi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruh minat beli konsumen. Bagaimana promosi itu
memberikan tawaran – tawaran yang menarik bagi konsumen sehingga membuat konsumen tergoda untuk membeli barang atau jasa yang
ditawarkan. Promosi juga bisa digunakan perusahaan untuk mengedukasi
(44)
sehingga hal ini juga dapat menarik minat konsumen karena konsumen
merasa tahu dan butuh terhadap barang atau jasa tersebut.
Kotler dan Armstrong (2016:78) berpendapat bahwa promosi
mengacu pada suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengomunikasikan suatu
produk dan mengajak konsumen untuk membeli produk tersebut.
1. Promotion Mix
Menurut Kotler dan Armstrong (2016:447) promotion mix
adalah seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk menarik dan
berkomunikasi dengan konsumen. Promotion mix terdiri dari
advertising, sales promotion, personal selling, public relation dan
direct and digital marketing yang digunakan oleh perusahaan untuk
menarik konsumen, membujuk dan menciptakan hubungan dengan
konsumen.
Menurut Kotler dan Armstrong (2016:463) promotion tools
didefinisikan sebagai berikut :
a) Advertising (Periklanan)
Periklanan adalah bentuk promosi ide, barang atau
jasa yang bersifat non personal oleh sponsor yang diketahui.
Periklanan dapat menjangkau konsumen dalam jumlah
besar di berbagai wiliyah dengan biaya yang relatif rendah,
dan pemasar dapat mengulang pesan dari iklan itu berkali – kali. Sebagai contoh iklan melalui media televisi dapat
(45)
menjangkau penonton dalam jumlah yang besar di berbagai
wilayah negara. Di sisi lain iklan juga sangat ekspresif,
perusahaan dapat memberikan kesan artistik, dramatis dan
penuh warna terhadap iklan produknya untuk menarik minat
beli konsumen, iklan juga dapat digunakan untuk
membangun image perusahaan di mata konsumen secara
berkepanjangan.
b) Personal Selling (Penjualan Perorangan)
Personal Selling adalah presentasi personal oleh
tenaga penjualan perusahaan untuk tujuan menarik
konsumen, membuat penjualan, dan membangun hubungan
dengan konsumen. Penjualan perorangan merupakan salah
satu alat promosi yang sangat efektif karena melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih sehingga pemasar dapat mengamati aspek – aspek apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen dan dapat membangun hubungan yang baik dengan konsumen. Pemasar yang baik akan berusaha untuk membuat konsumen tertarik dengan cari membantu menyelesaikan masalah konsumen sehingga akan terjalin suatu hubungan yang saling menguntungkan.
c) Sales Promotion (Promosi Penjualan)
Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau
(46)
jasa. Alat promosi penjualan mencakup diskon, pemberian kupon, pemberian kartu anggota dan berbagai macam promo lainnya yang bertujuan untuk menarik perhatian, menambah minat beli konsumen, dan untuk meningkatkan penjualan produk. Akan tetapi promosi penjualan tidaklah bertahan lama dan sulit untuk membangun hubungan dengan konsumen dalam jangka panjang.
d) Public Relation (Publisitas)
Publisitas adalah promosi dengan cara membangun
hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan, dengan
mendapatkan publisitas yang menguntungkan, membangun
citra perusahaan yang baik dan penanganan rumor yang
tidak menguntungkan perusahaan akan mampu
mendapatkan kepercayaan dari publik. Di sisi lain publisitas
merupakan salah satu kegiatan promosi yang sangat
dipercaya konsumen dan dapat mengumpulkan banyak
orang karena konsumen akan tertarik dengan event – event yang diadakan dalam promosi tersebut. Sebagai contoh
kegiatan jalan sehat dan lomba lari dalam rangka
mengenalkan suatu produk baru.
e) Direct and Digital Marketing
Ada berbagai bentuk promosi dari digital marketing
(47)
website dan sosial media yang ada, semuanya memiliki ciri
– ciri dan karakteristiknya masing – masing. Akan tetapi direct marketing sedikit berbeda, direct marketing lebih
menargetkan konsumen atau komunitas yang lebih spesifik.
Sebagai contoh promosi kartu kredit suatu bank, bank akan
menghubungi konsumen yang secara khusus dirasa
memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga bank akan
menghubungin mereka secara personal.
J. Loyalitas
Loyalitas atau kesetiaan terhadap suatu produk menjadi hal yang sangat
diperhatikan oleh perusahaan. Konsumen yang setia terhadap barang atau
jasa yang ditawarkan oleh perusahaan menjadi salah satu aset yang berharga
bagi perusahaan untuk menjaga keberlangsungan hidup bisnisnya.
Hubungan dengan konsumen yang baik akan menciptakan kepuasan
konsumen, dan sebagai gantinya konsumen akan setia dan selalu berbicara
positif kepada orang lain mengenai perusahaan dan produknya.
Kotler dan Keller (2016:153) menyebutkan bahwa loyalitas adalah
komitmen yang dipegang untuk membeli kembali atau berlangganan suatu
produk atau jasa yang disukai di masa depan meskipun pengaruh situasi dan
upaya pemasaran memiliki potensi untuk menyebabkan perilaku beralih.
Menurut Tjiptono dan Diana (2015:213) ada 2 perspektif utama yang
(48)
1. Perspektif Behavioral
Berdasarkan perspektif ini loyalitas merek diartikan sebagai
pembelian ulang sebuah merek secara konsisten oleh konsumen.
Setiap kali seorang konsumen membeli ulang sebuah produk, bila
ia membeli merek produk yang sama maka ia dikatakan konsumen
yang setia pada merek tersebut dalam kategori produk
bersangkutan.
2. Perspektif Sikap
Perspektif sikap mengasumsikan bahwa terdapat satu atau
beberapa penyebab utama loyalitas konsumen yang bisa
diidentifikasikan.
K. Penelitian Sebelumnya
1. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Novri Suhardi pada tahun
2015, mahasiswa Prodi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian dalam bentuk
skripsi yang berjudul “Pengaruh Strategi Marketing Mix
Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Rumah Makan Sambel
Layah”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh produk, harga, promosi dan tempat terhadap loyalitas
konsumen Rumah Makan Sambel Layah Yogyakarta. Teknik
(49)
non-random sampling dengan menggunakan metode purposive
sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
metode angket dan metode wawancara dengan 100 orang
responden yang merupakan konsumen di Rumah Makan Sambel
Layah Yogyakarta. Hasil dari penelitian yang dilakukan
menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari produk,
promosi, tempat dan harga terhadap loyalitas konsumen baik
secara parsial maupun simultan.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Marcellina Dhiar
Radhite Murdiana Putri pada tahun 2010, mahasiswa Prodi S1
Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen
J.co Donuts and Coffee”. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh produk, harga, promosi dan tempat terhadap
loyalitas konsumen J.co Donuts and Coffee baik secara parsial
maupun simultan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara, pengamatan dan kuesioner yang dibagikan
kepada 100 responden yang merupakan mahasiswa Universitas
Sanata Dharma yang merupakan konsumen J.co Donuts and Coffee
di Malioboro Mall Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini adalah
variabel tempat/distribusi dan variabel produk memiliki pengaruh
(50)
sedangkan variabel harga dan variabel promosi tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen secara
parsial.
L. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari sebuah penelitian yang
masih perlu dibuktikan kebenarannya. Pada penelitian ini penulis ingin
membuktikan beberapa hipotesis yang ada melalui beberapa metode yang
didukung oleh teori yang bersangkutan. Penelitian ini akan membahas
pengaruh yang diberikan oleh marketing mix terhadap kepuasan dan loyalitas
konsumen. Marketing mix sendiri dibagi menjadi produk, harga, tempat,
promosi dan akan dilihat pengaruhnya kepada kepuasan konsumen. Kepuasan
konsumen sendiri akan dilihat pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen
Smartfren.
1. Pengaruh Positif Sikap Terhadap Produk Smartfren pada Kepuasan Konsumen Smartfren
Produk merupakan suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada pasar sasaran. Produk adalah salah satu faktor penting
dalam kegiatan pemasaran karena produk berinteraksi langsung dengan
konsumen, oleh karena itu kepuasan konsumen akan terpengaruh dari baik
buruknya produk yang diterima konsumen. Kualitas produk yang tinggi
akan memberikan dampak yang baik pada kepuasan konsumen. Faktor
(51)
produk. Harga yang terjangkau, fitur yang menunjang kehidupan konsumen
serta design atau style yang beda dari yang lain akan membuat konsumen
tertarik untuk membeli produk tersebut.
Kualitas yang baik, harga yang terjangkau, fitur yang menarik serta
design yang beda dari yang lain akan membuat konsumen puas dalam
menggunakan atau mengonsumsi produk tersebut. Teori – teori mengenai produk tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk menentukan
hipotesis pertama yaitu :
H1 : Sikap terhadap produk berpengaruh positif pada kepuasan konsumen Smartfren.
2. Pengaruh Positif Sikap Terhadap Harga Smartfren pada Kepuasan Konsumen Smartfren
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk
mendapatkan suatu barang atau jasa. Harga menjadi salah satu faktor yang
digunakan konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa. Oleh karena itu
biasanya perusahaan akan memberikan harga yang sesuai terhadap kualitas
produk yang mereka jual untuk memuaskan konsumen mereka. Perusahaan
memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam menetapkan harga suatu barang
atau jasa. Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan berbeda,
beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya memaksimalkan laba,
memaksimalkan penjualan, mendapatkan pasar, bersaing dengan perusahaan
(52)
Perusahaan melihat penetapan harga menjadi salah satu cara untuk
mendapatkan kepuasan konsumen yang maksimal di samping untuk
menaikkan laba dan mempertahankan pangsa pasar. Perusahaan
memberikan harga yang sesuai terhadap kualitas produk yang mereka
hasilkan sehingga konsumen akan puas dengan harga yang ada. Teori – teori mengenai harga tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk
menentukan hipotesis pertama yaitu :
H2 : Sikap terhadap harga berpengaruh positif pada kepuasan konsumen Smartfren.
3. Pengaruh Positif Sikap pada Tempat Smartfren pada Kepuasan Konsumen Smartfren
Tempat atau distribusi merupakan salah satu dari faktor kepuasan
konsumen. Tempat pelayanan yang nyaman dan mudah dijangkau akan
membuat konsumen merasa lebih puas. Pelayanan distribusi produk yang
baik sehingga produk akan selalu tersedia bagi konsumen juga membuat
konsumen lebih senang. Di samping itu pelayanan purna jual atau garansi
yang baik dan jelas membuat konsumen percaya terhadap produk yang
dipasarkan. Tempat atau distribusi yang baik akan membuat konsumen
merasa nyaman dan puas, hal ini tentunya membantu perusahaan untuk
mendapatkan loyalitas konsumen.
Perusahaan dalam melakukan kegiatan distribusinya memiliki
(53)
disesuaikan dengan keadaan di lapangan, sehingga akan lebih cocok dan
membantu perusahaan untuk selalu menyediakan produknya kepada
konsumen. Teori – teori mengenai tempat tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk menentukan hipotesis pertama yaitu :
H3 : Sikap terhadap tempat berpengaruh positif pada kepuasan konsumen Smarfren
4. Pengaruh Positif Sikap pada Promosi Smartfren pada Kepuasan Konsumen Smartfren
Promosi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengomunikasikan suatu produk dan mengajak konsumen untuk membeli
produk tersebut. Ada beberapa bentuk promosi yang digunakan oleh
perusahaan. Promosi yang digunakan akan berbeda – beda untuk tiap produk yang ditawarkan. Promosi dalam bentuk iklan merupakan yang
paling sering digunakan oleh perusahaan karena promosi dalam benruk
iklan lebih mudah menjangkau banyak konsumen di berbagai tempat, di
samping itu iklan mampung memberikan efek dramatis pada suatu produk
sehingga terlihat lebih menarik bagi konsumen. Promosi yang baik akan
memberikan konsumen info yang cukup mengenai produk yang ditawarkan
sehingga membuat konsumen tertarik untuk membeli.
Promosi memberikan dampak yang besar dalam pemasaran suatu
barang atau jasa. Oleh karena itu perusahaan akan membuat promosi yang
(54)
informasi yang benar pada saat kegiatan promosi sangat diperlukan agar
memberikan kepuasan kepada konsumen. Teori – teori mengenai promosi tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk menentukan hipotesis
pertama yaitu :
H4 : Sikap terhadap promosi berpengaruh positif pada kepuasan konsumen Smartfren
5. Pengaruh Positif Kepuasan Konsumen Smartfren pada Loyalitas Konsumen Smartfren
Kepuasan konsumen mencerminkan perasaan seseorang yang
muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dirasakan
terhadap kinerja yang diharapkan. Konsumen yang puas terhadap produk
atau layanan yand diterima akan merekomendasikan kepada orang yang
dikenalnya sehingga akan menambah jumlah konsumen yang menggunakan
atau mengkonsumsi produk yang diproduksi perusahaan. Kepuasan
konsumen perlu dijaga oleh perusahaan agar membangun hubungan yang
baik dengan konsumen. Hubungan yang baik ini akan menciptakan
konsumen yang loyal terhadap perusahaan.
Loyalitas adalah komitmen yang dipegang konsumen untuk membeli
kembali atau berlangganan suatu produk yang disukai di masa depan meski
pengaruh situasi memiliki potensi untuk menyebabkan perilaku beralih.
Menjaga loyalitas konsumen menjadi salah satu faktor penting bagi
(55)
kepuasan konsumen tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk
menentukan hipotesis pertama yaitu :
H5 : Kepuasan konsumen berpengaruh positif pada loyalitas konsumen Smartfren.
M. Kerangka Konseptual Penelitian
Bauran Pemasaran X
Gambar II.1
Sikap Terhadap Produk (X1) Sikap Terhadap Harga (X2) Sikap Terhadap Tempat (X3) Sikap Terhadap Promosi (X4)
Kepuasan Konsumen (Y)
Loyalitas Konsumen (Y) Kepuasan
(56)
37 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penulis akan menggunakan jenis penelitian survey. Sugiyono
(2014:80) menyebutkan penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan
pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari
sampel yang diambil dari populasi tersebut untuk menemukan kejadian – kejadian relatif, distribusi dan hubungan – hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian ini akan menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpulan data. Kuisioner akan dibagikan pada pengguna Smartfren di
Galery Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek merupakan seseorang atau sesuatu yang dapat digunakan
sebagai sumber informasi bagi penelitian ini. Subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan produk dari Smartfren di
Galery Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta.
Objek penelitian adalah data yang didapatkan lalu diuji dengan
menggunakan perhitungan dan skala tertentu. Objek penelitian dalam
penelitian ini adalah sikap terhadapa marketing mix (produk, harga, tempat
(57)
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap pengguna dari segala bentuk produk
dari Smartfren di galeri Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta. Waktu
penelitian dilakukan pada bulan April – Mei 2017.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu dependen dan variabel
independen.
1. Variabel Independen
Dalam penelitian ini variabel independennya adalah marketing
mix (harga, produk, tempat dan promosi) dan kepuasan konsumen.
Sugiyono (2009:59) menyebutkan variabel independen atau variabel
bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Regresi pertama :
( ) : Sikap Terhadap Produk
( ) : Sikap Terhadap Harga
( ) : Sikap Terhadap Tempat
( ) : Sikap Terhadap Promosi
b. Regresi kedua :
(58)
2. Variabel Dependen
Sugiyono (2009:59) menyebutkan variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya
adalah kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen Smartfren.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Regresi pertama :
(Y) : Kepuasan konsumen
b. Regresi kedua :
(Y) : Loyalitas konsumen
E. Definisi Oprasional
1. Sikap Terhadap Produk
Kotler dan Armstrong (2016:78) menyatakan produk
sebagai barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada
pasar sasaran. Dalam penelitian ini, produk yang dimaksud oleh
penulis adalah sikap terhadap produk dari Smartfren yang dilihat
dari aspek :
a) Produk Smartfren memiliki design yang menarik.
b) Produk Smartfren memiliki fitur yang lengkap.
c) Produk Smartfren memiliki kualitas yang baik.
(59)
2. Sikap Terhadap Harga
Kotler dan Armstrong (2016:78) berpendapat harga adalah
sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk
mendapatkan suatu barang atau jasa. Dalam penelitian ini, harga
yang dimaksud oleh penulis adalah sikap terhadap harga dari
Smartfren yang dilihat dari aspek :
a) Harga yang ditawarkan Smartfren terjangkau.
b) Harga produk Smartfren sesuai dengan kualitas produk.
c) Harga yang ditawarkan Smartfren sesuai dengan
ekspektasi.
d) Harga yang ditawarkan sesuai dengan fitur yang
didapatkan pada produk.
3. Sikap Terhadap Tempat
Kotler dan Armstrong (2016:78) menyebutkan bahwa
tempat termasuk di dalamnya adalah kegiatan – kegiatan perusahaan yang menjadikan produknya tersedia bagi target pasar
sasaran. Dalam penelitian ini, tempat yang dimaksud oleh penulis
adalah sikap terhadap tempat dari Smartfren yang dilihat dari aspek
a) Galery Smartfren mudah dijangkau.
b) Tempat yang disediakan nyaman untuk membeli.
c) Galery Smartfren bersih dan rapi.
(60)
4. Sikap Terhadap Promosi
Kotler dan Armstrong (2016:78) berpendapat bahwa
promosi mengacu pada suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengomunikasikan suatu produk dan mengajak konsumen untuk
membeli produk tersebut. Dalam penelitian ini, promosi yang
dimaksud oleh penulis adalah sikap terhadap promosi dari
Smartfren yang dilihat dari aspek :
a) Iklan yang dipasang Smartfren menarik.
b) Informasi yang disediakan sesuai dengan produk.
c) Brosur yang disediakan membuat penasaran.
d) Promosi yang dilakukan Smartfren sesuai dengan
kebenarannya.
e) Promosi yang dilakukan Smartfren memudahkan
konsumen untuk mendapatkan informasi produk.
5. Kepuasan Konsumen
Kotler dan Keller (2016:33) berpendapat bahwa kepuasan
konsumen mencerminkan perasaan seseorang yang muncul setelah
membandingkan kinerja (hasil) produk yang dirasakan terhadap
kinerja yang diharapkan. Dalam penelitian ini, kepuasan konsumen
yang dimaksud oleh penulis adalah kepuasan konsumen dari
Smartfren yang dilihat dari aspek :
(61)
b) Konsumen merasa produk Smartfren sesuai dengan
harapan.
c) Konsumen tidak pernah merasa kecewa dengan produk
Smartfren.
d) Harapan atau ekspektasi konsumen pada produk
Smartfren terpenuhi.
6. Loyalitas Konsumen
Kotler dan Keller (2016:153) menyebutkan bahwa loyalitas
adalah komitmen yang dipegang untuk membeli kembali atau
berlangganan suatu produk atau jasa yang disukai di masa depan
meskipun pengaruh situasi dan upaya pemasaran memiliki potensi
untuk menyebabkan perilaku beralih. Dalam penelitian ini,
loyalitas konsumen yang dimaksud oleh penulis adalah loyalitas
konsumen dari Smartfren yang dilihat dari aspek :
a) Konsumen tetap membeli produk Smartfren meskipun
ada penawaran dari merk lain.
b) Konsumen mengajak orang lain untuk juga
menggunakan produk Smartfren.
c) Konsumen merekomendasikan produk Smartfren
kepada orang lain.
d) Konsumen tetap menggunakan produk Smartfren
(62)
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Sugiyono (2009:115) menyebutkan populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua konsumen yang menggunakan produk – produk dari Smartfren.
2. Sampel
Sugiyono (2009:116) mengatakan sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. Penelitian
ini mengambil sampel yaitu sebagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel
dilakukan pada konsumen pengguna produk Smartfren. Pengambilan
sampel menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
(63)
ƻ : tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95%
Moe : Margin of error yaitu tingkat kesalahan maksimum yang dapat
ditoleransi, ditentukan sebesar 10%.
Bedasarkan hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel
penelitian ini adalah 94,04 yang dibulatkan menjadi 100 responden.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yang merupakan teknik menentukan sampel dengan
mempertimbangkan hal – hal tertentu. Sugiyono (2009:122) menyebutkan
purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Peneliti mengambil seseorang sebagai sampel yang dianggap mampu
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Informasi yang
dibutuhkan untuk peneliti adalah konsumen dengan kriteria rentang umur
narasumber 17 sampai 60 tahun dimana pada usia tersebut konsumen masih
masuk dalam usia produktif dan sudah menggunakan produk Smartfren lebih
dari 6 bulan agar konsumen sudah memiliki pengalaman menggunakan
(64)
H. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data primer. Data primer berasal
dari sumber yang asli dan dikumpulkan secara khusus untuk menjawab
pertanyaan penelitian ini (Cooper & Emory, 1996:256). Data yang
dibutuhkan untuk penelitian ini didapatkan langsung dari responden yang
sesuai. Responden untuk penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan
produk dari Smartfren di Galery Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan kuesioner. Sugiyono (2015:216) menyebutkan
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Nantinya kuesioner akan di bagikan kepada konsumen
Smartfren selaku responden untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,
2009:132).
Pengukuran jenis ini menggunakan empat kategori dan masing – masing diberi bobot yang berbeda. Penelitian ini akan menggunakan bentuk
kategori dan bobot sebagai berikut :
(65)
S = Setuju dengan bobot nilai 4
N = Netral dengan bobot nilai 3
TS = Tidak Setuju dengan bobot nilai 2
STS = Sangat Tidak Setuju dengan bobot nilai 1
J. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas
Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur. Penelitian yang bersifat deskriptif
maupun eksplanatif melibatkan variabel/konsep yang tidak bisa diukur
secara langsung, masalah validitas tidak sederhana, di dalamnya juga
menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoretis sampai empiris,
namun bagaimana tidak suatu instrumen penelitian harus valid agar
hasilnya dapat dipercaya (Siregar 2013:75). Rumus yang bisa digunakan
untuk uji validitas adalah sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]
Keterangan
n = jumlah responden
x = skor variabel (jawaban responden)
(66)
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran
yang sama pula (Siregar 2013 : 87).
Teknik yang digunakan dalam menguji reliabilitas penelitian ini
adalah teknik alpha cronbach. Kriteria suatu instrumen penelitian
dikatakan reabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien
reliabilitas ( ) > 0,6.
K. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif
a. Deskriptif Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang
menggunakan produk – produk dari Smartfren di Galeri Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta. Kemudian diambil sebagai sampel adalah
sebagian konsumen yang menggunakan produk Smartfren yang
berjumlah 100 responden. Hasil penelitian dari 100 responden sampel
dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a) Deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin.
b) Deskriptif responden berdasarkan usia.
c) Deskriptif responden berdasarkan pekerjaan.
(67)
b. Deskriptif Variabel
Analisis variabel digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang
variabel dilihat dari rata – rata (mean) masing – masing variabel. Dengan prosedur sebagai berikut:
1) Menghitung nilai mean untuk setiap variabel/obyek/item.
2) Membuat kategori nilai mean dengan pengkategorian skor yang
telah dibuat yaitu:
Dengan menggunakan skala likert diketahui bobot nilai
tertinggi adalah 5 dan nilai terendah adalah 1, maka jumlah interval
dapat dihitung sebagai berikut:
Interval =
Interval =
= 0,8
Dengan rentang skala 0,8 maka skor sikap terhadap produk
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Sangat buruk (SBr) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang
menunjukkan sikap terhadap produk sangat buruk.
2) Buruk (Br) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang
menunjukkan sikap terhadap produk buruk.
3) Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang
(68)
4) Baik (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan
sikap terhadap produk baik.
5) Sangat Baik (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang
menujukkan sikap terhadap produk sangat baik.
Dengan rentang skala 0,8 maka skor sikap terhadap harga
dapat dikelompok sebagai berikut :
1) Sangat buruk (SBr) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang
menunjukkan sikap terhadap harga sangat buruk.
2) Buruk (Br) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang
menunjukkan sikap terhadap harga buruk.
3) Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang
menunjukkan sikap terhadap harga cukup.
4) Baik (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan
sikap terhadap harga baik.
5) Sangat Baik (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang
menujukkan sikap terhadap harga sangat baik.
Dengan rentang skala 0,8 maka skor sikap terhadap tempat
dapat dikelompok sebagai berikut :
1) Sangat buruk (SBr) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang
menunjukkan sikap terhadap tempat sangat buruk.
2) Buruk (Br) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang
(69)
3) Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang
menunjukkan sikap terhadap tempat cukup.
4) Baik (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan
sikap terhadap tempat baik.
5) Sangat Baik (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang
menujukkan sikap terhadap tempat sangat baik.
Dengan rentang skala 0,8 maka skor sikap terhadap promosi
dapat dikelompok sebagai berikut :
1) Sangat buruk (SBr) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang
menunjukkan sikap terhadap promosi sangat buruk.
2) Buruk (Br) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang
menunjukkan sikap terhadap promosi buruk.
3) Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang
menunjukkan sikap terhadap promosi cukup.
4) Baik (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan
sikap terhadap promosi baik.
5) Sangat Baik (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang
menujukkan sikap terhadap promosi sangat baik.
Sementara dengan rentang skala 0,8 maka skor kepuasan
konsumen dapat dikelompok sebagai berikut :
1) Sangat buruk (SBr) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang
(70)
2) Buruk (Br) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang
menunjukkan kepuasan konsumen buruk.
3) Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang
menunjukkan kepuasan konsumen cukup.
4) Baik (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan
kepuasan konsumen baik.
5) Sangat Baik (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang
menujukkan kepuasan konsumen sangat baik.
Dengan rentang skala 0,8 maka skor loyalitas konsumen
dapat dikelompok sebagai berikut :
1) Sangat buruk (SBr) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang
menunjukkan loyalitas konsumen sangat buruk.
2) Buruk (Br) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang
menunjukkan loyalitas konsumen buruk.
3) Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang
menunjukkan loyalitas konsumen cukup.
4) Baik (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan
loyalitas konsumen baik.
5) Sangat Baik (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang
(71)
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Siregar (2013:405) regresi berganda merupakan
pengembangan dari regresi linier sederhana, yaitu sama – sama alat yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi permintaan di masa yang
akan datang, berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh
satu atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel terikat. Perbedaan
penerapan metode ini hanya terletak pada jumlah variabel bebas yang
digunakan. Penerapan metode regresi berganda jumlah variabel bebas
yang digunakan lebih dari satu yang memengaruhi satu variabel terikat.
Rumus regresi linier berganda :
Keterangan :
Y = Variabel terikat
= Variabel bebas pertama
= Variabel bebas kedua
= Variabel bebas ketiga
= Variabel bebas ke-n
a dan serta = konstanta
3. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linear dapat disebut sebagai model yang baik jika
(72)
diperlukan sebelum melakukan analisis regresi (Sarjono dan Julianita
2011:53). Uji asumsi klasik terdiri atas :
c. Uji Normalitas
Menurut Sarjono dan Julianita (2011:53) uji normalitas
bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi
data. Pada dasarnya, uji normalitas adalah membandingkan antara
data yang kita miliki dan data berdistribusi normal yang memiliki
mean dan standar devisiasi yang sama dengan data kita. Uji
normalitas menjadi hal yang penting karena salah satu syarat
pengujian uji parametrik aadalah data harus memiliki distribusi
normal. Pengujian normalitas yang biasanya digunakan adalah
teknik Kolmogorov-Smirnov. Untuk menentukan normal tidaknya
suatu data, lihatlah nilai Sig. di bagian dalam tabel Test of Normality. Kriteria pengujian adalah sebagai
berikut :
1) Angka signifikasi uji Kolmogorov-Smirnov Sig. > 0,05
menunjukkan data berdistribusi normal.
2) Angka signifikasi uji Kolmogorov-Smirnov Sig. < 0,05
menunjukkan data tidak berdistribusi normal.
d. Uji Heterokedatisitas
Menurut Wijaya (2009:124) dalam Sarjono dan Julianita
(73)
tidak sama untuk semua pengamatan/observasi. Jika varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka
disebut homokedatisitas. Model regresi yang baik adalah terjadi
homokedatisitas dalam model, atau dengan perkataan lain tidak
terjadi heterokedasitisitas. Uji heterokedasitisitas yang paling
sering digunakan adalah uji scatterplot. Suatu regresi dapat
disimpulkan tidak terjadi heterokedasitisitas apabila hasil dari uji
scatterplot titik – titiknya menyebar secara acak, baik di bagian atas atas angka nol atau di bagian bawah angka nol dari sumbu
vertikal atau sumbu Y.
e. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah
hubungan di antara variabel bebas memiliki masalah
multikolinieritas atau tidak (Sarjono dan Julianita, 2011:70).
Multikolinieritas adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat
rendah yang terjadi pada hubungan di antara variabel bebas. Uji
multikolinieritas perlu dilakukan jika jumlah variabel independen
lebih dari satu. Ada beberapa cara mendeteksi ada tidaknya
multikolinieritas yaitu :
1) Nilai yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
(74)
bebas banyak yang tidak signifikan memengaruhi variabel
terikat.
2) Menganalisis korelasi di antara variabel bebas. Jika di
antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (lebih
besar daripada 0,90), hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinieritas.
3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari VIF (
variance-inflating factor). Jika VIF < 10, tingkat kolinearitas dapat
ditoleransi.
4) Nilai Eigenvalue sejumlah satu atau lebih variabel bebas
yang mendekati nol memberikan petunjuk adanya
multikolieritas.
Uji multikolinieritas yang paling sering digunakan adalah
dengan melihat VIF karena cara tersebut dirasa paling mudah dan
praktis dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
1) Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala
multikolinearitas di antara variabel bebas
2) Jika nilai VIF > 10 maka terjadi gejala multikolinearitas di
antara variabel bebas
4. Analisis Regresi Sederhana
Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional
(1)
Uji Validitas Kepuasan Konsumen
Correlations
Kepuasan_1 Kepuasan_2 Kepuasan_3 Kepuasan_4
Total_Kepua san Kepuasan_1 Pearson Correlation 1 ,610(**) ,608(**) ,541(**) ,833(**) Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Kepuasan_2 Pearson Correlation ,610(**) 1 ,526(**) ,520(**) ,793(**) Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Kepuasan_3 Pearson Correlation ,608(**) ,526(**) 1 ,625(**) ,854(**) Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Kepuasan_4 Pearson Correlation ,541(**) ,520(**) ,625(**) 1 ,814(**) Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Total_Kepua san
Pearson Correlation ,833(**) ,793(**) ,854(**) ,814(**) 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji Validitas Loyalitas Konsumen
Correlations
Loyalitas_1 Loyalitas_2 Loyalitas_3 Loyalitas_4 Total_Loyalitas Loyalitas_1 Pearson Correlation 1 ,682(**) ,508(**) ,548(**) ,864(**) Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Loyalitas_2 Pearson Correlation ,682(**) 1 ,583(**) ,379(**) ,822(**) Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Loyalitas_3 Pearson Correlation ,508(**) ,583(**) 1 ,390(**) ,764(**) Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Loyalitas_4 Pearson Correlation ,548(**) ,379(**) ,390(**) 1 ,740(**) Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Total_Loyalit as
Pearson Correlation
,864(**) ,822(**) ,764(**) ,740(**) 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
(2)
Uji Reliabilitas Sikap Terhadap Produk
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items ,738 4
Uji Reliabilitas Sikap Terhadap Harga
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items ,794 4
Uji Reliabilitas Sikap Terhadap Tempat
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items ,738 4
Uji Reliabilitas Sikap Terhadap Promosi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items ,762 5
Uji Reliabilitas Kepuasan Konsumen
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items ,840 4
(3)
Uji Reliabilitas Loyalitas Konsumen
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items ,808 4
(4)
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
(5)
(6)
Uji Regresi Linier Berganda
Uji Regresi Sederhana
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) 2,033 ,317 6,408 ,000
Rata_Kepuasan ,455 ,087 ,467 5,224 ,000 a Dependent Variable: Rata_Loyalitas