SUATU KAJIAN PERANAN GURU PKN DALAM MENGATASI KASUS TAWURAN ANTAR SISWA DI LINGKUNGAN SEKOLAH : Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang.

(1)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS: 1674/UN.40.2.2/PL.2013

SUATU KAJIAN PERANAN GURU PKn DALAM MENGATASI KASUS TAWURAN ANTAR SISWA DI LINGKUNGAN SEKOLAH

(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagain dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

FITRI INDRIYANI 0901352

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HALAMAN PENGESAHAN

FITRI INDRIYANI

SUATU KAJIAN PERANAN GURU PKn DALAM MENGATASI KASUS TAWURAN ANTAR SISWA DI LINGKUNGAN SEKOLAH

(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang) Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Prof. Dr. Suwarma Al Muchtar. SH. MPd. NIP. 19530211 197803 1 002

Pembimbing II

Dra.Hj. Dartim Nan Sati. NPP. 13051477600

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H Sapriya, M. Ed. NIP. 19630820 198803 1 001


(3)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skripsi ini telah diujikan pada:

Hari, Tanggal : Rabu, 31 Juli 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian tertidiri dari:

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekertaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP. 19590714 198601 1 001 3.2

Drs. H. Dadang Sundawa, M.Pd NIP. 19600515 198803 1 002

3.3

Syaifullah, S.Pd.,M.Si NIP. 1972111 199903 1 001


(4)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SUATU KAJIAN PERANAN GURU PKn DALAM MENGATASI KASUS TAWURAN ANTAR SISWA DI LINGKUNGAN SEKOLAH

(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

oleh

FITRI INDRIYANI 0901352

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Pendidikan Kewarganegaraan

@FITRI INDRIYANI, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skipsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, cofy atau dengan caralainnya tanpa seijin penulis


(5)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

ABSTRAK

FITRI INDRIYANI (0901352) SUATU KAJIAN PERANAN GURU PKN DALAM MENGATASI KASUS TAWURAN ANTAR SISWA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah mempersiapkan ‘seorang warga negara yang baik’ (To Be A Good Citizenship). Warga negara yang baik merupakan warga negara yang kreatif, warga negara yang bertanggung jawab, warga negara yang cerdas, warga negara kritis dan warga negara yang partisipasi. Siswa merupakan bagian dari warga negara yang tidak seharusnya melakukan tawuran. Tawuran merupakan kenakalan remaja yang melanggar norma, etika dan moral. Untuk memudahkan dalam memahami penelitian ini, dirumuskan dalam 3 rumusan masalah yaitu: 1) Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi terjadinya kasus tawuran di lingkungan SMP Negeri 1 Kota Baru?, 2) Bagaimana kendala yang dihadapi guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di lingkungan sekolah?, 3) Bagaimana upaya yang dilakukan guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di lingkungan sekolah?. Untuk mengetahui kasus dalam penelitin ini, digunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru, Kepala sekolah SMP Negeri 1 Kota Baru, guru BK SMP Negeri 1 Kota Baru dan siswa yang pernah mengikuti tawuran SMP Negeri 1 Kota Baru. Hasil dari penelitian ini adalah 1)Tawuran merupakan kenakalan remaja yang sering terjadi dikalangan para anak remaja, khususnya pada anak sekolah yang mengeyam pendidikan sekolah tingkat pertama, khususnya di sekolah SMP Negeri 1 Kota Baru. Tawuran ini biasa terjadi akibat dari rasa solidaritas yang tinggi, cinta almamater, banyaknya hasutan dari oknum-oknum yang tidak pertanggungjawab, merasa dirinya paling hebat, lingkungan yang tidak mendukung yang menimbulkan kasus tawuran, masih adanya peraturan sekolah yang belum tegas karena ambang toleransi masih besar dan ketidakperdulian orang tua akan tumbuh kembang anak. 2)Kendala-kendala yang dihadapi dalam mengatasi tawuran terletak pada memahami anak infulsif atau tertutup, ketidakperdulian pada pemberian nasehat dari guru, banyaknya siswa yang lebih nongkrong di dunia maya, kedisiplinan sekolah yang harus tegas serta sulitnya komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua yang kebanyakannya sibuk untuk mencari nafkah demi terpenuhinya kebutuhan keluarga. 3)Upaya-upaya yang dilakukan yaitu dengan cara prefentif atau pencegahan,maka perlu adanya peranan guru dalam mengatasi kasus tawuran, karena akan berdampak baik atau buruknya para siswa apabila tergantung dari guru yang mengajarkannya. Maka diperlukan peranan-peranan guru yaitu diantaranya guru sebagai mediator, komunikator, motivator, supervisor dan fasilitator bagi siswa. Pembinaan secara personal dan masal, peraturan sekolah yang harus ditegaskan kembali dan perlu adanya hukuman yang tegas kemudian mendatangi rumah siswa tersebut untuk bertemu dengan orang tua serta jalan terakhir mengembalikan siswa tersebut kepada orang tuanya (dikeluarkan dari sekolah). Kata Kunci: Peranan Guru, Tawuran


(6)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

ABSTRACT

FITRI INDRIYANI (0901352) A STUDY OF THE ROLE OF TEACHERS IN THE FIGHT CASE PKn brawl between STUDENTS IN THE SCHOOL (A Case Study in SMP Negeri 1 New Town Khanewal district). National education serves to develop skills and character development and civilization of the nation's dignity in the context of the intellectual life of the nation. The main objective is to prepare the Citizenship Education 'a good citizen' (To Be A Good Citizenship). Good citizen is a citizen whose creative, responsible citizens, citizens who are intelligent, critical citizens and citizen participation. Students are part of citizens who are not supposed to do the fighting. Brawl is juvenile delinquency in violation of norms, ethics and morals. For ease in understanding this study, formulated in 3 formulation of the problem, namely: 1) What factors have the background for the brawl in the case of SMP Negeri 1 Kota Baru?, 2) What obstacles faced Civics teacher SMP Negeri 1 Kota Baru in address the case of conflict between students in the school environment?, 3) What efforts Civics teacher SMP Negeri 1 Kota Baru in addressing cases of conflict between students in the school environment?. To determine the case in this experiment, used a qualitative approach with case study method. Subjects in this study were teachers Citizenship Education SMP Negeri 1 Kota Baru, principals SMP Negeri 1 Kota Baru , teachers Counseling SMP Negeri 1 Kota Baru and students who attended the brawl SMP Negeri 1 Kota Baru. The results of this study were 1) Brawl is a common juvenile delinquency among teenagers, especially school children out of educational schools are first rate, especially in school SMP Negeri 1 Kota Baru. Brawl is common result of high solidarity, love of alma mater, the many incitements of rogue elements who are not responsible, he was the most wonderful feeling, an environment that does not support the cause riot cases, the persistence of school rules yet still firm because of the tolerance threshold and indifference of parents to child development. 2) The constraints faced in overcoming the clash lies in understanding the child infulsif or closed, indifference on the provision of advice from teachers, many students are more hanging out in cyberspace, school discipline should be firm and the difficulty of communication between school and parents mostly busy making a living to meet the greatest needs of the family. 3) The efforts made by the preventive or precautionary, it is necessary to address the role of the teacher in brawl case, because it will be good or bad depending on the students when teachers teach. It is necessary that the teacher roles including teacher as a mediator, communicator, motivator, supervisor and facilitator for students. Personal coaching and mass, school rules which must be reaffirmed and the need for strict punishment then went to the house to meet with the student's parents as well as the last resort to restore the student to his parents (out of school).


(7)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat/ Signifikasi Penelitian ... 5

E. Stuktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB IIKAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Tinjauan Umum Mengenai Peranan Pendidikan Kewarganegaraan 8 1. Pengertian Peranan Guru pendidikan Kewarganegaraan ... 8

a. Pengertian Guru Pendidikan Kewarganegaraan ... 8

b. Peranan Guru Pendidikan Kewarganegaraan ... 11

B.Tinjauan Mengenai Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 15 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 15

2. Tujan Pendidikan Kewarganegaraan ... 18

3. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan... 20

C.Tawuran (Duel) ... 20

1. Pengertian Tawuran ... 20

2. Faktor-faktor Mempengaruhi Tawuran ... 25

a. Faktor Internal ... 26

1) Reaksi Frustasi Negatif ... 26

2) Gangguan cara Berfikir ... 28

3) Gangguan Emosional/ Perasaan ... 28

b. Faktor Eksternal ... 30

1) Faktor Keluarga ... 30

2) Faktor Sekolah ... 31

3) Faktor Milieu atau Lingkungan ... 32

3. Dampak Tawuran ... 33

4. Cara-cara Mengatasi Tawuran ... 34

a. Tindakan Prefentif ... 34

b. Tindakan Refresif ... 34

c. Tindakan Kuratif ... 35

d. Tindakan Hukuman ... 35


(8)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

1. Lokasi penelitian ... 40

2. Subjek Penelitian ... 40

B. Desain Penelitian ... 40

1. Persiapan Penelitian... 40

2. Pelaksanaan Penelitian ... 41

3. Tahap Pengolahan Data ... 42

C. Metode Penelitian ... 42

D. Definisi Oprasional ... 44

E. Intrumen Penelitian ... 45

F. Teknik Pengumpulan Data ... 46

1. Wawancara ... 46

2. Observasi ... 47

3. Studi Dokumentasi ... 47

4. Studi Literlatur... 47

G. Analisis Data ... 48

1. Reduksi Data ... 48

2. Data Display (penyajian data) ... 48

3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 50

1. Profil SMP Negeri 1 Kota Baru... 50

2. Sejarah SMP Negeri 1 Kota Baru ... 51

3. Visi SMP Negeri 1 Kota Baru ... 51

a. Indikator Visi ... 51

4. Misi SMP Negeri 1 Kota Baru ... 52

5. Tujuan SMP Negeri 1 Kota Baru ... 52

6. Strategi SMP Negeri 1 Kota Baru ... 52

7. Target SMP Negeri 1 Kota Baru ... 53

8. Budaya SMP Negeri 1 Kota Baru ... 54

9. Siswa dan Tenaga pendidik SMP Negeri 1 Kota Baru ... 54

10.Stuktur Organisasi SMP Negeri 1 Kota Baru ... 56

11.Sarana Pendukung Pendidikan SMP Negeri 1 Kota Baru 58 12.Program Pendidikan Terintegrasi SMP Negeri 1 Kota Baru... 60

a. Proram Kurikulum SMP Negeri 1 Kota Baru ... 60

b. Program Kesiswaan SMP Negeri 1 Kota Baru ... 60

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

1. Hasil Observasi ... 61

2. Hasil Wawancara ... 62

a. Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi terjadinya kasus tawuran di lingkungan SMP Negeri 1 Kota Baru ... 64 b. Bagaimana kendala yang dihadapi guru PKn SMP


(9)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran

antar siswa di lingkungan sekolah ... 66

c. Bagaimana upaya yang dilakukan guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran anatar siswa di lingkungan sekolah ... 69

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

1. Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi terjadinya kasus tawuran di lingkungan SMP Negeri 1 Kota Baru ... 76

2. Bagaimana kendala yang dihadapi guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di lingkungan sekolah ... 82

3. Bagaimana upaya yang dilakukan guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran anatar siswa di lingkungan sekolah ... 85

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 96 LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR CHEK LIST DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP


(10)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Faktor-faktor Mempengaruhi Tawuran ... 26

Tabel 2.2 Faktor Eksternal ... 30

Tabel 4.1 Siswa Tahun Ajaran 2012-2013 ... 54

Tabel 4.2 Tenaga Pendidik SMP Negeri 1 Kota Baru ... 55

Tabel 4.3 Tenaga Pegawai SMP Negeri 1 Kota Baru ... 55

Tabel 4.4 Stuktur Organisasi SMP Negeri 1 Kota Baru ... 56

Tabel 4.5 Sarana Pendukung Pendidikan ... 59


(11)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Plang SMP Negeri 1 Kota Baru ... 50 Gambar 4.2 Bagunan Depan SMP Negeri 1 Kota Baru ... 50


(12)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Keputusan

Lampiran II Surat Izin Penelitian

Lampiran III Instrumen Penelitian

Lampiran IV Hasil Wawancara, Observasi, Dokumentasi & Catatan Lapangan

Lampiran V Frekuensi Bimbingan

Lampiran VI Profil SMP Negeri 1 Kota

Lampiran VII BaruBuku Penilaian Sikap & Tata Tertib Siswa SMP Negeri 1 Kota Baru


(13)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab subjek utama pendidikan adalah manusia untuk itu dalam membangun bangsa dan negara Indonesia yang menjadi fungsi utama yaitu dalam peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas serta masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri ini dapat diciptakan melalui pendidikan. Pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari pendidikan formal yaitu sekolah, hal tersebut tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 Tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan yang berbunyi sebagai berikut.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Program pendidikan yang memberikan berbagai kemampuan sebagai warga negara adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), mata pelajaran ini yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial kultural, bahasa, suku, bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter. Pernyataan diperkuat oleh pendapatnya Kalidjernih (2009: 103) bahwa:

Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan bentuk apapun adalah mempersiapkan „seorang warga negara yang baik‟. Secara Tradisional, warga negara yang baik adalah individu yang paham dan dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan dapat berartisipasi secara baik pula dalam masyarakatnya.

Seiring dengan perubahan zaman yang berpengaruh besar bagi kehidupan masyarakat Indonesia tak dapat dihindari lagi, khususnya kehidupan putra dan putri bangsa Indonesia sebagai penerus bangsa dikemudian hari. Kehidupannya yang ingin mencoba hal-hal yang baru dan berbau modern seperti yang dilakukan oleh siswa SMP Negeri 1 Kota Baru dan tidak sesuai dengan nilai-nilai asli


(14)

2

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

bangsa Indonesia. Dalam hal ini Dadang (Syamsu 2004 : 165-166) menyatakan bahwa:

Perubahan-perubahan yang serba cepat sebagai konsekuensi globalisasi, modernisasi, industrialisasi dan iptek telah menyebabkan perubahan pada nilai-nilai kehidupan sosial dan budaya. Perubahan itu antara lain terjadi pada nilai moral, etika, kaidah agama dan pendidikan anak di rumah. Perubahan ini muncul karena masyarakat terjadi pergeseran pola hidup yang semula bercorak sosial religius ke pola individual matrealistis dan sekuler.

Pola hidup konsumtif telah mewarnai kehidupan anak dan remaja sekarang ini yang berdampak pada kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika, alkohol dan zat adiktif lainnya. Selain itu adanya kasus tawuran antar siswa sekarang ini sering sekali terjadi di lingkungan sekolah, khususnya di SMP Negeri 1 Kotaa Baru yang merupakan perilaku menyimpang, menurut Cohen (Sofyan 2008: 5)

memberikan definisi tentang perilaku menyimpang bahwa “Perilaku menyimpang

adalah tingkah laku yang melanggar atau bertentangan atau menyimpang dari aturan-aturan normatif dari pengertian-pengertian normatif ataupun dari harapan-harapan lingkungan sosial”. Untuk itu dengan menjauhi pola hidup konsumtif para remaja dapat menghindari dari perilaku yang menyimpang.

Kenyataan di lokasi penelitian, banyak siswa yang melakukan tawuran dengan menggunakan senjata tajam seperti samurai, pisau, rantai, golok untuk mengalahkan lawannya hal tersebut dikarenakan siswa kurang memahami dan menerapkan nilai, norma dan moral sebagai generasi bangsa yang akan datang. Karena siswa merupakan bagian dari remaja yang tidak lepas dari permasalahan remaja pada umumnya.

Remaja sebagai generasi penerus bangsa yang akan mengisi berbagai posisi dalam masyarakat dimasa yang akan datang, yang akan meneruskan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara di masa depan. Dilihat dari perkembangan psikologinya, masa remaja merupakan periode transisi antara anak-anak ke masa dewasa atau masa labil yang dalam menyikapi segala masalah hanya dengan pikiran dangkal dan emosi tanpa memikirkan akibatnya.

Apabila siswa yang berusia remaja tidak dapat memfilter diri dengan baik dari pengaruh-pengaruh yang masuk maka dapat terjerumus dan terpengaruh pada


(15)

hal-3

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

hal yang negatif yang pada akhirnya berakibat buruk bagi dirinya sendiri dan merusak masa depannya serta dapat merugikan lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini Sofyan (2008: 1) memaparkan bahwa:

Masa remaja adalah masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif, seperti narkoba, kriminal dan kejahatan seks. Masa ini adalah masa pencarian nilai-nilai hidup. Oleh karena itu sebaliknya mereka diberi bimbingan agama agar menjadi pedoman hidup baginya.

Peranan bimbingan dari orang tua di rumah dan guru di sekolah amat penting sebab remaja ini belum siap untuk terjun kedalam masyarakat. Dalam hal ini Sofyan (2008: 3) memaparkan bahwa “Bimbingan guru dan orang tua amat dibutuhkan agar remaja tidak salah arah, karena dimasyarakat amat banyak pengaruh negatif yang bisa menyengsarakan masa depan remaja”.

Menanggapai hal tersebut haruslah diutamakan masalah pendidikannya, menurut Syamsudin (2007: 1.15) bahwa “Hakikat pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab subjek utama pendidikan adalah manusia”. Oleh karena itu, pemahaman terhadap hakikat manusia sudah menjadi suatu keharusan. Dalam konteks pendidikan, yang paling penting dipelajari oleh guru ialah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam proses pendidikan. Syamsudin (2007: 1.21) memaparkan bahwa:

Sebagai pendidik memiliki peranan dan fungsi yang perlu dimiliki yaitu seorang guru berperan dan berfungsi sebagai suri tauladan, motivator dan pengarah bagi peserta didik. Dalam bahasa Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan nasional kita, ketiga peran dan fungsi tersebut sejalan dengan asas pengendalian pendidikan yang secara lengkap berbunyi: Ing madyo mangun karso, ing ngarso sung tulodo, tut wuri handayani.

Implementasi guru Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tugas dan peranan penting dalam membentuk warga negara Indonesia yang baik karena secara langsung berinteraksi dengan siswa pada saat pembelajaran, lalu guru Pendidikan Kewarganegaraan dituntut bukan hanya sebagai pemateri dalam proses belajar mengajar saja melainkan bertanggung jawab terhadap pembinaan moral dan prilaku siswa yang sesuai dengan nilai, norma dan moral yang berlaku dimasyarakat sehingga akan membentuk warga negara yang baik (To Be A Good Citizenship).


(16)

4

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Peranan guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri I Kota Baru merupakan cara yang tepat untuk memberikan kesadaran bagi siswa yang mengikuti tawuran di lingkungan sekolah. Selain itu peranan guru Pendidikan Kewarganegaraan dibutuhkan untuk lebih memahami bahaya tawuran. Untuk menerapkan pengetahuan dan sikap siswa agar tidak mengikuti tawuran, maka perlu di dukung adanya peranan-peranan guru Pendidikan Kewarganegaraan baik bertindak mediator, komunikator, motivator, supervisor, innovator dan fasilitator agar tercegahnya kasus tawuran.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengkaji sejauh mana peranan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam, mengatasi kasus tauran antar siswa. Penulis akhirnya mencoba melakukan

penelitian dengan judul: SUATU KAJIAN PERANAN GURU PKN DALAM

MENGATASI KASUS TAWURAN ANTAR SISWA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang).

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pemaparan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana peranan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di lingkungan sekolah”. Agar menjaga penelitian ini fokus dan terarah dari pokok permasalahan maka penulis merumuskan permasalahan pada hal-hal berikut.

1. Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi terjadinya kasus tawuran di lingkungan SMP Negeri 1 Kota Baru?

2. Bagaimana kendala yang dihadapi guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP

Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di lingkungan sekolah?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP

Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di lingkungna sekolah?


(17)

5

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang peranan guru PKn dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di lingkungan sekolah.

2.Tujuan Khusus

Gambaran yang lebih spesifik dari tujuan penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk khusus, yaitu untuk mengetahui:

a. Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi terjadinya kasus tawuran di lingkungan SMP Negeri 1 Kota Baru.

b. Kendala yang dihadapi guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di lingkungan sekolah.

c. Upaya yang dilakukan guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di lingkungna sekolah.

D.Manfaat/Signifikasi Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis berharap agar setelah penelitian ini selesai dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya, yaitu.

1. Manfaat Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sesuatu yang berguna untuk pengembangan keilmuan sehingga mampu memberikan sumbangasih dan memperkarya teori-teori tentang bagaimana peranan guru Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu dengan penelitian ini mampu memberikan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pembentukan sikap, nilai dan perilaku siswa.

2. Manfaat Praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat.

a. Bagi guru Pendidikan Kewarganegaraan

1) Khususnya guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 1 Kota Baru mampu mengantisifasi masalah-masalah yang timbul seperti kenakalan remaja khususnya kasus tawuran.


(18)

6

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

2) Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 1 Kota Baru mampu

menfasilitasi dan mengembangkan bakat siswa dengan cara mengikutsertakan dalam kegitan ekstrakulikuler yang bertujuan agar para siswa memiliki waktu yang padat dengan kegiatan yang positif (mengikuti estrakulikuler) dibandingkan kegiatan negatif khususnya tawuran.

b. Bagi siswa

1) Khususnya siswa SMP Negeri 1 Kota Baru mampu menanamkan

sikap disiplin pada peraturan sekolah.

2) Mampu menumbuhkan rasa kebersamaan antar siswa SMP Negeri 1

Kota Baru.

E.Stuktur Organisasi Skripsi 1. Bab I Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bagian awal penulisan skripsi yang berisi: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka

Kajian Pustaka memiliki peranan penting yang dimaksudkan sebagai landasan teoritik dalam analisis temuan. Melalui kajian pustaka peneliti membandingkan dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti.

3. Bab III Metode Penelitian

Dalam metode penelitian menjelaskan tentang metodologi yang ingin digunakan dan jenis penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini memuat dua hal utama yaitu pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kualitatif. Bagian pembahasan atau analisis


(19)

7

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru Pkn Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

temuan yaitu mendiskusikan penelitian tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas di Bab II.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Dalam Bab V disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian dan saran yang dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(20)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

BAB III

METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana berlangsungnya penelitian tersebut. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kota Baru Jln. Ir. H. Juanda Kabupaten Karawang. Peneliti memilih lokasi ini karena terdapat hal mengenai peranan guru PKn dalam mengatasi kasus tauran antar siswa di lingkungan sekolah yang menarik untuk diteliti sehingga peneliti yakin akan mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru, namun untuk berikan hasil yang lebih maksimal penelitipun mengikut sertakan, antara lain: kepala sekolah SMP Negeri 1 Kota Baru, guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 1 Kota Baru, guru Bimbingan Konseling SMP Negeri 1 Kota Baru dan siswa SMP Negeri 1 Kota Baru yang pernah mengikuti tawuran sebagai responden dalam penelitian ini.

B.Desain Penelitian

Dalam melakukan peneltian, untuk memudahkan dan membuat penelitian secara sistemmatis maka harus melalui beberapa tahap penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dua tahap, yaitu:

1. Persiapan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan persiapan-persiapan yang berkaitan dengan tahap pelaksanaan penelitian. Tahap ini diawali dengan membuat rancangan penelitian yang mencakup, pemilihan masalah, studi pendahuluan, merumuskan masalah, menentukan metode, pendekatan penelitian, menentukan lokasi penelitian, menentukan subjek penelitian, dan menentukan teknik pengumpulan data.


(21)

41

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Selanjutnya peneliti melakukan beberapa hal sebelum terjun langsung ke lapangan, yakni:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian untuk melaksakan penlitian Kepada Ketua Jurusan PKn Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Selanjutnya diteruskan kepada Pembantu Dekan I FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasi dari Kepala BAAK UPI secara kelembagaan mengatur segala jenis urusan administrasi dan akademis.

c. Pembantu Rektor I atas nama Rektor mengeluarkan surat pemohonan

ijin penelitian, ditujukan kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang dan Kepala sekolah SMP Negeri I Kota Baru sebagai pemberitahuan penelitian.

Tujuan dari dari pra penelitian ini adalah mendapatkan informasi dan data awal dari aspek-aspek yang diteliti sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Setelah persiapan pra penelitian selesai dan sudah lengkap selanjutnya adalah pelaksaan penelitian. Penulis mulai terjun langsung ke lapangan untuk memulai penelitian dengan berpedoman pada instrumen yang sudah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan penelitian ini bermaksud untuk mengumpulkan data dari responden.

Pada tahap ini kegiatan terpusat pada studi lapangan yang sesungguhnya, maksudnya kegiatan di lapangan difokuskan seluruhnya kepada sumber data untuk memperoleh data dan informasi sesuai dengan harapan peneliti. Adapun langkah-langkah dalam tahap penelitian ini adalah:

a. Peneliti mendatangi langsung SMP Negeri I Kota Baru untuk

melakukan kegiatan observasi.

b. Selanjutnya, peneliti mendatangi langsung responden serta meminta kesediaannya dalam melakukan wawancara.


(22)

42

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

c. Penulis melakukan wawancara pada kepala sekolah SMP Negeri 1 Kota Baru, guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 1 Kota Baru, guru Bimbingan Konseling SMP Negeri 1 Kota Baru dan siswa SMP Negeri 1 Kota Baru.

d. Penulis melakukan studi dokumentasi serta membuat catatan yang diperlukan dan relevan dengan masalah yang diteliti.

Setelah selesai melakukan wawancara dengan responden, peneliti menuliskan kembali data hasil wawancara yang sebelumnya berbentuk rekaman, dengan tujuan agar data tidak hilang dan masih dalam ingatan peneliti.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka data diolah dan dianalisis setiap kali selesai melakukan wawancara, hal ini bertujuan agar data tersebut tidak kadaluarsa. Data harus bermakna jika ditafsirkan pada konteksnya, oleh karena itu data diperoleh dari observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur perlu dianalisis secara akurat dan seksama.

Tahap akhir dari analisis penelitian ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori subtantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.

Proses analisis data dimulailah dengan menelaah, memeriksa seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, dirangkum dan difokuskan pada hal-hal yang penting. Sesuai dengan kajian yang penulis teliti, yakni mengenai bagaimana peranan guru PKn dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di lingkungan sekolah.

C.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus (case study). Karena permasalahan berhubungan dengan manusia yang secara fundamental bergantung pada pengamatan. Menurut Sugiyono (2011: 8)


(23)

43

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

“Penelitian kualitatif disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting)”. Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah. Objek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika objek tersebut. Didukung oleh David (Moleong 2011: 5) yang memaparkan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara ilmiah. Jelas definisi ini memberikan gambaran bahwa penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah, metode alamiah dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian alamiah.

Menurut Bogdan and Biklen (Sugiono 2011: 13) penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung dari sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka-angka.

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome.

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus (case study). Metode studi kasus menurut Sukmadinata (2010: 77) merupakan “Metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan suatu kasus”. Peneliti menggunakan studi kasus dalam arti penelitian difokuskan pada suatu kasus khas saja yang ingin dipilih dan ingin dipahami secara mendalam karena diperlukan pembahasan yang lebih spesifik.

Sesuai dengan kajian penelitian tentang peranan guru pkn dalam mengatasi kasus tauran antar siswa di lingkungan sekolah, maka dengan metode studi kasus peneliti memfokuskan diri pada peranan guru PKn dalam mengatasi kasus tawuran antar siswa di SMP Negeri 1 Kota Baru.


(24)

44

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

D.Definisi Operasional

1. Peranan guru PKn merupakan suatu tindakan untuk mempersiapkan seorang

warga negara yang baik (To Be A Good Citizenship) yang memiliki empat aspek yaitu civic intellegent (kecerdasan), civic responsibillity (bertanggung jawab), civic critical (kritis) dan dilengkapi dengan civic participation (partisifasi). Selain itu juga Pendidikan Kewarganegaraan harus mengandung tiga komponen penting yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) keterampilan kewarganegaraan (civic skill) dan watak kepribadian kewarganegaraan (civic disposition).

Guru PKn selain seorang pendidik harus menjadi mediator, komunikator yang baik dalam melakukan interaksi antara pendidik dengan siswa, setelah terjadi hubungan yang baik guru juga harus mampu menjadi motivator atau pemberi penyemangat sekaligus memberikan inovasi yang baru. Pemberian bimbingan pada siswa harus selalu diseimbangkan dengan peran guru sebagai supervisor yang artinya guru harus mampu memberikan pengontrol dan pengawasan kepada siswa agar mereka mampu terhindar dari kasus tawuran yang terjadi di lingkungan sekolah, Untuk itu peranan guru sebagai fasilitator sangatlah bermanfaat bagi siswa karena pengganti orang tua siswa ketika mereka berada di sekolah.

2. Kasus tawuran merupakan bagian dari kenakalan remaja yang merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Tawuran terjadi berawal dari rasa solidaritas tinggi dan perasaan pertemanan yang erat di dalam kelompok teman sebaya sehingga apabila ada salah satu anggota dari mereka disakiti oleh orang lain maka anggota yang lainnya ikut terasa tersakiti. Tawuran telah menjadi tradisi bahkan budaya, prilaku menyimpang ini biasanya diakbatkan oleh masalah sepele atau bisa saja disebabkan oleh hal-hal serius yang menjurus pada tindakan perkelahian.

Tawuran sering terjadi dikalangan pelajar, jelas aksi negatif ini banyak sekali menimbulkan kerugian, yakni seperti mengganggu ketertiban, dan


(25)

45

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

keamanan umum. Bahkan dari tindakan tawuran ini tak sedikit banyak korban luka hingga korban tewas yang berjatuhan.

E.Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian merupakan sebuah alat untuk mengukur nilai variable yang diteliti, dalam penelitian kulitatif yang menjadi objek penelitian yaitu manusia itu sendiri hal itu ditegaskan oleh Nasution (Sugiono 2011: 223) yang menyatakan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus peneltian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapakan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang peneltian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya penelitian itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Dalam penelitian kualitatif intrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah dilakukan penelitian akan menjadi jelas yang diharapkan dapat melengkapi data penelitian. Penelitian kuliatatif memiliki ciri-ciri yang diungkapkan oleh Nasution (Sugiono 2011: 224) bahwa:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus dipeekirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alat data menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa teks atau angket yang dapat menagkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan penegetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.

6. Hanya manusia sebagai intrumen dapat mengambil kesimpulan


(26)

46

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan dan pelakan.

Intrumen penelitian dapat disimpulkan sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistemmatis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun yang menjadi teknik-teknik pengumpulan data yang diaplikasikan mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

a. Pengertian Wawancara

Menurut Sugiono (2011: 137) bahwa “Wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil”.

Wawancara menurut Esterberg (Sugiyono 2011: 231) adalah “Pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Didalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara langsung dengan melakukan tatap muka dengan sejumlah informan, yaitu kepala sekolah SMP Negeri 1 Kota Baru, guru PKn SMP Negeri 1 Kota Baru, guru BK SMP Negeri 1 Kota Baru dan siswa-siswa yang pernah ikut tawuran.

b. Langkah-langkah Wawancara

Lincoln and Guba (Sugiyono 2009: 76) mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:


(27)

47

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan.

3) Mengawali atau membuka alur wawancara.

4) Melangsungkan alur wawancara.

5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. 6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

2. Observasi

Observasi menurut Sugiono (2011: 145) adalah “Teknik

pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar”.

Menurut Hadi (Sugiono 2011: 145) bahwa opservasi “Merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.

3. Studi Dokumentasi

Menurut Sugiono (2011: 240) bahwa “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen ini dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Peneliti ini menggunakan teknik studi dokumentasi agar memperkuat hasil dari wawancara dan observasi sebelumnya yang telah dilakukan.

4. Studi Literatur

Danial dan Nanan (2009: 80) memaparkan bahwa “Studi literatur adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian”. Teknik ini penulis gunakan dalam penelitian yang penulis lakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi/diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian.


(28)

48

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Studi literatur yaitu mencari informasi dan data-data dari sumber bacaan yang berupa teoritis yang berhubungan dan menunjang terhadap masalah penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian.

G.Analisis Data

Data yang harus bermakna jika dianalisis pada konteksnya. Oleh karena itu, data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, catatan lapangan dan studi literatur perlu dianalisis secara akurat dan seksama untuk diberi makna pada penelitian ini. Menurut Bogdan (Sugiono 2011: 244) bahwa: Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Peneliti melakukan langkah-langkah yang merujuk pada teknik pengolahan seperti yang dikemukakan oleh Sugiono (2011: 246-254) untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data.

1. Reduksi Data

Menurut Sugiono (2011: 247) mereduksi data berarti “Merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya”. Dengan demikian data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

2. Data Display (penyajian data)

Menurut Sugiono (2011: 249) bahwa “Setelah dilakukan reduksi data langkah selanjutnya adalah display data”. Dalam tahap ini peneliti dapat


(29)

49

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

membuat gambaran dari keseluruhan yang diperoleh dari reduksi data agar dapat menguasai data secara garis besar.

3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman (Sugiono 2011: 252) bahwa “Penarikan kesimpulan dan

verifikasi”. Langkah kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Seluruh kegiatan analisis data tersebut dilakukan secara terus menerus dan saling berhubungan dari awal hingga akhir penelitian. Dalam langkah ini, peneliti membuat kesimpulan secara menyeluruh terhadap data yang telah diperoleh dengan mencari data baru yang sifatnya relevan dengan penelitian ini sebagai perbandingan.


(30)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data dan fakta hasil penelitian yang telah dipaparkan di dalam bab IV, maka pada bab V ini akan dirumuskan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran diperlukan sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada pihak kepada yang membutuhkannya. Peneliti merumuskan beberapa kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu sebagai berikut.

A.Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang melatarbelakangi tawuran antar siswa yaitu adanya rasa soladitas yang tinggi antar teman sebaya, cinta almamater yang menggebu-gebu dalam dirinya, banyaknya hasutan dari oknum-oknum yang tidak pertanggungjawab, merasa diri paling hebat, jagoan, kuat dan yang paling ditakuti oleh orang lain, ketidak perdulian dari orang tua atas tumbuh kembang anaknya, masih adanya peraturan sekolah yang belum tegas karena ambang toleransi masih besar dan lingkungan rumah yang sangat tidak mendukung akan tumbuh kembang prilaku, pola pikir, sikap serta watak siswa.

2. Kendala-kendala yang dihadapi guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP

Negeri I Kota Baru dalam mengatasi kasus tawuran terletak pada banyaknya siswa yang lebih menyenangi bermain didunia maya, contohnya bermain game online dalam komputer yang lebih menyukai kekerasan seperti game smackdown, perang-perangan yang lebih menonjolkan aksi kekerasan. Menciptakan kedisiplinan pada siswa yang sering terlibat kasus tawuran, yaitu terletak pada aturan sekolah dan guru yang harus bersikap tegas. Banyaknya keluarga siswa yang tingkat ekonomi menegah kebawah mengakibatkan orang tua siswa lebih memilih bekerja mencari nafkah agar terpenuhi kebutuhan hidup keluarga maka menyebabkan kurangnya memberikan perhatian serta kasih sayang kepada anaknya yang seharus mereka dapatkan dan kendala menghadapi anak infulsif atau tertutup, pemberian nasehat dari guru kepada siswa, kedisiplinan sekolah yang harus tegas serta sulitnya komunikasi antar


(31)

92

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

pihak sekolah dan orang tua yang sibuk untuk memcari nafkah demi terpenuhi kebutuhan keluarga.

3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru Pendidikan Kewaganegaraan SMP

Negeri 1 Kota Baru yaitu dengan cara preventive atau pencegahan, yaitu memberikan pembinaan kepada siswa ketika upacara berlangsung pada setiap hari senin memberikan himbauan serta peringatan-peringatan akan dampak buruknya terlibat dalam kasus tawuran dan juga pada saat proses belajar menagajar dalam kelas selalu memberikan himbauan bahwa tawuran itu membawa korban serta selalu memberikan pesan-pesan moral atau kata-kata bijak yang bertjuan agar para siswa mengerti, memahami, sekaligus dapat menerapkan di kehidupannya selain itu juga masuk ke dalam kelas-kelas untuk memberikan bimbingan, khusunya kelas yang kebanyakan siswa mengikuti kasus tawuran. Pembinaan dilakukan untuk membuat siswa semakin jera untuk tidak lagi mengikuti tawuran, dengan cara memahami dulu keluarga, kondisi ekonomi dan lingkungan agar pendekatan dapat tercapai oleh sekolah. Melakukan pendekatan secara umum contohnya sering berkomunikasi dan cerita-cerita, jadi apabila ada indikasi atau info yang mengenai kasus tawuran akan lebih mudah didapatkan. Berteman dalam jaringan sosial di dunia maya seperti facebook, twitter dan blackberry messanger. Tidak lupa memberikan semangat belajar, karena selama masih muda para siswa masih banyak memilki peluang untuk menuju pada keberhasilan masa depan yang cemerlang. Apabila tawuran masih terjadi maka mendatangi rumah siswa dan langkah terakhir yang dilakukan oleh pihak sekolah sesuai dengan peraturan sekolah agar tercapai sebuah kedisiplinan dan ketertiban di lingkungan sekolah yaitu akan mengembalikan siswa tersebut kepada orang tuanya (dikeluarkan dari sekolah).

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian di lapangan, maka penulis mengajukan beberapa saran pada pihak-pihak yang berkepentingan yang kiranya dapat menjadi masukan untuk meningkatkan peranan guru Pendidikan


(32)

93

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Kewarganegaraan dalam mengatasi kasus tawuran yang terjadi di lingkungan sekolah SMP Negeri 1 Kota Baru. Peneliti setelah melaksanakan penelitian merasa mampu memberikan kontribusi berupa saran pada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun saran yang dapat diajukan peneliti adalah sebagai berikut.

1. Kepada Para Pendidik SMP Negeri 1 Kota Baru

Kasus tawuran di SMP Negeri 1 Kota Baru sering terjadi dikarenakan berkurangnya ketegasan peraturan sekolah dari pihak pendidik yang menjadikan kasus tawuran ini timbul, karena masih tingginya ambang toleransi. Maka disarankan kepada para pendidik untuk mampu lebih memberikan ketegasan bagi para siswa dalam merealisasikan peraturan yang sudah dibuat dan ditetapkan oleh sekolah. Selain itu para pendidik harus mampu berpedoman pada semboyan yang dipaparkan oleh Kihajar Dewantara yang berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani yang dimaksudkan guru di depan memberi contoh, guru di tengah memberi semangat dan guru di belakang memberi dorongan. Disamping itu guru mampu meningkatkan kinerja dalam penulisan RPP, silabus serta kegiatan belajr mengajar di dalam kelas agar menjadikan siswa disiplin terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Adanya peningkatan komunikasi dengan siswa seperti adanya kegiatan ramah tamah untuk menjalin hungan antara guru dengan siswa menjadi dekat dan bersahabat, menampung aspirasi siswa serta berusaha memberikan contoh dalam kehidupan sehari-sehari seperti sikap saling menghormati, menyayangi dan patuh pada guru maupun orang tua. Selain itu perlu memperbanyak kegiatan yang bermanfaat yaitu dapat ikut serta dan aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler yang telah disediakan sekolah disbanding mengikuti tawuran.

Guru Pendidikan Kewarganegaraan mampu meningkatkan peningkatan pendektan dengan lebih menjalin pertemanan dalam jaringan sosial di dunia maya (facebook, twitter dan blackberry messenger) yang membuat siswa jera terhadap tindakan pengontrolan tersebut, supaya mereka tahu mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak harus dilakukan, sehingga hobi kekerasan tak


(33)

94

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

akan ada. Dengan berusaha memperhatikan potensi-potensi bakat yang dimilki siswa agar dapat tersalurkan dengan cara mengikuti ekstrakulikuler yang akan berdampak baik bagi diri siswa dan nama baik sekolah. Dibandingkan mengikuti tawuran yang akan berdampak buruk bagi diri siswa dan nama baik sekolah. Mengatasi anak yang memiliki kepribadian infulsif atau tertutup maka diperlukan adanya kerja sama dengan guru Bimbingan Konseling, Pendidikan Agama dan wali kelas siswa agar siswa tersebut sedikit demi sedikit menghilangkan kepribadian yang tertutup atau infulsif tersebut.

2. Kepada Orang Tua Siswa

Kasus tawuran terjadi yang disebabkan salah satunya ketidak perdulian orang tua siswa dalam memberikan bimbingan dan pengawasan pada masing-masing anaknya. Hal ini dapat terjadi karena banyak orang tua siswa yang lebih memilih sibuk bekerja mencari nafkah karena kebanyakan orang tua siswa jika dilihat dari tingkat ekonomi tergolong menengah kebawah yang memaksa orang tua untuk bekerja demi terpenuhinya kebutuhan keluarga. Melihat tingkat kasus tawuran sering terjadi, maka disarankan ada dukungan orang tua dalam kesibukan bekerja diusahakan untuk tetap dapat memperhatikan anaknya seperti “bagaimana tadi belajar di sekolahnya, diberikan pekerjaan rumah tidak oleh guru di sekolah”, serta memberikan kasih sayang pada anak dengan cara mengerti akan keinginan anak tersebut, liburan keluarga dan sering diajak bertukar pikiran agar mampu mencegah anak tersebut tidak terlibat dalam kasus tawuran. Selain itu juga orang tua siswa dapat mendukung program kunjungan ke rumah siswa yang terlibat kasus tawuran agar siswa merasa malu dan jera untuk melakukan tindakan tawuran kembali.

3. Kepada Siswa SMP Negeri 1 Kota Baru

Masa perkembangan anak remaja dapat dikategorikan pada masa labil, artinya masa remaja merupakan masa yang selalu ingin mencoba hal-hal yang baru, rasa solidaritas antar teman sangat tinggi dan juga tingkat emosional


(34)

95

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

remaja yang masih belum bisa terkontrol. Pada kenyataan di lapangan, masih ditemukan siswa yang belum mampu mengendalikan emosinya sekaligus belum mampu memilih pergaulan yang berdampak buruk pada dirinya. Untuk itu disarankan bagi para siswa harus mampu memperdalam dan meningkatkan kualitas keimanan kepada Allah SWT agar mampu menyeimbangkan antara kehidupan sosial dan juga hubungan langsung dengan Allah SWT (Hablumminnallah dan Habluminnanas). Dikarenakan perhatian dan rasa kasih sayang masih diperlukan bagi para siswa agar tidak terlibat dalam kasus tawuran maka siswa tersebut harus menanamkan dalam dirinya sikap kedisiplanan, jujur, tanggung jawab, serta harus memilki etika moral yang baik agar menjadi siswa yang berguna untuk masa depan yang akan datang.


(35)

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

DAFTAR PUSTAKA

A. SUMBER BUKU

Adisti, P. (2010). Personatity Plus For Teens, Mencapai Kesuksesan Selagi Remaja. Yogyakarta: Pustaka Grhatama.

Brodjonegoro, S.S. (2005). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Danial, E. dan Nanan, W. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Daryono, M. ( 2008). Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: RINEKA CIPTA

Hanurawan, F. (2010). Psikologi Sosial Suatu Pengatar. PT REMAJA

ROSDAKARYA: Bandung

Kalidjernih, F.K. (2009). Puspa Ragam Konsep dan Isu Kewarganegaraan. Bandung: Widya Aksara Press.

Kartono, K. (1992). Patrologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: CV RAJA WALI PERS.

. (2010). Patrologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: CV RAJA WALI PERS.

Lembaga Pemantau Pendidikan Nasional (LPPN). (2012). STOP TAWURAN !!! Kekerasan, Tawuran, Narkoba dan Seks Bebas Sudah Merambah Dunia Pendidikan. Jakarta: Tidak Diterbitkan.

Moleong, L. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2009). Menjadi Guru Propesional Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT REMAJA

Nurmalina, K. dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan

Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI.

Sjarkawi. (2006). Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sudarsono. (2008). Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta


(36)

97

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Soelaeman, M.I. (1985). Menjadi Guru. Bandung: CV Diponegoro.

Soemantri, M. N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS.

Bandung: Rosdaya Karya dan PPS UPI.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda. Syafaat, A., Sohari, S,. dan Muslih. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islam

dalam mencegah kenakalan remaja (Juvenile Delinquency). Jakarta: RAJAWALI PERS.

Syamsudin, A. dan Budiman, N. (2007). Profesi Keguruan 2. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Uzer, U. (1996). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja.

Wuryani, S. dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewarganegaraan (CIVICS). Bandung:

Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Willis, S.S. (2008). Remaja & Masalahnya.Bandung : Alfabeta.

Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja.Jakarta:

Rajawali Pers.

Yusuf, S. dan Sugandhi, N. (2011). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

B. SUMBER PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(37)

98

Fitri Indriyani, 2013

Suatu Kajian Peranan Guru PKN Dalam Mengatasi Kasus Tawuran Antar Siswa Di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kota Baru Kabupaten Karawang)

Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

C. SUMBER SKRIPSI

April, P. S. (2010). Fenomena Kenakalan Remaja di Kota Cimahi. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Junjungan, R. (2012). Peranan Guru PKn Dalam Membentuk Karakter

Disiplin Siswa. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Fitriyadi, D. S. (2011). Peranan Guru PKn Dalam Menanggulangi

MasalahKenakalan Remaja Di Sekolah. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Herlina, I. (2008). Peranan Guru PKn Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Sekolah. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI.Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hidayat, R. Y. (2012).Peranan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Dalam membentuk Karakter Siswa Untuk Menjadi Warganegara Yang Baik. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

D. SUMBER DARI INTERNET

Widyani, R. dan Mansyur. (2012). Aneka Ragam Makalah [Online]

Tersedia:http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/09/makalah-dampak tawuran-pelajar.html [4 Maret 2013].


(1)

93

Kewarganegaraan dalam mengatasi kasus tawuran yang terjadi di lingkungan sekolah SMP Negeri 1 Kota Baru. Peneliti setelah melaksanakan penelitian merasa mampu memberikan kontribusi berupa saran pada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun saran yang dapat diajukan peneliti adalah sebagai berikut.

1. Kepada Para Pendidik SMP Negeri 1 Kota Baru

Kasus tawuran di SMP Negeri 1 Kota Baru sering terjadi dikarenakan berkurangnya ketegasan peraturan sekolah dari pihak pendidik yang menjadikan kasus tawuran ini timbul, karena masih tingginya ambang toleransi. Maka disarankan kepada para pendidik untuk mampu lebih memberikan ketegasan bagi para siswa dalam merealisasikan peraturan yang sudah dibuat dan ditetapkan oleh sekolah. Selain itu para pendidik harus mampu berpedoman pada semboyan yang dipaparkan oleh Kihajar Dewantara yang berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani yang dimaksudkan guru di depan memberi contoh, guru di tengah memberi semangat dan guru di belakang memberi dorongan. Disamping itu guru mampu meningkatkan kinerja dalam penulisan RPP, silabus serta kegiatan belajr mengajar di dalam kelas agar menjadikan siswa disiplin terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Adanya peningkatan komunikasi dengan siswa seperti adanya kegiatan ramah tamah untuk menjalin hungan antara guru dengan siswa menjadi dekat dan bersahabat, menampung aspirasi siswa serta berusaha memberikan contoh dalam kehidupan sehari-sehari seperti sikap saling menghormati, menyayangi dan patuh pada guru maupun orang tua. Selain itu perlu memperbanyak kegiatan yang bermanfaat yaitu dapat ikut serta dan aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler yang telah disediakan sekolah disbanding mengikuti tawuran.

Guru Pendidikan Kewarganegaraan mampu meningkatkan peningkatan pendektan dengan lebih menjalin pertemanan dalam jaringan sosial di dunia maya (facebook, twitter dan blackberry messenger) yang membuat siswa jera terhadap tindakan pengontrolan tersebut, supaya mereka tahu mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak harus dilakukan, sehingga hobi kekerasan tak


(2)

akan ada. Dengan berusaha memperhatikan potensi-potensi bakat yang dimilki siswa agar dapat tersalurkan dengan cara mengikuti ekstrakulikuler yang akan berdampak baik bagi diri siswa dan nama baik sekolah. Dibandingkan mengikuti tawuran yang akan berdampak buruk bagi diri siswa dan nama baik sekolah. Mengatasi anak yang memiliki kepribadian infulsif atau tertutup maka diperlukan adanya kerja sama dengan guru Bimbingan Konseling, Pendidikan Agama dan wali kelas siswa agar siswa tersebut sedikit demi sedikit menghilangkan kepribadian yang tertutup atau infulsif tersebut.

2. Kepada Orang Tua Siswa

Kasus tawuran terjadi yang disebabkan salah satunya ketidak perdulian orang tua siswa dalam memberikan bimbingan dan pengawasan pada masing-masing anaknya. Hal ini dapat terjadi karena banyak orang tua siswa yang lebih memilih sibuk bekerja mencari nafkah karena kebanyakan orang tua siswa jika dilihat dari tingkat ekonomi tergolong menengah kebawah yang memaksa orang tua untuk bekerja demi terpenuhinya kebutuhan keluarga. Melihat tingkat kasus tawuran sering terjadi, maka disarankan ada dukungan orang tua dalam kesibukan bekerja diusahakan untuk tetap dapat memperhatikan anaknya seperti “bagaimana tadi belajar di sekolahnya, diberikan pekerjaan rumah tidak oleh guru di sekolah”, serta memberikan kasih sayang pada anak dengan cara mengerti akan keinginan anak tersebut, liburan keluarga dan sering diajak bertukar pikiran agar mampu mencegah anak tersebut tidak terlibat dalam kasus tawuran. Selain itu juga orang tua siswa dapat mendukung program kunjungan ke rumah siswa yang terlibat kasus tawuran agar siswa merasa malu dan jera untuk melakukan tindakan tawuran kembali.

3. Kepada Siswa SMP Negeri 1 Kota Baru

Masa perkembangan anak remaja dapat dikategorikan pada masa labil, artinya masa remaja merupakan masa yang selalu ingin mencoba hal-hal yang baru, rasa solidaritas antar teman sangat tinggi dan juga tingkat emosional


(3)

95

remaja yang masih belum bisa terkontrol. Pada kenyataan di lapangan, masih ditemukan siswa yang belum mampu mengendalikan emosinya sekaligus belum mampu memilih pergaulan yang berdampak buruk pada dirinya. Untuk itu disarankan bagi para siswa harus mampu memperdalam dan meningkatkan kualitas keimanan kepada Allah SWT agar mampu menyeimbangkan antara kehidupan sosial dan juga hubungan langsung dengan Allah SWT (Hablumminnallah dan Habluminnanas). Dikarenakan perhatian dan rasa kasih sayang masih diperlukan bagi para siswa agar tidak terlibat dalam kasus tawuran maka siswa tersebut harus menanamkan dalam dirinya sikap kedisiplanan, jujur, tanggung jawab, serta harus memilki etika moral yang baik agar menjadi siswa yang berguna untuk masa depan yang akan datang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A. SUMBER BUKU

Adisti, P. (2010). Personatity Plus For Teens, Mencapai Kesuksesan Selagi Remaja. Yogyakarta: Pustaka Grhatama.

Brodjonegoro, S.S. (2005). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Danial, E. dan Nanan, W. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Daryono, M. ( 2008). Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: RINEKA CIPTA

Hanurawan, F. (2010). Psikologi Sosial Suatu Pengatar. PT REMAJA ROSDAKARYA: Bandung

Kalidjernih, F.K. (2009). Puspa Ragam Konsep dan Isu Kewarganegaraan. Bandung: Widya Aksara Press.

Kartono, K. (1992). Patrologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: CV RAJA WALI PERS.

. (2010). Patrologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: CV RAJA WALI PERS.

Lembaga Pemantau Pendidikan Nasional (LPPN). (2012). STOP TAWURAN !!! Kekerasan, Tawuran, Narkoba dan Seks Bebas Sudah Merambah Dunia Pendidikan. Jakarta: Tidak Diterbitkan.

Moleong, L. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Mulyasa, E. (2009). Menjadi Guru Propesional Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT REMAJA

Nurmalina, K. dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI.

Sjarkawi. (2006). Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sudarsono. (2008). Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta


(5)

97

Soelaeman, M.I. (1985). Menjadi Guru. Bandung: CV Diponegoro.

Soemantri, M. N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Rosdaya Karya dan PPS UPI.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda. Syafaat, A., Sohari, S,. dan Muslih. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islam

dalam mencegah kenakalan remaja (Juvenile Delinquency). Jakarta: RAJAWALI PERS.

Syamsudin, A. dan Budiman, N. (2007). Profesi Keguruan 2. Jakarta: Universitas Terbuka.

Uzer, U. (1996). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja.

Wuryani, S. dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewarganegaraan (CIVICS). Bandung: Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Willis, S.S. (2008). Remaja & Masalahnya.Bandung : Alfabeta.

Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja.Jakarta: Rajawali Pers.

Yusuf, S. dan Sugandhi, N. (2011). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

B. SUMBER PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(6)

Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

C. SUMBER SKRIPSI

April, P. S. (2010). Fenomena Kenakalan Remaja di Kota Cimahi. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Junjungan, R. (2012). Peranan Guru PKn Dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Fitriyadi, D. S. (2011). Peranan Guru PKn Dalam Menanggulangi MasalahKenakalan Remaja Di Sekolah. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Herlina, I. (2008). Peranan Guru PKn Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Sekolah. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI.Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hidayat, R. Y. (2012).Peranan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Dalam membentuk Karakter Siswa Untuk Menjadi Warganegara Yang Baik. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

D. SUMBER DARI INTERNET

Widyani, R. dan Mansyur. (2012). Aneka Ragam Makalah [Online]

Tersedia:http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/09/makalah-dampak tawuran-pelajar.html [4 Maret 2013].


Dokumen yang terkait

Peranserta Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Di Kecamatan Serba Jadi Kabupaten Aceh Timur

1 24 81

PERANAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN DALAM MENGATASI KONFLIK ANTAR NELAYAN (Studi Kasus Nelayan Di Kec. Paciran Kab. Lamongan)

0 15 2

peranan guru agama islam dalam mengatasi kesulitan siswa membaca al-Quran: studi kasus di SMP Negeri 17 Tangerang Selatan

19 138 85

PERAN GURU AGAMA DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA (STUDI MULTI KASUS DI SMP NURUL ISLAM DAN SMP Peran guru agama dalam mengatasi kenakalan siswa (studi multi kasus di smp nurul islam dan smp muhammadiyah 9 ngemplak) tahun 2013/2014.

0 2 22

PERANAN GURU PKn DALAM MEMBINA SISWA BERPERILAKU MENYIMPANG DARI Peranan Guru Pkn Dalam Membina Siswa Berperilaku Menyimpang Dari Keluarga Broken Home (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 01 Kunduran Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2012/2013).

0 2 15

PERANAN PENGAWAS DALAM PEMBINAAN GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (STUDI KASUS DI SMP NEGERI KABUPATEN SIMALUNGUN).

0 0 29

PERANAN KINERJA MGMP PKN DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMP : Studi Kasus Terhadap Guru SMP di Kabupaten Kuningan.

0 3 46

Interferensi gramatikal bahasa jawa ke dalam bahasa indonesia dalam karangan siswa smp negeri 1 Surakarta Studi Kasus di SMP Negeri 1 Surakarta JURNAL TESIS

0 1 16

KEBIJAKAN SEKOLAH DALAM MENGATASI TAWURAN ANTAR PELAJAR DI SMA NEGERI 2 NGAGLIK.

3 56 209

UPAYA PENANGGULANGAN TERJADINYA TAWURAN ANTAR PELAJAR (Studi Kasus Di Wilayah Kota Bandar Lampung)

0 0 13