MENINGKATKAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA MELALUI METODE SEQIP:Studi PTK di Kelas V SD Negeri Neglasari Kec. Curug Kota Serang Tahun 2013.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA MELALUI
METODE SEQIP
(Studi PTK di Kelas V SD Negeri Neglasari Kec. Curug Kota Serang Tahun 2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
ANI NUR’AENI
0903856
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
(2)
v
Ani Nur’aeni, 2013
ABSTRAK
ANI NUR’AENI (0903856). MENINGKATKAN KEMAMPUAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA MELALUI METODE SEQIP
(PTK di Kelas V SD Negeri Neglasari Kec. Curug Kota Serang)
Latar belakang masalah penelitian ini adalah berdasarkan dari hasil pengamatan pendahuluan yang menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran guru kurang memperhatikan dan peduli dalam penggunaan media pembelajaran. Guru hanya mentransfer materi saja.
Maka rumusan masalah yang penulis tetapkan sebagai arah penelitian adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana pembelajaran yang dikembangkan SEQIP pada konsep pesawat sederhana dapat meningkatkan proses pembelajaran siswa ? 2) Apakah penerapan metode SEQIP pada konsep pesawat sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: 1) Ingin meningkatkan proses pembelajaran siswa pada konsep pesawat sederhana dengan metode SEQIP. 2) Ingin mengetahui hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan metode SEQIP.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang meliputi beberapa siklus tindakan. Satu siklus meliputi : rencana, pelaksanaan, observasi dan refleksi, demikian seterusnya pada siklus selanjutnya. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Neglasari Kecamatan Curug Kota Serang. Intsrumen yang digunakan adalah observasi dan tes subjektif berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dari tahap siklus I sampai siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik keaktifan maupun hasil belajar siswa. Nilai rata – rata keaktifan siswa pada siklus I yaitu 1,06 dan siklus II nilai rata – rata siswa yaitu 2,13. Sedangkan nilai rata – rata hasil belajar siswa yakni pada pra siklus yaitu 51,4, nilai rata – rata pada siklus I yaitu 65,71 dan nilai rata – rata pada siklus II yaitu 78,28. Penerapan pembelajaran yang dikembangkan SEQIP, ternyata juga meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga dengan sendirinya kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya juga meningkat.
Berdasarkan hasil temuan di atas, maka direkomendasikan kepada guru SD agar menerapkan pembelajaran yang dikembangkan SEQIP dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar dan manfaatkanlah media pembelajaran yang dikembangkan oleh SEQIP dalam proses pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan kepada siswa juga hendaknya menggunakan kesempatan seluas – luasnya untuk melakukan percobaan dan menggunakan bermacam – macam alat dan bahan yang digunakan.
(3)
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR BAGAN ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaaat Hasil Penelitian ... 3
E. Definisi Operasional ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 6
B. Kajian Hasil Penelitian ... 19
C. Kerangka Berfikir ... 20
(4)
vii
Ani Nur’aeni, 2013
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Tindakan Kelas ... 24
B. Langkah – langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 25
C. Instrumen Penelitian ... 33
D. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 43
E. Teknik Pengumpulan Data ... 44
F. Analisis Data ... 45
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan ... 46
B. Hasil Penelitian ... 76
C. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 77
D. Pembahasan ... 79
E. Jawaban Hipotesis ... 81
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 83
B. Rekomendasi ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86 LAMPIRAN – LAMPIRAN
(5)
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Struktur Pembelajaran SEQIP IPA ... 13
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Guru... 35
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktifitas Siswa ... 38
Tabel 3.3 Kisi – kisi Soal ... 40
Tabel 4.1 Nilai Hasil Tes Belajar ... 47
Tabel 4.2 Hasil Observasi Guru dalam pembelajaran IPA ... 57
Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus I ... 58
Tabel 4.4 Data Hasil Evaluasi Siklus I... 60
Tabel 4.5 Rekapitulasi Pada Siklus I... 62
Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru dalam Pembelajaran IPA ... 70
Tabel 4.7 Data Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus II ... 71
Tabel 4.8 Data Hasil Evaluasi Siklus II ... 73
Tabel 4.9 Rekapitulasi Pada Siklus II ... 75
(6)
ix
Ani Nur’aeni, 2013
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tuas Jenis ke-1 ... 15
Gambar 2.2 Tuas Jenis ke-2 ... 15
Gambar 2.3 Tuas Jenis ke-3 ... 16
Gambar 2.4 Bidang Miring ... 17
Gambar 2.5 Katrol ... 18
(7)
x
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Persentase Pada Siklus I ... 63 Grafik 4.2 Persentase Pada Siklus II ... 76 Grafik 4.3 Rekapitulasi Siklus I dan Siklus II... 78
(8)
xi
Ani Nur’aeni, 2013
DAFTAR BAGAN
Halaman
(9)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 SK Pengangkatan Bimbingan ... 88
Lampiran 2 Permohonan Izin Mengadakan Study Lapangan ... 89
Lampiran 3 Surat Keterangan SDN Neglasari ... 90
Lampiran 4 Soal Tes Siklus I ... 91
Lampiran 5 Soal Tes Siklus II ... 94
Lampiran 6 Foto Kegiatan ... 96
Lampiran 7 Riwayat Hidup Penulis ... 99
(10)
Ani Nur’aeni, 2013
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru sebagai salah satu unsur pendidik agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah
memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana
mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik serta memahami tentang bagaimana siswa belajar.
Pendidikan IPA sebagai bagian dari pendidikan, umumnya memiliki peran penting di dalam peningkatan mutu pendidikan khususnya di dalam menghasilkan manusia yang berkualitas, yaitu manusia mampu berpikir kritis, logis, dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan tekhnologi. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar (SD), siswa mempelajari berbagai konsep IPA dan salah satu konsep yang dipelajari adalah Konsep Pesawat Sederhana. Pembelajaran konsep pesawat sederhana di SD pada umumnya mempelajari mengenai jenis – jenis pesawat sederhana, kegunaan pesawat sederhana dan cara kerja pesawat sederhana.
Namun dari pengamatan yang selama ini penulis rasakan, ternyata pembelajaran Sains di SDN Neglasari Kota Serang belum menunjukkan pembelajaran Sains dalam arti yang sesungguhnya. Hal ini dapat dibuktikan
(11)
dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Walaupun siswa kelas V SDN Neglasari setiap tes yang diberikan di akhir pembelajaran selalu mendapatkan nilai tinggi, namun mereka belum mampu menerapkan konsep – konsep hasil belajar yang diperolehnya, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap ke dalam situasi yang lain.
Permasalahan yang penulis temui di SDN Neglasari adalah masalah klasik yang terjadi pada saat ini. Masalah yang sering ditemui pada pembelajaran, baik ditingkat dasar maupun pada tingkat lanjutan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari – hari. Akibatnya ketika siswa lulus dari sekolah, mereka pintar teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi.
SEQIP, dalam pembelajarannya mengedepankan pembelajaran yang
aktif kreatif dan menyenangkan (PAKEM). Pembelajaran yang
dikembangkan SEQIP adalah learning by doing sehingga murid tidak hanya menghafal tetapi memahami dan menguasai serta menerapkan Sains dalam kehidupan sehari-hari agar dapat membangun dasar yang kuat untuk pembelajaran selanjutnya. (Depdiknas, 2004 : 10)
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN HASIL
(12)
Ani Nur’aeni, 2013
MELALUI METODE SEQIP. (Studi Tentang PTK di Kelas V SD Negeri
Neglasari Kec. Curug Kota Serang Tahun 2013)”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembelajaran yang dikembangkan SEQIP pada konsep
pesawat sederhana dapat meningkatkan proses pembelajaran siswa ? 2. Apakah penerapan metode SEQIP pada konsep pesawat sederhana dapat
meningkatkan hasil belajar siswa ?
C. Tujuan Penelitian
1. Ingin meningkatkan proses pembelajaran siswa pada konsep pesawat sederhana dengan metode SEQIP.
2. Ingin mengetahui hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan metode SEQIP.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Bagi peneliti
a. Dapat menemukan jawaban atas hipotesis yang dilakukan
b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran yang dikembangkan SEQIP sebagai alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA di kelas.
c. Menemukan rancangan penelitian yang tepat dan efektif sebagai cara untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran di kelas.
(13)
2. Bagi guru
a. Memiliki wawasan tentang penggunaan pendekatan pembelajaran yang
dikembangkan SEQIP.
b. Memiliki keterampilan dalam merancang pembelajaran yang
dikembangkan SEQIP. 3. Bagi siswa
a. Meningkatkan penguasaan materi tentang konsep pesawat sederhana. b. Meningkatkan keaktifan dan kreatifitas serta mempunyai kemampuan
untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat.
c. Mampu menerapkan konsep Pesawat Sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
E. Definisi Operasional
1. Meningkatkan hasil belajar siswa
Peningkatan Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah suatu perubahan tingkah laku yang di inginkan pada diri siswa sesuai dengan tujuan instruksional pendidikan. Sedangkan, penilaian hasil belajar siswa adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.( Sudjana.,2009:3)
2. Konsep pesawat sederhana
Pesawat merupakan alat yang mempermudah pekerjaan manusia (Hadiat,dkk,1997:97). Ada dua jenis pesawat yaitu pesawat sederhana dan
(14)
Ani Nur’aeni, 2013 pesawat rumit. Pesawat sederhana adalah alat bantu kerja yang bentuknya
sederhana. Walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama karena menempuh lintasan yang lebih jauh, pesawat sederhana tetap digunakan untuk memudahkan menyelesaikan pekerjaan. Dalam pelaksanaannya, penggunaan pesawat sederhana bertujuan untuk melipatgandakan gaya atau kemampuan kita, mengubah arah gaya serta memperbesar kecepatan. Pesawat rumit adalah pesawat yang terdiri dari susunan beberapa pesawat sederhana, contohnya pesawat terbang, pesawat telepon, radio dan sebagainya.
3. Metode SEQIP (Science Education Quality Improvement Project)
SEQIP (Science Education Quality Improvement Project) atau proyek peningkatan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar dengan menekankan penggunakan strategi dan metode – metode pembelajaran interaktif dengan berbagai sumber belajar. Media SEQIP membantu guru IPA agar dapat mempersiapkan pembelajaran dengan lebih mudah dan lebih tepat serta dapat melaksanakan secara optimal sehingga tercipta suatu situasi pembelajaran IPA yang menyenangkan, aktif, kreatif dan efektif. Sistem peralatan pembelajaran SEQIP dirancang untuk sekolah dasar. (Depdiknas, 2004 : 10)
(15)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Tindakan Kelas
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun alasan penulis menggunakan model ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu hal yang lebih penting, Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan mampu mengatasi hambatan – hambatan dan kelemahan guru dalam melakasanakan kegiatan belajar – mengajar. Dan hal lain yang tidak kalah penting adalah dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan yang selama ini dilakukan oleh guru dalam mengajar di kelas.
Niff (Arikunto, dkk, 2009:102) mengemukakan pengertian PTK yang
berbeda, “PTK adalah bentuk reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri
terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar,
pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya”.
Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti menggunakan PTK Kolaboratif. Penelitian kolaboratif adalah penelitian yang dilakukan secara berpasangan antara yang melakukan tindakan yaitu guru yang mengajar dengan pihak yang melakukan pengamatan (peneliti). Penelitian yang semacam ini dianggap paling ideal, sebab dapat mengurangi unsur subyektif, seperti yang dikatakan oleh Suharsimi, A (2008:17) :
“Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang
(16)
Ani Nur’aeni, 2013 mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara itu adalah
penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya mengurangi unsur subyektifitas pengamat serta mutu kecermatan yang
dilakukan.”
B. Langkah – langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan pembelajaran yang dikembangkan SEQIP ini, adalah menggunakan model siklus. Model siklus yang dilaksanakan adalah model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart (Arikunto, 2006:97), dimana pada setiap siklusnya terdiri dari empat komponen. Keempat komponen itu meliputi ; perencanaan
(planning), aksi/tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection).
1. Perencanaan (planning)
Tahap ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan, peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian kita membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama kegiatan berlangsung. Dikarenakan pelaksana guru adalah pihak yang paling berkepentingan maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera guru dan kepentingan guru peneliti, agar pelaksana tindakan akan berjalan secara wajar, realistis dan dapat dikelola dengan mudah.
(17)
2. Aksi/tindakan ( action)
Implementasi atau penerapan isi rancangan didalam kancah, yaitu melakukan tindakan dilakukan. Hal yang harus diingat adalah bahwa dalam tahap dua ini pelaksana guru harus ingat dan taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar. Tentu saja membuat modifikasi tetap diperbolehkan, selama tidak mengubah prinsip. Hindari kekakukan.
3. Observasi (observation)
Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan tindakan tentu tidak dapat menganalisis peristiwanya yang sedang terjadi. Oleh karena itu, observer mencatat sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
4. Refleksi (Reflection)
Kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Istilah refleksi sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti dan subjek penelitian (siswa – siswa yang diajari), untuk bersama – sama mendiskusikan implementasi rencana tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada observer tentang hal – hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum.
(18)
Ani Nur’aeni, 2013 Setelah suatu siklus telah selesai di implementasikan, kemudian
diikuti dengan perencanaan ulang (replenning), atau revisi terhadap implementasi siklus yang telah dilaksanakan. Selanjutnya berdasarkan perencanaan ulang tersebut dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian untuk seterusnya, suatu siklus akan diikuti oleh siklus berikutnya jika masih diperlukan, sehingga PTK dapat dilakukan dengan beberapa siklus. Berikut ini adalah prosedur gambar secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :
(19)
Bagan 3.1 Alur PTK Pembelajaran Konsep Pesawat Sederhana Menggunakan Metode SEQIP (Modifikasi dari Model Kemmis dan Mc Taggart. Sumber:Arikunto:2009:15)
Pra siklus
pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru setiap hari.
Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi. Dengan melihat
kelemahan yang ada maka
peneliti mencoba untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.
yang didasarkan pada
masalah – masalah yang
ditemui berdasarkan
refleksi dari pra siklus.
Siklus I
Tindakan
Peneliti melakukan
tindakan yang telah
direncanakan, yaitu
berupa pembelajaran
dikelas yang dilaksanakn oleh guru menggunakan metode SEQIP.
Refleksi
Peneliti mengkaji, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak tindakan yang sudah dilaklukan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk membuat rencana baru dalam membuat rencana baru dalam mengatasi kesulitan – kesulitan yang ditemukan pada siklus I
Observasi
Observasi dilakukan dalam rangka memantau kegiatan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang dikembangkan SEQIP dalam rangka menanamkan konsep pesawat sederhana untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Siklus berikutnya
(20)
Ani Nur’aeni, 2013 Berikut ini adalah langkah – langkah PTK yang dilakukan oleh penulis:
1. Pra Siklus a. Observasi
Kegiatan observasi pada pra siklus merupakan kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti. Kegiatan pembelajaran pada tahap ini adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru setiap hari. Hal yang di observasi adalah praktek pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam kelas sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mencari data mengenai berbagai kelemahan yang di alami guru dalam proses belajar mengajar. Yang menjadi objek dakam observasi yang dilakukan peneliti adalah guru dan siswa kelas V SDN Neglasari I Kecamatan Curug Jaya Kota Serang. Adapun aspek – aspek yang di observasi adalah sebagai berikut :
1) Keaktivan siswa dalam proses belajar
2) Keterlibatan siswa dalam KBM
3) Pengalaman belajar siswa yang diperoleh saat proses belajar berlangsung.
Selain melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa kelas V (lima) dan guru, untuk memperoleh informasi mengenai kendala – kendala yang di alami siswa dan guru.
(21)
b. Refleksi
Refeleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi. Dengan melihat kelemahan yang ada, maka peneliti mencoba untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Dari hasil observasi peneliti menemukan berbagai kelemahan di dalam proses belajar mengajar yaitu :
1) Pemahaman siswa hanya bersifat hafalan
2) Siswa hanya ditempatkan pada posisi penerima saja 3) Siswa tidak diberikan kesempatan untuk berfikir kritis
4) Pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah
5) Guru dan siswa tidak melakukan percobaan dalam kegiatan pembelajaran
6) Alat peraga yang digunakan hanya gambar saja 7) Interaksi antara siswa dan guru hanya searah saja
Berdasarkan kelemahan – kelmahan yang peneliti temukan di atas, maka peneliti melihat pembelajaran yang dilaksanakan kurang bermakna. Siswa hanya sekedar menerima materi saja, siswa tidak diberi kesempatan untuk memahami suatu konsep dengan menemukan sendiri melalui percobaan. Maka peneliti merasa perlu melakukan suatu tindakan yang akan diharapkan mampu untuk memperbaiki keadaan tersebut.
(22)
Ani Nur’aeni, 2013 2. Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan ini dilakukan untuk merencanakan tindakan yang dilaksanakan pada masalah – masalah yang ditemui berdasarkan refleksi dari pra siklus.
Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah merancang suatu pembelajaran yang sebanyak mungkin melibatkan peran serta siswa dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang dikembangkan SEQIP. Dengan demikian diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep pesawat sederhana dengan sub konsep tuas.
b. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini mulai dilakukan tindakan seperti yang direncanakan, yaitu berupa pembelajaran di kelas yang dilaksanakan oleh guru. Kegiatan ini adalah sebagai upaya untuk memperbaiki proses belajar mengajar pada tahap pra siklus. Adapun kegiatannya adalah menggunakan pendekatan pembelajaran yang dikembangkan SEQIP, seperti yang sudah direncakan yaitu pembelajaran yang berprinsip lerning by doing dan joyful learning. Berikut rencana kegiatan pada pembelajaran pada konsep pesawat sederhana dengan sub konsep tuas sebagai berikut :
(23)
1) Pada awal pembelajaran, siswa diajak untuk mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru, kemudian diminta untuk mengemukakan pendapat tentang apa yang telah di amati. 2) Siswa dilatih untuk mengemukakan dugaan sementara/hipotesa
atas permasalahan yang timbul tentang topik pelajaran yaitu tuas, pada saat pembelajaran.
3) Siswa dilatih untuk melakukan percobaan untuk membuktikan hipotesa yang telah dikemukakannya.
4) Memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi mengenai hasil percobaan yang telah dialukannya.
5) Memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat.
c. Observasi
Observasi dilakukan dalam rangka membantu kegiatan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang dikembangkan SEQIP dalam rangka menanamkan konsep pesawat sederhana dengan sub konsep tuas untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Hal – hal yang diobservasi antara lain :
1) Peran guru pada saat proses belajar mengajar
2) Aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar 3) Kreatifitas siswa pada saat proses belajar mengajar
(24)
Ani Nur’aeni, 2013 d. Refleksi
Setelah observasi dirasa cukup, maka selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil kegiatan belajar mengajar siklus I. Peneliti mengkaji, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak tindakan yang sudah dilakukan. Hal ini dilakukan sebagi upaya untuk membuat rencana baru dalam membuat rencana baru dalam mengatasi kesulitan – kesulitan yang ditemukan pada siklus I. Apabila pada siklus I belum tercapai tujuan yang diinginkan maka diadakan revisi untuk kegiatan pada siklus berikutnya.
C. Instrumen Penelitian
Sebagai alat pengumpul data, instrumen penelitian sangat penting perannya, sebab tanpa instrumen yang tepat, tidak dapat memperoleh data yang benar – benar terpercaya, sehingga mengakibatkan kesimpulan penelitian yang keliru. Instrumen penelitian haruslah valid. Supardi (Arikunto
dkk, 2009:127) menjelaskan bahwa “instrumen yang valid adalah instrumen yang mampu dengan tepat mengukur dengan apa yang hendak di ukur”.
Dengan demikian akan diperoleh data yang akurat.
Dalam penelitian ini digunakan dua macam instrumen penelitian antara lain : observasi dan tes.
(25)
“Observasi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis”. (Arikunto, 2006:30).
Dengan melakukan observasi, dapat diamati kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan struktur pembelajaran SEQIP yang tercantum dalam RPP. Jenis observasi yang dipergunakan dalam penelitian inia adalah observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul yang akan diamati.Dalam proses observasi, observator (pengamat) tinggal memberi tanda pada kolom tempat peristiwa muncul. Observasi dalam penelitian ini dikembangkan menjadi 2 jenis yaitu observasi terhadap guru dan observasi terhadap sisiwa.
a. Observasi terhadap guru
Pada kegiatan pembelajaran, yang berperan sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran ialah peneliti (berperan sebagai guru). Observasi ini didasarkan pada tahap – tahap penerapan pembelajaran yang dikembangkan oleh SEQIP dalam proses pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengamati apakah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Kit SEQIP yang dilakukan guru sudah sesuai dengan RPP yang telah di buat, yang mana langkah – langkah pembelajarannya sesuai dengan struktur pembelajaran yang telah dikembangkan SEQIP.
(26)
Ani Nur’aeni, 2013
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Guru Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode SEQIP
No Aspek yang Diamati Nilai
1 Pendahuluan
2 Menggali pengetahuan awal siswa
3 Perumusan pertanyaan / permasalahan tentang topik
pelajaran (hipotesa)
4 Kegiatan siswa
5 Pengamatan oleh siswa
6 Menjawab pertanyaan
7 Proses yang membuat apa yang telah dipelajari menjadi milik siswa
Jumlah Nilai
Keterangan :
Pedoman dokumentasi ini berdasarkan pada indikator – indikator sebagai berikut :
1) Pendahuluan
a) Percobaan/demonstrasi sesuatu yang dibawa oleh guru b) Cerita/kejadian yang ada dilingkungan sekitar
c) Review/melanjutkan pelajaran terdahulu yang tidak lengkap
d) Mengamati/membahas penerapan teknis dalam lingkungan
(27)
a) Memotifasi siswa untuk bercerita tentang pengalamannya yang berkaitan dengan topik pembelajaran
b) Keantusiasan siswa bercerita
c) Mengulang secara garis besar (untuk memperjelas) cerita
pengalaman – pengalaman siswa
d) Mengkaitkan pengetahuan awal siswa dengan topik pembelajaran 3) Perumusan pertanyaan/permasalahan tentang topik pelajaran
a) Menceritakan kembali salah satu cerita pengalaman siswa
b) Pertanyaan tentang keterkaitan cerita pengalamam siswa dengan topik pembelajaran
c) Memberikan kesempatan siswa untuk beropini
d) Memberikan tanggapan yang merangsang keingintahuan siswa
4) Kegiatan siswa
a) Percobaan pesawat sederhana
b) Tanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan
c) Memberi contoh pesawat sederhana dalam kehidupan sehari – hari d) Siswa ditugaskan untuk membuat laporan dan kesimpulan dari
percobaan – percobaan yang telah dilakukannya dan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari
e) Siswa dan guru menyimpulkan materi
5) Pengamatan oleh siswa
a) Melakukan pengamatan cara kerja peralatan yang digunakan b) Melakukan pengamatan terhadap hasil percobaannya
(28)
Ani Nur’aeni, 2013 c) Diskusi kelompok mengenai hasil pengamatan
d) Pencatatan hasil pengamatan
6) Menjawab pertanyaan
a) Penjelasan oleh siswa
b) Perumusan kesimpulan
c) Penjelasan oleh guru
d) Sopan santun dalam bertanya
7) Proses yang membuat apa yang telah dipelajari menjadi milik siswa a) Penerapan (sangat baik bila berhubungan dengan lingkungan siswa)
b) Pemberian soal pemahaman
c) Membuat ringkasan
d) Pekerjaan rumah
Skala nilai 1 sampai 4, dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai 4, jika semua indikator tampak dan sangat baik
Nilai 3, jika hanya tiga indikator yang tampak dan sangat baik
Nilai 2, jika hanya dua indikator yang tampak dan sangat baik
Niali 1, jika hanya satu indikator yang tampak dan sangat baik
b. Observasi terhadap siswa
Observasi ini didasarkan pada indikator – indikator yang diharapkan akan muncul pada setiap kegiatan penggunaan Kit SEQIP pada materi mengenai materi pesawat sederhana yaitu : mengajukan
(29)
pertanyaan, menjawab atas pertanyaan yang timbul, bekerja dalam
kelompok, menunjukkan dalam kemampuan, menunjukkan
kemampuan dalam mengemukakan gagasan pertanyaan, dan menunjukkan inisiatif. Format lembar observasi siswa dalam menerapkan penggunaan alat peraga SEQIP pada konsep pesawat sederhana.
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran Konsep Pesawat Sederhana Dengan Menggunakan Metode SEQIP
No Aspek Yang Diamati Nilai 1 2 3 4
1 Mengajukan pertanyaan saat pembelajaran IPA
a. Pertanyaan yang di ajukan sesuai dengan topik pembelajaran
b. Pertanyaan bersifat konstruktif
c. Pertanyaan disampaikan dengan bahasa yang baik 2 Menjawab atas pertanyaan yang timbul
a. Jawaban tepat
b. Jawaban disertai dengan argumentasi c. Berani
3 Bekerja dalam kelompok
a. Berperan dalam kelompok b. Aktiv
c. Cepat bekerja dengan teman dalam kelompoknya 4 Menunjukan kemampuan dalam mengemukakan gagasan
a. Berani
b. Gagasan yang disampaikan disertai dengan fakta – fakta
c. Menggunakan kalimat yang baik 5 Menunjukan inisiatif
a. Berperan dalam kelompok b. Selalu punya gagasan
c. Gagasan – gagasannya bersifat konstruktif JUMLAH
(30)
Ani Nur’aeni, 2013 Keterangan :
Nilai 1. Jika tidak ada deskriptor yang muncul Nilai 2. Jika 1 deskriptor yang muncul
Nilai 3. Jika 2 deskriptor yang muncul Nilai 4. Jika 3 deskriptor yang muncul
Lembaran observasi ini berlaku dari tahap pra siklus sampai tahap siklus selanjutnya.
c. Tes
Collegiate (Arikunto,2006:32) mengemukakan definisi tes
“Tes is any series of question or exercises or other means of measuring the skill, knowledge, intelligence, capacities of aptitudes or an individual or group”. Tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam hal ini peneliti menggunakan tes prestasi hasil belajar.
Tes adalah alat prosedur untuk mengukur suatu sesuai dengan cara atau aturan yang sudah ditentukan. Tes yang digunakan pada penelitian ini, untuk siklus I dan selanjutnya dibuat 10 soal Pilihan Ganda, tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang konsep pesawat sederhana.
(31)
kali ini adalah tes pilihan ganda dengan perhitungan nilai akhir sebagai berikut:
Rerata = jumlah seluruh nilai
jumlah siswa
Tabel 3.3 Kisi – kisi Soal NO Indikator Taraf
Kesukaran
Aspek Intelektual Jumlah Soal C1 C2 C3
1
Memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari pesawat sederhana dapat mempermudah pekerjaan manusia.
Mudah 1 , 2 5
Sedang 3 , 4
Sukar 5
2
Memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari kegunaan pesawat sederhana bagi manusia
Mudah 6 , 7 5
Sedang 8 , 9
(32)
Ani Nur’aeni, 2013 Evaluasi Siklus I
Nama :
Kelas :
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang paling benar !
1. Pengertian pesawat sederhana adalah ...
a. Semua alat yang dapat mempermudah pekerjaan manusia
b. Semua yang dapat terbang
c. Semua ciptaan manusia yang canggih d. Semua alat yang dibuat manusia
2. Salah satu fungsi pesawat sederhana jenis pengungkit adalah untuk ...
a. Memancapkan paku c. Memotong kayu
b. Mencabut paku d. Mengupas buah
3. Pada pengungkit jenis kedua kedudukan titik beban ... a. Diantara titik sudut dan gaya
b. Diantara titik beban dan kuasa c. Diantara titik kuasa dan titik tumpu d. Diantara titik tumpu dan koordinat
4. Pada pengungkit jenis ketiga kedudukan titik kuasa terletak pada ... a. Diantara titik tumpu dan beban
b. Diantara titik gaya dan beban c. Diantara titik sudut dan beban
(33)
d. Diantara titik gaya dan beban
5. Salah satu contoh pesawat sederhana jenis pengungkit adalah ...
a. Gunting c. Sepeda
b. Pisau d. Kerekan bendera
6. Untuk mengangkat benda sebaiknya kita menggunakan ...
a. Bidang miring c. Roda berputar
b. Katrol d. Tuas
7. Berikut ini yang menggunakan katrol tetap adalah ...
a. Jungkat-jungkit c. Sumur pompa
b. Mesin traktor d. Sumur timba
8. Salah satu contoh pesawat sederhana pengungkit kedua adalah ...
a. Pinset c. Gerobak roda satu
c. Linggis d. Tang
9. Roda yang berputar tetapi tidak berjalan yang berfungsi untuk menarik atau mengangkat benda disebut ...
a. Pengungkti c. Roda dan poros
b. Katrol d. Bidang miring
10.Katrol dibagi menjadi 3, yaitu ...
a. Katrol gerak, katrol bebas, dan katrol berganda b. Katrol tetap, katrol gerak dan katrol bebas c. Katrol tetap, katrol bebas dan katrol berganda d. Semua salah
(34)
Ani Nur’aeni, 2013
Kunci Jawaban
1. A 6. B
2. B 7. D
3. C 8. D
4. A 9. B
5. A 10. C
D. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian melalui metode SEQIP ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri Neglasari dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang yang terdiri dari 16 orang perempuan dan 19 orang laki-laki.
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian tindakan ini diartikan sebagai tempat atau keadaan yang akan digunakan penelitian. Arikunto (2006:130) menjelaskan bahwa
“populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Dalam penelitian ini,
lokasi penelitian yang digunakan adalah kelas V (lima) SD Negeri Neglasari Kecamatan Curug Jaya Kota Serang, yang belokasi di desa cipelah.
Dipilihnya SDN Neglasari sebagai lokasi berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi sekolah tersebut layak karena keseharian saya sebagai
(35)
mahasiswa PLP mendapat tempat praktek mengajar di SD tersebut., sehingga dapat mempermudah pelaksanaan kegiatan penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam berupa non tes dan tes yaitu:
a. Observasi
Teknik pengumpulan data non tes berupa observasi pada guru dan siswa yang menggunakan pedoman observasi. Pedoman observasi ini digunakan untuk mengukur kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas dan kemampuan aktivitas siswa serta hasil pembelajaran yang telah terlaksana sebelum dilakukannya penelitian. b. Tes
Teknik pengumpulan data berupa tes menggunakan soal – soal yang diberikan oleh guru yang telah disediakan berupa tes tertulis. Dimana soal tersebut berupa soal PG 10. Pemberian soal untuk mengukur kemampuan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana melalui metode SEQIP. Tes ini dilaksanakan disetiap akhir pembelajaran. Hasil tes akan dianalisis apakah siswa dapat memahami materi yang telah diberikan oleh guru dan jika belum mencapai nilai yang memenuhi KKM maka guru dan peneliti melakukan refleksi apakah tes dilakukan kembali setelah proses belajar menggunakan pendekatan SEQIP saat siklus II berlangsung.
(36)
Ani Nur’aeni, 2013
F. Analisis Data
Setelah peneliti mengumpulkan data, maka data diolah, ditafsir, dievaluasi dalam setiap siklus. Menurut Suharsimi Arikunto dkk (2006: 131) ada dua data yang dapat dikumpulkan yaitu:
1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara penjelasan ( deskriptif)
2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman siswa pada konsep pesawat sederhana (kognitif), daya tarik siswa terhadap metode yang baru diterapkan (efektif), dan antusias siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Analisi merupakan usaha untuk memilih, membuang,
menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklarifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok; (1) Tema apa yang dapat ditemukan pada data, (2) Seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan penelitian.
(37)
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan pada pelaksanaan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV dalam peneltian tindakan kelas ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kemampuan guru menggunakan Kit SEQIP dalam proses pembelajaran
telah mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat diketahui dari data hasil tes dan observasi terhadap aktivitas mengajar guru pada tahap siklus I yang memperoleh skor nilai rata – rata yaitu 2,43 untuk aktivitas mengajar. Sedangkan pada siklus II kemampuan guru meningkat dengan perolehan nilai rata – rata 5,0.
Dari data tersebut, pada tahap pra siklus guru belum menggunakan alat peraga seqip (Kit), ini menunjukkan bahwa banyaknya pengalaman mengajar/melaksanakan proses pembelajaran didalam kelas belum menjamin kemampuan guru dalam menggunakan Kit SEQIP, apalagi guru tersebut tidak berusaha meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan Kit SEQIP
2. Terjadi peningkatan terhadap pemahaman siswa mengenai konsep pesawat sederhana. Peningkatan setiap siklus sebagai berikut : pada tahap pra siklus diperoleh nilai rata – rata 51,4, pada tahap siklus I
(38)
Ani Nur’aeni, 2013 diperoleh nilai rata – rata 65,71 dan pada tahap siklus II diperoleh nilai
rata – rata 78,28.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media pembelajaran, khususnya media pembelajaran yang dikembangkan oleh SEQIP (Kit SEQIP) dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Sehingga siswa menjadi senang, tidak lambat dalam menerima materi yang disampaikan, dan tidak merasa jenuh serta interaksi antara guru dengan siswa menjadi lebih akrab. Jadi dengan adanya motivasi yang tinggi dan keaktifan siswa dapat membantu keberhasilan siswa dalam belajar.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka perlu
direkomedasikan kepada pihak – pihak yang terkait sebagai berikut :
1. Guru IPA di Sekolah Dasar
Kualitas proses belajar mengajar IPA di sekolah dasar perlu terus ditingkatkan, untuk menumbuhkan daya tarik siswa dalam belajar IPA, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan pembelajaran yang dikembangkan SEQIP ini. Keterbatasan sarana dan pra sarana hendaknya jangan di jadikan alasan untuk tidak bisa menerapkan pembelajaran yang dikembangan SEQIP ini. Namun ada satu hal yang
(39)
sangat penting bagi guru yaitu perlunya sikap konsisten untuk selalu berupaya meningkatkan mutu pembelajaran.
2. KKG
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memacu tenaga pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menggunakan metode pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa akan lebih baik. Oleh karena itu kepada pengawas khususnya pengawas SD untuk dapat mengarahkan dan membahas di forum Kelompok Kerja Guru (KKG) agar dapat menerapkan metode SEQIP dalam mengaktifkan proses pembelajaran IPA dan menumbuhkan kemampuan kerja ilmiah siswa.
3. Kepala Sekolah Dasar
Kepada kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan pimpinan tertinggi di sekolah hendaknya memberikan fasilitas kepada guru untuk dapat menerapkan metode SEQIP. Karena proses pembelajaran IPA ketika menggunakan metode SEQIP lebih menunjukkan suasana pembelajaran yang kondusif dan lebih aktif salam belajar.
4. Peneliti
Hasil penelitian ini sangat berguna untuk dijadikan sebagai salah satu referensi / sumber untuk meningkatkan daya dan memperbaiki iklim pembelajaran IPA di SD di masa yang akan datang.
(40)
Ani Nur’aeni, 2013
Daftar Pustaka
Ahmadi, A & Supatmo, A (1991). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rienaka Cipta
Arikunto, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2006). Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktia. Jakarta : Rineka Cipta
Depdiknas (2004). Science Education Quality Improvement Project. Makalah pada Pelatihan Pemandu Bidang Studi IPA.
Hadiat, dkk (1997). Ilmu Pengetahuan Alam II. Jakarta : Depdikbud
Hambali. (2008). Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Yang Dikembnagkan SEQIP Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Pesawat Sederhana Di Kelas V SD. Skripsi
Iskandar, S.M. (1997). Pendidikan Pengetahuan Alam, Jakarta : Depdikbud: Jakarta
Maftuh. (2011). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Siswa Tentang Konsep
Pesawat Sederhana Melalui Metode SEQIP. Skripsi
Nasution, Noehi. (1999). Pendidikan IPA di SD. PGSD UT, Jakarta
Penelitian Pendidikan Vol. 1, No. 1, 101 – 103 Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UPI
Poejiadi, A (2007) Pendidikan Sain dan Sain Terpadu. Bandung : Pedagogiana Press
Semiawan,C. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana mengaktifkan
siswa dalam belajar. Jakarta: Pt. Gramedia Widia Sarana Indonesia
Sudjana, Nana (2009).Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algensido Offset
Sudjana,Nana. (1989). Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Bia Media Informasi, Jakarta
(41)
Suherlina, (2010). Penelitian Tindakan Kelas Hasil Penelitian Baru. Bandung : Jurnal
Tanty Firtiawati. (2010). Penggunaan Alat Peraga SEQIP Untuk Meningkatkan
Pemahaman Siswa Pada Kosnep Cahaya. Skripsi
(1)
F. Analisis Data
Setelah peneliti mengumpulkan data, maka data diolah, ditafsir, dievaluasi dalam setiap siklus. Menurut Suharsimi Arikunto dkk (2006: 131) ada dua data yang dapat dikumpulkan yaitu:
1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara penjelasan ( deskriptif)
2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman siswa pada konsep pesawat sederhana (kognitif), daya tarik siswa terhadap metode yang baru diterapkan (efektif), dan antusias siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Analisi merupakan usaha untuk memilih, membuang, menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklarifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok; (1) Tema apa yang dapat ditemukan pada data, (2) Seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan penelitian.
(2)
Ani Nur’aeni, 2013
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan pada pelaksanaan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV dalam peneltian tindakan kelas ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kemampuan guru menggunakan Kit SEQIP dalam proses pembelajaran telah mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat diketahui dari data hasil tes dan observasi terhadap aktivitas mengajar guru pada tahap siklus I yang memperoleh skor nilai rata – rata yaitu 2,43 untuk aktivitas mengajar. Sedangkan pada siklus II kemampuan guru meningkat dengan perolehan nilai rata – rata 5,0.
Dari data tersebut, pada tahap pra siklus guru belum menggunakan alat peraga seqip (Kit), ini menunjukkan bahwa banyaknya pengalaman mengajar/melaksanakan proses pembelajaran didalam kelas belum menjamin kemampuan guru dalam menggunakan Kit SEQIP, apalagi guru tersebut tidak berusaha meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan Kit SEQIP
2. Terjadi peningkatan terhadap pemahaman siswa mengenai konsep pesawat sederhana. Peningkatan setiap siklus sebagai berikut : pada tahap pra siklus diperoleh nilai rata – rata 51,4, pada tahap siklus I
(3)
diperoleh nilai rata – rata 65,71 dan pada tahap siklus II diperoleh nilai rata – rata 78,28.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media pembelajaran, khususnya media pembelajaran yang dikembangkan oleh SEQIP (Kit SEQIP) dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Sehingga siswa menjadi senang, tidak lambat dalam menerima materi yang disampaikan, dan tidak merasa jenuh serta interaksi antara guru dengan siswa menjadi lebih akrab. Jadi dengan adanya motivasi yang tinggi dan keaktifan siswa dapat membantu keberhasilan siswa dalam belajar.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka perlu direkomedasikan kepada pihak – pihak yang terkait sebagai berikut :
1. Guru IPA di Sekolah Dasar
Kualitas proses belajar mengajar IPA di sekolah dasar perlu terus ditingkatkan, untuk menumbuhkan daya tarik siswa dalam belajar IPA, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan pembelajaran yang dikembangkan SEQIP ini. Keterbatasan sarana dan pra sarana hendaknya jangan di jadikan alasan untuk tidak bisa menerapkan pembelajaran yang dikembangan SEQIP ini. Namun ada satu hal yang
(4)
Ani Nur’aeni, 2013 sangat penting bagi guru yaitu perlunya sikap konsisten untuk selalu
berupaya meningkatkan mutu pembelajaran. 2. KKG
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memacu tenaga pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menggunakan metode pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa akan lebih baik. Oleh karena itu kepada pengawas khususnya pengawas SD untuk dapat mengarahkan dan membahas di forum Kelompok Kerja Guru (KKG) agar dapat menerapkan metode SEQIP dalam mengaktifkan proses pembelajaran IPA dan menumbuhkan kemampuan kerja ilmiah siswa. 3. Kepala Sekolah Dasar
Kepada kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan pimpinan tertinggi di sekolah hendaknya memberikan fasilitas kepada guru untuk dapat menerapkan metode SEQIP. Karena proses pembelajaran IPA ketika menggunakan metode SEQIP lebih menunjukkan suasana pembelajaran yang kondusif dan lebih aktif salam belajar.
4. Peneliti
Hasil penelitian ini sangat berguna untuk dijadikan sebagai salah satu referensi / sumber untuk meningkatkan daya dan memperbaiki iklim pembelajaran IPA di SD di masa yang akan datang.
(5)
Daftar Pustaka
Ahmadi, A & Supatmo, A (1991). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rienaka Cipta
Arikunto, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2006). Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktia. Jakarta : Rineka Cipta
Depdiknas (2004). Science Education Quality Improvement Project. Makalah pada Pelatihan Pemandu Bidang Studi IPA.
Hadiat, dkk (1997). Ilmu Pengetahuan Alam II. Jakarta : Depdikbud
Hambali. (2008). Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Yang Dikembnagkan SEQIP Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Pesawat Sederhana Di Kelas V SD. Skripsi
Iskandar, S.M. (1997). Pendidikan Pengetahuan Alam, Jakarta : Depdikbud: Jakarta
Maftuh. (2011). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Siswa Tentang Konsep
Pesawat Sederhana Melalui Metode SEQIP. Skripsi
Nasution, Noehi. (1999). Pendidikan IPA di SD. PGSD UT, Jakarta
Penelitian Pendidikan Vol. 1, No. 1, 101 – 103 Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UPI
Poejiadi, A (2007) Pendidikan Sain dan Sain Terpadu. Bandung : Pedagogiana Press
Semiawan,C. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana mengaktifkan
siswa dalam belajar. Jakarta: Pt. Gramedia Widia Sarana Indonesia
Sudjana, Nana (2009).Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algensido Offset
(6)
Ani Nur’aeni, 2013 Suherlina, (2010). Penelitian Tindakan Kelas Hasil Penelitian Baru. Bandung :
Jurnal
Tanty Firtiawati. (2010). Penggunaan Alat Peraga SEQIP Untuk Meningkatkan
Pemahaman Siswa Pada Kosnep Cahaya. Skripsi