PENGARUH TAHAPAN PREDIKSI DAN DISKUSI PADA PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM SARAF PADA SISWA SMA.
PENGARUH TAHAPAN PREDIKSI DAN DISKUSI PADA PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN KONSEP
SISTEM SARAF PADA SISWA SMA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh
MAYANG INDAH NURWULAN
1002365
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
PENGARUH TAHAPAN PREDIKSI DAN DISKUSI PADA PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN KONSEP
SISTEM SARAF PADA SISWA SMA
Oleh
Mayang Indah Nurwulan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Mayang Indah Nurwulan 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindugi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
LEMBAR PENGESAHAN MAYANG INDAH NURWULAN
PENGARUH TAHAPAN PREDIKSI DAN DISKUSI PADA PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN KONSEP
SISTEM SARAF PADA SISWA SMA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I,
Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. NIP. 195107261978032001
Pembimbing II,
Dr. H. Saefudin, M.Si. NIP. 196307011988031003
Diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,
Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002
(4)
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Sistem Saraf pada Siswa SMA” ini
sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan
plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Oktober 2014
Yang membuat pernyataan,
(5)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pengaruh Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Sistem Saraf pada Siswa SMA. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW., keluarganya, para sahabat, serta kita sebagai umatnya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh studi sarjana di Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak sekali mendapatkan bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I, atas segala dedikasi, bantuan, bimbingan, nasihat, perhatian dan saran yang telah diberikan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
2. Dr. H. Saefudin, MS., selaku Dosen Pembimbing II, atas segala dedikasi, bantuan, bimbingan, nasihat, perhatian dan saran yang telah diberikan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
3. Dr. Ana Ratna Wulan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas segala perhatian, bimbingan dan nasihat selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI ini.
4. Prof. Dr. Hj. Nuryani Rustaman, M.Pd., selaku Dosen Pendidikan Biologi, atas segala bantuan, nasihat, dan saran yang telah diberikan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, Riandi, Dr., M.Si. dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, H. Ari Widodo, Dr., M.Ed.
6. Seluruh dosen, laboran dan staf Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
(6)
7. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan yang tak terhingga baik secara moril maupun materil, semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik untuk segalanya.
8. Keluarga terbaik, keluarga besar Drs. Acam Hermawan (alm) atas segala dukungan selama ini, semoga Allah SWT selalu bersama kita dan menjaga tali silaturahim ini.
9. Kekasih tercinta, Yopi Agustian yang selalu memberikan perhatian, dukungan,motivasi, doa, dan bantuan dalam menyelesaikan tugas akhir.
10.Sahabat terbaik, Ernawati, Uli, Lestari Syafitri Lbs, Rani Martini, Elisa Mardiana, dan Miftah Yahya Firdaus yang selalu memberikan dukungan, doa, dan bantuan dalam menyelesaikan tugas akhir dan selama perkuliahan. 11.Keluarga Bee Celoteh Biologi B 2010 yang selalu memberikan dukungan
selama menyelesaikan tugas akhir.
12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis berharap semoga Allah SWT. dapat membalas segala kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan. Akhir kata semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Amin.
Bandung, Oktober 2014
(7)
ix Mayang Indah Nurwulan, 2014
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Pertanyaan Penelitian ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Batasan Masalah ... 5
G. Asumsi ... 5
H. Hipotesis ... 6
BAB II LEARNING CYCLE, KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF, SISTEM SARAF PADA MANUSIA ... 7
A. Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle... 7
B. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 13
C. Tinjauan Pembelajaran Sistem Saraf ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Lokasi , Subjek Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
B. Desain Penelitian ... 27
C. Metode Penelitian ... 28
D. Definisi Operasional... 28
(8)
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 32
G. Analisis Pengolahan Data ... 36
H. Prosedur Penelitian ... 39
I. Alur Penelitian ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Hasil Penelitian ... 41
1. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 41
2. Penguasaan Konsep ... 47
3. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Prediksi dan Diskusi berbasis Learning Cycle ... 52
B. Pembahasan ... 56
1. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 56
2. Penguasaan Konsep ... 64
3. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Prediksi dan Diskusi berbasis Learning Cycle ... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 69
A. Kesimpulan ... 69
B. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
LAMPIRAN ... 74
(9)
xi Mayang Indah Nurwulan, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintaks Model Learning Cycle 5E… ... 10
Tabel 2.2 Indikator Berpikir Kreatif menurut William … ... 15
Tabel 2.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Sistem Saraf… . 18 Tabel 3.1 Tabel Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 30
Tabel 3.2 Tabel Kisi-Kisi Tes Penguasaan Konsep ... 31
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran ... 32
Tabel 3.4 Tabel Indeks Validitas ... 33
Tabel 3.5 Tabel Indeks Diskriminasi ... 34
Tabel 3.6 Tabel Indeks Tingkat Kesukaran ... 35
Tabel 3.7 Hasil Analisis Butir Soal Uji Instrumen Penguasaan Konsep ... 35
Tabel 3.8 Tabel Kategori Persentasi ... 38
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif ... 41
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif ... 43
Tabel 4.3 Perolehan Skor Setiap Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 45
Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Pretest Penguasaan Konsep ... 47
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Posttest Penguasaan Konsep ... 49
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Angket mengenai Pembelajaran Prediksi dan Diskusi Berbasis Learning Cycle ... 52
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Angket setiap Indikator mengenai Pembelajaran Prediksi dan Diskusi Berbasis Learning Cycle ... 56
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penampang sel saraf beserta bagiannya ... 19
Gambar 2.2 Macam-macam sel saraf berdasarkan fungsinya ... 20
Gambar 2.3 Macam-macam sel saraf berdasarkan strukturnya... 20
Gambar 2.4 Ilustrasi Penjalaran Impuls melalui Membran Sel Saraf... 21
Gambar 2.5 Penampang lapisan-lapisan selaput meninges... 23
Gambar 2.6 Penampang Otak ... 24
Gambar 2.7 Penampang Sumsum Tulang Belakang ... 25
Gambar 2.8 Pembagian Kerja Sistem Saraf Simpatis dan Parasimpatis ... 26
Gambar 3.1 Desain Penelitian Pretest-Posttest Kontrol Group Design ... 28
Gambar 3.2 Sintaks Pembelajaran bebasis Learning Cycle ... 29
Gambar 3.3 Alur Penelitian ... 40
Gambar 4.1 Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest-Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 45
Gambar 4.2 Kemampuan Berpikir Kreatif Setiap Aspek ... 46
Gambar 4.3Perbandingan Persentase Indeks Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol dn Kelas Eksperimen ... 47
Gambar 4.4 Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest-Posttest antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 51
Gambar 4.5 Perbandingan Persentase Indeks Gain Kemampuan Penguasaan Konsep Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 51
(11)
xiii Mayang Indah Nurwulan, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 74
B. Instrumen Penelitian... 82
1. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif ... 82
2. Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep ... 86
3. Contoh Instrumen ... 89
4. Kisi-kisi dan Contoh Angket Siswa ... 92
C. Analisis Uji Instrumen ... 96
D. Analisis Data Statistik ... 102
1. Rekapitulasi Data Pretest, Posttest, Dan Indeks Gain ... 102
2. Uji Normalitas (Chi-Kuadrat) ... 109
3. Uji Homogenitas (Uji F) ... 117
4. Uji Hipotesis (Uji t) ... 119
E. Lembar Kerja Siswa ... 121
F. Administrasi Penelitian ... 125
G. Contoh Jawaban Siswa ... 127
(12)
ABSTRAK
Penelitian berjudul “Pengaruh Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Sistem Saraf pada Siswa SMA” ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tahapan prediksi dan diskusi pada pembelajaran berbasis learning cycle terhadap kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep sistem saraf pada siswa SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasy Experiment dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam penelitian ini digunakan dua kelas penelitian, pada kelas kontrol pembelajaran yang digunakan adalah model konvensional dengan metode diskusi, sedangkan kelas eksperimen pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran berbasis learning cycle yang di mana pada fase exploration menggunakan metode prediksi dan diskusi. Kemampuan berpikir kreatif siswa dijaring dengan menggunakan soal essay berjumlah 8 butir soal yang dapat memunculkan indikator-indikator berpikir kreatif siswa, yang terdiri dari kemampuan berpikir luwes (flexibility), lancar (fluency), orisinal (originality), dan memerinci (elaboration). Penguasaan konsep siswa dijaring dengan menggunakan soal isian singkat sebanyak 15 butir soal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kedua kelas penelitian didapatkan nilai rata-rata posttest kemampuan berpikir kreatif siswa kelas kontrol adalah 35,49 dengan rata-rata indeks gain sebesar 0,18 berada pada kategori rendah, sedangkan kelas eksperimen adalah 54,87 dengan rata-rata indeks gain sebesar 0,46 berada dalam kategori sedang. Kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih baik dari pada kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol.Sedangkan untuk penguasaan konsep siswa, Nilai rata - rata penguasaan konsep kelas eksperimen sebesar 6,89, sedangkan kelas kontrol sebesar 4,09. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Jadi, pembelajaran berbasis learning cycle dapat berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep sistem saraf pada siswa SMA.
Kata kunci : Learning cycle, Kemampuan berpikir kreatif, Penguasaan Konsep, Sistem saraf, dan Quasy experiment.
(13)
viii Mayang Indah Nurwulan, 2014
ABSTRACT
The study entitled "The Effect of Prediction and Discussion Phase on the Cycle-Based Learning toward the Creative Thinking and the Mastery of Nervous System Concept on High School Students" aims to determine the effect of prediction and discussion stage on cycle-based learning toward the creative thinking abilities and mastery of the concept of the nervous system on high school students. The method used was quasy experiment with pre-test and post-test control group design. This study used two classes: control class and experimental class. In the control class, the researcher employed a conventional learning model with the discussion method, while the cycle-based learning was applied in the experimental class in which its exploration phase was using a combined prediction and discussion method. Students' ability to think creatively was encapsulated by using 8 items of essay questions that could emerge the indicators of students’ creative thinking. The indicators consisted of the ability to think flexibility, fluency, originality, and elaboration. Students' mastery of concepts was detained by using a short answer worksheet as many as 15 items. Based on the results of research conducted in both classroom, it was showed from the posttest that the average value of creative thinking abilities in control class was 35.49 with an average index of 0.18, which was considered low category. Meanwhile, the experimental class was 54.87 with a mean average index of 0.46, which was considered fair category. The ability to think creatively in the experimental class was better than when it was applied in the control class. Regarding to the mastering concepts, the student’s average score in experimental class was 6.89, while the control class is 4.09. Thus, the students’ mastery of the concept in the experimental class was better than the control class. At last, it can be deduced that the cycle-based learning can rise a significant effect on the ability to think creatively and mastery the nervous system concepts on high school students.
Keywords: Learning cycle, ability to think creatively, Concepts Mastery, nervous system, and Quasy experiment.
(14)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradapan manusia di dunia. Salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar sehingga menuntut guru mempunyai strategi proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan dalam belajar. Oleh karena itu guru dituntut agar dapat menerapkan model pembelajaran yang efektif dan efisien yang dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada (Munandar,1999:47). Setiap manusia lahir dikaruniai dengan banyak kreativitas, tidak ada manusia yang tidak kreatif. Sedangkan berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan ketika memunculkan suatu ide atau gagasan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Menurut Siswono (2005) berpikir kreatif itu sendiri diartikan sebagai suatu kombinasi berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran pikiran seseorang.
Setiap manusia memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif yang berbeda-beda baik secara keseluruhan ataupun dari setiap indikatornya. Jika kemampuan berpikir kreatif ini tidak dikembangkan secara maksimal, maka kemampuan berpikir kreatif tersebut tidak akan berkembang. Agar kemampuan berpikir kreatif seseorang dapat tercermin secara maksimal, kemampuan berpikir kreatif tersebut harus terus diasah dengan menambahkan wawasan pengetahuan yang lebih meluas (Supriadi,2001).
Kemampuan berpikir kreatif ini merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi. Namun pada kenyataannya proses belajar mengajar umumnya
(15)
2
Mayang Indah Nurwulan, 2014
hanya terbatas pada pembelajaran dengan kemampuan berpikir tingkat rendah, sedangkan proses pembelajaran dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi jarang dilatih pada siswa. Kemampuan berpikir tingkat tinggi juga merupakan bagian dari kemampuan kognitif yang harus dikembangkan pada semua siswa (Munandar,2002). Kemampuan berpikir kreatif siswa diperlukan dalam proses pembelajaran karena dengan berpikir kreatif siswa dapat menghasilkan gagasan-gagasan baru yang imajinatif dan asli dengan pembelajaran yang bermakna.
Menurut Munandar (2002) perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar guru. Masalah pengembangan kemampuan berpikir kreatif ini dapat diatasi dengan menggunakan metode yang sesuai dengan pembelajaran dan dapat menunjukan kemampuan berpikir kreatif siswa. Piaget dalam Munandar (2002) menyarankan agar dalam pembelajaran guru memilih masalah yang berciri kegiatan prediksi, eksperimentasi, dan eksplanasi. Salah satu indikator yang menunjukkan kemampuan berpikir kreatif ini adalah dengan kegiatan memprediksi atau berhipotesis karena dengan memprediksi siswa cenderung untuk dapat mengajukan dugaan dan gagasan baru. Sesuai dengan Landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bahwa kemampuan berhipotesis ini diperlukan dalam pembelajaran untuk menunjukan kemampuan berpikir secara kreatif, logis, kritis, dan inovatif (BSNP, 2006). Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh Rustaman (1992) keterampilan proses sains berhipotesis yang melibatkan kemampuan untuk menduga sesuatu hal, menguraikan sesuatu yang menunjukan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, sehingga dalam menduga sesuatu dibutuhkan juga kemampuan berpikir kreatif ini. Berpikir kreatif merupakan suatu kebiasaan dari pemikiran yang tajam dengan intuisi, menggerakkan imaginasi, mengungkapkan kemungkinan- kemungkinan baru, membuka selubung ide-ide yang menakjubkan dan inspirasi ide-ide yang tidak diharapkan (Siswono,2005).
Salah satu pembelajaran yang menekankan pada kegiatan memprediksi adalah pembelajaran berbasis Learning Cycle. Dalam hal ini model Learning
(16)
3
Learning Cycle 5E ini yaitu engagement, exploration, explanation, elaboration
dan evaluation (Ulaş,2012). Prinsip dasar dari model Learning Cycle yang diungkapkan oleh Liu (2009) yaitu siswa membentuk konsep-konsep mereka sendiri dan memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dengan bantuan pengalaman belajar mereka. Pembelajaran seperti ini memungkinkan siswa untuk mempelajari konsep baru atau mencoba memahami sebuah konsep yang dikenal dalam semua aspek. Agar suatu konsep menjadi bermakna, siswa harus menggunakan pengetahuan mereka yang sebelumnya untuk mengeksplorasi konsep-konsep baru.
Pembelajaran berbasis learning cycle yang dimaksud adalah pembelajaran berbasis learning cycle yang menggunakan metode prediksi dan diskusi pada fase eksplorasi dalam learning cycle. Menurut Yilmaz (2011) pembelajaran berbasis
learning cycle seperti ini dikenal dengan nama tahapan prediksi dan diskusi pada
pembelajaran berbasis learning cycle. Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle merupakan salah satu metode dari model
Learning Cycle, dimana dalam metode ini ditambahkan tahap prediksi dan
diskusi pada salah satu fase dalam Learning Cycle (Yilmaz, 2011). Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle dirancang untuk membantu siswa mengaitkan konsep-konsep yang baru satu sama lain dengan yang sudah ada dan tahap prediksi mendorong mereka untuk merumuskan hipotesis mereka sendiri yang mengakibatkan pembelajaran siswa lebih bermakna (Yilmaz,2011).
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi sistem saraf, konsep ini salah satu bagian dari sistem regulasi. Pemilihan konsep ini dinilai cocok untuk dijadikan salah satu variabel penelitian ini, dikarenakan konsep pada sistem saraf sangat aplikatif, sering dialami siswa dalam kehidupan, sehingga cocok dijadikan bahan untuk kegiatan memprediksi dan diskusi siswa.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk merancang
penelitian tentang “Pengaruh Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran
(17)
4
Mayang Indah Nurwulan, 2014 B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang diteliti yaitu:
Bagaimanakah pengaruh Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep sistem saraf?
C. Pertanyaan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep sistem saraf sebelum dan sesudah menggunakan metode Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle?
2. Bagaimanakah perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep sistem saraf antara pembelajaran dengan menggunakan metode Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle dan metode diskusi?
3. Bagaimanakah perbedaan penguasaan konsep siswa pada konsep sistem saraf antara pembelajaran dengan menggunakan metode Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle dan metode diskusi? 4. Bagaimanakah tanggapan siswa mengenai penggunaan metode Tahapan
Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle dalam pembelajaran pada konsep sistem saraf ?
D. Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep sistem saraf.
(18)
5
E. Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi siswa
Menperoleh pengalaman belajar yang baru yang merangsang kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran pada konsep sistem saraf menggunakan metode Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle.
2. Bagi guru
Sebagai alternatif dalam mengajarkan materi pada konsep sistem saraf menggunakan metode Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle.
3. Bagi peneliti
Mendapatkan data hasil kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran konsep sistem saraf menggunakan metode Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle.
F. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu menyimpang dan lebih terarah maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kreatif siswa diukur dengan menggunakan soal-soal essay yang dapat memunculkan indikator-indikator berpikir kreatif siswa, yang terdiri dari kemampuan berpikir luwes (flexibility), lancar (fluency), orisinal (originality), dan memerinci (elaboration).
2. Materi sistem saraf yang akan menjadi sasaran penelitian adalah sub materi macam-macam gerak dan sistem saraf pusat pada manusia.
G. Asumsi
Asumsi yang menjadi dasar penelitian ini adalah:
(19)
6
Mayang Indah Nurwulan, 2014
membantu siswa mengaitkan konsep-konsep yang baru satu sama lain dengan yang sudah ada dan tahap prediksi mendorong mereka untuk merumuskan hipotesis mereka sendiri yang mengakibatkan pembelajaran siswa lebih bermakna (Yilmaz,2011).
2. Perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan metode ataupun model mengajar dan cara mengajar guru (Munandar,2002).
H. Hipotesis
Berdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah
“Pembelajaran Berbasis Learning Cycle dapat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep sistem saraf”
(20)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN X yang berlokasi di Jalan Cihanjuang Rahayu No. 39 Desa Cihanjuang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.
Populasi penelitian ini adalah populasi siswa di SMAN X kelas XI semester II tahun ajaran 2013/2014. Dari seluruh kelas XI yang ada diambil dua kelas sebagai sampel penelitian ini, yaitu satu kelas untuk kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan metode Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle dan satu kelas lagi untuk kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode diskusi. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara sampel acak kelas, dimana dalam hal ini dua kelas utuh ditentukan secara acak dengan cara diundi. Namun pengambilan sampel siswa tidak dilakukan secara acak, sampel peserta adalah siswa yang berada di kelas. Masing-masing kelas terdiri dari 21 siswa, sehingga jumlah sampel seluruhnya adalah 42 siswa. Penelitian ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan, di mana pada pertemuan pertama pelaksanaan pretest, pertemuan kedua pelaksaan perlakuan, dan pertemuan ketiga pelaksanaan posttest.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Pretest-Posttest Kontrol Group Design. Dalam penelitian ini, kelas eksperimen diberikan
perlakuan dengan metode Prediksi dan Diskusi berbasis Learning Cycle dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan metode diskusi. Kedua kelas tersebut diberikan pretest sebelum perlakuan untuk mengetahui keadaan awal siswa dan
posttest setelah perlakuan. Menurut Sugiyono (2009) desain penelitian ini dapat
(21)
28
Mayang Indah Nurwulan, 2014
Gambar 3.1 Desain Penelitian Pretest-Posttest Kontrol Group Design Keterangan:
R = Kelas kontrol atau kelas eksperimen O1, O3 = Siswa diberikan soal Pretest
O2, O4 = Siswa dberikan soal Posttest
X = Pembelajaran menggunakan metode tahapan Prediksi dan Diskusi pada pembelajaran berbasis learning cycle
● = Pembelajaran menggunakan metode diskusi.
(Sugiyono,2009)
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasy Experiment. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip penelitian laboratorium, terutama dalam pengontrolan terhadap hal-hal yang mempengaruhi jalannya eksperimen (Sukmadinata,2012). Metode ini digunakan karena adanya perbedaan perlakuan antara dua kelas yang dijadikan subjek sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana hanya diberikan satu perlakuan untuk masing-masing kelas. Dalam hal ini, variable bebasnya yaitu metode pembelajaran tahapan prediksi dan diskusi berbasis learning cycle, dan variable terikatnya adalah kemampuan berpikir kreatif siswa.
D. Definisi Operasional
1. Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle adalah sebuah metode pembelajaran prediksi dan diskusi yang berbasis model
Learning Cycle, dimana dalam metode ini terdapat tahap prediksi dan diskusi
yang dilakukan pada fase Eksplorasi dalam model Learning Cycle 5E. Pada
R O1 X O2
(22)
29
tahap prediksi siswa diwajibkan untuk membuat prediksi terlebih dahulu saat diberikan soal-soal dalam bentuk lembar kerja hipotesis dan prediksi oleh guru setelah itu diadakan diskusi yang melibatkan siswa secara langsung. Adapun sintaks pembelajaran berbasis Learnng Cycle 5E ini sebagai berikut:
Gambar 3.2 Sintaks Pembelajaran berbasis Learnng Cycle 5E 2. Metode diskusi adalah pembelajaran dengan model konvensional di mana
urutan proses pembelajarannya disesuaikan dengan pembelajaran model
Learning Cycle 5E.
3. Kemampuan berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau pendapat baru dan juga melihat suatu pola baru antara satu hal dengan hal lainnya yang sebelumnya tidak tampak. Kemampuan berpikir kreatif yang diukur mencakup lima indikator yaitu:
Fluency (kemampuan berpikir lancar), Flexibility (kemampuan berpikir
luwes), Originality (kemampuan berpikir orisinil), dan Elaboration (kemampuan merinci). Kemampuan berpikir kreatif tersebut dijaring dengan menggunakan tes kemampuan berpikir kreatif dengan bentuk soal essay. 4. Penguasaan Konsep merupakan salah satu hasil belajar kognitif yang
diperoleh setelah dilakukan pembelajaran berbasis learning cycle .
Engagement
Exploration
~Memprediksi
~Diskusi
Explanation Elaboration
(23)
30
Mayang Indah Nurwulan, 2014
Penguasaan konsep ini dijaring melalui tes penguasaan konsep dengan bentuk isian singkat yang mencakup kemampuan kognitif C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), dan C5 (mengevaluasi).
E. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2007), instrumen adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan yang lebih efektif dan efisien. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan terdiri atas:
1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa digunakan tes berupa tes uraian dengan masing-masing indikator yang berbeda-beda yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes ini diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest). Tes ini berupa soal uraian sebanyak 8 butir soal. Untuk kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Tabel Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif No Aspek Kemampuan
Berpikir Kreatif Indikator
No. Soal 1. Fluency
(berpikir lancar)
Memberikan banyak gagasan/
jawaban 1,2
2. Flexibility (berpikir luwes)
Memberikan lebih dari satu penafsiran (interpretasi) suatu gambar, cerita/ suatu masalah
3,4
3. Originality (berpikir orisinil)
Memikirkan masalah- masalah atau hal-hal yang tidak
terpikirkan orang lain.
5,6
4. Elaboration (berpikir merinci)
Mampu menambahkan garis-garis, warna-warna, dan bagian-bagian tehadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.
Mampu mengevaluasi
7,8
(24)
31
2. Tes Penguasaan Konsep
Untuk mengukur penguasaan konsep siswa digunakan tes penguasaan konsep. Tes ini diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest). Tes ini berupa soal isian singkat sebanyak 15 butir soal dengan tipe soal yang digunakan adalah jenjang memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5) menurut taksonomi Bloom (revisi). Adapun kisi-kisinya dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel Kisi-Kisi Tes Penguasaan Konsep Indikator
Jenjang Kognitif Jumlah Soal
C2 C3 C4 C5
3.6.7 Membandingkan terjadinya gerak sadar dan gerak refleks
1, 2, 3 4, 5 - - 5
3.6.8 Mengidentifikasi
penyusun sistem saraf pusat 6, 7, 8 10 9 - 5
3.6.9
Mendeskripsikan fungsi sistem saraf pusat
12, 13,
14, 15 - - 11 5
3. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran dengan metode Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle dalam materi sistem saraf. Ada 15 pertanyaan yang diberikan kepada siswa mengenai pembelajaran dengan metode Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Anget tanggapan dihitung dan dianalisi dengan melihat persentase jawaban siswa serta kecendrungan jawaban yang diberikan. Adapun kisi-kisi angket tanggapan siswa dapat dilihat pada tabel 3.3.
(25)
32
Mayang Indah Nurwulan, 2014
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran
No. Indikator No.Pertanyaan
1. Ketertarikan pada mata pelajaran Biologi 1, 2, 3, 4 2. Ketertarikan dengan metode pembelajaran 5, 6 3. Ketertarikan dengan kegiatan memprediksi
dan diskusi
7, 8, 9, 10, 11 ,12, 13, 14, 15
F. Proses Pengembangan Instrumen
Pada tahap persiapan penelitian, instrumen penelitian yang telah dibuat diperiksa kelayakannya oleh para dosen ahli dari segi materi dan kaidah-kaidah evaluasi melalui proses judging. Instrumen bisa digunakan dalam pengambilan data penelitian apabila telah melewati proses perbaikan dari hasil koreksi pada tahapan judging serta telah melalui tahapan uji coba instrumen. Akan tetapi tidak semua instrumen melalui tahapan uji coba, hanya instrument pretest dan posttest saja yang dilakukan uji coba. Adapun tujuan dari uji instrumen peneltian ini adalah untuk mengetahui validitas, realibilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
1. Validitas
Arikunto (2009) menjelaskan bahwa validitas item adalah demikian sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai daya dukung yang besar terhadap skor total. Validitas ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment:
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara skor pada pokok uji dengan skor total N = jumlah siswa
X = skor pada pokok uji Y = skor total
rXY=
N∑XY−(∑X)(∑Y)
(26)
33
(Arikunto,2009) Dengan Interpretasi Indeks Validitas sebagai berikut:
Tabel 3.4 Tabel Indeks Validitas Indeks
Validitas
Kategori
0,00 – 0,19 SANGAT RENDAH
0,20 – 0,39 RENDAH
0,40 – 0,59 CUKUP
0,60 – 0,79 TINGGI
0,80 – 1,00 SANGAT TINGGI
(Sriyati, 2011)
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, rata-rata validitas item berada dalam kategori Cukup dengan indeks 0,56 (untuk selengkapnya lihat pada tabel 3.10).
2. Reliabilitas
Reliabilitas tes sangat berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan (Arikunto,2009). Relabiltas tes ini dihitung menggunakan rumus Spearman-Brown:
11 =
2 1 212
1 + 1 212
Di mana:
1
212 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes r11 = koefisien reliabiltas yang sudah disesuaikan
(Arikunto,2009) Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, reabilitas soal sebesar 0,79 dan termasuk dalam kategori tinggi (untuk selengkapnya lihat pada tabel 3.7).
(27)
34
Mayang Indah Nurwulan, 2014
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut “indeks diskriminasi” (Arikunto,2009). Daya pembeda dapat diketahui dengan menggunakan rumus:
DP =U−L 1 2 T Di mana:
DP = Daya Pembeda
U = jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk setiap soal L = jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar setiap soal T = jumlah seluruh siswa baik dari kelompok atas dan kelompok bawah
(Arikunto,2009)
Maka akan didapatkan indeks diskriminasi sebagai berikut: Tabel 3.5 Tabel Indeks Diskriminasi
Indeks Diskrimnasi Kategori
< 0,00 SANGAT TIDAK BAIK
0,00 – 0,20 TIDAK BAIK
0,21 – 0,40 CUKUP
0,41 – 0,70 BAIK
0,71 – 1,00 BAIK SEKALI
(Sriyati, 2011)
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, rata-rata daya pembeda berada dalam kategori Cukup dengan indeks 0,38 (untuk selengkapnya lihat pada tabel 3.7).
4. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
(28)
35
mencoba lagi karena di luar jangkauannya (Arikunto, 2009). Tingkat kesukaran dapat dhitung dengan rumus:
= +
Di mana:
TK= Taraf/Tingkat Kesukaran
U = jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk setiap soal L = jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar setiap soal T = jumlah seluruh siswa baik dari kelompok atas dan kelompok bawah
Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus di atas, maka dapat di kategorikan tingkat kesukarannya sebaga berikut:
Tabel 3.6 Tabel Indeks Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran Kategori
0,00 – 0,30 SUKAR
0,31 – 0,70 SEDANG
0,71 – 1,00 MUDAH
(Sriyati, 2011)
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, rata-rata tingkat kesukaran soal berada dalam kategori Sedang dengan indeks 0,42 (untuk selengkapnya lihat pada tabel 3.7).
Setelah dilakukan uji coba instrumen, dilakukan analisis butir soal untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dari setiap butir soal yang di uji. Adapun hasil analisis butir soal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.7
Tabel 3.7 Hasil Analisis Butir Soal Uji Instrumen Penguasaan Konsep
No. Soal
TINGKAT
KESUKARAN DAYA PEMBEDA VALIDITAS
(29)
36
Mayang Indah Nurwulan, 2014 G. Analisis Pengolahan Data
Data yang didapatkan dari hasil pengukuran pada pretest maupun posttest, diolah secara statistik agar memiliki makna sehingga dapat digunakan untuk menguji hipotesis dan memberikan kesimpulan yang tepat.
1. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif dan Tes Penguasaan Konsep
a. Rekaptulasi hasil tes kemampuan berpikir kreatif yang didapatkan dari masing-masing siswa yang mencakup seluruh indikator pada aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif.
b. Data kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep siswa yang diperoleh dianalisis berdasarkan hasil Pretest dan Posttest untuk
1 0,75 Mudah 0.5 Baik 0.54 Cukup
2 0.33 Sedang 0.66 Baik 0.74 Tinggi
3 0.37 Sedang 0.58 Baik 0.66 Tinggi
4 0.83 Mudah 0.33 Cukup 0.49 Cukup
5 0.45 Sedang 0.25 Cukup 0.23 Rendah
No. Soal
TINGKAT
KESUKARAN DAYA PEMBEDA VALIDITAS
Indeks Tafsiran Indeks Tafsiran Indeks Tafsiran
6 0.12 Sukar 0.25 Cukup 0.65 Tinggi
7 0.33 Sedang 0.33 Cukup 0.56 Cukup
8 0.29 Sukar 0.25 Cukup 0.37 Rendah
9 0.75 Mudah 0.5 Baik 0.77 Tinggi
10 0.7 Mudah 0.58 Baik 0.62 Tinggi
11 0.33 Sedang 0.16 Tidak Baik 0.41 Cukup
12 0.2 Sukar 0.41 Baik
0.83
Sangat Tinggi
13 0.2 Sukar 0.25 Cukup 0.43 Cukup
14 0.83 Mudah 0.33 Cukup 0.42 Cukup
15 0.16 Sukar 0.33 Cukup 0.72 Tinggi
(30)
37
melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep siswa. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Analisis data pretest a) Uji Prasyarat
(1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi skor data yang diperoleh normal atau tidak. Uji normalitas ini dapat dihitung menggunakan rumus chi kuadrat, yaitu:
�2 = Σ( 0 − )
(Susetyo, 2010) (2) Uji Homogenitas
Uji homogentitas digunakan untuk mengetahui variansi dari setiap sampel. Uji homogentitas ini dihitung dengan menggunakan rumus:
� =
2
2
Keterangan:
F = Homogenitas yang dicari S2 = Varians
(Susetyo, 2010) 2) Analisis data posttest
a) Uji Prasyarat
Uji normalitas untuk mengetahui normalitas distribusi sampel, kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas dengan tahapan-tahapan seperti pada pengolahan data pretest.
3) Pengolahan nilai indeks gain
Indeks gain digunakan untuk mengetahui kategori pningkatan penguasaan konsep siswa. Menurut Hake (1999) gain dihitung dengan menggunakan rumus:
(31)
38
Mayang Indah Nurwulan, 2014
= 2− 1 − 1 Keterangan:
T1: score posttest T2: score pretest Is: Score maksimal
4) Uji hipotesis
Berdasarkan hasil uji prasyarat yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa data penelitian yang didapat berdistribusi normal dan homogen. Maka dari itu dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan statistic parametrik uji Independent Sample T-Test atau Uji T. Uji Independent Sample T-Test ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
= �1 – �2 1
1+
1
2
Keterangan:
X1 = Rata-rata sampel kelompok 1 X2 = Rata-rata sampel kelompok 2 s = simpangan baku
(Susetyo, 2010)
2. Analisis Angket Siswa
Data penelitian hasil pengisian angket siswa akan diolah dengan cara persentase, yaitu:
= � �
� × 100%
Kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kategori persentasi,yaitu:
Tabel 3.8 Tabel Kategori Persentasi Persentase Tafsiran Kualitatif
(32)
39
0% Tidak Ada
1% - 25% Sebagian Kecil
26% - 49% Hampir Setengahnya
50% Setengahnya
51% - 75% Sebagian Besar
76% - 99% Pada Umumnya
100% Seluruhnya
H. Prosedur Penelitian
Secara umum penelitian ini terbagi dalam tiga kegiatan yang harus dilakukan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti diantaranya: a. Menyusun proposal penelitian
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) metode prediksi dan diskusi berbasis learning cycle dan metode diskusi.
c. Menyusun instrumen penelitian berupa soal tes kemampuan berpikir kreatif dan soal tes penguasaan konsep siswa.
d. Melakukan validasi soal lewat proses judgment dan uji coba instrumen. e. Menindaklanjuti hasil validasi instrumen dan melalukan revisi.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pelakasanaan yang akan dilakukan oleh peneliti diantaranya:
a. Memberikan pretest soal penguasaan konsep siswa dan tes kemampuan berpikir kreatif tentang konsep system saraf.
b. Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode prediksi dan diskusi berbasis learning cycle pada kelas eksperimen dan metode didkusi pada kelas kontrol pada konsep system saraf.
c. Memberikan pretest soal penguasaan konsep siswa dan tes kemampuan berpikir kreatif tentang konsep sistem saraf.
d. Setelah selesai melakukan posttest, siswa diberikan angket.
(33)
40
Mayang Indah Nurwulan, 2014 3. Tahap Analisis Data
Apabila tahap pelaksanaan telah dilakukan, maka tahap terakhir yang harus dilakukan yaitu:
a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest. b. Membahas hasil penelitian yang telah dilakukan.
c. Menyimpulkan hasil penelitian.
(34)
41
Gambar 3.3 Alur Penelitian Pra Persiapan
- Studi pendahuluan - Penyususnan Proposal
Seminar Proposal
Pembuatan instrumen
- RPP
- Tes Kemampuan Berpikir Kreatif - Tes Pemahaman Konsep
- Angket
- Lembar Kerja Siswa
Validasi Instrumen
- Konsultasi Instrumen
- Melakukan uji coba instrument
- Mengolah dan menganalisis hasil uji coba - Menyusun Instrumen yang telah diperbaiki
Implementasi Pembelajaran Kelas Eksperimen
- Melakukan Pretest - Pembelajaran dengan
metode prediksi dan diskusi berbasis
learning cycle - Melakukan Posttest
Kelas Kontrol
- Melakukan Pretest - Pembelajaran dengan
metode diskusi
- Melakukan Posttest
Analisis dan pengolahan data hasil
Pretest dan Posttest
(35)
69
Mayang Indah Nurwulan, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian mengenai “pengaruh tahapan prediksi dan diskusi pada pembelajaran berbasis learning cycle
terhadap kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep sistem saraf pada siswa SMA”, tahapan prediksi dan diskusi pada pembelajaran berbasis learning cycle memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif
siswa pada konsep sistem saraf.
Tahapan prediksi dan diskusi pada pembelajaran berbasis learning cycle yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep sistem saraf. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata - rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen sebelum pembelajaran sebesar 16,99 dan meningkat menjadi 54,87.
Terdapat perbedaan rata - rata nilai kemampuan berpikir kreatif yang signfikan antara kelas kontrol dengan eksperimen setelah pembelajaran. Nilai rata - rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen sebesar 54,87, sedangkan kelas kontrol sebesar 35,49. Kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih baik dari pada kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol.
Terdapat perbedaan rata - rata nilai penguasaan konsep yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah pembelajaran. Nilai rata - rata penguasaan konsep kelas eksperimen sebesar 6,89, sedangkan kelas kontrol sebesar 4,09. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.
Tanggapan siswa terhadap tahapan prediksi dan diskusi pada pembelajaran berbasis learning cycle yang digunakan sudah baik dan siswa memberikan respon yang positif dengan persentase sebesar 98% dengan menyatakan ketertarikannya dengan adanya pembelajaran berbasis learning cycle tersebut.
(36)
70
B.Saran
Berdasarkan hasil temuan-temuan dari penelitian yang dilakukan ternyata kegiatan memprediksi dan diskusi pada pembelajaran berbasis learning cycle berperan baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan membuat siswa lebih tertantang untuk memahami materi. Skripsi ini pun disadari masih terdapat banyak kekurangan terutama dalam kegiatan penelitian menyangkut rancangan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan terhadap sejumlah siswa dalam dua kelas. Saat pelaksanaan kegiatan pretest dan
posttest jumlah siswa yang mengikuti tes berbeda sehingga banyak data yang
tidak lengkap dan akhirnya tidak terpakai. Lebih baik jika sampel yang diambil lebih banyak, untuk menghindari terjadinya kekurangan data walaupun tidak salah jika data yang digunakan sedikit jumlahnya apabila metode penelitian yang digunakan sudah baik dan benar.
Dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran berbasis
learning cycle ini lebih baik dipersiapkan lebih terencana dan terorganisir
sehingga proses pembelajaran berbasis learning cycle dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, dalam hal ini menuntut kesungguhan dan kreativitas guru agar pembelajaran berbasis learning cycle berjalan efektif.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu, soal pretest-posttest kemampuan berpikir kreatif dan soal pretest-posttest penguasaan konsep siswa. Soal kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dinilai masih kurang dalam hal jumlah pertanyaan, lebih baik jumlah pertanyaan setiap aspek lebih dari standar yang ditentukan yaitu dua pertanyaan. Selain itu untuk lebih jelas validitas instrumen penelitiannya dilakukan analisis uji pokok seperti instrumen penguasaan konsep. Sedangkan soal pretest-posttest penguasaan konsep siswa masih belum merata dari komposisi kategori yang diujikannya menurut jenjang kognitif untuk soal pretest-posttest. Soal pretest-posttest akan lebih baik jika komposisi soal C2 sampai C5 nya merata atau bahkan ditambah dengan soal C6
(37)
71
Mayang Indah Nurwulan, 2014
sehingga jenjang kognitif yang tergambar lebih luas.. Hal ini akan lebih memudahkan untuk menentukan kemunculan kategori yang satu bila dibandingkan dengan kategori lainnya untuk penguasaan konsep.
(38)
DAFTAR PUSTAKA
Amabile, Teresa. (2012).”Perspective on the social psychology of creativity”. The Journal Creative Behaviour.(46),3-15
Ariebowo,M. (2007). Praktis Belajar Biologi 2: untuk Kelas XI Sekolah
Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara
Bransford, J. D., A.L. Brown & Cocking, eds.(2000).How People Learn. Washington, D.C: National Academy Press
Campbell, N.A., Reece, J. B., & Mitchell, L. G. (2004). Biologi-Edisi
kelima-Jilid 3.Jakarta: Erlangga
Dasna, I.W dan Fajaroh, F.(2008). Pembelajaran Dengan Model Siklus Belajar
(Learning Cycle). [Online].Tersedia:http//massofa.wordpress.com [29
April 2014]
Dahar, R. W.(1989).Teori – teori Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga
Diaharrazy. 2010 .Sistem Saraf. [Online]. Tersedia: http://diaharrazy.files.wordpress.com/2010/12/sistem-saraf.pdf
Eisenkraft.(2003).Expanding the 5E Model, The Sciences Teacher.70 (6). 56 - 59
Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Indiana: Indiana University
Hunt, K.(1995). Learning Cycle-5E Model & Lesson Design.[Online]. Tersedia:http://wolfweb.unr.edu/homepage/crowter/opchem/learningcycl e.pdf [29 April 2014]
Kuswana, W.S.(2011).Taksonomi Berpikir.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Kurnadi K. (2009). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Liu, T.C.(2009). “The Effects of Mobile Natural-science Learning Based on the 5E Learning Cycle: A Case Study”. Educational Technology & Society.12,(4), 344–358.
(39)
72
Mayang Indah Nurwulan, 2014
Mahmudi, A.(2010). Mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis. [Online].
Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali%20Mahm udi,%20S.Pd,%20M.Pd,%20Dr./Makalah%2014%20ALI%20UNY%20 Yogya%20for%20KNM%20UNIMA%20_Mengukur%20Kemampuan% 20Berpikir%20Kreatif%20_.pdf [29 April 2014]
Mulyasa, E. (2004). Implementasi Kurikulum 2004-Panduan Pembelajaran
KBK. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Munandar, S.C Utami.(2002).Kreativitas dan Keberbakatan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Munandar, S.C Utami.(1999).Kreativitas dan Keberbakatan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Purwanto.(2008). “Kreativitas Berpikir Menurut Guilford”.Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.74.(14),856-867
Puspitasari, A.S.(2010). Profil Pertanyaaan Siswa SMP Melalui Penerapan
Learning Cycle Pada Konsep Ekosistem. Skripsi Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan
Rahayu, A. (2009). Pembelajaran Tutor Sebaya Transaktif untuk
Meningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Matematika Siswa SMP.
Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan
Rustaman, N.Y., Dirjosoemanto,S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., dan Nurjhani, M. (2005). Strategi Belajar Mengajar
Biologi.Malang: UM Press
Sayuti, Irda.(2012). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk
Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Xi Ipa4 Sma Negeri 5 Pekanbaru.[Online]. Tersedia: http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNABI027.pdf [31 Agustus 2014]
Sardiman.(2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Siswono, T.Y.E. (2005).Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.
[Online]. Tersedia :
http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper07_jurnalpgriyogja.pdf [21 Januari 2014]
(40)
73
Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sukmadinata, N. S.2012.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
Supriyadi, D. (1998). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: CV. Alfabeta
Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT.Refika Aditama
Turkmen, H. (2007). “The Role of Learning Cycle Approach Overcoming Misconception in Science”. Kastamonu Education Journal. 15.(2),10. Ulaş, A.H.(2011).” The Effect of Worksheets Based Upon 5e Learning Cycle
Model on Student Success in Teaching of Adjectives as Grammatical Components”. Procedia - Social and Behavioral
Sciences.31,(72),391-398.
Utami,R. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak
diterbitkan
Wena, M.(2009).Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.Jakarta: Bumi Aksara
Widodo, A. (2010). BBM III. Keterampilan Proses Sains. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/PENDIDIKAN_IPA_DI_SD /BBM_3.pdf [26 Mei 2014]
Widowati, A.(2008).Inovasi dalam CAI:Creative Thingking Melalui Software
Mind Mapping. [Online]. Tersedia:
http://smkn3kuningan.net/seminar_uny/21_Aris%20Widowati.pdf [03 Agustus 2014]
Yilmaz, D. (2011).” The Comparative Effects of Prediction / Discussion-Based Learning Cycle, Conceptual Change Text, and Traditional Instructions on Student Understanding of Genetics”. International Journal of Science Education.33,(5), 607-628.
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian mengenai “pengaruh tahapan prediksi dan diskusi pada pembelajaran berbasis learning cycle
terhadap kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep sistem saraf pada siswa SMA”, tahapan prediksi dan diskusi pada pembelajaran berbasis learning cycle memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif
siswa pada konsep sistem saraf.
Tahapan prediksi dan diskusi pada pembelajaran berbasis learning cycle yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep sistem saraf. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata - rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen sebelum pembelajaran sebesar 16,99 dan meningkat menjadi 54,87.
Terdapat perbedaan rata - rata nilai kemampuan berpikir kreatif yang signfikan antara kelas kontrol dengan eksperimen setelah pembelajaran. Nilai rata - rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen sebesar 54,87, sedangkan kelas kontrol sebesar 35,49. Kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih baik dari pada kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol.
Terdapat perbedaan rata - rata nilai penguasaan konsep yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah pembelajaran. Nilai rata - rata penguasaan konsep kelas eksperimen sebesar 6,89, sedangkan kelas kontrol sebesar 4,09. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.
Tanggapan siswa terhadap tahapan prediksi dan diskusi pada pembelajaran berbasis learning cycle yang digunakan sudah baik dan siswa memberikan respon yang positif dengan persentase sebesar 98% dengan menyatakan ketertarikannya dengan adanya pembelajaran berbasis learning cycle tersebut.
(2)
B.Saran
Berdasarkan hasil temuan-temuan dari penelitian yang dilakukan ternyata kegiatan memprediksi dan diskusi pada pembelajaran berbasis learning cycle berperan baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan membuat siswa lebih tertantang untuk memahami materi. Skripsi ini pun disadari masih terdapat banyak kekurangan terutama dalam kegiatan penelitian menyangkut rancangan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan terhadap sejumlah siswa dalam dua kelas. Saat pelaksanaan kegiatan pretest dan
posttest jumlah siswa yang mengikuti tes berbeda sehingga banyak data yang
tidak lengkap dan akhirnya tidak terpakai. Lebih baik jika sampel yang diambil lebih banyak, untuk menghindari terjadinya kekurangan data walaupun tidak salah jika data yang digunakan sedikit jumlahnya apabila metode penelitian yang digunakan sudah baik dan benar.
Dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran berbasis
learning cycle ini lebih baik dipersiapkan lebih terencana dan terorganisir
sehingga proses pembelajaran berbasis learning cycle dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, dalam hal ini menuntut kesungguhan dan kreativitas guru agar pembelajaran berbasis learning cycle berjalan efektif.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu, soal pretest-posttest kemampuan berpikir kreatif dan soal pretest-posttest penguasaan konsep siswa. Soal kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dinilai masih kurang dalam hal jumlah pertanyaan, lebih baik jumlah pertanyaan setiap aspek lebih dari standar yang ditentukan yaitu dua pertanyaan. Selain itu untuk lebih jelas validitas instrumen penelitiannya dilakukan analisis uji pokok seperti instrumen penguasaan konsep. Sedangkan soal pretest-posttest penguasaan konsep siswa masih belum merata dari komposisi kategori yang diujikannya menurut jenjang kognitif untuk soal pretest-posttest. Soal pretest-posttest akan lebih baik jika komposisi soal C2 sampai C5 nya merata atau bahkan ditambah dengan soal C6
(3)
sehingga jenjang kognitif yang tergambar lebih luas.. Hal ini akan lebih memudahkan untuk menentukan kemunculan kategori yang satu bila dibandingkan dengan kategori lainnya untuk penguasaan konsep.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Amabile, Teresa. (2012).”Perspective on the social psychology of creativity”.
The Journal Creative Behaviour.(46),3-15
Ariebowo,M. (2007). Praktis Belajar Biologi 2: untuk Kelas XI Sekolah
Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara
Bransford, J. D., A.L. Brown & Cocking, eds.(2000).How People Learn. Washington, D.C: National Academy Press
Campbell, N.A., Reece, J. B., & Mitchell, L. G. (2004). Biologi-Edisi
kelima-Jilid 3.Jakarta: Erlangga
Dasna, I.W dan Fajaroh, F.(2008). Pembelajaran Dengan Model Siklus Belajar
(Learning Cycle). [Online].Tersedia:http//massofa.wordpress.com [29
April 2014]
Dahar, R. W.(1989).Teori – teori Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga
Diaharrazy. 2010 .Sistem Saraf. [Online]. Tersedia:
http://diaharrazy.files.wordpress.com/2010/12/sistem-saraf.pdf
Eisenkraft.(2003).Expanding the 5E Model, The Sciences Teacher.70 (6). 56 - 59
Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Indiana: Indiana University
Hunt, K.(1995). Learning Cycle-5E Model & Lesson Design.[Online]. Tersedia:http://wolfweb.unr.edu/homepage/crowter/opchem/learningcycl e.pdf [29 April 2014]
Kuswana, W.S.(2011).Taksonomi Berpikir.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Kurnadi K. (2009). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh
Manusia.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Liu, T.C.(2009). “The Effects of Mobile Natural-science Learning Based on the 5E Learning Cycle: A Case Study”. Educational Technology & Society.12,(4), 344–358.
(5)
Mahmudi, A.(2010). Mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis. [Online].
Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali%20Mahm udi,%20S.Pd,%20M.Pd,%20Dr./Makalah%2014%20ALI%20UNY%20 Yogya%20for%20KNM%20UNIMA%20_Mengukur%20Kemampuan% 20Berpikir%20Kreatif%20_.pdf [29 April 2014]
Mulyasa, E. (2004). Implementasi Kurikulum 2004-Panduan Pembelajaran
KBK. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Munandar, S.C Utami.(2002).Kreativitas dan Keberbakatan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Munandar, S.C Utami.(1999).Kreativitas dan Keberbakatan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Purwanto.(2008). “Kreativitas Berpikir Menurut Guilford”.Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.74.(14),856-867
Puspitasari, A.S.(2010). Profil Pertanyaaan Siswa SMP Melalui Penerapan
Learning Cycle Pada Konsep Ekosistem. Skripsi Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan
Rahayu, A. (2009). Pembelajaran Tutor Sebaya Transaktif untuk
Meningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Matematika Siswa SMP.
Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan Rustaman, N.Y., Dirjosoemanto,S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R.,
Rochintaniawati, D., dan Nurjhani, M. (2005). Strategi Belajar Mengajar
Biologi.Malang: UM Press
Sayuti, Irda.(2012). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk
Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Xi Ipa4 Sma Negeri 5 Pekanbaru.[Online]. Tersedia: http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNABI027.pdf [31 Agustus 2014]
Sardiman.(2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Siswono, T.Y.E. (2005).Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.
[Online]. Tersedia :
http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper07_jurnalpgriyogja.pdf [21 Januari 2014]
(6)
Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sukmadinata, N. S.2012.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
Supriyadi, D. (1998). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: CV. Alfabeta
Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT.Refika Aditama
Turkmen, H. (2007). “The Role of Learning Cycle Approach Overcoming Misconception in Science”. Kastamonu Education Journal. 15.(2),10.
Ulaş, A.H.(2011).” The Effect of Worksheets Based Upon 5e Learning Cycle
Model on Student Success in Teaching of Adjectives as Grammatical Components”. Procedia - Social and Behavioral
Sciences.31,(72),391-398.
Utami,R. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak
diterbitkan
Wena, M.(2009).Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.Jakarta: Bumi Aksara
Widodo, A. (2010). BBM III. Keterampilan Proses Sains. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/PENDIDIKAN_IPA_DI_SD /BBM_3.pdf [26 Mei 2014]
Widowati, A.(2008).Inovasi dalam CAI:Creative Thingking Melalui Software
Mind Mapping. [Online]. Tersedia:
http://smkn3kuningan.net/seminar_uny/21_Aris%20Widowati.pdf [03 Agustus 2014]
Yilmaz, D. (2011).” The Comparative Effects of Prediction / Discussion-Based Learning Cycle, Conceptual Change Text, and Traditional Instructions on Student Understanding of Genetics”. International Journal of Science Education.33,(5), 607-628.