EFEKTIVITAS METODE INDEX CARD MATCH DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG SISWA SMA.

(1)

EFEKTIVITAS METODE INDEX CARD MATCH DALAM

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA

JEPANG SISWA SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:

NURI NURBANIYAH

0906186

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

EFEKTIVITAS METODE INDEX CARD MATCH DALAM

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA

JEPANG SISWA SMA

Oleh

Nuri Nurbaniyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memeenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Nuri Nurbaniyah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NURI NURBANIYAH

EFEKTIVITAS METODE INDEX CARD MATCH DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

SISWA SMA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. H. Sudjianto, M. Hum. NIP. 195906051985031004

Pembimbing II

Novia Hayati, S.Pd.,M.Ed. NIP. 197911062005012002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Dra. Neneng Sutjiati , M.Hum. NIP. 196011081986012001


(4)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS METODE INDEX CARD MATCH DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG SISWA SMA

Nuri Nurbaniyah 0906186 Mempelajari suatu bahasa tidak terlepas dari mempelajari kosakata. Kosakata merupakan salah satu unsur yang penting dalam pembelajaran bahasa, begitupun dalam bahasa jepang. Namun, seringkali siswa mengalami kesulitan karena kosakata dalam bahasa itu sangat banyak. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan sebuah metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan siswa lebih termotivasi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sesuai dengan pernyataan di atas, dalam penelitian ini penulis mengujicobakan metode Index Card Match untuk pembelajaran bahasa Jepang khususnya pembelajaran kosakata. Uji coba metode ini penulis laksanakan untuk mengetahui keefektifan pengajaran kosakata menggunakan metode Index Card Match.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu, dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas metode Index Card Match dalam meningkatkan penguasaan kosakata. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre-test – post-test dengan

jumlah sampel sebanyak 30 orang siswa kelas X 2 SMA PGRI 1 Bandung.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket. Hasil dari analisis data, diperoleh nilai mean pre-test adalah 4,22 dan nilai mean dari post-test adalah 8,03. Dengan demikian terdapat peningkatan setelah diberikan perlakuan (treatment) yaitu sebesar 3,82. Dan didapatkan nilai dari nilai pre-test dan post-test sebesar 16,54. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan nilai 16,54 > 2,04 untuk 5% dan 16,54 > 2,76 untuk 1%, berarti metode Index Card Match efektif untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang. Hal tersebut diperkuat dengan hasil angket yang menyatakan bahwa hampir seluruh siswa berpendapat metode Index Card Match efektif digunakan untuk meningkatkan penguasaan kosakata.


(5)

ABSTRACT

INDEX CARD MATCH METHOD OF IMPROVING STUDENT MASTERY VOCABULARY JAPANESE HIGH SCHOOL

Nuri Nurbaniyah 0906186

Learning a language can not be separated from learning vocabulary. Vocabulary is one of the essential elements in language learning, as well as in Japanese language. However, students often have difficulty because the vocabulary in that language very much. To

overcome this, you need an appropriate learning methods and in accordance with the material that will be taught so that students more easily understand the material being taught and students are more motivated, so that objectives can be achieved.

In accordance with the above statement, in this study the authors tested the Index Card Match method for learning Japanese vocabulary learning in particular. This test method the authors carried out to determine the effectiveness of teaching vocabulary using the Index Card Match.

The method used in this study is a quasi-experiment, in order to determine the effectiveness of the method Index Card Match in improving vocabulary mastery. The study design used was one group pre-test - post-test with a sample size of 30 students of class X 2 SMA PGRI 1 Bandung.

The instrument used in this study were tests and questionnaires. The results of the data analysis, the mean values obtained pre-test was 4.22 and the mean value of the post-test is 8.03. Thus there is increasing after a given treatment (treatment) that is equal to 3.82. T_hitungdari values and values obtained pre-test and post-test of 16.54. It can be concluded that t_hitung> t_tabel with 16.54 value> 2.04 for 5% and 16.54> 2.76 to 1%, Index Card Match means effective method to increase Japanese vocabulary. This is reinforced by the focus groups stated that almost all students argue Index Card Match effective method used to enhance vocabulary mastery.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah ... 3

1.2.1 Rumusan Masalah ... 3

1.2.2 Batasan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 4

1.4 Definisi Operasional... 5

1.5 Anggapan dasar dan Hipotesis ... 6

1.5.1 Anggapan Dasar ... 6

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 7


(7)

1.7 Populasi dan Sampel Penelitian ... 9

1.7.1 Populasi ... 9

1.7.2 Sampel ... 9

1.8 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 9

1.8.1 Teknik Pengumpulan Data ... 9

1.8.2 Instrumen Penelitian... 10

1.8.3 Uji Kelayakan Instrumen ... 11

1.9 Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Metode Pembelajaran Bahasa Jepang ... 12

2.1.1 Pengertian Metode Pembelajaran Bahasa Jepang ... 12

2.1.2 Macam-Macam Metode Pembelajaran Bahasa Jepang ... 13

2.2 Metode Index Card Match ... 21

2.2.1 Pengertian Metode Index Card Match ... 21

2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Metode Index Card Match ... 22

2.2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kosakata dengan Metode Index Card Match ... 24

2.3 Kosakata (Goi) ... 26

2.3.1 Pengertian Kosakata ... 26

2.3.2 Pembagian kosakata dalam Bahasa Jepang... 27

2.3.3 Manfaat pembelajaran Kosakata ... 30


(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian... 33

3.2 Desain Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.3.1 Populasi ... 35

3.3.2 Sampel ... 36

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 36

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.4.2 Instrumen Penelitian... 37

3.4.3 Uji Kelayakan Instrumen ... 41

3.5 Teknik Pengolahan Data ... 42

3.6 Prosedur Penelitian... 46

3.6.1 Persiapan Penelitian ... 46

3.6.2 Pengumpulan Data ... 47

3.6.3 Proses Pembelajaran... 47

3.6.4 Pengolahan Data... 51

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data ... 52

4.1.1 Analisis Data Tes ... 52

4.1.2 Pengolahan Data Angket ... 56

4.2 Pembahasan ... 68


(9)

5.1 Kesimpulan ... 70 5.2 Rekomendasi ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Lampiran Surat

B. Lampiran Instrumen Penelitian

C. Lampiran Dokumentasi


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

Menurut M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

Pada saat ini metode pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh para guru adalah metode ceramah atau menerangkan apa yang ada di dalam buku teks. Metode ini banyak digunakan sekitar 80% di setiap sekolah dan sisanya menggunakan metode pembelajaran yang berbeda-beda seperti diskusi, debat, dll. Metode pembelajaran yang baik adalah bagaimana seorang guru dapat menyampaikan materi pelajaran dengan mengikut sertakan siswa dalam pembelajaran tersebut agar siswa lebih dapat memahami materi yang diajarkan. Berdasarkan uraian tersebut, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.


(11)

Menjadi seorang guru professional dan menyenangkan tidaklah mudah seperti yang kita bayangkan, realitanya sekarang banyak sekali seorang guru yang kurang memiliki kemampuan dalam memilih dan menyesuaikan suatu metode pembelajaran. Sehingga dalam pembelajaranpun kurang menarik dan prestasi belajarpun kurang maksimal. Semua ini disebabkan latar belakang guru yang kurang kesadarannya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Begitu pula siswa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa diantaranya latar belakang pendidikan, kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, metode pelajaran yang monoton, hal-hal tersebut juga mempengaruhi kualitas pengajaran dan kegiatan belajar siswa.

Menurut E.Mulyasa “Menjadi guru kreatif dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif hal ini penting terutama menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan kegiatan pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran yang lainnya”.

Inilah tuntutan bahwa seorang guru harus benar-benar siap dalam setiap kondisi sehingga dapat menghidupkan kreatifitas dan menggugah motivasi siswa sehingga proses pembelajaran lebih bermakna dan menggairahkan.

Dalam mempelajari bahasa tentunya tidak akan terlepas dari mempelajari kosakatanya. “Dari semua aspek bahasa yang harus dikuasai oleh pelajar dalam proses belajar, aspek kosakata dianggap yang paling penting.” (Sartinah Hardjono,1988:71). Namun karena dalam sebuah bahasa jumlah kosakatanya banyak, maka dalam proses belajar kosakata tersebut tidak jarang mengalami kesulitan, demikian pula dengan bahasa Jepang. Untuk mengatasi hal tersebut para praktisi pendidikan terus mencari solusinya, seperti memperbaiki metode pembelajaran, media pembelajaran, juga bahan pengajarannya. Hal tersebut diharapkan dapat membantu guru dalam mengajar juga membantu siswa agar lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan siswa lebih termotivasi


(12)

sehingga akan tercapai hasil belajar yang lebih baik. Adapun metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa jepang khususnya dalam penguasaan kosakata adalah metode index card match.

Metode merupakan salah satu unsur dalam proses pembelajaran yang tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan gaya belajar siswa akan membantu guru dan juga anak didik untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam proses pembelajaran. Penerapan metode index card match akan membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus dalam memahami suatu materi pokok dan untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya, selain itu juga siswa pun turut ikut berperan aktif dalam melaksanakan pembelajaran, karena di dalam metode index card match terdapat beberapa strategi yang bervariasi dan teknik yang dapat menciptakan suasana belajar menjadi lebih efektif, efisien dan menyenangkan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian tentang penggunaan metode index card match dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa SMA, yang kemudian disusun dalam skripsi yang berjudul “Efektivitas metode index card match dalam

meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa SMA”.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah yang diteliti sebagai berikut:

a. Bagaimana penerapan metode index card match dalam proses mengajar kosakata bahasa Jepang siswa SMA?

b. Bagaimana tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode index card match?


(13)

c. Bagaimana efektivitas penggunaan metode index card match dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa?

1.2.2 Batasan Masalah

Masalah tentang efektivitas metode index card match dalam penelitian ini jika dikaji secara mendalam dan mendetail maka akan sangat luas, sehingga karna keterbatasan waktu, jarak, serta kemampuan yang ada maka penulis hanya membatasi permasalahan yaitu tentang penerapan metode index card match dalam proses mengajar kosakata bahasa Jepang siswa SMA.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang telah dirumuskan. Berdasarkan hal itu, maka tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui penerapan metode index card match dalam proses mengajar kosakata bahasa Jepang siswa SMA.

b. Untuk mengetahui tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode index card match.

c. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode index card match dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa SMA.

1.3.2 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis


(14)

Bagi penulis, berharap dari penelitian ini akan mampu menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan serta bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian yakni metode index card match. Serta dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Almamater, penelitian ini dapat menambah referensi yang ada dan dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama dalam penerapan metode index card match.

2) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan

sumbangan kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut. 3) Bagi pengajar, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

alternatif metode pengajaran dalam meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Jepang siswa.

1.4 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan makna kata-kata atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini penulis mencoba mendefinisikan istilah sebagai berikut :

1. Efektivitas adalah ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya). (WJS Poerwadarminta, 1984 : 266). Efektivitas dalam bahasa Jepangnya adalah kooka, kooka to wa yoi dekibae dearu. Mata wa kikime (shoogaku kanji shinjiten, 1991 : 163) (gakushuu kokugo shinjiten : 252). Artinya efektivitas adalah cara pelaksanaan yang baik, yang dimaksud efektivitas dalam penelitian ini adalah efektivitas penggunaan metode index card match dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang.


(15)

2. Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa yunani yaitu methodos. Kata ini berasal dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melewati atau melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa inggris dikenal dengan term method dan way yang mempunyai arti metode dan cara dan dalam bahasa arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata seperti kata thariqoh (jalan), al-manhaj (sistem), dan al-wasilah (mediator atau perantara). Dengan demikian kata arab yang berarti dekat dengan arti metode adalah al-thariqoh.

3. Index card match adalah menjodohkan kartu yang berisi pertanyaan dengan yang berisi jawaban.

4. Kosakata adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata dalam bahasa Jepang disebut goi, kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa, judul yang dimaksud adalah penerapan suatu metode pembelajaran yang ada dalam model-model metode pembelajaran aktif yaitu metode index card match, sehingga mampu meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa.

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Anggapan Dasar

“Anggapan dasar adalah asumsi atau postulat yang menjadi tumpuan segala pandangan dan kegiatan terhadap masalah yang dihadapi. Postulat ini menjadi titik pangkal, titik dimana tidak lagi menjadi


(16)

keragu-raguan penyelidik.” (Winarno Surakhmad, 1982: 32). Sebagai landasan penelitian ini, penulis menggunakan anggapan dasar sebagai berikut:

1. Peranan sebuah metode dalam proses pembelajaran dapat

membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata bahasa Jepang.

2. Kosakata merupakan aspek kebahasaan yang harus dikuasai

untuk menunjang kelancaran dalam berbahasa.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti data yang terkumpul (Arikunto, 2002:64). Surakhmad (1985:39) mengatakan Hipotesis merupakan perumusan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang dimaksud dalam penelitian.

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

Hk : Penggunaan metode index card match memberikan pengaruh

yang baik terhadap peningkatan penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa SMA.

H0 : Penggunaan metode index card match tidak memberikan

pengaruh yang baik terhadap peningkatan penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa SMA.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas suatu metode dalam meningkatkan kemampuan kosakata bahasa Jepang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment) tertentu (Sugiyono, 2008:11). Bentuk desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen kuasi atau Quasi


(17)

Experimental Design. Quasi Experiment Design atau eksperimen semu yaitu penelitian yang dilaksanakan tanpa adanya kelas pembanding atau kelas kontrol (Arikunto, 2002). Desain eksperimen yang digunakan adalah one group pre test-post test. Desain penelitian pre-test-pos-test group design ini diukur dengan menggunakan pre-test yang dilakukan sebelum diberi perlakuan dan post-test yang dilakukan setelah diberi perlakuan.

X

Keterangan :

: Pre-test

X : Perlakuan (treatment)

: Post-test

(Arikunto, 2006:85) Berikut ini adalah desain pelaksanaan pembelajaran kosakata bahasa Jepang menggunakan metode index card match yang dilaksanakan dalam penelitian ini.

a. Pra belajar

Pelaksanaan pre-test, siswa terlebih dulu diberi tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Jepang sebelum diberikan perlakuan (treatment).

b. Penerapan metode index card match (treatment)

Pelaksanaan perlakuan (treatment), setelah siswa diberi pre-test, kemudian diberikan perlakuan (treatment) agar siswa dapat menerapkan metode belajar. Perlakuan (treatment) yang dilakukan sebanyak empat kali dalam memberikan pengajaran mengenai penguasaan kosakata bahasa Jepang melalui metode index card match.


(18)

Setelah diberi perlakuan (treatment), siwa diberikan post-test dan angket. Tujuannya adalah untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa terhadap hasil belajar kosakata bahasa Jepang melalui metode index card match.

1.7 Populasi dan Sampel Penelitian

Sumber data penelitian adalah subjek dalam penelitian ini. Sumber data penelitian ini terdiri atas populasi dan sampel sebagai berikut :

1.7.1 Populasi

Berdasarkan pertimbangan kesesuaian materi yang akan diteliti dengan kurikulum 2009, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X. Penulis menggunakan populasi siswa kelas X-2 di SMA PGRI 1 Bandung.

1.7.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 di SMA PGRI 1 Bandung yang diperoleh dengan tekhnik random. Hal ini dilakukan agar penelitian berlangsung seobjektif mungkin.

1.8 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1.8.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dari responden, diperlukan adanya teknik pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

a. Studi Literatur

Studi literatur merupakan teknik pengumpulan informasi melalui beberapa sumber referensi baik berupa buku maupun website yang ada hubungannya dengan masalah penelitian yang akan mendukung proses penelitian.


(19)

Tes adalah suatu alat yang sudah distandardisasi untuk mengukur salah satu sifat, kecakapan, atau tingkah laku dengan cara mengukur sasuai dengan sifat, kecakapan atau tingkah laku (Siti Rahayu Haditono, 1987:56 dalam Klinik Edukasi). Untuk manusia, instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau presttasi (Arikunto, 2009:266).

Tes yang diberikan biasanya digunakan untuk mengukur tingkat kognitif siswa atau penguasaan materi pembelajaran. Hasil tes biasanya diolah secara kuantitatif.

Dalam penelitian ini tes yang diberikan yaitu tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen. Tes yang diberikan adalah tes tertulis sebanyak 40 soal.

c. Rancangan Pembelajaran

Rancangan pembelajaran disususun untuk mengetahui

bagaimana strategi penggunaan atau alur kegiatan suatu metode pengajaran.

1.8.2 Instrumen Penelitian

1. Tes

Tes merupakan alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah satu satuan program pengajaran tertentu (Sutedi, 2009:157). Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar pembelajar.

Tes dibagi menjadi dua yaitu :

a. Pre-test adalah tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa terhadap kosakata sebelum diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode index card match.


(20)

b. Post-test adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan hasil akhir siswa setelah diberi perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode index card match.

2. Angket

Angket dilakukan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap metode index card match dalam meningkatkan peguasaan kosakata.

1.8.3 Uji Kelayakan Instrumen

Sebelum instrument penelitian digunakan, maka harus diuji kelayakannya terlebih dahulu. Uji kelayakan instrument dilakukan untuk mengetahui soal-soal yang baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Adapun instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini diukur kevalidannya dan realibilitasnya langsung dengan Expert Judgement yang dinilai ahli untuk menilai kelayakan instrument yang dibuat oleh penulis.

1.9 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari laporan penelitian ini adalah Bab I ini membahas mengenai pendahuluan yang mencakup beberapa sub bab, yaitu latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, anggapan dasar dan hipotesis peneliian, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan. Dalam Bab II akan dibahas lebih dalam tentang tinjauan pustaka atau definisi operasional yang menyangkut teori yang berkaitan dengan penelitian ini dan pandangan umum. Kemudian pada Bab III menjelaskan lebih jauh tentang metode penelitian secara sistematis, populasi dan sampel penelitian, instrument penelitian, tahap penelitian dan rancangan eksperimen yang akan diberikan kepada objek yang diteliti. Pada Bab IV membahas tentang laporan hasil eksperimen dan analisis data yang berupa hasil tes dan angket. Kemudian Bab V merupakan kesimpulan mengenai gambaran umum hasil penelitian dan rekomendasi.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap pengambilan kesimpulannya (Sutedi, 2009:53).

Dalam penelitian ini, penulis akan membuktikan bahwa metode index card match merupakan metode yang efektif digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang. Oleh karena itu, agar hasil penelitian dapat dibuktikan, penulis menggunakan metode eksperimen kuasi atau Quasi Experimental Design. Quasi Experiment Design atau eksperimen semu yaitu penelitian yang dilaksanakan tanpa adanya kelas pembanding atau kelas kontrol (Arikunto:2002). Desain eksperimen yang digunakan adalah one group pre test-post test. Desain penelitian one group pre test-post test ini diukur dengan menggunakan pre-test yang dilakukan sebelum diberi perlakuan dan post-test yang dilakukan setelah diberi perlakuan.

Untuk melaksanakan metode ini, penelitian dilakukan terhadap satu kelas dan dengan adanya pre-test dan post-test dapat memperlihatkan perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan (treatment) diberikan. Tujuan penulis menggunakan metode penelitian ini dalam pembelajaran kosakata baha Jepang melalui metode index card match adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan metode index card match terhadap penguasaan kosakata bahasa Jepang. Penelitian ini melibatkan 30 orang siswa kelas X-2 SMA PGRI 1 Bandung tahun ajaran 2012/2013.


(22)

3.2 Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:108-109), terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu: pre-experimental design, true experimental design, factorial design, dan quasi experimental design. Hal ini dapat digambarkan seperti Gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1

Macam-macam Desain Eksperimen

(Sugiyono, 2011:109) Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pre-test-post test design. Pada penelitian inisiswa sebagai subjek diberkan satu kali pengukuran tes awal (pre-test) dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa sebelum adanya perlakuan (treatment), setelah diberikan perlakuan (treatment), siswa diberikan pengukuran lanjutan berupa tes akhir (post-test) untuk mengukur tingkat penguasaan kosakata bahasa

Macam-Macam Design

Eksperimen

Pre-Eksperimental

True-

Eksperimental

Factorial Experimental

Quasi Experimental

One-shot Case Studi

One Group Pretest-Posttest

Intec-Group Comparison

Posttest Only Control Design

Prettest- Control Group Design

Time- series Design

Non equivalet Control group Design


(23)

Jepang siswa setelah mendapatkan perlakuan (treatment). Adapun desain penelitiannya sebagai berikut :

X

Keterangan : : Pre-test

X : Perlakuan (treatment)

: Post-test (Arikunto, 2006:85)

Adapun peneliti menggunakan metode eksperimen semu karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian, dan juga penelitian ini bertujuan hanya untuk mengetahui keefektivitasan pembelajaran menggunakan metode index card match dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang. Penelitian ini dilakukan terhadap satu kelas saja dan melihat perbedaan hasil tes siswa sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode index card match.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:117). Sutedi (200:179) mengemukakan bahwa populasi penelitian memiliki pengertian yaitu manusia yang dijadikan sumber data. Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 1 Bandung


(24)

dan yang menjadi populasi penelitian ini adalah siswa SMA PGRI 1 Bandung.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sutedi (2009:179) mengartikan sampel sebagai bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data. Jenis sampel yang digunakan yaitu simple random sampling, yaitu teknik penentuan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMA PGRI 1 Bandung, dengan sampel sebanyak 30 orang siswa.

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Literatur

Studi literatur merupakan teknik pengumpulan informasi melalui beberapa sumber referensi baik berupa buku maupun website yang ada hubungannya dengan masalah penelitian yang akan mendukung proses penelitian.

b. Tes

Tes adalah suatu alat yang sudah distandardisasi untuk mengukur salah satu sifat, kecakapan, atau tingkah laku dengan cara mengukur sasuai dengan sifat, kecakapan atau tingkah laku (Haditono, 1987:56 dalam Klinik Edukasi). Untuk manusia, instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau presttasi (Arikunto, 2009:266). Tes yang diberikan biasanya digunakan untuk mengukur tingkat kognitif siswa atau penguasaan materi


(25)

pembelajaran. Hasil tes biasanya diolah secara kuantitatif. Dalam penelitian ini tes yang diberikan yaitu tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen. Tes yang diberikan adalah tes tertulis soal pilihan ganda sebanyak 25 soal dan essay 15 soal.

c. Rancangan Pembelajaran

Rancangan pembelajaran disususun untuk mengetahui

bagaimana strategi penggunaan atau alur kegiatan metode index card match dalam pembelajaran kosakata. Penelitian dilakukan empat kali pertemuan dengan empat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dengan alokasi waktu 1 x 45 menit. RPP disusun secara bertahap dari penggunaan metode index card match secara sederhana. Ini dimaksudkan agar reaksi/respon dari siswa sebagai sumber data terhadap penggunaan metode index card match dapat diamati dengan baik oleh peneliti.

3.4.2 Instrumen Penelitian

Menurut Sutedi (2009:155) instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian.

Instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan dan pengolahan data tentang variable-variabel yang diteliti, karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik untuk mengukur nilai variable yang diteliti tersebut. Adapun instrumen yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah :

1. Soal Tes

Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu (Sutedi, 2009:157). Sedangkan menurut Arikunto (2009:87), tes adalah alat atau prosedur yang digunakan


(26)

untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Pada penelitian ini tes diberikan sebanyak dua kali, yaitu pre-test dan post-pre-test. Pre-pre-test dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa terhadap kosakata sebelum diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode index card match. Sedangkan post-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan hasil akhir siswa setelah diberi perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode index card match. Soal tes sebanyak soal. Kisi-kisi tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Penulisan Soal No Indikator

Pengukurnya

Jumlah Soal

Aspek Bentuk dan Nomor Soal Nomina Verba Adjektiva

1 Mengetahui kosakata

dasar

10 1, 2, 3,

4, 5, 6, 7

- 8, 9, 10

2 Mengetahui

kemampuan

penerapan kosakata

dasar dalam konteks kalimat

15 11,12,13,

14,15,16, 17, 18,

19,

21, 22 20

3 Mengetahui

kemampuan dalam

mengkatagorikan kosakata dasar

10 23, 24,

25, 26, 27, 28

26, 27 -

4 Mengetahui

kemampuan dalam

mengenali dan


(27)

penggunaan kosakata pada wacana

2. Anget

Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data penelitian yang diberikan kepada responden. Menurut Sutedi yang dikutip dari faisal (2009:164), tekhnik angket dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden.

Tipe dan bentuk pertanyaan pada angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah tertutup. Angket tertutup yaitu merupakan angket yang menyediakan alternatif jawaban atas pertanyaan atau pernyataan yang diberikan, sehingga responden tidak mempunyai kebebasan untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan di luar alternatif jawaban yang disediakan dalam angket tersebut.

Angket ini diberikan setelah siswa mendapatkan pengajaran kosakata menggunakan metode index card match. Angket ini diberikan kepada siswa untuk mengetahui tanggapan siswa kelas

eksperimen mengenai metode index card match untuk

meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang. Masing-masing angket berisikan 15 pertanyaan.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket

No. Indikator Angket Nomor Soal Jumlah Soal

1 Mengetahui minat siswa

terhadap pelajaran bahasa Jepang

1 1


(28)

terhadap pelajaran bahasa Jepang

3 Mengetahui kendala siswa

dalam mempelajari

kosakata bahasa Jepang

3 1

4 Mengetahui cara siswa

mempelajari kosakata

bahasa Jepang

4 1

5 Mengetahui kesan siswa

terhadap caranya

mempelajari kosakata

bahasa Jepang

5 1

6 Mengetahui kesan siswa

terhadap pengajaran guru di kelas

6 1

7 Mengetahui kesan siswa

terhadappengajaran guru di kelas

7 1

8 Mengetahui pendapat siswa

terhadap metode

pembelajaran baru

8 1

9 Mengetahui pendapat siswa

terhadap metode

pembelajaran (metode

index card match)

9, 10, 11 3

10 Mengetahui pendapat dan

saran siswa dalam

pembelajaran kosakata

bahasa Jepang dengan

menggunakan metode


(29)

index card match

JUMLAH 15

Pengolahan data angket dilakukan dengan melihat persentasi jumlah jawaban dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menjumlahkan setiap jawaban angket

2. Menyusun frekuensi jawaban

3. Membuat table frekuensi

4. Menghitung persentasi setiap jawaban

3.4.3 Uji Kelayakan Instrumen

Sebelum instrumen penelitian digunakan, maka harus diuji kelayakannya terlebih dahulu. Uji kelayakan instrumen dilakukan untuk mengetahui soal-soal yang baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Menurut Sutedi (2009), instrumen yang baik yaitu instrumen yang memiliki validitas dan realibitas. Valid artinya dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan baik, sedang reliabel yaitu ajeg. Jika kevalidan suatu alat ukur berkenaan dengan ketepatannya dalam mengukur apa yang hendak diukurnya, maka realibitas memiliki keajegan atau kepercayaan dalam artian kapanpun dan dimanapun digunakan, instrumen tersebut akan menunjukan hasil yang relatif sama, kalaupun ada perbedaan atau perubahan tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Artinya, sebuah instrumen penelitian yang baik adalah instrumen yang memiliki kevalidan dan relibilitas yang baik juga.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur apakah instrumen yang digunakan mempunyai validitas dan realibilitas yang baik, yaitu dengan cara meminta judgement pada dosen atau orang yang dianggap ahli, selain dosen pembimbing. Selain itu dapat juga dengan perhitungan dengan menggunakan rumus statistik atau dari hasil mengkorelasikannya dengan tes lain yang dianggap sudah memenuhi kriteria kevalidan dan reliabilitasnya.


(30)

Adapun instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini diukur kevalidannya dan realibilitasnya langsung dengan Expert Judgement yang dinilai ahli untuk menilai kelayakan instrumen yang dibuat oleh penulis. Instrumen tes dalam penelitian ini tidak dikorelasikan dengan tes lainnya karena tak ada yang setara baik dari segi materi ataupun kesamaan kemampuan pembelajarnya. Hal ini dikarenakan materi yang diajarkan pada penelitian ini lebih cepat diajarkan kepada sampel dibandingkan kelas regular lainnya. Oleh karena itu, tes kelayakan instrumen penelitian ini dilakukan penulis dengan meminta judgement langsung dari pakar bahasa Jepang yang terpercaya.

3.5 Teknik Pengolahan Data

1. Tes

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil tes, dilakukan tahap-tahap sebagai berikut :

a) Membuat tabel persiapan untuk menilai

Tabel 3.3

Persiapan untuk Menghitung Nilai

N X Y d

M

Keterangan:

N : Sampel

X : Hasil atau nilai pre-test Y : Hasil atau nilai post-test


(31)

d : Nilai Gain (Y-X) : Kuadrat deviasi

∑ : Jumlah dari setiap kolom

M : nilai rata-rata

b) Mencari nilai rata-rata (mean) kedua variable dengan rumus:

Mx =

dan My =

Keterangan:

Mx : Mean hasil pre-test

My : Mean hasil post-test

∑x : Jumlah seluruh nilai pre-test

∑y : Jumlah seluruh nilai post-test

N : Jumlah sampel

c) Mencari gain (d) antara pre-test dan post-test

d = post-test

pre-test

d) Mencari mean gain (d) antara pre-test dan post-test

Md =

Keterangan:


(32)

∑d : Jumlah gain secara keseluruhan

N : Jumlah sampel

e) Menghitung nilai kuadrat deviasi

d = ∑

-

Keterangan:

∑ d : Jumlah kuadrat deviasi

∑ : Jumlah gain setelah dikuadratkan

∑d : Jumlah garis

N : Jumlah sampel

f) Mencari nilai

=

Keterangan:

Md : Mean gain atau selisih antara post-test dan pre-test

∑ d : Jumlah kuadrat deviasi

N : Jumlah sampel

g) Mencari nilai derajat kebebasan

db = n

1

Keterangan :


(33)

n : Jumlah siswa

h) Membandingkan nilai dengan nilai

Jika t-tabel ˃ t-hitung maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua data yang bersangkutan.

Jika t-tabel ≤ t-hitung, maka terdapat perbedaan yang signifikan antar dua data.

2. Angket

Untuk menganalisis dan menafsirkan data angket, penulis melakukan pentabulasian data dengan menggunakan perhitungan Persentase. Data yang diperoleh dengan lagkah-langkah sebagai berikut :

a) Menjumlahkan setiap jawaban angket

b) Menghitung Persentase dan frekuensi dari setiap jawaban dengan rumus berikut ini :

P =

x 100 %

Keterangan :

P : Persentase

F : Frekuesi jawaban

N : Jumlah Responden

% : Persentase frekuensi

c) Membuat table persentase frekuensi

d) Menafsirkan hasil perhitungan data angket berdasarkan tabel berikut ini :


(34)

Tabel 3.4

Klasifikasi Angket

Persentase Keterangan

0 % Tidak ada yang menjawab

1-25% Sebagian kecil menjawab

26-49% Hampir setengahnya menjawab

50% Setengahnya yang menjawab

51-75% Lebih dari setengahnya yang menjawab

76-99% Hampir semuanya menjawab

100% Semuanya menjawab

(Sugiyono, 2008)

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Persiapan Penelitian

a. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran

tentang kondisi subjek penelitian di lapangan. Penulis

mengidentifikasikan kosakata bahasa Jepang yang telah dipelajari oleh siswa kelas X SMA PGRI 1 Bandung melalui buku teks yang dipakai yaitu buku Sakura I.

b. Pembuatan Instrumen Penelitian

 Pembuatan RPP

Pembuatan soal pre-test


(35)

 Pembuatan angket c. Surat Izin Penelitian

Meminta izin penelitian dari pihak sekolah khususnya kepada kepala sekolah SMA PGRI 1 Bandung agar penelitian berjalan lancar dan legal.

3.6.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 24 April 2013 dengan tahapan sebagai berikut :

a. Memberikan pre-test

Pre-test diberikan untuk mengetahui kemampuan sampel sebelum diberikan perlakuan (treatment). Pelaksanaan pre-test dilakukan pada tanggal 1 April 2013

b. Memberikan perlakuan (treatment)

Perlakuan (treatment) diberikan sebanyak empat kali dalam empat pertemuan yaitu pada tanggal 2 April 2013, 9 April 2013, 16 April 2013 dan 23 April 2013.

c. Memberikan post-test

Post-test diberikan untuk mengetahui perkembangan kemampuan sampel setelah diberi perlakuan (treatment). Post-test dilakukan pada tanggal 24 April 2013.

d. Memberikan angket

Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui pendapat atau pernyataan atas diberikannya pembelajaran kosakata bahasa Jepang melalui metode index card match angket dilakukan pada tanggal 30 April 2013.


(36)

Proses pembelajaran dilakukan pada saat jam pelajaran agar sesuai dengan materi yang diajarkan.

Perlakuan (treatment) pertama dilakukan pada tanggal 2 April 2013 pukul 07.40-08.20, adapun materi pengajaran mengenai (Nan-ji desu ka) dengan kosakata yang diberikan yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.5

Daftar Kosakata I

Tema Kosakata Arti

何時です 。

Mengenai :

Waktu 1. ichi-ji 2. Ni-ji 3. San-ji 4. Yo-ji 5. Go-ji 6. Roku-ji 7. Shichi-ji 8. Hachi-ji 9. Ku-ji 10.Juu-ji 11.Juu ichi-ji 12.Juu ni-ji 13.Ima 14.Gozen

15.Gogo

1. Jam 1

2. Jam 2

3. Jam 3

4. Jam 4

5. Jam 5

6. Jam 6

7. Jam 7

8. Jam 8

9. Jam 9

10.Jam 10 11.Jam 11 12.Jam 12 13.Sekarang

14.AM

15.PM

Perlakuan (treatment) kedua dilakukan pada tanggal 9 April 2013 pukul 07.40-08.20, adapun materi pengajaran mengenai (Nihon-go no Jugyou wa Dou Desu ka) dengan kosakata yang diberikan yaitu sebagai berikut :


(37)

Tabel 3.6

Daftar Kosakata II

Tema Kosakata Arti

日本語 授業

どうです 。

Mengenai :

Pelajaran 1. Shuukyou 2. Rekishii 3. Suugaku 4. Taiiku 5. Hiragana 6. Katakana 7. Kanji 8. Omoshiroi 9. Tsumaranai 10.Kantan 11.Muzukashii 1. Matematika 2. Sejarah 3. Agama

4. Olah raga

5. Hiragana 6. Katakana 7. Kanji 8. Menyenangkan 9. Membosankan 10.Mudah 11.Sulit

Perlakuan (treatment) ketiga dilakukan pada tanggal 16 April 2013 pukul 07.40-08.20, adapun materi pengajaran mengenai (Toshoshitsu de Hon o Yomimasu) dengan kosakata yang diberikan yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.7

Daftar Kosakata III

Tema Kosakata Arti

図 書 室 で 本 読

す。

Mengenai :

Kegiatan

1. Mimasu

2. Kakimasu

3. Kikimasu

4. Yomimasu

5. LL kyoushitsu

6. Kyoushitsu

1. Melihat

2. Menulis

3. Mendengar

4. Membaca

5. Lab. Bahasa


(38)

di sekolah 7. Toshoshitsu

8. Bideo

9. Teepu

10.Suupotsu

11.Benkyou shimasu

7. Perpustakaan

8. Video

9. Tape

10.Sport 11.belajar

Perlakuan (treatment) keempat dilakukan pada tanggal 23 April 2013 pukul 07.40-08.20, adapun materi pengajaran mengenai (Watashi no Kazoku) dengan kosakata yang diberikan yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.8

Daftar Kosakata IV

Tema Kosakata Arti

私 家族。

Mengenai : Keluarga

1. hitori 2. futari 3. sannin 4. yonin 5. gonin 6. rokunin 7. shichinin 8. hachinin 9. kyuunin 10.juunin 11.hitorikko

1. 1 orang

2. 2 orang

3. 3 orang

4. 4 orang

5. 5 orang

6. 6 orang

7. 7 orang

8. 8 orang

9. 9 orang

10.10 orang 11.Anak tunggal

Pada seluruh pertemuan ini dilaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode index card match. Kegiatan awal pada kegiatan pembelajaran pada umumnya. Guru memberikan apersepsi dan motivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pelajaran.


(39)

Selanjutnya guru menjelaskan mengenai metode yang akan diterapkan, yaitu metode index card match. adapun langkah-langkah dalam pembelajaran dengan cara guru membuat kartu terpisah yaitu kartu yang berisi pertanyaan dan kartu yang berisi kunci jawaban. Masing-masing siswa diberikan satu kartu (siswa ada yang mendapat pertanyaan dan ada yang mendapat kunci jawaban). Siswa yang mendapatkan kunci jawaban mencari pasangan pertanyaan yang cocok, sedangkan siswa yang mendapat pertanyaan tetap duduk di bangkunya dan memikirkan kunci jawaban yang bagaimana yang sesuai dengan soal yang dimilikinya. Setelah pasangan pertanyaan dan kunci jawaban yang cocok bertemu, diminta kepada mereka untuk meyakinkan bahwa apa itu benar-benar cocok. Bagi siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan akan diberi poin. Setelah semua pasangan duduk maka diminta kepada masing-masing pasangan secara bergiliran untuk memaparkan pertanyaan yang ada pada kartu mereka kepada pasangan yang lain.

Seluruh siswa harus siap untuk tampil karena dipilih secara acak oleh guru. Secara tidak langsung mereka akan berusaha untuk mengingat dengan baik materi yang telah diajarkan oleh guru. Hal ini akan mengakibatkan siswa akan belajar dengan aktif dan efektif. Apabila siswa yang menyelesaikan pertanyaan tidak dapat menyelesaikannya, maka pasangan yang melempar pertanyaan bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Pada akhir kegiatan, guru menyimpulkan materi dan memberikan kesempatan untuk bertanya tentang kosakata baru yang didapat oleh murid selama penerapan metode index card match berlangsung. Seluruh kegiatan pengambilan data bertempat di kampus SMA PGRI 1 Bandung.


(40)

1. Mengumpulkan data hasil penelitian berupa tes dan angket 2. Analisis data statistik

3. Menguji hipotesis


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Penerapan metode index card match dalam meningkatkan penguasaan

kosakata bahasa Jepang di SMA PGRI 1 Bandung kelas X-2, dilakukan dengan tiga tahapan yaitu perencanaan dengan menggunakan RPP, menyiapkan kartu dan media gambar, setelah rencana disiapkan kemudian guru menerangkan materi yang juga diperjelas dengan media gambar. Setelah selesai memberikan materi, guru mulai memberikan perlakuan (treatment) kemudian menyuruh siswa memilih kartu yang ada di depan kelas dan mencari pasangan kartu yang cocok dan selanjutnya mempertanggungjawabkannya di depan kelas, tahap terakhir guru merefleksi kegiatan dengan menyimpulkan materi dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

b. Berdasarkan nilai pre-test yang dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan (treatment), nilai rata-rata kelas adalah 4,22, ini menunjukan bahwa kemampuan awal siswa SMA PGRI 1 Bandung kelas X-2 dalam kemampuan penguasaan kosakata bahasa Jepang masih rendah. Berdasarkan hasil post-test yang dilakukan setelah diberikan perlakuan (treatment), nilai rata-rata kelas adalah 8,03. Sehingga diperoleh nilai gain (selisih nilai pre-test dan post-test) adalah 3,82.

c. Dilihat dari nilai gain (3,82) dapat disimpulkan bahwa metode index card match efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa Jepang di SMA PGRI 1 Bandung kelas X-2. Dan setelah dianalisis


(42)

dibandingkan dengan 2,76 dengan taraf signifikansi 1% untuk sampel 30 orang. Hasil > . Dengan demikian, hipotesis kerja (Hk) dalam penelitian ini dapat diterima. Karena terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode index card match. Hal ini diperkuat dengan hasil data angket yang diberikan pada siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode index card match efektif membantu siswa SMA PGRI 1 Bandung kelas X-2 dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang.

5.2 Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Almamater, penelitian ini dapat menambah referensi yang ada dan dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama dalam penerapan metode index card match.

b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan

kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

c. Bagi pengajar, penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif metode pengajaran dalam meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Jepang siswa.


(43)

d. Bagi peneliti selanjutnya :

-Penelitian ini dapat diteruskan dengan meneliti lebih lanjut kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini.

-Perlu diadakan penelitian ulang pada waktu mendatang, sehingga mendapatkan hasil yang signifikan.

-Beberapa permasalan masih harus dipecahkan, seperti teknik yang diterapkan dalam penggunaan metode ini harus bisa lebih bervariasi agar siswa tidak merasa bosan.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Badudu. J. 1981. Pelak-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.

Burhan, Jazir. 1971. Problema Bahasa dan Pengadjaran Bahasa Indonesia. Ganaco N.V

Danasasmita, Wawan. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung: Rizki Press.

Djamaludin, Darwis. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Semarang: Pustaka Pelajar. Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hardjono, Sartinah. 1988. Prinsip-Prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra.Jakarta: Dirjen Dikti PPLPTK Depdikbud.

Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosda.

Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pollio. dalam Silberman, Melvin L. 1996. Active Learning: 101 Stategies to Teach Any Subject. Terjemahan Muttaqien, Raisul. 2006. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia.

Pranowo. 1996. Analisis Pengajaran Bahasa.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


(45)

Sudjianto dan Dahidi. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sutedi, Dedi. 2009. Pengantar Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung. Sutikno, Sobri. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep

Umum dan Islami. Bandung: PT Refika Aditama. Tarigan, H.G. 1985. Pengajaran Kosa kata. Bandung: Angkasa. Tarigan, H.G. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Zaini, H. Munthe, B. dan Ayu Aryani, S. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.


(1)

1. Mengumpulkan data hasil penelitian berupa tes dan angket 2. Analisis data statistik

3. Menguji hipotesis 4. Menarik kesimpulan


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Penerapan metode index card match dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang di SMA PGRI 1 Bandung kelas X-2, dilakukan dengan tiga tahapan yaitu perencanaan dengan menggunakan RPP, menyiapkan kartu dan media gambar, setelah rencana disiapkan kemudian guru menerangkan materi yang juga diperjelas dengan media gambar. Setelah selesai memberikan materi, guru mulai memberikan perlakuan (treatment) kemudian menyuruh siswa memilih kartu yang ada di depan kelas dan mencari pasangan kartu yang cocok dan selanjutnya mempertanggungjawabkannya di depan kelas, tahap terakhir guru merefleksi kegiatan dengan menyimpulkan materi dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

b. Berdasarkan nilai pre-test yang dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan (treatment), nilai rata-rata kelas adalah 4,22, ini menunjukan bahwa kemampuan awal siswa SMA PGRI 1 Bandung kelas X-2 dalam kemampuan penguasaan kosakata bahasa Jepang masih rendah. Berdasarkan hasil post-test yang dilakukan setelah diberikan perlakuan (treatment), nilai rata-rata kelas adalah 8,03. Sehingga diperoleh nilai gain (selisih nilai pre-test dan post-test) adalah 3,82.

c. Dilihat dari nilai gain (3,82) dapat disimpulkan bahwa metode index card

match efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa

Jepang di SMA PGRI 1 Bandung kelas X-2. Dan setelah dianalisis menggunakan perhitungan uji hipotesis diperoleh = 16,54


(3)

dibandingkan dengan 2,76 dengan taraf signifikansi 1% untuk sampel 30 orang. Hasil > . Dengan demikian, hipotesis kerja (Hk) dalam penelitian ini dapat diterima. Karena terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode index card match. Hal ini diperkuat dengan hasil data angket yang diberikan pada siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode index card match efektif membantu siswa SMA PGRI 1 Bandung kelas X-2 dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang.

5.2 Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Almamater, penelitian ini dapat menambah referensi yang ada dan dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama dalam penerapan metode index card match.

b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

c. Bagi pengajar, penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif metode pengajaran dalam meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Jepang siswa.


(4)

d. Bagi peneliti selanjutnya :

-Penelitian ini dapat diteruskan dengan meneliti lebih lanjut kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini.

-Perlu diadakan penelitian ulang pada waktu mendatang, sehingga mendapatkan hasil yang signifikan.

-Beberapa permasalan masih harus dipecahkan, seperti teknik yang diterapkan dalam penggunaan metode ini harus bisa lebih bervariasi agar siswa tidak merasa bosan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Badudu. J. 1981. Pelak-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.

Burhan, Jazir. 1971. Problema Bahasa dan Pengadjaran Bahasa Indonesia. Ganaco N.V

Danasasmita, Wawan. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung: Rizki Press.

Djamaludin, Darwis. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Semarang: Pustaka Pelajar. Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hardjono, Sartinah. 1988. Prinsip-Prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra.Jakarta: Dirjen Dikti PPLPTK Depdikbud.

Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung: Rosda.

Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pollio. dalam Silberman, Melvin L. 1996. Active Learning: 101 Stategies to Teach Any Subject. Terjemahan Muttaqien, Raisul. 2006. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia.

Pranowo. 1996. Analisis Pengajaran Bahasa.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


(6)

Sudjianto dan Dahidi. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sutedi, Dedi. 2009. Pengantar Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung. Sutikno, Sobri. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep

Umum dan Islami. Bandung: PT Refika Aditama.

Tarigan, H.G. 1985. Pengajaran Kosa kata. Bandung: Angkasa. Tarigan, H.G. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Zaini, H. Munthe, B. dan Ayu Aryani, S. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.