Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Melalui Metode Pembelajaran PAIKEM Tipe Jigsaw Dan Index Card Match di MTs Jam'iyyatul Khair Ciputat

(1)

TSANAWIYAH JAM’IYYATUL KHAIR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Dini Susanti NIM 1112011000059

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017


(2)

(3)

(4)

(5)

Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Jakarta, Desember 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan tipe jigsaw dan index card match. Penelitian ini dilaksanakan di

MTs Jam’iyyatul Khair Ciputat, Tangerang Selatan. Pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian Tindakan kelas (Classroom Action Resesarch) yang terdiri dari tiga siklus dan setiap siklus terdiri empat kegiatan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan materi sifat terpuji ikhlas dan taat. Siklus II dilakukan sebanyak 2 kali dengan materi khauf dan taubat. Siklus III dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan dengan mengulang materi taubat dan dikolaborasikan dengan index card match.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa pretest dan posttest yang terdiri dari 60 butir soal yang berbentuk pilihan ganda 45 soal dan essay 15 soal, lembar pengamatan, wawancara dengan guru dan siswa.

Implementasi metode PAIKEM tipe jigsaw dan index card match di MTs

Jam’iyyatul Khair yaitu guru membuat siswa menjadi beberapa kelompok dan

diberikan materi yang berbeda-beda. Kemudian dibentuk menjadi kelompok

expert. Implementasi metode index card match yaitu setiap siswa diberikan kartu yaitu setiap siswa diberikan kartu post it di dalamnya berisikan sebagian pertanyaan dan jawaban yang harus dicocokkan atau dipasangkan oleh siswa.

Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh gambaran bahwa penelitian ini telah mencapai kriteria yang menjadi batasan indikator keberhasilan yang ditunjukkan melalui peningkatan kategori aspek prestasi belajar pada tiap siklus. Begitu pula dengan hasil tes hasil belajar terjadi peningkatan nilai rata-rata yang pada siklus I sebesar 66,4 pada siklus II meningkat menjadi 78,2 dan terjadi peningkatan lagi menjadi 88,6 serta tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai kurang dari 75. Dan dari hasil wawancara siswa sangat menanggapi secara positif proses pembelajaran yang menggunakan tipe jigsaw dan index card match ini.

Penelitian ini telah membuktikan bahwa belajar tipe jigsaw dan index card

match telah memberikan dampak positif bagi siswa dalam proses belajar.


(6)

Religious Education, Faculty of Science and Teaching of MT, State Islamic

University of Jakarta, in December 2016.

This study aims to improve learning achievement or student learning outcomes using a type of jigsaw and index card match. This research was conducted in MTs Jam'iyyatul Khair ciputat. In August and October 2016. The research method used is action research class (Classroom Action Resesarch) consisting of three cycles and each cycle consisting of four activities, namely: planning, action, observation, reflection. Cycle I performed twice meeting with the material merit sincere and obedient. Cycle II was done 2 times with Khauf material and repentance. Cycle III done as much as one meetings with repeat

taubat material and collaborated with index card match.

The instrument used in this study is in the form of pretest and posttest consisting of 60 items in the form of multiple choice questions and essay 45 15 matter, sheets of observations, interviews with teachers and students. From the results of this study can be obtained a description that it had reached the criteria that limit indicator of the success demonstrated by the increase in the category of aspects of achievement or learning outcomes in each cycle. Similarly, the achievement test results an increase in the average value in the first cycle of 66.4 on the second cycle increased to 78.2 and increased again to 88.6 and no more students who scored less than 75. And by interviewing students respond positively so that the learning process using a jigsaw type and index card this match.

This study has shown that learning jigsaw type and index card match has a positive impact on students in the learning process.


(7)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Âlamîn, segala puji bagi Allah yang telah memudahkan penulis untuk menyusun tugas skripsi ini sampai selesai. Shalawat dan salam tak lupa tercurahkan untuk baginda tercinta kita Nabi Agung Muhammad saw yang membawa suri tauladan baik bagi kita semua.

Berangkat dari persetujuan judul hingga berlanjut pada tahapan pelaksanaan sampai ke penyusunan skripsi ini, penulis merasa tidak luput dari adanya hambatan dan kesulitan yang dihadapi. Namun demikian, berkat do’a yang tulus dan ketekunan serta usaha yang sungguh-sungguh terutama karena adanya ridha Allah SWT, maka hambatan dan kesulitan yang dihadapi dapat diatasi dengan baik sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar.

Begitu pula dengan bantuan dari berbagai pihak yang senantiasa memberikan dukungan moril sejak awal penelitian hingga selesainya skripsi ini. Dengan rasa syukur yang tak terbatas kepada Allah SWT, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.

2. Ketua Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag.

4. Dosen Pembimbing Skripsi, Ibu Siti Khadijah, MA. yang senantiasa sudi untuk membimbing, mengarahkan, serta membatu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Dr. Sururin terimakasih telah memberikan petuah dan nasehat yang berharga bagi penulis.

6. Seluruh Dosen Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan


(8)

iii

Perpustakaan yang pernah penulis kunjungi selama penelitian yang telah sudi menyediakan berbagai referensi yang menunjang dalam penulisan skripsi ini.

8. Untuk orangtuaku tercinta, Bapak Sumarlan dan Ibu Sugiyem, kepada Bapak, semoga limpahan rahmat dan kasih sayang Allah selalu menyertaimu. Dan untuk Ibu, terimakasih atas segala hal yang telah banyak dikorbankan kepada penulis, dukungan, kasih sayang, cinta, pengabdian yang tulus, pendidikan yang murni, pengorbanan yang tiada henti, dan kenyamanan hidup yang kau beri. Sungguh! Apa yang telah Ibu berikan tak akan pernah bisa penulis ganti, hanya dengan ucapan terimakasih penulis sampaikan dengan bangga diri, bahwa dengan kelulusan ini, kau berhasil mendukung penulis untuk menjadi calon pendidik yang baik kelak.

9. Kakak satu-satunya mamas Andriyas Syahroni S. Hum. Terimakasih atas doanya, semoga selalu dimudahkan untuk menjalan thesisnya.

10.Komunitas Adzikra PAI B, terimakasih telah banyak memberikan pelajaran bermakna selama ini, persahabatan seperti keluarga, kesetia kawanan sampai akhir, kegokilan yang tiada henti, sampai pada kenangan-kenangan manis kita yang tak pernah akan ada akhir.

11.Semua teman-teman PAI angkatan 2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih banyak, sangat bangga bisa pernah se-marhalah dengan kalian yang super luar biasa.

12.Terimakasih kepada lembaga pendidikan MIN II Cempaka Putih, MTsN 3 Jakarta, Pondok Pesantren Manahijussadat Lebak Banten dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jasa mendidik kalian sangat berarti sekali dalam hidup ini.

13.Dan kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatunya. Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan atas kerja sama, dukungan, bantuan, dorongan dan kesetiaan selama ini.


(9)

iv

Akhirnya penulis mengharapkan kiranya tulisan ini dapat berguna bagi perkembangan dan kemajuan hidup umat manusia terlebih dalam dunia pendidikan di masa-masa yang akan datang.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua, dan kita semua termasuk kedalam golongan orag-orang yang berserah diri untuk mendapat keridhoan-Nya, Âamîn Yâ Allah Yâ Rabbal Âlamîn.

Jakarta, 22 November 2016


(10)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : KAJIAN TEORI A. Acuan teori Area dan Fokus yang Diteliti ... 7

1. Pengertian Prestasi ... 7

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan ... 8

b. Konsep dasar pengukuran prestasi ... 8

2. Pengertian Akidah dan Akhlak ... 9

3. Pengertian PAIKEM... 12

4. Metode PAIKEM ... 13

a. Metode jigsaw ... 14

b. Metode index card match ... 15

B. Hasil Penelitian Relavan ... 17


(11)

vi BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

B. Metode Penelitian dan rancangan Siklus Penelitian ... 22

C. Subjek Penelitian ... 23

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 23

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 24

1. Pra Penelitian ... 24

2. Siklus I ... 25

3. Siklus II ... 27

4. Siklus III ... 30

F. Hasil Intervensi Tindakan ... 32

G. Data dan Sumber Data ... 33

H. Instrument-instrument Data ... 33

I. Teknik Pengumpulan Data ... 40

a.Observasi ... 41

b. Wawancara... 41

c. Dokumentasi ... 42

d. Tes Objektif ... 42

J. Teknik Pemeriksaan Data ... 42

1. Uji Validitas... 43

2. Reliabilitas ... 43

3. Tingkat Kesukaran ... 44

4. Daya Pembeda ... 45

K. Analisis Data Dan Interprestasi Data ... 45

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 46

BAB IV : DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 48

1. Visi, Misi, dan Strategi Madrasah ... 49

2. Guru dan Tenaga Kependidikan ... 50

B. Deskripsi Data ... 53


(12)

vii

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 54

3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 59

4. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 63

C. Analisis Data ... 66

1. Hasil Belajar Siswa ... 65

2. Hasil Wawancara Guru setelah Tindakan ... 74

3. Hasil Pengamatan Siswa dan Guru ... 75

D. Pembahasan ... 91

BAB IV: PENUTUP A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(13)

1

A.

Latar Belakang Masalah

Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungannya dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesamanya. Untuk itu sebagai benteng pertahanan diri anak didik dalam menghadapi berbagai tantangan di atas, kiranya untuk menanamkan pendidikan agama yang kuat dalam diri anak, sehingga dengan pendidikan agama ini, pola hidup anak terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan agama dan dapat menyelamatkan anak agar tidak terjerumus dalam jurang keterbelakangan mental.

Pendidikan agama Islam adalah proses transformasi dan internalisasi nilai-nilai Islam dan ilmu pengetahuan dalam rangka pengembangan fitrah dan kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik guna mencapai keseimbangan dan kesadaran dalam berbagai aspek kehidupan yang berkesinambungan dan perkembangannya disesuaikan dengan situasi dan zamannya.1

Pendidikan Agama Islam merupakan suatu mata pelajaran dengan tujuan untuk menghasilkan para siswa yang memiliki jiwa agama dan taat menjalankan perintah agamanya, bukan menghasilkan siswa yang berpengetahuan agama secara mendalam. Jadi, penekanan disini adalah mengarahkan siswa agar menjadi orang-orang yang jujur, ikhlas, taat, taubat dan melaksanakan amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari.2

Menelaah pendidikan Islam saat ini, tampak jelas bila kondisinya tertinggal jauh dari tuntutan masyarakat global. Dalam globalisasi yang

1 Remiswal, Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam Pembelajaran

Agama Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu 2013) h. 5


(14)

begitu deras dengan corak yang beranekaragaman tidak jarang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Hal ini menuntut pendidikan Islam untuk bisa lebih menyaring segala hal yang terjadi akibat globalisasi. Pendidikan Islam juga diharapkan bisa berperan dan mewarnai peradaban dunia dan tidak hanya berorientasi pada tujuan .3 Banyak yang beranggapan bahwa pelajaran Pendidikan Agama Islam hanya terpaku pada menyampaikan teori atau ceramah saja. Sehingga kurangnya minat atau semangat para siswa untuk belajar lebih dalam tentang Pendidikan Agama Islam khususnya di mata pelajaran Aqidah Akhlak ini.

Pendidikan akhlak sangat penting sekali ditanamkan pada anak didik sejak usia dini. Jika anak tidak diberi pemahaman dengan baik dan dibina dengan pembelajaran akhlak sedini mungkin, maka pada masa perkembangan anak menuju kedewasaan akan membawa dampak fatal lagi dan akan meresahkan masyarakat sekitarnya. Belajar memahami apa itu jujur, ikhlas, taat, taubat, menguasai jiwa, dan menanggalkan egoisme, ketika bermain ramai-ramai dan ia juga dapat belajar berjiwa besar. Karenanya, sebagai pendidik atau guru perlunya menyampaikan atau mentransfer materi dengan menggunakan metode yang berbeda atau bisa dibilang lebih menyenangkan sehingga bisa diterima para siswa dengan senang hati dan tidak membosankan dan bisa diterapkan oleh para siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Selama ini di dalam dunia pendidikan berkembang paradigma lama mengenai proses pembelajaran bersumber pada teori Tabula Rasa Jhon Locke, yang mengatakan bahwa “pikiran seorang anak ibarat kertas putih yang kosong dan siap menunggu coret-coretan gurunya”.4 Tugas guru hanyalah memberikan pengetahuan saja dan siswa sebagai objek berfungsi untuk menerimanya dan mengharapkan siswa untuk menghafal dan

3 Abd. Haris, Pemecahan Dikotomi Keilmuan Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Filsafat

Ilmu, (Jakarta: Nizami, 2005) h. 13 4 Remiswal, Rezki Amelia, op.cit., h. 29


(15)

mengingatnya, guru lebih aktif dan menentukan. Maka dari itu perlu adanya kemampuan dan kompetensi serta pemahaman guru dalam menghilangkan paradigma lama yang berpusat pada teacher center dan beralih kepada paradigma baru yang berpusat pada student center dengan cara menggunakan strategi pembelajaran baru yaitu Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) tipe Jigsaw dan index card match.5 Dengan demikian pembelajaran tidak membebani, tidak memaksa dan tidak menjadikan mereka bersedih hati. Kegiatan yang dilakukan secara spontan, tanpa paksaan, sesuai dengan gerak hati anak, dan mengundang kegembiraan harus diciptakan secara terus menerus secara bervariasi.

Oleh karena itu, tugas guru di kelas tidak sekedar menyampaikan informasi demi pencapaian tujuan pembelajaran, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar siswa, guru harus berupaya agar kegiatan di kelas dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi pengalaman siswa. Guru harus mampu menemukan metode dan tehnik yang dapat mendukung peranannya tersebut, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat diselenggarakan dengan efektif. Namun kenyataannya di lapangan proses belajar mengajar masih didominasi metode konvensional.

Selanjutnya yaitu akhlak adalah suatu sikap yang telah tertanam di dalam jiwa anak didik dan menjadi sebuah kepribadian, dari sinilah timbul perbuatan-perbuatan yang secara reflek atau spontan. Untuk membentuk kepribadian yang berakhlakul karimah maka perlunya pendidik memberikan pemahaman dan bimbingan terhadap perkembangan jasmani dan rohani para anak didik.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang mempunyai akhlakul karimah yaitu melalui metode yang dapat memberikan pemahaman yang luas dan bimbingan. Kegiatan pembelajaran seperti PAIKEM turut menambah unsur-unsur interaksi sosial dan spiritual pada pembelajaran


(16)

Aqidah Akhlak. PAIKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAIKEM tipe jigsaw dan index card

match ini, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.6 Model PAIKEM tipe jigsaw dan

index card match dianggap cocok diterapkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak karena sesuai dengan materi yang akan memberikan pemahaman lebih mudah diterima oleh anak didik dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk meningkatkan hasil belajar maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan yang nantinya dituangkan ke dalam penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Melalui Model Pembelajaran PAIKEM Tipe Jigsaw Dan

Index Card Match Di Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair

Ciputat".

Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak adalah suatu upaya pemahaman dan pembinaan yang ditujukan bagi anak Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Judul tersebut penulis pilih atas dasar pertimbangan sebagai berikut: 1. Pendidikan Agama Islam adalah menanamkan akhlak mulia di dalam

jiwa anak dan masa pertumbuhannya, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan jiwa.

2. Akhlak merupakan misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ketika diutus sebagai Rasulullah.


(17)

3. Ingin mengetahui bagaimana peranan Model Pembelajaraan PAIKEM tipe Jigsaw dan index card match pada pendidikan agama Islam terhadap anak akhlak didik di Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair Ciputat.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka faktor-faktor terjadinya masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Masih kurangnya Metode Pembelajaran yang dilaksanakan bagi guru terhadap peserta didik atau siswa-siswi yang belum mengalami peningkatan yang sesuai dalam proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran Aqidah Akhlak.

2. Kurangnya motivasi belajar siswa atau siswi pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair Ciputat. 3. Kurangnya prestasi belajar siswa / siswi dalam mata pelajaran Aqidah

Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair Ciputat.

4. Model “PAIKEM”tipe jigsaw dan index card match sebagai metode yang bisa meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair Ciputat.

C.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan pembahasan masalah di atas, maka batasan masalah adalah Untuk meneliti prestasi belajar pelajaran Aqidah Akhlak para siswa dan siswi Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair Ciputat di kelas 7A

D.

Perumusan Masalah

Berdasarkan Pembahasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Implementasi model pembelajaran Jigsaw dan Index card


(18)

2. Bagaimana peningkatan prestasi belajar setelah metode Jigsaw dan

Index card match ini diterapkan?

E.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendekripsikan implementasi prestasi belajar aqidah akhlak dengan model pembelajaran PAIKEM tipe jigsaw dan index card match di Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair Ciputat.

2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Aqidah Akhlak dengan model pembelajaran PAIKEM tipe jigsaw dan index card match di Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair Ciputat kelas 7A.

F.

Kegunaan / Manfaat Penelitian

Kegunaan / manfaat penelitian ini adalah:

Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang prestasi belajar siswa dan siswi Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair Ciputat model PAIKEM tipe jigsaw dan index card match.


(19)

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Acuan teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Pengertian Prestasi

Prestasi ialah hasil pencapaian yang diperoleh seorang pelajar setelah mengikuti ujian dalam suatu pelajaran tertentu. Prestasi diwujudkan dengan laporan nilai yang tercantum pada buku rapor (report book), atau kartu hasil studi (KHS). Hasil laporan belajar ini diberikan setiap tengah semester, semester atau setiap tahun. Setiap siswa (pelajar) berhak memperoleh laporan hasil prestasi belajar, setelah mengikuti berbagai rangkaian kegiatan pelajaran di kelas.1

Dalam pendidikan menengah (SMP, SMS atau SMK) setiap guru mata pelajaran (subject teacher) berperan penting dalam menyampaikan hasil belajar yang diperoleh setiap siswa di kelas yang diajarnya. Hasil belajar tersebut, pada umumnya diserahkan kepada tugas administrasi pendidikan yang kemudian disampaikan kepada guru kelas (class teacher) untuk dihitung guna memperoleh ringkasan hasil belajar setiap siswa. Guru kelas (wali kelas) memang mengajar mata pelajaran, namun mata pelajaran yang bukan keahliannya, akan ditangani oleh guru lain yang memang berkompetensi di bidangnya. Karena itu, ada kerjasama yang baik, kompak, dan terorganisasi antara guru kelas dengan guru-guru pelajaran yang lain. Hasil prestasi belajar ini, dapat dimanfaatkan untuk memantau bagaimana taraf kemajuan atau taraf kemunduran, yang dialami setiap siswa selama mereka mengikuti pengajaran yang diasuh oleh guru-guru mata pelajaran.2

1Agoes Dariyo, Dasar-dasar Pedagogi Modern, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 89 2Ibid., h. 90


(20)

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

Menurut Dalyono, “Ada 2 faktor yang mempengaruhi pencapaian

prestasi belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ialah faktor yang berhubungan erat dengan segala kondisi siswa, meliputi kesehatan fisik, psikologi (inteligensi, bakat, minat, kreatifitas), motivasi, kondisi emosional, kebiasaan belajar, dsb. 3

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu, baik berupa lingkungan fisik, maupun lingkungan sosial terutama faktor lingkungan keluarga, lingkungan iklim sekolah, lingkungan pergaulan teman sebaya, dsb.

Selain faktor yang dapat mempengaruhi prestasi ada juga faktor yang menghambat pencapaian prestasi yaitu sifat-sifat buruk yang terjadi pada diri seseorang itu sendiri, antara lain: malas, sifat keterpaksaan, dan persepsi diri buruk. 4

Jadi agar prestasi belajar akan baik jika kondisi siswa atau individu itu harus dalam keadaan baik agar tercapainya prestasi yang memuaskan.

b. Konsep dasar pengukuran prestasi

Menurut Azwar ilmu pengukuran (measurement) merupakan cabang dari ilmu statistika terapan yang bertujuan membangun dasar-dasar pengembangan tes yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid, dan reliabel. Dasar-dasar pengembangan tes tersebut dibangun di atas model-model matematika yang secara berkesinambungan terus diuji kelayakannya oleh ilmu psikometri.

Pengukuran dalam psikologi adalah suatu prosedur (kuantifikasi) terhadap atribut-atribut psikologi (kepribadian, intelegensi, bakat, dan prestasi belajar (Surabaya, 2000). Jadi, untuk memberikan gambaran mengenai prestasi belajar, diperlukan pengukuran tentang prestasi

3Ibid., h. 90 4Ibid., h. 92


(21)

belajar yang akurat. Secara operasional, pengukuran merupakan suatu prosedur perbandingan antara atribut yang hendak diukur dengan alat ukurnya. Karakteristik pengukuran, mencakup: (a) perbandingan antara atribut yang diukur dengan alat ukurnya; (b) hasilnya dinyatakan kuantitatif; (c) bersifat deskriptif (Azwar, 1999).

Secara umum ada tiga macam instrumen yang paling sering dipakai dalam penelitian ilmiah, yaitu (a) angket: (b) tes; dan (c) skala nilai (rating scale). Angket digunakan untuk menyelidiki pendapat subjek mengenai sesuatu hal atau mengungkapkan keadaan pribadi responden. Skala nilai digunakan untuk menilai keadaan pribadi orang lain atau mengenai sesuatu hal tertentu. Tes digunakam untuk mengungkapkan keadaan pribadi seseorang, termasuk di dalamnya kemampuan, bakat, minat, sikap, dan kepribadian.5

Jadi kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis besar indicator (petunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.6

2. Pengertian Akidah dan Akhlak

Akidah secara etimologis berarti yang terikat. Setelah terbentuk menjadi kata, akidah berarti perjanjian yang teguh dan kuat, terpatri dan tertanam di dalam lubuk hati yang paling dalam. Dengan demikian akidah adalah urusan yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, menentramkan jiwa, dan menjadi keyakinan yang tidak bercampur dengan keraguan.

Karakteristik akidah Islam bersifat murni, baik dalam isi maupun prosesnya, dimana hanyalah Allah yang wajib diyakini, diakui dan disembah. Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh dialihkan kepada yang lain, karena akan berakibat penyekutuan (musyrik) yang berdampak

5Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), cet. 1, h. 287


(22)

pada motivasi ibadah yang tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilan Allah SWT. Dalam prosesnya, keyakinan tersebut harus langsung, tidak boleh melalui perantara. Akidah demikian yang akan melahirkan bentuk pengabdian hanya pada Allah, berjiwa bebas, merdeka dan tidak tunduk pada manusia dan makhluk Tuhan yang lainnya.

Akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah; ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat; dan perbuatan dengan amal shaleh. Akidah dalam Islam mengandung arti bahwa dari seorang mukmin tidak ada rasa dalam hati, atau ucapan di mulut atau perbuatan melainkan secara keseluruhannya menggambarkan iman kepada Allah, yakni tidak ada niat, ucapan dan perbuatan dalam diri seorang mukmin kecuali yang sejalan dengan kehendak Allah Swt.7

Sedangkan Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Perbuatan akhlak bisa dikatakan perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Pada saat ia melakukan suatu perbuatan ia tetap sehat akal pikirannya dan sadar. Perbuatan tersebut sudah mendarah daging .8

Perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan sesuatu pujian. Seseorang yang melakukan perbuatan bukan atas dasar karena Allah tidak dapat dikatakan perbuatan akhlak. Dalam Mu‟jam al-Wasith disebutkan bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang obyek pembahasannya adalah tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan manusia yang dapat disifatkan

7Muhammad Ali, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan

Kepribadian Muslim, (Bandung: T.pn,t.t), cet. 1, h. 124


(23)

dengan baik atau buruk. Selain itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ilmu akhlak adalah ilmu tentang tata karma.9

Akidah Akhlak mempunyai tujuan tersendiri, secara substansial mata pelajaran Akidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Al-akhlak

Karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan berbangsa, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negative dari era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.

Mata pelajaran Akidah Akhlak ini bertujuan untuk:

a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalamkehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.10

Selain tujuan Akidah Akhlak juga mempunyai ruang lingkup tersendiri yaitu meliputi:

a. Aspek akidah terdiri atas dasar dan tujuan akidah Islam, sifat-sifat Allah. Al-Asma al-Husna, iman kepada Allah, kitab-kitab Allah,Rasul-rasul Allah, hari akhir serta Qada Qadar.

b. Aspek akhlak terpuji yang terdiri atas bertauhid, ikhlas, taat, khauf.

Taubat. Tawakkal, ikhtiar, sabar, syukur. Qana‟ah, tawadhu‟,

9Ibid., h. 7


(24)

husnuzhan, tasamuh, dan ta‟awun, berilmu, kreatif. Produktif, dan pergaulan remaja.

c. Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaq, ananiah, putus asa, ghadab,tamak, takabbur, hasad, dendam, ghibah, fitnah, dan

namimah.

d. Aspek adab meliputi: adab beribadah: adab shalat, membaca al-Qur’an dan adab berdoa, adab kepada orang tua dan guru, adab kepada saudara, teman, dan tetangga. Adab terhadap lingkungan yaitu: pada binatang dan tumbuhan, di tempat umum, dan di jalan.

e. Aspek kisah teladan meliputi: Nabi Sulaiman a.s. dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus a.s. dan Nabi Ayyub a.s., kisah Sahabat: Abu Bakar r.a, Umar bin Khattab r.a, Utsman bin Affan r.a.m dan Ali bin Abi Thalib.11

3. Pengertian PAIKEM

PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.12

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif disini ialah siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran mulai dari kegiatan pembuka, inti, hingga penutupan belajar. Inovatif dan kreatif artinya siswa diarahkan pada penalaran, kritis, mengemukakan ide, melahirkan karya sesederhana apapun dan dilatih memecahkan masalah.Efektif maksudnya pembelajaran berkangsung penuh makna, ditandai dengan tercapainya kompetensi dasar serta indikator dalam setiap pembelajarannya. Menyenangkan berarti siswa

11Ibid., h. 55

12Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Depok: PT Rajagrafindo Persada: 2014), h. 322


(25)

betah di madrasah karena lingkungannya yang bersih dan kondusif, serta memiliki buku-buku yang memadai.13

Tujuannya agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. Untuk itu, maka aspek funis learning menjadi salah satu aspek penting dalam pembelajaran PAIKEM, di samping upaya untuk terus memotivasi anak agar anak mengadakan eksplorasi, kreasi dan bereksperimen terus dalam pembelajaran.14

4. Metode-Metode PAIKEM

Metode kurikulum ialah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Metode sangat penting karena berkaitan dengan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa maupun guru.15 Metode biasanya dilakukan ketika kegiatan pembelajaran dimulai. Metode pembelajaran yaitu cara guru menyampaikan materi pelajaran seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah. Kriteria yang digunakan, antara lain: kesesuaiannya dengan kondisi kelas/ sekolah, kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan peserta didik, kemampuan guru dalam meggunakan metode, waktu yang tersedia dsb.16

Metode PAIKEM ini akan berjalan baik jika guru pandai memanfaatkan media. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan tercermin dari praktik beberapa metode misalnya: role

playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui

13Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakandan Praktik, ( Jakarta: T.pn, 2015) cet. 1, h. 122-123

14Remiswal, Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam Pembelajaran

Agama Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 43 15Agoes Dariyo, op. cit., h. 84

16Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja


(26)

pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Kemudian picture and

picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.17

a. Metode Jigsaw

Dalam metode ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen atau subtopic yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopic yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua orang atau tiga orang. Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya, merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula.

Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopic tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopic lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topic secara keseluruhan.18 1) Kelebihan dan Kekurangan Metode Jigsaw

Menurut Wardani ada beberapa kelebihan metode pembelajaran kooperatif jigsaw sebagai berikut:

a) Secara umum, pada metode jigsaw pembelajaran lebih aktif dan saling memberikan pendapat. Suasana belajar lebih

17Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, ( Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), h. 53


(27)

kondusif, baru dan adanya penghargaan yang diberikan kelompok, maka siswa dalam kelompok berkompetisi untuk mencapai prestasi yang baik.

b) Siswa lebih memiliki kesempatan berinteraksi sosial dengan temannya.

c) Siswa lebih aktif dan kreatif serta memiliki tanggung jawab secara individual.

2) Sedangkan kelemahan dari metode kooperatif jigsaw sebagai berikut:

a) Terdapat kelompok siswa yang kurang berani mengemukakan pendapat sehingga diskusi pada kelompok tersebut kurang hidup

b) Memerlukan waktu yang relatif cukup lama dan persiapan yang matang.19

b. Metode Index card match,

Metode index card match merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis kepada temanya. Prosedurnya yaitu:

1) Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah jumlah siswa.Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing pertanyaan itu. 2) Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali

agar benar-benar tercampur aduk.

3) Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan pencocoka. Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian lain mendapatkan kartu jawabannya.


(28)

4) Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah terbentuk pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk bersama. (katakan pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada dikartu mereka.

5) Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya.20 Kelebihan menggunakan metode index card match adalah:

1) Peserta didik belajar untuk selalu mengambil inisiatif sendiri dalam segala yang diberikan oleh guru.

2) Dapat memupuk rasa tanggung jawab, karena dari hasil-hasil yang dikerjakan dipertanggung jawabkan di depan guru.

3) Mendorong peserta didik supaya berlomba-lomba untuk mencapai kesuksesan.

4) Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan kecakapan siswa.

5) Hasil belajar akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat peserta didik.

6) Waktu yang digunakan tidak hanya sebatas jam-jam pelajaran di sekolah.

Sedangkan kekurangan dalam menggunakan metode index card

match yaitu:

1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh.

20Melvin L. Siberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, ( Bandung: Nusamedia


(29)

2) Pada kelas yang banyak jumlah sisanya, penerapan metode ini akan banyak menyita waktu, sehingga membutuhkan waktu yang tepat.

3) Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan pembelajaran gaya lama, maka akan membutuhkan pembiasaan terlebih dahulu. 4) Ada kritik, bahwa proses dalam metode ini terlalu berkesan hanya

sebuah permainan.21

B.

Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan Samsul Bahari, Penelitian ini berjudul : “Peningkatan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak dengan Model Pembelajaran

“PAIKEM” di kelas IV MI Al-Husna Kecamatan Neglasari Kota Tangerang”.

Permasalahan yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna Neglasari Kota Tangerang khususnya di kelas IV, masih terdapat prestasi belajar rendah terutama pada Mata pelajaran Aqidah Akhlak. Namun ada beberapa siswa yang sudah mampu mengusai pelajaran dan prestasi belajarnya cukup baik. Dari permasalahan tersebut, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna Neglasari Kota Tangerang. Peneliti melanjutkan pada metode yang digunakan untuk meneliti yaitu Metode Kualitatif dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Dari metode yang digunakan, kemudian peneliti mengumpulkan data dengan tehnik observasi, pennyebaran angket, dokumentasi dan wawancara. Setelah data terkumpul peneliti melakukan analisis data. Dari hasil analisis data penelitian dapat dikatakan berhasil terlihat dari hasil yang ditemukan melalui observasi yaitu hasil belajar siswa meningkat dilihat dari nilai rata-rata kelas pada ulangan harian siklus I: 4,75, siklus II: 5,75, siklus III: 7,92 dan evaluasi akhir 7,17 dengan ketuntasan klasikal siklus I: 16,67%, siklus II: 50%, siklus III: 83,33% dan tes terakhhir


(30)

83,33% dan rata-rata nilai LKS pada siklus I: 8,12, siklus II: 5,33, dan siklus III: 9,77. Sedangkan keaktifan siswa bekerjasama, berkomunikasi, bertanya dalam pengamatan peneliti aktifitas siswa pada siklus I pertemuan 1: 41,67%, siklus I pertemuan 2: 43,33%, siklus II pertemuan 1: 40%, siklus II pertemuan 2: 60%, siklus III pertemuan 1: 75% dan siklus III pertemuan 2: 75%. Mengenai aktifitas guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak sudah cukup baik, hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan skor dan jumlah skor serta presentasi dari setiap siklusnya mengalami peningkatan.22

Penelitian ini berdasarkan permasalahan: Apakah penggunaan strategi pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar IPS ? Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas III dengan menggunakan strategi pembelajaran paikem di MI Nurul Islam Penjaringan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu : rancangan, kegiatan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas III. Data diperoleh berupa hasil pre test dan post test, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah pre test sebesar 69,74 dan post test sebesar 74,28 dengan ketuntasan belajar mencapai 64%. Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah pre test sebesar 76,60 dan post test sebesar 82,14 dengan ketuntasan belajar mencapai 100%. Peningkatan ketuntasan hasil belajar sebesar 36%. Penggunaan Strategi Pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III, serta strategi pembelajaran ini dapat digunakan

22Samsul Bahari, Peningkatan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Dengan Model Pembelajaran

“PAIKEM “ di kelas IV Al-Husna Kecamatan Neglasari Kota Tangerang”, Sekripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta: 2013. Tidak dipublikasikan


(31)

untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak monoton sehingga siswa pun tidak jenuh dalam belajar.23

Penelitian ini di lakukan oleh Cece Sudirman, yang berjudul Implementasi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang pendidikan penyiaran agama, dan sosial kemasyarakatan, lembaga ini diupayakan memerhatikan masyarakat dibidang keagamaan, upaya yang dijalankan sekolah untuk menopang pemahaman keagamaan, karena itu sekolah itu ditujukan berusaha mengarahkan dan meningkatkan masyarakat yang bisa mejalani hidup didunia sebagai khalifah dimuka bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Bagaimana perencanaan pembelajaran menggunakan model PAIKEM pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model PAIKEM pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana Evaluasi dalam pelaksanaan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana Dampak yang ditimbulkan dengan menggunakan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini di gunakan penafsiran logika yang dihubungkan dengan konteks sosial atau dalam hal ini konteks pendidikan Islami. Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan di SD Negeri Cijambu dalam menerapkan pendidikannya di desa Sukasari kecamatan

23Weni Setyowati, Penggunaan Strategi Pembelajaran PAIKEM Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas III Di MI Nurul Islam Penjaringan”, Sekripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta: 2013. Tidak dipublikasikan.


(32)

Cisaat Kab. Sukabumi. menggunakan konsep-konsep yang terprogram dan sangat berpengaruh terhadap prilaku siswa/siswi SD Negeri Cijambu seperti shalat tahajud yang dilakukan rutin satu minggu sekali, membaca Al-Qur’an setiap setelah melaksanakan shalat wajib, kegiatan lain yang diarahkan dalam mengembangkan potensi siwa, Sedangkan sasaran program di SD Negeri Cijambu yaitu meningkatkan kualitas siswa yang memiliki pengetahuan agama, sosial dan keterampilan, sebagai bekal untuk membentuk manusia yang berakhlakul karimah dalam kehidupan pribadi serta kehidupan bermasyarakat. Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Impelementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, mempunyai dua sisi penting dalam melaksanakan aktifitasnya : pertama, membentuk kualitas pada saat pendidikan itu berlangsung dan kedua, pada saat pengabdian, dengan pendidikan keagamaan dan keterampilan yang dimiliki siswa dapat membentuk masyarakat yang memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Allah swt.24

C.

Hipotesis Tindakan

Setiap orang yang berbuat dan bertindak dengan sadar, seperti seorang pendidik, tentu menggunakan metode atau cara tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, berhasil atau tidak suatu perbuatan banyak bergantung kepada metode yang digunakan. Untuk dapat menggunakan metode yang baik, seorang pendidik harus mempunyai pengetahuan tentang kebaikan dan keburukan metode tersebut. Selain harus menguasai materi, seorang pendidik juga harus dapat menempatkan metode sesuai dengan materi pelajaran agar maksud dan tujuan tercapai, seperti materi pelajaran akidah akhlak yang banyak

24Cece Sudirman, “Implemetasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi”, Sekripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta: 2012. Tidak dipublikasikan


(33)

membahas tentang bagaimana sikap-sikap baik yang harus diterapkan dalam kehidupan. Untuk itu seorang pendidik dituntut agar dapat menggunakan metode yang tepat dalam memberikan pemahaman serta pengalaman bagi anak didik.

Metode jigsaw dan index card match sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar dari segi kognitif dan afektif, karena dari metode jigsaw dan

index card match dapat memberikan pemahaman suatu materi agar mudah dipahami dan diterapkan oleh siswa.

Selain itu, metode jigsaw dan index card match juga dapat memperjelas pemahaman siswa tentang pembelajaran Aqidah Akhlak, dan peran guru yang terpenting dalam memberikan penjelasan. Serta menjadikan kelas hidup dalam proses pembentukan pemahaman peserta didik.

Penerapan metode jigsaw dan index card match dalam kegiatan belajar mengajar merupakan respon yang baik terhadap perkembangan sistem pendidikan di Indonesia khususnya dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, yang merupakan mata pelajaran penting sekaligus pendukung bagi mata pelajaran lainnya. Melalui materi Aqidah Akhlak ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang bagaimana bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula dalam pelajaran Aqidah Akhlak, dengan menggunakan metode jigsaw dan index card match diharapkan proses belajar-mengajar berjalan dengan efektif dan siswa memiliki kesadaran akan fungsi dan kedudukannya sebagai orang Islam.


(34)

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair Ciputat. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas 7 A pada tahun ajaran 2016/2017. Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 2 bulan terhitung dari tanggal 22 Agustus sampai dengan 24 Oktober 2016.

B.

Metodologi Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metodologi penelitian adalah langkah-langkah yang logis dan sistematik berdasarkan paradigma yang benar untuk mendapatkan dua kebenaran, yaitu kebenaran formal yakni kebenaran metodologi dan kebenaran material yakni bahasa sebagai objek penelitian.1 Namun dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian survey untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan). Adapun jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat


(35)

mengamati pelaksanannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.2 Dalam menentukan metode penelitian yang dilakukan merujuk kepada pengertian di atas bahwa metode penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian kualitatif.

Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu yaitu model PAIKEM tipe jigsaw. Untuk mendapatkan hasil belajar materi Aqidah Akhlak lebih meningkat dan memperbaiki hasil belajar siswa. Dalam penelitian, prosedur penelitian terdiri dari dua siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai.

C.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 7 yang berjumlah 25 orang siswa terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan, serta peneliti dan guru kelas yang mengajar akidah akhlak di kelas penelitian (7 MTs).

D.

Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai perancang kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh guru kelas yang posisinya sebagai kolaborator. Peran yang dilakukan bersama dengan kolaborator adalah merancang pembelajaran, mengobservasi proses pembelajaran, melakukan refleksi dan merancang tindakan untuk siklus selanjutnya.

2 Kusnandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada 2011) Cet 6, h. 41


(36)

E.

Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan prestasi atau hasil belajar pelajaran aqidah akhlak pada materi sifat terpuji. Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) kemudian dilanjutkan dengan siklus I dan siklus selanjutnya sampai mencapai indikator keberhasilan.

Adapun tahapan intervensi tindakan adalah sebagai berikut: 1. Pra Penelitian

a. Pengamatan Kelas

Pada tahap kegiatan ini peneliti mengamati terhadap proses pembelajaran di kelas 7 A MTs Jam’iyyatul Khair Ciputat. Waktu pelaksanaannya yaitu satu minggu sebelum melakukan tindakan. Semua data dan temuan dalam observasi berupa suasana belajar pada saat proses pembelajaran akidah akhlak, kegiatan siswa dan kegiatan guru, dicatat sebagai bahan refleksi dan analisis.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran akidah akhlak dan siswa kelas 7A. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran umum mengenai proses pembelajaran akidah akhlak, untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dalam pembelajaran akidah akhlak, dan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak.

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran akidah akhlak kelas 7A. Wawancara dilakukan untuk mengetahui penggunaan metode belajar, media, dan proses pembelajaran di dalam kelas. Wawancara juga dilakukan dengan beberapa siswa kelas 7A. Tujuannya untuk mengetahui sikap mereka terhadap pelajaran akidah akhlak, sikap mereka terhadap guru, dan cara guru dan metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.


(37)

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat skenario pembelajaran dalam bentuk RPP yang menerapkan model pembelajaran PAIKEM dengan menggunakan metode jigsaw.

2) Menyiapkan instrumen tes (posttest), lembar wawancara, dan lembar observasi.

3) Membuat media pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan

1) Pertemuan Pertama

a) Guru mengelola kelas dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar.

b) Guru mengabsensi kehadiran siswa.

c) Guru menjelaskan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa setelah proses belajar mengajar selesai. d) Guru menjelaskan materi pelajaran akidah akhlak.

e) Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari yang belum mereka pahami.

f) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 orang.

g) Siswa mendiskusikan tentang sub bab dari materi yang sedang dipelajari bersama kelompoknya.

h) Guru menjelaskan metode jigsaw.

i) Siswa membentuk kelompok expert atau dari masing-masing kelompok di sebar ke tiap-tiap kelompok untuk menjelaskan sub bab dari materi di kelompok semula

j) Guru bersama murid membuat kesimpulan dari materi tersebut k) Guru menutup pelajaran.


(38)

2) Pertemuan Kedua

a) Guru mengelola kelas dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar.

b) Guru mengabsensi kehadiran siswa. c) Guru melakukan apersepsi.

d) Guru memerintahkan siswa untuk berkumpul bersama kelompoknya masing-masing.

e) Siswa mendiskusikan tentang sub bab dari materi yang sedang dipelajari bersama kelompoknya.

f) Siswa membentuk kelompok expert atau dari masing-masing kelompok disebar ke tiap-tiap kelompok untuk menjelaskan sub bab dari materi di kelompok yang semula.

g) Guru memerintahkan kepada siswa untuk menuliskan kesimpulan dari semua materi yang di jelaskan dari kelompok lain.

h) Perwakilan dari semua kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

i) Memeriksa hasil kerja setiap kelompok dan memberikan

reward kepada kelompok yang mengerjakan paling cepat dan tepat.

j) Guru melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

k) Melakukan posttest di akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi yang telah dirumuskan di dalam indikator.


(39)

c. Observasi

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu sebagai berikut:

1) Peneliti meminta bantuan kepada guru mata pelajaran untuk melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.

2) Guru mata pelajaran (observer) mengamati proses pembelajaran dengan instrument yang telah dipersiapkan.

3) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Setelah proses pembelajaran pada siklus I telah selesai, maka kegiatan selanjutnya yaitu melakukan refleksi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw telah tercapai. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran akidah akhlak untuk membahas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2) Memeriksa hasil pretest dan posttest.

3) Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan pada siklus I sebagai acuan untuk menyusun instrument dan melaksanakan tindakan pada siklus selanjutnya.

3. Siklus II

Hasil interpretasi, evaluasi, dan kesimpulan dari tindakan pada siklus I menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan kegiatan pada siklus II dengan sub topik bahasan yang berbeda dengan siklus I. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus II berdasarkan dari hasil analisis kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran pada siklus I,


(40)

kemudian merencanakan kembali dan menyusun instrument penelitian sebagai berikut.

1) Membuat skenario pembelajaran dalam bentuk RPP.

2) Menyiapkan instrumen tes (posttest), dan lembar observasi. 3) Membuat media pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan 1) Pertemuan Pertama

a) Guru mengelola kelas dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar.

b) Guru mengabsensi kehadiran siswa.

c) Guru menjelaskan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa setelah proses belajar mengajar selesai. d) Guru menjelaskan materi pelajaran akidah akhlak

e) Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari yang belum mereka pahami.

f) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 orang.

g) Siswa mendiskusikan tentang materi yang sedang dipelajari bersama kelompoknya.

h) Siswa membentuk kelompok expert atau dari masing-masing kelompok di sebar ke tiap-tiap kelompok untuk menjelaskan sub bab dari materi di kelompok semula.

i) Guru bersama murid membuat kesimpulan dari materi tersebut.

j) Guru menutup pelajaran.

2) Pertemuan Kedua

a) Guru mengelola kelas dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar.


(41)

c) Guru melakukan apersepsi.

d) Guru memerintahkan siswa untuk berkumpul bersama kelompoknya masing-masing.

e) Guru memutar video dan power point yang berkaitan dengan materi.

f) Siswa mendiskusikan tentang materi yang sedang dipelajari bersama kelompoknya.

g) Siswa membentuk kelompok expert atau dari masing-masing kelompok di sebar ke tiap-tiap kelompok untuk menjelaskan sub bab dari materi di kelompok semula.

h) Perwakilan dari beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

i) Memeriksa hasil kerja setiap kelompok dan memberikan

reward kepada kelompok yang mengerjakan paling cepat dan tepat.

j) Guru melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

k) Melakukan posttest di akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi yang telah dirumuskan di dalam indikator.

l) Guru menutup pelajaran. c. Observasi

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu sebagai berikut:

1) Peneliti meminta bantuan kepada guru mata pelajaran untuk melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.

2) Guru mata pelajaran (observer) mengamati proses pembelajaran dengan instrument yang telah dipersiapkan.

3) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa.


(42)

d. Refleksi

Setelah proses pembelajaran pada siklus II telah selesai, maka kegiatan selanjutnya yaitu melakukan refleksi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw telah tercapai. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran akidah akhlak untuk membahas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2) Memeriksa hasil pretest dan posttest.

3) Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan pada siklus II.

4) Membuat kesimpulan akhir dari semua kegiatan atau tindakan yang telah dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas.

5) Penyusunan laporan penelitian.

4. Siklus III

Hasil interpretasi, evaluasi, dan kesimpulan dari tindakan pada siklus II menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan kegiatan pada siklus III dengan sub topik bahasan yang sama dengan siklus II pertemuan kedua. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus III berdasarkan dari hasil analisis kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran pada siklus II, kemudian merencanakan kembali dan menyusun instrument penelitian sebagai berikut.

1) Membuat skenario pembelajaran dalam bentuk RPP yang menerapkan model pembelajaran PAIKEM dengan menggunakan metode jigsaw dan index card match.

2) Menyiapkan instrumen tes (posttest), dan lembar observasi. 3) Membuat media pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan 1) Pertemuan Pertama


(43)

a) Mengelola kelas dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar.

b) Guru mengabsensi kehadiran siswa.

c) Guru menjelaskan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa setelah proses belajar mengajar selesai. d) Guru memerintahkan siswa untuk berkumpul bersama

kelompoknya masing-masing.

e) Guru memutar video dan power point yang berkaitan dengan materi.

f) Siswa mendiskusikan tentang materi yang sedang dipelajari bersama kelompoknya.

g) Siswa membentuk kelompok expert atau dari masing-masing kelompok di sebar ke tiap-tiap kelompok untuk menjelaskan sub bab dari materi di kelompok semula.

h) Guru memberi kartu yang masing-masing berisi sebagian dan jawaban untuk dicocokkan.

i) Siswa mulai mencari jawaban atas pertanyaan yang diterima dan begitu juga sebaliknya.

j) Siswa kembali ke kelompok yang semula dan membuat kesimpulan tentang materi dan perwakilan dari kelompok maju untuk mempresentasikannya.

k) Memeriksa hasil kerja setiap kelompok dan memberikan

reward kepada kelompok yang mengerjakan paling cepat dan tepat.

l) Guru melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

m) Melakukan posttest di akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi yang telah dirumuskan di dalam indikator.


(44)

c. Observasi

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu sebagai berikut:

1) Peneliti meminta bantuan kepada guru mata pelajaran untuk melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.

2) Guru mata pelajaran (observer) mengamati proses pembelajaran dengan instrument yang telah dipersiapkan.

3) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa.

4) Refleksi

Setelah proses pembelajaran pada siklus III telah selesai, maka kegiatan selanjutnya yaitu melakukan refleksi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw dan index card match telah tercapai. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran akidah akhlak untuk membahas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2) Memeriksa hasil pretest dan posttest.

3) Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan pada siklus III.

4) Membuat kesimpulan akhir dari semua kegiatan atau tindakan yang telah dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas.

5) Penyusunan laporan penelitian

F.

Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah meningkatnya pemahaman siswa dalam mata pelajaran akidah akhlak dan hasil belajar meningkat lebih besar dari KKM (75) setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw.

Dalam pembelajaran siswa aktif secara mental menemukan pengetahuan berupa konsep, prinsip maupun keterampilan yang menjadikan pengetahuan yang mereka dapatkan akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang


(45)

lebih baik sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa secara kreatif.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, “apabila 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal bahkan maksimal maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan baru”.3

G.

Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh baik dari siswa maupun guru akidah akhlak kelas 7. Data untuk dianalisis terhadap proses pembelajaran dan diambil dari laporan hasil belajar siswa. Data saat proses pembelajaran berlangsung diambil dari lembar observasi, wawancara dengan guru dan siswa, serta catatan lapangan. Sedangkan sumber data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes siswa yang diberikan setiap akhir siklus.

H.

Instrumen-Instrumen Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Adapun instrument penelitian yang akan digunakan untuk memperoleh data mengenai peningkatan prestasi belajar Akidah Akhlak melalui metode pembelajaran PAIKEM tipe Jigsaw dan Index Card Match dibuat dalam bentuk observasi yaitu menggunakan lembar pengamatan guru dan siswa ketika pembelajaran berlangsung. Wawancara menggunakan pertanyaan mengenai sebelum dan sesudah metode keduanya digunakan pada saat pembelajaran, tes objektif yaitu menggunakan soal pilihan gandan dan essay yang berjumlah 60 butir soal.

3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), cet. 3, h. 108.


(46)

TABEL 3.1

Lembar Observasi Siswa

TAHAP Keaktifan Siswa Skor

SB B C K SK

1 Kesiapan siswa mengikuti pelajaran

2 Memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran

3 Cara membentuk kelompok

4 Diskusi kelompok

a. Melakukan kerjasama dengan teman dalam kelompok b.Bertanya pada teman dalam

kelompok

c. Menghargai pendapat teman d. Saling menjelaskan ketika

membentuk kelompok expert 5 Presentasi (Modelling)

a. Mempresentasikan hasil diskusi

b. Memberi tanggapan secara lisan

6 Tanggapan siswa

a. Berani bertanya pada teman maupun guru

b. Respon positif terhadap siswa yang melakukan presentasi dengan bertanya, menanggapi, maupun menyanggah


(47)

7 Mencari kesimpulan

8 Siswa mengerjakan soal postest

TABEL 3.2

Lembar Observasi Guru

Tahap Aktifitas Skor

SB B C K SK

1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

a.Menyampaikan tujuan pembelajaran b.Melakukan apersepsi

c.Membangkitkan minat siswa d.Menyediakan alat, media dan

bahan pembelajaran

2 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

a.Membagi siswa dalam kelompok-kelompok b.Memotivasi siwa untuk

bertanya

c. Mengaktifkan kerja siswa 3 Membantu kerja kelompok

a.Membimbing kelompok menemukan pengetahuan baru dan konsep

b.Berperan sebagai fasilitator


(48)

d.Membimbing dan memotivasi berlangsungnya diskusi 4 Presentasi hasil diskusi

a. Memberikan kesempatan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan

b.Membimbing siswa menyajikan hasil karya

5 Memberikan pemahaman dan

umpan balik

a.Memberikan kesempatan siswa bertanya dan menjawab

pertanyaan

b.Membimbing siswa menarik kesimpulan

6 Evaluasi

a. Melakukan evaluasi

kelompok

b.Kemampuan memberikan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai


(49)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Soal

Kompetensi Inti

Kompetensi Dasar

Materi Indikator No. Butir Jumlah Soal 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan , teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 3.1Peserta didik menjelas kan pengertia n,contoh dan dampak positif sifat ikhlas 3.2peserta didik mampu menjelas kan pengertia n, contoh, dan dampak positif sifat taat

Sifat-sifat terpuji

 mampu menjelask an pengertian dari sifat ikhlas dan taat Pg ikhlas: 2,3 Pg Taat: 8,10 Essay ikhlas: 1 Essay taat: 3 6  Mampu Menjelask an contoh dari sifat ikhlas dan taat Pg ikhlas: 6,7,9,15 Pg Taat: 4,5,12,13 ,14 Essay ikhlas: 2 Essay taat: 10 Mampu menjelask an dampak positif dari sifat ikhlas dan Pg ikhlas: 1 Pg Taat: 11 Essay ikhlas: 2 Essay 4


(50)

taat. taat: 4 3.3 peserta didik mampu menjelaskan pengertian, contoh, dan dampak positif sifat khauf dan taubat 3.2 peserta didik mampu menjelaskan pengertian, contoh, dan dampak positif sifat khauf dan taubat Mampu menjelask an pengertian dari sifat khauf dan taubat. Pg khauf: 1, 2 Pg taubat: 6,10 Essay khauf: 1 Essay taubat: 3 6  Mampu menjelask an contoh dari sifat khauf dan taubat Pg khauf: 3,9,14 Pg taubat: 4,5,8,11, 12,13 Essay khauf: 2 Essay taubat: 10 Mampu menjelask an dampak positif dari sifat khauf dan taubat. Pg khauf: 15 Pg taubat: 7 Essay khauf: 5 Essay taubat:4 4


(51)

3.3 peserta didik mampu menjelaskan pengertian, contoh, dan dampak positif sifat taubat 3.2 peserta didik mampu menjelaskan pengertian, contoh, dan dampak positif taubat Mampu menjelask an pengertian dari sifat taubat pengertian dari sifat taubat Pg taubat: 1,5,7,9,1 3 Essay: 1,5 7 Mampu menjelask an contoh dari sifat taubat Pg taubat: 2,3,6,8,1 0,11,12,1 4,15 Essay taubat: 2,1 11 Mampu menjelask an dampak positif dari sifat taubat Pg taubat: 4 Essay taubat: 3 2


(52)

Tabel 3.4

Lembar Wawancara Siswa

NO Pedoman Wawancara

1 Apakah kamu merasa senang belajar Akidah Akhlak dengan

menggunakan metode PAIKEM tipe Jigsaw dan Index Card Match ? 2 Apa yang membuat kamu merasa senang belajar Akidah Akhlak? 3 Apakah kegiatan belajar dalam kerja kelompok menyenangkan ? 4 Apakah kamu dapat memahami Akidah Akhlak dengan menggunakan

metode PAIKEM tipe jigsaw dan index card match ini ? 5 Puaskah kamu dengan hasil belajar yang kamu peroleh ?

Tabel 3.5

Lembar Wawancara Guru

No Pedoman wawancara

1 Apakah kegiatan belajar Akidah Akhlak dengan metode PAIKEM tipe

jigsaw dan index card match sudah pernah dilakukan sebelumnya? 2 Apakah kegiatan belajar Akidah Akhlak menggunakan metode

PAIKEM tipe jigsawdan index card match sudah efektif?

3 Kesulitan apa yang dirasakan dalam penerapan metode PAIKEM ini? 4 Apakah penggunaaan metode PAIKEM tipe jigsaw dan index card

match dapat memotivasi siswa lebih giat belajar?

5 Bagaimana pendapat anda tentang penerapan metode PAIKEM ?

I.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini sebagai berikut

1. Observasi

Secara umum observasi dapat diartikan sebagai penghimpunan bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap berbagai fenomena yang dijadikan


(53)

objek pengamatan.4 Penulis mengadakan observasi untuk mendapatkan gambaran mengenai peningkatan hasil belajar Akidah Akhlak dan model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

Teknik ini digunakan untuk menggali data tentang keadaan sekolah, lingkungan sekolah, jumlah siswa di sekolah, sarana dan prasarana sekolah, fasilitas yang ada di sekolah, dan sistem pembelajaran yang digunakan di sekolah tersebut. Selain itu terdapat lembar observasi yang digunakan pada saat proses pembelajaran, yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Tujuan lembar observasi ini untuk mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru untuk selanjutnya dianalisis dan direfleksi pada setiap siklus untuk memperbaiki pembelajaran pada silklus selanjutnya

2.Wawancara

Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewawancarai dengan yang di wawancarai. Ada dua jenis wawancara yang dapat digunakan yaitu (a) wawancara terpimpin yang dikenal dengan wawancara berstruktur. (b) wawancara tidak terpimpin yang dikenal dengan wawancara bebas.5 Wawancara juga merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non tes yang dilalui melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik.6Hasil dari korelasi data dengan jawaban-jawaban wawancara dilakukan dengan guru dan siswa untuk mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang akurat tentang pendapat siswa terhadap semangat belajarnya di kelas dengan jumlah siswa yang sedikit, dan juga untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan permasalahan-permasalahan yang terjadi di

4 Pupuh Fathurrohman, Sobry Sutikno Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep

Umum & Konsep Islami, (Bandung), Cet3, h. 86 5 Ibid h. 86


(54)

kelas. Wawancara tindakan juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode jigsaw terhadap siswa. Wawancara dliakukan kepada guru mata pelajaran akidah akhlak dan siswa kelas 7A.

3. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang sekolah, biodata siswa, dan sistem pembelajaran yang digunakan oleh sekolah tersebut serta untuk mengamati kegiatan-kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran dalam penelitian berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang pembelajaran di kelas, pengelolaan kelas, dan interaksi antara guru dengan siswa.

4. Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai.7

Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang akan diujikan. Tes objektif ini berupa posttes yakni tes yang dilaksanakan setelah materi pelajaran diajarkan kepada siswa.

J.

Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Pada tahap ini yang pertama kali dilakukan adalah melakukan uji coba terlebih dahulu kepada responden sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrument penelitian. Responden yaitu orang-orang di luar sampel yang telah ditetapkan. Tes uji coba tersebut dapat memenuhi uji validitas dan reliabilitas atau tidak.

7 Suharismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara 2012), cet 1 h. 179.


(55)

1. Uji Validitas

Suatu alat evaluasi tersebut validity dapat dikatakan tepat apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya, atau singkatnya suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu. Uji validitas adalah uji kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi sebenarnya. Untuk mengetahui validitas instrument soal maka digunakan rumus korelasi point Biserial.

Keterangan:

rpbis = koefisian korelasi biserial

Mp = rata-rata skor pada subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validasinya

Mt = mean skor total yang berhasil dicapai oleh peserta tes SDt = standar deviasi dari skor total

p = proporsi peserta tes yang menjawab benar q = proporsi peserta tes yang menjawab salah r>r tabel maka butir soal tersebut valid r<r tabel maka butir soal tersebut tidak valid.8

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan alat tersebut dalam mengukur apa yang dinilainya. Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang disusun dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasilnya akan tetap sama. Instrumen disebut reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Untuk mengetahui


(56)

reliabilitas instrumen tes hasil belajar siswa yaitu dengan Kuder-Richardson (K-R 20) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan n = Jumlah butir soal dalam perangkat tes S = Standar deviasi skor-skor tes

p = Proporsi subjek yang menjawab item benar q = Proporsi subjek yang menjawab item salah pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q Adapun kriteria pengujiannya adalah: r11 = 0,00-0,20 = Reliabilitas kecil r11 = 0,20-0,40 = Reliabilitas rendah r11 = 0,40-0,70 = Reliabilitas sedang r11 = 0,70-0,90 = Reliabilitas tinggi

r11 = 0,90-1,00 = Reliabilitas sangat tinggi r > r tabel = instrumen hasil belajar reliable r < r tabel = instrumen hasil belajar tidak reliable9

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan suatu proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 sampai 1,0. Semakin besar indeks kesukarannya menunjukkan semakin mudah butir soal, sebaliknya semakin rendah indeks kesukaran menunjukkan semakin sulit butir soal. Cara menghitung tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(57)

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan mudah JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran: 0,00-0,30 = Sukar

0,30-0,70 = Sedang 0,70-1,00 = Mudah.10

4. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Untuk mengetahui

Adapun kriterianya adalah sebagai berikut: 0,00-0,20 = Buruk

0,21-0,40 = Cukup 0,41-0,70 = Baik

0,71-1,00 = Baik Sekali11

K.

Analisis Data dan Interpretasi Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan teknik analisis data, peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang meneliti tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru pada proses pembelajaran, catatan lapangan, dan respon siswa terhadap

10Ibid,. h. 223


(58)

metode jigsaw dan index card match setelah pembelajaran berakhir. Hasil belajar siswa dianalisis dengan melihat nilai posttest siswa yang sudah berada di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 dan menganalisis nilai pretest dan posttest dengan menggunakan rumus N-Gain untuk melihat peningkatan nilai siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.

Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus yaitu dengan menggunakan gain skor. Gain skor adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru.

Untuk mengetahui selisih nilai tersebut yaitu dengan menggunakan Normalized Gain.

Dengan kategori sebagai berikut: G-tinggi : nilai (g) > 0,70

G-sedang : 0,70 > (g) > 0,30 G-rendah : nilai (g) < 0,30

L.

Pengembangan Perencanaan Tindakan

Tindakan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, dilakukan berdasarkan analisis reflektif pada siklus yang telah dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan yang terjadi, selanjutnya disusun strategi perbaikan untuk siklus selanjutnya. Siklus ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Prosedur pelaksanaan perbaikan dilakukan apabila setelah tindakan pada siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II selesai dilakukan dan belum maksimal terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti melakukan tindakan selanjutnya pada siklus III sebagai perbaikan pembelajaran.


(59)

Pada tahap perencanaan siklus III dilakukan perbaikan berdasarkan dari hasil refleksi pada siklus I dan II untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Setelah tahap perencanaan telah dipersiapkan dengan matang, maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan dengan memberikan kembali tindakan kepada siswa di dalam proses pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun di awal. Penelitian tindakan kelas dianggap berhasil dilaksanakan apabila indikator keberhasilan telah tercapai dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat dari sebelumnya.


(60)

48

BAB IV

DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA,

DAN PEMBAHASAN

A.

Gambaran Umum Sekolah

Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair ini beralamat di Jalan WR. Supratman No. 35, Rt. 002/ Rw. 006, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten, berNSS/NSM/NSD: 212 280 406 047 berakreditasi B (baik).

Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair merupakan lembaga yang dikelola oleh sebuah yayasan yang bernama "Yayasan Pendidikan

Jam’iyyattul Khair", yang pendiriannya dikukuhkan berdasarkan akta notaris

nomor 70 Tanggal 31 Maret 1988 melalui notaris KGS Zainal Arifin SH.

Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair berdiri di atas tanah wakaf seluas 1160 m2. Mulai beroperasi pada tahun 1986 berdasarkan izin operasional yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Barat Nomor: Wi/Bg.010.1.3/205/1986 tanggal 20 Juli 1986. Berdasarkan izin tersebut, maka secara sah MTs. Jam’iyyatul Khair dapat menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dengan baik.1

Kepercayaan yang besar yang diberikan masyarakat kepada lembaga

membuat Jam’iyyatul Khair terus berusaha meningkatkan kualitas lembaga pendidikannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menaikkan jenjang akreditasi madrasah. Berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Barat Nomor Wi/I/PP.03.2/212/1999 tanggal 17 Juni 1999, Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair berhasil mengubah statusnya menjadi Diakui.

Perubahan status dari terdaftar menjadi diakui membawa konsekuensi pada peningkatan profesionalisme individu-individu yang terlibat di dalam


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Index Card Match di Kelas III SDN Cempaka Putih 1 Ciputat Timur

0 14 210

Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok

0 6 150

Pengaruh Metode Index Card Match dalam pembelajaran PAI terhadap prestasi belajar siswa SMP Dharma Karya UT Tangerang Selatan

2 10 189

Pengaruh Penggunaan Strategi Active Learning Dengan Metode Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

0 7 166

Pengaruh penerapan metode index card match terhadap hasil belajar siswa di MTs Islamiyah Ciputat

0 5 172

Peningkatan keaktifan belajar ips materi permasalahan sosial melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match pada siswa kelas iv mi. “fathurrachman” jakarta selatan

0 4 125

Peningkatan keaktifan belajar IPS materi permasalahan social melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match pada siswa kelas IV MI. “Fathurrachman” Jakarta Selatan

0 3 125

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI METODE INDEX CARD MATCH Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Biologi Melalui Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Colomadu Tahun

0 2 13

Metode Index Card Match Meningkatkan Prestasi Belajar PKn

0 0 5

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 KEBASEN MELALUI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH

0 0 12