Deskripsi tingkat kecerdasan interpersonal para siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2009/2010 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan kelompok - USD Repository
DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN INTERPERSONAL PARA SISWA
KELAS XI SMA BRUDERAN PURWOREJO
TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan Dan Konseling
Oleh :
Yasinta Fitri Pramundari
NIM : 041114012
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO: Setiap pribadi jauh lebih berharga dari pada seluruh dunia (St.
Maria Euprhasia).
Tuhan memberikan talenta kepada manusia, mengali dan
mengembangkan talenta merupakan cara berterima kasih kepada Tuhan Sang pemberi talenta(Penulis).
Never give up toward anyproblems or whatever it is. If you fail,
stand up and try other ways to find out the way out. You can if you think you can (Penulis).PERSEMBAHAN: Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus, kedua orang tuaku tercinta, dan kakak-kakakku tercinta.
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN INTERPERSONAL PARA SISWA
KELAS XI SMA BRUDERAN PURWOREJO TAHUN AJARAN 2009/2010
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN KELOMPOK
Yasinta Fitri Pramundari
Universitas Sanata Dharma
2010
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untukmemperoleh gambaran mengenai tingkat kecerdasan interpersonal para siswa
kelas XI SMA Bruderan Purworejo Tahun Ajaran 2009/2010. Masalah pertama
yang diteliti adalah “Bagaimanakah tingkat kecerdasan interpersonal para siswa
kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2009/2010?”. Masalah yang
kedua adalah “Topik-topik bimbingan kelompok apakah yang tepat untuk
meningkatkan atau mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa kelas XI
SMA Bruderan Purworejo tahun aj aran 2009/2010?”Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan metode survey. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
XI SMA Bruderan Purworejo. Populasi penelitian ini adalah 120 siswa dan yang
dijadikan sampel penelitian adalah 75 siswa.Instrumen penelitian ini berupa skala kecerdasan interpersonal yang terdiri
dari 64 item pernyataan yang bersifat favorable dan unfavorable yang
dikembangkan peneliti berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert,
dengan empat alternatif jawaban yang disusun dengan sistem summated rating
scale . Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan membuat tabulasi
skor dari masing-masing item, menghitung skor total masing-masing responden,
menghitung skor total masing-masing item, selanjutnya mengkategorisasikan
kecerdasan interpersonal berdasarkan distribusi normal dengan kontinum jenjang
yang disusun berdasarkan Azwar (1999:108). Kategorisasi ini terdiri dari lima
jenjang yaitu kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.Hasil penelitian ini adalah: (1) Tingkat kecerdasan interpersonal siswa
kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2009/2010 termasuk dalam
kategori “sangat tinggi” ada 24 siswa (32 %), yang temasuk dalam kategori
„tinggi” ada 45 siswa (60%), yang termasuk dalam kategori “sedang” ada 6 orang
siswa (8%), dan tidak ada subyek penelitian (0%) yang termasuk dalam kategori
rendah dan “sangat rendah”. (2) Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil
penelitian terhadap butir item-item yang memiliki skor yang termasuk dalam
meningkatkan atau mengembangkan kecerdasan interpersonal para siswa kelas XI
SMA Bruderan Purworejo.
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OF STUDENTS’ INTERPERSONAL
INTELLIGENCE LEVEL AT BRUDERAN HIGH SCHOOL,
PURWOREJO ACADEMIC YEAR 2009/2010 AND ITS IMPLICATION
TO THE PROPOSAL OF GROUP GUIDANCE TOPICS
Yasinta Fitri Pramundari
Sanata Dharma University
2010
The purpose of this descriptive research is to figure out the interpersonalintelligence of third graders at Bruderan High School, Purworejo in 2009/2010.
The first research problem is “How are the interpersonal intelligence of third
graders at Bruderan High School, Purwo rejo?”. The second problem is “Are theguidance topics adequate to improve or develop the interpersonal intelligence of
third graders at Bruderan High School, Purworejo in 2009/2010?”.The methodology used in this research is survey. The research subjects are
all of third graders at Bruderan High School, Purworejo. There are 120 students
for research subjects and 75 students for research sample.The research instrument is an interpersonal intelligence scale which
consists of 64 favorable and unfavorable items. It is developed based on Likert
arrangement scale technique model with 4 alternative answers which are arranged
with summated rating scale system. The data analysis technique is by making the
score tabulation of each item then cluster the interpersonal intelligence based on
normal distribution with continuity level which is arranged as quoted from Azwar
(1999: 108). These categories consist of 5 levels, namely very low, low, average,
high, and very high category.The results are (1) there are 24 students (32%) which are included in “The
very high” category of the interpersonal intelligence, 45 students (60%) which are
included in “ The high” category, 6 students (8%) which are included in “ The
average” category, and there is no student which is included in “ The low” and
“very low” categories of the interpersonal intelligence. (2) From the analysis and
research result discussion of the items with “average” category, then the group
guidance topics are arranged are adequate for the third graders at Bruderan High
School, Purworejo.KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaan-
Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat untuk
melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di bidang
Bimbingan dan Konseling. Peneliti menyadari bahwa penyusunan dan
penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak.Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. A. Supratiknya, Dosen Pembimbing yang dengan tulus memberikan
tuntunan, petunjuk, bimbingan, kesabaran dan perhatian hingga penyelesaian skripsi ini.
3. SMA Bruderan Purworejo yang penuh keterbukaan menerima peneliti untuk
melakukan penelitian, khususnya Ibu Drs. Th. Rini Purwani selaku Kepala Sekolah SMA Bruderan Purworejo, Bapak Hy. Soeyanto B.A selaku Koordinator Bimbingan dan Konseling SMA Bruderan Purworejo serta Bapak Robertus Bayu S.pd.
4. Kepala Sekolah SMA Pius Bayan Kutoarjo beserta Guru BK yang telah
memberikan ijin pada peneliti untuk melakukan ujicoba penelitian.
5. Seluruh siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo Tahun ajaran 2009/2010,
atas kerjasamanya dalam pengisian Kuesioner Kecerdasan Interpersonal.
6. Segenap dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah mendidik peneliti selama kuliah. Terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan.
7. Bapak dan Ibu tercinta Daniel Maryono dan EC. Suprihatin. Atas doa,
dukungan, perhatian, cinta, biaya yang telah diberikan buat Ndari. Ndari bersyukur dan bangga menjadi anak kalian dan terima kasih karena sudah menerima Ndari apa adanya dan tetap membimbingku sewaktu anakmu ini dalam keterpurukan.
8. Kakak-kakakku tercinta Mas Ganjar, Mbak Tiwi, Mas Sulis, Mbak Cist. Atas
doa, dukungan, cinta, bimbingan, perhatian, sharing, tawa. Terima kasih sudah menjadi kakak yang sempurna buatku dan menerimaku apa adanya. Ndari bersyukur dan bangga menjadi adik kalian. Keponakan-keponakanku tercinta Gerardo dan Gishella yang selalu menghiburku dengan tingkah yang lucu-lucu. Tante belajar banyak dari kalian dan terima kasih sudah menjadi subyek eksperimenku. Bulek Suster. Chatrin, atas doa bimbingan, perhatian, sharingdan dan juga Keluarga Bulek Markati di Magelang, Bulek Ni di Kutoarjo.
9. Sahabat-sahabatku Leny Lenoz yang sudah di Bajawa, atas tawa, tangis,
dukungan. Laura‟cik Lau (terima kasih untuk pertemanan, dukungan, sharing, pertahankan kegilaan dan kenarsisan kita), anak-anak KKY: Sigit Simbah (terima kasih untuk selalu ada disaat suka dukaku dan saat aku membutuhkan sahabat), Seprie dan Kris‟Kumis (terima kasih ya sudah bantu aku ngurusin laptop), Asep, Pikal, dll) Suster Lina Fdcc, Trias, Eks Kost Menur (Ocha,Tina, Erika) atas bantuan, dukungan, sharing. Aku akan sangat merindukan kebersamaan dan kegilaan bersama kalian menikmati kota Jogja.
10. Teman-teman Bimbingan dan Konseling Angkatan 2004 kelas A dan B Ardi,
Marsell, Br.Yulius, Erna, Anting, Ria, Tina, Sr.Yus, Elshi, Sr.Brig, Sr.Hil, Tian, Irna, dll. Kakak Angkatan 2002-2003. Adik tingkat Novi Nophek beserta teman-teman BK yang lain. Terima kasih atas doa, dukungan, bantuan dan kebersamaan selama masa perkuliahan. Teman-teman Asrama Sr. Ben, Veny, Sha2, Elis, Siska, Tina, Windy, Fabi, Dita, Bening, Tasya, Yuris, Icha, dll.Terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya.
11. Teman-teman komunitas Lektor Pringwulung, GRISADHA (Group Tari
Sanata Dharma), Choice, Lembaga Bahasa USD, VS, GnC Ministry ( Mas Gugun, Mas Donal, Br.Cahyo, Sr. Yus, Priska, Aza Ginting, Mbak Siska, Mbak Sisil, Kiding, Sigit, Ardi, Mandus, dll ). Terima kasih telah membantu peneliti untuk mengembangkan diri dan belajar banyak hal.
12. Seseorang di masa lalu yang kembali hadir dan menjadi motivatorku untuk
berani mengejar impian lagi serta memberikan semangat dalam menjalani kehidupan. Terima kasih atas perhatian, dukungan, dan kebersamaannya.
13. Teman-teman seperjuangan bimbingan skripsi yang telah memberikan
masukan yang berguna dan semangat bagi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.14. Semua pihak yang telah membantu peneliti yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. iv ABSTRAK ..................................................................................................... vi ABSTRACT……. ........................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................... x PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .. ....................................................... xi
DAFTAR ISI .. ................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah .. ..........................................................................
1 B. Rumusan Masalah .....................................................................................
5 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................
5 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................
6 E. Batasan Istilah dan Variabel .......................................................................
7
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................
9 A. Siswa Sebagai Remaja ...................................................................
9 1. Remaja ......................................................................................
9 2. Batasan Usia .............................................................................
10 3. Karakteristik atau Ciri-Ciri Remaja .........................................
11 B. Tugas Perkembangan ....................................................................
20 1. Pengertian Tugas Perkembangan ............................................ .
20 2. Tugas perkembangan Remaja ..................................................
20 C. Kecerdasan Interpersonal ...............................................................
23 1. Pengertian Kecerdasan .............................................................
23 2. Kecerdasan Interpersonal ........................................................
25 3. Komponen Kecerdasan Interpersonal ......................................
31
4. Karakteristik Individu yang Memiliki Kecerdasan Interpersonal Tinggi .................................................................
41
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Interpersonal .........................................................
42 D. Bimbingan Kelompok ...................................................................
43 1. Pengertian Bimbingan Kelompok ............................................
43 2. Tujuan dan Manfaat Bimbingan Kelompok .............................
46 E. Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Melalui Bimbingan Kelompok ...................................................................
48
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................
50 A. Jenis Penelitian ...............................................................................
50 B. Variabel Penelitian .........................................................................
51 C. Definisi Operasional Variabel ........................................................
51 D. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................
53 E. InstrumentPenelitian ......................................................................
55 1. Jenis Alat ukur ..........................................................................
55 2. Format Pernyataan....................................................................
56 3. Penentuan Skor (scoring) .........................................................
56 4. Kisi-kisi Skala ..........................................................................
57 5. Uji Coba Alat Penelitian ..........................................................
59 F. Validitas dan Reliabilitas ...............................................................
61 1. Validitas Kuesioner ..................................................................
61 2. Uji Daya Diskriminasi/Daya Beda ...........................................
63 3. Reliabilitas ...............................................................................
64 G. Analisi Data ....................................................................................
67 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 74 A. Persiapan penelitian dan Pelaksanaan penelitian ...........................
74 1. Persiapan .................................................................................
74 2. Pelaksanaan .............................................................................
75 B. Hasil Penelitian dan Pembahasannya ............................................
75
BAB V. PENUTUP ........................................................................................
94 A. Ringkasan ......................................................................................
94 B. Kesimpulan ...................................................................................
97 C. Saran ..............................................................................................
97 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 1. Jumlah Subyek Penelitian ................................................................ 54
Tabel 2. Kisi-kisi Skala Kecerdasan Interpersonal Para Siswa KelasXI SMA Bruderan Purworejo Sebelum Uji Coba ............................
57 Tabel 3. Rincian Jam Pelaksanaan Uji Coba Penelitian di SMA Pius Bhakti Utama Bayan Kutoarjo .........................................................
60 Tabel 4. Distribusi Item Skala Final Kecerdasan Interpersonal Siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo ...............................................
65 Tabel 5. Norma Kategorisasi Tingkat Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas XI SMA Bruderan Purworejo ..............................................
70 Tabel 6. Norma Kategorisasi Skor Item Tingkat Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas XI SMA Bruderan Purworejo .......................................................................................
73 Tabel 7. Kategorisasi Tingkat Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas XI SMA Bruderan Purworejo .........................................................
76
Tabel 8. Norma Kategorisasi Skor Item Tingkat Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas XI SMA Bruderan Purworejo .......................................................................................
86 Tabel 9. Item-item Pernyataan yang Tergolong Kategori Sedang ................
87 Tabel 10. Usulan Topik-topik Bimbingan Kelompok .....................................
98
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman LAMPIRAN 1: Skala Penelitian………………………………………… 104 LAMPIRAN 2: Tabulasi Skor Penelitian………………………………..109 LAMPIRAN 3: Skala Uji Coba………………………………………… 122 LAMPIRAN 4: Tabulasi Data Uji Coba ……………………………….. 128 LAMPIRAN 5: Hasil Uji Daya Diskriminasi Item Total………………. 139 LAMPIRAN 6: Hasil Uji Reliabilitas Skala Penelitian………………… 143 LAMPIRAN 7: Surat-
Surat Keterangan………………………………… 146
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa SMA adalah siswa yang duduk di bangku sekolah dengan
rentang usia antara 16-18 tahun. Orang yang berusia antara 12-18 tahun dapat disebut juga sebagai remaja. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa yakni antara usia 12-18 tahun. Pada masa ini, remaja telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh
dengan ketergantungan dan menuju pada pembentukan tanggung jawab.
Menurut Hurlock (1980:207) masa remaja juga sebagai periode perubahan yakni, perubahan fisik, sikap, dan perilaku. Tingkat perubahan sikap dan perilaku sejajar dengan perubahan fisik. Ketika perubahan fisik berkembang pesat, maka perubahan sikap dan perilakupun berkembang pesat. Perubahan tidak hanya terjadi pada fisik saja. Akan tetapi juga pada emosi yang semakin meninggi. Intensitas meningginya emosi bergantung pada perubahan fisik dan psikologis. Cara berfikir remajapun menjadi lebih maju.
Remaja juga mengalami perubahan sosial. Dimana remaja mengalami perubahan dalam menjalin relasi dengan lawan jenis maupun sejenis baik dalam lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Remaja juga mengalami perubahan minat, nilai-nilai yang Menurut ali (2005:91) Masa remaja bisa disebut juga sebagai
masa sosial karena sepanjang masa remaja hubungan sosial semakin
tampak jelas dan sangat dominan. Kesadaran akan kesunyiaan
menyebabkan remaja berusaha mencari kompensasi dengan mencari
hubungan dengan orang lain atau berusaha mencari pergaulan.
Penghayatan kesadaran akan kesunyian yang mendalam dari remaja
merupakan dorongan pergaulan untuk menemukan pernyataan diri akan
kemampuan kemandiriannya.Sebagian besar remaja menginginkan kebebasan. Akan tetapi
mereka takut untuk bertanggung jawab. Masa remaja dikenal sebagai masa
pencarian identitas diri. Masa remaja dianggap sebagai periode badai dan
tekanan. Dimana ketegangan emosi meninggi, sebagai akibat dari
perubahan-perubahan yang dialami.Selama remaja mengalami masa peralihan, remaja harus
menjalankan tugas perkembangan sebagai remaja. Hurlock (1980)
memandang bahwa di setiap tugas perkembangan tersebut terdapat
harapan-harapan sosial dari lingkungan dimana mereka tinggal. Tugas
perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap
dan perilaku remaja dari kanak-kanak menuju ke pribadi yang dewasa dan
bertanggung jawab.Sebagai seorang remaja mempunyai tugas untuk: memperoleh
menggunakannya secara efektif; memperoleh kebebasan emosional dari
orang tua atau orang dewasa lainnya; belajar memperoleh jaminan
kebebasan ekonomis; memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu
pekerjaan; mempersiapkan diri untuk kehidupan berkeluarga;
memperkembangkan kecakapan-kecakapan intelektual dan pengertian-
pengertian yang perlu untuk seorang warga negara yang cakap;
menginginkan dan mencapai atau mempelajari perilaku yang bertanggung
jawab; membentuk sistem nilai dan filsafat hidup sebagai pedoman
bertingkah laku; memperluas hubungan antar pribadi secara lebih dewasa
dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita. Tugas perkembangan
tersebut bersumber pada kematangan fisik, tuntutan atau harapan dari
masyarakat serta nilai hidup dan aspirasi dari individu yang bersangkutan.
Hubungan sosial individu berkembang karena adanya dorongan
rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di dunia sekitarnya.
Dalam perkembangannya, setiap individu ingin tahu bagaimanakah cara
melakukan hubungan secara baik dan aman dengan dunia di sekitarnya,
baik yang bersifat fisik maupun sosial (Ali, 2005:85).Remaja yang mengalami periode perubahan terutama perubahan
sosial, menuntutnya untuk dapat menyesuaikan diri dengan orang lain.
Yakni dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam
perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam
seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan
Periode peralihan pada remaja terutama perubahan sosial juga
didukung dengan adanya tugas perkembangan pada remaja terutama tugas
perkembangan memperluas hubungan antar pribadi. Dengan adanya
periode perubahan sosial dan tugas untuk memperluas hubungan antar
pribadi menuntut anak untuk memahami diri sendiri dan juga orang lain.
Sehingga mereka mampu dalam menjalin relasi, mempertahankan relasi
dengan orang lain. Kemampuan atau ketrampilan dalam menjalin relasi,
mempertahankan relasi dengan orang lain disebut juga sebagai kecerdasan
interpersonal. Menurut Howard Garner (2003:24-25) dalam buku Multiple
Intelligencess, dalam setiap diri manusia ada 7 macam kecerdasan yaitu :
kecerdasan linguistik, kecerdasan logik matematik, kecerdasan visual dan
spasial, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan naturalis.Kecerdasan interpersonal sangat penting dimiliki oleh setiap
manusia (dalam penelitian ini peneliti memakai subyek remaja). Dengan
remaja memiliki kecerdasan interpersonal yang baik, maka memungkinkan
dia untuk dapat menjalin relasi dengan orang lain serta mempertahankan
relasi tersebut. Berdasarkan pendapat dari Howard Garner menunjukkan
bahwa dalam diri manusia sudah ada kemampuan atau kecerdasan,
terutama kecerdasan interpersonal. Akan tetapi dalam diri setiap manusia
berbeda-beda tingkatannya.Sebagai seorang remaja yang mempunyai tugas perkembangan kecerdasan interpersonal sangatlah perlu. Hal ini bertujuan supaya siswa atau remaja mampun untuk menjalin relasi dengan baik bahkan dapat mempertahankan relasi tersebut dengan baik pula. Upaya untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal salah satunya dengan kegiatan bimbingan kelompok.
B. Rumusan Masalah Permasalahan di atas dapat dirumuskan secara tegas sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kecerdasan interpersonal siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2009/2010 ?
2. Topik-topik bimbingan kelompok apakah yang tepat untuk meningkatkan atau mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2009/2010 ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1. Mendeskripsikan tingkat kecerdasan interpersonal siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2009/2010.
2. Dapat menyusun topik-topik bimbingan kelompok yang tepat untuk meningkatkan atau mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo tahun
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis Bagi para peneliti, penelitian ini dapat merangsang penelitian baru (yang lainnya) yang hendak mengkaji topik berkaitan dengan tingkat kecerdasan interpersonal para siswa putra dan putri.
2. Manfaat praktis
a. Bagi orang tua, penelitian ini menjadi bahan informasi yang dapat memberikan manfaat implementatif.
b. Bagi para pendidik (Guru pengajar, Konselor sekolah, Dosen), penelitian ini sebagai bahan informasi dalam rangka membantu peserta didik berkembang menjadi pribadi yang utuh.
c. Bagi Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat memperoleh tambahan informasi dan berkembang menjadi pribadi yang utuh.
d. Bagi peneliti sendiri memperoleh pengalaman dalam mengungkap tingkat kecerdasan interpersonal para siswa kelas
XI SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2009 / 2010 dan implikasinya pada topik-topik bimbingan kelompok.
E. Batasan Istilah dan Variabel
1. Kecerdasan adalah kumpulan atau totalitas kemampuan individu untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta menghadapi lingkungannya dengan efektif.
2. Interpersonal adalah segala sesuatu yang berlangsung antara dua pribadi atau lebih dan merincikan proses-proses yang timbul sebagai satu hasil dari interaksi individu dengan individu lain.
3. Tingkat kecerdasan interpersonal adalah kecenderungan siswa untuk mampu menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menang-menang atau saling menguntungkan yang diukur dengan Kuesioner Tingkat Kecerdasan Interpersonal dan ditunjuk melalui skor yang diperoleh siswa. Ada lima kategori tingkat kecerdasan interpersonal para siswa yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
4. Bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu/kelompok agar mereka dapat memahami dirinya sendiri dan lingkungannya, melakukan penyesuaian diri dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
5. Bimbingan kelompok adalah pelayanan bimbingan yang diberikan kepada lebih dari satu orang dalam waktu yang bersamaan.
6. Usulan topik-topik bimbingan kelompok adalah kumpulan suatu
hal ini usulan topik bimbingan kelompok adalah mengenai
kecerdasan interpersonal.BAB II LANDASAN TEORI A. Siswa Sebagai Remaja
1. Remaja
Pada waktu siswa memasuki SMA, siswa dapat disebut juga sebagai remaja. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa yakni antara usia 12 sampai 21 tahun. Pada masa ini, remaja telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju pada pembentukkan tanggung jawab.
Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata Latin adolescence (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Demikian pula orang-orang zaman purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode- periode lain dalam rentang kehidupan; anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi (Hurlock, 1980:206).
Menurut Santrock (2003:26), remaja (adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, sosial-emosional. Perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang terjadi berkisar dari perkembangan fungsi seksual, proses berfikir abstrak sampai pada kemandirian.
Menurut Piaget (121), istilah adolescence atau remaja mempunyai fisik. Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek afektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini (Hurlock, 1980:206).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, remaja adalah masa perkembangan atau peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, sosial emosional, mental, fisik. Serta masa dimana anak-anak mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
2. Batasan Usia
Sampai saat ini belum ditemukan kata sepakat dari para ahli yang mengemukakan mengenai batasan usia remaja yang tepat. Hurlock (1980: 206) menjelaskan bahwa
“Awal masa remaja berlangsung pada usia 13 sampai 16 atau 17 tahun dan akhir masa remaja berlansung dari usia 16 atau 17 atau 18 tahun yaitu usia matang secara hokum”. Dengan demikian Masa remaja menurut Mappiare (1982), berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir (Ali, 2004:9).
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa, batasan usia bagi individu untuk disebut sebagai remaja adalah rata-rata berlangsung antara umur 12 tahun sampai 22 tahun. Dimana remaja awal dimulai rata-rata pada umur 12/13 tahun sampai 17/18 tahun dan remaja akhir rata-rata dimulai pada umur 17/18 tahun sampai 21/22 tahun.
3. Karakteristik atau Ciri-ciri Masa Remaja
Hurlock (1980:207-209 ) menyebutkan beberapa ciri-ciri masa remaja yaitu: a. Masa remaja sebagai periode yang penting Pada awal masa remaja terjadi perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan perkembangan mental yang cepat. Semua perkembangan tersebut membutuhkan penyesuaian mental dan perlu adanya sikap, nilai dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Bila anak-anak beralih dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, anak- anak harus “meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak- kanakan” dan juga harus mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan perilakupun menurun.
Ada lima perubahan yang sama yang hampir bersifat universal yaitu: Pertama meningginya emosi, yang intensitasnya tergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Karena perubahan emosi biasanya terjadi lebih cepat selama masa remaja awal, maka meningginya emosi lebih menonjol pada awal periode akhir masa remaja. Kedua, perubahan tubuh. Ketiga, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru. Bagi remaja muda, masalah baru yang timbul tampaknya lebih banyak dan lebih sulit diselesaikan dibandingkan masalah yang ia sendiri menyelesaikannya menurut kepuasannya. Keempat, perubahan nilai. Apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting, sekarang setelah hampir dewasa tidak pentimg lagi. Kelima, sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka meninginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut.
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi kesulitan itu. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak- anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakkan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru- guru. Karena ketidakmampuan mereka untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu dengan harapan mereka sendiri.
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas Sepanjang usia geng pada akhir masa kanak-kanak, penyesuaian
lebih besar dari pada individualitas. Tiap penyimpangan dari standar
kelompok dapat mengancam keanggotaannya dalam kelompok.Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan
kelompok masih tetap penting bagi remaja. Lambat laun mereka mulai
mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama
dengan teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya.Erikson menjelaskan bagaimana pencarian identitas diri
mempengaruhi perilaku remaja: Dalam usaha mencari perasaaan
kesinambungan dan kesamaan yang baru, para remaja harus
memperjuangkan kembali tahun-tahun yang lalu, meskipun untuk
melakukannya mereka harus menunjuk secara artifisial orang-orang
yang baik hati untuk berperan sebgai musuh; dan mereka selalu siap
untuk menempatkan idola dan ideal mereka sebagai pembimbing dalam
mencapai identitas akhir. Identifikasi yang sekarang terjadi dalam
bentuk identitas ego adalah lebih dari sekedar penjumlahan identifikasi
masa kanak-kanak. (Hurlock, 1980:208)Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai
individu adalah dengan menggunakan symbol status dalam bentuk
mobil, pakaian dan lain-lain. Dengan cara ini, remaja menarik perhatian
pada diri sendiri dan agar dipandang sebagai individu, sementara pada
saat yang sama ia mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok sebayanya. f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Remaja cenderung memandang dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan juga teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja. Semakin tidak realistis ia semakin menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Dengan semakin mendekatnya usia kematangan, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertidak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks bebas. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
Gunarso dalam buku Psikologi Remaja menyebutkan beberapa ciri-ciri masa remaja yaitu:
a. Kegelisahan : keadaan yang tidak tenang menguasai diri remaja.
Mereka mempunyai banyak keinginan yang tidak selalu dapat dipenuhi. Di satu pihak ingin mencari pengalaman, karena diperlukan untuk menambah pengetahuan dan keluwesan dalam tingkah laku. Di pihak lain mereka merasa diri belum mampu melakukan berbagai hal. mereka ingin tahu segala peristiwa yang terjadi di lingkungan luas, akan tetapi tidak berani mengambil tindakan untuk mencari pengalaman dan pengertahuan yang langsung dari sumber-sumbernya. Akhirnya mereka hanya dikuasai oleh perasaan gelisah karena keinginan-keinginan yang tidak tersalurkan.
b. Pertentangan: Pertentangan-pertentangan yang terjadi didalam mereka juga menimbulkan kebingungan baik bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. pada umumnya timbul perselisihan dan pertentangan pendapat dan pandangan antara remaja dengan orang tua. Selanjutnya pertentangan ini menyebabkan timbulnya tetapi keinginan untuk melepaskan diri ini ditentang lagi oleh keinginan memperoleh rasa aman di rumah. Mereka tidak berani mengambil resiko dari tindakan meninggalkan lingkungan yang aman diantar keluarganya. Tambahan pula keinginan melepaskan diri secara mutlak belum disertai kesanggupan untuk berdiri sendiri, tanpa memperoleh lagi bantuan dari keluarga dalam hal keuangan.
c. Berkeinginan besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya.