2.1 WILAYAH ADMINISTRASI - DOCRPIJM 1478165474BAB 2 PROFIL KOTA BANJARBARU
RPIJM KOTA BANJARBARU
2016-2021
BAB 2 PROFIL KOTA BANJARBARU
2.1 WILAYAH ADMINISTRASI
Kota Banjarbaru terletak antara 3025’40” sampai dengan 3028’37” Lintang Selatan dan 114041’22” sampai dengan 114054’25” Bujur Timur. Dengan batas- batas administrasi sebagai berikut.
Sebelah Utara: Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar Sebelah Selatan: Kabupaten Tanah Laut Sebelah Timur: Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Sebelah Barat: Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar menjadi 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka, Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan dan terbagi kedalam 20 kelurahan. Dari 5 Kecamatan yang ada di Kota Banjarbaru, Kecamatan Cempaka memiliki daerah terluas dan Kecamatan Banjarbaru Selatan Memiliki wilayah administratif yang paling kecil. Untuk lebih jelasnya, luas wilayah perencanaan berdasarkan Kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Luas Kota Banjarbaru Menurut Kecamatan Tahun 20142 No. Kecamatan Luas (Km )/area Persentase (%)
1 Landasan Ulin 92,42 24,89
2 Liang Anggang 85,86 23,12
3 Cempaka 146,70 39,50
4 Banjarbaru Utara 24,44 6,58
5 Banjarbaru Selatan 21,96 5,91
Kota Banjarbaru 371,38 100,00 Sumber: Kota Banjarbaru Dalam Angka, 2015
2.2 POTENSI WILAYAH KOTA BANJARBARU
2.2.1. Kondisi Fisik dasar
Fisik dasar merupakan salah satu aspek yang perlu di perhatikan dalam suatu perencanaan. Fisik dasar adalah salah satu aspek yang unsurnya muncul dari alam
II-1
RPIJM KOTA BANJARBARU
2016-2021
sehingga perencana harus mengetahui terlebih dahulu kondisi fisik dari wilayah yang akan direncanakan tersebut.
A. Topografi Wilayah Kota Banjarbaru berada pada ketinggian 0500 m dari permukaan laut, dengan ketinggian 0 – 7 m (33,49%), 7 – 25 m (48,46%), 25 – 100 m (15,15%), 100
- – 250 m (2,55%) dan 250 – 500 m (0,35%).
Adapun kondisi fisik tanah yang dipergunakan untuk menggambarkan kondisi efektif per tumbuhan tanaman adalah kelerangan, kedalaman efektif tanah, drainase, keadaan erosi tanah, dijelaskan sebagai berikut:
1. Klarifikasi kelerangan Kota Banjarbaru adalah kelerengan 0 – 2% mencakup 59,35% luas wilayah, kelerangan 2 – 8% mencakup 25,78% wilayah, kelerengan
2. Klarifikasi kedalaman efektif tanah terbagi dalam empat kelas, yaitu kedalaman < 30 cm, 30 – 60 cm, 60 – 90 cm dan > 90 cm. Kota Banjarbaru secara umum mempunyai kedalaman efektif lebih dari 90 cm dimana jenis-jenis tanaman tahunan akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
3. Drainase di Kota Banjarbaru cukup baik, secara umum tidak terjadi penggenangan. Namun ada daerah yang tergenang secara periodik yaitu tergenang kurang dari 6 (enam) bulan, terdapat di Kecamatan Landasan Ulin yang merupakan peralihan daerah rawa (persawahan) di Kecamatan Gambut dan Aluh-aluh.
4. Berdasarkan Peta Kemampuan Tanah Skala 1: 25.000, erosi tidak terjadi di wilayah Kota Banjarbaru.
B. Geologi Berdasarkan Peta Geologi tahun 1970, batuan di Kota Banjarbaru terdiri dari
Alluvium (Qha) 48,44%, Martapura (Qpm) 37,71%, Binuang (Tob) 3,64%, Formasi Kerawaian (Kak) 2,26%, Formasi Pitap (Keputusan Presiden) 3,47%.
C. Jenis Tanah Berdasarkan peta Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1974, di wilayah Kota
Banjarbaru terdapat 3 (tiga) kelompok jenis tanah yaitu Podsolik (63,82%), Lathosol (6,36%) dan Organosol (29,82%).
D. Iklim Berdasarkan pemantauan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika
o
Banjarbaru pada tahun 2014, suhu udara di Kota banjarbaru berkisar antara 21,7 C
II-2
RPIJM KOTA BANJARBARU
2016-2021 o
sampai dengan 34,1
C. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan Oktober
o
(37,0
C) dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan Agustus, September &
o
Oktober (20,0
C). Kelembaban udara relatif tinggi dengan berkisar antara 72,9% sampai 94,5%. Selama 5 tahun terakhir, curah hujan pada tahun 2010 merupakan curah hujan tertinggi. Curah hujan Kota Banjarbaru di tahun 2014 cukup ekstrim. Rata-rata curah hujan pada tahun 2014 tercatat 173,3 mm dengan jumlah yang terendah terjadi pada bulan September (5 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Januari (443 mm).
2.2.2. Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan pada suatu wilayah menggambarkan pola kegiatan memberikan gambaran tentang pola persebaran penduduk dalam suatu wilayah.
Sehingga pola penggunaan lahan dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengidentifikasi kawasan budidaya yang ada. Pola penggunaan lahan umumnya terbagi menjadi 2, yaitu kawasan terbangun dan kawasan tidak terbangun.
A. Penggunaan Lahan Terbangun
1. Permukiman Kawasan permukiman dan perumahan di Kota Banjarbaru tersebar secara merata di seluruh Kecamatan. Perkembangan perumahan terapat hampir di setiap
Kecamatan yang ada di Kota Banjarbaru. di sebelah selatan Jalan Trikora di dominasi oleh perumahan formal (developer), sedangkan perumahan di bagian utara didominasi oleh perumahan non formal.
2. Perdagangan dan Jasa Kawasan Perdagangan dan Jasa di Kota Banjarbaru hampir sama dengan di kota-kota lain yaitu banyak terpusat pada koridor-koridor jalan utama, seperti sepanjang jalan Ahmad Yani dan Jalan Trikora. Selain itu titik-titik kawasan perdagangan dan jasa juga terdapat di kawasan strategis tertentu seperti di sekitar area kampus Universitas lambung Mangkurat dan di sekitar Bandara Syamsuddin Noor.
3. Pendidikan Kawasan pendidikan sudah cukup melayani dan menjangkau hampir seluruh kawasan/Kecamatan di Kota Banjarbaru muali dari TK, SD, SMP, SMA dan beberapa Universitas Baik swasta maupun negeri.
II-3
RPIJM KOTA BANJARBARU
2016-2021
4. Kesehatan Fasilitas kesehatan di Kota Banjarbaru sudah menjangkau hampir di semua
Kecamatan baik yang berskala kota dan berskala lokal atau lingkup desa. Selain itu juga terdapat Rumah Sakit Angkatan Udara yang terdapat di Kecamatan Landasan Ulin dan rumah sakit baru yang sebentar lagi akan segera diresmikan oleh Pemerintah Kota Banjarbaru.
5. Peribadatan Kawasan peribadatan berupa masjid, musholla, gereja dan tempat ibadah lain yang terdapat di Kota Banjarbaru. Sebagian besar tempat ibadah sudah cukup memenuhi dan menjangkau pelayanan dari setiap Kecamatan dan Kelurahan yang ada di Kota Banjarbaru.
Kawasan perkantoran yang cukup besar terdapat di dua wilayah, kawasan perkantoran Kotamadya Banjarbaru yang terdapat di pusat Kota Banjarbaru, dan kawasan perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan yang terdapat di Kecamatan Cempaka. Selain dua kawasan perkantoran itu juga terdapat kawasan-kawasan perkantoran skala Kecamatan dan Kelurahan yang tersebar di setiap Kecamatan dan Kelurahan yang ada di Kota Banjarbaru.
7. Pariwisata Kota Banjarbaru merupakan kota yang memiliki cukup banyak obyek wisata, baik berupa obyek wisata buatan dan juga obyek wisata alam, karena kondisi fisik wilayah yang mendukung. Di pusat kota terdapat Taman Van Der Vijl yang menjadi favorit warga sekitar, terdapat objek wisata water boom, obyek wisata kebun durian, bekantan park, dan masih banyak wisata-wisata lain.
8. Kawasan Khusus Kawasan khusus di Kota Banjarbaru berupa Kawasan pertahanan dan keamanan yang terdapat di Kecamatan Landasan Ulin berupa RINDAM dan
BRIMOB yang terdapat pada Jalan Ahmad Yani.
Terdapat juga kawasan Bandara Syamsudin Noor yang terletak pada Kelurahan Syamsudin Noor. Kawasan bandara ini juga merupakan kawasan strategis kota. Bandar udara Syamsudin Noor merupakan satu-satunya bandara komersil yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan.
B. Penggunaan Lahan Tidak Terbangun
II-4
RPIJM KOTA BANJARBARU
2016-2021
Lahan tidak terbangun yang ada di Kota Banjarbaru umumnya berupa sawah tadah hujan, semak belukar, dan lahan tidur yang juga merupakan daerah rawan genangan. Berdasarkan kondisi fisik dasar dan penggunaan lahan di Kota Banjarbaru terdapat beberapa potensi yang cukup besar di Kota Banjarbaru, yang dapat berdampak pada kemajuan Kota Secara signifikan, yaitu:
1. Dilihat dari kemiringan lerengnya, Kota Banjarbaru di kategorikan relatif landai dan ditunjang oleh jenih tanah yang tergolong keras sehingga sangat mendukung struktur bangunan.
2. Secara posisi/letak administratif, Kota Banjarbaru memiliki posisi strategis yang memiliki jalur antarkota dan antar provinsi yang menghubungkan beberapa kota di sekitarnya bahkan menjadi akses utama untuk transportasi nasional dengan
Selain itu, keberadaan Bandar Udara Syamsudin adanya bandara Syamsudin Noor. Noor juga meningkatkan perekonomian di kawasan sekitarnya.
3. Terdapat lahan tidak terbangun yang cukup luas dan memiliki kondisi fisik yang cukup bagus untuk dijadikan kawasan terbangun sehingga mampu mendukung proses pembangunan dan kemajuan kota.
4. Pada bagian selatan Jalan Trikora terdapat banyak pembangunan perumahan
Developer yang cepat sehingga membutuhan pengendalian yang ketat.5. Terdapat ruang eks pemanfaatan galian dan tambang memerlukan proses
reklamasi untuk pembangunan baru pemanfaatan perumahan dan non perumahan.
6. Perkembangan kawasan terbangun cenderung mengikuti jaringan jalan utama
(A. Yani, Trikora, Guntung Manggis) sehingga menyebabkan perkembangan yang bersifat linier.
7. Di Kota Banjarbaru terdapat banyak sarana rekreasi yang menjadi daya tarik
kawasan sehingga mampu mendukung perkembangan kawasan. Sarana rekrasi tersebut antara lain adalah agrowisata kebun durian, Bekantan Park dan wisata air buatan Aquatica taman kota, dll.
8. Kota Banjarbaru juga didukung oleh keberadaan Universitas Lambung
Mangkurat yang menjadi magnet bagi kawasan sekitarnya dan mendukung banyak kawasan perdagangan dan jasa di sekitarnya.
II-5
RPIJM KOTA BANJARBARU
9. Secara umum kondisi prasarana di daerah perencanaan sudah memenuhi
2.3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI
KOTA BANJARBARU
109.589 104.422 105
sedangkan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Cempaka sebanyak 219 penduduk per km2.
2
2.200 penduduk per km
1. Kepadatan Penduduk Kecamatan yang paling padat adalah Kecamatan Banjarbaru Selatan sebanyak
Sumber: Kota Banjarbaru Dalam Angka, 2015
102.874 98.348 105
2010
106.212 101.298 105
2011
II-6
2016-2021
113.107 107.588 105
2013
116.730 110.770 105
5 Banjarbaru Selatan 24.648 23.673 105
4 Banjarbaru Utara 24.833 23.831 104
3 Cempaka 16.622 15.453 108
2 Liang Anggang 20.381 19.310 106
1 Landasan Ulin 30.246 28.503 106
No. Kecamatan Jenis Kelamin/Sex Rasio Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Tabel 2.2 Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin, 2014Sex rasio terbesar ada di Kecamatan Cempaka yaitu sebesar 108 sedangkan sex rasio terendah di Kecamatan Banjarbaru Utara yaitu sebesar 104. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin Kota Banjarbaru dapat dilihat pada tabel 2.2.
Berdasarkan hasil perhitungan angka estimasi, tahun 2014 jumlah rumah tangga di Kota Banjarbaru mencapai 63.681 dengan jumlah penduduk 227.500 orang yang terdiri dari 116.730 laki-laki dan 110.770 perempuan atau dengan sex ratio 105 yang berarti jumlah laki-laki lebih banyak daripada jumlah perempuan.
kebutuhan penduduk. Cakupan jaringan prasarana baik itu jalan, listrik, air bersih, telekomunikasi, persampahan dan air limbah sudah mencakup hampir di seluruh wilayah perencanaan,
2012
RPIJM KOTA BANJARBARU
2016-2021
Untuk lebih jelasnya Luas wilayah, Jumlah Rumah Tangga, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Menurut Kecamatan Kota Banjarbaru dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 3.2 Luas wilayah, Jumlah Rumah Tangga, Jumlah Penduduk dan2 Kepadatan per Km menurut Kecamatan, 2014
Jumlah Kepadatan per Km2 Luas Jumlah
No. Kecamatan rumah Rumah
(Km2/area) penduduk Penduduk tangga Tangga
1 Landasan Ulin 92,42 16.156 58.749 636 175
2 Liang Anggang 85,86 10.074 39.691 462 117
3 Cempaka 146,70 8.318 32.075 219
57
4 Banjarbaru Utara 24,44 14.504 48.664 1.991 593
5 Banjarbaru Selatan 21,96 14.629 48.321 2.200 666
KOTA BANJARBARU 371,38 63.681 227.500 613 171
2013 371,38 61.637 220.695 594 1662012 371,38 59.873 214.011 576 161 2011 371,38 57.439 207.510 559 155 2010 371,38 55.897 201.222 542 151 Sumber: Kota Banjarbaru Dalam Angka, 2015
2. Penyebaran penduduk Tendensi penyebaran penduduk dapat menentukan arah perkembangan suatu kota secara alami. Jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Landasan Ulin
(58.749 orang) dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Cempaka sebanyak 32.075 orang. Rendahnya jumlah penduduk di daerah ini disebabkan secara geografis daerah ini terdapat pada bagian selatan Kota Banjarbaru yang sangat minim aksesibilitas terhadap sirkulasi regional, sehingga berpengaruh terhadap perkembangan penduduk di daerah ini.
2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN BERDASARKAN RPJMD DAN RTRW KOTA
2.4.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
BanjarbaruDokumen kebijakan dan strategi pembangunan Kota Banjarbaru selanjutnya yang menjadi acuan dalam pembangunan adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjarbaru. Pada RPJM Kota Banjarbaru terdapat 4 (empat) kebijakan dan strategi mengenai pembangunan Kota Banjarbaru.
II-7
RPIJM KOTA BANJARBARU
Misi Pembangunan Kota Banjarbaru 2011 - 2015 adalah yaitu: “MEWUJUDKAN BANJARBARU YANG BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA“ Berdaya saingmengandung makna:
2. Menurunnya angka kemiskinan
1. Meningkatnya pendapatan perkapita penduduk
4. Menjamin partisipasi masyarakat, transparansi, akuntabel sesuai aturan & norma Sejahtera mengandung makna peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan indikasi:
3. Mempertimbangkan aspek keterbukaan, partisipasi publik dan kesamaan
2. Peningkatan Pelayanan Kemasyarakatan, pemerintahan dan pembangunan
1. Peningkatan Kualitas SDM,
II-8
2016-2021
3. Pelayanan Permukiman; dan 4. Pelayanan Pemerintahan.
2. Pelayanan Ekonomi (Jasa, Industri, dan Perdagangan);
1. Pelayanan Pendidikan;
"MANDIRI DAN TERDEPAN DALAM PELAYANAN “ Makna yang terkandung di dalamnya meliputi empat dimensi pelayanan yaitu:
Visi Pembangunan Kota Banjarbaru 2011-2015, sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjarbaru sebagai penjabaran visi dan misi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Terpilih, adalah sebagai berikut:
Kebijakan tersebut adalah pertama, Peningkatan Kemampuan Pemerintah Kota sebagai Daerah Otonom, kedua, Peningkatan Kualitas Pendidikan pada Semua Tingkatan. Kebijakan ketiga adalah Peningkatan Kualitas Permukiman yang Layak Huni, Representatif dan Berwawasan Lingkungan. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang secara khusus menjadi bidang kerja Cipta Karya/Dinas Pekerjaan Umum. Keempat adalah kebijakan mengenai Peningkatan Kemampuan Ekonomi melalui Jasa, Perdagangan dan Industri.
Misi Kota Banjarbaru Untuk mencapai visi tersebut, dalam RPJMD Kota Banjarbaru juga dirumuskan
RPIJM KOTA BANJARBARU
2.4.2. RTRW Kota Banjarbaru
b. sub PPK II: sub pusat pelayanan ekonomi di Kelurahan Syamsudin Noor Kecamatan Landasan Ulin;
a. sistem jaringan energi;
a. sistem jaringan transportasi darat; b. sistem jaringan transportasi udara. (3) Sistem prasarana lainnya terdiri atas:
a. sistem jaringan prasarana utama; dan (2) Sistem jaringan prasarana utama terdiri atas:
2. Sistem Jaringan Wilayah Kota (1) Sistem jaringan prasarana wilayah kota terdiri atas :
c. sub PPK III: sub pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Landasan Ulin. (3) Pusat Lingkungan (PL) terdiri ataskawasan dengan fungsi perkantoran pemerintahan, perdagangan dan jasa, serta pelayanan sosial dan budaya yang tersebar di 5 (lima) kecamatan.
II-9
2016-2021
b. PPK II: pusat pelayanan ekonomi di Kelurahan Landasan Ulin Barat dan Kelurahan Landasan Ulin Selatan Kecamatan Liang Anggang. (2) Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK) terdiri atas:
a. PPK I: pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Komet dan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara;
a. Sistem pusat-pusat kegiatan kota:
1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Daerah, meliputi:
A. Rencana Struktur Ruang Kota Banjarbaru berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp) dalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan yang merupakan bagian dari Rencana Tata Ruang Metropolitan Banjarbakula (meliputi Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, dan Kabupaten Barito Kuala).
3. Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai
a. sub PPK I: sub pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka;
RPIJM KOTA BANJARBARU
c. jaringan pelayanan lalu lintas angkutan jalan; dan d. jaringan jalan strategis provinsi. (3) Jaringan jalan terdiri dari rencana jalan yang merupakan satu kesatuan ruas jalan dan jaringan jalan, meliputi: a. jalan arteri primer meliputi ruas jalan A. Yani Km. 18 – Martapura Km. 37;
2. Jalan lingkar utara melalui Jalan Lingkar Utara – Jalan Karang Anyar – Jalan Panglima Batur.
1. Jalan lingkar selatan: melalui jalan A. Yani JurusanPelaihari – Jalan Trikora – Jalan Mistar Cokrokusumo;
c. jalan lingkar:
7. Jalan Mistar Cokrokusumo (Banjarbaru-Cempaka);
6. Jalan Gubernur Soebardjo (Bundaran Liang Anggang-Lingkar Selatan Provinsi);
5. Jalan P. M. Noor (Banjarbaru – Sungai Ulin);
4. Jalan Golf;
3. Jalan Lingkar Utara;
2. Jalan A. Yani Jurusan Pelaihari
1. Jalan Trikora;
b. jalan kolektor primer:
II-10
2016-2021
a. jaringan jalan;
a. jaringan lalu lintas angkutan jalan; dan (2) Jaringan lalu lintas angkutan jalan terdiri atas:
(1) Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas:
Sistem Jaringan Transportasi Darat
h. penyediaan dan pemanfaatan prasarana jaringan jalan pejalan kaki; dan i. jalur evakuasi bencana.
g. sistem drainase;
f. sistem persampahan;
e. sistem pengelolaan air limbah;
d. sistem penyediaan air minum;
c. sistem jaringan sumber daya air;
b. sistem jaringan telekomunikasi;
b. jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan;
RPIJM KOTA BANJARBARU
b. terminal barang terletak di Jalan A. Yani di Kelurahan Kemuning Kecamatan Banjarbaru Selatan;
f. Jalan Golf Banjarbaru; g. Jalan Kong Ex Banjarbaru.
e. Sungai Ulin – Mistar Cokrokusumo (Jalan Lingkar Timur Banjarbaru);
d. Jalan Taruna Banjarbaru;
c. Jalan Palam Banjarbaru;
b. Jalan Angkasa – Akses Bandara;
a. Simpang Tiga Gubernur Syarkawi – Lingkar Utara Banjarbaru;
d. unit pengujian kendaraan bermotor terletak di Jalan Trikora Kecamatan Banjarbaru Selatan. (5) Jaringan jalan strategis provinsi terdiri atas:
c. jembatan timbang terletak di Jalan A. Yani Kecamatan Liang Anggang;
II-11
2016-2021
2. Terminal Tipe C di Simpang Empat Banjarbaru di Kecamatan Banjarbaru Utara; dan
1. Terminal Tipe C Liang Anggang di Kelurahan Landasan Ulin Barat Kecamatan Liang Anggang;
(4) Jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdiri atas: a. terminal penumpang:
f. pengembangan jalan Lingkar Timur meliputi ruas jalan Mataraman - Sungai Ulin - Jalan Mistar Cokrokusumo (Banjarbaru - Banyu Irang) dan Liang
e. pembangunan jalan bebas toldalam kota meliputi ruas jalan Banjarmasin - Liang Anggang – Landasan Ulin;
2. jalan lokal tersebar di Kecamatan Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan, Liang Anggang, Landasan Ulin dan Cempaka.
O Ulin, Jalan Kebun Karet, Jalan Panglima Batur, Jalan Karang Anyar, Jalan Rahayu, Jalan STM, Jalan Barjad;
d. Jalan khusus yang berada di wilayah di kota meliputi: 1. jalan kolektor sekunder: Jalan Guntung Manggis, Jalan Palam, Jalan R.
3. Terminal tipe C di Pasar Bauntung Banjarbaru di Kecamatan Banjarbaru Selatan.
RPIJM KOTA BANJARBARU
4. Rute Landasan Ulin – Lingkar Selatan – Jalan A. Yani;
d. pengembangan halteangkutanumumdiarahkan pada lokasi berdekatan dengan simpang jalan akses ke komplek perumahan, simpang jalan utama
3. Jalur rute Lingkar Utara, yang merupakan jalur rute sistem koridor dari Terminal Ulin Raya melintasi jalan Lingkar Utara - Jalan Karang Anyar - jalan Panglima Batur - jalan Ahmad Yani- berakhir di Terminal Simpang Empat Banjarbaru; 4. Jalur rute sistem sirkulator/pengumpan.
2. Jalurrute jalan Lingkar Selatan merupakan jalur rute sistem koridor, dari Terminal Liang Anggang melintasi Jalan Lingkar Selatan/Trikora - Jalan Mistar Cokrokusumo - berakhir di Terminal Simpang Empat Banjarbaru;
1. Jalur rute Banjarmasin – Banjarbaru – Martapura, merupakan jalur rute utama sistem koridor melintasi jalan A. Yani;
c. pengembangan armada angkutan umum:
5. Rute Martapura – Banjarbaru (via Jalan Rahayu – Jalan Panglima Batur);
II-12
2016-2021
2. Rute Palam – Cempaka;
1. Rute Palam – Loktabat Selatan – Jalan A. Yani;
b. pengembangan sistem sirkulator/pengumpan:
2. Rute jalan Lingkar Selatan, Terminal Liang Anggang – Jalan Lingkar Selatan/Trikora-Jalan Mistar Cokrokusumo, berakhir di Terminal Simpang Empat Banjarbaru; dan Utara - Jalan Karang Anyar - Jalan Panglima Batur - Jalan Ahmad Yani - berakhir di Terminal Simpang Empat Banjarbaru.
1. Rute pada jalur Barat–Timur, jalan Nasional Banjarmasin-Banjarbaru- Martapura;
a. pengembangan koridor sistem koridor/utama :
(6) Jaringan pelayanan lalu lintas angkutan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terdiri atas jaringan trayek angkutan orang melalui pengembangan trayek angkutan umum penumpang yang menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan dan menghubungkan pusatkegiatan dengan sub pusat kegiatan,meliputi:
3. Rute Guntung Manggis – Jalan A. Yani – Guntung Payung;
RPIJM KOTA BANJARBARU
2016-2021
(arteri) dan jalan kolektor dan di depan lokasi sekolah, perkantoran, pabrik, pasar, rumah sakit dan pusat-pusat aktivitas kegiatan masyarakat. (7) Jaringan transportasi perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah pengembangan sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) untuk mendukung pengembangan sistem jaringan transportasi kawasan Metropolitan Banjar-bakula yang terdiri atas rencana:
a. trayek yang melalui Kota Banjarbaru:
1. Rute 4: dari terminal Km 17 – Bandara Syamsudin Noor;
2. Rute 5: dari terminal Km 17 –Jalan Trikora – Jalan Mistar Cokrokusumo
- Terminal Simpang Empat;
3. Rute 6: dari terminal KM 17 – Jalan A. Yani - Landasan Ulin - Terminal
b. rencana halte BRT:
1. Pada rute 4: terletak di Km 17, Liang Anggang, Karang Paci, Simpang Herkules dan Bandara;
2. Pada rute 5: terletak di Km 17, Liang Anggang, Palam, Masjid Trikora, Jalan Mistar Cokrokusumo, Terminal Simpang empat;
3. Pada rute 6: terletak di Km 17, Liang Anggang, Karang Paci, Simpang Herkules, Landasan Ulin, Brimob, RO Ulin, SPBU SMPN1, Taman Van Der Pijl, Museum Lambung Mangkurat dan Terminal Simpang Empat.
Sistem Jaringan Transportasi Udara
(1) Sistem jaringan transportasi udara terdiri atas:
a. tatanan kebandarudaraan; dan b. ruang udara untuk penerbangan. (2) Tatanan kebandarudaraan sebagaimana adalahbandar udara Syamsudin Noor yaitu bandar udara pengumpul skala sekunder yang terletak di Kecamatan
Landasan Ulin; (3) Ruang udara untuk penerbangan terdiri atas:
a. ruang udara di sekitar bandara yang dipergunakan untuk operasi penerbangan yang berada di wilayah Kota Banjarbaru tepatnya di antara Kelurahan Guntung Payung dan Syamsudin Noor Kecamatan Landasan Ulin;
b. ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
II-13
RPIJM KOTA BANJARBARU
2016-2021
(4) Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) yang meliputi kawasan pendekatan dan lepas landas, kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan, kawasan di bawah permukaan horizontal dalam, kawasan di bawah permukaan horizontal luar, kawasan di bawah permukaan kerucut, kawasan di bawah permukaan transisi, dan kawasan di sekitar penempatan alat bantu navigasi penerbangan berada di wilayah Kelurahan Guntung Payung, Kelurahan Loktabat Utara, Kelurahan Loktabat Selatan, Kelurahan Guntung Manggis, Kelurahan Landasan Ulin Timur, Kelurahan Syamsudin Noor, Kelurahan Landasan Ulin Tengah, dan Kelurahan Landasan Ulin Utara.
Sistem Jaringan Energi
Sistem jaringan energi meliputi:
1. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 (seratus lima puluh) kV yang menghubungkan Kecamatan Banjarbaru Utara dengan Kecamatan Banjarbaru Selatan dan Kecamatan Cempaka dengan Kecamatan Liang Anggang dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 (tujuh puluh) kV yang menghubungkan Kecamatan Banjarbaru Utara dengan Kecamatan Banjarbaru Selatan dan Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Landasan Ulin;
2. Gardu induk terdapat di Kecamatan Cempaka;
3. Rencana pembangunan gardu induk di Kecamatan Landasan Ulin dalam rangka mendukung pengembangan bandara dan kawasan industri Liang Anggang.
Sistem Jaringan Telekomunikasi
(1) Sistem jaringan telekomunikasi kota berupa jaringan teresterial dan jaringan satelit, yang terdiri dari: a. sistem jaringan kabel;
b. sistem jaringan nirkabel; (2) Sistem jaringan kabel berupa telepon fixed lineterdiri dari2 (dua) buah Sentra
Telepon Otomat (STO), yaitu STO Jalan Pangeran Muhammad Noor Kecamatan Banjarbaru Utara dan STO Jalan Ahmad YaniKm 23 Kecamatan Landasan Ulin;
(3) Sistem jaringan nirkabel berupaBase Transceiver Station (BTS); (4) Rencana peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi di kota terdiri atas:
II-14
RPIJM KOTA BANJARBARU
II-15
2016-2021
a. modernisasi perangkat sentral;
b. penambahan perangkat DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer); c. peningkatan mutu jaringan dengan kabel optik.
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Sistem jaringan sumber daya air di Kota Banjarbaru terdiri atas:
a. sungai-sungaidi Kota Banjarbaru termasuk dalam Wilayah Sungai Barito Kapuas yang merupakan wilayah sungai lintas provinsi yang melalui Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah serta berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, yang terbagi di tiap kecamatan meliputi:
1. Di Kecamatan Banjarbaru Utara meliputi Sungai Besar/Kemuning, SungaiGunung Kupang I, Sungai Ulin, dan Sungai Karet;
2. Di Kecamatan Banjarbaru Selatan meliputi Sungai Kemuning, Sungai Ulin, Sungai Lurus, Sungai Guntung Paikat, Sungai Guntung Lua, Sungai Puyau,
Sungai Loktabat/ Sungai Guntung Papuyu, Sungai Guntung Paring,Sungai Ambulung, dan Sungai Gunung Kupang I;
3. Di Kecamatan Cempaka meliputi Sungai Batu Licin, Sungai Pinang, Sungai Ujung Murung, Sungai Batu Kapas, Sungai Paring, Sungai Sambangan, Sungai Ampayo, Sungai Tiung, Sungai Apukah, Sungai Basung, Sungai Mangguruh, Sungai Lukaas, Sungai Banyu Irang, Sungai Cambai, Sungai Mati, Sungai Dadap, Sungai Bangkal Kecil, Sungai Batu Kapur,Sungai Kuranji, dan Sungai Rancah;
4. DiKecamatan Landasan Ulin meliputi Sungai Salak, Sungai Guntung Payung, Sungai Lukudat, Sungai Handil Kerokan/Daya Sakti, Sungai Rimba, Sungai Tagumpar,Sungai Sumba,Sungai Sidomulyo, dan Sungai Lu’uk;
5. DiKecamatan Liang Anggang terdiri dari Sungai Handil Berkat Karya, Sungai Handil Papikul, Sungai Handil Hanyar, Sungai Jembatan I, Sungai Jembatan II, Sungai Pembuang Provinsi, Sungai Karya Bakti, dan Sungai Polantan.
b. cekungan Air Tanah (CAT) yang berada di Kota Banjarbaru adalah CAT lintas provinsi Palangkaraya - Banjarmasin yang melewati Provinsi Kalimantan Barat (Kabupaten Ketapang), Provinsi Kalimantan Tengah (Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Sukamara, Katingan, Pulang Pisau, Kapuas, Barito Selatan, Gunung Mas, Barito Utara, Barito Timur dan Kota Palangkaraya) dan
RPIJM KOTA BANJARBARU
2016-2021
Provinsi Kalimantan Selatan (Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Tapin, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Balangan, Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru);
c. sistem jaringan irigasi yang berfungsi mendukung kegiatan pertanian meliputi:
1. Daerah irigasi kewenangan Provinsi Kalimantan Selatan:
a) bendung Karang Intan yang meliputi Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru;
b) saluran irigasi primer meliputi daerah irigasi Riam Kanan di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru;
c) saluran irigasi sekunder meliputi daerah irigasi Riam Kanan di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru.
a) daerah irigasi Sungai Lurus di Kecamatan Banjarbaru Utara;
b) daerah irigasi Peramuan dengan di Kecamatan Liang Anggang;
c) daerah irigasi Landasan Ulin Barat di Kecamatan Liang Anggang;
d) daerah irigasi Sido Rukun di Kecamatan Landasan Ulin;
e) daerah irigasi Tambak buluh di Kecamatan Landasan Ulin;
f) daerah irigasi Syamsudin Noor di Kecamatan Landasan Ulin;
g) daerah irigasi Guntung Manggis/Guntung Harapan di Kecamatan Landasan Ulin;
h) daerah irigasi Guntung Payung di Kecamatan Landasan Ulin; i) daerah irigasi Bangkal di Kecamatan Cempaka; j) daerah irigasi Berlina di Kecamatan Landasan Ulin; k) daerah irigasi Palam di Kecamatan Cempaka.
d. sistem jaringan air baku untuk air bersih, meliputi:
1. Sumber air baku dari air permukaan yaitu saluran irigasi Riam Kanan di intake Hutan Pinus dan sumur dalam di Instalasi Pengolahan Air (IPA) I/STM dan Cabang Landasan Ulin;
2. Pengembangan sistem penyediaan air minum zona kota, zona M dan zona P yaitu intake Bendung Karang Intan, pembangunan pipa transmisi air baku (Bendung Karang Intan – IPA II), pemasangan pipa transmisi air bersih ke booster Syarkawi;
3. Pengembangan jaringan pipa distribusi air minum mengikuti perkembangan permukiman;
II-16
RPIJM KOTA BANJARBARU
f. sistem jaringan sumber daya air digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:25.000 sebagaimana tercantum dalam lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.
Pengolahan di IPA Pinus Kecamatan Banjarbaru Utara, kapasitas produksi 1.000 (seribu) liter per detik;
2. Zona perkotaan, dengan wilayah pelayanan Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, dan Kecamatan Liang Anggang.
1. Zona pelayanan tengah, dengan wilayah pelayanan Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Landasan Ulin. Pengolahan di IPA Syarkawi Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar, kapasitas 500 (lima ratus) liter per detik;
a. penyediaan air minumdiselenggarakan oleh Perusahaan Daerah Air Minumyang dilaksanakan bersama dengan Pemerintah Kabupaten Banjar; b. sistem penyediaan air minum mencakup sistem jaringan perpipaan yang terdiri atas:
Sistem penyediaan air minum atau disebut SPAM meliputi:
Sistem Penyediaan Air Minum
II-17
2016-2021
4. Jalan Guntung Manggis, Kelurahan Guntung Manggis sebanyak 1 (satu) unit dengan kapasitas 200 m3 (dua ratus meter kubik);
3. Jalan Muslimin, Kelurahan Sungai Besar sebanyak 1 (satu) unit dengan
2. Instalasi Pengolahan Air II Pinus sebanyak 4 (empat) unit di Kelurahan Mentaos dengan total kapasitas 2.300 m3(dua ribu tiga ratus meter kubik);
1. Instalasi Pengolahan Air I STM sebanyak 2 (dua) unit di Kelurahan Mentaos dengan total kapasitas 200 m3(dua ratus meter kubik);
e. reservoir untuk penampungan air bersih setelah pengolahan sebanyak 11 (sebelas) unit dengan total kapasitas 6.300 m3 (enam ribu tiga ratus) meter kubik yang tersebar di 5 (lima) lokasi, yaitu :
4. Rencana sistem pengembangan air baku dilaksanakan secara bersama dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten Banjar dan Pemerintah Kota Banjarbaru sesuai konsep metropolitan Banjarbakula.
5. Jalan Peramuan, Kelurahan Landasan Ulin Timur sebanyak 3 (tiga) unit dengan total kapasitas 2.600 m3 (dua ribu enam ratus meter kubik).
RPIJM KOTA BANJARBARU
2016-2021
c. instalasi pengolahan air minum berada di Kelurahan Mentaos dengan kapasitas terpasang total 310 (tiga ratus sepuluh) liter per detik dengankapasitas produksi 222,37 (dua ratus dua puluh dua koma tiga puluh tujuh) liter per detik (produktivitas 71,73 % ( tujuh puluh satu koma tujuh puluh tiga) persen) yang meliputi sistem pengolahan lengkap kapasitas produksi 145 (seratus empat puluh lima) liter per detik dan sistem pengolahan tidak lengkap kapasitas produksi 77,37 (tujuh puluh tujuh koma tiga puluh tujuh) liter per detik; d. sistem penyediaan air minumdigambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian
1:25.000 sebagaimana tercantum dalam lampiran Vyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.
Sistem Pengelolaan Air Limbah
a. sistem on-site, meliputi : 1. individual pada tingkat rumah tangga dilakukan dengan individual septictank, atau dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan Mandi Cuci Kakus plus plus (MCK ++) bagi rumah tangga yang tidak memiliki jamban pribadi;
2. komunal pada kawasan yang memungkinkan dilakukan dengan sistem individual setempat (tangki septic komunal).
b. sistem off-site, meliputi : penanganan limbah domestik dilakukan dengan menggunakan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), baik dalam skala kawasan atau terpusat jika memungkinkan. (2) Untuk menentukan sistem pengolahan air limbah sebagaimana tersebut diatas maka, zona perencanaan dibagi kedalam : a. zona I yaitu area dengan resiko sanitasi relatif tinggi karena penduduknya yang relatif padat dan termasuk dalam kawasan komersial (CBD), yang harus diatasi dengan sistem terpusat (off-site) dalam jangka menengah. Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, maka sistem terpusat yang akan dikembangkan adalah dalam skala kawasan (kluster); b. zona II yaitu area yang diperkirakan memiliki resiko sanitasi tinggi dalam jangka panjang karena pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi yang
II-18
RPIJM KOTA BANJARBARU
2016-2021
dicirikan oleh tingginya tingkat pertumbuhan pembangunan perumahan di wilayah tersebut. Sistem sanitasi yang dipilih untuk mengatasi kondisi ini adalah sistem terpusat dalam jangka panjang;
c. zona III meliputi wilayah-wilayah lainnya yang masih termasuk dalam kategori rural area, sistem pengolahan sanitasi yang dipilih adalah on-site sistem melalui Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) serta penyediaan MCK ++.
Sistem Persampahan
Sistem persampahan meliputi:
a. tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) direncanakan di setiap kelurahan atau kawasan minimal seluas 300(tiga ratus) meter persegi, yaitu berupa pengumpulan, pemilahan, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir; b. tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Hutan Panjang terletak di daerah Gunung
Kupang Kecamatan Cempaka dengan luas 31,225 (tiga puluh satu koma dua ratus dua puluh lima) hektarakan menggunakan teknik sanitary landfillyang cakupan pelayanannya meliputi seluruh wilayah Kota Banjarbaru dan dipersiapkan untuk melayani kawasan Banjarbakula;
Sistem Drainase
Sistem drainase dibagi menjadi 3 (tiga) zona prioritas, meliputi:
a. zona Prioritas 1 (satu) atau zona prioritas utama, meliputi: Jalan Ahmad YaniKm. 23 (SPBU Landasan Ulin) – Sungai Simpang Bandara Kiri 2 – Gang SMP, Jl. A Yani - Pertigaan Traffict Light Loktabat, Sungai Kemuning/Besar, Sungai Basung Kecamatan Cempaka;
b. zona Prioritas 2 (dua), meliputi: Sungai Ulin Kanan, Sungai Salak Kiri 1, Sungai Guntung Payung Hulu Kiri 1, Sungai Guntung Payung Hulu Kanan 1, Sungai Guntung Payung Hulu, Sungai Kemuning Kanan 2, Sungai Kemuning Kiri 2, Sungai Paring Kanan 1, Sungai Paring Kiri 2, Sungai Guntung Gotong Royong, Sungai Simpang Bandara Kiri 3, Sungai Simpang Bandara Kiri 1, Sungai Salak Kiri 2, Sungai Kemuning Kanan 1, Sungai Paring Kiri 1, Sungai Lurus Kiri 1, Sungai Basung Kiri, Sungai Basung Kanan, Sungai Tiung Kiri, Sungai Tiung Kanan, Sungai Paring, Sungai
II-19
RPIJM KOTA BANJARBARU
2016-2021
Mangguruh, Sungai Ampuya Kiri 1, Sungai Sambangan, Sungai Ampuya Kiri 2, Sungai Ampuya Kanan, Sungai Guntung Harapan Kiri, Sungai Salak Kanan 1, Sungai Kemuning Kiri 3;
c. zona prioritas 3 (tiga), meliputi: Sungai Ulin Kiri, Sungai ulin Kanan 2, Sungai Ulin Kanan 1, Sungai Lurus Kiri 3, Sungai Lurus Kanan 3, Sungai Lurus Kanan 1, Sungai Guntung Payung Kanan, Sungai Guntung Payung Hulu Kiri 3, Sungai Lurus Kiri 2, Sungai Lurus Kanan 2.
Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan
Jalan Pejalan Kaki Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki Murjani serta ruang pejalan kaki di kawasan perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan; Jalur Evakuasi Bencana Jalur evakuasi bencana meliputi:
a. Jalan Mistar Cokrokusumo menuju Kelurahan Sungai Tiung dan Puskesmas Cempaka;
b. Jalan Kemuning menuju Masjid Hidayatul Muhajirin;
c. Jalan Warga Tunggal - Jalan Rambai menuju Puskesmas Guntung Paikat;
B. Rencana Pola Ruang Rencana pola ruang wilayah daerah, terdiri atas:
1. Kawasan Lindung Seluas 2.056,99 Hektar
A. Kawasan Hutan Lindung
a. kawasan hutan lindung yang berada di Blok IKelurahan Landasan Ulin Barat dan Kelurahan Landasan Ulin Utara Kecamatan Liang Anggang dengan luas kurang lebih 960 (sembilan ratus enam puluh) hektar; b. kawasan hutan lindung yang berada di Blok II Kelurahan Landasan Ulin Selatan dengan luas kurang lebih 301 (tiga ratus satu) hektar.
B. Kawasan perlindungan setempat;
a. sempadan sungai,dengan lebar sempadan 5 meter meliputi: Sungai Besar/Kemuning, SungaiGuntung Jingah, Sungai Komet/Durian,Sungai Gotong Royong,SungaiGunung Kupang I,Sungai
II-20
RPIJM KOTA BANJARBARU
2016-2021
Ulin, Sungai Karet, Sungai Lurus, Sungai Guntung Paikat, Sungai Guntung Lua, Sungai Puyau, Sungai Loktabat/Guntung Papuyu, Guntung Paring, Sungai Ambulung, Sungai Gunung Kupang II, Sungai Batu Licin, Sungai Pinang, Sungai Ujung Murung, Sungai Batu Kapas, Sungai Mangguruh, Sungai Paring, Sungai Sambangan, Sungai Ampayo, Sungai Tiung, Sungai Apukah,Sungai Basung, Sungai Lukaas, Sungai Banyu Irang, Sungai Cambai, Sungai Mati, Sungai Dadap, SungaiBangkal Kecil, Sungai Batu Kapur,Sungai Kuranji, SungaiRancah, Sungai Salak, Sungai Guntung Payung, Sungai Lukudat, Handil Kerokan/Daya Sakti, Sungai Rimba, Sungai Tagumpar, SungaiSumba,Sungai Sidomulyo, Sungai Lu’uk, Handil Berkat Karya, Handil Papikul, Handil Hanyar, Sungai Timbang Rasa, SungaiKarya Bakti, dan Sungai Polantan;
b. sempadan saluran irigasi,meliputi:
1. Irigasi Sungai Lurus, dengan garis sempadan sisi tidakbertanggul 1,25 (satu koma dua puluh lima) meter dan sisi bertanggul 1 (satu) meter;
2. Irigasi Peramuan,dengan garis sempadan sisi tidak bertanggul 1,5 (satu koma lima) meter dan sisi bertanggul 1 (satu) meter;
3. Irigasi Landasan Ulin Barat,dengan garis sempadan sisi tidak bertanggul 1,1 meter(satu koma satu) dan sisi bertanggul 1 (satu) meter;
4. Irigasi Sido Rukun,dengan garis sempadan sisi tidak bertanggul 1,4 (satu koma empat) meter dan sisi bertanggul 1 (satu) meter;
5. Irigasi Tambak Buluh,dengan garis sempadan sisi tidak bertanggul 1,2 (satu koma dua) meter dan sisi bertanggul 1 (satu) meter;
6. Irigasi Syamsudin Noor, dengan garis sempadan sisi tidak bertanggul 1,3 (satu koma tiga) meter dan sisi bertanggul 1 (satu) meter;
7. Irigasi Guntung Manggis/Guntung Harapan, dengan garis sempadan sisi tidak bertanggul 1,4 (satu koma empat) meter dan sisi bertanggul 1 (satu) meter;
8. Irigasi Guntung Payung, dengan garis sempadan sisi tidak bertanggul 1,5 (satu koma lima) meter dan sisi bertanggul 1 (satu) meter;
II-21
RPIJM KOTA BANJARBARU
II-22
2016-2021
9. Irigasi Bangkal, dengan garis sempadan sisi tidak bertanggul 1,2 (satu koma dua) meter dan sisi bertanggul 1 (satu) meter;
10. Irigasi Berlina, dengan garis sempadan sisi tidak bertanggul 1,5 (satu koma lima) meter dan sisi bertanggul 1 (satu) meter; dan
11. Irigasi Palam, dengan garis sempadan sisi tidak bertanggul 1,2(satu koma dua) meter dan sisi bertanggul 1 (satu) meter.
C. Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kawasan ruang terbuka hijau (RTH) sebagaimana direncanakan menuju seluas9.858,41(sembilan ribu delapan ratus lima puluh delapan koma empat atasRTH privat seluas ±3.430,44(tiga ribu empat ratus tiga puluh koma empat empat) hektar (10,031 % (sepuluh koma nol tiga satu) persen) dan RTH publik seluas ±6.427,97(enam ribu empat ratus dua puluh tujuh koma sembilan puluh tujuh) hektar (20,005%(dua puluh koma nol nol lima) persen)yang meliputi: (1) RTH yang telah ada seluas ± 2.638,83 (dua ribu enam ratus tiga puluh delapan koma delapan tiga) hektar (8,213% (delapan koma dua satu tiga) persen), meliputi:
a. RTH privat seluas ± 288,44(dua ratus delapan puluh delapan koma empat puluh empat) hektar (0,898 %(nol koma delapan sembilan delapan) persen)yang tersebar di seluruh Kecamatan, meliputi:
1. Pekarangan rumah tinggal seluas ± 1,70 (satu koma tujuh puluh) hektar (0,005 % (nol koma nol nol lima) persen);
2. Halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha seluas ± 286,73(dua ratus delapan puluh enam koma tujuh puluh tiga) hektar (0,893 %(nol koma delapan sembilan tiga) persen).
b. RTH Publik seluas ± 2.350,40 (dua ribu tiga ratus lima puluh koma empat puluh) hektar, 7,315 % (tujuh koma tiga satu lima persen) meliputi:
1. Taman RT seluas ± 0,22(nol koma dua puluh dua) hektar, 0,001% (nol koma nol nol satu persen) tersebar di setiap Kecamatan;
RPIJM KOTA BANJARBARU
2016-2021
2. Taman RW seluas ±5,31 (lima koma tiga puluh satu) hektar, 0,017% (nol koma nol satu tujuh persen) tersebar di setiap Kecamatan;