PENDIDIKAN KESABARAN DALAM ALQUR’AN SURAT AL-INSAN AYAT 24 DAN SURAT AS-SYUURA AYAT 43 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

PENDIDIKAN KESABARAN DALAM ALQUR’AN

SURAT AL-INSAN AYAT 24

DAN SURAT AS-SYUURA AYAT 43

SKRIPSI

  

Diajukan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

LAILA AZIZAH

  

111-12-215

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2016

  

PENDIDIKAN KESABARAN DALAM ALQUR’AN

SURAT AL-INSAN AYAT 24

DAN SURAT AS-SYUURA AYAT 43

SKRIPSI

  

Diajukan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh

LAILA AZIZAH

  

111-12-215

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2016

  

MOTTO

           

    

  Demi masa (1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian (2) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (3)

  “

  “ . هيلع ٌقفتم ِهِسْفَ نِل ُّبُِيُ اَم ِهيِخَلأ ىبُِيُ ىتََّح ْمُكُدَحَأ ُنِمْؤُ ي َلا

  "Tidak sempurnalah keimanan seseorang itu sehingga ia mencintai kepada saudaranya - sesama musliminnya - perihal apa-apa yang ia mencintai untuk dirinya sendiri." (Muttafaq 'alaih)

  

PERSEMBAHAN

  Alhamdulillah dengan izin Allah skripsi ini selesai Dengan ketlusan hati dan rasa Syukur skripsi ini saya persembahkan untuk : 1.

  Orang tuaku tercinta, Bapak Fahrur dan Ibu Malikhatun yang telah memberikan semangat, selalu memberikan dukungan, selalu memberikan arahan, dan mencurahkan segala daya dan upaya serta mendoakanku setiap waktu dan berusaha mewujudkan mimpiku demi kesuksesanku. Terima kasih atas kasih sayang yang telah diberikan selama ini.

  2. Adikku tercinta Taufiqurrohman, yang selalu memberikan semangat dan membantuku untuk menjadi contoh yang baik untuknya serta mendoakan di setiap waktu. Semoga kamu dimudahkan dalam studimu.

  3. Drs. H. Nasafi, M. Pd.I dan Ibu Asfiyah selaku pengasuh Pondok Pesantren NURUL ASNA Pulutan Salatiga yang telah membekali ilmu agama selama ini dan sabar dalam membimbingku.

  4. Dosen-dosen Tarbiyah, terima kasih telah memberikan ilmu dunia dan akhirat yang semoga menjadi ilmu yang bermanfaat di dunia serta di akhirat kelak.

  5. Teman-teman PAI F 2012 dan teman-teman KKN posko 50 yang telah menemani dan memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.

  6. Sahabat-sahabatku Lu‟luul Khasanah, Ika Tyas Andini, Umi Fatimah, Latifah Listiyanti yang telah mewarnai hidupku dan selalu memberikan semangat.

KATA PENGANTAR

  Asslamu‟alaikumWr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

  Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Penyusunan skripsi ini merupakan syarat yang diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Spd ) di Institu Agama Islam Negeri Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada : 1.

  BapakDr H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Drs. Bahrudin, M.Ag., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran dan tenaganya serta mengorbankan waktunya untuk membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi ini.

  5. Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag., selaku pembimbing akademik.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  

ABSTRAK

  Azizah, Laila. 2016. 111-12-215. Pendidikan Kesabaran dalam Al-

  Qur‟an Surat Al-Insan ayat 24 dan Surat As-Syuura ayat 43 . Skripsi. Jurusan Tarbiyah.

  Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. 2016. Pembimbing Drs. A Bahrudin, M.Ag. Kata Kunci Pendidikan, Kesabaran, Al- Qur‟an.

  Peneliti memilih judul pendidikan kesabaran dalam Al- Qur‟an surat Al-Insan ayat 24 dan As-Syuura ayat 43 yaitu untuk mendalami kesabaran yang diperintahkan oleh Allah untuk tidak mudah putus asa, menyerah dan dapat menerima segala ujian serta dapat memaafkan kesalahan dan tidak memiliki sifat dendam terhadap kesalahan orang lain yang diperbuat. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka, dengan menjadikan literatur kitab-kitab seperti Al-

  Qur‟an, Al-Hadist, ataupun buku-buku yang dapat dijadikan sebagai objek kajian peneliatian yang berhubungan dengan pendidikan kesabaran, kemudian menyusun dan menganalisis isinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimana konsep pendidikan kesabaran, 2) Bagaimana konsep pendidikan kesabaran dalam Al-

  Qur‟an surat Al-Insan ayat 24 dan As- Syuura ayat 43, 3) Adakah relevansi antara pendidikan kesabaran dalam Al- Qur‟an surat Al-Insan ayat 24 dan As-Syuura ayat 43 dengan pendidikan.

  Hasil dari penelitian ini berisi pendidikan kesabaran dalam ketetapan dan kehendak Allah SWT. Sabar menerima cobaan dan ujian atas ketetapan dariNya, tidak mudah putus asa, tidak mengeluh. Serta sabar dan memaafkan kesalahan orang yang telah menzhaliminya serta tidak memiliki rasa dendam terhadap orang lain. Seseorang yang memiliki keimanan yang tinggi maka dalam dirinya terdapat kesabaran. Sabar sebagai pendidik dalam memberikan materi dan peserta didik dalam menerima pelajaran dari gurunya. Kesabaran dapat mendidik manusia untuk selalu berusaha, optimis, tidak mudah putus asa, tidak tergesa-gesa dalam melakukan suatu hal serta tetap teguh meski menerima ujian dan cobaan.

  

DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i

HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii

JUDUL............................................................................................................ iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 LatarBelakang Masalah ................................................................

  B.

  7 Rumusan Masalah ........................................................................

  C.

  7 Tujuan Penelitian .........................................................................

  D.

  8 Manfaat Penelitian .......................................................................

  E.

  8 Metodologi Penelitian ..................................................................

  F.

  Penegasan Istilah .......................................................................... 11 G.

  Telaah Pustaka ............................................................................. 12 H. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 13

  BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan .................................................................................. 16 1. Pengertian Pendidikan .......................................................... 16 2. Landasan Pendidikan ............................................................. 18 3. Tujuan Pendidikan ................................................................ 21

  1. Pengertian Pendidikan Islam ................................................ 23 2.

  Dasar Pendidikan Islam ........................................................ 25 3. Tujuan Pendidikan Islam ...................................................... 28 C. Kesabaran dalam Al-Qur‟an dan dalam Pendidikan ................... 29 1.

  Kesabaran dalam Al-Qur‟an ................................................. 29 a.

  Pengertian Kesabaran ....................................................... 29 b. Macam-macam Sabar ....................................................... 31 c. Hikmah-hikmah Kesabaran .............................................. 37 d. Hakekat Kesabaran ........................................................... 39 2. Kesabaran dalam Pendidikan ................................................ 41

  BAB III PENDIDIKAN KESABARAN DALAM AL- QUR’ANSURAT AL-INSAN AYAT 24 DAN AS-SYUURA AYAT 43 A. Surat Al-Insan ayat 24 dan Arti Mufrodat ................................. 45 B. Surat As-Syuura ayat 43 dan Arti Mufrodat.............................. 46 C. Pendapat para Mufassir ........................................................ ..... 47 D. Asbabun Nuzul surat Al-Insan ayat 24 .................... .......... ....... 57 E. Asbabun Nuzul surat As-Syuura ayat 43 ................. ................. 58 BAB IV RELEVANSI KESABARAN DALAM AL- QUR’AN SURAT AL-INSAN AYAT 24 DAN SURAT AS-SYUURA AYAT 43 A. Konsep Pendidikan Kesabaran ................................................. 60 B. Kesabaran dalam Al-Qur‟an Surat Al-Insan ayat 24 dan Surat As-Syuura ayat 43 ...................................................................

  64 C. Relevansi Pendidikan Kesabaran dalam Al-Qur‟an Surat

  Al-Insan ayat 24 dan Surat As-Syuura ayat 43 dengan konsep kesabaran dalam pendidikan ........................................

  65 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan .................................................................................. 72 B. Saran ........................................................................................... 74

  DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

  Lembar Konsultasi Nota Pembimbing Daftar Nilai SKK Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan adalah proses yang terus maju ke depan dan esensinya

  ialah penciptaan terus menerus dari gairah dan cita-cita. Tujuan kehidupan ini adalah membentuk insan yang mulia (insan kamil) dan setiap pribadi haruslah berusaha untuk mencapainya. Dalam kehidupan kita ini memerlukan pendidikan. Pendidikan penting dalam perkembangan bangsa dan negara. Pendidikan tidak hanya didapat melalui sekolah namun bisa didapatkan dari pengalaman. Misal dari pengalaman yang ada atau dari pengetahuan yang dimilikinya John Dewey (Dalam Daradjat 1982: 1) menyatakan bahwa: pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia guna membentuk dan mempersiapkan pribadinya agar hidup dengan disiplin (Yasin, 2008: 15).

  Melalui pendidikan manusia dapat menghadapi alam semesta demi mempertahankan kehiupannya. Agama Islam menetapkan pendidikan pada kedudukan yang paling tinggi dan penting pada ajarannya. Hal ini bisa dilihat dalam Al-

  Qur‟an dan Al-Hadist yang banyak menjelaskan tentang arti pendidikan bagi kehidupan umat manusia sebagai hamba Allah (Asrahah, 1999: 2).

  Seseorang yang mendapatkan pendidikan akan berbeda dengan orang yang tidak memilki pendidikan. Baik dalam hal pengetahuan, perilaku ataupun yang

  

lainnya. Semua itu dapat dilihat dari sikap dan kepribadiannya. Namun,

pendidikan tidaklah menentukan kebaikan dari pribadi seseorang. Pendidikan

sangatlah diperlukan dalam membentuk kepribadian dan perkembangan manusia

dan juga untuk memperbaiki masa depannya Dengan adanya pendidikan ini

manusia dapat memperbaiki kehidupannya. Pendidikan adalah proses sosialisasi

untuk mencapai kompetensi pribadi dan sosial sebagai dasar untuk

mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.

  Islam telah mengajarkan kepada manusia untuk berhubungan secara vetikal

dan horizontal. Hubungan manusia secara vertikal yaitu segala hal yang

berhubungan dengan ibadah serta ketaatannya kepada Allah swt. Sedangkan

horizontal yaitu hubungan manusia dengan manusia lainnya yang berhubunggan

dengan sosial atau kemasyarakatan. Salah satu diantaranya yaitu sifat sabar. Baik

sabar dalam menghadapi segala cobaan atau bahkan sabar ketika menjalankan

ibadah kepada Allah swt. Dalam hal ibadah manusia dianjurkan untuk bersikap

sabar. Segala amal dan perbuatan pasrahkan saja kepada Allah swt.

  Menjalankan ibadah merupakan tujuan utamanya manusia diciptakan yaitu

untuk menyembah Allah swt. Seseorang yang berakal adalah yang sabar dalam

menempuh segala macam kesulitan. Meski usahanya atau apa yang dilakukannya

belum berhasil tidak boleh berputus asa dan menyerah dengan apa yang

diperolehnya namun harus sabar. Rasul sendiri sudah mencontohkan perilaku

sabar ketika beliau dihina dan diludahi orang-orang kafir. Beliau memaafkan dan

tidak membalas mereka. Beliau hanya sabar dengan apa yang telah diperbuat

kepada beliau. Berbeda dengan umatnya yang jauh dari sifat sabar. Hanya dihina

atau diolok-olok oleh temannya bisa menimbulkan dendam atau dengki dalam

hatinya. Membalas apa yang telah dilakukan kepadanya. Sifat sabar hanya

  

dimiliki oleh makhluk berakal yaitu manusia saja. Manusia diberikan akal yang

membedakan dengan makhluk lainnya. Agar manusia selalu berfikir ketika

hendak melakukan sesuatu. Berbeda dengan binatang yang tidak memiliki sifat

sabar dalam dirinya. Yang dapat menghancurkan kehidupannya, yang dapat

mencelakakan dirinya ketika dalam melakukan suatu hal.

  Sabar merupakan keadaan mental yang sangat positif merupakan bagian

dari ajaran Islam. Sabar berarti memiliki keatabahan dan daya yang sangat kuat

untuk menerima beban, ujian, dan tantangan tanpa sedikitpun mengubah harapan

untuk menemui hasil yang ditanamkan.

  Sabar membentuk jiwa manusia menjadi kuat dan teguh. Disaat manusia

menghadapi bencana walaupun jiwanya tergoncang tetapi tidak akan panik, tidak

hilang sikap keseimbangannya. Hatinya tabah menghadapi bencana, tidak

berubah pendiriannya. Dapat diibaratkan seperti batu karang di tengah lautan

yang tidak akan sedikitpun tatkala dipukul ombak yang bergulung-gulung

(Nasution, 2011: 7).

  Dalam emosi pribadi seseorang telah demikian dipengaruhi hingga individu pada umumnya kurang dapat atau tidak dapat menguasai diri lagi.

  Tingkah laku perbuatannya tidak lagi memperlihatkan suatu norma yang ada dalam hidup bersama, teruji telah memperlihatkan sesuatu norma yang ada dalam hidup bersama, terbukti telah memperlihatkan adanya gangguan ataupun hambatan dalam diri individu. Seseorang yang mengalami emosi sering tidak lagi memperlihatkan keadaan sekitarnya.

  Tidak setiap yang positif membuat orang yang menerimanya

  hal

berperilaku positif.Tidak setiap kekayaan mampu menjadikan seseorang bahagia.

  

Musibah dan bencana memberi keyakinan bahwa kasih sayang Allah SWT

tercurah kepada kita (Effendy, 2012: 7). Rasulullah SAW bersabda yang artinya “

Besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan dan kuatnya kesabaran” (HR.

Tirmidzi).

  Menurut Yusuf Qardlawi yang dimaksud dengan cobaan yaitu cobaan

umum yang menimpa hati dengan ketakutan, menimpa perut dengan kelaparan,

menimpa harta dengan kekurangan, menimpa jiwa dengan kematian, menimpa

buah dengan kegagalan panen dan seterusnya (Qardlawi, 1989: 23). Dengan

kesabaran maka Allah akan mengangkat derajat orang yang mau bersifat sabar

itu. dalam suatu ayat Al-

  Qur‟an orang yang beriman saling berpesan dan untuk berbuat kebenaran dan kesabaran.

  

         

Artinya: kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh

dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat

menasehati supaya menetapi kesabaran (Departemen Agama RI, 2012:

601).

  Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa telah dijelaskan orang itu berada

dalam kerugian namun kecuali orang yang beramal shaleh, yang berpesan dengan

kebenaran dan saling berpesan dalam kesabaran. Kesabaran dapat menjadikan

manusia sebagai insan yang beruntung yang mendapatkan perlindungan dari

Allah. Dan ada beberapa ayat yang menegaskan bahwa sesungguhnya Allah SWT

bersama dengan orang yang sabar. Allah senantiasa memberikan perlindungan

kepada hambanya yang sabar yang tidak pernah mengeluh serta berputus asa saat

  

menerima cobaan yang diberikan Allah SWT. Dengan kesabaran yang tinggi,

seseorang dapat melewati perjalanan hidup yang tidak selamanya lurus.

  

Adasaatnya menurun, licin atau bahkan terjal perjalanan hidupnya. Seperti roda

yang berputar adakalanya roda kehidupan berada diatas dengan kebahagiaan yang

dialami dan adakalnya berada dibawah dengan ujian dan cobaan yang

menimpanya. Rintangan serta tantangan dapat dijadikan sebagai peluang dan

kesempatan untuk memperbaiki kehidupannya.

  Dalam menghadapi tiap-tiap keadaan dan situasi ini haruslah dengan sikap jiwa yang telah digariskan oleh Al- Qur‟an dan Hadist. Sudah dijelaskan bahwa tatkala mendapatkan nikmat dan bahagia dan apabila mendapat kesusahan atau ditimpa musibah harus bersikap sabar. Firman Allah pada Surat Al-Baqarah 155:

  

        

     155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan

  (Departemen

  berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar Agama RI, 2012: 24).

  Sabar bukan hanya sebagai pelengkap tetapi merupakan masalah pokok yang dibutuhkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas mental dan formalnya untuk mencapai kebahagiaan individu maupun sosial. Agama tidak akan tegak dan dunia tidak akan bangkit kecuali dengan sabar, sabar adalah kebutuhan manusiawi dan keagamaan, tidak akan tercapai kemenangan dunia dan kebahagiaan kecuali dengan sabar, siapa yang sabar akan mendapat tujuan, akan tetapi yang tidak sabar tidak akan mendapat sesuatu (Qardlawi, 1992: 10-11).

  Dalam Hadist juga disebutkan mengenai sabar, yaitu:

  • 27 : الله ُلىُس َر َلاَق َلاَق َُُّْع ُ هللَّا َي ِضَر ٌٍاَُِس ٍِْت ِةْيَهُص ىَيْحَي يتأ ٍَْع َو " :

  ىههَسو ِّْيَهَع ُالله ىّهَص َسْيَن َو ، ٌرْيَخ َُّن ُّههُك ُِ َرْيَأ هٌِإ ٍِِيْؤًُْنا ِرْيلأ ًاثَجَع : ٍِيْؤًُْهن هلاِإ ٍدَحِلأ َكِنَذ

  ُّْتَتاَصَأ ٌِْإ َو ، َُّن ًارْيَخ ٌَاَكَف َرَكَش ُءا هرَس ُّْتَتاَصَأ ٌِْإ . ىهسي ِاور " َُّن ًارْيخ ٌَاَكَف َرَثَص ُءا هرَض

  

Dari Abu Yahya, yaitu Shuhaib bin Sinan ra, katanya: Rasulullah saw

bersabda: “Amat mengherankan skali keadaan orang mukmin itu,

sesungguhnya semua keadaan keadaan itu adalah merupakan kebaikan

baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seorangpun

melainkan hanya untuk orang mukmin itu belaka, yaitu apabila ia

mendapatkan kelapangan hidup, iapun bersyukur, maka itu adalah

kebaikan baginya, sedang apabila ditimpa oleh kesukaran, yakni berupa

bencana, iapun bersabar dan hal inipun adalah merupakan kebaikan

baginya.” (Riwayat Muslim)(Al-Nawawi, 2009: 19) cobaan

  Namun tidaklah mudah ketika menerima tetap bersikap sabar tanpa mengeluh dan berputus asa. Manusia sebagai makhluk yang diciptakan berakal tidaklah jauh dari tempat salah dan lupa. Maka ketika mendapatkan suatu musibah akan mengeluh, berputus asa dan bersedih hati. Dari paparan di atas penulis merasa tertarik membahas masalah tersebut. Untuk itu penulis mengajukan judul PENDIDIKAN KESABARAN DALAM AL-

  QUR‟AN SURAT AL-INSAN AYAT 24 DAN AS-SYUURA AYAT 43.

B. Rumusan Masalah

  Dari judul penelitian diatas penulis berusaha untuk mengetahui pendidikan kesabaran maka dalam penelitian ini ada beberapa permasalahan diantaranya: 1.

  Bagaimanakah konsep pendidikan kesabaran? 2. Bagaimana konsep pendidikan kesabaran dalam Al-Qur‟an surat Al- Insan ayat 24 dan As-Syuura ayat 43.

  3. Adakah relevansi antara pendidikan kesabaran dalam Al-Qur‟an surat Al-Insan ayat 24 dan As-Syuura ayat 43 dengan konsep kesabaran dalam pendidikan? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan pokok masalah yang di rumuskan, berkembang menjadi beberapa poin yang akan menjadi tujuan penelitian. Tujuan itu adalah: 1.

  Untuk mengetahui konsep pendidikan kesabaran.

  2. Untuk memgetahui pendidikan kesabaran dalam Al-Qur‟an surat Al-Insan ayat 24 dan As-Syuura ayat 43.

  3. Untuk mengetahui relevansi antara pendidikan kesabaran dalam Al-

  Qur‟an surat Al-Insan ayat 24 dan As-Syuura ayat 43 dengan konsep kesabaran dalam pendidikan.

  D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1.

  Bagi IAIN Salatiga, untuk memperkaya daftar pustaka yang diberikan kepada mahasiswa di perpustakaan IAIN Salatiga, selain itu dapat dijadikan bukti dalam memberikan khazanah ilmu baru lewat generasi terdidik yang bisa menunjukan hasil penelitiannya.

  2. Untuk khalayak umum penelitian ini dibuat dapat mempermudah memahami makna pendidikan kesabaran dalam surat Al-Insan ayat 24 dan As-Syuura ayat 43 dan maksud dari ayat-ayat tersebut menurut para ulama‟ terkemuka.

  3. Buah kinerja bagi peneliti sendiri, selain memberikan wawasan baru dalam dunia pendidikan peneliti juga akan lebih memahami sejauhmana interpretasi dan ekspektasi dari ayat-ayat tentang kesabaran yang telah diteliti tersebut.

  E. Metodologi Penelitian

  Pengertian metode, berasal dari kata mothodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek atau subjek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan. 2014: 24).

  1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan mengumpulkan objek-objek penelitian bahwa yang akan diteliti menggunakan (library research). Dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, baik data primer, sekunder dengan mencari sumber-sumber kepustakaan (Kuswaya, 2011: 11).

  2. Pendekatan Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode tematik. Tafsir tematik yaitu sebuah penelitian pada tema tertentu untuk dikaji. Pada tafsir tematik ini hanya membahas mengenai sebuah permasalahan yang dijadikan penelitian sesuai dengan temanya.

  Langkah- langkah tafsir tematik atau tafsir maudhu‟i yaitu sebagai berikut: a.

  Memilih atau menetapkan masalah al-Qur‟an yang akan dikaji secara tematik atau maudhu‟i.

  b.

  Menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut menurut kronologi masa turunnya, disertai pengetahuan mengenai latar belakang turunnya ayat atau asbabun nuzul ayat.

  c.

  Memahami munasabah ayat-ayat tersebut didalam masing-masing suratnya. d.

  Menyusun tema bahasan didalam kerangka yang pas, sistematis, sempurna, dan utuh.

  e.

  Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh dengan cara menghimpun ayat yang mengandung pengertian serupa, menjelaskan ayat-ayat tersebut agar tidak ada makna- makna yang kurang tepat. (Abd Al-Hayy Al Farmawi, 1996: 45- 46) 3. Teknik Pengumpulan Data

  Metode yang digunakan peneliti adalah metode yang bersifat

  library research dalam pengumpulan data yang akan digunakan untuk

  penelitian, maka penulis membagi sumber data menjadi dua bagian: a.

  Sumber data primer, yaitu Al-Qur‟an dan Hadist yang berkaitan dengan kesabaran.

  b.

  Sumber data sekunder, yaitu tafsir-tafsir Al-Qur‟an yang berkaitan dengan kesabaran dan karya-karya para ahli serta buku-buku yang membahas tentang segala hal yang berkaitan dengan konsep kesabaran dalam pendidikan.

4. Metode Analisi Data

  Analisis non-statistik sesuai untuk data deskriptif. Data deskriptif sering hanya dianalisis menurut isinya, dan karena itu analisis seperti ini disebut juga analisis isi (content analysis)

  (Suryabrata, 1995: 85). Disini peneliti menggunakan metode content

  analysis dalam menguraikan makna yang terkandung dalam redaksi

  Al- Qur‟an, setelah itu dari hasil interpretasi tersebut dilakukan analisa secara mendalam guna menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh penulis.

F. Penegasan Istilah

  Untuk memperjelas makna judul serta menghindari penafsiran dan penjelasan juga sebagai batasan penulisan. Maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang penting di dalam judul.Adapun istilah- istilah itu:

  1. Pendidikan Pendidikan adalah bimbingan atau pembinaan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentunya kepribadian yang utama (Marimba, 1989: 17). Pengertian pendidikan adalah usaha yang di jalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok orang. Agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

  2. Kesabaran Sabar adalah keteguhan hati dalam menghadapi kesulitan dan bahaya atau dalam memperoleh lapangan dan kecukupan. Juga keteguhan hati dalam meneruskan pekerjaan dan melanjuatkan perjuangan. Sabar juga diartikan keteguhan hati dalam menghadapi kesulitan dan bahaya atau dalam memperoleh kelapangan dan kecukupan (Fachruddin, 1992: 348).

  3. Al-Qur‟an Al-

  Qur‟an secara harfiah berarti bacaan. Secara terminologi Al-Qur‟an adalah kitab suci yang diwahyukan Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW yang disampaikan lewat Malaikat Jibril yang dikomunikasikan dengan menggunakan bahasa Arab yang harus dipercayai kebenarannya tanpa syarat dan menjadi pedoman hidup bagi para pengikutnya (Supadie, dkk. 2012: 169).

  4. Pendidikan Kesabaran Pendidikan kesabaran dapat mendidik manusia agar selalu berusaha, tidak putus asa dan menerima begitu saja apa yang terjadi dalam dirinya, mendidik manusia untuk selalau optimis tidak menyerah serta pasif dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan suatu hal. Semua yang dilakukan penuh dengan rasa sabar.

G. Telaah pustaka

  Kajian yang membahas tentang pendidikan kesabaran dalam Al- Qur‟an ini membahas mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan kesabaran. Manusia yang memiliki akal seharusnya lebih bersabar dalam menghadapi setiap masalah yang ada. Karena manusia berbeda dengan makhluk ciptaan Allah swt dibandingkan yang lainnya. Dalam Al-

  Qur‟an banyak ayat yang berhubungan dengan pendidikan kesabaran. Baik sabar dalam hal ibadah, sabar ketika menghadapi cobaan atau ketika mendapatkan musibah.

  Manusia adalah makhluk yang eksplorasif dan potensial. Dikatakan makhluk eksploratif, karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia disebut sebagai makhluk potensial, karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemampuan bawaan yang dapat dikembangkan (Jalaluddin, 1996: 79). Sabar bukan hanya sebagai pelengkap tetapi merupakan masalah pokok yang dibutuhkan manusia untuk meningkatkan kualitas mental dan formalnya untuk mencapai kebahagiaan individual maupun sosial.

  Dalam setiap ayat mengenai kesabaran ini mempunyai spesifikasi yang berbeda. Meskipun sama halnya mengenai kesabaran namun didalamnya berbeda mengenai kesabaran seperti apa yang akan disampaikannya. Dalam hal ini kesabaran yang akan dilakukan yaitu kesabaran dengan ketetapan yang telah Allah berikan dan kesabaran saat terdzalimi dan memaafkan orang yang mendzaliminya.

H. Sistemika Penulisan Skripsi

  Sistematika penulisan skripsi yang disusun terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halamn pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran.

  Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

  BAB I : Pendahuluan Berisi mengenai latar belakang penelitian, rumusan dan tujuan penelitian, dan juga manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan yang digunakan dalam membuat penelitian agar lebih terstruktur dan sistematis.

  BAB II : Landasan Teori Dalam bab II ini landasan teori diuraikan sebagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, meliputi teori-teori yang berhubungan dengan Pendidikan Kesabaran dalam Al-

  Qur‟an surat Al-Insan ayat 24 dan As- Syuura ayar 43 dengan pendidikan.

  BAB III : Pendidikan Kesabaran dalam Al- Qur‟an surat Al-Insan ayat 24 dan surat As-Syuura ayat 43. Dalam bab ini akan membahas mengenai asbabun nuzul ayat, pandangan mufasir, dan tafsir ayat tentang kesabaran surat Al-Insan ayat 24 dan As-Syuura ayat 43.

  BAB IV : Relevansi Kesabaran dalam Al- Qur‟an surat Al-Insan ayat 24 dan As-Syuura ayat 43 dengan konsep kesabaran dalam Pendidikan.

  Dalam bab IV ini peneliti memfokuskan pada inti pembahasan Pendidikan Kesabaran dan Relevansi Kesabaran dalam Al- Qur‟an surat Al-Insan ayat 24 dan As-Syuura ayat 43 dengan konsep kesabaran dalam Pendidikan.

  BAB V : Penutup Adalah bab yang memuat kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi ini, saran-saran dan kalimat penutup yang sekiranya dianggap penting dan daftar pustaka.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan Kata pendidikan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata didik,

  yang mendapat awalan pe- dan akhiran –an, yang berarti sebagai proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses perbuatan, cara mendidik. (KBBI, 1994: 232). Disini pendidikan secara etimologi diartikan memelihara, memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran.

  Dalam bahasa Arab ada kata

  ta‟lim dan tarbiyah, berarti pengajaran dan pendidikan, yang berasal dari kata „allama dan rabba.

  Disamping itu ada kata ta ‟dib yang ada hubungannya dengan kata adab yaitu susunan. Mendidik berarti membentuk manusia menempati tempat yang tepat dalam susunan masyarakat dalam posisi proporsional sesuai ilmu dan tekhnologi yang dikuasainya (Yusuf, 1995: 94).

  Dalam arti yang sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai- nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan menurut para ahli, antara lain:

  1) John Dewey

  Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan- kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. (Hasbullah, 2005: 2). 2)

  Driyarkara Di kutip oleh Driyakarya dalam bukunya Hasbullah

  (2005:2) Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani.

  3) Ki Hajar Dewantara

  Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup, tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya dikutip oleh Suwarno dalam bukunya (Hasbullah, 2005: 4). 4)

  Menurut UU No. 20 th 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (Hasbullah, 2005: 4).

  Pengertian pendidikan seperti yang lazim dipahami sekarang belum terdapat di zaman Nabi. Tetapi usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam menyampaikan seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi msulim itu, telah mencakup arti pendidikan dalam pengertian sekarang (Daradjat, 1992: 27).

  Dari pengertian pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan berarti suatu usaha yang dilakukan oleh manusia dalam rangka untuk membentuk tingkah laku dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sesuai dengan norma yang sudah ada dalam masyarakat guna mencapai insan kamil atau manusia yang seutuhnya.

2. Landasan Pendidikan

  Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landaasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan islam sebagai suatu usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan kemana suatu kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan islam itu dihubungkan.Landasan itu terdiri dari: a.

  Al-Qur‟an Al-

  Qur‟an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-

  Qur‟an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut AQIDAH, dan yang berhubungan dengan amal yang diseb utu SYARI‟AH.

  Pendidikan, karena termasuk ke dalam usaha atau tindakan untuk membentuk manusia, termasuk kedalam ruang lingkup mu‟amalah. Pendidikan sangat penting karena ikut menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik pribadi maupun masyarakat.

  b.

  As-Sunnah As-Sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan

  Rasul Allah SWT. Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al- Qur‟an. Seperti Al- Qur‟an, Sunnah juga berisi aqidah dan syari‟ah.

  Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertakwa. Untuk itu Rasul Allah menjadi guru dan pendidik utama.

  Oleh karena itu Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebabnya, mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk sunnah yang berkaitan dengan pendidikan.

  c.

  Ijtihad Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berfikir deng an menggunakan selalu ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syari‟at islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum Syari‟at Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al- Qur‟an dan Sunnah.

  Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-

  Qur‟an dan Sunnah. Namun demikian, ijtihad harus mengikuti kaidah-kaidah yang diatur oleh para mujtahid tidak boleh bertentangan dengan isi Al-

  Qur‟an dan As-Sunnah tersebut. Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al- Qur‟an dan Sunnah yang diolah oleh akal sehat dari para ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup di suatu tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori-teori pendidikan baru hasil ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup.

  Kegiatan pendidikan dan pengajaran yang merupakan tugas setiap warga negara dan pemerintah, harus berlandaskan filsafat dan pandangan hidup bangsa ini, dan harus dapat membina warga negara yang berfilsafat dan berpandangan hidup sama.

  (Daradjat. 1992: 19-22).

3. Tujuan Pendidikan

  Tujuan dalam proses pendidikan, dalam hal ini pendidikan Islam adalah cita-cita yang mengandung nilai-nilai Islam yang hendak dicapai dalam proses pendidikan dalam proses pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam seacara bertahap (Arifin, 1991: 224).Tujuan pendidikan yang lainnya meliputi, antara lain: a.

  Tujuan umum Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan.

  b.

  Tujuan akhir Pendidikan islam itu berlangsung selam hidup. Maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Tujuan umum yang berbentuk Insan Kamil dengan pola takwa dapat mengalami perubahan naik turun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang.

  c.

  Tujuan sementara Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.

  Pada tujuan sementara bentuk Insan Kamil dengan pola takwa sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana, sekurang-kurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik.

  d.

  Tujuan operasional Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu tujuan operasional.

  Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari anak didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat operasionalnya lebih ditonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian(Daradjat, 1992: 30-33).

B. Pendidikan Islam 1.

  Pengertian Pendidikan Islam Secara etimologi pendidik an berasal dari bahasa Yunani “

  Paedagogie” yang terdiri dari dua kata pais yang berarti anak dan again yang artinya bimbingan (Ahmadi dan Uhbiyati, 2001: 69).

  Jadi artinya bimbingan yang diberikan kepada anak.

  Sedangkan secara terminlogi, John Dewey sebagaimana dikutip oleh Hasbulalh menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental scara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia (Hasbullah, 2005: 2).

  Islam ditenggarai sebagai bentukan dari kata istislam (penyerahan diri sepenuhnya kepada ketentuan Allah), salam (keselamatan), dan salima (kesejahteraan). Secara harfiah islam juga dapat diartikan menyerahkan diri, selamat dan kesejahteraan.

  Maksudnya orang yang mengikuti Islam akan memperoleh keselamatan dan kesejahteraan dunia akhirat. Arti lainnya ialah sullam yang berarti tangga. Dalam konteks pendidikan makna ini setara dengan peningkatan kualitas sumber daya insani (layaknya tangga, meningkat naik) (Rakhmat, 2003: 68).

Dokumen yang terkait

TAFSIR SURAT IBRAHIM AYAT 18 SURAT AL-BAQARAH AYAT 68 DAN SURAT YUSUF AYAT 41 (Kajian Metode Amtsal dalam Pembelajaran Agama Islam)

0 7 104

PEMAHAMAN TAUBAT DALAM AYAT AYAT AL QUR’AN PADA PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYYAH NAQSYABANDIYAH DI DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 71

PEMAHAMAN TAUBAT DALAM AYAT AYAT AL QUR’AN PADA PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYYAH NAQSYABANDIYAH DI DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 70

PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN SURAT AN-NISĀ’ AYAT 9 DAN AT- TAHRĪM AYAT 6 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 89

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR‟AN (TELAAH SURAT „ABASA AYAT 1-10) SKRIPSI

0 0 92

PENDIDIKAN KESABARAN DALAM AL-QUR’AN SURAH AL-BAQARAH AYAT 45, 153, 249 DAN ALI IMRAN 125, 186, 200 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 109

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN SURAT AN NAHL AYAT 90-91 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 83

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ ANAK TERHADAP ORANG TUA KAJIAN SURAT AL ISRA’ AYAT 23-24 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 110

KONSEP JILBAB DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN (NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM SURAT AL AHZAB AYAT 33 DAN 59, AL A’RAF AYAT 26 DAN 31, DAN AN NUR AYAT 31) SKRIPSI

0 0 122

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KELUARGA DALAM AI-QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19 SKRIPSI

0 0 129