ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMK NEGERI 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI

PENDIDIK DI SMK NEGERI 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

Oleh: TRI HASTUTI

K7408278

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama

: Tri Hastuti

NIM

: K7408278

Jurusan/Program Studi : PIPS/Pendidikan Ekonomi BKK Administrasi

Perkantoran

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul Analisis Profesionalisme Guru Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar- benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atass perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Tri Hastuti

PENDIDIK DI SMK NEGERI 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI

Oleh: TRI HASTUTI K7408278

Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Pembimbing I,

Dra. C. Dyah Indrawati S.i , M.Pd NIP 19611122 198903 2 001

Pembimbing II,

Anton Subarno, S.Pd, M.Pd NIP 19751223 200701 1 002

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Tanggal :

Tim Penguji Skripsi Tanda Tangan Ketua

: Dr. Djoko Santoso Th, M.Pd

____________ Sekretaris : Susantiningrum, S.Pd, S.E, MAB

____________ Anggota I : Dra. C. Dyah Indrawati S.i , M.Pd

____________ Anggota II : Anton Subarno, S.Pd, M.Pd

Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP. 19660415 19903 1 002

Tri Hastuti. ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT

PENDIDIK DI SMK NEGERI 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI .

Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui guru yang bersertifikat pendidik apakah sudah melaksanakan tugasnya sesuai standart profesionalisme yang ditentukan dan Untuk mengetahui dampak guru yang telah bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode etnografi. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari kepala sekolah, guru yang bersertifikat pendidik, dan siswa. Teknik pengambilan sample atau cuplikan dengan menggunakan ”Purposive Sampling”dan”Snow-Ball Sampling”. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Uji validitas data dengan menggunakan triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis interaktif.

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri kabupaten Boyolali sudah menguasai materi pelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari pengembangan dan penyampaian materi pelajaran ketika pembelajaran berlangsung. Pembelajaran di kelas menjadi lebih hidup karena guru menguasai materi pelajaran. Manajemen pengelolaan kelas yang baik dengan membentuk kelompok-kelompok diskusi membuat pembelajaran lebih berarti. Penyampaian materi pelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari (kontekstual) menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali belum menguasai TIK dalam mendukung pembelajaran, hal tersebut dikarenakan keterbatasan sarana prasarana dan kurangnya kompetensi guru dalam bidang tersebut dan masalah manajemen waktu. Guru bersertifikat pendidik SMK SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali belum melaksanakan PTK karena kendala manajemen waktu. Dampak sertifikasi yang terjadi di SMK Negeri 1 Sawit Boyolali adalah; guru yang bersertifikat pendidik belum melaksanakan tugasnya dengan maksimal Hal ini dapat dilihat dari hasil pemebelajaran siswa,masih adanya siswa yang belum tuntas atau mengulang yaitu sebanyak 10 orang siswa.

Tri Hastuti. AN ANALYSIS OF PROFESSIONALISM OF THE EDUCATOR-CERTIFIED TEACHERS AT STATE VOCATIONAL HIGH

SCHOOL 1 OF SAWIT, BOYOLALI REGENCY. Skripsi: The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, July 2012.

The objectives of this research are to investigate: (1) the implementation whether the educator-certified teachers have implemented their duties based on the determined professionalism standard, and (2) what impacts arise from the duties implemented by the educator-certified teachers at State Vocational High School 1 of Sawit, Boyolali regency.

This research used the qualitative research method with the ethnographic approach. It was conducted at State Vocational High School 1 of Sawit, Boyolali regency. The sources of the data of the research were School Principal of the school, the educator-certified teachers, and the students. The samples of the research were taken by using the purposive sampling and snow ball sampling technique. The data of the research were gathered through in-depth interview, observation, documentation. The data of the research were validated by using the data source and method triangulations. They were then analyzed by using the interactive technique of analysis.

The results of the research are as follows: 1) The educator-certified teachers at State Vocational School 1 of Sawit, Boyolali have mastered the teaching material as indicated by the development and delivery of the teaching material during the lesson. In addition, the teaching and learning process in the class becomes livelier, and the good class management makes the class more meaningful. As well, the contextual or daily life-related learning material delivery makes the lesson more meaningful to the students. In general, the educator- certified teachers, however, have not mastered the Information and Communication Technology to support the teaching and learning process due to the limited facilities and infrastructures of the school and their lack of competency in the related field as well as their poor time management. As result, they have not by and large done the Classroom Action Research due to the constraints in time management.

Keywords: The educator-certified teachers and professionalism of the educator- certified teachers

 Buatlah sesenang mungkin ibu kita, supaya kalimat yang keluar dari mulutnya adalah kalimat pujian bukan kalimat cacian.

(Ust. H. Jefri Al-Bukhori)

 Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan. Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.

(Adri Wongso)

 Hidup harus semangat, walaupun rintangan sebesar apapun yang

menghadang tetap semangat. (Penulis)

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

 Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat dan baktiku.

 Kakak-kakakku tersayang dan keluarga besarku yang membanggakan.

 Reky Aspriyadi terimakasih karena membuatku mengerti arti dari kata

“kehidupan” , “kasih sayang” , dan “keikhlasan”.

 My best friend Augustha Monika, Sari Fatmawati,. Sahabatku yang selalu

memberiku semangat dan selalu mendengarkan keluh kesahku tentang skripsi, cinta, dan segala masalah yang ada di hidupku.

 Seluruh teman-teman PAP ’08 ( Khususnya Kelas B ) Terimakasih atas kerjasama dan kekompakannya.

 Dosen ku yang selalu membimbinngku selama ini.

 Almamaterku

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang member ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Profesionalisme Guru Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali.

Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta segenap jajarannya, yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial yang telah menyetujui permohonan ijin menyusun skripsi.

3. Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi.

5. Dra. C. Dyah Indrawati S.i, M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Anton Subarno, S.Pd M.Pd, selaku Pembimbing II yang dengan sabar senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK PAP yang

Boyolali yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali.

9. Bapak dan Ibu guru SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali yang telah membantu dalam perijinan dan pengumpulan data.

10. Para siswa SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-per satu yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan peneliti. Meskipun demikian, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Peneliti

Gambar Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ............................................................ 23 Gambar 2. Skema Komponen Analisis Data.................................................. 29 Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian ........................................................... 32 Gambar 4.Skema Struktur Organisasi.............................................................35

Gambar 1. Tabel 1 Perincian Jumlah Guru dan Karyawan.............................38 Gambar 2. Tabel 2 Perincian Jumlah Prasarana...............................................39 Gambar 3. Tabel 3 Keadaan Jumlah Siswa......................................................40

Lampiran Halaman

1. Jadwal Penelitian .................................................................................... 77

2. Daftar Pertanyaan Wawancara ................................................................ 78

3. Field Note ................................................................................................ 83

4. Identitas Sekolah....................................................................................122

5. Daftar Guru Bersertifikasi.......................................................................123

6. Data Pokok PSMK 2012 SMK Negeri 1 Sawit......................................124

7. Foto-Foto ................................................................................................ 132

8. Surat Permohonan izin Penyusunan Skripsi............................................137

9. Surat keputusan dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi...............138

10. Surat Permohonan Izin Observasi .......................................................... 139

11. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................................ 140

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan guru di Indonesia langsung atau tidak langsung berkaitan dengan profesionalisme guru yang masih belum memadai, sehingga perlu diselesaikan secara komprehensif menyangkut semua aspek terkait yaitu kesejahteraan, kualifikasi, pembinaan, perlindungan profesi, dan administrasinya. Dalam hal ini, ditengarai bahwa profesionalisme guru di Indonesia masih sangat rendah, dan secara makro merupakan penyebab rendahnya mutu pendidikan nasional secara keseluruhan. Peningkatan mutu guru lewat program sertifikasi ini sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan (Muslich, 2007: 8).

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Civil Effect dari program sertifikasi adalah diberikannya tunjangan profesi bagi guru dan dosen yang telah bersertifikat (Murtiyasa, 2008). Permasalahannya sekarang,

dapatkah

program sertifikasi

guru meningkatkan profesionalisme guru? Guru profesional di samping mereka berkualifikasi akademik juga dituntut memiliki kompetensi, artinya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasainya dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen disebutkan kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

Memang harus diakui, bahwa istilah sertifikasi guru ini dalam dunia pendidikan kita adalah hal yang sangat baru. Bagi negara-negara maju seperti USA, Inggris, Jepang dan Korea Selatan, sertifikasi guru bukanlah hal baru, bahkan di negara tetangga kita, Singapura, sertifikasi pada guru sudah dikenal sejak lama. Kondisi pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan, dalam kenyataan sulit mengalami kemajuan yang berarti, bahkan dalam skala global kualitas pendidikan kita jauh di bawah negara-negara tetangga. Berdasarkan data Human Development Index, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh tiap-tiap negara Australia menempati peringkat ke-7, Singapura peringkat ke-22, Malaysia peringkat ke-56, Thailand peringkat ke-67, Philipina peringkat ke-77, sedangkan Indonesia menempati urutan ke-105 (Trianto dan Tutik, 2007: 14).

Menyadari kondisi diatas, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan standar kompetensi dan sertifikasi guru, antara lain dengan disahkannya undang-undang guru dan dosen (UUGD) yang ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang guru dan dosen, yang kesemuanya itu dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru. Mulyasa (2007: 9), mengemukakan tujuh indikator yang menunjukkan lemahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar (teaching), yaitu (a)

(d) rendahnya motivasi berprestasi, (e) kurang disiplin, (f) rendahnya komitmen profesi, (g) serta rendahnya kemampuan manajemen waktu.

Pelaksanaan sertifikasi guru yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam jabatan dilaksanakan dalam bentuk penilaian portofolio. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu (Team Kreatif Pustaka Pendidikan, 2008: 83). Portofolio, memang telah menjadi dasar penentuan sebesar apa profesionalitas dan kompetensi guru. Akan tetapi dalam pelaksanannya pun sebenarnya masih harus banyak perbaikan dan ketelitian. Apalagi penyusunan berkas pada portofolio juga dipahami bersama sangat rentan adanya rekayasa atau pemalsuan. Penyusunan portofolio juga harus diperhatikan lagi agar benar-benar mencerminkan kinerja guru bukan hanya masalah masa kerja guru.

Selain itu juga melalui Persyaratan Khusus Untuk Guru yang Mengikuti Penilaian Portofolio dan PLPG dengan ketentuan syarat sebagai berikut; 1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin penyelenggaraan. 2) Memiliki masa kerja sebagai guru (PNS atau bukan PNS) minimal 6 tahun pada suatu satuan pendidikan dan pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terbit yang bersangkutan sudah menjadi guru. 3) Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang BELUM memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila; a) pada 1 Januari 2011 sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau b) mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK kenaikan pangkat). .(Permendiknas No. 11 Th 2011) Selain itu juga melalui Persyaratan Khusus Untuk Guru yang Mengikuti Penilaian Portofolio dan PLPG dengan ketentuan syarat sebagai berikut; 1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin penyelenggaraan. 2) Memiliki masa kerja sebagai guru (PNS atau bukan PNS) minimal 6 tahun pada suatu satuan pendidikan dan pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terbit yang bersangkutan sudah menjadi guru. 3) Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang BELUM memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila; a) pada 1 Januari 2011 sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau b) mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK kenaikan pangkat). .(Permendiknas No. 11 Th 2011)

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan mengembangkan diri (Permendiknas no.22 tahun 2006). Oleh karena itu, diperlukan guru-guru yang profesional untuk mewujudkan tujuan pendidikan kejuruan sesuai dengan Permendiknas no.22 tahun 2006.

SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali merupakan SMK negeri yang yang telah berdiri sejak tahun 2007, pada akreditasi sekolah tahun 2010 mendapatkan peringkat B. Sekolah ini termasuk sekolah baru 6 tahun berdiri perlu banyak sekali pembenahan dari segi sarana dan prasarana, dengan keterbatasan ini guru dintuntut untuk lebih kreatif dalam memberdayakan sarana dan prasarana demi menunjang tujuan dari sekolah dan tujuan pendidikan pada khususnya.

Setiap guru dan mata pelajaran mempunyai karakterisitik masing- masing yang bersifat abstrak menjadi alasan ketertarikan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Sehingga guru harus mampu menguasai Setiap guru dan mata pelajaran mempunyai karakterisitik masing- masing yang bersifat abstrak menjadi alasan ketertarikan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Sehingga guru harus mampu menguasai

untuk meneliti dengan judul “Analisis Profesionalisme Guru Bersertifikat Pendidik Di SMK Nege ri 1 Sawit Kabupaten Boyolali”

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut: Bagaimana guru yang bersertifikat pendidik melaksanakan tugasnya

sesuai standart profesionalisme yang ditentukan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui guru yang bersertifikat pendidik apakah sudah melaksanakan tugasnya sesuai standar profesionalisme yang ditentukan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk:

a. Bahan pengembangan wawasan konseptual dalam pemahaman a. Bahan pengembangan wawasan konseptual dalam pemahaman

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk:

a. Bagi guru SMK Negeri 1 sawit Kabupaten Boyolali, diperolehnya informasi tentang ciri-ciri profesionalisme guru bersertifikat pendidik.

b. Bagi siswa SMK Negeri 1 sawit Kabupaten Boyolali, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran yang dipimpin oleh guru bersertifikat pendidik yang profesional.

c. Bagi Kepala SMK Negeri 1 sawit Kabupaten Boyolali, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi kinerja guru bersertifikat pendidik mengenai profesionalisme guru.

d. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Boyolali, hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan kebijakan pemerintah tentang profesionalisme guru dan sertifikasi guru dalam rangka pembenahan dunia pendidikan khususnya peningkatan mutu guru.

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori Dan Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Kajian Teori

a. Hakikat Profesi Guru

1) Definisi Profesi

Menurut Uno (2007: 15), guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Sementara itu, Kunandar (2007: 45), mengemukakan bahwa profesi adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Sedangkan menurut Popa (2006), yang membedakan antara profesi dengan pekerjaan adalah pengetahuan khusus, komitmen untuk melayani klien dan otonomi dalam prakteknya.

Definisi profesi diatas dapat memberikan pengertian bahwa suatu profesi adalah kegiatan seseorang untuk menghidupi kehidupannya. Profesi biasanya berkaitan dengan mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian, profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup.

2) Karakteristik Profesi

Heystek and Lethoko (2001) mengemukakan bahwa beberapa karakteristik profesi yaitu sebagai berikut (1) pendapatan tinggi, prestis/gengsi, dan kehormatan; (2) pengetahuan khusus berdasarkan penelitian ilmiah dan teori-teori; (3) pelatihan dan kualifikasi yang tinggi dalam jangka panjang; (4) otonomi dan mekanisme dibuat oleh anggotanya dalam menentukan standar kompetensi; (5) mempunyai kode etik; (6) mengutamakan pelayanan (public

15), mengemukakan bahwa tugas dan tanggung jawab guru begitu kompleks, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus antara lain sebagai berikut.

a) Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.

b) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.

c) Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

d) Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.

e) Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.

f) Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

g) Memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya, guru dengan muridnya.

h) Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat. Rumusan pengertian di atas dapat memberikan pengertian bahwa dalam suatu pekerjaan yang bersifat profesional dipergunakan teknik serta prosedur yang bertumpu pada landasan intelektual yang dipergunakan langsung bagi kemaslahatan orang lain. Dapat pula dikatakan bahwa suatu pekerja profesional pada hakikatnya adalah seorang yang melakukan pelayanan atau pengabdian yang dilandasi dengan kemampuan profesional serta falsafah hidup yang mantap. Seorang guru harus mempunyai kepribadian yang mantap sebagai tenaga kependidikan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien.

Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara itu, pada pasal 1 ayat 4, profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan/materi pelajaran yang diajarkan dan ahli mengajarnya (menyampaikannya). Dengan kata lain, guru profesional adalah guru yang mampu membelajarkan peserta didiknya tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik (Agung, 2006).

4) Tugas, Peran, dan Kode Etik Guru

a) Tugas Guru

Menurut Usman (2008: 6-8), guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yaitu dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang

Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Tampaknya masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat, yakni di depan memberi suri teladan, di tengah-tengah membangun, dan di belakang memberi dorongan dan motivasi. Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

b) Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Usman (2008: 9-12) mengemukakan bahwa peran guru yang dianggap paling dominan dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut.

1) Guru sebagai demonstrator Sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

2) Guru sebagai pengelola kelas Sebagai pengelola kelas (learning manager), guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar menjadi lingkungan yang baik sehingga kegiatan belajar mengarah pada tujuan pendidikan.

3) Guru sebagai mediator dan fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media 3) Guru sebagai mediator dan fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media

4) Guru sebagai evaluator Guru sebagai penilai hasil belajar siswa hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik (feed back) terhadap proses belajar mengajar. Umpan balik ini dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya.

c) Kode Etik Guru

Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong kedalam suatu profesi adalah memiliki kode etik. Begitu pula dengan profesi guru. Beberapa kode etik guru yang telah dirumuskan oleh PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) adalah sebagai berikut.

1) Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila.

2) Guru memiliki kejujuran profesional dalam menetapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.

3) Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.

4) Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya demi kepentingan anak didik.

5) Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitar sekolah maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

profesi.

7) Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja, maupun dalam hubungan keseluruhan.

8) Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan organisasi profesi sebagai sarana pengabdian.

9) Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

b. Kompetensi Profesionalisme Guru

Hamalik (2008: 42-43), mengemukakan bahwa profesionalisme guru mengandung pengertian yang meliputi unsur-unsur kepribadian, keilmuan dan keterampilan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kompetensi profesional guru tentu saja akan meliputi ketiga unsur itu walaupun tekanan yang lebih besar terletak pada unsur keterampilan sesuai dengan peranan yang dikerjakannya. Peran guru sebagai pendidik dan pengajar dapat dilaksanakan bila guru memenuhi syarat-syarat kepribadian dan penguasaan ilmu. Guru akan mampu mendidik dan mengajar apabila dia mempunyai kestabilan emosi, memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk memajukan anak didik, bersikap realistis, bersikap jujur, serta bersikap terbuka dan peka terhadap perkembangan terutama terhadap inovasi pendidikan.

Guru profesional di samping mereka berkualifikasi akademik juga dituntut memiliki kompetensi, artinya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasainya dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

(1) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan (1) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

(3) Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat. Kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan (Team Kreatif Pustaka Pendidikan, 2008: 15-18).

(4) Kompetensi profesional merupakan penguasaan substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi dan penguasaan struktur serta metode keilmuan. Penguasaan substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi meliputi pemahaman materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; pemahaman struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; pemahaman hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, penguasaan struktur serta metode keilmuan merupakan penguasaan langkah- langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi (Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas dengan modifikasi dalam (Kunandar, 2007: 77).

Peraturan Pemerintah (PP) No.74 Tahun 2008 tentang guru Bab II Pasal 3 ayat (7), kompetensi profesional yang merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan (1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan Peraturan Pemerintah (PP) No.74 Tahun 2008 tentang guru Bab II Pasal 3 ayat (7), kompetensi profesional yang merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan (1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan

c. Sertifikasi Guru

1) Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Sertifikasi Guru

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi standar kompetensi guru. Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, (3) meningkatkan martabat guru, (4) meningkatkan profesionalitas guru (Team Kreatif Pustaka Pendidikan, 2008: 5). Selanjutnya, manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut.

a) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru.

b) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional.

c) Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

d) Meningkatkan kesejahteraan guru.

2) Prinsip Sertifikasi

a) Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.

b) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru.

c) Dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

d) Dilaksanakan secara terencana dan sistematis.

e) Menghargai pengalaman kerja guru.

3) Syarat dan Penetapan Peserta Sertifikasi Guru

a) Persyaratan Peserta

1) Persyaratan Umum

(a) Guru yang masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan Kementerian Pendidikan Nasional kecuali guru pendidika agama. Sertifikasi guru bagi guru pendidikan agama dan semua guru yang mengajar di madrasah diselenggarakan oleh Kementerian Agama dengan kuota dan aturan penetapan peserta dari Kementerian Agama (Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal PMPTK dan Sekretaris Jenderal Departemen Agama Nomor SJ/Dj.I/Kp.02/1569/ 2007, Nomor 4823/F/SE/2007 Tahun 2007).

(b) Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan ketentuan:  bagi pengawas satuan pendidikan selain dari guru yang diangkat

sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (1 Desember 2008), atau

 bagi pengawas selain dari guru yang diangkat setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru harus pernah memiliki pengalaman formal sebagai guru.

(c) Guru bukan PNS pada sekolah swasta yang memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan (guru tetap yayasan), sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari Bupati/Walikota atau dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/kota.

(d) Pada tanggal 1 Januari 2012 belum memasuki usia 60 tahun. (e) Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK).

.(Permendiknas No. 11 Th 2011)

Portofolio dan PLPG

a) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin penyelenggaraan.

b) Memiliki masa kerja sebagai guru (PNS atau bukan PNS) minimal 6 tahun pada suatu satuan pendidikan dan pada saat Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terbit yang bersangkutan sudah menjadi guru

c) Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang BELUM memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila:

 pada 1 Januari 2011 sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau

 mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK kenaikan pangkat).

3) Persyaratan Khusus untuk Guru yang mengikuti Pemberian Sertifikat Secara Langsung (PSPL)

(a) Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang memiliki kualifikasi akademik magister (S-2) atau doktor (S-3) dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya, atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling atau konselor, dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b.

pendidikan yang memiliki golongan serendah-rendahnya IV/c atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c. .(Permendiknas No. 11 Th 2011)

b) Penetapan Peserta

1) Ketentuan Umum

(a) Semua guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang memenuhi persyaratan sebagaimana tersebut di atas mempunyai kesempatan yang sama untuk ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru.

(b) Penetapan peserta untuk jenis dan jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA, dan SMK dilakukan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota, sedangkan untuk satuan pendidikan SLB dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi.

(c) Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang sudah mengikuti sertifikasi guru pada tahun sebelumnya tetapi belum lulus, dapat mendaftarkan kembali sebagai peserta.

(d) Penetapan peserta dilakukan dan secara transparan melalui NUPTK Online yang sudah menampilkan data guru yang memenuhi persyaratan dan mengikuti urutan prioritas yang telah ditentukan.

(e) Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota harus memberikan alasan tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan apabila ada peserta yang seharusnya belum mendapat giliran tetapi ditetapkan sebagai peserta.

(f) Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota dapat menunda seseorang yang seharusnya sudah masuk kuota karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, misalnya mendapatkan sangsi (f) Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota dapat menunda seseorang yang seharusnya sudah masuk kuota karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, misalnya mendapatkan sangsi

(h) Penetapan peserta final hasil verifikasi akhir diumumkan secara terbuka melalui pertemuan dengan kepala sekolah, papan pengumuman di LPMP dan dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/kota, atau media lain.

(i) Dinas pendidikan kabupaten/kota mencetak Format A1 dan menerbitkan Surat Keputusan Penetapan Peserta Sertifikasi Guru beserta Daftar Nama Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2011 setelah seluruh proses penetapan peserta selesai.

2) Apabila ada guru calon peserta sertifikasi yang mengundurkan diri, keikutsertaannya dapat diganti oleh guru calon peserta sertifikasi yang lain sesuai urutan prioritasnya. .(Permendiknas No. 11 Th 2011)

c) Urutan Prioritas Penetapan Peserta

Guru yang dapat langsung masuk mengisi kuota sertifikasi guru adalah sebagai berikut. (a) Semua guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang memenuhi

persyaratan dan belum memiliki sertifikat pendidik. (b) Semua guru yang mengajar di daerah perbatasan, terdepan,

terluar7yang memenuhi persyaratan, (c) Guru dan kepala sekolah berprestasi peringkat 1 tingkat provinsi atau peringkat 1, 2, dan 3 tingkat nasional, atau guru yang mendapat penghargaan internasional yang belum mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan pada tahun 2007 s.d 2010.

langsung, (e) Guru SD dan SMP yang telah terdaftar dan mengajar pada sekolah

yang menjadi target studi sertifikasi guru,

Guru lainnya yang tidak masuk ketentuan di atas ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru berdasarkan kriteria urutan prioritas sebagai berikut: (1) masa kerja sebagai guru, (2) usia, (3) pangkat dan golongan, (4) beban kerja, (5) tugas tambahan, (6) prestasi kerja.(Permendiknas No. 11 Th 2011)

4) Mekanisme Sertifikasi Guru

Menurut Trianto dan Tutik (2007:27), mekanisme sertifikasi guru dapat dilakukan melalui dua bentuk, yaitu sertifikasi bagi calon guru untuk menjadi guru professional dan sertifikasi bagi guru yang sudah memiliki jabatan (sertifikasi guru dalam jabatan). Penjelasanya sebagai berikut:

a)Sertifikasi bagi calon guru

Sertifikasi bagi calon guru dapat ditempuh setelah yang bersangkutan memiliki kualifikasi pendidikan minimal (S1/D4) baik yang berlatarbelakang kependidikan maupun non-kependidikan dengan syarat bahwa kesarjanaan tersebut relevan dengan jenjang dan jenis pendidikan serta mata pelajaran yang akan diampu (Trianto dan Tutik 2007:27). Sertifikasi bagi calon guru dilakukan melalui pendidikan profesi, dipadukan dengan uji kompetensi guru pada akhir pendidikan profesi dan dilakukan secara terintegrasi.

b)Sertifikasi guru dalam jabatan

Berbeda dengan sertifikasi bagi calon guru, sertifikasi guru dalam jabatan dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu, Pertama, bagi guru yang belum memiliki kualifikasi pendidikan minimum S1/D4, maka yang bersangkutan harus mengikuti program peningkatan kualifikasi Berbeda dengan sertifikasi bagi calon guru, sertifikasi guru dalam jabatan dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu, Pertama, bagi guru yang belum memiliki kualifikasi pendidikan minimum S1/D4, maka yang bersangkutan harus mengikuti program peningkatan kualifikasi

Kedua, bagi guru yang memiliki kesarjanaan non-kependidikan yang belum memiliki akta IV sampai berlakunya UUGD, maka yang bersangkutan harus mengikuti terlebih dahulu pendidikan profesi guru dengan mempertimbangkan penilaian hasil belajar melalui pengalaman sebelum mengikuti sertifikasi melalui uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat pendidik dari perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan terakreditasi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Ketiga, bagi guru yang memiliki kesarjanaan atau diploma empat kependidikan dan non-kependidikan yang sudah memiliki akta IV langsung mengikuti sertifikasi guru melalui uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat pendidik dari perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan terakreditasi yang ditetapkan oleh pemerintah.

5) Sertifikat Pendidik

Merujuk pada ketentuan Pasal 42 ayat (1) UU Sisdiknas, menuntut bahwa guru dan dosen wajib memiliki sertifikat pendidik sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Istilah sertifikasi dalam makna kamus berarti surat keterangan (sertifikat) dari lembaga berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan Merujuk pada ketentuan Pasal 42 ayat (1) UU Sisdiknas, menuntut bahwa guru dan dosen wajib memiliki sertifikat pendidik sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Istilah sertifikasi dalam makna kamus berarti surat keterangan (sertifikat) dari lembaga berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan

Sertifikasi secara yuridis menurut ketentuan pasal 1 ayat (11) UUGD adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi persyaratan. Mulyasa (2007: 33-34), sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Sementara itu, Kunandar (2007: 79), sertifikasi profesi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Sertifikasi dilakukan oleh perguruan tinggi penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.

Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Menurut Kunandar (2007: 79), dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik. Sertifikasi guru merupakan keniscayaan masa depan untuk meningkatkan kualitas dan martabat guru, menjawab arus globalisasi dan menyiasati sistem desentralisasi.

2. Hasil penelitian yang relevan

Pamela Esprivalo Harrell and Mary Harris. Penelitian tersebut berjudul “Teacher Preparation without Boundaries: A Two-Year Study of an Online Teacher

Certification Program ” Journal of Technology and Teacher Education tahun 2006;

14, 4; Academic Research Library. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa

Program berhasil dengan baik dalam mencapai tujuan selama 2 tahun pelaksanaannya. Penelitian ini mengindikasikan keberhasilan program sertifikasi online dalam (a) pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh jumlah beragamnya kandidat yang memasuki program itu termasuk etnis dan gender; (b) meningkatkan jumlah calon guru yang disiapkan oleh University of North Texas (UNT) dalam waktu singkat untuk matematika dan science; (c) mendapatkan sikap calon guru yang setidaknya sama dengan program tradisional calon guru yang berkualitas dengan indikator meliputi ujian sertifikasi negara dan menilai dokumen portofolio; dan (d) calon guru puas dengan program sertifikasi online.

Simona Popa dan Clementina Acedo. Penelitian yang berjudul “Redefining