PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI ALAT PERAGA BENDA KONKRET PADA SISWA KELAS III MIM KARANGPLOSO DESA GOSONO KECAMATAN WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 20017/2018 - Test Repository

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI

PANJANG MELALUI ALAT PERAGA BENDA KONKRET

PADA SISWA KELAS III MIM KARANGPLOSO

DESA GOSONO KECAMATAN WONOSEGORO

TAHUN PELAJARAN 20017/2018

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh

AHMAD MUZAMIL

NIM 115 12 019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU

  

MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

MELALUI ALAT PERAGA BENDA KONKRET

PADA SISWA KELAS III MIM KARANGPLOSO

DESA GOSONO KECAMATAN WONOSEGORO

TAHUN PELAJARAN 20017/2018

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh

AHMAD MUZAMIL

NIM 115 12 019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU

  

MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

  

MOTTO

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”

(Al-Qamar – 49)

  

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Asy Syarh – 5)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini saya persembahkan kepada:

  

Ayah dan Ibu

  

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

  Puji syukur a

  lhamdulillahirabbil’alamin, penulis ucapkan sebagai rasa

  syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat- Nya yang tiada henti. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

  “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun

Datar Persegi, Persegi Panjang Melalui Alat Peraga Benda Konkrit Pada

Siswa Kelas III MIM Karangploso, Gosono, Wonosegoro Tahun Pelajaran

2017/2018 .

  Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga 3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

  4. Bapak Dr. Winarno, S.Si, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberi petunjuk, memberI motivasi, dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  

ABSTRAK

  Ahmad Muzamil. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Persegi, Persegi Panjang Melalui Alat Peraga Benda Konkret Pada Siswa Kelas III MIM Karangploso, Gosono, Wonosegoro Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing Dr. Winarno, M.Pd.

  Kata Kunci : Hasil Belajar Matematika, Bangun Datar, Alat Peraga Benda Konkret.

  Materi Bangun Datar sulit diterima oleh siswa kelas III MIM Karangploso, karena kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal itu menyebabkan nilainya dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Oleh karena itu perlu dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan PTK ini untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun datar pada siswa kelas III MIM Karangploso, Gosono dengan menggunakan Alat Peraga Benda Konkrit pada kelas III MIM Karangploso, Gosono, Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2017/2018.

  Rancangan penulisan ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan tes.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: penggunaan Alat Peraga Benda Konkrit dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MIM Karangploso, Gosono, Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari peningkatan siklus I jumlah siswa yang mendapat nilai 65 ke atas ada 17 dari 27 siswa atau persentase sebesar 63,2%, dan pada siklus II jumlah siswa yang mendapat nilai diatas 65 ada 26 dari 27 siswa atau persentase 96,3%. Dengan demikian, target yang di inginkan sudah meningkat sebesar 29,6%.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL..................................................................................... i LEMBAR BERLOGO.................................................................................. ii JUDUL......................................................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI...................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... v vi DEKLARASI………………………………………....................................

  MOTTO......................................................................................................... vii PERSEMBAHAN......................................................................................... viii KATA PENGANTAR.................................................................................. ix ABSTRAK.................................................................................................... xi DAFTAR ISI................................................................................................. xii DAFTAR TABEL......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................

  1 B. Rumusan Masalah.................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian..................................................................

  7 D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Penelitian……………

  7 E. Manfaat Penelitian................................................................

  8 F. Definisi Operasional.............................................................

  9

  G.

  11 Metodologi Penelitian..........................................................

  11 2.

  1. Rancangan Penelitian…………………………………….

  Subjek Penelitian………………………………………...

  12 3.

  Langkah-langkah Penelitian……………………………..

  12 4.

  Teknik Pengumpulan Data………………………………

  13 5.

  Instrumen Penelitian……………………………………..

  14 6.

  Analisis Data……………………………………………..

  15 H. Sistematika Penulisan...........................................................

  16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  Hasil Belajar.........................................................................

  17 1. Pengertian Hasil Belajar ...............................................

  17 2. Klasifikasi Hasil Belajar................................................

  19 3. Pengertian Matematika.................................................

  21 B. Materi Bangun Datar (Keliling dan Luas Persegi, Persegi Panjang)………………….....................................................

  23 1. Persegi............................................................................

  23 2. Keliling dan Luas Persegi.............................................

  24 3. Persegi Panjang..............................................................

  26 4. Keliling dan Luas Persegi Panjang................................

  27 C. Media Pembelajaran………...................................................

  28 1. Pengertian Media Pembelajaran….……………….............

  28 2. Macam-Macam Media…….............................................

  30 D. Media Konkret......................................................................

  32 1. Pengertian Media Konkret...............................................

  34 2. Fungsi Media Konkret………………………………….

  34 3. Karakteristik Media Konkret…………………………...

  33 E. SK-KD……………………………………………………..

  33 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.

  Subyek enelitian....................................................................

  35

  1.

  35 Waktu Pelaksanaan Penelitian.......................................

  2.

  35 Tempat Penelitian..........................................................

  3.

  36 Keadaan Guru dan siswa ...............................................

  B.

  38 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)....................................

  C.

  41 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I………………………...…..

  D.

  51 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II……………………………

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.

  59 Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ..................................

  1.

  59 Deskripsi Hasil Kondisi Awal Pra Siklus.......................

  2.

  63 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ................................

  3.

  72 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II................................

  B.

  80 Pembahasan Hasil Penelitian................................................

  BAB V PENUTUP A.

  85 Kesimpulan...........................................................................

  B.

  86 Saran.....................................................................................

  DAFTAR PUSTAKA

  87 …………………………………………………….

  LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 SK dan KDTabel 3.1 Data Nama Guru dan Tenaga Kependidikan MIM Karangploso, Gosono.Tabel 3.1 Data Siswa Kelas III di MIM Karangploso, Gosono..Tabel 3.3 Data Rekapitulasi Nilai Tes Kondisi Awal Siswa.Tabel 4.1 Data Nilai Sebelum Tindakan.Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I .Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus 1.Tabel 4.4 Nilai Siswa Siklus II.Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa II.Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Siklus I dan Siklus IITabel 4.7 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang mencapai KKM per Siklus.

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian menurut Arikunto (2006:16).

Gambar 2.1 Persegi ABCD.Gambar 2.2 Persegi ABCD.Gambar 2.3 Persegi ABCD.Gambar 2.4 Persegi Panjang ABCD.

  Gambar 3.1

  VCD Berbentuk Persegi Gambar 3.2

  VCD Berbentuk Persegi Panjang Gambar 3.3

  VCD Berbentuk Persegi Gambar 3.4

  VCD Berbentuk Persegi Panjang

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 RPP Siklus 1 Lampiran 2 RPP Siklus 2

Lampiran 3 Lembar Soal Siklus dan Lembar Jawab Siswa Siklus 1

Lampiran 4 Lembar Soal Siklus dan Lembar Jawab Siswa Siklus 2

Lampiran 5 Data Obsevasi Murid dan Guru Siklus 1 Lampiran 6 Data ObservasiMurid dan Guru Siklus 2 Lampiran 7 Dokumentasi Lampiran 8 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 9 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 10 Lembar Konsultasi Pembimbing Lampiran 11 Daftar SKK Lampiran 12 Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang membutuhkan usaha

  dan kerja keras demi tercapainya mutu pendidikan yang lebih baik. Yaitu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Mutu pendidikan dapat terwujud jika proses pembelajaran diselenggarakan secara efektif, artinya pembelajaran dapat berlangsung secara lancar, terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

  Proses pembelajaran memiliki makna yang lebih luas, dimana didalamnya terdapat kesatuan kegiatan yang melekat antara siswa dan guru dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Yaitu proses belajar yang dilakukan siswa, sedangkan guru bertugas sebagai mediator, dan fasilitator. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Usman, 1995:7). Pengembangan ketrampilan sangat penting bagi siswa, hal ini akan tercapai manakala terjadi keaktifan belajar. Tapi dalam pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi saat ini sangat pesat, sehingga mendorong adanya persaingan yang sangat ketat di berbagai bidang kehidupan. Bahkan menimbulkan berbagai masalah yang menyebabkan kehidupan tidak menentu. Kondisi tersebut mendorong peneliti untuk membekali siswa agar mampu menghadapi tantangan, persaingan ,ketidakpastian, dan permasalahan pelik dan rumit. Generasi muda sekarang perlu memperoleh bekal pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kemajuan.

  Dalam kehidupan sehari-hari banyak ilmu yang berhubungan dengan proses pembelajaran. Salah satunya adalah ilmu matematika. Banyak definisi dan deskripsi tentang ilmu matematika. Apa itu matematika? Hingga saat ini belum ada kesepakatan yang bulat di antara para matematikawan tentang apa yang disebut matematika itu. Untuk mendeskripsikan definisi matematika, para matematikawan belum pernah mencapai satu titik “puncak” kesepakatan yang “sempurna”. Banyaknya definisi dan beragamnya deskripsi yang berbeda dikemukakan oleh para ahli mungkin disebabkan oleh pribadi (ilmu) matematika itu sendiri, dimana matematika termasuk salah satu disiplim ilmu yang memiliki kajian sangat luas, sehingga masing-masing ahli bebas mengemukakan pendapatnya tentang matematika berdasarkan sudut pandang, kemampuan, pemahaman, dan pengalamanya masing-masing. Oleh sebab itu, , matematika tidak akan pernah selesai untuk didiskusikan, dibahas, maupun diperdebatkan. Penjelasan mengenai apa dan bagaimana sebenarnya matematika itu akan terus mengalami perkembangan seiring dengan pengetahuan dan kebutuhan serta laju perubahan zaman (Fathani dkk.

  2009:17).

  Menurut Jannah (2011:25) Pada awalnya, matematika adalah ilmu hitung atau ilmu tentang perhitungan angka-angka untuk menghitung berbagai benda ataupun yang lainnya. Ini merupakan bentuk matematika sederhana yang dalam penggunaannya di kehidupan sehari hari sangat simpel. Misalnya, dalam skala kecil, ilmu hitung ini digunakan oleh orang-orang zaman dahulu untuk menghitung pasukan, menghitung jumlah barang atau uang yang harus ditukarkan saat barter, menghitung hasil panen, dan lain sebainya. Sedangkan dalam skala yang lebih besar, ilmu hitung ini digunkan oleh orang0orang zaman dahulu untuk mengukur ruang, benda, dan lainnya saat mebuat rumah. Bahkan, dalam membuat sebuah bangunan macam istana hingga candi, ilmu hitung ini (terutama ilmu ukur) sangat mutlak digunakan.

  Matematika adalah suatu pengetahuan yang sangat penting menunjang pengetahuan lain. Misalnya di bidang teknik, ekonomi, ilmu sosial, serta matematika dari ilmu pengetahuan alam sendiri.

  Memahami ilmu matematika sebagai salah satu upaya mengenal matematika merupakan hal penting. Sebab, pemahaman berkaitan dengan persepsi atau anggapan yang terbentuk. Jika persepsi terhadap matematika itu rumit, maka orang cenderung memahami matematika sebagai sesuatu yang sulit. Oleh karena itu, baik siswa, guru, maupun orang tua, harus memiliki pemahaman yang tepat terhadap ilmu eksas yang satu ini

  Dalam proses pemebelajaran matematika, bagi pengajar ataupun orang tua jangan sekali-kali memberikan persepsi negatif tentang matematika. Hindari mengatakan bahwa matematika itu sulit di depan siswa. Karena persepsi seperti itu memberikan kesan mendalam dalam memori bahwa sadar manusia. Persepsi negatif dalam belajar matematika sangat berbahaya, karena bisa mempengaruhi minat seseorang dalam mempelajarinya.

  Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang di ajarkan pada jenjang sekolah dasar. Berkaitan dengan hal tersebut, Daryanto dan Rahardjo (2012:240) menyatakan bahwa, “Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama”. Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Karena dengan belajar matematika, kita akan bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif (Susanto, 2013: 183).

  Memang harus diakui, selama ini tidak mudah mengajarkan matematika kepada siswa. Realita di lapangan matematika menjadi momok yang menakutkan bagi siswa. Ketika anak di suruh untuk menghitung, menghafal rumus, dan mengerjakan soal matematika itu sangat tidak disukai anak-anak dan banyak menguras pikiran siswa sehingga mereka merasa bosan utnuk belajar. Membuat matematika kelihatan susah dan menjadi momok menakutkan dikalangan siswa adalah adanya faktor lain dari matematika yaitu penghafalan rumus dan banyak menghitung angka, seperti lingkungan, metode pembelajaran, guru, dan lain sebagainya (Jannah,2011:25).

  Media yang digunakan oleh guru masih sangat sederhana, hanya menggunakan gambar yang ada di dalam lembar kerja siswa dan buku paket.

  Jadi siswa hanya terpaku kedalam buku pelajaran dan siswa mudah bosan.

  Pembelajaran matematika menggunakan media pembelajaran sangat berpengaruh dalam keberhasilan siswa. Hamalik (1989:18) mengemukakan bahwa pemakain media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi siswadan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh- pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran penyampaian pesan dan isi materi yang akan disampaikan. Siswa akan lebih mudah menyerap ilmu baru dan lebih aktif di kelas.

  Media pembelajaran matematika relatif sama dengan media dalam pembelajaran lain, yaitu dapat dikelompokkan berupa: (1) sederhana, misalnya papan tulis, papan grafik, (2) cetak, misalnya buku, modul, LKS, dan (3) media elektronik, misalnya OHP, LCD, audio (radio, tape), audio dan video (TV,

  VCD, DVD), kalkulator, komposer, dan internet, benda konkrit dan absurd Hasil pra survey peneliti pada tanggal 18 Juli 2017 kepada Bapak Nur

  Sirot, selaku wali kelas III di MIM Karangploso, Gosono menunjukkan siswa kesulitan dalam menerima dan memahami pelajaran dengan materi yang berhubungan dengan menghitung keliling dan luas bangun datar. Terutama ketika berhadapan dengan rumus-rumus dan menghitung sudut bangun datar.

  Dibuktikan dengan masih ada beberapa siswa atau setengah siswa yang nilainya dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). KKM untuk mata pelajaran matematika yang diterapkan di MIM Karangploso, Gosono, Wonosegoro ini adalah 65. Hasil Survey ang dilakukan menunjukkan dari 27 siswa kelas III, baru 10 siswa yang mampu mencapai KKM. Guru menjelaskan hal ini karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Faktor tersebut antara lain adalah kesulitanya guru dalam menggunakan atau memanfaatnya alat peraga/media pembelajaran. Faktor lain karena keterbatasan biaya untuk menunjang keberadaannya alat peraga. Penggunaan metode juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran.

  Berdasarkan masalah di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian

  “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun

Datar Persegi, Persegi Panjang Melalui Alat Peraga Benda Konkrit Pada

Siswa Kelas III MIM Karangploso, Gosono, Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018 B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: Apakah media benda konkrit dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi bangun datar pada siswa kelas III MIM Karangploso, Gosono Kecamatan Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018 ?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat ditetapkan tujuan penelitan ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun datar persegi, persegi panjang pada siswa kelas III MIM Karangploso, Gosono, Wonosegoro Tahun Ajaran 2017/2018.

  D. Hipotesis Penelitian Dan Indikator Keberhasilan 1. Hipoesis Penelitian

  Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

  Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Penggunaan media konkrit dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi bangun datar pada siswa kelas III MIM Karangploso, Gosono.Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

  Penggunaan media konkrit dalam kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator yang dipakai peneliti dalam hal ini adalah KKM mata pelajaran Matematika di MIM Karangploso, Gososno, Wonosegoro. Peneliti sangat berharap siswa mampu mencapai indikator atau standar yang telah ditentukan, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berhasil dilaksanakan. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:

  a. Secara Individu

  Siswa diharapkan dapat mencapai nilai ≥ 65 dalam materi pembelajaran Bangun Datar Persegi, Persegi Panjang.

  b. Secara Klasikal

  Secara klasikal siswa siswa dinyatakan berhasil apabila dalam satu kelas tersebut siswa yang mendapat nilai ≥ 65 mencapai persentase yang telah ditentukan yaitu sebesar 85% atau dengan kata lain, 85% dari siswa yang ada di dalam kelas tersebut tuntasa mencapai KKM kelas.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

  Secara umum dari penelitian ini diharapkan agar semua teori dapat memberikan bantuan kepada guru utamanya dalam mengubah cara mengajar yang inovatif, sehingga pemahaman konsep terhadap siswa lebih baik dan tidak verbalisme.

2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah

  Diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah serta menciptakan peserta didik yang berkualitas.

  b. Bagi Guru

  1) Memperbaiki kualitas kegiatan belajar dengan menggunakan media yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  2) Meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika.

  3) Memberikan umpan balik yang positif untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan guru dalam pembelajaran menuju pembenahan profesional yang lebih bermutu c.

   Bagi Siswa

  1) Meningkatkan pemahaman siswa dan minat belajar dengan media konkrit.

  2) Meningkatkan interaktivitas belajar mengajar yang baik antara siswa dengan guru atau antara siswa dengan siswa.

  d. Bagi Peneliti

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi peneliti lain dalam menerapkan media pembelajaran benda kongkrit pada materi ini maupun mata pelajaran yang lain.

F. Definisi Operasional

  Untuk menjelaskan judul penelitian ini, maka akan kami berikan penjelasan beberapa istilah dalam penulisan penelitian ini. Istilah- istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Hasil Belajar Menurut Sudjana (1990:21), “Hasil Belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar matematika materi bangun datar untuk mengetahui pengalaman belajar siswa menggunakan test tertulis. Test ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik- baiknya oleh para peserta didik ”.

  2. Matematika Matematika adalah ilmu hitung atau ilmu tentang perhitungan angka untuk menghitung berbagai benda ataupun yang lainnya (Jannah,2011:17).

  3. Bangun Datar Bangun datar adalah bangun yang seluruh bagiannya terletak pada bidang (permukaan) datar. Bangun datar disebut juga bangun dua dimensi (Sunarjo,2007:100). Bangun datar yang dimaksud dalam materi ini adalah persegi, persegi panjang, lingkaran.

  4. Media Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Djamarah, 2013:120).

5. Konkrit

  Media konkrit adalah segala sesuatu yang nyata dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efesien menuju kepada tercapainya tujuan yang diharapkan (Winataputra, U.S. 2005)

F. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi social dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti, praktisi, dan orang awam (Burns, 1999 dalam bukunya Kunandar 2011:44).

  

Gambar1.1 Skema siklus Penelitian menurut Arikunto (2006: 16).

  Perencanaan

  Pengamatan Perencanaan

  Refleksi Refleksi

  Pelaksanaan Pelaksanaan

  SIKLUS I

  Pengamatan

SIKLUS II

  2. Subjek Penelitian a.

  Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di MIM Karangploso, Gosono kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2017 b. Waktu Penelitian

  Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2017 sampai selesai pada semester ganjil tahun 2017 c.

  Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru Matematika dan siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karangploso, Gosono Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2017. Penelitian ini dikhususkan untuk materi pelajaran Matematika materi Bangun Datar Persegi, Persegi Panjang melalui media benda konkrit.

  3. Langkah- langkah penelitian

  Menurut Kurt Lewin dalam bukunya Zainal Aqib 2006: 21 dalam pelaksanaan PTK mencakup empat langkah yaitu: a.

  Perencanaan 1)

  Menyiapkan RPP Matematika dengan menerapkan media benda konkrit pada mata pelajaran matematika.

  2) Menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran. 3) Menyiapkan soal sebagai tes tertulis. 4) Mempersiapkan instrument penilaian. b.

  Pelaksanaan Tindakan Tahap ini peneliti bersama guru melaksanakan satuan perencanaan tindakan yang telah tertulis di RPP matematika. RPP tersebut terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

  c.

  Pengamatan Bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan pengamatan yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan pengamatan ini untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikanlan dasar dalam melakukan refleksi.

  d.

  Refleksi Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan peneliti bersama guru kelas melakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi sesuai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan melalui media benda konkrit

4. Teknik Pengumpulan Data

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode sebagai berikut: a.

  Observasi Observasi merupakan sebuah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang direncanakan dan di catat secara sistematis, serta dikontrol keadaannya dan kesahihannya. (Dzainal, 2009:49) b.

  Tes Tes adalah serentetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. (Kunto, 2006:160) c. Dokumentasi

  Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari sumber-sumber informasi. Instrument yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan nilai sebelum dilakukan pembelajaran menggunakan media tiga dimensi. Silabus merupakan rencana kegiatan pembelajaran yang digunakan peneliti sebagai landasan dalam penyusunan RPP digunakan peneliti sebagai pedoman pembelajaran guru. (Wijayanti, 2017:21) 5.

   Instrumen penelitian a.

  Tes tertulis Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media benda konkrit dalam mata pelajaran matematika.

  b.

  Lembar observasi Alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi ini berisikan catatan lapangan yang mendiskripsikan proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan media media benda konkrit, disamping itu juga observer mendokumentasikan dengan foto - foto serta mencatat proses pembelajaran untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung

6. Analisis Data

  Analisis data yang digunakan pada prinsipnya menggunakan analisis deskriptif. Analisis ini diperoleh setelah mendapatkan hasil pembelajaran dan kemudian dapat membandingkan antar siklus. Pengertian dari analisis deskriptif itu sendiri yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono, 2004: 169).

  Hasil penelitian ini akan dilakukan untuk membuktikan hipotesis dengan cara: a.

  Dalam kegiatan tes tertulis, pengambilan nilai dapat dilakukan dengan cara menghitung jumlah jawaban yang benar dari soal yang tersedia. Rumus yang bisa digunakan adalah N = x 100

  Keterangan: 1)

  Jumlah skor yang diperoleh siswa adalah jumlah skor jawaban benar yang diperoleh siswa.

  2) Skor ideal adalah perkalian dari banyaknya kriteria dengan skor tertinggi. b.

  Untuk mengjitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

  ∑

  P =

  ∑ G.

   Sistematika Penulisan

  Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel. Daftar gambar, daftra lampiran.

  Bab I pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, definisi oprasional, dan metode penelitian.

  Bab II kajian pustaka mencakup: peningkatan hasil belajar, Matematika, dan Media Benda Konkrit. Bab III pelaksanaan penelitian berisi tentang gambaran umum MIM Karangploso, Gosono, visi dan misi, keadaan guru, keadaan siswa kelas III sebagai objek penelitian, deskripsi pra siklus, deskripsi pelaksanaan siklus I (perencanaan, tindakan, pengamatan/ observasi, dan refleksi).

  Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi analisis data persiklus yang membahas mengenai analisis data persiklus dan pembahasannya dan analisis data akhir.

  Bab V penutup berisi kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Hasil Belajar Sebelum membicarakan pengertian hasil belajar terlebih dahulu akan

  dikemukakan apa yang dimaksud dengan hasil dan apa yang dimaksud dengan belajar. Para ahli pendidikan mengemukakan pendapat mereka.

  Hasil adalah suatu pendapatan atau perolehan dari sesuatu yang telah dikerjakan (Surayin, 2001-2007). Belajar adalah dalam kamus besar Bahasa Indonesia, secara etimologi belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian (Bahrudin, dkk, 2007:13). Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mengidentifikasi hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh sesudah mengikuti proses belajar (Sam’s, 2010:33).

  Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latian atau pengalaman yang diperoleh (Sam’s, 2010: 30). Hasil belajar dapat diperoleh sesudah mengikuti proses belajar. Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2013: 22).

  Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak tanpa seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan orang berubah dalam perilau, sikap dan kemampuannya (Sam’s, 2010: 34).

  Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari individu yang berusaha untuk memperoleh sesuatu dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan belajar mengajar biasanya guru akan menetapkan tujuan belajar yang harus dicapai seorang siswa dan siswa yang berhasil dalam belajar adalah siswa yang berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

  Di dalam Al- Qur’an Surah Al Mujadalah ayat 11. Allah SWT berfirman:

  { ٍتاَجَرَد َمْلِعْلا اوُتوُأ َنيِذهلَاَو ْمُكْنِم اوُنَمآ َنيِذهلا ُ هاللَّ ْعَفْزَي}

  Artinya: Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang- orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

  Dari sambungan ayat ini pun mengandung dua tafsir. Pertama jika seseorang disuruh melapangkan majlis, yang berarti melapangkan hati, bahkan jika dia disuruh berdiri sekalipun lalu memberikan tempatnya kepada orang yang patut didudukkan di muka, janganlah dia berkecil hati. Melainkan hendaknya dia berlapang dada. Karena orang yang berlapang dada itulah kelak yang akan diangkat Allah imannya dan ilmunya, sehingga derajatnya bertambah naik. Orang yang patuh dan sudi memberikan tempat kepada orang lain itulah yang akan bertambah ilmunya.

  Kedua memang ada orang yang diangkat Allah derajatnya lebih tinggi dari pada orang kebanyakan, pertama karena imannya, kedua karena ilmunya. Setiap hari pun dapat kita melihat pada raut muka, pada wajah, pada sinar mata orang yang beriman dan berilmu. Iman member cahaya pada jiwa, disebut juga pada moral. Sedang ilmu pengetahuan member sinar pada mata. Iman dan ilmu membuat orang jadi mantap.

  Membuat orang jadi agung, walaupun tidak ada pangkat jabatan yang disandangnya.

2. Klasifikasi Hasil Belajar

  Berikut merupakan hasil belajar antara lain meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), ketrampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Adapun penjelasan sebagai berikut (Ahmad Susanto, 2013:6): a.

  Pemahaman Konsep (Sikap Kognitif) Pemahaman menurut Bloom pada Ahmad Susanto (2013:6), diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi secara langsung yang ia lakukan.

  Sedangkan menurut Dhoroty J. dalam Ahmad susanto (2013:8), konsep merupakan suatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian. Jadi konsep ini merupakan suatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Orang yang telah memiliki konsep, berarti orang tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang sesuatu konsep atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa objek kpnkrit ataupun gagasan dan abstrak.

  b.

  Ketrampilan Proses (Aspek Psikomotor) Usman dan Setiawati dalam Ahmad Susanto (2013:9), mengemukakan bahwa ketrampilan proses merupakan ketrampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Ketrampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas.

  Dalam melatih ketrampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreatifitas, kerja sama, tanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.

  c.

  Sikap (Aspek Afektif) Menurut Sudirman dalam Ahmad Susanto (2013: 11), menyatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu.

  Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.

3. Pengertian Matematika

  Ashari, (2004) matematika timbul karena proses berfikir manusia, yang berhubungan dengan ide-ide, proses dan penalaran. Matematika berkenaan dengan konsep-konsep abstrak. Matematika terdiri dari empat macam wawasan yang luas: “Aritmatika, Aljabar, Geometri, dan analisis”.

  Selain itu matematika disebut sebagai ratunya ilmu (Mathematics is The Queen of The Sciences) maksudnya matematika adalah penunjang bagi ilmu yang lain seperti fisika, kimia, dan akuntansi. Dengan kata lain, matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu pengetahuan yang penemuan dan pengembanganya bergantung bagi matematika.

  Herman Hudojo (2014), matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan

  IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Namun matematika yang ada pada hakekatnya merupakan suatu ilmu yang cara bernalarnya dekduktif formal dan abstrak, harus diberikan kepada anak-anak sejak SD yang cara berfikirnya masih dalam tahap operasi konkrit. Oleh karena itu kita perlu berhati-hati dalam menanamkan konsep-konsep matematika tersebut. Di satu pihak siswa SD berfikirnya masih sangat terbatas, artinya berfikirnya dengan dikaitkanya dengan benda-benda kongkrit atau gambar-gambar konkrit, dipihak lain matematika itu objek-objek penelaahnya abstrak, artinya hanya ada dalam pemikiran manusia sehingga matematika itu hanyalah suatu hasil karya dari kerja otak manusia.

  Dari uraian Ashari dan Herman Hudojo bahwa matematika itu sebagai suatu ilmu yang berfungsi pula untuk melayani ilmu pengetahuan.

  Dengan perkataan lain, matematika juga untuk melayani kebutuhan ilmu pengembangan operasionalnya. Matematika disebut ilmu dekduktif. Sebab dalam matematika tidak menerima generalisasi yang berdasarkan observasi, eksponen, coba-coba (induktif) seperti halnya ilmu pengetahuan umum. Kebenaran generalisasi dalam matematika harus dapat dibuktikan secara deduktif. Dalam matematika terlihat adanya unsur keteraturan dan ketetapan.

B. Bangun Datar (Persegi, Persegi Panjang)

  Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis- garis lurus atau lengkung (Imam Roji, 1997) Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Julius Hambali, Siskandar, dan Mohamad Rohmad, 1996) Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Jenis bangun datar bermacam-macam, antara lain, segitiga, persegi, persegi panjang,jajar genjang, segi lima, layang-layang, belah ketupat, trapesium dan lingkaran.

1. Persegi

  Persegi adalah bangun datar yang mempunyai empat sisi sama panjang. Setiap sudut yang dimilikinya adalah sudut siku-siku.

  Mempunyai dua diagonal yang panjangnya sama dan berpotongan di tengah-tengah sehingga membentuk sudut siku-siku. Setiap sudutnya dibagi dua sama besarnya oleh diagonal. Mempunyai empat buah sumbu simetri.

  Perhatikan gambar persegi ABCD berikut.

  D a.

  Sifat-sifat persegi: 1) Sisi yang sama panjang.

  • panjang AB = Panjang CD
  • Panjang AD = Panjang BC

  2) Setiap sudut yang dimiliki adalah sudut siku-siku.

  • Sudut A -

  Sudut B

  • Sudut C -

  Sudut D 3)

  Keliling dan luas pesegi b. Keliling persegi

  Keliling adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun datar AB, BC, CD, AD adalah sisi-sisi yang membentuk persegi.

  ABCD.Keliling persegi sama dengan jumlah panjang ruas garis yang membatasi persegi tersebut.

  A B bbbb C

Gambar 2.1 Persegi ABCD D C A B

Gambar 2.2 Persegi ABCD

  Keliling persegi ABCD adalah jumlah panjang sisi-sisinya, yaitu dirumuskan sebagai berikut

  K = AB + BC + CD + AD Atau K= 4 x s (sisi) c.

  Luas Persegi Luas persegi adalah daerah yang berada di dalam batas ruas-ruas persegi tersebut. Untuk menghitung luas daerah persegi diperlukan dua unsur dari persegi yaitu panjang sisi dari persegi.

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN ALAT PERAGA MATERI PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG KELAS VII SMP NEGERI 14 PEKALONGAN

0 1 12

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI MENGHITUNG KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENERAPKAN METODE AKTIVITAS PADA SISWA KELAS III SDN 3 NGANTRU TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 20132014

0 1 10

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTU ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS 4 MI DARUL ULUM GATAK SUGIHAN TAHUN AJARAN 20152016

0 0 135

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA CUKIL KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 0 133

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA JENIS KATROL PADA SISWA KELAS V SEMESETER II MI MUHAMMADIYAH NGASINAN KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

0 2 106

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA KONKRET PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI NAHDLOTUT THOLIBIN KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20162017

0 3 153

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI PECAHAN DENGAN MEDIA PETAK PERSEGI SATUAN PADA SISWA KELAS V

0 0 114

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI PERAGA PAPAN PAKU PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF KUMPULREJO 02 KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 20162017 SKRIPSI

0 6 122

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MODEL KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PETAK PERSEGI SATUAN PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF TEGALSARI KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELA

0 9 196

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT- SIFAT BANGUN DATAR MELALUI MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS V MIM AL-QOMARIYAH WATES KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 0 129