PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTU ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS 4 MI DARUL ULUM GATAK SUGIHAN TAHUN AJARAN 20152016

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR

  

MELALUI METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTU ALAT PERAGA

PADA SISWA KELAS 4 MI DARUL ULUM GATAK SUGIHAN TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh RIYANTO FITRI PURWOKO NIM 115 11 045 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR

  

MELALUI METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTU ALAT PERAGA

PADA SISWA KELAS 4 MI DARUL ULUM GATAK SUGIHAN TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh RIYANTO FITRI PURWOKO NIM 115 11 045 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

Guru kui digugu lan ditiru maka jadilah guru yang bisa menjadi tauladan yang

baik bagi murid muridmu kelak.

  PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Ibuku (Sunarni) dan Bapakku (Subiyanto) sebagai wujud baktiku padanya, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya.

  Adikku (isbani) yang selalu mendukung dan memberi semangat.

  Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku. Sahabat

  • – sahabatku ipin , muryono, wahid,rika,indung,Abidu,wira dan yang tidak bisa kusebutkan satu persatu.

  Teman-teman PGMI B angkatan 2011

  

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيم مسب

  Alhamdulillahirabbil’alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang tiada henti. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Metode Number Head Together (NHT) Berbantu Alat Peraga Pada Siswa Kelas 4 MI Darul Ulum Gatak Sugihan Tahun Ajaran 2015/2016. Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga 3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

  Ibtidaiyah dan selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  4. Rasimin, S.PdI, M.Pd. sebagai pembimbing akademik dari semester awal sampai sekarang.

  5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.

  7. Ibu Mardiyah, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI Darul Ulum beserta guru- guru yang telah mengizinkan pada penulis untuk melakukan penelitian di MI Darul Ulum Gatak. Siswa-siswi kelas IV MI Darul Ulum Gatak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.

  9. Teman–teman PGMI B 2011 dan teman teman kos yang selalu bersama dalam suka dan duka.

  10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dan ridho dari Allah SWT serta tercatat dalam bentuk amalan ibadah. Amin.

  Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca bagi umumnya.

  Salatiga, 03 Maret 2016 Penulis

  Riyanto Fitri Purwoko

  

ABSTRAK

  Riyanto Fitri Purwoko. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Metode Number Head Together (NHT)

  berbantu Alat Peraga Jajargenjang dan Segitiga Pada Siswa Kelas IV MI Darul Ulum Gatak Sugihan Tahun Ajaran 2015/2016.

  Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing Peni Susapti, M.Si.

  Kata Kunci : Hasil Belajar Matematika, Bangun Datar, Metode Number Head Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV MI Darul Ulum Gatak Sugihan

  Tahun 2015/2016 pada mata pelajaran Matematika masih rendah rata-rata kelas hanya mencapai 58,6. Hal ini karena dalam menyampaikan pelajaran matematika, guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pelajaran. Pendidikan Metode Number Head

  

Together dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran dalam membelajarkan

  Matematika. Metode ini mengarahkan pemahaman siswa pada pembelajaran aktif

  

(active learning) yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

  agar siswa lebih mampu memahami materi, dan belajar Matematika menjadi lebih menyenangkan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan dengan dua siklus. Subyek penelitian ini siswa kelas IV MI Darul Ulum Tahun 2015 yang berjumlah 12 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Obyek penelitian ini adalah hasil belajar matematika pada materi bangun datar melalui metode

  

number head together yang berbantu alat peraga. Teknik pengumpulan data yang

  digunakan berupa tes, dokumentasi dan observasi terhadap guru. Hasil tes dianalisis dengan statistik deskriptif.

  Penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas IV MI Darul Ulum Gatak Sugihan menunjukkan hasil bahwa penggunaan metode number head together dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun datar. Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa atau 67% dan yang belum tuntas 4 siswa atau 37% dengan rata-rata kelas 65,4, siklus II yang tuntas sebanyak 12 siswa atau 100% dan rata-rata kelasnya 79,13.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................

  I LEMBAR BERLOGO.................................................................................. ii JUDUL......................................................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI...................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................ vii KATA PENGANTAR.................................................................................. viii ABSTRAK.................................................................................................... x DAFTAR ISI................................................................................................. xi DAFTAR TABEL......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvi

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah ......................................................

  B.

  5 Rumusan Masalah.................................................................

  C.

  6 Tujuan Penelitian..................................................................

  D.

  6 Hipotesis Tindakan...............................................................

  E.

  7 Manfaat Penelitian................................................................

  F.

  8 Definisi Operasional.............................................................

  G.

  9 Metodologi Penelitian...........................................................

  H.

  14 Indikator Keberhasilan.........................................................

  H. Sistematika Penulisan.............................................................

  15

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  16 Hasil Belajar.........................................................................

  1.

  16 Pengertian Hasil Belajar ...............................................

  2.

  16 Klasifikasi Hasil Belajar................................................

  3.

  17 Penilaian Hasil Belajar...................................................

  a. Pengertian Penilaian...................................................

  17 b. Fungsi dan Tujuan Penilaian.....................................

  18 c. Jenis dan Sistem Penilaian........................................

  18 B.

  20 Bangun Datar (Jajargenjang dan Segitiga)............................

  1.

  20 Jajargenjang...................................................................

  2.

  21 Keliling dan Luas Jajargenjang......................................

  3.

  22 Segitiga..........................................................................

  4.

  26 Keliling dan Luas Segitiga............................................

  C.

  27 Number Head Together (NHT).............................................

  1.

  27 Definisi Number Head Together (NHT)..........................

  2. Langkah-langkah pembelajaran Number Head Together (NHT)..............................................................................

  27 3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Number Head Together (NHT)...............................................................

  29 D.

  30 Alat Peraga............................................................................

  1.

  30 Pengertian Alat Peraga.....................................................

  2.

  30 Fungsi Pokok dan Nilai Penggunaan Alat Peraga...........

  E. Hasil Penelitian yang relevan .......................................................

  31 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.

  34 Gambaran Umum MI Darul Ulum Gatak.............................

  1.

  34 Lokasi Penelitian............................................................

  2.

  34 Visi dan Misi MI Darul Ulum Gatak.............................

  3.

  35 Keadaan Guru dan siswa MI Darul Ulum Gatak ..........

  4.

  36 Subyek Penelitian..........................................................

  B.

  37 Deskripsi Pelaksanaan Per-siklus.........................................

  1.

  37 Siklus I............................................................................

  2.

  42 Siklus II...........................................................................

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.

  47 Hasil Penelitian.....................................................................

  1.

  47 Kondisi Awal..................................................................

  2.

  50 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I.......................................

  3.

  59 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II......................................

  B.

  67 Pembahasan Hasil Penelitian................................................

  BAB V PENUTUP...................................................................................

  71 A.

  71 Kesimpulan...........................................................................

  B.

  72 Saran..................................................................................... DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

  73 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Nama Guru MI Darul Ulum Gatak Tahun 2015.

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus I.Tabel 4.13 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siklus II.Tabel 4.12 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siklus I.Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II.Tabel 4.10 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II.Tabel 4.9 Data Nilai Siklus II.Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II.Tabel 4.6 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I.Tabel 3.1 Data Siswa MI Darul Ulum Gatak Tahun 2015.Tabel 4.5 Daftar Nilai Siklus I.Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I.Tabel 4.3 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan.Tabel 4.2 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Sebelum Tinakan .Tabel 4.1 Data Nilai Sebelum Tindakan.Tabel 3.3 Data Siswa Kelas 4 MI Darul Ulum Gatak.Tabel 4.14 Rekapitulasi Nilai Rata-rat Kelas.

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian menurut Arikunto (2006:6).

Gambar 2.1 Jajar genjang ABCD.Gambar 2.2 Jajar genjang ABCD.Gambar 2.3 Jajargenjang.Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi.Gambar 2.5 Segitiga Sama Kaki.Gambar 2.6 Segitiga Sembarang.Gambar 2.7 Segitiga ABC.Gambar 2.8 Pembentukan Segitiga .Gambar 2.9 Segitiga ABC.Gambar 4.1 Grafik Data Frekuensi Sebelum Tindakan.Gambar 4.2 Grafik Data Frekuensi Siswa Siklus I.Gambar 4.3 Grafik Data Frekuensi Siswa Siklus II.Gambar 4.4 Grafik Data Frekuensi Rata-rata Nilai Kelas Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika.

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I.

  Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II. Lampiran 3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I. Lampiran 4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II. Lampiran 5 Hasil Pengamatan Guru Siklus I. Lampiran 6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II. Lampiran 7 RPP Siklus I. Lampiran 8 RPP Siklus II.

Lampiran 9 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran.

Lampiran 10 Surat Permohonan Ijin Penelitian.

Lampiran 11 Surat Keterangan Melakukan Penelitian.

Lampiran 12 Lembar Konsultasi Pembimbing. Lampiran 13 Daftar SKK. Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi saat ini

  sangat pesat, sehingga mendorong adanya persaingan yang sangat ketat di berbagai bidang kehidupan. Bahkan menimbulkan berbagai masalah yang menyebabkan kehidupan tidak menentu. Kondisi tersebut mendorong peneliti untuk membekali siswa agar mampu menghadapi tantangan, persaingan ,ketidak pastian, dan permasalahan pelik dan rumit. Generasi muda sekarang perlu memperoleh bekal pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan keamajuan.

  Matematika adalah sebuah ilmu pasti yang memang selama ini menjadi induk dari segala ilmu pengetahuan di dunia ini. Semua kemajuan zaman, perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia tidak terlepas dari unsur matematika. Tanpa ada matematika, tentu saja peradaban manusia tidak akan pernah mencapai kemajuan seperti sekarang ini (Fathani,2009:5).

  Ilmu matematika sebagai ilmu hitung pada dasarnya adalah ilmu yang memiliki fungsi luas dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, baik orang bodoh maupun pandai secara akademik, tanpa sadar selalu mengunakan ilmu matematika dalam keehidupan seharai-hari, meski dalam konsep yang sederhana (Jannah, 2011: 21).

  Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang di ajarkan pada tingkat sekolah dasar. Berkaitan dengan hal tersebut, Daryanto dan Rahardjo

  (2012:240) menyatakan bahwa, “Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama”. Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Karena dengan belajar 183).

  Banyak orang yang menganggap matematika itu adalah pelajaran yang sulit, menyeramkan, bahkan beberapa anak yang tidak suka sama sekali dengan matematika. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pendekatan guru dalam pengelolaan pembelajaran sehingga banyak yang berpendapat bahwa matematika adalah suatu momok yang harus dihindari. Anak-anak harus mempelajarinya karenamerupakan sarana untukmemecahkan masalah sehari- hari, seperti membaca dan menulis. Kesulitan matematika harus diatasi sejak dini, kalau tidak akan menghadapi banyak masalah di kemudian hari.

  Memang harus diakui, selama ini tidak mudah mengajarkan matematika kepada siswa. Realita di lapangan matematika menjadi momok yang menakutkan bagi siswa. Ketika anak disuruh untuk menghitung, menghafal rumus, dan mengerjakan soal matematika itu sangat tidak disukai anak-anak dan banyak menguras pikiran siswa sehingga mereka merasa bosan utnuk belajar. Membuat matematika kelihatan susah dan menjadi momok menakutkan dikalangan siswa adalah adanya faktor lain dari matematika yaitu penghafalan rumus dan banyak menghitung angka, seperti lingkungan, metode pembelajaran, guru, dan lain sebagainya (Jannah,2011:25).

  Selain itu metode yang digunakan oleh guru masih sangat sederhana seperti menjelaskan pelajaran hanya dengan berceramah di depan kelas. Tentu saja siswa akan cenderung bosan untuk mengikuti pembelajaran. Diskusi mengungkapkan hasil kelompoknya hanyalah siswa yang pandai dan yang lainnya hanya ikut-ikutan. Media yang digunakan oleh guru masih sangat sederhana, hanya menggunakan gambar yang ada di dalam lembar kerja siswa dan buku paket. Jadi siswa hanya fokus kedalam buku pelajaran.

  Bangun datar merupakan pokok bahasan yang diajarkan pada siswa kelas

  IV semester I. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wali kelas IV hasil belajar siswa pada pokok bahasan tersebut kurang memuaskan. Siswa masih banyak yang kesulitan menghafalkan rumus dan menganalisis soal tentang bangun datar. Siswa yang aktif hanya siswa yang pandai saja. Selain itu nilai siswa yang mencapai KKM dari 12 siswa hanya 2 orang yang memenuhinya. KKM untuk mata pelajaran matematika di MI Darul Ulum adalah 65. Nilai rata-rata dalam kelas tersebut adalah 50.

  Guru masih menerapkan metode konveional ceramah, sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung masih ditemukan ada siswa yang mengantuk terutama siswa yang duduk dibarisan belakang, mengerjakan tugas lain, bermain, mengobrol dengan temannya, dan berceloteh sendiri. Peneliti juga menemukan bahwa siswa masih sangat pasif sekali dan merasa enggan bila diminta oleh guru untuk maju kedepan mengerjakan tugas yang diberikan.

  Berdasarkan masalah di atas guru selayaknya melakukan perubahan dalam gaya mengajar siswa. Salah satunya melalui pembelajaran kooperatif type

  

Number Head Together . Melalui pembelajaran kooperatif akan membantu

  pembelajaran kooperatif merupakan aktifitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosisal di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.

  Menurut Suprijono (2013:58) pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Unsur- unsur tersebut antara lain saling ketergantungan positif, tanggung jawab individu, interaksi promotif, komunikasi antar anggota dan pemprosesan kelompok.

  Number Head Together (NHT) atau penomoran kepala merupakan varian

  dari pembelajaran kooperatif. NHT dirancang untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto,2009:82). Pembelajaaran menggunakan NHT ini sangatlah bermaanfaat bagi guru maupun siswa, karena semua siswa akan selalu siap dalam pembelajaran. Salah satu ciri dari metode ini adalah semua siswa diberi nomor kemudian mereka di jadikan ke beberapa kelompok, mendiskusikan soal yang diberikan kemudian guru memanggil nomor secara acak. Dengan begitu semua siswa akan siap untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. dalam kelompok, karena semua siswa aktif dalam kelompok tersebut.

  Ditambah dengan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran, siswa akan lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran di kelas. Menurut Sudjono (2006:14) alat peraga adalah alat yang berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar. Selain menggunakan NHT, dengan adalanya bantuan alat peraga materi akan lebih jelas dan siswa akan mudah untuk menangkap pelajaran. Dalam hal ini alat peraga yang di gunakan adalah miniatur segitiga dan jajar genjang. Agar mempermudah siswa untuk menyerap pembelajaran yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik mengangkat judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Metode Number Head Together (NHT) Berbantu Alat Peraga Pada Siswa Kelas 4 MI Darul Ulum Gatak Sugihan Tahun Ajaran 2015/2016 ”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “apakah melalui penerapan metode

  Number Head Together (NHT) berbantu alat peraga dapat meningkatkan hasil

  belajar matematika pada siswa kelas IV MI Darul Ulum Gatak Sugihan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/201

  6?” C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan diadakannya penelitian disesuaikan dengan rumusan masalah yang peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Darul Ulum Gatak Sugihan semester ganjil Tahun Ajaran 2014/2015 melalui penerapan metode NHT (Numbered Head Together ) berbantu alat peraga jajar genjang dan segitiga.

  D.

  Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan adalah sebagai salah satu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian melalui data yang terkumpul.

  Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan .

  (Arikunto, 1991: 62).

  Jadi hipotesis tindakan adalah suatu jawaban sementara yang mungkin benar atau salah yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk siklus kegiatan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, hipotesis tindakan yang diajukan adalah

  “Number Head Together berbantu alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun datar kelas IV MI DARUL ULUM Gatak, Sugihan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/201”.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

  Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau referensi dalam penelitian yang terbaru, khususnya penerapan metode NHT (Numbered Head Together ) berbantu media alat peraga.

   Manfaat Praktis a. Bagi Guru

  1) Temuan-temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh guru dalam merancang dan melaksanakan progam pembelajaran dengan menggunakan alternatif model pembelajaran

  2) Memberikan pengalaman langsung kepada guru untuk mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe

  Numbered Head Together dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

b. Bagi Siswa

  1) Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

  Number Head Together dapat menumbuhkan suasana belajar yang

  menyenangkan sehingga menghilangkan rasa jenuh dan bosan yang dialami siswa pada saat proses pembelajaran.

  2) Membangun interaksi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas sehingga siswa turut serta dan aktif dalam proses pembelajaran.

  c. Bagi sekolah

  Diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah serta menciptakan peserta didik yang berkualitas.

  d. Bagi peneliti

  peneliti lain dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together pada materi maupun mata pelajaran yang lain.

F. Definisi Operasional

  Untuk menjelaskan judul penelitian ini, maka akan kami berikan penjelasan beberapa istilah dalam penulisan penelitian ini. Istilah- istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1.

  Hasil Belajar Menurut Sudjana (1990:21), “Hasil Belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

  2. Matematika Matematika adalah ilmu hitung atau ilmu tentang perhitungan angka untuk menghitung berbagai benda ataupun yang lainnya (Jannah,2011:17).

  3. Bangun Datar Bangun datar adalah bangun yang seluruh bagiannya terletak pada bidang(permukaan) datar. Bangun datar disebut juga bangun dua dimensi (Sunarjo,2007:100).

4. Metode Number Head Together Number Head Together (NHT) yaitu belajar mengajar kepala bernomor.

  Teknik yang dikembangkan oleh Russ Frank ini merupakan teknik yang memberikan kesmpatan epada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (Huda, 2013:138). Alat Peraga (Jajargenjang dan Segitiga)

  Alat peraga artinya alat bantu untuk menyampaikan pembelajaran atau materi yang disampaikan supaya mudah dimengerti oleh siswa. Alat peraga merupakan alat bantu atau sumber yang digunakan guru dalam pembelajaran (Usman dan Asnawir,2002:13).

F. Metodologi penelitian 1.

  Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti, praktisi, dan orang awam (Burns, 1999 dalam bukunya Kunandar 2011:44).

  PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran (Arikunto 2008:105). Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajarankatkan secara berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru (Aqib, 2006:127)

  PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu sebagai berikut (Arikunto 2008:74).

Gambar 1.1 Skema siklus Penelitian menurut Arikunto (2006: 16).

  Perencanaan

  SIKLUS I

  Refleksi Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan

SIKLUS II

  Refleksi Pelaksanaan Pengamatan 2.

  Subjek Penelitian Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kel.as IV MI

  Darul Ulum Gatak Sugihan dengan jumlah keseluruhan 12 siswa yaitu 7 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Peneliti menggunakan pola kolaboratif yaitu peneliti sebagai pengamat dan guru yang melaksanakannya. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester 1 tahun ajaran 2014/2015.

3. Langkah- langkah penelitian

  Menurut Kurt Lewin dalam bukunya Zainal Aqib 2006: 21 dalam pelaksanaan PTK mencakup empat langkah yaitu: a.

  Perencanaan 1)

  Menyiapkan RPP Matematika dengan menerapkan metode number 2) Menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran. 3) Menyiapkan soal sebagai tes tertulis. 4) Mempersiapkan instrument penilaian.

  b.

  Pelaksanaan tindakan Tahap ini peneliti bersama guru melaksanakan satuan perencanaan tindakan yang telah tertulis di RPP matematika. RPP tersebut terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

  c.

  Pengamatan Bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan pengamatan yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan pengamatan ini untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

  d.

  Refleksi Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan peneliti bersama guru kelas melakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi sesuai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan melalui metode Number Head Together (NHT).

  4. Instrumen penilaian a.

  Tes tertulis Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti dalam mata pelajaran matematika.

  b.

  Lembar observasi Alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi ini berisikan catatan lapangan yang mendiskripsikan proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan media audio visual di samping itu juga observer mendokumentasikan dengan foto- foto serta mencatat proses pembelajaran untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

  5. Pengumpulan data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode sebagai berikut: a.

  Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis. Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar oleh guru dan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

  b.

  Tes Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun datar.

  Dokumentasi Dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan siswa kelas IV selama proses pembelajaran matematika berlangsung. Dokumentasi berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa, alat atau media yang digunakan, nilai siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto, an lain sebagainya yang danggap penting.

6. Analisis Data

  Berdasarkan dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a.

  Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes b.

  Menentukan kriteria nilai (60-100 tuntas dan 0-60 tidak tuntas) c. Data keaktifan siswa diambil dari keaktifan siswa, ketika pembelajaran, kemudian dianalisis dan dicari rata-rata menggunakan rumus.

  d.

  Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus. Nilai per tes untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan metode number head together dalam pembelajaran matematika.

  Menurut Djamarah 2000 : 264 metode analisis dihitung menggunakan statistik sederhana yaitu untuk mengetahui rata-rata dari hasil data observasi maka dirumuskan: M =

  Keterangan : M = nilai rata-rata ∑× = jumlah semua nilai siswa N = jumlah siswa (Djamarah, 2000: 264).

  G. Indikator Keberhasilan

  Penggunaan metode Number Head Together (NHT) dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah: a.

  Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan ≥ 75%.

  b. Ada perubahan prestasi belajar secara berkelanjutan (continue) dari siklus I ke siklus II dan siklus III.

  c. Siswa kelas IV memenuhi kriteria ketuntasan mimimal 65 dalam pembelajaran Matematika.

  H. Sistematika penulisan

  Sitematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bagian awal berisi halaman sampul, lembar logo, halaman judul skripsi, lembar persetujuan pembimbing, lembar persetujuan pengesahan, lembar pernyataan keaslian penulisan, lembar moto penulis, lembar persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar bagan, daftar diagram, daftar lampiran.

  BAB I Berisi pendahuluan. menggambarkan secara global tentang bab- bab berikutnya yang meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, rumusan masalah, tujuaan penelitian, hipotesis, kegunaan penelitaan, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

  together (NHT), penjelasan pembelajaran matematika bangun datar, dan penggunaan alat peraga.

  BAB III Pelaksanaan penelitian. Meliputi subjek penitian yang berisi tentang tempat dan waktu penelitian, deskripsi pra siklus, siklus I, dan siklus II.

  BAB IV Meliputi hasil penelitian dan pembahasan, meliputi deskripsi per siklus dan pembahasan. BAB V Meliputi Penutup, meliputi: kesimpulan dan saran. Sedangkan pada bagian akhir pada skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa

  ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latian atau pengalaman yang diperoleh (Sam’s, 2010: 30). Hasil belajar dapat diperoleh sesudah mengikuti proses belajar. Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2013: 22).

  Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak tanpa seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan orang berubah dalam perilau, sikap dan kemampuannya (Sam’s, 2010: 34).

2. Klasifikasi Hasil Belajar

  Klasifikasi hasil belajar meliputi tiga ranah yaitu kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik (Sam’s, 2010: 37). Sudjana (2013: 22) Howard Kingley membagi tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara gratis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

  a.

  Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektuan yang terdiri dari enam aspek, yaknipengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tinggi.

  b.

  Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaa, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

  c.

  Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomtorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Dari uraian diatas yang menjadi indikator keberhasilan adalah ranah kognitif dan afektif.

3. Penilaian Hasil Belajar a.

  Pengertian Penilaian Menurut Sudjana (2013: 3) penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.

  b.

  Fungsi dan Tujuan Penilaian 1)

  Fungsi penilaian sebagai berikut :

a) Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional.

  Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar.

  c) Dasar dalam menyusun laporan kemampuan belajar siswa kepada orang tuannya.

  2) Tujuan penilaian adalah sebagai berikut :

  a) Mendiskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

  b) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.

  c) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.

  d) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. c.

  Jenis dan Sistem Penilaian Menurut Djamarah (2006: 106) berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, penilaian prestasi belajar dapat digolongkan menjadi :

  1) Penilaian Formatif

  Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.

  2) Penilaian Subsumatif

  Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapot.

  3) Penilaian Sumatif

  Tes ini dijadikan untuk mengukur daya serap siwa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.

B. Bangun Datar (Keliling dan Luas Segitiga, Jajargenjang)

  Bangun datar adalah suatu bangun geometri yang berbentuk datar (rata) yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai

1. Jajargenjang

  Jajargenjang merupakan bangun datar yang dibatasi oleh empat ruas garis. Dua ruas garis yang berdekatan dan berpotongan di satu titik disebut titik sudut. Daerah yang dibatasi oleh kedua ruas garis pada jajargenjang dan membentuk sudut. Sudut-sudut yang dimiliki jajargenjang mempunyai sifat yang tertentu serta menjadi salah satu ciri-ciri jajargenjang. Perhatikan gambar berikut

Gambar 2.1 Jajargenjang ABCD a.

  Sudut yang berhadapan besarnya sama.

  <A = <B <B = <D

  o b.

  . Dua sudut yang berdekatan jumlahnya 180

  o

  A + B = 180

  o

  B + C = 180 o

  C + D = 180

  o

  D + A = 180 c. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang.

  AB = CD dan AB // CD AD = BC dan AD // BC

  Diagonalnya saling berpotongan ditengah-tengah AE = EC BE = ED 2. Keliling dan luas jajargenjang a.

  Keliling Jajargenjang Keliling adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun datar.

  Keliling jajargenjang sama dengan jumlah panjang ruas garis yang membatasi jajargenjang tersebut.

Gambar 2.2 Jajargenjang ABCD

  Keliling jajargenjang ABCD adalah jumlah panjang sisi-sisinya, yaitu dirumuskan sebagai berikut K = AB + BC + CD + AD Karena panjang AB = CD dan panjang AD = BC maka rumus kelilingnya dapat ditulis : K = 2 x (AB + BC) b.

  Luas Jajargenjang Luas jajargenjang adalah daerah yang berada di dalam batas ruas- ruas jajargenjang tersebut. Untuk menghitung luas daerah jajargenjang diperlukan dua unsur dari jajargenjang yaitu alas dan tingginya. Yang dimaksud tinggi pada jajargenjang adalah jarak terdekat dari salah satu lurus terhadap alasnya.

  Jika panjang alas jajargenjang ditulis “a”, tingginya ditulis “t” dan luasanya ditulis “L” maka rumus luas jajargenjang dapat ditulis : Luas jajargenjang = alas x tinggi atau L = a x t

Gambar 2.3 Jajargenjang 3.

  Segitiga Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah ruas garis.

  Jenis-jenis segitiga ada dua yaitu : a.

  Jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya.

  Berdasarkan panjang sisinya, segitiga dibedakan menjadi tiga macam, yaitu segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, dan segitiga sembarang.

  1) Segitiga Sama Sisi

  Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama sisi jika panjang ketiga sisinya sama, dan pada segitiga sama sisi berlaku sifat-sifat sebagai berikut:

  a) Ketiga sisinya sama panjang.

  Mempunyai tiga sumbu simetri.

  c) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan tiga cara.

  d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya dengan enam cara.

Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi

  2) Segitiga Sama Kaki

  Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama kaki jika panjang dua sisinya sama. Pada segitiga sama kaki berlaku sifat-sifat sebagai berikut:

  a) Kedua sisinya sama panjang.

  b) Mempunyai satu sumbu simetri.

  c) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu cara. d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya dengan dua cara.

Gambar 2.5 Segitiga Sama Kaki

  3) Segitiga Sembarang

  Suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika ketiga sisinya tidak mempunyai hubungan sama sekali. Dapat juga dikatakan, suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika ketiga sisinya tidak ada yang sama panjang. Sifat-sifat yang dimiliki segitiga sembarang sebagai berikut:

  a) Tidak mempunyai sumbu simetri.

  b) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu cara.

  c) Dengan dibalik dan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu cara.

Gambar 2.6 Segitiga Sembarang b.

  Jenis Segitiga Berdasarkan Besar Sudutnya Berdasarkan besar sudutnya segitiga dibedakan menjadi tiga macam, yaitu segitiga siku-siku, segitiga lancip dan segitiga tumpul.

  1) Segitiga Siku-siku

  Suatu segitiga dinamakan segitiga siku-siku, jika salah satu

  o

  sudutnya adalah sudut siku-siku (90 ). Pada segitiga siku-siku berlaku sifat-sifat sebagai berikut:

  o a) .

  Salah satu sudutnya 90

  b) Dua sudut yang bukan siku-siku besarnya selalu sama.

  c) Tidak mempunyai sumbu simetri.

  d) Segitiga siku-siku ada dua macam yaitu segitiga siku-siku sembarang dan segitiga siku-siku sama kaki.

  2) Segitiga lancip

  Suatu segitiga dinamakan segitiga lancip jika ketiga sudutnya

  

o

  merupakan sudut lancip (< 90 ). Pada setiap segitiga lancip berlaku sifat-sifat berikut: a) .

  Semua besar sudutnya kurang dari 90 b) Jika semua sudutnya sama besar, maka ,meruakan segitiga sama sisi.

  3) Segitiga Tumpul

  Suatu segitiga dinamakan segitiga tumpul jika salah satu besar

  o

  sudutnya lebih besar dari 90 . Ada dua macam segitiga tumpul yaitu 4.

  Keliling dan Luas Segitiga a.

  Keliling Segitiga Keliling segitiga dapat ditentukan dengan cara menghitung masing-masing sisi segitiga kemudian menjumlahkannya.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

1 17 95

PERBANDINGAN MODEL JIGSAW DENGAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

6 17 204

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS V SDN NGAJARAN 02 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 20142015

0 0 13

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT FARDLU MELALUI METODE CRITICAL VIDEO PADA SISWA KELAS II MI GATAK SUGIHAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 9 108

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI METODE TA 'BIRUSSURAH PADA SISWA KELAS IV MI DARUL ULUM SUGIHAN KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 1 95

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI SATUAN JARAK DAN KECEPATAN MELALUI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS V MI AL-HIDAYAH PLELEN KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 20152016 SKRIPSI

0 2 163

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF GEDANGAN KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 120

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS II MI TAMRINUL ULUM JETIS GENTAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016-2017 SKRIPSI

0 1 210

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

1 1 140

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR SEDERHANA DAN SIFATNYA MELALUI STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS III MI NAFIATUL HUDA DEMAKAN KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20162017

0 0 191