PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR KE DELAPAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA MELALUI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN (Studi Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi IAIN Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

  

PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR

KE DELAPAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER

MAHASISWA MELALUI PENDIDIKAN

KEPRAMUKAAN

  • (Studi Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga

Woro Srikandhi IAIN Salatiga) SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

MUHAMMAD ARIEF MUFTI HABIBI

  

NIM: 11110084

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

  Skripsi ini telah tersusun dan saya persembahkan kepada: 1.

  Kedua orang tua saya bapak Muhibul dan ibu Eny Rohmatin yang telah mendidik dan membimbing serta memberi kebebasan kepada saya untuk memilih dan berekspresi.

  2. Kedua kakak kandung saya Nurul Ike Pravita dan Galuh Indah Puspita yang selalu mendukung saya diwaktu kecil hingga sekarang.

  3. Kedua kakak ipar saya Joko Irianto dan Abdullah Salam Nurul Ma’arif yang selalu memberi nasehat supernya.

  4. Keempat keponakan saya Gading, Aga, Cinta , Barick yang selalu memberi inspirasi kecilnya.

  5. Semua guru saya yang telah mendidik dan membimbing.

  6. Nia, teman spesialku yang selalu setia menemani dan menungguku.

  7. Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi yang telah menjadi tempat menggali ilmu dan pengalaman.

MOTTO

  

JANGAN BELENGGU MIMPIMU, LIARKAN IA

APAPUN ITU LANGKAH SELANJUTNYA

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah SWT yang atas anugerah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi (S1) pada jurusan tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri Kota Salatiga. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang selalu istiqomah di jalan-Nya. Yang telah menunjukkan kita agama yang benar dan menuntun kita dari zaman kebodohan ke jaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

  Sesederhana apapun bentuk skripsi ini penulis merasa tidak dapat menyelesaikannya sendiri, tentu saja hal ini tidak terlepas adanya bantuan dari berbagai pihak. Selanjutnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;

  2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga dan pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan perhatian selama kuliah;

  3. Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

  IAIN Salatiga;

  4.

  

ABSTRAK

Habibi, Muhammad Arief Mufti. 2017. Penerapan Dasadarma Pramuka

Butir Ke Delapan Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa Melalui Pendidikan Kepramukaan (Studi Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga

  • –Woro Srikandhi IAIN Salatiga). Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Mukti Ali, M. Hum.

  

Kata Kunci: Penerapan Dasadarma Pramuka Butir ke Delapan dan

  Pembentukan Karakter Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Penerapan

  Dasadarma Pramuka Butir ke Delapan Dalam Membentukan Karakter (Studi Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga –Woro Srikandhi IAIN Salatiga). Kepramukaan merupakan proses pendidikan ekstra dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dalam Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK) dan Metode Kepramukaan (MK) untuk membentuk watak peserta didik.

  Sedangkan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kepramukaan sebagai wadah bagi mahasiswa yang senang dalam mengikuti kegiatan kepramukaan. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan wadah untuk berlatih serta pengembangan diri, baik dibidang kepramukaan, mental, spiritual, karakter maupun di bidang lainnya yang dapat digunakan sebagai bekal dalam kehidupan masyarakat dan bangsa.

  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sesuai pendekatan yang digunakan, maka kehadiran peneliti dalam penelitian ini menjadi mutlak adanya. Penelitian ini dilakukan di Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi IAIN Salatiga dengan informan pengurus, anggota dan juga alumni Racana. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer meliputi observasi dan wawancara dan data sekunder berupa dokumentasi.

  Hasil penelitian dapat diketahui bahwa karakter merupakan pembeda antar individu satu dengan yang lainnya yaitu berwujud budi pekerti yang terpancar dari perilakunya. Kandungan dasadarma ke delapan berupa karakter disiplin, berani, dan setia. Pembentukan karakter yang dilakukan di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dilakukan melalui setiap kegiatan yang dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka Pandega, rapat koordinasi, latihan ruti, dan bina SGT (Siaga, Galang, Tegak). Setiap kegiatan yang dilaksanakan di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dilakukan dengan menggunakan metode yang menarik, menantang, mendidik dan menyenangkan akan membuat seseorang tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar.

DAFTAR ISI

  Halaman Judul .................................................................................................. i Lembar Berlogo ................................................................................................. ii Nota Pembimbing .............................................................................................. iii Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv Pernyataan Keaslian ........................................................................................... v Halaman Persembahan ....................................................................................... vi Motto ................................................................................................................. vii Kata Pengantar ................................................................................................... viii Abstrak .............................................................................................................. x Daftar Isi ............................................................................................................ xi Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii Daftar Lampiran................................................................................................. xiv

  BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Fokus Penelitian ............................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6 E. Penegasan Istilah ........................................................................... 7 F. Metode Penelitian..........................................................................

  9 G. Sistematika Penulisan .................................................................... 11

  BAB II: LANDASAN TEORI A. Dasadarma Butir ke Delapan (Disiplin, Berani, dan Setia) ............. 13 B. Karakter dan Pembentukannya ...................................................... 22 C. Pembentukan Karakter Melalui Penerapan Dasadarma .................. 32 BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi ........................................ 34 B. Metode Pengumpulan Data............................................................ 40

  BAB IV: PEMBAHASAN A. Makna Karakter............................................................................. 54 B. Kandungan Dasadarma Butir ke Delapan ...................................... 55 C. Penerapan Dasadarma Butir ke Delapan dalam Pembentukan Karakter mahasiswa ................................................ 57 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 64 B. Saran ............................................................................................. 66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Disiplin ............................................................................... 19Tabel 2.2 Indikator Berani ................................................................................. 20Tabel 2.3 Indikator Setia .................................................................................... 21Tabel 3.1 Daftar Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN

  Salatiga Tahun 2016 ........................................................................ 39

Tabel 3.2 Daftar Dewan Brigade Khusus Racan Kusuma Dilaga-Woro

  Srikandhi IAIN Salatiga Tahun 2016 ............................................... 40

Tabel 3.3 Daftar Informan Pengurus dan Anggota Racana Kusuma Dilaga-

  Woro Srikandhi ............................................................................... 42

Tabel 3.4 Daftar Informan Alumni Racana Kusuma Dilaga-Woro

  Srikandhi ......................................................................................... 43

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I Nota Penunjukan Pembimbing Lampiran II Tentang Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran III Keterangan Penelitian Lampiran IV Tentang Pedoman Wawancara Lampiran V Hasil Wawancara Lampiran VI Tentang Dokumentasi Lampiran VII Tentang SKK Lampiran VIII Tentang Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak dari globalisasi yang terjadi saat ini telah membuat masyarakat Indonesia terlupa akan pentingnya pendidikan karakter bangsa. Dampak yang

  ditimbulkan yang juga didukung kemajuan teknologi tersebut tidak hanya dampak yang positif saja, melainkan juga banyak dampak negatif yang telah ditimbulkan, diantara dampak negatif yang ditimbulkan dari era globalisasi yaitu sering ditemuinya degradasi nilai atau moral yang terjadi sekarang ini.

  Hal tersebut disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan nilai-nilai moral yang ada dalam kehidupan sehari-hari, terutama rendahnya kesadaran akan nilai-nilai moral ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari pada kalangan pemuda yang sudah melupakan nilai-nilai moral bangsa yang ada sejak zaman dahulu kala telah menjadi suatu karakteristik bangsa Indonesia sehingga telah dikenal oleh bangsa-bangsa lain di dunia.

  Dimana karakteristik bangsa Indonesia yang telah dikenal oleh bangsa- bangsa lain di dunia bahwa bangsa Indonesia memiliki karakter yang berbeda dari bangsa-bangsa lain, diantaranya karakteristik bangsa Indonesia yaitu memiliki karakter kepahlawanan, nasionalisme, sifat heroik, semangat kerja keras, pantang menyerah dan berani menghadapi segala tantangan. Karakter masyarakat Indonesia, terutama pada kalangan pemuda yang sudah tidak lagi mengenal karakter-karakter luhur bangsa yang sudah dikenal sejak dahulu kala. Maka dari itulah pentingnya penanaman pendidikan karakter bagi generasi muda bangsa Indonesia, dikarenakan generasi muda bangsa Indonesia inilah yang akan membawa perubahan dan kemajuan bagi bangsa Indonesia. Penanaman pendidikan karakter di dunia pendidikan sekarang ini serasa lebih tepat, apabila penanaman pendidikan karakter tersebut disalurkan dengan tepat pula.

  Bangsa Indonesia yang tengah menghadapi gejolak dan tantangan krisis moral, sangat membutuhkan model pendidikan karakter yang secara konseptual benar-benar dapat diterapkan untuk memperbaiki dan menumbuhkan moral (Suparlan, 2015:6). Karena karakter merupakan suatu pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu untuk ditanamkan sejak dini. Sebab maju-mundurnya, aman-bobroknya suatu bangsa atau negara tergantung kepada karakter anak muda sebagai generasi penerus. Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas sumber daya manusia karena kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa (Muslich, 2011:35). Sejak jaman dulu telah banyak langkah yang dilakukan dalam rangka pendidikan karakter, namun belum menjadi fokus utama pendidikan.

  Padahal karakter merupakan aspek yang sangat penting bagi kesuksesan manusia dimasa yang akan datang, sehingga pengembangan karakter diharapkan menjadi orientasi utama di lembaga sekolah. Artinya pendidikan diimplemantasikan dalam proses pendidikan di sekolah. Tentunya tidak terlepas dari dukungan orang tua siswa dan pihak berkompeten dalam dunia pendidikan. Pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, dan pendidikan watak (Amirulloh, 2015:11), yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Adanya penanaman nilai-nilai tersebut diharapkan mampu menghadapi globalisasi yang terjadi saat ini dan yang akan datang.

  Pembentukan karakter sampai saat ini telah melalui proses yang tiada henti. Karakter dijadikan komponen yang sangat penting bagi seseorang agar dapat mencapai tujuan hidup dengan baik, sehingga karakter memegang peran penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang. Membentuk karakter memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh waktu yang lama dan energi yang tidak sedikit untuk mewujudkannya. Karakter yang telah terbentuk akan sulit diubah, maka akan lebih baik membentuknya sejak dini. Akan tetapi tidak ada istilah terlambat dalam upaya pembentukan karakter, kita tetap perlu membina dan mengembangkannya secara bertahap, bertingkat dan berkelanjutan.

  Dalam upaya pembentukan karakter perlu adanya keterlibatan semua pihak, mulai dari keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan. Terkait dengan pembentukan karakter di era global ini, lembaga pendidikan telah pembentukan karakter yaitu gerakan pramuka yang turut membantu tugas pendidikan informal. Gerakan pramuka merupakan salah satu wadah bagi para remaja untuk mengembangkan potensi diri, terutama mengembangkan kepemimpinan yang terdapat dalam dirinya, sehingga nantinya para remaja atau pemuda bisa menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas. Oleh karena itu para remaja bukan hanya menguasai sebuah ilmu dan teknologi akan tetapi harus juga dipersiapkan menjadi seorang pemimpin yang cerdas, terampil, disiplin, berani, dan tangguh.

  Gerakan pramuka merupakan salah satu wadah dan usaha untuk pembinaan karakter generasi muda dengan menggunakan pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat. Terkait pembentukan karakter hal yang harus diperhatikan dikembangkan pramuka dapat membangun akhlak anak bangsa yang baik, berbudi pekerti, berpikir positif, tangguh, percaya diri, disiplin, tanggungjawab, kebersamaan hingga kemandirian.

  Pada saat ini di sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, maupun di perguruan tinggi hampir seluruhnya mempunyai organisasi ekstrakulikuler gerakan pramuka dengan tingkatan masing-masing. Perguruan tinggi khususnya di IAIN Salatiga telah ada organisasi pramuka dengan nama Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Latar belakang adanya organisasi pramuka di IAIN Salatiga tidak lain untuk membentuk karakter mahasiswa.

  Pendidikan pramuka merupakan hal terpenting dalam membentuk karakter kepramukaan melatih peserta didiknya untuk menjadi generasi penerus yang mandiri, memiliki disiplin tinggi, budi pekerti luhur, mampu membangun masyarakat serta berguna bagi bangsa dan negara.

  Nilai-nilai kepramukaan bersumber dari satya pramuka dan dasadarma pramuka. Satya pramuka merupakan kode kehormatan bagi setiap anggota pramuka yang menunjukkan nilai ketuhanan, sikap nasionalisme dan solidaritas. Dasadarma pramuka merupakan kode moral, janji dan komitmen diri yang wajib diamalkan oleh setiap anggota pramuka agar memiliki kepribadian baik. Sementara itu kecakapan dan keterampilan diajarkan dalam kegiatan kepramukaan agar nantinya dapat berguna ketika hidup di masyarakat. Salah satu isi dasadarma yang menarik untuk diteliti dalam upaya pembentukan karakter adalah dasadarma butir kedelapan: disiplin, berani dan setia.

  Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian tentang

  

PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR KE DELAPAN

  DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA MELALUI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN (Studi Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga

  • – Woro Srikandhi IAIN Salatiga)”

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa pokok masalah yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, diantaranya:

  1. Apa yang dimaksud dengan karakter?

  2. Apa kandungan dasadarma butir ke delapan?

  3. Bagaimana penerapan Dasadarma butir ke delapan dalam pembentukan karakter mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian

  Dengan adanya fokus penelitian di atas, maka tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah:

  1. Mengetahui yang dimaksud dengan karakter;

  2. Mengetahui kandungan dasadarma butir ke delapan;

  3. Mengetahui pelaksanaan penerapan Dasadarma butir ke delapan dalam pembentukan karakter mahasiswa.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi yang jelas mengenai penerapan Dasadarma butir ke delapan (disiplin, berani, dan setia) dalam pembentukan karakter mahasiswa. Penerapan tersebut dapat memberikan manfaat yang baik secara teoritis maupun praktis.

  Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran atau gagasan yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam pembentukan karakter mahasiswa dan umumnya bagi orang banyak.

  Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi penulis yang belum dimengerti sebelumnya dan sebagai media pembelajaran untuk mengembangkan diri kearah yang lebih baik lagi. Selain bagi penulis, penelitian ini juga ditujukan untuk anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi agar mengetahui bahwa pembentukan karakter dapat dilakukan melalui penerapan dasadarma, dan bagi orang secara umum penelitian ini memberikan pengetahuan bahwa banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan Dasadarma, salah satunya adalah dalam pembentukan karakter.

E. Penegasan Istilah

  1. Pengertian Dasadarma Dasadarma merupakan ketentuan moral pramuka atau watak pramuka.

  Dasadarma itu berarti sepuluh tuntunan tingkah laku bagi pramuka Indonesia yang berisi penjabaran Pancasila, agar para pramuka dapat mengerti, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

  2. Pengertian Karakter disiplin, berani, dan setia adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang berani, dan setia. Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Amirulloh, 2015:644).

  Berani merupakan sikap pantang menyerah. Salah satu sifat yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada setiap manusia, meskipun dalam hatinya merasa takut namun tetap maju meskipun rasa takut menyelimutinya. meski pertama mengalami kegagalan ia akan selalu memikirkan bagaimana kegagalan tersebut tidak terulang untuk yang kesekian kalinya. Setia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia setia mempunyai arti berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan sebagainya).

  3. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu Unit

  Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kepramukaan sebagai wadah bagi mahasiswa yang senang dalam mengikuti kegiatan kepramukaan. Dalam kegiatan racana berorientasi pada kegiatan yang dapat membantu dalam menyelesaikan perkuliahan sebagai seorang mahasiswa dengan menggunakan sistem bina diri, bina satuan dan bina masyarakat. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi berpangkalan di IAIN Salatiga dan meiliki nomer Gugus Depan 02.237-02.238 dan beralamatkan di PKM 2 lantai 1.

F. Metode Penelitian Metode adalah pengetahuan tentang cara kerja atau berbagai cara

  Sedangkan penelitian adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui pengetahuan melalui metode-metode ilmiyah. Ketepatan dalam menggunakan metode adalah syarat utama untuk menuju keberhasilan suatu penelitian. Ada beberapa hal yang perlu dipaparkan berkaitan dengan metode penelitian, yang pertama berupa pendekatan dan rancangan penelitian. Pendekatan dan rancangan penelitian yang peneliti gunakan berupa deskriptif analisis, sehingga metode yang digunakan adalan metode kualitatif agar dapat mengetahui bagaimana penerapan dasadarma dalam pembentukan karakter mahasiswa di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga. Hal yang kedua berupa metode pengumpulan data, adapun metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

  1. Metode Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011:104). Untuk melakukan observasi peneliti mengamati langsung situasi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

  IAIN Salatiga. Berdasarkan dari pendapat di atas peneliti menggunakan teknik observasi langsung terhadap pengurus dan anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga guna untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.

  2. Metode Wawancara/interview Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara (Fathoni, 2011:105). Pendapat lain mengatakan bahwa wawancara adalah cara menjaring informasi atau data melalui interaksi verbal/lisan (Suwartono, 2014:48).

  Teknik pengumpulan data melalui wawancara dilakukan terstruktur, terbuka, dan langsung kepada pengurus dan anggota Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi. Terstruktur artinya peneliti menggunakan pedoman wawancara yang sudah disusun sesuai dengan bangunan teori yang ada.

  Terbuka artinya informan dapat memberikan penjelasan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dimiliki. Langsung artinya peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan informan.

  3. Metode Dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Metode dokumentasi ini digunakan untuk pengumpulan data seperti foto-foto mengenai Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi, sejarah berdirinya, profil, dan visi misi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika bertujuan untuk memperjelas gambaran umum tentang skripsi ini yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Bagian awal berisikan halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel serta daftar lampiran.

  Bagian inti terdiri dari lima bab. Bab pertama yaitu pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, serta sistematika penulisan, bab kedua landasan teori yang berisi pembahasan tentang teori mengenai judul penelitian, yaitu mengenai pembentukan karakter dari penerapan dasadarma butir ke delapan pada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga, bab ketiga paparan data dan temuan penelitian yang berisi tentang gambaran lokasi dan objek penelitian, di dalamnya meliputi sejarah berdirinya, Visi dan Misi, struktur organisasi UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi, penyajian data penelitian yang meliputi data nama responden dan data hasil penelitian, bab keempat pembahasan hasil penelitian yang berisi tentang analisis diskriptif dan pembahasan hasil penelitian, dan yang terakhir bab kelima penutup yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran.

  Bagian akhir skripsi memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup. Pada penelitian ini data yang dilampirkan berupa ringkasan pengumpulan data yang meliputi transkrip wawancara, hasil dokumentasi selama penelitian dan dokumen lainnya yang relevan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Dasadarma Butir ke Delapan (Disiplin, Berani, dan Setia) Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, dasadarma dapat diartikan sebagai ketentuan moral bagi anggota

  gerakan pramuka golongan penggalang, penegak, pandega, dan anggota dewasa. Pada dasarnya dasadarma merupakan aturan yang perlu dipatuhi dan diterapkan oleh anggota pramuka dalam kehidupan, dalam hal ini sebagai dasar pembentukan karakter bagi anggota pramuka. Menurut Ilyas dan Qoni (2012:23), dasadarma adalah alat pendidikan mandiri yang progresif untuk membina dan mengembangkan akhlak mulia.

  Dasadarma merupakan kode kehormatan pramuka dalam bentuk ketentuan moral. Secara bahasa dasadarma dapat diartikan sebagai sepuluh kewajiban, aturan dan kebajikan. Dalam buku Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (2016:40) dasadarma diartikan sebagai alat proses pendidikan diri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur dan juga landasan gerak gerakan pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong.

  Kode kehormatan itu merupakan suatu norma atau nilai-nilai luhur dalam kehidupan para anggota gerakan pramuka yang merupakan ukuran tingkah laku anggota gerakan pramuka. Apabila seseorang yang telah mengikuti pendidikan kepramukaan dan mereka merealisasikan di dalam kehidupan sehari-hari sesuai kode kehormatan pramuka maka orang tersebut akan memiliki karakter yang baik dalam diri mereka masing-masing, misalnya mereka menjadi disiplin, berani terhadap apa yang mereka kerjakan, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia yang jika kita lihat diera sekarang sudah semakin memprihatinkan, memiliki kesadaran tentang kejujuran disetiap keadaan, dan masih banyak lagi pendidikan karakter yang bisa didapatkan dari gerakan pramuka jika para pemudanya bersedia untuk menerapkan yang telah mereka dapatkan dari pramuka kedalam kehidupan mereka sehari-hari.

  Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan pendidikan sangat relevan dengan pendidikan karakter terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter dengan nilai-nilai dasadarma. Upaya menanamkan dan membentuk karakter, pramuka menggunakan kode kehormatan. Kode kehormatan mempunyai makna suatu norma yang menjadi ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi standar tingkah laku pramuka di masyarakat. Ketentuan moral yang disebut dasadarma untuk anggota pramuka tingkatan penggalang, penegak, pandega dan anggota dewasa menurut Ilyas dan Qoni (2012:33) selengkapnya dijelaskan sebagai berikut; pertama, taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berarti mengerjakan yang utama dan meninggalkan yang tercela sesuai dengan petunjuk dan perintah Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan, oleh karena itu, acuan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa aturan Tuhan Yang Maha Esa. Darma ini merupakan perwujudan Pancasila sila pertama; kedua, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam dan seisinya, termasuk manusia. Maka sudah menjadi sebuah keharusan bagi pramuka untuk melimpahkan cinta kasihnya kepada alam sekitar dan menjaga kelestariannya. Hal ini bertujuan agar alam sekitar dapat terus memberikan manfaat secara berkelanjutan sampai dengan generasi berikutnya. Cinta kasih sesama manusia memberikan pemahaman agar pramuka memiliki satu kesatuan dengan sesama,tidak membeda-bedakan antara manusia satu dengan yang lain dalam koridor ketentuan moral yang ada. Darma ini merupakan perwujudan pancasila sila kedua; ketiga, patriot yang sopan dan kesatria. Sebagai warga negara, maka pramuka adalah putra terbaik bangsa yang siap dan setia membela tanah airnya.

  Kehalusan dan kesopanan yang ada pada dirinya tidak boleh menghalangi sikap kesatria yang gagah berani membela bangsa dan negara.

  Darma ini merupakan perwujudan pancasila sila ketiga; keempat, patuh dan suka bermusyawarah, patuh merupakan wujud konsisten terhadap kesepakatan dan aturan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sedangkan bermusyawarah adalah sikap utama seorang demokrat untuk menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap arogan, otoriter, dan kecenderungan semaunya sendiri. Darma ini merupakan perwujudan pancasila sila keempat; kelima, rela menolong dan tabah. Rela menolong merupakan perbuatan yang jauh dari perhitungan untung rugi. Keikhlasan merupakan kunci dari dasadarma ini, bahwa menolong sesama harus dilandasi keikhlasan; keenam, rajin, terampil, dan gembira. Manusia diciptakan dengan kelebihan akal budinya, oleh karena itu maka sudah menjadi kewajiban bagi manusia untuk mengembangkan dirinya.

  Pramuka dituntut untuk rajin belajar dalam proses pengembangan dirinya. Mengembangkan keterampilan diri agar bisa hidup di atas kaki sendiri, serta selalu berupaya menjaga kegembiraan dalam aktivitasnya sebagai wujud syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa; ketujuh, hemat, cermat, dan bersahaja. Hemat merupakan wujud ketepatan dalam menggunakan sesuatu. Cermat adalah ketelitian dan kehati-hatian dalam menjalankan tugas atau melakukan sesuatu. Sedangkan bersahaja kesederhanaan dalam menjalani semua aktivitas; kedelapan, disiplin, berani, dan setia. Disiplin adalah kemampuan diri untuk mengendalikan diri dan patuh pada ketentuan yang ada. Berani adalah sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah atau tantangan,sedangkan setia adalah ketetapan pada satu pendirian atau pilihan; kesembilan, bertanggungjawab dan dapat dipercaya yang memiliki makna pramuka itu bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang telah diperbuatnya. Rasa tanggung jawab tersebut minimbulkan kepercayaan orang lain terhadap pribadi-pribadi dalam pramuka; dan yang kesepuluh, suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Pikiran, perkataan, dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa pramuka sehingga pramuka itu menemukan dirinya sesuai dengan tujuan gerakan pramuka yang diantaranya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, tinggi mental, moral budi pekerti dan kuat kenyakinan beragama.

  Sepuluh dasadarma yang telah disebutkan sebelumnya peneliti mengambil satu dasadarma yaitu butir ke delapan yang menjadi fokus penelitian ini. Dasadarma butir kedelapan ini terdapat tiga nilai karakter yaitu disiplin, berani, dan setia.

  Sekarang ini kata disiplin telah berkembang mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga banyak pengertian disiplin yang berbeda antara ahli yang satu dengan yang lain. Moh Shochib (2000:2) mengemukakan pribadi yang memiliki dasar-dasar dan mampu mengembangkan kedisiplinan diri berarti memiliki keteraturan diri berdasarkan acuan nilai moral. Lebih lanjut dijelaskan bahwa siswa yang mengembangkan kedisiplinan diri memiliki keteraturan diri berdasarkan nilai agama, nilai budaya, aturan-aturan pergaulan, pandangan hidup, dan sikap hidup yang bermakna bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara. Tulus T u’u (2004:31) menyatakan:

  Dalam bahasa Indonesia istilah disiplin kerapkali terkait dan menyatu dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar dirinya. Sebaliknya, istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri orang itu. Sedangkan Cony R. Semiawan (2009:89) mendefinisikan bahwa disiplin secara luas dapat diartikan sebagai semacam pengaruh yang dirancang untuk membantu anak agar mampu menghadapi tuntutan dari lingkungan. Disiplin mempunyai empat unsur pokok; pertama, peraturan sebagai pedoman perilaku; kedua, konsistensi dalam peraturan; ketiga, hukuman untuk pelanggaran peraturan. Sementara yang keempat, penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku.Salah satu definisi disiplin adalah melatih melalui pengajaran atau pelatihan.

  Berdasarkan dari beberapa definisi yang telah disebutkan sebelumnya dapat diketahui disiplin merupakan sebuah sikap yang terikat akan aturan yang dijalankan dengan kesadaran, dimana dalam menjalankan aturan itu merupakan wujud mempelajari tanggung jawab untuk menyesuaikan diri agar memberikan pengalaman yang mengandung moral. Dapat dikatakan pula bahwa disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata tertib manusia sebagai pribadi yang baik, disiplin adalah suatu keadaan dimana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta ada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Disiplin pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia. Sebaliknya, disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran hati nurani akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama.

  Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebut sebelumnya dapat kita ketahui bahwa hakikat dari nilai disiplin ialah perilaku individu yang menunjukkan pada ketaatan pada sebuah aturan tertentu dan apabila melanggarnya akan dikenakan sanksi yang berlaku. Berikut beberapa indikator disiplin dapat dilihat dalam tabel berikut:

  Tabel 2.1 Indikator disiplin

  NO. Indikator

  1. Berusaha mentaati aturan

  2. Berusaha melakukan segala sesuatu tepat waktu

  3. Selalu berusaha tanggungjawab dalam kerja Nilai karakter dalam dasadarma butir kedelapan yang kedua yaitu berani. Berani atau keberanian merupakan sebagai salah satu butir karakter mempunyai definisi yang mendorong pada kebesaran jiwa, sifat-sifat luhur, rela berkorban, dan memberikan sesuatu yang paling dicintainya (Sugihartono, 2007:81). Keberanian memiliki kontribusi besar dalam pencapaian tujuan pendidikan. Hal itu dapat dikaitkan dengan suatu temuan bahwa keberanian adalah kekuatan emosional yang mencakup kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan di tengah-tengah tantangan yang dihadapi dari dalam maupun dari luar (Zulkifli, 2005:37). Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Indra Munawar (2010) yaitu keberanian adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan kemungkinan- Munawar antara lain adanya tekad, percaya diri, konsistensi, dan optimisme. Keberanian merupakan suatu kualitas karakter yang mesti dipupuk dalam diri seseorang.

  Berdasarka dari beberapa pendapat yang disampaikan oleh beberapa ahli tersebut tentang keberanian maka dapat disimpulkan bahwa keberanian adalah sikap untuk melakukan sesuatu tanpa memperdulikan kemungkinan akibat buruk meskipun harus menghadapi bahaya, kesulitan, kesakitan dan lain-lain. Dari uraian tersebut, beberapa indikator berani dapat dilihat dalam tabel berikut:

  Tabel 2.2 Indikator Berani

  NO. Indikator

  1. Tidak mudah merasa minder dan takut

  2. Berani mengungkapkan sanggahan, kritikan, dan saran ketika diskusi

  3. Berani menghadapi suatu permasalahan dan mampu menyelesaikannya Nilai karakter dalam dasadarma ke delapan yang ketiga adalah setia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesiaa setia diartikan berpegang teguh pada janji, pendirian, patuh, taat dan sebagainya. Setia adalah suatu perbuatan atau perasaan yang dilakukan atau dikendalikan oleh pikiran emosional seseorang dengan melihat dan merasakan suatu kejadian yang berhubungan dengan kehidupan pribadi maupun kelompok. Setia dalam kehidupan pribadi adalah suatu bentuk tanggungjawab yang harus dijalankan karena kepentingan diri sendiri, konsekuensi dari apa yang diperbuat, dilakukan dan dihasilkan. Setia dalam kehidupan kelompok, sama halnya dalam kehidupan pribadi akan tetapi lebih bersifat temporer.

  Setia atau kesetiaan dua kata yang hampir mempunyai kesamaan makna, yaitu mengabdikan keyakinan hati terhadap orang lain yang membuat diri kita merasa aman dan terlindungi, yang membuat kita jadi bahagia, yang membuat kita bisa bertahan hidup dan bisa mengatasi segala permasalahan hidup kita, itulah setia yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang berhati tulus dan konsekuen. Setia memiliki banyak makna, seperti loyal, patuh, ketaatan, disiplin.

  Dapat disimpulkan kesetiaan adalah suatu sikap yang berpegang teguh pada komitmen awal walaupun ada pilihan lebih baik. Tidak jauh dari bisa dipercaya, peduli, pengertian mampu menjaga dan melindungi, jujur, termasuk menepati janji dan bertanggung jawab atas semua sikap dan tingkah laku secara benar. Kesetiaan dalam sebuah organisasi sangatlah penting, ini karena kita telah mengambil amanat dan tanggungjawab dalam berorganisasi, terutama di Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi. Dari uraian tersebut, berikut beberapa indikator setia dapat dilihat dalam tabel berikut:

  Tabel 2.3 Indikator setia

  NO. Indikator

  1. Mampu menjaga nama baik Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

  2. Mampu menepati janji

  3. Patuh kepada keputusan pimpinan

B. Karakter dan Pembentukannya

  Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara (Samani, 2012:41). Karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai dan memfokuskan bagaimana menerapkan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan nyata atau tingkah laku seseorang. Karakter juga dapat diartikan sebagai tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan. Karakter adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang (Zubaedi, 2011:1). Karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti yang menjadi ciri khas seorang atau sekelompok orang (Fitri, 2012:20).

  Kata akhlak sendiri berasal dari bahasa arab berupa jamak atau bentuk ganda dari kata khuluq yang secara etimologis berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat (Tebba, 2005:65). Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan, dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral yang terdapat dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna (Daradjat, 1995:10).

  Sepintas memang kata moral, akhlak, dan karakter secara terminologi seolah bermakna sama. Namun, jika diselidiki dari makna akarnya kesemuanya memiliki perbedaan. Moral lebih cenderung pada penyampaian nilai yang berkembang dan berlaku di suatu masyarakat. Dengan kata lain moral kurang bersinggungan dengan ranah afektif dan psikomotorik. Sedangkan akhlak, kriteria benar salah dalam menilai suatu perbuatan merujuk pada Al-Quran dan Sunah. Telaah lebih lanjut mengenai akhlak adalah terbentuknya karakter positif dalam perilaku seseorang. Namun dalam implementasinya akhlak cenderung pada sebuah pengajaran right and wrong seperti halnya moral. Sedangkan karakter sendiri merupakan sifat yang mendasar yang ada pada diri manusia. Sering orang juga menyebutnya tabiat atau perangai. Karakter bisa dikatakan lebih tinggi dari moral, karena karakter tidak hanya berkaitan tentang benar salah, tetapi juga bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal baik dalam kehidupan. Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka antara moral, karakter, dan akhlak mempunyai orientasi yag sama yaitu pembentuk watak.

  Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan individu lain (Hidayatullah, 2009:9). Moral sendiri merupakan Karakter itu mengenai sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut disifati (Wibowo, 2012:36).

  Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik dan Dalam hal ini, M. Noor Rohinah (2012:35) menyatakan bahwa karakter erat kaitannya dengan kepribadian seseorang dimana seseorang bisa disebut orang yang berkarakter jika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Menurut Masnur Muslich (2011:71), “karakter juga berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi p ositif, bukan netral”. Jadi orang yang berkarakter adalah orang yang mempunyai kualitas moral positif.

  Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebutkan sebelumnya dapat diketahui bahwa karakter bersifat memancar dari dalam ke luar.

  Artinya, kebiasaan dilakukan bukan atas permintaan atau tekanan dari orang lain melainkan atas kesadaran dan kemauan sendiri. Dapat digarisbawahi pula bahwa karakter tidak lain adalah cara berfikir dan berperilaku seseorang. Dua hal ini tidak dapat dipisahkan dalam diri setiap manusia, artinya jika kita bisa berfikir tentang kebaikan maka sejatinya kita juga harus mampu melakukan kebaikan sebagaimana yang kita pikirkan. Tanpa penerapan semacam itu, maka sesuatu yang kita pikirkan hanyalah menjadi sesuatu tidak ada gunanya dalam kehidupan. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karakter adalah kualitas moral seseorang dalam berperilaku atas kesadaran diri sendiri sehingga menjadi ciri khas individu dan dapat membedakan dirinya dengan individu lainnya.

  Kualitas moral seseorang dalam bertindak sangat dipengaruhi dengan lingkungan. Kenyataannya setiap individu akan terlibat pertemuan dengan orang lain di lingkungan mereka berada, peristiwa ini sangat rentan masalah. Jika masalah muncul bagaimanakah cara menyelesaikannya dengan baik? Jika seorang individu dapat menguasai diri dengan baik, maka dia dapat menyelesaikan masalah dengan baik pula. Individu yang demikianlah yang dikatakan berkarakter. Kesimpulannya bahwa pembentukan karakter memang sangat penting bagi kehidupan manusia.

  Pembentukan karakter pada intinya bertujuan membentuk pribadi yang tangguh, berakhlak mulia, bermoral, toleran, gotong royong dan berjiwa patriotik. Berkaitan dengan hal tersebut, Kesuma dkk (2011:11) menyatakan sebagai berikut:

  Tujuan pembentukan karakter yaitu memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak,baik ketika proses sekolah maupun setelah lulus sekolah, mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai- nilai yang dikembangkan sekolah, membangun koreksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

  Pembentukan karakter yang baik, akan menghasilkan perilaku individu yang baik pula. Pribadi yang selaras dan seimbang serta dapat mempertanggung jawabkan semua tindakan yang dilakukan. Tindakan itu dapat membawa kearah yang lebih baik dan kemajuan.

  Terlepas dari tujuan pembentukan karakter, proses seseorang dalam membentuk karakter pastinya telah melalui proses yang panjang dan terus menerus. Dalam proses tersebut terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi sukses tidaknya dalam pembentukan karakter seseorang. Karakter seseorang diukur dengan apa yang dilakukan berdasarkan tindakan sadarnya. Dengan tindakan sadar tersebut. Karakter tidak akan terbentuk tanpa adanya faktor- faktor di dalamnya. Secara umum faktor-faktor tersebut terbagi atas dua kelompok yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan kumpulan dari unsur kepribadian atau sifat manusia yang secara bersamaan mempengaruhi perilaku manusia. Faktor internal tersebut diantaranya insting biologis, kebutuhan psikologis dan kebutuhan pemikiran.

Dokumen yang terkait

Kata Kunci: Pola Pendidikan, Karakter Mahasiswa PENDAHULUAN - POLA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA DI FITK JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IAIN AMBON

0 0 13

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT IZATUL ISLAM GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 120

PENERAPAN SYARIAH ISLAM DI INDONESIA (Studi Kasus Gerakan Negara Islam Indonesia di Wilayah Salatiga) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah

0 0 162

SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAMAL FALAH SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 125

METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN (Studi Komparasi Pondok Pesantren Sabilul Huda Banyubiru dan Pondok Pesantren Nazzalal Furqon Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 121

TEKNIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNARUNGU (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 149

PRESTASI MAHASISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI IAIN SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 130

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT DALAM PERSPEKTIF ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 132

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AL-QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19 (TELAAH ATAS KITAB TAFSIR AL-MISBAH) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 93

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER SURAT AL-AN’AM AYAT 151-153 DAN PENERAPANNYA DALAM PAI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

1 2 105