PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN VAK VISUALIZ
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTHETIC) TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA ARAB SISWA KELAS VIII MTSN NGAWEN GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2013/2014
Laporan ini diajukan kepada SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam
Oleh: Umu Shodiqoh 10421006 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
Motto
What I Hear, I Forget
What I Hear, See And Ask Question About Or Discuss With Someone Else, I Begin To Understand
What I Hear, See, Discuss, And Do I Acquire Knowledge
And Skill
What I Teach To Another, I Master.
1 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Dan YAPPENDIS), 2009, hlm. 2
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karya Sederhana Ini
Kepada :
Ayah dan Ibundaku Tersayang serta Almamaterku Tercinta Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
ABSTRAK
Umu Shodiqoh. Pengaruh Model Pembelajaran VAK (Visualization Auditory Kinesthetic) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VIII MTsN Ngawen Gunungkidul Tahun Ajaran 2013/ 2014. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan pendidikan bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran VAK terhadap hasil belajar bahasa Arab antara kelompok eksperimen (yang menggunakan model pembelajaran VAK) dengan kelompok kontrol (yang tidak menggunakan model pembelajaran VAK) siswa kelas VIII MTsN Ngawen Gunungkidul
Penelitian ini merupakan Penelitian Eksperimen (Experimental Research), yaitu suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Subjek dalam penelitian ini terdiri 61 siswa, yang terdiri dari kelas VIII B yang dijadikan sebagai kelas kontrol dengan jumlah 30 siswa dan kelas VIII C yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 31 siswa. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan
berupa analisis komparatif dengan menggunakan uji “t”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada hasil belajar bahasa Arab antara kelompok eksperimen (yang menggunakan model pembelajaran VAK) dengan kelompok kontrol (yang tidak menggunakan model pembelajaran VAK) Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata untuk kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar 21,61, dari skor awal sebesar 53,71 meningkat menjadi 75,32. Sedangkan untuk kelompok kontrol terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 3,83, dari skor awal sebesar 54,67 meningkat menjadi 58,50.
Dengan melihat perbedaan skor dari masing-masing kelompok tersebut, menunjukkan bahwa model pembelajaran VAK merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk belajar bahasa Arab.
لصف ل ل ةيبرعلا ةغللا ميلعت ةجيتنل ) ىكرلحا ىعمسلا روصتلا ( VAK ميلعتلا جذونم رثلاا . ةقيدص مأ ثبح . ٢٠١٤ \ ٢٠١٣ يساردلا ة ةنسلا لوديك جنونوك ) Ngawen ( نيواع ةيموكلحا ةطسوتلما ةسردبم نماثلا
ةيملاسلإا اغاجيلاك نانوس ةعماج ينملعلما ليهأتو ةيوبتًلا مولعلا ةيلك ةيبرعلا ةغللا ميلعت مسق . اتركايكوي . ي ملع . ٢٠١٤ ، ةيموكلحا روصتلا ( VAK ميلعتلا جذونم لامعتسا فى ىزغلما رثلاا مدع وأ دوجو فاشكنلا ثحبلا اذه فدهي VAK ميلعتلا جذونم ةبرجتلا نومدخ تسي ( ةبرجتلا ةعوملمجا ينب ةيبرعلا ةغللا ميلعت ةجيتن ةيقتًل ) ىكرلحا ىعمسلا روصتلا ( VAK ميلعتلا جذونم ةبرجتلا نومدخ تسي لا نم ( ةطباضلا ةعوملمجا و ) ) ىكرلحا ىعمسلا روصتلا (
. لوديك جنونوك ) Ngawen ( نيواع ةيموكلحا ةطسوتلما ةسردبم نماثلا لصفلا بلاطل ) ) ىكرح ىعمسلا نم يننثا ينب ) ةيببسلا ةقلاعلا ( ةيببسلا نع ثحبيل ثحبلا ةقيرط وهو بييرجتلا ثحبلا وه ثحبلا اذه مهنم , ابلاط ٦١ ثحبلا اذه فى تانئاكلا . اهيذؤت تيلا ىرخلأا لماوعلا لزع وا صقن وا صلتخ ب ةرهاظلا لماوعلا " C " نماثلا لصفلا بلاط نم ٣١ و ةطبا , ضلا ةعوملمجا لمح نوليح " B " نماثلا لصفلا بلاط نم ادلو ٣ . ةقيرطب يه ثحبلا اذه في ةثحابلا اه لمعتست تىلا قئاقلحاو تا نايبلا عجم قرطو . ةبرجتلا ةعوملمجا لمح نوليح ". t " رابتخاب ةنراقلما ليلتح وه مدختسلماتا نايبلا ليلتحو . قيثوتلاو , ةظحلالماو , رابتخلإا ةعوملمجا ينب ةيبرعلا ةغللا ميلعت ةجيتن ةيقرت
فى ىزغلما رثلأا كانه نأ ىلع لدت ثحبلا اذه ةجيتنو لا نم ( ةطباضلا ةعوملمجا و ) ) ىكرلحا ىعمسلا روصتلا ( VAK ميلعتلا جذونم ةبرجتلا نومدخ تسي ةبرجتلا ( لوصح ةيقرت دوجوب اذه ىلع لديو . )) ىكرلحا ىعمسلا روصتلا ( VAK ميلعتلا جذونم ةبرجتلا نومدخ تسي . ٧٥ , ٣٢ لىإ عفترت ٥٣ , ٧١ لىولأا ةطسوتلما ةميقلا نم ، ٢١ ، ٦١ تٌعي ةبرجتلا ةعومجملل ةطسوتلما ةميقلا لىإ عفترت ٥٤ , ٦٧ لىولأا ةطسوتلما ةميقلا نم ، ٣ , ٨٣ تٌعي ةطسوتلما ةميقلا عافترا كانه ةطباضلا ةعومجمللو
. ٥٨ , ٥٠ ) ىكرلحا ىعمسلا روصتلا ( VAK
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 Tahun 1987 dan No. 05436/U/1987. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:
A. Konsonan Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Nama
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
Es (dengan titik di atas)
Jim
Je
Ha (dengan titik di bawah) Kha
ḥa
خ Ka dan ha
kh
d د De ذ
Dal
żal
Zet (dengan titik di atas)
Es (dengan titik di bawah)
De (dengan titik di bawah)
ṭa
Te (dengan titik di bawah)
ẓa
Zet (dengan titik di bawah)
ع Koma terbalik di atas „ain
g غ Ge Fa f ف Ef ق
Gain
Qaf
Ki
Kaf
Ka
Lam
El
Mim
Em
Nun
En
Wau
We
Ha h ه Ha ء Hamzah
Apostrof Ya
ي Ye
B. Vokal
1. Vokal Tunggal Tanda
Nama
Huruf Latin Nama
Fatḥah
: fa‟ala َ ِ ُذ : żukira
2. Vokal Rangkap Tanda dan Huruf
Nama
Gabungan Huruf Nama
ْي َ a dan i
Fatḥah dan ya
ai
ْو َ a dan u
Fatḥah dan wau
au
Contoh:
: kaifa َل ْ َى : haula
3. Maddah
Harkat dan
Nama huruf
Nama
Huruf dan
Tanda
يَاَ a dan garis di atas
Fatḥah dan alif atau ya
يِ i dan garis di atas وُ
Kasrah dan ya
ḍammah dan wau
u dan garis di atas
Contoh:
: qāla
: ramā
: qȋla
: yaqūlū
4. Ta Marbuṭah
a. Ta Marbuṭah Hidup Ta m arbuṭah yang hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah dan ḍammah, transliterasinya adalah huruf t. Contoh:
ةٌتَ َرْ َم : madrasatun
b. Ta Marbuṭah Mati Ta m arbuṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah huruf h. Contoh:
: riḥlah
c. Ta Marbuṭah yang terletak pada akhir kata dan diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata tersebut dipisah maka transliterasi ta marbuṭah tersebut adalah huruf h.
Contoh:
ْل َ ْطَاا ُتَ ْو َر : rauḍah al-aṭfāl
5. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab di lambangkan dengan tanda ( ّ ). Transliterasi tanda syaddah atau tasydid adalah berupa dua huruf yang sama dari huruf yang diberi syaddah tersebut.
Contoh:
َنَّب َر : rabbanā
6. Kata Sandang Alif dan Lam
a. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah Contoh:
ُ ْ َّلاا : asy-syams
b. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah Contoh:
ُ َ َ ْاَا : al-qamaru
7. Hamzah
a. Hamzah di awal Contoh:
ُث ْ ِمُ : umirtu
b. Hamzah di tengah Contoh:
َن ْوُ ُ ْ َح : ta‟khużūna
c. Hamzah di akhir Contoh:
ةٌءًَْ : syai‟un
8. Penulisan Kata
Pada dasarnya penulisan setiap kata, baik fi‟il, isim maupun huruf ditulis terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf
Arab yang sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf Arab yang sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf
Contoh: َنا َ ٍِْ ْاا َو َ ٍَْ ْاا ُف ْوَ َ
:- Fa aufū al-kaila wa al-mȋzāna - Fa auful-kaila wal- mȋzāna
9. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan seperti yang berlaku dalam EYD, diantara huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandang.
Contoh: ٌووّ َ د اِ ٌدَّمُحَم اَم َو : Wa mā Muḥammadun illā rasūlun.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa menganugrahkan segala rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Berkat pertolongan dan kemudahan yang telah Allah berikan kepada penyusun serta dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran VAK (Visualization Auditory Kinesthetic) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas
VIII MTsN Ngawen Gunungkidul Tahun Ajaran 2013/ 2014” diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam dinamika pendidikan khususnya pendidikan bahasa Arab.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu sangat diharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Selama penyusunan skripsi ini penyusun menyadari bahwa banyak pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah mendukung, memotivasi, dan membantu penyusun dalam kelancaran penyusunan skripsi. Untuk itu rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya penyusun sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Hamruni, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Drs. H. Ahmad Rodli, M.S.I., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Dudung Hamdun, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Sembodo Ardi Widodo, M.Ag selaku penasehat akademik sekaligus pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan serta arahan yang sangat berarti untuk penyusun dalam penyelesaian tugas akhir ini.
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah bersedia mendidik dan memberikan pelayanan bagi mahasiswa dengan keikhlasan.
6. Ibu Dra. Arif Fatunisak, selaku Kepala Madrasah MTsN Ngawen Gunungkidul yang telah memberi izin dan membantu penyusun dalam melakukan penelitian.
7. Bapak Nurudin Azis, S.Ag., selaku guru Bahasa Arab kelas VIII, beserta para Bapak dan Ibu guru serta seluruh karyawan MTs N Ngawen Gunungkidul, yang sudah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu penyusun selama proses penelitian dan menerima penyusun di lingkungan madrasah dengan hangat.
8. Siswa kelas VIII B dan VIII C MTs N Ngawen Gunungkidul tahun ajaran 2013/2014 atas kesediaan dan partisipasinya dalam mengikuti proses penelitian.
9. Yang penting dan paling penting adalah terimakasih kepada Ayahanda tercinta Bapak Agus Hamid, dan Ibunda tersayang Ibu Masyitoh yang selalu memberikan dukungan dalam setiap jejak langkah penulis, memotivasi, menasehati serta tidak pernah lelah memanjatkan do‟a dalam setiap sujudnya, selalu ada diwaktu penulis senang maupun susah. Kebaikan kalian tidak akan pernah bisa penulis balas dengan apapun, Love you So Abah, Mama.
10. Kakakku tercinta Luqman Hakim nan jauh disana yang selalu memberikan do‟a, motivasi, nasehatnya, serta tak pernah bosan mendengarkan keluhan-
keluhan adiknya (cunong) diwaktu sibuknya, semoga sukses selalu.
11. Sahabat-sahabatku G‟c (Mamah, Nia, Kiki, Mila, Vita). Sebagai teman berbagi suka maupun duka, saudara dan bahkan keluarga. Kalian selalu di sampingku dikala aku jatuh dan kemudian bangun lagi. Canda dan tawa kalian selalu menghiasi hidupku. Thanks a lot.
12. Sahabat-sahabatku di pondok Al-Munawwir Komplek Nurussalam. Yaya, Dela, Alin, Mba Mus, Mblo Ana, Mba Weni, Mba Fatma dan santri-santri yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
13. Teman- teman PBA‟10 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, khususnya teman yang selalu membantu penulis dan selalu memberikan motivasi kepada penulis (Lia, Teteh Tety, Elsa, Miemie, Mba Isti, Cholil, Um Nizar, Tsalis,
Azmul, Anam, Adi, Mahendra, dll) dan masih banyak lagi yang tak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
14. Teman-teman seperjuangan PPL-KKN Integratif Kelompok 24: Upik, Mila, Umi, Mba Erni, Leli, Dedi, Paul, Fikri, Mas Hajir, Ikhwan dan Husein yang telah memberikan motivasi untuk terus maju, terimakasih atas persaudaraan yang singkat ini, begitu indah dan mengesankan.
15. Yang terakhir penulis ucapkan terima kasih untuk someone yang telah menyemangati di setiap detik langkahku (Bakpao). Semoga kau memang untukku. Amiin
Akhir kata, semoga Allah SWT membalas atas semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga Allah SWT menambahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab khususnya. Amin
Yogyakarta, 3 Februari 2014 Penyusun,
Umu Shodiqoh NIM. 10421006
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Desain Penelitian Eksperimen Control Group Pretest-Posttest 20 Gambar 2.1 : Struktur Organisasi MTsN Ngawen ....................................... 35 Gambar 2.2 : Struktur Organisasi Tata Usaha MTsN Ngawen .................... 38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 2 : Kisi-kisi Penelitian Lampiran 2 : Pedoman Pengumpulan Data Lampiran 3 : Pedoman Soal Lampiran 4 : Soal Pre Test dan Post Test Lampiran 5 : Dokumentasi Penelitian Lampiran 6 : Lembar Observasi Pembelajaran Lampiran 7 : Catatan Lapangan Lampiran 8 : Nama Kelompok Eksperimen Lampiran 9 : Nama Kelompok Kontrol Lampiran 10 : Output Validitas Lampiran 11 : Output Reliabilitas Lampiran 12 : Output Normalitas Dan Homogenitas Lampiran 13 : Output Uji Paired Sample Test Lampiran 14 : Output Independent Sample T Test Lampiran 15 : Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 16 : Bukti Seminar Proposal Lampiran 17 : Surat Ijin Penelitian Lampiran 18 : Sertifikat TOEC dan IKLA Lampiran 19 : Sertifikat PPL – KKN Integratif Lampiran 20 : Sertifikat SOSPEM dan ICT Lampiran 21 : Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab merupakan bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Penggunaannya sudah sangat meluas dan sudah menjadi salah satu mata kuliah yang diajarkan di berbagai perguruan tinggi yang ada diluar
negeri, salah satunya adalah di negara Amerika. 2 Selain sebagai alat komunikasi, bahasa Arab juga merupakan bahasa Al- qur‟an dan Al-hadist
yang merupakan pedoman umat islam. Banyak pengetahuan, wawasan dan hukum-hukum Islam yang mayoritas tertulis dengan menggunakan bahasa Arab. Oleh karena itu kita sebagai umat muslim harus mempelajari bahasa kedua di dunia ini.
Penduduk Indonesia yang mayoritas bergama Islam, memposisikan bahasa Arab sebagai pelajaran yang wajib ada di sekolah-sekolah Islam. Hal ini bertujuan agar masyarakat di Indonesia dapat menjadi masyarakat yang berintelektual tinggi dan agamis. Tidak sedikit orang yang menganggap bahasa Arab itu sulit karena mereka menganggap bahwa perbendaharaan kosakata bahasa Arab yang sangat banyak, perubahan- perubahan kata sesuai dengan keterangannya, serta aturan-aturan yang kompleks dalam tarkibnya membuat bahasa Arab menjadi bahasa yang susah dipelajari.
2 Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), hlm. 1.
Siswa-siswa yang berada di MTsN Ngawen, Gunung Kidul merasakan hal yang sama, bahwa pelajaran bahasa Arab itu lebih susah daripada pelajaran yang lain. Latarbelakang pendidikan yang berbeda-beda tentunya dapat mempengaruhi proses pembelajaran bahasa Arab. Sedangkan di MTsN Ngawen tersebut mayoritas siswa berasal dari sekolah umum. Dari lokasinya sendiri juga tidak ada bi’ah lugāwiyah yang dapat mendukung proses pembelajaran bahasa Arab.
Menurut Abdul Mu‟in, ada tiga permasalahan dalam mempelajari bahasa arab. Pertama, masalah kebahasaan yaitu kesulitan dalam aspek bunyi, kesalahan dalam mendengarkan suara huruf yang berdekatan dalam makhrojnya dan ada yang tidak sama antara yang didengar dan yang ditulis. Kedua, masalah psikologis yaitu masalah motivasi dalam memepelajari bahasa arab itu sendiri. Ketiga, masalah tenaga pengajar dan
pengajarannya. 3 Oleh karena itu, agar bahasa Arab diminati dan disukai orang-
orang, maka pembelajarannyapun harus menyenangkan. Guru bahasa Arab harus selalu berusaha untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa pada saat pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan metode yang aktif dan menyenangkan.
Pembelajaran bahasa Arab di sekolah yang diteliti peneliti sangat jauh dari pembelajaran yang ada pada saat ini, yakni guru pengampu mata pelajaran bahasa Arab dalam mengajar masih menggunakan metode
3 Abdul Mu‟in, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Tela’ah terhadap Fhonetik dan Morfologi), (Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2004), hlm.41-44.
ceramah, tidak menggunakan strategi, metode ataupun model pembelajaran yang kreatif. Sehingga siswa-siswa terlihat bosan dan tidak
semangat dalam proses pembelajaran bahasa Arab. 4 Guru juga tidak menggunakan media yang dapat menunjang pembelajaran khususnya
pembelajaran bahasa Arab. Hal ini dikarenakan fasilitas sekolah yang kurang memadai. Diantanya tidak ada laboratorium bahasa dan sekolah hanya memiliki satu LCD.
Dari uraian dan kondisi pembelajaran tersebut, Peneliti ingin menggunakan model pembelajaran VAK (Visualization Auditory Kinesthetic)
karena pembelajaran akan lebih efektif dengan mengkombinasikan ketiga gaya belajar dan memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan menyenangkan. Berangkat dari pentingnya model pembelajaran dalam pembelajaran, maka peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian mengenai model pembelajaran bahasa arab yaitu tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Vak (Visualization Auditory Kinesthetic) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VIII MtsN Ngawen Gunungkidul Tahun Ajaran 2013/2014 ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti paparkan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
4 Observasi pada tanggal 18 Juli 2013
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan model pembelajaran VAK di kelas VIII MTsN Ngawen Gunungkidul ?
2. Apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar bahasa Arab antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab dengan model pembelajaran VAK di kelas VIII MTsN Ngawen, Gunung Kidul
b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar bahasa Arab antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Institusi Pendidikan Adanya Penelitian ini, informasi yang diperoleh diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran, dapat menjadi referensi bacaan di perpustakaan, dapat menjadi bahan acuan untuk pengajaran yang lebih efektif dan dapat berguna bagi mahasiswa yang meneliti penelitian yang serupa.
b. Bagi Siswa Adanya pembelajaran menggunakan model pembelajaran VAK ini, diharapkan dapat menumbuhkan minat dan antusias siswa terhadap pembelajaran bahasa Arab dan dapat menumbuhkan pemikiran siswa bahwa bahasa Arab itu menyenangkan.
c. Bagi Guru Adanya penelitian ini, semoga dapat memberikan kontribusi agar pembelajaran bahasa Arab dilaksanakan dengan model-model pembelajaran yang menyenangkan.
d. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi sekolah untuk menerapkan model pembelajaran yang efektif agar pengajaran tidak monoton.
D. Kajian Pustaka
Setelah melakukan penelusuran terhadap skripsi yang berhubungan dengan tema yang yang penulis kaji, akhirnya penulis menetapkan skripsi yang memiliki relevansi dengan penelitian tersebut. Di antara judul skripsi yang dijadikan dalam kajian penelitian ini, adalah :
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Dengan Media Visual Kinestetik Di Kelas VII C Mts Ibnul Qoyyim oleh Anna
Musyarofah, 2013. 5 Skripsi ini membahas kegunaan media visual kinestetik terhadap hasil belajar bahasa Arab. Penelitian ini merupakan
penelitian lapangan dan jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu menyusun rancangan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Pengumpulan datanya dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan tes.
Implementasi Metode Permainan Edukatif Bahasa (Missing Lyrics) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Kelas VII MTs LB/A Yaketunis(Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam) oleh Indah Melisa,
2013. 6 Dalam skripsi ini menjelaskan tentang pembelajaran bahasa arab untuk siswa berkebutuhan khusus. Siswa di MTs LB/A Yaketunis ini
merupakan penyandang tunanetra, sehingga tidak semua metode yang diajarkan dapat diterima dan dilakukan dengan baik. Oleh karena itu peneliti menggunakan metode missing lyrics dalam pembelajaran bahasa Arab sehingga dapat menyampaikan materi dengan pembelajaran yang menarik. Pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif.
5 Anna Musyarofah, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Dengan Media Visual Kinestetik Di Kelas VII C Mts Ibnul Qoyyim Tahun Ajaran 20 12/2013”, Skripsi
Pendidikan Bahasa Arab, (Yogyakarta: Perpustakaan PPs. Uin Sunan Kalijaga, 2012),t.d. 6 Indah Melisa, “Implementasi Metode Permainan Edukatif Bahasa (Missing Lyrics)
Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Kelas VII MTs LB/A Yaketunis(Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam Tahun Ajaran 2012/2013)”, Skripsi Pendidikan Bahasa Arab, (Yogyakarta: Perpustakaan PPs. Uin Sunan Kalijaga, 2013),t.d.
Pengumpulan datanya dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Eksperimentasi Media Audio Visual Pada Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Peningkatkan Maharatu Al- Istima’ Di MTsN Sleman Kota,
D.I Yogyakarta 7 oleh Zainal Abidin, 2009. Pada penelitian ini, peneliti lebih fokus dalam pembelajaran bahasa Arab untuk meningkatkan
maharatul istima’. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yang menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk
membandingkan peningkatan maharatul istima’. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan tes.
Dari beberapa literatur di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap literatur memiliki fokus kajian yang berbeda-beda. Sedangkan pembahasan yang peneliti ajukan adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Vak (Visualization Auditory Kinesthetic) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VIII MtsN Ngawen Gunungkidul Tahun Ajaran 2013/2014 ”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian eksperimen, sama dengan literatur yang ketiga. Jadi antara literatur yang pertama dan kedua berbeda dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Perbedaan lain dalam penelitian ini dengan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya adalah peneliti ingin meningkatkan hasil
7 Zainal Abidin, “Eksperimentasi Media Audio Visual Pada Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Peningkatkan Maharatu Al- Istima’ Di MTsN Sleman Kota, D.I Yogyakarta”, Skripsi Pendidikan Bahasa Arab, (Yogyakarta: Perpustakaan PPs. Uin Sunan Kalijaga, 2013),t.d.
belajar bahasa Arab dengan model pembelajaran VAK, yang mana model VAK ini merupakan penggabungan antara gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Peneliti menggunakan model VAK ini karena pada kenyataanya gaya belajar masing-masing siswa berbeda. Ada yang memahami pelajaran dengan melihat berupa gambar-gambar, ada yang lebih suka mendengarkan, dan ada yang lebih suka pembelajaran dengan aktif bergerak. Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik untuk menggabungkan ketiga gaya belajar tersebut dengan satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran VAK. Perbedaan selanjutnya terletak pada lokasi penelitian, dalam penelitian ini lokasi yang peneliti ambil adalah MTsN Ngawen, Gunung Kidul yang mana sekolah ini merupakan tempat peneliti melaksanakan mata kuliah PPL II. Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, tes dan dokumentasi.
E. Landasan Teori
Dalam sebuah penelitian, landasan teori membahas teori-teori yang berkaitan dengan variabel-variabel yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga nantinya dapat menjadi acuan dalam memecahkan masalah tersebut. Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tinjauan Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran sering dimaknai sama dengan pendekatan pembelajaran. Bahkan kadang suatu model pembelajaran diberi nama sama dengan nama pendekatan pembelajaran. Sebenarnya Istilah model pembelajaran sering dimaknai sama dengan pendekatan pembelajaran. Bahkan kadang suatu model pembelajaran diberi nama sama dengan nama pendekatan pembelajaran. Sebenarnya
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. 8 Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan- bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau
yang lain (Joyce dan Weil, 1980:1). 9 Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran. Karena itu pemilihan model sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta
tingkat kemampuan peserta didik. 10 Dalam pembelajaran suatu materi (tujuan/kompetensi) tertentu,
tidak ada satu model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran lainnya. Artinya setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus mempertimbangkan antara materi pelajaran, jam
8 Ngalimun, Strategi Dan Model ..., hlm. 27. 9 Dr. Rusman, M.pd., Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 133 10 Ibid., hlm. 29.
pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar dan fasilitas penunjang yang tersedia. Dengan cara itu, tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
2. Tinjauan Model Pembelajaran VAK
Model pembelajaran VAK adalah model yang menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal yaitu visual (melihat), auditori (mendengar), dan kinestetik (bergerak). Dengan kata lain manfaatkan potensi siswa yang telah dimilikinya
dengan melatih dan mengembangkannya. 11 Menurut DePorter dkk. (1992:112) bahwa pada pembelajaran
VAK, pembelajaran difokuskan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung (direct experience) dan menyenangkan. Pengalaman belajar secara langsung dengan cara belajar dengan melihat (visual), belajar dengan mendengar (auditory) dan belajar dengan gerak dan
emosi (Kinesthetic). 12 Lebih lanjut DePorter dkk mengungkapkan bahwa visual auditory kinesthetic merupakan tiga modalitas yang
dimiliki oleh manusia. Ketiga modalitas tersebut kemudian dikenal sebagai gaya belajar. Adapun gaya belajar tersebut yaitu :
a. Gaya visual (belajar dengan cara melihat) Gaya belajar ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat misalnya warna, hubungan ruang, potret, mental,
11 Ibid., hlm. 168. 12 Deporter Bobbi, et.al., Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan , (Bandung: Kaifa, 2003), hlm. 112 Menyenangkan , (Bandung: Kaifa, 2003), hlm. 112
Dalam buku Quantum Teaching dijelaskan bahwa seseorang yang sangat visual mungkin bercirikan sebagai berikut: 14
1. Teratur, memperhatikansegala sesuatu, menjaga penapilan
2. Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan `
3. Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail, mengingat apa yang dilihat
Visual dapat memainkan peran dalam belajar, yaitu: 15
1. Menyediakan acuan bagi gagasan
2. Membuat gagasan abstrak menjadi konkret
3. Memotivasi para pembelajar
4. Mengarahkan perhatian
5. Mengulangi informasi dalam format-format yang berbeda
6. Mengingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya
7. Mengurangi usaha belajar
Untuk tujuan memberikan memberikan informasi dan atau pengajaran,
mencakup pengaturan keseimbangan, warna, kemdahan dibaca dan menarik. 16
perancangan
visual
13 DePorter, Bobbi, et.al, Quantum Teaching, (Bandung: Perpustakaan Nasional, 2008), hlm. 85.
14 Ibid., hlm.85 15 Sharon E.Smaldino et.al., Instructional Technology And Media For Learning
(Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar), (Jakarta: Kencana, 2011), hlm.72.
b. Gaya auditori (belajar dengan cara mendengar) Gaya ini mengakses ke segala jenis bunyi dan kata diciptakan maupun diingat. Musik, nada irama, rima, dialog
internal, dan suara yang menonjol. 17 Ciri-ciri seseorang yang bertipe auditori yaitu : 18
1. Perhatiannya mudah terpecah
2. Berbicara dengan pola berirama
3. Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/ bersuara saat membaca
4. Berdialog secara internal dan eksternal
c. Gaya Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Gaya ini mengakses segala jenis gerak dan emosi diciptakan maupun diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan
emosional dan kenyamanan fisik. 19 Belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Seorang siswa lebih suka menangani,
bergerak, menyentuh dan merasakan/mengalami sendiri, gerakan tubuh (aktivitas fisik). Bagi siswa kinestetik belajar itu haruslah mengalami dan melakukan. Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar kinestetik misalnya ketika ia termenung untuk berpikir, matanya akan menatap ke bawah, ketika ia
16 Ibid., hlm. 78. 17 DePorter, Bobbi et.al., Quantum..., hlm. 85. 18 Ibid., hlm. 85. 19 Ibid., hlm. 85.
berbicara, ia berbicara dan bergerak lebih cepat, memanipulasi dawai suaranya seperti otot-otot yang lain, meninggikan dan merendahkan suaranya ketika mengubah nada suaranya untuk
memberi efek emosional. 20
d. Alternatif Langkah-langkah Pembelajaran VAK
1) Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan) Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan motivasi untuk membangkitkan minat siswa dalam belajar. Misalnya Guru menyanyikan lagu bahasa Arab dengan berbagai variasi. Selain dapat meningkatkan motivasi siswa, dapat juga menambah perbendaharaan kosakata baru untuk siswa.
2) Tahap Penyampaian dan Pelatihan (Kegiatan Inti pada Eksplorasi dan Elaborasi) Pada kegiatan inti guru mengarahkan siswa untuk ikut aktif dalam pelajaran yang baru secara mandiri, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, yang sesuai dengan gaya belajar VAK. Misalnya :
a. Visual
1. Guru menggunakan materi visual seperti, gambar- gambar tentang hobi, kemudian gambar tersebut ditempelkan di sekeliling ruangan
20 Lou Russel, The Accelerated Learning Fieldbook: Panduan Pembelajaran Cepat, Diterjemahkan oleh M. Irfan Zakkie, (Bandung: Nusa Media, 2011), hlm. 45.
2. Guru juga menggunakan aneka warna agar lebih menarik.
3. Siswa berkeliling untuk melihat gambar dan menyebutkan hobi yang ada di gambar tersebut dengan menggunakan bahasa Arab
4. Guru meminta siswa untuk mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar
b. Auditori
1. Guru menggunakan variasi vokal dalam mengajar
2. Guru menyanyikan lagu yang berhubungan dengan materi hobi
3. Guru bersama siswa bersama-sama menyanyikan lagu tersebut
4. Guru menerangkan arti dan makna yang ada di lagu tersebut
c. Kinestetik
1. Guru menggunakan alat bantu mengajar agar menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
2. Guru memperagakan materi, kemudian siswa menebak gerakan yang diakukan oeh Guru
3. Siswa secara berkelompok menampilkan gerakan yang berhubungan dengan materi, kemudian meminta kelompok lain untuk menebak gerakan tersebut
4. Guru memberikan kebebasan pada siswa untuk belajar sambil berjalan-jalan
3) Tahap Akhir Tahap akhir ini Guru memberikan penguatan kesimpulan tentang materi, guru memberikan informasi tentang materi yang akan datang dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa
e. 21 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran VAK
1. Kelebihan Model Pembelajaran VAK Kelebihan model pembelajaran Visualization Auditory Kinesthetic (VAK) adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran akan lebih efektif, karena mengkombinasikan ketiga gaya belajar.
b. Mampu melatih dan mengembangkan potensi siswa yang telah dimiliki oleh pribadi masing-masing.
c. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
d. Mampu melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan dan memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik seperti demonstrasi, percobaan, observasi, dan diskusi aktif.
e. Mampu menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa.
21 “Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK),” http://janghyunita.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-visual-auditori.html , akses 30
Desember 2013.
f. Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar karena model ini mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
2. Kelemahan Model Pembelajaran VAK Kelemahan dari model pembelajaran Visualization Auditory Kinesthetic (VAK) yaitu tidak banyak orang mampu mengkombinasikan ketiga gaya belajar tersebut. Sehingga orang yang hanya mampu menggunakan satu gaya belajar, hanya akan mampu menangkap materi jika menggunakan metode yang lebih memfokuskan kepada salah satu gaya belajar yang didominasi.
3. Tinjauan Hasil Belajar Bahasa Arab
Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimilik siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. 22 Soedijarto mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran seberapa kemampuan yang dimiliki siswa terhadap bahan yang telah diajarkan.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku seseorang akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena seseorang mencapai
22 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), hlm.22.
penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif,
afektif maupun psikomotorik. 23
Adapun perincian menurut Nana Sudjana adalah sebagai berikut :
a. Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
b. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
c. Ranah Psikomototorik Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif.
Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi
23 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.44-46 23 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.44-46
Arab dengan mengunakan ranah kognitif saja yaitu dengan dengan berdasarkan pengetahuan, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Hal ini karena keterbatasan waktu yang ada sehingga peneliti merasa tidak mampu untuk mengambil semua ranah tersebut.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sedang diteliti. 25 Dalam hal ini peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar bahasa arab siswa kelompok kontrol yang tidak diberi treatment dan siswa kelompok eksperimen yang diberi treatment dengan menggunakan model pembelajaran VAK.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen (experimental research), yaitu penelitian yang ditujukan untuk meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan satu (atau lebih) variabel pada kelompok
24 Nana Sudjana, Penilaian..., hlm.22-23. 25 Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, (Yogyakarta: C.V
Andi Offset, 2006), hlm. 65 Andi Offset, 2006), hlm. 65
2. Waktu Penelitian Adapun waktu penelitian ini akan dilaksanakan antara bulan Januari- Maret.
3. Desain Penelitian Adapun desain eksperimen (kerangka konseptual pelaksanaan
eksperimen) yang dipakai adalah control group pre-test-post-test 27
Gambar 1.1
Pola Control Group Pre-Test-Post-Test
E : Kelompok eksperimen K : Kelompok kontrol O1 : Pre-Test kelompok eksperimen O2 : Kelompok Post-Test eksperimen O3 : Pre-Test kelompok kontrol
26 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik , (Bandung: PT. Remadja Karya, 1989), hlm. 44.
27 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Bina Angkasa, 1985), hlm.86.
O4 : Post-Test kelompok kontrol X1 : Perlakuan pada kelompok eksperimen X2 : Perlakuan pada kelompok kontrol
4. Penentuan Sumber Data Secara garis besar ada dua teknik penentuan sumber data penelitian, yaitu teknik populasi dan sampling. Teknik populasi biasanya digunakan apabila sumber data yang ada tidak begitu banyak jumlahnya dan bisa dijangkau oleh peneliti. Sedangkan teknik sampling digunakan apabila sumber data terlalu banyak dan peneliti
merasa tidak sanggup menjangkau semua itu. 28 Sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Kepala Madrasah, Guru serta karyawan MTsN Ngawen, Gunung Kidul
b. Siswa kelas VIII MTsN Ngawen, Gunung Kidul Seluruh siswa di kelas VIII ini berjumlah 118 Siswa yang terdiri dari 63 Siswa laki-laki dan 55 siswa perempuan. Dalam penelitian ini, penulis mengambil dua kelas dari keseluruhan populasi karena besarnya populasi yang akan dijadikan subjek penelitian, sehingga peneliti mengambil teknik penarikan sampel. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rancangan sampling non-probabilitas berupa sampling purposive,
28 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Jurusan PBA Fakultas Tarbiyah , (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2006 ), hlm.18.
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. 29 Dalam teknik sampling purposive ini peneliti mengambil sampel
dengan argumentasi yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 30 Dalam hal ini peneliti melakukan kegiatan eksperimen
dengan mengambil dua kelas yang berbeda yaitu kelas VIII B sebagai kelas kontrol dan kelas VIII C sebagai kelas eksperimen. Peneliti mengambil dua kelas ini berdasarkan usulan dari guru pengampu mata pelajaran bahasa Arab di MTsN Ngawen Gunungkidul.
5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitin ini, Penulis menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi, tes, dan dokumentasi.
a) Observasi Karl Weick (dikutip dari Seltiz, Wrightsman dan Cook, 1976:253) mendefinisikan observasi sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana organisme in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan
empiris. 31 Observasi berguna untuk menjelaskan, memberikan dan merinci gejala yang terjadi. 32 Dalam hal ini penulis
29 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder , ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 79.
30 Eriyanto, Teknik Sampling: Analisis Opini Publik, (Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2007), hlm. 250
31 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi..., hlm. 114. 32 Ibid, hlm. 115 31 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi..., hlm. 114. 32 Ibid, hlm. 115
b) Tes Tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan
yang lain. 33 Dalam hal ini tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran bahasa arab sebelum
dan sesudah di berlakukan perlakuan (treatment), yaitu dalam bentuk pre-test dan post-test. Test ini di berlakukan bagi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
c) Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis.
Dalam melaksanakan teknik dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis serti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,
catatan harian dan sebagainya. 34 Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang ada di
sekolah mengenai struktur organisasi, keadaan guru, keadaan karyawan, keadaan siswa, serta sarana dan prasarana yang ada di kelas.
6. Pengkajian Instrumen
33 Ibid, hlm. 67. 34 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hlm.158.
Dalam penelitian, data memiliki kedudukan yang sangat tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Apabila data tidak benar, itu akan mempengaruhi hasil penelitian. Benar tidaknya data dipengaruhi oleh baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memiliki dua persyaratan penting yaitu
valid dan reliabel. 35
a. Validitas Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang
dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. 36 Validitas yang dipenuhi dalam penelitian ini adalah
validitas empiris (empirical validity). Validitas ini biasanya menggunakan teknik statistik. 37 Dalam uji validitas ini peneliti
menggunakan software iteman.
b. Reliabilitas
35 Ibid., hlm. 168.
37 Ibid. , hlm. 168. Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm.
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel berarti dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. 38 Adapun
dalam uji relibilitas ini, penulis menggunakan software SPSS 16 dengan acuan Alpha Cronbach.
7. Persyaratan Analisis Data Sebelum memulai menganalisis data, peneliti perlu memperhatikan data yang diolah. Dalam hal ini peneliti mengolah data dengan menggunakan software SPSS 16, bukan dengan cara manual. Adapun persyaratannya adalah data harus berdistribusi normal dan sampelnya
homogen. 39
a. Uji Normalitas Sebaran Uji normalitas sebaran ini digunakan untuk memeriksa apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Karena sampel disini akan mewakili populasi yang ada. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII B dan VIII C. Jadi sampel tersebut mewakili seluruh populasi yang ada, dalam hal ini kelas VIII adalah populasinya. Oleh karena itu diadakan uji normalitas. Untuk pengujian penelitian ini penulis menggunakan software SPSS 16 dengan uji Kolmogrof-smirnov.
Adapun pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas one sample kolmogrof-smirnov test yaitu :
38 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hlm.178. 39 Ibid., hlm. 313-314.
1. Jika probabilitas lebih besar dari 0,05, maka sebarannya berdistribusi normal
2. Jika probabilitas kurang dari 0,05, maka sebarannya berdistribusi tidak normal
b. Uji Homogenitas Varian Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui seragam atau tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Dari penelitian ini, pengujian homogenitas sampel sangatlah penting karena peneliti bermaksud melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian serta data-data penelitian diambil dari kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi. Penulis menggunakan software SPSS 16 dalam uji homogenitas varian ini.
Adapun pengambilan keputusan dalam pengkajian uji homogenitas varian ini berdasarkan nilai probabilitas Levene Test 40 ,
yaitu :
1. Jika Probabilitas lebih besar dari 0,05 maka variannya adalah homogen
2. Jika Probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka variannya adalah tidak homogen
40 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005), hlm.58.
8. Metode Analisis Data Untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan, penulis
menggunakan metode analisis kuantitatif atau biasa disebut dengan analisis statistik, yaitu analisis yang menggunakan alat analisis yang bersifat kuantitatif, berupa alat analisis yang menggunakan model-
model seperti matematika, statistik, dan ekonometrik. 41 Untuk mengetahui apakah dua variabel yang dibandingkan itu berbeda karena
perlakuan (treatment ), maka peneliti menggunakan uji Test “t” sebagai teknik analisisnya. 42 . Peneliti menggunakan software SPSS 16 dalam
uji “t” ini. Dalam memberikan interpretasi dengan menggunakan uji “t” ini, disesuaikan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika 𝑡 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 sama dengan atau lebih besar daripada harga kritik “t” yang tecantum dalam tabel diberi lambang 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka hipotesis alternative yang mengatakan “ adanya perbedaan mean kedua kelompok”, diterima. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua kelompok tersebut.
2) Jika 𝑡 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 sama dengan atau lebih kecil daripada harga kritik “t” yang tercantum dalam tabel (diberi lambang 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ), maka hipotesis nihil (Ho) yang mengatakan “ tidak adanya perbedaan mean kedua
41 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Data Dengan Statistik, (Jakarta: PT. Bumu Aksara, 2004), hlm.30.
42 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 263.
kelompok “, ditolak. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua kelompok tersebut. 43
H. Sistematika Pembahasan
Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, landasan teori, hipotesis, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Tujuan dari bab ini adalah agar pembaca lebih memahami inti dari penelitian yang dilakukan penulis.
Bab kedua berisi tentang gambaran umum MTs N Ngawen, Gunung Kidul dengan ruang lingkup : letak geografis, sejarah singkat, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana, serta pembelajaran Bahasa arab di MTs N Ngawen, Gunung Kidul. Tujuan dari bab ini adalah untuk mengetahui gambaran umum tentang sekolah serta mengetahui pembelajaran bahasa arab.
Bab ketiga berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab ini peneliti mendeskripsikan dan memaparkan hasil penelitian yang telah ditelitinya.
Bab keempat yaitu penutup yang berisi kesimpulan dan saran dimana peneliti menyimpulkan hasil penelitian secara secara tegas dan lugas sesuai dengan permasalahan penelitian.
43 Hartono, SPSS 16.0 Analisis Data Statistik Dan Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008), hlm. 152
BAB II GAMBARAN UMUM MADRASAH
A. Letak Geografis