METODE PELAKSANAAN DAN PEKERJAAN BANGUNA

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN USULAN TEKNIS

Sesuai Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) , bersama ini kami susun usulan teknis yang terdiri dari :

1. Pengalaman Perusahaan Jasa Konstruksi.

 Nilai kontrak dan kuantitas pengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis.

 Nilai kontrak dan kuantitas pengalaman melaksanakan pekerjaan tidak sejenis.

2. Pendekatan dan Metodologi Kerja

 Metodologi pelaksanaan pekerjaaan Sipil dan Arsitektur meliputi analisa pekerjaan, kesesuaian urutan, ketepatan menyusun pekerjaan dan struktur organisasi pelaksanaan.

 Kesesuaian spesifikasi teknis, meliputi spesifikasi bahan/material, brosur atas material yang akan digunakan.

 Jadwal pelaksanaan pekerjaan meliputi S-curve time schedule, progress harian, mingguan, bulanan, laporan akhir dan shop drawing.

3. Daftar peralatan yang dimiliki, terdiri dari daftar peralatan pertukangan, water pass, mesin/alat potong keramik, sarana mobilisasi, alat komunikasi dan perangkat computer, safety equipment dan peralatan lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

MANAJEMEN MUTU

Di dalam pelaksanaan pekerjaan jasa perlu adanya suatu program kerja yang konsepsional, efektif dan efisien sedemikian sehingga setiap aktivitas kerja terprogram dengan baik dalam rangka mencapai target sukses suatu pekerjaan.

Program kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Pengarahan Penugasan/Rencana Kerja dan Syarat (RKS), Gambar serta Berita Acara Aanwizjing.

QUALTY PLANT MANAJEMEN MUTU

Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan tercapainya azas efisiensi dan efektifitas dalam pengertian tepat waktu, hemat biaya dan tepat sasaran maka setiap sumber daya (tenaga kerja, biaya, material dan peralatan) yang dipergunakan dalam pelaksanaan proyek ini dapat dikelola dan dimanfaatkan sebagai faktor produksi secara maksimal secara professional.

RENCANA KERJA KONTRAKTOR PELAKSANA

Untuk melaksanakan pekerjaan secara tepat waktu dan menghasilkan mutu yang tinggi akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal kerja yang direncanakan.

Rencana kerja disusun dan dilaksanakan berdasarkan, urutan pekerjaan efesiensi dan waktu pelaksanaannya. Rencana kerja disusun secara sistimatis dengan tujuan agar tercapai sasaran dan tujuan pekerjaan ini.

Untuk mendapatkan efektivitas tinggi dan menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien, kita perlu mengikuti suatu pelaksanaan system kerja yang baik. Hanya dengan cara ini baik kualitas maupun kuantitas pekerjaan dapat dikontrol sambil menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup besar.

LINGKUP TUGAS

Lingkup tugas Kontraktor Pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan tersebut meliputi : 

Melaksanakan Pembangunan Gedung dari awal sampai selesai sesuai dengan perencanaan dan Rencana Kerja dan Syarat yang telah disepakati.

Menyusun buku harian untuk dipergunakan sebagai petunjuk umum bagi pelaksanaan sehari-hari sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berlangsung sesuai dengan jadwal pelaksanaan.

Menyeleksi terhadap material dan bahan yang diperlukan untuk memperoleh jaminan bahwa material dan peralatan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi.

Membuat Rencana Kerja dan waktu pelaksanaan serta menjamin bahwa pemesanan lift equipment sesuai dengan schedule yang telah disyaratkan dalam RKS.

Berusaha untuk melaksanakan pekerjaan secara profesional, baik mengenai kuantitas, kualitas maupun ketepatan waktu pekerjaan.

Membuat dan menyesuaikan gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (As Built Drawing) untuk kelengkapan dokumen pembangunan.

SISTEM DAN MEKANISME KERJA

Untuk tercapainya efektifitas dan efisiensi kerja maka Kontraktor bersedia dan melakukan. Sistem dan Mekanisme Kerja yang disiapkan tersebut meliputi :

1. Prosedur Operasional Standar

Prosedur Operasional Standar (POS) ini dibuat untuk menunjang pengelolaan proyek mulai dari tahap awal sampai dengan selesai pelaksanaan dan masa pemeliharaan. Prosedur Operasional Standar ini akan menggambarkan proses kerja yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan, dan pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat didalam setiap proses kerja tersebut.

2. Rapat Koordinasi

Mengikuti Rapat koordinasi secara periodik dan pada waktu-waktu tertentu bilamana perlu dalam rangka mengidentifikasi, menginventarisasi dan memecahkan setiap permasalahan, dan menerima masukan-masukan dari berbagai pihak yang terkait. Ditinjau dari obyek permasalahan, rapat koordinasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis rapat yakni : 

Rapat Manajemen

Rapat Teknis

PENYELESAIAN PEKERJAAN

Pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) serta Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).dan ditambah dengan kontrak pemborongan pekerjaan fisik selama

90 (Sembilan Puluh) hari

kalender berturut-turut sejak tanggal dikeluarkannya SPK berikut masa pemeliharaan. Jika terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan karena alasan di luar kemampuan Kontraktor dan hal itu disetujui

oleh Direksi, maka tambahan biaya pengawasan akan dibayar/ditanggung oleh Proyek.

KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan oleh Kontraktor Pelaksana disamping Pembangunan Pekerjaan ini adalah:

1. Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pengawasan.

2. Buku Harian yang memuat semua kejadian perintah atau petunjuk penting dari Konsultan Pengawas/Direksi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, menimbulkan konsekwensi keuangan, keterlambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis.

3. Laporan Harian, berisi keterangan tentang : 

Tenaga kerja.

Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak.

Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Pekerjaan yang diselenggarakan.

Waktu pekerjaan.

Keadaan/situasi cuaca harian.

4. Berita Acara Penyerahan I Pekerjaan.

5. Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan.

6. Berita Acara Penyerahan II Pekerjaan.

7. Membuat gambar-gambar yang dibuat Kontraktor Pelaksana sesuai dengan pelaksanaan (As Built Drawing).

8. Membuat gambar perincian (Shop Drawing, Bar Chart yang dibuat oleh Kontraktor).

KRITERIA PEKERJAAN

Untuk pekerjaan Pembangunan Proyek ini berlaku ketentuan-ketentuan seperti Standard, Pedoman dan Peraturan- peraturan yang berlaku antara lain : 

Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan yang bersangkutan, yaitu Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar perjanjian.

Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.

Normalisasi teknis yang berlaku di Indonesia.

PROSES PEKERJAAN

1. UMUM

Sesuai ketentuan yang ada, setiap bagian pekerjaan yang akan dikerjakan maka kontraktor akan menjelaskan/dapat dijelaskan melalui time schedule yang telah dibuat terlebih dahulu, serta meminta penyerahan lokasi/surat perintah kerja sebagai bentuk legalitas dalam melakukan pekerjaan pada pihak Pemberi Tugas.

2. URAIAN TUGAS KONTRAKTOR

Kontraktor Pelaksana (sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pelaksanaan yang dihadapi di lapangan) harus memerinci sendiri kegiatannya, yang secara garis besar sebagai berikut :

2.1. Persiapan

Menyusun Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pelaksanaan.

Memeriksa kembali kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan sehingga pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang telah direncanakan.

Membuat Kontrak pelaksanaan yang ditanda tangani oleh pihak-pihak yang terkait.

2.2. Pekerjaan Teknis

 Melaksanakan pekerjaan dengan memeperhatikan segi kenyamanan pengguna gedung, serta spesifikasi equipment yang terpasang sesuai dengan yang telah disyaratkan didalam Rencana Kerja

& Syarat-Syarat (RKS).  Mengajukan Berita Acara Persetujuan Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran sesuai dengan bobot

pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.  Mengikuti rapat-rapat lapangan secara berkala dan menerima masukan-masukan dari berbagai pihak

terkait untuk proses kelancaran pekerjaan.  Menyelesaikan kekurangan-kekurangan dan cacat-cacat pekerjaan selama masa pemeliharaan.  Meminta bantuan dan petunjuk kepada Konsultan Pengawas dalam mengusahakan perijinan

sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut (bila ada).  Membuat semua gambar kerja (as-built drawing).

3. KONSULTASI

3.1. Melakukan konsultasi dengan Pengelola Proyek dan Direksi serta Konsultan Pengawas untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.

3.2. Mengadakan rapat berkala sedikitnya satu kali dalam seminggu dengan Pengelola Proyek, Perencana dan Konsultan Pengawas dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan yang tidak sesuai dengan kontrak.

4. LAPORAN

 Membuat Bar Chart dan Net Work Planning dari pekerjaan dan disetujui pihak terkait.  Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat-alat yang digunakan.  Laporan Harian.  Laporan-laporan yang akan dibuat berdasarkan kebutuhan proyek beserta gambar perubahan bila ada.

METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan suatu metodelogi pelaksanaan yang agak berbeda karena saat pekerjaan dilaksanakan bangunan eksisting tersebut masih aktif digunakan untuk aktivitas sehari-hari.

Metode pelaksanaan yang efektif untuk pekerjaan ini adalah dilakukan pada siang hari pada normal working day dengan mengacu pelaksanaan tiap ruang berikut skema pelaksanaan pekerjaan:

SKEMA PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN SETIAP HARI/NORMAL WORKING DAY :

AREA PEKERJAAN

PENGUKURAN DAN PEMBERSIHAN SERTA DOKUMENTASI AWAL PERAPIHAN-PERAPIHAN PEKERJAAN PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN SELESAI

A. Pekerjaan Persiapan terdiri dari :

1. Pekerjaan Pembersihan lokasi

Pekerjaan pembersihan lokasi mengikuti alur pelaksanaan item-item pekerjaan mengingat pekerjaan yang dilaksanakan ini pada area yang masih aktif digunakan untuk menjalani kegiatan sehari-hari, jadi pra dan pasca pekerjaan harus dalam keadaan bersih dan rapih serta tidak menimbulkan efek yang dapat mengganggu terhadap pengguna ruangan/gedung.

2. Direksi Keet

 Pembuatan Direksi Keet & Gudang yang dilaksanakan sesuai gambar/RAB atau petunjuk Konsultan Pengawas.

 Pemasangan Kayu 6/12 untuk rangka/struktur direksi keet, kemudian membuat kuda-kuda menggunakan kayu 5/10, rangka atap terbuat dari kayu 5/7 dan 4/6 adapun untuk atap menggunakan

asbes, rangka dinding menggunakan kayu 5/7 dengan jarak yang disesuaikan dengan ukuran triplek penutup, triplek penutup dinding dengan ketebalan 4 mm satu lapis, kusen jendela pintu menggunakan kayu 6/12 dan pintu lapis triplek dengan rangka kayu 4/6, untuk lantai di floor dan diaci.

 Kontraktor menyediakan/meminjamkan peralatan meja kursi secukupnya dalam Direksi Keet dan apabila pekerjaan pelaksanaan telah selesai barang-barang yang dipinjamkan tersebut diambil kembali.

 Letak Direksi Keet & Gudang ditentukan dalam gambar atau menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

 Masa pelaksanaan pembuatan direksi keet dan gudang selama 7 hari kerja.

3. Air & Listrik Kerja

Kontraktor akan menyediakan listrik dan air kerja sebagai sarana utama pekerjaan dengan berkoordinasi langsung kepada pengelola gedung selama masa pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai.

5. Pengamanan Material Existing

Kontraktor pelaksana akan menyediakan team pengamanan seluruh material baik material ex bongkaran yang akan digunakan kembali maupun material-material/equipment yang akan dipasang, dan kontraktor pelaksana akan senantiasa bekerja sama maupun koordinasi langsung dengan team pengamanan setempat, selama masa pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

6. Poto Proyek

Sebagai suatu persyaratan, maka kontraktor pelaksanaan akan merekam seluruh pelaksanaan kegiatan sebagai bukti pelaporan perkembangan kemajuan pekerjaan sebanyak 3 phase.

Phase 1 0%

Phase II 50%

Phase III 100%

7. Papan Nama Proyek

Sebagai bahan informasi dalam kegiatan pembanguan ini, maka kontraktor akan membuat papan kegiatan pelaksanaan yang berisi antara lain :

 Nama Pekerjaan.  Nama Pemberi Tugas.  Nama Konsultan Perencana.  Nama Konsultan Pengawas.  Nama Kontraktor Pelaksana.  Volume Pekerjaan.  Lama Waktu Pelaksanaan.  Nilai Anggaran.  Tahun Anggaran.  Dan keterangan lainnya.

B. PEKERJAAN FISIK BANGUNAN .

Galian Tanah

Pelaksanaan pekerjaan ini menggunakan tenaga manusia dan alat bantu. Pekerjaan meliputi : Pekerjaan Pemotongan Tanah untuk mencapai elevasi rencana dan Pekerjaan Galian untuk Poer/pondasi tapak dan Galian Sloof/Beam sesuai gambar rencana.

Peralatan yang digunakan :  Cangkul, sekop.  Keranjang/pengki.  Dump truck untuk pembuangan material.  Alat bantu lainnya.

Metoda Pelaksanaan :

 Menentukan batas penggalian dan kedalaman galian rencana.  Setelah batas penggalian ditentukan, dilanjutkan dengan penggalian pondasi menggunakan

tenaga orang dan alat Bantu untuk Sloof dan pada akhir galian dirapihkan dengan menggunakan tenaga manusia.

 Kedalaman galian struktur berdasarkan kedalaman elevasi rencana, pondasi dan sloof sesuai dengan gambar rencana dan penggunaan dari pekerjaan galian tersebut.

 Untuk pondasi tapak/poer, hasil galian untuk sementara dibuang disekitar lokasi galian dimana material galian dapat digunakan untuk urugan kembali.

 Pembentukan profil galian dengan tinggi dan lebar yang memungkinkan untuk kemudahan dalam pekerjaan pembuatan begisting dan pengecoran pondasi dan sloof.

 Apabila diperlukan (kondisi dimana muka air tanah tinggi) dapat dipasang pompa air. Tanah hasil galian yang memenuhi spesifikasi digunakan untuk penimbunan kembali dan yang tidak memenuhi spesifikasi dibuang ke lokasi pembuangan yang telah ditentukan.

Pek. pemadatan dgn material galian

Bahan ; Timbunan Pilihan Tenaga Kerja :

 Mandor  Pekerja

Uraian : Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki

untuk disetujui.

 Material dihampar dengan tenaga manusia.  Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum

pemadatan) dan di padatkan lapis demi lapis dengan menggunakan vibratory roller atau stamper.

 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan level

permukaan dengan menggunakan alat bantu

Pekerjaan Timbunan/Urugan.

Pekerjaan urugan meliputi, pengurugan pasir alas pondasi, pengurugan kembali dari galian pondasi dan urugan pasir bawah lantai kerja dengan bahan pilihan untuk sesuai dengan spesifikasi teknis dalam dokumen lelang.

Material Urugan :

Material urugan dipilih dari sumber yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Untuk pekerjaan urugan diurai sbb:

1. Urugan pasir di bawah pondasi.  Urugan pasir akan digunakan sampai elevasi tertentu pada section yang ditentukan sesuai

gambar rencana.  Syarat material pada urugan pasir memenuhi spesifikasi teknis yang diminta dalam dokumen

lelang atau ditentukan lain oleh direksi pekerjaan.

2. Urugan pasir bawah lantai dan pemadatan. Pekerjaan ini terdiri dari pembersihan lokasi, penggalian dan pengangkutan, penghamparan dan pemadatan material untuk melaksanakan Urugan.

 Material diambil dari lokasi yang telah disetujui oleh konsultan pengawas/direksi berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang ada.

 Urugan pasir digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimana urugan pasir telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh direksi pekerjaan.

 Urugan terdiri dari bahan pasir dan memiliki sifat-sifat tertentu dari maksud penggunaannya.

Metoda pelaksanaan :

 Untuk alas pondasi dan dibawah lantai, maka pengurugan pasir urug dilakukan setelah tanah dasar dipadatkan.

 Pemadatan pasir dengan menggunakan alat pemadatan (stamper/tamper).

Urugan pasir

Setelah pekerjaan galian tanah selesai dilaksanakan, dilanjutkan pengurugan dengan menggunakan pasir urug dan dipadatkan dengan Stamper Tumbuk dengan ketebalan sesuai gambar rencana dengan ketentuan elevasi sesuai gambar rencana.

Rabat beton

Bahan/material : Spesifikasi bahan/material : 

Semen Portland (PC) memenuhi PBI – 71 dan NI-8, Setara Tiga Roda. 

Pasir memenuhi PUBB 1970 atau NI-3 (pasir yang berbutir tajan dan keras, kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5%).

 Air memenuhi PVBT 1982 (Air yang dipergunakan adalah air bersih yang bebas dari kadar garam/besi, tidak berbau). 

Batu koral yang dipergunakan berasal dari batu yang keras dan permukaan kasar, tidak rapuh/tidak porous, memenuhi peraturan PBI – 71- NI-2.

Uraian Pelaksanaan : 

Setelah pasir urug padat sudah dihampar/digelar dan diperiksa Konsultan Pengawas Teknis, pekerjaan lantai kerja untuk pondasi beton & sloof akan dilaksanakan.

 Spesi campuran menggunakan ad.1Pc:3Psr:5Krl dengan peralatan pengaduk menggunakan beton molen.

 Sebelum lantai kerja digelar terlebih dahulu kotoran yang menempel, sampah dan bahan organic lainnya dibersihkan/dibuang dari area lokasi kerja. Beton lantai kerja yang digelar diatas pasir urug dengan kondisi pasir telah dipadatkan, kemudian dilakukan pengerasan untuk menjaga mutu beton.

Pekerjaan Beton

Asumsi : Pekerjaan menggunakan alat berat (cara mekanik) yaitu;

 Concrete Mixer : Sebagai Produksi Beton.  Concrete Pump : Sebagai alat bantu penuang.  Concrete vibrator : Sebagai alat pemadat beton.

Lokasi pekerjaan : Pada pekerjaan struktur.

Uraian :

Pekerjaan Persiapan Pekerjaan yang termasuk dalam hal ini adalah pekerjaan struktur beton.

Material campuran beton (semen, pasir, aggregate) yang dicampur dalam Batching plant didatangkan ke lokasi pekerjaan dalam bentuk beton ready mix dan dihantar dengan Truck mixer. Selama pengiriman, silinder mixer/wadah beton pada truck mixer terus berputar mengaduk material beton dengan putaran yang telah dipersyaratkan sehingga kondisi material beton tetap terjaga mutunya dan tidak kering. Untuk semen, saat penyimpanan material semen dilakukan perlakuan khusus yaitu tempat penyimpanan yang tahan cuaca, yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah sekitar.Material campuran beton (semen, pasir, aggregate) didatangkan dari supplier ke lokasi pekerjaan dan disimpan dalam tempat penyimpanan/Gudang/Storage Room. Untuk semen, saat penyimpanan material semen dilakukan perlakuan khusus yaitu tempat penyimpanan yang tahan cuaca, yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah sekitar 10 cm dan kantong semen ditumpuk tidak melebihi 2 m. Tiap pengiriman baru dipisah dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut aturan pengirimannya. Mutu beton yang digunakan sesuai dengan mutu beton pada dokumen lelang yang diminta dan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) : - PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2. - Standar lain yang diminta/ditunjukan pada dokumen lelang. Jenis semen Portland yang digunakan sesuai dengan permintaan dokumen lelang.

Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya digunakan air bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau bahan organic lainnya.

Air diuji sesuai dan harus memenuhi ketentuan dalam PBI-1971. Aggregat, kasar dan halus yang digunakan (ukuran/dimensi) sesuai dengan permintaan dari spesifikasi

dokumen lelang dan telah mendapat persetujuan direksi.

Pencampuran dan Penakaran

 Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran menggunakan metode sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971.

 Campuran Percobaan dilakukan dan hasil dari percobaan tersebut akan dijadikan acuan pembuatan beton pada saat dilakukan pekerjaan beton dilapangan dan disaksikan oleh direksi pekerjaan.

 Campuran percobaan sesuai dengan permintaan spesifikasi dalam dokumen lelang dan mendapat persetuan dari direksi pekerjaan.

 Ketentuan sifat-sifat campuran sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen lelang. Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah beton dengan mutu K-225 structural. Karakteristik

dari mutu beton sesuai dengan spesifikasi teknis dalam dokumen pelelangan. Pencampuran Untuk beton dengan pertimbangan lain pada bagian –bagian tertentu dapat menggunakan beton

konvensional dengan persetujuan dari konsultan pengawas.  Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (alat mixer).

 Pencampur dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk

mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.

 Pertama-tama alat pencampur diisi dengan aggregate, pasir dan semen yang telah ditakar, selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.

 Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukan dalam campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan dimasukan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung ¼ bagian. Waktu  Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukan dalam campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan dimasukan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung ¼ bagian. Waktu

Pelaksanaan pengecoran.

 Sebagai persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu, bendrat, paku dan sampah lainnya dengan penghisap debu, kompressor dan atau air.

 Bekisting dilumuri mould oil hingga rata. Kebocoran bekisting telah dicek dan disumbat. Sambungan dengan pengecoran sebelumnya telah disiram dengan calbond atau air semen serta

bekisting dibebaskan dari genangan air. Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan yang diperlukan telah diurus dan disetujui oleh direksi/owner dan pengawas pekerjaan.

 Untuk Kolom dan balok pada Struktur Atas, penuangan dilakukan secara mekanik, dengan cara beton dari truck mixer dituang ke bak penampungan/Bucket yang dikaitkan oleh mobil crane/truck

crane untuk selanjutnya dituangkan langsung ke tempat bekisting dan juga beton dari truck mixer dituang ke bak penampungan pada concrete pump untuk selanjutnya dituangkan langsung ke tempat bekisting. Tinggi jatuh beton pada saat pengecoran tidak lebih dari 1,5 meter atau 2 meter (sesuai dengan spesifikasi teknis) agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta beton, (segregasi).

 Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang memadai. Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya dan agar tidak terjadi kantong

udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau penutup (shutter) kecuali penutup dari beton.  Lama penggetaran pada suatu tempat yang sama secara manual dapat dideteksi dengan indera

pendengaran. Jika alat vibrator di dalam beton frekwensi suara yang dihasilkan rendah dan semakin meninggi. Saat frekwensi suara yang dihasilkan konstan dimungkinkan pemadatan sudah cukup.

Pekerjaan Pasangan dan Plesteran

Meliputi lantai 1 (satu) hingga lantai 2 (Dua) yg terdiri dari pekerjaan :

a. Pekerjaan pasangan batu bata :

Asumsi : Pekerjaan menggunakan tenaga manusia. Lokasi pekerjaan : Dinding/tembok. Uraian : Material batu bata dengan mutu bagus didatangkan ke lokasi pekerjaan. Material batu, Ukuran sesuai dengan gambar rencana & spesifikasi teknis, jenis kelas I menurut NI 10 atau sesuai dengan spesifikasi teknis. Batu bata sesuai dengan yang dipersyaratkan direndam dahulu dalam air bersih selama + 5 menit/sampai keadaan jenuh

 Untuk semua pekerjaan pasangan bata kedap air.  Pasangan Dinding diatas sloof setinggi 20 cm diatas lantai.  Pasangan dinding WC setinggi 1,50 s/d 20 cm diatas permukaan lantai (ditentukan sesuai

dengan spesifikasi teknis).  Lokasi lain yang ditentukan dalam Gambar rencana/Gambar kerja dan spesikasi teknis.  Semua pasangan dinding bata yang tidak kedap air diatas pasangan kedap air.

Setelah batu bata terpasang nat-nat dikerok sedalam 1 cm dan bentuk nat tidak tegal lurus tetapi saling bersilang. Setiap pekerjaan pasangan akan dilanjutkan setelah 1 m terlebih dahulu mengeras. Pemasangan bata dilakukan secara bertahap dan diikuti dengan cor beton kolom praktis. Pembasahan dengan air selama minimal 7 hari selama proses pengeringan dan perawatan.

b. Pekerjaan plesteran :

Asumsi : Pekerjaan menggunakan tenaga manusia. Lokasi pekerjaan : Struktur Beton, Dinding.

Uraian :

Pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan bidang beton dan pasangan batu bata, dan juga pekerjaan Instalasi pipa listrik dan plumbing telah selesai dikerjakan serta mendapat persetujuan dari direksi/konsultan pengawas. Komposisi material/adukan disesuaikan dengan spesifikasi dan dilakukan pada lokasi yang ditentukan. Komposisi material/adukan disesuaikan dengan spesifikasi dan dilakukan pada lokasi yang ditentukan (komposisi plesteran 1Pc:2Ps untuk pasangan kedap air dan plesteran 1Pc:4Ps untuk pasangan tidak kedap air dilaksanakan dilokasi sesuai dengan gambar rencana dan penggunaannya dari fungsi komposisi tersebut sesuai dengan yang telah ditentukan dalan spesifikasi teknis dalam dokumen pelelangan). Bidang yang akan menerima finifshing di bersihkan, dibasahi dan di ketrek/ scarth dahulu agar terjadi ikatan kuat terhadap finishingnya. Untuk permukaan yang akan dicat, pasangan diplester dengan mortar instan/plester halus (acian diatas permukaan plesterannya). Pasangan kepala plesteran dibuat setiap jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan keping plywood tebal 9 mm untuk patokan/acuan kerataan bidang. Ketebalan plesteran dalam pekerjaan ini mencapai permukaan dinding/kolom yang diyatakan dalam gambar adalah 1,5 cm. Lemparan adukan pada dinding melebar, tidak mengelompok tebal tipis dan harus rata. Dilakukan perawatan/pemeliharaan plesteran sesuai dengan yang dipersyaratkan. Pekerjaan acian dapat dilakukan setelah umur plesteran 8 hari (kering benar).

KONSTRUKSI BAJA

Pekerjaan Baja ada 4 tahapan:

1. Perencanaan dan Penggambaran

2. Fabrikasi

3. Erection

4. Pasca Erection  Perencanaan & Penggambaran  Mekanisme perencanaan dan penggambaran konstruksi baja.

Dalam mekanisme diatas pada bagian yang dipisahkan oleh garis putus-putus ini adalah bila dalam pelaksanaannya di kerjakan oleh sub kontraktor lain. Dalam perencanaan konstruksi baja ini yang terpenting adalah selalu diadakan check and re- check gambar baja dengan konsultan (bila ada) antara gambar baja dengan struktur atau de- ngan arsitek/sipil.

Pemahaman gambar baja. Konsep pemahaman gambar-gambar Baja / Gambar Pelaksanaan sebelum masuk bengkel :

1. Denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dan dimensi.

2. Detail-detail gambar ( yang terkait dengan tabel baja ):  Sambungan  Pengelasan  Baut-baut  Angkur-angkur / pengangkuran

 Profil : yang tersedia di pasaran : sesuai dengan perhitungan

Dalam gambar detail baja untuk ukuran-ukuran yang biasanya tidak ditentukan seperti mi- salnya pada kelekan kuda-kuda portal sebaiknya dipakai standarisasi ukuran yang biasa dipakai, jadi tidak menggunakan skala.

Fabrikasi : Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pimpinan Teknik untuk di laksanakan maka pihak bengkel dapat segera melaksanakan fabrikasi di bengkel atau di site dengan selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana. Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya pengangkuran dan stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera dipasang. Pengangkuran Fungsi : Pemegang Struktur atas ( Kolom / Kuda-kuda) pada posisi yang yang sebenarnya / tepat. Angkur besi beton dimana : a = l >= 5 cm Penempatan dan pemasangan angkur : As-as kolom, cara menentukan adalah ; * Buat Bouwplank setempat. * Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as * Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah mal. * Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku * Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass. * Begesting kolom dipasang. * Kolom dicor * Mal angkur dilepas Untuk plat landas yang lebih tebal dari 16 mm sebaiknya tebal mal sesuai dengan tebal plat atau angkur dicheck vertikalnya satu persatu. Berdasarkan tumpuannya :

a. Tumpuan pada kolom pedestal Fungsi : Jepit – sendi —-> harus sesuai dengan perhitungan struktur.

b. Tumpuan pada kolom atas. Fungsi : Jepit – Jepit Sendi – Sendi Sendi – Rol Pengangkuran baja dilaksanakan oleh Sipil di bawah Supervisi dari divisi baja, hal ini dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bila terjadi masalah pada saat erection oleh divisi baja.

Pengelasan Peralatan :

1. Generator / Genset

2. Onvomer/ Trafo las

3. Kabel las + dan -

4. Stang las (handle)

5. Topeng las

6. Kawat las Kawat las yang biasa dipakai ada 3 jenis : Diameter 2,6 mm untuk Pelat baja tipis, diameter 3,2 mm, dan 4,0 mm untuk plat baja yang lebih tebal Selain itu type Kawat RD 460 dan RD 260, yang biasa dipakai adalah type RD 460. Energi / daya yang digunakan untuk pengelasan yang sempurna : – Untuk kawat diameter 2,6 mm —–> 3.000 Watt – 8.000 Watt – Untuk kawat diamater 3,2 dan 4,0 mm ——> 5.000 Watt – 12000 Watt Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap bahaya keruntuhan. Yang sangat penting untuk hasil yang ingin kita capai dalam melas konstruksi baja, ialah cara melas, dimana yang perlu diperhatikan adalah keserbasamaan (keseragaman) dan rupa las, serta kematangan pengelasan. Setelah pengelasan biasanya akan timbul kerak-kerak las ini harus dibersihkan dengan cara diketok-ketok dengan palu (hammer).

Erection Persiapan dan peralatan :

1. Box

2. Tali tambang

3. Tali baja

4. Liyer

5. Takel

6. Peralatan Las

7. Blander

8. Kunci / Kunci momen

9. Alat Bantu (bbalok-balok kayu, dll) Man Power untuk Erection : Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga kerja ini dapat dibagi menurut pekerjaannnya : – Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kode-kode yang ada. – Tenaga penarik Liyer dan tali baja. – Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut. – Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang – Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi.

Contoh Erection Kuda-kuda Portal dan Kolom IWF :

1. Schedule fabrikasi dan erection.

2. Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi, misalnya : Untuk kuda-kuda / kap baja vakwerk sesuai dengan kode-kode yang terdapat pada Shop drawing.

3. Erection kolom IWF dengan box pipa

4. Pemasangan Regel / koker antar kolom

5. Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama – Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda – Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan

1 Box , ( L < 23 m = 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box ) Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-kuda > 23.00 m pada 4 arah. Untuk beban berat harus pakai sling baja.

6. Kuda-kuda dirangkai di bawah. Pemeriksaan awal terhadap panjang dan hasil pengelasan.

7. Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan Liyer. (dicheck kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku tambahan ).

8. Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi agar tidak terpuntir atau dipegang dengan box pipa.

9. Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dichek bentangnya = bentang kolom

10. Kuda – kuda dibaut pada kolom.

11. Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.

12. Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicheck panjang dan pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah 5 s/d 10).

13. Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera dipasang gording dan ikatan angin.

14. Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama. Untuk penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan terhadap kekuatan plat atau balok beton. Pada erection awal koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi langsung. Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti jalannya erection serta berfungsi sebagai supervisi.

Pasca Erection

1. Pemeriksaan tegaklurus (lot) dari kolom.

2. Pemeriksaan pemasangan baut / las (Check Total)

3. Semua sambungan dicheck

4. Pengecatan ulang meni besi

5. Periksa lendutan apakah sesuai dengan batas yang diberi oleh koordinator.

6. Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)

Pekerjaan Pintu dan Jendela

Pintu dan kusen Aluminium Material/bahan aluminium yang dipergunakan Untuk kusen dengan bahan dasar Aluminium :

 Bahan dari aluminium Framing System, aluminium extrusi sesuai SII extrusi 0695-82 atau Extrusi Standard YKK, tidak terbuat dari scrapt (bahan bekas), dari produk setara YKK atau

produk lain yang disetujui Direksi.

 Ukuran, ketebalan, kekuatan alloy, finish dan lainnya sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen lelang dan telah mendapat opersetujuan dari

direksi.  Ketahanan terhadap air dan angin dengan hasil test minimum 100 kg/m³ atau ditentukan lain

sesuai dengan spesifikasi teknis.  Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m³/hari dan terhadap tekanan air 15 kg/m² yang

dibuktikan dengan hasil test atau ditentukan lain sesuai dengan spesifikasi teknis.  Assesories, seperti sekrup dari galvanized seel mutu sesuai spesifikasi teknis, tertanam, weather

strip dari bahan yang disetujui oleh direksi serat sesuai dengan spesifikasi teknis.  Angkur untuk rangka/kusen terbuat dari steel plate tebal minimal 2 mm/tebal 2-3 mm, dengan

lapisan zinc tidak kurang dari 13 mikron hingga tidak dapat bergeser atau ditentukan lain sesuai dengan spesifikasi teknis.

Bahan finishing, Treatment untuk permukaan kusen jendela/bovenlicht yang bersentuhan dengan bahan alkali seperti beton, adukan atau plesteran dan bahan lainnya diberi lapisan finish dari laguer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish atau bahan insulation lainnya. Peralatan pekerjaan;

a. Bor listrik.

b. Palu.

c. Obeng.

d. Alat bantu lainnya. Tahapan pelaksanaan meliputi;  Mempelajari gambar dan melakukan kembali pengukuran lapangan (cek).  Rangka kusen pintu dan jendela menggunakan aluminium dari pabrikasi dengan tebal sesuai

gambar kerja, yang dirakit dipabrik/pabrikasi sesuai gambar dan ukuran kondisi lapangan.  Sebelum kusen dipasang perlu diperhatikan dan diteliti kembali retak-retak dan ukuran lubang-

lubang pintu maupun jendela serta tipe-tipe jendela maupun pintu yang dipasang.  Pemasangan rangka kusen dilapangan dilakukan dengan hati-hati pada tempat yang telah

ditentukan.  Detail kusen dan sambungan material disesuaikan dengan tipe pintu yang akan dipasang, kusen

harus lurus dan siku.  Pengelasan rangka kusen menggunakan non-activated gas (argon) dari arah dalam agar

sambungan tidak tampak oleh mata.  Akhir bagian kusen disambung dengan kuat dan teliti menggunakan skrup, rivet dan angkur

yang cocok. Pengelasan rapi.  Angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari galvanized steel plate tebal minimal 2 mm.

Pemasangan angkur untuk rangka/kusen ditempatkan pada interval 60 mm.

 Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu dinding adalah 10-25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

 Penempatan mohair atau jika diperlukan menggunakan synthetic rubber. Penggunaan pada swing door dan double door.

 Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding, diberi sealant supaya kedap air dan udara.

 Kusen untuk tempat menempelnya daun pintu/jendela, engsel diberi perkuatan khusus agar daun dapat menempel kuat pada kusen.

 Penyekrupan dipasang tidak terlihat dari luar sehingga hailine dari tiap sambungan kedap air. Celah antar kaca dan system kusen ditutup dengan sealent. Daun pintu dan jendela, dipasangkan pada rangka kusen yang sesuai, diikatkan/ dikaitkan pada engsel yang terpasang pada kusen dengan dengan sudut kelurusan 90° siku

Pintu dan Jendela Kaca

Material/bahan kaca yang dipergunakan :

a. Kaca . - Jenis

1. Clear glass, kaca dengan tebal sesuai gambar rencana. Pemasangan pada panel aluminium, permukaan bagus, rata, licin dan tidak tergores, dengan mutu sesuai dengan spesifikasi teknis dengan produk ASAHIMAS atau ditentukan lain

2. Tebal kaca tidak melampaui batas toleransi tebal ± 0,3 mm dan toleransi lebar dan panjang ±

2,0 mm.

3. Kaca lembaran berbentuk segi empat dan bersudut siku, tepi potongan rata dan lurus.

Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm /meter.

4. Memenuhi standar bahan yang berlaku di indonesia.

b. Semua kaca bebas dari cacat yang berupa :,

1. Gelembung (bubles-gelembung gas).

2. Bahan heterogen (heterogeneous material-komposisi kimia induk akibat kelalaian index biasnya).

3. Retak (crack-baik sebagian maupun seluruh tebal kaca).

4. Gumpilan tepi (edge chipping-baik pada sisi lebar maupun sisi panjang).

5. Benang (string-cacat garis timbul yang tembus pandang).

6. Gelombang (wave-gelombang pada permukaan).

7. Bintik (spots-titik-titik dengan warna lain).

8. Awan (clouds-kelainan kebeningan).

9. Lengkungan (blow-kaca melengkung).

10. Goresan (scratch-tergores). Tahapan pelaksanaan meliputi :

 Mempelajari gambar dan melakukan kembali pengukuran lapangan.  Pemasangan dilakukan setelah rangka pemegang pada daun pintu telah dikerjakan dan dengan

hasil yang maksimal/rapi sesuai gambar rencana dan spesifikasi.  Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang diberi sealent/karet atau

dempul khusus untuk menutupi celah rangka. Pemasangan Sealent pada kaca terpasang tidak lebih dari 0.5 cm batas garis sambungan dengan kaca.

 Pemasangan dilakukan dengan tenaga ahli yang berpengalaman dan akan menghasilkan hasil yang maksimal dan rapi.

Pembersihan akhir dari kaca mempergunakan kain katun yang lunak dengan cairan khusus pembersih kaca yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pekerjaan Lantai:

Pekerjaan Pasang Keramik Bahan yang dipergunakan :

a. Spesifikasi Keramik Tile : - Ukuran

: Sesuai gambar rencana dan lokasi pada ruangan yang telah ditentukan

dalam gambar rencana.

- Ketepatan siku

: 0,3 % atau ditentukan lain dlm spesifikasi teknis.

- Ketepatan uk. sisi : 5 % atau ditentukan lain dlm spesifikasi teknis. - Kelurusan sisi

: 0,5% atau ditentukan lain dlm spesifikasi teknis.

- Rata permukaan

: 0,4% atau ditentukan lain dlm spesifikasi teknis.

- Tingkat Absorbsi : Di bawah 4 atau ditentukan lain dalam spesifikasi teknis. - Ketahanan Gurat

: 5-7 mohs atau ditentukan lain dalam spesifikasi teknis. - Ketahanan Patah

: 300-400 kg/cm² atau ditentukan lain dalam spesifikasi teknis. - Bahan perekat

: Adukan dengan komposisi Sesuai spesifikasi teknis dan Gambar

Rencana/ kerja.

- Bahan pengisi siar : Semen warna/tile grout atau Sesuai spesifikasi teknis dan Gambar

Rencana/kerja.

- Keramik Setara : Sesuai spesifikasi teknis dan Gambar Rencana kerja.

Persyaratan Bahan

- Jenis

: Keramik Lantai Uk. 30X30.

- Produksi/Merk

: Roman Gol. B. KW I.

- Ketebalan

: Min. 0,8 Cm.

- Mutu : Tingkat 1 (satu), Extruded, Singel Firing, tahan asam dan basa. - Chemical Resistance

: Konsisten terhadap PUBB 1970 (NI-3) Pasal D ayat 17-33. - Warna/Ukuran

: ditentukan kemudian.

b. Cement Portland, pasir dan air memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis.

c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini sesuai/memenuhi Persyaratan Peraturan Keramik Indonesia (NI-19) dan PUBI-1982.

d. Bahan yang dipakai dipilih dari satu jenis produk kecuali dinyatakan lain oleh Perencana/Konsultan Pengawas. Tahapan pelaksanaan meliputi :

 Sebelum pekerjaan lantai keramik untuk lantai dasar terlebih dahulu dilakukan pengurugan dan pemadatan pasir urug dengan menggunakan stamper, dengan ketebalan sesuai dengan gambar

kerja.  Sebelum dipasang keramik terlebih dahulu dibasahkan dan direndam.  Keramik dipasangkan diatas adukan dengan tebal sesuai dengan gambar rencana.

 Untuk memudahkan dalam pemasangan keramik, dibuat acuan berupa benang yang diikatkan pada ujung –ujung daerah pemasangan.

 Selama pemasangan terus dicek kelurusan dan kerataan pasangan keramik dengan menggunakan waterpas dan juga arah kemiringan pengaliran air dan diperhatikan adanya lubang-lubang floor

drain, tali air dan lain-lain.  Pembuatan nat antar keramik tidak lebih dari 2 mm dengan kedalaman 2 mm yang diisi dengan nat

dengan warna yang disesuaikan dengan ubin keramik yang ada/ditentukan kemudian atau ditentukan lain didalam gambar rencana dan spesifikasi teknis.

 Pengendalian pekerjaan ini sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, PUBB 1956 (NI-3).

Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, lantai keramik dihindarkan dari injakan atau pemberian beban yang dapat merusak kedudukan pasangan keramik lantai.

Lingkup Pekerjaan

1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan–bahan, peralatan dan alat–alat bantu yang diperlukan dalam pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang bermutu baik.

2. Pasangan lantai keramik tile ini dipasang pada seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Pengendalian seluruh perkerjaan ini harus sesuai dengan peraturan –peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.

3. Bahan Pencampur sesuai dengan syarat teknis yang ditentukan dalam RKS adalah jenis pencampur/adukan Instan (Mortar) dan mempunyai daya rekat serta masa curing time yang lebih cepat dari pencampur konfesional jenis pencampur yang akan digunakan ialah Dry-Mix atau Mortar Utama.

4. Portland Cement (PC).

5. Pasir Pasang.

6. Bahan–bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu akan diserahkan contoh–contohnya kepada Wakil Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas.

Pelaksanaan

 Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor akan membuat shop drawing mengenai pola keramik.  Keramik yang terpasang dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda. Sebelum dipasang

keramik, diatas harus diberi lapisan screed dengan ketebalan yang disesuaikan terhadap ketinggian/elevasi keramik jadi, dengan menggunakan pencampur instant seperti Drymix atau mortar utama.

 Hasil pemasangan lantai keramik merupakan bidang permukaan yang benar–benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan didaerah basah dan teras kemiringan tidak boleh

kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet dan area lain tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m.

 Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik disesuaikan dengan gambar detail atau sesuai petunjuk Wakil Pemberi Tugas atauKonsultan Pengawas.

 Kontraktor akan memperhatikan lubang instalasi dan drainage/bak kontrol sebelum pekerjaan dimulai.  Jarak antara unit–unit pemasangan keramik satu sama lain (siar–siar) sama lebarnya, ditetapkan 4 mm,

yang membentuk garis –garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar–siar yang berpotongan akan membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

 Siar–siar diisi dengan bahan siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang telah disyaratkan diatas. Warna keramik yang dipasang akan ditentukan kemudian.

 Pemotongan unit–unit keramik tiles menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.

 Keramik yang sudah terpasang dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan hingga betul–betul bersih.

 Keramik yang terpasang dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

 Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar–siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.

 Pemeriksaan (inspection).  Rekatan (bond).  Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil tile yang telah terpasang, secara rondom, untuk

memastikan bahwa adukan perekatan telah melekat dengan baik pada bagian belakang tile dan tile telah terpasang dengan baik.

Perlindungan dan Pembersihan

1. Perlindungan

a. Kontraktor akan melindungi keramik yang telah terpasang maupun adukan perata dan harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.

b. Setelah pemasangan, Kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang, jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batas lalu lintas diatasnya, hanya untuk yang penting saja.

2. Pembersihan

a. Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap, dan sebagainya. Tetapi jika area –area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan air, pembersihan memakai campuran air dengan hydrochloric acid, perbandingan 30 : 1.

b. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam.

c. Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa, hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.

Perlindungan dan Pembersihan

1. Perlindungan

a. Kontraktor akan melindungi keramik yang telah terpasang maupun adukan perata dan harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.

b. Setelah pemasangan, Kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang, jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batas lalu lintas diatasnya, hanya untuk yang penting saja.

2. Pembersihan

 Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap, dan sebagainya. Tetapi jika area –area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan air, pembersihan memakai campuran air dengan hydrochloric acid, perbandingan 30 : 1.

 Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam.

 Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa, hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.

Pasang Keramik Lingkup Pekerjaan

1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan–bahan, peralatan dan alat–alat bantu yang diperlukan dalam pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang bermutu baik.

2. Pasangan lantai keramik tile ini dipasang pada seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

Persyaratan Bahan

1. Lantai keramik yang digunakan: - Jenis

: Keramik khusus lantai KM/WC.

Ukuran 40X40.

- Produksi/Merk

: Roman Gol. B. KW I.

- Ketebalan

: Min. 0,8 Cm.

- Daya resap

: Max. 1 %. - Kekerasan : Min. 6 Skala Mohs.

- Kekuatan Tekan

: Min. 900 Kg/Cm2.

- Daya Tahan Lengkung

: Min. 350 Kg/Cm2.

- Mutu

: Tingkat 1 (satu), Extruded, Singel Firing,

tahan asam dan basa.

- Chemical Resistance

: Konsisten terhadap PUBB 1970 (NI-3)

Pasal D ayat 17-33.

- Bahan Pengisi Siar

: Coloured Grount AM 50 atau setara.

- Warna Pengisi Siar

: Ditentukan kemudian.

- Warna/Ukuran

: Ditentukan kemudian

2. Pengendalian seluruh perkerjaan ini harus sesuai dengan peraturan –peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.

3. Bahan Pencampur sesuai dengan syarat teknis yang ditentukan dalam RKS adalah jenis pencampur/adukan Instan (Mortar) dan mempunyai daya rekat serta masa curing time yang lebih cepat dari pencampur konfesional jenis pencampur yang akan digunakan ialah Dry-Mix atau Mortar Utama

4. Portland Cement (PC).

5. Pasir Pasang.

6. Bahan–bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu akan diserahkan contoh–contohnya kepada Wakil Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas.

Pelaksanaan

 Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor akan membuat shop drawing mengenai pola keramik.  Keramik yang terpasang dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda. Sebelum dipasang keramik,

diatas harus diberi lapisan screed dengan ketebalan yang disesuaikan terhadap ketinggian/elevasi keramik jadi, dengan menggunakan pencampur instant seperti Drymix atau mortar utama.

 Hasil pemasangan lantai keramik merupakan bidang permukaan yang benar–benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan didaerah basah dan teras kemiringan tidak boleh kurang

dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet dan area lain tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m.  Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik disesuaikan dengan gambar detail atau sesuai petunjuk

Wakil Pemberi Tugas atauKonsultan Pengawas.  Kontraktor akan memperhatikan lubang instalasi dan drainage/bak kontrol sebelum pekerjaan dimulai.  Jarak antara unit–unit pemasangan keramik satu sama lain (siar–siar) sama lebarnya, ditetapkan 4 mm,

yang membentuk garis –garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar–siar yang berpotongan akan membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

 Siar–siar diisi dengan bahan siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang telah disyaratkan diatas. Warna keramik yang dipasang akan ditentukan kemudian.

 Pemotongan unit–unit keramik tiles menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.

 Keramik yang sudah terpasang dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan hingga betul–betul bersih.