ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN KARYAWAN PADA BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA SKRIPSI

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN KARYAWAN PADA BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Ekonomi Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam

Oleh :

IKA HARIPRATIWI

NIM. 30.02.2.5.003

Program Studi AKUNTANSI SYARI'AH JURUSAN EKONOMI ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SURAKARTA 2006

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN KARYAWAN PADA BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam

Disusun oleh :

IKA HARIPRATIWI

NIM. 30.02.2.5.003

Surakarta, 08 Agustus 2006

Disetujui dam Disahkan

Oleh :

Dosen Pembimbing Skripsi

Marita Kusuma Wardani, SE.

NIP. 150314657

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN KARYAWAN PADA BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

IKA HARIPRATIWI

NIM.30.02.2.5.003 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ekonomi

Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta, Pada hari Sabtu, tanggal 12 Agustus 2006 Dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam

Surakarta, 12 Agustus 2006

Mengetahui

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

H. Sholahuddin Sirizar, M.A Fauzi Muharom, M.Ag.

NIP.150327129 NIP.150365024

Penguji I Penguji II

Drs. M. Rahmawan A., M.Si. Fitri Wulandari, SE, M.Si.

NIP.150318645 NIP.150291030

PJS Ketua Jurusan Ekonomi Islam STAIN Surakarta

Dra. Hj. Tasnim Muhammad, M.Ag.

NIP.150201335

PERSEMBAHAN

"#

MOTTO

!" !" !" !"

# # # # $%&$ ' % $%&$ ' % $%&$ ' % $%&$ ' % # # # #

$ ( % $ ( % $ ( % $ ( % $%() $ * % $%() $ * % $%() $ * % $%() $ * %

ABSTRACT

The objectives of this research are to analyze the employees remuneration procedure and to know about the implementation of internal control system in the employees remuneration in BMT Al Ikhlas Yogyakarta .

This is a field study research, because of this research only collect data, search the fact, afterward analyze the data and interpret it based on the theories. The data collecting methods are interview, documentation, review of related theories and questionare. The data analyzing technique is qualitative descriptive which done by logical calculation to draw a conclusion and to describe the results based on the theories. Evaluation of employees remuneration procedure by direct interview method with the respondent that is remuneration division staff. Meanwhile, the questionare is used to know the implementation of internal control system. From the questionare results, it can be drawn a score, which is divided into categories good or poor.

The result of this research shows that this organization has separated between duty and functional responsibility in each parts, which related to remuneration procedure. The procedure is very simple. The functions that hook on remuneration activity are : presention registration function, personalia administration function, remuneration function, and teller function. The network of employees remuneration procedure consist of : presention registration procedure, personalia administration procedure, remuneration procedure, and salary payment procedure. The implementation of internal control system in BMT Al Ikhlas Yogyakarta is included good, with score 80 %. It shows that there is a good separation between duty and functional responsibility in the organizational structure, authorization system, and recording procedure. It also shows that each part of BMT AL Ikhlas Yogyakarta does their job well.

Keyword : Remuneration Procedure, Internal Control System.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Penggajian Karyawan Pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 ( S1 ) Program Studi Akuntansi Syariah di Jurusan Ekonomi Islam STAIN Surakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, baik sumbangan pikiran, waktu, tenaga yang tercurah. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. DR. H. Nashruddin Baidan, selaku Ketua STAIN Surakarta.

2. Ibu Dra. Hj. Tasnim Muhammad M. Ag, selaku Pejabat Sementara Ketua Jurusan Ekonomi Islam.

3. Bapak H. Sholahuddin Sirizar, MA., selaku Wali Studi Akuntansi Syariah.

4. Ibu Marita Kusuma Wardani, SE, yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Edi Susilo, SE, selaku nara sumber dari BMT Al Ikhlas Yogyakarta, terima kasih telah meluangkan waktunya untuk keterangan yang berharga bagi peneliti.

6. Mbak Rianti, terima kasih telah memberikan keterangan-keterangan tambahan yang sangat membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Pimpinan dan seluruh karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta, terima kasih telah memberikan kesempatan dan ijin penelitian.

8. Bapak/ Ibu Suharja Siswanto, terima kasih atas segala dukungan dan sumbangan yang tak ternilai.

9. Fadlurrahman, M. Nurhadi, Arif Hikmawan, Rofikoh, terima kasih atas segala bantuannya.

10. Teman-teman Akuntansi “02, Ismi, Arsi, warga kos “Aulia”, Yayah, Tristya, Bety, Ade’, Umi, terima kasih atas doa, semangat, kebersamaan dan dukungan kalian.

11. Teman-teman “West-Proqh Community” Untari”Oent”, “Punky” Nugraha, Ndro, Baru, Heru, Erna, “Bean”Eko, terima kasih menjadi teman hang-out, atas bantuan, kebersamaan dan persahabatan yang indah.

12. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini. Semoga bantuan dan kebaikan dari Bapak, Ibu, serta semua pihak yang

telah penulis sebutkan, mendapat balasan yang semestinya dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan lebih lanjut. Akhir kata, harapan penulis adalah semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sesama mahasiswa maupun bagi para pembaca. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, 07 Agustus 2006 Penulis

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Flowchart Prosedur Pencatatan Waktu Hadir............................. 22 Gambar 2 : Flowchart Prosedur Pembuatan Daftar Gaji ............................... 23 Gambar 3 : Flowchart Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar .................... 24 Gambar 4 : Flowchart Prosedur Pembayaran Gaji ....................................... 25 Gambar 5 : Flowchart Prosedur Distribusi Biaya Gaji ................................... 26 Gambar 6 : Grafik Perkembangan Usaha BMT Al Ikhlas Yogyakarta ........... 42 Gambar 7 : Grafik Perkembangan Laba BMT Al Ikhlas Yogyakarta ............. 43 Gambar 8 : Prosedur Penggajian Karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 57 Gambar 9 : Prosedur Pencatatan Presensi BMT Al Ikhlas Yogyakarta ........ 67 Gambar 10 : Prosedur Administrasi Personalia BMT Al Ikhlas Yogyakarta .... 68 Gambar 11 : Prosedur Penggajian BMT Al Ikhlas Yogyakarta ....................... 69 Gambar 12 : Prosedur Pembayaran Gaji BMT Al Ikhlas Yogyakarta .............. 70

A. DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Lampiran 2 : Kuisioner Sistem Pengendalian Intern Lampiran 3 : Struktur Organisasi BMT Al Ikhlas Yogyakarta Lampiran 4 : Ketentuan Penggajian Karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta Lampiran 5 : Struktur Gaji Karyawan ISES Lampiran 6 : Struktur Gaji Karyawan BMT Masa Training Lampiran 7 : Struktur Gaji Karyawan BMT Masa Training Lampiran 8 : Surat Pernyataan Kesediaan ( Aqad ) Lampiran 9 : Contoh Rekap Presensi Karyawan Lampiran 10: Surat Ijin Penelitian Lampiran 11: Surat Keterangan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia sebagai sarana untuk mencapai tujuan perusahaan, merupakan salah satu faktor penentu yang mempunyai andil besar dalam kinerja ke depan suatu perusahaan. Sumber daya manusia tersebut diartikan sebagai karyawan pengelola dan pelaksana suatu perusahaan yang dipercaya oleh perusahan dalam melaksanakan tugas kegiatan. Perusahaan mempunyai kesempatan yang baik untuk bertahan dan maju jika mempunyai karyawan yang tepat, sehingga membutuhkan usaha yang terus-menerus untuk mencari, memilih, dan melatih calon atau karyawan. Sebaliknya, karyawan membutuhkan perusahaan sebagai tempat untuk mencari nafkah. Karyawan harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karenanya karyawan berhak untuk mendapatkan gaji yang sesuai dengan kualitasnya. Gaji yang diterima oleh karyawan seharusnya berupa gaji yang wajar.

Masalah gaji mungkin merupakan masalah manajemen kepegawaian yang paling kompleks dan merupakan salah satu aspek yang paling berarti, baik bagi karyawan maupun bagi perusahaan. Gaji merupakan kontra prestasi yang diberikan pemberi kerja pada karyawan berkenaan dengan penggunaan tenaga manusia pada kegiatan perusahaan. Gaji adalah bentuk kompensasi atas prestasi karyawan yang bersifat finansial yang menimbulkan kepuasan kerja. Menurut T. Hani Handoko kompensasi merupakan pemberian pembayaran kepada karyawan sebagai balas jasa Masalah gaji mungkin merupakan masalah manajemen kepegawaian yang paling kompleks dan merupakan salah satu aspek yang paling berarti, baik bagi karyawan maupun bagi perusahaan. Gaji merupakan kontra prestasi yang diberikan pemberi kerja pada karyawan berkenaan dengan penggunaan tenaga manusia pada kegiatan perusahaan. Gaji adalah bentuk kompensasi atas prestasi karyawan yang bersifat finansial yang menimbulkan kepuasan kerja. Menurut T. Hani Handoko kompensasi merupakan pemberian pembayaran kepada karyawan sebagai balas jasa

besarnya gaji yang diterimanya sesuai dengan keahlian dan jabatannya. Sehingga karyawan akan terdorong untuk semaksimal mungkin bekerja sesuai dengan kemampuannya.

Gaji mempunyai arti penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya gaji mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Tingkat pendapatan absolut karyawan akan menentukan skala kehidupannya, dan pendapatan relatif

mereka menunjukkan status, martabat dan harganya. 2 Akibatnya, apabila karyawan memandang gaji yang mereka terima tidak memadai, maka

prestasi kerja, semangat, dan motivasi mereka bisa turun. Umumnya departemen kepegawaian (personalia) merancang dan mengadministrasikan gaji karyawan, sehingga perusahaan seharusnya mempunyai suatu sistem penggajian yang baik. Pengembangan sistem penggajian merupakan salah satu cara yang ditempuh dalam pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Penggajian seharusnya dikelola secara profesional untuk menghindari terjadinya manipulasi gaji oleh pihak-pihak tertentu. Pengelolaan gaji yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan akan mengakibatkan kekecewaan pada karyawan, hal ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas karyawan. Fakta yang kita temui atau yang sering kita lihat adalah demonstrasi para karyawan yang menuntut kenaikan gaji serta perbaikan kesejahteraan karyawan.

1 T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1, BPFE Yogyakarta, 1999, hal: 218 2 T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, BPFE Yogyakarta, 1999, hal: 245

Sistem pengendalian intern sangat diperlukan untuk melakukan pengecekan terhadap sistem akuntansi penggajian. BMT Al Ikhlas merupakan lembaga keuangan syariah yang memberikan layanan simpanan maupun produk pembiayaan. Perkembangan BMT Al Ikhlas yang cukup pesat dengan memiliki beberapa kantor cabang sangat memerlukan suatu pengawasan yang baik. BMT Al Ikhlas seharusnya memiliki sistem pengendalian intern yang baik dalam sistem penggajian yang dimiliki agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Keharusan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian intern untuk mencegah terjadinya penyelewengan dan tindak kecurangan-kecurangan yang merugikan, serta penerapan sistem pengendalian intern secara baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Atas dasar pemikiran tersebut dan pentingnya sistem pengendalian intern dalam setiap kegiatan perusahaan, mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang sistem akuntansi penggajian dengan mengambil judul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Penggajian

Karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Pimpinan perusahaan sangat berkepentingan dengan informasi yang dihasilkan dari sistem penggajian tersebut, misalnya informasi tentang jumlah biaya gaji yang menjadi tanggungan perusahaan. Penerapan sistem pengendalian intern penggajian yang memadai akan berguna bagi pimpinan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan-kebijakan dalam penggajian Pimpinan perusahaan sangat berkepentingan dengan informasi yang dihasilkan dari sistem penggajian tersebut, misalnya informasi tentang jumlah biaya gaji yang menjadi tanggungan perusahaan. Penerapan sistem pengendalian intern penggajian yang memadai akan berguna bagi pimpinan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan-kebijakan dalam penggajian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem pengendalian intern penggajian karyawan sebagai berikut:

1. Adanya gaji yang diterima tidak memadai menyebabkan menurunnya prestasi kerja, semangat, motivasi dan mempengaruhi kepuasan karyawan.

2. Ketidaksesuaian pelaksanaan prosedur penggajian dengan prosedur yang telah ditetapkan dapat menyebabkan terjadinya manipulasi gaji dan kekecewaan pada karyawan.

3. Penerapan sistem pengendalian intern yang tidak memadai menyebabkan timbulnya penyelewengan dan tindak kecurangan- kecurangan dalam pengelolaan gaji karyawan.

C. Batasan Masalah

Terkait dengan luasnya lingkup, permasalahan dan waktu serta keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan berkaitan dengan sistem penggajian, maka penelitian dibatasi pada pelaksanaan prosedur penggajian dan penerapan sistem pengendalian intern dalam penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah prosedur penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta ?

2. Bagaimanakah penerapan sistem pengendalian intern dalam penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis prosedur penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta sudah dilaksanakan dengan baik atau belum.

2. Untuk menganalisis penerapan sistem pengendalian intern dalam penggajian di BMT Al Ikhlas Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya wacana tentang sistem pengendalian intern dalam penggajian karyawan.

2. Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen BMT Al Ikhlas Yogyakarta dalam perbaikan sistem pengendalian intern penggajian karyawan.

G. Sistematika Penulisan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI Bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang mendukung penelitian yaitu menerangkan tentang : pengertian sistem pengendalian intern, tujuan, unsur-unsur, dan prinsip-prinsip sistem pengendalian intern. Kemudian sistem akuntansi penggajian yang mengulas tentang pengertian, perbedaan sistem dan prosedur, pengertian gaji. Penjelasan prosedur penggajian, meliputi fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian, catatan akuntansi dan bukti transaksi yang digunakan, gaji menurut pandangan Islam. Selanjutnya sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi penggajian yang menjelaskan mengenai organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan dan praktik yang sehat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang waktu dan lokasi penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi, yang memuat tentang : jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menguraikan tentang sejarah dan perkembangan, struktur organisasi, personalia, sistem dan prosedur penggajian di BMT Al Ikhlas Yogyakarta. Analisis data mencakup tentang : analisis terhadap prosedur penggajian karyawan, analisis penerapan sistem pengendalian intern dalam penggajian yang meliputi organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan dan praktik yang sehat dalam pembayaran gaji.

BAB V PENUTUP Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran maupun rekomendasi atas penelitian yang telah dilakukan.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut: keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang-undang, dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi

operasi. 3 Sedangkan Mulyadi menyebutkan bahwa sistem pengendalian

intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. 4

Pengertian sistem pengendalian intern menurut AICPA ( American Institute of Certified Public Accountants ) yang dikutip oleh Bambang Hartadi menyebutkan, sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya

3 Al Haryono Jusup, Auditing (Pengauditan), Buku 1, Yogyakarta, BP STIE YKPN, 2001, hal: 252 4 Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi 3, Yogyakarta, BP STIE YKPN, 1997, hal: 165 3 Al Haryono Jusup, Auditing (Pengauditan), Buku 1, Yogyakarta, BP STIE YKPN, 2001, hal: 252 4 Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi 3, Yogyakarta, BP STIE YKPN, 1997, hal: 165

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa pengendalian intern adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur dan tidak terbatas pada metode pengendalian yang dianut oleh bagian akuntansi dan keuangan, tetapi meliputi pengendalian anggaran, biaya standar, program pelatihan pegawai dan staf pemeriksa intern.

2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian intern adalah untuk membantu pimpinan agar perusahaan dapat mencapai tujuan dengan efisien. Tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan: keandalan informasi keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi. 6

Menurut Mulyadi tujuan pengendalian intern akuntansi adalah sebagai berikut: 7

a. Menjaga kekayaan perusahaan:

1) Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah diterapkan

2) Pertanggungjawaban

kekayaan

perusahaan yang dicatat

dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada

5 Bambang Hartadi, Auditing : Suatu Pedoman Pemeriksaan Akuntansi Tahap Pendahuluan, Edisi 1, BPFE Yogyakarta, 1987, hal: 121

6 Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, Auditing, Edisi 5, Buku 1, Jakarta, Salemba Empat, 1998, hal:172 7 Mulyadi, op.cit, hal: 180 6 Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, Auditing, Edisi 5, Buku 1, Jakarta, Salemba Empat, 1998, hal:172 7 Mulyadi, op.cit, hal: 180

1) Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan

2) Pencatatan transaksi yang telah terjadi dalam catatan akuntansi Tujuan tersebut dirinci lebih lanjut sebagai berikut:

a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan:

1) Pembatasan akses langsung terhadap karyawan

2) Pembatasan akses tidak langsung terhadap karyawan

b. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada:

1) Pembandingan secara periodik antara catatan akuntansi dengan kekayaan yang sesungguhnya ada

2) Rekonsiliasi antara catatan akuntansi yang diselenggarakan

c. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan:

1) Pemberian otorisasi oleh pejabat yang berwenang

2) Pelaksanaan transaksi sesuai dengan otorisasi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang

d. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi:

1) Pencatatan semua transaksi yang terjadi

2) Transaksi yang dicatat adalah benar-benar terjadi

3) Transaksi dicatat dalam jumlah yang benar

4) Transaksi dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya

5) Transaksi dicatat dengan penggolongan yang seharusnya

6) Transaksi dicatat dan diringkas dengan teliti

3. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang baik dalam perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus

dipenuhi antara lain: 8

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya Sistem pengendalian intern yang memadai bagi perusahaan

mempunyai persyaratan yang berbeda-beda, tergantung dari sifat serta keadaan masing-masing perusahaan. Dalam artian tidak ada sistem pengendalian intern yang bersifat universal yang dapat dipakai oleh seluruh perusahaan.

4. Prinsip-prinsip Sistem Pengendalian Intern

Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem harus memenuhi enam prinsip dasar pengendalian intern yang

meliputi: 9

a. Pemisahan fungsi Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan pengawasan segera atas kesalahan atau ketidakberesan. Adanya

8 Mulyadi, op.cit, hal: 166 9 Bambang Hartadi, op.cit, hal: 130 8 Mulyadi, op.cit, hal: 166 9 Bambang Hartadi, op.cit, hal: 130

b. Prosedur pemberian wewenang Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorisir oleh orang yang berwenang.

c. Prosedur dokumentasi Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang efektif. Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan pencatatan akuntansi.

d. Prosedur dan catatan akuntansi Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannya catatan- catatan akuntansi yang yang teliti secara cepat dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat waktu.

e. Pengawasan fisik Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi.

f. Pemeriksaan intern secara bebas Menyangkut pembandingan antara catatan asset dengan asset yang betul-betul ada, menyelenggarakan rekening-rekening kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan. Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data.

5. Sistem Akuntansi Penggajian

a. Pengertian Sistem, Prosedur, dan Sistem Akuntansi

Definisi sistem dan prosedur menurut W. Gerald Cole seperti yang dikutip oleh Zaki Baridwan yaitu sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu

kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. 10 Prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang

dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan

yang sering terjadi. 11 Sedangkan Steven A. Moscove seperti yang dikutip Zaki

Baridwan mendefinisikan sistem adalah suatu kesatuan (entity) yang terdiri dari bagian-bagian (disebut subsistem) yang saling berkaitan

dengan tujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. 12 Selanjutnya Zaki Baridwan yang mengutip definisi Howard F. Stettler memberikan

pengertian sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi. 13

b. Dokumen dan Catatan yang Digunakan

10 Zaki Baridwan, Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi 5, BPFE Yogyakarta, 2002, hal: 3 11 Ibid

12 Ibid, hal: 4 13 Ibid

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian adalah: 14

a. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah

b. Kartu jam hadir

c. Kartu jam kerja

d. Daftar gaji dan daftar upah

e. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah

f. Surat pernyataan gaji dan surat pernyataan upah

g. Amplop gaji dan upah

h. Bukti kas keluar

Catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan gaji antara lain: 15

a. Jurnal umum

Dalam pencatatan gaji, jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja ke dalam tiap departemen dalam perusahaan.

b. Kartu harga pokok produk

Digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang digunakan untuk pesanan tertentu.

c. Kartu biaya

Digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja non produksi tiap departemen dalam perusahaan.

d. Kartu penghasilan karyawan

14 Mulyadi, op.cit. hal: 378 15 Mulyadi, op.cit. hal: 386

Digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai potongannya yang diterima oleh setiap karyawan.

c. Pengertian Gaji Gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer dan dibayarkan tetap setiap bulan, sedangkan upah merupakan pembayaran atas penyerahan jasa oleh karyawan pelaksana (buruh) yang dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang

dihasilkan oleh karyawan. 16 Jadi dapat disimpulkan bahwa gaji pada dasarnya diterima oleh karyawan selain buruh (pelaksana) dan

dibayarkan setiap bulan. Para manajer, pegawai administrasi dan pegawai penjualan biasanya mendapat gaji dari perusahaan yang

jumlahnya tetap. 17

6. Prosedur Penggajian

a. Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi Penggajian

1) Fungsi Kepegawaian Bertanggungjawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan, dan pemberhentian karyawan.

2) Fungsi Pencatat Waktu Bertanggungjawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan.

3) Fungsi Pembuat Daftar Gaji

16 Mulyadi, op.cit. hal: 378 17 Al Haryono Jusup, Dasar-dasar Akuntansi, Edisi 5, Jilid 2, Yogyakarta, BP STIE YKPN, 1999, hal: 239

Bertanggungjawab untuk membuat daftar gaji yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji.

4) Fungsi Akuntansi Bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji karyawan ( misalnya utang gaji dan upah karyawan, utang pajak, utang dana pensiun).

5) Fungsi Keuangan Bertanggungjawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji setiap karyawan, selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak.

b. Jaringan Prosedur Sistem Akuntansi Penggajian

1) Prosedur pencatatan waktu hadir Uraian kegiatan yang dilakukan oleh bagian pencatat waktu adalah sebagai berikut:

a) Bagian pencatat waktu mengawasi setiap karyawan yang memasukkan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu pada waktu masuk dan pulang

b) Membuat daftar hadir karyawan berdasarkan kartu jam hadir

c) Menyerahkan daftar hadir karyawan dan kartu hadir karyawan ke bagian gaji dan upah

2) Prosedur pembuatan daftar gaji Uraian kegiatan yang dilakukan oleh bagian gaji dan upah adalah sebagai berikut:

a) Bagian gaji dan upah menerima daftar hadir dan kartu jam hadir kemudian diarsipkan berdasarkan tanggal

b) Membuat daftar gaji (DG) rangkap 2 berdasarkan dokumen daftar gaji dan kartu jam hadir

c) Membuat rekap daftar gaji rangkap 2 dan surat pernyataan gaji

d) Mencatat penghasilan karyawan pada kartu penghasilan karyawan berdasarkan daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji rangkap 2, dan surat pernyataan gaji

e) Menyerahkan daftar gaji rangkap 2, rekap gaji rangkap 2, surat pernyataan gaji, dan kartu penghasilan karyawan ke bagian utang

f) Bagian gaji dan upah menerima bukti kas keluar (BKK) lembar ke-

3, daftar gaji (DG) lembar ke-2, dan kartu penghasilan karyawan dari bagian kasa

g) Mengarsipkan BKK lembar ke-3 dan DG lembar ke-2 berdasarkan tanggal serta kartu penghasilan karyawan berdasarkan abjad

3) Prosedur pembuatan bukti kas keluar Prosedur ini dilakukan oleh bagian utang dengan uraian kegiatan sebagai berikut:

a) Bagian utang menerima daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji rangkap 2 , SPG dan KPK dari bagian gaji dan upah a) Bagian utang menerima daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji rangkap 2 , SPG dan KPK dari bagian gaji dan upah

c) Mencatat kewajiban gaji ke dalam register bukti kas keluar (BKK) lembar ke-1

d) Menyerahkan bukti kas keluar (BKK) lembar ke-2 dan rekap daftar gaji (RDG) lembar ke-1 ke bagian jurnal

e) Menyerahkan BKK lembar ke-2 dan rekap daftar gaji lembar ke-

1 ke bagian jurnal

f) Bagian utang menerima BKK lembar ke-1, DG lembar ke-1, dan RDG lembar ke-2 dari bagian kasa. Mencatat nomor cek pada register bukti kas keluar

g) Menyerahkan bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 ke bagian jurnal

4) Prosedur pembayaran gaji Prosedur ini dilakukan oleh bagian kasa dengan uraian kegiatan sebagai berikut:

a) Bagian kasa menerima bukti kas keluar lembar ke-1 dan ke-3, daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji lembar ke-2, surat pernyataan gaji dan kartu penghasilan karyawan dari bagian utang

b) Mengisi cek dan memintakan tanda tangan atas kepada kepala bagian keuangan

c) Menguangkan cek ke bank dan memasukkan uang ke amplop gaji

d) Membayarkan gaji kepada karyawan dan meminta tanda tangan atas kartu penghasilan karyawan d) Membayarkan gaji kepada karyawan dan meminta tanda tangan atas kartu penghasilan karyawan

f) Menyerahkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 ke bagian utang

g) Menyerahkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-3, daftar gaji lembar ke-2, dan kartu penghasilan karyawan ke bagian gaji dan upah

h) Surat pernyataan gaji dimasukkan ke dalam amplop gaji bersama dengan pemasukan uang gaji

5) Prosedur distribusi biaya gaji Prosedur ini dilakukan oleh bagian jurnal dan bagian kartu biaya dengan uraian kegiatan sebagai berikut:

a) Bagian jurnal menerima dokumen bukti kas keluar lembar ke-2 dan rekap daftar gaji lembar ke-1 dari bagian utang

b) Bagian jurnal membuat bukti memorial

c) Bagian jurnal membuat jurnal umum berdasarkan dokumen bukti memorial, rekap daftar gaji lembar ke-1, dan bukti kas keluar lembar ke-2 Jurnal untuk mencatat biaya gaji dibuat dalam tiga tahap yaitu: Tahap pertama. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-2, dicatat oleh bagian utang pada kewajiban gaji ke dalam bukti kas keluar sebagai berikut:

Gaji dan upah Rp xxx Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar Rp xxx

Tahap kedua. Berdasarkan bukti memorial, bagian jurnal mencatat distribusi biaya gaji ke dalam jurnal umum sebagai berikut:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp xxx Biaya Administrasi dan Umum

Rp xxx Biaya Pemasaran

Rp xxx Gaji dan Upah

Rp xxx Tahap ketiga. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar yang telah dicap “lunas” oleh fungsi keuangan, bagian jurnal mencatat pembayaran gaji ke dalam register cek sebagai berikut:

Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar Rp xxx Kas

Rp xxx

d) Bagian kartu biaya menerima dokumen bukti memorial, rekap daftar gaji lembar ke-1, dan bukti kas keluar lembar ke-2 dari bagian jurnal

e) Bagian kartu biaya mencatat distribusi biaya tenaga kerja ke dalam kartu biaya berdasarkan dokumen bukti memorial yang dilampiri rekap daftar gaji lembar ke-1

f) Bagian kartu biaya mengarsipkan dokumen dari bagian jurnal berdasarkan nomor urut

g) Bagian jurnal menerima bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 g) Bagian jurnal menerima bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2

i) Mengarsipkan bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 menurut nomor urut. Selesai.

Gambar 1 Prosedur Pencatatan Waktu Hadir

Bagian Pencatat Waktu

Mulai

Mencatat jam hadir karyawan

Kartu jam

hadir

Membuat

daftar hadir

KJH

Daftar hadir

karyawan

Sumber : Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal. 397

Gambar 2 Prosedur Pembuatan Daftar Gaji

Bagian Gaji dan Upah KPK

KJH

Daftar Gaji 2

Bukti Kas 3

Daftar hadir

Keluar

Membuat daftar gaji

Membuat rekap daftar gaji dan SPG

SPG

RDG 1

Daftar Gaji 1

Kartu Penghasilan Karyawan

KJH = Kartu Jam Hadir KPK = Kartu Penghasilan Karyawan RDG = Rekap Daftar Gaji SPG = Surat Pernyataan Gaji T

= Diarsipkan Menurut Tanggal

A = Diarsipkan Menurut Abjad

Sumber : Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal. 39

Gambar 3 Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar

Bagian Utang

Mencatat nomor Cek pada register

Bukti kas keluar

DG = Daftar Gaji

Sumber : Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal. 398

2 KPK SPG

RDG 1 2 Daftar Gaji 1

Membuat Bukti Kas Keluar

Bukti Kas 1 Keluar

RDG 2 DG 1 Bukti Kas 1

Keluar

Register Bukti Kas Keluar

Gambar 4 Prosedur Pembayaran Gaji

Bagian Kasa

Dimasukkan ke

dalam amplop

3 3 gaji bersama

Bukti Kas 1 dengan Bukti 1 pemasukan uang

Keluar

Kas Keluar

gaji

Mengisi cek & memintakan ttd.

atas cek

7 8 Menguangkan cek ke bank & memasukkan uang ke amplop gaji

Membayarkan gaji kpd karyawan &

meminta ttd. atas

kartu penghasilan karyawan

Membubuhkan cap lunas pada

bukti &

dokumen pendukungnya

Sumber: Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal. 399

Gambar 5 Prosedur Distribusi Biaya Gaji

Bagian Jurnal Bagian Kartu Biaya

Bukti Kas 1

Memorial

Membuat Keluar bukti

memorial

Register cek

Kartu Biaya N

BKK 2 RDG 1 Bukti

Selesai

Memorial

Jurnal Umum

BKK = Bukti Kas Keluar N

= Diarsipkan Menurut Nomor Urut

Sumber: Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal.400

7. Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian 18

a. Aspek Organisasi

1) Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi pengeluaran kas

2) Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi

b. Aspek Sistem Otorisasi

1) Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh direksi

2) Setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan direksi

3) Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan surat potongan gaji dan upah yang diotorisasi oleh kepala fungsi kepegawaian

4) Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu

5) Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan

6) Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh kepala fungsi kepegawaian

7) Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi

c. Aspek Prosedur Pencatatan

1) Perubahan dalam kartu penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji dan upah karyawan

18 Mulyadi, Pemeriksaan Akuntan, Edisi 3, Yogyakarta, BP STIE YKPN, 1990, hal: 295

2) Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu kerja diverifikasi ketelitiannyan oleh fungsi akuntansi

d. Aspek Praktik Yang Sehat

1) Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung

2) Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu

3) Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi pembuat bukti kas keluar sebelum dilakukan pembayaran

4) Penghitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan kartu penghasilan karyawan

5) Kartu penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah

8. Konsep Islam tentang Pembayaran Upah, Gaji

Upah menurut Islam adalah imbalan yang diterima seseorang atas pekerjaannya dalam bentuk imbalan materi di dunia ( adil dan layak ) dan

dalam bentuk imbalan pahala di akhirat ( imbalan yang lebih baik ). 19 Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa:

1) Islam melihat upah sangat besar kaitannya dengan konsep moral

2) Upah dalam konsep Islam tidak hanya sebatas materi ( kebendaan atau keduniaan ) tetapi menembus batas kehidupan, yakni berdimensi akhirat yang disebut dengan pahala

19 Hendri Tanjung, Konsep Manajemen Syariah Dalam Pengupahan Karyawan Perusahaan, www.uika-

3) Upah diberikan berdasarkan prinsip keadilan ( justice ) dan prinsip kelayakan ( kecukupan ) Seseorang yang bekerja pada suatu badan usaha ( perusahaan ) dapat dikategorikan sebagai amal saleh, dengan syarat perusahaannya tidak memproduksi/ menjual atau mengusahakan barang-barang yang haram. Dengan demikian, maka seorang karyawan yang bekerja dengan benar akan menerima dua imbalan yaitu imbalan di dunia dan imbalan di akhirat. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah:

Artinya: “Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik”. ( QS. Al Kahfi: 30) 20

Organisasi yang menerapkan prinsip keadilan dalam pengupahan mencerminkan organisasi yang dipimpin oleh orang-orang bertaqwa. Konsep adil ini merupakan ciri-ciri organisasi yang bertaqwa.

Dimensi upah di dunia dicirikan oleh dua hal, yaitu adil dan layak. Adil bermakna bahwa upah yang diberikan harus jelas, transparan, dan proporsional. Layak bermakna bahwa upah yang diberikan harus mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan serta tidak jauh berada di bawah pasaran. Untuk menerapkan upah dalam dua dimensi dunia, maka konsep moral merupakan hal yang sangat penting agar pahala dapat diperoleh sebagai dimensi akhirat dari upah tersebut. Jika moral diabaikan maka dimensi akhirat tidak akan tercapai. Konsep moral

20 Nazri Adlany, Hanafie Tamam, Faruq Nasution, Al Qur’an Terjemah Indonesia, Jakarta, PT.Sari Agung, hal: 20 Nazri Adlany, Hanafie Tamam, Faruq Nasution, Al Qur’an Terjemah Indonesia, Jakarta, PT.Sari Agung, hal:

Prinsip utama keadilan terletak pada kejelasan aqad ( transaksi ) dan komitmen melakukannya. Aqad dalam perburuhan merupakan aqad yang terjadi antara pekerja dengan pengusaha. Sebelum pekerja dipekerjakan, harus jelas dulu bagaimana upah yang akan diterima oleh pekerja. Upah tersebut meliputi besarnya upah dan tata cara pembayaran upah. Dalam hal cara pembayaran upah Rasulullah bersabda:

Artinya: “Dari Abdillah bin Umar, Rasulullah saw. Bersabda: Berikanlah upah orang upahan sebelum kering keringatnya”. ( HR.Ibnu Majah dan Imam

Thabrani ) 21

Nabi juga bersabda:

Artinya: “Berikanlah gaji kepada pekerja sebelum kering keringatnya, dan beritahukan ketentuan gajinya, terhadap apa yang dikerjakan”. ( HR.

Baihaqi ) 22

Sebelum seseorang bekerja, hendaknya terlebih dahulu mengadakan perjanjian kerja, agar ada kejelasan pekerjaan yang akan

dilaksanakan. Adapun syarat sahnya perjanjian kerja antara lain: 23

21 Shaleh, Mausu ah al-Hadists asy-Syarif Kutubus Sittah Ibnu Majah Kitab ar-Ruhun, Bab 4, hal: 2623 22 As-Sayyid Ahmad Al-Hasyimiy, Tarjamah Mukhtarul Ahaadits, Bandung, PT. Maarif, 1996, hal: 552 23 Chairuman Pasaribu, Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta, Sinar Grafika, 2004, hal:

1) Pekerjaan yang diperjanjikan termasuk jenis pekerjaan yang mubah atau halal menurut ketentuan syara’, berguna bagi perorangan atau masyarakat

2) Manfaat kerja yang diperjanjikan dapat diketahui dengan jelas, dengan adanya pembatasan waktu atau jenis pekerjaan yang harus dilakukan.

3) Upah sebagai imbalan pekerjaan harus diketahui dengan jelas, termasuk jumlahnya, ujudnya, dan juga waktu pembayarannya Sesungguhnya seorang pekerja hanya berhak atas upahnya hanya jika ia telah menunaikan pekerjaannya dengan semestinya dan sesuai dengan kesepakatan, karena umat Islam terikat dengan syarat- syarat antar mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Namun, jika ia membolos bekerja tanpa alasan yang benar atau sengaja menunaikannya dengan tidak semestinya, maka sepatutnya hal itu diperhitungkan atasnya ( dipotong upahnya ) karena setiap hak dibarengi dengan kewajiban. Selama ia mendapatkan upah secara penuh, maka kewajibannya juga harus dipenuhi.

Gaji atau upah merupakan hak karyawan selama karyawan tersebut bekerja dengan baik. Jika pekerja tersebut tidak benar dalam bekerja, maka gajinya dapat dipotong atau disesuaikan. Hal ini menjelaskan bahwa, selain hak karyawan memperoleh upah atau gaji atas apa yang diusahakannya, juga merupakan hak perusahaan untuk memperoleh hasil kerja dari karyawan dengan baik. Tentang waktu pembayaran upah, hendaknya memperhatikan hadits-hadits yang telah Gaji atau upah merupakan hak karyawan selama karyawan tersebut bekerja dengan baik. Jika pekerja tersebut tidak benar dalam bekerja, maka gajinya dapat dipotong atau disesuaikan. Hal ini menjelaskan bahwa, selain hak karyawan memperoleh upah atau gaji atas apa yang diusahakannya, juga merupakan hak perusahaan untuk memperoleh hasil kerja dari karyawan dengan baik. Tentang waktu pembayaran upah, hendaknya memperhatikan hadits-hadits yang telah

Faktor layak, dalam konsep Islam menjadi pertimbangan dalam menentukan berapa upah yang akan diberikan. Kelayakan upah yang diterima oleh pekerja dilihat dari tiga aspek yaitu: pangan ( makanan ), sandang ( pakaian ), dan papan ( tempat tinggal ). Islam tidak membenarkan seseorang merugikan orang lain, dengan cara mengurangi hak-hak yang seharusnya diperolehnya. Secara tegas Allah berfirman:

Artinya: “Dan janganlah kamu merugikan manusia akan hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan”. (QS.Asy-Syu’ara:

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu dari beberapa karya tulis yang memuat tentang berbagai analisis sistem pengendalian intern terhadap sistem penggajian diantaranya adalah :

1. Berdasarkan penelitian Mujiatun (2000) yang mengambil judul tentang “Sistem Penggajian Karyawan pada PT. Djitoe ITC” menyatakan bahwasannya sistem penggajian di perusahaan tersebut sudah dapat dikatakan baik ditinjau dari prosedur dan pengendalian internnya. Namun terdapat kelemahan pada penggunaan dokumen pendukung

24 Nazri Adlany, op.cit. hal: 726 24 Nazri Adlany, op.cit. hal: 726

2. Penelitian dari Rani Pramawanti (2003) yang berjudul “Analisis Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Karyawan pada PT. Supersonic Chemical Industry Gunungkidul” dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan karyawan sudah berjalan dengan baik, sistem akuntansi penggajian dan pengupahan karyawan pada PT. Supersonic Chemical Industry juga menunjukkan bahwa perusahaan telah memisahkan setiap fungsi yang berhubungan dengan penggajian dan pengupahan karyawan, jaringan prosedur yang digunakan oleh PT. Supersonic Chemical Industry dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan karyawan yang ada sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Sedangkan menurut Agus Setyadi (2005) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Prosedur Penggajian Studi Kasus Pada PT. KAI Daop VI Yogyakarta” yang menganalisis tentang kebijakan penerapan sistem pengendalian intern dan prosedur penggajian pada PT. KAI Daop VI Yogyakarta, 3) Sedangkan menurut Agus Setyadi (2005) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Prosedur Penggajian Studi Kasus Pada PT. KAI Daop VI Yogyakarta” yang menganalisis tentang kebijakan penerapan sistem pengendalian intern dan prosedur penggajian pada PT. KAI Daop VI Yogyakarta,

Bahwasannya penelitian yang mengambil judul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Penggajian Karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta” ini berbeda dari penelitian-penelitian terdahulu. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian yang mengambil tempat di BMT, yaitu lembaga keuangan syariah yang kegiatan operasionalnya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Sedangkan penelitian terdahulu kebanyakan mengambil lokasi di Perseroan Terbatas (PT) yang tidak berdasar prinsip syariah. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa jaringan prosedur sistem penggajian karyawan yang ada si BMT Al Ikhlas ternyata sangat sederhana dan simpel, dan penerapan sistem pengendalian intern ditunjukkan dengan prosentase

80 % yang berarti pengendalian internnya baik, hal ini juga membedakan dengan penelitian terdahulu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta Yang beralamatkan di Jalan Prof. Herman Yohanes 103 E Sagan Yogyakarta, sedangkan waktu penelitiannya pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2006.

B. Metode Penelitian

Berdasarkan sifatnya penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian studi lapangan karena penelitian ini hanya mengumpulkan data, mencari fakta, kemudian menjelaskan dan menganalisis data yaitu dengan cara pengumpulan dan penyusunan data, selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan landasan teori yang ada.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan sistem pengendalian intern penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta yang berkaitan dengan sistem, prosedur, serta pengendalian internnya. Dari penelitian ini dapat diketahui apakah sistem penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku atau belum.

C. Data dan Sumber Data

1. Sumber Data

a. Data Primer

Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli ( tidak melalui media perantara ), dapat berupa opini subyek ( orang ) secara individual atau kelompok, hasil observasi, dalam hal ini keterangan-keterangan dari pihak pelaksana penggajian BMT Al Ikhlas mengenai prosedur penggajian karyawan, dan sistem pengendalian intern penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25