Profil Obyek Penelitian
A. Profil Obyek Penelitian
1. Sejarah dan Perkembangan BMT Al Ikhlas Yogyakarta
Baitul Mal wat Tamwil (BMT) lahir sebagai salah satu solusi alternatif di kalangan masyarakat muslim karena adanya pertentangan mengenai bunga atau riba. Kehadiran BMT diharapkan mampu membantu masyarakat muslim terbebas dari praktik bunga atau riba yang dilakukan oleh bank-bank konvensional. Dalam operasinya BMT tidak menggunakan sistem bunga atau riba dalam pembagian keuntungannya tetapi menggunakan sistem bagi hasil yang berdasarkan keadilan.
BMT Al Ikhlas adalah suatu lembaga keuangan syariah yang sistem operasionalnya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam. Ide untuk mendirikan BMT ini muncul setelah adanya pendidikan dan pelatihan (diklat) Manajemen Zakat dan Ekonomi Syariah (MZES) angkatan ke tiga yang diadakan oleh Dompet Dhuafa pada awal November 1994. Waktu itu diklat tersebut dihadiri oleh Bapak Sumiyanto. Kepahaman akan sistem syariah dan tuntutan keadaan pada waktu itu membuat beliau mulai berfikir untuk merealisasikan semua ide yang baru sampai pada tahap pemikiran saja. Dengan dukungan beberapa orang teman yang punya ketertarikan yang sama, akhirnya mereka sepakat untuk mendirikan BMT dengan persiapan yang sangat sederhana dan modal awal yang bisa dikatakan jauh dari cukup dan BMT tersebut mereka beri nama BMT Al Ikhlas.
BMT Al Ikhlas didirikan pada tanggal 1 Februari 1995 oleh tim Yayasan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Umat (YP2SU) yang terdiri dari empat orang. Tim inilah yang menjadi pendiri dan pengurus BMT Al Ikhlas. Tim tersebut tediri dari:
1. Bapak Arief Budiman.
2. Bapak Eko Novianto.
3. Bapak Sumiyanto.
4. Bapak Abdul Aziz. Menurut peraturan yang ada untuk mendirikan sebuah BMT yang ideal harus dimulai dengan modal awal sebanyak Rp 5.000.000. Sementara BMT Al Ikhlas memulai usahanya dengan dukungan modal ala kadarnya dan semangat yang tinggi. Pada awalnya BMT Al Ikhlas hanya mempunyai modal mandiri sebanyak Rp 500.000 ditambah dana dari Dompet Dhuafa Republika sebesar Rp 1.000.000 serta seperangkat alat komputer. Waktu itu BMT Al Ikhlas beralamatkan di Pogung Baru Blok A-
17 Yogyakarta. Alasan pemilihan lokasi ini karena ingin memberikan pelayanan yang lebih baik bagi nasabah potensial mereka yaitu para mahasiswa terutama untuk nasabah tabungannya, karena memang daerah ini dan sekitarnya mayoritas dihuni oleh para mahasiswa., tetapi bukan berarti BMT Al Ikhlas nasabahnya hanya para mahasiswa tapi masyarakat umum juga ada.
Pada bulan April 1995 BMT Al Ikhlas mulai menginduk pada Dompet Dhuafa Republika lewat Forum Ekonomi Syariah Yogyakarta (FESY). Kemudian pada tanggal 21 April 1995 beserta 19 BMT lainnya BMT Al Ikhlas diresmikan secara kolektif oleh Prof. DR. Ing. B.J. Habibie Pada bulan April 1995 BMT Al Ikhlas mulai menginduk pada Dompet Dhuafa Republika lewat Forum Ekonomi Syariah Yogyakarta (FESY). Kemudian pada tanggal 21 April 1995 beserta 19 BMT lainnya BMT Al Ikhlas diresmikan secara kolektif oleh Prof. DR. Ing. B.J. Habibie
Tujuh bulan setelah beroperasi, pada bulan September 1995 setelah mengadakan studi kelayakan akhirnya BMT Al Ikhlas pindah ke Sagan tepatnya di Jl. Prof. Ir. Herman Yohanes No. 103 E Yogyakarta. Berbeda dengan lokasi lama kawasan ini terhitung di tengah kota dengan fasillitas yang cukup layak. Sebagai suatu bentuk peningkatan pelayanan BMT Al Ikhlas menyediakan fasilitas Direct BMT Al Ikhlas bagi nasabah penabung, dimana nasabah kalau ingin menyimpan uang tidak perlu jauh- jauh datang ke BMT tetapi cukup dengan menelpon maka petugas akan datang untuk mengambil tabungan nasabah. Sedangkan bagi nasabah pembiayaan (kredit) disediakan pelayanan Jemput Bola atau door to door, dimana apabila nasabah ingin membayar angsuran pinjamannya dan mereka tidak punya waktu atau berhalangan maka petugas BMT akan datang ke rumah mereka untuk mengambil uang angsurannya.
Seiring dengan kemajuan BMT dan perkembangan masyarakat di sekitarnya, maka pihak BMT Al Ikhlas perlu dan sudah saatnya untuk melebarkan usahanya. Akhirnya pada bulan Juni 1996 dibukalah kantor cabang BMT Al Ikhlas di Jl. Godean KM 4,5 Kajor Sleman Yogyakarta. Dalam perjalanannya BMT Al Ikhlas mulai membentuk sektor riil Grosir Kaset bernuansa Islam yang diberi nama “NADA NURANI” dengan modal awal kurang lebih dari Rp 7.000.000, tepat pada bulan Juni 1996 yang bermula dari seorang nasabah pembiayaan yang bernama Toni Suhartono yang mengalihkan bisnisnya ke rental komputer, maka bisnis sebelumnya Seiring dengan kemajuan BMT dan perkembangan masyarakat di sekitarnya, maka pihak BMT Al Ikhlas perlu dan sudah saatnya untuk melebarkan usahanya. Akhirnya pada bulan Juni 1996 dibukalah kantor cabang BMT Al Ikhlas di Jl. Godean KM 4,5 Kajor Sleman Yogyakarta. Dalam perjalanannya BMT Al Ikhlas mulai membentuk sektor riil Grosir Kaset bernuansa Islam yang diberi nama “NADA NURANI” dengan modal awal kurang lebih dari Rp 7.000.000, tepat pada bulan Juni 1996 yang bermula dari seorang nasabah pembiayaan yang bernama Toni Suhartono yang mengalihkan bisnisnya ke rental komputer, maka bisnis sebelumnya
Tahun demi tahun terus berjalan dan BMT Al Ikhlas telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sampai sekarang BMT Al Ikhlas masih terus beroperasi melayani para nasabahnya dan telah mengalami peningkatan aset yang cukup menggembirakan.
Gambar 6 Perkembangan Usaha BMT Al Ikhlas
Perkembangan ASSET, DP3,Outstanding BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA
ia 5.000.000.000 p u 4.000.000.000
R 3.000.000.000 2.000.000.000 1.000.000.000
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Jun-06
Tahun
Asset
Dana Pihak Ke-3
Outstanding
Sumber : BMT Al Ikhlas Yogyakarta
Gambar 7 Perkembangan Laba BMT Al Ikhlas
Perkembangan Keuntungan Bersih
BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA
ia 40.000.000 p u 20.000.000
- (20.000.000) 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Jun-06
Tahun
Keuntungan bersih
Sumber : BMT Al Ikhlas Yogyakarta
Saat ini BMT Al Ikhlas memiliki beberapa kantor cabang diantaranya :
a. Kantor Prambanan :
Jl. Yogya – Solo km-17 Kios Sidodadi No. 32 Tlogo, Prambanan Telp. 0274- 748-4347
b. Kantor Bantul : Jl. Parangtritis km. 3,5 Kompleks Ruko Griya Perwita Regency B/4 Sewon Bantul Telp. 0274- 411-830
c. Kantor Sleman :
Jl. Raya Magelang km-5 no. 119, Sleman Telp. 0274- 625-945 Jl. Raya Magelang km-5 no. 119, Sleman Telp. 0274- 625-945
Jl. Godean Km 7 Sidokarto Godean , Sleman Telp. 0274- 797-139
2. Susunan Kepengurusan BMT Al Ikhlas Yogyakarta
a. Dewan Pendiri Saat didirikan, BMT Al Ikhlas terdiri dari 4 orang pengurus yaitu;
1) Bapak Arief Budiman.
2) Bapak Eko Novianto.
3) Bapak Ahmad Sumiyanto.
4) Bapak Abdul Aziz.
b. Susunan Kepengurusan
BMT Al Ikhlas berdasar hukum koperasi, jadi seluruh operasionalnya merujuk kepada undang-undang koperasi. Berdasarkan hasil Rapat Anggota Tahunan Koperasi BMT AL Ikhlas pada tanggal Januari 2006, ditetapkan Pengurus Koperasi BMT Al Ikhlas masa kerja 2006 – 2011 adalah sebagai berikut: Dewan Pengawas
1) Dr. Yunahar Ilyas. Lc. MA
2) Dr. Muhammad. M. Ag
3) Ir. Arief Budiono Pengurus
1) Ketua : Ahmad Sumiyanto, SE, MSI
2) Sekretaris
: Edi Susilo, SE
3) Bendahara : Muh. Nurudin Susanto, SE
3. Visi dan Misi BMT Al lkhlas Yogyakarta
a. Visi Memberikan layanan keuangan dengan pola syariah, serta pelayanan pengelolaan ziswaf kepada masyarakat, sehingga berperan dalam peningkatan kualitas usaha kecil dan menengah dengan profesional, berdasarkan prinsip keadilan dan saling menguntungkan.
Beroperasi dengan badan hukum koperasi, yang menjunjung tinggi citra BMT sebagai sebuah lembaga kepercayaan masyarakat, yang beroperasi di DIY dan sekitarnya.
Kami bertekad untuk mengembangkan diri agar dapat menjadi BMT unggulan dan menjadi uswah bagi lembaga keuangan syariah lain.
b. Misi
1) Mensosialisasikan sistem lembaga keuangan syariah secara komprehensif, dengan menawarkan produk-produk yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
berkesinambungan melakukan penyempurnaan dalam pengelolaan produk untuk pencapaian pelayanan yang berkualitas dan bernilai syariah.
2) Secara sistematis
dan
3) Mengembangkan sumber daya insani yang berkualitas dengan etos kerja dan integritas tinggi, disiplin, dinamis, didukung penguasaan teknologi informasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4) Melaksanakan bisnis dengan pendampingan dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah yang berbasis komunitas untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha.
5) Melaksanakan sosialisasi akan pentingnya zakat, infak, shodaqoh dan wakaf, sekaligus menjadi pengelolanya.
c. Budaya Kerja yang Dikembangkan
1) Di dalam kantor Hal-hal yang harus mendapat perhatian meliputi:
a) Tampilan bangunan kantor dari luar sampai dengan keleluasaan dan keamanan tempat parkir kendaraan.
b) Kebersihan, kerapihan dan tata ruang kantor khususnya ruang pelayanan nasabah. Mulai dari ruang tunggu, counter teller, meja customer service hingga meja-meja lainnya yang terjangkau oleh pandangan nasabah.
c) Sikap para karyawan front liner, sapaan (bahasa, intonasi suara dan cara berpakaian) sampai dengan pemberian penjelasan atas produk dan masalah yang dihadapi nasabah, disampaikan dengan ringkas, jelas dan padat hingga memberikan rasa puas nasabah.
d) Kecepatan dan ketepatan pelayanan.
e) Kualitas dan tampilan voucer, tiket dan dokumen transaksi lainnya serta kelengkapan informasi dari seluruh produk yang ditawarkan.
2) Di luar kantor Hal-hal yang diperhatikan meliputi:
a) Sikap para karyawan lapangan, sapaan (bahasa, intonasi suara dan cara berpakaian) sampai dengan pemberian penjelasan atas produk dan masalah yang dihadapi nasabah, disampaikan dengan ringkas, jelas dan padat hingga memberikan rasa puas nasabah.
b) Kecepatan dan ketepatan pelayanan.
c) Slogan 5 keunggulan produk simpanan BMT Al Ikhlas terus menjadi pendorong semangat saat mencari nasabah: Aman, Bebas Riba, Bagi Hasil Kompetitif, Ramah Bersahabat Cepat, Fasilitas Antar Jemput.
d) Menyusun, mempelajari dan menindaklanjuti SWOT
e) Kreatif, inovatif dan visiner
4. Sumber Daya Insani
a. Jumlah Karyawan BMT AI Ikhlas saat ini terdiri dari :
1) Unit finance
41 orang
2) Unit-unit afiliasi :
26 orang
b. Pendidikan Unit Finance
1) S 1 : 72 %
2) Diploma : 20 %
c. Jam kerja karyawan BMT Al Ikhlas adalah dari hari Senin sampai dengan Jum’at, dan setiap hari mempunyai jam kerja mulai jam 07.30 sampai dengan jam 15.00
5. Produk BMT Al Ikhlas
a. Simpanan Berjangka “Deposito Muamalah Mizan”
Adalah simpanan yang penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan BMT Al Ikhlas. Ketentuannya :
1) Simpanan Berjangka “Deposito Muamalah Mizan” memiliki jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan
2) Setoran minimal Rp. 500.000,00
3) Nisbah bagi hasil 30 % (1 bulan), 45% (3 bulan), 50% (6 bulan), atau 55% (12 bulan) dari pendapatan BMT
b. Simpanan Siswa Benpinter Adalah simpanan bagi siswa untuk menyiapkan dan merencanakan pendidikan sejak dini. Untuk playgroup, TPA, TKIT/ TK, SDIT/SD, MI/ MTs/ SMP. Simpanan ini tidak diambil, kecuali untuk kepentingan pendidikan siswa selama berada dibangku sekolah. Transaksi kerja samanya adalah pihak sekolah yang menghimpun dana dari siswa , kemudian diserahkan sepenuhnya ke BMT Al Ikhlas sebagai Mudharib (pengelola) untuk diinvestasikan kepada hal-hal yang produktif dan tidak melanggar ketentuan syariah. Nisbah bagi hasil yang diberikan sebesar 18% dari pendapatan rata-rata BMT.
c. Simpanan Haji Al Mabrur Simpanan Haji adalah simpanan bagi umat Islam yang berencana menunaikan ibadah haji atau umroh, yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah. Fasilitas yang diperoleh yaitu setoran ringan.Setoran awal minimal Rp. 300.000,- dan setoran selanjutnya minimal Rp. 100.000,- Bebas biaya administrasi, terdaftar di Departemen Agama, penabung akan terdaftar pada SISKOHAT sebagai kepastian memperoleh kursi, dan on-line antar cabang yaitu setoran tunai dapat dilakukan di semua cabang.
d. Manajemen Renumerasi Karyawan Berbasis BMT Manajemen Renumerasi Karyawan adalah salah satu bentuk kerja antar lembaga (sekolah dan BMT) dalam hal pengelolaan keuangan lembaga mitra oleh BMT khususnya yang berkaitan dengan sistem dan d. Manajemen Renumerasi Karyawan Berbasis BMT Manajemen Renumerasi Karyawan adalah salah satu bentuk kerja antar lembaga (sekolah dan BMT) dalam hal pengelolaan keuangan lembaga mitra oleh BMT khususnya yang berkaitan dengan sistem dan
e. Simpanan Mudharabah Simpanan yang dikelola dengan prinsip syari’ah mudharabah al- muthlaqah, dimana dana yang disimpan oleh anggota akan digunakan BMT secara mutlak sepenuhnya untuk diinvestasikan pada usaha produktif dan halal. Keunggulannya antara lain : dana yang disimpan dijamin keamanannya, penarikan dana dapat dilakukan setiap saat dan sewaktu-waktu serta di setiap kantor pelayanan BMT Al Ikhlas terdekat, fasilitas antar jemput baik saat penyimpanan maupun penarikan, bagi hasil kompetitif, bebas biaya administrasi bulanan, penyaluran dana untuk pengembangan usaha kecil dan menengah.
f. Produk-produk Pada Sektor Riil Dalam menyebarkan produk-produknya,
BMT juga melengkapinya dengan pengadaan usaha mandiri yang lebih sering disebut sektor riil. Adapun sektor riil BMT adalah :
1) Distributor kaset dan VCD Islami. Berdiri sejak tahun 1997, dengan nama NADA NURANI. Kemudian sejak tahun 2001 NADA NURANI mulai masuk pada penjualan dan persewaan VCD Islami.
2) Debeta (Percetakan dan Sablon) Dinamika kota Yogyakarta yang sedemikian komplek serta suasana dan nuansa pendidikan dan bisnis yang relatif dinamis menghajatkan BMT Al Ikhlas untuk mempunyai percetakan sendiri yang memiliki peluang bisnis prospektif. Mulai akhir Desenber 2003, berdirilah sebuah percetakan dengan Debeta yang berlokasi di Jl. Magelang No. 119 Yogyakarta.
6. Pembayaran Gaji Pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta
Upaya BMT Al Ikhlas Yogyakarta sebagai lembaga keuangan syariah untuk menegakkan prinsip-prinsip syariah ditunjukkan dengan :
a) Adanya aqad perjanjian kerja atau surat pernyataan kesediaan, sebelum karyawan mulai bekerja mereka harus menandatangani aqad perjanjian kerja yang berkaitan dengan kejelasan pekerjaannya. Mulai dari karyawan training, sampai perekrutan ini ada SK yang di dalamnya memuat hak-hak apa saja dan kewajiban apa saja bagi karyawan, kemudian memuat pula lampiran gaji yang akan diterima oleh karyawan.
b) Apabila jumlah gaji yang diberikan kepada karyawan ini telah mencapai batas nishab maka akan dikenakan zakat. Batas nishab yang ditentukan kurang lebih Rp. 1100000,- sedangkan untuk gaji yang b) Apabila jumlah gaji yang diberikan kepada karyawan ini telah mencapai batas nishab maka akan dikenakan zakat. Batas nishab yang ditentukan kurang lebih Rp. 1100000,- sedangkan untuk gaji yang
c) BMT Al Ikhlas juga mempunyai kebijakan lain apabila ternyata didapati karyawan yang membolos kerja maka konsekuensinya adalah dilakukan pemotongan gaji.
d) Mengenai standar gaji, BMT Al Ikhlas Yogyakarta menjadikan Upah Minimum Regional ( UMR ) sebagai standar gaji pokok. Artinya gaji yang diberikan tidak berada jauh di bawah pasaran. Kemudian dari gaji pokok tersebut ditambahkan dengan berbagai tunjangan yang penentuan besarnya tunjangan itu didasarkan atas masa kerja dan level jabatan karyawan.
e) Pembayaran gaji karyawan dilakukan secara tepat waktu, yaitu ditentukan setiap tanggal 1 karyawan memperoleh hak gaji mereka. Apabila ternyata pada tanggal 1 tersebut merupakan hari libur, maka BMT Al Ikhlas mengambil kebijakan pembayaran gaji diundur atau diajukan.
B. Pengujian dan Hasil Analisis Data. Penggajian bagi para karyawan di BMT Al Ikhlas didasarkan pada Upah Minimum Regional ( UMR ) sebagai standar gaji pokoknya, kemudian tunjangan tetap dan tunjangan variabel, selanjutnya dikurangi dengan potongan-potongan gaji. Ketentuan besarnya tunjangan yang diberikan kepada karyawan ini diperhitungkan berdasar masa kerja karyawan serta level jabatan karyawan yang bersangkutan. Sedangkan dalam hal fasilitas bagi karyawan seperti misalnya sepeda motor ini dasarnya adalah waktu dan B. Pengujian dan Hasil Analisis Data. Penggajian bagi para karyawan di BMT Al Ikhlas didasarkan pada Upah Minimum Regional ( UMR ) sebagai standar gaji pokoknya, kemudian tunjangan tetap dan tunjangan variabel, selanjutnya dikurangi dengan potongan-potongan gaji. Ketentuan besarnya tunjangan yang diberikan kepada karyawan ini diperhitungkan berdasar masa kerja karyawan serta level jabatan karyawan yang bersangkutan. Sedangkan dalam hal fasilitas bagi karyawan seperti misalnya sepeda motor ini dasarnya adalah waktu dan
a. Tunjangan jabatan
b. Tunjangan masa kerja
c. Tunjangan pengurus
d. Tunjangan istri
e. Tunjangan anak
f. THR Tunjangan variabel yang terdiri dari :
a. Tunjangan makan
b. Tunjangan kehadiran
c. Tunjangan transport
d. Tunjangan pulsa
e. Sewa dan pemeliharaan kendaraan
f. Tunjangan dana teknis Potongan yang dibebankan atas gaji karyawan antara lain :
a. Dana taawun
b. Asuransi kesehatan
c. Asuransi hari tua
d. Pajak penghasilan
e. Potongan hutang gaji
f. Angsuran pembiayaan
g. Zakat
Dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas terdiri dari : SK ( Surat Keputusan ) pengangkatan karyawan ( training, kontrak, tetap ), masa kerja karyawan, jabatan karyawan dan level, presensi karyawan, struktur gaji karyawan.
1. Prosedur Sistem Penggajian Karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta
a. Fungsi yang terkait dalam sistem penggajian
1) Fungsi pencatatan presensi Fungsi ini bertanggungjawab atas penyelenggaraan catatan waktu hadir bagi semua karyawan BMT Al Ikhlas, baik di kantor cabang maupun kantor pusat. Pencatatan waktu hadir diselenggarakan dengan menggunakan sistem software yang ditangani oleh bagian akunting, berisi catatan hari, tanggal, waktu kedatangan, waktu kepulangan, dan menit kerja. Penyelenggaraan pencatatan waktu hadir ini untuk menentukan gaji karyawan, apakah karyawan berhak mendapatkan gaji penuh atau harus dipotong akibat ketidakhadiran mereka.
2) Fungsi administrasi personalia Fungsi ini bertanggungjawab membuat rekap catatan presensi karyawan dari masing-masing kantor cabang, sehubungan dengan catatan karyawan masuk, karyawan ijin, cuti dan sebagainya. Fungsi administrasi personalia ini berada di kantor pusat dan fungsi ini dihandle langsung oleh manajemen pusat.
3) Fungsi penggajian ( manajer SDM ) Fungsi ini bertanggungjawab untuk membuat daftar gaji yang berisi gaji kotor yang menjadi hak masing-masing karyawan serta potongan yang dibebankan pada setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji, berdasarkan laporan presensi dari manajer masing-masing kantor cabang. Data yang dipakai sebagai dasar untuk pembuatan daftar gaji karyawan adalah Surat Keputusan mengenai pengangkatan karyawan, daftar presensi karyawan, masa kerja karyawan, jabatan karyawan, level karyawan. Selanjutnya hasil rekap struktur gaji karyawan diteruskan ke kantor cabang, oleh manajer cabang didistribusikan ke bagian keuangan dan teller.
4) Fungsi teller Fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji. Teller melakukan entry gaji ke rekening tabungan masing-masing karyawan.
b. Jaringan prosedur sistem akuntansi penggajian karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta
1) Prosedur pencatatan presensi Prosedur ini dilakukan dengan sistem software yang dipegang oleh bagian akunting dengan uraian kegiatannya sebagai berikut :
a) Bagian pencatatan waktu mengawasi setiap karyawan yang mengisi presensi yang dicatat menggunakan sistem software pada waktu datang dan pulang
b) Membuat presensi karyawan berdasarkan catatan yang ada dalam software b) Membuat presensi karyawan berdasarkan catatan yang ada dalam software
2) Prosedur administrasi personalia Prosedur ini dilakukan oleh bagian personalia kantor pusat dengan uraian kegiatannya sebagai berikut :
a) Bagian administrasi personalia kantor pusat menerima daftar presensi karyawan dari kantor cabang
b) Membuat rekap daftar presensi berdasarkan catatan presensi karyawan dari masing-masing kantor cabang dan diarsipkan
c) Menyerahkan rekap daftar presensi ke bagian penggajian ( manajer SDM )
3) Prosedur penggajian ( manajer SDM ) Prosedur ini dilakukan oleh manajer SDM pusat dengan uraian kegiatannya sebagai berikut :
a) Manajer SDM menerima rekap daftar presensi karyawan dari bagian administrasi personalia
b) Membuat daftar gaji berdasarkan dokumen SK pengangkatan karyawan, masa kerja karyawan, jabatan karyawan, level karyawan
c) Membuat rekap daftar gaji untuk masing-masing kantor cabang dan kantor pusat
d) Mencatat penghasilan karyawan ke dalam struktur gaji karyawan
e) Bagian akunting mencatat biaya gaji
f) Membuat bukti kas keluar f) Membuat bukti kas keluar
4) Prosedur pembayaran gaji Prosedur ini dilakukan oleh bagian keuangan dan teller dengan uraian kegiatannya sebagai berikut :
a) Menerima hasil rekap struktur gaji karyawan dari manajer
b) Bagian keuangan mengeluarkan gaji karyawan
c) Entry gaji ke rekening masing-masing karyawan
d) Strook gaji diserahkan ke karyawan sebagai bukti bahwa gaji telah masuk ke rekening tabungan masing-masing karyawan
Gambar 8 Prosedur Penggajian Karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta
PRESENSI KANTOR CABANG DAN PUSAT ADMINISTRASI PERSONALIA KANTOR PUSAT BAGIAN PENGGAJIAN ( MANAJER SDM ) KANTOR PUSAT TELLER KANTOR CABANG KARYAWAN
Sumber : BMT Al Ikhlas Yogyakarta
2. Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian Karyawan
Unsur-unsur pengendalian intern penggajian karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta meliputi :
a. Aspek organisasi Struktur organisasi yang memisahkan tugas dan tanggungjawab fungsional secara tegas merupakan bagian penting perusahaan untuk melakukan kegiatan pokok perusahaan. Pemisahan fungsi yang jelas pada masing-masing bagian bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan pasti sesuai dengan kedudukannya di dalam struktur organisasi.
Organisasi yang telah memisahkan tanggungjawab serta memberikan kewenangan terhadap masing-masing bagian terkait dengan proses pelaksanaan prosedur penggajian pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta ditunjukkan dengan adanya :
1) Pemisahan fungsi pembuat daftar gaji dari fungsi keuangan,
2) Pemisahan fungsi pencatatan waktu hadir dari fungsi pembuat daftar gaji.
Fungsi pembuat daftar gaji dipegang oleh bagian penggajian yaitu manajer SDM pusat, fungsi keuangan dipegang oleh bagian keuangan, fungsi pencatatan waktu hadir yang menggunakan sistem software dipegang oleh bagian akunting.
b. Aspek sistem otorisasi
Sistem otorisasi yang berlaku pada BMT Al lkhlas Yogyakarta adalah :
1) Presensi sebagai pedoman pembuatan daftar gaji diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu yang dipegang oleh bagian akunting
2) Dalam daftar gaji karyawan harus memiliki SK pengangkatan sebagai karyawan BMT Al Ikhlas, ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dalam hal ini ketua pengurus BMT Al Ikhlas Yogyakarta
3) Setiap perubahan gaji karyawan atau perubahan unsur yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung penghasilan karyawan diotorisasi oleh yang berwenang dalam hal ini manajer SDM pusat
4) Setiap potongan gaji selain dari pajak penghasilan karyawan didasarkan atas surat potongan gaji dan diotorisasi oleh fungsi keuangan
5) Daftar gaji tidak diotorisasi oleh fungsi personalia
6) Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji diotorisasi oleh fungsi akuntansi
c. Aspek prosedur pencatatan Prosedur pencatatan yang berlaku pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta adalah :
1) Adanya perubahan data yang tercantum dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji karyawan
2) Tarif gaji yang tercantum dalam kartu penghasilan diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi
d. Aspek praktik yang sehat Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta ditunjukkan dengan :
1) Fungsi pencatatan waktu yang dipegang oleh bagian akunting mengawasi sistem software pencatatan presensi karyawan
2) Pembuatan daftar gaji diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran
3) Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji yang dipegang oleh manajer SDM pusat