Jilid-04 Depernas 24-Bab-57
BAB 57
K E B U D A J A A N N A S I O N A L B E R H U B U N G
DENGAN PEMBANGUNAN
§ 718. Pendahuluan
Kebudajaan Nasional kita adalah kebudajaan jang berkembang dalam
sedjarah Indonesia, tertanda pemilikan sendiri (het eigene), jang me
liputi kebudajaan2 daerah, unsur2 kebudajaan dari luar jang telah di
Indanesiakan, dipadukan dan diaktipkan oleh tjita2 Pantjasila, sehingga
berkembang subur, sebagai kebudajaan kesatuan. Tingkat perkembangan
kebudajaan kita sekarang, adalah berupa masa transisi (peralihan), jang
mengandung perubahan2 jang tjepat geraknja. Supaja perkembangan itu
meatball buah seperti jang kita tjitatjitakan, maka perkembangan itu
haruslah diperhatikan setjara ilmiah, aktip dan berentjana, dengan lain
perkataan : kegiatan kebudajaan jang terpimpin mendjadi keharusan,
supaja perubahan2 itu mendjadi perubahan2 jang menguntu,ngkan
masjarakat Indonesia, jang mendjadi tudjuan Revolusi 17 Agustus 1945,
jaitu masjarakat jang modern, adil dan makmur, jang hidup dalam
persahabatan dengan bangsabangaa lainnja.
§ 719. Rentjana pokok pembangunan kebudajaan
a. Pedoman bekerdja.
Dalam rangka kegiatan kebudajaan terpimpin, sebagai perlindungan
dan usaha pembangunan kebudajaan nasional, perlulah segera di
djalankan berbagai usahausaha pokok pendidikan, kebidjaksanaan
kebudajaan dan kegiatan masjarakat, untuk menjempurnakan fungsi
sosial dari berbagai faktor kebudajaan dibidang ilmu, teknologi,
kesenian, sport dan rekreasi, untuk pembangunan. Semua usaha
pokok kebudajaan itu seharusnja dapat didjalankan, jaitu pada
tingkat pertama, dengan pedoman : bekerdja dengan seadaadanja
alat dan keuangan.
Ini berarti pula, bahwa semua usaha pokok itu tidak pertamatama
bersandarkan pada projek2 bare, akan tetapi pada badan 2 dan
lembaga2 jang telah ada, hanja sekarang, perlu ditertibkan djiwa,
metode dan organisasinja, supaja tertjapai daja guna jang setinggi
tingginja.
b.
Usahausaha pokok.
Dengan pedoman demikian, dapatlah disusun suatu daftar usaha
pokok jang harus didjalankan, jang satu sama lain, berupa usaha
komplementer, dan seluruhnja komplementer pula dengan usaha2
pembangunan umumnja terutama dengan usaha pendidikan umum
dan kesedjahteraan sosial.
Usaha pokok jang termasuk urgensi, ialah :
1. Kebidjaksanaan dan organisasi pendidikan dan politik kebu
dajaan harus mendjamin peranan vitaal dan komplementer
756
jang harus didjalankan oleh ilmu, teknologi, kesenian, sport
dan rekreasi, dengan ini tjitatjita pembangunan masjarakat
adil dan makmur.
2.
Dalam rangka "funds and forces" jang rnasih terbatas, dilaku
kan penertiban peralatan, tenaga pengadjar dan akomodasi
dibidang penjelenggaraan lembaga2 keilmuan dan Universitas2,
dengan mentjegah pengulangan (doublures).
3.
Studi "humanities" diselenggarakan menurut garis kepentingan
kebudajaan nasional.
4.
Pendidikan Kesenian diselenggarakan menurut garis kepen
tingan kebudajaan nasional.
5.
Didirikan : (a) Lembaga Theater Nasional.
(b) Konservation Nasional
6.
Didirikan : (a) Panitia Nasional Hadiah Kesenian.
(b) Panitia Nasional Pertukaran Kebudajaan
AntarDaerah dan AntarBangsa
7.
Didirikan/disempurnakan
(a) Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan)
SastraDaerah kedalam Bahasa Indonesia.
(b) Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan) Buku
Keilmuan kedalam Bahasa Indonesia.
(c)
Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan)
SastraLuar Negeri kedalam Bahasa Indonesia.
8.
Didirikan (a) Lembaga Penjelidikan Bahasa dan Kebuda
jaan Daerah.
(b) Lembaga Keradjinan Tangan u.ntuk Kesenian.
9.
Pemeliharaan dan pengembangan museum, museum lapangan,
arsip, perpustakaan, artgallery, taman kebudajaan dipergiat
setjara lokaal, dengan menurutsertakan masjarakat setempat,
sebagai dasar pendirian suatu Museum Nasional.
10. Tjagar2 alam (natuur reservaten) diperbanjak dan disempur
nakan.
11. Didirikan suatu Sirkus Nasional.
12. Diambil Iangkah2 dibidang perundangundangan dan kebidjak
sanaan, supaja terdjamin berkemibangnja karya tjipta, ilmu,
kesenian, sport jang mempertinggi perikemanusiaan masjarakat
dan bangsa kita, dalam bentuk hadiah, subsidi, premi, beasis
wa, peringanan padjak dan sebagainja.
757
13. Larangan ekspor barang2 jang berupa pusaka nasional dan
vitaal huat perkembangan ilmu, seni dan penjelidikan sedjarah,
diperkeras dan diperintji kembali meuurut kepentingan nasional
kita.
14. Industri film Indonesia diperbaiki demikian rupa dan setjepat
nja, sehingga import film dapat dibatasi satnpai volume jang
normaal antarabangsa, dan supaja pengaruh filmimpor jang
terlalu besar itu, jang bertendensi mendjauhkan kita dari alam
masjarakat kita sendiri, dengan sendirinja dapat dihilangkan.
15. Dilakukan larangan terhadap film, batjaan serta hiburan, ter
utama jang dari luar negeri, jang merugikan usaha pengem
bangan kebudajaan nasional.
§ 720. Pendjelasan rentjana pokok pembangunan kebudajaan
a.
Dengan sengadja tidak diberikan definisi dari „Kebudajaan
Nasio,nal” untuk menghindari perdebatan sekitar kata 2 sadja.
Minimum definisi jang mungkin disetudjui oleh umum (misalnja :
kebudajaan adalah seluruh kegiatan manusia didalam masjarakat,
tidak termasuk kegiatan jang dengan sendirinja dilakukan oleh
manusia sebagai machluk biologis) sebenarnja sudah tidak berisi
lagi. Maka dianggap lebih penting untuk menundjukkan arah dan
tudjuan dari Kebudajaan Nasional jang sedang berkembang.
b.
P.enjelenggaraan studi humanities Fakultas2 Sastra, Filsafat, Pen
didikan, Ilmu Kemasjarakatan, dsb. hendaknja peladjaran dan pe
njelidikan dipusatkan pada soalsoal jang mengenai Indonesia.
Misalnja : pada Fakultas Sastra, pusat peladjaran dan penjelidikan
seharusnja adalah bahasa, sastra, sedjarah, antropologi Indonesia,
meliputi daerah2. Dalam hal ini perlu ditambah djumlah mahasiswa
(dengan pemberian beasiswa) dan disusun kader pengadjar dan
penjelidik.
c.
Lembaga Theater Nasional dan Konservatori Nasional melakukan
penjelidikan dan memberikan peladjaran dan petundjuk dilapangan
senimusik, seni drama, senitari, dan senisuara. Jang harus di
utamakan adalah kesenian Indonesia, 'meliputi daerah 2, tanpa me
ngabaikan kesenian dari luar negeri jang baik.
d.
Lembaga2 Pertukaran Kebudajaan jang ada sekarang, bekerdja
sendiri2 dan pada umumnja tanpa rentjana. Misalnja, rombongan 2
kesenian Indonesia jang dikirim kelhar negeri, setelah pulang kern
ball, segera dibubarkan, maka tidak ada kesempatan lagi bagi
masjarakat umum untuk mendengar pengalaman 2 mereka dan me
nuntut pengetahuan dari padanja. Sebaliknja, pertundjukan rom
bonganrombongan kesenian luar negeri jang datang di Indonesia
pada umumnja hanja merupakan tontonan belaka dan tidak mem
758
e.
f.
g.
h.
i.
berikan dorongan kepada kits untuk mempeladjarinja. Pertukaran
rombongankesenian antardaerah hingga kini masih belum dapat
perhatian tjukup, misalnja di Sumatra belum pernah dipertundjuk
kan tarian Bali. Oleh karena itu sebuah Panitia Nasional Pertukar
an Kebudajaan AntarDaerah dan AntarBangsa dianggap perlu
didirikan.
Mengenai Biro, Penterdjemah dapat didjelaskan bahwa
penterdjemahan merupakan suatu karja tjipta dan bukan
pekerdjaan jang dapat dilaksanakan. dengan menggunakan kamus
sadja.
Oleh karena itu terdjemahan djuga memperkaja Bahasa Nasional;
istilah baru paling tepat tertjipta oleh penterdjemah jang meng
hadapi kesulitannja setjara aktuil dalam karjanja. Biro Penterdje
mahan seharusnja bekerdja dengan rentjana, mengikutsertakan
sardjana dari pelbagai Fakultas, dan tidak melihat penerbitannja
dari sudut komersiil sadja.
Pengetahuan kita tentang bahasa dan kebudajaan daerah
sebagian besar berdasarkan basil penjelidikan .jang dahulu
didjalankan oleh sardjana, Belanda. Hingga kini kita masih belum
ada kesempatan untuk melandjutkan penjelidikan itu. Kita sangat
memerlukan rentjana penjelidikan dan susunan kader penjelidik.
Untuk itu perlu sebuah Lembaga Penjelidikan Bahasa dan
Kebudajaan Daerah.
Keradjinan tangan unmmnja sekarang kekurangan tukang 2
jang baik. Kebanjakan pekerdjaan mereka berupa massaproduksi
jang ditudjukan kepada pentjarian nafkah. Seharusnja diadakan
suatu Lembaga Keradjinan Tangan jang mendjalankan penjelidikan
dan memberikan petundjuk2 dalam hal ini, dengan djuga
memperhatikan dan memperbandingkan perkembangan keradjinan
tangan di negara2 lain (misalnja keramik, gelas, pendjilidan kitab,
dsb.).
Tugas dari museum, museum lapangan dll. tidak terbatas
pada penjimpanan harang, akan tetapi harus memberikan
gambaran jang terang. dari perkembangan kebudajaan kita. Jang
dimaksudkan dengan museum lapangan ialah pameran dari
bangunan2 dari pelbagai daerah, ditempatkan dilapangan, jang dapat
memperkenalkan umum dengan tjarahidup didaerahdaerah itu.
Pada waktu sekarang ada banjak orang jang mentjari nafkah dengan
pertundjukan akrobatik dan sunglap didjalandjalan. Alangkah
baiknja kalau mereka dapat ditampung dalam sebuah Sirkus Na
sional dan setjara teratur diberikan pendidikan dan latihan jang
lebih sempurna dalam ketjakapannja, disamping kesempatan untuk
mempeladjari kepandaian,. lain jang lazim bagi pertundjukan sirkus.
759
K E B U D A J A A N N A S I O N A L B E R H U B U N G
DENGAN PEMBANGUNAN
§ 718. Pendahuluan
Kebudajaan Nasional kita adalah kebudajaan jang berkembang dalam
sedjarah Indonesia, tertanda pemilikan sendiri (het eigene), jang me
liputi kebudajaan2 daerah, unsur2 kebudajaan dari luar jang telah di
Indanesiakan, dipadukan dan diaktipkan oleh tjita2 Pantjasila, sehingga
berkembang subur, sebagai kebudajaan kesatuan. Tingkat perkembangan
kebudajaan kita sekarang, adalah berupa masa transisi (peralihan), jang
mengandung perubahan2 jang tjepat geraknja. Supaja perkembangan itu
meatball buah seperti jang kita tjitatjitakan, maka perkembangan itu
haruslah diperhatikan setjara ilmiah, aktip dan berentjana, dengan lain
perkataan : kegiatan kebudajaan jang terpimpin mendjadi keharusan,
supaja perubahan2 itu mendjadi perubahan2 jang menguntu,ngkan
masjarakat Indonesia, jang mendjadi tudjuan Revolusi 17 Agustus 1945,
jaitu masjarakat jang modern, adil dan makmur, jang hidup dalam
persahabatan dengan bangsabangaa lainnja.
§ 719. Rentjana pokok pembangunan kebudajaan
a. Pedoman bekerdja.
Dalam rangka kegiatan kebudajaan terpimpin, sebagai perlindungan
dan usaha pembangunan kebudajaan nasional, perlulah segera di
djalankan berbagai usahausaha pokok pendidikan, kebidjaksanaan
kebudajaan dan kegiatan masjarakat, untuk menjempurnakan fungsi
sosial dari berbagai faktor kebudajaan dibidang ilmu, teknologi,
kesenian, sport dan rekreasi, untuk pembangunan. Semua usaha
pokok kebudajaan itu seharusnja dapat didjalankan, jaitu pada
tingkat pertama, dengan pedoman : bekerdja dengan seadaadanja
alat dan keuangan.
Ini berarti pula, bahwa semua usaha pokok itu tidak pertamatama
bersandarkan pada projek2 bare, akan tetapi pada badan 2 dan
lembaga2 jang telah ada, hanja sekarang, perlu ditertibkan djiwa,
metode dan organisasinja, supaja tertjapai daja guna jang setinggi
tingginja.
b.
Usahausaha pokok.
Dengan pedoman demikian, dapatlah disusun suatu daftar usaha
pokok jang harus didjalankan, jang satu sama lain, berupa usaha
komplementer, dan seluruhnja komplementer pula dengan usaha2
pembangunan umumnja terutama dengan usaha pendidikan umum
dan kesedjahteraan sosial.
Usaha pokok jang termasuk urgensi, ialah :
1. Kebidjaksanaan dan organisasi pendidikan dan politik kebu
dajaan harus mendjamin peranan vitaal dan komplementer
756
jang harus didjalankan oleh ilmu, teknologi, kesenian, sport
dan rekreasi, dengan ini tjitatjita pembangunan masjarakat
adil dan makmur.
2.
Dalam rangka "funds and forces" jang rnasih terbatas, dilaku
kan penertiban peralatan, tenaga pengadjar dan akomodasi
dibidang penjelenggaraan lembaga2 keilmuan dan Universitas2,
dengan mentjegah pengulangan (doublures).
3.
Studi "humanities" diselenggarakan menurut garis kepentingan
kebudajaan nasional.
4.
Pendidikan Kesenian diselenggarakan menurut garis kepen
tingan kebudajaan nasional.
5.
Didirikan : (a) Lembaga Theater Nasional.
(b) Konservation Nasional
6.
Didirikan : (a) Panitia Nasional Hadiah Kesenian.
(b) Panitia Nasional Pertukaran Kebudajaan
AntarDaerah dan AntarBangsa
7.
Didirikan/disempurnakan
(a) Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan)
SastraDaerah kedalam Bahasa Indonesia.
(b) Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan) Buku
Keilmuan kedalam Bahasa Indonesia.
(c)
Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan)
SastraLuar Negeri kedalam Bahasa Indonesia.
8.
Didirikan (a) Lembaga Penjelidikan Bahasa dan Kebuda
jaan Daerah.
(b) Lembaga Keradjinan Tangan u.ntuk Kesenian.
9.
Pemeliharaan dan pengembangan museum, museum lapangan,
arsip, perpustakaan, artgallery, taman kebudajaan dipergiat
setjara lokaal, dengan menurutsertakan masjarakat setempat,
sebagai dasar pendirian suatu Museum Nasional.
10. Tjagar2 alam (natuur reservaten) diperbanjak dan disempur
nakan.
11. Didirikan suatu Sirkus Nasional.
12. Diambil Iangkah2 dibidang perundangundangan dan kebidjak
sanaan, supaja terdjamin berkemibangnja karya tjipta, ilmu,
kesenian, sport jang mempertinggi perikemanusiaan masjarakat
dan bangsa kita, dalam bentuk hadiah, subsidi, premi, beasis
wa, peringanan padjak dan sebagainja.
757
13. Larangan ekspor barang2 jang berupa pusaka nasional dan
vitaal huat perkembangan ilmu, seni dan penjelidikan sedjarah,
diperkeras dan diperintji kembali meuurut kepentingan nasional
kita.
14. Industri film Indonesia diperbaiki demikian rupa dan setjepat
nja, sehingga import film dapat dibatasi satnpai volume jang
normaal antarabangsa, dan supaja pengaruh filmimpor jang
terlalu besar itu, jang bertendensi mendjauhkan kita dari alam
masjarakat kita sendiri, dengan sendirinja dapat dihilangkan.
15. Dilakukan larangan terhadap film, batjaan serta hiburan, ter
utama jang dari luar negeri, jang merugikan usaha pengem
bangan kebudajaan nasional.
§ 720. Pendjelasan rentjana pokok pembangunan kebudajaan
a.
Dengan sengadja tidak diberikan definisi dari „Kebudajaan
Nasio,nal” untuk menghindari perdebatan sekitar kata 2 sadja.
Minimum definisi jang mungkin disetudjui oleh umum (misalnja :
kebudajaan adalah seluruh kegiatan manusia didalam masjarakat,
tidak termasuk kegiatan jang dengan sendirinja dilakukan oleh
manusia sebagai machluk biologis) sebenarnja sudah tidak berisi
lagi. Maka dianggap lebih penting untuk menundjukkan arah dan
tudjuan dari Kebudajaan Nasional jang sedang berkembang.
b.
P.enjelenggaraan studi humanities Fakultas2 Sastra, Filsafat, Pen
didikan, Ilmu Kemasjarakatan, dsb. hendaknja peladjaran dan pe
njelidikan dipusatkan pada soalsoal jang mengenai Indonesia.
Misalnja : pada Fakultas Sastra, pusat peladjaran dan penjelidikan
seharusnja adalah bahasa, sastra, sedjarah, antropologi Indonesia,
meliputi daerah2. Dalam hal ini perlu ditambah djumlah mahasiswa
(dengan pemberian beasiswa) dan disusun kader pengadjar dan
penjelidik.
c.
Lembaga Theater Nasional dan Konservatori Nasional melakukan
penjelidikan dan memberikan peladjaran dan petundjuk dilapangan
senimusik, seni drama, senitari, dan senisuara. Jang harus di
utamakan adalah kesenian Indonesia, 'meliputi daerah 2, tanpa me
ngabaikan kesenian dari luar negeri jang baik.
d.
Lembaga2 Pertukaran Kebudajaan jang ada sekarang, bekerdja
sendiri2 dan pada umumnja tanpa rentjana. Misalnja, rombongan 2
kesenian Indonesia jang dikirim kelhar negeri, setelah pulang kern
ball, segera dibubarkan, maka tidak ada kesempatan lagi bagi
masjarakat umum untuk mendengar pengalaman 2 mereka dan me
nuntut pengetahuan dari padanja. Sebaliknja, pertundjukan rom
bonganrombongan kesenian luar negeri jang datang di Indonesia
pada umumnja hanja merupakan tontonan belaka dan tidak mem
758
e.
f.
g.
h.
i.
berikan dorongan kepada kits untuk mempeladjarinja. Pertukaran
rombongankesenian antardaerah hingga kini masih belum dapat
perhatian tjukup, misalnja di Sumatra belum pernah dipertundjuk
kan tarian Bali. Oleh karena itu sebuah Panitia Nasional Pertukar
an Kebudajaan AntarDaerah dan AntarBangsa dianggap perlu
didirikan.
Mengenai Biro, Penterdjemah dapat didjelaskan bahwa
penterdjemahan merupakan suatu karja tjipta dan bukan
pekerdjaan jang dapat dilaksanakan. dengan menggunakan kamus
sadja.
Oleh karena itu terdjemahan djuga memperkaja Bahasa Nasional;
istilah baru paling tepat tertjipta oleh penterdjemah jang meng
hadapi kesulitannja setjara aktuil dalam karjanja. Biro Penterdje
mahan seharusnja bekerdja dengan rentjana, mengikutsertakan
sardjana dari pelbagai Fakultas, dan tidak melihat penerbitannja
dari sudut komersiil sadja.
Pengetahuan kita tentang bahasa dan kebudajaan daerah
sebagian besar berdasarkan basil penjelidikan .jang dahulu
didjalankan oleh sardjana, Belanda. Hingga kini kita masih belum
ada kesempatan untuk melandjutkan penjelidikan itu. Kita sangat
memerlukan rentjana penjelidikan dan susunan kader penjelidik.
Untuk itu perlu sebuah Lembaga Penjelidikan Bahasa dan
Kebudajaan Daerah.
Keradjinan tangan unmmnja sekarang kekurangan tukang 2
jang baik. Kebanjakan pekerdjaan mereka berupa massaproduksi
jang ditudjukan kepada pentjarian nafkah. Seharusnja diadakan
suatu Lembaga Keradjinan Tangan jang mendjalankan penjelidikan
dan memberikan petundjuk2 dalam hal ini, dengan djuga
memperhatikan dan memperbandingkan perkembangan keradjinan
tangan di negara2 lain (misalnja keramik, gelas, pendjilidan kitab,
dsb.).
Tugas dari museum, museum lapangan dll. tidak terbatas
pada penjimpanan harang, akan tetapi harus memberikan
gambaran jang terang. dari perkembangan kebudajaan kita. Jang
dimaksudkan dengan museum lapangan ialah pameran dari
bangunan2 dari pelbagai daerah, ditempatkan dilapangan, jang dapat
memperkenalkan umum dengan tjarahidup didaerahdaerah itu.
Pada waktu sekarang ada banjak orang jang mentjari nafkah dengan
pertundjukan akrobatik dan sunglap didjalandjalan. Alangkah
baiknja kalau mereka dapat ditampung dalam sebuah Sirkus Na
sional dan setjara teratur diberikan pendidikan dan latihan jang
lebih sempurna dalam ketjakapannja, disamping kesempatan untuk
mempeladjari kepandaian,. lain jang lazim bagi pertundjukan sirkus.
759