Jilid-04 Depernas 24-Bab-68
BAB 68
PERIHAL SANDANG.
§ 791. Pendahuluan
Sebagaimana kita maklum rakjat jang bertempat tinggal dinegara 2
jang bermusim dingin mempunjai kebutuhan sandang lebih besar dan
lebih beraneka matjamnja daripada rakjat jang bertempat tinggal dinegara2
jang berhawa panas, baik subtropis maupun tropis, seperti negara
Indonesia inf.
Keadaan ini mudah dapat difahami.
Dinegaranegara jang mengenal musim dingin, orang menganggap
pakaian jang tebal dan baik keadaannja sebagai sjarat mutlak untuk dapat
hidup dengan lajak dan sehat disamping kebutuhannja akan bahan
makanan jang tjukup banjak dan. tjukup mengandung zatzat jang diper
lukan buat dapat bertahan terhadap hawa dingin
Ditanah air kita sendiri, djuga dapat dilihat dengan djelas perbe
daan akan kebutuhan pakaian bagi penduduk jang bertempat tinggal
ditempattempat hawa dingin seperti Tjipanas, djika dibanding dengan
rakjat kita jang berdiam ditempattempat hawa panas seperti Djakarta dan
lainlainnja. jang berdiam di Tjipanas membutuhkan pakaian jang lebih
tebal daripada mereka jang tinggal di Djakarta.
Disamping itu, tingkat ketjerdasan dan kemadjuan seseorang turut
pula menentukan besarketjilnja kebutuhan akan sandang. Hal inipun
mudah difahami.
Seorang pedjabat tinggi atau seorang jang mempunjai kedudukan
sosial jang baik, dalam hidupnja seharihari mesti menjesuaikan dirinja
dengan tempatnja dalam masjarakat. Tugasnja seharihari mengharus
kannja untuk berbuat demikian. Luasnja pergaulan menentukan kebu
tuhannja akan sandang lebih besar daripada seorang jang hidup didesa
sebagai petaniketjil atau buruhketjil.
Dan memang hukum alam mentjiptakan keadaan jang demikian
dinegara manapun djuga, dan dimasjarakat jang bagaimana tjorak
rldeologi,nja.
Adalah mendjadi kehendak alam, bahwa setiap orang berusaha
dengan sekeras dan sekuat tenaga untuk mentjukupi kebutuhannja akan
sandang menurut kemampuan jang ada padanja. Dalam ichtiar. mentju
kupi kebutuhannja itu orang tidaklah merasa puas sebelum kebutuhan
minimum tertjapail, ja'ni minimum jang demikian sehingga sampai pada
taraf „hidup lajak dalam hal, sandang”.
Sandang jang lajak, te.rlepas daripada djenis dan kwalitetnja, hares
dapat memenuhi segala matjam keperluan jang bertalian dengan hidup
seseorang. Kemudian untuk hidup sehat, adalah diantara lainnja suatu
sjarat mutlak sebagai ukuran untuk „sandang jang lajak” itu. Sjarat 2
kesehatan dalam hal. sandang mendjadi tertjapai, apabila djumlahnja
tjukup banjak, sehingga orang mempunjai tjukup waktu untuk member
sihkannja/mentjutjinja, menjeterlkanja dan lain. Alhasil faktor djumlah itu
memegang peranan jang sangat penting.
869
Bertalian dengan itu dapat dimengerti, bahwa tiap negara berusaha
dengan berbagai tjara dan kesungguhan hati untuk dapat mentjukupi
kebutuhan rakjatnja dalam hal sandang, Negara Indonesia tidak ter
ketjualikan.
Sungguh satu hal jang perlu menclapat sambutan jang seimbang,
bahwa Kabinet Kerdja dalam programnja jang pertama mentjantumkan
persoalan Sandang—Pangan. Kalau kita lebih meneliti memang san
dang merupaka,n persoalan jang pouting sekali untuk menentukan apa
kah rakjat sudah makmur atau belum. Djadi sesuatu rentjana jang
mengedjar kemakmuran harus meliputi pula masalah Sandang.
Dengan adanja kejakinan, bahwa Negara Indonesia sanggup mem
berikan kemakmuran dan keadilan kepada rakjatnja, maka adalah me
rupakan tugas bagi setiap patriotpentjinta tanah air untuk membantu
Pemerintah/masjarakat memberi djalan dengan tjara jang sebaikbaiknja
untuk mentjapai tjitatjita itu.
Dalam menundjukkan djalan keluar memang kita tidak boleh ter
pantjang pada djangka waktu jang dekat sadja, tetapi hendaknja kita
lemparkan pandangan kita sedjauh mungkin, mengingat bahwa djumlah
penduduk setiap tahun bertambah dengan bilangan djuta. Walaupun
angka resmi mengenal hal ini belum ada, namun kita wadjib memper
hitungkannja, sehingga dorongan untuk bekerdja keras dan sungguh 2
lekas dapat dilaksanakan.
Soalsoal lain masih banjak jang perlu mendapat perhatian. Tetapi
satu hal sudahlah djelas ; Rakjat minta bukti ! Karena itu sembojan jang
tepat pada masa sekarang dan jang akan datang ialah, Sedikit bitjara
dan banjak bekerdja".
Amanat penderitaan Rakjat memberi komando kepada kita
sekalian.
§ 792. Situasi pada waktu sekarang
Setelah kita mentjapai Kemerdekaan sedjak Proklamasi 17 Agustus
1945 hingga sekarang, dan ini telah 15 tahun lamanja, ternjata bahwa
kebutuhan Rakjat akan Sandang masih sangat djauh daripada mentju
kupi, sekalipun dibidang djcnis „pakaian Rakjat” jang paling sederhana.
Hal ini dapat kita lihat dari tjara Rakjat berpakaian didesadesa jang
hidupnja mendjadi petaniketjil, buruhtani dan lain'. Pada umumnja
mereka hanja memiliki 1—2 stel pakaian, tak bersepatu/bersandal.
Hasrat untuk membeli pakaian baru pada hari2 mendjelang Lebaran/
Tahun Baru, sesuai dengan kebiasaan pada masa2 jang lain tetap mereka
miliki. Tetapi dengan tak seimbang hasil pendapat mereka dengan ke
naikan harga bahan pakaian dewasa ini, hasrat mereka tidak dapat
direalisir. Dan hasrat tinggal hasrat belaka.
Berhubung dengan itu dalam taraf perdjoangah menjelesaikan Re
volusi Nasional kita dewasa ini chususnja dalam menjusun Pola Pem
bangunan Semesta Berentjana hal mentjukupi kebutuhan Rakjat akan
sandang harus mendapat perhatian kita sepenuhnja, sehingga masjarakat
adil dan makmur dapat terlaksana sebagaimana jang kita harapkan.
Dalam persoalan Sandang, kita pada waktu sekarang sebagian
besar masih tergantung dari Luar Negeri. Negara kita masih harus
mengimpor textil dan bahan textil dari beberapa negara lain. Hanja
sebagian ketjil sadja jang dapat kita produsir sendiri. Dan untuk inipun
870
bahan bakunja, ja'ni benang dan kapas, sebagian besar masih harus
diimpor. Keadaan jang sematjam ini, jakni susunan ekonomi jang sangat
tergantung dart luar negeri, adalah merupakan warisan susunan ekonomi
kolanial jang ditanam oleh Imperialis Belanda di Tanah Air kita ber
abadabad lamanja.
Kalau kita lihat kebelakang pada djaman bahari, terutama pada
masa2 djajanja bangsa kita sebelum datangnja pendjadjah di Tanah Air
kita, tidak demikianlah keadaannja. Dimanamana Leluhur Bangsa
Indonesia telah dapat menghasilkan pakaian untuk kebutuhannja dengan
kekuatan tenaga sendiri. Mereka sanggup berdiri sendiri dan tidak perlu
mengimpor textil dari negara lain. Sungguhpun djenis dan kwalitetnja
sederhana, jang memang sesuai dengan taraf kebudajaan pada djaman
itu, tetapi, bahan baku maupun pembuatannja dapat dikerdjakan sendiri.
Djadi pada djaman itu dalam kebutuhan pakaian/textil Indonesia telah
dapat selfsupporting. Peninggalan djaman gemilang itu hingga kini
masih dapat kita djumpai dibeiberapa daerah, dimana Rakjat masih terus
menerus menanam kapas untuk dibuat pakaian, walaupun dengan alat 2
jang serba primpitip.
Jang perlu kita kemukakan sebagai suatu kenjataan lain ialah bah
wa perindustrian textiel ditanah air kita dewasa ini telah .memiliki alat 2
pertenunan dan pemintalan,
Dalam pada itu, kapasitetnja tidak dapat dipergunakan setjara effektif,
karena kekurangan bahan baku, kurangnja tenaga listrik dan tenaga
ahli. Hasil produksi keseluruhan.nja baru bisa mentjukupi 20% dari
seluruh produksi jang kita butuhkan jang sebenarnja dapat dili!pat gan
dakan sampai tiga empat kali, djika potensi alat 2 itu dapat seluruhnja
direaliseer. Ini berarti, bahwa dengan taraf produksi jang sekarang,
80% harus diimpor jang berarti pula pemakaian devisen beratusratus
djuta rupiah. Dan jang 20% tersebut diataspun bahan bakunja sebagian
besar masih harus diimpor,
Agar Indonesia dalam keadaan internasional jang sebagaimanapun
djuga, tidak lagi tergantung kepada Iuar negeri, tetapi dapat normal
memenuhi kebutuhan sendinri dan lagi untuk menghemat devisen jang
banjak jang dapat dipergunakan untuk pembangunan Nasional di
bidanga lain dan djuga sebagai salah satu usaha untuk mengisi kemer
dekaan kita maka perlu sekali diusahakan selfsupporting dalam bidang
textil. Sebagai fakta dapat kiranja ditjatat, bahwa ahir pada waktu pe
rang dunia ke II dan waktu ropolusi kemerdekaan kita di Indonesia,
terasa betul tidak adanja produksi dalam Negeri dan tergantungnja
Indonesia dari impor bahan Pakaian.
Dengan memperhatikan hale tsb. diatas, dapatlah disimpulkan bah
wa pokok2 pikiran jang dapat diidjadikan landasan untuk menentukan.
projek2 pokok (mainproject) dibidang Sandang adalah sebagai berikut:
1. tudjuannja adalah selfsupporting, terutama dalam hal bahan 2 baku
dan keperluan alatalat lain.
2. djenis pakaian/textil adalah sederhana tetapi tjotjok dengan selera
Rakjat banjak dan memenuhi sjaratsjarat kesehatan.
3. dapat terbeli oleh kekuatan dajabeli Rakjat terbanjak.
Demikianlah keadaan situasi pada waktu sekarang dibidang san
dang.
871
§ 793. Penentuan hatuan
Dalam ichtiar untuk mentjapai jang tersebut dalam No. 1, 2 dan, 3
diatas dirasa sangat perlu adanja kerdjasama jang erat antara Pemerin
tah dan Rakjat. Disamping merentjanakan usaha jang akan didjalankan
setjara mechanis, perlu djuga dipikirkan produksil jang diarahkan sede
mikian rupa, sehingga Rakjatbanjak dapat diikutsertakan. Dan Rakjat
bisa diikutsertakan dalam pembangunan dengan sadar dan antusias,
apabila Rakjat banjak jakin, bahwa pembangunan tersebut adalah untuk
kepentingan mereka djuga. Rakjat dapat dijakinkan, kalau susunan Pola
Pembangunan Semesta Berentjana disusun setjara sederhana tidak
muluka dan =dab dimengerti oleh alam pikiran jang sederhana, baik
dalam susunan kata2nja maupun tjara mengutarakan buah pikirannja.
Tjara pembangunan jang sedemikian itu banjak memberikan keuntungan,
karena selain daripada keuntungan dibidang pembangunannja sendiri,
hal ini pula menjangkut segi° sosiologis dan politis :
a.
Landreform akan membawa kita kepada suatu konstelasi harmonis
dalam komposisi masjarakat. Baik pembagian tanah, maupun.pe
makaian tanah (landuse). akan lebih menundjukkan struktur ter
atur. Pembukaan tanah dPdaerahdaerah jang baru jang tadinja
belum mengenal utilisasi dan exploitasi, akan mengakibatkan ter
susunnja masjarakat baru dengan lapisan2 jang mempunjai biding'
living bukan life sematamata (penghidupan dan kehidupan). Ke
harmonian society jang serupa itu lebih dapat disusun dan diatur.
Tehnis daerah sedemikian dapat pula ditatur, sehingga ada tanah
jang dipakai,ada tanah jang ditjadangkan dengan hutan 2 orologi,
hutan penghasil, debitdebit sungai2 lebih terdjamin, keseluruhannja
merupakan kekajaan nasional jang terpelihara. Pemindahan pen
duduk dari daerah padat kedaerah kosong, tidak sadja membawa
arti transmigrasi an sich, namun membawa perkembamgan pera
saan nasional dan sangat penting bagi keperluan pertahanan, per
ubahan ethnologis dan terisinja bangunan ekonomi : kampung . akan
mendjelma disusuli kota2 serta perhubungan dari lalulintas tidak
ketinggalan. Dengan demikian terang kita Iihat adanja .wellmanaged
utilization jang mengakibatkan hasit tidak semata 2 meerproduksi an
sich namun membawakan perkembangan 2 dari segisegi lainnja
dengan keseimbangan dan pentbulatan dalam susunan masjarakat
nja.
b. pembukaan lapangan kerdja baru.
Dengan adanja usaha penananian bahan 2 baku seperti! kapas, rami
untuk rayon akan terbukalah kesempatan bagi Rakjat didesadesa,
jang tidak mempunjai matapentjaharian tertentu, untuk mendapat
kan lapangan kerdja. Hal ini akan membantu usaha Pemerintah
dalam mengurangi pengangguran.
Demikianpun pendirian pabrik2 textil tidak sedikit akan mengurangi
penjakit pengangguran dan disamping itu mendorong Rakjat untuk
tinggal dirumah2 dikomplex pabrik2 itu, sehingga akibatnja kota2 bare
kemudian timbul dan hal ini setjara tidak langsung mengurangi
kepadatan penduduk dikotakota besar jang masalah perumahannja
872
selalu sulit pemetjahannja. Dengan berpindahnja Rakjat dari satu:
pulau kepulau lain, maka rasa solider sebagai satu Bangsa lebih
terasa.
c. Penghidupan kembali warisan pusaka nenek mojang.
Dari sedjarah kita dapat kita ketahui, bahwa ada beberapa daerah
jang memiliki kebiasaan jang baik. Misalnja : ukuran terpeladjar/
terdidik ibagi seorang gadis ialah apabila to telah dapat menenun
kainnja sendki disamping peladjaran jang lain. Kepribadian dalarn
didikan Bangsa kita sematjam ini adalah sungguh sangat baik.
Alangkah baiknja, apabila hal ini dapat dipulihkan kembali.
§ 794. Penentuan bidang (dasar & Masan)
Dibidang Sandang oleh Seksi Sandang/Pangan ditentukan sebagai pro
jek Pokok (mainprojects) adalah :
A. Kapas
B. Rami
C. Rayon
D. Kulit
E. Bahan Pembungkus.
A. Kapas
Sebagai hasil penjelidikan ilmijah ternjata bahwa kapas Indonesia
memenuhi sjarat' untuk didjadikan benang, untuk bahan pakaian
jang berkwalitet ibaik. Tanah misalnja di Timor, Flores, Sumbawa,
Sumba, Djawa Timur, Lombok dan Palembang ternjata baik sekali
buat penanaman kapas. Bahkan sekarang rakjat di Timor meng
anggap menanam dan memintal kapas sebagai hobby. Dan dengan
sendirinja disana terdapat hasil karya dart perusahaan perumahan
(huisindustri).
Dengan adanja penanaman kapas disana setjara lebih teratur/ter
pimpin, Rakjat disana akan dapat lebih dinaikkan taraf hidupnja.
Disamping itu dengan berdirinja pabrik pertenunan & pemintalan,
akan lebih mudah buat memindahkan penduduk jang terlalu padat
jang ada di Djawa. Hal ini akan lebih meniperdalam perasaan
mereka sebagai satu Bangsa.
B. Rama
Menurut penjelidikan setjara ilmijah ternjata, bahwa rami dapat
ditanam dengan mudah di Indonesia.
Tanah di Sumatera sangat tjotjok untuk menanam rami.
Dengan adanja usaha penanaman rami disana setjara besarbesaran
taraf hidup Rakjat disana akan dapat lebih dinaikkan.
Disamping itu dengan berdirinja pabrik 2 textil pengolah rami itu,
akan lebih mudah didjadikan Bajapenarik oleh Pemerintah buat
memindahkan penduduk jang terlalu padat jang ada di Djawa.
Hal inipun dengan sendirinja akan lebih menanam perasan mereka
sebagai satu Bangsa.
873
C. Rayon
Di Indonesia terdapat beberapa daerah misalnja di Kalimantan,
Sulawesi, Sumatera Utara dan lainlain jang hutannja mengandung
pohon2 pinus dan djenis kaju2 lainnja jang tjotjok buat bahan rayon.
Pohon itu hingga kini tidak diexploitir sebagai mina mestinja. Paling
banjak pohon2 itu ditebang dan didjadikan bahan kaju bakar.
Disamping malapetaka jang hebat, pohona djenis itu akan lebih
berharga, apabila dikerdjakan untuk keperluan Sandang, pembang
unanpembangunan bidang lain.
Dengan adanja bahan2 seperti diuraikan diatas maka jang paling
tjepat dapat dikerdjakan dewasa ini ialah mendirikan pabrik Rayon,
dengan kapasitet diantara 5 sampai 10.000 ton setahun.
Mengingat bahwa untuk produksi nylon dan serat sintetis lainnja
memerlukan lebih dahulu adanja industri2 kimia jang sudah madju,
maka bahanibahan ini belum dapat dipertimbangkan mendjadi main
project pada pola pembangunan pertama in.
Sutra dan serat alam (nanas, Manilahennep) dianggap suatu bahan
untuk pakaian jang tidak merupakan bahan textil utama, tetapi
lebih merupakan bahan mewah, sedang pengetahuan tentang per
industriannja belum raendalam, maka bahan 2 inipun helm dapat
dipertimbangkan mendjadi mainproject pada pembangunan pertama
ini, sekalipun dianggap perlu untuk penjelildikan lebih landjut.
D. Kulit.
Sesudah tertjapainja kemerdekaan bangsa Indonesia, maka ternjata
bahwa 'Rakjat umumnja memerlukan sepatu, sandal, koper, dan
barang2 lain dart kulit, maka itu industri kulit dipandang perlu
untuk didjadikan main project dan perlu diandjurkan memperluas
peternakan untuk keperluan kulit disamping keperluan daging
untuk Nngan.
E. Bahan Pembungkus
Berhubung pada Sandang ditegaskan pula membahas bahan serat
untuk keperluan pembungkus, maka perlu menindjau dan mamba
has kemungkinan2 industri pembungkus (karung) mendjadi main
project.
Karena keharusan membungkus bennatjaur.matjam bahan jang perlu
diangkat dari satu daerah kedaerah lain dan selainnja itu untuk
keperluan bahan2 expor adalah pada tempatnja untuk menundjuk
industri bahan pembungkus ini mendjadi main project.
Tentang penanaman bahan rosella jang telah dikerdjakan oleh
pabrik karung Delanggu di Djawa Tengah dan pabrik Ngagel di
Djawa Tilmur sangat perlu diintensivir dan diperluas.
Mengenai bahan2 lainnja seperti Manilahennep, jute dan sisal perlu
diselidiki kemungkinan produksi dan pemakaian setjara besarbesar.
Purun chusus dipakai untuk pembungkus tembakau dan produksi
nja mentjukupi, di Kalimantan Selatan, hanja perlu diperhatikan
pengangkutan ke Djawa sebagai konsumen.
874
§ 795. Pertimbangan wituk perkenrbangan selandjutnja
Djenis objek Sandang dan Pembungkus jaitu :
I. Tekstil
II. Kulit
III. Pembungkus (karung)
I. 1. Tekstil : Bahan untuk tekstil 7alah :
a.
rami
b.
kapas
c.
rayon
d.
nylon atau sintetis fiber lainnja.
e.
sutra
f.
serat2 alam, serat nanas, Manila hennep.
I. 2. Industri Tekstil : kapas, rami, rayon terdiri atas :
a.
penanaman
b.
pengolahan niendjadi serat
c.
pemintalan
d.
pertenunan/peradjutan
e.
finishing : a. l. pengelantangan, pengetjatan,,
dan pembatikan.
II. 1. Bahan kulit diperoleh dari sapi, kerbau, kambing, babi, buaja,
ular, ikan hiu dan biawak.
II. 2. ndustri Kulit : terdiri atas a. l.
a.
pengumpulannja
b.
penjamakan
c.
pengolahan, selandjutnja untuk mendjadi kulit
konsumsi.
d.
pembuatan barang2 dari kulit seperti sepatu,
kopor, tas dan bahan2 kulit lainnja.
III.
Bahan2 untuk karung a.1. ialah : tosella, manila hennep,
sisal, purun dan jute.
Industri Pembungkus.
terdiri atas :
a. penanaman
b. pengolahan mendjadi bahan baku
c. pemintalan
d. penenunan atau pembuatan karung
Tjatatan :
Kebutuhan akan tekstil dihitung sebanjak 10 m untuk tiap djiwa seta
hunnja menurut fiksasi di Indonesia ini.
875
Saran saran
1. Berhubung dengan dewasa ini ,selfsupporting dalam hal tekstil
belum tertjapai, maka Indonesia masih memerlukan impor. Untuk
memperketjil djumlah devisen jang dikeluarkan, maka dipandang
perlu untuk menjarankan :
a. mengutamakan impor bahan2 benang dan kapas untuk meme
nuhi kebutuhan2 seluruhnja dari Industri pemintalan dan per
tenunan jang ada, sehingga industri iniiberdjalan dengan kapa
sitet setinggitingginja.
b. mengutarnakan perluasan dari Industri tersebut, sehingga baik
kebutuhan utama tekstil dari pertenunan maupun kebutuhan
benang dari pemintalan untuk pertenunan dipenuhi.
c. dengan madjunja industri2 tersebut diatas hendaknja impor
bahan djadi berangsur2 dikurangi seimbang dengan kemadjuan
produksi dalam negeri.
2. Adalah baik untuk mengerdjakan kapas setjara besarbesaran di
antara lain di Timor, Flores, Sumbawa, Sumba, Lombok, Djawa
Timur, Djawa Tengah dan Palembang, serta penanaman rami di
Sumatera Timur. Dalam usaha ini baik djuga dipikirkan/diselidiki
untuk daerah2 lain jang keadaannja sesuai dengan kultur itu.
Saran ini mungkin menjalahi perhitungan jang strict economis,
tetapi disamping itu perlu djuga dipertimbangkan baikbaik faktor 2
Sosiologin dan Politis.
Selandjutnja sebagai telah diadjukan diatas, jang dapat segera di
kerdjakan jaitu menditikan pabrik rayon.
3. Seterusnja dalam usaha Pemerintah untuk selfsupporting ini, perlu
diselidiki untuk kemudian diandjurkan :
a. penanaman kapas dan pemintalan dan penenunan sebagai ke
radjinan rumah atau kollektif oleh rakjat.
b. penanaman radii dan pembersiban serat oleh rakjat serta pe
mintalan dan penenunan sebagai keradjinan rakjat.
c. penanaman setjara besarbesaran pinus dan pohon 2 lainnja
ditanah kosong untuk kemudian hari mendjadi bahan untuk
keperluan industri2 kertas rayon, korekapi dan sebagainja.
4. Dalam produksi kulit supaja dititik beratkan kepada selfsupporting
dalam Negeri. Baru sesudah itu dapat dipikiirkan kulit jang sudah
diolah dan berkwalitet tinggi.
876
PERIHAL SANDANG.
§ 791. Pendahuluan
Sebagaimana kita maklum rakjat jang bertempat tinggal dinegara 2
jang bermusim dingin mempunjai kebutuhan sandang lebih besar dan
lebih beraneka matjamnja daripada rakjat jang bertempat tinggal dinegara2
jang berhawa panas, baik subtropis maupun tropis, seperti negara
Indonesia inf.
Keadaan ini mudah dapat difahami.
Dinegaranegara jang mengenal musim dingin, orang menganggap
pakaian jang tebal dan baik keadaannja sebagai sjarat mutlak untuk dapat
hidup dengan lajak dan sehat disamping kebutuhannja akan bahan
makanan jang tjukup banjak dan. tjukup mengandung zatzat jang diper
lukan buat dapat bertahan terhadap hawa dingin
Ditanah air kita sendiri, djuga dapat dilihat dengan djelas perbe
daan akan kebutuhan pakaian bagi penduduk jang bertempat tinggal
ditempattempat hawa dingin seperti Tjipanas, djika dibanding dengan
rakjat kita jang berdiam ditempattempat hawa panas seperti Djakarta dan
lainlainnja. jang berdiam di Tjipanas membutuhkan pakaian jang lebih
tebal daripada mereka jang tinggal di Djakarta.
Disamping itu, tingkat ketjerdasan dan kemadjuan seseorang turut
pula menentukan besarketjilnja kebutuhan akan sandang. Hal inipun
mudah difahami.
Seorang pedjabat tinggi atau seorang jang mempunjai kedudukan
sosial jang baik, dalam hidupnja seharihari mesti menjesuaikan dirinja
dengan tempatnja dalam masjarakat. Tugasnja seharihari mengharus
kannja untuk berbuat demikian. Luasnja pergaulan menentukan kebu
tuhannja akan sandang lebih besar daripada seorang jang hidup didesa
sebagai petaniketjil atau buruhketjil.
Dan memang hukum alam mentjiptakan keadaan jang demikian
dinegara manapun djuga, dan dimasjarakat jang bagaimana tjorak
rldeologi,nja.
Adalah mendjadi kehendak alam, bahwa setiap orang berusaha
dengan sekeras dan sekuat tenaga untuk mentjukupi kebutuhannja akan
sandang menurut kemampuan jang ada padanja. Dalam ichtiar. mentju
kupi kebutuhannja itu orang tidaklah merasa puas sebelum kebutuhan
minimum tertjapail, ja'ni minimum jang demikian sehingga sampai pada
taraf „hidup lajak dalam hal, sandang”.
Sandang jang lajak, te.rlepas daripada djenis dan kwalitetnja, hares
dapat memenuhi segala matjam keperluan jang bertalian dengan hidup
seseorang. Kemudian untuk hidup sehat, adalah diantara lainnja suatu
sjarat mutlak sebagai ukuran untuk „sandang jang lajak” itu. Sjarat 2
kesehatan dalam hal. sandang mendjadi tertjapai, apabila djumlahnja
tjukup banjak, sehingga orang mempunjai tjukup waktu untuk member
sihkannja/mentjutjinja, menjeterlkanja dan lain. Alhasil faktor djumlah itu
memegang peranan jang sangat penting.
869
Bertalian dengan itu dapat dimengerti, bahwa tiap negara berusaha
dengan berbagai tjara dan kesungguhan hati untuk dapat mentjukupi
kebutuhan rakjatnja dalam hal sandang, Negara Indonesia tidak ter
ketjualikan.
Sungguh satu hal jang perlu menclapat sambutan jang seimbang,
bahwa Kabinet Kerdja dalam programnja jang pertama mentjantumkan
persoalan Sandang—Pangan. Kalau kita lebih meneliti memang san
dang merupaka,n persoalan jang pouting sekali untuk menentukan apa
kah rakjat sudah makmur atau belum. Djadi sesuatu rentjana jang
mengedjar kemakmuran harus meliputi pula masalah Sandang.
Dengan adanja kejakinan, bahwa Negara Indonesia sanggup mem
berikan kemakmuran dan keadilan kepada rakjatnja, maka adalah me
rupakan tugas bagi setiap patriotpentjinta tanah air untuk membantu
Pemerintah/masjarakat memberi djalan dengan tjara jang sebaikbaiknja
untuk mentjapai tjitatjita itu.
Dalam menundjukkan djalan keluar memang kita tidak boleh ter
pantjang pada djangka waktu jang dekat sadja, tetapi hendaknja kita
lemparkan pandangan kita sedjauh mungkin, mengingat bahwa djumlah
penduduk setiap tahun bertambah dengan bilangan djuta. Walaupun
angka resmi mengenal hal ini belum ada, namun kita wadjib memper
hitungkannja, sehingga dorongan untuk bekerdja keras dan sungguh 2
lekas dapat dilaksanakan.
Soalsoal lain masih banjak jang perlu mendapat perhatian. Tetapi
satu hal sudahlah djelas ; Rakjat minta bukti ! Karena itu sembojan jang
tepat pada masa sekarang dan jang akan datang ialah, Sedikit bitjara
dan banjak bekerdja".
Amanat penderitaan Rakjat memberi komando kepada kita
sekalian.
§ 792. Situasi pada waktu sekarang
Setelah kita mentjapai Kemerdekaan sedjak Proklamasi 17 Agustus
1945 hingga sekarang, dan ini telah 15 tahun lamanja, ternjata bahwa
kebutuhan Rakjat akan Sandang masih sangat djauh daripada mentju
kupi, sekalipun dibidang djcnis „pakaian Rakjat” jang paling sederhana.
Hal ini dapat kita lihat dari tjara Rakjat berpakaian didesadesa jang
hidupnja mendjadi petaniketjil, buruhtani dan lain'. Pada umumnja
mereka hanja memiliki 1—2 stel pakaian, tak bersepatu/bersandal.
Hasrat untuk membeli pakaian baru pada hari2 mendjelang Lebaran/
Tahun Baru, sesuai dengan kebiasaan pada masa2 jang lain tetap mereka
miliki. Tetapi dengan tak seimbang hasil pendapat mereka dengan ke
naikan harga bahan pakaian dewasa ini, hasrat mereka tidak dapat
direalisir. Dan hasrat tinggal hasrat belaka.
Berhubung dengan itu dalam taraf perdjoangah menjelesaikan Re
volusi Nasional kita dewasa ini chususnja dalam menjusun Pola Pem
bangunan Semesta Berentjana hal mentjukupi kebutuhan Rakjat akan
sandang harus mendapat perhatian kita sepenuhnja, sehingga masjarakat
adil dan makmur dapat terlaksana sebagaimana jang kita harapkan.
Dalam persoalan Sandang, kita pada waktu sekarang sebagian
besar masih tergantung dari Luar Negeri. Negara kita masih harus
mengimpor textil dan bahan textil dari beberapa negara lain. Hanja
sebagian ketjil sadja jang dapat kita produsir sendiri. Dan untuk inipun
870
bahan bakunja, ja'ni benang dan kapas, sebagian besar masih harus
diimpor. Keadaan jang sematjam ini, jakni susunan ekonomi jang sangat
tergantung dart luar negeri, adalah merupakan warisan susunan ekonomi
kolanial jang ditanam oleh Imperialis Belanda di Tanah Air kita ber
abadabad lamanja.
Kalau kita lihat kebelakang pada djaman bahari, terutama pada
masa2 djajanja bangsa kita sebelum datangnja pendjadjah di Tanah Air
kita, tidak demikianlah keadaannja. Dimanamana Leluhur Bangsa
Indonesia telah dapat menghasilkan pakaian untuk kebutuhannja dengan
kekuatan tenaga sendiri. Mereka sanggup berdiri sendiri dan tidak perlu
mengimpor textil dari negara lain. Sungguhpun djenis dan kwalitetnja
sederhana, jang memang sesuai dengan taraf kebudajaan pada djaman
itu, tetapi, bahan baku maupun pembuatannja dapat dikerdjakan sendiri.
Djadi pada djaman itu dalam kebutuhan pakaian/textil Indonesia telah
dapat selfsupporting. Peninggalan djaman gemilang itu hingga kini
masih dapat kita djumpai dibeiberapa daerah, dimana Rakjat masih terus
menerus menanam kapas untuk dibuat pakaian, walaupun dengan alat 2
jang serba primpitip.
Jang perlu kita kemukakan sebagai suatu kenjataan lain ialah bah
wa perindustrian textiel ditanah air kita dewasa ini telah .memiliki alat 2
pertenunan dan pemintalan,
Dalam pada itu, kapasitetnja tidak dapat dipergunakan setjara effektif,
karena kekurangan bahan baku, kurangnja tenaga listrik dan tenaga
ahli. Hasil produksi keseluruhan.nja baru bisa mentjukupi 20% dari
seluruh produksi jang kita butuhkan jang sebenarnja dapat dili!pat gan
dakan sampai tiga empat kali, djika potensi alat 2 itu dapat seluruhnja
direaliseer. Ini berarti, bahwa dengan taraf produksi jang sekarang,
80% harus diimpor jang berarti pula pemakaian devisen beratusratus
djuta rupiah. Dan jang 20% tersebut diataspun bahan bakunja sebagian
besar masih harus diimpor,
Agar Indonesia dalam keadaan internasional jang sebagaimanapun
djuga, tidak lagi tergantung kepada Iuar negeri, tetapi dapat normal
memenuhi kebutuhan sendinri dan lagi untuk menghemat devisen jang
banjak jang dapat dipergunakan untuk pembangunan Nasional di
bidanga lain dan djuga sebagai salah satu usaha untuk mengisi kemer
dekaan kita maka perlu sekali diusahakan selfsupporting dalam bidang
textil. Sebagai fakta dapat kiranja ditjatat, bahwa ahir pada waktu pe
rang dunia ke II dan waktu ropolusi kemerdekaan kita di Indonesia,
terasa betul tidak adanja produksi dalam Negeri dan tergantungnja
Indonesia dari impor bahan Pakaian.
Dengan memperhatikan hale tsb. diatas, dapatlah disimpulkan bah
wa pokok2 pikiran jang dapat diidjadikan landasan untuk menentukan.
projek2 pokok (mainproject) dibidang Sandang adalah sebagai berikut:
1. tudjuannja adalah selfsupporting, terutama dalam hal bahan 2 baku
dan keperluan alatalat lain.
2. djenis pakaian/textil adalah sederhana tetapi tjotjok dengan selera
Rakjat banjak dan memenuhi sjaratsjarat kesehatan.
3. dapat terbeli oleh kekuatan dajabeli Rakjat terbanjak.
Demikianlah keadaan situasi pada waktu sekarang dibidang san
dang.
871
§ 793. Penentuan hatuan
Dalam ichtiar untuk mentjapai jang tersebut dalam No. 1, 2 dan, 3
diatas dirasa sangat perlu adanja kerdjasama jang erat antara Pemerin
tah dan Rakjat. Disamping merentjanakan usaha jang akan didjalankan
setjara mechanis, perlu djuga dipikirkan produksil jang diarahkan sede
mikian rupa, sehingga Rakjatbanjak dapat diikutsertakan. Dan Rakjat
bisa diikutsertakan dalam pembangunan dengan sadar dan antusias,
apabila Rakjat banjak jakin, bahwa pembangunan tersebut adalah untuk
kepentingan mereka djuga. Rakjat dapat dijakinkan, kalau susunan Pola
Pembangunan Semesta Berentjana disusun setjara sederhana tidak
muluka dan =dab dimengerti oleh alam pikiran jang sederhana, baik
dalam susunan kata2nja maupun tjara mengutarakan buah pikirannja.
Tjara pembangunan jang sedemikian itu banjak memberikan keuntungan,
karena selain daripada keuntungan dibidang pembangunannja sendiri,
hal ini pula menjangkut segi° sosiologis dan politis :
a.
Landreform akan membawa kita kepada suatu konstelasi harmonis
dalam komposisi masjarakat. Baik pembagian tanah, maupun.pe
makaian tanah (landuse). akan lebih menundjukkan struktur ter
atur. Pembukaan tanah dPdaerahdaerah jang baru jang tadinja
belum mengenal utilisasi dan exploitasi, akan mengakibatkan ter
susunnja masjarakat baru dengan lapisan2 jang mempunjai biding'
living bukan life sematamata (penghidupan dan kehidupan). Ke
harmonian society jang serupa itu lebih dapat disusun dan diatur.
Tehnis daerah sedemikian dapat pula ditatur, sehingga ada tanah
jang dipakai,ada tanah jang ditjadangkan dengan hutan 2 orologi,
hutan penghasil, debitdebit sungai2 lebih terdjamin, keseluruhannja
merupakan kekajaan nasional jang terpelihara. Pemindahan pen
duduk dari daerah padat kedaerah kosong, tidak sadja membawa
arti transmigrasi an sich, namun membawa perkembamgan pera
saan nasional dan sangat penting bagi keperluan pertahanan, per
ubahan ethnologis dan terisinja bangunan ekonomi : kampung . akan
mendjelma disusuli kota2 serta perhubungan dari lalulintas tidak
ketinggalan. Dengan demikian terang kita Iihat adanja .wellmanaged
utilization jang mengakibatkan hasit tidak semata 2 meerproduksi an
sich namun membawakan perkembangan 2 dari segisegi lainnja
dengan keseimbangan dan pentbulatan dalam susunan masjarakat
nja.
b. pembukaan lapangan kerdja baru.
Dengan adanja usaha penananian bahan 2 baku seperti! kapas, rami
untuk rayon akan terbukalah kesempatan bagi Rakjat didesadesa,
jang tidak mempunjai matapentjaharian tertentu, untuk mendapat
kan lapangan kerdja. Hal ini akan membantu usaha Pemerintah
dalam mengurangi pengangguran.
Demikianpun pendirian pabrik2 textil tidak sedikit akan mengurangi
penjakit pengangguran dan disamping itu mendorong Rakjat untuk
tinggal dirumah2 dikomplex pabrik2 itu, sehingga akibatnja kota2 bare
kemudian timbul dan hal ini setjara tidak langsung mengurangi
kepadatan penduduk dikotakota besar jang masalah perumahannja
872
selalu sulit pemetjahannja. Dengan berpindahnja Rakjat dari satu:
pulau kepulau lain, maka rasa solider sebagai satu Bangsa lebih
terasa.
c. Penghidupan kembali warisan pusaka nenek mojang.
Dari sedjarah kita dapat kita ketahui, bahwa ada beberapa daerah
jang memiliki kebiasaan jang baik. Misalnja : ukuran terpeladjar/
terdidik ibagi seorang gadis ialah apabila to telah dapat menenun
kainnja sendki disamping peladjaran jang lain. Kepribadian dalarn
didikan Bangsa kita sematjam ini adalah sungguh sangat baik.
Alangkah baiknja, apabila hal ini dapat dipulihkan kembali.
§ 794. Penentuan bidang (dasar & Masan)
Dibidang Sandang oleh Seksi Sandang/Pangan ditentukan sebagai pro
jek Pokok (mainprojects) adalah :
A. Kapas
B. Rami
C. Rayon
D. Kulit
E. Bahan Pembungkus.
A. Kapas
Sebagai hasil penjelidikan ilmijah ternjata bahwa kapas Indonesia
memenuhi sjarat' untuk didjadikan benang, untuk bahan pakaian
jang berkwalitet ibaik. Tanah misalnja di Timor, Flores, Sumbawa,
Sumba, Djawa Timur, Lombok dan Palembang ternjata baik sekali
buat penanaman kapas. Bahkan sekarang rakjat di Timor meng
anggap menanam dan memintal kapas sebagai hobby. Dan dengan
sendirinja disana terdapat hasil karya dart perusahaan perumahan
(huisindustri).
Dengan adanja penanaman kapas disana setjara lebih teratur/ter
pimpin, Rakjat disana akan dapat lebih dinaikkan taraf hidupnja.
Disamping itu dengan berdirinja pabrik pertenunan & pemintalan,
akan lebih mudah buat memindahkan penduduk jang terlalu padat
jang ada di Djawa. Hal ini akan lebih meniperdalam perasaan
mereka sebagai satu Bangsa.
B. Rama
Menurut penjelidikan setjara ilmijah ternjata, bahwa rami dapat
ditanam dengan mudah di Indonesia.
Tanah di Sumatera sangat tjotjok untuk menanam rami.
Dengan adanja usaha penanaman rami disana setjara besarbesaran
taraf hidup Rakjat disana akan dapat lebih dinaikkan.
Disamping itu dengan berdirinja pabrik 2 textil pengolah rami itu,
akan lebih mudah didjadikan Bajapenarik oleh Pemerintah buat
memindahkan penduduk jang terlalu padat jang ada di Djawa.
Hal inipun dengan sendirinja akan lebih menanam perasan mereka
sebagai satu Bangsa.
873
C. Rayon
Di Indonesia terdapat beberapa daerah misalnja di Kalimantan,
Sulawesi, Sumatera Utara dan lainlain jang hutannja mengandung
pohon2 pinus dan djenis kaju2 lainnja jang tjotjok buat bahan rayon.
Pohon itu hingga kini tidak diexploitir sebagai mina mestinja. Paling
banjak pohon2 itu ditebang dan didjadikan bahan kaju bakar.
Disamping malapetaka jang hebat, pohona djenis itu akan lebih
berharga, apabila dikerdjakan untuk keperluan Sandang, pembang
unanpembangunan bidang lain.
Dengan adanja bahan2 seperti diuraikan diatas maka jang paling
tjepat dapat dikerdjakan dewasa ini ialah mendirikan pabrik Rayon,
dengan kapasitet diantara 5 sampai 10.000 ton setahun.
Mengingat bahwa untuk produksi nylon dan serat sintetis lainnja
memerlukan lebih dahulu adanja industri2 kimia jang sudah madju,
maka bahanibahan ini belum dapat dipertimbangkan mendjadi main
project pada pola pembangunan pertama in.
Sutra dan serat alam (nanas, Manilahennep) dianggap suatu bahan
untuk pakaian jang tidak merupakan bahan textil utama, tetapi
lebih merupakan bahan mewah, sedang pengetahuan tentang per
industriannja belum raendalam, maka bahan 2 inipun helm dapat
dipertimbangkan mendjadi mainproject pada pembangunan pertama
ini, sekalipun dianggap perlu untuk penjelildikan lebih landjut.
D. Kulit.
Sesudah tertjapainja kemerdekaan bangsa Indonesia, maka ternjata
bahwa 'Rakjat umumnja memerlukan sepatu, sandal, koper, dan
barang2 lain dart kulit, maka itu industri kulit dipandang perlu
untuk didjadikan main project dan perlu diandjurkan memperluas
peternakan untuk keperluan kulit disamping keperluan daging
untuk Nngan.
E. Bahan Pembungkus
Berhubung pada Sandang ditegaskan pula membahas bahan serat
untuk keperluan pembungkus, maka perlu menindjau dan mamba
has kemungkinan2 industri pembungkus (karung) mendjadi main
project.
Karena keharusan membungkus bennatjaur.matjam bahan jang perlu
diangkat dari satu daerah kedaerah lain dan selainnja itu untuk
keperluan bahan2 expor adalah pada tempatnja untuk menundjuk
industri bahan pembungkus ini mendjadi main project.
Tentang penanaman bahan rosella jang telah dikerdjakan oleh
pabrik karung Delanggu di Djawa Tengah dan pabrik Ngagel di
Djawa Tilmur sangat perlu diintensivir dan diperluas.
Mengenai bahan2 lainnja seperti Manilahennep, jute dan sisal perlu
diselidiki kemungkinan produksi dan pemakaian setjara besarbesar.
Purun chusus dipakai untuk pembungkus tembakau dan produksi
nja mentjukupi, di Kalimantan Selatan, hanja perlu diperhatikan
pengangkutan ke Djawa sebagai konsumen.
874
§ 795. Pertimbangan wituk perkenrbangan selandjutnja
Djenis objek Sandang dan Pembungkus jaitu :
I. Tekstil
II. Kulit
III. Pembungkus (karung)
I. 1. Tekstil : Bahan untuk tekstil 7alah :
a.
rami
b.
kapas
c.
rayon
d.
nylon atau sintetis fiber lainnja.
e.
sutra
f.
serat2 alam, serat nanas, Manila hennep.
I. 2. Industri Tekstil : kapas, rami, rayon terdiri atas :
a.
penanaman
b.
pengolahan niendjadi serat
c.
pemintalan
d.
pertenunan/peradjutan
e.
finishing : a. l. pengelantangan, pengetjatan,,
dan pembatikan.
II. 1. Bahan kulit diperoleh dari sapi, kerbau, kambing, babi, buaja,
ular, ikan hiu dan biawak.
II. 2. ndustri Kulit : terdiri atas a. l.
a.
pengumpulannja
b.
penjamakan
c.
pengolahan, selandjutnja untuk mendjadi kulit
konsumsi.
d.
pembuatan barang2 dari kulit seperti sepatu,
kopor, tas dan bahan2 kulit lainnja.
III.
Bahan2 untuk karung a.1. ialah : tosella, manila hennep,
sisal, purun dan jute.
Industri Pembungkus.
terdiri atas :
a. penanaman
b. pengolahan mendjadi bahan baku
c. pemintalan
d. penenunan atau pembuatan karung
Tjatatan :
Kebutuhan akan tekstil dihitung sebanjak 10 m untuk tiap djiwa seta
hunnja menurut fiksasi di Indonesia ini.
875
Saran saran
1. Berhubung dengan dewasa ini ,selfsupporting dalam hal tekstil
belum tertjapai, maka Indonesia masih memerlukan impor. Untuk
memperketjil djumlah devisen jang dikeluarkan, maka dipandang
perlu untuk menjarankan :
a. mengutamakan impor bahan2 benang dan kapas untuk meme
nuhi kebutuhan2 seluruhnja dari Industri pemintalan dan per
tenunan jang ada, sehingga industri iniiberdjalan dengan kapa
sitet setinggitingginja.
b. mengutarnakan perluasan dari Industri tersebut, sehingga baik
kebutuhan utama tekstil dari pertenunan maupun kebutuhan
benang dari pemintalan untuk pertenunan dipenuhi.
c. dengan madjunja industri2 tersebut diatas hendaknja impor
bahan djadi berangsur2 dikurangi seimbang dengan kemadjuan
produksi dalam negeri.
2. Adalah baik untuk mengerdjakan kapas setjara besarbesaran di
antara lain di Timor, Flores, Sumbawa, Sumba, Lombok, Djawa
Timur, Djawa Tengah dan Palembang, serta penanaman rami di
Sumatera Timur. Dalam usaha ini baik djuga dipikirkan/diselidiki
untuk daerah2 lain jang keadaannja sesuai dengan kultur itu.
Saran ini mungkin menjalahi perhitungan jang strict economis,
tetapi disamping itu perlu djuga dipertimbangkan baikbaik faktor 2
Sosiologin dan Politis.
Selandjutnja sebagai telah diadjukan diatas, jang dapat segera di
kerdjakan jaitu menditikan pabrik rayon.
3. Seterusnja dalam usaha Pemerintah untuk selfsupporting ini, perlu
diselidiki untuk kemudian diandjurkan :
a. penanaman kapas dan pemintalan dan penenunan sebagai ke
radjinan rumah atau kollektif oleh rakjat.
b. penanaman radii dan pembersiban serat oleh rakjat serta pe
mintalan dan penenunan sebagai keradjinan rakjat.
c. penanaman setjara besarbesaran pinus dan pohon 2 lainnja
ditanah kosong untuk kemudian hari mendjadi bahan untuk
keperluan industri2 kertas rayon, korekapi dan sebagainja.
4. Dalam produksi kulit supaja dititik beratkan kepada selfsupporting
dalam Negeri. Baru sesudah itu dapat dipikiirkan kulit jang sudah
diolah dan berkwalitet tinggi.
876