Jilid-04 Depernas 24-Bab-56
BAB 56
MEMPERSEMBAHKAN MASJARAKAT UNTUK
PEMBANGUNAN NASIONAL SEMESTA BE
RENTJANA, SOAL PENGERAHAN TENAGA
RAKJAT, GOLONGAN FUNGSIONIL DAN
MASJARAKAT DESA BERHUBUNG DENGAN
PEMBANGUNAN SERTA USAHA2 PERSIAPAN
MENTAL LAINNJA
§ 710. Pendahuluan
Dalam Bab ini ditjoba untuk tjara bagaimana dengan idee bait dapat
digerakkan seluruh masjarakat, supaja dari masjarakat sendiri ada du
kungan jang aktip mendorong terdjadinja pembangunan semesta be
rentjana, agar dalam Rentjana I tertjapai sandang pangan jang mentju
kupi bagi seluruh rakjat.
Dalam membitjarakan soal tersebut diatas, dengan sendirinja harus di
tjari hal2 jang termasuk tugas routine jang biasa dari Kabinet Kerdja
dengan merintis djalan baru jang berbeda prinsipil dengan apa2 jang
dilaksanakan sekarang.
Pertama jang penting sekali ialah meretool djiwa dan semangat orang2
jang mendjadi pemimpin sekarang dan jang mendjadi kader, jakni me
ngadakan persediaan pemimpin pembangunan semesta.
Maka pembaharuan djiwa dan semangat itu haruslah dimulai disegala
lapangan dan jang pertama ditindjau ialah lapangan universitas, sekolah
rakjat, sekolah menengah, kemudian lapangan penerangan dan penge
rahan tenaga rakjat disertai dengan andjuran jang mengenai hal2 jang
bersangkutpaut dengan pokok2 atjara tersebut, mengenai fungsi per
gerakan hidup baru, dan sebagainja. Disini dititikberatkan penjelidikan
dan pandangan pada bidang persiapan masjarakat untuk ikut serta aktip
dan sedar, melaksanakan pola pembangunan semesta berentjana. Wa
laupun tidak diperhitungkan biaja dari apa jang diusulkan untuk dima
sukkan kedalam pola pembangunan keseluruhannja, akan tetapi semua
nja itu dibatasi hingga tidak begitu memberatkan pada keuangan negara,
dengan lain perkataan, pada umumnja projek itu dapat dilaksanakan
dengan tenagatenaga jang ada sekarang.
§ 711. Usaha Dilapangan Pendidikan Tinggi :
a.
b.
Supaja dikuatkan dan diwadjibkan untuk segala Universitas di
Indonesia „studi terpimpin”,
Hendaknja segera didjalankan pula "Studium Generale" jang meliputi
penerangan/kuliah' tentang :
1.. Demokrasi Terpintpin
2.
Seal kembali ke Undangundang Dasar '45.
3.
Pengertian Pantja Sila.
4.
Masjarakat Soslalis a la Indonesia.
748
Agar diseluruh Indonesia pelaksanaan Studium Generale
tersebut dapat berdjalan sebaikbaiknja, maka kepada Departemen
P. P. dan K. diusulkan untuk membentuk selekas mungkin sebuah
Panitia Ahli jang ditugaskan untuk menjusun pedoman resmi me
ngenai pelaksanaan Studium Generale tersebut.
Tiap universitas harus mempunjai 4 tugas jang pokok :
1. tugas mengadjar (onderwijzende taak).
2. tugas ilmijah (wetenschappelijke taak).
Berhubung dengan perkembangan masjarakat jang
modern haruslah Universitas, memperoleh 2 tugas
baru, ialah
3. tugas kemasjarakatan (sociale taak).
4. tugas mendidik (opvoedende taak).
Apabila dahulu Universitas2 lebih banjak mementingkan
pemberian pengadjaran dan penjelidikan2 ilmijah "terwille van de
wetenschap zelve", maka masjarakat modern menuntut pada
Universitas2 tersebut untuk menjadari tugas kebudajaannja, agar
bisa menghasilkan sardjana2 jang bukan sadja ahli dalam lapangan
ilmijah masing2, tetapi djuga dapat mengabdikan keahliannja dan
kepandaiannja kepada Nusa dan Bangsanja.
Tugas mendidik ( opvoedende taak ) dari Universitas mempunjai
dua segi, ialah': tugas individuil (ethische vorming) dan tugas ke
budajaan. Dalam hal tugas kebudajaan ini dapat diketengahkan
buku jang ditulis Ortega Y Gasset, ahli filsafat jang tersohor dari
Spanjol : "Mission of the University", 1930, jang menekankan pen
tingnja para sardjana mengetahui "de geest des tijds" dan kebu
dajaan modern, jang sesungguhnja bersandarkan filsafah, ilmu
alam, sedjarah, biologi dan sociologi.
Studium Generale itu adalah tuntutan minimum jang harus diker
djakan didalam rangka tugas kemasjarakatan dan tugas mendidik
dari universitas.
Perlu dikemukakan perbedaan antara Studium Generale dan "cen
trale interfaculteit".
Pada "centrale interfaculteit" segenap mahasiswa dari seluruh fa
kultasfakultas jang termasuk Pula dalam suatu Universitas diwa
djibkan ntengikuti kuliah2 dalam mata peladjaran2 gang chusus,
misainja : filsafat. Tudjuannja ialah, agar para mahasiswa disam
ping memperoleh kunde djuga memperoleh wijsheid disamping
orang spesialis jang baik, dapat pula mendjadi seorang manusia
jang baik, berwatak pula dan mempunjai kepribadian Indonesia.
Studium Generale tidak mewadjibkan semua mahasiswa dari segala
fakultas mengikutinja, sedang centrale interfaculteit mewadjibkan
hal tersebut. Jang tersebut terakhir ini sulit dilaksanakan di Indo
nesia antara lain karena hal tersebut akan memperlambat studi pada
mahasiswa untuk ± 1 tahun dan djuga karena tidak adanja ruangan
jang tjukup luas jang dapat menampung auditorium jang demikian
besar.
749
c.
Pada Universitas Indonesia tidak diberikan Studium Generale, akan
tetapi kepada fakultas hukum diberikan tugas :
Dalam tahun I memberikan kuliah mengenai Demokrasi Terpimpin.
Dalam tahun II memberikan kuliah mengenai soal kembali ke Un
dangundang Dasar 1945.
Dalam tahun terachir memberikan kuliah mengenai Pantja Sila se
bagai persoalan dari Filsafat hukum.
Kepada fakultas Ekonomi diberikan tugas untuk memberikan kuliah
dalam Ekonomi Terpimpin.
Dalam rangka perkembangan tugas universitas seperti diuraikan
diatas, dapat dikemukakan didirikannja Volkshogescholen, jang
merupakan perguruan2 jang bertudjuan mempertinggi taraf penge
tahuan rakjat dengan djalan memberikan peladjaran 2 diwaktu ma
lam pada kaum buruh dan pegawai serta orang e lain jang berminat
untuk menambah pengetahuannja. Penjelenggaraan Perguruan Ting
gi Rakjat tadi dapat didjalankan dengan mempergunakan sistim
"University extension" jang telah dilakukan di Inggeris.
"Universityextension" berarti bahwa Universitas setjara populair
akan tetapi masih bersandarkan ilmu pengetahuan memberikan
peladjaran kepada chalajak ramai.
Didalam rangka perguruan tinggi rakjat "Universityextension" ber
arti mewadjibkan para pengadjar, terutama para asisten, membe
rikan kuliah pada pihak jang telah memasuki perguruan tinggi
rakjat.
§ 712. Usaha dilapangan pendidikan menengah dan pendidikan dasar :
Harus diutamakan pendidikan kewarganegaraan (staatsburgerkunde,
civics) jang perlu didjalankan dengan sungguh 2 dan dalam pada itu
kepada muridmurid hendaknja diberi pengertian tentang ideologi negara
Pantjasila, dan ditanamkan kesedaran jang lima: (lihat Manifesto
Politik Republik Indonesia 1959) :
a.
Kesadaran nasional
b.
„ bernegara
c.
„ berpemeri,ntahan
d.
„ berangkatan perang
e.
„ sosial
Berhubung dengan itu dirasa perlu untuk menindjau kembali dan me
njesuaikan dengan usaha tersebut diatas segala alat2 sekolah, termasuk
buku2 peladjaran serta gambar2, agar dapat mentjerminkan Pantjasila dan
menggambarkan pelaksanaan Demokrasi Terpimpin. Anak 2 nmrid sekolah
menengah harus sudah mengetahui pentingnja Pembangunan Semesta
Berentjana. Kerdja Bakti hendaknja diwadjibkan disekolah Rakjat dan
Sekolah Menengah, tetapi hal itu harus dilaksanakan dengan bidjaksana,
djangan sampai kerdja bakti ,tadi merosot djadi "kinder arbeid" jang
terlarang.
750
Rentjana peladjaran harus disusun demikian rupa hingga pendidikan
PantjaSila dapat mendjiwai seluruh pengadjaran rendah dan menengah
dan semangat kemasjarakatan dapat terpupuk.
Sebagaii pelaksanaan tennis daripada tjita2 tersebut diatas dapat dian
djurkan agar Pantjasila sebagai ideologi negara dan lima kesadaran
tersebut diatas, dimasukkan dalam mata peladjaran ilmu bumi, sedjarah
dan membatja.
§ 713. Usaha dilapangan penerangan:
a.
b.
c.
Penerangan seluruhnja harus dapat didjadikan alat terpenting untuk
mempropagandakan pembangunan semesta.
Disini propaganda harus diartikan dalam makna memberikan pene
rangan positip jang mendoreng aktivitet massa berdasarkan kebe
naran dan tidak membohong rakjat seperti jang adakalanja dila
kukan oleh negara diktatorial dalam mendjalankan indoktrinasinja.
Diandjurkan supaja diadakan Panitia Resmi untuk membahas de
mokrasi terpimpin sedalamdalamnja dan seluasluasnja berdasar
kan Manifesto Politik, jang djuga menundjukkan kemungkinan 2
pemakaian bahanbahan tertentu untuk didjadikan bahan 2 jang
tepat dalam melantjarkan penerangan positip kedjurusan
mempersiapkan massa mendukung idee pembangunan semesta
berentjana itu.
Selandjutnja diandjurkan supaja Undang2 pers diadakan tapi dengan
sjarat bahwa undangundang pers jang telah ada dalam persiapan
Menteri Muda Penerangan, disesuaikan dengan djiwa dan semangat
Manifesto Politik, berhubung dengan pelaksanaan Demokrasi Ter
pimpin dalam rangka kembali ke Undangundang Dasar 1945.
Dalam status pers seperti sekarang ini tidak perlu diadakan
pero bahan kearah menegarakan segalagalanja, asal sadja dapat
diusa hakan, supaja pers membawa setjara positip idee
pembangunan semesta dalam „pers terbimbing
Penerangan haruslah mendjadi djalan terpenting untuk mempropa
gandakan pembangunan semesta. Sebagai dikatakan diatas adalah
merupakan suatu persoalan jang pokok, m.engenai pengertian jang
diberikan kepada istilah „propaganda” than „penerangan” itu.
Menurut wawantjara jang diberikan oleh Menteri Muda Penerangan
Maladi beberapa waktu jang lalu, fihak pemerintah menafsirkan
propaganda/penerangan itu sebagai "indoktrinasi" tetapi dengan
demikian timbul pertanjaan apakah arti "indoktrinasi" itu, apakah
jang dimaksudkan dengan istilah itu.
Disamping istilah "indoktrinasi" dapat diketengahkan istilah
"guidance" (jang dipakai di Mesir). Apabila didjelaskan bahwa
maksud pemerintah ialah memberikan penerangan dalam arti pro
paganda jang ditudjukan kepada rakjat agar mereka lebih mengerti
makna dan tudjuan Demokrasi Terpimpin, Pembangunan Semesta
Berentjana, Ekonomi Terpimpin dan sebagainja, maka masih dapat
dikemukakan persoalan2 sekitar alat2 komunikasi jang diperguha
kan/dikerahkan untuk itu.
751
Dipersoalkan bagaimanakah: kedudukan pers nasional dalam rangka
penerangan jang dimaksudkan itu ? Apabila semua somber berita
(persbiropersbiro dan sebagainja) dikuasai oleh Pemerintah dalam
rangka pemberian "guidance" atau pelaksanaan "indoktrinasi" da
lam propaganda/penerangan, jang berwudjud keharusan bagi pers
untuk tidak memberikan komentar2 atas segala pengumuman serta
berita jang diberikan/disiarkan oleh instansi resmi jang berwewe
nang untuk itu, maka hal itu pada hakekatnja akan berupa pem
batasan kemerdekaan pers jang agak djauh.
Status pers jang dimaksud oleh sistim sosialisme 'a la Indonesia
tidak mungkin sama seperti di Rusia, R.R.T. atau Negara Kominis
lainnja, tapi pun tidak mungkin sama seperti di Amerika Serikat,
dimana liberialisme bersimaharadjalela.
Pers sosialis a la Indonesia diharap meneruskan fungsinja dalam
status seperti sekarang ini dengan memperhatikan dasar 2 jang ter
maktub dalam Manifesto Politik, jang berarti djuga umpamanja
melarang pembatjaan2 jang bertentangan dengan kesusilaan dan
kepribadian Indonesia, demikian djuga iklan2 harus diawasi semua
nja itu harus diatur dalam Undang2 pers.
Sebagai konsekwensi daripada itu, Undang2 Pers tentu memerlukah
penindjauan kembali dengan pedoman bahwa fungsi pers harus di
sesuaikan dengan pelaksanaan Demokrasi Terpimpin dalam rangka
kembali ke Undang2 Dasar 1945. Dalam hubungan ini haruslah
diinsjafi, bahwa kemerdekaan pers dalam alam Demokrasi Terpim
pin, seperti telah djuga dikemukakan oleh Presiden Sukarno, harus
mengenal batas2, ialah antara lain batas2 kepentingan dan kesela
matan Negara, sehingga pers sebagai massmedia dapat menge
rahkan pendapat umum (public opinion) kearah pengerahan potensi
nasional guna kepentingan Pembangunan Semesta Berentjana.
Teristimewa radio sebagai alat masscommunication jang pada
dewasa ini sudah memperoleh peranan jang demikian luas dika
langan rakjat djelata kita sebagai pembentuk public opinion harus
dipergunakan sebaikbaiknja. Pengertian psychologis jang men
dalam dibutuhkan untuk dapat menggerakkan seluruh masjarakat
untuk ikut serta dalam pembangunan.
Untuk itu djuga berita2, siaran2 serta tulisan2 lainnja jang bersifat
negatip dan tidak bernilai kebudajaan perk' ditjegah oleh para
wartawan karena hal2 tersebut merupakan penghalang2 besar bagi
retoolingmental. Pers dan penerbitan2 lain harus mementingkan
fungsi kulturilnja. Larangan penerbitan madjalah2 dan gambar2 jang
merusak achlak harus diperkeras.
Pers terpimpin (geleide pers) dapat dirumuskan sebagai pers jang
bekerdja untuk kepentingan Nusa dan Bangsa. Sesuai dengan taf
siran pengertian Demokrasi Terpimpin sebagai suatu bentuk de
mokrasi, maka hake demokrasi dari rakjat (hak untuk mengeluar
kan pendapat, hak berkumpul, berapat dan berserikat, jang terdapat
dalam undang2 Dasar, pasal 28) perlu mendapat djaminan ; ber
hubung dengan itu Undang2 Pers dalam suasana Demokrasi Ter
pimpin harus mentjerminkan hal tersebut, tetapi tetap dalam batas 2
jang tidak memungkinkan timbulnja kembali liberalisme.
752
d.
e.
f.
Sedjadjar dengan pentingnja penerangan/propaganda dalam rangka
Pembangunan Semesta Berentjana, maka alat 2 komunikasi lainnja
seperti radio, sandiwara, penerbitan buku2 dan sebagainja mem
peroleh peranan jang lebih panting pula. Alat2 komunikasi perlu
dikoordineer penggunaannja untuk dapat dipergunakan seefektip
efektipnja guna menjadarkan rakjat, sehingga dengan demikian alat 2
tersebut mendjalankan peranan jang positip dalam usaha pembang
unan. Djuga rombongan2 kesenian (misalnja ketoprak, wajang orang,
sandiwara, ludruk dan lain2nja) perlu di!beri kesempatan dan bim
bingan agar mereka disamping dapat memberikan rekreasi jang
sehat dan berguna kepada rakjat, djuga dapat mendjundjung tinggi
nilai2 kebudajaan nasional.
Dalam hubungan penerangan keseluruhannja perlu didirikan dju
rusan publisistik pada salah satu fakultas atau fakultas Publisistik
jang bertugas mendidik para wartawan untuk memberikan kepada
mereka suatu dasar ilmiah bagi pekerdjaan kewartawanan dan
untuk sekaligus melaksanakan retooling mental dikalangan golongan
wartawan, sehingga para pemimpin partai dengan mendasarkan
diri atas itu dapat memberi sumbangan jang positip dalam usaha
pembangunan, djuga untuk menundjukkan bahwa ilmu politik me
rupakan ilmu jang mempunjai sendisendinja sendiri.
Alatalat komunikasi dalam usaha Pembangunan Semesta Beren
tjana dapat banjak memberi sumbangannja djika Rukun Tetangga
didesadesa dan Rukun Kampung dikotakota dihidupkan kembali.
§ 714.
a
b.
Pengerahan tenaga rakjat, golongan tungsionil dan
masjarakat desa :
Agar pengerahan tenaga rakjat dapat berhasil dengan memuaskan,
maka pertamatama harus ditanamkan keinsjafan/kesadaran jang
mendalam dikalangan masjarakat mengenai pantingnja Pembang
unan Semesta — Berentjana.
Dapat diusulkan pembentukan Brigade 2 Pembangunan dibawah
pimpinan Front Nasianal dan suatu Gerakan Pionir jang anggota
anggotanja terdiri anakanak dart umur 6 — 14 tahun. Anak 2 pada
umum.nja harus disiapkan untuk mendjadi warganegara jang me
ngenal kewadjibannja dan tidak berdjiwa liberal. Untuk itu harus
ditanamkan lima kesadaran jang dikemukakan dalam Manifesto
Politik dan didjalankan Gerakan Hidup Baru jang haws segera
dimulai pada anakanak sekolah.
Dalam pengerahan tenaga rakjat haruslah dipakai sebagai asas
bahwa rakjat harus dengan sukarela ikut serta membaktikan tena
ganja terdorong oleh keinsjafan akan tudjuan pembangunan dan
hasrat ikut membangun ; agar asas itu dapat benar 2 berlaku, maka
projek jang dibangun dengan pengerahan tenaga rakjat pertama 2
haruslah merupakan projek2 jang langsu,ng bermaksud untuk dan
dapat mempertinggi tingkat hidup rakjat.
753
c.
Berhubung dengan apa jang diuraikan diatas, maka pengerahan
tenaga rakjat didesadesa dapat didjalankan setjara gotongrojong
oleh karena dilingkungan desadesa masih terdapat solidarisme jang
tebal. Akan tetapi apabila pengerahan tenaga rakjat didesa dila
kukan untuk pembangunan didaerahdaerah diluar desa untuk pem
bangunan objek2 jang besar dichawatirkan bahwa dengan berku
rangnja solidarisme dan timbulnja individualisme. dikalangan rakjat
desa dikerahkan itu, akan timbul kehilangan semangat kerdja dan
gedjalagedjala lain jang menghambat pelaksanaan pembangunan.
Halhal jang demikian perlu disadari, sacs dan lain karena sudah
pernah terbukti di India, dimana rakjat 2 desa dikumpulkan dalam
kampkamp pembangunan projek jang besar. Untuk mentjegah hal 2
jang tidak diingini persiapan mental dikalangan tenaga jang hendak
dikerahkan itu perlu dilakukan.
Dalam pengerahan tenaga rakjat desa prinsip balasdjasa dapat
dipakai. Pada asasnja terdapat 3 djalan/kemungkinan untuk me
ngerahkan tenaga rakjat desa ialah :
(1)
d.
e.
f.
dengan djalan mengadakan contra post untuk ma
sjarakat desa jang telah memberikan prestasi dalam
pelaksanaan sebuah projek pembangunan (missal
nja dalam bentuk lumbungdesa)
(2)
dengan memberikan contra prestasi pada masjara
kat/orang desa jang telah menjumbangkan tenaga
dalam rangka pengerahan tenaga rakjat.
(3)
dengan djalan gotong rojong.
Untuk menstimulir kegiatan desa dalam rangka pengerahan tenaga
dapat diadakan kompetisi2 misalnja dalam penggarapan sawah dan
sebagainja.
Untuk berhasilnia Rentjana I ini sudah mendjadi keharusan untuk
mengerahkan potensi dari seluruh golongan masjarakat, termasuk
golongangolongan fungsionil, buruh, pengusaha nasional dan se
bagainja, sesuai dengan fungsi dan lapangannja masingmasing di
bawah Pimpinan sebuah Front Nasional.
Perlu djuga dikemukakan bahwa pengerahan tenaga rakjat menge
nai pula para pemuda jang tidak tentu pekerdiaannja atau tidak
mempunjai pekerdjaan : bagi mereka harus didjalankan wadjib
kerdja.
§ 715. Gerakan hidup baru:
a. Gerakan hidup bars jang untuk perthma kali ditjetuskan oleh
Presiden Sukarno dalam pidatonja pada hari ulang tahun Prokla
masi Kemerdekaan ke XIII 1781945. jang diberikan nama
754
„Suatu Tahun Ketentuan” merupakan usaha mempersiapkan rakjat
mental dan physik untuk ikut serta melantjarkan Pembangunan
Semesta Berentjana pads asasnja harus diandiurkan terus menerus
dan peneranganpenerangan jang diberikan untuk itu harus.diberi
kan dengan tjara jang effektip dan praktis iberdasarkan keahlian dan
ilmiah.
Para pentimpin 1iendaknja ntemberikan tiontoh pada rakjat djelata
dengan hidup setjara tidak berlebihlebihan, patuh pada pimpinan
,negara, mengutamakan dasar pengabdian dan kedjudjuran, hingga
kepertjajaan rakjat terhadap para pemimpinnja dapat pulih kembali.
Gerakan hidup ibaru terutama bertudjuan suatu retoolingmental.
b. Mengingat peranan jang dapat dipegang oleh Rukun2 Tetangga dan
755Rukunrukun Kampung dalam menggerakkan Hidup Baru, maka
Rukunrukun Tetangga dan Rukunrukun Kampung itu petit'
digiatkan kembali dan diorganisir, untuk selandjutnja bisa men
djalankan fungsi sebagai kesatuan jang berazaskan gotongrojong
dan sebagai saluran jang effektip dalam pengerahan tenaga rakjat.
§ 716. Penabungan
Berhubung dengan Amanat Presiden tentang Pembangunan Semesta
Berentiana jang menguraikan tjaratjara menaikkan „national saving”
maka untuk memperbesar „national invesment” perlu ditanamkan ke
sadaran dan dipupuk kegemaran untuk menabung.
Usaha kearah ini harus sudah dimuiai pada anakanak murid Sekolah
Rakjat, serta selandjutnja para murid Sekolah Menengah.
§ 717. Kooperasi
Dalam rangka persiapan rakjat dan pengarahan tenaga rakjat perlu
dikemukakan arti jang penting dari kooperasi.
MEMPERSEMBAHKAN MASJARAKAT UNTUK
PEMBANGUNAN NASIONAL SEMESTA BE
RENTJANA, SOAL PENGERAHAN TENAGA
RAKJAT, GOLONGAN FUNGSIONIL DAN
MASJARAKAT DESA BERHUBUNG DENGAN
PEMBANGUNAN SERTA USAHA2 PERSIAPAN
MENTAL LAINNJA
§ 710. Pendahuluan
Dalam Bab ini ditjoba untuk tjara bagaimana dengan idee bait dapat
digerakkan seluruh masjarakat, supaja dari masjarakat sendiri ada du
kungan jang aktip mendorong terdjadinja pembangunan semesta be
rentjana, agar dalam Rentjana I tertjapai sandang pangan jang mentju
kupi bagi seluruh rakjat.
Dalam membitjarakan soal tersebut diatas, dengan sendirinja harus di
tjari hal2 jang termasuk tugas routine jang biasa dari Kabinet Kerdja
dengan merintis djalan baru jang berbeda prinsipil dengan apa2 jang
dilaksanakan sekarang.
Pertama jang penting sekali ialah meretool djiwa dan semangat orang2
jang mendjadi pemimpin sekarang dan jang mendjadi kader, jakni me
ngadakan persediaan pemimpin pembangunan semesta.
Maka pembaharuan djiwa dan semangat itu haruslah dimulai disegala
lapangan dan jang pertama ditindjau ialah lapangan universitas, sekolah
rakjat, sekolah menengah, kemudian lapangan penerangan dan penge
rahan tenaga rakjat disertai dengan andjuran jang mengenai hal2 jang
bersangkutpaut dengan pokok2 atjara tersebut, mengenai fungsi per
gerakan hidup baru, dan sebagainja. Disini dititikberatkan penjelidikan
dan pandangan pada bidang persiapan masjarakat untuk ikut serta aktip
dan sedar, melaksanakan pola pembangunan semesta berentjana. Wa
laupun tidak diperhitungkan biaja dari apa jang diusulkan untuk dima
sukkan kedalam pola pembangunan keseluruhannja, akan tetapi semua
nja itu dibatasi hingga tidak begitu memberatkan pada keuangan negara,
dengan lain perkataan, pada umumnja projek itu dapat dilaksanakan
dengan tenagatenaga jang ada sekarang.
§ 711. Usaha Dilapangan Pendidikan Tinggi :
a.
b.
Supaja dikuatkan dan diwadjibkan untuk segala Universitas di
Indonesia „studi terpimpin”,
Hendaknja segera didjalankan pula "Studium Generale" jang meliputi
penerangan/kuliah' tentang :
1.. Demokrasi Terpintpin
2.
Seal kembali ke Undangundang Dasar '45.
3.
Pengertian Pantja Sila.
4.
Masjarakat Soslalis a la Indonesia.
748
Agar diseluruh Indonesia pelaksanaan Studium Generale
tersebut dapat berdjalan sebaikbaiknja, maka kepada Departemen
P. P. dan K. diusulkan untuk membentuk selekas mungkin sebuah
Panitia Ahli jang ditugaskan untuk menjusun pedoman resmi me
ngenai pelaksanaan Studium Generale tersebut.
Tiap universitas harus mempunjai 4 tugas jang pokok :
1. tugas mengadjar (onderwijzende taak).
2. tugas ilmijah (wetenschappelijke taak).
Berhubung dengan perkembangan masjarakat jang
modern haruslah Universitas, memperoleh 2 tugas
baru, ialah
3. tugas kemasjarakatan (sociale taak).
4. tugas mendidik (opvoedende taak).
Apabila dahulu Universitas2 lebih banjak mementingkan
pemberian pengadjaran dan penjelidikan2 ilmijah "terwille van de
wetenschap zelve", maka masjarakat modern menuntut pada
Universitas2 tersebut untuk menjadari tugas kebudajaannja, agar
bisa menghasilkan sardjana2 jang bukan sadja ahli dalam lapangan
ilmijah masing2, tetapi djuga dapat mengabdikan keahliannja dan
kepandaiannja kepada Nusa dan Bangsanja.
Tugas mendidik ( opvoedende taak ) dari Universitas mempunjai
dua segi, ialah': tugas individuil (ethische vorming) dan tugas ke
budajaan. Dalam hal tugas kebudajaan ini dapat diketengahkan
buku jang ditulis Ortega Y Gasset, ahli filsafat jang tersohor dari
Spanjol : "Mission of the University", 1930, jang menekankan pen
tingnja para sardjana mengetahui "de geest des tijds" dan kebu
dajaan modern, jang sesungguhnja bersandarkan filsafah, ilmu
alam, sedjarah, biologi dan sociologi.
Studium Generale itu adalah tuntutan minimum jang harus diker
djakan didalam rangka tugas kemasjarakatan dan tugas mendidik
dari universitas.
Perlu dikemukakan perbedaan antara Studium Generale dan "cen
trale interfaculteit".
Pada "centrale interfaculteit" segenap mahasiswa dari seluruh fa
kultasfakultas jang termasuk Pula dalam suatu Universitas diwa
djibkan ntengikuti kuliah2 dalam mata peladjaran2 gang chusus,
misainja : filsafat. Tudjuannja ialah, agar para mahasiswa disam
ping memperoleh kunde djuga memperoleh wijsheid disamping
orang spesialis jang baik, dapat pula mendjadi seorang manusia
jang baik, berwatak pula dan mempunjai kepribadian Indonesia.
Studium Generale tidak mewadjibkan semua mahasiswa dari segala
fakultas mengikutinja, sedang centrale interfaculteit mewadjibkan
hal tersebut. Jang tersebut terakhir ini sulit dilaksanakan di Indo
nesia antara lain karena hal tersebut akan memperlambat studi pada
mahasiswa untuk ± 1 tahun dan djuga karena tidak adanja ruangan
jang tjukup luas jang dapat menampung auditorium jang demikian
besar.
749
c.
Pada Universitas Indonesia tidak diberikan Studium Generale, akan
tetapi kepada fakultas hukum diberikan tugas :
Dalam tahun I memberikan kuliah mengenai Demokrasi Terpimpin.
Dalam tahun II memberikan kuliah mengenai soal kembali ke Un
dangundang Dasar 1945.
Dalam tahun terachir memberikan kuliah mengenai Pantja Sila se
bagai persoalan dari Filsafat hukum.
Kepada fakultas Ekonomi diberikan tugas untuk memberikan kuliah
dalam Ekonomi Terpimpin.
Dalam rangka perkembangan tugas universitas seperti diuraikan
diatas, dapat dikemukakan didirikannja Volkshogescholen, jang
merupakan perguruan2 jang bertudjuan mempertinggi taraf penge
tahuan rakjat dengan djalan memberikan peladjaran 2 diwaktu ma
lam pada kaum buruh dan pegawai serta orang e lain jang berminat
untuk menambah pengetahuannja. Penjelenggaraan Perguruan Ting
gi Rakjat tadi dapat didjalankan dengan mempergunakan sistim
"University extension" jang telah dilakukan di Inggeris.
"Universityextension" berarti bahwa Universitas setjara populair
akan tetapi masih bersandarkan ilmu pengetahuan memberikan
peladjaran kepada chalajak ramai.
Didalam rangka perguruan tinggi rakjat "Universityextension" ber
arti mewadjibkan para pengadjar, terutama para asisten, membe
rikan kuliah pada pihak jang telah memasuki perguruan tinggi
rakjat.
§ 712. Usaha dilapangan pendidikan menengah dan pendidikan dasar :
Harus diutamakan pendidikan kewarganegaraan (staatsburgerkunde,
civics) jang perlu didjalankan dengan sungguh 2 dan dalam pada itu
kepada muridmurid hendaknja diberi pengertian tentang ideologi negara
Pantjasila, dan ditanamkan kesedaran jang lima: (lihat Manifesto
Politik Republik Indonesia 1959) :
a.
Kesadaran nasional
b.
„ bernegara
c.
„ berpemeri,ntahan
d.
„ berangkatan perang
e.
„ sosial
Berhubung dengan itu dirasa perlu untuk menindjau kembali dan me
njesuaikan dengan usaha tersebut diatas segala alat2 sekolah, termasuk
buku2 peladjaran serta gambar2, agar dapat mentjerminkan Pantjasila dan
menggambarkan pelaksanaan Demokrasi Terpimpin. Anak 2 nmrid sekolah
menengah harus sudah mengetahui pentingnja Pembangunan Semesta
Berentjana. Kerdja Bakti hendaknja diwadjibkan disekolah Rakjat dan
Sekolah Menengah, tetapi hal itu harus dilaksanakan dengan bidjaksana,
djangan sampai kerdja bakti ,tadi merosot djadi "kinder arbeid" jang
terlarang.
750
Rentjana peladjaran harus disusun demikian rupa hingga pendidikan
PantjaSila dapat mendjiwai seluruh pengadjaran rendah dan menengah
dan semangat kemasjarakatan dapat terpupuk.
Sebagaii pelaksanaan tennis daripada tjita2 tersebut diatas dapat dian
djurkan agar Pantjasila sebagai ideologi negara dan lima kesadaran
tersebut diatas, dimasukkan dalam mata peladjaran ilmu bumi, sedjarah
dan membatja.
§ 713. Usaha dilapangan penerangan:
a.
b.
c.
Penerangan seluruhnja harus dapat didjadikan alat terpenting untuk
mempropagandakan pembangunan semesta.
Disini propaganda harus diartikan dalam makna memberikan pene
rangan positip jang mendoreng aktivitet massa berdasarkan kebe
naran dan tidak membohong rakjat seperti jang adakalanja dila
kukan oleh negara diktatorial dalam mendjalankan indoktrinasinja.
Diandjurkan supaja diadakan Panitia Resmi untuk membahas de
mokrasi terpimpin sedalamdalamnja dan seluasluasnja berdasar
kan Manifesto Politik, jang djuga menundjukkan kemungkinan 2
pemakaian bahanbahan tertentu untuk didjadikan bahan 2 jang
tepat dalam melantjarkan penerangan positip kedjurusan
mempersiapkan massa mendukung idee pembangunan semesta
berentjana itu.
Selandjutnja diandjurkan supaja Undang2 pers diadakan tapi dengan
sjarat bahwa undangundang pers jang telah ada dalam persiapan
Menteri Muda Penerangan, disesuaikan dengan djiwa dan semangat
Manifesto Politik, berhubung dengan pelaksanaan Demokrasi Ter
pimpin dalam rangka kembali ke Undangundang Dasar 1945.
Dalam status pers seperti sekarang ini tidak perlu diadakan
pero bahan kearah menegarakan segalagalanja, asal sadja dapat
diusa hakan, supaja pers membawa setjara positip idee
pembangunan semesta dalam „pers terbimbing
Penerangan haruslah mendjadi djalan terpenting untuk mempropa
gandakan pembangunan semesta. Sebagai dikatakan diatas adalah
merupakan suatu persoalan jang pokok, m.engenai pengertian jang
diberikan kepada istilah „propaganda” than „penerangan” itu.
Menurut wawantjara jang diberikan oleh Menteri Muda Penerangan
Maladi beberapa waktu jang lalu, fihak pemerintah menafsirkan
propaganda/penerangan itu sebagai "indoktrinasi" tetapi dengan
demikian timbul pertanjaan apakah arti "indoktrinasi" itu, apakah
jang dimaksudkan dengan istilah itu.
Disamping istilah "indoktrinasi" dapat diketengahkan istilah
"guidance" (jang dipakai di Mesir). Apabila didjelaskan bahwa
maksud pemerintah ialah memberikan penerangan dalam arti pro
paganda jang ditudjukan kepada rakjat agar mereka lebih mengerti
makna dan tudjuan Demokrasi Terpimpin, Pembangunan Semesta
Berentjana, Ekonomi Terpimpin dan sebagainja, maka masih dapat
dikemukakan persoalan2 sekitar alat2 komunikasi jang diperguha
kan/dikerahkan untuk itu.
751
Dipersoalkan bagaimanakah: kedudukan pers nasional dalam rangka
penerangan jang dimaksudkan itu ? Apabila semua somber berita
(persbiropersbiro dan sebagainja) dikuasai oleh Pemerintah dalam
rangka pemberian "guidance" atau pelaksanaan "indoktrinasi" da
lam propaganda/penerangan, jang berwudjud keharusan bagi pers
untuk tidak memberikan komentar2 atas segala pengumuman serta
berita jang diberikan/disiarkan oleh instansi resmi jang berwewe
nang untuk itu, maka hal itu pada hakekatnja akan berupa pem
batasan kemerdekaan pers jang agak djauh.
Status pers jang dimaksud oleh sistim sosialisme 'a la Indonesia
tidak mungkin sama seperti di Rusia, R.R.T. atau Negara Kominis
lainnja, tapi pun tidak mungkin sama seperti di Amerika Serikat,
dimana liberialisme bersimaharadjalela.
Pers sosialis a la Indonesia diharap meneruskan fungsinja dalam
status seperti sekarang ini dengan memperhatikan dasar 2 jang ter
maktub dalam Manifesto Politik, jang berarti djuga umpamanja
melarang pembatjaan2 jang bertentangan dengan kesusilaan dan
kepribadian Indonesia, demikian djuga iklan2 harus diawasi semua
nja itu harus diatur dalam Undang2 pers.
Sebagai konsekwensi daripada itu, Undang2 Pers tentu memerlukah
penindjauan kembali dengan pedoman bahwa fungsi pers harus di
sesuaikan dengan pelaksanaan Demokrasi Terpimpin dalam rangka
kembali ke Undang2 Dasar 1945. Dalam hubungan ini haruslah
diinsjafi, bahwa kemerdekaan pers dalam alam Demokrasi Terpim
pin, seperti telah djuga dikemukakan oleh Presiden Sukarno, harus
mengenal batas2, ialah antara lain batas2 kepentingan dan kesela
matan Negara, sehingga pers sebagai massmedia dapat menge
rahkan pendapat umum (public opinion) kearah pengerahan potensi
nasional guna kepentingan Pembangunan Semesta Berentjana.
Teristimewa radio sebagai alat masscommunication jang pada
dewasa ini sudah memperoleh peranan jang demikian luas dika
langan rakjat djelata kita sebagai pembentuk public opinion harus
dipergunakan sebaikbaiknja. Pengertian psychologis jang men
dalam dibutuhkan untuk dapat menggerakkan seluruh masjarakat
untuk ikut serta dalam pembangunan.
Untuk itu djuga berita2, siaran2 serta tulisan2 lainnja jang bersifat
negatip dan tidak bernilai kebudajaan perk' ditjegah oleh para
wartawan karena hal2 tersebut merupakan penghalang2 besar bagi
retoolingmental. Pers dan penerbitan2 lain harus mementingkan
fungsi kulturilnja. Larangan penerbitan madjalah2 dan gambar2 jang
merusak achlak harus diperkeras.
Pers terpimpin (geleide pers) dapat dirumuskan sebagai pers jang
bekerdja untuk kepentingan Nusa dan Bangsa. Sesuai dengan taf
siran pengertian Demokrasi Terpimpin sebagai suatu bentuk de
mokrasi, maka hake demokrasi dari rakjat (hak untuk mengeluar
kan pendapat, hak berkumpul, berapat dan berserikat, jang terdapat
dalam undang2 Dasar, pasal 28) perlu mendapat djaminan ; ber
hubung dengan itu Undang2 Pers dalam suasana Demokrasi Ter
pimpin harus mentjerminkan hal tersebut, tetapi tetap dalam batas 2
jang tidak memungkinkan timbulnja kembali liberalisme.
752
d.
e.
f.
Sedjadjar dengan pentingnja penerangan/propaganda dalam rangka
Pembangunan Semesta Berentjana, maka alat 2 komunikasi lainnja
seperti radio, sandiwara, penerbitan buku2 dan sebagainja mem
peroleh peranan jang lebih panting pula. Alat2 komunikasi perlu
dikoordineer penggunaannja untuk dapat dipergunakan seefektip
efektipnja guna menjadarkan rakjat, sehingga dengan demikian alat 2
tersebut mendjalankan peranan jang positip dalam usaha pembang
unan. Djuga rombongan2 kesenian (misalnja ketoprak, wajang orang,
sandiwara, ludruk dan lain2nja) perlu di!beri kesempatan dan bim
bingan agar mereka disamping dapat memberikan rekreasi jang
sehat dan berguna kepada rakjat, djuga dapat mendjundjung tinggi
nilai2 kebudajaan nasional.
Dalam hubungan penerangan keseluruhannja perlu didirikan dju
rusan publisistik pada salah satu fakultas atau fakultas Publisistik
jang bertugas mendidik para wartawan untuk memberikan kepada
mereka suatu dasar ilmiah bagi pekerdjaan kewartawanan dan
untuk sekaligus melaksanakan retooling mental dikalangan golongan
wartawan, sehingga para pemimpin partai dengan mendasarkan
diri atas itu dapat memberi sumbangan jang positip dalam usaha
pembangunan, djuga untuk menundjukkan bahwa ilmu politik me
rupakan ilmu jang mempunjai sendisendinja sendiri.
Alatalat komunikasi dalam usaha Pembangunan Semesta Beren
tjana dapat banjak memberi sumbangannja djika Rukun Tetangga
didesadesa dan Rukun Kampung dikotakota dihidupkan kembali.
§ 714.
a
b.
Pengerahan tenaga rakjat, golongan tungsionil dan
masjarakat desa :
Agar pengerahan tenaga rakjat dapat berhasil dengan memuaskan,
maka pertamatama harus ditanamkan keinsjafan/kesadaran jang
mendalam dikalangan masjarakat mengenai pantingnja Pembang
unan Semesta — Berentjana.
Dapat diusulkan pembentukan Brigade 2 Pembangunan dibawah
pimpinan Front Nasianal dan suatu Gerakan Pionir jang anggota
anggotanja terdiri anakanak dart umur 6 — 14 tahun. Anak 2 pada
umum.nja harus disiapkan untuk mendjadi warganegara jang me
ngenal kewadjibannja dan tidak berdjiwa liberal. Untuk itu harus
ditanamkan lima kesadaran jang dikemukakan dalam Manifesto
Politik dan didjalankan Gerakan Hidup Baru jang haws segera
dimulai pada anakanak sekolah.
Dalam pengerahan tenaga rakjat haruslah dipakai sebagai asas
bahwa rakjat harus dengan sukarela ikut serta membaktikan tena
ganja terdorong oleh keinsjafan akan tudjuan pembangunan dan
hasrat ikut membangun ; agar asas itu dapat benar 2 berlaku, maka
projek jang dibangun dengan pengerahan tenaga rakjat pertama 2
haruslah merupakan projek2 jang langsu,ng bermaksud untuk dan
dapat mempertinggi tingkat hidup rakjat.
753
c.
Berhubung dengan apa jang diuraikan diatas, maka pengerahan
tenaga rakjat didesadesa dapat didjalankan setjara gotongrojong
oleh karena dilingkungan desadesa masih terdapat solidarisme jang
tebal. Akan tetapi apabila pengerahan tenaga rakjat didesa dila
kukan untuk pembangunan didaerahdaerah diluar desa untuk pem
bangunan objek2 jang besar dichawatirkan bahwa dengan berku
rangnja solidarisme dan timbulnja individualisme. dikalangan rakjat
desa dikerahkan itu, akan timbul kehilangan semangat kerdja dan
gedjalagedjala lain jang menghambat pelaksanaan pembangunan.
Halhal jang demikian perlu disadari, sacs dan lain karena sudah
pernah terbukti di India, dimana rakjat 2 desa dikumpulkan dalam
kampkamp pembangunan projek jang besar. Untuk mentjegah hal 2
jang tidak diingini persiapan mental dikalangan tenaga jang hendak
dikerahkan itu perlu dilakukan.
Dalam pengerahan tenaga rakjat desa prinsip balasdjasa dapat
dipakai. Pada asasnja terdapat 3 djalan/kemungkinan untuk me
ngerahkan tenaga rakjat desa ialah :
(1)
d.
e.
f.
dengan djalan mengadakan contra post untuk ma
sjarakat desa jang telah memberikan prestasi dalam
pelaksanaan sebuah projek pembangunan (missal
nja dalam bentuk lumbungdesa)
(2)
dengan memberikan contra prestasi pada masjara
kat/orang desa jang telah menjumbangkan tenaga
dalam rangka pengerahan tenaga rakjat.
(3)
dengan djalan gotong rojong.
Untuk menstimulir kegiatan desa dalam rangka pengerahan tenaga
dapat diadakan kompetisi2 misalnja dalam penggarapan sawah dan
sebagainja.
Untuk berhasilnia Rentjana I ini sudah mendjadi keharusan untuk
mengerahkan potensi dari seluruh golongan masjarakat, termasuk
golongangolongan fungsionil, buruh, pengusaha nasional dan se
bagainja, sesuai dengan fungsi dan lapangannja masingmasing di
bawah Pimpinan sebuah Front Nasional.
Perlu djuga dikemukakan bahwa pengerahan tenaga rakjat menge
nai pula para pemuda jang tidak tentu pekerdiaannja atau tidak
mempunjai pekerdjaan : bagi mereka harus didjalankan wadjib
kerdja.
§ 715. Gerakan hidup baru:
a. Gerakan hidup bars jang untuk perthma kali ditjetuskan oleh
Presiden Sukarno dalam pidatonja pada hari ulang tahun Prokla
masi Kemerdekaan ke XIII 1781945. jang diberikan nama
754
„Suatu Tahun Ketentuan” merupakan usaha mempersiapkan rakjat
mental dan physik untuk ikut serta melantjarkan Pembangunan
Semesta Berentjana pads asasnja harus diandiurkan terus menerus
dan peneranganpenerangan jang diberikan untuk itu harus.diberi
kan dengan tjara jang effektip dan praktis iberdasarkan keahlian dan
ilmiah.
Para pentimpin 1iendaknja ntemberikan tiontoh pada rakjat djelata
dengan hidup setjara tidak berlebihlebihan, patuh pada pimpinan
,negara, mengutamakan dasar pengabdian dan kedjudjuran, hingga
kepertjajaan rakjat terhadap para pemimpinnja dapat pulih kembali.
Gerakan hidup ibaru terutama bertudjuan suatu retoolingmental.
b. Mengingat peranan jang dapat dipegang oleh Rukun2 Tetangga dan
755Rukunrukun Kampung dalam menggerakkan Hidup Baru, maka
Rukunrukun Tetangga dan Rukunrukun Kampung itu petit'
digiatkan kembali dan diorganisir, untuk selandjutnja bisa men
djalankan fungsi sebagai kesatuan jang berazaskan gotongrojong
dan sebagai saluran jang effektip dalam pengerahan tenaga rakjat.
§ 716. Penabungan
Berhubung dengan Amanat Presiden tentang Pembangunan Semesta
Berentiana jang menguraikan tjaratjara menaikkan „national saving”
maka untuk memperbesar „national invesment” perlu ditanamkan ke
sadaran dan dipupuk kegemaran untuk menabung.
Usaha kearah ini harus sudah dimuiai pada anakanak murid Sekolah
Rakjat, serta selandjutnja para murid Sekolah Menengah.
§ 717. Kooperasi
Dalam rangka persiapan rakjat dan pengarahan tenaga rakjat perlu
dikemukakan arti jang penting dari kooperasi.