Jilid-04 Depernas 24-Bab-60
BAB 60
PENGGUNAAN MANPOWER (EMPLOYMENT
DAN UNEMPLOYMENT). B E R H U B U N G
D E N G A N P E M B A N G U N A N
§ 727. Pendahuluan
Dengan "manpower" diartikan tenaga kerdja. Djumlah tenaga kerdja
ini,merupakan "labour force" jang dapat ditaksirkan sebagai „bagian
penduduk jang menjediakan tenaga kerdjanja untuk menghasilkan ba
rangbarang dan djasa 2, termasuk baik madjikan, orang jang bekerdja
untuk diri sendiri, dan anggota keluarga jang bekerdja tanpa bajaran
maupun pekerdja biasa, dan termasuk baik penganggur maupun jang
benar2 .bekerdja dalam djenis 2 pekerdjaan ini, pada waktu penghitungan
tjatjah djiwa dilakukan”. Hendaknja diketahui bahwa istilah "labour
force" ini berbeda dengan, arti jang terkandung dalam istilah "gainfully
occupied" jang menundjukkan setiap pekerdja jang memperoleh upah,
setjara langsung atau tidak langsung dengan tunai atau bentuk barang.
Untuk Indonesia nampaknja lebih praktis djika dipakai konsep "gainfully
occupied" karena kebanjakan orang memang tidak sama sekali mengang
gur, tetapi mempunjai pekerdjaan jang mendapatkan balas djasa, biar
pun sifat dan pekerdjaan itu sering „tidak penuh”, artinja orang itu
underemployed. Maka dalam istilah "gainfully occupied" itu termasuk
semua orang jang bekerdja hanja sebagian penuh.
Meskipun demikian, penting sekiranja djuga untuk tetap memakai per
kiraan mengenai "labour force" karena pengertian ini akan bertambah
pentingnja dalam sesuatu planning dan proses perkembangan ekonomi.
§ 728. Labour force di Indonesia :
Besar ketjilnja "Labour ' force" sesuatu negara ditentukan oleh djumlah
dan susunan umur dari penduduknja. Pada umumnja djumlah ini dapat
ditentukan dengan mengadakan suatu "manpower survey", hal mana
pada dewasa ini bagi kebanjakan "underdeveloped countries" belum atau
sukar dilaksanakan setjara seksama. Maka penentuan 2 jang ada biasa
nja hanja merupakan suatu perkiraan jang didasarkan atas suatu sam
pling dan bukan atas suatu census, penduduk. Dalam hat ini ILO mem
beri pedoman bahwa . pada umumnja "labour force" dinegaranegara di
South East Asia adalah sebesar ± 3 8 prosen daripada djumlah pendu
duknja. Dalam memperhatikan susunan umur penduduk Indonesia jang
normal, ini berarti bahwa pada tahun 1 9 5 9 Indonesia mempunjai suatu
labour force sebesar 3 5 djuta tenaga kerdja (40% dari 8 7 , 5 djuta)
Mengingat bahwa 7 0 — 7 5 prosen dari penduduk Indonesia hidup di
sektor agraria, maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa 70—75 prosen
dari labour force (ja'ni ± 2 5 djuta tenaga kerdja), djuga terdapat di
sektor agraria, perikanan dan kehutanan. Konsentrasi penduduk dan
tenaga kerdja disektor produksi pertanian dan masih terbelakangnja
struktur perekonomian Indonesia menjebabkan terdapatnja masalah pe
ngangguran dalam bentuk : (a) pengangguran musim (seasonal unem
ployment), (b) pengangguran siklis (cyclical unemployment) dan (c)
pengangguran strukturil jang tak kentara (disguised unenployment) dan
776
jang ,,terbuka”. Persoalan ini merupakan suatu tantangan bagi suatu
pembangunan ekonomi, karma masalah pengangguran ini akan mendja
di lebih buruk dengan adanja pertambahan penduduk tiap tahun djikalau
tidak dapat diimbangi dengan kesempatan kerdja baru (new employment
opportunities). Perlu ditjatat pula bahwa dengan berkurangnja djumlah
butahuruf dan tak seimbangnja pertambahan kesempatan kerdja dengan
pertambahan penduduk mendjadi persoalan pengangguran bertambah
mendjadi pelik. Adanja suatu golongan penganggur jang . dapat mem
batja dan menulis mempunjai sifat eksplosip, dan pengaruh ini lebih
mudah dapat membahajakan ketentraman masjarakat; meskipun tak da
pat disangkal bahwa bagi orang 2.jang sudah terdidik ini adalah lebih
mudah untuk menjesuaikan diri terhadap tugas dan kewadjiban sosial
jang baru.
§ 729. Manpower Survey dan perluasan kesempatan kerdja
Suatu penindjauan pembangunan ekonomi dari sudut perburuhan dan
penjelesaian masalah pengangguran menghendaki adanja suatu manpo
wer survey jang dapat mentjerminkan keadaan perburuhan baik setjara
kwalitatip maupun kwantitatip. Faktor 2 kwalitatip meliputi pendidikan,
skills, dan sebagainja, sedangkan faktor 2 kwantitatip memberi gambaran
mengenai banjaknja masing 2 golongan tenaga kerdja. Manpower survey
itu adalah penting untuk dapat mengetahui berapa banjak . penganggur
ada dalam masing 2 golongan jang harus ditampung dalam suatu djangka
waktu tertentu.
Masalah pengangguran tidak perlu diselesaikan dengan membuat ren
tjana tersendiri untuk menampung ketiga golongan unenployment (Se
asonal, cyclical dan structural); sebab sifat 2nja jang umum adalah sama.
Kesempatan kerdja jang baru dapat mengurangi setiap ketiga matjam
unemployment. Oleh karena itu jang penting adalah melaksanakan suatu
program investment jang akan membuka kesempatan kerdja. baru.
Perluasan kesempatan kerdja baru ini akan memberi harapan menjele
saikan persoalan..tenaga kerdja.
Pertama, Karelia banjak tenaga kerdja akan dapat dikerahkan dan ini
dapat berarti suatu pengurangan pengangguran, baik penganggur 2
muslin maupun penganggur jang tak kentara. Dan pengerahan. tenaga
kerdja ini berarti djuga pertambahan produk nasional dan . pendapatan
per capita.
Kedua,— pengerahan tenaga kerdja dalam kegiatan 2 ekonomiijang baru
itu dapat mempunjai suatu sifat edukatip, ja'ni membawa keinsjafan
bahwa mereka tak selalu terikat pada pekerdjaan 2 dilapangan agraria.
Ketiga,— pengerahan mereka itu djuga dapat merupakan suatu persiap
an untuk suatu mental evolution jang akan memudahkan mereka dalam
menjesuaikan diri dan menghadapi tugastugas bare dalam proses
pembangunan.
777
§ 730. Beberapa tjatatan tambahan serta kesimpulan
a. Buku sang dikeluarkan oleh Biro Perantjang Negara, jang berkepala
„Laporan Pelaksanaan Rentjana Pembangunan Lima Tahun —
1956 1960” memuat suatu bahb ja'ni bab V mengenai Keadaan
Angkatan Kerdja dan Penempatan (halaman 69 — 74), jang sudah
memuat berbagaibagai keterangan jang penting mengenai hal ini.
Disini hanja akan disingkatkan beberapa ketentuan pokok :
1.
Djumlah penduduk negeri kita dewasa ini tidak seorang jang
mengetahui dengan pasti ; tetapi untuk keperluan 2 praktis da
patlah kita taksir kira 2 antara 85 djuta dan 89 djuta, bilang
sadja 87,5 djuta.
2.
Djumlah angkatan kerdja adalah kirakira 40% dari djumlah
penduduk ini ja'ni 35 djuta.
3.
Dari djumlah angkatan kerdja jang demikian banjaknja itu
jang dewasa ini menganggur adalah kirakira 1,5 djuta, jang
setengah menganggur adalah antara 5 — 8 djuta (tiada seorang
jang mengetahuinja dengan pasti pula).
SeLtiap tahun djumlah penduduk bertambah dengan kira 2 1,5
djuta, jang oleh karena ini maka djumlah angkatan kerdja ber
tambah dengan kirakira 600.000 orang. Ini berarti bahwa
setidaktidaknja 300.000 kepala keluarga barn harus diberikan
pekerdjaan.
5.
Djumlah kesempatan kerdja baru masih djauh kurang daripada
keperluankeperluan ini.
Biarpun industri sedjak 1952 — 1953 tumbuh dengan baiknja,
tetapi pertumbuhan ini masih djauh dari mentjukupi untuk
mengabsorbir tambahan angkatan kerdja ini. Sedjak 1957 Ace
sempatan bekerdja dalam industri djuga kelihatan agak
stasioner. Kesempatan 2 bekerdja jang lebih banjak masih me
nunggukan penanaman 2 modal jang seharusnja djauh lebih
besar jang terdapat dalam tahun 2 jang achir ini. Semuanja ini
berarti bahwa baik "open unemployment" maupun "disguised
unemployment" senantiasa bertambah.
6.
Lapang kerdja tang masih dapat menampung tenaga kerdja
adalah lapang perdagangan ketjil, dan berbagaibagai lapang
djasa dikotakota. Lapang 2 ini tidak begitu produktip, tetapi
tjukup elastis sehingga rnempunjai fungsi sosial jang baik
djuga. Tetapi semuanja ini hanja bersifat tambahan belaka.
b. Tjaratjara untuk metuaskan penempatan tenaga :
1. Bentuk sekolah 2 pettukangan dan pertanian dimanamana,
untuk mendidik tenaga kerdja jang skilled. Industri sering
masih mengeluh, bahwa biarpun tenaga kasar'adalah berke
778
lebihan, namun tenaga skilled adalah kurang sekali. Kekurang
an tenaga skilled ini merintangi perkembangan industri.
2. Lakukan investasi fang serba besar dalam eiektrifikasi sehingga
industri ketjil dapat berkembang dengan lebih rnudah. Dewasa
ini kekurangan tenaga listerik adalah perintang utama untuk
mengadakan investasi 2 'jang ringan untuk mengerdjakan banjak
tenaga kerdja.
3. Andjuran penggunaan alat 2 produksi jang "labour intensive",
terutama dalam industri ringan.
4
Organisir dengan lebih baiknja Pembangunan Masjarakat Desa,
sehingga sektor ini dapat mempekerdjakan lebih banjak orang.
5. Perluasan kegiatan harus ditudjukan kepada berbagaibagai
lapang: pertanian, keradjinan, pendidikan, pendirian gedung 2 dan
peralatan umum (sekolah 2 , djembatan 2 , klinik, djalan 2 , dan
lainlainnja). Tjara berusaha hares menggunakan tjara gugur
gutting setjara luas. Pokoknja, orang 2 tidak disuruh mentjari
kerdja, tetapi niereka diberi kerdja. Jang penting dalam hal ini
adalah suatu organisasi sosial jang dapat menjelenggarakan
campagne ini.
779
PENGGUNAAN MANPOWER (EMPLOYMENT
DAN UNEMPLOYMENT). B E R H U B U N G
D E N G A N P E M B A N G U N A N
§ 727. Pendahuluan
Dengan "manpower" diartikan tenaga kerdja. Djumlah tenaga kerdja
ini,merupakan "labour force" jang dapat ditaksirkan sebagai „bagian
penduduk jang menjediakan tenaga kerdjanja untuk menghasilkan ba
rangbarang dan djasa 2, termasuk baik madjikan, orang jang bekerdja
untuk diri sendiri, dan anggota keluarga jang bekerdja tanpa bajaran
maupun pekerdja biasa, dan termasuk baik penganggur maupun jang
benar2 .bekerdja dalam djenis 2 pekerdjaan ini, pada waktu penghitungan
tjatjah djiwa dilakukan”. Hendaknja diketahui bahwa istilah "labour
force" ini berbeda dengan, arti jang terkandung dalam istilah "gainfully
occupied" jang menundjukkan setiap pekerdja jang memperoleh upah,
setjara langsung atau tidak langsung dengan tunai atau bentuk barang.
Untuk Indonesia nampaknja lebih praktis djika dipakai konsep "gainfully
occupied" karena kebanjakan orang memang tidak sama sekali mengang
gur, tetapi mempunjai pekerdjaan jang mendapatkan balas djasa, biar
pun sifat dan pekerdjaan itu sering „tidak penuh”, artinja orang itu
underemployed. Maka dalam istilah "gainfully occupied" itu termasuk
semua orang jang bekerdja hanja sebagian penuh.
Meskipun demikian, penting sekiranja djuga untuk tetap memakai per
kiraan mengenai "labour force" karena pengertian ini akan bertambah
pentingnja dalam sesuatu planning dan proses perkembangan ekonomi.
§ 728. Labour force di Indonesia :
Besar ketjilnja "Labour ' force" sesuatu negara ditentukan oleh djumlah
dan susunan umur dari penduduknja. Pada umumnja djumlah ini dapat
ditentukan dengan mengadakan suatu "manpower survey", hal mana
pada dewasa ini bagi kebanjakan "underdeveloped countries" belum atau
sukar dilaksanakan setjara seksama. Maka penentuan 2 jang ada biasa
nja hanja merupakan suatu perkiraan jang didasarkan atas suatu sam
pling dan bukan atas suatu census, penduduk. Dalam hat ini ILO mem
beri pedoman bahwa . pada umumnja "labour force" dinegaranegara di
South East Asia adalah sebesar ± 3 8 prosen daripada djumlah pendu
duknja. Dalam memperhatikan susunan umur penduduk Indonesia jang
normal, ini berarti bahwa pada tahun 1 9 5 9 Indonesia mempunjai suatu
labour force sebesar 3 5 djuta tenaga kerdja (40% dari 8 7 , 5 djuta)
Mengingat bahwa 7 0 — 7 5 prosen dari penduduk Indonesia hidup di
sektor agraria, maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa 70—75 prosen
dari labour force (ja'ni ± 2 5 djuta tenaga kerdja), djuga terdapat di
sektor agraria, perikanan dan kehutanan. Konsentrasi penduduk dan
tenaga kerdja disektor produksi pertanian dan masih terbelakangnja
struktur perekonomian Indonesia menjebabkan terdapatnja masalah pe
ngangguran dalam bentuk : (a) pengangguran musim (seasonal unem
ployment), (b) pengangguran siklis (cyclical unemployment) dan (c)
pengangguran strukturil jang tak kentara (disguised unenployment) dan
776
jang ,,terbuka”. Persoalan ini merupakan suatu tantangan bagi suatu
pembangunan ekonomi, karma masalah pengangguran ini akan mendja
di lebih buruk dengan adanja pertambahan penduduk tiap tahun djikalau
tidak dapat diimbangi dengan kesempatan kerdja baru (new employment
opportunities). Perlu ditjatat pula bahwa dengan berkurangnja djumlah
butahuruf dan tak seimbangnja pertambahan kesempatan kerdja dengan
pertambahan penduduk mendjadi persoalan pengangguran bertambah
mendjadi pelik. Adanja suatu golongan penganggur jang . dapat mem
batja dan menulis mempunjai sifat eksplosip, dan pengaruh ini lebih
mudah dapat membahajakan ketentraman masjarakat; meskipun tak da
pat disangkal bahwa bagi orang 2.jang sudah terdidik ini adalah lebih
mudah untuk menjesuaikan diri terhadap tugas dan kewadjiban sosial
jang baru.
§ 729. Manpower Survey dan perluasan kesempatan kerdja
Suatu penindjauan pembangunan ekonomi dari sudut perburuhan dan
penjelesaian masalah pengangguran menghendaki adanja suatu manpo
wer survey jang dapat mentjerminkan keadaan perburuhan baik setjara
kwalitatip maupun kwantitatip. Faktor 2 kwalitatip meliputi pendidikan,
skills, dan sebagainja, sedangkan faktor 2 kwantitatip memberi gambaran
mengenai banjaknja masing 2 golongan tenaga kerdja. Manpower survey
itu adalah penting untuk dapat mengetahui berapa banjak . penganggur
ada dalam masing 2 golongan jang harus ditampung dalam suatu djangka
waktu tertentu.
Masalah pengangguran tidak perlu diselesaikan dengan membuat ren
tjana tersendiri untuk menampung ketiga golongan unenployment (Se
asonal, cyclical dan structural); sebab sifat 2nja jang umum adalah sama.
Kesempatan kerdja jang baru dapat mengurangi setiap ketiga matjam
unemployment. Oleh karena itu jang penting adalah melaksanakan suatu
program investment jang akan membuka kesempatan kerdja. baru.
Perluasan kesempatan kerdja baru ini akan memberi harapan menjele
saikan persoalan..tenaga kerdja.
Pertama, Karelia banjak tenaga kerdja akan dapat dikerahkan dan ini
dapat berarti suatu pengurangan pengangguran, baik penganggur 2
muslin maupun penganggur jang tak kentara. Dan pengerahan. tenaga
kerdja ini berarti djuga pertambahan produk nasional dan . pendapatan
per capita.
Kedua,— pengerahan tenaga kerdja dalam kegiatan 2 ekonomiijang baru
itu dapat mempunjai suatu sifat edukatip, ja'ni membawa keinsjafan
bahwa mereka tak selalu terikat pada pekerdjaan 2 dilapangan agraria.
Ketiga,— pengerahan mereka itu djuga dapat merupakan suatu persiap
an untuk suatu mental evolution jang akan memudahkan mereka dalam
menjesuaikan diri dan menghadapi tugastugas bare dalam proses
pembangunan.
777
§ 730. Beberapa tjatatan tambahan serta kesimpulan
a. Buku sang dikeluarkan oleh Biro Perantjang Negara, jang berkepala
„Laporan Pelaksanaan Rentjana Pembangunan Lima Tahun —
1956 1960” memuat suatu bahb ja'ni bab V mengenai Keadaan
Angkatan Kerdja dan Penempatan (halaman 69 — 74), jang sudah
memuat berbagaibagai keterangan jang penting mengenai hal ini.
Disini hanja akan disingkatkan beberapa ketentuan pokok :
1.
Djumlah penduduk negeri kita dewasa ini tidak seorang jang
mengetahui dengan pasti ; tetapi untuk keperluan 2 praktis da
patlah kita taksir kira 2 antara 85 djuta dan 89 djuta, bilang
sadja 87,5 djuta.
2.
Djumlah angkatan kerdja adalah kirakira 40% dari djumlah
penduduk ini ja'ni 35 djuta.
3.
Dari djumlah angkatan kerdja jang demikian banjaknja itu
jang dewasa ini menganggur adalah kirakira 1,5 djuta, jang
setengah menganggur adalah antara 5 — 8 djuta (tiada seorang
jang mengetahuinja dengan pasti pula).
SeLtiap tahun djumlah penduduk bertambah dengan kira 2 1,5
djuta, jang oleh karena ini maka djumlah angkatan kerdja ber
tambah dengan kirakira 600.000 orang. Ini berarti bahwa
setidaktidaknja 300.000 kepala keluarga barn harus diberikan
pekerdjaan.
5.
Djumlah kesempatan kerdja baru masih djauh kurang daripada
keperluankeperluan ini.
Biarpun industri sedjak 1952 — 1953 tumbuh dengan baiknja,
tetapi pertumbuhan ini masih djauh dari mentjukupi untuk
mengabsorbir tambahan angkatan kerdja ini. Sedjak 1957 Ace
sempatan bekerdja dalam industri djuga kelihatan agak
stasioner. Kesempatan 2 bekerdja jang lebih banjak masih me
nunggukan penanaman 2 modal jang seharusnja djauh lebih
besar jang terdapat dalam tahun 2 jang achir ini. Semuanja ini
berarti bahwa baik "open unemployment" maupun "disguised
unemployment" senantiasa bertambah.
6.
Lapang kerdja tang masih dapat menampung tenaga kerdja
adalah lapang perdagangan ketjil, dan berbagaibagai lapang
djasa dikotakota. Lapang 2 ini tidak begitu produktip, tetapi
tjukup elastis sehingga rnempunjai fungsi sosial jang baik
djuga. Tetapi semuanja ini hanja bersifat tambahan belaka.
b. Tjaratjara untuk metuaskan penempatan tenaga :
1. Bentuk sekolah 2 pettukangan dan pertanian dimanamana,
untuk mendidik tenaga kerdja jang skilled. Industri sering
masih mengeluh, bahwa biarpun tenaga kasar'adalah berke
778
lebihan, namun tenaga skilled adalah kurang sekali. Kekurang
an tenaga skilled ini merintangi perkembangan industri.
2. Lakukan investasi fang serba besar dalam eiektrifikasi sehingga
industri ketjil dapat berkembang dengan lebih rnudah. Dewasa
ini kekurangan tenaga listerik adalah perintang utama untuk
mengadakan investasi 2 'jang ringan untuk mengerdjakan banjak
tenaga kerdja.
3. Andjuran penggunaan alat 2 produksi jang "labour intensive",
terutama dalam industri ringan.
4
Organisir dengan lebih baiknja Pembangunan Masjarakat Desa,
sehingga sektor ini dapat mempekerdjakan lebih banjak orang.
5. Perluasan kegiatan harus ditudjukan kepada berbagaibagai
lapang: pertanian, keradjinan, pendidikan, pendirian gedung 2 dan
peralatan umum (sekolah 2 , djembatan 2 , klinik, djalan 2 , dan
lainlainnja). Tjara berusaha hares menggunakan tjara gugur
gutting setjara luas. Pokoknja, orang 2 tidak disuruh mentjari
kerdja, tetapi niereka diberi kerdja. Jang penting dalam hal ini
adalah suatu organisasi sosial jang dapat menjelenggarakan
campagne ini.
779