Pengetahuan dan Sikap Pasien Peserta BPJS Dalam Hal Kepuasan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr.Pirngadi Medan Tahun 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepuasan pasien memiliki hubungan yang erat dengan kualitas. Kualitas
memberikan dorongan atau motivasi untuk menjalin ikatan pasien dengan rumah
sakit. Adanya ikatan dan hubungan yang kuat pasien sebagai pelangggan, maka
rumah sakit sebagai perusahaan jasa dapat memahami kebutuhan pasien dan berusaha
memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.
Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah
sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang memenuhi standar pelayanan yang optimal. Hal tersebut sebagai
akuntabilitas rumah sakit supaya mampu bersaing dengan Rumah Sakit lainnya.
Rumah Sakit adalah bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang bersifat
komprehensif, mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, serta
sebagai pusat rujukan kesehatan masyarakat.
Definisi rumah sakit menurut WHO (1957) adalah rumah sakit merupakan
bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang memberikan
pelayanan kuratif maupun preventif serta menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
dan rawat inap juga perawatan di rumah. Selain itu, rumah sakit juga berfungsi
sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan tempat penelitian
Rumah sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya pada pelayanan yang

diunggulkan, melainkan juga sikap dan layanan sumber daya manusia merupakan
elemen yang berpengaruh terhadap pelayanan yang dihasilkan kepada pasien. Bila

Universitas Sumatera Utara

elemen tersebut diabaikan maka dalam waktu yang tidak lama, rumah sakit akan
kehilangan banyak pasien yang dijauhi oleh calon pasien. Pasien akan beralih ke
Rumah Sakit lainnya yang memenuhi harapan pasien, hal itu dikarenakan pasien
merupakan asset yang sangat berharga dalam mengembangkan industry rumah
sakit.(Anjaryani, 2009)
Hakikat dasar dari Rumah Sakit adalah pemenuhan kebutuhan dan tuntutan
pasien yang mengharapkan penyelesaian masalah kesehatannya pada rumah
sakit.Pasien memandang bahwa hanya rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan medis sebagai upaya penyembuhan dan pemulihan atasrasa sakit yang
dideritanya. Pasien mengharapkan pelayanan yang siap, cepat,tanggap dan nyaman
terhadap keluhan penyakit pasien. Dalam memenuhi kebutuhan pasien tersebut,
pelayanan prima menjadi utama dalam pelayanan di Sakit. Pelayanan prima di
Rumah Sakit akan tercapai jika setiap seluruh SDM rumah sakit mempunyai
keterampilan


khusus,

diantaranya

memahami

produk

secara

mendalam,

berpenampilan menarik, bersikap ramah dan bersahabat, responsive (peka) dengan
pasien, menguasai pekerjaan, berkomunikasi secara efektif dan mampu menanggapi
keluhan pasien secara professional (Anjaryani, 2009).
Strategi pelayanan prima bahwa setiap rumah sakit harus melakukan
pendekatan mutu paripurna yang berorientasi pada kepuasan pasien, agar rumah sakit
tetap eksis, ditengah pertumbuhan indsutri pelayan kesehatan yang semakin kuat.
Upaya rumah sakit untuk tetap bertahan dan berkembang adalah dengan
meningkatkan pelayan kepada pasien.Hal tersebut karena pasien merupakan sumber

pendapatanyang ditunggu oleh rumah sakit, baik secara langsung (out of pocket)

Universitas Sumatera Utara

maupun secara tidak langsung melalui asuransi kesehatan. Tanpa pasien, rumah sakit
tidak dapat bertahan dan berkembang mengingat besarnya biaya operasional rumah
sakit yang tinggi. Rumah sakit melakukan berbagai cara demi meningkatnya
kunjungan pasien, sehingga dari dampak yang muncul akan menimbulkan sebuah
loyalitas pada pasien sehingga pasien akan datang kembali memanfaatkan jasa rumah
sakit tersebut.
Kepuasan pasien tergantung pada kualitas pelayanan. Pelayanan adalah semua
upaya yang dilakukan karyawan untuk memenuhi keinginan pelanggannya dengan
jasa yang akan diberikan. Suatu pelayanan dikatakan baik oleh pasien, ditentukan
oleh kenyataan apakah jasa yang diberikaan bisa memenuhi kebutuhan pasien,
dengan menggunakan persepsi pasien tentang pelayan yang diterima (memuaskan
atau mengecewakan, juga termasuk lamanya waktu pelayanan). Depkes RI yang
bekerja sama dengan Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) menetapkan standar
mutu pelayanan, agar semua rumah sakit daerah terakreditasi minimal 5 pelayanan,
yaitu: Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik, Pelayanan Administrasi,
Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan Rekam Medik.

Kualitas dan kepuasan tidak dapat dipisahkan seperti layaknya dua sisi mata
uang yang saling berhubungan dan memengaruhi. Kualitas memberikan suatu
dorongan kepada pasien untuk menjalin hubungan

yang kuat dengan rumah sakit.

Hubungan seperti ini dalam jangka panjang memungkinkan rumah sakit untuk
memahami dengan seksama kebutuhan dan harapan pasien. Dengan demikian, rumah
sakit dapat meningkatkan kepuasan pasien di rumah sakit melalui pengalaman pasien
yang menyenangkan dan meminimalkan atau meniadakan pengalaman yang kurang

Universitas Sumatera Utara

menyenangkan. Kepuasan pasien pada akhirnya berpengaruh terhadap kesetiaan
pasien kepada rumah sakit yang memberikan kualitas yang memuaskan, Puti (2007).
Strategi pelayanan prima bahwa setiap rumah sakit harus melakukan
pendekatan mutu paripurna yang berorientasi pada kepuasan pasien, agar rumah sakit
tetap eksis, ditengah pertumbuhan indsutri pelayan kesehatanyang semakin
kuat.Upaya rumah sakit untuk tetap bertahan dan berkembang adalah dengan
meningkkatkan pelayan kepada pasien.Hal tersebut karena pasien merupakan sumber

pendapatanyang ditunggu oleh rumah sakit, baik secara langsung (out of pocket)
maupun secara tidak langsung melalui asuransi kesehatan. Tanpa pasien, rumah sakit
tidak dapat bertahan dan berkembang mengingat besarnya biaya operasional rumah
sakit yang tinggi. Rumah sakit melakukan berbagai cara demi meningkatnya
kunjungan pasien, sehingga dari dampak yang muncul akan menimbulkan sebuah
loyalitas pada pasien sehingga pasien akan datangkembali memanfaatkan jasa rumah
sakit tersebut.
Pelayanan di RSU dr.Zainoel Abidin Banda Aceh pada tanggal 13 April 2009
melalui survey dengan menggunakan kuesioner kepada 30 responden (pasien umum)
yang dirawat di Instalasi rawat inap (ruang penyakit dalam dan ruang rawat bedah)
mengungkapkan dokter sering telat masuk sebesar 53%, perawat kurang ramah
sebesar 46%, perawat jaga sering tidak mengontrol pasien setiap pergantian jaga
pasien sering terbengkalai sebesar 16%, perawat lamban dan kurang tanggap dalam
melayani sebesar 63% dan pemberian obat kepada psien sering tidak tepat waktu
36% (Tuti, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa adanya pelayanan yang kurang
memuaskan yang diterima oleh pasien.

Universitas Sumatera Utara

Setiap pasien memiliki harapan masing-masing terhadap pelayanan yang akan

diterima terlebih karena tidak sedikit biaya yang dianggarkan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Saat ini, pemerintah sudah membuat peraturan
yaitu jaminan berpa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatandan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah yang dikenal dengan nama Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan).
Hingga saat ini jumlah peserta BPJS terus meningkat. Jika dibandingkan
dengan data Februari 2014 jumlah peserta BPJS meningkat 5% atau sekitar 6 juta
jiwa. Salah satu Rumah Sakit penerima rujukan BPJS Kesehatan di Kota Medan
adalah Rumah Sakit dr. Pirngadi. Berdasarkan Survei awal yang tercatat dari Januari
sampai April tahun 2014 di RSU dr. Pirngadi jumlah pasien rawat inap yang sudah
ditangani sebanyak 3.780 orang pasien untuk peserta BPJS yang membayar iuran
(Non PBI) dan 879 orang pasien rawat inap yang menerima bantuan iuran (PBI).
Selain itu berdasarkan hasil observasi langsung kepada pasien, ditemukan
masih ada pasien rawat inap yang merasa tidak puas dengan pelayanan rumah sakit
yang bekerja sama dengan BPJS dimana dokter menganjurkan pasien untuk pulang
dan berobat jalan sementara pasien merasa belum sembuh,ada juga pasien yang
mengeluh karena prosedur yang dilewati untuk mendapatkan pelayanan berbelitbelitt. Hal ini disebabkan karena besarnya pengaruh sosial budaya terhadap
masyarakat dalam menilai sehat dan sakitnya.Sedangkan, Pihak Rumah Sakit dr.


Universitas Sumatera Utara

Pirngadi berkeinginan untuk menjadi pilihan nomor satu masyarakat kota Medan
dalam memberikan pelayanan.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana
pengetahuan dan sikap pasien BPJS dalam hal kepuasan pasien pada instalasi rawat
inap RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2014.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalahnya adalah
Bagaiamana pengetahuan dan sikap pasien pengguna BPJS terhadap kepuasaan
pelayanan pada instalasi rawat inap RSU dr.Pirngadi tahun 2014.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap pasien BPJS dalam hal kepuasan

pasien di Instalasi Rawat Inap RSU dr. Pirngadi Medan 2014.
1.3.2


Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan pasien BPJS dalam hal kepuasan pasien di
Instalasi Rawat Inap RSU dr. Pirngadi Medan 2014
2. Untuk mengetahui sikap pasien BPJS dalam hal kepuasan pasien di Instalasi
Rawat Inap RSU dr. Pirngadi Medan 2014
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Rumah Sakit
a. Sebagai masukan bagi RSU dr. Pirngadi Medan dalam upaya peningkatan
kepuasan pasien pengguna pelayanan rawat inap

Universitas Sumatera Utara

b. Sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan khususnya yang
menyangkut kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat inap.
2. Bagi Institusi Pendidikan (FKM USU)
Merupakan masukan yang dapat memperkaya kepustakaan atau mungkin dapat
dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.

3. Bagi Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan
Memberikan masukan bagi PT Askes yang sudah berubah menjadi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
kepada peserta BPJS.
4. Bagi Peneliti
Berguna sebagai sarana belajar bagi penulis dalam menerapkan pengetahuan yang
telah didapat selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara