POLA ASUH DAN EKSPEKTASI BURUH PABRIK TERHADAP PENDIDIKAN ANAK (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa) - Test Repository
POLA ASUH DAN EKSPEKTASI BURUH PABRIK TERHADAP
PENDIDIKAN ANAK (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI di SMA
Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2016/2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Oleh :
Shepta Adi Nugraha NIM : 111-13-150
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA 2017
MOTTO
بَىَعَم َالله َّنِإ ْنَزْحَجَلا
“ Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” (Q.S. AT-TAUBAH, Ayat 40)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil ’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWTskripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.
Bapak Puji Santoso dan Ibu Nanik Agustina yang senantiasa memberikan nasehat, kasih sayang dan jerih payahnya mendidik dari kecil sampai di bangku kuliah S1 di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendo
‟akan yang terbaik tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama dan kebahagian anak-anaknya.
2. Enjang Mia Afiati, Oki Surya Danu Arta, dan Melisa Aulia Sari yang telah memberikan semangat untuk menjalani perkuliahan dengan baik.
3. Keluarga besar Bapak Puji Santoso yang ada di Bawen, dan keluarga besar Ibu Nanik Agustina yang ada di Klaten, Wonosobo dan Sidoharjo, yang banyak memberikan limpahan motivasi dan do‟a.
4. Dosen Pembimbing Skripsiku, Ibu Dr.Lilik Sriyanti, M.Si yang selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran selama proses skripsi ini.
5. Keluarga besar PPL SMK Saraswati ( Abidin, Mubin, Masrurah, Kharis, Puji, Annisa, Nisa‟, Fitri) dan KKN Posko 25 di Desa Bade, Dusun Wates Barat (Sirril, Dita, Cuci, Tri, Anisa, Nur, Falah, Teguh), yang telah memberikan semangat baru dalam menjalani dan menempuh gelar sarjana ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana. Salam sejahtera semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun umatnya dari zaman kejahilan menuju zaman keislman.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dengan ketulusan hati, khususnya kepada: 1.
Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, S.Pd, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Ibu Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan segala tenaga, pikiran dan bimbingannya dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesiakan.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu Pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Bapak Puji Santoso, Ibu Nanik Agustina dan keluargaku yang selalu memberikan do‟a, semangat, motivasi dan kasih sayang tiada henti.
ABSTRAK
Nugraha, Shepta Adi. 2017. Pola Asuh dan Ekspektasi Buruh Pabrik Terhadap Pendidikan Anak (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Sudirman
Ambarawa Tahun Pelajaran 2016/2017 . Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama
Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Dr. Lilik Sriyanti, M.Si Kata Kunci: Harapan, Upaya, Pola Asuh, Kendala, Respon Anak.
Tujuan penelitian skripsi ini ada lima hal yaitu : (1) Harapan orang tua buruh pabrik terhadap anaknya, (2) Upaya yang dilakukan orang tua dalam mewujudkan harapan, (3) Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga buruh pabrik, (4) Kendala orang tua dalam mengupayakan harapannya, (5) Respon anak dalam upaya orang tuanya mewujudkan harapan.
Untuk mencapai tujuan di atas, menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (a) Harapan yang dimiliki oleh orang tua yang berprofesi sebagai buruh pabrik adalah agar anaknya dapat menjalani kehidupan yang bahagia secara lahir dan batin. Secara lahir yaitu agar anaknya tidak merasakan bekerja dengan keras, dan orang tua berharap anaknya tidak seperti kehidupan orang tuanya. Secara batin, yaitu memberikan bekal pada anaknya ilmu pengetahuan, terutama ilmu agama, agar anaknya dapat menjadi anak yang berakhlak mulia, dan selalu berada di jalan Allah Swt. (b) Upaya orang tua sebagai pemimpin bertanggungjawab penuh dalam kebutuhan sehari-hari, juga kebutuhan rohani keluarga. kebutuhan sehari-hari, orang tua rela bekerja banting tulang di pabrik, dengan diforsir waktu, tenaga, dan fikiran demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Memenuhi kebutuhan rohani keluarga dengan memberikan pendidikan pada keluarga tentang pendidikan agama Islam, yaitu dengan mensekolahkan anaknya di sekolah yang berbasis Islam dengan harapan anaknya dapat dididik dengan didikan Islam, dikarenakan orang tua tidak banyak waktu untuk memberikan pendidikan pada anaknya di rumah, karena pekerjaan. (c) Pola asuh dari orang tua buruh pabrik, yaitu mereka rata-rata menggunakan pola demokratis, di maksudkan jangan sampai anaknya merasakan tekanan, yang sama dialami orang tuanya dalam lingkungan pabrik. (d) Kendala yang dimiliki orang tua yaitu dari orang tua sendiri, yaitu waktu tenaga, dan fikiran yang terforsir di pabrik. Dari anaknya yang terlampau bebas dan tidak ada figur yang dicontoh dari orang tua yang menjadikan anak mencari figur dari lingkungan yang kurang baik, dan terlalu banyak melihat televisi, bermain handphone, dan video
game . (e) Respon anak dari upaya orang tua mewujudkan harapan, yaitu
mendapatkan respon yang positif dari anak. Ada yang ingin melanjutkan kuliah dengan beasiswa, ada yang ingin bekerja membantu orang tua, dan ada yang ingin keduanya. Walau berbeda respon akan tetapi tujuan yang sama yaitu kebahagiaan orang tua.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN BERLOGO .............................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v MOTTO........................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii KATAPENGANTAR ................................................................................... viii ABSTRAK ................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang……………………………………………………..1 B. Fokus Penelitian……………………………………………………9 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………..10 D. Kegunaan Penelitian……………………………………………….10 E. Penegasa n Istilah…………………………………………………..12 F. Metode
Penelitian………………………………………………….22
G. Sistematika Penulisan……………………………………………...28
BAB II KAJIA N PUSTAKA………………………………………………...30 A. Harapan Orang Tua terhadap Anak …………...…………………...30
B. Upaya Orang Tua dalam Mewuju dkan Harapan…………………..35 C. Pola Asuh Orang T ua terhadap Anak……………………………...40 D. Kendala dalam Me ngupayakan Harapan…………………………..48 E. Res pon Anak……………………………………………………….51
A. Profil SMA Islam Sudirman Ambarawa…………………………....53
B. Profil Subjek………………………………………………………...61
C. Temuan Penelitian …………………………………………………..70 1.
Harapan Orang Tua terhadap Anak……………………………..70 2. Upaya Orang Tua dalam Mewujudkan Harapan………………..80 3. Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak…………………………...84 4. Kendala dalam Mengupayakan Harapan………………………..88 5. Respon Anak…………………………………………………….92
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………..100 A. Harapan Orang T ua terhadap Anak…………………………………100 B. Upaya Orang Tua dal am Mewujudkan Harapan……………………106 C.
Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak……………………………….110
D. Kendala dalam Me ngupayakan Harapan……………………………113 E.
Respon Anak………………………………………………………...117
BAB V PENUTUP……………………………………………………………..120 A. Kesimpulan…………………………………………………………..120 B. Saran………………………………………………………………....123 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Profil SMA Islam Sudirman Ambarawa……………………………54
Tabel 3.2 Jumlah peserta didik, program dan jurusan…………………………55Table 3.3 Jumlah guru atau kariyawa..………………………………………...58
Table 3.4 kondisi orang tua……………………………………………………59
Table 3.5 penghasilan orang tua……………………………………………….60Table 3.6 pendid ikan orang tua………………………………………………..60DAFTAR LAMPIRAN 1.
Nota Pembimbing Skripsi 2. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian 3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 4. Lembar Konsultasi 5. Verbatim Wawancara 6. Dokumentasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah Swt menciptakan manusia dengan keadaan sempurna
dibandingkan dengan makhluk lainnya, sehingga manusia dijadikan di muka bumi ini sebagai kholifah, yaitu sebagai penjaga dan pemelihara bumi. Dengan demikian manusia memiliki tanggung jawab yang besar dalam melestarikan bumi ini. Apa yang dibutuhkan oleh manusia di muka bumi ini sudah di berikan dan ditundukkan makhluk dibumi ini untuk manusia, agar manusia bersyukur dan mengemban tanggung jawab dengan baik. Hal ini di abadikan dalam Al-Quran surat al-baqarah ayat ke 30 yang berbunyi
بَهيِف ُدِسْفُي هَم بَهيِف ُمَعْجَجَأاىُنبَق ،ًةَفيِهَخ ِضْزَلأا ىِف ٌمِع بَج يِوِإ ِةَكِئَهَمْهِن َكُّبَز َلبَق ْذِإَو } ٣٠ { .
َنىُمَهْعَج َلا بَم ُ َهْعَأ ىِّوِإ َلبَق ،َكَن ُ ِدَ ُوَو َ ِدْمَحِب ُ ِّ َسُو ُهْحَوَو َابَم ِّدنا ُكِفْسَيَو
Artinya : ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “ Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “ Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, pdahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “ Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Ayat diatas menunjukkan bahwa apa yang sudah menjadi kehendak Allah adalah tidak dapat dirubah oleh siapapun, dan Allah Swt maha mengetahui dibandingkan dengan makhluk yang diciptakan-Nya. Dengan demikian manusia haruslah menjaga kepercayaan Allah yang diberikan padanya, untuk menjadi khalifah di bumi ini dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi manusia yang diciptakan dari sari pati tanah, dengan diciptakan paling sempurna dari makhluk lainnya, tidak langsung menjadi insan yang sempurna, melainkan manusia juga butuh belajar, sehingga akan menjadi manusia yang sempurna dan yang diharapkan oleh Allah Swt, yaitu menjadi khalifah di muka bumi ini dengan baik dan adil.
Awal manusia dilahirkan dari kandungan bunda, dengan keadaan lemah, dan hanya bisa menangis, organ-organ dalam tubuhnya belum berfungsi sepenuhnya sehingga belum bisa melakukan apa-apa. Dengan hal itu bayi tersebut membutuhkan kasih sayang orang tua. Rasa kasih sayang dari orang tua itu bisa didapat dalam sebuah keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak dimana tanggung jawabnya dipikul oleh orang tua sebagai salah satu unsur utama pendidikan. Orang tua harus dapat menciptakan situasi pendidikan yang perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada tujuan pendidikan, dengan memberi contoh teladan disertai dengan fasilitas yang memadai.
Orang tua secara kodrati langsung memikul tenaga sebagai tenaga pendidik, baik bersifat sebagai pemelihara, sebagai pengasuh, sebagai pembimbing, sebagai Pembina maupun sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya (Sadullah, 2014:188). Dengan demikian orang tua yang dapat menjadikan anaknya sebagai insan yang sempurna, sehingga akan menjadi khalifah di muka bumi ini dengan tanggung jawab yang baik.
Peran orang tua yang sangat berpengaruh ini, terkadang tidak dimengerti oleh mereka, bahkan tidak sedikit orang tua yang menyepelekan tanggung jawab ini, dengan mentelantarkan anaknya. Faktor yang mempengaruhi orang tua tidak sepenuhnya mendidik anaknya dengan baik adalah terutama pada profesi orang tua. Orang tua yang bekerja dengan keras dengan harapan agar anaknya dapat tercukupi segala apa yang dibutuhkan, salah satunya adalah orang tua yang berprofesi sebagai buruh pabrik.
Dunia pabrik adalah industri yang memproduksi suatu barang dengan jumlah yang banyak, sehingga dapat digambarkan bagaimana kerasnya bekerja di pabrik. Mereka seperti dipaksa untuk terus bergerak dan berfikir tanpa berhenti dalam waktu delapan jam kecuali saat istirahat.
Dalam dunia industri kedisiplinan sangat di utamakan karena ibaratkan waktu adalah uang. Karena produksi mereka gagal atau berhasil bukan hanya dilihat dari kualitasnya saja akan tetapi waktu pengiriman barang
Dengan demikian jika waktu pengiriman terlambat hanya satu menit saja maka pengiriman itu dianggap gagal, dan mengakibatkan kerugian bagi pabrik, oleh karena itu banyak buruh pabrik yang diminta oleh atasannya untuk mengambil jam lembur guna mencapai target yang diinginkan oleh pabrik. Bahkan tidak sedikit buruh pabrik bekerja sampai sehari penuh, yaitu berangkat dari jam enam pagi pulang juga jam enam pagi. Akan tetapi berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan, terkadang anak dititipkan pada kakek dan neneknya, atau tetangganya, dan bahkan diserahkan pada pengasuh anak. Hal ini tidaklah baik bagi anak, dikarenakan dalam perkembangan anak sosok orang tua diharapkan akan menjadi figur bagi anak tersebut. Jika dalam perkembangan anak tidak didampingi oleh orang tua maka tidak akan bisa terkontrol dengan baik.
Orang tua dalam mendidik anaknya tidak sepenuhnya dilakukan dengan baik, dikarenakan pekerjaan yang membebani dan memakan waktu sehingga tidak ada kesempatan untuk memberikan pendidikan bagi anak. Waktu libur juga tidak dapat memberikan pendidikan bagi anak dengan maksimal, terkadang waktu libur digunakan untuk istirahat. Sehingga kebanyakan anak tumbuh dewasa tanpa ada pendidikan yang terkontrol dengan baik. Motivasi yang tinggi yang dibutuhkan oleh orang tua dalam mendidik anaknya agar menjadi insan yang sempurna, disebabkan bahwa motivasi adalah pendorong bagi setiap individu untuk berperilaku (Wahyuni, 2009:3).
Faktor lainnya adalah belum mengerti akan pendidikan yang dibutuhkan oleh anak mendatang, terkadang orang tua bingung dengan apa yang ingin diberikan pada anaknya. Padahal orang tua adalah dalam keluarga sebagai pemimpin yang memiliki tanggung jawab besar dalam membangun keluarga yang baik, seperti pernyataan dari Ahmadi dan Nuruhbiyati (2001:177) yaitu bahwa orang tua adalah pemimpin keluarga, maka orang tua bertugas sebagai pendidik, pemelihara, pengasuh, pembimbing, Pembina, maupun guru bagi anaknya. Sehingga perlu adanya wawasan yang luas dari orang tua untuk mendidik anak menjadi insan yang sempurna.
Ketidaktahuan orang tua metode dalam mendidik anak juga menjadikan anak berbanding terbalik dengan apa yang diinginkan orang tua. Orang tua yang mendidik anaknya dalam nilai-nilai kebaikan seperti kejujuran, keberanian, kerja keras, kebersihan dan lain sebagainya, hanya diajarkan di mulut saja. Sementara nilai-nilai tersebut dalam dunia nyata kurang diperhatiakan. Sehingga anak akan merasa bahwa orang tuanya saja tidak bertindak seperti apa yang diajarkan padanya, jadi dia juga tidak mau menjalankan pendidikan akhlak tersebut.
Faktor-faktor itulah diantaranya yang menjadikan anak tidak mendapatkan pendidikan yang memadai dari orang tua, padahal anak dapat diartikan sebagai seseorang yang sedang berkembang. Memiliki potensi tertentu, dan dengan bantuan pendidikan ia mengembangkan demikian membutuhkan pembimbing, dan guru untuk mengarahkan anak tersebut untuk menuju insan yang sempurna. Orang tuanyalah yang selalu dekat, dan selalu berada di sisinya, yang dapat mendidik anaknya tersebut, akan tetapi dari faktor diatas menjadi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat pada umumnya. Dengan demikian pemerintah Indonesia mendirikan sekolah-sekolah yang terdapat di wilayah seluruh Indonesia.
Yang berguna untuk membantu orang tua dalam mendidik anak, dan menjadikan anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa yang dapat dibanggakan.
Pendidikan di bangku sekolah adalah sarana untuk anak mencari pengetahuan baru dan pembentukan akhlak yang baik, karena dalam pendidikan di sekolah mengajarkan ilmu yang belum mereka ketahui, padahal tidak hanya memberi pengetahuan baru, melainkan mendidik untuk membentuk akhlak anak dengan baik.
Langevedl dalam buku Hasbullah menyatakan : “pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak, tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari- hari, dan sebagainya” (Hasbullah, 2009: 2).
Undang-Undang Pemerintah yang membahas tentang pendidikan, yaitu didalam UU Sisdiknas pasal 3 yang menyebutkan sebagai berikut : Pendidikan nasional mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab (UU RI No.
20, 2005. 108).
Undang-undang tersebut pemerintah Indonesia mewajibkan pada anak bangsa untuk belajar. Karena berkembangnya negara dilihat dari tingkat pendidikan pada setiap generasi penerus bangsa, jika generasi penerus bangsa tidak mengenal pendidikan dibangku sekolah maka negara tersebut memiliki generasi yang akan membawa kehancuran. Dengan demikian dalam pendidikan sangatlah diwajibkan bagi generasi muda penerus bangsa. Sehingga pemerintah mengupayakan semaksimal mungkin agar para generasi penerus bangsa bisa bersekolah, dengan mengoptimalkan baik sarana pendidikan maupun administrasi pendidikan.
Mengoptimalkan sarana pendidikan dengan memberikan hal yang diperlukan sekolah guna menunjang pendidikan yang lebih baik, kemudian administrasi pendidikan, pemerintah memiliki progam beasiswa untuk anak yang ingin bersekolah akan tetapi perekonomian keluarga yang kurang mampu dalam membiayai sekolah. Dengan demikian anak generasi muda memiliki kesempatan yang luas untuk mengenyam pendidikan di
Sekolah adalah tempat anak belajar (Darajat, 2011: 72) yang dapat diartikan bahwa sekolah adalah lingkungan formal yang mana terdapat interaksi antara guru dengan siswa untuk menyalurkan sebuah ilmu pengetahuan, dan juga pembentukan akhlak anak yang baik. Di sekolah inilah anak akan dibina dan dididik menjadi anak yang berguna bagi keluarga, masyarakat, bahkan bangsa. Sehingga anak akan terus di pantau perkembangan, dan akan terus dijaga motivasinya untuk terus mengikuti pembelajaran.
Lingkungan sekolah inilah peran guru sebagai orang tua kedua dari anak didik harus memiliki metode dalam menumbuh kembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik tersebut. Barizi (2010:142) berpendapat bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di dalam kelas.
Menurut Nurdin (2002:8) guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, menunjang hubungan sebaik-baiknya, dalam rangka menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan. Sehingga sekolah akan semaksimal mungkin untuk menumbuhkan potensi yang dimiliki oleh siswa, dengan membangun motivasi dan menjaga agar motivasi tetap ada di dalam diri
Kendala dari sekolah adalah jam belajar yang terbatas yaitu anak belajar di sekolah hanya beberapa jam saja, yang selebihnya sekitar sepertiga hari mereka dihabiskan di lingkungan dan keluarga. Sehingga akan kesulitan bagi guru untuk mengawasi dan mendidik anak secara utuh.
Diperlukan kerja sama antara guru dan orang tua murid agar dapat senantiasa mengoptimalkan pendidikan yang didapat di sekolah.
Berangkat dari latar belakang di atas, penulis berusaha menelaah pendidikan yang didapat anak untuk memenuhi kriteria insan yang sempurna. Dengan harapan mampu menjawab permasalahan kekinian terkait dengan pendidikan anak yang kurang maksimal sehingga menghasilkan generasi yang degradasi moral. Karenanya penulis tertarik untuk mengangkat sebuah fokus pembahasan mengenai pendidikan anak dengan judul “ Pola Asuh dan Ekspektasi Buruh Pabrik Terhadap
Pendidikan Anak (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Ajaran 2016/2017 )”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan judul penelitian diatas, maka ada beberapa hal yang akan diungkapkan oleh penulis, yaitu :
1. Apa harapan orang tua yang berprofesi sebagai buruh pabrik terhadap pendidikan anak?
2. Apa upaya yang dilakukan orang tua yang berprofesi sebagai buruh
3. Bagaimana pola asuh orang tua dalam pendidikan anak? 4.
Kendala apa yang dihadapi orang tua yang berprofesi sebagai buruh pabrik dalam mewujudkan harapan tersebut?
5. Bagaimana respon anak sebagai terhadap tindakan orang tua dalam mengupayakan harapannya?
C. Tujuan Penelitian
Agar memberikan gambaran konkrit serta alasan yang jelas dalam pelaksanaan penelitian ini maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai, untuk mengetahui : 1.
Harapan orang tua yang berprofesi sebagai buruh pabrik sebagai orang tua terhadap pendidikan anak.
2. Upaya yang dilakukan orang tua yang berprofesi sebagai buruh pabrik dalam mewujudkan harapan tersebut.
3. Pola asuh orang tua dalam pendidikan anak.
4. Kendala yang dihadapi orang tua yang berprofesi sebagai buruh pabrik dalam mewujudkan harapan tersebut.
5. Respon anak terhadap tindakan orang tua dalam mengupayakan harapannya.
D. Kegunaan Penelitian 1.
Secara Teoretis a.
Memberikan informasi yang jelas tentang harapan orang tua sebagai buruh pabrik sehingga mengupayakan pendidikan anak, dengan demikian akan menjadi generasi penerus yang membanggakan keluarga dan negara.
b.
Tulisan ini memberikan gambaran akan pentingnya pendidikan untuk mencetak generasi penerus bangsa yang baik.
2. Secara Praksis a.
Bagi Lembaga Pendidikan Sebagai referensi sekolah dalam menjalin hubungan dengan orang tua, guna memberikan pendidikan yang terbaik untuk siswa, dan juga sebagai kerangka acuan untuk memberikan yang terbaik dalam memberikan pendidikan bagi anak, dan untuk menerapkan pendidikan yang inklusi.
b.
Bagi Orang tua Manfaat penelitian ini dapat dipakai oleh orang tua diantaranya sebagai berikut :
1) Menjadi pedoman teoretis bagi orang tua untuk menangani permasalahan pendidikan dari orang tua pada anak.
2) Menjadi pedoman metode orang tua dalam mendidik anak.
c.
Bagi Siswa atau Anak Secara tidak langsung ketika orangtua memahami perannya, maka siswa atau anak terkena dampak dari tindakan orangtua menjadi termotivasi untuk belajar.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahamaan dalam penafsiran judul di atas, maka perlu adanya pembatasan permasalahan yang akan penulis teliti. Sehingga tidak terjadi pembiasan dalam permasalahan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diketahui dari istilah dalam judul diatas yaitu: a.
Ekspektasi Buruh Pabrik Ekspektasi adalah harapan besar yang di bebankan pada sesuaatu yang di anggap akan mampu membawa dampak yang baik atau lebih baik (KBBIOnline.com, 2017, Ekspektasi,
Harapan yang dibebankan pada
penelitian ini adalah siswa atau anak yang orang tuanya sebagai buruh pabrik.
Buruh pabrik adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga seperti pabrik guna mendapatkan gaji yang berupa uang dengan batasan waktu yang ditentukan oleh pabrik. Dalam Undang-Undang Rebublik Indonesia nomor 13 tahun 2003 yang menjelaskan tentang ketenagakerjaan dalam bab I, pasal 1 yaitu: Dalam undang undang ini yang dimaksud dengan : 1.
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
3. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
4. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
5. Pengusaha adalah : a.
Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; b.
Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya; c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
6. Perusahaan adalah : a.
Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain; b.
Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
7. Perencanaan tenaga kerja adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan.
8. Informasi ketenagakerjaan adalah gabungan, rangkaian, dan analisis data yang berbentuk angka yang telah diolah, naskah dan dokumen yang mempunyai arti, nilai dan makna tertentu mengenai ketenagakerjaan.
9. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
10. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
11. Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.
12. Pelayanan penempatan tenaga kerja adalah kegiatan untuk mempertemukan tenaga kerja dengan pemberi kerja, sehingga tenaga kerja dapat memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, dan pemberi kerja dapat memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhannya.
13. Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia.
14. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
15. Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.
16. Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
17. Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
18. Lembaga kerja sama bipartit adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industrial di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan serikat pekerja/ serikat buruh yang sudah tercatat instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan atau unsur pekerja/buruh.
19. Lembaga kerja sama tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah.
20. Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
21. Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.
22. Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, dan perselisihan pemutusan hubungan kerja serta perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.
23. Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan dilaksanakan secara bersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja/serikat buruh untuk menghentikan atau memperlambat pekerjaan.
24. Penutupan perusahaan (lock out) adalah tindakan pengusaha untuk menolak pekerja/buruh seluruhnya atau sebagian untuk menjalankan pekerjaan.
25. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha.
26. Anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas) tahun.
27. Siang hari adalah waktu antara pukul 06.00 sampai dengan pukul
28.
1 (satu) hari adalah waktu selama 24 (dua puluh empat) jam.
29. Seminggu adalah waktu selama 7 (tujuh) hari.
30. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
31. Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.
32. Pengawasan ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan menegakkan pelaksanaan peraturan perundang undangan di bidang ketenagakerjaan.
33. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. Buruh pabrik tidak serta merta langsung menjadi buruh pabrik yang tetap, akan tetapi melalui proses yang memakan waktu untuk mempromosikan ke tingkatan sebagai buruh pabrik tetap. Untuk menuju ke tahap tersebut, buruh pabrik memulai jika kinerja bagus dan dinamis maka buruh pabrik tersebut akan di perpanjang kontraknya, dan pada akhirnya akan diangkat menjadi buruh pabrik tetap. Dalam sistem kerjanya, buruh pabrik melakukan pekerjaan selama delapan jam, itu belum termasuk dalam jam lembur, jika barang yang akan di kirim belum selesai dalam memproduksinya maka pabrik memberi perintah untuk kerja lembur, bahkan ada sebagian buruh pabrik yang dari jam enam pagi sampai jam enam pagi lagi masih di pabrik untuk bekerja (UU No.13, Thn 2003).
Dunia pabrik sangat menuntut kecepatan, ketrampilan dan kerja yang sempurna, juga menuntut untuk disiplin, terutama disiplin waktu.
Karena dunia pabrik mengibaratkan waktu adalah uang. Jika produksi barang yang akan dikirim kurang dari satu menit saja maka barang tersebut tidak akan diterima, dan akan mengakibatkan kerugian bagi pabrik.
Penelitian ini yang berprofesi sebagai karyawan pabrik adalah orang tua dari anak kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa. orang tua merupakan ibu dan bapak, selain ibu yang telah melahirkan ke dunia ini, ibu dan bapak juga sebagai pengasuh dan pembimbing anaknya, sehingga orang tua adalah sebagai pendidik pertama untuk anaknya. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dari orang tua. Karena orang tua adalah guru agama, bahasa, dan sosial
Jadi ekspektasi buruh pabrik dapat disimpulkan bahwa harapan yang dimiliki oleh orang tua yang profesinya sebagai buruh pabrik, harapan itu ditujukan pada anaknya. Harapan orang tua pada anaknya pasti mengharapkan anaknya tidak seperti orang tuannya yang bekerja keras demi mencukupi hidupnya, dan berharap anaknya akan menjadi generasi penerus bangsa, yang menjunjung tinggi martabat orang tua, Negara, bahkan agama.
b.
Pendidikan anak Pendidikan dalam arti luas adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat. Sedangkan dalam arti khusus, pendidikan itu sendiri dapat dipahami bahwa hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Setelah anak menjadi dewasa dengan segala cirinya, maka pendidikan dianggap selesai. Sedangkan dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa : pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup, yaitu dari manusia lahir sampai tutup usia, sepanjang ia mampu untuk menerima pengaruh dan dapat mengembangkan diri.
Pendidikan anak, tanggung jawab orang tua, masyarakat, dan pemerintah adalah semaksimal mungkin untuk menciptakan pendidikan yang baik untuk anak. Dengan hal itu maka pendidikan merupakan keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang (Sadulloh, 2014 : 3).
Anak atau siswa merupakan seseorang yang sedang berkembang, memiliki potensi tertentu, dan dengan bantuan pendidik ia mengembangkan potensinya tersebut secara optimal (Sadulloh, 2014:135).
Istilah peserta didik merupakan sebutan bagi semua orang yang mengikuti pendidikan. Seperti yang dijelaskan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sehingga semua anak berhak dalam pendidikan di bangku sekolah, terutama anak yang orang tuanya berprofesi sebagai buruh pabrik.
Jadi pendidikan anak adalah upaya manusia dalam mengupayakan hidup sejahtera, dengan mengenyam pendidikan pada masa perkembangan seseorang, yaitu pada masa anak-anak, tanpa memandang status ekonomi dan fisik seseorang., mereka berhak untuk mendapatkan pendidikan baik yang normal dan yang berkebutuhan khusus.
F. Metode Penelitian
Metode merupakan cara dalam melakukan penelitian. Metode juga bisa dikatakan sebagai alat untuk mengungkap permasalahan yang ada dalam ruang lingkup penelitian. Metode penelitian memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih (Maslikhah, 2013:66). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis metode kualitatif maka mencakup beberapa hal di antaranya:
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan dan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Milner adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergabung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan perselisihannya (Moleong, 2008:4).
Metode kualitatif berupa pengumpulan data yang berupa data yang bukan berupa angka melainkan berbentuk kata-kata dan mencakup Jadi penelitian ini berbentuk deskripsi atau gambaran pola asuh dan harapan orang tua sebagai buruh pabrik untuk mengupayakan anaknya dalam pendidikan, dengan mengenyam pendidikan di sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa.
2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian kualitatif, peneliti bertindak sebagai pengumpul data sehingga peneliti secara langsung datang dalam objek penelitian, agar peneliti mendapatkan data secara langsung oleh narasumber dalam objek yang diteliti, dengan demikian keterlibatan peneliti dalam mencari data secara langsung dan aktif adalah hal yang mutlak dalam mencapai keberhasilan dalam penelitian.
3. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab.
Semarang provinsi Jawa Tengah. Adapun geografisnya di jalan Jendral Sudirman no. 2A. Alasan penulis memilih lokasi SMA Islam Sudirman Ambarawa karena rata-rata yang bersekolah di SMA Islam Sudirman Ambarawa orang tuanya berprofesi sebagai buruh pabrik, sehingga terdapat hal yang menarik untuk diteliti tentang penyebab anak dapat semangat dalam belajar di sekolah tersebut.
4. Sumber Data Pada tahap ini, peneliti mencari dan mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini a.
Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari lapangan secara langsung. Kata-kata dan tindakan merupakan data asli dari lapangan dengan wawancara secara mendalam. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang pola asuh dan ekspektasi buruh pabrik terhadap pendidikan anak (studi kasus pada siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa). Adapun sumber data langsung penulis didapat dari orang tua dan anak atau siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa kelas XI.
b.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah dijadikan dalam bentuk dokumen-dokumen. Yaitu sumber bacaan yang berupa majalah, hasil studi, studi psikologi, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan orang tua dan anak atau siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sehingga menitik beratkan pada penalaran yang berdasarkan pada realitas sosial secara objektif. Dalam hal ini perlunya pengumpulan data yang akurat. Maka penulis menggunakan beberapa langkah yang berkualitas dengan metode penelitian tersebut.
a.
Wawancara Wawancara adalah proses tanya jawab dalam dua orang atau lebih berhadapan secara fisik yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar telinga sendiri dari suaranya (Sukkandarrumidi, 2004:88). Dengan kata lain bahwa wawancara adalah proses mencari data dari informan secara tatap muka, sehingga melihat dan dengar dengan mata dan telinganya sendiri.