REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK KEDISIPLINAN DI PONDOK PESANTREN AGRO NUUR EL FALAH PULUTAN SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK KEDISIPLINAN DI PONDOK PESANTREN AGRO NUUR EL FALAH PULUTAN SALATIGA SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

MUHAMMAD ALFI WIBOWO

  

NIM: 11111212

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

  “NIAT ADALAH UKURAN DALAM MENILAI BENARNYA SUATU PERBUATAN, OLEH KARENANYA, JIKA NIATNYA BENAR TENTU

  PERBUATAN ITU BENAR, DAN JIKA NIATNYA BURUK MAKA PERBUATAN

  ITU BURUK.”

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  1. Kedua orang tuaku, bapak Su’udi dan ibu Muromah tercinta yang dengan do`a dan seluruh pengorbanannya telah mengukir segala asa, cita dan harapan membimbing dan mendidik dengan penuh kesabaran.

  2. Kakak-kakakku mbak Fu’ah, mbak Wati, mas Dani, mas Agung dan mas Lutfi yang selalu memberi semangat juga motivasi untuk selalu optimis.

  3. Keluarga Besar Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi.

  4. Ustadz Sholeh, ustadz Muhib, ustadz Fatkhur, ustadz Yakin, dan ustadz Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi.

  5. Teman-teman PAI-F dan teman-teman IAIN Salatiga yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk persahabatan dan pertemanan yang luar biasa.

  6. Almamaterku IAIN Salatiga

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul Reward dan Punishment sebagai Bentuk

Kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah Pulutan Salatiga”.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah.

  2. Bapak Su’udi dan Ibu Muromah tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan dan do’a restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

  3. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M. Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan nasihat, arahan serta masukan-masukan yang

  5. Ibu Rukhayati, M. Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  6. Bapak Mufiq, M. Phil selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan banyak nasehat dan arahan di awal semester selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.

  7. Seluruh dosen dan petugas Administrasi Jurusan Pendidikan Agama Islam

  IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian berlangsung.

  8. Keluarga besar Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

  Amin Ya Robbal ’Alamin

  Salatiga, 03 Maret 2016 Penulis

  ABSTRAK

  Wibowo, Muhammad Alfi. 2016. Reward dan Punishment Sebagai Bentuk

  Kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah Pulutan Salatiga . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

  Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Abdul Syukur, M. Si.,

  Kata kunci: Reward dan Punishment, Pendidikan Kedisiplinan Penelitian ini membahas tentang penerapan reward dan punishment untuk mewujudkan kedisiplinan dalam segala kegiatan di Pondok Pesantren

  Agro Nuur El Falah Desa Pulutan Kecamatan Sidorejo Salatiga. Fokus penelitian ini meliputi: 1) Bagaimanakah penerapan reward dan punishment dalam pendidikan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah. 2) Bagaimanakah efektifitas penerapan reward dan punishment di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah. 3) Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapan

  

reward dan punishment di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah. 4)

  Bagaimanakah konsep pendidikan kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diperoleh dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan triangulasi.

  Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa: 1) Penerapan

  

reward bukan hanya dengan materi saja, bisa juga dengan ucapan, sedangkan

  penerapan punishment selain mengikuti peraturan di pondok juga dengan menghafal surat-surat pendek, menambah jam belajar malam dan juga hukuman fisik yang mendidik, seperti push up, lari mengelilingi halaman. 2) Keduanya sangat efektif dalam implementasi kedisiplinan, walaupun yang lebih dominan adalah keefektifan punishment karena sering terjadinya pelanggaran. 3) Fator pendukung: pengurus mempunyai komitmen yang kuat, adanya oraganisasi dari santri, adanya pengabdian dari alumni, tata tertib yang sudah disepakati oleh pengurus dan pengasuh, dan lingkungan yang kondusif. Faktor penghambat: lemahnya pengawasan, penerapan reward dan punishment yang kurang konsisten, kesadaran santri kurang, pengaruh dari tempat tinggalnya maupun pergaulan, dan kurangnya bimbingan bagi santri yang melanggar. 4) Konsep pendidikan kedisiplinan yang diterapkan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah hampir sama dengan asrama TNI yakni

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... iv MOTTO .......................................................................................................... v PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................

  1 B. Fokus Penelitian ......................................................................

  5 C. Tujuan Penelitian .....................................................................

  6 D. Kegunaan penelitian ................................................................

  6 E. Penegasan Istilah .....................................................................

  7 F. Metode Penelitian ....................................................................

  10 G. Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................

  18 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reward .....................................................................................

  20 B. Punishment ..............................................................................

  30 C. Pendidikan Kedisiplinan ..........................................................

  44 D. Reward dan Punishment sebagai Bentuk Kedisiplinan ...........

  55 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN DATA

  A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah Desa Pulutan Kecamatan Sidorejo Salatiga .............................

  58 B. Hasil Temuan ...........................................................................

  73

  BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Reward dan Punishment dalam Pendidikan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah ...................................

  81 B. Efektifitas Reward dan Punishment ........................................

  83 C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat .............................

  84 D. Konsep Pendidikan Kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah ..........................................................................

  86 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................

  88 B. Saran ........................................................................................

  89 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  91 LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses pembentukan diri manusia secara menyeluruh, bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan tetapi mengupayakan bagaimana agar menjadi manusia yang bermoral baik, mandiri, tanggung jawab serta mampu menghadapi kehidupan dengan tetap bijaksana. Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi manusia, karena dengan pendidikan mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam diri manusia.

  Bagi suatu bangsa, pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting demi kesejahteraan masyarakat, serta mampu mengantisipasi sutau hal yang akan menimpa. Di Indonesia terdapat sebuah lembaga pendidikan tertua yakni pondok pesantren.

  Pondok pesantren merupakan salah satu contoh pendidikan nonformal yang eksistensinya masih diakui masyarakat sampai saat ini. Meskipun pada awalnya, nama pondok pesantren hanya dikenal di sebagian wilayah Indonesia, tetapi pondok pesantren diidentifikasikan oleh para ahli dengan nama yang diberikan untuk lembaga pendidikan islam tradisional di Indonesia.

  Keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan islam tradisional dalam proses berdirinya tidak terlepas dari peran kyai dengan ilmu dengan apa yang disampaikan kepada masyarakat sebagai suri tauladan bagi para santri khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dengan keadaan seperti itu, maka berdirilah sebuah lembaga kehidupan masyarakat yang mandiri dan ditunjang oleh sarana dan prasarana sebagai media kegiatan belajar mengajar.

  Setiap peraturan yang diterapkan di pondok pesantren dimaksudkan untuk menanamkan kedisiplinan. Dalam menegakkan kedisiplinan ini diperlukan keteladanan dari kyai dan pengurus pondok pesantren. Peraturan serta pendidikan yang diterapkan di pondok pesantren merupakan upaya untuk menanamkan rasa tanggung jawab serta disiplin dalam diri para santri, sehingga pondok pesantren sanggup tampil dalam sebuah lembaga pendidikan yang ideal. Maka, pemberian hukuman di dunia pendidikan merupakan bagian dari proses mendidik yang bertujuan mendorong anak didik agar memiliki kedisiplinan untuk belajar.

  Al-Quran sebagai dasar utama pendidikan Islam, hal ini menggariskan metode mengasuh, memelihara dan mendidik anak secara sempurna mulai metode keteladanan, perintah, nasehat cerita, ganjaran bahkan metode metode larangan atau hukuman dan yang lainnya, semua metode tersebut ditujukan pada manusia, jika dasar-dasar metode yang diterapkan searah dan sejalan terhadap apa yang digariskan Allah SWT, maka keselamatan perjalanan manusia akan terjamin serta terwujudkan peran, tujuan manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi ini.

  Prinsip hukuman merupakan salah satu prinsip pendidikan yang fundamental, yang diletakkan agama islam dalam posisi penting. Meskipun tidak ada prinsip ini, tentu tidak ada bedanya antara orang yang berbuat kebaikan dan orang yang berbuat kejahatan (buruk) (Budaiwi, 2002: 1)

  Kendatipun ganjaran itu adalah kebalikan dan imbangan logis dari hukuman, akan tetapi peranannya dalam penerapan kedisiplinan tidak begitu besar. Ganjaran diterapkan sebagai sarana mendorong mutu kecerdasan, bukan mutu jiwa dan karakter. Ganjaran lebih banyak berkaitan dengan keberhasilan.

  Kemampuan pesantren dalam menerapkan reward dan punishment kadang tidak seimbang. Hal ini dikarenakan bahwa yang lebih dominan dalam pendidikan kedisiplinan adalah hukuman. Walaupun disisi lain ganjaran begitu diperlukan dalam pendidikan sebagai motivasi pembelajaran.

  Dalam kontek ini, pendidikan pesantren pada dasarnya merupakan pendidikan syarat dengan nuansa transformasi sosial. Pesantren berikhtiar meletakkan visi dan kiprahnya dalam kerangka pengabdian sosial yang pada mulanya ditekankan kepada pembentukan moral keagamaan yang diimplikasikan dalam penerapan reward dan punishment sehingga menumbuhkan kedisiplinan dalam jiwa santri, baik disiplin dalam belajar, disiplin waktu, maupun disiplin peraturan yang ada dan kemudian dikembangkan kepada rintisan-rintisan pengembangan yang lebih sistematis dan terpadu. Pondok pesantren juga menjadikan para santri sebagai manusia benar serta pintar. Benar dalam hal perilaku serta tindakan dan pintar dalam melawan tantangan zaman.

  Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah adalah sebuah pondok pesantren yang mana hanya santri putra, dan tidak ada santri putrinya.

  Pesantren ini memiliki perhatian khusus terhadap pendidikan di bidang pertanian terutama dalam pengembangan agro bisnis dan agro indutri. Karena sejak dini santri dididik untuk ikut terlibat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan dukungan sumber daya manusia yang mumpuni dan fasilitas yang memadai. Sehingga diharapkan setelah lulus dari pesantren, santri memiliki skill yang mumpuni dalam bidang pertanian, berakhlaqul karimah, berjiwa mandiri, dan produktif sebagai bekal dalam berdakwah dan berjuang di tengah-tengah masyarakat.

  Pesantren ini mempunyai asumsi bahwa pesantren mampu menumbuhkan nilai-nilai pokok yakni seluruh kehidupan ini diyakini sebagai ibadah. Dari nilai pokok ini berkembang nilai-nilai luhur lainnya, seperti nilai keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, dan kedisiplinan.

  Dalam hal kedisiplinan, karena ada salah satu pengurus yang menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI), maka konsep yang diterapkan dalam menumbuhkan kedisiplinan dalam diri para santri ada sebagian yang hampir mirip di asrama tentara. Oleh karena itu, setiap santri yang melanggar peraturan akan ada hukuman tersendiri yang telah ditetapkan di pondok.

  Disiplin yang diterapkan bertujuan untuk meningkatkan kualitas perkembangannya. Adapun tujuannya adalah untuk perkembangan pengendalian diri sendiri yaitu dalam hal mana santri dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar. Serta mampu mematuhi serta taat pada peraturan yang diterapkan di pondok. Karena itu para pengurus haruslah secara aktif dan terus menerus berusaha, untuk memainkan peranan yang makin kecil dari pekerjaan pendisiplinan itu, dengan cara bertahap mengembangkan pengendalian dan pengarahan diri sendiri itu pada santri.

  Strategi untuk mencapai tujuan mengembangkan pesantren, antara lain melalui keteladanan pengasuhnya, melalui nasehat-nasehat, bimbingan dan hukuman (ta’zir) serta ganjaran, disamping sejarah (tarikh) dan diterapkan dengan penuh disiplin. Sistem pendidikan tersebut, sikap dan tingkah laku santri yang menunjukkan kepri badian yang baik, bersahaja, sopan santun dan jarang sekali terjadi perkelahian, misalnya sesama santri atau dengan orang lain.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkatnya sebagai bahan untuk menyusun skripsi dengan judul REWARD DAN

  PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK KEDISIPLINAN DI PONDOK

PESANTREN AGRO NUUR EL FALAH PULUTAN SALATIGA”.

  B. Fokus Penelitian

  1. Bagaimanakah penerapan reward dan punishment dalam pendidikan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah?

  2. Bagaimanakah efektivitas reward dan punishment terhadap kedisiplinan

  3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapan reward dan

  punishment di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah?

  4. Bagaimanakah konsep pendidikan kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah?

  C. Tujuan Penelitian 1. untuk mengetahui penerapan reward dan punishment dalam pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah 2. untuk mengetahui efektivitas reward dan punishment terhadap pendidikan kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

  3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapan

  reward dan punishment yang ada di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah.

  4. Untuk mengetahui konsep pendidikan kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah.

  D. Kegunaan Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Menambah pengetahuan tentang penerapan dan efektivitas reward

  (ganjaran) dan punishment (ta’zir) terhadap pendidikan kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

  2. Manfaat praktis

  a. Bagi IAIN Salatiga, untuk menambah perbendaharaan perpustakaan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga b. Bagi santri, dapat meningkatkan kedisiplinan yang diterapkan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

  c. Bagi asatidz, sebagai informasi dan pengetahuan dalam menerapkan reward dan punishment di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah.

  d. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang

  reward dan punishment sebagai implementasi pendidikan kedisiplinan

  yang diterapkan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

  E. Penegasan Istilah Untuk menghindari salah persepsi dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah pokok antara lain adalah:

  1. Reward (ganjaran) Ganjaran adalah sebagai alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang. Umumnya, anak mengetahui bahwa pekerjaan atau perbuatannya yang menyebabkan mendapat ganjaran itu baik. Selain sebagai motivasi, reward juga bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dicapai, atau lebih tepatnya lebih disiplin dalam memanage waktu dan peraturan yang berlaku. (Purwanto, 2007: 182)

  2. Punishment Dalam istilah pondok pesantren, punishment sering diartikan sebagai ta’zir. Pengertian ta’zir menurut bahasa ialah ta’dib atau menolak dan mencegah akan tetapi menurut istilah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Al-Mawardi, pengertiannya adalah sebagai berikut:

  Ta’zir itu adalah hukuman pendidikan atas dosa (tindak pidana) yang belum ditentukan hukumannya oleh syara’ .

  Secara ringkas dapat dikatakan bahwa hukuman ta’zir itu adalah hukuman yang belum ditetapkan oleh syara’, melainkan diserahkan kepada ulil amri, baik penentuannya atau pelaksanaanya. Dalam menentukan hukuman tersebut, penguasa hanya menetapkan hukuman secara global saja. artinya pembuat undang-undang tidak menetapkan hukuman untuk masing-masing ta’zir , melainkan hanya menetapkan sekumpulan hukuman, dari yang seringan-ringanya sampai yang seberat-beratnya (Muslich, 2005: 18-19)

  Dari pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa hukuman sebagai tindakan edukatif berupa perbuatan pendidik yang dilakukan dengan sadar pada anak didiknya (santri) dengan memberi peringatan dan pelajaran kepadanya atas pelanggaran yang diperbuatnya sesuai prinsip-prinsip dan nilai-nilai keislaman. Sehingga santri sadar dan menghindari segala macam pelanggaran dan kesalahan yang tidak diinginkan atau berhati-hati dalam setiap melakukan sesuatu.

  3. Pendidikan Pendidikan diakatakan sebagai proses penyiapan peserta didik agar harus dilihat dari dimensi informasi dan transformasi. Dengan kata lain, kemampuan tersebut akan dicapai hanya melalui intensitas mencari, mengolah dan meninterpretasikan informasi (Zainuddin, 2008: 8)

  Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu ikhtiar manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan yang ada dalam masyarakat (Roqib, 2009: 15-16).

  4. Kedisiplinan Kata “disiplin” memiliki beberapa makna diantaranya, menghukum, melatih, dan mengembangkan kontrol diri sang anak.

  Marylin E. Gootman, Ed. D., seorang ahli pendidikan dari University Of Georgia di Athens, Amerika, berpendapat bahwa disiplin akan membantu anak untuk mengembangkan kontrol dirinya, dan membantu anak mengenali perilaku yang salah lalu mengoreksinya (Nizar, 2009: 22).

  5. Pondok pesantren Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan islam berbeda dengan pendidikan lainnya baik dari aspek sistem pendidikan maupun unsur pendidikan yang dimilikinya. Perbedaan dari segi sistem pendidikannya, terlihat dari proses belajar mengajarnya yang cenderung sederhana dan tradisional, sekalipun juga terdapat pesantren yang bersifat memadukannya dengan sistem pendidikan modern (Ghazali, 2003: 17)

  Pondok pesantren yang dimaksudkan adalah Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah yang berada di wilayah Pulutan Kota Salatiga.

  Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa yang dimaksud

  reward dan punishment sebagai perwujudan pendidikan kedisiplinan di

  Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah adalah ganjaran dan hukuman yang bersifat edukasi atau mendidik serta motivasi yang diterapkan dan dilaksanakan oleh para pengurus terhadap santri yang tertib dan patuh terhadap peraturan dan santri yang melanggar peraturan di pondok pesantren agro nuur el falah. Sehingga santri mampu mengenali kesalahannya dan juga mengoreksinya.

  F. Metode Penelitian

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif ini dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail (Sugiyono, 2011: 14). Oleh karena itu penulis akan mengambil penelitian lapangan yakni dengan cara memperoleh data melalui penyelidikan berdasarkan obyek lapangan, daerah atau lokasi guna memperoleh data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan.

  Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2011: 9).

  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang objektif, faktual, akurat dan sistematis, mengenai masalah-masalah yang ada di penelitian ini. Sesuai dengan focus penelitian, maka masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah konsep reward dan punishment yang diterapkan sebagai perwujudan pendidikan kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah Pulutan Salatiga.

  Oleh karena itu, penelitian ini dapat disebut penelitian deskriptif kualitatif karena dalam penelitian ini data primernya menggunakan data yang bersifat data verbal yaitu berupa deskripsi yang diperoleh dari pengamatan kegiatan pola interaksi antara pengurus dengan santri.

  2. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti sangatlah penting yakni peneliti menjadi instrumen kunci dalam mengumpulkan data yang ada. Hal ini sesuai dengan pendekatan kualitatif yang akan digunakan.

  3. Lokasi Penelitian Peneliti akan memilih lokasi di Pondok Pesantren Agro Nuur El

  Falah Pulutan Salatiga, karena peneliti ingin mengetahui konsep serta efektivitas reward dan punishment terhadap pendidikan kedisiplinan yang diterapkan di pondok pesantren tersebut.

  4. Sumber Data Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah kata tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam hal ini jenis datanya berupa kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik (Moleong, 2008: 157) a. Kata-kata dan tindakan

  Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama yang dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto atau film. Dengan kata lain, data-data yang akan dikumpulkan berasal dari informan-informan yang ada di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah diantaranya pengasuh dan pengurus pondok.

  b. Sumber tertulis (dokumen) Data tertulis ini sebagai tambahan yang diambil dari dokumen pondok pesantren atau dokumen lainya yang ada kaitannya dengan penelitian.

  c. Foto Foto digunakan untuk keperluan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yakni foto yang berkaitan dengan reward dan

  punishment sebagai implementasi pendidikan kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah.

  5. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa adanya prosedur pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang diinginkan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data yang valid maka peneliti akan menggunakan metode sebagai berikut: a. Metode observasi

  Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam lainnya (Sugiyono, 2011: 145)

  Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang situasi dan kondisi Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah serta hal-hal yang ada hubungannya dengan data yang penulis butuhkan, karena itu penulis itu kemukakan bahwa pelaksanan dari metode ini juga didukung oleh metode lain.

  b. Metode interview Interview digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang mana peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti, atau bahkan juga untuk mengetahui

  reward dan punishment sebagai bentuk kedisiplinan di Pondok

  Pesantren Agro Nuur El Falah atau juga faktor-faktor keberhasilan dalam menerapkan reward dan punishment.

  c. Metode dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

  Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental (Sugiyono, 2011: 240) Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data yang dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan meramalkan (Moleong, 2008: 217).

  Dokumen-dokumen di sini bisa di peroleh melalui peninggalan tertulis seperti: arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku dan lain sebagainya yang berhubungan dengan masalah penelitian tersebut. Selain itu juga dapat berupa dokumen-dokumen yang dimiliki oleh objek penelitan

  6. Analisis data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2011: 244).

  Menurut Moleong (2008: 248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukandengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

  Menurut pemahaman analisis data diatas dapat dikemukakan tahapan analisis data antara lain: a. Mempelajari data dengan merumuskan masalah yang akan diteliti

  b. Menyusun temuan-temuan data kata kunci berdasarkan data yang telah terkumpul c. Menuliskan model perencanaan selanjutnya berdasarkan temuan- temuan data sebelumnya d. Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan analitik guna mengumpulkan data selanjutnya e. Perencanaan pengumpulan data berikutnya

  Setelah semua data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap menganalisis data. Agar mudah ditarik kesimpulan maka diolah dalam bentuk analisis deskriptif yaitu suatu upaya menggambarkan atau melukiskan keadaan atau obyek penelitian dengan mengemukakan keadaan atau kondisinya pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya ( Nawawi, 1995: 63)

  7. Pengecekan keabsahan data Keabsahan data yang akan peneliti lakukan yaitu dengan menggunakan kriteria kredibilitas. Hal ini dimaksudkan bahwa data yang dikumpulkan sesuai dengan apa yang ada dalam latar belakang. Menurut Lexy J. Moleong (2008: 327-334) bahwa dalam menerapkan teknik pemeriksaan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Perpanjangan keikutsertaan

  Jadi peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Karena menurut yang sudah dikemukakan, bahwa instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah penelti itu sendiri. Maka keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data, waktunya pun tidak singkat, akan tetapi ada perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

  b. Ketekunan/keajegan pengamatan Dalam hal ini bermaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dalam teknik ini menuntut peneliti agar mampu menguraikan secara rinci bagaimana dapat melakukan pengamatan secara detail dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan. c. Trianggulasi Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

  Dengan teknik ini, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori dengan cara:

  1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan 2) Mengeceknya dengan berbagai sumber data 3) Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan d. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

  Teknik ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me- review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.

  8. Tahap-tahap penelitian Langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut: a. Sebelum pelaksanaan penelitian

  2) Menyusun proposal penelitian 3) Konsultasi kepada pembimbing

  b. Tahap pelaksanaan penelitian 1) Melaksanakan penelitian di tempat yang telah ditentukan 2) Mengumpulkan data yang sesuai dengan fokus penelitian 3) Pencatatan data yang sudah terkumpul 4) Mengembangkan data yang terkumpul

  c. Tahap menganalisis 1) Mencoding data 2) Menganalisis dengan analisis diskriptif 3) Penemuan hal-hal penting dalam penelitian 4) Mengecek keabsahan data

  d. Tahap penulisan laporan 1) Melaporkan hasil penelitian 2) Konsultasi kepada pembimbing

  G. Sistematikan Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, peneliti akan membagi dalam beberapa bab. Dengan harapan agar pembahasan dalam skripsi ini dapat tersusun dengan baik dan dapat memenuhi standar penulisan sebagai karya ilmiah.

  Adapun sistematika pembagian bab adalah sebagai berikut:

  Bab I : Dalam bab pendahuluan terdiri dari latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan

  Bab II : Menjelaskan mengenai teori-teori yang relevan dan sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Dengan teori ini ini pembaca dapat mengetahui pengertian yang berkaitan dengan pendidikan kedisiplinan, pengertian reward dan

  punishment (ta’zir), dan efektivitas reward dan punishment (ta’zir).

  Bab III : Pembahasan tentang reward dan punishment (ta’zir) sebagai bentuk kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah.

  Bab IV : Merupakan analisis data tentang pembahasan reward dan

  punsihment (ta’zir) sebagai bentuk kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah.

  Bab V : Merupakan kesimpulan dari beberapa bab terdahulu. Selain itu peneliti akan mengemukakan saran.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reward

  1. Pengertian Reward (ganjaran/hadiah)

  Reward adalah sesuatu yang menyenangkan. Jika guru (pendidik)

  berkomentar baik terhadap anak didiknya maka dapat dikatakan sebagai

  reward . Karena anak didik menganggap komentar guru menyenangkan

  baginya, sehingga perkataan baik itu dianggap sebagai hadiah (Sriyanti, 2009: 42)

  Maslow mengatakan bahwa penghargaan adalah salah satu dari kebtuhan pokok yang mendorong seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya. Penghargaan adalah unsur disiplin yang sangat penting dalam pengembangan diri dan tingkah laku anak. Seseorang akan terus berupaya meningkatkan dan mempertahankan disiplin apabila pelaksanaan disiplin itu menghasilkan prestasi dan produktivitas yang kemudian mendapatkan penghargaan (Wantah, 2005: 164).

  Sedangkan dalam bahasa Arab, “ganjaran/hadiah” diistilahkan dengan “tsawab”. kata tsawab ini bisa berarti dengan pahala, upah, balasan (Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Mudlor, 2002: 638). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa istilah “ganjaran/hadiah” dalam bahasa Arab dipakai untuk sebuah imbalan yang sifatnya positif atau baik.

  Dalam pembahasan yang lebih luas, reward dapat dilihat sebagai dan bisa menjadi pendorong atau motivator belajar siswa. Reward berfungsi sebagai alat yang bersifat preventif bermaksud untuk mencegah masuknya pengaruh-pengaruh buruk dari luar ke dalam diri anak didik. Adapun yang bersifat represif dimaksudkan untuk penindakan yang sifatnya menindas, yakni menindas tindakan-tindakan atau perilaku negatif siswa agar anak tetap berada dalam koridor yang benar (Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, 2001: 143)

  Penggunaan reward dalam pembelajaran anak usia dini dimaksudkan untuk membuat anak lebih giat lagi dalam melakukan sesuatu guna memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah dapat dicapainya. Dengan kata lain, siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk bekerja atau berbuat yang lebih baik lagi (Purwanto, 2007: 170). Jadi, maksud reward yang terpenting bukanlah hasil yang dicapai seorang siswa, melainkan dengan hasil yang telah dicapai siswa itu, pendidik bertujuan membentuk kata hati dan kemauan yang lebih keras pada siswa tersebut untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

  Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penghargaan adalah suatu hal positif yang diperoleh anak karena anak telah menunjukkan suatu perbuatan yang baik. Pemberian penghargaan kepada anak akan meningkatkan perilaku yang sesuai dengan aturan yang berlaku, serta membuat anak untuk menghindari diri dari perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan. Dengan pemberian penghargaan anak akan berusaha

  Dalam dunia pendidikan, reward digunakan sebagai bentuk motivasi atau sebuah penghargaan untuk hasil atau prestasi yang baik, dapat berupa kata-kata pujian, pandangan senyuman, pemberian tepukan tangan serta sesuatu yang menyenangkan anak didik, misalnya pemberian beasiswa bagi yangtelah mendapat nilai bagus. Penerapan reward di bangku pendidikan dasar adalah bentuk motivasi yang berorientasi pada keberhasilan belajar atau prestasi anak. Menurut

  Dalam , reward diarahkan pada sebuah

  dunia pendidikan penghargaan

  

terhadap anak yang meraih sehingga reward tersebut bisa

  dapat prestasi

  

memberikan motivasi untuk lebih baik lagi. Hadiah di dalam al-Qur‟an

  biasanya disebutkan dalam berbagai bentuk uslub, di antaranya ada yang mempergunakan lafadz ajr ( ) dan tsawab ( ) seperti dalam

  ﺮ ﺟ أ ب ا ﻮ ﺛ

  Al-Qur’an:

  • Surat Al-Baqarah : 62,

                          

  

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi,

orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan

  tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 62)

  (Shihab, 2013: 10) Surat Al-„Ankabut : 58 -

                     

  

Artinya: “dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal

yang saleh, Sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang Tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah Sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal.” (Qs. Al-Ankabut: 58) (Shihab, 2013: 403)

  Al-Qur’an menjelaskan bahwa penghargaan atau ganjaran/hadiah

  

menunjukkan balasan terhadap apa yang diperbuat oleh seseorang dalam

kehidupan ini atau di akherat kelak karena amal perbuatan yang baik.

  Dalam Al-Qur’an disebutkan :

                

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka (pahalanya)

untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.” (Q.S. Fushilat : 46) (Shihab, 2013: 481)

  Dari ayat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian

  telah reward merupakan suatu bentuk penghargaan atas prestasi yang

  diraih seseorang atau bentuk motivasi terhadap apa yang telah diperbuatnya. Dalam proses belajar mengajar, pemberian hadiah merupakan salah satu bentuk alat pendidikan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru untuk anak didik sebagai satu pendorong, penyemangat dan motivasi agar anak didik lebih meningkatkan prestasi hasil belajar sesuai yang diharapkan. Dan diharapkan dari pemberian hadiah tersebut muncul keinginan dari di anak untuk lebih membangkitkan minat belajar yang tumbuh dari dalam diri anak didik itu sendiri.

  Ada beberapa pendapat yang berbeda-beda dari para ahli pendidikan tentang reward sebagai alat pendidikan. Sebagian menyetujui dan menganggap reward dipakai sebagai alat untuk membentuk kata hati siswa. Sebaliknya ada pula para ahli pendidikan yang tidak suka sama sekali. Mereka berpendapat bahwa reward itu dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat pada siswa. Menurut pendapat mereka, seorang guru hendaklah mendidik siswa supaya mengerjakan dan berbuat yang baik dengan tidak mengharapkan imbalan atau pujian, tetapi semata-mata karena pekerjaan atau perbuatan itu memang kewajibannya.

  2. Macam dan Fungsi Reward Untuk menentukan ganjaran macam apakah yang baik diberikan kepada anak merupakan suatu hal yang sulit. Ganjaran sebagai pendidikan banyak sekali macamnya.

  Beberapa macam perbuatan atau sikap pendidik yang dapat merupakan ganjaran bagi anak didiknya, yaitu: a. Guru mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan suatu jawaban yang diberikan oleh seorang anak.

  b. Guru memberi kata-kata yang menggembirakan (pujian) seperti, “Rupanya sudah baik pula tulisanmu, Min. Kalau kamu terus berlatih, tentu akan lebih baik lagi.” c. Pekerjaan juga dapat menjadi suatu ganjaran. Contoh, Engkau akan segera saya beri soal yang lebih sukar sedikit, Ali, karena yang nomor 3 ini rupanya agak terlalu baik engkau kerjakan.” d. Ganjaran yang ditujukan kepada seluruh kelas sering sangat perlu.

  Mislanya, “karena saya lihat kalian telah bekerja dengan baik,dan lekas selesai, sekarang saya (guru) akan mengisahkan sebuah cerita yang bagus sekali.” Ganjaran untuk seluruh kelas dapat juga bernyanyi atau berdarmawisata.

  e. Ganjaran juga dapat berupa benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak-anak. Misalnya, pensil, buku tulis, makanan atau benda lain. Tetapi, dalam hal ini guru juga harus berhati-hati dan berubah menjadi “upah” bagi murid-murid. (Purwanto, 2007: 183) Menurut Edy Siswanto ada 2 macam reward (hadiah) yaitu:

  a. Berupa ucapan Guru dalam menyampaikan ilmunya tidak luput dari kesalahan, demikian juga siswa di kelas. Perlunya guru meminta maaf disetiap akhir pelajaran tentunya membuat murid juga akan merasakan pentingnya ucapan tersebut. Lebih penting lagi untuk diperhatikan adalah penghargaan terhadap setiap tindakan/aktivitas anak. Contohnya: baik, pekerjaanmu bagus, perlu ditingkatkan, seratus untuk anda, coba mari kita kerjakan bersama, hal ini perlu sekali dilakukan baik berupa pujian maupun harapan dan saran.

  b. Berupa tindakan 1) Pemberian poin atau nilai.

  2) Menepuk punggung siswa dengan berkata bagus-bagus. 3) Membubuhkan tanda tangan. 4) Memberikan secarik tulisan berupa saran dan kritik yang membangun serta harapan.

  5) Memberikan pengumuman bagi pemenang disertai tepuk tangan temannya.

  6) Memberikan hadiah berupa buku/pensil atau uang dsb (http://kholifatulmusfiroh.blogspot.ae//2013/04).

  3. Syarat-syarat Reward Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan

  reward agar bisa menjadi alat pendidikan yang efektif, yakni sebagai

  berikut:

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCA JIWA PONDOK BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN AGRO NUR EL FALAH SKRIPSI

0 0 140

MEDIASI PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA TAHUN 2012-2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 0 88

NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 156

IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI PENDIDIKAN HUMANISME RELIGIUS PADA PONDOK PESANTREN BAGI MASYARAKAT (STUDI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO, GEDANGAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 134

PENGARUH PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP ISLAM DHARMA LESTARI PULUTAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 104

SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAMAL FALAH SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 125

ANALISIS METODE PENGGUNAAN JAM BENCET DALAM PENENTUAN AWAL WAKTU SHALAT DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IEN KALIBENING SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 98

REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 1 122

PENERAPAN METODE WAHDAH DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN ARGOMULYO SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 85

PRESTASI MAHASISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI IAIN SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 130