STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI PADA PESERTA DIDIK KELAS IV DAN V SD PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20122013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK – TOPIK BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI PADA PESERTA DIDIK KELAS IV DAN V SD PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK- – TOPIK BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL Skripsi
Oleh: Caecilia Tika Ningtyas 091114016
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI PADA PESERTA DIDIK KELAS IV DAN V SD PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK – TOPIK BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Caecilia Tika Ningtyas
091114016
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk : Kemuliaan Tuhan Yang Maha Besar Kedua orang tuaku Bpk. F.X Sukamto dan Ibu V.Suyati Adikku tercinta Laurentius Wahyu Irawan Keluarga Besar dan Sanak saudara
Para sahabat dan Teman-teman Keluarga besar prodi BK Sanata Dharma Almamaterku Universitas Sanata Dharma
MOTTO
Tuhan takkan terlambat
Juga tak akan lebih cepat semuanya
Dia jadikan indah pada waktuNya....
Ada saatnya, kita berhenti sejenak. Melihat ke belakang, dan bersyukur. (Hitam-putih Trans TV) Buah dari kesabaran dan ketekunan adalah kebahagiaan.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 28 Oktober 2013 Penulis Caecilia Tika Ningtyas
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Caecilia Tika NingtyasNomor Mahasiswa : 091114016 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI PADA
PESERTA DIDIK KELAS IV DAN V SD PANGUDI LUHUR
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN TOPIK- – TOPIK BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 28 Oktober 2013 Yang menyatakanABSTRAK STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI PADA PESERTA DIDIK KELAS IV D SD PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK – TOPIK BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL Caecilia Tika Ningtyas Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2013 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang deskripsi kemampuan mengelola emosi pada peserta didik kelas IV dan V SD Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi
- – sosial. Subjek penelitian ini adalah 143 peserta didik.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner Kemampuan Mengelola Emosi. Kuesioner yang disusun terdiri dari 52 item berdasarkan 5 aspek kemampuan mengelola emosi menurut Papalia (2008:486-487), yaitu: (1) menyadari bahwa tidak semua ungkapan emosi dapat diterima oleh kelompok sosial, (2) mengatur ekspresi emosional dalam situasi sosial, (3) merespon reaksi emosional orang lain, (4) memverbalisasi emosi yang saling bertentangan, dan (5) berperilaku prososial. Pengukuran validitas dan reliabilitas menggunakan program SPSS 16.0 for Window dan teknik analisis data yang digunakan adalah kategori tingkat kemampuan mengelola emosi berdasarkan penilaian Azwar. Kategori tingkat kemampuan mengelola emosi digolongkan menjadi lima, yaitu: “Sangat Tinggi”, “Tinggi”, “Sedang”, “Rendah”, dan “Sangat Rendah”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan mengelola emosi para peserta didik kelas IV dan V di SD Pangudi Luhur Yogyakarta masuk dalam kategori tinggi. Hal ini dapat diketahui bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan mengelol a emosi:”sangat tinggi” 34 %, “tinggi” 54 %, “sedang” 11%, dan “rendah” 1 %. Berdasarkan hasil uji butir item ditemukan bahwa terdapat 6 butir item yang masuk dalam kategori rendah. Item tersebut yaitu: “Ketika saya diejek teman, saya menceritakan kekecewaan saya kepada orangtua atau guru
”, “Saat saya merasa sakit hati dengan perkataan teman, saya balas
mengejeknya ”, “Saya belum berani mengakui kesalahan, meskipun telah dinasihati oleh guru atau orang tua ”, ”Saya menghilangkan kebiasaan mengejek teman, setelah melihat teman lain dimarahi oleh guru ”, ”Ketika saya merasa cemas, saya berbohong ” Saya tetap mengingat teman yang pernah mengejek ”,ABSTRACT A DESCRIPTIVE STUDY ON THE ABILITY TO MANAGE EMOTIONS OF THE FOURTH AND FIFTH GRADE STUDENTS AT SD PANGUDI
LUHUR YOGYAKARTA IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR
AND ITS IMPLICATIONS TO THE SUGGESTED TOPICS OF PERSONAL AND SOCIAL GUIDANCE Caecilia Tika Ningtyas Sanata Dharma University Yogyakarta
2013 This research aims to obtain data about the description of the ability to manage emotions of the fourth and fifth grade students at SD Pangudi Luhur Yogyakarta in 2012/2013 academic year and its implications for the suggested topics of personal and social guidance. The subject in this research is 143 students.
This study is a descriptive research. The data collection in this research is using a questionnaire of ability to manage emotions which consists of 52 items based on 5 aspects of the ability to manage emotions according to Papalia (2008:486-487), namely: (1) recognizing that not all expressions of emotion can be accepted by social groups, (2) setting the emotional expression in social circumstances, (3) respond ing to others’ emotional reaction, (4) verbalizing conflicting emotions (5) behaving pro-socially. The measurement of validity and reliabilities is using SPSS 16.0 for Window program and the technique of data analysis used is the category of the ability level to manage emotions based on Azwar. There are five levels in managing the emotions, namely: “very high”, “high”, “moderate”, “low”, and “very low”.
The result of the study shows that the ability to manage emotions of the fourth and fifth grade students at SD Pangudi Luhur Yogyakarta belongs to the high category. This can be indicated that 34% students be long to “very high” category, 54% students belong to “high” category, 11% students belong to “moderate” category, and 1% students belong to “low” category. Based on the result, it is found that there are 6 items belong to the low category. These items are: “When I were abused by friends, I told it to my parents or teachers”, “When I were offended by friends’ saying, I would avenge them”, “I didn’t dare to confess my mistakes, although my teachers or parents already advised me”, “I kicked the habit of mocking friends, after seeing other friends scolded by teacher”, “When I feltrestless, I lied”, “I still remember friends who once mocked me”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia,
penyertaan dan bimbinganNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak dukungan, bimbingan dan
doa demi kelancaran dan terselesainya skripsi ini dengan judul Studi Deskriptif
Kemampuan Mengelola Emosi Pada Peserta Didik Kelas IV dan V SD Pangudi
Luhur Yogyakarta dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan
Pribadi– Sosial. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si, selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. A. Setyandari, S.Pd.,S.Psi., Psi.,M.A, selaku Wakaprodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
3. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan kemurahan hati dan kesabaran telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Gendon Barus, M.Si, dan Dra. Retno Priyani, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan usul dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah mendampingi penulis selama perkuliahan dan membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang telah diberikan.
6. Br. Pilipus Sukiran, FIC, selaku Koordinator SD Pangudi Luhur Yogyakarta, tahun ajaran 2012/2013 yang telah menerima dan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan pengambilan data penelitian.
7. B.Ulli Prima, S.Psi selaku guru BK SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang dengan ikhlas dan sabar meluangkan waktu dan mendampingi penulis dalam proses pengambilan data.
8. Para peserta didik kelas IV dan V SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang telah meluangkan waktu dan bersedia mengisi kuesioner dengan baik.
9. Kedua orangtuaku F.X Sukamto dan V. Suyati yang selalu setia dengan cinta dan kasih sayangnya untuk mendukung, memberikan perhatian, dan mendoakan penulis, khususnya selama mennyelesaikan skrispsi ini dengan baik.
10. Laurentius Wahyu Irawan, adikku tercinta yang telah mendukung dan mendampingi penulis.
11. Philippus Aditya Nugroho yang telah memberikan dukungan, doa dan
12. Para sahabat Sinta, Prima, Nasa, Lilyn, Anna, Siska dan Vita yang telah mendukung penulis dengan baik.
13. Floren, Satya Edy Nugroho, Alit Pidegso yang dengan sabar membantu penulis untuk saling belajar bersama menginput dan mengolah data penelitian.
14. Yulia Dwi Susanti yang telah membantu dan menemani penulis dalam
proses pengumpulan data penelitian di sekolah.
15. Fransiska Wening, Suster Maura dan Andreas Rian yang telah membantu
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan meminjamkan referensi buku.
16. Teman-teman Mitra Perpustakaan: Ester Yanti, Mengty, Chandra, Amiko,
Odil, Rani, Lana, Keket, Rea dan Merry yang telah mendukung danmembantu penulis selama proses penyelesaian skripsi dengan baik.
17. Keluarga besar Program Studi Bimbingan dan Konseling, USD khususnya
teman-teman BK angkatan 2009.
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL.................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... iv HALAMAN MOTTO................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..................................... vii
ABSTRAK.................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix KATA PENGANTAR.................................................................................. xDAFTAR ISI................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................ xviDAFTAR GAMBAR.................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..................................................................
1 B. Rumusan Masalah............................................................................
5 C. Tujuan Penelitian.............................................................................
5 D. Manfaat Penelitian...........................................................................
6 E. Definisi Operasional.......................................................................
7 BAB II LANDASAN TEORI
A. Kemampuan Mengelola Emosi 1. Pengertian Emosi..................................................................
8 2. Karakteristik Perkembangan Emosi Peserta Didik...............
9
- – Sosial
34 2. Format Pernyataan Skala......................................................
51 2. Hasil Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi..................
A. Hasil Penelitian 1. Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi...............................
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
46 F. Teknik Analisis Data.......................................................................
45 2. Pengumpulan Data...............................................................
42 E. Prosedur Pengumpulan Data 1. Persiapan dan Pelaksanaan..................................................
38 2. Reliabilitas............................................................................
36 D. Uji Coba alat 1. Validitas................................................................................
36 4. Kisi-Kisi Item.......................................................................
35 3. Penentuan Skor....................................................................
33 C. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner.............................................................................
5. Aspek-Aspek Kemampuan Mengelola Emosi Peserta
Didik.....................................................................................33 B. Subyek Penelitian...........................................................................
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...............................................................................
29 3. Peran Guru BK di Sekolah Dasar.........................................
2. Tujuan Bimbingan Pribadi – Sosial......................................
28
1. Pengertian Bimbingan Pribadi – Sosial................................
23 C. Bimbingan Pribadi
22 3. Tugas Perkembangan Peserta Didik Kelas IV dan V...........
22 2. Ciri-Ciri Peserta Didik Kelas IV dan V................................
19 B. Perkembangan Peserta Didik Kelas IV dan V 1. Pengertian Peserta Didik Kelas IV dan V............................
53
Kelas IV dan V.....................................................................
56 2. Item-Item Kemampuan Mengelola Emosi...........................
61 C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi
65 – Sosial............................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.......................................................................................
69 B. Saran.................................................................................................
70 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
72
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Rincian Daftar Subyek Penelitian kelas IV dan V...........................34 Tabel 2 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Coba Kemampuan Mengelola Emosi.....
37 Tabel 3 Rincian Daftar Subjek Uji Coba Penelitian Kelas IV dan V............ 39 Tabel 4 Item-Item yang Valid dan Tidak Valid..........................................
41 Tabel 5 Kriteria Guilford..............................................................................
43 Tabel 6 Kuesioner Penelitian Kemampuan Mengelola Emosi...................... 44
Tabel 7 Norma Kategorisasi Karakter Subyek Penelitian............................. 47
Tabel 8 Kategorisasi Kemampuan Mengelola Emosi...................................48 Tabel 9 Norma Kategorisasi Skor Item.........................................................
49 Tabel 10 Kategorisasi Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi.................. 50
Tabel 11 Kategori Kemampuan Mengelola Emosi......................................... 51
Tabel 12 Kategori Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi......................... 53
Tabel 13 Item-item Kemampuan Mengelola Emosi yang TergolongSedang...............................................................................................
55 Tabel 14 Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial................................ 66
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Histogram Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi.................. 52
Gambar 2 Histogram Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi................ 54
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Permohonan Penelitian.......................................... 74
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian...............................................................75 Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kemampuan Mengelola Emosi.......................................................................................
76 Lampiran 4 Kuesioner Penelitian Kemampuan Mengelola Emosi............. 84
Lampiran 5 Tabulasi Data Penelitian Kemampuan Mengelola Emosi....... 89
Lampiran 6 Contoh Satuan Pelayanan Bimbingan....................................94
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pernah merasa senang, gembira, bahagia, sedih,
kecewa, marah, jengkel, sebel, khawatir, malu, takut. Perasaan tersebut adalah emosi yang sering dialami dan dirasakan dalam kehidupan sehari- hari. Emosi tersebut sangat dekat dengan kehidupan manusia dan dapat mempengaruhi perilaku manusia. Saat senang, seseorang bisa sangat bersemangat, percaya diri, dan berani. Sebaliknya, saat sedih seseorang bisa menjadi malas, tidak bergairah, marah-marah tanpa sebab dan tidak bisa berkonsentrasi.
Menurut Yusuf (Juantika, 2011:34) emosi merupakan warna yang menyertai setiap keadaan atau perilaku seseorang. Menurut James and Lange (Juantika, 2011:34) emosi yang timbul berpengaruh pada perubahan jasmani atau kegiatan individu. Misalnya, menangis karena sedih atau tertawa karena bahagia. Seseorang bisa merasakan emosi yang sedang dialami tetapi tidak jarang mereka mengalami kebingungan atau kesulitan bagaimana mengelola emosinya. Hal ini juga dialami oleh anak-anak, khususnya pada tahap perkembangan kanak-kanak akhir.
Peserta didik dapat dengan mudah menunjukkan ekspresi marah, jengkel, takut, khawatir, cemas, cemburu, riang, senang dan bahagia melalui perilaku atau ekspresi wajah kepada orang dewasa yang ada di sekitar mereka. Peserta didik biasanya menunjukkan ekspresi positif dengan beragam cara yang membuat orang dewasa yang ada di sekitarnya merasa bangga atau senang. Namun, tidak jarang emosi negatif yang mereka rasakan, diekspresikan dengan perilaku-perilaku yang menyimpang, seperti: memukul, mengumpat, mendorong, dan sebagainya.
Berdasarkan observasi dan pengalaman peneliti saat menjalankan PPL di SD, ditemukan beberapa kasus ekspresi emosi peserta didik yang kurang tepat seperti: pertama karena bertengkar pembicaraan, maka seorang anak memukul temannya, sehingga membuat temannya menangis.
Kasus kedua, yaitu sekelompok anak membuat keributan di kelas dengan bernyanyi sambil memukul meja karena mereka merasa senang. Kasus ketiga, seorang anak yang saling mengejek di kelas karena merasa sakit hati dengan ucapan teman.
Berdasarkan kasus-kasus di atas dapat digambarkan bahwa pada masa kanak-kanak akhir, peserta didik masih perlu belajar untuk mengelola emosi, baik emosi positif maupun negatif secara tepat dan baik. hal ini terlihat dari, peserta didik masih sulit untuk mengendalikan apa yang sedang mereka rasakan melalui perilaku, sehingga tidak jarang ditemukan bahwa saat seorang peserta didik sedang marah terhadap saat seorang anak merasa senang dengan apa yang didapatkan dari teman- temannya, ia akan menunjukkan melalui perilaku atau ucapan yang tepat lainnya.
Beberapa contoh perilaku yang kurang tepat tersebut, lambat laun akan mengganggu hubungan sosial antara peserta didik dengan teman bermainnya, sehingga dapat menimbulkan permasalahan baru dengan orang lain yang ada di sekitar hidupnya. Apabila hubungan sosial ini terganggu, maka akan mempengaruhi pelaksanaan tugas perkembangan. Namun, hubungan sosial peserta didik dengan temannya tidak akan terganggu, jika mereka mampu belajar untuk mengelola emosinya dengan baik sesuai dengan kemampuan dan perkembangan pada tahap kanak- kanak akhir.
Namun, dalam prosesnya peserta didik kadangkala mengalami kesulitan untuk belajar mengelola emosi yang dapat diterima oleh orang lain. Oleh sebab itu, untuk membantu peserta didik dalam mengelola emosi dengan baik, butuh adanya kerjasama dengan guru dan stake holder sekolah. Hal ini dikarenakan, pada saat di sekolah peserta didik adalah tanggung jawab sekolah untuk membantu mereka mempelajari dan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang mendukung perkembangan seperti, kemampuan mengelola emosi. Sebaliknya, pada saat di rumah, peserta didik adalah tanggung jawab orangtua untuk melanjutkan pendampingan, sehingga dibutuhkan kerjasama dan
Menurut Salovey dan Mayer (Goleman, 2006:58) mengelola emosi adalah salah satu aspek dari kecerdasan emosional. Secara umum kemampuan mengelola emosi meliputi: kemampuan menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan, atau ketersinggungan, mampu bangkit dengan cepat dari perasaan itu, dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya dalam melakukan keterampilan dasar. Papalia dalam bukunya (2008:486-487) juga menyebutkan bahwa peserta didik pada tahap kanak-kanak akhir, juga memiliki kemampuan mengelola emosi seperti: kemampuan menyadari bahwa tidak semua ungkapan emosi dapat diterima oleh kelompok sosial, mampu mengatur ekspresi emosional dalam situasi sosial, mampu merespon reaksi emosional orang lain, mampu memverbalisasi emosi yang saling bertentangan dan berperilaku prososial. Oleh karena itu, peserta didik pada tahap kanak-kanak akhir perlu dikembangkan kemampuan mengelola emosi untuk menyeimbangkan hubungan pribadi dan sosialnya, agar lebih siap memasuki tahap perkembangan berikutnya.
Berdasarkan uraian penjelasan tersebut, maka perlu diteliti tentang tingkat kemampuan mengelola emosi pada peserta didik kelas IV dan V untuk melihat sejauh mana tingkat kemampuan peserta didik dalam mengelola emosi maka diambil judul ”Studi Deskriptif kemampuan mengelola emosi pada peserta didik kelas IV - VI dan implikasinya terhadap usulan topik bimbingan pribadi - sosial ”. Penelitian ini, mendukung layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar, sehingga para peserta didik dapat terbantu dalam mengembangkan kemampuan mengelola emosi, baik dalam lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
B. Rumusan Masalah Permasalahan pokok dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa tinggikah kemampuan mengelola emosi pada peserta didik kelas IV dan V di SD Pangudi Luhur Yogyakarta?
2. Berdasarkan hasil analisis butir-butir instrumen kemampuan peserta didik dalam mengelola emosi, topik-topik bimbingan apakah yang implikatif diusulkan untuk lebih mengembangkan dan memelihara kemampuan mengelola emosi pada peserta didik kelas
IV dan V SD Pangudi Luhur, Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan tingkat kemampuan mengelola emosi pada peserta didik kelas IV dan V SD Pangudi Luhur Yogyakarta.
2. Mengidentifikasi butir-butir instrumen kemampuan mengelola emosi pada peserta didik kelas IV dan V SD Pangudi Luhur
Yogyakarta, yang terindikasi rendah, untuk penyusunan topik-topik bimbingan pribadi
- – sosial yang implikatif.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat disumbangkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini memberikan penjelasan tentang tingkat kemampuan mengelola emosi khususnya pada peserta didik kelas
IV dan V di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Selain itu, penelitian ini juga memberikan pengetahuan kepada mahasiswa atau guru BK di SD tentang perkembangan, ciri-ciri dan faktor-faktor yang mendukung kemampuan peserta didik dalam mengelola emosi,
sehingga dapat membantu perkembangan peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru Pembimbing Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk pengembangan program Bimbingan dan Konseling, khususnya pada topik-topik bimbingan yang berkaitan dengan emosi di Sekolah Dasar.
b. Bagi Peserta didik Peserta didik akan mendapatkan layanan bimbingan pribadi
- – sosial yang relevan tentang kemampuan
1. Mengelola emosi adalah kemampuan untuk peka terhadap perasaannya sendiri dan orang lain, menyadari bahwa tidak semua ungkapan emosi dapat diterima oleh kelompok sosial, mengatur ekspresi emosi, merespon reaksi emosional orang lain, memverbalisasi emosi yang saling bertentangan, dan berperilaku prososial .
d. Bagi peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan bekal kajian bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian
yang relevan dengan tema penelitian ini.
E. Definisi Operasional
2. Bimbingan pribadi
- – sosial merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam mengembangkan dirinya dan membantu memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial.
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini diuraikan kajian teoritis yang melandasi kerangka konseptual
penelitian ini. Kerangka konseptual penelitian ini antara lain: pengertian emosi,
kemampuan emosi, kemampuan mengelola emosi, peserta didik kelas IV dan V
dan bimbingan pribadi – sosial.A. Kemampuan Mengelola Emosi
1. Pengertian emosi
Kata emosi berasal dari bahasa Perancis, emouvoir yang berarti “ kegembiraan”. Emosi juga berasal dari bahasa latin emovere, dari e- (vari an eks) yang berarti “luar” dan movere yang berari “bergerak”. Menurut JP Du Preez (Muhammad, 2011:12), emosi adalah reaksi tubuh dalam menghadapi situasi konkrit tertentu. Arti lain juga menjelaskan bahwa emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik dan emosi juga merupakan hasil proses persepsi terhadap situasi.
Pengertian lain juga dalam Oxford English Dictionary yang mendefinisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap, Goleman (2006:411). Emosi adalah perasaan intens yang reaksi terhadap seseorang atau kejadian, Muhammad (2011:10). Emosi dapat ditunjukkan ketika: merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, atau takut terhadap sesuatu.
Emosi manusia jika dilihat dari dampak yang ditimbulkan terdiri dari dua yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif memberi dampak yang menyenangkan dan menenangkan sedangkan emosi negatif memberi dampak yang tidak menyenangkan dan menyusahkan. Macam-macam dari emosi positif seperti: tenang, santai, rileks, gembira, lucu, dan senang. Macam-macam dari emosi negatif seperti: sedih, kecewa, putus asa, marah, dendam, tidak berdaya, depresi, frustasi dan cemburu.
Berikutnya, akan dijabarkan tentang karakteristik perkembangan emosi peserta didik yang sedang memasuki tahap perkembangan kanak-kanak akhir, sehingga dapat diketahui berbagai jenis emosi dan ciri-ciri emosi.
2. Karakteristik perkembangan emosi peserta didik kelas IV dan V
Menurut Yususf (2008:167-169) beberapa jenis emosi yang berkembang pada peserta didik pada masa sekolah atau tahap kanak- kanak akhir secara umum, yaitu:
a. Senang, yaitu perasaan yang nyaman, karena terpenuhi keinginannya. Kondisi yang melahirkan perasaan gembira pada peserta didik, di antaranya: terpenuhi kebutuhan jasmani (makan dan minum), sehat, memperoleh kasih sayang dan memiliki kesempatan untuk bermain.
b. Ingin tahu, yaitu perasaan ingin mengenal, mengetahui segala sesuatu atau objek-objek, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik.
Keinginan ini ditandai dengan pertanyaan yang diajukan anak, seperti: Mengapa perlu saling memaafkan? Mengapa tidak boleh berbohong?.
c. Marah, yaitu perasaan tidak senang atau benci baik terhadap orang lain, diri sendiri, atau objek tertentu yang diwujudkan dalam bentuk verbal (kata-kata kasar/makian/sumpah serapah), atau nonverbal (mencubit, memukul, menendang, dan merusak).
Perasaan marah ini merupakan reaksi terhadap frustasi yang dialaminya, yaitu perasaan kecewa karena ada hambatan terhadap pemenuhan keinginannya. Sumber perasaan marah bisa berasal dari diri sendiri (seperti ketidakmampuan dan kelemahan/kecacatan diri), atau orang lain (orangtua, saudara, guru, dan teman sebaya).
d. Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap membahayakan. Rasa takut terhadap sesuatu berlangsung melalui tahapan: (1) mula-mula tidak takut, karena peserta didik belum bisa melihat kemungkinan bahaya yang terdapat dalam objek, (2) timbul rasa takut setelah mengenal adanya bahaya dan (3) rasa takut bisa hilang kembali setelah mengetahui cara-cara menghindar e. Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan, yang tidak ada obyeknya. Kecemasan ini muncul dari situasi-situasi yang dikhayalkan, berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari orangtua, buku bacaan. Contohnya, perasaan takut berada di dalam kamar sendiri.
Emosi-emosi tersebut tidak hanya mempengaruhi hubungan sosial tetapi juga dapat mempengaruhi tingkah laku peserta didik dalam belajar. Pernyataan tersebut dijelaskan oleh Yusuf bahwa: “Emosi yang positif seperti perasaan senang, bergairah, semangat atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif dalam berdiskusi, mengerjakan tugas, dan disiplin dalam belajar. Sebaliknya, emosi negatif seperti perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah, maka proses belajar akan mengalami hambatan, dalam arti peserta didik tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar, sehingga kemungkinan besar dia akan mengalami kegagalan dalam bel ajarnya” Yusuf (2008:181-182). Berdasarkan kondisi tersebut, dapat dikatakan bahwa pengaruh emosi negatif juga akan berdampak tidak hanya pada hubungan sosial, tetapi pada proses belajar di kelas. Hal utama yang juga perlu diketahui adalah bagaimana ciri-ciri perkembangan emosi pada peserta didik tahap kanak-kanak akhir. Berikut ini akan dijabarkan ciri-ciri perkembangan emosi para peserta didik secara umum. Menurut Izzaty (2008:112-113) ciri-ciri emosi pada kanak-kanak akhir adalah sebagai berikut: a. Emosi peserta didik berlangsung relatif lebih singkat (sebentar).
Emosi pada peserta didik berlangsung secara singkat dan tiba-tiba. Hal ini dikarenakan emosi peserta didik menampakkan dirinya di dalam kegiatan atau gerakan yang nampak, sehingga menghasilkan emosi yang singkat/pendek.
b. Emosi peserta didik kuat atau hebat.
Ciri emosi ini akan tampak pada peserta didik ketika mereka sedang takut, marah, atau sedang bersenda gurau. Pada situasi tersebut mereka akan tampak marah sekali, takut sekali, atau tertawa terbahak-bahak, meskipun kemudian akan cepat hilang.
c. Emosi peserta didik mudah berubah.
Peserta didik akan mudah berubah emosinya. Misalnya, seorang peserta didik yang baru saja menangis akan berubah menjadi tertawa dalam waktu singkat.
d. Emosi peserta didik nampak berulang-ulang.
Emosi peserta didik yang nampak berulang-ulang dikarenakan mereka sedang dalam proses perkembangan emosi, dimana mereka harus mengadakan penyesuaian terhadap situasi di luar
dirinya dan hal ini dilakukan secara berulang-ulang. e. Respon emosi peserta didik berbeda-beda.
Respon emosi peserta didik dapat berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh pengamatan terhadap peserta didik dengan berbagai tingkat usia yang menunjukkan berbagai respon emosi. Pada awalnya pola respon emosi peserta didik akan sama. Namun, setelah mengalami pengalaman belajar dari lingkungan, maka akan membentuk tingkah laku yang akan mempengaruhi respon emosi peserta didik.
f. Emosi peserta didik dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya.
Kadangkala peserta didik tidak memperlihatkan reaksi emosi yang nampak dan langsung, namun emosi dapat diketahui dari tingkah lakunya yaitu melamun, gelisah, sering menangis, dsb.
g. Emosi peserta didik mengalami perubahan dalam kekuatannya.
Suatu ketika emosi peserta didik akan kuat, kemudian akan berkurang. Emosi yang lain mula-mula lemah, kemudian berubah menjadi kuat. Misalnya: seorang peserta didik memperlihatkan rasa malu-malu di tempat yang masih asing, kemudian ketika ia sudah tidak merasa asing lagi maka rasa malunya akan berkurang atau bahkan hilang.
3. Kemampuan Emosi
Salovey memperluas tentang definisi dasar tentang kecerdasan emosional seraya memperluas kemampuan emosi menjadi lima wilayah utama yaitu: mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan, (Goleman: 2006, 58-59).
a. Mengenali emosi, yaitu kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu bagi pemahaman diri dan kemampuan mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Seseorang mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan yang sesungguhnya kemudian mengambil keputusan secara tepat.
b. Mengelola emosi, yaitu kemampuan untuk menguasai perasaannya sendiri agar perasaan tersebut dapat diungkap secara tepat. Orang yang tidak mampu mengelola emosinya akan terus menyesali kegagalannya, sedangkan mereka yang mampu mengelola emosi akan segera mampu bangkit dari kegagalan.
c. Memotivasi diri sendiri, yaitu kemampuan untuk mengendalikan diri dan menahan diri terhadap kepuasaan sesaat untuk tujuan yang lebih besar dan lebih menguntungkan.
d. Mengenali emosi orang lain, yaitu kemampuan untuk menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi dan mengisyaratkan apa yang e. Membina hubungan, yaitu kemampuan seseorang untuk membentuk hubungan, membina kedekatan hubungan, menyakinkan, mempengaruhi, dan membuat orang lain merasa nyaman, serta dapat menjadi pendengar yang baik.
Selanjutnya, menurut Juantika (2011:33) aspek emosional dari suatu perilaku, pada umumnya selalu melibatkan tiga variabel yaitu: rangsangan yang menimbulkan emosi (the stimulus variable), perubahan- perubahan fisiologis yang terjadi bila mengalami emosi (the organismic variable ), dan pola sambutan ekspresi atas terjadinya pengalaman emosional itu (the response variable).
Berdasarkan kemampuan emosi yang telah dijabarkan oleh Salovey (Goleman, 2006:27), peneliti berpendapat bahwa keempat kemampuan emosi yang lain juga perlu dikembangkan oleh peserta didik, khususnya kelas IV dan V. Namun, dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada kemampuan mengelola emosi. Hal ini dikarenakan, melihat ciri-ciri emosi peserta didik kelas IV dan V seperti:emosi yang mudah berubah, respon emosi berbeda-beda, emosi nampak berulang- ulang, emosinya kuat dan hebat, dan sebagainya sehingga peserta didik perlu belajar mengelola emosinya, karena jika peserta didik mengalami kesulitan maka akan menghambat hubungan sosialnya, sedangkan apabila mereka telah mampu mengelola emosi maka akan membantu dalam
hubungan sosialnya dan tercapai pelaksanaan tugas perkembangnnya.
4. Kemampuan mengelola emosi
Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan, agar terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menurut Aristoteles ia berpendapat bahwa:
“ Mengelola emosi adalah menyelaraskan antara perasaan dan lingkungan. Apabila emosi terlampau ditekan, maka akan tercipta kebosanan dan jarak; bila emosi tak dikendalikan, terlampau ekstrem dan terus-menerus, emosi akan menjadi sumber penyakit, seperti depresi berat, cemas berlebihan, amarah yang meluap- luap.” (Goleman, 2006:77) Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi yang berlebih sehingga menjadi seimbang. Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan, atau ketersinggungan, mampu bangkit dengan cepat dari perasaan itu dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya keterampilan dasar. Tujuan dari mengelola emosi adalah keseimbangan emosi bukan menekan emosi, karena setiap emosi memiliki nilai dan makna.
Selain itu, indikator kemampuan mengelola emosi menurut Yusuf & Juantika (2009:240) adalah kemampuan untuk bersikap toleran terhadap frustasi, mampu mengendalikan marah secara lebih baik, dapat mengendalikan prilaku agresif yang merusak diri sendiri dan orang lain, memiliki perasaan yang positif tentang diri sendiri dan Menurut Goleman (1999:130-151), mengelola emosi meliputi kemampuan untuk mengendalikan emosi diri, memiliki sifat dapat
dipercaya dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
1. Mengendalikan emosi diri, yaitu menjaga agar emosi dan penyebab yang merusak tetap terkendali. Orang yang mampu mengendalikan emosi diri dimampukan untuk: a. Mengelola dengan baik emosi-emosi yang menekan.
b. Tetap teguh, bersikap positif meskipun dalam situasi yang berat c. Mampu berpikir jernih dan tetap fokus kendati dalam keadaan tertekan.
2. Sifat dapat dipercaya, yaitu menunjukkan integritas dan sikap bertanggung jawab dalam mengelola diri sendiri. Orang yang dapat dipercaya mampu untuk: a. Bertindak menurut etika dalam masyarakat.
b. Tidak pernah mempermalukan orang lain.
c. Berani mengakui kesalahan sendiri dan menegur perbuatan yang tidak dapat diterima.
d. Berpegang pada prinsip secara teguh walaupun akibatnya adalah menjadi tidak disukai.
e. Membangun kepercayaan dengan sikap apa adanya dan jujur.
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan
a. Mampu menangani perubahan dan tantangan. Orang yang memiliki adabtabilitas yang tinggi berarti mampu luwes memandang sesuatu.
b. Memiliki prioritas dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Menurut Goleman (2006:404) ciri-ciri orang yang dapat mengelola emosi antara lain:
1. Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi dan pengelolaan amarah.
2. Berkurangnya ejekan verbal, perkelahian, dan gangguan di ruang kelas.
3. Lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat, tanpa berkelahi.
4. Berkurangnya larangan masuk sementara dan skorsing.
5. Berkurangnya perilaku agresif atau merusak diri sendiri.
6. Perasaan yang lebih positif tentang diri sendiri, sekolah dan keluarga.
7. Berkurangnya kesepian dan kecemasan dalam pergaulan.
Berikutnya, peneliti akan menjabarkan secara lebih rinci aspek-aspek dalam mengelola emosi untuk peserta didik pada masa kanak-kanak akhir.
5. Aspek-aspek kemampuan mengelola emosi pada peserta didik
Papalia (2008:486-487) dan Hurlock (2005:227) menyebutkan aspek kemampuan mengelola emosi khususnya untuk peserta didik kelas (IV dan V) yang sedang berada pada tahap perkembangan kanak- kanak akhir yaitu:
a. Peka terhadap perasaan sendiri dan orang lain.
Peserta didik belajar untuk peka terhadap emosi yang sedang dialami dan emosi yang sedang dialami oleh orang lain di kehidupan sehari-hari. Hal ini akan membantu peserta didik untuk belajar dan mengetahui reaksi-reaksi emosi yang dapat diterima ataupun tidak dapat diterima dari kelompok sosial.
b. Menyadari bahwa tidak semua ungkapan emosi dapat diterima oleh kelompok sosial/orang lain.
Meningkatnya usia peserta didik, membuat mereka belajar dan menyadari bahwa ungkapan emosi kegembiraan atau kesedihan hendaknya diungkapkan dalam bentuk yang dapat diterima secara sosial di mana mereka tinggal. Misalnya, peserta didik tahu bahwa mengejek teman saat merasa marah adalah perbuatan yang tidak baik.
c. Mengatur ekspresi emosi dalam situasi sosial.