PROFIL SELF DISCLOSURE PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL.

(1)

No. Daftar: 248/S/PPB/2015

PROFIL SELF DISCLOSURE PESERTA DIDIK DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL

(Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang

Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

oleh

Abdullah Abdul Rahman NIM 1000860

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PROFIL SELF DISCLOSURE PESERTA DIDIK DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL

(Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh

Abdullah Abdul Rahman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Abdullah Abdul Rahman 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

ABDULLAH ABDUL RAHMAN

PROFIL SELF DISCLOSURE PESERTA DIDIK DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL

(Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang

Tahun Ajaran 2014/2015)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Nandang Rusmana, M.Pd. NIP 19600501 198603 1 004

Pembimbing II

Dr. Ipah Saripah, M.Pd. NIP 19771014 200112 2 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Dr. Nandang Rusmana, M.Pd. NIP 19600501 198603 1 004


(4)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Abdullah Abdul Rahman, 1000860. (2015). Profil Self Disclosure Peserta didik dan Implikasinya Terhadap Bimbingan Pribadi Sosial (Studi Deskriptif terhadap Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015).

Penelitian dilatarbelakangi oleh pentingnya self disclosure pada remaja terutama bagi peserta didik SMP. Self disclosure merupakan salah satu keterampilan komunikasi interpersonal dan kompetensi interpersonal yang sangat berguna dalam berinteraksi sosial dan menjalin hubungan interpersonal. Penelitian bertujuan memperoleh gambaran umum

self disclosure peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang dan mendeskripsikan

perbedaan self disclosure peserta didik berdasarkan jenis kelamin. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random sampling). Sampel penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 182 peserta didik dari 384 peserta didik. Temuan penelitian menunjukkan secara umum

self disclosure peserta didik berada pada kategori tinggi dan terdapat perbedaan self disclosure antara peserta didik laki-laki dan perempuan dengan kecenderungan berada

pada kategori tinggi. Temuan penelitian dijadikan dasar untuk menyusun rancangan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan self disclosure peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang.


(5)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Abdullah Abdul Rahman, 1000860. (2015). Students Self Disclosure Profile and Its Implication for Personal and Social Guidance (A Descriptive Study of Eighth Graders of SMP Negeri 1 Lembang in 2014/2015 Academic Year)

The background of this research is the importance of self-disclosure for adolescents, especially junior high school students. Self-disclosure is one of the interpersonal communication skills and interpersonal competence which is very useful in social interaction and interpersonal relationships. The research aims to obtain an overview of SMP Negeri 1 Lembang eighth graders’ self-disclosure and describe students’ self-disclosure differences in terms of sex. The approach used in this research is quantitative approach with descriptive methods. The sampling technique used is random sampling. The samples are 182 students out of 384 who are the eight graders of SMP Negeri 1 Lembang in 2014/2015 academic year. The results show that in general, students’ self-disclosure is at high category and there are self-self-disclosure differences between male and female learners which tend to be in the high category. The implication is to arrange the guidance services to improve SMP Negeri 1 Lembang eighth graders’ self-disclosure. Keywords: self disclosure, students, sex.


(6)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GRAFIK... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 7

1.3 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Manfaat Penelitian... 8

1.5 Struktur Organisasi Skripsi... 9

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Self Disclosure... 10

2.2 Perkembangan Remaja Sebagai Peserta Didik SMP... 26

2.3 Bimbingan Pribadi Sosial…………... 32

2.4 Penelitian Sebelumnya yang Relevan... 41

2.5 Posisi Penelitian... 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ………... 43

3.2 Partisipan………... 43

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 44

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 44

3.5 Insrumen Penelitian ... 45

3.6 Analisis Data... 53

3.7 Prosedur Penelitian ... 57

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan Penelitian ... 59

4.2 Pembahasan Temuan Penelitian ... 66

4.3 Rancangan Layanan Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Self Disclosure Peserta Didik... 82


(7)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.1 Simpulan... 94

5.2 Keterbatasan Penelitian... 95

5.3 Rekomendasi... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

DAFTAR TABEL Tabel Hal 3.1 Kisi-kisi Instrumen Self Disclosure Peserta Didik (Sebelum Uji Kelayakan Instrumen)... 47

3.2 Hasil Judgement Instrumen Self Disclosure……... 48

3.3 Tabel Kisi-kisi Instrumen Self Disclosure Peserta Didik Peserta Didik (Setelah Uji Kelayakan Instrumen)... 49

3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Self Disclosure Peserta Didik... 51

3.5 Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen……..……… 52

3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Self Disclosure Peserta Didik... 52

3.7 Kisi-kisi Instrumen Self Disclosure Peserta Didik (Setelah Uji Coba Instrumen)... 52

3.8 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban... 53

3.9 Pengkategorian Self Disclosure Peserta Didik... 54

3.10 Interpretasi Skor Kategori Self Disclosure Peserta Didik... 55

4.1 Gambaran Umum Self Disclosure Peserta Disik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015... 59

4.2 Gambaran Umum Self Disclosure Peserta Disik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan Jenis Kelamin ………... 62

4.3 Uji Perbandingan Self Disclosure Berdasarkan Jenis Kelamin……….……. 65

4.4 Gambaran Umum Self Disclosure Peserta Disik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015... 87

4.5 Rencana Operasional Layanan Bimbingan Kelompok Self Disclosure Peserta Disik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015... 92


(8)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

4.1 Gambaran Pencapaian Aspek Self Disclosure Peserta Disik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 ………. 60 4.2 Gambaran Pencapaian Indikator Self Disclosure Peserta Disik Kelas

VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015……….. 61 4.3 Gambaran Self Disclosure Peserta Didik Laki-laki Kelas VIII SMP

Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/ 2015………. 63

4.4 Gambaran Self Disclosure Peserta Didik Perempuan Kelas VIII


(9)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Administrasi Penenlitian Lampiran 2 Instrumen Penelitian Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data

Lampiran 4 RPLBK (Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Kelompok)

Lampiran 5 Dokumetasi Penelitian Lampiran 6 Riwayat Hidup


(10)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Manusia sebagai makhluk sosial dalam bertingkah laku selalu berhubungan dengan lingkungan tempat dimana manusia berada (Walgito, 2007, hlm. 53). Hubungan antara manusia akan terjalin secara harmonis dan akrab dengan lingkungan sosialnya, apabila manusia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Masa remaja disebut sebagai masa social hunger (kehausan sosial) yang ditandai adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer group). Menurut Santrock (2007b, hlm. 55) masa remaja memiliki kecenderungan yang kuat untuk disukai dan diterima teman sebaya atau kelompok. Remaja akan merasa senang apabila diterima oleh teman sebaya dan sebaliknya akan merasa tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh teman sebayanya. Santrock (2007b, hlm. 56) berpendapat hubungan yang baik di antara teman sebaya dibutuhkan bagi perkembangan sosial yang normal di masa remaja. Hubungan yang positif dengan teman sebaya berkaitan dengan penyesuaian sosial yang positif. Kebutuhan akan berhubungan dengan teman sebaya disebabkan remaja telah memasuki lingkungan pergaulan yang lebih luas dan pengaruh teman sebaya di lingkungan sekolah.

Remaja merasa senang untuk menghabiskan waktu dengan teman sepermainan dan meningkatnya minat remaja terhadap hubungan interpersonal (Condry dalam Santrock, 2007b, hlm. 56). Remaja akan lebih tertarik untuk menceritakan permasalahannya kepada teman atau menghabiskan waktu bersama dengan teman dari pada dengan orang tuanya. Santrock (2007b, hlm. 72) menjelaskan hubungan pertemanan merupakan tempat bagi remaja untuk bertukar perasaan, pikiran, pengalaman, minat dan juga harapan selain dengan orang tuanya, karena tidak semua hal dapat diungkapkan remaja pada orangtuanya.


(11)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rawlins dan Holl (dalam Bauminger, 2008. hlm. 411) menyatakan selama masa remaja interaksi sosial dan komuniasi dengan orang tua dan teman merupakan tempat bagi remaja mendapatkan informasi serta pengambilan keputusan. Remaja membutuhkan lingkungan sosial untuk mengembangkan identitasnya, meningkatkan keterampilan sosial, dan belajar untuk berbagi dan bertukar informasi dengan individu lain.

Sullivan (dalam Santrock, 2007b, hlm. 72) menjelaskan pada masa awal remaja terjadi peningkatan dalam pengaruh psikologis dan keakraban dengan teman. Hubungan dengan teman sebaya pada remaja bukan hanya sekedar untuk bermain bersama, tetapi lebih kepada hubungan yang melibatkan emosi. Remaja akan mulai menceritakan permasalahannya kepada teman serta mulai mendengarkan teman bercerita tentang masalah pribadinya. Buhrmester dkk (1988a, hlm. 991) menjelaskan remaja harus mampu menjaga suatu hubungan serta mengelola hubungan, karena melalui kemampuan membina hubungan akrab yang baik remaja dapat terhindar dari stress dan perasaan kesepian.

Menurut Buhrmester dkk (1988a, hlm. 991) kemampuan membangun dan memelihara hubungan interpersonal yang akrab disebut sebagai kompetensi interpersonal. Lebih lanjut, Buhrmester dkk (1988a, hlm. 991) menjelaskan kompetensi interpersonal memiliki lima dimensi yaitu, berinisiatif m e m b i n a h u b u n g a n (initiating relationships), keterbukaan diri (self disclosure), bersikap asertif atas tindakan orang lain (asserting displeasure with others' actions), memberikan dukungan emosional (providing emotional support), serta mengelola dan mengatasi konflik yang timbul dalam hubungan interpersonal (managing interpersonal conflicts). Remaja yang memiliki kemampuan rendah dalam membina hubungan akrab, akan mengalami isolasi sosial sehingga mengalami kesulitan untuk melakukan hubungan interpersonal dengan teman sebaya.

Buhrmester & Prager (1995b, hlm. 10) menyebutkan self disclosure memiliki peran yang lebih besar pada pengembangan hubungan interpersonal. Menurut Buhrmester & Prager (dalam Bauminger, hlm. 411) melalui self


(12)

3

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disclosure remaja akan lebih dapat mengembangkan hubungan interpersonal dengan teman sebaya. Kurangnya hubungan akrab selama masa remaja dapat menjadi sumber stres yang mungkin kurang dalam menerima dukungan sosial dan bantuan dari teman.

Menurut Sullivan (dalam Berndt dan Hanna, 1995, hlm. 57) self disclosure merupakan faktor penting dari hubungan interpersonal pada remaja. Self disclosure kepada teman sebaya memiliki efek positif terhadap kepribadian remaja. Percakapan dengan teman membantu remaja mendapatkan pemahaman diri yang lebih baik. Sullivan berpendapat hubungan pertemanan yang akrab dan sering melibatkan self disclosure memiliki efek positif pada perkembangan sosial remaja.

Self disclosure dapat meningkatkan komunikasi interpersonal, menyelesaikan konflik, dan memperkuat hubungan interpersonal (Reece, 2014, hlm. 167). Pendapat lain menyatakan, hubungan interpersonal tidak dapat mencapai keakraban tanpa adanya self disclosure (Beebe, 2009, hlm. 55). Tanpa self disclosure, remaja hanya membentuk dan menjalin hubungan yang dangkal dengan teman. Disimpulkan self disclosure dapat memberikan efek positif terhadap kefektifan komunikasi interpersonal dan pengembangan hubungan interpersonal, melalui self disclosure remaja akan mudah membentuk serta menjalin hubungan yang akrab dengan teman.

Self disclosure diartikan sebagai tindakan individu dalam memberikan informasi yang bersifat pribadi terhadap orang lain. Informasi yang bersifat pribadi mencakup aspek atau topik pembicaraan mengenai sikap dan opini, selera atau minat, sekolah, kepribadian, keuangan, dan fisik (Jourard, 1971a, hlm. 8). Altman dan Taylor (dalam Ifdil, 2013, hlm. 112) mendefinisikan self disclosure merupakan kemampuan individu untuk mengungkapkan informasi diri (termasuk pikiran, perasaan, dan pengalaman), kepada orang lain yang bertujuan untuk mencapai hubungan yang lebih akrab.

Setiawati (2012, hlm. 12) menjelaskan self disclosure merupakan faktor yang menentukan keberhasilan dalam interaksi sosial. Dipertegas oleh pendapat


(13)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Paluckaitė (2012, hlm. 921) self disclosure merupakan aspek penting dari interaksi sosial. Kemampuan remaja dalam melakukan self disclosure menajdi kontribusi penting dalam mencapai kesuksesan akademik dan keberhasilan dalam berinteraksi, baik dengan orang lain maupun interaksi dengan lingkungan sosialnya. Senada dengan ragam tugas kompetensi yang perlu dimiliki peserta didik remaja pada sekolah lanjutan tingkat pertama (ASCA) yaitu peserta didik menunjukkan beberapa kemampuan untuk melangsungkan interaksi dengan orang lain secara efektif (Rusmana, 2009, hlm.130).

Self disclosure merupakan aspek penting dalam komunikasi interpersonal (Chow, Ruhl, & Buhrmester dalam Ifdil, 2013, hlm. 115). William Kay (dalam Yusuf, 2002, hlm. 72) mengemukakan salah satu tugas perkembangan remaja ialah mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok. Selanjutnya, Johnson (dalam Supratiknya, 1995, hlm. 11) menyebutkan salah satu bentuk keterampilan berkomunikasi yaitu self disclosure. Disimpulkan, self disclosure sangatlah penting dimiliki oleh remaja, melalui self disclosure akan membantu remaja dalam berkomunikasi dengan orang lain untuk memasuki kelompok-kelompok, memulai hubungan pertemanan, memasuki pergaulan yang lebih luas, serta akan memudahkan bagi remaja dalam membangun hubungan yang akrab dengan teman.

Hasil penelitian Rivenbark (dalam Hurlock, 1980, hlm. 215) mengenai pola self disclosure diantara remaja, menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata self disclosure pada remaja pada kelas VIII hingga kelas XII. Rivenbark juga menyebutkan self disclosure kepada teman menjadi nilai penting yang digunakan untuk memilih teman selama masa remaja. Penelitian senada dilakukan Sullivan (dalam Santrock, 2007b, hlm. 71) mengenai perubahan perkembangan dalam percakapan terbuka, hasil penelitian Sullivan menunjukkan percakapan terbuka dengan teman dekat atau sahabat meningkat dramatis pada remaja sementara terjadi penurunan dramatis percakapan terbuka dengan orangtua, percakapan terbuka ini terjadi signifikan pada saat remaja berada diantara kelas VIII hingga


(14)

5

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas XII. Disimpulkan, remaja lebih banyak menceritakan perasaan dan pengalaman-pengalaman yang bersifat pribadi kepada teman dibandingkan dengan saat berada pada masa kanak-kanak, remaja juga lebih memilih dan mengandalkan teman daripada orangtua dalam memenuhi kebutuhan kebersamaan, nilai diri dan keakraban.

Hasil penelitian Jourard & Lasakow (dalam Derlega, 1987b, hlm. 81), menunjukkan laki-laki kurang dapat mengungkapkan tentang diri mereka sendiri daripada perempuan. Jourard (dalam Derlega, 1987b, hlm. 81) menjelaskan laki-laki membutuhkan peran sebagai laki-laki-laki-laki yang tangguh, obyektif, bekerja keras, mencapai keberhasilan, tidak mudah terharu, dan tidak ekspresif dalam emosional. Penenlitian serupa yang dilakukan Seamon (2003, hlm. 154) menampilkan perbedaan jenis kelamin dalam self disclosure, laki-laki dalam melakukan self-disclosure lebih dangkal sementara perempuan self self-disclosure lebih bermakna. Seamon (2003, hlm. 154) menyebutkan laki-laki kurang dapat membagikan informasi mengenai dirinya daripada perempuan yang dengan mudah membagikan informasi kepada orang lain sehingga memunculkan hubungan yang lebih akrab. Artinya, self disclosure dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan.

P e n e l i t i a n J o u r a r d ( d a l a m G a i n a u , 2 0 0 9 , h l m . 1 5 ) m e n j e l a s k a n i n d i v i d u y a n g m e m i l i k i k e m a m p u a n self disclosure l e b i h m a m p u m e n y e s u a i k a n d i r i (adaptive), l e b i h k o m p e t e n , l e b i h p e r c a y a p a d a d i r i s e n d i r i , b e r s i k a p extrovert, l e b i h o b y e k t i f, d a p a t d i a n d a l k a n , l e b i h m a m p u b e r s i k a p p o s i t i f , t e r b u k a , p e r c a y a k e p a d a o r a n g l a i n , d a n d a p a t m e n g u n g k a p k a n t u j u a n - t u j u a n h i d u p n y a u n t u k m a s a d e p a n n y a . S ebaliknya individu yang kurang mampu melakukan self disclosure terbukti kurang percaya


(15)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diri, kurang mampu menyesuaikan diri, timbul perasaan takut, bersikap tertutup, cemas, dan merasa rendah diri. Buhrmester (dalam Santrock, 2007b, hlm. 70) menjelaskan remaja yang memiliki ikatan pertemanan yang dangkal atau tidak memiliki teman sama sekali, cenderung lebih merasa kesepian, depresi, dan memiliki harga diri yang rendah, dibandingkan dengan remaja yang memiliki teman yang akrab. Hubungan pertemanan yang akrab pada remaja sangat dipengaruhi oleh self disclosure.

Penelitian yang menunjukkan rendahnya kemampuan self disclosure peserta didik dilakukan penelitian oleh Saputri, (2012), menunjukkan peserta didik yang memiliki self disclosure pada kategori sedang sebesar 61,8%, pada kategori rendah sebesar 14,5%, dan pada kategori tinggi sebesar 23,6%. Selanjutnya, penelitian Nurhayati (2012), menunjukkan self disclosure peserta didik berada pada kategori tinggi sebesar 20,31%, peserta didik yang pada kategori sedang sebesar 67,18%, dan self disclosure peserta didik berada pada kategori rendah sebesar 12,5%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa masih terdapat peserta didik yang belum memiliki dan masih rendah dalam self disclosure.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan melalui observasi dan wawancara di SMP Negeri 1 Lembang, terdapat perilaku peserta didik yang masih enggan menceritakan masalah yang sedang dihadapinya kepada teman ataupun kepada Guru BK. Masalah yang sering dihadapi oleh peserta didik seperti, masalah yang menyangkut tentang diri sendiri, teman sebaya, maupun masalah dengan orang tua. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada beberapa peserta didik, mereka mengaku jarang berbagi perasaan dan menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi kepada teman, karena mereka merasa takut masalah yang telah diceritakan akan diketahui oleh orang lain, selain itu terdapat peserta didik yang merasa kesepian dan tidak memiliki sahabat atau teman dekat yang sangat penting bagi peserta didik dalam menjalin hubungan yang akrab. Perilaku lain yang menunjukkan rendahnya self disclosure yang dimiliki peserta didik, seperti adanya komunikasi yang kurang efektif antara peserta didik dengan guru, dan


(16)

7

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peserta didik dengan teman-temannya. Selanjutnya, terdapat juga perilaku peserta didik yang tidak suka menerima pendapat, kritik dan saran dari orang lain.

Berkaitan dengan fenomena self disclosure, pemberian layanan bimbingan dan konseling untuk mengembangkan self disclosure perlu diberikan kepada peserta didik (remaja). Depdiknas (2008, hlm. 197) menjelaskan tujuan pemberian pelayanan bimbingan dan konseling yaitu agar peserta didik dapat mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan, mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat serta lingkungan kerja.

Self disclosure merupakan bagian dari keterampilan komunikasi interpersonal dan kompetensi interpsersonal yang dalam layanan bimbingan dan konseling berada pada bidang layanan pribadi-sosial. Bimbingan pribadi-sosial merupakan upaya yang dilakukan dalam memberikan bantuan kepada individu untuk mengembangkan dirinya melalui pemahaman dan pengembangan seluruh potensi diri serta kompetensi-kompetensi pribadi-sosial yang dimiliki, sehingga individu memperoleh keselarasan dalam menjalani hidup baik dalam dimensi intrapersonal maupun interpersonal. Menurut Depdiknas (2008, hlm. 198) tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial yaitu:

memiliki komitmen yang kuat kepada Tuhan YME, memiliki sikap toleransi terhadap umat baragama lain, memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, memiliki sifat positif dan respek terhadap orang lain, memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat, bersikap respek terhadap orang lain, memiliki rasa tanggung jawab, memiliki kemampuan berinteraksi sosial dalam bentuk hubungan persahabatan, memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik, dan memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif

Berdasarkan pentingnya self disclosure bagi peserta didik, dirasakan perlu adanya penelitian empiris yang mampu memberikan gambaran umum tentang self disclosure dan upaya bimbingan dan konseling yang bersifat pengembangan.

Peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian “Profil Self Disclosure Peserta Didik dan Implikasinya terhadap Bimbingan Pribadi Sosial”.


(17)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Self disclosure d i a r t i k a n s e b a g a i s u a t u k e m a m p u a n i n d i v i d u d a l a m m e n g u n g k a p k a n i n f o r m a s i d i r i n y a s e c a r a v e r b a l k e p a d a o r a n g l a i n y a n g b e r s i f a t p e r s o n a l , t e m a s u k p e r a s a a n , p i k i r a n , d a n p e n g a l a m a n - p e n g a l a m a n y a n g t e r j a d i p a d a d i r i n y a ( D e r l e g a , d a l a m J a y a n t i 2 0 1 0 , h l m . 2 ) .

Self disclosure s a n g a t l a h p e r l u d a n p e n t i n g d i m i l i k i o l e h r e m a j a , k a r e n a p a d a m a s a r e m a j a m e r u p a k a n m a s a d i m a n a m e r e k a b e l a j a r m e m b e r i , m e n e r i m a d a n m e m b i n a k o m u n i k a s i y a n g b a i k s e r t a m e n j a l i n h u b u n g a n y a n g a k r a b d e n g a n t e m a n . K e m a m p u a n self disclosure y a n g d i m i l i k i r e m a j a , a k a n m e m b a n t u d a l a m m e n c a p a i k e s u k s e s a n a k a d e m i k d a n p e n y e s u a i a n d i r i d i s e k o l a h . A p a b i l a r e m a j a t i d a k m e m i l i k i k e m a m p u a n self disclosure, m a k a a k a n m e n g a l a m i k e s u l i t a n d a l a m b e r k o m u n i k a s i d e n g a n o r a n g l a i n s e p e r t i t e m a n , g u r u m a u p u n i n d i v i d u l a i n n y a s e r t a a k a n s u l i t b a g i r e m a j a u n t u k m e n j a l i n h u b u n g a n a k r a b d e n g a n t e m a n s e b a y a .

B e r d a s a r k a n i d e n t i f i k a s i m a s a l a h m e n g e n a i self disclosure, m a s a l a h d a l a m p e n e l i t i a n d i f o k u s k a n u n t u k m e n g e t a h u i s e p e r t i a p a p r o f i l self disclsoure p e s e r t a d i d i k


(18)

9

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

K e l a s V I I I d i S M P N e g e r i 1 L e m b a n g T a h u n a j a r a n 2 0 1 4 / 2 0 1 5 . S e c a r a l e b i h r i n c i p e r t a n y a a n p e n e l i t i a n a d a l a h s e b a g a i b e r i k u t .

1 ) B a g a i m a n a g a m b a r a n u m u m self disclosure p e s e r t a d i d i k K e l a s V I I I d i S M P N e g e r i 1 L e m b a n g T a h u n a j a r a n 2 0 1 4 / 2 0 1 5 ?

2 ) Apakah terdapat perbedaan self disclosure antara peserta didik laki-laki dan perempuan K e l a s V I I I d i S M P N e g e r i 1 L e m b a n g T a h u n a j a r a n 2 0 1 4 / 2 0 1 5? 3 ) B a g a i m a n a i m p l i k a s i b i m b i n g a n

p r i b a d i s o s i a l u n t u k m e n i n g k a t k a n self disclosure p e s e r t a d i S M P N e g e r i 1 L e m b a n g K e l a s V I I I T a h u n a j a r a n 2 0 1 4 / 2 0 1 5 ?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yakni memperoleh gambaran empirik mengenai self disclosure peserta didik d i S M P N e g e r i 1 L e m b a n g K e l a s V I I I T a h u n a j a r a n 2 0 1 4 / 2 0 1 5. Secara khusus penelitian bertujuan:

1 ) m e m p e r o l e h g a m b a r a n u m u m s elf disclosure P e s e r t a D i d i k d i S M P N e g e r i 1 L e m b a n g K e l a s V I I I t a h u n a j a r a n 2 0 1 4 / 2 0 1 5 ;

2 ) m e n d e s k r i p s i k a n perbedaan self disclosure antara peserta didik laki-laki dan perempuan K e l a s V I I I d i S M P N e g e r i 1 L e m b a n g T a h u n a j a r a n 2 0 1 4 / 2 0 1 5;


(19)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 ) m e m p e r o l e h r a n c a n g a n l a y a n a n b i m b i n g a n p r i b a d i s o s i a l u n t u k m e n i n g k a t k a n self disclosure p e s e r t a d i S M P N e g e r i 1 L e m b a n g K e l a s V I I I T a h u n a j a r a n 2 0 1 4 / 2 0 1 5 .

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1Manfaat Teoritis

Secara teoretis penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan bimbingan dan konseling, khususnya dalam pengembangan hubungan interpersonal dan keterampilan komunikasi interpersonal yaitu self disclosure.

1.4.2Manfaat Praktis

1) Bagi Guru BK

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyusuanan layanan bimbingan dan konseling pribadi-sosial serta pertimbangan bahan ajar dalam meningkatkan self disclosure peserta didik. 2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan informasi, referensi serta bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam mengenai self disclosure.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Penelitian ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut. Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan fenomena yang terjadi dan permasalahan, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Pustaka terdiri dari pembahasan mengenai teori-teori seperti konsep self disclosure, konsep self disclosure berdasarkan jenis kelamin, remaja sebagai peserta didik SMP, konsep bimbingan dan konseling pribadi sosial, dan penelitian terdahulu. Bab III Metodologi Penelitian yang meliputi pendekatan dan metode penelitian, tempat dan partisipan penelitian, definisi operasional variabel penelitian, instrumen


(20)

11

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian, langkah-langkah penelitian, serta teknik analisis data yang digunakan. Bab IV Temuan Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari pemaparan deskripsi temuan penelitian dan pembahasan serta rancangan implikasi bimbingan pribadi sosial. Bab V Penutup yang terdiri dari simpulan, implikasi dan rekomendasi penelitian.


(21)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang bertujuan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, mengumpulkan data menggunakan instrumen penelitian, menganalisis data bersifat kuantitatif/statistik, serta untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian guna mengetahui gambaran self disclosure peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskrptif dipilih dengan tujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan mengambil generalisasi mengenai self disclosure peserta didik, yang selanjutnya berdasarkan hasil temuan tersebut dijadikan dasar untuk menyusun implikasi bagi bimbingan pribadi sosial.

3.2 Partisipan

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lembang yang beralamat di Jalan Raya No. 357 Lembang. Alasan Peneliti memilih lokasi penelitian didasarkan atas fenomena self disclosure peserta didik yang masih memerlukan pengembangan dan perhatian. Seperti terdapat perilaku peserta didik yang belum dapat terbuka dalam komunikasi dengan teman ataupun guru, selain itu terdapat peserta didik belum memiliki teman dekat atau sahabat yang dapat dijadikan teman untuk bertukar pendapat, perasaan dan pikiran. Selain itu juga, di SMP Negeri 1 Lembang belum tersedia layanan dan bimbingan konseling yang secara khusus difokuskan untuk meningkatkan self disclosure yang berguna bagi keterampilan komunikasi dan hubungan interpersonal peserta didik.


(22)

44

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Partisipan yang terlibat dalam penelitian merupakan peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang. Dasar pertimbangan pemilihan partisipan adalah sebagai berikut.

1) Berdasarkan penelitian Rivenbark (1971, hlm. 39) self disclosure tinggi kepada teman dimulai saat berada di kelas VIII.

2) Peserta didik kelas VIII memiliki usia rata-rata 13 sampai 14 tahun, merujuk pendapat Buhrmester (dalam Santrock, 2007b, hlm. 72) menyebutkan intimasi/ hubungan akrab dengan teman dijumpai pada rentang usia 13 sampai 16 tahun.

3) Terjadinya perubahan dan pertukaran anggota kelas pada masing-masing kelas VIII. Dilihat dari perubahan tersebut, peserta didik kelas VIII sangat memerlukan keterampilan self disclosure yang bermanfaat bagi mereka dalam membuka hubungan dan komunikasi baru terhadap teman/ anggota kelas yang mungkin baru mereka kenal.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013, hlm. 117). Populasi penelitian adalah peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang.

Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik random sampling, yaitu teknik pengmabilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sanggota sampel penelitian. Pengambilan penentuan jumlah sampel penelitian berpedoman kepada pendapat Sugiyono (2013, hlm. 128) yang menyebutkan jika jumlah populasi 380 dengan taraf kesalahan sebesar 5% atau tingkat keyakinan 95%, maka jumlah sampel penelitian berjumlah 182 orang.


(23)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel penelitian yang akan diteliti dan menjadi fokus perhatian yaitu self disclosure. Konsep self disclosure (keterbukaan diri) pertama kali dikembangkan oleh Sideny Marshal Jourard pada tahun 1964 merupakan seorang ahli dalam pskilogi humanistik. Jourard (1971b, hlm. 2) mendefinisikan self disclosure sebagai tindakan dalam memberikan informasi mengenai diri sendiri kepada orang lain sehingga orang lain mengetahui apa yang dipikirkan, dirasakan dan diinginkan. Menurut Derlega (2006, hlm. 411) self disclosure merupakan komunikasi verbal sebagai bentuk interaksi antara dua individu atau lebih dimana bermaksud untuk sengaja membagikan dan meceritakan informasi pribadi kepada orang lain. DeVito (2014, hlm. 50) menjelaskan self disclosure sebagai suatu jenis komunikasi dimana informasi tentang diri seperti pikiran, perasaan, pendapat pribadi yang biasanya disembunyikan dikomunikasikan kepada orang lain.

Self disclosure merupakan keterampilan komunikasi peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang dalam membagikan informasi yang bersifat pribadi kepada teman tentang sikap dan opini (attitude and opinions), selera dan minat (taste), sekolah (school), keuangan (money), kepribadian (personality), dan fisik (body). Informasi pribadi merupakan topik pembicaraan/ konten percakapan yang dilakukan peserta didik kepada teman dengan indikator-indikator yang dikemukakan oleh Jourard (1971a). Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut.

1) Sikap dan opini (Attitude and Opinions), mencakup informasi sikap dan pendapat mengenai keagamaan, pergaulan remaja, dan keadaan keluarga. 2) Selera dan minat (Taste and Interests), mencakup informasi tentang selera

dalam berpakaian, makanan, buku bacaan, acara TV dan minat yang disukai. 3) Sekolah (School), mencakup informasi keadaan lingkungan sekolah, evaluasi

kemampuan belajar, dan rencana masa depan.

4) Keuangan (Money), mencakup informasi tentang sumber keuangan, pengeluaran yang dibutuhkan, dan cara mengatur keuangan.

5) Kepribadian (Personality), merupakan informasi tentang hal-hal yang mencakup keadaan emosional (bahagia, marah, cemas, sedih, rasa benci, rasa


(24)

46

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bangga, kegagalan, kesalahan, hal memalukan), dan hubungan dengan lawan jenis.

6) Fisik (Body), mencakup informasi tentang pertumbuhan fisik dan kondisi kesehatan fisik.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mencapai tujuan penelitian. Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap tingkat self disclosure peserta didik dikembangkan berdasarkan definisi operasional variabel self disclosure serta hasil adaptasi dan modifikasi dari Jourard Self Disclosure Quesioner (JSDQ) yang disusun oleh Sidney M. Jourard (1971) dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

3.5.1 Jenis Instrumen

Jenis instrumen atau angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup, yaitu responden diberikan pernyataan mengenai self disclosure yang disertai alternatif jawaban. Selanjutnya responden hanya perlu menjawab, alternatif pilihan jawaban yang telah disediakan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket self disclosure kepada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang. Semua item pernyataan pada angket self disclosure merupakan item dengan pernyataan positif (favorable).

3.5.2 Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen penelitian untuk mengungkap tingkat self disclosure peserta didik dikembangkan berdasarkan definisi operasional variabel yaitu aspek self disclosure. Aspek-aspek self disclosure terdiri dari sikap dan opini (attitude and opinions), selera dan minat (taste and interests), sekolah (school), keuangan (money), kepribadian (personality), dan fisik (body). Kisi-kisi intrumen penelitian disajikan pada tabel 3.1 berikut.


(25)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Self Disclosure Peserta Didik (Sebelum Uji Kelayakan Instrumen)

No Aspek Indikator No Item (+) Total

1 Sikap dan Opini (Attitude and Opinions)

Peserta didik mengungkapkan mengenai hal-hal keagamaan.

1, 2, 3 3

Peserta didik mengungkapkan pergaulan remaja.

4, 5 2

Peserta didik mengungkapkan keadaan keluarga.

6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13

8

2 Selera dan Minat

(Taste and

Interest)

Peserta didik mengungkapkan selera dalam makanan, musik, buku bacaan, acara TV, dan berpakaian.

14, 15, 16, 17, 18

5

Peserta didik mengungkapkan minat yang disukai.

19, 20 2

3 Sekolah (School) Peserta didik mengungkapkan keadaan lingkungan sekolah,

21, 22, 23, 24, 25, 26,


(26)

48

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5.3 Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen self disclosure peserta didik yang telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan intrumen. Penimbangan butir penyataan dilakukan dengan meminta pendapat ahli dengan tujuan instrumen yang disusun memiliki kelayakan dan kesesuaian item pernyataan dengan landasan teoritis, ketepatan bahasa yang digunakan, dan isi. Penimbangan instrumen self disclosure dilakukan oleh empat dosen ahli yaitu dosen jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan. Hasil penimbangan oleh dosen ahli disajikan dalam tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2

Hasil Judgement Instrumen Self Disclosure

Kesimpulan No. Item Jumlah

Memadai 1, 5, 6, 10, 13, 19, 27, 28, 35, 37, 39, 42, 43, 44, 17 evaluasi kemampuan belajar,

rencana masa depan.

27, 28, 29, 30, 31, 32 4 Keuangan (Money) Peserta didik mengungkapkan

mengenai sumber keuangan, pengeluaran yang dibutuhkan, dan cara mengatur keuangan.

33, 34, 35, 36, 37, 38,

39

7

5 Kepribadian (Personality)

Peserta didik mengungkapkan keadaan emosional (bahagia, marah, cemas, sedih, rasa benci, rasa bangga, kegagalan, kesalahan, dan hal memalukan)

40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48

9

Peserta didik mengungkapkan hubungan dengan lawan jenis.

49, 50, 51, 52, 53, 54,

55

7

6 Fisik (Body) Peserta didik mengungkapkan mengenai pertumbuhan fisik dan kondisi kesehatan fisik.

56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64

9


(27)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49, 55

Diperbaiki 2, 4, 8, 11, 12, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 29, 30, 31, 32, 36, 38, 40, 41, 45, 46, 47, 48, 50,

51, 52, 53, 54, 56, 57, 58, 59, 60, 61

38

Dibuang 3, 7, 9, 14, 18, 25, 33, 34, 62, 63, 64, 11

Penimbangan instrumen yang telah dilakukan oleh dosen ahli menunjukkan 17 item pernyataan sudah memadai, 38 item pernyataan masih harus diperbaiki dari segi isi dan bahasa, dan 11 item pernyataan harus dibuang atau tidak digunakan. Secara keseluruhan, jumlah item pernyataan yang digunakan yaitu berjumlah 54 item. Kisi-kisi instrumen self disclosure setelah dilakukan uji kelayakan mengalami perubahan yang ditampilkan dalam tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Self Disclosure Peserta Didik (Setelah Uji Kelayakan Instrumen)

No Aspek Indikator No Item (+) Total

1 Sikap dan Opini (Attitude and Opinions)

Peserta didik mengungkapkan mengenai hal-hal keagamaan.

1, 2 2

Peserta didik mengungkapkan pergaulan remaja.

3, 4 2

Peserta didik mengungkapkan mengenai keadaan keluarga.

5, 6, 7, 8, 9, 10, 11

7 2 Selera dan Minat Peserta didik mengungkapkan 12, 13, 14, 5


(28)

50

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5.4 Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana item-item pernyataan dalam instrumen dapat dipahami dan dimengerti oleh responden penelitian. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima orang peserta didik sampel setara. Setalah uji keterbacaan item-item pernyataan yang kurang dapat dipahami oleh responden kemudian diperbaiki yang disesuaikan dengan kebutuhan sehingga dapat dipahami oleh peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang tahun ajaran 2014/ 2015.

(Taste and

Interest)

selera dalam makanan, musik, buku bacaan, acara TV, dan berpakaian.

15, 16

Peserta didik mengungkapkan minat yang disukai.

17, 18 2

3 Sekolah (School) Peserta didik mengungkapkan keadaan lingkungan sekolah, evaluasi kemampuan belajar, dan rencana masa depan.

19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,

28

10

4 Keuangan (Money) Peserta didik mengungkapkan mengenai kesulitan keuangan, pengeluaran yang dibutuhkan, dan cara mengatur keuangan.

29, 30, 31, 32

4

5 Kepribadian (Personality)

Peserta didik mengungkapkan keadaan emosional (bahagia, marah, cemas, sedih, rasa tidak suka, rasa bangga, kegagalan, kesalahan, dan hal memalukan)

33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41

9

Peserta didik mengungkapkan hubungan dengan lawan jenis.

42, 43, 44, 45, 46, 47,

48

7

6 Fisik (Body) Peserta didik mengungkapkan mengenai pertumbuhan fisik dan kondisi kesehatan fisik.

49, 50, 51 52, 53,54

6


(29)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5.5 Uji Validitas Butir Item

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan mampu mengukur apa yang diinginkan. Sugiyono (2013, hlm. 348) menjelaskan uji validias data dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Semakin tinggi nilai validitas, menunjukkan semakin valid instrumen yang akan digunakan.

Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows menggunakan Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut.

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑

(Siegel, 1994, hlm. 245) Keterangan:

rs = koefisien korelasi Pearson x = skor per item

y = skor total

Berdasarkan hasil uji validitas, menunjukkan bahwa instrumen self disclosure yang terdiri dari 54 item pernyataan, terdapat 45 item valid dan 9 item tidak valid.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Self Disclosure Peserta Didik

Kesimpulan Item Jumlah

Jumlah Awal 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17, 18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35, 36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53,

54


(30)

52

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Item Valid 1,2,3,4,7,9,10,11,12,13,14,15,16,17,

18,19,21,22,23,24,25,26,27,28,31,32,33,34,35,36,38,39, 41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,53

45 Tidak Valid

(Dibuang) 5,6,8,20,29,30,37,40,52 9

3.5.6 Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2013, hlm. 221) uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen menunjukkan pada satu pengertian instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah metode Alpha menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Rumus yang digunakan dengan metode Alpha adalah sebagai berikut:

(Arikunto, 2013, hlm. 239) Keterangan :

r11 = nilai reliabilitas instrumen

Σsi = jumlah varians skor tiap-tiap item St = varians total

k = jumlah item

Selanjutnya kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kriteria Reliabilitas Instrumen

0.00 – 0.199 Derajat keterandalan sangat rendah 0.20 – 0.399 Derajat keterandalan rendah





t i

S

S

k

k

r

1

1

11


(31)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0.40 – 0.599 Derajat keterandalan sedang 0.60 – 0.799 Derajat keterandalan tinggi 0.80 – 1.00 Derajat keterandalan sangat tinggi

Hasil pengolahan uji reliabilitas instrumen self disclosure dapat dilihat pada tabel 3.6 sebagai berikut.

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Self Disclosure Peserta Didik

Cronbach's

Alpha N of Items

,940 45

Hasil pengujian pengolahan reliabilitas instrumen, menunjukkan koefisien reliabilitas instremen self disclosure peserta didik sebesar 0,940, artinya tingkat korelasi atau derajat keterandalannya sangat tinggi. Instrumen self disclosure yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya untuk dijadikan alat pengumpul data.

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Self Disclosure Peserta Didik (Setelah Uji Coba Instrumen)

No Aspek Indikator No Item (+) Total

1 Sikap dan Opini (Attitude and Opinions)

Peserta didik mengungkapkan mengenai hal-hal keagamaan.

1, 2 2

Peserta didik mengungkapkan pergaulan remaja.

3, 4 2

Peserta didik mengungkapkan mengenai keadaan keluarga.

5, 6, 7, 8 4

2 Selera dan Minat

(Taste and

Interest)

Peserta didik mengungkapkan selera dalam makanan, musik, buku bacaan, acara TV, dan berpakaian.

9, 10, 11, 12, 13

5

Peserta didik mengungkapkan minat yang disukai.

14, 15 2

3 Sekolah (School) Peserta didik mengungkapkan keadaan lingkungan sekolah,

16, 17, 18, 19, 20, 21,


(32)

54

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6 Analisis Data

3.6.1 Pedoman Penyekoran Data Hasil Penelitian

Instrumen untuk mengungkap self disclosure peserta didik menggunakan skala likert yang menyediakan empat alternatif jawaban. Data yang ditetapkan kemudian diberi skor sesuai dengan ketentuan. Alternatif pilihan jawaban dijelaskan pada tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Pilihan Jawaban Bobot Nilai Skor

Sangat Sesuai (SS) 4

Sesuai (S) 3

Tidak Sesuai (TS) 2

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1

evaluasi kemampuan belajar, dan rencana masa depan.

22, 23, 24 4 Keuangan (Money) Peserta didik mengungkapkan

mengenai kondisi keuangan dan cara mengatur keuangan.

25, 26 2

5 Kepribadian (Personality)

Peserta didik mengungkapkan keadaan emosional (bahagia, marah, cemas, sedih, rasa tidak suka, rasa bangga, kegagalan, kesalahan, dan hal memalukan)

27, 28, 29, 30, 31, 32,

33,

7

Peserta didik mengungkapkan hubungan dengan lawan jenis.

34, 35, 36, 37, 38, 39,

40

7

6 Fisik (Body) Peserta didik mengungkapkan mengenai pertumbuhan fisik dan kondisi kesehatan fisik.

41, 42, 43, 44 45

5


(33)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada alat ukur, setiap instrumen diasumsikan memiliki nilai 1-4. Bobotnya sebagai berikut.

a. Untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS) memiliki skor 4. b. Untuk pilihan jawaban Sesuai (S) memiliki skor 3.

c. Untuk pilihan jawaban Tidak Sesuai (TS) memiliki skor 2.

d. Untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) memiliki Skor 1.

3.6.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk mengukur gambaran umum keterampilan self disclosure peserta didik yang selanjutnya disusun implikasi bagi bimbingan pribadi sosial.

Tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut: 1. Menentukan pengkategorian dengan menjumlahkan skor dari 45 item

pernyataan, selanjutnya ditentukan panjang setiap kelas dengan rumus berikut.

(Furqon, 2009, 24-25) Keterangan:

R = panjang kelas Xmaks = skor maksimum

Xı = skor minimum

bk = banyak kelas

2. Selanjutnya mengelompokkan data menjadi dua kategori, yaitu: Rendah (Low Disclosure) dan Tinggi (High Disclosure). Menggunakan pedoman sebagai berikut.

Tabel 3.9

Pengkategorian Self Disclosure Peserta Didik

Rentang Skor Kategori


(34)

56

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

83 – 118 Tinggi

Interpretasi dari setiap kategori keterampilan self disclosure adalah sebagai berikut.

Tabel 3.10

Interpretasi Skor Kategori Self Disclosure Peserta Didik Kategori Self Disclosure Rentang Skor Interpretasi

Rendah 45 – 82

Peserta didik yang memiliki self disclosure pada kategori rendah ditandai dengan belum dapat mengungkapkan informasi pribadi kepada teman secara mendalam, informasi yang diungkapkan masih sangat umum seperti informasi diri mengenai sikap dan opini, selera dan minat, sekolah, keuangan, kepribadian dan fisik, komunikasi yang terjadi bersifat tidak pribadi

(impersonal), dan belum

terjalinnya hubungan yang akrab dengan teman.

Tinggi 83 - 118

Peserta didik yang memiliki self disclosure pada kategori tinggi ditandai dengan sudah dapat mengungkapkan informasi pribadi kepada teman secara mendalam, terbuka dan dapat mengungkapkan informasi diri mengenai sikap dan opini, selera dan minat, sekolah, keuangan, kepribadian, dan fisik, serta hubungan yang terjalin sudah sangat dekat dan akrab dengan teman.


(35)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7 Uji Perbedaan Self Disclosure antara Peserta Didik Laki-laki dan Peserta Didik Perempuan

Guna mengetahui terdapat atau tidaknya perbedaan self disclosure antara peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan, dilakukan pengujian menggunakan uji beda dua rata-rata dengan menggunakan uji statistik parametrik. Statistik parametrik digunakan karena telah memenuhi asumsi uji statistik parametrik yaitu data self disclosure peserta didik laki-laki dan data self disclosure peserta didik perempuan berdistribusi normal. Maka dari itu uji beda dua rata-rata menggunakan uji Independent sample t-test pada software SPSS 16.0. Uji statistik tersebut bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya perbedaan self disclosure antara peserta peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan. Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut.

1) Mengajukan hipotesis.

a. H0 : µpeserta didik laki-laki = µpeserta didik perempuan

Tidak terdapat perbedaan self disclosure antara peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan.

b. H1: µpeserta didik laki-laki ≠ µpeserta didik perempuan

Terdapat perbedaan rata self disclosure antara peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan.

2) Menentukan dasar dalam pengambilan keputusan.

Untuk menentukan hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, ditentukan dasar pengambilan keputusan dengan membaca pada tabel lajur equal variance assumed dan melihat sig.2 tailed pada uji independent sample t-test. Dengan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

a. H0 diterima jika sig. > (0,05)

b. H1 diterima jika sig < (0,05)

(Pidekso dalam Irmayanti,2011, hlm. 93) 3) Melakukan uji beda dua rata-rata untuk mengetaui perbedaan self disclosure peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan. Uji beda dua rata-rata


(36)

58

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian menggunakan uji independent sample t-test dengan rumus sebagai berikut.

(Sugiyono, 2006, hlm. 135) Keterangan:

=rata-rata kelompok 1

= rata-rata kelompok 2 t = nilai t hitung

= jumlah sampel kelompok 1 = jumlah sampel kelompok 2

= varian kelompok 1 = varian kelompok 2

Uji beda dua rata-rata pada penelitian dilakukan dengan menggunkan Uji independent sample t-test pada software SPSS 16.0.

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1 Langkah-langkah penelitian

Langkah-langkah penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut.

1) Tahap Persiapan

a) Menyusun proposal penelitian yang diseminarkan di depan dosen mata kuliah metode riset. Setelah diseminarkan, proposal direvisi menjadi proposal yang disahkan oleh Dewan Skripsi dan Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

b) Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing pada tingkat fakultas.


(37)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Mengajukan permohonan izin penelitian dari Universitas untuk disampaikan SMP Negeri 1 Lembang Kab. Bandung Barat.

2) Tahap Pelaksanaan

a) Melakukan studi pendahuluan ke SMP Negeri 1 Lembang, untuk mengungkap fenomena keterampilan self disclosure peserta didik.

b) Melakukan penyesuaian instrumen yang digunakan yang selanjutnya ditimbang dosen ahli untuk Judgment Instrumen penelitian.

c) Melaksanakan pengumpulan data melalui penyebaran instrumen penelitian kepada peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015.

d) Melakukan pengolahan data, mendeskripsikan dan penganalisisan data yang telah terkumpul yang selanjutnya mendeskripsikan temuan penelitian dengan menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi. e) Menyusun implikasi penelitian bagi bimbingan pribadi sosial berupa

layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkankan self disclosure peserta didik.

3) Tahap Pelaporan

a) Hasil akhir penelitian disusun menjadi laporan akhir penelitian. b) Penelitian diujikan pada saat ujian sarjana.

c) Selanjutnya hasil dari ujian sarjana dijadikan masukan bagi penyempurna penelitian.


(38)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut.

1) Temuan penelitian menunjukkan self disclosure peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/ 2015 secara umum berada pada kategori tinggi, artinya peserta didik sudah terbuka dan mengungkapkan informasi pribadi kepada teman secara mendalam, mengungkapkan informasi diri mengenai sikap dan opini, selera dan minat, sekolah, keuangan, kepribadian, dan fisik, serta hubungan yang terjalin dengan teman sudah sangat akrab, namun masih memerlukan bimbingan. Tingkat pencapaian aspek/ topik self disclosure peserta didik berada pada kategori tinggi, yaitu topik mengenai sekolah, topik kepribadian, topik sikap dan opini, topik selera dan minat, dan topik fisik, topik seputar keuangan berada pada kategori rendah.

2) Terdapat perbedaan self disclosure antara peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang tahun ajaran 2014/2015, peserta didik perempuan lebih terbuka dan mengungkapkan informasi pribadi kepada teman serta hubungan yang dijalin sudah akrab. Jenis kelamin berpengaruh terhadap proses self disclosure peserta didik kelas VIII kepada teman. Terdapat perbedaan topik pembicaraan antara peserta didik laki-laki dan perempuan, peserta didik laki-laki lebih terbuka mengenai topik seputar sekolah, topik selera dan minat, topik fisik, dan topik sikap dan opini, sedangkan topik kepribadian dan topik keuangan belum terbuka dan mengungkapkannya kepada teman. Peserta didik perempuan lebih terbuka dan mengungkapkan informasi pribadi seputar topik sekolah, topik kepibadian, topik fisik, topik selera dan minat, serta topik sikap dan opini,


(39)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hanya topik pembicaraan keuangan belum terbuka dan mengungkapkannya kepada teman.

3) Hasil akhir penelitian yakni memperoleh rancangan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan self disclosure peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang tahun ajaran 2014/2015. Penyusunan implikasi didasarkan atas gambaran umum self disclosure pada peserta didik.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1) Instrumen penelitian mengunakan angket untuk mengungkap self disclosure peserta didik yang memiliki kekhawatiran yaitu pengisian yang tidak jujur dan kurang cermat.

2) Faktor-faktor yang diungkap pada penelitian hanya terbatas pada perbedaan jenis kelamin. Faktor lain seperti kepribadian, usia, budaya, status ekonomi keluarga serta posisi anak dalam keluarga belum diungkap.

3) Implikasi penelitian hanya berupa rancangan layanan, dan belum diujicobakan sehingga belum dapat diketahui keefektifannya.

5.3 Rekomendasi

5.3.1 Bagi Konselor di Sekolah

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai salah satu optimalisasi layanan bimbingan dan konseling pribadi-sosial di SMP Negeri 1 Lembang. Sebagai upaya meningkatkan self disclosure peseta didik di sekolah, Konselor diharapkan dapat menjadikan rancangan layanan sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan self disclosure peserta didik yang telah dirancang oleh peneliti.

5.3.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

1) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dan membandingkannya dengan mengambil subjek penelitian pada setiap jenjang kelas yang berbeda.


(40)

96

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Mengembangkan penelitian dengan melihat perbedaan self disclosure berdasarkan latar belakang suku dan budaya, usia, urutan kelahiran, status sosial ekonomi, dan prestasi akademik.

3) Mengembangkan penelitian dengan melihat self disclosure pada kelompok persahabatan peserta didik, karena self disclosure sangat berkaitan erat dengan intimasi di dalam persahabatan.

4) Peneliti selanjutnya dapat meneliti self disclosure dengan target self disclosure seperti orangtua (ayah dan Ibu) dan Konselor/ Guru BK di sekolah.


(1)

57

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7 Uji Perbedaan Self Disclosure antara Peserta Didik Laki-laki dan Peserta Didik Perempuan

Guna mengetahui terdapat atau tidaknya perbedaan self disclosure antara peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan, dilakukan pengujian menggunakan uji beda dua rata-rata dengan menggunakan uji statistik parametrik. Statistik parametrik digunakan karena telah memenuhi asumsi uji statistik parametrik yaitu data self disclosure peserta didik laki-laki dan data self disclosure peserta didik perempuan berdistribusi normal. Maka dari itu uji beda dua rata-rata menggunakan uji Independent sample t-test pada software SPSS 16.0. Uji statistik tersebut bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya perbedaan self

disclosure antara peserta peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan.

Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut. 1) Mengajukan hipotesis.

a. H0 : µpeserta didik laki-laki = µpeserta didik perempuan

Tidak terdapat perbedaan self disclosure antara peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan.

b. H1: µpeserta didik laki-laki ≠ µpeserta didik perempuan

Terdapat perbedaan rata self disclosure antara peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan.

2) Menentukan dasar dalam pengambilan keputusan.

Untuk menentukan hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, ditentukan dasar pengambilan keputusan dengan membaca pada tabel lajur equal

variance assumed dan melihat sig.2 tailed pada uji independent sample t-test.

Dengan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut. a. H0 diterima jika sig. > (0,05)

b. H1 diterima jika sig < (0,05)

(Pidekso dalam Irmayanti,2011, hlm. 93) 3) Melakukan uji beda dua rata-rata untuk mengetaui perbedaan self disclosure peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan. Uji beda dua rata-rata


(2)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian menggunakan uji independent sample t-test dengan rumus sebagai berikut.

(Sugiyono, 2006, hlm. 135) Keterangan:

=rata-rata kelompok 1

= rata-rata kelompok 2

t = nilai t hitung

= jumlah sampel kelompok 1 = jumlah sampel kelompok 2

= varian kelompok 1

= varian kelompok 2

Uji beda dua rata-rata pada penelitian dilakukan dengan menggunkan Uji

independent sample t-test pada software SPSS 16.0.

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1 Langkah-langkah penelitian

Langkah-langkah penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut.

1) Tahap Persiapan

a) Menyusun proposal penelitian yang diseminarkan di depan dosen mata kuliah metode riset. Setelah diseminarkan, proposal direvisi menjadi proposal yang disahkan oleh Dewan Skripsi dan Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

b) Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing pada tingkat fakultas.


(3)

59

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Mengajukan permohonan izin penelitian dari Universitas untuk

disampaikan SMP Negeri 1 Lembang Kab. Bandung Barat.

2) Tahap Pelaksanaan

a) Melakukan studi pendahuluan ke SMP Negeri 1 Lembang, untuk

mengungkap fenomena keterampilan self disclosure peserta didik.

b) Melakukan penyesuaian instrumen yang digunakan yang selanjutnya ditimbang dosen ahli untuk Judgment Instrumen penelitian.

c) Melaksanakan pengumpulan data melalui penyebaran instrumen

penelitian kepada peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015.

d) Melakukan pengolahan data, mendeskripsikan dan penganalisisan data yang telah terkumpul yang selanjutnya mendeskripsikan temuan penelitian dengan menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi. e) Menyusun implikasi penelitian bagi bimbingan pribadi sosial berupa

layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkankan self disclosure peserta didik.

3) Tahap Pelaporan

a) Hasil akhir penelitian disusun menjadi laporan akhir penelitian. b) Penelitian diujikan pada saat ujian sarjana.

c) Selanjutnya hasil dari ujian sarjana dijadikan masukan bagi


(4)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut.

1) Temuan penelitian menunjukkan self disclosure peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/ 2015 secara umum berada pada kategori tinggi, artinya peserta didik sudah terbuka dan mengungkapkan informasi pribadi kepada teman secara mendalam, mengungkapkan informasi diri mengenai sikap dan opini, selera dan minat, sekolah, keuangan, kepribadian, dan fisik, serta hubungan yang terjalin dengan teman sudah sangat akrab, namun masih memerlukan bimbingan. Tingkat pencapaian aspek/ topik self disclosure peserta didik berada pada kategori tinggi, yaitu topik mengenai sekolah, topik kepribadian, topik sikap dan opini, topik selera dan minat, dan topik fisik, topik seputar keuangan berada pada kategori rendah.

2) Terdapat perbedaan self disclosure antara peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang tahun ajaran 2014/2015, peserta didik perempuan lebih terbuka dan mengungkapkan informasi pribadi kepada teman serta hubungan yang dijalin sudah akrab. Jenis kelamin berpengaruh terhadap proses self disclosure peserta didik kelas VIII kepada teman. Terdapat perbedaan topik pembicaraan antara peserta didik laki-laki dan perempuan, peserta didik laki-laki lebih terbuka mengenai topik seputar sekolah, topik selera dan minat, topik fisik, dan topik sikap dan opini, sedangkan topik kepribadian dan topik keuangan belum terbuka dan mengungkapkannya kepada teman. Peserta didik perempuan lebih terbuka dan mengungkapkan informasi pribadi seputar topik sekolah, topik kepibadian, topik fisik, topik selera dan minat, serta topik sikap dan opini,


(5)

95

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hanya topik pembicaraan keuangan belum terbuka dan mengungkapkannya kepada teman.

3) Hasil akhir penelitian yakni memperoleh rancangan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan self disclosure peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang tahun ajaran 2014/2015. Penyusunan implikasi didasarkan atas gambaran umum self disclosure pada peserta didik.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1) Instrumen penelitian mengunakan angket untuk mengungkap self disclosure peserta didik yang memiliki kekhawatiran yaitu pengisian yang tidak jujur dan kurang cermat.

2) Faktor-faktor yang diungkap pada penelitian hanya terbatas pada perbedaan jenis kelamin. Faktor lain seperti kepribadian, usia, budaya, status ekonomi keluarga serta posisi anak dalam keluarga belum diungkap.

3) Implikasi penelitian hanya berupa rancangan layanan, dan belum

diujicobakan sehingga belum dapat diketahui keefektifannya.

5.3 Rekomendasi

5.3.1 Bagi Konselor di Sekolah

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai salah satu optimalisasi layanan bimbingan dan konseling pribadi-sosial di SMP Negeri 1 Lembang. Sebagai upaya meningkatkan self disclosure peseta didik di sekolah, Konselor diharapkan dapat menjadikan rancangan layanan sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan

self disclosure peserta didik yang telah dirancang oleh peneliti.

5.3.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

1) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dan

membandingkannya dengan mengambil subjek penelitian pada setiap jenjang kelas yang berbeda.


(6)

Abdullah Abdul Rahman, 2015

Profil self disclosure peserta didik dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Mengembangkan penelitian dengan melihat perbedaan self disclosure

berdasarkan latar belakang suku dan budaya, usia, urutan kelahiran, status sosial ekonomi, dan prestasi akademik.

3) Mengembangkan penelitian dengan melihat self disclosure pada kelompok persahabatan peserta didik, karena self disclosure sangat berkaitan erat dengan intimasi di dalam persahabatan.

4) Peneliti selanjutnya dapat meneliti self disclosure dengan target self


Dokumen yang terkait

Efektivitas Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Karakter Hormat Peserta Didik.

1 10 47

PROFIL LOKUS KENDALI PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING :Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

0 7 45

PROFIL BULLYING DI SEKOLAH DASAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL : Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug Tahun Ajaran 2013/2014.

1 1 35

PROFIL STRES AKADEMIK PESERTA DIDIK BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING: Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

4 16 46

PROFIL PERILAKU BULLYING DI PESANTREN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL.

8 24 30

PROFIL KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING : Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA ST Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 41

PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL BERDASARKAN PROFIL HARGA DIRI (SELF-ESTEEM) PESERTA DIDIK : Studi Deskriptif ke Arah Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Peserta Didik Kelas XI di SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013.

0 1 42

PROFIL KOMITMEN BELAJAR PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING.

2 2 39

PROFIL SELF DISCLOSURE PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL - repository UPI S PPB 1000860 Title

0 0 3

Efektivitas Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Kompetensi Intrapersonal Peserta Didik

0 0 17