MODEL PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA MADRASAH MULNITHI AZIZSTAN DI PATANI THAILAND SELATAN TAHUN PELAJARAN 2017-2018 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER PADA

SISWA MADRASAH MULNITHI AZIZSTAN DI PATANI

THAILAND SELATAN TAHUN PELAJARAN 2017-2018

SKRIPSI

  

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh

MAIMUNAH YANGO

  

111-14-365

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

i ii

iii

iv

v

  

MOTTO

ْ ِف ُلَلْثَأ

َالل ن ْنِم ِناَ ْيِْم اَم

  ٍقُلُخ اَو ٍن َسَح ِةَماَيِلْلا َمْوَي ِنِمْؤُمْلا ٌء ْ َشَ ِ

َشِحاَفْلا

  ُضِغْبُيَل َء ْيِذَبْلا

Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di

hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat

membenci orang yang suka berbicara keji dan kotor

  .” ( HR. At-Tirmidzi dan

Ibnu Hibban)

vi

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta karunia- Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1.

  Kepada kedua orang tua saya yang saya cintai, yaitu Bapak Musa Yango dan Ibu Hambidah Sidik yang senantiasa mengirimkan do‟a, sehingga skripsi ini bisa terselesaikan, semoga selalu sehat dan dalam lindungan-

  Nya.

  2. Kepada Saudara-saudaraku, terimakasih atas do‟a, dukungan serta semangat, yang diberikan selama ini.

  3. Kepada seluruh Dosen IAIN Salatiga yang telah memberi pengajaran ilmu, serta Karyawan yang telah memberikan pelayanan akademik semoga selalu diberi kesehatan dan lindungan Allah.

  4. Kepada Dosen pembimbing Ibu Siti Asdiqoh, M.Si. Yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya di tengah-tengah kesibukan beliau memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

  5. Kepada Kepala Madrasah Mulnithi Azizstan beserta semua guru, karyawan, dan siswa-siwa nya yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.

  6. Kepada semua teman-teman yang telah berpartisipati, baik teman-teman Thailand maupun teman-teman mahasiswa IAIN Salatiga, semoga sehat selalu dalam lindungan-Nya.

  7. Kepada semua teman-teman PPL di SMP Negeri 4 dan semua teman- teman KKN di Deras, Gedungjati.

  

vii viii 8.

  Kepada semua teman-teman seperjuangku angkatan 2014 khususnya jurusan PAI.

9. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan berpartisipasi.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Model Pendidikan Karakter Pada Siwa Madrasah Mulnithi Azizstan Patani Thailand Selatan Tahun Pelajaran 2017-2018.

  Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu- satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.

  Bantuan dan dukungan baik materil maupun immaterial dari berbagai pihak telah memberikan kontribusi positif dalam penyusunan skripsi ini. Dan atas kontribusi tersebut penulis menyampaikan terimakasi dan do‟a semoga Allah swt berkenan membalas kebaikan kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  Institut Agaman Islam Negeri (IAIN) Salatiga 3. Ibu Siti Rukhyati, M.Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  4. Bapak Yedi Efriadi, M.Ag. Selaku Pembimbing Akademik.

  

ix

  5. Ibu Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing, memotivasi, memberi nasehat, arahan yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  6. Seluruh dosen dan petugas administrasi Fakultas Tarbiyah dan Ilmun Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian berlangsung.

  7. Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara tercinta yang senantiasa memotivasi, mendukung, membimbing, mendidik dengan sabar. Walaupun raga terpisah jauh, tapi kita akan selalu dekat dalam cinta, kasih saying dan doa.

  8. Sahabat-sahabat yang telah banyak melakukan hal terbaik kepada penulis, sebagai teman dalam sesah maupun senang, yang tidak akan pernah bisa terbalaskan baik budinya khususnya untuk teman-teman Thailand yang terdatang dari tempat yang sama, dan semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  9. Kamal Abdulwahab, selaku ketua sekolah Mulnithi Azizstan Patani Thailan Selatan yang banyak membantu penyelesian skripsi ini.

  10. Seluruh guru yang berada di sekolah Mulnithi Azizstan Patani Thailand Selatan yang telah memberi motivasi dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  11. Siswa-siwa Mulnithi Azizstan Patani Thailand Selatan yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  

x Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 30 Juli 2018

  Maimunah Yango

  NIM: 111 14 365

  

xi

  

DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………….. i

LOGO IAIN……………………………………………………………….. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………...……………..... iii

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ……………..………………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN

  PENELITIAN….....……………………… v

MOTTO………………………………………………………………….…. vi

PERSEMBAHAN …………………………………..……..…………...….. vii

KATA PENGANTAR……………………………………………….......... ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………...…. xii

DAFTAR TABEL……………………………………………………….... xv

DAFTAR

  LAMPIRAN …………………………………………………... xvi

DAFTAR GAMBAR ……………...……………………………………... xvii

ABSTRAK……………………………..………….……………………... xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………. 1 B. Fokus Penelitian ..…………………………………….. 7 C. Tujuan Penelitian……………………………………… 7 D. Manfaat Penelitian…………………………………….. 8 E. Penegasan Istilah……………………………………… 9 F. Sistematika Penulisan…………………………………. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan teori……………………………………..…... 12

xii

  

xiii

1.

  Pengertian Model Pendidikan Karakter…………… 12 2. Dasar Hukum Model Pendidikan Karakter………... 16 3. Tujuan Model Pendidikan Karakter……………….. 17 4. Peran Dan Tugas Guru PAI Dalam Pendidikan

  Karakter…………………….……………………… 19 5. Nilai Model Pendidikan Karakter Islami…………. 23 B. Kajian Pustaka………………………………………... 27

  BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian……………………… 31 B. Lokasi Penelitian……………………………………… 31 C. Sumber Penelitian…………………………………….. 31 1. Data Primer……………………………………….. 31 2. Data Sekunder…………………………………….. 32 D. Teknik Pengumpulan Data……………………………. 32 E. Analisis Data………………………………………….. 34 F. Mengecekan Keabsahan Data………………………… 36 BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Madrasah Mulnithi Azizstan Patani Thailand Selatan………………………………………. 37 1. Sejarah Berdiri Dan Proses Berkembangan………. 37 2. Letak Dan Keadaan Geografis……………………. 42 3. Visi Dan Misi Madrasah Mulnithi Azizstan……… 43 4. Struktur Organisasi……………………………….. 44

  

xiv

5.

  Keadaan Guru Dan Siswa………………………… 48 6. Keadaan Sarana Dan Prasarana…………………… 63 B. Temuan Data Penelitian………………………………. 66 1.

  Model Pendidikan Karakter Pada Siswa Madrasah Mulnithi Azizstan Di Patani Thailand Selatan……. 66 2. Faktor Penghambat Model Pendidikan Karakter

  PadaSiswa Madrasah Mulnithi Azizstan Di Patani Thailand Selatan………………………………….. 79 C.

  Analisis Data…………………………………………. 82 1.

  Analisis Model Pendidikan Karakter Pada Siswa Madrasah Mulnithi Azizstan Di Patani Thailand Selatan…………………………………………….. 82 2. Analisis Faktor Penghambat Model Pendidikan

  Karakter Pada Siswa Madrasah Mulnithi Azizstan Di Patani Thaila nd Selatan……………………….. 86

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………… 89 B. Saran …………………………………………………. 91 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABIL 1.

  

xv

  Tabil 1 Nama Personalia Pengurus……………………………….. 47 2. Tabil 2 Nama guru mengajar bagian agama……………………… 49 3. Tabil 3 Nama guru mengajar bagian umum……………………… 55 4. Tabil 4 Jumlah siswa………………………………...………….... 61 5. Tabil 5 Jumlah dan jenis kelamin siswa………………………….. 62 6. Tabil 6 Jumlah fasilitas…………………………………………… 64

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  xvi

  Daftar SKK 2. Riwayat Hidup Penulis 3. Nota Pembimbing Skripsi 4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 5. Lembar Konsultasi 6. Pedoman Wawancara 7. Hasil Wawacara

DAFTAR FOTO

  xvii

  Foto kegiantan, dan kondisi sekolah

  

ABSTRAK

Yango, Maimunah. 2018. Model Pendidikan karakter pada Siswa Madrasah

Mulnithi Azizstan Patani Thailand Selatan Tahun Pelajaran 2017-

  2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Asdiqoh, M.Si

  Kata Kunci: Model, Pendidikan Karakter

  Madrasah Mulnithi Azizstan merupakan sekolah yang memadukan antara pendidikan umum dengan pendidikan keagamaan, karena setiap siswa mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, latar belakang keluarga, masyarakat dan sosial yang kurang baik, tidak menghormati orang yang paling dewasa, sifat malas, pertengkaran sesame teman dan lain sebagainya. Dengan demikian siswa memerlukan pendidikan yang terbaik di sekolah untuk bisa menggunakan dalam kehidupan sehari-harinya. Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana model pendidikan karakter pada siswa madrasah Mulnithi Azizstan Patani Thailand Selatan tahun pelajaran 2017-2018. Dan apa faktor penghambat pendidikan karakter pada siswa Madrasah Mulnithi Azizstan di Patani Thailand Selatan tahun pelajaran 2017-2018.

  Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan jenis penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, data yang telah didapat kemudian dianalisiskan. Dimana sumber utama dalam penelitia dari pihak yang diwawancarakan adalah kepala madrasah Mulnithi Azizstan, guru, dan siswa yang berada di madrasah Mulnithi Azizstan Patani Thailand.

  Kesimpulan dalam penelitrian ini adalah 1) Model pendidikan karakter pada siswa madrasah Mulnithi Azizstan dilakukan melalui proses penanaman pendidikan karakter yang islami baik di kelas maupun di luar kelas adalah program yang direncang untuk membentukan karakter atau sikap peserta didik yang islami agar menjadi lebih baik dan membiasakan mengguna dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter dilakukkan dengan memberi materi yang terkait akhlakul karimah pada pelajaranya, melalui ibadah, belajar melalu kitab kuning, dan kegiatan keagamaan yang terkait dengan pendidikan akhlak. 2) Penerapan model pendidikan karakter pada siswa madrasah Mulnithi Azizstan untuk membentukan perilaku Islami pada siswa yaitu: membentukkan siswa berilmu, berdisiplin, dan beragamis yang menjadikan kebiasaan untuk menggunakan dalam kehidupan sehari-hari

  

xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang sangat penting bagi kehidupan

  manusia. Hal tersebut karena melalui pendidikan setiap orang belajar berbagai hal, mulai dari ilmu pengetahuan, bagaimana bersikap, bagaimana bersosialisasi, bagaimana mengembangkan potensi yang dimiliki, dan masih banyak lagi yang lainnya.

  Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan National/UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab I pasal ayat 1, dijelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara ( Anggraini, 2015: 1)

  Menurut Paradigma Baru Pendidikan Nasional Rekonstruksi dan Demokratisasi, memberikan pengertian tentang “Pendidikan” adalah suatu proses dimana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. Bahkan ia menegaskan, bahwa pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri diantara individu-individu. Di samping itu, pendidikan

  1 adalah suatu hal yang benar ditanamkan selain menempa fisik, mental dan moral bagi individu-individu, agar mereka menjadi manusia yang berbudaya sehingga diharapkan mampu memenuhi tugasnya sebagai manusia yang diciptakan Allah Tuhan Semesta Alam. ( Muslich, 2011: 54).

  Karakter dikemukakan oleh Thomas Lickona bahwa karakter identik dengan akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi semua aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhannya, dengan dirinya, dengan sesama manusia, dengan lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, perasaan, perkataan serta perilaku sehari-sehari berdasarkan norma-norma agama, hukum, Tata karma, budaya, dan adat istiadat.

  Karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang siap membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dari keputusan ia buat. Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Tanpa ketiga aspek ini, maka karakter ini tidak akan efektif ( Fahmi, 2017: 2)

  Pendidikan karakter menurut Lickona mengandung 3 unsur pokok, yaitu: mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan melaku kebaikan.

  ( Zuchdi, 2013: 16-17)

  2 Filosof Yunani Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik sebagai hidup dengan tingkah laku yang benar dalam hal berhubungan dengan orang lain dan berhubungan dengan diri sendiri. Aristoteles mengingatkan kita tentang sesuatu yang di zaman modern ini cenderung kita lupakan: hidup dengan berbudi pekerti yang berarti menjalani kehidupan dengan berbudi baik untuk diri sendiri (misalnya kontrol diri dan tidak berlebih-lebihan), maupun untuk orang lain (seperti kedermawanan dan rasa simpati), dan kedua macam budi pekerti ini saling berhubungan. Kita harus bisa mengontrol diri-hasrat kita, nafsu kita-agar Licking, 2013: 71-72). bisa melakukan hal yang benar pada orang lain (

  Pendidikan karakter mengajar kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan ( Muslich, 2011:

  38).

  Pendidikan sekolah agama menurut Kantor Pendidikan Swasta Departemen Pendidikan, dinyatakan bahwa pendidikan di Thailand untuk meneguhkan keimanan kepada Allah SWT., serta menjauhi larangannya, menumbuhkan akhlak yang luhur, mewujudkan lingkungan sosial yang baik, memiliki ilmu pengetahuan dan kematangan intelektual, mampu berdikari dalam segala aspek, khususnya dalam mencari nafkah untuk kehidupan sendiri dan keluarga, bersedia meningkat sifat tanggung jawab terhadap agama, pribadi, masyarakat, Negara dan seluruh umat manusia.

  3 Adapun tujuan pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah yang beriman dan taqwa di dunia dan akhirat. Oleh karena itu pendidikan bertujuan untuk keimanan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan dan indera. Pendidikan ini harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspeknya seperti aspek spiritual, aspek intelektual, aspek imajinasi, aspek jasmaniah, ilmiah maupun bahasanya. Dan pendidikan ini mendorong semua aspek tersebut menuju ke arah keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup Bueraheng, 2015: 1-2). (

  Pendidikan islami dalam membentuk karakter sang anak sangat penting dilakukan oleh para orang tua. Kecenderungan anak untuk meniru segala perilaku didalam lingkungan terutama keluarga tentunya dapat menjadi acuan para orang tua untuk menciptakan suatu lingkungan yang baik dan berpengaruh positif terhadap anak.

  Pendidikan karakter berarti sebagai usaha sengaja untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara obyektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan tapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter ini harus dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam pikiran, penghayatan dalam bentuk sikap dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi terhadap Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan

  4 lingkungannya. Nilai luhur tersebut antara lain kejujuran, kemandirian, sopan santun, kemuliaan sosial, kecerdasan berfikir termasuk kepenasaran akan intelektual, dan berfikir logis. Oleh karena itu, penanaman pendidikan karakter tidak bisa hanya mentransfer pengetahuan atau melatih suatu keterampilan tertentu. penenaman karakter perlu proses, contoh keteladanan, dan pembiasaan atau pembudayaan dalam lingkungan peserta didik, baik lingkungan sekolah, kelarga maupun masyarakat . termasuk lingkungan exposure media masa Peneliti dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter itu merupakan suatu pondasi yang sangat penting untuk mendukung pembangunan bangsa. Dan perlu ditanam sejak dini kepada anak, karena pendidikan karakter dijadikan sebegai wadah atau untuk menjadi pribadi yang baik. Maka pemerintah, tokoh pendidikan, tokoh agama, dan orang tua juga punya kewajiban untuk menerapkan pendidikan yang karakter tersebut.

  Tingginya angka kenakalan dan kurangnya sikap sopan santun anak didik dipandang sebagai akibat dari buruknya sistem pendidikan saat ini. Hal itu ditambah lagi dengan masih minimnya perhatian guru terhadap pendidikan karakter anak didik. Selain itu, perkembangan teknologi internet yang masif bisa berdampak buruk jika tak ada upaya efektif untuk menangkalnya.

  Untuk itu, saya memandang pendidikan yang berkarakter dan berbudaya harus segera diterapkan dalam kurikulum pendidikan nasional.

  Selain guru, orang tua juga punya kewajiban menerapkan pendidikan

  5 tersebut. Bahkan, orang tua merupakan kunci melindungi anak dari Mansur, 2011: 54). dampak buruk perkembangan teknologi (

  Adapun menurut penelitian penulis bahwasanya siswa-siswa di sana kebanyakan menurut era modern atau mengikuti budaya barat, seperti dalam segi pakaian atau pacarannya itu melalui teknologi maka membuat perilaku siswa itu tidak sesuai dengan ajaran Islam, dan juga perilaku- perilaku terhadap orang tua, guru, orang yang lebih dewasa, dan masayrakatnya belum sesuai yang diharapkan oleh sekolah. Pendidikan karakteristik di madrasah Mulnithi Azizstan sudah diterapkah oleh para guru, tetapi masih kurang dan belum menyampai hasil yang diharapkan oleh Madrasah dalam pembentukan karakter siswa. Menurut hasil wawancara salah seorang pengajarnya di Madrasah Mulnithi Azizstan, bahwa madrasah itu mempunyai siswa terlalu ramai, dan juga madrasah mempunyai tenaga guru yang sudah seimbang, tetapi siswa kita dalam pembentukan karakteristik itu masih kurang, ada yang sudah bagus ada yang kurang bagus tergantung dari kepribadian siswa itu sendiri, kemudian karena setiap siswa mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda- beda, yaitu latar belakang keluarga, latar belakang sosial, dan pendidikan dalam keluarga tidak sama yang di laksanakan di sekolah, jadi sekolah akui bahwa ada diantara siswa-siswa dalam nilai-nilai karakteristik masih berkurang. Mungkin pendidikan dalam keluarga dan lingkungan di kampung massing-masing itu kurang baik dan campur dengan tidak memperhatikan orang tua, maka membuat latar belakang pendidikan siswa

  6 itu kurang baik (Hasil wawancara sama ustaz Danial Waedeng selaku guru Bahasa melayu, pada tanggal 11 oktober 2017) .

  Melihat dari fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat satu judul

  “Model pendidikan karakter pada siswa Madrasah Mulnithi Azizstan di Patani Thailand Selatan tahun pelajaran 2017- 2018” B.

  Fokus Penelitian 1.

  Bagaimana model pendidikan karakter pada siswa Madrasah Mulnithi Azizstan di Patani Thailand Selatan tahun pelajaran 2017-2018? 2. Apa faktor penghambat pendidikan karakter pada siswa Madrasah

  Mulnithi Azizstan di Patani Thailand Selatan tahun pelajaran 2017- 2018? C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan masalah tersebut, maka penelitian ini dapat bertujuan untuk:

1. Mengetahui model pendidikan karakter pada siswa Madrasah Mulnithi

  Azizstan di Patani Thailand Selatan tahun pelajaran 2017-2018? 2. Mengetahui faktor penghambat pendidikan karakter pada siswa

  Madrasah Mulnithi Azizstan di Patani Thailand Selatan Tahun

  pelajaran 2017-2018?

  7 D.

  Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi bagi pihak- pihak yang membutuhkan, yaitu:

  1. Secara teoritis a.

  Penelitian ini dapat memberi manfaat dan menjadi informasi mengenai model pendidikan karakter pada siswa.

  b.

  Penelitian ini dapat menjadi kontribusi positif bagi dunia pendidik dengan pembentukan karakteristik.

  c.

  Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penelitian akan datang yang terkait dengan pembentukan karakteristik siswa.

  2. Secara praktis a.

  Bagi penulis dapat menambah wawasan, pengalaman dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan melalui hasil penelitian.

  b.

  Bagi sekolah dari hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi informasi dan memberi masukan yang berharga bagi staf, guru di Madrasah Mulnithi Azizstan dalam mengembangkan di bidang ilmu pendidikan.

  c.

  Bagi pembaca hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi manfaat bagi pihak pembaca mengenai model pendidikan karakter pada siswa.

  8 E.

  Penegasan Istilah Penegasan istilah digunakan supaya tidak terjadi perbedaan antara penulis dan pembaca, maka dari itu penulis memberi penegasan istilah sebagai penjelasan dalam penelitian ini, antara lain yaitu: 1.

  Model Model merupakan suatu gambaran dan pola bagaimana proses pendidikan karakter dilaksanakan (Zuchdi, 2011: 177).

2. Pendidikan karakter

  Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, Pedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan dengan educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan to

  educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual (Suwarno, 2006: 19).

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) karakter

  merupakan sift-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Scerenko (1997) mendefinisikan karakter Sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok atau bangsa.

  9 Pendidikan karakter adalah pendidik yang tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif saja, akan tetapi lebih berorientasi pada proses pembinaan potensi yang ada dalam diri anak, dikembangkan melalui pembiasaan sifat-sifat baik yaitu berupa pengajaran nilai-nilai karakter yang baik

  Maksud pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah proses pembentukan karakter anak Madrasah Mulnithi Azizstan di Thailand menuju manusia yang berakhlakul karimah sesuai dangan ajaran Islam, sehingga menjadi pribadi yang baik.

  F.

  Sistematika Penulisan Sistematika penulian merupakan kerangka penulisan skripsi ini yang memberi petunjuk mengenai pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas, untuk mempermudahkan pembaca dalam memahami skripsi ini. Maka disusun dengan sistematika sebagai berikut:

  BAB I dalam penelitian ini merupakan pendahuluan yang di dalamnya terdiri dari latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

  BAB II dalam penelitian ini berisi mengenai landasan teori yaitu tentang model pendidikan karakter pada siswa yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan dengan penjelasan-penjelasan yang bersifat teoritis konseptual, kemudian dilanjut dengan kajian pustaka (kajian penelitian terdahulu).

  10 BAB III metode penelitian ini, meliputi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data dan pengecekan keabsahan data.

  BAB IV dalam penelitian ini membahas mengenai paparan data dan analisis data yaitu peneliti memaparkan data-data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan dan analisis data yang terdapat dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai apa yang terdapat dari model pendidikan karakter pada siswa, dan faktor penghambat pendidikan karakter pada siswa tersebut.

  BAB V dalam penelitian ini merupakan bab yang terakhir yaitu penutup yang di dalamnya membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan saran-sarannya.

  11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian model pendidikan karakter Model merupakan suatu gambaran dan pola bagaimana proses pendidikan karakter dilaksanakan. (Zuchdi, 2011: 177) Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, Pedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan dengan

  educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam

  bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual (Suwarno, 2006: 19) Menurut George F. Kneller, pendidikan memiliki arti luas dan sempit. Dalam arti luas pendidikan diartikan sebagai tidakan dan pengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa, watak, ataupun kemauan fisik individu. Dalam arti sempit, pendidikan adalah suatu proses mentranformasikan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan dari geerasi ke generasi, yang dilakukan oleh masyarakat melalui lambaga-lembaga pondidikan seperti sekolah, pendidikan tinggi, atau lembaga-lembaga lain.

  John S. Brubacher berpendapat, pendidikan adalah proses pengembangan potensi, kemampuan, dan kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan- kebiasaan yang baik, didukung dengan alat (media) yang disuun

  12 sedemikian rupa, sehingga pendidikan dapat digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuam-tujuan yang telah ditetapkan.

  Carter V. Good juga mengemukakan pendapatnya yaitu pendidikam adalah: pertama, keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai positif dalam masyarakat ditempat hidupnya; kedua, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khusus yang datang dari sekolah).

  Di dalam UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menwujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif pengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oléh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

  Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara (Samani & Hariyanto, 2014: 41)

  Dalam kamus Inggris-Indonesia karakter berasal dari kata

character yang berarti watak, karakter atau sifat (Zuchdi, 2011: 27).

  

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) karakter merupakan sifat-

  sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang

  13 dengan yang lain. Scerenko (1997) mendefinisikan karakter Sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, Suatu kelompok atau bangsa.

  Karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seorang anak sering kali tidak jauh dari perilaku ayah atau ibunya. Dalam bahasa Jawa dekenal istilah “kacang ora ninggal lanjaran” (pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau bambu atau tempatnya melilit dan menjalar) (Samani & Hariyanto, 2014: 43)

  Dapat disimpulkan bahwa karakter adalah nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan prilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

  Kementerian Agama Republik Indonesia (2010) mengemukakan bahwa karakter (character) dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, dalam arti secara khusus ciri-ciri ini membedakan antara satu individu dengan yang lainnya.

  Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sunguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya (Winton, 2010).

  14 Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal- hal yang baik dalam kehidupan, sehingga anak/peserta didik memiliki kesadaran, dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain, dan nilai-nilai karakter mulia lainnya (Mulyasa, 2014: 3)

  Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter yaitu tidak hanya apa yang baik dan apa yang salah tetapi menekankan kebiasaannya, tentang bagaimana hal-hal yang baik oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga peserta didik memiliki kesadaran, pemahaman, kepedulian, dan komitmen yang tinggi, menuju masyarakat yang aman, tertib, dan damai.

  Menurut agama Islam, pendidikan karakter bersumber dari wahyu Al-

  Qur‟an dan Al-Sunnah. Akhlak atau karakter Islam ini, terbentuk atas dasar prinsip “ketundukan, kepasrahan, dan kedamaian” sesuai dengan makna dasar dari kata Islam. Ajaran Islam dari pendidikan karakter bukan hanya sekedar teori, tetapi figur Nabi Muhammad Saw. tampil sebagai contoh (uswah Hashanah) atau suri tauladan. Menurut salah satu riwayat,

  15 Ummul Mukminin Aisyah, ketika ditanya oleh Sa‟id bin Hisyam bin Amir tentang akhlak Rasulullah n, ia menjawab:

  اَو{ ِالل َلْوَك َنٓأْرُلْلا ُأَرْلَث اَمَأ ، َنٓأْرُلْلا ُوُلُلُخ َن َكَ ؟}ٍ ْيْ ِظَغ ٍقُلُخ َلىَؼَل َم ه ِ

  “Akhlak beliau adalah Al-Qur`an. Tidakkah engkau membaca

firman Allah, „Sungguh engkau (wahai Muhammad) berbudi pekerti

(memiliki akhlak) yang agung‟?” (HR. Ahmad, 6/88)

  Gambarannya, apa saja yang diperintahkan Al-Qur`an, beliau lakukan. Dan apa saja yang dilarang Al-Qur`an, beliau tinggalkan. Selain memang Allah telah menciptakan beliau dengan tabiat dan akhlak yang mulia seperti rasa malu, dermawan, berani, penuh pemaafan, sangat sabar, dan lain sebagainya dari perangai-perangai yang baik 2.

  Dasar hukum model pendidikan karakter Pendidikan karakter berorientasi pada pembentukan manusia yang berakhlak mulia dan peserta didik diharap mampu secara mandiri dalam meningkatkan dan menggunakan pengetahuan. Maka hal ini, hukum dasar dari pada pendidikan karakter adalah sesuai dengan UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu:

  Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk menwujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara akhtif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

  Pendidikan karakter didasarkan oleh UU nomor 20 tahun 2003 tersebut yaitu bertujuan dari pendidikan adalah untuk mengembangkan

  16 potensi manusia, pengembangan potensi salah satunya adalah terwujudnya akhlak mulia. Hal ini sesuai dengan pendidikan karakter.

3. Tujuan model pendidikan karakter

  Asmani Jamal Ma‟mur (2013:42) menjelaskan tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Tujuan jangka panjangnya tidak lain adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls natural sosial yang diterimanya, yang pada gilirannya semakin mempertajam visi yang akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus menerus. Tujuan jangka panjang ini merupakan pendekatan dialektis yang semakin mendekatkan dengan kenyataan yang ideal, melalui proses refleksi dan interaksi secara terus- menerus antara idealisme, pilihan sarana, dan hasil lansung yang dapat dievaluasi secara objectif. Kemudian Drama Khusuma (2012: 9) mendefinisikan membentukan kepribadian manusia yang baik pendidikan karakter adalah mengfasilitas penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam prilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun pra sekolah (setelah lulus dari sekolah).

  Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter peserta didik diharapkan mampu secara mandiri

  17 meningkatakan dan menggunakan pengetahuan, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Model pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, (Mulyasa, 2014: 9)

  Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuan, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam prilaku sehari-hari. Selain itu pendidikan karakter bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, gotong royong, berjiwa patriotik, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang kesemuai dijiwa oleh iman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila (Mansur, 2016: 13).

  Tujuan pendidikan karakter adalah terbentuknya kepribadian Muslim yang terdapat dalam dalil QS. Al-Qashash ayat 77 yang berbunyi:

  

ْن ِس ْحَأَو ۖ اَيْه ُّلدا َنِم َمَبي ِصَه َسْنَث َلَ َو ۖ َةَرِخٓ ْلا َرا لدا ُ للَّا َك َتَٓأ اَيمِف ِؽَتْباَو

ُّب ُِي َلَ َ للَّا ن ا ۖ ِضْرَ ْلا ِف َدا َسَفْلا ِؽْبَث َلَ َو ۖ َمْيَلِا ُ للَّا َن َسْحَأ َ َكَم ِ

  َنيِد ِسْفُمْلا

  

18

  Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

  ”(QS. Al- Qashash/28: 77) Qs. Ali Imran ayat 102

  ق َح َ للَّا اوُل ثا اوُنَمٓأ َنيِ لَّا اَ ُّيَُّأ َيَ َنوُمِل ْسُم ْ ُتُْهَأَو لَِا نُتوُمَث َلََو ِوِثاَلُث Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu

mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Ali Imran/3:102)

  Dari beberapa pandangan mengenai tujuan pendidikan karakter, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan karakter untuk menciptakan manusia yang mengabdikan kepada Allah SWT dan memiliki akhlak yang sempurna serta mampu mengembangkan potensi yang ada dalam agar tercapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN HUMANIS DI SMP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 132

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 1 150

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB MAKARIMUL AL-AKHLAQ KARYA SYEIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 111

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT DALAM PERSPEKTIF ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 132

SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER ANAK (Telaah Hadis Fitrah Manusia) Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 91

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IEN KALIBENING SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 170

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KASIH SAYANG DALAM NOVEL JILBAB IN LOVE KARYA ASMA NADIA SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 116

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SMP ISLAM AL-AZHAR 18 KOTA SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 189

KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 80

PERAN ORGANISASI SOLIDARITAS KEROHANIAN ISLAM (SKI) AR-ROYYAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMA N 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 168