SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER ANAK (Telaah Hadis Fitrah Manusia) Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

PERAN KELUARGA

SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER ANAK

(Telaah Hadis Fitrah Manusia)

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

  

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Ulfa Ulfiyati

NIM: 111-13-105

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jalam Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364

  Website Email:administrasi@iainsalatiga.ac.id Dr. M. Ghufron, M.ag.

  Dosen IAIN Salatiga

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Ulfa Ulfiyati NIM : 111-13-105 Judul : PERAN KELUARGA SEBAGAI PEMBENTUK

  

KARAKTER ANAK (TELAAH HADIST FITRAH

MANUSIA)

  Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk ditujukan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, 13 September 2017 Pembimbing Dr. M. Ghufron, M.Ag.

  NIP. 197208142003121001

KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364

  Website Email:administrasi@iainsalatiga.ac.id

  PENGESAHAN Judul Skripsi

PERAN KELUARGA SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER ANAK (TELAAH HADIST FITRAH MANUSIA)

  Oleh

ULFA ULFIYATI NIM: 111-13-105

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 September 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Pendidikan (S.Pd).

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Moh Khusen, M.Ag., MA.

  Sekretaris Penguji : Dr. M. Ghufron, M. Ag. Penguji I : Dr. Lilik Sriyanti, M. Si Penguji II : Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si.

  Salatiga, 29 September 2017 Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.

  NIP. 19670121 199903 10002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ulfa Ulfiyati NIM : 111-13-105 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Dan naskah skripsi ini boleh dipublikasikan oleh lembaga IAIN Salaitga .

  Salatiga,13 September 2017 Penulis Ulfa Ulfiyati 111-13-105

  

MOTTO

Jika kamu bersungguh-sungguh,kesungguhan itu untuk kebaikanmu

sendiri.

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‟alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

  skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Bapak Imam Mulhadi dan Ibu Sumarsih yang senantiasa memberikan nasehat dan yang telah mendidikku dari kecil sampai menikmati kuliah S1 di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendoakan tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama.

  2. Keluarga besar Trah Sunaryo yang selalu mendoakan serta memberikan dorongan semangat.

  3. Keluarga besar Trah Komari dan Simbah Musini yang selalu mendoakan.

  4. Mas Feri lukman Aji dan Mas Khoirul Rajab Afriyanto yang selalu memberikan semangat dan motivasi dan serta mendoakan.

  5. Mas Wahyu Najib Fikri yang sudah membantu menyelesaikan skripsi.

  6. Nur Mailatus, Novita Prame Shella, Murni Ning Tyas ,Nur Khayati,Rini Siswardani, Rumi dan seluruh sahabatku yang selalu membersamai dalam setiap langkah.

  7. Keluarga PAI C, Keluarga PPL SMK N 1 Salatiga dan Kelompok KKN posko 91&92 Kec. Kaliwungu yang telah memberikanku pengalaman hidup yang luar biasa.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “PERAN KELUARGA

  

SEBAGAI PEMBENTU KARAKTER ANAK (TELAAH HADIST FITRAH

MANUSIA”

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Bapak M. Ghufron,M.Ag. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak H. Achmad Maimun, M.Ag. Selaku pembimbing akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Bapakku Imam Mulhadi dan ibu Sumarsih keluarga tercinta, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 13 September 2017 Penulis

ULFA ULFIYATI NIM. 111-13-105

  

ABSTRAK

  Ulfiyati, Ulfa. 2017. Peran keluarga sebagai pembentuk karakter anak (telaah . Skripsi. Salatiga. Jurusan Pendidikan Agama

  hadis Fitrah Manusia)

  Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Kata kunci: Peran Keluarga, Membentuk Karakter Anak

  Latar belakang dari penelitian ini adalah banyak orang-orang khususnya orang tua yang kurang faham dalam membentuk karakter anak. Sehingga banyak anak-anak memiliki karakter yang tidak diharapkan oleh semua orang. Maka dari itu kajian ini sangat dibutuhkan untuk mencari jawaban atas apa yang harus dilakukan keluarga dalam menanamkan karakter pada anak. Dalam penelitian ini akan mengkaji Hadis fitrah manusia.(1) Bagaimana kualitas hadis tentang fitrah manusia ? (2) Serta Peran keluarga dan pembentukkan karakter anak dalam fitrah manusia ?. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau libary research. Yaitu penelitian memfokuskan pemabahasan pada literatur-literatur baik berupa buku, jurnal, makalah, maupun tulisan-tulisan lainya. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Setelah menganalisis Sanad Hadis, penulis memeberikan kesimpulan bahwa Hadis di atas berkualitas Shahih dikarenakan telah memenuhi syarat. Adapun syarat Hadis shahih mutawatir adalah sanadnya bersambung, proses periwayatnya oleh orang yang adi, dan kuat daya ingatanya dari orang yang serupa sifatnya serta terbebas dari keganjilan dan cacat. (2) peran keluarga dalam pembentukkan karater anak, anak lahir dalam keadaan suci,bersih dan sederhana, kelahiran anak merupakan anugerah.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... v MOTTO ........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5 E. Metode Penelitian .......................................................................... 5 F. Penegasan Istilah ........................................................................... 8 G. Sistematika Penulisan .................................................................... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 11 A. Peran Keluarga .............................................................................. 11 B. Pendidikan Karakter ...................................................................... 23

  C.

  Hubungan Orang Tua dengan Anak pembentukkan karakter Anak

  30 BAB III Kritik Sanad Hadis Tentang Fitrah Manusia ..................................... 32 A.

  Hadist Yang Semakna Tentang Fitrah Mansuia ............................ 33 B. Sanad............................................................................37 C. Isi Kandungan Hadis Fitrah Manusia..................................38 D. Penjelasan Hadist .......................................................................... 52

  BAB IV Kritik Matan Hadis Fitrah Manusia Memotret Peran Keluarga Sebagai Pembentuk Karakter Anak ............................................................................... 54 A. Peran Keluarga Sebagai Pembentuk Karakter Anak Semakna Hadis Fitrah Manusia............................................................................... 56 B. Arti kontektual Pembentukkan Karakter dalam Hadist Fitrah Manusia ....................................................................................................... 62

  BAB V PENUTUP ........................................................................................... 68 A. Kesimpulan.................................................................................... 68 B. Saran .............................................................................................. 69 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 70 RIWAYAT HIDUP PENULIS........................................................................71 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 72 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar SKK 2. Nota Pembimbing Skripsi 3. Lembar Konsultasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang terlahir dalam

  keadaan fitrah. Terlepas dia terlahir dari siapapun dan dimanapun, sosok manusia tetap terlahir dalam keadaan fitrah. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan persoalaan diluar diri manusia yang terlahir itu menjadi tanggung jawab orang yang melakukan.

  Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali dapat di lihat dan ditiru oleh manusia. Ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya adalah sebagai subjek dalam pemberian pembelajaran akhlaq, akidah, agama, sosial, dan pembentukan kepribadian atau karakter. Sebagaimana di tuliskan dalam sebuah hadist:

  ٍدٌُلٌَم ُّلُك: َمَّلَس ًَ ِويَلَع ُالله ََّلَص ِالله ُلٌُسر َلاَق : لاَق ُونَع ُالله َي ِضَر َةَريَرُى يِب َا نَع )مِلسُم ًَ ٍراَخُبلا هاًر( ِوَنَس ِّجَمُي ًَا ِوَن َر ِّصَنُي ًَا ِوِناَدٌَِّيُي ُها ٌََبَاَف ِةَرطِفلا ََلَع ُذلٌُي

  Dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, ayah dan ibunyalah yang menjadikan yahudi, nasrani, atau majusi

  ” (HR. Muslim). Dari hadist di atas dapat diketahui bahwa, setiap manusia yang terlahir di muka bumi ini adalah suci, lingkungan keluargalah yang memberikan warna dan dapat membentuk karakter anak. Karakter yang terbentuk dalam anak dapat berupa karakter yang positif maupun negatif.

  Sebab semua pembentukan tersebut tergantung dengan olah asuh dalam keluarga.

  Orang tua sebagai rujukan, menempati posisi rujukan moral dan informasi. Kedua hal ini harus disadari betul-betul semenjak dia menjadi ayah atau ibu dari anak-anaknya. Sebagai rujukan moral atau keteladanan orang tua dutuntut agar bertingkah laku sehari-hari menunjukkan hal-hal yang positif, baik segi bicara maupun perilaku lainnya. Sebab islam menjelaskan bahwa orang tua berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak (Ahid, 2010: 147).

  Menurut Djamarah (2004: 2) , antara keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan, karena di mana ada keluarga disitu pula terdapat pendidikan. Dimana ada orang tua disitu anak merupakan suatu kemestian dalam keluarga. Ketika terdapat orang tua yamg mendidik anaknya, maka pada waktu yang sama ada anak yang mengahajatkan pendidikan dari orang tuanya. Dari hal tersebut muncullah istilah “pendidikan keluarga”.

  Keluarga merupakan hal yang paling utama untuk membangun karakter anak. Selain keluarga ,lingkungan dapat pula berperan besar terhadap perkembangan kepribadian anak. Lingkungan yang baik akan memberikan dampak negatif bagi seorang anak. Oleh karena itu, keluarga dan lingkungan menjadi peran utama dalam membentuk kepribadian anak. Lingkungan keluarga adalah tempat awal bagi anak untuk belajar dan mengenal berbagai hal yang belum diketahuinya.

  Dalam kaitanya dengan dunia pendidikan saat ini, era globalisasi saat ini merupakan tantangan besar bagi orang tua dalam upaya mendidik anak. Teknologi yang semakin canggih dan akses informasi yang semakin mudah sedikit banyak memengaruhi perkembangan jiwa anak. Akibatnya, fenomena di masyarakat kita saat ini terhiasi dengan kian maraknya tawuran antar pelajar perilaku remaja yang menyimpang,dan masih banyak lagi kejadian yang jauh dari nilai-nilai karakter islami. Orang tua pun banyak mengeluh atas kenakalan anak-anak mereka yang sukar dikendalikan, keras kepala, tidak mau menurut perintah orang tua,sering berkelahi,tidak mau belajar,merusak milik orang lain,merampok,menipu, dan suka berbohong serta kerendahan moral lainnya. Jika kondisi ini dibiarkan, kasus-kasus seperti ini nampaknya akan terus meluas seiring perkembangan kemajuan zaman. Dan jika hal ini terus berlanjut maka anak sebagai generasi islam tidak mempunyai dasar karakter yang kuat dalam menghadapi tantangan zaman.

  Dalam kondisi ini banyak orang tua yang kurang menyadari apa penyebab dari tingkah laku anak mereka. Orang tua telah melempar tanggung jawab pembinaan anak sepenuhnya kepada pihak sekolah. Padahal penanaman karakter pada diri anak bukan hanya tanggung jawab guru di sekolah, artinya tidak harus melalui jalur pendidikan formal. Namun orang tua sebagai pemilik anak yang sesungguhnya memiliki tanggung jawab yang sangat besar dan utama dalam hal ini. Maka hal yang perlu ditinjau ulang terlebih dahulu adalah bagaimana pendidikan yang telah dilakukan oleh orang tua. Banyak kasus kenakalan yang dilakukan oleh anak lebih banyak disebabkan karena kondisi orang tua sendiri, seperti kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua,kurangnya pendidikan yang diberikan kepada anak di rumah, kondisi keluarga yang tidak harmonis dan lain sebagainya. Dalam keluarga tidak berlangsung proses penanaman karakter pada diri anak (Sofyan , 2006: 34).

  Dari pemaparan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk menulis dan membahas tentang ” PERAN KELUARGA SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER ANAK”(Telaah Hadist Fitrah manusia).

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kualitas hadis tentang fitrah manusia? 2.

  Bagaimana peran keluarga dan pembentukkan karakter anak dalam fitrah manusia?

C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan:

1. Untuk mengetahui bagaimana kualitas hadis tentang fitrah manusia.

  2. Untuk mengetahui bagaimana peran keluarga dan pembentukkan karakter anak dalam fitrah manusia?

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat, baik secara teoritik maupun praktis,yaitu:

  1. Manfaat Teoritik Memberikan sumbangan pemikiran bagi pendidikan islam pada umumnya dan pendidikan keluarga pada khususnya, terutama mengenai peran dan tanggung jawab keluarga dalam islam.

  2. Manfaat praktis a.

  Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi orang tua untuk mendidik anak yang sesuai dengan ajaran islam b.

  Untuk dijadikan rujukan dalam pelaksanaan pendidikan islam di zaman modern ini.

  c.

  Menambah wawasan bagi penulis untuk mengetahui pendidikan agama islam dalam keluarga.

E. Metode Penelitian

  Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal pokok yang mendasari penelitian , yaitu: pendekatan penelitian, sumber data, metode pengumpulan data dan analisis data.

1. Pendekatan penelitian

  Penelitian ini bersifat literature(kepustakaan) yang berfokus pada referensi buku dan sumber-sumber yang relevan. Penelitian dilakukan dengan mencermati sumber tertentu,mencari,menelaah buku-buku ,artikel atau lainnya yang berkaitan dengan peran keluarga dan karakter anak.

  Penelitian ini dilakukan dengan mencari, menganalisis, membuat interpretasi, serta generalisasi dari fakta-fakta hasil pemikiran, ide-ide yang telah ditulis oleh dan ahli(Nazir, 1998:62).

  2. Sumber Data Penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan (Arikunto, 1987:135). Sedangkan data-data tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu primer dan sekunder.

  a.

  Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang paling utama digunakan dan sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini.

  Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Karakter Anak.

  b.

  Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder dihadapan dari sumber bacaan lain buku Islam dan kaidah-kaidah Dasar, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam.

  3. Teknik pengumpulan Data Data penelitian dicari dengan pendekatan Library Research, yaitu penelitian perpustakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.

  Mengumpulkan buku-buku yang ada relevansinya dengan kajian permasalahan.

  b.

  Mengidentifikasi semua permasalahan yang berkaitan dengan penelitian.

  c.

  Menarik suatu kesimpulan sebagai hasil suatu penelitian tentang pokok permasalahan (Komaruddin, 1988:145).

4. Analisi Data

  Untuk menganalisis data penulis menggunakan beberapa metode, yaitu: a.

  Metode Deskriptif Metode deskriptif yaitu “perumusan filsafat tersembunyi dideskripsikan sedemikian rupa sehingga terus menerus ada refernsi pada masalah konkret sedetail- detailnya” (Anton dan Achmadi, 1994: 112). Peneliti melakukan analis data dengan metode deskripsi, yaitu menggambarkan peran keluarga terhadap pembentukkan karakter anak.

  b.

  Metode Analisis Metode Anlisa yaitu penanganan terhadap suatu obyek-obyek penelitian ilmiah dengan memilah-milah pengertian yang satu dengan pengertian yang lain (Sumargono, 1980: 31). Dalam proses analisa ini penulis menggunakan dua cara yang saling bergantian, yaitu: 1)

  Proses Analisa Deduksi, yaitu analisa dari pengertian yang umum kemudian dibuat eksplitasi dan penerapan lebih khusus. Yaitu dengan cara mengumpulkan data-data dalam permasalahan umum kemudian mengerucut pada proses pengambilan permasalahan- permasalahan yang bersifat khusus. 2)

  Proses Analisa Induksi (dari khusus ke umum). Induksi pada umumnya disebut generalisasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data dalam jumlah tertentu, dan atas dasar data itu menyusun suatu ucapan umum. Yaitu dengan cara analisa dari data yang bersifat khusus kemudian yang bersifat umum.

F. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahpahaman pembaca dalam mengartikan, maka penulis akan mencoba memberikan sebuah penegasan istilah dalam penelitian ini akan dijelaskan secara terperinci sebagai berikut: 1.

  Definisi pendidikan keluarga Kata pendidikan menurut etimonologi bersal dari kata dasar “didik” dengan awalan “pe” dan akhiran “kan”, maka mengandung arti “ perbuatan” (Poerwadarminta, 1985: 72).

  Istilah pendidikan dan keluarga adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, dimana ada keluarga maka disanalah ada pendidikan. Kelurga secara etimonologi adalah suatu kesatuan unit dimana anggota- anggotanya mengabadikan diri dengan kepentingan dan tujuan tersebut (Sadulloh, 2006: 182).

  Jadi dalam penelitian ini pendidikan keluarga adalah penting, upaya keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama yang dikenal oleh anak. Pendidikan dalam keluarga adalah tanggung jawab orang tua, dengan peran ibu lebih banyak. Karna Ayah biasannya pergi bekerja jarang ada di rumah, maka hubungan ibu dan anak lebih menonjol. Meskipun peran Ayah juga amat penting, terutama sebagai tauladan dan pemberi pedoman.

  Keluarga adalah salah satu pusat dari tri pusat pendidikan bagi anak, keluarga merupakan lingkungan pertama tumbuh dan berkembang anak, terutama pada awal kehidupannya, dan keluarga merupakan pusat pendidikan paling penting dan besar pengaruhnya pada anak.

2. Definisi Pendidikan Karakter

  Secara etimologis, kata karakter(Inggris: charakter) berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu ch arassein yang berati “to engrave” (Ryan and Bohlin, 1995:

  5). Kata “to engrave” bisa diterjemahkan mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan (Echols dan Shadily, 1987:214). Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata “karakter” diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, dan watak. Karakter juga bisa berarti huruf, angka, simbul khusus yang dapat dimunculkan pada layar dengan papan ketik (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 62).

  Jadi dalam penelitian ini pendidikan karakter anak merupakan sifat yang tertanam di dalam jiwa dan dengan sifat itu seseorang secara spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap, tindakan dan perbuatan (Dayanto& darmiatun, 2013: 69).

  Pendidikan karakter adalah pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia sentuhan yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangakan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

3. Hadist fitrah Manusia

  ٍ ََََِّم َن ََ ْن اََ ى ًَّوَََُ ٍوُمْوََ ِّ ُُ ََََّ ََّّ ًََُ ٍاَي ِص ُُْْا ََاََ ٌَََْ ُص َن َ َبَْخَأ ِناَمََْما وُبَأ اَنَثَّدَح ن ََََّ ُوهَ أ ْتَن ََ ْن اََ ًٍ َّصاَخ ُهوُبَأ ََْأ َم َلَ ْس ْلْا ُهاَوَبَأ يِعَّدًَ ِم َلَ ْس ْلْا ِةَر ْطِف ََََّ َ ِلَُِ ُوَّنَأ ِلْجَأ َُِْ

  ن ن ن ْلْا ِ ْيَْغ ا ِم َلَ ْس

  طْق ِس ُوَّنَأ ِلْجَأ َُِْ هلَِتَ ْ سٌَ َلْ ََُْ ََََّ ََّّ ًََُ َلََْ ِوََْلََ َ ِّلّ ُص اًخِرا َص َّلَ َتَ ْ سا اَذ ن ن َّلْ

  ا ٍوُمْو ن ََ َُِْ اََ ََّلَّ َسََ ِوََْلََ ُ َّللَّا ََّّ َص ه ِبَِّنما ََاََ ُثِّدَ ُيُ َن ََ ُوْنَع ُ َّللَّا َ ِضِ َر َةَرٍَْرُى َبََأ َّنناَف َُلِوًُ

ْلَى َءاََْ َجَ ًٍ َيمَِبَ ٍُ َيمَِبَْلا ُجََْنُت َ َكَم ِوِنا َسِّجَمًُ ََْأ ِوِناَ ِّصَّنًُ ََْأ ِوِناٍَِّوَ ُيُ ُهاَوَبَأَف ِةَر ْطِفْما ََََّ

  اَ ْيهَلََ َساَّنما َر َطَف ِتَِّما ِ َّللَّا َةَر ْطِف ( ُوْنَع ُ َّللَّا َ ِضِ َر َةَرٍَْرُى وُبَأ َُوُقًَ َّ ُثُ َءاََْدَج َُِْ اَيهِف َنو هسُِتُ )ٍَ ًَٓ ْلا

  Artinya:” Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah

  mengabarkan kepada kami Syu'aib berkata, Ibnu Syihab: "Setiap anak yang wafat wajib dishalatkan sekalipun anak hasil zina karena dia dilahirkan dalam keadaan fithrah Islam, jika kedua orangnya mengaku beragama Islam atau hanya bapaknya yang mengaku beragama Islam meskipun ibunya tidak beragama Islam selama anak itu ketika dilahirkan mengeluarkan suara (menangis) dan tidak dishalatkan bila ketika dilahirkan anak itu tidak sempat mengeluarkan suara (menangis) karena dianggap keguguran sebelum sempurna, berdasarkan perkataan Abu Hurairah radliallahu 'anhu yang menceritakan bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tidak ada seorang anakpun yang terlahir kecuali dia dilahirkan dalam keadaan fithrah. Maka kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?". Kemudian Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, (mengutip firman Allah QS Ar-Ruum: 30 yang artinya: ('Sebagai fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu"). (H.R.Bukhari no. 1270 )

G. Sistematika Penulisan

  Penulisan karya ilmiah harus bersifat sistematis, di dalam penulisan skripsi ini pun harus dibangun secara berkesinambungan. Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang isinya adalah sebagai berikut:

  BAB I: Dalam bab ini berisi tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, kajian pustaka dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II: Kajian pustaka; dalam bab ini memuat tiga subab yang meliputi: keluarga yang meliputi (pengertian keluarga, fungsi keluarga), karakter yang meliputi (pengertian karakter, nilai karakter, tujuan karakter), Hubungan orang tua dengan pembentukan karakter.

  BAB III : Kritik Sanad Hadis Tentang Fitrah Manusia BAB IV : Kritik Matan Hadis Fitrah Manusia Memotret Peran Keluarga Sebagai Pembentuk Karakter Anak BAB V : Penutup

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peran Keluarga 1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah sebagai sebuah institusi yang terbentuk karena

  ikatan perkawinan. Di dalam hidup bersama pasangan suami-istri secara sah karena perkawinan. Mereka hidup bersama sehidup semati ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, selalu rukun dan damai dengan suatu tekat dan cit-cita untuk membentuk keluarga bahagia dan sejahtera lahir dan batin.

  Keluarga adalah merupakan lingkungan pertama bagi anak, di lingkungan keluarga pertama mendapatkan pengaruh, karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Lahirnya keluarga sebagai lembaga pendidikan semenjak manusia itu ada. Ayah dan Ibu di dalam keluarga sebagai pendidikanya, dan anak sebagai siterdidiknya. Keluarga merupakan pendidikan informal. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan bagi anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik.

  Menurut Prayitno (2005: 13) ada beberapa jenis keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau anak-anak, keluarga yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu pihak orang lain. Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik di atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.

  Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasri oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat (BKKBN, 2012: 45).

  Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut: Ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagi anggota dari kelompok sosialnya sebagai anggotanya masyarakat dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari anak-ananya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peran sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya, di samping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

  Keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama sangat penting membentuk pola kepribadian anak, karena di dalam keluarga anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma.

  Dalam pengertian sempit keluarga mencakup kedua orang tua, saudara, kerabat, dan sanak keluarga. Dalam pengertian luas keluarga mencakup mencakup tetangga, teman dan masyarakat secara keseluruhan. Tidak diragukan lagi bahwa institut keluarga ini mempunyai pengaruh efektif bagi orang-orang yang hidup di dalamnya (Mahmud, 2004: 26).

  Menurut Qurais shihab dalam (Ahid, 2010:75) Keluarga adalah umat kecil yang memiliki pimpinan dan anggota, mempunyai pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing-masing anggotanya. Al-

  Qur‟an menanamkan satu komunitas sebagai umat dan menamakan ibu yang melahirkan anak keturunan sebagai umat. Kedua kata tersebut terambil dari kata yang sama. Kehidupan rumah tangga merupakan tiang umat, tiang negara dan bangsa.

  Keluarga adalah sekolah tempat putra-putri bangsa belajar. Dari sana mereka mempelajari sifat-sifat mulia, seperti kesetiaan, rahmat dan kasih sayang, ghirah dan sebagainya. Dari kehidupan keluarga, seorang ayah dan suami memperoleh dan memupuk sifat keberanian dan keuletan sikap dan upaya dalam rangka membela sanak keluarganya dan membahagiakan mereka pada saat hidupnya dan setelah kematiannya.

  Sifat-sifat keluarga yang terpenting adalah hubungan suami-istri bentuk perkawinan dimana suami-istri diadakan dan dipelihara, susunan nama-nama dan istilah termasuk cara menghitung keturunan, milik atau harta benda keluarga, dan pada umumnya keluarga itu mempunyai tempat tinggal bersama (Djamarah,: 16).

  Keluarga menurut Al-Ghazali mengatakan: “anak adalah suatu amanat Tuhan kepada kedua orang tuanya, hatinya suci bagaikan juhar yang indah sederhana dan bersih dari segala goresan dan bentuk. Ia masih menerima segala apa yang digoreskan kepadanya dan cenderung kepada setiap hal yang ditunjukan kepadanya.” Dari perkataan di atas, dapat dinyatakan bahwa tanggung jawab keluarga yakni kedua orang orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi dua macam alasan, yaitu: 1.

  Anak lahir dalam keadaan suci, bersih dan sederhana.

  Hal ini menunjukkan bahwa anak lahir dalam keadaan tidak berdaya dan belum dapat berbuat apa-apa, sehingga masih sangat menggantungkan diri pada orang lain yang lebih dewasa. Orang tua (ayah bunda) adalah tempat menggantungkan diri dan tempat berlindung anak secara wajar berdasarkan atas adanya hubungan antara anak dan kedua orang tuanya.

  2. Kelahiran anak di dunia ini, adalah merupakan akibat langsung dari perbuatan kedua orang tuanya. Oleh karena itu kedua orang tua sebagai oarang yang telah dewasa harus menanggung segala resiko yang timbul sebagai akibat perbuatan (aktivitas, usaha)nya, yaitu bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pendidikan anak-anaknya sebagai amanat Tuhan yang wajib dilaksanakan.

  Demikian itu, Al-Ghazali mengambil dasar hukumnya dari Al- Qur‟an :”Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS.66: 6).

  Setiap pendidikan memiliki tujuan tak terkecuali pendidikan islam. Menurut Muhammad Munir seperti yang dikutip Mujtahid (2011 : 54) .pendidikan islam adalah tercapainya manusia seutuhnya, tercapainya kebahagiaan dunia akhirat, menumbuhkan kesadaran manusia, mengabdi dan patuh terhadap perintah dan menjauhi laranganya.

  Pendidikan ini bisa terjadi di manapun dan kapanpun. Termasuk dalam lingkup keluarga. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan jiwa keagamaan. Menurut W.H.Clark (dalam Jalaludin, 2012: 294) perkembangan agama berjalin dengan unsur-unsur kejiwaan sehingga sulit untuk diidentifikasi secara jelas, karena masalah yang menyangkut kejiwaan manusia demikian rumit dan kompleksnya. Namun demikian melalui fungsi-fungsi jiwa yang masih sangat sederhana tersebut agama terjalin dan terlibat di dalamnya. Melalui jalinan unsur-unsur dan tenaga kejiwaan ini pulalah agama itu berkembang. Dalam kaitan itu pulalah terlihat peran pendidikan keluarga dalam menanamkan jiwa keagamaan pada anak. Maka tak mengherankan jika Rasul menekankan tanggung jawab itu kepada kedua orang tua. Berikut ini pemikiran Zakiah Darajat tentang pendidikan keluarga dalam perspektif Islam.

  Keluarga adalah jiwa masyarakat dan tulang punggungnya. Kesejahteraan lahir dan batin yang dinikmati oleh suatu bangsa, atau sebaliknya, kebodohan dan keterbelakangannya, adalah cerminan dari keadaan keluarga-keluarga yang hidup pada masyarakat bangsa tersbut.

  Antara lain yang menjadi sebab sehingga agama islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pembinaan keluarga, perhatian yang sepadan dengan perhatiannya terhadap kehidupan individu serta kehidupan umat manusia secara keseluruhan.

  Dalam islam penyampaian rasa agama dimulai sejak pertemuan ibu dan bapak yang membuahkan janin dalam kandungan, yang dimulai dengan doa kepada Allah. Selanjutnya memanjat doa dan harapan kepada Allah, agar janinnya kelak lahir dan besar menjadi anak yang saleh ( Daradjat,1995j: 64).

  Agama bukan ibadah saja. Agama mengatur seluruh segi kehidupan. Semua penampilan ibu dan bapak dalam kehidupan sehari-hari yang disaksikan dan dialami oleh anak bernafaskan agama, disamping latihan dan pembiasaan tentang agama, perlu dilaksanakan sejak anak kecil, sesuai pertumbuhan dan perkembangan jiwanya. Apabila anak tidak mendapatkan pendidikan, latihan dan pembinaan keagamaan waktu kecilnya, ia akan besar dengan sikap tidak acuh atau anti agama. Dalam memperkenalkan sifat-sifat Allah kepada anak, hendaklah didahulukan sifat-sifat allah yang mendekatkan hatinya kepada Allah.

  Menurut Athiyah al-abrasyi dalam (Roqib, 2009: 123) Keluarga sebagai institusi atau lembaga pendidikan (nonformal) ditunjukkan oleh hadits Nabi yang menyatakan bahwa keluarga merupakan tempat pendidikan anak paling awal dan yang memberikan warna dominan bagi anak. Sejak anak dilahirkan, ia menerima bimbingan kebaikan dari keluarga yang memungkinkanya berjalan di jalan keutamaan sekaligus bisa berperilaku di jalan kejelakan sebagai akibat dari pendidikan keluarga yang salah. Kedua orang tuanyalah yang memiliki peran besar untuk mendidiknya agar tetap dalam jalan yang sehat dan benar.

  Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Baik tidaknya suatu masyarakat ditentukan oleh baik tidaknya keadaan keluarga umumnya pada masyarakat tersebut. Oleh karena itu apabila kita menghendaki terwujudnya suatu masyarakat yang baik, tertib dan diridlai Allah, Mulailah dari keluarga. Dalam Q.S. At Tahrim ayat 6; Allah berfirman:

  لْ ٍاَد ِص ظلَِغ ٍ َكِئلَََ اَ ْيهَلََ ُةَراَجِحْماََ ُساَّنما اَىٍُوَََُ اًر َن ْ ُكَُِلْىَأََ ْ ُكُ َسُفْنَأ اوَُ اوُنََٓأ ٍَُِ َّلَّا اَ هيَُأ َيَ َنَ ُرََْؤًُ اََ َنوُلََْفًَََ ْ ُهُ َرَََأ اََ َ َّللَّا َنو ًَََُْ

  Artinya:

  “Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”

  Supaya keluarga terbebas dari siksa api neraka, maka kita harus mendidik dan membinanya sesuai ajaran agama islam. Hanya dengan demikianlah keluarga akan tumbuh dan berkembang sesuai fitrah dan diridlai Allah.

  Pembentukkan keluarga dalam islam bermula dengan terciptanya hubungan suci yang menjalin seorang laki-laki dan seorang perempuan melalui perkawinan yang halal, memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat sahnya. Oleh sebab itu kedua suami isteri itu merupakan dua unsur utama dalam keluarga. Jadi keluarga dalam pengertiannya yang sempit merupakan suatu unit sosial yang terdiri dari seorang suami dan seorang isteri, atau dengan kata lain keluarga adalah perkumpulan yang halal antara seorang lelaki dan seorang perempuan yang bersifat terus menerus di mana yang satu merasa tenteram dengan yang lain sesuai dengan yang ditentukan oleh agama dan masyarakat. Dan ketika kedua suami isteri itu dikarunia seorang anak atau lebih, maka anak-anak itu menjadi unsur utama ketiga pada keluarga tersebut disamping dua menjadi unsur utama ketiga pada keluarga tersebut disamping unsur sebelumnya (Hasan Langgulung, 2004: 290).

  Menurut penulis, keluarga sangatlah penting bagi anak karna orang tualah pertama yang mengenalkan anak pada keluarga. Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak dan juga tempat pertama belajar. Orang tualah yang mengenalkan pada anak untuk mengenal lingkungan keluarga.

2. Fungsi Keluarga

  Sebagai sistem sosial terkecil, keluarga memiliki pengaruh luar biasa dalam hal pembentukan karakter suatu individu. Keluarga merupakan produsen dan konsumen sekaligus dan harus mempersiapkan dan menyediakan segala kebutuhan sehari-hari seperti sandang dan pangan. Setiap keluarga dibutuhkan dan saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka dapat hidup lebih senang. Keluarga memiliki definisi tersendiri bagi orang jawa. Bagi orang jawa, kpat dilihat keluarga merupakan sarung keamanan dan sumber perlindungan. Hildred Geertz memberikan suatu gambaran ideal suatu keluarga sebagai berikut:

  Bagi setiap orang jawa, keluarga yang terdiri dari orang tua dan biasanya suami atau istri merupakan orang-orang terpenting di dunia ini.

  Mereka itulah yang memberikan kepadanya kesejahteraan emosional serta titik keseimbangan dalam orientasi sosial. Mereka memberi bimbinagan moral, membantunya dari masa kanak-kanak menempuh usia tua dengan mempelajari nilai-nilai budaya jawa. Proses sosialisasi adalah suatu proses kesinambungan di sepanjang hidup diri pribadi (1983: 7).

  Menurut Munandar (1985), pengertian keluarga dapat dilihat dalam arti kata yang sempit, sebagai keluarga inti yang merupakan kelompok sosial terkecil dari masyarakat yang terbentuk berdasarkan pernikahan dan terdiri dari seorang suami (ayah) istri (ibu) dan anak-anak mereka.

  Sedangakan keluarga dalam arti kata yang lebih luas misalnya keluarga RT, keluarga komplek atau keluarga indonesia.

  Keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak. Di lingkungan keluarga pertama-tama anak mendapat pengaruh, karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertinggi yang bersifat informal dan kodrat. Pada keluarga inilah anak mendapat asuhan dari orang tua menuju ke arah perkembangannya.

  Keluarga menjalankan perananya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk karakter serta moral seorang anak. Keluarga tidak hanya sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Sebuah keluarga sesungguhnya lebih dari itu. Keluarga sesungguhnya lebih dari itu.

  Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi anak. Berawal dari keluarga segala sesuatu berkembang. Kemampuan untuk bersosialisasi, mengaktualisasikan diri, berpendapat, sehingga perilaku yang menyimpang. Selain sebagai tempat berlindung, keluarga juga memiliki fungsi sebagai berikut: 1.

  Mempersiapkan anak-anak bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma aturan-aturan dalam masyarakat dimana keluarga tersebut berada (sosialisasi).

  2. Mengusahakan terselenggarannya kebutuhan ekonomi rumah tangga (ekonomi), sehingga keluarga sering disebut unit produksi.

  3. Melindungi anggota keluarga yang tidak produksi lagi (jompo).

  4. Meneruskan keturunan (reproduksi).

  Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut: 1.

  Fungsi Biologis

  a) Untuk meneruskan keturunan

  b) Memelihara dan membesarkan anak

  c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

  d) Memeliharadan merawat anggota keluarga 2.

  Fungsi Psikologis

  a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

  b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

  c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

  d) Memberikan identitas anggota keluarga

  3. Fungsi Sosialisasi

  a) Membina sosialisasi pada anak

  b) Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan anak c)

  Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga 4. Fungsi Ekonomi

  a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga b)

  Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga c)

  Menabung untuk memenuhi kebituhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua.

  5. Fungsi Pendidikan

  a) Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya

  b) Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa

c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

  Bila seorang anak dibesarkan pada keluarga tidak baik, maka ia akan menjadi orang yang tidak baik. Bila seorang anak dibesarkan melalui cara-cara kasar, maka ia akan menjadi pemberontak. Akan tetapi, bila seorang anak dibesarkan pada keluarga yang penuh cinta kasih sayang, maka ia akan tumbuh menjadi pribadi cemerlang yang memiliki budi pekerti luhur. Keluarga sebagai tempat bernaung, merupakan wadah penempaan karakter individu.

Dokumen yang terkait

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 1 122

PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM BUKU CARA NABI MENDIDIK ANAK KARYA MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 79

PERAN WANITA PEKERJA GARMEN DALAM MEMBINA RELIGIUSITAS ANAK DI DUSUN NOBOTENGAH KELURAHAN NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 89

NILAI-NILAI SPIRITUAL DALAM NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 3 168

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 1 150

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ ANAK TERHADAP ORANG TUA KAJIAN SURAT AL ISRA’ AYAT 23-24 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 110

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB MAKARIMUL AL-AKHLAQ KARYA SYEIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 111

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT DALAM PERSPEKTIF ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 132

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT AL-FURQON AYAT 63-67 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (SI)

1 0 80