NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB MAKARIMUL AL-AKHLAQ KARYA SYEIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB

  

BIN SHALIH AL-UTSAIMIN RELEVANSINYA DENGAN

PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

  

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

MUHAMAT MUDHOFIR

NIM: 111-12-029

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

ٗمٍخ ٗجغدٚ ٍٗمػ ٗرءٚشِٚ ٕٗ٠د ًجشٌا َشو

  

Kemuliaan seseorang adalah agamanya, harga

dirinya (kehormatannya) adalah akalnya,

sedangkan ketinggian kedudukannya adalah

akhlaknya.

  

(HR. Ahmad dan Hakim)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ’alamin dengan rahmatdanhidayah Allah

  SWT skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Abdul Khalim dan Ibu Nur Khotimah karena dengan segala limpahan kasih sayang, pengorbanan dan doanya penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar. Semoga Allah swt selalu melimpahkan rahmat, kasih sayang, dan kucurahan karunia kesehatan, panjang umur, diberkahi umurnya dan nantinya bisa menunaikan ibadah haji dengan keadaan sehat, selamat tidak ada halangan suatu apapun dan kembali menjadi haji yang mabrur.Amiin

  2. Bapak Farid Abdullah, M. Hum selaku dosen Kepada pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotifasi penulis dengan sabar dan ikhlas

  . hingga sampai terselesaikannya skripsi ini 3. Seluruh dosen di IAIN Salatiga yang telah memberika hikmah dan pengajaran, motifasi dan apresiai, sehingga penulis selalu bersemangat untuk terus maju dan berkembang, semoga Allah membalas segala amal dan menjadikannya ladang ilmin

  tuntafa‟u bih yang terus mengalir dan menyebar. Sehat dan panjang umur untuk beliau semua.

  4. Keluarga PAI A, Keluarga PPL SMK N 2 salatiga dan Kelompok KKN posko 39 yang telah memberikanku pengalaman hidup yang luar biasa.

  5. Teman, rekan, sahabat selama studi di IAIN Salatiga semua angkatan, terkhusus angkatan 2012, dan semua yang rekan yang mendukung dan memberikan kontribusi yang berarti bagi proses studi penulis selama ini.

  6. Dan Semua yang telah mendo’akan aku yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “NILAI-NILAI PENDIDIKAN

  

KARAKTER DALAM KITAB MAKARIMUL AL-AKHLAQ KARYA

SYEIKH MUHAMMAD SHALIH AL-UTSAIMIN RELEVANSINYA

DENGAN PENDIDIKAN ISLAM ”.

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyahdan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan didalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

  4. Bapak Farid Abdullah, M.Hum. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Agus Ahmad Suadi, Lc., M.A selaku pembimbing akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi.

  7. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 10 September 2016 Penulis

  ABSTRAK

  Muhamat Mudhofir. 2016. 111-12-029. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

  Dalam kitab Makarimul al-Akhlaq Karya Muhammad Bin . Shalih Al-Utsaimin Relevansinya Dengan Pedidikan Islam

  Skripsi. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: H.M. Farid Abdullah, S.Pd.I.,M.Hum Kata Kunci: Nilai, Pendidikan Karakter, Pendidikan Islam.

  Pendidikan karakter sangat penting bagi manusia untuk membentuk karakter mulia seseorang. Maraknya perilaku menyimpang seperti tawuran, mencuri, berjudi, dan tata kehidupan yang lainnya itu umumnya menunjukkan kesadaran karakter dan moral yang merosot pada masyarakat. Karenanya, perlu adanya kajian mengenai pendidikan karakter yang mampu mengurangi permasalahan tersebut. Selain itu, dalam penelitian ini akan juga merelevansikan nilai pendidikan karakter dalam kitab makarimul al-akhlaq dengan pendidikan Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Makarimul al-Akhlaq karya Syikh Muhammad Bin Shalih al- Utsaimin (2) Relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab

  

Makarimul al-Akhlaq karya Syikh Muhammad Bin Shalih al-Utsaimin

dengan pendidikan Islam.

  Peneletian ini menggunakan pendekatan Content Analisis dan termasuk penelitian pustaka (library reseach), sehingga bahan pustaka merupakan sumber data utama. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan. Dan penelitian ini dianalisis menggunakan Content Analisis yaitu analisis tentang isi pesan atau komunikasi.

  Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa: Nilai-nilai Pendidikan karakter dalam kitab Makarimul Al-Akhlaq karya Syeikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin diantaranya adalah: Pertama: nilai karakter religius, bertaqwa, taat, sabar dan besyukur ditunjukkan dengan karakter dengan Allah dengan menerima hukum-hukum-Nya dengan cara melaksanakan (menerapkan) dan Menerima takdir-Nya dengan sabar dan ridha. Kedua: Nilai Karakter toleransi, komunikatif/ bersahabat, cinta damai, peduli sosial, dermawan ditujunkkan dengan karakter terhadap sesama makhluk ditunjukkan dengan berbuat baik terhadap sesama, dermawan, sikap pemaaf, kasih sayang terhadap sesama. Ketiga: Nilai karakter toleransi, komunikatif, peduli sosial, dermawan, cinta damai ditunjukkan dengan pendidikan karakter di lingkungan keluarga, dan masyarakat dengan berbakti kepada kedua orang tua, menyanyangi saudara dengan menjalin persudaraan, berbuat baik dengan dengan tetangga, bersikap baik dengan tetangga, tidak sombong, rendah diri dan menjaga kehormatan.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v MOTTO ........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATAPENGANTAR ...................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5 D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 5 E. Metode Penelitian .......................................................................... 6 F. Penegasan Istilah ........................................................................... 9 G. Sistematika Penulisan .................................................................... 15 BAB II BIOGRAFI AL-UTSAIMIN ............................................................... 16 A. Kelahiran Al-Utsaimin ................................................................... 16 B. Pendidikan dan Guru-Guru Al- Utsaimin ...................................... 17 C. Karakter Al-Utsaimin ..................................................................... 18

  D. Murid-muridnya.............................................................................24 E. Corak Keilmuannya.......................................................................25 F. Teori dalam Mengajar...................................................................26 G. Menerima Penghargaan Dari Raja Faishal...................................26 H. Ditawari Jabatan Sebagai hakim Kepala......................................27

  I. Karya-Karyanya............................................................................27 J. Sakit dan Wafatnya.......................................................................30

  BAB III DISKRIPSI PEMIKIRAN MUHAMMAD SHALIH AL-UTSAIMIN TENTANG NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB MAKARIMUL AL-AKHLAQ ........................................................................ 31 A. Pengertian Nilai-Nilai Dan Pendidikan Karakter .......................... 31

  1. Pengertian Nilai......................................................................31

  2. Pendidikan..............................................................................32

  3. Karakter..................................................................................33

  4. Pendidikan Karakter...............................................................34

  5. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter............................................37

  B. DISKRPSI KITAB MAKARIMUL AL-AKHLAQ KARYA MUHAMMAD SHALIH AL-UTSAIMIN ................................... 40

  1. Karakter Tehadap Allah SWT.................................................41

  2. Karakter Terhadap Sesama Makhluk.....................................43

  3. Karakter terhadap lingkungan................................................47

  BAB IV RELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB MAKARIMUL AL-AKHLAQ KARYA MUHAMMAD BIN SHALIH AL- UTSAIMIN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM ............. 52 A. Analisis Nilai Pendidikan Karakter Dalam Kitab Makariul Al- Akhlaq............................................................................................52

  1. Analisis Nilai Pendidikan karakter Terhadap Allah.....................53

  2. Analisis Nilai Pendidikan Karakter Terhadap sesama makhluk..57

  3. Analisis Nilai Pendidikan Karakter di Lingkungan......................60 B. Relevansi Nilai Pendidikan Karakter Dengan Pendidikan Islam..............................................................................................66

  BAB V PENUTUP.........................................................................................83 A. Kesimpulan.................................................................................84 B. Saran...........................................................................................85 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................87 RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Daftar SKK

  2. Nota Pembimbing Skripsi

  3. Lembar Konsultasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan lembaga akademik dengan tugas utamanya

  menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni. Tujuan pendidikan sejatinya, tidak hanya mengembangkan keilmuan, tetapi juga membentuk kepribadian, kemandirian, ketrampilan sosial, dan karakter. Oleh sebab itu, berbagai progam dirancang dan diimplementasikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, terutama dalam rangka pembinaan karakter.

  Secara akademis, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, atau pendidikan karakter yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk memelihara yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, muatan pendidikan karakter secara spikologis mencakup dimensi moral

  thingking , moral feeling, dan moral action. (Darmiyati Zuhdi, 2013: 3).

  Dalam pendidikan Islam semua aspek kebaikan bersumber dari Allah Swt. yaitu Al- Qur‟an dan As-Sunnah (Hadis Nabi). Al-Qur‟an merupakan sumber utama referensi agama Islam dalam menentukan berbagai hukum.

  Dalam surat Al-Baqoroh ayat (1-2):

           

  Artinya: Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa .

  Islam menyebutkan orang yang baik dan berperilaku positif itu mereka orang-orang yang bertakwa yang tidak meragukan al-Qur ‟an. Allah juga menyebutkan bahwa al-Qur

  ‟an merupakan petunjuk bagi orang yang bertakwa yang pada dasarnya adalah mereka yang mempunyai karakter dan bertujuan untuk menjadikan manusia yang seutuhnya (insan kamil). (Departemen Agama, 1990:8).

  Manusia merupakan mahkluk yang tidak bisa berlepas diri dari pendidikan, yaitu sebagai pelaku pendidikan itu sendiri (menjadi pendidik atau peserta didik). Dengan kata lain, manusia adalah makhluk yang senantiasa terlibat dalam proses pendidikan, baik yang dilakukan terhadap orang lain maupun terhadap dirinya sendiri. (Sukardjo dan Ukim, 2009:1).

  Manusia sebagai individu merupakan objek bagi campur tangan sebuah tindakan pendidikan. Dengan campur tangan itu manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Struktur antropologisnya yang terbuka pada lingkungan memungkinkan terjadinya intervensi entah sadar atau tidak yang berasal dari luar dirinya yang menjadikan manusia itu menjadi berpendidikan dan berpengetahuan. (Doni Koesoema, 2007:109).

  Kemerosotan karakter, moral, dan etika peserta didik disebabkan gagalnya pendidikan agama di sekolah. Harus diakui dalam batas tertentu, pendidikan agama memiliki kelemahan-kelemahan tertentu, mulai dari jumlah jam yang minim, materi pendidikan yang terlalu teoritis, sampai kependekatan pendidikan agama yang cenderung bertumpu pada aspek kognisi, dari pada afeksi dan psikomotorik peserta didik. Berhadapan dengan berbagai kendala dan masalah-masalah seperti ini, pendidikan agama kurang fungsional dalam membentuk karakter, moral, dan bahkan kepribadian peserta didik. (Al-Masnur, 2011: 165).

  Pendidikan karakter akhir-akhir ini semakin banyak diperbincangkan di tengah-tengah masyarakat Indonesia, terutama oleh kalangan akademisi.

  Pendidikan karakter sendiri bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapain karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai standar kompetisi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam pelaku sehari-hari dalam masyarakat. (Novan, 2012:11).

  Dalam pendidikan karakter ini, segala sesuatu yang dilakukan guru harus mampu mempengaruhi karakter peserta didik sebagai pembentuk watak peserta didik, guru harus menunjukkan keteladanan. Segala hal tentang perilaku guru hendaknya menjadi contoh peserta didik, seperti cara guru berbicara atau menyampaikan materi, cara guru bertoleransi, dan cara guru dalam bersikap. Tujuannya adalah membenuk kepribadian anak agar menjadi manusia yang lebih baik, warga masyarakat yang baik, dan menjadi warga negara yang baik.

  Alasan yang mendorong penulis, memilih judul tersebut karena karakter merupakan pilar utama (setelah Aqidah) dalam membangun sebuah tatanan kehidupan manusia. Seseorang tidak akan bisa selamat, karena dalam sebuah masyarakat tidak akan bisa tegak dan kokoh, dan suatu Negara tidak akan jaya tanpa di topang oleh nilai-nilai karakter yang baik. Berbagai upaya yang dilakukan orang dalam berinteraksi atau bermu‟amalah dengan masyarakat. Hal ini membutuhkan suatu metode atau cara-cara yang bisa menjaga atau mempererat hubungan antara manusia atau yang lain. Metode atau cara tersebut kita istilahkan dengan pendidikan karakter. Karena pentingnya kedudukan karakter dalam kehidupan, maka peneliti mengambil nilai-nilai pendidikan karakter sebagai bahan penelitian.

  Dalam konteks penanaman dan pembinaan karakter diatas, penulis berpendapat bahwa Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dengan ilmu dan pengalamanya melalui karya-karyanya memberi bimbingan kepada segenap muslim agar menjadi individu-individu yang bersih dari sifat-sifat yang tidak terpuji, berkarakter baik dan mengerti bagaimana seharusnya ia bersikap menghadapi segala peristiwa yang dialami bangsanya. Salah satu karya beliau yang patut untuk diteliti karena memuat tentang konsep atau nilai pendidikan karakter adalah kitab Makarimul Al-Akhlaq.

  Dari uraian di atas sebagai pijakan latar belakang masalah, penulis tertarik dan menganggap penting untuk mengkaji nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Makarimul al- Akhlaq karya syeikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin maka judul penelitian ini adalah: NILAI-NILAI

  PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB MAKARIMUL AL-AKHLAQ KARYA SYEIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN

RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM B.

   Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum adalah bagaimana nilai-nilai pendidikan karakter yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad Bin Shalih al-Ustsaimin. Rumusan masalah tersebut, dirinci sebagai berikut:

  1. Apa nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Makarimul al-Akhlak karya Syaikh Muhammad Bin Shalih al-Utsaimin?

  2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab karya Syaikh Muhammad Bin Shalih al-Utsaimin

  Makarimul al-Akhlaq

  dengan pendidikan Islam? C.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang digagas oleh Syaikh Muhammad Bin Shalih al-Utsaimin dalam kitab Makarimul al-Akhlak. Adapun tujuan umum tersebut dirinci menjadi tujuan khusus sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Makarimul al-Akhlak karya Syaikh Muhammad Bin Shalih al-Utsaimin.

  2. Untuk mengetahui relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab

  Makarimul al-Akhlaq karya Syaikh Muhammad Bin Shalih al-Utsaimin

  dengan pendidikan Islam? D.

   Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan atau manfaat hasil penelitian ini adalah ditinjau secara teoritis dan praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat sebagai berikut :

  1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi khasanah pendidikan, khususnya tentang pendidikan karakter yang terkandung dalam kitab Makarimul al-Akhlaq karya Syaikh Muhammad Bin Salih al-Utsaimin.

  2. Secara praktis Harapan selanjutnya kajian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada: a. Objek pendidikan, baik guru, orang tua maupun murid dalam memperdalam agama Islam. sehingga dapat dijadikan refrensi, refleksi ataupun perbandingan kajian yang dapat dipergunakan lebih lanjut dalam pengembangan pendidikan Islam.

  b. Institusi atau lembaga pendidikan Islam sebagai salah satu pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dan mudah- mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.

E. Metode Penelitian

  1. Jenis penelitian Adapun jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan (library research), karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka (Hadi, 1990: 3). Dan yang dijadikan obyek kajian adalah hasil karya tulis yang merupakan hasil dari pemikiran

  2. Sumber Data Sumber data yang dijadikan bahan-bahan dalam kajian ini merupakan sumber data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan yang dikategorikan sebagai berikut:

  a. Sumber data primer Sumber data primer mencakup data pokok yang dijadikan objek kajian, yakni data yang menyangkut tentang pengkajian ini.

  Adapun sumber data tersebut adalah kitab Makarimul al-Akhlaq karya Sheikh Muhammad Salih Bin al-Ustsaimin.

  b. Sumber data sekunder Data sekunder yang diambil dalam penelitian ini adalah buku- buku yang mendukung dalam pembahasan skripsi ini yang ada di dalamnya diantaranya: 1) Abdullah bin Alwi Al-Haddad.

  Risalatul Mu’awanah.

  2) Imam Nawawi Al Bantani. Nashaihul Ibad. 3) Az-Zarnuji.

  Ta’limul muta’allim.

4) Mansur. Pendidikan Anak Usia Dini.

  5) Maslikhah. Ensiklopedia pendidikan 6) Doni Koesiemo. Pendidikan Karakter 7) Jalaluddin. Teologi Pendidikan 8) Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia 9) Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Perspektif Islam.

  10) Buku-Buku Pendukung Lainnya.

  3. Metode pengumpulan data Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan ini, penulis menggunakan penelitian keperpustakaan (Library research) dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membaca buku-buku sumber, baik primer maupun sekunder.

  b. Mempelajari dan mengkaji serta memahami kajian yang terdapat dalam buku-buku sumber.

  c. Menganalisis untuk diteruskan identifikasi dan mengelompokkan serta diklasifikasi sesuai dengan sifatnya masin-masing dalam bentuk per bab.

  4. Metode Analisis Data Dari data yang diperoleh penulis untuk menganalisisnya digunakan metode analisis isi atau content analiysis. Menurut Wimmer dan dominik, dalam buku metodologi penelitian kulitatif karya Burhan

  Bungin (2001:135) menjelaskan bahwa analisis isi yaitu tehnik penelitian untuk mengajari dan menganalisis komunikasi secara sistematis, objektif, dan Komunikatif terhadap pesan yang nampak.

  Analisis ini juga bisa didefinisikan sebagai teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru shahih data dengan memperhatikan konteksnya. (Anton Bekker,dkk,1990.65).

F. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yg terdapat dalam judul ini antara lain:

  1. Nilai-Nilai Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai, dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga prefensinya tercemin dalam prilaku, sikap, dan perbutan-perbuatannya (Maslikhah, 2009:106). Nilai dapat diartikan sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Poerwadarminta, 2006:801).

  Jadi menurut penulis nilai merupakan sesuatu atau kepercayaan yang mendasar bagi seseorang atau sekelompok orang untuk memilih tindakannya baik dan buruk atau menilai suatu yang bermakna atau tidak bermakna bagi kehidupannya.

  2. Pendidikan Karakter

  a. Pengertian Pendidikan

  Kata pendidikan yang umum kita gunakan sekarang dari Bahasa Arab yaitu tarbiyah, dengan kata kerja rabba, yang artinya pengajaran. Kata pengajaran dalam bahasa Arabnya adalah

  ta’lim,

  dengan kata kerjanya

  ’allama, yang berartipendidikan. Pendidikan

  dan pengajaran dalam bahasa Arabnya tarbiyah wa ta’lim. Kata rabba yang berarti mendidik sudah digunakan pada zaman Nabi Muhammad SAW. Dalam bentuk kata benda, kata rabba ini digunakan juga untuk Tuhan, karena Tuhan juga bersifat mendidik, mengasuh, memelihara bahkan mencipta. (Zakiyah, 1992:26). Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya mengajar dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:263).

  Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan perserta didk melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi peranannya dimasa yang akan datang (Mansur, 2007:57). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara (Maslikhah, 2009:130). b. Pengertian Karakter Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark

  (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. (Musfiroh, 2008: 28). Karakter berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dar i yang lain: tabi‟at, watak. (Saptono, 2002: 17).

  Sehingga jika seseorang berperilaku kejam, tamak atau tidak jujur, maka dikatakan berkarakter jelek, sedangkan orang yang ramah, sopan dan jujur disebut memiliki karakter yang baik. Dengan demikian, karakter sangat erat kaitannya dengan kepribadian seseorang.

  c. Pendidikan Karakter Prof. Suyanto dalam bukunya Masnur Muslich menyatakan bahwa karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Imam Ghozali mengatakan bahwa karakter itu lebih dekat dengan akhlak, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi (Masnur Muslich, 2011:70).

  Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggara dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia anak secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan norma dan nilai yang ada. Melalui pendidikan karakter diharapkan anak mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Narwanti, 2011:17).

  Jadi dari berbagai definisi di atas menurut penulis pendidikan karakter adalah proses bimbingan oleh pendidik (guru, orang tua, masyarakat, lingkungan) kepada peserta didik baik jasmani maupun rohani yang dilakukan secara sadar dan sengaja agar terbentuk kepribadian atau perilaku yang utama sebagai manusia seutuhnya (insan kamil).

  3. Nilai-Nilai pendidikan Karakter

  Nilai-nilai pendidikan karakter itu merupakan nilai yang dapat membantu interaksi bersama orang lain secara lebih baik, nilai tersebut mencakup berbagai bidang kehidupan, seperti hubungan dengan sesama (orang lain, keluarga), diri sendiri (learning to be), hidup bernegara, lingkungan dan Tuhan. (Masnur Muslih, 2011:67)

  Nilai karakter atau akhlak mulia yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai kehidupan manusia, baik dalam berhubungan dengan Tuhan, dengan sesama manusia, maupun dengan alam sekitarnya. Jika nilai-nilai ini bisa direalisasikan dalam kehidupan manusia, maka akan dihasilkan manusia yang paripurna (insan

  kamil ) dan terciptalah kehidupan yang bermatabat. (Darmiyati Zuchdi, 2011:25).

  4. Pendidikan Islam Islam sebagai sebagai agama dan sekaligus sebagai sistem peradaban mengisyaratkan pentingnya pendidikan. Islam sebagai bentukan dari kata istislam (penyerahan diri sepenuhnya kepada ketntuan Allah),

  salama (kelematan), salima (kesejahteraan). Dengan demikian secara terminologis pengertian Islam tak dapat dilepaskan dari makna kata asal.

  Bila Islam dikaitkan dengan pendidikan maka penyusunan rumusannya setidak-tidaknya harus dapat menggambarkan ungsur makna kata-kata tersebut. (Jalaluddin,2003:70).

  Pendidikan Islam adalah pendekatan menyeluruh terhadap wujud manusia baik dari segi jasmani maupun rohani, baik dari kehidupan fisik maupun mental dalam melaksankan kegiatan di bumi ini.(Abdulah, 2006:48).

  Pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Definisi yang digunakan ini hanyalah menyangkut pendidikan oleh seseorang terhadap orang lain, yang diselenggarakan dalam keluarga, masyarakat dan sekolah, menyangkut pembinaan aspek jasmani, akal, dan hati anak didik (Tafsir, 2005:32).

  Pendidikan Islam memberikan landasan spiritual, moral dan etik yang didasarkan pada kesatuan pandangan yang dibangun atas kepercayaan kepada Tuhan, hubungan yang baik dengan manusia dan alam sekitar. (Abudin Nata, 2013:48)

  5. Kitab Makarimul al-Akhlaq Kitab Makarimul al-Akhlaq adalah sebuah karya Muhammad Bin

  Shalih Al-Utsaimin yang disajikan untuk seorang hamba sebagai pedoman dan rujukan berperilaku sesuai tuntunan islami yang dapat membawa ke arah kebaikan dan menjadikan seseorang berbudi pekerti santun dan berjiwa lembut. Kandungannya begitu dalam dan hakikatnya begitu tinggi, sehingga bila dipahami dengan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari dapat mengantarkan kita pada kebersihan hati, kesucian jiwa dan kesantunan budi pekerti dan kitab ini berisisi tentang bagaimana menyempurnakan karakter sesuai dengan syari‟at Islam, bermuamalah dengan Allah, karakter kepada sesama makhluk, disini ditunjukkan dengan pendidikan karakter toleransi, peduli sosial, tidak sombong, dermawan, menjaga harga diri, dan bermoral baik.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memberikan gamabaran yang jelas dan menyeluruh sehingga pembaca nantinya dapat memahami tentang isi skripsi dengan mudah, penulis berusaha memberikan sistematika penulisan dengan penjelasan secara garis besar. Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling berkaitan yaitu sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan. Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Penegasan Istilah, Sistematika Penulisan skripsi. BAB II: paparan data-data yang berisi tentang sejarah biografi Syaikh Muhammad Bin Shalih al-Utsaimin. BAB III: Deskrisi nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab makarimul al-akhl

  aq karya muhammad bin shalih al-utsaimin

  BAB IV: analisis data yang meliputi tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Makarimul al-Akhlaq karya Syaikh Muhammad Bin Shalih al-Utsaimin relevansinya dengan pendidikan Islam.

  BAB V: PENUTUP Dalam bab ini berisi kesimpulan, saran, daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.

BAB II BIOGRAFI SYEIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN A. Kelahiran Syeikh Muhammad Bin Al-Utsaimin Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin lahir di kota 'Unaizah, salah satu kota Al-Qashim, Pada tanggal 27 Ramadhan 1347 Hijriah. Beliau lahir dan di besarkan dalam lingkungan keluarga yang terkenal

  agamis dan istiqamah. Beliau menikah dengan satu seorang dan dikaruniai delapan orang anak lima laki-laki dan tiga perempuan. Kakek beliau dari pihak ibu bernama Syaikh Abdurrahman bin Sulaiman al Damigh. Kepadanyalah beliau belajar, menghafalkan al-Qur-an, dan sebelum menginjak usia 15 tahun beliau telah hafal kitab tentang ushul al-fiqh yaitu “Zaad al-Mustaqniq” dan kitab tentang ilmu nahwu/bahasa yaitu “Alfiyah ibn Malik”. Beliau menguasai sastra Arab, ilmu menghitung dan menulis tulisan Arab. Tidaklah mudah pada zaman itu seorang pelajar menuntut ilmu sebagaimana saat ini yang begitu mudah fasilitasnya. Pada zaman itu, Syaikh Utsaimin belajar dengan fasilitas yang sederhana, tidak ada tempat belajar, AC, tidak ada lampu khusus untuk belajar, belajar di kamar yang terbuat dari tanah, yang terlihat darinya kandang sapi, sebagaimana beliau menceritakannya.

B. Pendidikan Dan Guru-Guru Syeikh Muhammad shalih Al-Utsaimin

  1. Pendidikan Dalam mencari ilmu, Syaikh Utsaimin mengikuti jejak dan teori salafus shalih. Beliau memulainya dengan menghafal Al-Qur'an saat masih kecil. Beliau membacanya di hadapan kakek dari jalur ibunya, Asy-Syaikh Abdurrahman bin Sulaiman Alu Damigh Rahimahullah.

  Kemudian beliau berguru kepada Syaikh Al-Allaamah Al-Mufassir Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di Rahimahullah yang tercatat sebagai guru pertama beliau.

  Kepada Syaikh Abdurrahman, beliau belajar ilmu tauhid, tafsir, hadits dan fikih. Beliau menimba ilmu dari Syaikh Abdurrahman selama kurang lebih sebelas tahun,dan beliau termasuk salah seorang muridnya yang paling menonjol.

  Di saat beliau mengenyam pendidikan formal di Riyadh, beliau sempat mendalami Shahih Al-Bukhari, beberapa risalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dan sebagian kitab-kitab fikih kepada Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah.Sejak meninggalnya Syaikh Abdurrahman As- Sa'di, beliau menjadi imam Masjid Jami' di Unaizah, mengajar di perpustakaan nasional Unaizah, di samping mengajar di Ma'had Al-Ilmi.

  Setelah itu, beliau aktif mengajar di fakultas syari'ah dan ushuluddin, Universitas Muhammad bin Su'ud Al-Islamiyyah cabang Al- Qashim. Selain mengajar, beliau juga aktif sebagai anggota Haiatu Kibari Ulama Kerajaan Saudi Arabia sampai beliau wafat. (http://www majalahislami.com.figur-ulama-ahlu-sunnah).

  2. Guru-Gurunya Syaikh Utsaimin belajar di kota Unaizah pada guru beliau yaitu

  Syaikh Abdurrahman as- Sa‟di salah seorang ulama terkemuka di daerah

  Najd selama 11 tahun. Beliau mengajar di Masjid Jami‟ di Unaizah pada tahun 1371 H, akan tetapi hal ini tidak berlangsung lama karena beliau pergi ke kota Riyadh untuk belajar pada tahun 1372 H. setelah meminta izin kepada Syaikh Sa‟di guru beliau. Di sanalah nampak bahwa beliau orang yang menonjol dalam ilmu agama, dimana beliau mampu meringkas studi selama 2 tahun dalam satu tahun, sehingga beliau dapat menyelesaikan pelajaran yang seharusnya 4 tahun menjadi 2 tahun. Setelah itu, beliau ditunjuk sebagai pengajar di Ma‟had Unaizah al-Ilmi, lalu melanjutkan di Kuliah syariah di Riyadh hingga lulus. Di kota ini, beliau bertemu dan belajar pada guru beliau ke dua, yaitu Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah-, Syaikh Utsaimin sangat terkesan padanya, dimana beliau berucap : “Saya terkesan pada Syaikh bin Baz akan perhatian beliau pada hadits Nabi, dan saya sangat terkesan pula pada akhlak belia u”.

C. Karakter Syeikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin

  1. Karakter seorang guru sekaligus pendidik Tidaklah hubungan Syaikh Utsaimin dengan para muridnya hanya sekedar hubungan ilmu saja. Beliau adalah sosok seorang pendidik sekaligus guru, beliau kunjungi murid-muridnya, menanyakan yang tidak hadir, dan membantu mereka yang butuh pertolongan.

  Raja Khalid bin Abdul Aziz pernah menghadiahi pada beliau sebuah bangunan, maka beliaupun menginfakkannya untuk asrama murid-muridnya yang ditempati secara gratis, dan beliau sediakan ruang makan dan juru masaknya untuk menyediakan makanan bagi mereka.

  Dan beliau sediakan perpustakaan buku dan kaset.

  Syaikh Utsaimin benar-benar mempergunakan metode penelitian dan mencari kejelasan dalam masalah ilmu agama, dan mengajarkan yang demikian itu pada murid-muridnya serta menasehati mereka untuk mencari kejelasan dan tidak tergesa-gesa dalam permasalahan yang berhubungan dengan agama. Dan beliau sangat bersemangat untuk menanamkan kepada muridnya sikap tidak fanatik pada suatu madzhab atau suatu pendapat, dan bersikap menerima kebenaran, dimana dalil dijadikan hakim/pemutus permasalahan, sekalipun menyelisihi madzhab beliau, yaitu madzhab al-Imam Ahmad bin Hanbal.

  Syaikhul Islam berpendapat diperbolehkannya perempuan bepergian tanpa mahrom jika dalam keadaan aman, sedangkan Syaikh Utsaimin berpendapat sebaliknya, yaitu haram. Sebagaimana juga Syaikh Utsaimin banyak menyelisihi madzhab Hanbali dalam ratusan masalah yang ia melihat bahwa dalil menyelisihi madzhab dalam permasalahan itu.

  2. Tidak Suka Pujian Syaikh Utsaimin menasehati murid-muridnya agar mereka tidak menjadikan perselisihan dalam masalah fikih sebagai pintu saling membenci. Pernah suatu ketika, Syaikh Utsaimin berfatwa yang menyebabkan beliau dituduh dengan suatu tuduhan. Dalam suatu majelis salah seorang muridnya bertanya tentang fatwa itu dan akibat yang ditimbulkannya, lalu Syaikh menjawab yang intinya : “Sesungguhnya manusia itu, jika mereka melihat seorang yang mashur, mereka akan menjelekkannya, serta mencelanya lan taran dengki dalam diri mereka”.

  Pada sore harinya, Syaikh meminta hasil rekaman ceramah yang terdapat ucapannya tadi, lalu meminta agar dihapus, dan berkata : “Perkataan saya tadi, yaitu “manusia yang mashur” tidak sepatutnya saya ucapkan, ini adalah bent uk memuji diri sendiri”. Pernah salah seorang muridnya meminta izin kepada beliau, untuk membacakan bait syair dihadapan beliau :

  شِشَزَْٕر ِضْسَلأا ِٟف ُُٖساََْٛٔأَٚ ٌشْجَف ُُٗجُمْؼَ٠ ًَْ١ٌٍَّا اَزَ٘ َِّْإ ِٟزَُِّأ َب٠ ُشْ١َخٌْاَٚ

شِشَزُِْٕ ِّشَّشٌا ِد ُُْٛٙج ُُْغَس ُّكَذٌْاَٚ ٌشِظَزُِْٕ ُخْزَفٌْاَٚ ٌتِمَرْشُِ

سَذَو

   َل َٚ ٌة َْٛش بَِٙث بَِ ًخَّ١ِمَٔ بََٙرَشْ١ِغَِ ٞ ِسبَجٌا َنَسَبث ِحَْٛذَصِث شَفَّظٌا َٚ ُذْ١ِ٠أَّزٌا َٟجَرْشُ٠ ٍِِْٗثِِّث بَِٕرَْٛذَص ُخْ١َش ٍخٌِبَص ُْٓث بَْٕ١ِف ََاَد بَِ

  Artinya :Wahai Umat, sesungguhnya malam ini diiringi dengan datangnya fajar, cahayanya tersebar di permukaan bumi Kebaikan mengiringinya dan kemenangan menantinya, kebenaran akan menyebar meskipun kejahatan merajalela, dengan kebangkitan yang perjalanannya diberkahi Allah. Perjalanannya bersih, tidak ada cacat maupun kekeruhan Selama ada Syaikh Utsaimin di tengah kita dengan ulama sepertinyalah kemenangan diharapkan.

  Lalu Syaikh Utsaimin menghentikan bacaan syair itu, dan berkata : “Saya tidak setuju atas pujian ini, karena saya tidak menyukai kebenaran diikat dengan seseorang, maknanya, bahwa jika seorang manusia meninggal dunia, terkadang orang setelahnya putus asa darinya”. Dan Syaikh Utsaimin meminta agar bait terakhir diganti dengan :

   ََِْٕٙ ََاَدبَِ

شَفَّظٌا َٚ ُذْ١ِ٠ْأَّزٌا َٝجَرْشُ٠ بٍَِْٙثِِّث ا ُْٛفٍََع ِيََّٚلأْا َجَْٙٔ بَُٕج

  Selama manhaj kita manhaj salaf Dengan semisalnyalah diharapkan kemenangan.

  Dan saya tambahkan : “Saya menasehati kalian dari sekarang, agar tidak menjadikan kebenaran terikat dengan seseorang”.

  Disamping itu, beliau juga menempatkan seseorang sesuai kedudukan mereka, menjunjung kehormatan para ulama. Dalam suatu undangan pembukaan usaha perekaman kaset yang besar, beliau menjumpai pada kaset itu tertulis nama penceramahnya dalam sampul besar, dan tatkala beliau melihat sampul kaset Syaikh al-Albani berbentuk kecil, beliau tidak menyukai dan memerintahkan mereka untuk membuat dalam ukuran besar atau membikin kecil sampul lainnya seperti sampul kaset Syaikh al-Albani.

  3. Menyembunyikan amal kebajikan Adapun dalam amal kebajikan yang beliau ikut berperan dengan hartanya, sebagian besar tidak diketahui oleh masyarakat, karena beliau sangat berusaha agar tidak diketahui sebagaimana hal ini dikatakan salah seorang muridnya. Beliau memberikan bantuan kepada siapa saja yang ingin menikah dan membayar separoh maharnya jika terpenuhi syarat- syaratnya. Beliau memberikan bantuan kepada orang-orang fakir dan mereka yang membutuhkan, bersama tiga orang muridnya beliau mendirikan pondok Tahfidzul Qur‟an di kota Unaizah, membangun beberapa masjid di sejumlah tempat di negerinya, dan menginfakkan tiga juta real untuk pembuatan sumber air di Unaizah, sebagaimana juga beliau ikut andil dalam pembangunan masjid di luar negeri: seperti di Eropa, Amerika dan lainnya.

  4. Menasehati pemuda Suatu ketika, Syaikh Utsaimin menunaikan umrah bersama sahabat-sahabat beliau, dan di saat kembali ke penginapan, mereka melalui sekelompok pemuda bermain sepak bola. Lalu Syaikh berhenti dan menasehati mereka agar menunaikan shalat, akan tetapi mereka malah berpaling dari beliau dan tidak mengindahkan nasehatnya. Lalu beliau meminta kepada sahabat-sahabat beliau yang menemani agar pulang terlebih dahulu ke penginapan dan meninggalkan beliau bersama para pemuda dalam keadaan sendirian dan beliau berkeinginan keras agar para pemuda itu pergi menunaikan shalat. Syaikh pun menasehati mereka, lalu salah seorang diantara mereka memaki beliau dengan kata-kata yang jelek.

  Akan tetapi, beliau tidak menghiraukannya dan menyambut celaan itu dengan senyuman dan sikap mengasihi. Semua ini berlangsung dan mereka tidak mengetahui siapa Syaikh yang menasehati mereka, akhirnya merekapun mau mengikuti nasehat Syaikh, dan salah seorang pemuda yang mencela Syaikh tadi mengantarkan beliau ke penginapan, dan setelah sampai di penginapan pemuda itu baru tahu siapa jati diri Syaikh, lalu ia pun menangis serta meminta maaf dan Syaikh pun memaafkannya dan mengajarkan padanya cara berwudhu serta shalat, dan sejak saat itu pemuda itu menjadi seorang pemuda yang shalih taat beragama.

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN SEKS DALAM KITAB UQUDULUJAIN KARYA SYEKH MUHAMMAD BIN UMAR NAWAWI SKRIPSI

0 0 74

STUDI ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB RISALATUL MU’AWANAH KARYA AL-HABIB ABDULLAH BIN ALWI BIN MUHAMMAD AL-HADDAD (1634 - 1720 H 1044 - 1132 H) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 116

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL ANAK-ANAK ANGIN KARYA BAYU ADI PERSADA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 144

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL-MAS’UDI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

0 1 108

REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 1 122

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL AWAM KARYA SAYID AHMAD AL – MARZUKI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 2 112

PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM BUKU CARA NABI MENDIDIK ANAK KARYA MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 79

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM (ANALISIS KITAB I’DHOTUN NASYIIN KARANGAN SYEIKH MUSTHAFA AL-GHALAYAINI) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 4 123

NILAI-NILAI SPIRITUAL DALAM NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 3 168

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 138