PENGARUH ETOS KERJA ISLAM DAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA BMT KOTA SALATIGA DAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah

  

PENGARUH ETOS KERJA ISLAM DAN

LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN PADA BMT KOTA SALATIGA DAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah

  

Oleh

WAHYU IRAWATI

NIM 21310011

JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM

  

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2014

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

  Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar-Ra’d : 11)

   Kesuksesan adalah 1% kejeniusan dan 99% kerja keras. (Thomas Alfa Edision)

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk Kedua orang tuaku,

  Saudara dan seluruh keluarga besarku, Teman-teman seperjuangan PS S1 A dan B 2010,

  Hanantya Aryana dan keluarga,

  KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Etos Kerja Islam dan Lingkungan Terhadap Kinerja

  

Karyawan Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan Pada BMT Kota

Salatiga dan Kabupaten Semarang Tahun 2014” dengan lancar tanpa kendala

  yang berarti. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi agung Rasulullah SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang senantiasa membawa kita dari zaman jahiliyah kezaman yang penuh ilmu dan iman.

  Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dalam Jurusan Syari’ah Program Studi Perbankan Syariah. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Stain Salatiga).

  2. Bapak Benny Ridwan, M.Hum selaku Ketua Jurusan Syari’ah Stain Salatiga.

  3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah

  4. Bapak Dr. Faqih Nabhan, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar dan ikhlas dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala kepada beliau.

  5. Segenap Dosen Jurusan Syariah dan Program Studi Perbankan Syariah S1 yang telah memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis.

  6. Seluruh Staf dan karyawan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  7. Kedua Orang tuaku tercinta, yang telah memberikan dorongan do’a, moril dan materil, serta yang senantiasa menjadi inspirasi bagi penulis.

  8. Saudara dan seluruh keluarga besarku, yang juga memberi dukungan dalam berbagai bentuk.

  9. Teman-teman seperjuangan PS S1 A dan B,

  10. Kepada Seluruh pimpinan dan karyawan BMT kota Salatiga dan Kabupaten Semarang, atas kerjasamanya dalam mencari dan memperoleh data yang penulis butuhkan.

  11. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih dan semoga kebaikan semua pihak yang telah memberikan bantuan mendapat balasan pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan penuh kekurangan, oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebanyak-banyaknya, serta semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Amiin.

  Salatiga, 29 Agustus 2014 Penulis

  Wahyu Irawati

  NIM: 21310011

  

ABSTRAK

  Irawati Wahyu. 2014. Pengaruh Etos Kerja Islam dan Lingkungan Terhadap

  Kinerja Karyawan Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan Pada BMT Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang Tahun 2014 . Skripsi,

  Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam, Program Studi Perbankan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Faqih Nabhan, S.E., M.M.

  Kata Kunci : Etos Kerja Islam, Lingkungan, Kinerja Karyawan, Kinerja Perusahaan

  Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan organisasi yang bergerak dibidang keuangan non bank yang pada saat ini keberadaannya mulai diakui melalui eksistensinya memperkenalkan prinsip syariah. Untuk itu, BMT dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang prima terhadap anggotanya baik dari segi produk maupun pelayanan dari kinerja karyawannya. Karena semakin kuatnya persaingan, maka BMT pun harus memperhatikan hal-hal yang mampu meningkatkan nilai lembaganya, termasuk faktor apa saja yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja karyawannya sehingga mampu bekerja dengan baik sesuai ajaran Islam.

  Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena bertujuan untuk mengkonfirmasi data yang didapatkan di lapangan dengan teori yang ada. Objek penelitian yang digunakan adalah karyawan BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang dengan jumlah sampel sebanyak 65 karyawan. Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner, studi pustaka, dan wawancara. Data diolah menggunakan uji reliabilitas, validitas, asumsi klasik dan uji regresi berganda.

  Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa etos kerja Islam berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, begitu juga dengan lingkungan kerja yang memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. selanjutnya kinerja karyawan juga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi etos kerja Islam dan lingkungan maka semakin tinggi pula kinerja karyawan, dan memiliki dampak positif terhadap nilai perusahaan.

  Adapun saran yang dapat diberikan penulis terhadap BMT Kota Salatiga dan Kab, Semarang adalah agar setiap manajer lebih memperhatikan hal-hal yang dapat meningkatkan kinerja karyawan termasuk penerapan etos kerja Islam dan lingkungan.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING --------------------------- i HALAMAN PENGESAHAN ---------------------------------------------- ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN------------------- iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN -------------------------- iv HALAMAN KATA PENGANTAR --------------------------------------- v HALAMAN ABSTRAK ---------------------------------------------------- vii HALAMAN DAFTAR ISI -------------------------------------------------- viii HALAMAN DAFTAR TABEL---------------------------------------------- x HALAMAN DAFTAR GAMBAR ----------------------------------------- xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ---------------------------------------------------- 1 B. Rumusan Masalah ------------------------------------------------ 7 C. Tujuan dan Manfaat Peneltian ----------------------------------- 7 D. Sistematika Penulisan -------------------------------------------- 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ---------------------------------------------------- 10 B. BMT (Secara Umum) -------------------------------------------- 11

  1. Gambaran Umum BMT-------------------------------------- 11

  2. Visi BMT------------------------------------------------------ 12

  3. Misi BMT----------------------------------------------------- 14

  4. Prinsip BMT-------------------------------------------------- 13

  5. Fungsi BMT--------------------------------------------------- 14

  C. Etos Kerja Islam -------------------------------------------------- 14

  1. Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja Islam------------- 17

  2.Terbentuknya Etos Kerja Islami----------------------------- 19

  D. Kinerja Karyawan ------------------------------------------------ 23

  1. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja------------------------ 24

  E. Lingkungan--------------------------------------------------------- 26

  F. Hipotesis------------------------------------------------------------ 32

  G. Kerangka Penelitian --------------------------------------------- 35

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian -------------------------------- 37 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ------------------------------------ 37 C. Populasi dan Sampel ---------------------------------------------- 37 D. Tekhnik Pengumpulan Data -------------------------------------- 39 E. Skala Pengukuran -------------------------------------------------- 41 F. Definisi Konsep dan Operasional -------------------------------- 42 G. Instrumen Penelitian ----------------------------------------------- 44 H. Uji Instrumen ------------------------------------------------------- 53 I. Alat Analisis --------------------------------------------------------- 55 BAB IV ANALISIS DATA A. Gambaran Objek Penelitian -------------------------------------- 56 B. Identitas Responden ----------------------------------------------- 58 C. Uji Validitas dan Reliabilitas ------------------------------------ 59 D. Uji Asumsi Klasik

  1. Uji Multikolinearitas ------------------------------------------ 62

  2. Uji Heterokendastisitas --------------------------------------- 63

  3. Uji Normalitas ------------------------------------------------- 65

  4. Uji Linearitas -------------------------------------------------- 66

  E. Uji Statisitk

  1. Uji Simultan (F) ---------------------------------------------- 69

  2. Uji Determinasi ----------------------------------------------- 70

  F. Uji Regresi Berganda --------------------------------------------- 72

  G. Hasil Uji Hipotesis ----------------------------------------------- 75

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ------------------------------------------------------ 80 B. Saran ------------------------------------------------------------- 81 Daftar Pustaka Lampiran

  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 : Penemuan Research Gap Penelitian --------------------------------- 5Tabel 2.1 : Perbedaan etos kerja non agama dengan etos kerja Islami ------- 22Tabel 2.2 : Hipotesis Penelitian --------------------------------------------------- 35Tabel 3.1 : Variabel dan Indikator Penelitian ------------------------------------ 52Tabel 4.1 : Daftar BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang -------------------- 57Tabel 4.2 : Jenis Kelamin Responden --------------------------------------------- 58Tabel 4.3 : Pendidikan Responden ------------------------------------------------- 59Tabel 4.4 : Uji Reliabilitas ---------------------------------------------------------- 60Tabel 4.5 : Uji Validitas ------------------------------------------------------------- 61Tabel 4.6 : Uji Multikolinearitas Persamaan 2 ----------------------------------- 62Tabel 4.7 : Uji Multikolineritas Persamaan 1 ------------------------------------ 63Tabel 4.8 : Uji Linearitas Persamaan 2 -------------------------------------------- 67Tabel 4.9 : Uji Linearitas Persamaan 1 -------------------------------------------- 68

  Tabel 4.10: Uji F Persamaan 2 ------------------------------------------------------ 69

Tabel 4.11 : Uji F Persamaan 1 ------------------------------------------------------ 70Tabel 4.12 : Uji Koefisien Determinasi Persamaan 2 ----------------------------- 71Tabel 4.13 : Uji Koefisien Determinasi Persamaan 1------------------------------ 71Tabel 4.14 : Uji T Persamaan 2 ------------------------------------------------------ 72Tabel 4.15 : Uji T Persamaan 1 ------------------------------------------------------ 73Tabel 4.16 : Hasil Uji Hipotesis ------------------------------------------------------ 79

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 : Paradigma Terbentuknya Etos Kerja Non Agama --------------- 20Gambar 2.2 : Paradigma Terbentuknya Etos Kerja Islami ---------------------- 21Gambar 2.3 : Kerangka Penelitian ------------------------------------------------ 35Gambar 3.2 : Indikator Pengukuran Etos Kerja Islam --------------------------- 46Gambar 3.3 : Indikator Pengukuran Lingkungan -------------------------------- 48Gambar 3.4 : Indikator Pengukuran Kinerja Karyawan ------------------------- 50Gambar 4.1 : Uji Heterokendastisitas Persamaan 2 ------------------------------ 64Gambar 4.2 : Uji Heterokendastisitas Persamaan 1------------------------------- 64Gambar 4.3 : Uji Normalitas Persamaan 2 ---------------------------------------- 65Gambar 4.4 : Uji Normalitas Persamaan 1 ---------------------------------------- 66

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan era yang penuh dengan tantangan, termasuk

  bagi suatu organisasi seperti Lembaga Keuangan Syariah (LKS), perkembangan jumlah Lembaga Keuangan Syariah (LKS) khususnya di Indonesia sehingga menyebabkan adanya persaingan yang ketat antar organisasi tersebut. Lembaga Keuangan Syariah sendiri terbagi dalam dua kategori yaitu bank (Perbankan syariah serta konvensional) dan non bank.

  Di Indonesia kehadiran perbankan Syari’ah diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991, yang pada perjalanannya mampu menjadi tonggak penting dalam kemunculan dan kehidupan perbankan syari’ah di Indonesia. Selain keberhasilan Bank Muamalat, perbankan syari’ah juga dinilai memiliki prospek yang sangat cerah dan potensial karena daya dukung penduduk Indonesia yang mayoritas adalah muslim. Dan keyakinan bahwa sistem syari’ah adalah sistem yang dapat diandalkan untuk menghapus sistem yang dianggap merugikan dalam bank konvensional seperti riba. Dengan tumbuh dan berkembangnya perbankan syari’ah di Indonesia, ternyata diikuti pula dengan perkembangan lembaga keuangan syari’ah lainnya yang berbasis non bank seperti Baitul Mal Wat Tamwil (BMT), yang akan memberikan alternatif dan kelengkapan dari adanya lembaga keuangan berbasis syar’iah.

  Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) merupakan organisasi yang bergerak

  dibidang keuangan non bank yang pada saat ini keberadaannya mulai diakui melalui eksistensinya memperkenalkan prinsip syari’ah yang saling menguntungkan serta lebih berkonsentrasi kepada ekonomi kerakyatan. Untuk itu, BMT dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang prima terhadap anggotanya baik dari segi produk maupun pelayanan dari kinerja karyawannya. Untuk menjadi lembaga yang selalu prima, suatu BMT tidak hanya diharuskan memiliki manajemen yang baik, tetapi sumber daya manusia yang berkualitas termasuk karyawan yang mampu menunjang lembaga BMT mewujudkan tujuan lembaga.

  Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja. Hal ini mempunyai arti bahwa kita sebagai manusia harus berusaha merealisasikan fungsi kehambaan kita kepada Allah, mengangkat harga diri kita sebagai manusia, meningkatkan taraf hidup dan memberi manfaat kepada sesama. Dengan tertanamnya kesadaran ini, seorang muslim akan berusaha mengisi setiap waktunya dengan aktivitas yang bermanfaat. Bekerja adalah segala aktivitas yang memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun rohani, dan di dalam mencapai tujuannya tersebut haruslah dilakukan dengan kesungguhan agar prestasi optimal tercapai.

  Etos kerja merupakan syarat mutlak untuk dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebab dengan etos kerja yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula. Khususnya karyawan yang bekerja pada Lembaga Keuangan Syariah seperti BMT, karyawan tidak hanya dituntut bekerja dengan baik dan memahami teori tentang prinsip syariah, tetapi juga harus menanamkan etos kerja secara islam agar mampu bekerja secara optimal dalam melayani anggotanya.

  Menurut Khoirun Nisa (2008) dalam Fajar, Etos kerja yang tinggi dapat diraih dengan jalan menjadikan motivasi ibadah sebagai pendorong utama disamping motivasi penghargaan dan hukuman serta perolehan material. Namun, ada faktor lain yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya etos kerja seseorang, agama, sikap mental, sosial politik, lingkungan, pendidikan, struktur ekonomi, serta motivasi pribadi juga menjadi faktor adanya etos kerja yang tinggi (Anoraga, 2001).

  Alwiyah Jamil (2007) dalam Fajar mengungkapkan bahwa etos kerja merupakan sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang direfleksikan dalam kehidupan nyata, sehingga etos kerja dapat diartikan sebagai pancaran dari sikap hidup manusia yang mendasar pada kerja. Dengan berpedoman pada etos kerja itulah seseorang dapat bekerja dengan baik.

  Dalam melakukan suatu pekerjaan, seorang karyawan termasuk dalam BMT pasti mengharapkan penghargaan dari hasil kerjanya, karena penghargaan itu dapat memberikan motivasi terhadap karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja karyawan adalah hasil atau prestasi dari karyawan yang dapat mempengaruhi seberapa banyak seorang karyawan bisa memberikan kontribusi kepada organisasi (Mathis dan Jacksan , 2004) dalam Sutono dan Budiman.

  Akan tetapi perlu disadari bahwa jika etos kerja karyawan mengalami penurunan, hal yang mungkin terjadi adalah hasil pekerjaan (kinerja) yang menjadi tanggung jawabnya pun tidak akan maksimal dan bisa mengganggu optimalitas lembaga dalam mencapai tujuan atau target. Seseorang harus mempunyai sikap optimis, bahwa kualitas hidup dan kehidupan hari esok lebih baik dari hari ini.

  Pembahasan mengenai penerapan etos kerja dalam kinerja karyawan saat ini menjadi semakin penting untuk diteliti, hal ini didasarkan pada adanya penelitian sejenis yang dilakukan mengenai bagaimana pengaruh etos kerja Islam terhadap kineja karyawan. Irwan (2007) menyatakan bahwa variabel etos kerja islami berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, Pernyataan tersebut dikuatkan pula dengan hasil penelitian Fajar (2011) yang juga menyatakan bahwa semakin tinggi etos kerja Islam maka kinerja seseorang juga akan semakin tinggi.

  Akan tetapi, yang menarik untuk diteliti lebih lanjut adalah menurut Sutono dan Fuad (2009) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa variabel etos kerja Islam secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada BMT Rembang. Adanya perbedaan-perbedaan hasil penelitian tersebut akan sajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1 Penemuan Research Gap Penelitian

  Isu Penulis Hasil Irwan Baddu (2007) Etos kerja islam memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan.

  Etos Kerja Islam Sutono dan Fuad Ali Etos Kerja secara berpengaruh terhadap parsial tidak

  Budiman (2009) kinerja karyawan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan

  Septina Mukaromah Lingkungan kerja secara parsial (2009)

  Lingkungan berpengaruh positif berpengaruh terhadap kinerja karyawan. kinerja karyawan

  Anung Pramudyo Lingkungan tidak berpengaruh terhadap (2010) kinerja dosen pada daerah V Yogyakarta

  Kinerja karyawan Ida Ayu Brahmasari Kinerja karyawan tidak berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap dan Agus Suprayetno nilai perusahaan kinerja perusahaan. (2008)

  

Sumber: Baddu (2007), Sutono dan Budiman (2009), Brahmasari dan

Suprayetno (2009), Mukaromah (2007), Pramudyo (2010).

  Dalam penelitian kali ini, penulis semakin tertarik dengan pembahasan mengenai bagaimana etos kerja Islam memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan pada BMT. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui apakah lingkungan kerja berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap kinerja karyawan. Hal ini didasarkan pada realita dan pengamatan penulis bahwa beberapa BMT yang dijumpai belum fokus menerapkan dan menanamkan etos kerja Islam khususnya pada diri para karyawannya.

  Ketika melakukan pengamatan di lapangan, Penulis masih menemukan karyawan BMT yang belum begitu memahami prinsip syariah khususnya dalam akad, masih dipergunakannya kata bunga dalam melakukan akad, adanya beberapa oknum atau karyawan yang tidak bertanggungjawab seperti menyelewengkan dana anggota dan sebagainya. Sementara dari sudut pandang lingkungan kerja, lingkungan kerja bisa menjadi faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap kinerja karyawan, namun lingkungan kerja juga bisa menjadi faktor yang mempengaruhi etos kerja karyawan dan pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

  Dari uraian permasalahan di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul “PENGARUH ETOS KERJA ISLAM DAN

  

LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN SERTA

DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA BMT KOTA SALATIGA DAN KAB. SEMARANG TH 2014”

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, peneliti menemukan adanya perbedaan hasil penelitian mengenai hubungan antar variabel. Sehingga dalam penelitian kali ini dapat diambil beberapa rumusan masalah yang akan diteliti lebih lanjut yaitu:

  1. Bagaimana pengaruh etos kerja Islam terhadap peningkatan kinerja karyawan BMT Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang?

  2. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap peningkatan kinerja karyawan BMT Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang?

  3. Bagaimana pengaruh kinerja karyawan terhadap peningkatan kinerja perusahaan BMT Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan dan etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan sekaligus untuk mengetahui bagaimana pengaruh kinerja karyawan terhadap Kinerja perusahaan atau lembaga BMT Kota Salatiga dan Kabupatem Semarang Th 2014.

2. Manfaat Penelitian

  a. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan yang lebih luas lagi tentang etos kerja Islam dan lingkungan kerja dalam mempengaruhi kinerja karyawan, serta untuk mengembangkan kreatifitas penulis dalam mengembangkan ilmu yang telah didapat.

  b. Bagi STAIN Salatiga Penelitian bermanfaat untuk menyediakan informasi dan referensi sebagai bahan acuan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

  c. Bagi BMT Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau bahan masukan bagi BMT di Kota Salatiga dan

  Kabupaten Semarang terutama kebijakan yang dapat diambil mengenai pengaruh lingkungan dan etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan pada BMT Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.

D. Sistematika Penulisan

  Untuk memahami penelitian ini, maka penulis menyajikan isi pembahasan sesuai dari urutan bab I sampai bab V secara umum sebagai berikut:

  Bab I : Pendahuluan Berisi tentang pendahuluan skripsi secara umum yang berisi Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka Berisi tentang telaah pustaka yaitu jabaran tentang penelitian terdahulu, landasan teori yang berisi deskripsi mengenai variabel dan hubungan antar variabel, kerangka penelitian, dan hipotesis penelitian.

  Bab III : Metodologi Penelitian Berisi tentang metode penelitian yaitu jenis dan sumber data, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, skala pengukuran, instrumen penelitian, definisi konsep dan operasional, uji instrumen penelitian dan alat analisis.

  Bab IV : Pembahasan Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yaitu gambaran umum mengenai objek penelitian, karakteristik responden, diskripsi data penelitian, hasil dari pengujian uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji normalitas,pengujian hipotesis yang meliputi uji silmutan (uji F), uji koefisien determinasi (R2) dan uji parsial (uji T) dan uji regresi linear berganda.

  Bab V: Penutup Merupakan bagian akhir penelitian yang berisi penutup yaitu kesimpulan dari keseluruhan penelitian, saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka Beberapa penelitian yang pernah dilakukan peneliti lain berkaitan

  dengan etos kerja Islam, lingkungan, dan kinerja karyawan, antara lain adalah Mayya (2009) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa variabel etos kerja Islam berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi Pati. Hasil tersebut juga diperkuat dengan penelitian Irwan (2007) dimana hasil penelitiannya juga menunjukan bahwa variabel etos kerja Islami (X) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan(Y).

  Akan tetapi, yang menarik untuk diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini adalah adanya penelitian Sutono dan Fuad (2009) yang menyatakan bahwa variabel etos kerja secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada BMT Rembang.

  Widdi (2010) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji efektivitas penerapan Hubungan Antar Manusia dan Kondisi Fisik Lingkungan terhadap Etos Kerja dan Kinerja. Penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan dagang di Tegal. Metode yang digunakan berupa metode survei melalui penyebaran kuesioner. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dari setiap jalur menunjukkan adanya pengaruh secara positif dan signifikan dari Etos Kerja terhadap Kinerja. Selanjutnya, Hubungan Antar Manusia dan Kondisi Fisik Lingkungan masing-masing tidak memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap Etos Kerja.

  Selain itu, penelitian mengenai lingkungan pernah dilakukan oleh Lucky (2011) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Septina (2009) juga melakukan penelitian dengan hasil analisis data yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu lingkungan kerja terhadap variabel terikat yaitu produktivitas karyawan.

  Hal lain yang membedakan penelitian kali ini dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya adalah penggunaan kedua variabel yaitu etos kerja Islam dan lingkungan sebagai variabel bebas sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan pada suatu BMT di kota salatiga dan kabupaten semarang.

  Perbedaan lain dengan penelitian yang sudah dilakukan adalah adanya dua model penelitian dimana kinerja karyawan sebagai Y1 dapat juga mempengaruhi nilai perusahaan sebagai Y2.

B. Baitul Mal Wa Tamwil (BMT)

  1. Gambaran Umum BMT

  Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul mal dan baitut tamwil. Sesuai pengertian istilahnya, BMT melaksanakan dua jenis kegiatan, yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Sebagai Baitul Maal, BMT menerima titipan zakat, infaq, dan shadaqah serta menyalurkan (tasaruf) sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Sedangkan sebagai Baitul Tamwil, BMT bertugas mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan pengusaha kecil dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan ekonomi.

  Sebagai Baitul Tamwil, BMT terutama berfungsi sebagai suatu lembaga keuangan syariah. Lembaga keuangan syariah yang melakukan upaya penghimpunan dan penyaluran dana berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah yang paling mendasar dan yang sering digunakan adalah sistem bagi hasil yang adil, baik dalam hal penghimpunan maupun penyaluran dana. Sampai sejauh ini, kebanyakan BMT berupaya menjalankan fungsi keuangan syariah tersebut secara profesional dan patuh kepada syariah.

  Upaya meningkatkan profesionalisme membawa BMT kepada berbagai inovasi kegiatan usaha dan produk usaha. Sesuai dengan kondisi “lapangan” masing-masing, BMT berkreasi menciptakan bentuk, nama dan jenis kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana. BMT sering menggunakan slogan atau semboyan yang dianggap bisa menjadi branch atau ciri khas mereka, yang biasanya juga diilhami oleh kondisi masyarakat yang dilayani.

2. Visi BMT

  Visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan BMT menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas ibadah anggota sehingga mampu berperan sebagai wakil Allah SWT, memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Masing- masing BMT dapat saja merumuskan visinya sendiri. Karena visi sangat dipengaruhi oleh lingkungan bisnisnya, latar belakang masyarakatnya serta visi pendirinya. Namun demikian, prinsip perumusan visi harus sama dan tetap dipegang teguh Ridwan (2004).

  3. Misi BMT

  Misi BMT adalah membangun dan mengembangkan tatanan perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran- berkemajuan, serta makmur-maju berkeadilan berlandaskan syariah dan ridho Allah SWT Ridwan (2004).

  4. Prinsip Utama BMT

  Menurut Ridwan (2004) dalam melakukan usahanya, BMT berpegang teguh pada prinsip utama sebagai berikut : a. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan mengimplementasikan pada prinsip-prinsip syariah dan muamalah islam ke dalam kehidupan nyata.

  b. Keterpaduan, yakni nilai-nilai spiritual dan moral menggerakkan dan mengarahkan etika bisnis yang dinamis, proaktif, progresif adil dan berakhlak mulia.

  c. Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Semua pengelola pada setiap tingkatan, pengurus dengan semua lininya serta anggota, dibangun rasa kekeluargaan, sehingga akan tumbuh rasa saling melindungi dan menanggung.

  d. Kebersamaan, yakni kesatuan pola pikir, sikap dan cita-cita antar semua elemen BMT. Antara pengelola dengan pengurus harus memiliki satu visi dan bersama- sama anggota untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial.

  e. Kemandirian, yakni mandiri di atas semua golongan politik. Mandiri juga berarti tidak tergantung dengan dana-dana pinjaman dan bantuan tetapi senantiasa proaktif untuk menggalang dana masyarakat sebanyak-banyaknya.

  f. Profesionalisme, yakni semangat kerja yang tinggi dilandasi dengan dasar keimanan.

  g. Istiqomah, konsisten, konsekuen, berkelanjutan dan tanpa pernah putus asa.

5. Fungsi BMT

  a. Penghimpun dan penyalur dana, dengan menyimpan uang di BMT, uang tersebut dapat ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit surplus (pihak yang memiliki dana berlebih) dan unit defisit (pihak yang kekurangan dana).

  b. Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang sah yang mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban suatu lembaga/perorangan.

  c. Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi pendapatan kepada para pegawainya.

  d. Pemberi informasi, memberi informasi kepada masyarakat mengenai risiko keuntungan dan peluang yang ada pada lembaga tersebut.

C. Etos Kerja Islam

  Etos kerja merupakan suatu hal yang sangat penting dan mendasar bagi seorang karyawan, sebab etos dapat dikatakan sebagai pedoman seorang karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Etos berasal dari bahasa Yunani

  

(ethos) yang mempunyai arti sebagai sikap, kepribadian, watak, karakter serta

  keyakinan atas sesuatu. Etos juga mempunyai makna nilai moral yaitu suatu pandangan batin yang bersifat mendarah daging, sehingga hanya dengan menghasilkan pekerjaan yang terbaik bahkan sempurna, nilai-nilai Islam yang diyakininya dapat diwujudkan. Karenanya etos bukan hanya sekedar kepribadian atau sikap saja, melainkan etos merupakan martabat, hargadiri dan jati diri Toto (2002) dalam skripsi Fajar.

  Etos kerja adalah suatu pola sikap yang mendasar dan mendarah daging yang mempengaruhi perilaku kita secara konsisten dan terus menerus, M.

  Dawam Rahadjo (1999). Etos kerja Islam pada hakekatnya merupakan bagian dari konsep Islam tentang manusia karena etos kerja adalah bagian dari proses eksistensi diri manusia dalam lapangan kehidupannya yang amat luas dan komplek. Etos kerja merupakan nilai-nilai yang membentuk kepribadian seseorang dalam bekerja. Etos kerja pada hakekatnya di bentuk dan dipengaruhi oleh sistem nilai yang dianut seseorang dalam bekerja. Yang kemudian membentuk semangat yang membedakannya antara yang satu dengan yang lain. Etos kerja Islam dengan demikian merupakan refleksi pribadi seorang kholifah yang bekerja dengan bertumpu pada kemampuan konseptual yang dimilikinya yang bersifat kreatif dan inovatif, M. Ali Azizi (2005) dalam dalam skripsi Mayya.

  Kata etos kerja, menurut Asifudin (2004) dalam skripsi Mayya dapat diartikan sebagai sikap dan pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja, ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau suatu bangsa. Ia juga menjelaskan bahwa etos kerja merupakan bagian tata nilai baik individu, masyarakat atau bangsa itu sendiri.

  Makna bekerja bagi seorang muslim adalah suatu usaha dengan mengarahkan seluruh aset, pikir, dan zikirnya sebagai hamba Allah yang harus menaklukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Secara dalam lagi, bekerja bagi seorang muslim merupakan ibadah yaitu bukti pengabdian dan rasa syukurnya untuk mengolah dan memenuhi panggilan Illahi agar mampu menjadi yang terbaik.

  Menurut Luth (2001) dalam skripsi Irwan, apabila sikap dan pola kerja prestatif sudah membudaya dan sudah menjadi etos kerja pribadi muslim, sudah selayaknya mereka akan menjadi contoh dalam menikmati kepuasan kerja, pekerjaan dan kinerja terbaiknya sebagaimana Rasulullah, yang selalu menjaga kualitas dalam ibadah dan urusan duniawi. Dengan memenuhi syarat dalam bekerja, segala bentuk aktivitas manusia baik itu amal sholeh atau ibadah harus memenuhi syarat yang diantaranya adalah keikhlasan, cinta, istiqomah, bersedia berkorban, dan membelanjakan harta di jalan yang benar. Semua itu dapat tergambarkan dalam aktivitas manusia yang dilandasi dengan etos kerja islami.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja

  Etos kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, Anoraga (2001) yaitu:

a. Agama, Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya.

  Cara berpikir, bersikap dan bertindak seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dianut jika seseorang sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama. Etos kerja yang rendah secara tidak langsung dipengaruhi oleh rendahnya kualitas keagamaan dan orientasi nilai budaya yang konservatif turut menambah kokohnya tingkat etos kerja yang rendah.

  b. Budaya Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya dan secara operasional etos budaya ini juga disebut sebagai etos kerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya maju akan memiliki etos kerja yang tinggi dan sebaliknya, masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya yang konservatif akan memiliki etos kerja yang rendah, bahkan bisa sama sekali tidak memiliki etos kerja.

  c. Sosial Politik, Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja keras dengan penuh. Etos kerja harus dimulai dengan kesadaran akan pentingnya arti tanggung jawab kepada masa depan bangsa dan

  

negara. Dorongan untuk mengatasi kemiskinan, kebodohan dan

keterbelakangan hanya mungkin timbul jika masyarakat secara

keseluruhan memiliki orientasi kehidupan yang terpacu ke masa

depan yang lebih baik.

  

d. Kondisi Lingkungan/Geografis, Etos kerja dapat muncul

dikarenakan faktor kondisi geografis. Lingkungan alam yang

mendukung mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya

melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat, dan

bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari

penghidupan di lingkungan tersebut.

  

e. Pendidikan, Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas

sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia akan

membuat seseorang mempunyai etos kerja keras. Meningkatnya

kualitas penduduk dapat tercapai apabila ada pendidikan yang merata

dan bermutu disertai dengan peningkatan dan perluasan pendidikan,

keahlian, dan keterampilan sehingga semakin meningkat pula

aktivitas dan produktivitas masyarakat sebagai pelaku ekonomi.

  

f. Struktur Ekonomi. Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat

dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur ekonomi, yang mampu

memberikan insentif bagi anggota masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh. g. Motivasi Intrinsik Individu. Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang. Keyakinan inilah yang menjadi suatu motivasi kerja. Maka etos kerja juga dipengaruhi oleh motivasi seseorang yang bukan bersumber dari luar diri, tetapi yang tertanam

dalam diri sendiri, yang sering disebut dengan motivasi intrinsik.

2. Terbentuknya Etos Kerja Islami

  Salah satu karateristik yang melekat pada etos kerja manusia, ia merupakan pancaran dari sikap hidup mendasar pemiliknya terhadap kerja.

  Asifudin (2004) dalam skripsi Mayya menerangkan bahwa dorongan kebutuhan dan aktualisasi diri, nilai-nilai yang dianut, keyakinan atau ajaran agama tertentu dapat pula menjadi sesuatu yang berperan dalam proses terbentuknya sikap hidup mendasar.

  Penjelasan di atas memberikan pemahaman kita bahwa latar belakang keyakinan dan motivasi berlainan, maka cara terbentunya etos kerja yang bersaungkut paut dengan agama (non agama) dengan sendirinya mengandung perbedaan dengan cara terbentuknya etos kerja yang berbasis ajaran agama, dalam hal ini etos kerja Islami.

Gambar 2.1 Paradigma Terbentuknya Etos Kerja Non-Agama

  Akal dan/atau pandangan hidup/nilai nilai yang diyakini Sikap hidup mendasar terhadap Etos Kerja kinerja

  Sumber: Asifudin (2004) Etos kerja di sini terpancar dari sikap hidup mendasar terhadap kinerja. Sikap hidup mendasar itu terbentuk oleh pemahaman akal dan/atau pandangan hidup atau nilai-nilai yang dianut (diluar nilai-nilai agama).

  

Gambar 2.2

Paradigma Terbentuknya Etos Kerja Islami

  Wahyu dan akal Sistem Etos Kerja keimanan/aqidah islam berkenaan Islami dengan kerja Sumber: Asifudin (2004) Etos kerja Islami terpancar dari sistem keimanan/aqidah Islam berkenaan dengan kerja. Aqidah ini terbentuk dari ajaran wahyu dan akal yang bekerja sama secara proporsional menurut fungsi masing-masing.

  Setelah mencermati gambar 1 dan gambar 2, maka dapat ditangkap adanya persamaan dan perbedaan mendasar antar keduanya.

  Persamaan:

  1. Etos kerja non agama dan etos kerja Islami sama-sama berupa karakter dan kebiasaan berkenaan dengan kerja yang terpancar dari sikap hidup manusia yang mendasar terhadapnya. Sistem keimanan/aqidah islam berkenaan dengan etos kerja islami dalam hal ini identik dengan sikap hidup mendasar demikian.

  2. Kedua-duanya timbul karena motivasi.

  3. Motivasi keduanya sama-sama didorong dan dipengaruhi oleh sikap hidup yang mendasar terhadap kinerja.

  4. Keduanya sama-sama dipengaruhi secara dinamis dan manusiawi oleh berbagai faktor intern dan ekstern yang bersifat kompleks.

Table 2.1 Perbedaan antara etos kerja non-agama dengan etos kerja Islami

  No Etos kerja non-agama Etos kerja islami Sikap hidup mendasar

  1 Sikap hidup mendasar terhadap kerja disini terhadap kerja di sini identik dengan sistem keimanan/aqidah timbul dari hasil kerja Islam berkenaan dengan kerja atas dasar akal dan/atau pandangan pemahaman bersumber dari wahyu dan akal hidup/nilai-nilai yang yang saling bekerja sama secara dianut (tidak bertolak proporsional. Akal lebih banyak berfungsi dari iman keagamaan sebagai alat memahami wahyu ( meski tertentu). dimungkinkan akal memperoleh pemahaman dari sumber lain, namun menyatu dengan sistem keimanan islami).

  2. Tidak ada iman Iman eksis dan terbentuk sebagai buah pemahaman akal terhadap wahyu. Dalam hal ini akal selain berfungsi sebagai alat, juga berpeluang menjadi sumber. Disamping menjadi dasar acuan etika kerja islami, iman islami (atas dasar pemahaman) berkenaan dengan kerja inilah yang menimbulkan sikap hidup mendasar (aqidah) terhadap kerja, sekaligus motivasi kerja islami.

  3. Motivasi timbul dari Motivasi disini timbul dan bertolak dari sikap hidup mendasar sistem keimanan/aqidah Islam berkenaan terhadap kerja. Disini dengan kerja bersumber dari ajaran wahyu motivasi tidak dan akal yang saling bekerja sama. Maka bersangkut paut motivasi berangkat dari niat ibadah kepada dengan iman, agama atau Allah dan iman terhadap adanya kehidupan niat ibadah. Ia bersumber ukhrawi yang jauh lebih bermakna. dari akal dan/atau pandangan hidup/nilai- nilai yang dianut.

  4. Etika kerja berdasarkan Etika kerja berdasarkan keimanan terhadap akal dan/atau pandangan ajaran wahyu berkenaan dengan etika kerja hidup/nilai-nilai yang dan hasil pemahaman akal yang membentuk dianut. sistem keimanan/aqidah Islam sehubungan dengan kerja ( aqidah kerja ).

  Sumber: Asifudin (2004)

D. Kinerja Karyawan

  Kinerja berasal dari pengertian performance yang dapat diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Armstrong dan Baron mengartikan kinerja adalah hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi.

  Dengan demikian, kinerja merupakan tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut, jadi kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya Wibowo (2009) dalam skripsi Mayya.

  Indra Sakti Nugroho dalam skripsi Fajar mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang dalam suatu organisasi atau perusahaan, baik secara kualitas maupun kuantitas dalam bentuk prilaku yang tampak yang merupakan hasil keterkaitan antara usaha, kemampuan, dan prestasi kerja guna mencapai tujuan organisasi atau perusahaan yang telah ditetapkan. Kartiningsih mengungkapkan dalam Tesisnya, Kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam melakukan pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu. Kinerja karyawan mengacu pada prestasi seseorang yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan.

  Kinerja menurut Islam tidak berbeda dengan kinerja menurut para ilmuwan, yaitu sesuatu yang didapat setelah melakukan suatu pekerjaan. Dalam arti sempitnya yaitu imbalan atau balasan dari suatu pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Hal ini seperti firman Allah SWT dalam Surat An najm ayat 39-41.

  Artinya : “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna”.

  Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia itu harus bekerja dalam mencari penghidupan yang layak. Dalam melakukan suatu pekerjaan manusia harus menggunakan segala kemampuan yang dimiliki oleh manusia itu sendiri, agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Hasil dari pekerjaan tersebut akan mendapatkan imbalan yang sesuai dengan hasil yang dicapai Taha Jabir (2005 ) dalam skripsi Sutono dan Budiman.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

  Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain Faktor personal/individu yang meliputi : pengetahuan, ketrampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu.

  1. Faktor kepemimpinan yang meliputi kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan yang diberikan manager dan

  team leader .

  2. Faktor tim yang meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

  3. Faktor sistem yang meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi.

  4. Faktor kontekstual (situasional) yang meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal Mahmudi (2005) dalam skripsi Sutono dan Budiman.

  Faktor-faktor kinerja juga dipengaruhi oleh motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan, sistem kompensasi, desain pekerjaan, komitmen terhadap organisasi dan aspek-aspek ekonomis, teknis serta keperilakuan lainnya Handoko (2001) dalam skripsi Arta.

  John Miner dalam skripsi Fajar mengemukakan empat dimensi yang dapat dijadikan pengukuran dalam menilai kinerja, yaitu: a. Kualitas yaitu tingkat kesalahan, kerusakan dan kecermatan.

  b. Kuantitas yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan.

  c. Penggunaan waktu dalam kerja yaitu tingkat ketidak hadiran, keterlambatan, waktu kerja efektif atau jam kerja hilang.

  d. Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BMT DI KOTA SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

0 0 128

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI DAN RELIGIUSITAS TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BMT DI KOTA SALATIGA DAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI

0 0 127

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BMT TARUNA SEJAHTERA UNGARAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

0 1 183

PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA, DAN ETIKA KERJA ISLAMI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BMT TUMANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 0 141

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH DI KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 1 141

PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada Bank Syariah Sragen) SKRIPSI Diajukan guna Melengkapi Tugas dan Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah

0 0 94

ANALISIS PENGARUH ETOS KERJA ISLAM, MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH DI KOTA SALATIGA DAN SEKITARNYA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (

0 1 171

PENGARUH KARAKTERISTIK DEWAN DIREKSI TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

0 1 123

PENGARUH LINGKUNGAN, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BRI SYARIAH KC SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

0 1 130

PENGARUH REKRUTMEN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada BRI Syariah KC Solo Veteran) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

0 0 116