BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR DENGAN PENDEKATAN SOCIAL LEARNING KRUMBOLTZ DALAM MENENTUKAN PEMILIHAN KARIR SEORANG SISWA KELAS XI DI MA BILINGUAL KRIAN SIDOARJO.

(1)

BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR DENGAN PENDEKATAN

SOCIAL LEARNING KRUMBOLTZ DALAM MENENTUKAN

PEMILIHAN KARIR SEORANG SISWA KELAS XI DI MA BILINGUAL KRIAN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

Aru Prastya

NIM. B73212096

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Aru Prastya (B73212096), 2016. Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

Fokus Penelitian ini adalah: 1) Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo?, 2) Bagaimana hasil dari proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo?

Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode ini dipilih dikarenakan data-data yang didapatkan nantinya adalah berupa kata-kata atau tulisan, dan untuk mengetahui dan memahami fenomena secara terperinci, mendalam, dan menyeluruh. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pelaksanaan Teori Social Learning Krumboltz

dilakukan pada saat proses konseling secara bertahap. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan data non-statistik, sedangkan data pelaksanaan Teori

Social Learning Krumboltz di sajikan dalam bentuk deskriptif.

Hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling karir dengan pendekatan Social Learning Krumboltz dalam menentukan pemilihan karir siswa menggunakan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, treatment, evaluasi/follow up. Hasil penelitian ini dirumuskan berdasarkan proses penerapan Teori Social Learning Krumboltz. Jika dilihat dari pelaksanaan teori dalam proses penelitian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian ini cukup berhasil. Dilihat dari cara dan sikap klien yang sudah bisa menentukan pemilihan karirnya.

Kata Kunci: Bimbingan dan Konseling Karir, Pendekatan Social Learning Krumboltz, Pemilihan Karir.


(7)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN (SAMPUL) ...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ...ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ...iii

MOTTO ...iv

PERSEMBAHAN ...v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ...vii

ABSTRAK ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat Penelitian ...7

E. Definis Konsep ...8

F. Metode Penelitian ...15

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...15

2. Sasaran dan Lokasi Penelitian ...16

G.Jenis dan Sumber Data ...17

1. Jenis Data ...17

2. Sumber Data ...18

H.Tahap-Tahap Penelitian ...20

1. Tahap Pra Lapangan ...20

2. Tahap Pekerjaan Lapangan ...22

I.Metode Pengumpulan Data...22

1. Metode Observasi ...23

2. Metode Wawancara ...23

3. Metode Dokumentasi ...24

J.Analisis Data ...24

K.Keabsahan Data ...24

L.Sistematika Pembahasan...26

M.Jadwal Penelitian ...27


(8)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik ...30

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam ...30

a. Pengertian Bimbingan ...30

b. Pengertian Konseling ...33

c. Pola Bimbingan Konseling ...36

d. Pengertian Bimbingan dan Konseling Karir ...36

e. Dasar-dasar Pelaksanaan BK Karir di Sekolah ...40

f. Langkah-Langkah Bimbingan dan Konseling Karir ...43

g. Fungsi Bimbingan dan Konseling Karir di Sekolah ...45

h. Tujuan Bimbingan dan Konseling Karir di Sekolah ...45

i. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Karir di Sekolah ...46

2. Pendekatan Social Learning Krumboltz ...48

a. Pendekatan ...48

b. Teori Social Learning Krumboltz ...48

c. Pengaplikasian dan Strategi Teori Social Learning Krumboltz ...51

d. Langkah-langkah Teori Social Learning Krumboltz ...52

3. Pemilihan Karir Siswa ...57

a. Pengertian Pemilihan Karir Siswa ...57

b. Proses Pemilihan Karir Siswa ...57

c. Ciri-ciri Siswa Yang Optimis Dalam Menentukan Pilihan Karir ...58

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ...59

BAB III PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ...62

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ...62

a. Kondisi Geografis ...62

b. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah Bilingual Krian Sidoarjo ...63

2. Profil Sekolah ...65

3.Visi dan Misi ...65

4. Data Guru ...66

a. Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan Menurut Status Kepegawaian dan Golongan...68

b. Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan Menurut Kelompok Umur dan Masa Kerja Seluruhnya ...68

5. Data Siswa ...69

a. Data Siswa-Siswi MA Bilingual Krian Sidoarjo ...69

b. Prestasi Yang Pernah Dicapai Siswa-Siswi MA Bilingual Krian Sidoarjo ...69


(9)

7. Deskripsi Konselor ...72

8. Deskripsi Klien ...73

9. Deskripsi Masalah ...75

B. Deskripsi Hasil Penelitian ...76

1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo ...76

2. Deskripsi Hasil Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo ...85

BAB IV ANALISIS DATA A.Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo ...87

B. Analisis Hasil Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo ...98

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...101

B. Saran-Saran ...102

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jenis Data, Sumber Data, danTeknik Pengumpulan Data ...19

Tabel 1.2. Jadwal Penelitian ...27

Tabel 1.3. Pedoman Penelitian ...28

Tabel 3.1. Data Guru ...66

Tabel 3.2. Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan Menurut Status Kepegawaian dan Golongan ...68

Tabel 3.3. Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan Menurut Kelompok Umur dan Masa Kerja Seluruhnya ...68

Tabel 3.4. Data Siswa-Siswi MA Bilingual Krian Sidoarjo ...69

Tabel 3.5. Prestasi Yang PernahDicapaiSiswa-Siswi MA Bilingual Krian Sidoarjo ...69

Tabel 1 : Matriks Verbatim PertemuanKe – 1 Dengan Klien ...5

Tabel 2 : Matriks Verbatim PertemuanKe – 2 Dengan Klien ...13

Tabel 3 : Matriks Verbatim PertemuanKe – 3 Dengan Klien ...20

Tabel 4 : Matriks Verbatim PertemuanKe – 5 DenganKlien ...28


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Merencanakan dan memilih karier perlu dilakukan sejak dini karena merupakan tugas perkembangan siswa pada sekolah menengah atas. Merencanakan dan memilih karier tidak hanya terbatas pada pekerjaan yang diinginkan saja, pemilihan studi lanjutan dan rencana hidup di masa mendatang merupakan bagian dari rencana karier. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan formal berperan penting pada proses perkembangan siswa secara optimal. Bimbingan dan konseling sebagai bagian dari lembaga sekolah berperan dalam proses perencanaan karier siswa karena selain bimbingan pribadi, sosial dan belajar. Bimbingan karier termasuk dalam layanan dasar bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa. Bimbingan karier sebagai layanan dalam bimbingan dan konseling bertujuan membantu siswa untuk melakukan perencanaan karier sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimilikinya.

Dalam kehidupan sehari-hari, tentulah tidak lepas dari berbagai pilihan hidup bagi masa depan, terutama pilihan sebuah karir. Karir adalah perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan, dan sebagainya.1 Penentuan karir, tentulah tidak lepas dari bimbingan seseorang untuk membimbing dalam menentukan karir. Bimbingan ini disebut bimbingan karir. Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh penyesuaian diri yang

1


(12)

2

baiknya dengan masa depannya. Untuk itu, peran konselor dalam menuntun klien agar dapat memilih karir dalam kehidupannya sangatlah penting. Salah satunya adalah dengan menggunakan teori belajar sosial.

Teori pengambilan keputusan atau penentuan karir ini berasal dari teori belajar sosial Bandura. Teori Krumboltz menganggap penting pribadi dan lingkungan sebagai faktor-faktor yang menentukan pengambilan keputusan atau penentuan karir. Teori belajar sosial sebagai landasan teori Krumboltz menyatakan bahwa kepribadian dan tingkah laku lebih merupakan hasil belajar daripada pembawaan sejak lahir. Namun, individu mempunyai pikiran sebagai pengambil keputusan atau penentuan karir. Individu merupakan makhluk yang tidak reaktif, pasif atau menyerah saja kepada kendali yang berasal dari luar dirinya.

Teori Krumboltz ini memberikan pandangan bagi klien bahwa genetik, lingkungan dan pengalaman belajar mempengaruhi pengambilan keputusan. Klien yang pernah mengalami pengalaman buruk tentang pengambilan keputusan dalam penentuan karir sebelumnya mungkin akan diliputi perasaan takut dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan di masa depan, apalagi jika berkaitan dengan hal yang sama. Pengambilan keputusan yang realistik perlu mempertimbangkan situasi lingkungan misalnya, keluarga dan sistem pendidikan, faktor genetik seperti bakat dan kecerdasan serta pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Dari teori-teori pengambilan keputusan pemilihan karir yang telah di jelaskan, dapat dikemukakan beberapa pokok-pokok pikiran sebagai berikut:1) Pengambilan keputusan melalui beberapa tahap-tahap, meskipun para ahli berbeda


(13)

3

dalam awal mulanya; 2) Individu sepenuhnya rasional dalam pengambilan keputusan pemilihan karir; 3) Individu memerlukan informasi yang lengkap untuk mengambil keputusan pemilihan karir yang tepat; 4) Individu menyusun kemudian membandingkan alternatif-alternatif pilihan; 5) Individu membandingkan informasi berdasarkan kriteria yang jelas; 6) Individu mengambil keputusan atas dasar pilihan yang memberikan rencana terbaik dan kemungkinan yang memberikan peluang tertinggi; 7) Individu membandingkan antara prinsip pribadi dengan pendapat-pendapat umum (misalnya keluarga, teman, orang lain) untuk menghasilkan keputusan; 8) Individu bisa jadi menyimpang dari mengambil keputusan berdasarkan rasional; 9) Lingkungan mempengaruhi pengambilan keputusan individu, namun individu memiliki kendali atas pengambilan keputusan karena individu bukanlah makhluk pasif.2

Dalam hal ini, peneliti berusaha untuk menggunakan teori pengambilan keputusan karir dengan menggunaan pendekatan teori social learning dalam pemilihan karier telah dipelopori oleh Krumboltz, Mitchell, dan Gelatt (1975). Teori ini merupakan upaya untuk menyederhanakan proses pemilihan karier, terutama didasarkan atas peristiwa-peristiwa kehidupan yang berpengaruh terhadap penentuan pilihan karier. Dalam teori ini, proses perkembangan karier melibatkan empat faktor yaitu: 1) warisan genetik dan kemampuan khusus; 2) kondisi dan peristiwa lingkungan; 3) pengalaman belajar; 4) keterampilan pendekatan tugas.3

2

E.L Herr dan S. H. Cramer, Career Guidance and Counseling Through the Life-Span : Systematic ApproachesEdisi ke-5 1996, hlm. 208.

3https://TeoriBimbingan Karir–PengambilanKeputusan Karier Krumboltz – Sang Konselor.html,diakses pada 17/03/2016.


(14)

4

Merencanakan dan memilih karier perlu dilakukan sejak dini karena merupakan tugas perkembangan siswa pada sekolah menengah atas. Merencanakan dan memilih karier tidak hanya terbatas pada pekerjaan yang diinginkan saja, pemilihan studi lanjutan dan rencana hidup di masa mendatang merupakan bagian dari rencana karier. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan formal berperan penting pada proses perkembangan siswa secara optimal. Bimbingan dan konseling sebagai bagian dari lembaga sekolah berperan dalam proses perencanaan karier siswa karena selain bimbingan pribadi, sosial dan belajar. Bimbingan karier termasuk dalam layanan dasar bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa. Bimbingan karier sebagai layanan dalam bimbingan dan konseling bertujuan membantu siswa untuk melakukan perencanaan karier sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimilikinya.

Fokus pada bidang Bimbingan dan Konseling karier, pilihan karier siswa dapat dikembangkan dengan teori Krumboltz yang menekankan pada usaha membantu siswa dalam merencanakan, memilih dan memutuskan kariernya di masa mendatang. Teori Krumboltz dilaksanakan dengan menyajikan sejumlah contoh kasus yang berisi tentang masalah karier yang sering ditemui pada kebanyakan siswa untuk didiskusikan dan direfleksikan bersama fasilitator. Subjek dilibatkan dalam pengaplikasian teori Krumbolz pada masalah karier yang sedang dialaminya pada tahap keempat dalam treatment sehingga subjek dapat


(15)

5

menyelesaikan masalah kariernya dan memilih kariernya sesuai dengan keinginannya.4

Nilai-nilai ke-Islaman dalam sebuah karir, yaitu pentingnya bersungguh-sungguh di dalam bekerja, karena untuk mendapatkan ridho dari Allah Swt. Berharap agar apa yang sudah di kerjakan bisa menjadi berkah dan manfaat di dalam kehidupan. Di dalam bekerja juga harus di dasari dengan perasaan tulus ikhlas, agar semuanya tidak merasa terbebani dan karir tersebut akan semakin sukses di masa yang akan datang. Karena, semuanya atas kehendak Allah Swt bila karir itu nantinya akan menjadi berhasil dan sukses di kemudian hari.

Dalam penelitian ini, pemilihan karir siswa di fokuskan pada seorang siswa kelas XI di MA Bilingual Krian Sidoarjo. Siswa ini mempunyai potensi yang cukup baik, dikarenakan memiliki keinginan untuk menjadi orang yang sukses. Diantaranya adalah sukses didalam menitih karirnya. Dalam hal ini, perlulah sebuah penelitian dimana untuk menentukan pilihan karirnya, dibutuhkan sebuah proses pengalaman belajar yang cukup unik. Lokasi nya berada di dalam sebuah pondok, karena berada dalam satu yayasan. Namanya adalah pondok pesantren Al-Amanah. Lingkungan pondok pesantren Al-Amanah yang satu yayasan dengan MA Bilingual Krian merupakan lingkungan yang kental dengan nilai-nilai keislaman yang diaktualisasikan dalam pendidikannya, baik formal maupun non formal. Tidak hanya itu saja, penerapan sikap disiplin oleh para ustadz/ustadzah

4

Kurniawati, Narita, Keefektifan Teori Krumboltz Untuk Mengembangkan Pilihan Karier Siswa SMA, (Skripsi Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang, 2014), hal.1.


(16)

6

dan para siswa-siswi merupakan poin yang sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran di lingkungan MA Bilingual Krian.

Untuk menentukan pemilihan karirnya di masa yang akan mendatang, siswa di suruh untuk mengingat pengalaman belajarnya, mengamati lingkungan sekitar, serta tindakan apa saja yang mungkin bisa menginspirasi untuk bisa mewujudkan semangat karirnya. Sebagai contoh, seorang Pak Kyai yang ada di lingkungan pondok sekitar yang sangat menginspirasi siswa siswi di sekitarnya. Beliau orang yang sangat disiplin, selalu menjaga kebersihan, dan ramah tamah kepada

siapapun juga. Dari sinilah, timbul pemikiran seorang siswa, bahwa “saya” harus

bisa seperti bapak Kyai, yang memiliki kepribadian yang bagus dan dapat di contoh oleh santri-santri yang lainnya. Kemudian, kalau di kaitkan dengan sebuah karir, seorang siswa mungkin bisa mencontoh seorang guru teladan di sekolahnya, seorang petugas administrasi yang jujur, teladan, disiplin, dan mempunyai integritas yang tinggi. Tentunya, ini dalam pengalaman belajar di lingkungan sekitar (proses pembelajaran sosial).

Maka dari itu, perlunya sebuah penelitian yang memfokuskan pada pendekatan Teori Social Learning yang di cetuskan oleh John Krumboltz dalam menentukan sebuah pilihan karir siswa tingkat SMA. Dan peneliti mengambil judul penelitian: “Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI di MA Bilingual Krian Sidoarjo”.


(17)

7

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo?

2. Bagaimana hasil dari proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti uraikan di atas, maka tujuan penelitiannya adalah:

1. Mengetahui proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

2. Mengetahui hasil akhir yang diperoleh dari siswa setelah menjalani proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis dalam catatan akademis dan keilmuan.


(18)

8

Adapun manfaat penelitian, baik secara teoritis maupun secara praktis adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah khasanah keimuan bagi peneliti yang lain dalam hal Bimbingan dan Konseling Karir dengan menggunakan Teori Social Learning Krumboltz dalam menentukan pilihan karir seseorang, terutama seorang siswa SMA.

b. Sebagai sumber informasi dan referensi bagi Prodi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya bagi seluruh mahasiswa di lingkungan UIN Sunan Ampel Surabaya.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam menentukan pemilihan karir siswa.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi untuk menangani kasus yang sama dalam penelitian yang akan datang dengan menggunakan Teori Social Learning Krumboltz.

E. Definisi Konsep

Untuk mempermudah dan menghindari kesalah fahaman mempelajari isi, maksud, dan tujuan penelitian ini, maka perlu adanya pemaparan definisi konsep, adalah sebagai berikut:

1. Bimbingan Dan Konseling Karir

Penyuluhan karir (career counseling) merupakan teknik bimbingan karir melalui pendekatan individual dalam serangkaian wawancara


(19)

9

penyuluhan (counseling interview). Menurut Dr. Moh. Surya, penyuluhan merupakan pengkhususan kegiatan penyuluhan dalam masalah khusus, yaitu masalah karir.

Pengertian konseling karir mengacu pada bimbingan karir. Karena, pada hakikatnya layanan bimbingan karir bukan saja dapat dilaksanakan melalui pendekatan kelompok, tetapi juga melalui pendekatan individual. Karena, pada suatu saat tertentu masalah karir siswa dapat dipecahkan secara bersama-sama melalui pendekatan kelompok. Tetapi, pada saat lain masalah-masalah karir yang personal dan terlalu individual tidak bisa dipecahkan melalui pendekatan kelompok. Untuk itulah, masalah karir yang bersifat individual perlu dipecahkan dengan keterlibatan bantuan konseling melalui serangkaian wawancara konseling karir.5

Rachman Natawijaya mengemukakan bahwa bimbingan karier adalah proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja diluar dirinya dan mempertemukannya, sehingga pada akhirnya mampu memilih bidang pekerjaan, menyiapkan diri untuk bidang pekerjaan dan membina karir dalam bidang tersebut.6

Ruslan A Ghani, menyatakan bahwa bimbingan karier merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam

5

Drs. Dewa Ketut Sukardi, Pendekatan Konseling Karir Di Dalam Bimbingan Karir (Suatu Pendahuluan), (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989), hal.12.

6

Rachman Natawijaya, Beberapa Pendekatan Dalam Bimbingan Karier, (Bandung: CV. Diponegoro, 1981), hal. 19.


(20)

10

memecahkan masalah karier atau pekerjaan untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya dengan masa depannya.7

Menurut B. wetik, bimbingan karir adalah program pendidikan yang merupakan layanan terhadap siswa agaria mengenal dirinya sendiri, mengenal dunia kerja, dapat memutuskan apa yang diharapkan dari pekerjaan dan dapat memutuskan bagaimana bentuk kehidupan yang diharapkannya, disamping pekerjaan untuk mencari nafkah.8

Donald E Super, yang di kutip Dewa Ketut Sukardi, menyebutkan bahwa bimbingan karier adalah suatu proses untuk membantu pribadi dalam rangka mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja.9

Dari beberapa uraian tentang pengertian bimbingan karir diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling karir merupakan suatu proses pemberian bantuan, pelayanan dan pendekatan terhadap individu agar yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya dan mengenal dunia kerja. Merencanakan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, untuk menentukan pilihannya dan mengambil suatu keputusan yang paling tepat sesuai dengan keadaan diri berkaitan dengan persyaratan-persyaratan yang dituntut oleh pekerjaan atau karier yang dipilihnya.

7

Ruslan A. Ghani, Bimbingan Karier, (Bandung: Angkasa), hal. 10. 8

Ruslan A. Ghani, Bimbingan Karier, (Bandung: Angkasa), hal. 10. 9

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987), hal.18.


(21)

11

2. Pendekatan Social Learning Krumboltz

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, kata

“pendekatan” berarti proses, cara, atau perbuatan mendekati (hendak

berdamai, bersahabat, dan sebagainya).10

Pendekatan belajar sosial terhadap teori perkembangan karir (Social Learning To Career Development Theory) menekankan pada pentingnya perilaku dan kognisi dalam membuat keputusan karir. Pembuatan keputusan karir individu dipengaruhi oleh lingkungan (proses pembelajaran sosial), terutama dari orang lain yang berarti signifikan (significant other). Dalam mengambil keputusan individu dapat mengamati, meniru, dan mencontohi orang-orang yang ada disekelilingnya, jika apa yang diamatinya itu dapat direalisasikannya menjadi sebuah perilaku. Kombinasi antara hereditas, lingkungan, sejarah, atau pengalaman belajar dan pendekatan keterampilan atau keahlian adalah hal yang patut diperhatikan dalam pembuatan keputusan karir. Pengambilan keputusan adalah pilihan yang dibuat individu dari dua atau lebih alternative.11

Pemilihan karir dengan pendekatan teori belajar sosial dari John D. Krumboltz berdasarkan teori belajar sosial yang disusun oleh Albert Bandura memiliki peran tentang pengalaman vikarius, pengalaman performansi, regulasi diri, serta adanya reciprocal determinism yang memainkan peran dalam penetuan perilaku, antara personal, environment, dan behavior. Dasar dari teori pemilihan karir dari Krumboltz ini

10

http://kbbi.web.id.dekat.com, diakses pada 28 Maret 2016. 11

Stephen P Robbins, Timothy A Judge, Perilaku Organisasi Edisi 16, (Jakarta: Salemba Empat, 2015), hal. 109.


(22)

12

memandang bahwa manusia memilih karirnya sebagai hasil dari pengalaman dan pengaruh yang dimiliki dalam hidupnya. Pengalaman dan pengaruh ini termasuk orang tua, guru, hobi, atau ketertarikan yang menggerakkan individu untuk mengenal, serta mengeksplorasi pekerjaan yang diasosiasikan dengan elemen dalam hidupnya.

Konsep pendekatan belajar sosial terhadap teori perkembangan karir, menekankan pada pentingnya perilaku dan kognisi dalam membuat keputusan karir. Lebih lanjut disebutkan, bahwa pembuatan keputusan karir individu dipergunakan oleh lingkungan (proses pembelajaran sosial), terutama dari orang lain yang berarti signifikan (significant other). Dengan kata lain, bahwa dalam mengambil keputusan karir individu dapat mengamati, meniru, dan mencontoh orang-orang yang ada di sekelilingnya, jika apa yang di amatinya itu sesuai dengan keinginan individu, maka apa yang diamatinya itu dapat direalisasikannya menjadi sebuah perilaku.12

Dalam teori Krumboltz, proses perkembangan karier melibatkan empat faktor yaitu:

a. Warisan genetik dan kemampuan khusus b. Kondisi dan peristiwa lingkungan

c. Pengalaman belajar, dan

d. Keterampilan pendekatan tugas.

12

http:/blog.uad.ac.id/sifa/2014/12/08/teori-sosial-kognotif-karir.html, diakses pada 25 Maret 2016.


(23)

13

Yang pertama, warisan genetik dan kemampuan khusus mencakup sejumlah kualitas bawaan yang dapat meningkatkan kesempatan karier individu.

Faktor kedua, kondisi dan peristiwa lingkungan dipandang sebagai faktor yang berpengaruh yang sering kali berada di luar control individu. Peristiwa-peristiwa dan keadaan tertentu di dalam lingkungan individu mempengaruhi perkembangan keterampilan, kegiatan, dan pilihan karier.

Faktor ketiga, pengalaman belajar, mencakup pengalaman belajar instrumental dan asosiatif. Pengalaman belajar instrumental adalah yang dipelajari individu melalui reaksi terhadap konsekuensi, tindakan yang hasilnya dapat langsung teramati, dan melalui reaksi orang lain. Konsekuensi kegiatan belajar dan pengaruhnya terhadap perencanaan dan perkembangan karier ditentukan terutama oleh reinforcement atau nonreinforcement kegiatan tersebut, warisan genetik individu, kemampuan dan keterampilan khususnya, dan tugas pekerjaan itu sendiri. Pengalaman belajar asosiatif mencakup reaksi negative dan positif terhadap pasangan

situasi yang sebelumnya bersifat netral. Misalnya, pernyataan”semua politisi tidak jujur” dan “semua banker kaya” berpengaruh terhadap persepsi

individu tentang okupasi ini. Asosiasi seperti ini dapat juga dipelajari melalui observasi, bacaan, dan film.

Faktor keempat, keterampilan pendekatan tugas (tasks approach skills), mencakup keterampilan-keterampilan yang sudah dikembangkan oleh individu, seperti keterampilan problem-solving, kebiasaan kerja,


(24)

14

mental sets, respon emosional, dan respon kognitif. Keterampilan-keterampilan ini menentukan hasil masalah dan tugas yang dihadapi oleh individu. Tasks approach skills sering kali termodifikasi akibat pengalaman yang bagus maupun jelek.

3. Pemilihan Karir Siswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, kata

“pemilihan” berarti proses, cara, dan perbuatan memilih.13

Dalam penelitian ini, pemilihan karir seorang siswa di peroleh melalui pendekatan sosial learning Krumboltz yang telah di jelaskan di halaman atas. Proses pemilihan karir seorang siswa berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Percaya terhadap kemampuan yang ada pada dirinya.

b. Perasaan yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya ,membuat siswa menjadi mantap dalam menekuni bidang yang di tekuni dan bidang yang akan di pilih.

c. Merasa senang dalam karir yang akan di pilihnya.

d. Perasaan senang ,ringan dan penuh minat yang tumbuh dalam diri kerika memilih karir yang ingin di tekuni membuat siswa mudah mendalaminya.

e. Merasa optimis terhadap karir yang akan di pilih.

f. Merasa optimis terhadap karir yang akan di pilih merupakan keinginan siswa untuk berhasil dan memiliki keyakinan untuk majurethadap karir

13


(25)

15

yang akan di pilihnya, sehingga mendorang siswa untuk berfikir maju dan memgembangkan karirnya.

F. Metode Penelitian

Metode adalah cara tepat untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisa suatu yang diteliti sampai menyusun suatu laporan.14

Dalam metode penelitian ada beberapa poin yang digunakan oleh peneliti, yaitu:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif.15

Menurut Botgar dan Tailor, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.16

14

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hal. 3.

15

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Alfabeta: Bandung, 2009), hal. 9.

16

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),hal. 4.


(26)

16

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan data-data yang didapatkan nantinya adalah data kualitatif berupa kata-kata atau tulisan untuk mengetahui serta memahami fenomena secara terinci, mendalam, dan menyeluruh.

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas) atau situasi sosial. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subyek yang diteliti.17

2. Sasaran dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga subyek yang menjadi sasaran oleh peneliti, antara lain :

a. Konseli atau Klien

Konseli adalah seorang siswa kelas XI MA Bilingual Krian Sidoarjo. Konseli merupakan siswa dan juga seorang santri di Pondok Pesantren Modern Al-Amanah Krian Sidoarjo.

b. Konselor

Konselor adalah seorang mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya. Pengalaman konselor adalah pernah mengikuti PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

c. Informan

17

Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 201.


(27)

17

Informan dalam penelitian ini adalah Ustadz dan Ustadzah konseli dan teman-teman konseli di MA Bilingual Krian Sidoarjo. d. Lokasi

Lokasi penelitian berada di sekolah MA Bilingual Krian Sidoarjo, Jalan Junwangi RT.12 RW.03, No. 43, Krian Sidoarjo.

G. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Jenis data adalah hasil pencatatan penelitian, baik berupa fakta ataupun angka yang dijadikan bahan untuk menyususn informasi. Adapun jenis data pada penelitian ini meliputi:

a. Data primer

Data Primer ialah data yang diperoleh secara langsung dari masyarakatbaik yang dilakukan melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya langsung di ambil dari sumber pertama di lapangan.18 Yang mana dalam hal ini diperoleh dari deskripsi tentang latar belakang dan masalah konseli, perilaku atau dampak yang dialami konseli, pelaksanaan proses konseling serta hasil akhir pelaksanaan konseling. Data ini dilakukan melalui pendekatan Social Learning Krumboltz pada seorang siswa kelas XI MA Bilingual Krian Sidoarjo yang diambil melalui observasi dilapangan, tingkah laku siswa, kegiatan keseharian siswa, latar belakang siswa, dan penentuan pilihan karir yang sedang ia

18

P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalan Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hal. 94.


(28)

18

tentukan melalui pengalaman belajar sosial sesuai dengan Teori Krumboltz.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil dari sumber kedua atau berbagai sumber guna melengkapi data primer.19

Data sekunder diperoleh dari gambaran lokasi penelitian, keadaan lingkungan siswa, dan perilaku keseharian siswa.

2. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh.20 Adapun yang dijadikan sumber data adalah:

1. Sumber Data Primer, yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari konseli, yakni siswa kelas XI MA Bilingual Krian Sidoarjo yang didapat dari peneliti atau konselor.

2. Sumber Data Sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari perpustakaan yang digunakan untuk mendukung dan melengkapi data primer.21 Data ini berupa dokumentasi, wawancara, serta observasi yang berkaitan dengan penelitian.

19

Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif, (Surabaya: Universitas Airlangga, 2001), hal. 128.

20

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 129.

21


(29)

19

Tabel 1.1 Jenis Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data

No. Jenis Data Sumber data TPD

1. Biodata konseli

a. Identitas konseli b. Pendidikan konseli c. Usia Konseli

d. Keadaan fisik konseli e. Prestasi konseli f. Kebiasaan konseli

g. Kondisi lingkungan konseli h. Masalah pemilihan karir i. Pandangan konseli terhadap

permasalahan pemilihan karir berdasarkan teknik belajar sosial j. Pengalaman belajar sosial

konseli

k. Harapan konseli dalam pencapaian karir

l. Gambaran tingkah laku sehari-hari konseli

Konseli+Informan W+O

2. Gambaran Lokasi Penelitian Informan O+D


(30)

20

Keterangan:

TPD : Teknik Pengumpulan Data O : Observasi

W : Wawancara D : Dokumentasi

H. Tahap-tahap Penelitian 1. Tahap Pra Lapangan

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Untuk dapat menyusun dan merancang penelitian, maka terlebih dahulu memahami fenomena yang telah di tentukan, yaitu tentang pemilihan karir siswa. Setelah faham akan fenomena yang telah diamati, maka peneliti membuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan membuat rancangan data-data yang diperlukan untuk penelitian.

b. Memilih Lapangan Penelitian

Setelah membaca fenomena yang ada di lapangan, maka penentuan lapangan penelitian adalah di MA Bilingual Krian Sidoarjo. c. Mengurus Perizinan Penelitian

Setelah tempat penelitian ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah mengurus perizinan dari pihak setempat yang berkuasa di wilayah tempat penelitian.

4. Deskripsi Proses Konseling Konselor+Konseli W

5. Deskripsi Hasil Proses

Konseling


(31)

21

d. Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan

Peneliti berusaha mengenali segala unsur lingkungan sosial fisik, keadaan alam sekitar, dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan di lapangan. Kemudian, peneliti mengumpulkan data yang ada di lapangan.

e. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi serta latar belakang penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah siswa, konselor, dan Ustadz/Ustadzah MA Bilingual Krian Sidoarjo.

f. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Peneliti menyiapkan pedoman wawancara, alat tulis, buku, suran izin penelitian, rekaman wawancara, dan semua yang berhubungan dengan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan deskripsi data lapangan.

g. Etika Penelitian.

Etika penelitian pada dasarnya yang menyangkut hubungan baik antara peneliti dengan subyek penelitian, baik secara perseorangan maupun kelompok. Maka, peneliti harus mampu memahami kebudayaan ataupun bahasa yang digunakan, kemudian untuk


(32)

22

sementara peneliti menerima seluruh nilai dan norma sosial yang ada di dalam lingkungan latar penelitiannya.22

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

a. Memahami Latar Penelitian

Untuk memasuki lapangan, peneliti perlu memahami latar penelitian terlebih dahulu. Kemudian, peneliti juga mempersiapkan diri dengan baik, baik secara fisik maupun secara mental.

b. Memasuki Lapangan

Yang perlu dilakukan disaat memasuki lapangan adalah menjalin keakraban hubungan dengan subjek-subjek penelitian, sehingga akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan data.

c. Berperan dalam Mengumpulkan Data

Dalam tahapan ini, peneliti harus berperan aktif dalam bekerja, yaitu harus bisa memperhitungkan waktu penelitian, tenaga, dan biaya. Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis di lapangan, kemudian mencatat bagaimana suasana di lapangan.

I. Metode Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, membutuhkan data-data yang relevan dan akurat. Sedangkan untuk mendapatkan data-data tersebut, diperlukan metode yang sesuai. Metode tersebut adalah sebagai berikut;

22

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),hal. 85-92.


(33)

23

1. Metode Observasi

Metode observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang suatu subyek yang diteliti agar mendapat gambaran yang jelas yang dilaksanakan dengan pengamatan secara langsung ke lapangan.23

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian dengan menggunakan observasi partisipan, yakni peneliti terlibat langsung dalam proses penggalian data dan juga melibatkan orang lain dalam mengukur relevansi teori, sehingga tidak hanya memerankan siswa sebagai nara sumber, namun menjalin pendekatan terhadap guru, teman, serta pihak-pihak yang berhubungan dengan klien.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden. Wawancara bermakna berhadapan langsung antara interviewers dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan.24

Wawancara juga disebut interview, yaitu pengumpulan data melalui Tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan pendidikan.25

Dalam proses ini, peneliti mendapatkan data tentang profil klien, kegiatan aktif kien, prestasi klien, pengaruh gaya belajar klien, serta hal-hal

23

S. Nasution, Metode Research atau Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 143.

24

Joko Subagyo, Metode Penelitian dalan Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 39.

25


(34)

24

yang dapat menunjang penelitian sesuai dengan Teori Belajar Sosial Krumboltz.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data-data atau informasi yang berupa benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan catatan harian lainnya.26 Metode ini digunakan untuk meperoleh data pegawai, guru, profil, jumlah siswa, dan fasilitas di sekolah.

J. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalan pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.27

Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul, maka data dianalisa dengan data non-statistik. Sedangkan data pelaksanaan Teori Belajar Sosial Krumboltz disajikan dalam bentuk “deskriptif”.

K. Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang dirumuskan ada tiga macam yaitu, antara lain:

26

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Jakarta: Andi Offset, 1986), hal. 193. 27

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 244.


(35)

25

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian.28 Dalam konteks ini, dalam upaya menggali data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, peneliti selalu ikut serta dengan informan utama dalam upaya menggali informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian. Misalnya, peneliti selalu bersama informan utama dalam melihat lokasi penelitian.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan maksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.29

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin (1978),

28

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999),hal. 175.

29

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999),hal. 177.


(36)

26

membedakanempat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyedik dan teori.30

Dalam menguji keabsahan data melalui model triangulasi ini, peneliti memfokuskan penggalian data melalui pihak-pihak yang terkait dengan klien, yakni teman-teman dekat, ustadz/ustadzah, dan guru BK. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui dengan jelas latar belakang kehidupan klien, faktor yang membentuk diri klien dan bagaimana klien dapat konsisten memilih pilihan karirnya di masa yang akan datang.

L. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan penelitian ini, maka Peneliti akan menyajikan pembahasan ke dalam beberapa BAB yang sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut :

BAB I. Dalam bab ini berisi Pendahuluan yang meliputi : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konsep, Metode Penelitian yang meliputi Pendekatan dan Jenis Penelitian, Sasaran dan Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Tahap-tahap Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, serta dalam bab satu ini berisi tentang Sistematika Pembahasan.

BAB II. Dalam bab ini berisi tentang Tinjauan Pustaka yang meliputi : Kajian Teoritik Tentang Bimbingan dan Konseling Karir, Fungsi, Tujuan, dan Langkah-langkah Bimbingan dan Konseling Karir. Dalam bab ini juga berisi

30

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999)hal. 178.


(37)

27

tentang penjelasan Pendekatan Social Learning Krumboltz yang terdiri atas Pokok Pikiran, Pengaplikasian, dan Strategi Social Learning.

BAB III. Dalam bab ini berisi tentang Penyajian Data yang terdiri dari Deskripsi umum obyek penelitian yang meliputi : Deskripsi Lokasi, Deskripsi Konselor, Deskripsi Klien, Deskripsi Masalah. Selanjutnya adalah Deskripsi proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo. Dan selanjutnya adalah Deskripsi hasil dari proses pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

BAB IV. Dalam bab ini berisi tentang Analisis Data yang terdiri dari : Analisis Proses dan Analisis Hasil Akhir.

BAB V. Dalam bab ini berisi tentang Penutup yang di dalamnya terdapat dua poin, yaitu : Kesimpulan dan Saran-Saran.

M. Jadwal Penelitian

Tabel 1.2Jadwal Penelitian No. Tanggal Kegiatan Penelitian

Teknik Pengumpulan

Data

1. 18 Mei 2016 Penyerahan Surat Izin Penelitian

Wawancara 2. 20 Mei 2016 Membaca fenomena yang

berada di lapangan.

Observasi

3. 23 Mei 2016 Mengambil data siswa Wawancara dan

Dokumentasi 4. 24 Mei 2016 Mengambil data lapangan Observasi dan


(38)

28

5. 26 Mei – 8 Juni 2016

Melakukan proses konseling terhadap siswa.

Wawancara 6 10 Juni – 15

Juni 2016

Penerapan Teori Sosial Learning Krumboltz dalam menentukan pemilihan karir siswa

Wawancara dan Observasi

7. 20 Juni 2016 Hasil dari penerapan Teori Sosial Learning Krumboltz dalam menentukan pemilihan karir siswa

Wawancara dan Observasi

N. Pedoman Penelitian

Tabel 1.3Pedoman Penelitian

No. Informan Data yang diperoleh Daftar Pertanyaan

1. Siswa Identitas Siswa 1. Nama Siswa

2. Alamat siswa 3. Usia Siswa 4. Jenis Kelamin

5. Tempat Tanggal Lahir 6. Riwayat Pendidikan 7. Anak ke berapa 8. Keadaan fisik siswa Yang berkenaan

dengan masalah siswa

1. Bagaimana cara proses belajar sosial siswa dalam menentukan pilihan karir?

2. Apa yang di harapkan siswa untuk dapat memecahkan masalahnya dalam penentuan karir?

3. Apa yang dilakukan siswa ketika menghadapi permasalahannya dalam penentuan karir?


(39)

29

proses pemilihan karir siswa melalui teknik belajar sosial? 5. Hal hal apa saja yang lebih

dominan dalam pengalaman belajar sosial untuk menentukan karir siswa?

6. Hal hal apa saja yang akan dilakukan ketika sudah mencapai karir yang di inginkan?

Kondisi sesudah konseling

1. Apa yang dirasakan siswa ketika sudah melakukan proses konseling? 2. Perubahan apa saja yang dirasakan

siswa ketika sudah melakukan proses konseling?

2. Konselor Identitas 1. Nama

2. Alamat 3. Usia

4. Tempat Tanggal lahir 5. Jenis kelamin

6. Riwayat Pendidikan

Pengalaman Permasalahan apa yang sudah

pernah ditangani oleh konselor? 3. Informan Kondisi lingkungan

siswa

1. Bagaimana latar belakang siswa? (Teman dan Ustadz/Ustadzah) 2. Bagaimana siswa berinteraksi

dengan lingkungannya? (Teman dan Ustadz/Ustadzah)


(40)

30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Karir

a. Pengertian Bimbingan

Istilah “bimbingan” sebagaimana dipergunakan dalam buku-buku

literature merupakan terjemahan dari istilah “guidance” dalam bahasa

Inggris. Dalam kamus bahasa Inggris, kata guidance dikaitkan dengan kata

asalnya “guide”, yang diartikan sebagai:

1) Showing The Way, artinya menunjukkan jalan; 2) Leading artinya memimpin;

3) Conducting artinya menuntun;

4) Giving Intruction artinya memberi petunjuk; 5) Regulating arttinya mengarahkan;

6) Giving Advice artinya memberi nasehat.

Kalau kata bimbingan dalam bahasa Indonesia diartikan sebagaimana pengertian guide diatas, maka ada dua pengertian dasar. Pertama, memberi informasi, yaitu memberikan suatu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberikan sesuatu sekaligus dengan memberikan nasihat. Kedua, mengarahkan atau menuntun ke suatu tujuan. Tujuan disini mungkin hanya diketahui oleh orang yang mengarahkan saja, dan mungkin perlu diketahui oleh kedua belah pihak.1

1

Shahudi Siradj, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Surabaya: PT. Revka Petra Media, 2012), hal. 4-5.


(41)

31

Pengertian harfiyah “Bimbingan” adalah “menunjukkan, memberi jalan atau menuntun” orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang. Istilah “Bimbingan”

merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris GUIDANCE yang berasal

dari kata kerja “to guide” yang berarti “menunjukkan”. Sedangkan, istilah “penyuluhan” mengandung arti “menerangi, menasehati, atau memberi kejelasan” kepada orang lain agar memahami, atau mengerti tentang hal

yang sedang dialaminya. Arti “penyuluhan” berasal dari kata “Counseling” yang kemudian dipadukan dengan “Bimbingan” menjadi “Bimbingan dan Konseling”2

.

Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri secara maksimum pada lingkungan sekolah, keluarga, serta masyarakat. Sehingga, bila dirangkai dalam sebuah kalimat, konsep bimbingan adalah usaha secara demokratis dan sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan dengan menyampaikan arahan, panduan, dorongan, dan pertimbangan, agar yang diberi bantuan mampu mengelola serta mewujudkan apa yang menjadi harapannya.3

Arthur J. Jones (1970) mengartikan bimbingan dalam bukunya Sofyan S. Wilis bahwa dalam proses bimbingan ada dua orang yakni pembimbing dan yang dibimbing, dimana pembimbing membantu si terbimbing sehingga

2

Sri Nurul Azmil, Agus Santoso, Bimbingan dan Konseling Dengan Instrumen Braille Dalam Meningkatkan Motivasi Diri Pada Penyandang Tuna Netra, (Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 2013), hal. 142.

3

Tri Sukitman, Panduan Lengkap dan Aplikatif Bimbingan Konseling Berbasis Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), hal. 18.


(42)

32

si terbimbing mampu membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.4

Menurut Sunaryo Kartadinata, dalam bukunya Syamsu Yusuf LN dan Juntika Nurihsan mengartikan bahwa bimbingan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.5

Menurut Bimo Walgito bimbingan adalah tuntunan, bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau menyatakan kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya agar supaya individu tersebut dapat mencapai kebahagiaan.6

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai danterlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri.7

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para pakar bimbingan dan konseling tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan seorang pembimbing kepada seorang individu maupun kelompok agar individu maupun kelompok yang dibimbing tersebut dapat mencapai kemandirian dengan mempergunakan

4

Sofyan S. Wilis, Konseling Individu Teori dan Praktek, (Bandung: Alvabeta CV, 2010), hal. 11.

5

Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Konseling , (Bandung: Raja Rosdakarya Offset, 2005),

hal.6. 6

Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah III, (Yogyakarta: Adi Offset, 1995),hal. 4.

7


(43)

33

berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasehat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku sehingga akan mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya.

b. Pengertian Konseling

Istilah “konseling” yang telah dipergunakan sebagai bahasa Indonesia

ini, merupakan terjemahan dari istilah aslinya, yakni “counseling” dalam bahasa Inggris. Dalam kamus bahasa Inggris, kata “counseling” dikaitkan dengan kata “counsel” yang berarti nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), pembicaraan (to take counsel). Dengan demikian, kata konseling diartikan sebagai pemberian nasehat atau pemberian anjuran untuk melakukan sesuatu atau mengadakan pembicaraan dengan bertukar pikiran tentang sesuatu. Orang yang memberikan nasehat atau menganjurkan berbuat sesuatu atau membicarakan hal-hal yang relevan dalam berbagai bidang kehidupan akan disebut konselor. Kata konseling itu sendiri sebagai kata lain dari kata penyuluhan. Artinya, sebelum digunakan kata konseling (dengan ejaan bahasa Indonesia), sebagai terjemahan dari

kata aslinya “counseling” telah diterjemahkan dengan kata “penyuluhan”.

Hal tersebut kita kenali dari buku-buku literatur yang berkembang selalu

digunakan kata “penyuluhan”.8

8

Shahudi Siradj, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Surabaya: PT. Revka Petra Media, 2012), hal. 16-17.


(44)

34

Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini memfasilitasi untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung untuk mengatasi masalah yang timbul pada siswa.9

Mohammad Surya, menyebutkan konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada konseli supaya ia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri untuk dimanfaatkan memperbaiki perilakunya pada masa mendatang. Dengan konseling, ia akan memperoleh konsep yang sewajarnya tentang dirinya sendiri, tujuan yang ingin diraih dan kepercayaannya.10

Natawirya, mengatakan penyuluhan (konseling) merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling merupakan hubungan timbal balik antara dua orang individu (konselor dan klien) dimana yang satu berusaha membantu yang lain untuk mencapai pengertian tentang dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang sedang dihadapi pada waktu sekarang maupun yang akan datang.11

Roger, dalam Gunarsa menyebutkan bahwa konseling sebagai suatu hubungan yang bebas dan berstruktur yang membiarkan klien memperoleh pengertian sendiri, yang membimbingnya untuk menentukan langkah-langkah positif kearah orientasi baru.12

9

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling, Cet.ke 3, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2008),hal. 21.

10

Moh. Surya, Dasar-Dasar Konseling Pendidikan, Teori Dan Konsep, (Bandung: PT. Kota Kembang, 1988), hal. 38.

11

Rahman Natawijaya, Pendekatan-Pendekatan Dalam Penyuluhan Kelompok), (Bandung: CV. Diponegoro, 1987), hal. 38.

12

Singgih, D. Gunarsa, Konseling Dan Psikoterapi, (Jakarta: PT. Gunung Mulia, 1992), hal. 19.


(45)

35

Mapire, mengatakan bahwa konseling sebagai upaya pemberian bantuan kepada individu sehingga dapat menemukan jalannya sendiri, dapat menemukan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dihadapinya dan dapat berbuat sesuatu atas upaya bantuan tersebut.13

Menurut W.S. Winkle, konseling merupakan serapan dari kata

counseling yang dikaitkan dengan kata counsel, yang berarti nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), atau pembicaraan (to take counsel). Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu

counsilium yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai menerima atau memahami. Konseling adalah pelayanan bantuan untuk individu ataupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang dengan optimal dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi maupun sosial melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.14

Dari berbagai pemaparan pengertian konseling dari para tokoh konseling tersebut, dalam pemaparannya tidak jauh beda, yang intinya bahwa konseling itu merupakan suatu proses bantuan yang dilakukan antar pribadi dimana satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk meningkatkan suatu pemahaman dan kecakapan dalam menemukan suatu masalah yang dihadapi dan menghasilkan sebuah solusi.

13

Andi Mapire, AT, Pengantar Konseling Dan Psikoterapi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1992), hal. 12

14

Tri Sukitman, Panduan Lengkap dan Aplikatif Bimbingan Konseling Berbasis Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), hlm. 19.


(46)

36

c. Pola Bimbingan Konseling

Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling bertujuan untuk mengumpulkan data dari keterangan tentang peserta didik (baik secara individual maupun kelompok), keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya informasi pendidikan dan jabatan). Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan konseling pada umumnya meliputi :

1) Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Kondisi mental dan fisik siswa, pengenalan terhadap diri sendiri. 3) Kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial.

4) Tujuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan, serta kemampuan belajar. 5) Informasi karir dan pendidikan.

6) Kondisi keluarga dan lingkungan.15

d. Pengertian Bimbingan dan Konseling Karir

Penyuluhan karir (career counseling) merupakan teknik bimbingan karir melalui pendekatan individual dalam serangkaian wawancara penyuluhan (counseling interview). Menurut Dr. Moh. Surya, penyuluhan merupakan pengkhususan kegiatan penyuluhan dalam masalah khusus, yaitu masalah karir.

Pengertian konseling karir mengacu pada bimbingan karir. Karena, pada hakikatnya layanan bimbingan karir bukan saja dapat dilaksanakan melalui pendekatan kelompok, tetapi juga melalui pendekatan individual.

15

W.S. Winkle, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo, 1997), hal. 182.


(47)

37

Karena, pada suatu saat tertentu masalah karir siswa dapat dipecahkan secara bersama-sama melalui pendekatan kelompok. Tetapi, pada saat lain masalah-masalah karir yang personal dan terlalu individual tidak bisa dipecahkan melalui pendekatan kelompok. Untuk itulah, masalah karir yang bersifat individual perlu dipecahkan dengan keterlibatan bantuan konseling melalui serangkaian wawancara konseling karir.16

Rachman Natawijaya mengemukakan bahwa bimbingan karier adalah proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja diluar dirinya dan mempertemukannya, sehingga pada akhirnya mampu memilih bidang pekerjaan, menyiapkan diri untuk bidang pekerjaan dan membina karir dalam bidang tersebut.17

Ruslan A Ghani, menyatakan bahwa bimbingan karier merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karier atau pekerjaan untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya dengan masa depannya.18

Menurut B. wetik, bimbingan karir adalah program pendidikan yang merupakan layanan terhadap siswa agaria mengenal dirinya sendiri, mengenal dunia kerja, dapat memutuskan apa yang diharapkan dari

16

Drs. Dewa Ketut Sukardi, Pendekatan Konseling Karir Di Dalam Bimbingan Karir (Suatu Pendahuluan), (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989), hal. 12.

17

Rachman Natawijaya, Beberapa Pendekatan Dalam Bimbingan Karier, (Bandung: CV. Diponegoro, 1981), hal. 19.

18


(48)

38

pekerjaan dan dapat memutuskan bagaimana bentuk kehidupan yang diharapkannya, disamping pekerjaan untuk mencari nafkah.19

Donald E Super, yang di kutip Dewa Ketut Sukardi, menyebutkan bahwa bimbingan karier adalah suatu proses untuk membantu pribadi dalam rangka mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja.20

Dari beberapa uraian tentang pengertian bimbingan karir diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling karir merupakan suatu proses pemberian bantuan, pelayanan dan pendekatan terhadap individu agar yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya dan mengenal dunia kerja. Merencanakan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, untuk menentukan pilihannya dan mengambil suatu keputusan yang paling tepat sesuai dengan keadaan diri berkaitan dengan persyaratan-persyaratan yang dituntut oleh pekerjaan atau karier yang dipilihnya.

Perintah kewajiban bekerja telah Allah wajibkan semenjak Nabi yang pertama, yaitu Nabi Adam Alaihi Salam sampai dengan Nabi Mhammad SAW. Perintah ini tetap berlaku kepada semua orang tanpa membeda-bedakan pangkat, status, dan jabatan seseorang. Berikut ini akan di jelaskan beberapa dalil dari Al-Qur’an dan Al-Hadits tentang kewajiban bekerja.

19

Ruslan A. Ghani, Bimbingan Karier, (Bandung: Angkasa), hal. 10. 20

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987), hal.18.


(49)

39

Dalil dari Al-Qur’an:













“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka

bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat

sedikitlah kamu bersyukur.” (QS. Al-A’raaf, ayat 10).









“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka

berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk, ayat 15).

















“Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

(QS.At-Taubah, ayat 105).21

Dalil Al-Hadits:

ف ْ ع

ْع

ْ

عف

أ

ه ص

, سو ْ ع

س

أ

ْ

س

و د ج ع : ق ؟ ط

ك

( ْ حْ ححص وْ ز ْ و ( ْو ْ ع

21Qur’an In Word Ver. 1.3,


(50)

40

“Dari Rifa’ah bin Rafi’ berkata bahwa Nabi Muhammad SAW

ditanya tentang usaha yang bagaimana dipandang baik?, Nabi menjawab : Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap perdagangan yang bersih dari penipuan dan hal-hal yang diharamkan.” (HR. Al-Bazzar dan ditashihkan Hakim).

ْ طْ و ( ف تْح ْ ْ ْ ح ه

(

“Dari Ibnu Umar r.a bersabda, Sesungguhnya Allah SWT mencintai

Seorang Muslim yang bekerja dengan giat.” (HR. Imam Tabrani, dalam

Al-Mu’jam Al-Ausath VII/380).

اص فْ ت ا , ْو ْو

او

او خح او ص

ق , ْ ع

فْ ت و

ْو ؟ه ْوس

شْ ع ط ْ ف

(

ْ طْ و (

“Dari Abu Hurairah r.a berkata, bahwa Rasulallah SAW bersabda,

Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu terdapat suatu dosa yang tidak dapat diampuni dengan shalat, puasa, haji, dan juga umrah. Sahabat bertanya, apa yang bisa menghapuskannya wahai Rasulallah?, Beliau menjawab,

Semangat dalam mencari rizki”.(HR. Thabrani, dalam Al-Mu’jam Al

-Ausath I/38).22

e. Dasar-dasar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karir di Sekolah

Dasar-dasar pokok pikiran yang melandasi pelaksanaan Bimbingan Karir di sekolah, di antaranya:

1) Pelaksanaan anak didik menuntut kemampuan melaksanakan tugas- tugas perkembangan.

22

http://anakhumairah.blogspot.co.id/2014/02/perintah-bekerja-dalam-islam.html, diakses pada 7 Juni 2016.


(51)

41

Tugas-tugas perkembangan bagi siswa di sekolah sebagai calon tenaga kerja ialah memilih lapangan kerja yang sesuai dengan potensi-potensi yang di milikinya. Potensi-potensi-potensi yang dimaksud di sini ialah termasuk pengetahuan, keterampilan berfikir, kemampuan kerja dan sikap terhadap pekerjaan. Untuk memiliki keterampilan dan kemampuan memilih serta memutuskan bidang kerja yang sesuai dengan dirinya, maka diperlukannya Bimbingan Karir di sekolah. 2) Sebagian besar hidup manusia berlangsung dalam dunia kerja.

Setelah seseorang meninggalkan bangku sekolah mereka secara langsung akan terjun ke dunia kerja, bahkan banyak dijumpai anak-anak di bawah umur sudah terlibat dalam pekerjaan tertentu, apakah itu berupa pekerjaan membantu orang tuanya di rumah, ataupun bekerja sambil melanjutkan pendidikannya di sore maupun malam hari. Disebabkan kenyataan tersebut, maka tidak dapat dipungkiri bahwa Bimbingan Karir memiliki peranan yang sangat penting, yaitu membantu individu agar mampu memilih pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan potensi dirinya dan agar individu mampu menjadi tenaga kerja produktif, serta memperoleh kepuasan dalam pekerjaannya.

3) Bimbingan Karir di perlukan agar menghasilkan tenaga pembangunan yang cakap dan terampil dalam melakukan pekerjaan untuk pembangunan.

Dalam deras dan lajunya pembangunan di negara kita dewasa ini, sangat dibutuhkan tenaga-tenaga kerja yang memiliki kemampuan


(52)

42

dalam melaksanakan pekerjaan dalam segala sektor pembangunan. Maka dari itu, merupakan suatu keharusan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah untuk memberikan bantuan berupa layanan informasi kepada siswa-siswi tentang berbagai macam lapangan kerja dan jabatan yang diperlukan dalam rangka untuk menunjang pembangunan negara.

4) Bimbingan Karir diperlukan didasarkan bahwa setiap pekerjaan atau jabatan menuntut persyaratan tertentu untuk melaksanakannya. Pekerjaan atau jabatan itu pun menuntut persyaratan tertentu dari individu-individu yang melaksanakannya.

Dalam setiap jenis lapangan kerja terdapat berbagai faktor yang spesifik yang menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan pekerjaan itu. Pekerjaan seorang guru terdiri dari kegiatan-kegiatan yang khas yang berbeda dengan kegiatan seorang psikolog, demikian pula kegiatan seorang gubernuratau bupati berbeda dengan pekerjaan seorang insinyur teknik sipil. Maka dari itu, hendaknya kepada calon pencari kerja memiliki kemampuan untuk melihat ciri khas pelaksanaan pekerjaan tertentu. Dalam hal ini, diperlukan bentuk layanan bimbingan dari seorang konselor profesional terutama untuk membantu menganalisa tugas-tugas pekerjaan atau jabatan tertentu. Setelah calon pencari kerja mampu untuk memahami persyaratan kerja untuk pelaksanaan suatu pekerjaan tertentu, maka barulah bisa ditetapkan persyaratan yang dituntut dari dirinya untuk menjalankan pekerjaan itu.


(53)

43

Untuk setiap pemangku pekerjaan atau jabatan terhadap pekerjaan tertentu dituntut suatu kompetensi (kemampuan kerja). Untuk dapat memiliki kompetensi yang diperlukan sebagai persyaratan suatu jabatan, dibutuhkan bantuan layanan Bimbingan Karir. Di samping kompetensi diperlukan sebagai persyaratan dalam memangku suatu pekerjaan, juga kepada setiap anak didik diharapkan memiliki kemampuan untuk dapat mengadakan pemahaman terhadap dirinya sendiri dan mampu menyesuaikan diri dengan potensi-potensi yang dimilikinya.

5) Bimbingan Karir dilkasanakan di sekolah atas dasar kompleksitas masyarakat dan dunia kerja.

Kompleksitas ini disebabkan karena keanekaragaman jenis pekerjaan yang diakibatkan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan maupun oleh kebutuhan-kebutuhan baru yang selalu berkembang di masyarakat. Dengan demikian, Bimbingan Karir dilaksanakan di sekolah agar para siswa dapat menyesuaikan diri terhadap keanekaragaman dan perubahan yang terjadi dalam dunia kerja, serta mampu mengatasi masalah yang diakibatkan oleh perkembangan dan perubahan dalam masyarakat.23

f. Langkah-langkah Bimbingan dan Konseling Karir

Langkah-langkah dalam Bimbingan dan Konseling Karir, diantaranya adalah:

23

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987), hal. 28-30.


(54)

44

1) Identifikasi

Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang Nampak. Dalam langkah ini pembimbing mencatat kasus-kasus yang perlu mendapat bimbingan dan memilih kasus-kasus mana yang akan mendapatkan bantuan terlebih dahulu.

2) Diagnosa

Langkah diagnoseyaitu langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi kasus beserta latar belakangnya. Dalam langkah ini, kegiatan yang dilakukan ialah mengumpulkan data dengan mengadakan studi kasus dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, kemudian ditetapkan masalah yang dihadapi serta latar belakangnya. 3) Prognosa

Langkah prognosa ini untuk menetapkan jenis bantuan atau terapi apa yang akan dilaksanakan untuk membimbing kasus yang ditetapkan berdasarkan kesimpulan dalam langkah diagnosa.24

4) Treatment

Langkah treatment, yaitu langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan yang ditetapkan dalam

prognosa.

5) Evaluasi dan Follow-Up

Langkah ini dimaksudkan untuk menilai atau mengetahui sampai sejauh manakah langkah terapi yang telah dilakukan dalam mencapai

24

Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975), hal. 104-105.


(55)

45

hasilnya. Dalam langkah follow-up atau tidak lanjut, dilihat dari perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih jauh.25

g. Fungsi Bimbingan dan Konseling Karir di Sekolah

Fungsi Bimbingan Karir di sekolah adalah sebagai berikut :

1) Memberikan kemantapan pilihan jurusan kepada siswa, karena penjurusan akan mempersiapkan siswa dalam bidang pekerjaan yang kelak diinginkan.

2) Memberikan bekal pada siswa yang tidak melanjutkan sekolah untuk dapat siap kerja sesuai dengan keinginannya.

3) Membantu kemandirian bagi siswa yang ingin ataupun harus belajar sambil bekerja.26

h. Tujuan Bimbingan dan Konseling Karir di Sekolah

Secara umum, tujuan Bimbingan Konseling Karir di lingkungan sekolah ialah membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karir dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya.

Sedangkan tujuan khususnya yang menjadi sasaran Bimbingan dan konseling karir di sekolah, diantaranya :

25

Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975), hal. 106.

26


(1)

102

2. Hasil akhir pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karir dengan Pendekatan

Social Learning Krumboltz dalam Menentukan Pemilihan Karir Siswa ini

dinyatakan cukup berhasil. Hal ini dapat dilihat dalam penentuan pemilihan karir siswa, bahwa siswa menetapkan dirinya untuk menjadi seorang pengusaha.

B. Saran-saran

Dalam proses penelitian ini, tentulah masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu untuk di benahi. Untuk itu, peneliti mengharap kritik dan saran yang membangun, agar di waktu penelitian yang akan datang dapat menjadi lebih baik lagi. Adapun hasil dari penelitian, dapat di kemukakan saran-saran sebagai berikut

1. Bagi Konselor

Bimbingan dan Konseling Karir dengan Pendekatan Social Learning

Krumboltz dalam Menentukan Pemilihan Karir Siswa Kelas XI hendaknya

selalu di pelajari, agar tetap ingat dan mampu menambah wawasan pengetahuan. Di samping itu, konselor juga harus tetap banyak belajar dari buku dan jurnal-jurnal karir, agar nantinya bisa memperoleh penelitian baru. Semoga sukses selalu.

2. Bagi Klien

Pemilihan sebuah karir untuk masa depan itu memanglah perlu. Untuk itu, dibutuhkan keputusan yang tepat dalam menentukan sebuah pilihan. Bagi klien, tidak perlu ragu dan bingung dalam menentukan pilihan karirnya. Tentulah, harus bisa memiliki keyakinan, bahwa keberhasilan itu


(2)

103

karena adanya keyakinan di dalam diri, khususnya dalam menentukan pilihan karir.

3. Bagi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam

Bagi para mahasiswa BKI, masih perlunya diadakan penelitian yang lebih mendalam tentang pemilihan sebuah karir dengan menggunkan teori

Social Learning Krumboltz. Selanjutnya diharapkan untuk para peneliti

yang selanjutnya, agar selalu tetap menyempurnakan penelitian ini, di karenakan masih banyak kekurangan dalam proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, Psikologi Kepribadian, Malang: UM Press, 2004.

Andi Mapire, AT, Pengantar Konseling Dan Psikoterapi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1992.

Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah III, Yogyakarta: Adi Offset, 1995.

Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif, Surabaya: Universitas Airlangga, 2001.

Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.

E. L Herr dan S. H. Cramer, Career Guidance and Counseling Through the Life-Span : Systematic Approaches Edisi ke – 5, 1996.

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987.

Dewa Ketut Sukardi, Pendekatan Konseling Karir Di Dalam Bimbingan Karir (Suatu Pendahuluan), Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989.

Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV. Ilmu, 1975.

Hartono Boy Soedarmadji, Psikologi Konseling, Surabaya: Press UNIPA, 2006.

Joko Subagyo, Metode Penelitian dalan Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Kartika, 1997.

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan), Jakarta: Widya Cahaya, 2011.

Kurniawati, Narita, Keefektifan Teori Krumboltz Untuk Mengembangkan Pilihan Karier Siswa SMA, Skripsi Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang, 2014.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999.


(4)

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi), Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.

Moh. Surya, Dasar-Dasar Konseling Pendidikan, Teori Dan Konsep, Bandung: PT. Kota Kembang, 1988.

Perpustakaan Nasional, Tafsir Fii Zhilalil Qur’an Cet.I, Jakarta: Gema Insani Press, 2004.

P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalan Teori dan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.

Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling Islam, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995.

Qur’an In Word Ver. 1.3, Muhammad Taufiq.

Rachman Natawijaya, Beberapa Pendekatan Dalam Bimbingan Karier, Bandung: CV. Diponegoro, 1981.

Rahman Natawijaya, Pendekatan-Pendekatan Dalam Penyuluhan Kelompok, Bandung: CV. Diponegoro, 1987.

Ruslan A. Ghani, Bimbingan Karier, Bandung: Angkasa, 1995.

Samuel H. Osipow, Jurnal : Theories Of Career Development. Edisi ke-3. New Jersey: Prentice Hall, Inc, 1983.

Shahudi Siradj, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Surabaya: PT. Revka Petra Media, 2012.

Sofyan S. Wilis, Konseling Individu Teori dan Praktek, Bandung: Alvabeta CV, 2010.

Sri Nurul Azmil, Agus Santoso, Bimbingan dan Konseling Dengan Instrumen Braille Dalam Meningkatkan Motivasi Diri Pada Penyandang Tuna Netra, Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 2013.

S. Nasution, Metode Research atau Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Stephen P Robbins, Timothy A Judge, Perilaku Organisasi Edisi 16, Jakarta: Salemba Empat, 2015.


(5)

Suharsumi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1998.

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jakarta: Andi Offset, 1986.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2009.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling, Cet.ke 3, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Tri Sukitman, Panduan Lengkap dan Aplikatif Bimbingan Konseling Berbasis Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Diva Press, 2015.

W.S. Winkle, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta: PT. Grafindo, 1997.

http://almanaar.wordpress.com/2007/11/29/kewajiban-bekerja.html, diakses 2 Mei 2016.

http://anakhumairah.blogspot.co.id/2014/02/perintah-bekerja-dalam-islam.html, diakses pada 7 Juni 2016.

http://brechonana.blogspot.com/2014/12/kata-bijak-kehidupan-bahasa-inggris-artinya.html, diakses 20 Mei 2016.

http://blog.uad.ac.id/sifa/2014/12/08/teori-sosial-kognotif-karir.html, diakses pada 25 Maret 2016.

http://blog.gemilang senja Pemilihan Karir.html, diakses pada 27 Maret 2016. http://konselorkonseli.weebly-bimbingan-karir.html, diakses pada 30 Mei 2016. http://kbbi.web.id.dekat.com, diakses pada 28 Maret 2016.

http://kbbi.web.id.pilih.com, diakses pada 28 Maret 2016.

http://www.mab.pma-college.sch.id statis-1-profil sejarah.html, diakses pada 7 Juni 2016.

http://www.mab.pma-college.sch.id statis-1-profil sekolah.html, diakses pada 7 Juni 2016.

http://www.mab.pma-college.sch.id statis-10-visidanmisi.html, diakses pada 7 Juni 2016.


(6)

http://natiazuhriams.blogspot.co.id/2014/10/field-research-penelitian-lapangan.html, diakses pada 28 Maret2016.

http://www.sekolahbahasainggris.com/1123-kata-bijak-motivasi-bahasa-inggris-terbaru-artinya.html, diakses 20 Mei 2016.

https://Teori bimbingan kari r- Pengambilan Keputusan Karier Krumboltz-Sang Konselor.html,diakses pada 17/03/2016.

https://Teori bimbingan karir_ Pengambilan Keputusan Karier Krumboltz - Sang Konselor.html, diakses pada 25/03/2016.

Hasil Dokumentasi Buku Profil Sekolah dan Observasi Peneliti pada 9 Juni 2016. Hasil Dokumentasi Buku Profil Sekolah Madrasah Aliyah Bilingual Krian

Sidoarjo Tahun 2010.

Hasil Wawancara dengan Afkar Nadhif.N pada 23 Mei 2016 – 20 Juni 2016. Hasil Wawancara dengan Ustadzah A’yunin pada 25 Mei 2016.