digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Guru : Ya Afkar selalu ingin tampil beda dengan teman-temannya, ya
mungkin supaya ingin beda saja. Konselor : Oh, begitu ya Ustadzah..?? Baiklah Ustadzah terima kasih
buat waktunya untuk bercerita sejenak kepada adek Afkar, semoga dapat membantu dalam proses penyelesaian Skripsi saya..
Guru : Oh iya, Amiin mas.. Semoga Skripsinya lancar.
Konselor : Iya Ustadzah, Amiin.
6
Di lihat dari sebuah percakapannya, klien merupakan orang yang baik dan sederhana. Dengan kesederhanaan itu, banyak angan-angan yang ingin
di capai dari pilihan masa depannya, yaitu pilihan karirnya. Diantaranya ingin menjadi pengusaha atau politisi. Sebenarnya, dia sama-sama suka
profesi tersebut, namun harus bisa memilih salah satu diantaranya agar mampu meraih karir nya dengan baik. Namun, ada hal yang membuatnya
bingung untuk memilih keduanya. Kemampuan untuk menjadi seorang pengusaha itu cukup baik. Banyak pengalaman belajar yang dia miliki.
Menjadi seorang politisi juga dia gemari, yaitu salah satunya ingin menjadi seperti KH. Hasyim Muzadi, yaitu seorang ketua PBNU yang bertujuan
menyumbangkan ilmunya bagi kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi, klien masih butuh bimbingan untuk mengarahkan mana yang lebih cocok untuk
pilihan karirnya sesuai dengan teori Krumboltz. Masalah ini timbul karena : Ketidakjelasan tujuan, adanya penghalang dalam aktifitas, adanya ketakutan
akan kemungkinan kegagalan, dan konflik dalam pilihan.
6
Hasil Wawancara dengan Ustadzah A’yunin pada 25 Mei 2016.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b. Diagnosis
Berdasarkan data hasil dari identifikasi masalah, konselor menetapkan permasalahan klien, yaitu keraguan kemampuan yang di milikinya dalam
memilih karirnya. Akan tetapi, konselor mencoba mengeksplor daftar pikirannya agar dia mampu mengidentifikasi permasalahannya. Tidak hanya
itu saja, konselor juga melakukan wawancara dan observasi secara bertahap kepada klien agar dapat mengetahui secara jelas permasalahan yang di
hadapinya.
c. Prognosis
Berdasarkan kesimpulan dari diagnosis diatas, di simpulkan bahwa dalam menangani kasus yang di hadapi oleh seorang klien, konselor
menetapkan sebuah teori yang dapat membantunya dalam menentukan pilihan karirnya, yaitu Teori Belajar Sosial Krumboltz, yang menekankan
pada pentingnya perilaku dan kognisi klien dalam menentukan pilihan karir.
d. Treatment
Yang dimaksud dengan langkah ini, yaitu proses bantuan yang akan di berikan kepada klien. Salah satunya, yaitu dengan mengadakan beberapa
simulasi yang bisa membawa fikiran klien agar tetap yakin pada pilihan karirnya, yaitu dengan : Proses penentuan karir klien di awali dengan
kemampuan dirinya, yaitu menganalisa atau mengidentifikasi kemampuan diri klien dalam menentukan proses pemilihan karir. Dari tahapan ini, klien
akan di identifikasi sesuai dengan kemampuan diri klien. Dalam tahapan ini di sebut dengan warisan genetik atau kemampuan khusus. Kemampuan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
khusus dalam diri klien haruslah sesuai dengan tahapan teori Social Learning Krumboltz. Pada mulanya, untuk mengetahui bakat atau
kemampuan khusus pada diri klien adalah dengan cara melakukan tahap wawancara. Tahap wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan diri klien untuk memilih karir nya. Setelah melakukan sesi konseling, konselor menemukan beberapa pandangan, bahwa klien ingin
menjadi seorang pengusaha. Klien memilih menjadi seorang pengusaha, karena banyaknya pengalaman-pengalaman berjualan ketika klien berada di
pondok pesantren. Dan bukan hanya itu saja, klien juga punya warisan atau kemampuan berwira usaha yang di warisi oleh orang tuanya. Orang tuanya
juga merupakan seorang wirausaha. Maka dari itu, keinginan klien menjadi seorang pengusaha sangatlah cocok dalam menentukan pilihan karirnya.
Selanjutnya, klien di berikan pemahaman, bahwa kondisi keadaan lingkungan yang di alami oleh klien bisa berpengaruh pada proses
pemilihan karir. Pada mulanya, klien masih bingung, apakan di benar-benar yakin ingin menjadi seorang pengusaha. Maka dari itu, konselor
mengarahkan pikiran klien agar tetap konsisten dengan pilihan karirnya, yaitu dengan menyuruh klien untuk belajar mengamati kondisi lingkungan
pondoknya. Di dalam pondok banyak terdapat anak-anak pondok yang berjualan di kanting. Ketika berada di kantin, klien di ajak untuk mengamati
lingkungan dan membayangkan kalau dirinya ingin menjadi seorang pengusaha. Waktu itu pula, proses kognisi klien terus meningkat dan
akhirnya klien mampu untuk membaca dan memahami situasi dan kondisi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
lingkungan pondoknya, bahwa menjadi seorang wirausaha atau menjadi seorang pengusaha itu adalah menyenangkan.
Kemudian, klien di arahkan pada proses pengalaman belajarnya. Disini, klien di tuntun secara perlahan, mengingat, dan mempraktekkan
bagaimana seandainya karir itu sudah tercapai. Misalnya, setelah hasil pengalaman lingkungannya telah tergambar dengan baik, kalau klien ingin
menjadi seorang pengusaha, maka secara tidak langsung klien di antar di sebuah warung atau toko. Di situlah, nanti proses pengalaman belajarnya
akan terasah dengan baik. Mungkin dia berpura-pura menjadi pedagang dan menanyakan hal-hal yang banyak kepada teman-temannya pondok, yaitu
bagaimana menjadi seorang pengusaha yang sukses. Tidak hanya itu saja, klien juga di Tanya tentang pengalaman dirinya waktu pernah berjualan di
kantin. Berdasarkan wawancara yang ke 3, klien pernah berjaga di koperasi pondok. Klien juga pernah berdagang di depan kamar pondok bersama
dengan teman pondoknya. Dan klien juga pernah berjualan membantu temannya di kantin putra lingkungan pondok. Dari sinilah, banyaknya
proses pengalaman belajar klien dalam menentukan pilihan karirnya, yaitu ingin menjadi seorang pengusaha yang sukses.
Setelah itu, barulah klien di hadapkan pada kemampuan bekerja dalam menitih karirnya. Kemampuan tersebut sangat penting untuk menunjang
karir klien. Dalam proses wawancara, klien menyatakan siap untuk bekerja dengan baik apabila nanti karirnya menjadi seorang wirausaha atau
pengusaha itu tercapai dengan baik. Tidak hanya itu saja, konselor juga
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
memberikan saran terhadap klien, bahwa dalam bekerja, tentulah harus memiliki kecerdasan dalam bertindak, sikap kepemimpinan yang baik, dan
kemampuan dalam memecahkan berbagai persoalan yang ada dalam pekerjaan tersebut. Misalnya, dalam berbisnis, tentulah harus jujur dan
mempunyai etos kerja yang tinggi. Di samping itu, komunikasi antara bawahan dan atasan harus bisa berjalan dengan baik dan maksimal,
sehingga sebuah perusahaan itu akan menjadi maju dan sukses. Setelah itu, klien sangat termotivasi dan semangat dalam memilih karirnya, yaitu ingin
menjadi seorang pengusaha.
e. EvaluasiFollow Up
Langkah EvaluasiFollow Up, yaitu bertujuan untuk menilai atau mengetahui sampai sejauh mana terapi yang di lakukan untuk mencapai
hasilnya. Dalam langkah ini, dapat di lihat perkembangan diri klien untuk bisa memilih pilihan karir nya dalam waktu yang lebih jauh. Awalnya klien
bingung untuk menentukan pilihan karirnya, dan Alhamdulillah berkat proses teori John Krumboltz, InsyaAllah klien bisa menentukan pilihan
karirnya. Melalui wawancara yang singkat ini, konselor ingin membuktikan
bahwa pengalaman proses pengalaman belajar sosial, ketrampilan diri, dan keputusan dalam memecahkan masalah karir klien.
Konselor : Bagaimana perasaan Anda ketika Anda melihat-lihat orang- orang yang berjualan makanan di kantin sekolah itu? Apakah
Anda sudah merasa bisa menentukan pilihan karir Anda? Tentunya sesuai dengan ukuran kemampuan diri Anda.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Klien : Alhamdulillah, Ustadz, sekarang saya bisa menentukan pilihan
karir saya sendiri sesuai dengan kemampuan saya, yaitu saya ingin menjadi seorang pengusaha saja. Lagian, pengalaman saya
waktu berjualan di pondok membuat saya ingin menjadi pengusaha. Akan tetapi, waktu itu masih jauh Ustadz, kan saya
masih sekolah.. Hehehe.. Konselor : Hmm, Alhamdulillah kalau begitu ya dek Afkar, semoga bisa
cocok dengan kemampuan Anda. Disini saya hanya menguji dengan teori yang saya gunakan dan hasilnya itu tergantung dari
pada keputusan Anda sendiri, semoga bisa bermanfaat. Klien
: Iya Ustadz, Alhamdulillah, terima kasih telah membantu saya dalam menentukan peminatan pemilihan karir saya dengan proses
belajar sosial yang telah di jelaskan pada wawancara dan observasi pada diri saya. Semoga bisa menjadi berkah di
kemudian harinya.
7
2. Deskripsi Hasil Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir
Dengan Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian
Sidoarjo
Setelah melakukan proses bimbingan dan konseling karir dengan
menggunakan teori Social Learning Krumboltz untuk menentukan pilihan
karir siswa, yaitu dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi pada diri klien. Adapun hasil yang perubahan pemilihan karir
klien, di tunjukkan pada kemampuan pengalaman belajar sosialnya dengan temannya, yaitu di lingkungan pondok. Hanya saja keterbatasan waktu dan
7
Hasil Wawancara dengan Afkar Nadhif. N pada 23 Mei 2016 – 20 Juni 2016.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
perizinan waktu keluar pondok menyebabkan sempitnya penelitian yang dilakukan. Semoga hasilnya pun bisa menjadi maksimal dan baik untuk
klien. Adapun hasil dari penentuan pilihan karir klien melalui sikapnya yang
sudah membaik dan bisa memilih karirnya. Waktu kesehariannya waktu di pondok untuk mendapatkan pengalaman yang lebih banyak, yaitu ketika ada
waktu luang, klien berjualan dengan teman-temannya, bukan itu saja, klien juga ikut serta menjaga koperasi, karena di situ banyak pengalaman
berharga yang di dapat oleh klien, misalnya mengatur keuangan, berinteraksi dengan teman-temannya, sehingga potensi pemilihan karirnya
menjadi dekat, yaitu menjadi seorang pengusaha. Konselor: Bagaimana perasaan Anda, apakah cukup puas dengan pilihan
Anda? Klien
: Alhamdulillah Ustadz, lumayan bisa menentukan pilihan karir saya, dan doakan ya Ustadz supaya pilihan saya tepat.
Konselor : Iya, Alhamdulillah semoga pilihan Anda tidak salah ya, dan tetap semangat dalam belajar di sekolah. Karir Anda masih
jauh, tentunya dengan semangat belajar, semuanya dapat di capai dengan baik.
Klien : Iya Ustadz, terima kasih buat saran-sarannya, sungguh
menginspirasi sekali. Konselor : Iya dek, Amiin. Tetap semangat.
8
8
Hasil Wawancara dengan Afkar Nadhif. N pada 23 Mei 2016 – 20 Juni 2016.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah menyajikan data hasil wawancara, maka peneliti akan melakukan analisis data, yang mana pada proses analisis data ini nantinya akan memperoleh
hasil penemuan permasalahan klien yang dihadapinya sesuai dengan Teori Social Learning Krumboltz dalam menentukan pilihan karir Klien. Adapun analisis data
yang di peroleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:
A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Karir Dengan
Pendekatan Social Learning Krumboltz Dalam Menentukan Pemilihan Karir Seorang Siswa Kelas XI Di MA Bilingual Krian Sidoarjo
Dalam proses
Bimbingan dan
Konseling Karir,
konselor menggunakan Teori Social Learning Krumboltz untuk menentukan pilihan
karir klien. Teori ini bertujuan untuk menentukan pilihan karir siswa dan berusaha
untuk menggali potensi yang ada pada diri klien. Klien juga di beri arahan, supaya dia tetap konsisten dan yakin dalam pilihan karirnya. Adapun
langkah-langkah analisisnya, yaitu sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
Langkah identifikasi masalah bertujuan untuk mengetahui masalah klien yang sedang di hadapi. Awalnya klien ingin menjadi
ketua PBNU, lantaran sangat tertarik dengan tokoh NU. Namun, pada akhirnya untuk menjadi seorang ketua PBNU itu bukanlah merupakan
suatu karir, akan tetapi lebih mengarah kepada pelayanan masyarakat.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Untuk itu, konselor mengarahkan klien lagi untuk mengidentifikasi masalahnya. Berdasarkan wawancara klien yang ke 2, konselor
akhirnya menemukan solusinya, yaituklien telah membuka beberapa daftar fikirannya bahwasannya dulu ia pernah berjualan di lingkungan
pondoknya. Dari sinilah, klien menginginkan dirinya ingin menjadi seorang pengusaha. Demikian ringkasan wawancaranya:
Konselor Hmm..begini dek Afkar, setelah saya kemarin
berkonsultasi dengan dosen pembimbing saya, bahwa menjadi ketua PBNU itu bukan merupakan suatu karir,
akan tetapi menuju pada suatu pengabdian masyarakat. Karir di sini di artikan sebagai suatu jenjang atau masa
yang di dalamnya itu ada kemajuan dan perkembangan prestasi dalam dunia kerja. Akan tetapi, menjadi ketua
PBNU itu bukan merupakan suatu karir. Jadi, identifikasi permasalahan nanti kita bisa diskusikan
bersama dalam wawancara. Klien
Oh, jadi begitu ya Ustadz? Konselor
Iya, jadi ayo kita berdiskusi bersama dalam menentukan pilihan karir Anda ini berdasarkan
pengalaman Anda, tentunya dengan menggunakan teorinya Krumboltz.
Klien Iya Ustadz, silahkan..barangkali mau ada yang di
tanyakan lagi. Konselor
Oke, begini dek Afkar.. Ada nggak pengalaman Anda lagi untuk bisa menentukan karir Anda nantinya?
Klien Hmm.. Apa yang Ustadz, saya masih bingung..
Konselor Ya berdasarkan pengamatan lingkungan Anda dek.
Kira-kira apa?
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Klien Ya dulu saya pernah berjaga di ruang koperasi
bersama teman-teman saya. Dan di situ saya banyak memperoleh pengalaman-pengalaman yang banyak
Ustadz, seperti menghitung jumlah penjualan barang yang sudah laku, menata barang-barang, melayani
teman-teman pondok yang mau membeli sesuatu, dan masih banyak lagi Ustadz.
Konselor Hmm..begitu, terus apa yang terlintas dalam benak
Anda waktu itu? Klien
Ya saya ingin menjadi pengusaha, Ustadz.. Konselor
Yakin ingin jadi pengusaha? Klien
Iya Ustadz, karena banyak pengalaman-pengalaman saya yang dulu pernah saya alami.
Konselor Apa itu, selain menjaga koperasi?
Klien Ya dulu pernah berjualan di depan kamar pondok sama
teman saya. Ya untuk sekedar membantu mencari dana pondok dalam membantu kegiatan Islami
Konselor Oh..begitu.. jadi Anda memang memiliki bakat
berwirausaha ya? Klien
Hmm.. Iya Ustadz, InsyaAllah.. Hehehe.. Konselor
Hmm.. Oke, ya sudah besok saya mau bertanya-tanya lagi tentang bagaimana Anda bisa memilih menjadi
seorang pengusaha, apa kemampuan anda untuk menjadi seorang pengusaha, terinspirasi dari siapa
Anda ingin menjadi seorang pengusaha, dan sebagainya. Dan masih banyak lagi tentunya.
Klien Oh, iya Ustadz..silahkan.. kan ya butuh penelitian yang
selanjutnya.