Diklat PIM IV pimp4ISUAKTUAL

(1)

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia 2008


(2)

Hak Cipta© Pada: Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2008

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110

Telp. (62 21) 3568201, Fax. (62 21) 3800188

Isu Aktual Sesuai Tema

Jakarta – LAN – 2008 28 hlm: 15 x 21 cm ISBN: 979 – 8619 – 55- 2


(3)

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN

Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian menegaskan bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional, diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional. Untuk mewujudkan profesionalisme PNS ini, mutlak diperlukan peningkatan kompetensi, khususnya kompetensi kepemimpinan

bagi para pejabat dan calon pejabat Struktural Eselon IV baik di lingkungan pemerintah pusat maupun daerah. Sebagai pejabat struktural yang berada pada posisi paling depan atau ujung tombak, pejabat struktural eselon IV memainkan peran yang sangat penting karena bertanggung jawab dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatan-kegiatan secara langsung, sehingga buah karyanya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Untuk mempercepat upaya peningkatan kompetensi tersebut, Lembaga Administrasi Negara (LAN) telah menetapkan kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV. Dengan kebijakan ini, jumlah penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV dapat lebih ditingkatkan sehingga kebutuhan akan pejabat struktural eselon IV yang profesional dapat terpenuhi. Agar penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV menghasilkan alumni dengan kualitas yang sama, walaupun diselenggarakan dan diproses oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang berbeda, maka LAN menerapkan kebijakan standarisasi program Diklatpim Tingkat IV. Proses standarisasi meliputi keseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat,

iv

mulai dari aspek kurikulum yang meliputi rumusan kompetensi, mata Diklat dan strukturnya, metode dan skenario pembelajaran sampai pada pengadministrasian penyelenggaranya. Dengan proses standarisasi ini, maka kualitas penyelenggaraan dan alumni dapat lebih terjamin.

Salah satu unsur penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV yang mengalami proses standarisasi adalah modul untuk para peserta (participants’ book). Disadari sejak modul-modul tersebut diterbitkan, lingkungan strategis khususnya kebijakan-kebijakan nasional pemerintah juga terus berkembang secara dinamis. Di samping itu, konsep dan teori yang mendasari substansi modul juga mengalami perkembangan. Kedua hal inilah yang menuntut diperlukannya penyempurnaan secara menyeluruh terhadap modul-modul Diklatpim Tingkat IV ini.

Oleh karena itu, saya menyambut baik penerbitan modul-modul yang telah mengalami penyempurnaan ini, dan mengharapkan agar peserta Diklatpim Tingkat IV dapat memanfaatkannya secara optimal, bahkan dapat menggali kedalaman substansinya di antara sesama peserta dan para Widyaiswara dalam berbagai kegiatan pembelajaran selama Diklat berlangsung. Semoga modul hasil perbaikan ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

Kepada Prof. Juni Pranoto, M.Pd, Dra. Emma Rahmawiati, M.Si dan Drs. Agung A. Mataram, MM selaku penulis serta seluruh anggota Tim yang telah berpartisipasi, kami ucapkan terima kasih atas kesungguhan dan dedikasinya.

Jakarta, Juli 2008

KEPALA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA


(4)

v

KATA PENGANTAR

Sejalan dengan upaya mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang profesional melalui jalur pendidikan dan pelatihan (Diklat), pembinaan Diklat khususnya Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV ke arah Diklat berbasis kompetensi, terus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Salah satu upaya pembinaan yang telah ditempuh adalah melalui penerbitan modul Diklat.

Kehadiran modul Diklatpim Tingkat IV ini memiliki nilai strategis karena menjadi acuan dalam proses pembelajaran, sehingga kebijakan pembinaan Diklat yang berupa standarisasi penyelenggaraan Diklat dapat diwujudkan. Oleh karena itu, modul ini dapat membantu widyaiswara atau fasilitator Diklat dalam mendisain pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta Diklat; membantu pengelola dan penyelenggara Diklat dalam penyelenggaraan Diklat; dan membantu peserta Diklat dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk maksud inilah maka dilakukan penyempurnaan terhadap keseluruhan modul Diklat Kepemimpinan Tingkat IV yang meliputi substansi dan format.

Disadari bahwa perkembangan lingkungan strategis berlangsung lebih cepat khususnya terhadap dinamika peraturan perundangan yang diterbitkan dalam rangka perbaikan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, maka kualitas modul terutama kesesuaian isi dengan kebijakan yang berkembang perlu terus dipantau dan disesuaikan manakala terdapat hal-hal yang sudah tidak relevan lagi. Sehubungan dengan hal ini, modul ini dapat pula dipandang sebagai bahan minimal Diklat, dalam artian bahwa setelah substansinya disesuaikan dengan perkembangan yang ada, maka dapat dikembangkan selama relevan dengan hasil belajar yang akan dicapai dalam modul ini. Oleh karena itu, kami harapkan bahwa dalam rangka menjaga kualitas modul ini, peranan widyaiswara termasuk

vi

peserta Diklat juga dibutuhkan. Kongkritnya, widyaiswara dapat melakukan penyesuaian dan pengembangan terhadap isi modul, sedangkan peserta Diklat dapat memperluas bacaan yang relevan dengan modul ini, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dinamis, interaktif dan aktual.

Selamat memanfaatkan modul Diklat Kepemimpinan Tingkat IV ini. Semoga melalui modul ini, kompetensi kepemimpinan bagi peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV dapat tercapai.

Jakarta, Juli 2008 DEPUTI BIDANG PEMBINAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

APARATUR


(5)

DAFTAR ISI

SAMBUTAN ... iii

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Deskripsi Singkat... 4

C. Hasil Belajar ... 5

D. Indikator Hasil Belajar ... 5

E. Materi Pokok ... 5

F. Manfaat... 6

BAB II PENGENALAN ISU ... 7

A. Pengertian Isu Aktual ... 7

B. Kriteria... 8

C. Rumusan Narasi Isu... 10

D. Pemahaman Tema Kaitannya dengan Isu... 10

E. Latihan... 11

F. Rangkuman ... 13

BAB III MENGGALI ISU... 14

A. Sumber Isu... 14

B. Identifikasi Isu ... 15

C. Pemilihan Isu ... 16

D. Latihan... 16

E. Rangkuman... 18

BAB IV PENUTUP... 19

A. Simpulan... 19

B. Tindak Lanjut ... 20


(6)

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah terjadi perubahan-perubahan yang besar. Perubahan ini bermula dari krisis moneter yang kemudian meluas menjadi krisis multi dimensional. Tuntutan perubahan juga telah bergesernya peran pemerintah dari pelaku utama menjadi hanya memfasilitasi. Berarti peran pemerintah lebih mengarah untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman serta menekankan pada upaya menciptakan iklim bagi berkembangnya kegiatan di masyarakat dan dunia usaha dengan menyediakan kemudahan. Sejalan dengan hal tersebut maka membutuhkan bentuk manajemen pemerintahan yang efektif, pengelolaan yang amanah dan kemitraan yang harmonis antara sektor Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat.

Pada perkembangannya yang menjadi tantangan dalam pembangunan adalah upaya meminimalkan kesenjangan antara kebutuhan organisasi dengan sumber daya manusia yang tersedia. Di mana manusia sebagai aset yang memberikan kontribusi, dapat menciptakan suatu nilai, iklim kerja yang menjamin eksistensi dan pengembangan organisasi itu sendiri.

2 Isu Aktual Sesuai Tema

Saat ini yang menjadi hal utama dalam mewujudkan konsep tersebut adalah menyiapkan sumber daya manusia aparatur menuju kepemerintahan yang baik dalam rangka menyongsong persaingan global serta pelaksanaan otonomi daerah.

Setiap aparatur pemerintah perlu memahami isu yang berkembang serta mengenali permasalahan-permasalahan yang terjadi sesuai perubahan dan dinamika yang ada. Hal ini diperlukan karena peran pokok aparatur pemerintah adalah menyelenggarakan tugas-tugas pelayanan maupun tugas-tugas pembangunan yang memerlukan landasan yang jelas, cepat, dan sesuai dengan dinamika yang ada.

Agar dapat memahami dan mewujudkan kepemerintahan yang baik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, maka seseorang harus mampu melihat berbagai isu yang sedang menjadi pusat perhatian masyarakat dengan melakukan pengamatan secara cermat apa yang sedang terjadi, akan terjadi, dan sewaktu-waktu dapat terjadi dan mendengar keluhan, melakukan tindakan, serta turut merasakan apa yang sedang dirasakan.

Tentunya hanya sumber daya manusia yang berkualitaslah yang dapat memahami betul isu-isu yang ada di masyarakat dan berkompetitif, sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dan menghasilkan konsep pembangunan yang bermanfaat. Oleh sebab itu sebagai aparatur pemerintah ditantang untuk bekerja lebih berkualitas.


(8)

Modul Diklatpim Tingkat IV 3 Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama Aparatur Negara memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan masyarakat madani, masyarakat teknologi, dan masyarakat terbuka. Masyarakat madani adalah masyarakat yang setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk berprestasi. Masyarakat yang saling menghargai antara yang satu dengan yang lainnya. Masyarakat yang mengakui hak asasi manusia, menghormati prestasi, bertanggung jawab pada kelangsungan masyarakat dan yang memungkinkan perkembangan seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia. Masyarakat teknologi adalah masyarakat yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara menyeluruh disebabkan oleh tuntutan percepatan informasi yang diwujudkan dalam bentuk teknologi/komputerisasi. Masyarakat terbuka adalah masyarakat yang menghendaki adanya keterbukaan dan mau menerima kritikan serta saran dari semua pihak.

Untuk itu dibutuhkan sosok PNS sebagai pimpinan yang memiliki kompetensi, pengetahuan, sikap dan perilaku patut dan memadai, sadar akan tanggung jawab sebagai pelayan publik, memiliki wawasan yang luas, peka dan dapat menangkap persoalan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, salah satu kompetensi yang dipersyaratkan bagi pejabat Eselon IV antara lain memiliki kemampuan sebagai pengelola kegiatan dalam rangka memecahkan dan menyelesaikan isu-isu yang berkembang sesuai

4 Isu Aktual Sesuai Tema

dengan tugas dan tanggung jawabnya termasuk di bidang pelayanan publik.

B.

Deskripsi Singkat

Dalam Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV, TEMA terlebih dahulu harus dirumuskan oleh Penyelenggara Instansi/Lembaga Diklat yang bersangkutan.

Sumber-sumber isu aktual sesuai tema umumnya diperkaya dari mata Diklat Muatan Teknis Substantif Lembaga (MTSL), serta dari seluruh kajian dalam pembelajaran Diklatpim Tingkat IV baik Kajian Sikap dan Perilaku, Kajian Manajemen Publik maupun Kajian Pembangunan.

Isu aktual yang telah dibahas, dapat dipergunakan dalam proses pembelajaran lebih lanjut seperti penulisan dan diskusi Kertas Kerja Perseorangan (KKP), Kertas Kerja Kelompok/Angkatan (KKK/A), Observasi Lapangan (OL) dan juga dapat diaplikasikan pada pasca diklat.

Dalam proses pembelajaran isu aktual ini nantinya akan dihasilkan sosok aparatur yang memiliki kemampuan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan untuk mewujudkan good governance.


(9)

Modul Diklatpim Tingkat IV 5

C.

Hasil Belajar

Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini peserta Diklat diharapkan mampu memahami arti, makna, sumber, peran, posisi serta hubungan isu aktual sesuai tema dengan tema dan mata Diklat lainnya.

D.

Indikator Hasil Belajar

Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini:

1. Peserta mampu menjelaskan arti dan makna isu

2. Peserta mengetahui pentingnya isu aktual bagi seorang pimpinan

3. Peserta mampu menyebutkan kriteria dan area isu yang dapat ditetapkan

4. Peserta mampu menjelaskan TEMA serta hubungannya dengan isu aktual

5. Peserta mampu menjelaskan peran dan posisi isu aktual sesuai tema dalam proses pembelajaran aktualisasi

6. Peserta mampu menyebutkan sumber/asal isu aktual 7. Peserta mampu mengidentifikasi isu

8. Peserta mampu memilih dan menetapkan isu dengan validasi

E.

Materi Pokok

Materi pokok yang akan dibahas dalam modul ini adalah: 1. Pengertian isu

2. Kriteria isu 3. Pemahaman tema

6 Isu Aktual Sesuai Tema

4. Sumber dan identifikasi isu 5. Pemilihan dan validasi isu 6. Penetapan isu aktual 7. Tindak lanjut isu

F.

Manfaat

Berbekal hasil belajar pada modul Isu Aktual Sesuai Tema, peserta diharapkan mampu mengenal dan menggali isu-isu aktual unit organisasinya yang terkait dengan Tema Diklat yang selanjutnya dianalisis agar diperoleh isu yang prioritas untuk ditindaklanjuti dalam bentuk kegiatan. Isu aktual ini akan bermanfaat dalam proses aktualisasi kepemimpinan selama penyelenggaraan Diklat berlangsung seperti dalam proses Observasi Lapangan (OL), proses penulisan Kertas Kerja Angkatan (KKA), maupun dalam penulisan Kertas Kerja Perseorangan (KKP). Setelah penyelenggaraan Diklat, kemampuan mengenali dan menggali isu ini akan terus dituntut guna meningkatkan kinerja unit organisasinya.


(10)

7

BAB II

PENGENALAN ISU

A.

Pengertian Isu Aktual

1. Arti Isu

Secara sederhana isu dapat diartikan sebagai sebuah persoalan, atau isu dapat juga dikatakan sebagai sebuah masalah, sesuatu yang sedang menjadi perhatian, yang terlintas khabar, desas desus atau banyak lagi peristilahan lain. Isu berarti sebuah pokok persoalan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun 1997, isu adalah “masalah yang dikedepankan”.

Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun 1993, isu adalah:

a. Masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi; b. Kabar angin yang tidak jelas asal usulnya dan tidak

terjamin kebenarannya; c. Kabar, desas-desus.

Dalam Kamus Bahasa Inggris dijelaskan berbagai arti isu (issue) antara lain:

a. To discuss an issue, membicarakan pokok persoalan; b. To avoid the issue, menghindari pokok persoalan; c. To confuse the issue, mengaburkan pokok persoalan; Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu mengenali isu-isu aktual yang sesuai dengan Tema Diklat.

8 Isu Aktual Sesuai Tema

d. To face the issue, menghadapi isu;

e. To force the issue, memaksa mengambil keputusan terhadap suatu isu;

f. At issue, isu yang diperselisihkan.

2. Arti Aktual

Dalam praktinya, aktual memiliki beberapa makna antara lain: benar terjadi atau akan terjadi, sedang menjadi perhatian orang banyak dan merupakan berita hangat.

Mengacu pada makna-makna aktual tadi, maka isu aktual berarti ‘masalah atau pokok persoalan yang benar terjadi atau akan terjadi (yang bisa dipertanggung jawabkan) dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak’.

B.

Kriteria

Dalam pembelajaran isu aktual sesuai tema ini, tidak semua isu dapat dikategorikan sebagai isu aktual. Isu aktual yang dibahas adalah isu yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

Ada empat kriteria yang dapat dipertimbangkan dalam memilih isu penting yaitu:

Pertama: Aktual (Terjadi/akan Terjadi)

Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian, sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat. jadi bukan isu yang sudah lepas dari perhatian masyarakat atau isu yang sudah basi.


(11)

Modul Diklatpim Tingkat IV 9

Kedua: Kekhalayakan

Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja.

Ketiga: Problematik

Isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentutan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya.

Keempat: Kelayakan

Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung jawab.

Sebagaimaan yang kita ketahui bahwa di samping kriteria, penggalian isu juga dapat diperoleh melalui berbagai aspek antara lain: aspek organisasi, sumber daya manusia dan pelayanan. Namun tidak semua isu yang berhubungan dengan ketiga aspek tersebut di atas perlu dibicarakan dan dipecahkan melainkan harus disesuaikan dengan organisasi atau unit kerja.

Isu tersebut merupakan masalah mendesak yang memerlukan berbagai upaya alternatif jalan keluar dengan berbagai aktifitas dan tindakan nyata.

10 Isu Aktual Sesuai Tema

C.

Rumusan Narasi Isu

Untuk menetapkan suatu isu menjadi isu yang dapat ditindaklanjuti dalam bentuk kegiatan, maka narasi/pernyataan isu harus jelas. Kejelasan isu tersebut ditandai dengan adanya minimal unsur subyek dan keterangan. Subyek menandakan ada pelaku dari isu tersebut, sedangkan keterangan menunjukkan kondisi atau keadaan dari isu tersebut.

Contoh Isu:

1. Belum optimalnya pelayanan umum pada Kecamatan X

Ket: Subyeknya adalah aparatur Kecamatan X, sedangkan keterangannya adalah belum optimalnya pelayanan.

2. Motivasi pegawai masih rendah

Ket: Subyeknya adalah pegawai, sedangkan keterangannya adalah motivasi yang rendah.

Non Contoh:

1. Disiplin (tidak jelas subyek dan keterangannya)

2. Ada Tsunami (tidak jelas mana subyek dan keterangan)

D.

Pemahaman Tema Kaitannya dengan Isu

Kamus Besar Bahasa Indonesia, tema atau theme mengandung arti pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, yang dipakai sebagai dasar dalam menulis dan membahas sesuatu). Dengan demikian tema juga dapat diartikan sebagai pokok


(12)

Modul Diklatpim Tingkat IV 11 pikiran yang dipakai sebagai dasar untuk memecahkan suatu masalah atau suatu isu.

Tema merupakan titik tolak dan tempat bermuaranya pemecahan isu. Dengan merumuskan tema, kita dapat menentukan dari mana kita akan memulai memecahkan masalah, dan tahu apakah masalah sudah terpecahkan atau memerlukan tindak lanjut. Tema, akan memfokuskan dan membimbing kita dalam melakukan langkah yang harus diambil dalam penyelesaian masalah. Dan akhirnya rumusan tema harus mampu memotivasi, menantang, dan dapat menarik minat pelanggan (customer interest) untuk berdama-sama secara interaktif mengambil bagian dalam pemecahan masalah untuk kepentingan bersama.

Setiap instansi penyelenggara Diklat yang akan melaksanakan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV wajib menyusun tema yang berbeda pada setiap angkatan.

Contoh:

Dengan Profesionalisme Aparatur, Kita Tingkatkan Operasionalisasi Pelayanan Prima Guna Mewujudkan Kepemerintahan yang Baik

E.

Latihan

Bacalah dengan cermat kasus berikut ini:

Pemerintah Kabupaten Sambas kembali merekrut pemuda yang tinggal di perbatasan Kalimantan Barat – Serawak (Malaysia) untuk mengikuti pelatihan bela negara. Selain untuk memupuk

12 Isu Aktual Sesuai Tema

nasionalisme, diharapkan dengan pelatihan itu para pemuda tersebut turut aktif menjaga wilayah NKRI di perbatasan.

“Tahun 2007 sudah satu angkatan atau 50 pemuda di Sajingan yang ikut pelatihan bela negara. Tahun ini satu angkatan lagi (50 orang) dari Paloh,” kata Bupati Sambas BAR, Selasa (8/4), di sela-sela seminar tentang percepatan pembangunan kawasan perbatasan di Pontianak, Kalimantan Barat.

Pemuda di perbatasan yang berusia 17-30 tahun itu, lanjut BAR, dilatih selama dua minggu di Pantai Pasir Panjang Singkawang. Di sana mereka menerima materi pendidikan cinta bangsa, pelatihan disiplin, dan sedikit pelatihan militer.

Targetnya, kata BAR lagi, 400 pemuda Sambas yang tinggal di wilayah perbatasan bisa direkrut untuk mengikuti pelatihan yang murni dibiayai APBD Sambas. “Pelatihan ini tidak untuk berperang dengan negara tetangga. Kami hanya ingin menumbuhkan kesadaran di kalangan pemuda perbatasan bahwa sejelek apa pun negara Indonesia harus tetap dibela,” katanya.

Anggota Komisi XI DPR Fraksi PAN dari Daerah Pemilihan Kalimantan Barat sekaligus anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang (RUU) Wilayah Negara, FA, yang turut berbicara dalam seminar itu mengatakan, pelatihan bela negara menjadi salah satu materi yang akan diusulkan dalam pembahasan RUU Wilayah Negara.


(13)

Modul Diklatpim Tingkat IV 13 “Pelatihan bela negara di Sambas bisa menjadi model yang di adopsi daerah lain untuk membantu TNI dalam mengamankan wilayah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Pendekatan ideologis melalui model ini tidak memerlukan biaya yang banyak karena, seperti di Sambas, satu angkatan yang terdiri atas 50 orang hanya membutuhkan biaya Rp 48 juta,” katanya.

Tugas:

1. Identifikasilah isu-isu yang terdapat dalam kasus tersebut. 2. Tetapkan subyek dan keterangan isu tersebut.

3. Apakah isu tersebut relevan dengan Tema Diklat yang Saudara ikuti?

F.

Rangkuman

Isu pada hakikatnya adalah permasalahan yang apabila dibiarkan berlarut-larut maka dapat semakin memburuk. Oleh karena itu perlu ditindaklanjuti dalam bentuk kegiatan-kegiatan nyata.

Seorang pemimpin termasuk pejabat struktural Eselon IV dituntut memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengenali isu. Pada tahap awal ini, pemimpin paling tidak mampu mengenal bahwa isu yang sebenarnya adalah isu yang aktual, memiliki kekhalayakan, problematik dan kelayakan.

BAB III

MENGGALI ISU

A.

Sumber Isu

Sumber-sumber yang dapat diambil untuk menggali isu aktual cukup banyak dan luas, hal ini tentunya perlu kita batasi ruang lingkupnya sesuai dengan pembelajaran Diklatpim Tingkat IV yaitu isu yang berkaitan pada konteks proses aktualisasi.

Sumber isu dapat digali dari:

1. Muatan Teknis Substantif Lembaga (MTSL)

Hal ini diambil dari ceramah yang diberikan oleh narasumber dari Instansi/Lembaga Penyelenggara Diklat. Tentunya peserta harus memahami keterkaitan kebijakan instansinya dan kegiatan-kegiatan operasional substansi dengan berbagai permasalahan isu aktual yang terjadi.

2. Lainnya

Sumber isu lainnya dapat diambil dari materi pembelajaran (Kajian Sikap dan Perilaku, Kajian Manajemen Publik dan Kajian Pembangunan) serta dari Media Massa, para Profesional/Pakar dan lainnya.

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu menggali isu-isu aktual yang sesuai dengan


(14)

Modul Diklatpim Tingkat IV 15

B.

Identifikasi Isu

Dalam proses analisis pada umumnya kegiatan yang terlebih dahulu dilakukan adalah identifikasi. Kegiatan identifikasi ini dapat dilakukan melalu beberapa teknik antara lain curah pendapat, nominal group, diskusi kelompok dan lain sebagainya yang intinya menggali isu-isu.

Tahap awal yang dilakukan dalam mengidentifikasi adalah terlebih dahulu menggali dimensi pada tema yang tertuang/terkandung dalam pokok-pokok pikiran untuk mengetahui penyebab maupun dampak yang mungkin muncul.

Contoh Identifikasi

PERMASALAHAN DIMENSI PENYEBAB

DAMPAK

Rendahnya Kualitas Layanan Umum Organisasi SDM Pelayanan • peraturan • komitmen • tugas • keahlian • mental • motivasi • lingkungan • standar

16 Isu Aktual Sesuai Tema

C.

Pemilihan Isu

Untuk memilih isu aktual dilakukan dengan urutan prioritas dengan cara pemberian bobot sesuai dengan kriteria pada setiap isu yang ada. Penilaian bobot tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pemilihan prioritas seperti, USG, CBA, Tapisan dan lain sebagainya.

Contoh:

KRITERIA PENYEBAB/DAMPAK

A P K L PRIORITAS

• lemahnya peraturan

• rendahnya komitmen

• belum adanya uraian tugas yang jelas

• lemahnya penempatan

• kurangnya motivasi

• lingkungan kurang kondusif

• belum adanya standar yang jelas

Keterangan:

A = Aktual (terjadi/akan terjadi) P = Problematik

K = Kekhalayakan L = Layak

D.

Latihan

Bacalah dengan cermat kasus berikut ini:

Sarana dan prasarana sekolah di sejumlah daerah masih jauh dari layak. Selain masalah kerusakan gedung sekolah yang parah, banyak fasilitas mendasar tak dimiliki sejumlah sekolah.


(15)

Modul Diklatpim Tingkat IV 17 Padahal, masalah kerusakan gedung sekolah ditargetkan pemerintah bisa selesai paling lambat tahun 2009. Pada kenyataannya, dalam pantauan di beberapa wilayah di Banten dan Jawa Barat, Selasa (8/4), masih ditemui persoalan gedung sekolah yang rusak parah sehingga terancam ambruk, sekolah kekurangan ruangan kelas, hingga sekolah yang tak memiliki fasilitas perpustakaan dan tempat buang air kecil.

Ratusan siswa SDN Cikaret, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, misalnya sampai saat ini terpaksa belajar di gedung sekolah yang hampir roboh. Dinding bangunan sekolah yang terbuat dari papan dan bilik bambu sudah rusak sehingga ruangan kelas jadi menyambung.

Kondisi sekolah yang rusak dan fasilitas yang kurang juga terdapat di sekolah yang terletak di pusat kecamatan, seperti SDN Ciparay I dan II, Kecamatan Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi. Perbaikan secara swadaya sudah diupayakan masyarakat, tetapi baru bisa untuk tiga ruangan kelas yang sangat sederhana.

Sementara itu, SDN Cibeber 5 Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, kekurangan satu ruangan kelas. Akibatnya, siswa kelas II belajar di teras depan kelas I.

Kondisi sekolah yang sangat memprihatinkan terlihat di SDN filial Lebak Pendeuy I, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak. Sekolah yang sudah dua tahun diselenggarakan pemerintah ini menggunakan satu ruangan kelas yang terbuat dari bilik bambu yang sudah tua dan kondisinya lebih mirip kandang ayam.

18 Isu Aktual Sesuai Tema

Menteri Pendidikan Nasional BS mengatakan pemerintah pusat dan daerah sebenarnya sudah sepakat untuk memperbaiki perbaikan sekolah rusak dengan besar 50 : 50. Dengan kesepakatan ini, seharusnya perbaikan sekolah rusak tetap bisa selesai paling lama akhir tahun depan.

Tugas: Gali, identifikasi, dan pilih isu yang dapat ditindaklanjuti dalam bentuk kegiatan.

E.

Rangkuman

Menggali isu pada dasarnya merupakan kegiatan rasional dalam rangka menetapkan isu mana yang prioritas untuk ditindaklanjuti dalam bentuk kegiatan. Untuk itu, seorang pejabat struktural Eselon IV perlu memahami bahwa menggali isu terdiri atas langkah-langkah yaitu mengidentifikasi isu, menganalisis isu, dan memilih isu prioritas.


(16)

19

BAB IV

PENUTUP

A.

Simpulan

Pendekatan andragogi atau pendidikan bagi orang dewasa mensyaratkan terjadinya partisipasi belajar aktif. Indikator belajar bagi orang dewasa adalah tingginya keterlibatan peserta pelatihan, belajar berorientasi pada pengalaman yang telah dimiliki dan tumbuhnya prakarsa peserta.

Dalam mempelajari modul isu aktual sesuai tema untuk Diklatpim Tingkat IV, dibutuhkan berbagai kegiatan peserta baik secara perseorangan, maupun kelompok. Materi dalam modul ini, yang berkisar tentang teknik-teknik mengenai isu, sampai pemilihan isu. Adapun materi yang terkait dengan substansi isu seperti pengembangan organisasi, pengembangan SDM, dan bidang pelayanan, hanya dibahas sebatas contoh-contoh isu saja. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk mempelajari bahan tersebut secara utuh dari buku-buku yang tersedia di perpustakaan atau membelinya di toko-toko buku. Dari isu-isu yang disajikan dalam latihan, peserta Diklat diminta untuk mengembangkan menjadi berbagai tema yang kemudian akan dijadikan bahan kajian peserta latihan dan dirumuskan dalam kertas kerja. Dengan sendirinya isu dalam ketiga bidang ini masih sangat banyak, apabila peserta aktif menggalinya.

20 Isu Aktual Sesuai Tema

Latihan-latihan yang disajikan, disarankan untuk senantiasa dihubungkan dengan pengalaman yang telah dimiliki. Sebagai bahan analisis, sangat baik untuk menghubungkannya dengan organisasi atau unit di tempat bekerja. Hal ini akan sangat memudahkan dan memungkinkan mendapat gambaran yang lebih konkrit.

B.

Tindak Lanjut

Melalui penguasaan terhadap cara menggali, mengidentifikasi dan memilih isu aktual yang diperoleh pada pembelajaran sebelumnya, maka peserta dapat menetapkan isu aktual untuk berbagai kegiatan. Isu aktual ini kemudian dapat ditindaklanjuti dalam bentuk pengelolaan kegiatan dalam memecahkan permasalahan pada isu tersebut. Tentu saja dalam mempertajam analisis terhadap isu tersebut diperlukan alat-alat analisis yang telah dipelajari sebelumnya seperti SWOT, Cost Benefit, Fishbone, dan sebagainya. Isu aktual beserta alat analisis tadi dipergunakan selama Diklatpim Tingkat IV untuk menyelesaikan tugs-tugas aktual saja seperti penulisan KKP, penulisan KKK-KKA, dan penulisan laporan OL.

Dengan menguasai cara menggali, mengidentifikasi dan memilih isu aktual melalui modul ini serta dilanjutkan dengan latihan-latihan dalam penulisan kertas kerja dan laporan, peserta dapat membahas isu aktual yang berkembang di unit kerja/instansinya untuk diusulkan sebagai bentuk kegiatan di unit kerjanya dalam rangka meningkatkan kinerja unit.


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Echols, John M. dan Hassan Shadily. (1975). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia

—————. (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: ——


(1)

pikiran yang dipakai sebagai dasar untuk memecahkan suatu masalah atau suatu isu.

Tema merupakan titik tolak dan tempat bermuaranya pemecahan isu. Dengan merumuskan tema, kita dapat menentukan dari mana kita akan memulai memecahkan masalah, dan tahu apakah masalah sudah terpecahkan atau memerlukan tindak lanjut. Tema, akan memfokuskan dan membimbing kita dalam melakukan langkah yang harus diambil dalam penyelesaian masalah. Dan akhirnya rumusan tema harus mampu memotivasi, menantang, dan dapat menarik minat pelanggan (customer interest) untuk berdama-sama secara interaktif mengambil bagian dalam pemecahan masalah untuk kepentingan bersama.

Setiap instansi penyelenggara Diklat yang akan melaksanakan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV wajib menyusun tema yang berbeda pada setiap angkatan.

Contoh:

Dengan Profesionalisme Aparatur, Kita Tingkatkan Operasionalisasi Pelayanan Prima Guna Mewujudkan Kepemerintahan yang Baik

E.

Latihan

Bacalah dengan cermat kasus berikut ini:

Pemerintah Kabupaten Sambas kembali merekrut pemuda yang tinggal di perbatasan Kalimantan Barat – Serawak (Malaysia) untuk mengikuti pelatihan bela negara. Selain untuk memupuk

nasionalisme, diharapkan dengan pelatihan itu para pemuda tersebut turut aktif menjaga wilayah NKRI di perbatasan.

“Tahun 2007 sudah satu angkatan atau 50 pemuda di Sajingan yang ikut pelatihan bela negara. Tahun ini satu angkatan lagi (50 orang) dari Paloh,” kata Bupati Sambas BAR, Selasa (8/4), di sela-sela seminar tentang percepatan pembangunan kawasan perbatasan di Pontianak, Kalimantan Barat.

Pemuda di perbatasan yang berusia 17-30 tahun itu, lanjut BAR, dilatih selama dua minggu di Pantai Pasir Panjang Singkawang. Di sana mereka menerima materi pendidikan cinta bangsa, pelatihan disiplin, dan sedikit pelatihan militer.

Targetnya, kata BAR lagi, 400 pemuda Sambas yang tinggal di wilayah perbatasan bisa direkrut untuk mengikuti pelatihan yang murni dibiayai APBD Sambas. “Pelatihan ini tidak untuk berperang dengan negara tetangga. Kami hanya ingin menumbuhkan kesadaran di kalangan pemuda perbatasan bahwa sejelek apa pun negara Indonesia harus tetap dibela,” katanya.

Anggota Komisi XI DPR Fraksi PAN dari Daerah Pemilihan Kalimantan Barat sekaligus anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang (RUU) Wilayah Negara, FA, yang turut berbicara dalam seminar itu mengatakan, pelatihan bela negara menjadi salah satu materi yang akan diusulkan dalam pembahasan RUU Wilayah Negara.


(2)

Modul Diklatpim Tingkat IV 13

“Pelatihan bela negara di Sambas bisa menjadi model yang di adopsi daerah lain untuk membantu TNI dalam mengamankan wilayah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Pendekatan ideologis melalui model ini tidak memerlukan biaya yang banyak karena, seperti di Sambas, satu angkatan yang terdiri atas 50 orang hanya membutuhkan biaya Rp 48 juta,” katanya.

Tugas:

1. Identifikasilah isu-isu yang terdapat dalam kasus tersebut. 2. Tetapkan subyek dan keterangan isu tersebut.

3. Apakah isu tersebut relevan dengan Tema Diklat yang Saudara ikuti?

F.

Rangkuman

Isu pada hakikatnya adalah permasalahan yang apabila dibiarkan berlarut-larut maka dapat semakin memburuk. Oleh karena itu perlu ditindaklanjuti dalam bentuk kegiatan-kegiatan nyata. Seorang pemimpin termasuk pejabat struktural Eselon IV dituntut memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengenali isu. Pada tahap awal ini, pemimpin paling tidak mampu mengenal bahwa isu yang sebenarnya adalah isu yang aktual, memiliki kekhalayakan, problematik dan kelayakan.

BAB III

MENGGALI ISU

A.

Sumber Isu

Sumber-sumber yang dapat diambil untuk menggali isu aktual cukup banyak dan luas, hal ini tentunya perlu kita batasi ruang lingkupnya sesuai dengan pembelajaran Diklatpim Tingkat IV yaitu isu yang berkaitan pada konteks proses aktualisasi.

Sumber isu dapat digali dari:

1. Muatan Teknis Substantif Lembaga (MTSL)

Hal ini diambil dari ceramah yang diberikan oleh narasumber dari Instansi/Lembaga Penyelenggara Diklat. Tentunya peserta harus memahami keterkaitan kebijakan instansinya dan kegiatan-kegiatan operasional substansi dengan berbagai permasalahan isu aktual yang terjadi.

2. Lainnya

Sumber isu lainnya dapat diambil dari materi pembelajaran (Kajian Sikap dan Perilaku, Kajian Manajemen Publik dan Kajian Pembangunan) serta dari Media Massa, para Profesional/Pakar dan lainnya.

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu menggali isu-isu aktual yang sesuai dengan


(3)

B.

Identifikasi Isu

Dalam proses analisis pada umumnya kegiatan yang terlebih dahulu dilakukan adalah identifikasi. Kegiatan identifikasi ini dapat dilakukan melalu beberapa teknik antara lain curah pendapat, nominal group, diskusi kelompok dan lain sebagainya yang intinya menggali isu-isu.

Tahap awal yang dilakukan dalam mengidentifikasi adalah terlebih dahulu menggali dimensi pada tema yang tertuang/terkandung dalam pokok-pokok pikiran untuk mengetahui penyebab maupun dampak yang mungkin muncul.

Contoh Identifikasi

PERMASALAHAN DIMENSI PENYEBAB

DAMPAK Rendahnya Kualitas

Layanan Umum

Organisasi

SDM

Pelayanan

• peraturan

• komitmen

• tugas

• keahlian

• mental

• motivasi

• lingkungan

• standar

C.

Pemilihan Isu

Untuk memilih isu aktual dilakukan dengan urutan prioritas dengan cara pemberian bobot sesuai dengan kriteria pada setiap isu yang ada. Penilaian bobot tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pemilihan prioritas seperti, USG, CBA, Tapisan dan lain sebagainya.

Contoh:

KRITERIA PENYEBAB/DAMPAK

A P K L PRIORITAS • lemahnya peraturan

• rendahnya komitmen • belum adanya uraian

tugas yang jelas • lemahnya penempatan • kurangnya motivasi • lingkungan kurang

kondusif

• belum adanya standar yang jelas

Keterangan:

A = Aktual (terjadi/akan terjadi) P = Problematik

K = Kekhalayakan L = Layak

D.

Latihan

Bacalah dengan cermat kasus berikut ini:

Sarana dan prasarana sekolah di sejumlah daerah masih jauh dari layak. Selain masalah kerusakan gedung sekolah yang


(4)

Modul Diklatpim Tingkat IV 17

Padahal, masalah kerusakan gedung sekolah ditargetkan pemerintah bisa selesai paling lambat tahun 2009. Pada kenyataannya, dalam pantauan di beberapa wilayah di Banten dan Jawa Barat, Selasa (8/4), masih ditemui persoalan gedung sekolah yang rusak parah sehingga terancam ambruk, sekolah kekurangan ruangan kelas, hingga sekolah yang tak memiliki fasilitas perpustakaan dan tempat buang air kecil.

Ratusan siswa SDN Cikaret, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, misalnya sampai saat ini terpaksa belajar di gedung sekolah yang hampir roboh. Dinding bangunan sekolah yang terbuat dari papan dan bilik bambu sudah rusak sehingga ruangan kelas jadi menyambung.

Kondisi sekolah yang rusak dan fasilitas yang kurang juga terdapat di sekolah yang terletak di pusat kecamatan, seperti SDN Ciparay I dan II, Kecamatan Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi. Perbaikan secara swadaya sudah diupayakan masyarakat, tetapi baru bisa untuk tiga ruangan kelas yang sangat sederhana.

Sementara itu, SDN Cibeber 5 Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, kekurangan satu ruangan kelas. Akibatnya, siswa kelas II belajar di teras depan kelas I.

Kondisi sekolah yang sangat memprihatinkan terlihat di SDN filial Lebak Pendeuy I, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak. Sekolah yang sudah dua tahun diselenggarakan pemerintah ini menggunakan satu ruangan kelas yang terbuat dari bilik bambu yang sudah tua dan kondisinya lebih mirip kandang ayam.

18 Isu Aktual Sesuai Tema

Menteri Pendidikan Nasional BS mengatakan pemerintah pusat dan daerah sebenarnya sudah sepakat untuk memperbaiki perbaikan sekolah rusak dengan besar 50 : 50. Dengan kesepakatan ini, seharusnya perbaikan sekolah rusak tetap bisa selesai paling lama akhir tahun depan.

Tugas: Gali, identifikasi, dan pilih isu yang dapat ditindaklanjuti dalam bentuk kegiatan.

E.

Rangkuman

Menggali isu pada dasarnya merupakan kegiatan rasional dalam rangka menetapkan isu mana yang prioritas untuk ditindaklanjuti dalam bentuk kegiatan. Untuk itu, seorang pejabat struktural Eselon IV perlu memahami bahwa menggali isu terdiri atas langkah-langkah yaitu mengidentifikasi isu, menganalisis isu, dan memilih isu prioritas.


(5)

BAB IV

PENUTUP

A.

Simpulan

Pendekatan andragogi atau pendidikan bagi orang dewasa mensyaratkan terjadinya partisipasi belajar aktif. Indikator belajar bagi orang dewasa adalah tingginya keterlibatan peserta pelatihan, belajar berorientasi pada pengalaman yang telah dimiliki dan tumbuhnya prakarsa peserta.

Dalam mempelajari modul isu aktual sesuai tema untuk Diklatpim Tingkat IV, dibutuhkan berbagai kegiatan peserta baik secara perseorangan, maupun kelompok. Materi dalam modul ini, yang berkisar tentang teknik-teknik mengenai isu, sampai pemilihan isu. Adapun materi yang terkait dengan substansi isu seperti pengembangan organisasi, pengembangan SDM, dan bidang pelayanan, hanya dibahas sebatas contoh-contoh isu saja. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk mempelajari bahan tersebut secara utuh dari buku-buku yang tersedia di perpustakaan atau membelinya di toko-toko buku. Dari isu-isu yang disajikan dalam latihan, peserta Diklat diminta untuk mengembangkan menjadi berbagai tema yang kemudian akan dijadikan bahan kajian peserta latihan dan dirumuskan dalam kertas kerja. Dengan sendirinya isu dalam ketiga bidang ini masih sangat banyak, apabila peserta aktif menggalinya.

Latihan-latihan yang disajikan, disarankan untuk senantiasa dihubungkan dengan pengalaman yang telah dimiliki. Sebagai bahan analisis, sangat baik untuk menghubungkannya dengan organisasi atau unit di tempat bekerja. Hal ini akan sangat memudahkan dan memungkinkan mendapat gambaran yang lebih konkrit.

B.

Tindak Lanjut

Melalui penguasaan terhadap cara menggali, mengidentifikasi dan memilih isu aktual yang diperoleh pada pembelajaran sebelumnya, maka peserta dapat menetapkan isu aktual untuk berbagai kegiatan. Isu aktual ini kemudian dapat ditindaklanjuti dalam bentuk pengelolaan kegiatan dalam memecahkan permasalahan pada isu tersebut. Tentu saja dalam mempertajam analisis terhadap isu tersebut diperlukan alat-alat analisis yang telah dipelajari sebelumnya seperti SWOT, Cost Benefit,

Fishbone, dan sebagainya. Isu aktual beserta alat analisis tadi dipergunakan selama Diklatpim Tingkat IV untuk menyelesaikan tugs-tugas aktual saja seperti penulisan KKP, penulisan KKK-KKA, dan penulisan laporan OL.

Dengan menguasai cara menggali, mengidentifikasi dan memilih isu aktual melalui modul ini serta dilanjutkan dengan latihan-latihan dalam penulisan kertas kerja dan laporan, peserta dapat membahas isu aktual yang berkembang di unit kerja/instansinya untuk diusulkan sebagai bentuk kegiatan di unit kerjanya dalam rangka meningkatkan kinerja unit.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Echols, John M. dan Hassan Shadily. (1975). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia

—————. (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: —— —————. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: ——