PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN: Penelitian Quasi Eksperimen di Kelompok B RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016.

(1)

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

(Penelitian Quasi Eksperimen Terhadap Anak Usia 5-6 Tahun di RA Nurul Huda Kecamatan Sukasari Bandung Tahun Ajaran 2015-2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh:

Noni Mariam Jamilah

1103821

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH SENAM FANTASI

TERHADAP

KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA

5-6 TAHUN

(Penelitian Quasi Eksperimen Terhadap Anak Usia 5-6 Tahun di RA Nurul Huda Bandug Tahun Pelajaran 2015-2016)

Oleh

Noni Mariam Jamilah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendikan Guru Pendidikan Anak Usia

Dini

© Noni Mariam Jamilah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

ii

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Penelitian Quasi Eksperimen di Kelompok B RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016)

Noni Mariam Jamilah 1103821

ABSTRAK

Salah satu aspek kemampuan yang penting dari perkembangan emosi yang harus dikembangkan adalah kemampuan regulasi emosi. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi yang tepat yang dapat meningkatkan kemampuan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas senam fantasi terhadap kemampuan regulasi emosi anak usia 5-6 tahun. Jenis senam fantasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah senam fantasi menurut cerita. Langkah-langkah senam fantasi yang diterapkan dalam penelitian ini tediri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penenangan, yang mana keseluruhan cerita berkaitan dengan pemberian pengalaman emosi untuk anak. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh siswa kelompok B RA Nurul Huda Bandung. Penentuan sampel menggunakan teknik cluster sampling, sehingga didapatkan jumlah sampel 15 anak dari kelompok kontrol dan eksperimen. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan daftar checklist untuk mengukur kemampuan regulasi emosi. Sebelum melakukan analisis data dengan uji t gain, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dengan menggunakan taraf signifikansi α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam fantasi tersebut efektif dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak. Kondisi ini tidak terlepas dari faktor-faktor dalam kegiatan senam fantasi yaitu peranan guru, media yang digunakan, dan waktu pemberian treatmen.


(6)

iii

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Quasi Experimental Research in Group B RA Bandung Nurul Huda School Year 2015-2016)

Noni Mariam Jamilah 1103821

Abstract

One important ability aspect of emotional development which should be developed is the ability of emotion regulation. Therefore, needed proper stimulation which can enhance these abilities. The purpose of this research was to examine the effectiveness of fantasy gymnastics for emotion regulation of children aged 5-6 years. Fantasy gymnastics types used in this research is a fantasy gymnastic according to the story. Steps gymnastics fantasy applied in this research consisted of initial activities, core activities, and appeasement activities, which is where the whole story associated with providing emotional experience for children. This research uses a quasi-experimental method with Nonequivalent Control Group Design. The population in this research is the whole student group B RA Nurul Huda Bandung. The samples using cluster sampling technique, to obtain a sample of 15 children from the control group and the experimental. Instruments in this research using a checklist to measure the ability of emotion regulation. Before performing data analysis with t gain test, first the normality test and homogeneity test using a significance level α = 0.05. Results showed that fantasy gymnastics is effective to improving the ability of emotion regulation of children. This is a result of the factors in the activities of gymnastics fantasy that is the role of teachers, the media used, and the timing of treatments.


(7)

vii

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Kemampuan Regulasi Emosi Pada Anak ... 8

1. Pengertian Regulasi Emosi ... 8

2. Mekanisme Emosi ... 10

3. Aspek-Aspek Regulasi Emosi ... 10

4. Karakteristik Pemahaman Anak Mengenai Emosi ... 11

5. Faktor Yang Mempengaruhi Regulasi Emosi ... 13

6. Proses-Proses Regulasi Emosi ... 16

7. Pendekatan Mengenai Emosi ... 17

B. Konsep Senam Fantasi ... 19

1. Pengertian Senam Fantasi ... 19

2. Langkah-Langkah Kegiatan Senam Fantasi... 20

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 24


(8)

viii

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

C. Variabel dan Definisi Operasional ... 26

D. Instrumen Penelitian... 27

E. Prosedur Pelaksanaan Senam Fantasi ... 29

F. Teknik Pengumpulan Data ... 30

G. Hipotesis Penelitian ... 31

H. Validitas dan Reliabilitas ... 31

1. Validitas ... 31

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 39

I. Teknik Analisis Dara... 41

1. Profil Kemampuan Regulasi Emosi ... 41

2. Melakukan Uji Normalitas ... 43

J. Prosedur Penelitian... 46

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 46

2. Tahap Pelaksanaan ... 46

3. Tahap Pelaporan ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48

1. Uji Normalitas ... 49

2. Uji Homogenitas ... 51

3. Profil Kondisi Kemampuan Regulasi Emosi Anak di RA Nurul Huda Bandung pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Sebelum Perlakuan ... 52

4. Profil Kondisi Kemampuan Regulasi Emosi Anak di RA Nurul Huda Bandung pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Sesudah Perlakuan ... 58

5. Peningkatan Kemampuan Empati pada Kelompok Eksperimen Sebelum dan Sesudah Perlakuan ... 64

6. Uji Hipotesis Statistik ... 69

7. Hasil Uji t Gain Antara Kelompok Eskperimen dan Kontrol…… 70


(9)

ix

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Profil Kondisi Kemampuan Regulasi Emosi Anak di RA Nurul Huda pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Sebelum

Pembelajaran ... 73

2. Profil Kondisi Kemampuan Regulasi Emosi Anak di RA Nurul Huda pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Sebelum Pembelajaran ... 76

3. Keterbatasan Penelitian ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 80

B. Rekomendasi ... 81

1. Bagi Guru Taman Kanak-Kanak ... 81

2. Bagi Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini ... 81

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83 LAMPIRAN


(10)

x

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian Kuasi Ekperimen ... 24

Tabel 3.2 Sampel Penelitian RA Nurul Huda ... 25

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Regulasi Emosi Anak ... 27

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Kemampuan Regulasi Emosi Anak ... 29

Tabel 3.5 Hasil Uji Coba ... 33

Tabel 3.6 Rincian Validitas Item ... 33

Tabel 3.7 Hasil Validasi ... 34

Tabel 3.8 Instrumen Penelitian ... 35

Tabel 3.9 Pedoman Penelitian ... 36

Tabel 3.10 Hasil Reliabilitas ... 40

Tabel 3.10 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 40

Tabel 3.11 Kategorisasi Profil Kemampuan Regulasi Emosi Anak Usia Dini 42 Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Pretes Kelompok Eksperimen dan Kontrol .... 49

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Post Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 50

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontol ... 50

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 51

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 52

Tabel 4.6 Profil Kondisi Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Sebelum Perlakuan ... 53

Tabel 4.7 Profil Kondisi Aspek Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada Kelompok Eksperimen sebelum perlakuan... 55

Tabel 4.8 Profil Kondisi Aspek Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada Kelompok Kontrol Sebelum Perlakuan ... 57 Tabel 4.9 Profil Kondisi Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada


(11)

xi

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelompok Eksperimen dan Kontrol Sesudah Perlakuan ... 59 Tabel 4.10 Profil Kondisi Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada

Kelompok Eksperimen Sesudah diterapkan Senam Fantasi ... 61 Tabel 4.11 Profil Kondisi Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada

Kelompok Kontrol Sesudah Menggunakan Metode

Konvensional ... 62 Tabel 4.12 Peningkatan Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada Kelompok

Eksperimen Sebelum dan Sesudah diterapkan Senam Fantasi ... 64 Tabel 4.13 Peningkatan Aspek Kemampuan Regulasi Emosi Anak di RA

Nurul Huda Sesudah Diterapkan Senam Fantasi ... 66 Tabel 4.14 Peningkatan Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada

Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah Diberikan

Pembelajaran dengan Metode Konvensional ... 67 Tabel 4.15 Peningkatan Aspek Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada

Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah Diberikan Perlakuan dengan Metode Konvensional ... 69 Tabel 4.16 Hasil Uji t Independen Data Gain

Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 70 Tabel 4.17 Hasil Uji Rata Data Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 71 Tabel 4.18 Hasil Uji Rata Data Gain Kelompok Eksperimen Seblum dan

Sesudah diterapkan Perlakuan Ditinjau Dari Aspek-Aspek Kemampuan


(12)

xii

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Profil Kondisi Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Sebelum Perlakuan ... 54 Grafik 4.2 Presentase Kemampuan Regulasi Emosi Anak Pada Kelompok

Kontrol Sebelum Perlakuan ... 54 Grafik 4.3 Presentase Kemampuan Regulasi Emosi Anak Pada Kelompok

Eksperimen Sebelum Perlakuan ... 55 Grafik 4.4 Profil Kondisi Aspek Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada

Kelompok Eksperimen Sebelum Perlakuan ... 56 Grafik 4.5 Profil Kondisi Aspek Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada

Kelompok Kontrol Sebelum Perlakuan... 58 Grafik 4.6 Profil Kondisi Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol Sesudah Perlakuan ... 59 Grafik 4.7 Presentase Kemampuan Regulasi Emosi Anak Pada Kelompok

Kontrol Sesudah Perlakuan ... 60 Gafik 4.8 Presentase Kemampuan Regulasi Emosi Anak Pada Kelompok

Eksperimen Sesudah Perlakuan ... 60 Grafik 4.9 Profil Kondisi Aspek Kemamampuan Regulasi Emosi Anak Pada

Kelompok Eksperimen Sesudah DIterapkan Senam Fantasi ... 62 Grafik 4.10 Profil Kondisi Aspek Kemampuan Regulasi Emosi di RA Nurul

Huda pada Kelompok Kontrol Sesudah Metode Konvensional. 63 Grafik 4.11 Kemampuan Regulasi Emosi pada Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol Sesudah Diterapkan Senam Fantasi ... 64 Grafik 4.12 Kemampuan Regulasi Emosi pada Kelompok Eksperimen

Sebelum dan Sesudah DIterapkan Senam Fantasi ... 65 Grafik 4.13 Peningkatn Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada Kelompok

Eksperimen Sesudah Diterapkan Senam Fantasi ... 66 Grafik 4.14 Kemampuan Regulasi Emosi Ank di RA Nurul Huda Sebelum dan


(13)

xiii

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Grafik 4.15 Peningkatn Kemampuan Regulasi Emosi Anak pada Kelompok Eksperimen Sesudah Menggunakan Metode Konvensional ... 68 Grafik 4.16 Rata-Rata Uji t Independen Data Gain/Peningkatan Regulasi

Emosi Anak Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 71 Grafik 4.17 Rata-Rata Uji t Independen Data Gain/Peningkatan Regulasi

Emosi Anak Kelompok Eksperimen Sebelum dan Sesudah


(14)

xiv

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A. Instrumen dan Hasil Penelitian

LAMPIRAN B. Rencana Kegiatan Harian dan Skenario Senam Fantasi LAMPIRAN C. Administrasi Peneliti


(15)

1

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan emosi pada masa kanak-kanak merupakan ujung tombak yang menentukan sikap, nilai, dan perilaku di masa depan Papalia dkk (Mashar, 2011). Adapun salah satu kunci yang terpenting dari perkembangan emosi adalah regulasi emosi (Santrock, 2007). Regulasi emosi dapat pula disebut dengan istilah pengaturan emosi. Gotman dan Katz (Wilson, 1999) menjelaskan regulasi emosi merupakan kemampuan untuk mengatur perilaku yang disebabkan kuatnya intensitas emosi positif maupun emosi negatif yang dirasakan. Dengan demikian, sesuai dengan pernyataan Afrinanto (2013) yang mengutip para ahli bahwa regulasi emosi adalah inti yang menjadi kunci utama kompetensi sosioemosional pada anak usia dini yang meletakkan landasan bagi pengembangan masa depan dan potensi untuk pertumbuhan psikososial dewasa mencapai kesejahteraan, dan prestasi.

Pada anak usia dini, keterlibatan berkaitan dengan regulasi emosi sangat berperan dalam kegiatan belajar, akan menggiatkan saraf otak anak, sehingga lebih membantu dalam mengingat materi pembelajaran (Goleman, 2000). Sependapat dengan Parrott dan Spacman (Lewis dan Haviland-Jones, 2000) yang menyatakan bahwa kondis emosi akan berpengaruh terhadap memory. Sesuai dengan pernyataan Santrock (2007) bahwa anak usia 4-5 tahun mulai menunjukkan peningkatan kemampuan mengatur emosi untuk memenuhi standar sosial. Dijelaskan lebih lanjut Forgas dan Isen (Argyle, 2001) penelitiannya menyebutkan bahwa seseorang dengan perasaan positif yang lebih dominan akan lebih kooperatif, memiliki kemampuan memecahkan masalah, dan memiliki kemampuan memahami situasi yang lebih baik. Ditambahkan Salovey dan Mayer (Shapiro, 1990) menyebutkan bahwa kualitas emosional penting bagi keberhasilan diantaranya adalah empati, mengungkapkan dan memahami perasaan,


(16)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengendalikan amarah, kemandirian kemampuan memecahkan masalah pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat.

Berdasarkan hasil survei, ditemukan bahwa generasi sekarang lebih banyak mengalami kesulitan dalam mengatur emosi daripada generasi sebelumnya, generasi sekarang cenderung lebih kesepian, pemurung, mudah cemas, gugup, impulsif, dan agresif Dahlan (Mashar 2011). Adapun menurut Goleman (2000) salah satu perilaku gangguan emosi dikarenakan ketidakmampuan mengenal dan mengelola emosi yaitu bunuh diri. Menurut data Republika (2014) bahwa tercatat 16 kasus bunuh diri pada tahun 2004-2007 di Indonesia. Adapun contoh-contoh kasus bunuh diri yang terjadi yaitu anak usia 8 tahun meninggal gantung diri setelah dimarahi gurunya, kemudian anak usia 11 tahun bunuh diri setelah dimarahi ibunya. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan regulasi emosi perlu distimulasi sejak masa kanak-kanak, agar anak terhindar dari perilaku gangguan emosi (Afrinanto, 2013).

Berkaitan dengan permasalahan mengenai emosi tersebut, maka lembaga pendidikan anak usia dini perlu menciptakan stimulasi guna mengoptimalkan kemampuan regulasi emosi pada anak. Stimulasi berkaitan dengan kemampuan regulasi emosi masih rendah, kondisi ini disebabkan kemampuan pendidik dalam memberi rangsangan emosi dan keterbatasan sumber referensi mengenai pemberian stimulasi emosi yang efektif untuk anak (Mashar, 2011). Salah satu stimulasi yang dapat diberikan yaitu melalui senam fantasi. Menurut Achmad (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 1997, hlm. 124) Senam Fantasi adalah senam yang dilakukan dengan cara meniru gerak-gerik tingkah laku manusia, binatang serta gerakan benda-benda lain yang ada di sekitar lingkungan, lebih lanjut disebutkan pula bahwa senam fantasi ada tiga jenis, yaitu senam fantasi bentuk meniru tanpa alat, bentuk meniru dengan alat, dan senam fantasi menurut cerita. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada dua lembaga Taman Kanak-Kanak, yaitu Taman Kanak-Kanak Lubuk Basung (Martini, 2012), dan Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Padang Pariaman (Yusmarini, 2012) menyebutkan bahwa kegiatan senam fantasi telah memberikan pengaruh bagi peningkatan motorik kasar anak Taman Kanak-Kanak.


(17)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Senam fantasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah senam fantasi menurut cerita. Mashar (2011) menyebutkan Tujuan dari senam fantasi berkaitan dengan emosi ini adalah anak diharapkan mampu memahami dan mengekspresikan berbagai macam emosi yang dialami seperti bahagia, sedih, marah, dan takut. Untuk mencapai tujuan tersebut, lebih lanjut dijelaskan langkah-langkah kegiatan dari senam fantasi berkaitan dengan emosi ini yaitu anak mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru, cerita yang disampaikan harus yang mengisahkan seorang tokoh yang merasakan berbagai emosi, sambil guru menceritakan sebuah cerita anak melakukan senam fantasi.

Lebih Lanjut Mashar(2011) mengemukakan, Senam fantasi yang dilakukan adalah anak meniru ekspresi emosi dari tokoh yang diceritakan, misalnya tokoh dalam cerita sedang merasa senang, maka anak-anak harus melakukan ekspresi senang tersebut dengan gerak-gerik tubuhnya, Selanjutnya setelah selesai melakukan senam fantasi, anak diajak untuk menceritakan perasaannya setelah melakukan kegiatan tersebut. Senam fantasi ini memberikan pemahaman pada anak mengenai kemampuan mengatur perilaku yang disebabkan emosi positif atau negatif yang dirasakannya. Stimulasi senam fantasi ini, sesuai dengan pendapat Gotman dan Dclaire (1998) yang mengemukakan bahwa guru dapat menjadikan ekspresi emosi anak sebagai cara untuk melatih dan mengembangkan kemampuan regulasi emosi.

Berdasarkan kajian teori yang sudah dikemukakan diatas, terlihat bahwa penerapan senam fantasi dapat meningkatkan salah satu aspek perkembangan anak. Oleh karena itu, peneliti tertarik ingin membuktikan secara empiris apakah senam fantasi memiliki efektivitas yang sama dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi pada ana usia 5-6 tahun.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:


(18)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimanakah profil kemampuan regulasi emosi anak pada kelompok kontrol dan eksperimen di RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016 sebelum penerapan senam fantasi.

2. Bagaimana profil kemampuan regulasi emosi anak pada kelompok kontrol dan eksperimen di RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016 setelah penerapan senam fantasi?

3. Bagaimana efektivitas senam fantasi dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak di RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui profil kemampuan regulasi emosi anak pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen di RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016 sebelum penerapan senam fantasi.

2. Untuk mengetahui profil kemampuan regulasi emosi anak pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen di RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016 setelah penerapan senam fantasi.

3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan regulasi emosi anak usia 5-6 tahun sebelum/sesudah diterapkan senam fantasi pada kelompok B RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016.

D. Manfaat Penelitian

Laporan ini disusun sebagai bahan kajian dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara Teoritis

Adapun manfaat penelitian ini secara konseptual yaitu untuk menambah pengetahuan tentang kemmampuan regulasi emosi dan juga tentang senam fantasi. 2. Secara Praktis


(19)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Anak memperoleh pengalaman senam fantasi sesuai dengan kebutuhannya serta mampu menstimulasi kemampuan regulasi emosi pada diri peserta didik tersebut.

2) Anak menjadi mampu meningkatkan kemampuan regulasi emosi. b. Untuk guru:

1) Meningkatkan pamahaman guru akan pentingnya kemampuan regulasi emosi anak usia dini.

2) Meningkatkan pengetahuan tentang metode yang dapat meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak.

3) Dapat menjadi bahan masukan dalam menyusun, melaksanakan serta mengevaluasi program peningkatan kemampuan regulasi emosi bagi peserta didiknya.

c. Untuk Lembaga PAUD:

1) Dapat memberikan kontribusi mengenai strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak.

2) Dapat menjalin kerjasama untuk bersama-sama mengatasi permasalahan kemampuan regulasi emosi yang ditemui serta menjadi bahan masukan bagi perbaikan program dimasa mendatang.

d. Untuk Orang Tua :

Memperoleh gambaran permasalahan yang ditemui anak serta dapat meningkatkan peran dan keterlibatannya untuk bersama-sama memberikan stimulus positif bagi kemampuan regulasi emosi anak.

e. Untuk Peneliti Selanjutnya (Berkesinambungan)

Dapat menjadi dasar bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan metode lain dalam memperoleh gambaran pengaruh senam fantasi terhadap kemampuan regulasi emosi anak.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memahami alur pikiran dalam penulisan skripsi ini maka perlu adanya struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:


(20)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I. PENDAHULUAN

Pada Bab I ini dibahas mengenai latar belakang mengenai permasalahan pada kemampuan regulasi emosi anak yang terjadi di lapangan juga cara penanganan rendahnya kemampuan regulasi emosi melalui senam fantasi yang hendak dibahas melalui penelitian ini. Rumusan masalah penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai efektifitas penggunaan senam fantasi dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak. Tujuan penelitian menjawab permasalahan penelitian yaitu memperoleh gambaran mengenai pengaruh penggunaan senam fantasi dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak. Manfaat penelitian memaparkan mengenaisumbangan pemikiran untuk berbagai pihak dengan adanya penelitian ini. Struktur organisasi skripsi ini sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

Bab II ini berisi penjelasan teori mengenai konsep kemampuan regulasi emosi meliputi pengertian regulasi emosi, mekanisme emosi, aspek-aspek regulasi emosi, karakteristik pemahaman anak mengenai emosi, faktor yang mempengaruhi regulasi emosi, proses-proses regulasi emosi, dan pendekatan mengenai emosi juga memberikan penjelasan konsep senam fantasi meliputi definisi senam fantasi, dan langkah-langkah kegiatan senam fantasi.

BAB III. METODE PENELITIAN

Pada Bab III ini diuraikan mengenai pendekatan kuantitatif, metode penelitian kuasi eksperimen, dan desain penelitian nonequivalent control group design. Lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional variabel mengenai kemampuan regulasi emosi, dan definisi senam fantasi, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data yang dilakukan serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai pengolahan hasil dengan melakukan uji normalitas dengan menggunakan rumus T-test atau Uji


(21)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Man Whitney, menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 17 yang membahas mengenai pengaruh senam fantasi terhadap kemampuan regulasi emosi anak usia 5-6 Tahun, dan hasil pengolahan data yang telah diperoleh.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari hasil pengolahan data mengenai ada tidaknya pengaruh penggunaan senam fantasi terhadap kemampuan regulasi emosi anak, serta analisis yang telah dilakukan disertai saran yang ditujukan pada pihak-pihak terkait berikut rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian ini.


(22)

24

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel yang diambil secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen, dan analisis data bersifat statistik untuk menguji hipotesis (Sugiyono, 2008). Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan desain kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam fantasi terhadap kemampuan regulasi emosi anak. Pendekatan kuasi eksperimen terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dimaksudkan untuk membandingkan tingkat kemampuan regulasi emosi anak pada kelas eksperimen yang diberikan treatmen senam fantasi, dan kelas kontrol yang tidak diberikan treatmen senam fantasi.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

nonequivalent control group design. Desain ini digunakan karena kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak dipilih secara random. Berikut disajikan tabel desain kuasi eksperimen :

Tabel 3.1 Desain Kuasi Eksperimen

( Sudjana dan Ibrahim ,2007) Keterangan :

A : Kelompok Eksperimen (Kelompok B3) B : Kelompok Kontrol (Kelompok B2)

Kelompok Pre

test

Treatment Post test

A Y1 X Y2


(23)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Y1 : Pre test Y2 : Post Test

X : Treatmen dengan menggunakan penerapan senam fantasi emosi.

B. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam peneltian ini adalah seluruh siswa kelompok B RA Nurul Huda Bandung tahun ajaran 2015-2016. Jumlah populasi siswa kelompok B di RA Nurul Huda yaitu 20 siswa.

Sampel adalah bagian dari poupulasi. Penentuan sampel dari populasi mengggunakan cara probability sampling dengan teknik probability sampling. Teknik probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (Sugiyono, 2008). Adapun teknik probability sampling yang digunakan adalah cluster sampling. Teknik ini digunakan, dikarenakan, terdapat 3 kelas B di RA Nurul Huda Bandung. Melalui teknik cluster, populasi diundi untuk dipilih 2 kelas yang akan dijadikan sampel, kemudian terpilih kelas yang dijadikan sampel penelitian adalah kelompok B1 dan B2. Kemudian peneliti menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelompok B1 sebagai kelas kontrol, dan kelompok B2 sebagai kelas eksperimen. Kelompok B2 berjumlah 7 siswa, dan kelompok B2 berjumlah 8 siswa, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini 15 siswa.

Tabel 3.2

Sampel Penelitian RA Nurul Huda Bandung RA Nurul Huda Bandung

Kelas Eksperimen Kontrol

Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki

B1 3 4

B2 4 4

Total

8 7


(24)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi dua hal yaitu tentang konsep kemampuan regulasi emosi dan senam fantasi, lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut :

1. Kemampuan regulasi emosi memiliki tiga aspek yang penting dalam pembentukan perilaku yang ditampakkan, aspek penilaian emosi yaitu kemampuan melatih individu untuk dapat menyadari emosi negatif yang dirasakannya, mengidentifikasinya, dan menginterpretasikan emosi negatif sehingga individu tersebut mampu menyikapi emosi yang muncul dengan perilaku yang tepat, pengaturan emosi, yaitu kemampuan untuk mengatur perilaku berdasarkan emosi yang dirasakan, dan aspek pengungkapan emosi, yaitu mengekspresikan emosi yang dirasakan individu, termasuk anak-anak untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan emosionalnya Gross & Thompson (Syahadat, 2013).

2. Senam fantasi adalah senam yang dilakukan dengan cara meniru gerak-gerik tingkah laku manusia, binatang serta gerakan benda-benda lain yang ada di sekitar lingkungan Achmad (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 1997, hlm. 124). Senam fantasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah senam fantasi menurut cerita, berbeda dengan senam fantasi yang sering dilakukan yaitu lebih menekankan pada gerakan berkaitan dengan motorik kasar anak, senam fantasi menurut cerita pada penelitian ini lebih menekankan pada ekspresi emosi anak yang diungkapkan berdasarkan cerita, sehingga cerita yang digunakan lebih menonjolkan pada cerita-cerita berkaitan dengan pengungkapkan emosi yang dirasakan. Adapun langkah-langkah kegiatan senam fantasi ini adalah mendengarkan cerita, melakukan senam fantasi sesuai cerita, dan mengungkapkan perasaan (Mashar, 2011)

D. Instrumen Penelitian

Merujuk pada definisi operasional variabel diatas, berikut kisi-kisi instrumen yang akan digunakan dalam mengumpulkan data di lapangan.


(25)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Kisi- Kisi Instrumen Kemampuan Regulasi Emosi Anak

No Variabel Aspek Indikator Pernyataan Butir

Item 1. Kemampuan

Regulasi Emosi

a. Penilaian emosi

kemampuan

individu untuk dapat menyadari emosi baik emosi positif maupun emosi negatif yang dirasakannya.

1. Menceritakan perasaan yang dirasakan kepada orang lain

2. Menceritakan penyebab dari perasaan yang dirasakannya kepada orang lain.

1,2

b. Pengaturan emosi

kemampuan

mengatur perilaku berdasarkan emosi yang dirasakannya.

3. Mengikuti kegiatan kembali setelah meredakan marah, atau sedih atau takut atau setelah

meluapkan rasa gembira. 4. Mau bergaul

dengan teman sebayanya, ketika teman dekatnya bergaul dengan teman yang lain.

5. Bersikap

senang berbagi dengan teman. 6. Mau

bekerjasama dalam kegiatan 7. Mengerjakan

tugas yang diberikan

3,4,5,6 ,7,8,9, 10,11, 12,13


(26)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampai selesai. 8. Sabar

menunggu giliran.

9. Mau mengakui kesalahan dengan

meminta maaf. 10. Mau memberi maaf jika ada teman yang melakukan kesalahan. 11. Manaati aturan

permainan. 12. Menaati aturan

di dalam kelas 13. Menghargai

perasaan orang lain.

c. Pengungka pan emosi

mengekspresikan

emosi yang

dirasakan untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan emosionalnya

14. Tersenyum atau tertawa ketika merasa senang

15. Menangis ketika merasa sedih tidak disertai

perilaku

agresif atau tantrum.

16. Cemberut ketika merasa marah tidak disertai

perilaku

agresif atau tantrum.

17. Gelisah ketika merasa takut tidak disertai perilaku

agresif atau tantrum.

14,15, 16,17


(27)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap instrumen harus memiliki skala pengukuran, agar data yang diperoleh akurat. Adapun skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang (Sugiyono, 2008). Skala Likert dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk checklist, yaitu :

a. 3 diartikan Baik

b. 2 diartikan Sedang Berproses c. 1 diartikan Belum Berkembang

Berikut penjabaran dari skala pengukuran yang akan dilakukan dalam penelitian ini.

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Kemampuan Regulasi Emosi Anak 3

(Berkembang Baik)

Anak mampu melakukan kegiatan dengan inisiatif sendiri tanpa bantuan

2 (Sedang Berproses)

Anak mampu melakukan kegiatan dengan bantun guru 1 (Belum

Berkembang)

Anak belum mampu melakukan kegiatan, masih memerlukan bimbingan guru

E. Prosedur Pelaksanaan Senam Fantasi

Pelaksanaan treatment pada kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Media yang digunakan antara lain :

a. Naskah cerita, dalam penelitian ini menggunakan delapan naskah cerita, yaitu Apid yang Jujur, Kelinci yang Hebat, Bunga yang baik hati.

b. Media yang dibutuhkan adalah properti yang disesuaikan dengan isi cerita, seperti properti kelinci dan bunga yang digunakan oleh anak, sehingga kegiatan senam fantasi menjadi lebih menarik.

2. Waktu pelaksanaan 30 menit.

3. Guru hanya sebagai fasiltator, memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi sesuai dengan imajinasi anak. Selain itu guru dalam penelitian ini


(28)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus memiliki kemampuan bercerita yang baik, agar anak mampu berekpresi dengan optimal.

4. Kegiatan senam fantasi menurut cerita dalam penelitian ini dibagi kedalam tiga kegiatan, yaitu :

c. Kegiatan awal

Guru mempersiapkan anak mengikuti kegiatan dengan diawali bernyanyi bersama tentang lagu-lagu yang bertema emosi. Guru mengajak anak untuk membentuk lingkaran. Guru menjelaskan teknis senam fantasi

dengan mengatakan : ““Anak-anak, hari ini kita akan bersenam fantasi emosi, ibu akan membacakan cerita, tugas anak-anak nanti mengikuti atau memperagakan semua gerakan dan ekspresi emosi yang yang dialami oleh tokoh dalam cerita yang ibu bacakan. Anak-anak mengerti ?” setelah anak memahami kegiatan yang akan dilakukan, guru mulai membacakan cerita yang telah disiapkan.

d. Kegiatan Inti

Anak mendengarkan cerita yang dibacakan guru. Anak diminta untuk menirukan seluruh gerakan dan emosi yang terdapat dalam cerita guru. e. Kegiatan Penenangan

Kegiatan penenangan ini dilakukan sambal duduk melingkar atau dapat juga dengan tidur dengan suasana santai dan tenag. Kemudian, guru meminta anak-anak untuk berpura-pura tidur dan bermimpi. Setelah selesai, ajaklah anak membuat lingkaran, dan galilah apa yang anak rasakan saat melakukan kegiatan tersebut, komentari bagaimana anak-anak menunjukan ekspresinya dan simpulkan cerita tersebut.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akurat diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang sesuai. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneltian ini yaitu observasi dengan menggunakan daftar checklist. Menurut Sugiyono (2008) Terdapat 2 hal penting dari observasi yaitu proses pengamatan dan ingatan. Peneliti dalam penelitian ini hanya sebagai pengamat independen. Proses observasi telah


(29)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dirancang secara sistematis atau disebut pula dengan observasi terstruktur. Observasi dilakukan setelah instrumen mengenai kemampuan regulasi emosi diuji validitas dan reabilitasnya. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil uji coba, data pre test, treatment, dan post test yang berisi penilaian dari indikator-indikator kemampuan regulasi emosi anak.

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif maka hipotesis penelitian ini yaitu:

1. Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan regulasi emosi antara kelas ekperimen yang menggunakan senam fantasi dan kelas kontrol yang tidak menggunakan senam fantasi.

Ho: µ1=µ2

2. Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan regulasi emosi antara kelas eksperimen yang menggunakan menggunakan senam fantasi dan kelas kontrol yang tidak menggunakan senam fantasi.

Ha: µ1≠µ2

H. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas

Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus valid dan reliabel. Valid adalah instrument itu dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reliabel instrument tersebut jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008). Terdapat tiga cara dalam pengujian validasi, yaitu :

a. Validasi Konstrak (Construct Validity)

Untuk menguji validasi konstrak, digunakan pendapat dari ahli (judgement expert), yaitu berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan pada teori tertentu. Instrumen yang telah dijudgement dan mendapat penilaian yang cukup baik oleh para ahli di bidangnya maka dapat


(30)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan dalam melakukan penelitian. Jumlah ahli yang digunakan adalah tiga ahli.

b. Validasi Isi (Content Validity)

Untuk instrument yang akan mengukur efektivitas pelaksanaan program, maka pengujian validasi isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Untuk menguji validasi butir-butir instrumen, setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis dengan analisis item atau uji beda.

Adapun langkah-langkah perhitungan validasi adalah sebagai berikut:

a. Menghitung koefisien kolerasi product moment/r. Rumus product moment coefficient dari Karl Pearson

ϰ�

=

√ ∑ϰ∑ϰ.�2 ∑�2

(

Sugiyono, 2008)

Dalam hal ini :

ϰ� = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y.

ϰ = deviasi dari mean untuk nilai variabel X

� = deviasi dari mean untuk nilai variabel Y

∑ϰ. � = jumlah perkalian antara nilai X dan Y

ϰ2 = Kuadrat dari nilai ϰ

�2 = Kuadrat dari nilai y

b. Proses pengambilan keputusan

Proses pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria sebagai berikut :

 Jika r hitung positif dan r hitung ≥0,3 maka butir soal valid


(31)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Uji Coba

Uji coba intrumen dalam penelitian ini dilaksanakan di TK Sarijadi Bandung pada kelompok B dengan jumlah 22 siswa. Instrumen yang diujicobakan berjumlah 17 butir item pernyataan.

Berikut disajikan hasil rekapitulasi uji validitas kemampuan empati anak dengan menggunakan program SPSS versi 20

Tabel 3.5 Hasil Uji Coba

Berdasarkan Tabel 3.5 di atas diperoleh 17 item yang valid. Secara lebih rinci penyebaran item yang valid dan tidak valid pada setiap aspek dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini:

No Item r hitung Validitas

1 0,527 Valid

2 0,568 Valid

3 0,889 Valid

4 0,830 Valid

5 0,711 Valid

6 0,827 Valid

7 0,829 Valid

8 0,758 Valid

9 0,782 Valid

10 0,782 Valid

11 0,838 Valid

12 0,859 Valid

13 0,467 Valid

14 0,718 Valid

15 0,850 Valid

16 0,752 Valid


(32)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Rincian Validitas Item

Variabel Aspek Indikator Valid Tidak

Valid Kemampuan

Regulasi Emosi

1. Penilaian emosi kemampuan individu untuk dapat menyadari emosi baik emosi positif maupun emosi negatif yang dirasakannya.

1,2 -

2. Pengaturan emosi

kemampuan mengatur perilaku berdasarkan emosi yang dirasakannya 3,4,5,6,7, 8,9,10,11 ,12,13 - 3. Pengungkapan emosi

mengekspresikan emosi yang

dirasakan untuk

mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan emosionalnya

14,15,16, 17

Adapun rincian urutan nomor item yang valid dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.7 Hasil Validasi

Variabel Aspek Indikator Nomor

Item Kemampuan

Regulasi Emosi

1. Penilaian emosi kemampuan individu untuk dapat menyadari emosi baik emosi positif maupun emosi negatif yang dirasakannya.

1,2

2. Pengaturan emosi

kemampuan mengatur perilaku berdasarkan emosi yang dirasakannya 3,4,5,6,7, 8,9,10,11, 12,13 3. Pengungkapan emosi

mengekspresikan emosi yang

dirasakan untuk

mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan emosionalnya

14,15,16, 17


(33)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Item yang valid berarti item tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur dan item tidak valid artinya item tersebut tidak digunakan lagi dalam memperoleh data penelitian karena item tersebut tidak dapat mengukur aspek yang akan di ukur, sehingga hasil akhir instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.8 Instrumen Penelitian

A. Instrumen Penelitian

No Item Pernyataan 1 2 3

1 Menceritakan perasaan yang dirasakan kepada orang lain

2 Menceritakan penyebab dari perasaan yang dirasakannya kepada orang lain.

3

Mengikuti kegiatan kembali setelah meredakan marah, atau sedih atau takut atau setelah meluapkan rasa gembira.

4

Mau bergaul dengan teman sebayanya, ketika teman dekatnya bergaul dengan teman yang lain.

5 Bersikap senang berbagi dengan teman.

6 Mau bekerjasama dalam kegiatan 7 Mengerjakan tugas yang diberikan

sampai selesai.

8 Sabar menunggu giliran.

9 Mau mengakui kesalahan dengan meminta maaf.

10

Mau memberi maaf jika ada teman yang melakukan kesalahan.

11 Manaati aturan permainan. 12 Menaati aturan di dalam kelas 13 Menghargai perasaan orang lain.


(34)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

14 Tersenyum atau tertawa ketika merasa senang.

15

Menangis ketika merasa sedih tidak disertai perilaku agresif atau tantrum.

16

Cemberut ketika merasa marah tidak disertai perilaku agresif atau tantrum

17

Gelisah ketika merasa takut tidak disertai perilaku agresif atau tantrum.

Keterangan:

Berkembang Baik (Anak mampu melakukan kegiatan dengan inisiatif sendiri tanpa bantuan) Nilai 3

Sedang Berproses (Anak mampu melakukan kegiatan dengan bantuan guru) Nilai 2

Belum Berkembang (Anak belum mampu melakukan kegiatan, masih memerlukan bimbingan dari guru) Nilai 1

Instrumen tersebut mengacu pada pedoman Instrumen berikut : Tabel 3.9

Pedoman Instrumen

No Item Pernyataan 1 2 3

1 Menceritakan perasaan yang dirasakan kepada orang lain

Anak masih malu untuk menceritakan perasaan yang dirasakannya

Anak mampu

menceritakan

perasaannya, namun masih memerlukan bimbingan

Anak mampu

menceritakan

perasaannya tanpa bimbingan

2 Menceritakan penyebab dari perasaan yang dirasakannya kepada orang lain.

Anak masih malu untuk menceritakan penyebab

perasaan yang dirasakannya

Anak mampu

menceritakan penyebab perasaannya, namun masih memerlukan bimbingan

Anak mampu

menceritakan penyebab

perasaannya tanpa bimbingan


(35)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Mengikuti

kegiatan kembali setelah meredakan marah, atau sedih atau takut atau setelah meluapkan rasa gembira.

Anak

membutuhkan waktu yang lama untuk meredakan perasaannya walaupun telah mendapatkan bimbingan untuk mengikuti kegiatan

kembali

Anak mampu

meredakan perasaannya setelah mendapat bimbingan dengan waktu yang tidak terlalu lama

Anak mampu

meredakan

perasaannya dengan

atau tanpa

mendapatkan

bimbingan dengan cepat.

4 Mau bergaul

dengan teman sebayanya, ketika teman dekatnya bergaul dengan teman yang lain.

Anak hanya ingin bergaul dengan teman dekatnya saja, tidak ingin bergaul dengan teman yang lain

Anak mau bergaul dengan teman yang lain setelah mendapatkan bimbingan

Anak mau bergaul dengan semua temannya

5 Bersikap senang berbagi dengan teman.

Anak tidak mau berbagi dengan temannya

Anak mau berbagi setelah mendapat stimulasi/

bimbingan

Anak memiliki kesadaran untuk mau berbagi dengan temannya

6 Mau bekerjasama dalam kegiatan

Anak tidak mau bekerjasama dalam kegiatan

Anak mau bekerjasama setelah mendapatkan bimbingan

Anak memiliki kesadaran untuk mau bekerjasama dengan temannya 7 Mengerjakan

tugas yang diberikan sampai selesai.

Anak belum mampu

menyelesaikan tugas sampai selesai

Anak membutuhkan bimbingan untuk menyelesaikan

tugasnya sampai selesai

Anak sudah

memiliki kesadaran

untuk mau

menyelesaikan tugas sampai selesai

8 Sabar menunggu giliran.

Anak belum memiliki

kesadaran untuk sabar menunggu giliran

Anak mau sabar menunggu giliran setelah mendapatkan stimulasi atau bimbingan

Anak sudah

memiliki kesadaran untuk mau sabar dalam menunggu giliran

9 Mau mengakui kesalahan dengan

Anak belum memiliki

Anak mau meminta maaf namun dengan

Anak sudah


(36)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meminta maaf. kesadaran untuk mau meminta maaf jika melakukan kesalahan

bimbingan untuk mau meminta

maaf jika

melakukan kesalahan 10 Mau memberi

maaf jika ada teman yang melakukan

kesalahan.

Anak belum memiliki

kesadaran untuk mau memberi maaf jika ada teman yang meminta maaf

Anak mau memberi

maaf setelah

mendapatkan bimbingan

Anak sudah

memiliki kesadaran untuk mau memberi maaf jika ada teman yang meminta maaf

11 Manaati aturan permainan.

Anak belum memiliki

kesadaran untuk mau menaati aturan

permainan

Anak mau menaati aturan setelah mendapat pengarahan/ bimbingan

Anak sudah

memiliki kesadaran untuk mau menaati aturan permainan

12 Menaati aturan di dalam kelas

Anak belum memiliki

kesadaran untuk mau menaati aturan di dalam kelas

Anak mau menaati aturan setelah mendapat pengarahan/ bimbingan

Anak sudah

memiliki kesadaran untuk mau menaati aturan di dalam kelas

13 Menghargai perasaan orang lain.

Anak belum memiliki kesadaran/ kepedulian untuk menghargai perasaan temannya

Anak mau menghargai perasaan temannya setelah mendapatkan bimbingan

Anak sudah

memiliki kesadaran/ kepedulian terhadap perasaan yang dirasakan temannya

14 Tersenyum atau tertawa ketika merasa senang.

Anak malu untuk

menunjukan ekspresi senang yang

dirasakannya

Anak mulai

menunjukkan ekspresi senang setelah mendapatkan stimulasi

Anak tidak malu menunjukkan

ekspresi senang yang dirasakannya

15 Menangis ketika merasa sedih tidak disertai perilaku agresif atau tantrum.

Anak

menunjukkan ekspresi sedih dengan perilaku agresif atau tantrum

Anak menunjukkan ekspresi sedih dengan tidak disertai perilaku agresif atau tantrum, setelah mendapatkan bimbingan

Anak sudah

memiliki kesadaran untuk menunjukkan ekspresi sedih dengan tidak disertai perilaku tantrum atau agresif


(37)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16 Cemberut ketika merasa marah tidak disertai perilaku agresif atau tantrum

Anak

menunjukkan ekspresi marah dengan perilaku agresif atau tantrum

Anak menunjukkan ekspresi marah dengan tidak disertai perilaku agresif atau tantrum, setelah mendapatkan bimbingan

Anak sudah

memiliki kesadaran untuk menunjukkan ekspresi marah dengan tidak disertai perilaku tantrum atau agresif

17 Gelisah ketika merasa takut tidak disertai perilaku agresif atau tantrum.

Anak

menunjukkan ekspresi takut dengan perilaku agresif atau tantrum

Anak menunjukkan ekspresi takut dengan tidak disertai perilaku agresif atau tantrum, setelah mendapatkan bimbingan

Anak sudah

memiliki kesadaran untuk menunjukkan ekspresi takut dengan tidak disertai perilaku tantrum atau agresif

2. Uji Reabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008).

Rumus perhitungan reliabilitas yaitu KR. 20 dengan rumus sebagai berikut.

(Sugiyono, 2008, hlm. 186) Keterangan:

k = jumah item dalam instrumen

p = proposi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 q = 1-p

s2i = varians total


(38)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah diuji validitas item dari variabel kemampuan empati anak, maka langkah selanjutnya adalah menguji apakah item tersebut reliabel. Untuk mengetahuinya, peneliti menggunakan bantuan perhitungan program SPSS ver.20 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.10 Hasil Realibilitas

Adapun titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (2002, hlm. 216) yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.11

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

Merujuk pada tabel interprestasi nilai koefisien korelasi tersebut, maka reliabilitas intrumen pada penelitian ini dinyatakan sangat kuat, karena 0,961 berada di antara 0,80-1,000. Dengan kata lain, instrumen ini dapat digunakan untuk penelitian.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik, yaitu statistik inferensial. Sebelum peneliti menentukan teknik analisis statistik yang akan digunakan maka perlu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Uji

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items


(39)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

normalitas digunakan apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Apabila hasil dari uji normalitas ini menunjukkan data berdistribusi normal, maka data diolah dengan menggunakan statistika parametrik dan bila hasil yang didapat menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka data diolah menggunakan satistik non parametrik serta pengujian normalitas dan homogenitas varians dalam penelitian ini diolah menggunakan software SPSS Versi 20.0.

Pengolahan analisis data untuk penelitian ini menggunakan cara sebagai berikut : 1. Profil Kemampuan Regulasi Emosi

Untuk mengetahui bagaimana kemampuan regulasi emosi anak pada kelompok eksperimen dan kelompok control dianalisis dengan cara :

a. Menghitung jumalah skor kemampuan regulasi emosi anak. b. Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel.

Skor Maksimal Ideal : jumlah soal x skor tertinggi

Aspek Skor Maksimal Ideal

Keselurahan 17x3= 51

Penilaian Emosi 2x3=6

Pengaturan Emosi 11x3=33

Pengungkapan Emosi 4x3=12

c. Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel Skor Minimal Ideal : jumlah soal x skor terendah

Aspek Skor Maksimal Ideal

Keselurahan 17x1=17

Aspek Penilaian Emosi 2x1 =2 Aspek Pengaturan Emosi 11x1=11 Aspek Pengungkapan Emosi 4x1=4

d. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel: Rentang skor = skor maksimal ideal – skor minimal ideal

Aspek Rentang Skor

Keseluruhan 51-17 =34


(40)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek Pengaturan Emosi 33-11=22 Aspek Pengungkapan Emosi 12-4=8

e. Mencari interval skor:

Interval skor = rentang skor / 3

Aspek Interval Skor

Keseluruhan 34/3 =11,33/ 11 Aspek Penilaian Emosi 4/3=1.33/1 Aspek Pengaturan Emosi 22/3=7.33/7 Aspek Pengungkapan Emosi 8/3=2.66/3

Dari langkah-langkah diatas, didapatkan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kategorisasi Profil Kemampuan Regulasi Emosi Anak Usia Dini

Aspek Kriteria Interval

Keseluruhan

Berkembang Baik 41-51

Sedang Berproses 29-40 Belum Berkembang 17-28

Aspek Penilaian Emosi

Berkembang Baik 4-6

Sedang Berproses 3-4

Belum Berkembang 2-3

Aspek Pengaturan Emosi

Berkembang Baik 25-33

Sedang Berproses 18-24

Belum Berkembang 11-17

Aspek Pengungkapan Emosi

Berkembang Baik 10-12

Sedang Berproses 7-9


(41)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Melakukan Uji Normalitas

Menentukan teknik analisis sesuai dengan hasil uji normalitas. Jika data hasil uji berditribusi normal, maka teknik yang digunakan Uji t-dua independent. Berikut langkah-langkahnya:

a. Langkah 1

1). Membuat hipotesis

2). Mencari nilai kritis dengan menggunakan nilai α dengan tabel distribusi normal

3). Mencari t-hitung dengan rumus

(Susetyo, 2012, hlm. 203) Keterangan:

t = Nilai t-test

x = Rata-rata kelompok µ = 0

S = Standar defiasi n = Jumlah sampel

4). Membandingkan nilai kritis dan t-hitung

b. Langkah 2

Apabila skor pre-test tidak memiliki perbedaan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan memberikan treatmen. Setelah treatmen diberikan maka deilanjutkan dengan menguji perbedaan skor post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan manggunakan Uji t-dua independent sampel sebagai berikut:

t = xx − µ − µ

√� � +

� �


(42)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mencari t-hitung dengan rumus

(Susetyo, 2012, hlm. 203) Keterangan:

t = Nilai t-test

x = Rata-rata kelompok µ = 0

S = Standar defiasi n = Jumlah sampel

Jika data yang dianalisis berdistribusi normal, maka digunakan rumus Uji U Mann-Whitney, berikut langkah-langkahnya:

a.Langkah 1

1). Membuat hipotesis

2). Mencari nilai kritis pada tabel k

3). Mencari nilai t, yaitu dengan langkah-langkah: a). Membuat tabel

Post-test Pretest D= xb - xa D Rank ∑ Rank

b). Mencari perbedaan nilai post-test dan pre-test, kemudian simpan pada kolom ke-3 (D= xb - xa)

c). Mencari nilai absolut dari setiap perbedaan, kemudian simpan pada kolom ke-4 (D)

d). Mengurutkan nilai absolut dari yang terendah hingga tertinggi, kemudian simpan pada kolom ke-5 (∑ Rank)

e). Memberikan tanda (+) atau (-) berdasarkan perbedaan f). Mencari jumlah nilai (+) atau (-) secara terpisah

g). Untuk nilai terkcil dari nilai absolut dan gunakan sebagai nilai tes den lambang Wf

t = xx − µ − µ

√� � +

� �


(43)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

h). Membuat keputusan dengan meolak Ho jika nilai tes-nya ≤ dari nilai kritis (nk)

i). Menjumlahkan hasil Catatan:

Karena jumlah sampel (n) ≤ 30, maka menggunakan Tabel E dan melanjutkan ke tes nilai sebagai berikut

(Susetyo, 2012, hlm. 238) b.Langkah 2

Apabila perbedaan skor pre-test tidak berbeda secara signifikan, maka dilanjutkan dengan memberikan treatmen. Setelah treatmen diberikan, maka dilanjutkan dengan menguji perbedaan skor post-test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan rumus Uji U mann Whitney, dengan langkah-langkah berikut:

1). Membuat tabel

Post-test Pretest D= xb - xa D Rank ∑ Rank Mencari perbedaan nilai post-test dan pre-test, kemudian simpan pada

kolom ke-3 (D= xb - xa)

2). Mencari nilai absolut dari setiap perbedaan, kemudian simpan pada kolom ke-4 (D)

3). Mengurutkan nilai absolut dari yang terendah hingga tertinggi, kemudian simpan pada kolom ke-5 (∑ Rank)

4). Memberikan tanda (+) atau (-) berdasarkan perbedaan 5). Mencari jumlah nilai (+) atau (-) secara terpisah

6). Untuk nilai terkcil dari nilai absolut dan gunakan sebagai nilai tes den lambang Wf

Z = � − � − � =4


(44)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7). Membuat keputusan dengan meolak Ho jika nilai tes-nya ≤ dari nilai kritis (nk)

8). Menjumlahkan hasil Catatan:

Karena jumlah sampel (n) ≤ 30, maka menggunakan Tabel E dan melanjutkan ke tes nilai sebagai berikut

(Susetyo, 2012, hlm. 238)

J. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan.

1. Tahap Persiapan Penelitian

a. Melakukan permohonan izin penelitian kepada kepala sekolah yang hendak dijadikan objek penelitian.

b. Melakukan observasi awal ke sekolah yang akan diteliti yaitu RA Nurul Huda Bandung Kelompok B1 dan B2.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengembangan instrumen penelitian (perumusan definisi operasional, kisi-kisi instrumen, perhitungan validitas dan reliabilitas).

b. Menyiapkan bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak.

c. Penetapkan sample penelitian.

d. Pelaksanaan pretest terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. e. Pelaksanaan treatment pada kelompok eksperimen dengan pemberian

senam fantasi

f. Pelaksanaan postest terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Z = � − � − � =4


(45)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Tahap Pelaporan

a. Pengolahan data dengan membandingkan hasil pengukuran awal dan akhir pada sample penelitian (kelompok eksperimen dan kontrol) dengan menguji signifikansi untuk mengungkap pengaruh Senam Fantasi terhadap Kemampuan Regulasi Emosi Anak.

b. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis. c. Menyusun keseluruhan hasil penelitian yang dilaksanakan.


(46)

80

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan awal regulasi emosi anak kelompok B di RA Nurul Huda, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen sebelum diterapkan senam fantasi terdapat pada kategori belum berkembang dan sedang berproses dalam aspek penilaian emosi, pengaturan emosi, dan pengungkapan emosi. Kondisi tersebut kemungkinan dikarenakan kurangnya penanaman pengalaman emosi pada anak. Penanaman pengalaman emosi ini diberikan berupa stimulasi. Stimulasi yang diberikan cenderung pada pendekatan emotion dismissing (penghilangan emosi) yang membuat anak menolak dan mengabaikan emosi negatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam fantasi efektif dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak. Kondisi ini berdasarkan uji t

independen data gain kelompok ekperimen dan kelompok kontrol secara keseluruhan. Efektivitas stimulasi senam fantasi juga dikarenakan senam fantasi merupakan kegiatan penanaman pengalaman emosi yang dapat diberikan dengan melibatkan anak secara langsung. Jenis senam fantasi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah senam fantasi menurut cerita. Langkah-langkah senam fantasi yang diterapkan dalam penelitian ini tediri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penenangan, yang mana keseluruhan cerita berkaitan dengan pemberian pengalaman emosi untuk anak. Peningkatan kemampuan regulasi emosi ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan senam fantasi yaitu peranan guru, media yang digunakan, dan waktu pemberian treatmen

Hasil ini memperkuat penelitian sebelumnya berkaitan dengan senam fantasi yang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan anak usia dini setelah diterapkan senam fantasi. Maka guru atau orang tua harus memiliki kemampuan


(47)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam memilih stimulasi yang tepat dalam pengembangan kemampuan regulasi emosi anak.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan penelitian diatas yang menunjukkan bahwa senam fantasi efektif dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi, maka diajukan beberapa rekomendasi untuk beberapa pihak sebagai berikut.

1. Bagi Guru Taman Kanak-Kanak

a. Stimulasi dengan senam fantasi direkomendasikan untuk digunakan para guru PAUD sebagai salah satu metode dalam peningkatan kemampuan regulasi emosi anak.

b. Dalam kegiatan pembelajaran bagi anak usia dini, dalam aktivitasnya hendaknya diberikan kegiatan-kegiatan penanaman nilai-nilai mengenai emosi untuk mengembangkan kemampuan regulasi emosi anak.

c. Untuk mengatasi kendala yang dirasakan guru dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi, maka guru hendaknya mencari referensi atau sumber untuk menambah wawasan mengenai stimulus yang tepat berkaitan dengan kemampuan regulasi emosi anak, seperti pelatihan emosi dengan senam fantasi.

2. Bagi Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

a. Sekolah seharusnya dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran khususnya meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak dengan media dan sumber belajar yang memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran ynag menyenangkan.

b. Agar anak dapat meningkatkan kemampuan regulasi emosi dengan tepat, seharusnya para guru diberikan kesempatan untuk memperoleh pelatihan tentang stimulasi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak, karena


(48)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan regulasi emosi anak berpengaruh terhadap kemampuan regulasi emosi anak tahap berikutnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Waktu yang digunakan terbatas, sehingga akan lebih baik pada penliti selanjutnya melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil yang akurat.

b. Jumlah sampel yang sedikit yaitu 15 anak, akan lebih baik apabila penelitian selanjutnya menggunaan jumlah sampel yang lebih luas.

c. Peneliti kurang memperhatikan factor-faktor ekstraneus yang dapat mepengaruhi hasil penelitian, sehingga akan lebih baik pada penelitian selanjutnya, peneliti memperhatikan faktor-faktor ekstraneus sehinga didapatkan hasil yang lebih baik.

d. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengangkat permasalahan tentang kemampuan regulasi emosi, akan tetapi mengunakan metode yang berbeda sehingga dapat memberikan temuan-temuan dan wawasan baru mengenai pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.

e. Peneliti lain dapat memanfaatkan metode ini dengan aktivitas yang berbeda, yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan dan lingkungan anak, sebab senam fantasi merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak.


(49)

83 Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Afrinanto, Zuhdan. (2013). Strategi Regulasi Emosi Pada Anak Kelas V SD. Jurnal Universitas Ahmad Dahlan. . .

Argyle, M. (2001). The Psychology of Happiness, 2nd Edition. New York: Routledge Taylor & Francis Group.

Cole, P.M, Martin, S.E, & Dennis, T.A. (2004). Emotion Regulation as a Scientific Construct Methodological Challenges and Drection For Child evelopment Research. Child Development. March/April. 75 (2), 317-333.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1997). Metodik Khusus Pengembangan Jasmani di Taman Kanak-Kanak. Jakarta..

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaj Rosdakarya.

Eckman, P. (1999). Basic Emotion. In T Dalgleish & J Mick (Eds), Hanbook of Cognition and Emotion (pp 45-68). New York: John Wiley & Sons Ltd.

Gardner, H. (1993). Multiple Intelligences: The Theory in Practice. New York: Basic Books.

Goleman, D. (1995). Emotional Inetelligence: Why It Can Matter More Than IQ. New York: Bantam Books.

Goleman, Daniel. (2000). Kecerdasan Emosional. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Gottman, J & Declaire J. (1998). Raising an Emotionally Intelligent Child. New York: Simon & Schuster.

Graziano, P.A Reavis, R.D, Keane S.P, & Calkna, S.D.(2007). The Role of Emotion

Regulation in Children’s Early Academic Success. Journal of School Psychology. 45: 3-19.

Gross dan Thomson. (2007). Emotion Regulation Conceptual Foundations, Handbook of Emotion Regulation. New York : Guildford Press.

Hurlock, Elizabet. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Lewis, M dan Havilaand-Jones. (2000). Handbook of Emotion. Second Edition. New

York: The Guilford Press.

Mariyana, Rita dkk. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.


(50)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Martini. (2012). Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Senam Fantasi Menurut Cerita Di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Padang Pariaman. Jurnal Pesona PAUD, 1 (1), hlm. 1-11.

Mashar, Riana. (2011). Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Pengembangannya. Jakarta : Kencana Prenada Goup.

McLaren, Karla. (2013). The Art of Emphathy. USA: Sounds True.

Moeslichatoen. (1995). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Malang: IKIP Malang Press

Nugraha, A & Rachmawati, Y. (2004). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Reivich, K &Shate. (2002). The Resilience Factor: 7 Essential Skil for Overcoming Life’s Inevitable Obstacle. New York: Random House, Inc.

Republika. (2014). Anak Bunuh Diri, Potret Kekerasan Dalam Pendidikan. Diakses dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/14/05/03/n4ztn5-anak-bunuh-diri-potret-kekerasan-dalam-pendidikan.

Samsudin. (2007). Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Litera Prenada Media Goup.

Santrock, J W. (2007). Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta : Erlangga.

Shapiro, L.E (1999). Mengajarkan Emotional Intelegence Pada Anak. Alih Bahasa: Alex Tri Kantjora. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, N & Ibrahim.(2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru dan Algensindo.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Susetyo, Budi. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Syahadat, Yustisi M. (2013). Pelatihan Regulasi Emosi Untuk Menurunkan Perilaku Agresif Pada Anak. Jurnal Humanitas, 10 (2), hlm. 20-34.

Wilson, Beverly J. (1999). Entry Behavior and Emotion Regulation Abilities of Developmentally Delayed Boys. Developmental Psychology, 35 (1), hlm. 214-222.


(1)

80 Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan awal regulasi emosi anak kelompok B di RA Nurul Huda, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen sebelum diterapkan senam fantasi terdapat pada kategori belum berkembang dan sedang berproses dalam aspek penilaian emosi, pengaturan emosi, dan pengungkapan emosi. Kondisi tersebut kemungkinan dikarenakan kurangnya penanaman pengalaman emosi pada anak. Penanaman pengalaman emosi ini diberikan berupa stimulasi. Stimulasi yang diberikan cenderung pada pendekatan emotion dismissing (penghilangan emosi) yang membuat anak menolak dan mengabaikan emosi negatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam fantasi efektif dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak. Kondisi ini berdasarkan uji t independen data gain kelompok ekperimen dan kelompok kontrol secara keseluruhan. Efektivitas stimulasi senam fantasi juga dikarenakan senam fantasi merupakan kegiatan penanaman pengalaman emosi yang dapat diberikan dengan melibatkan anak secara langsung. Jenis senam fantasi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah senam fantasi menurut cerita. Langkah-langkah senam fantasi yang diterapkan dalam penelitian ini tediri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penenangan, yang mana keseluruhan cerita berkaitan dengan pemberian pengalaman emosi untuk anak. Peningkatan kemampuan regulasi emosi ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan senam fantasi yaitu peranan guru, media yang digunakan, dan waktu pemberian treatmen

Hasil ini memperkuat penelitian sebelumnya berkaitan dengan senam fantasi yang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan anak usia dini setelah diterapkan senam fantasi. Maka guru atau orang tua harus memiliki kemampuan


(2)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam memilih stimulasi yang tepat dalam pengembangan kemampuan regulasi emosi anak.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan penelitian diatas yang menunjukkan bahwa senam fantasi efektif dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi, maka diajukan beberapa rekomendasi untuk beberapa pihak sebagai berikut.

1. Bagi Guru Taman Kanak-Kanak

a. Stimulasi dengan senam fantasi direkomendasikan untuk digunakan para guru PAUD sebagai salah satu metode dalam peningkatan kemampuan regulasi emosi anak.

b. Dalam kegiatan pembelajaran bagi anak usia dini, dalam aktivitasnya hendaknya diberikan kegiatan-kegiatan penanaman nilai-nilai mengenai emosi untuk mengembangkan kemampuan regulasi emosi anak.

c. Untuk mengatasi kendala yang dirasakan guru dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi, maka guru hendaknya mencari referensi atau sumber untuk menambah wawasan mengenai stimulus yang tepat berkaitan dengan kemampuan regulasi emosi anak, seperti pelatihan emosi dengan senam fantasi.

2. Bagi Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

a. Sekolah seharusnya dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran khususnya meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak dengan media dan sumber belajar yang memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran ynag menyenangkan.

b. Agar anak dapat meningkatkan kemampuan regulasi emosi dengan tepat, seharusnya para guru diberikan kesempatan untuk memperoleh pelatihan tentang stimulasi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak, karena


(3)

82

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN

kemampuan regulasi emosi anak berpengaruh terhadap kemampuan regulasi emosi anak tahap berikutnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Waktu yang digunakan terbatas, sehingga akan lebih baik pada penliti selanjutnya melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil yang akurat.

b. Jumlah sampel yang sedikit yaitu 15 anak, akan lebih baik apabila penelitian selanjutnya menggunaan jumlah sampel yang lebih luas.

c. Peneliti kurang memperhatikan factor-faktor ekstraneus yang dapat mepengaruhi hasil penelitian, sehingga akan lebih baik pada penelitian selanjutnya, peneliti memperhatikan faktor-faktor ekstraneus sehinga didapatkan hasil yang lebih baik.

d. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengangkat permasalahan tentang kemampuan regulasi emosi, akan tetapi mengunakan metode yang berbeda sehingga dapat memberikan temuan-temuan dan wawasan baru mengenai pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.

e. Peneliti lain dapat memanfaatkan metode ini dengan aktivitas yang berbeda, yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan dan lingkungan anak, sebab senam fantasi merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak.


(4)

83 Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Afrinanto, Zuhdan. (2013). Strategi Regulasi Emosi Pada Anak Kelas V SD. Jurnal Universitas Ahmad Dahlan. . .

Argyle, M. (2001). The Psychology of Happiness, 2nd Edition. New York: Routledge Taylor & Francis Group.

Cole, P.M, Martin, S.E, & Dennis, T.A. (2004). Emotion Regulation as a Scientific Construct Methodological Challenges and Drection For Child evelopment Research. Child Development. March/April. 75 (2), 317-333.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1997). Metodik Khusus Pengembangan Jasmani di Taman Kanak-Kanak. Jakarta..

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaj Rosdakarya.

Eckman, P. (1999). Basic Emotion. In T Dalgleish & J Mick (Eds), Hanbook of Cognition and Emotion (pp 45-68). New York: John Wiley & Sons Ltd.

Gardner, H. (1993). Multiple Intelligences: The Theory in Practice. New York: Basic Books.

Goleman, D. (1995). Emotional Inetelligence: Why It Can Matter More Than IQ. New York: Bantam Books.

Goleman, Daniel. (2000). Kecerdasan Emosional. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Gottman, J & Declaire J. (1998). Raising an Emotionally Intelligent Child. New York: Simon & Schuster.

Graziano, P.A Reavis, R.D, Keane S.P, & Calkna, S.D.(2007). The Role of Emotion

Regulation in Children’s Early Academic Success. Journal of School Psychology. 45: 3-19.

Gross dan Thomson. (2007). Emotion Regulation Conceptual Foundations, Handbook of Emotion Regulation. New York : Guildford Press.

Hurlock, Elizabet. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Lewis, M dan Havilaand-Jones. (2000). Handbook of Emotion. Second Edition. New

York: The Guilford Press.

Mariyana, Rita dkk. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.


(5)

84

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Martini. (2012). Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Senam Fantasi Menurut Cerita Di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Padang Pariaman. Jurnal Pesona PAUD, 1 (1), hlm. 1-11.

Mashar, Riana. (2011). Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Pengembangannya. Jakarta : Kencana Prenada Goup.

McLaren, Karla. (2013). The Art of Emphathy. USA: Sounds True.

Moeslichatoen. (1995). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Malang: IKIP Malang Press

Nugraha, A & Rachmawati, Y. (2004). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Reivich, K &Shate. (2002). The Resilience Factor: 7 Essential Skil for Overcoming Life’s Inevitable Obstacle. New York: Random House, Inc.

Republika. (2014). Anak Bunuh Diri, Potret Kekerasan Dalam Pendidikan. Diakses dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/14/05/03/n4ztn5-anak-bunuh-diri-potret-kekerasan-dalam-pendidikan.

Samsudin. (2007). Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Litera Prenada Media Goup.

Santrock, J W. (2007). Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta : Erlangga.

Shapiro, L.E (1999). Mengajarkan Emotional Intelegence Pada Anak. Alih Bahasa: Alex Tri Kantjora. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, N & Ibrahim.(2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru dan Algensindo.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Susetyo, Budi. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Syahadat, Yustisi M. (2013). Pelatihan Regulasi Emosi Untuk Menurunkan Perilaku Agresif Pada Anak. Jurnal Humanitas, 10 (2), hlm. 20-34.

Wilson, Beverly J. (1999). Entry Behavior and Emotion Regulation Abilities of Developmentally Delayed Boys. Developmental Psychology, 35 (1), hlm. 214-222.


(6)

Noni Mariam Jamilah, 2015

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 5-6 TAHUN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yusmarini. (2012). Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Senam Fantasi di Taman Kanak-Kanak AL-Hikmah Lubuk Basung. Jurnal Pesona PAUD, 1 (1), hlm. 1-12.

Nisfiannoor, M & Kartika, Y. (2004). Hubungan Antara Regulasi Emosi dan Penerimaan Kelompok Teman Sebaya Pada Remaja. Jurnal Psikologi, 2 (2), hlm. 160-177.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN LAGU DENGAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA AWAL ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK NURUL HUDA PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2014/2015

9 49 95

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MERONCE DI RA NURUL HADINA MEDAN T.A 2015/2016.

0 3 21

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP DI RA SUBULUL HUDA SAENTIS TAHUN AJARAN 2015/ 2016.

0 2 25

PENGARUH KEGIATAN SENAM FANTASI TERHADAP KECERDASAN KINESTETIK ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI 01 GIRILAYU Pengaruh Kegiatan Senam Fantasi Terhadap Kecerdasan Kinestetik Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi 01 Girilayu Matesih Karanganyar Tahun Ajaran 2016/2017.

0 12 16

PENGARUH KEGIATAN SENAM FANTASI TERHADAP KECERDASAN KINESTETIK ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI 01 GIRILAYU Pengaruh Kegiatan Senam Fantasi Terhadap Kecerdasan Kinestetik Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi 01 Girilayu Matesih Karanganyar Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Kegiatan Senam Fantasi Terhadap Kecerdasan Kinestetik Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi 01 Girilayu Matesih Karanganyar Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 6

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS PADA ANAK KELOMPOK B Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Kemampuan Sains Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Sribit Kecamatan Delanggu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 14

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL ANJANG-ANJANGAN TERHADAP KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK USIA DINI (Penelitian Quasi Eksperimen terhadap anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Tahun Ajaran 2015-2016).

2 7 39

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI TEKNIK MOZAIK (Penelitian Tindakan Kelas usia 4-5 tahun di RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016).

1 10 36

ABSTRAK PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PERMAINAN MAZE TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK USIA DINI Penelitian Quasi Eksperimen terhadap anak kelompok B di Pos PAUD Miana V Gegerkalong Kota Bandung Tahun Ajaran 2015-2016.

11 33 42