HUBUNGAN LAGU DENGAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA AWAL ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK NURUL HUDA PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAC

SONG RELATIONSHIP WITH EARLY MATH SKILLS DEVELOPMENT OF CHILDREN AGED 4-5 YEARS IN TK NURUL HUDA PRINGSEWU

ACADEMIC YEAR 2014/2015

Oleh

Kurnia Wulandari

The purpose of this study was to investigate the relationship between song with early math skills of children. Problems in this study was lower children's early math skills in group A Pringsewu Nurul Huda kindergarten school year 2014/2015. The method used is the correlation method. The study population was all A group of students who were in kindergarten Nurul Hudha Pringsewu. The sampling technique using a study population that is all the population used as a sample. The independent variable was the song (x) while the dependent variable is the initial math (y). Data collection technique is using observation and documentation. Data were analyzed using Spearman rank test analysis. The results showed that there is a relationship between the song with early mathematical correlation coefficient r of 0.810.

.


(2)

i

HUBUNGAN LAGU DENGAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA AWAL ANAK USIA 4-5 TAHUN

DI TK NURUL HUDA PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh

Kurnia Wulandari

Penelitian ini berlatar belakang dari rendahnya kemampuan matematika awal yang dimiliki anak di kelompok A TK Nurul Huda Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lagu dengan kemampuan matematika awal anak. Metode yang di gunakan adalah metode korelasional. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelompok A yang berada di TK Nurul Hudha Pringsewu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah populasi study. Variabel bebas adalah lagu (x) sedangkan variabel terikat adalah matematika awal (y). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara lagu dengan matematika awal dengan koefisien korelasi r sebesar 0,810..


(3)

HUBUNGAN LAGU DENGAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA AWAL ANAK USIA 4-5 TAHUN

DI TK NURUL HUDA PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh

KURNIA WULANDARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

TAHUN AJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh

KURNIA WULANDARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

xii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Anak Usia Dini ... 9

1. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini ... 10

2. Pendekatan Dalam Pendidikan Anak Usia Dini ... 11

B. Perkembangan Kognitif ... 14

1. Karakteristik Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini... 16

C. Matematika Anak Usia Dini ... 17

1. Tahap dan Prinsip Kemampuan Berhitung Permulaan ... 20

2. Metode Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan ... 25

D. Pengertian Lagu Anak Usia Dini ... 26

1. Manfaat Bernyanyi ... 28

2. Pemahaman Lagu di TK ... 30

E. Hubungan Lagu dengan Kemampuan Matematika Awal Anak ... 31

F. Penelitian Yang Relevan ... 34

G. Kerangka Pikir ... 36

H. Pertanyaan Penelitian ... 36

III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 37

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 37


(6)

xiii

G. Teknik Pengumpulan Data ... 40

H. Analisis Data ... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44

1. Sejarah Singkat TK Nurul Huda ... 44

2. Visi Misi Tujuan Sekolah ... 44

3. Identitas TK ... 45

4. Kondisi Fisik Sekolah ... 46

5. Fasilitas Kelas ... 46

6. Sarana Bermain ... 47

7. Data anak ... 47

B. Hasil Penelitian ... 48

1. Hasil Pengamatan Pada Setiap Pertemuan ... 48

2. Hasil Pengamatan Pada Setiap Indikator ... 64

3. Hasil Pengamatan Pada Setiap Aspek ... 66

4. Uji Hubungan ... 68

C. Pembahasan ... 69

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(7)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Grafik Persentese Keseluruhan Siswa Setiap Indikator pada Aspek Lagu ... 65 4.2 Grafik Persentese Keseluruhan Siswa Setiap Indikator pada Aspek

Matematika... 66 4.3 Grafik Persentase Kemampuan Lagu... 67 4.4 Grafik Persentase kemampuan Matematika... 68


(8)

xi

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Instrumen... 78

2. Kisi-kisi Panduan Penilaian ... 79

3. Lembar Observasi ... 83

4. Rencana Kegiatan Harian ... 85

5. Hasil Pengamatan... 120

6. Tabel Penolong Koefisien Korelasi ... 122

7. Foto Penelitian ... 124

8. Surat Izin Penelitian ... 131


(9)

x i✁

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Lingkup Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun ... 14

3.1 Kisi-Kisi Instrumen ... 40

3.2 Tolak Ukur Kriteria Tingkat Kemampuan ... 42

3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi... 43

4.1 Jumlah Siswa TK Nurul Huda Pekon Kutawaringin Kabupaten Pringsewu... 48

4.2 Data Pengamatan Keseluruhan Siswa pada Pertemuan Pertama ... 52

4.3 Data Pengamatan Keseluruhan Siswa pada Pertemuan Kedua... 55

4.4 Data Pengamatan Keseluruhan Siswa pada Pertemuan Ketiga... 59

4.5 Data Pengamatan Keseluruhan Siswa pada Pertemuan Keempat... 63

4.6 Perolehan Data Pengamatan Keseluruhan Siswa dalam Aspek Lagu ... 64

4.7 Perolehan Data Pengamatan Keseluruhan Siswa dalam Aspek Matematika ... 65

4.8 Hasil Pengamatan Aspek Lagu ... 66


(10)

(11)

(12)

(13)

✂ii MOTO

Barang siapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga

(H.R Muslim)

Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik

(Evelyn Underhill)

Orang-orang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau

tidak (Aldus huxley)


(14)

✄iii

☎✆ ✝ ✞✆ ✟ ✟✠✡✆ ☛☛☞ ✡✞ ✠✌✆ ☛☛☞ ✡✆ ✞✍✍✍✍

Kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada Allah SWT beserta Nabi junjungan kami Muhammad SAW

Bukan pelangi namanya jika hanya ada warna merah. Bukan hari namanya juka hanya ada siang dan panas. Semua itu adalah warna hidup yang harus dijalani dan

dinikmati. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan terasa, apabila semuanya bisa dilalui dengan baik.

Kupersembahkan karya kecil ini, untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia mendampingi, saat kulelah tak berdaya

Ayah ku Mujiman dan Ibu ku Lasmini, yang selalu memanjatkan doa untuk putri tercinta dalam setiap sujudnya.

Kakak ku Winda Puji Lestari serta adik-adikku Titin Listyowati dan Mitha Anggraini yang selalu memberikan motivasi dalam setiap senyuman dan semangat

untuk terus berjuang dalam menggapai cita-cita, terimakasih.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan mimpi yang akan dikejar, untuk sebuah harapan, agar hidup jauh lebih bermakna, karena hidup tanpa mimpi

ibarat arus sungai. Mengalir tanpa tujuan.

Teruslah belajar, berusaha dan berdoa untuk menggapainya. Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal Bangkit lagi.


(15)

✎i

RIWAYAT HIDUP

Kurnia Wulandari dilahirkan di Desa Kutawaringin tanggal 12 Mei 1993. Anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Mujiman dan Ibu Lasmini dengan satu kakak perempuan yang bernama Winda Puji Lestari dan dua orang adik yang bernama Titin Listyowati dan Mitha Anggraini. Penulis menempuh pendidikan Taman Kanak-Kanak (1997-1999) di TK ABA Waringin Sari. Sekolah Dasar (1999-2005) di SD Negeri 7 Bandung Baru. Sekolah Menengah Pertama (2005-2008) di SMP Negeri 1 Adiluwih. Sekolah Menengah Atas (2008-2011) di SMA Negeri 2 Pringsewu

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi S1-PG PAUD melalui Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN), Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Pada semester tujuh, penulis melaksanakan Kegiatan Kerja Nyata (KKN) di desa Way Sindi Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat, Program Pengalaman Lapangan (PPL) di TK Dharma Wanita Way Sindi Kec. Karya Penggawa Kab. Pesisir barat.


(16)

ix

Piji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Lagu dengan Pengembangan Kemampuan Matematika Awal Anak Usia 4-5 Tahun di TK Nurul Huda Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Universitas Lampung.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung serta Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Ari Sofia, S.Psi, M.A.Psi., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Universitas Lampung


(17)

x

4. Ibu Asih Budi Kurniawati, S. Pd M. Pd., selaku pembimbing II atas kesediaannya memberikan bimbingan, motivasi, ilmu yang berharga, saran, dan kritik baik selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M. Pd., selaku pembahas yang telah memberikan saran dan kritik kepada penulis.

6. Ibu Devi Nawangsasi, M.Pd., sebagai motivator yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis.

7. Dosen serta Staf Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, motivasi, dan pandangan hidup yang baik kepada penulis. 8. Kepala sekolah TK Nurul Huda Ibu Nanik Hartati, S.Pd AUD yang telah

memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

9. Ibu Siti Solihah Kurotul Aini selaku guru kelompok A yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

10. Kedua orang tuaku rercinta Bapak dan ibu tercinta (Mujiman & Lasmini), yang tak henti menyayangiku, memberikan do’a, dukungan, semangat serta senantiasa menantikan keberhasilanku.

11. Kakakku (Winda Puji Lestari) dan adik-adikku (Titin Listyowati & Mitha Anggraini) yang selalu memberikan senyuman kebahagiaan.

12. Keluarga besarku yang selalu menyayangi, mendo’akan, dan selalu memberikan dukungan moril dan materil untuk kesuksesanku.


(18)

xi telah diberikan.

14. Sahabat seperjuangan di PG-PAUD 2011 yaitu Bagas, Panca, Septa, Reni, Lala, Rina dan Mbak Yuni. Semoga kekeluargaan kita akan terus terjalin. 15. Teman seperjuangan di PG-PAUD 2011 yaitu Uswa, Juna, Nurul, Sulis,

Wahyu, Dwi, Adzani, Atika, Rosika, Rihayu, Heni, Dila, Diyah, Arum, Tia, Putri, Destila, Handis, Morgi, terimakasih telah menjadi teman terbaik.

16. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PG-PAUD angkatan 2011 kelas A dan B yang telah bersama-sama berusaha dari awal hingga akhir.

17. Teman-teman KKN dan PPL di Desa Way Sindi Kec. Karya Penggawa Kab. Pesisir Barat 2014 (Fatma, Rani, Nia, Dinda, Banda, Indah, Ira, Septi, Riyan, Hari dan Resti).

18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung, Juni 20015 Penulis,

Kurnia Wulandari NPM 1113054029


(19)

I . PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945, terutama pada alenia ke empat yang salah satu tujuan didirikan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga negara adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Seperti yang diatur dalam UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab 1 pasal 1 butir 14 dalam Sujiono (2007:30) dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dan pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting terhadap tumbuh kembang anak, melalui rangsangan pendidikan akan membantu


(20)

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No 20 tahun 2003 pasal 28). Untuk itu pendidikan anak usia dini hendaknya memberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadian anak serta menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak.

Undang-undang RI nomor 23 tahun 2002 pasal 9 ayat 1 dalam Sujiono (2007:47) tentang perlindungan anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.

Kemauan belajar dalam diri anak memang harus diperhatikan dan diberi pujian agar dapat mengikuti proses pembelajaran yang diberikan oleh guru yang bertujuan untuk mengembangakan semua aspek perkembangannya. Aspek aspek yang harus dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dalam UU No. 58 tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini bahwa ada lima aspek yang harus dikembangkan pada anak yaitu aspek perkembangan moral agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional anak. Salah satu bidang pengembangan yang yang paling penting untuk dikembangkan dan distimulus sejak dini adalah perkembangan kognitif anak.


(21)

3

Menurut Susanto (2011: 47) Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.

Kognitif sering kali diartikan sebagai kecerdasan atau kemampuan berpikir. Perkembangan kognitif sangat penting bagi anak, oleh karena itu peran pendidik dalam menstimulasi kognitif anak harus dengan pembelajaran menjadikan anak aktif, kreatif serta menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak, sehingga akan tercapai optimulasi pada masing-masing anak. Salah satu kemampuan kognitif yang harus dikembangkan anak adalah berhitung. Berhitung merupakan bagian dari matematika, yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.

Disamping itu guru hendaknya dapat menciptakan atau memperkaya wawasan tentang lagu berhitung untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung anak, sehingga anak akan menyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan usia nya, bukan lagu-lagu orang dewasa. Untuk mengembangkan kemampuan berhitung pada anak, guru harus mampu menciptakan media berupa alat permainan yang memotivasi anak dalam belajar. Media yang digunakan dibuat bervariasi agar anak tidak merasa bosan dan jenuh dalam belajar. Selain itu pemilihan metode yang digunakan dalam mengajar harus tepat.


(22)

Dunia anak-anak merupakan dunia yang penuh dengan permainan, dimana masa-masa penting bagi anak untuk dapat mengungkapkan rasa ingin tahu dan menemukan sesuatu yang baru, hal ini sesuai dengan prinsip belajar pendidikan anak usia dini yaitu belajar seraya bermain. Melalui kegiatan sambil bermain anak diharapkan dapat mengembangkan aspek yang ada pada diri anak. Dalam kegiatan aktivitasnya anak-anak tentunya tidak terlepas dari penggunaan kemampuannya untuk memecahkan masalah.

Pendidikan anak usia dini dilaksanakan sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan anak sehingga proses pendidikan bersifat tidak terstruktur, informal, emergen dan responsive terhadap perbedaan individual anak serta melalui aktifitas berlangsung suasana bermain. Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM. Disebut demikian, karena pembelajaran dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreatifitas sehingga efektif, namun menyenangkan.

Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) mengacu pada PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional pada bab IV pasal 19 ayat 1 yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, meyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat.

Menyenangkan adalah pembelajaran dirancang untuk menciptakan suasana yang menyenangkan. Menyenangkan berarti tidak membelenggu, siswa berani mencoba atau berbuat, bertanya, mengemukakan pendapat sehingga


(23)

5

siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan dapat di lakukan menggunakan lagu.

Jari dalam Fadilah (2014: 43) menyebutkan bahwa di antara manfaat lagu (menyanyi) dalam pembelajaran yaitu: sarana relaksasi otak dengan menetralisir denyut jantung dan gelombang otak, menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik pembelajaran, menciptakan proses pembelajaran lebih humanis dan menyenangkan, membantu memahami matematika dan ilmu pengetahuan, sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran

Dalam pengembangan matematika banyak sekali metode-metode yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan aspek perkembangan kognitif anak. Diantaranya adalah melalui kegiatan berhitung, demonstrasi, bercakap-cakap, tanya jawab, bernyanyi dan masih banyak lagi yang lainnya. Dari berbagai macam kegiatan tersebut terdapat kegiatan bernyanyi yang merupakan salah satu kegiatan yang dapat mendukung perkembangan anak melalui kegiatan bernyanyi anak diminta bernyanyi. Bernyanyi akan sangat berperan penting dalam pengembangan logika matematika. Melalui nyanyian yang sesuai, perbendaharaan bahasa, kreativitas serta kemampuan anak berimajinasi dapat mengembangkan daya pikir anak sehingga perkembangan inteligensinya dapat berlangsung dengan baik.

Gardner dalam Latif (2011: 233) menemukan bahwa ada keterkaitan antara musik dan intelegensi anak. Gardner menyebutkan kecerdasan musikal berpengaruh terhadap kecerdasan-kecerdasan yang lain. Diantaranya kecerdasan matematika

Namun kenyataan yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa, sesuai dengan data empirik yang telah dijelaskan oleh guru di TK Nurul Huda


(24)

tersebut bahwa kemampuan matematika awal anak belum sesuai dengan perkembangan yang seharusnya. Dari jumlah 15 anak 80% belum dapat mengenal lambang bilangan. Terlihat masih banyak anak yang sulit dalam menyebutkan urutan bilangan, membilang dengan benda-benda, dan menuliskan lambang bilangan.

Guru tidak memberikan pembelajaran matematika dengan melalui kegiatan yang menarik bagi anak, media pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga pembelajaran kurang menarik untuk anak. Dengan menggunakan alat media yang bervariasi dapat menimbulkan rasa semangat belajar anak serta menstimulus perkembangan motorik halus anak secara optimal. Kegiatan belajar mengajar tidak menyenangkan. Guru hanya menggunakan lembar kerja siswa atau LKS yang disediakan di sekolah sehingga menjadikan anak bosan dan tidak tertarik dengan pembelajaran matematika atau berhitung. Pembelajaran berpusat pada guru, anak pasif dan guru yang lebih aktif.

Bentuk stimulasi atau kegiatan pembelajaran yang diperlukan untuk mengembangkan matematika anak yaitu melalui lagu atau kegiatan bernyanyi, sesuai dengan penjelasan teori di atas bahwa melalui kegiatan ini anak bisa mengembangkan kogtitif anak selain itu kegiatan ini bisa dilakukan seraya bermain yang sesuai dengan prinsip pembelajaran anak yaitu belajar melalui bermain, adapun manfaat dari kegiatan bernyanyi yaitu menyenangkan yang memberi kepuasan kepada anak-anak, melalui lagu anak juga akan lebih mudah mengingat pelajaran matematika.


(25)

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah-masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Sebagian guru belum mampu dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran berhitung yang sesuai.

2. Guru tidak memperkaya wawasan tentang lagu berhitung. 3. Guru kurang menggunakan lagu sebagai media dalam belajar.

4. Tidak ada alat peraga dan kurangnya kreatifitas guru dalam menciptakan alat peraga sebagai penunjang pembelajaran.

5. Kurangnya minat anak dalam kegiatan berhitung atau matematika. Hal ini karena kegiatan pembelajaran yang monoton.

6. Kemampuan anak dalam berhitung masih rendah.

7. Metode yang digunakan guru membuat anak merasa bosan dan tidak ada rasa antusias pada anak untuk aktif di dalam kelas.

8. Pembelajaran berpusat pada guru sehingga menjadikan anak pasif.

C. Pembatasan Masalah

Mengacu kepada identifikasi masalah yang dijabarkan, maka peneliti membatasi masalah pada “Hubungan lagu dengan pengembangan kemampuan matematika awal anak usia 4-5 tahun di TK Nurul Huda Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015”


(26)

D. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana hubungan lagu dengan kemampuan matematika awal anak?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lagu dengan kemampuan matematika awal anak.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Guru

Bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tentang pengembangan kemampuan dalam menciptakan dan mengembangkan kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.

b. Kepala Sekolah

Dapat meningkatkan kualitas sekolah khususnya pendidikan pada umumnya.

c. Peneliti

Bagi peneliti menambah pengetahuan dan pengalaman dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan media lagu.

d. Peneliti Lain


(27)

II . KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakkan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragam), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orangtua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.


(28)

Pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan peserta didik dan sumber belajar dengan adanya stimulus dan respon (umpan balik). Pembelajaran anak usia dini merupakan proses interaksi antara anak, orang tua serta guru atau orang lain dalam suatu lingkungan untuk menstimulus perkembangan anak, karena melalui proses interaksi yang dilakukan anak diharapkan anak mendapat pengalaman yang bermakna secara nyata. Pengalaman interaksi yang dilakukan anak secara langsung sangat penting bagi proses berpikir dan perkembangan anak. Menurut Vygotsky dalam Morrison (2012), perkembangan didukung oleh interaksi sosial, “proses belajar membangkitkan beragam proses perkembangan yang dapat terjadi, hanya ketika anak berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya dan ketika anak bekerja sama dengan teman-temannya.

1. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini

Anak dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan aspek perkembangannya terpenuhi dan anak merasa aman dan nyaman, anak juga membangun pengetahuan sendiri, anak belajar melalui bermain serta anak dapat termotivasi dalam perkembangannya. Setiap anak berkembang melalui tahapan perkembangan tetapi pada saat yang sama anak juga adalah individu yang unik dimana pembelajaran yang sesuai dengan anak adalah pembelajaran yang sesuai dengan minat setiap anak. Karakteristik anak usia dini adalah sebagai berikut:

a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar, b. Merupakan pribadi yang unik


(29)

11

c. Suka berfantasi dan berimajinasi d. Masa potensial untuk belajar e. Memiliki sikap egosentris

f. Memiliki rentan daya konsentrasi yang pendek g. Merupakan bagian dari makhluk sosial.

Untuk itu, agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal maka dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif pada saat memberikan stimulasi dan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak karena masa usia dini merupakan masa awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Perkembangan pada anak usia dini tidak terjadi serta merta dalam satu waktu, tetapi melalui tahapan-tahapan, maka perlu pembelajaran yang tepat untuk membantu tumbuh kembang anak sesuai dengan tingkat usia anak yang seimbang, perkembangan yang terjadi pada anak.

2. Pendekatan Dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Pembelajaran anak usia dini pada dasarnya menganut pendekatan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Sesuai dengan karakteristik anak yang bersifat aktif dan eksploratif terhadap lingkungannya. Anak belajar dengan caranya sendiri.

Ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran pada anak usia dini, yaitu : a. Berorientasi pada kebutuhan anak


(30)

Sesuai dengan perkembangan zaman saat ini, dibutuhkan kegiatan kempelajaran yang memberikan kemampuan anak dari segi IPTEK serta dapat menguasai lebih dari satu bahasa. Kegiatan pembelajran pada anak usia dini juga senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak untuk mendapatkan layanan pendidikan, kesehatan dan gizi yang dilaksanakan secara integratif dan holistik.

b. Berorientasi pada perkembangan anak Memiliki ciri-ciri seperti berikut ini

1) Anak belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasakan aman dan tentram secara psikologis

2) Siklus anak selalu berulang, dimulai dari membangun kesadaran, melakukan penjelajahan, memperoleh penemuan untuk selanjutnya anak dapat menggunakannya

3) Anak belajar melaui interaksi sosial dengan orang dewasa atau teman sebaya

4) Minat anak untuk keingin tahuannya memotivasi belajarnya 5) Perkembangan dan belajar anak harus diperhatikan perbedaan

individual

6) Anak belajar dengan cara dari sederhana ke rumit dan dari konkret ke abstrak

c. Belajar melalui bermain

Bermain bagi anak dapat menumukan seperti apa diri mereka sendiri. Anak-anak menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru


(31)

13

dan belajar kapan harus menggunakan keahlian tersebut serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya.

d. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional pada bab IV pasal 19 ayat 1 yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, meyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaan yang aktif kreatif efektif dan menyenangkan.

e. Stimulasi dan Pembelajaran Terpadu

Lingkungan harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Menciptakan suasana kelas yang aman dan nyaman dapat dilakukan dengan mengemas pembelajaran melalui permainan sehingga membuat anak tertarik.

Pembelajaran anak usia dini menggunakan kurikulum yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Standar PAUD merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD. Standar PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu :


(32)

1. Standar tingkat pencapaian perkembangan 2. Standar pendidik dan tenaga kependidikan 3. Standar isi, proses, dan penilaian

4. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan

Standar tingkat pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Tingkat perkembangan yang dicapai merupakan aktualisasi potensi semua aspek perkembangan yang diharapkan dapat dicapai anak pada setiap tahap perkembangannya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian kecakapan akademik

Tabel 2.1 Lingkup Perkembangan Kognitif Usia 4-5 tahun Lingkup Perkembangan

Tingkat Pencapaian Perkembangan Usia 4–5 Tahun

Kognitif

Konsep bilangan, Lambang bilangan, dan huruf

1. Mengetahui konsep banyak dan sedikit 2. Membilang banyak benda satu sampai

sepuluh

3. Mengenal konsep bilangan 4. Mengenal lambang bilangan 5. Mengenal lambang huruf Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 58

B. Perkembangan Kognitif

Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf-syaraf. Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan anak yang berkaitan dengan pengetahuan,


(33)

15

yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.

Serupa dengan aspek-aspek perkembangan yang lainnya, kemampuan kognitif anak juga mengalami perkembangan tahap demi tahap. Secara sederhana, dijelaskan kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan berkembangnya kemampuan kognitif ini akan memudahkan peserta didik menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu melanjutkan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan. Menurut para ahli dalam Sujiono (2006 : 29) kemampuan perkembangan kognitif antara lain mengelompokkan benda yang memiliki persamaan warna, bentuk, dan ukuran, mencocokkan lingkaran, segitiga, dan segiempat serta mengenali dan menghitung angka 1 sampai 20.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan dan dapat dipahami bahwa kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.


(34)

Perkembangan kognitif menurut Bruner ialah lebih menekankan cara - cara manusia berinteraksi dalam lingkungan dan menggambarkan pengalaman secara mendalam.

1. Karakteristik Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini a. Kemampuan Kognitif Anak Usia 4 Tahun

1) Mulai dapat memecahkan masalah dengan berpikir secara intuitif. Misalnya, menyusun puzzle berdasarkan coba-coba.

2) Mulai belajar mengembangkan keterampilan mendengar dengan tujuan untuk mempermudah berinteraksi dengan lingkungannya. 3) Sudah dapat menggambar sesuai dengan apa yang dipikirkannya 4) Proses berprkir selalu dikaitkan dengan apa yang ditangkap oleh

panca indera seperti yang dilihat, didengar, dikecap, diraba, dan dicium, dan selalu diikuti dengan pertanyaan "mengapa?"

5) Semua kejadian yang terjadi beralasan, tetapi berdasarkan (egosentris ).

6) Mulai dapat membedakan antara fantasi dengan kenyataan yang sebenarnya.

b. Kemampuan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun 1) Sudah dapat memahami jumlah dan ukuran

2) Tertarik dengan huruf dan angka, ada yang sudah mampu menulisnya atau menyalinnya serta menghitungnya.


(35)

17

4) Mulai mengerti tentang waktu, kapan harus pergi ke sekolah dan pulang dari sekolah, nama-nama hari dalam satu minggu.

5) Mengenal bidang dan menggali sesuai dengan bidang yang dimilikinya (teritorinya).

6) Pada akhir usia 6 tahun, anak sudah mulai mampu membaca, menulis, dan berhitung.

C. Matematika Awal Anak Usia Dini

Anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Rasa ingin tahu tersebut perlu difasilitasi oleh orang dewasa termasuk orang tua dan tenaga pendidik di dalamnya yang berfungsi sebagai guru anak. Anak dapat belajar apa saja asal tidak dipaksakan termasuk belajar matematika sejak dini. Salah satu lingkup perkembangan yang harus dicapai pada tingkat pencapaian perkembangan anak usia 4-5 tahun adalah kemampuan kognitif yang terdiri dari pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk, warna, ukuran dan pola, konsep bilangan dan lambang bilangan. Kemampuan ini dapat dilihat dari kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan, menghitung pada batas tertentu bahkan mengenal penambahan dan pengurangan secara sederhana. Oleh sebab itu kemampuan dasar matematika perlu dirangsang dan dikembangkan sejak dini.

Kecerdasan logika matematik berkaitan dengan perkembangan kemampuan berpikir sistematis, menggunakan angka, menghitung, menemukan hubungan sebab akibat, dan membuat klasifikasi. Anak yang mempunyai kelebihan


(36)

dalam kecerdasan logika matematika, tertarik memanipulasi lingkungan serta cenderung menerapkan strategi, mereka suka menduga-duga dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Menurut pusat pembinaan dan pengembangan bahasa dalam Sujiono (2008:11.3) matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaikan persolan mengenai bilangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matematika adalah kemampuan dalam mengenal lambang bilangan, menggunakan angka-angka, dan memecahkan masalah.

Suriasumantri dalam Hartini (2012), mengungkapkan tentang pengertian matematika, bahwa matematika hakikatnya merupakan cara belajar untuk mengatur jalan pikiran seseorang dengan maksud melalui matematika ini seseorang dapat jalan pikirannya. Dengan demikian menguasai matematika dan berbagai teorinya, maka dimungkinkan seseorang dapat lebih sistematis dalam me-manage jalan pikirnya. Atau dengan kata lain, orang yang mahir atau menguasai teori-teori dalam matematika, maka orang ini akan mudah untuk mengatur jalan pikirnya yang dihadapinya.

Berhitung merupakan dasar dari beberapa ilmu yang di pakai dalam setiap kehidupan manusia. Dalam setiap aktifitasnya manusia tidak dapat terlepas dari peran matematika di dalamnya, mulai dari penambahan, pengurangan, pembagian sampai perkalian yang semua itu tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia sehari-hari.


(37)

19

Mengingat begitu pentingnya kemampuan berhitung bagi manusia, maka kemampuan berhitung ini perlu diajarkan sejak dini dengan berbagai media dan metode yang tepat jangan sampai merusak pola perkembangan anak. Apabila anak belajar matematika secara sederhana, namun tepat dan dilakukan secara konsisten dan kontinu dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan, maka otak anak akan terlatih untuk berkembang sehingga anak dapat menguasai , dan bahkan menyenangi matematika tersebut.

Perlunya media dan metode yang tepat dalam pembelajaran matematika ini, karena anak 4 sampai 5 tahun belum dapat melakukan kegiatan berhitung dengan sesungguhnya (berhitung dalam bilangan abstrak). Masa ini anak berada pada tahap berhitung permulaan yaitu anak berhitung dengan benda-benda dari lingkungan yang terdekat, dan situasi permainan yang menyenangkan, tujuannya anak anak mampu bekerja dengan bilangan. Baru pada usia 6 tahun, anak mulai berkembang konsep bilangan sampai pada peningkatan ke tahap pengertian mengenai jumlah, konsep jumlah berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan, semakin tinggi kemampuan anak, maka akan semakin mudah untuk memecahkan masalah yang lebih rumit.

Matematika sebenarnya ada dimana-mana dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Kesukaan terhadap matematika harus dimunculkan sejak anak usia dini, dan pembelajaran matematika sambil bermain akan memberikan kenikmatan bagi AUD dalam mengenal matematika. Pembelajaran yang


(38)

sederhana menggunakan media yang konkrit dan sesuai dengan usia anak dapat menstimulasi anak dalam bermatematika, sehingga dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak.

1. Tahap dan Prinsip Kemampuan Berhitung Permulaan

Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru dan orang tua untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan berhitung permulaan, kemampuan berhitung merupakan kemampuan untuk menggunakan keterampilan berhitung. Tahap yang dapat dilakukan untuk membantu mempercepat penguasaan berhitung melalui jalur matematika, misalnya : tahap penguasaan konsep, tahap transisi dan tahap pengenalan lambang Depdiknas (2007: 7-8) dalam Susanto (2011: 100-101). Pertama, tahap penguasaan konsep, dimulai dengan mengenalkan konsep atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda-benda yang nyata, seperti pengenalan warna, bentuk, dan menghitung bilangan.

Kedua, tahap transisi, merupakan peralihan dari pemahaman secara konkret dengan menggunakan benda-benda nyata menuju ke arah pemahaman secara abstrak. Ketiga, tahap pengenalan lambang, adalah dimana setelah anak dikenalkan pada tingkat penguasaan terhadap konsep bilangan dengan cara meminta anak melakukan proses penjumlahan dan pengurangan melalui penyelesaian soal.

Tahap bermain hitung atau matematika anak usia dini, dengan mengacu pada hasil penelitian Jean Piaget tentang intelektual, yang menyatakan


(39)

21

bahwa anak usia 2-7 tahun berada pada tahap pra oprasional, maka penguasaan kegiatan berhitung/ matematika pada anak usia dini taman kanak-kanak akan melalui tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Konsep/ pengertian

Pada tahap ini anak berekspresi untuk menghitung segala macam benda-benda yang dapat dihitung dan apa yang dapat dilihatnya. Kegiatan berhitung dapat dilakukan secara menarik, sehingga benar-benar dipahami oleh anak. Pada tahap ini guru atau orang tua harus dapat memberikan pembelajaran yang menarik dan berkesan, sehingga anak tidak menjadi jera atau bosan.

b. Tahap transisi/ peralihan

Tahap transisi merupakan masa peralihan dari konkret ke lambang, tahap ini ialah tahap saat anak mulai benar-benar memahami. Untuk itulah maka tahap ini diberikan apabila tahap konsep sudah dikuasai anak dengan baik, yaitu saat anak mampu menghitung yang terdapat kesesuaian antara benda yang dihitung dan bilangan yang disebutkan. Tahap transisi ini pun harus terjadi dalam waktu yang cukup untuk dikuasai anak.

c. Tahap lambang

Tahap dimana anak sudah diberi kesempatan menulis sendiri tanpa paksaan, yakni berupa lambang bilangan, bentuk-bentuk, dan sebagian jalur-jalur dalam mengenalkan kegiatan berhitung atau matematika.


(40)

Konsep matematika yang perlu diberikan pada anak berupa bilangan atau berhitung, pola dan fungsinya, geometri, ukuran-ukuran, grafis, etimasi, probabilitas, dan pemecahan masalah. Konsep ini perlu dikenalkan kepada anak secara bertahap sesuai dengan tingkat penguasaan tahapan yang dimiliki anak. Tingkat penguasaan tahapan yang dimaksud adalah tingkat pemahaman konsep, tingkat menghubungkan konsep konkret dengan lambang bilangan dan tingkat lambang bilangan. Ketiga tahap penguasaan tahapan ini simulai dari memahami konsep matematika, kemudian menghubungkan benda-benda nyata dengan lambang bilangan dan akhirnya anak akan memahami lambang bilangan.

Dienes dalam Susanto (2011 :101), mengemukakan lima tahap dalam behitung, lima tahap ini yaitu: (1) permainan bebas (free play); (2) generalisasi (generalization); (3) representasi (representazion); (4) simbolisasi (symbolization); dan (5) formalisasi (formalization). Perama, permainan bebas (free play), adalah permainan yang aktifitasnya tidak terstruktur dan tidak diarahkan, namun anak dapat belajar konsep, anak dapat belajar konsep bentuk dari konsep yang dibuatnya.

Kedua, generalisasi (generalization), ialah anak mulai meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat pada konsep tertentu, mencari kesamaan sifat dalam suatu permainan, misalnya dengan bermain mengelompokkan dengan bentuk-bentuk yang sama.


(41)

23

Ketiga, representasi (representazion), anak akan mencari kesamaan sifat dari beberapa situasi sejenis. Keempat, tahap simbolisasi (symbolization), anak harus mampu merumuskan represtasi dari setiap konsep dengan menggunakan simbol matematika atau melalui perumusan verbal.

Gagne (1977) dalam Susanto (2011: 102), menyatakan sembilan tahapan pengelolaan yang esensial dalam belajar yang disebut fase belajar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : a) persiapan untuk belajar; b) perolehan dan berbuatan; dan c) alih belajar. Fase belajar ini penting diperhatikan yang selalu ada dalam proses belajar yang diterapkan secara berlainan dalam kondisi belajar. Sembilan tahapan pengolahan informasi dalam belajar yang diterapkan oleh Gagne selalu ada dalam proses belajar dan sangat penting untuk diperhatikan dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Kesembilan tahapan ini akan mempengaruhi hasil atau kompetensi pembelajaran yang diinginkan.

Prinsip-prinsip dalam berhitung permulaaan untuk mengembangkan kemampuan berhitung permulaan pada anak dikenalkan melalui permainan berhitung, dikenal ada beberapa prinsip mendasar yang perlu dipahami dalam menerapkan permainan berhitung, yaitu : (1) dimulai dari menghitung benda; (2) berhitung dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit; (3) anak berpartisipasi aktif dan adanya rangsangan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri; (4) suasana yang menyenangkan; (5) bahasa yang sederhana dan menggunakan contoh-contoh; (6) anak


(42)

dikelompokkan sesuai dengan tahapan berhitungnya; (7) evaluasi dari awal sampai akhir kegiatan Depdiknas (2000: 8) dalam Susanto (2011: 102) . Prinsip-prinsip berhitung ini penting diperhatikan agar anak dapat dengan mudah memahami konsep berhitung dengan baik. Anak akan menyenangi kegiatan berhitung menjadi lebih bermakna.

Yew (2002: 2) dalam Susanto (2011: 103) beberapa prinsip dalam mengajarkan berhitung pada anak, di antaranya: (1) buat pelajaran mengasyikkan; (2) ajak anak terlibat secara langsung; (3) bengun keinginan dan kepercayaan diri dalam menyelesaikan berhitung; (4) hargai kesalahan anak dan jangan menghukumnya; (5) fokus pada apa yang anak capai. Pelajaran yang mengasyikkan dengan melakukan aktifitas yang menghubungkan kegiatan berhitung dengan kehidupan sehari-hari.

Dari prinsip-prinsip tersebut dapat dikemukakan bahwa pelajaran berhitung bukan sesuatu yang menakutkan, tetapi merupakan pelajaran yang disenangi dinilai dari hati nuraninya sehingga anak akan merasa membutuhkan karena mangasyikkan dan cara mengajarkannya pun harus tepat.

Prinsip-prinsip lain yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan berhitung permulaan yaitu kepandaian anak sudah meningkat. Namun proses intelektualnya masih sempit dan cara berpikirnya masih belum terarah, dan harus diingat pula anak usia sudah dapat memecahkan persoalan-persoalan sederhana, seperti telah dapat menghitung 1-10.


(43)

25

2. Metode Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan

Dalam mengembangkan kemampuan berhitung permulaan pada anak dapat dilakukan dengan beberapa metode. Renew dalam Susanto (2011: 103) metode yang perlu diterapkan dalam mengembangkan kemampuan berhitung permulaan pada anak dilakukan permainan-permainan yang menyenangkan, suasana belajar yang menggembirakan dan bagaimana anak akan tertarik untuk belajar. Suasana yang nyaman dan menyenangkan, dapat membuat anak-anak belajar angka dengan cara yang kreatif dalam suatu permainan berdasarkan tahapan-tahapan tertentu.

Metode yang digunakan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir anak serta mampu memecahkan masalah. Gordon & Browne dalam Susanto (2011: 104) mengemukakan tiga macam pola kegiatan yang dapat dilakukan agar tujuan dari metode yang diterapkan dapat berjalan sesuai dengan diharapkan. Ketiga macam pola kegiatan tersebut adalah: (1) kegiatan dengan pengarahan langsung dari guru; (2) kegiatan berpola semi kreatif; (3) kegiatan berpola kreatif. Kegiatan dengan pengarahan oleh guru yaitu kondisi dan kegiatannya berada dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan berpola semi kreatif, yaitu guru memberi kebebasan kepada anak untuk membuat sesuatu dan kegiatan berpola kreatif, yaitu dengan cara menghadapkan anak pada berbagai massalah yang harus dipecahkan. Pola ini disesuaikan dengan usia dan kemampuan yang


(44)

dimiliki oleh setiap anak agar metode tersebut dapat terlaksana dengan baik.

D. Pengertian Lagu Anak Usia Dini

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, lagu merupakan ragam suara yang berirama dalam percakapan, bernyanyi dan membaca. Lagu merupakan suatu bentuk karya seni yang tidak hanya memberikan hiburan kepada masyarakat pembacanya, melainkan juga manfaat. Pada anak usia dini, lagu anak perlu diberikan kepada anak-anak mengingat banyaknya manfaat yang bisa diperoleh dari lagu anak. Lagu anak adalah lagu yang mengungkapkan kegembiraan, kasih sayang, dan memiliki nilai pendidikan yang sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis anak. Bahasa dalam lagu anak pun harus menggunakan kosa kata yang akrab di telinga anak. Lagu anak mampu memberikan manfaat yang positif bagi perkembangan diri anak.

Menyanyi atau mendengarkan musik adalah merupakan bagian dari kebutuhan alami individu dimana melalui nyanyian dan musik kemampuan apresiasi anak berkembang. Dan melalui nyanyian anak-anak dapat mengekspesikan segala pikiran dan isi hatinya karena menyanyi merupakan bagian dari ungkapan emosi.

Keindahan musik adalah kata-kata yang menyatu dengan nada, sehingga anak memiliki keinginan yang kuat untuk bergabung di dalamnya dan tanpa disadari anak turut berdendang dengan kata-katanya sendiri misalnya dengan menyanyikan ba..ba..ba..ba..ba, mengetuk-ngetukkan atau menjentik-jentikan


(45)

27

jari-jari tangan atau mengangguk-anggukkan kepala setiap kali mendengar irama musik dan sebagainya. Tapi keinginan untuk mengikuti lagu yang ia dengar, akan mendorongnya untuk berlatih terus menerus. Musik juga dapat membantu anak yang kurang pandai berbicara untuk menyalurkan perasaan dan emosi yang terpendam. Bermain musik dapat memicu kepintaran kinestetis atau kepintaran gerak tubuh dan mengurangi stress anak. Jadi bila anak sedang suntuk atau kesal, dengan bermain musik atau mendengar musik beberapa menit, akan menyegarkan otak si anak.

Nyanyian memiliki fungsi sosial selama nyanyian itu dikomunikasikan. Kekuatan nyanyian pada fungsi ini dapat kita lihat pada pendidikan. Melalui nyanyian, kita berupaya membantu diri anak menuju kedewasaan dalam hal menumbuh kembangkan aspek fisik, intelegensi,emosi dan rasa sosial anak.

Menyanyi atau mendengarkan musik merupakan bagian dari kebutuhan alami individu. Melalui nyanyian dan musik kemampuan ekspresi anak akan berkembang dan melalui nyanyian juga anak akan mengekspresikan segala pikiran dan isi hatinya. Menyanyi juga merupakan bagian dari ungkapan emosi. Menyanyi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk antara lain :

1. Menyanyi aktif yaitu anak secara langsung melakukan kegiatan menyanyi, baik sendiri, mengikuti maupun bersama-sama.

2. Menyanyi pasif yaitu anak anak hanya mendengarkan suara nyanyian atau musik dan menikmatinya tanpa terlibat secara langsung.


(46)

Manfaat musik atau nyanyian bagi anak-anak itu banyak sekali. Akan tetapi ada beberapa manfaat dari menyanyi yang berkaitan dengan pembelajaran matematika untuk anak yaitu :

1. Membantu anak mendengarkan, mengingat, menghafalkan, mengintegrasikan matematika.

2. Meningkatkan kemampuan matematika anak

Mengembangkan metematika anak malalui lagu yaitu syair dari lagu tersebut yang mengandung unsur matematika seperti angka agar memudahkan anak dalam mengingat, menghafal serta memahami matematika itu sendiri.

Menurut pakar lagu anak-anak Bapak AT Mahmoed menyatakan bahwa sebuah lagu memberikan lagu yang baik adalah sebuah lagu yang mampu mengembangkan daya imajinas, daya berpikir anak dan dapat menyalurkan emosinya serta kemampuan aspek sosial.

1. Manfaat Bernyanyi

Menurut Jari dalam Fadilah (2014: 43) menyebutkan bawa di antara manfaat lagu (menyanyi) dalam pembelajaran yaitu:

a. Sarana relaksasi otak dengan menetralisir denyut jantung dan gelombang otak

b. Menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik pembelajaran c. Menciptakan proses pembelajaran lebih humanis dan

menyenangkan

d. Membantu memahami matematika dan ilmu pengetahuan e. Sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran


(47)

29

g. Proses internalisasi nilai yang terdapat pada materi pembelajaran h. Mendorong motivasi belajar siswa

Menurut Mukhtar Latif, dalam mengajarkan lagu untuk pendidikan anak usia dini, ada beberapa yang perlu dipelu diperhatikan :

1. Tema lagu

Lagu yang dinyanyikan disesuaikan dengan tema yang tengah di bahas di sekolah atau lembaga pendidikannya. Misalnya guru akan mengajarkan tentang berhitung maka guru mengajarkan lagu yang terdapat unsur matematika seperti angka.

2. Membantu anak mencapai tahap perkembanagn selanjutnya

Pada lagu yang dinyanyikan oleh anak, perlu memilih rentang nadanya sesuai dengan perkembangan mereka. Untuk anak usia dini, anak-anak akan optimal bernyanyi dalam rentang nada satu oktaf. Dengan kata lain, lagu yang mudah untuk dinyanyikan oleh anak.

3. Lirik atau teks lagu

a. Teks atau lirik lagu dalam nyanyian anak PAUD merupakan TFP (term, fact, principle)untuk anak. Sehingga setiap kata dan kalimat yang mereka nyanyikan menjadiknowledgebagi anak.

b. Teks lagu menggambarkan sifat dan cara berpikir anak-anak. Teks juga disesuaikan apa yang akan di ajarkan oleh guru.

c. Penggunaan bahasa yang sederhana sesuai taraf kemampuan bahasa anak, yaitu bahasa Indonesia yang sering digunakan di lingkungan anak atau di lembaga pendidikan.


(48)

2. Pemahaman Lagu di TK

Musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Sejak anak dilahirkan, dia telah memiliki beberapa aspek tertentu dari musik yang menjadi bagian pengalaman alami dari kehidupan. Melalui musik dapat dijadikan sebagai wadah segala jenis pendidikan kanak-kanak. Hal ini muncul secara alami yang menjadi kehidupan kanak-kanak. Di TK mereka belajar melalui musik/nyanyian sambil bermain karena sifatnya yang ingin bergerak. Bernyanyi sambil belajar atau belajar sambil bernyani diiringi gerak permainan. Mungkin itulah sebabnya kegiatan musik telah menjadi suatu tradisi dalam program kegiatan TK.

Froebel yang meyakini nilai pengalaman musik pada kanak-kanak. Pemikiriran tersebut membuat musik/nyanyian menjadi bahan pertimbangan penting dan sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari masa kanak-kanak. Dari uraian tersebut dapat dilihat betapa pentingnya peranan musik dalam kehidupan kanak-kanak baik fisik maupun mentalnya. Menurut Frigyes Sandor dalam Kamtini (2005: 99) bernyanyi diiringi gerakan tubuh sangat berkaitan erat, karena irama lagu dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat saraf dan dapat pula memberikan latihan kepada tenggorokan.

Greenberg dalam Kamtini (2005: 100) menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman musik dapat mengembangkan kemampuan kanak-kanak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya melalui


(49)

31

musik, melalui suaranya sendiri dan melalui gerak tubuhnya. Pengalaman-pengalaman musik pada kanak-kanak menjadi dasar bagi perkembangan mentalnya. Masa kanak-kanak perlu diberi pengalaman musik dengan perkembangan fisiknya. Melalui musik kanak-kanak dapat memenuhi kebutuhan sosial kebutuhan emosinya yang memang berbeda-beda. Kanak-kanak masih egosentris. Perlu dipikirkan penyediaan lagu yang mampu memfasilitasi kebutuhan sosial dan kebutuhan emosi yang berbeda-beda itu.

Untuk memperoleh pemahaman yang bermakna, unsur-unsur musik itu haruslah diberikan melalui pengalaman musik, dimana kegiatan utamanya adalah bernyanyi. Kita dapat memilih lagu-lagu yang sudah dikenal anak, atau lagu baru yang mudah untuk diajarkan. Untuk selanjutnya lagu itu disebut sebagai lagu model, dandigunakan sebagai sumber pemahaman unsur-unsur musik yang terdapat didalamnya.

E. Hubungan Lagu dengan Kemampuan Matematika Awal Anak

Suatu penelitian perlu didukung oleh teori sebagai dasar rujukan agar dapat terarah dengan baik, pada bagian ini peneliti akan membahas tentang teori lagu yang berhubungan dengan matematika anak. Musik yang indah merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena musik dapat menjadikan orang merasa senang, gembira dan nyaman. Musik bisa menjadi efektif di bidang akademis dengan membantu pola belajar dan mengatasi kebosanan. Musik harus dikenalkan sedini mungkin pada anak bahkan sejak


(50)

dalam kandungan anak sudah dirangsang dengan jenis musik yang dapat mengembangkan kecerdasan anak.

Menurut Tika Bisono dalam Latif (2011: 232) mengemukakan otak kanan merupakan tempat atau kemampuan imajinasi, kreativitas, estetika, dan inovasi. Otak kanan untuk perkembangan hal-hal yang bersifat artistik, perasaan, emosi, gaya bahasa, irama, musik, khayalan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, dan pengembangan kepribadian. Para ahli banyak menyatakan otak kanan memegang peranan penting bagi perkembangan EQ (Emotional Quotient) seseorang. Wolf dalam Latif (2011: 232) juga menyatakan otak kanan identik dengan kreativitas, mengurusi proses berpikir kreatif manusia, dan kemampuan komunikasi (linguistik). Cara kerja otak ini tidak terstuktur, cenderung tidak memikirkan hal-hal detail, dengan begitu otak kanan adalah sebuah kekuatan pemikiran yang sangat tinggi. Ia tidak terbatas pada kemampuan matematis, tetapi jauh melebihi beberapa mil diatasnya. Sehingga tidak mengherankan jika banyak orang mengatakan bahwa kesuksesan seseorang sangat ditentukan oleh otak kanannya. Sebab otak kanan akan memberikan loncatan yang sangat tinggi dari pada biasanya.

Sesuai perkembangan anak-anak, diperlukan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yang dikemas dalam permainan dan suasana ringan. Bukan pendekatan pembelajaran yang penuh tugas dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan pembiasaan seperti paksaan untuk membaca, menulis, berhitung dan segala PR yang berat bagi anak-anak. Fenomena lainnya adalah ketika seseorang anak lahir ke dunia, otak yang dimilikinya masih jauh dari


(51)

33

sempurna. Sel-sel neuron yang terdapat dalam otaknya belum terhubung ke dalam jaringan-jaringan neuron lainnya. Dengan diberikannya stimulus berupa musik klasik (terutama Mozart), dapat memperkuat hubungan antar neuron-neuron yang berhubungan dengan kemampuan dalam memecahkan masalah-masalah yang abstrak, seperti matematika dan sains tingkat tinggi.

Howard Gardner dalam Latif (2011: 233) mengemukakan ada keterkaitan antara musik dan intelegensi anak. Seperti tujuh intelegensi yang telah ditentukannya, Gardner menyebutkan kecerdasan musikal berengaruh terhadap kecerdasan-kecardasan yang lain. Diantaranya kecerdasan logis matematika.

Solechuddin dalam Izzatty (2013: 2) dikatakan juga bahwa musik dapat menjadikan anak pintar terutama di bidang logika matematika dan bahasa. Anak-anak pada anak usia dini mempunyai pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik dan nonfisik untuk mengembangkan diri dan meniru apa yang ada disekitarnya. Pertumbuhan dan perkembangan kemampuan musikal anak dimulai sejak anak berada dalam kandungan ibunya, tepatnya pada usia lima atau enam bulan, dengan demikian musik berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan anak mulai dari kandungan hingga anak tersebut dewasa, dalam penyerapan ke tubuh manusia banyak mempengaruhi otak, baik itu otak kanan maupun otak kiri.

Ahli saraf dari Harvard University dalam Rismi (2012: 8) mengatakan getaran musik yang masuk melalui telinga dapat mempengaruhi kejiawaan,


(52)

ini terjadi karena didalam otak manusia terdapat jutaan sel neuron dari sirkuit secara unik menjadi aktif ketika mendengarkan musik. Neuron-neuron ini menyebar keberbagai daerah otak, termasuk pusat auditori dibelahan kanan dan belahan kiri. Mulai dari sini lah kaitan musik dan kecerdasan terjadi. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Fran Rauscer dalam Rismi (2012: 8) membuktikan bahwa erat kaitan antara musik dengan penguasaan level matematika yang tinggi.

F. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Manindhya yang berjudul Pengaruh Musik terhadap Kecerdasan Otak. Latar belakang dari penelitian ini adalah banyak sekali orangtua yang menuntut anaknya agar menjadi lebih pintar dan berprestasi untuk membanggakan orangtua. Padahal tingkat kecerdasan otak setiap orang berbeda. Kesimpulan 1) musik terhadap kecerdasan otak seseorang yaitu membuat nouron baru akna menjadi sirkuit jika terdapat rangsang musik, sehingga neuron yang terpisah-pisah itu bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak, sehingga terjadi perpautan antara neuron otak kanan dan kiri 2) Tingkat keefektifan penggunaan terapi musik terhadap kecerdasan otak seseorang yaitu sebesar 70%.

2. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Utari Rismi dengan judul Musik dan Kecerdasan. Masalah dalam penelitian ini masih banyak orang tua yang belum memahami bahwa pengenalan musik sejak dini dapat menumbuh kembangkan kecerdasan anak diberbagai bidang.


(53)

35

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan anak usia TK. Kesimpulan Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan matematika, logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak. Untuk itu penting sekali bagi para orang tua maupun pendidik memperkenalkan musik pada anak mulai sejak anak usia dini, karena peran guru dan orang tua berpengaruh besar dalam mengembangkan kecerdasan pada anak terutama melalui musik. 3. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wiflihani dengan judul

Musik Sebagai Salah Satu Cara Untuk Meningkatkan Kecerdasan Anak. Tulisan ini membicarakan beberapa manfaat musik bagi tumbuh kembang anak dalam peningkatan kecerdasannya dan peran orangtua dalam mengenalkannya. Manfaat belajar musik adalah salah satunya untuk meningkatkan kecerdasan anak, hal ini dapat ditengarai dengan adanya tumbuh kembangnya musikalitas anak dengan menggunakan lagu-lagu dan gerakan-gerakan yang merangsang koordinasi bagian otak sang anak. Selain itu, musik juga bermanfaat untuk kecerdasan sosial yaitu mampu bersosialisasi dan melatih empati sang anak terhadap hal-hal yang bersifat psikologis. Ada empat hal-hal yang penting yaitu (1) Musik memiliki efek yang mendalam dan positif pada perkembangan mental dan fisik anak, (2) Biasakanlah mendengarkan musik dari berbagai belahan dunia agar anak bisa mengenal tidak hanya dari sisi musikalitasnya saja, akan tetapi juga dari sisi bahasa, (3) Setiap anak


(54)

dapat bermusik, (4) Mendengarkan musik memang bermanfaat, tetapi membuat musik tetaplah lebih baik.

G. Kerangka pikir

Pembelajaran akan memberikan manfaat kepada anak apabila guru dapat merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode yang menarik dan menyediakan media atau alat permainan yang dapat merangsang kemampuan anak. Pembelajaran yang diberikan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Perkembangan kognitif merupakan salah satu perkembangan yang sangat penting dalam kehidupan seorang individu. Rangsangan yang diberikan sejak dini akan menentukan bagaimana perkembangan kognitif anak di kehidupan selanjutnya. Aspek kognitif didalamnya terdapat kemampuan matematika awal anak, yang terdiri dari pengenalan bilangan, berhitung dan lain sebagainya. Perkembangan kognitif anak dapat di stimulus salah satunya dengan lagu-lagu yang mengandung unsur angka.

H. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, maka pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana hubungan lagu dengan kemampuan matematika awal anak yang masih rendah ?

Lagu

Kemampuan metematika


(55)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya (Sukmadinata, 2007:56). Hubungan antara satu dengan variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian secara statistik. Adanya korelasi antara dua variable atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat penelitian

Tempat :TK Nurul Huda Pekon Kutawaringin Kabupaten Pringsewu

Kelas/ Usia : A / 4-5 tahun

Alamat : Pekon Kutawaringin kecamatan Adiluwih Kabupaten : Pringsewu

Provinsi : Lampung Tahun Ajaran : 2014/ 2015


(56)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap.

C. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2014: 80) menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang digunakan adalah sampel populasi study yang mana populasi dijadikan sampel yaitu seluruh siswa kelompok A TK Nurul Huda Pringsewu.

D. Definisi Konseptual Variabel Variabel bebas : lagu

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, lagu merupakan ragam suara yang berirama dalam percakapan, bernyanyi dan membaca. Lagu dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan lagu dan memahami antara lirik lagu dan konsep bilangan.

Variabel terikat : matematika awal

Kecerdasan logika matematik berkaitan dengan perkembangan kemampuan berpikir sistematis, menggunakan angka, menghitung, menemukan hubungan


(57)

3✏

sebab akibat, dan membuat klasifikasi. Sasaran/tingkat pencapaian perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun yang akan dicapai, tercantum dalam Peraturan Menteri Nomor 58 yaitu membilang banyak benda satu sampai sepuluh dan mengenal lambang bilangan.

E. Definisi Operasional Variabel Variabel bebas : lagu

Lagu anak usia dini berdasarkan definisi konseptual di atas, maka indikator untuk lagu anak usia dini adalah sebagai berikut: (1) Mau menyanyikan lagu yang diajarkan guru, (2) Mengulang lagu yang dinyanyikan, (3) Menyebutkan isi lagu, (4) Berhitung dengan lagu yang diajarkan, (5) Menyebutkan bilangan yang terdapat pada lagu, (6) Bertepuk tangan sesuai bilangan yang terdapat dalam lagu.

Variabel terikat : matematika awal

Matematika berdasarkan definisi konseptual di atas, maka indikator matematika awal adalah: (1) Menunjukkan angka dari 1-10, (2) Mengucapkan angka dari 1-10, (3) Mengurutkan angka dari 1-10, (4) Menunjukkan lambang bilangan, (5) Mengurutkan lambang bilangan, (6) Menirukan lambang bilangan


(58)

F. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen

Variabel Aspek Indikator

Matematika awal 1. Membilang banyak benda satu sampai sepuluh

1. Menunjukkan angka dari 1-10

2. Mengucapkan angka dari 1-10

3. Mengurutkan angka dari 1-10

2. Mengenal lambang bilangan

1. Menunjukkan lambang bilangan

2. Megurutkan lambang bilangan

3. Menirukan lambang bilangan

Lagu 1. Melatih

kepekaan rasa dan emosi

1. Mau menyanyikan lagu yang diajarkan guru 2. Mau menunggu giliran

bernyanyi

3. Mengendalikan diri saat bernyanyi

2. Melatih mental anak untuk mencintai keselarasan, keharmonisan, keindahan dan kebaikan

1. Mengulang lagu yang dinyanyikan

2. Berani menyanyikan lagu di depan kelas 3. Antusias pada saat

bernyanyi

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian karena seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.


(59)

41

a. Observasi (untuk anak)

Observasi atau pengamatan merupakan teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan anak yang sedang berlangsung yaitu pada saat anak menyanyikan lagu dan alat yang digunakan adalah lembar observasi. Lembar observasi merupakan panduan dalam melakukan penilaian terhadap indikator-indikator yang ingin dicapai oleh anak.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan -catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian. Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret perkembangan matematika anak. Dokumen bisa berbentuk tulisan seperti catatan harian, biografi, peraturan dan kebijakan, bisa berbentuk gambar seperti foto.

H. Analisis Data

Teknis analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam proses penelitian, karena disinilah hasil penelitian akan tampak. Analisis data mencakup seluruh kegiatan menganalisa dan menarik kesimpulan dari semua data yang terkumpul.

Teknik yang digunakan menggunakan presentasi untuk mengetahui mengembangkan matematika awal anak. Teknik statistik yang digunakan


(60)

untuk pengujian dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembaran observasi diperoleh dari hasil check list yang dilihat dari rubrik yang telah dibuat peneliti seperti dibawah ini :

Nilai = x 100%

Tabel 3.2 Tolak Ukur Kriteria Tingkat Kemampuan Interval Persentasi Tingkat

Kemampuan

Keterangan 76%-100% BSB (Berkembang Sangat Baik)

51%- 75% BSH (Berkembang Sesuai Harapan) 26%-50% MB (Mulai Berkembang)

0%-25% BB (Belum Berkembang) Sumber : Ditjen Mamdas DIKNAS 2010 (Dimyati, 2013:103)

1. Analisis Uji Hubungan

Untuk menguji hubungan antara lagu dengan kemampuan matematika anak dihitung dengan rumus korelasi. Korelasi dapat dihitung dengan rumus Spearman Rank dalam Sudijono (2012: 232) adalah sebagai berikut:

= 1 6

( 1)

Keterangan:

rs = Korelasi Spearman 6 & 1 = Bilangan konstan d =Difference n =Number of Cases

Selanjutnya dari hasil perhitungan tersebut kemudian dilihat keeratannya menggunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:


(61)

43

Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Kategori Tingkat Keeratan

0,00–0,199 Sangat rendah

0,20–0,399 Rendah

0,40–0,599 Sedang

0,60–0,799 Kuat

0,80–1,000 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono (2012 :231)

Selanjutnya untuk mengetahui korelasi dua variabel menghasilkan variansi bersama dapat diketahui melalui besarnya koefisien determinasi, sebagai berikut:

Keterangan: r = Hasil Korelasi


(62)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan terdapat hubungan antara lagu dengan matematika awal anak kelompok A TK Nurul Huda Pringsewu Tahun Ajaran 2014/205. Berdasarkan uji statistik menggunakan korelasi Spearman rank dengan r sebesar 0,810

B. Saran

1. Kepada guru

a. Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru yang lain untuk menerapkan lagu yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan karakteristik materi pembelajaran.

b. Hendaknya guru lebih kreatif mengembangkan permainan-permainan yang digunakan dalam pembelajaran agar dalam penyampaian materi anak akan tertarik. Hal ini terkait dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat unik, egosentris, mudah bosan atau frustasi, ingin diperhatikan dan lain sebagainya. Menunjuukan hasil kemampuan akhir yang berbeda bagi siswa, apabila pengajar memiliki kompetensi dalam pembelajaran, dan mampu memotivasi siswa dalam setiap pembelajaran metematika awal. Kemudian dengan kompetensi yang


(63)

✑ ✒

dimiliki pengajar tersebut, membuat siswa merasa tertarik dan senang pada setiap pertemuan pembelajaran. Dengan ini, dapat dipastikan kemampuan siswa dapat meningkat karena siswa ajan belajar dan menghasilkan kemampuan yang mkasimal melalui pembelajaran yang siswa anggap menyenangkan.

2. Kepada Kepala Sekolah

Diharapkan dapat menyediakan fasilitas untuk mendukung proses belajar mengajar.

3. Kepada Peneliti

Dapat menggunakan ilmu dan pengalaman yang diperoleh pada saat melaksanakan penelitian untuk diterapkan pada saat menjadi pendidik.

4. Kepada Peneliti Lain

Bagi peneliti lain atau berikutnya yang akan melakukan penelitian dibidang ini, diharapkan penelitian ini dapat menjadi gambaran, informasi dan masukan tentang peran lagu terhadap pengembangan kemampuan anak usia 4-5 tahun.


(64)

Dimyati, Johni.201. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada Pendidikan Anak Usia Dini.Kencana Prenada. Jakarta

Fadilah. 2014. Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

Hartini, Puji. 2012.Peningkatan Kemampuan Matematika Anak Melalui Media Permainan Memancing Angka Di Taman Kanak-Kanak Fathimah BukarehAgam.http://ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/article/view/1711. 3 November 2014

Izzaty, Rita Eka. 2013. Musik dan Perkembangan. http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files/lain-lain/dr-rita-eka-izzaty-spsi-msi/Musik%20dan%20

perkembangan.pdf. 3 November 2014

John, Santrok. 2007.Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga

Kamtini. 2005. Bermain Melalui Gerak Dan Lagu Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Sisdiknas

Latif, Mukhtar. 2011. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Marrison, S George. 2012.Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gramedia

Manindhya, Prajnamita. 2010. Pengaruh Musik terhadap Kecerdasan Otak. http://prajnamitamanindhya.blogspot.com/2010/02/pengaruh-musik-terhadap-kecerdasan-otak.html. 1 Juni 2015

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009


(65)

✓✓

Prasetya, Sulih. 2010. Menyanyi Sebagai Metode Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab Santriwan Santriwati kelas Umar Bin Khatab TPA Masjid Pangeran Diponegoro Yogyakarta. https://% 3a%2f%2fml.scribd.com%2fdoc%2f85597149%2f Menyanyi-Sebagai-Metode-Untuk-Meningkatkan-Penguasaan-Kosakata-Bahasa-Arab

Santriwan/RK=0/RS=srdWNK91NWA6PF8bdKQdUlxlKlo-. 3 November 2014

Riduwan. 2005.Belajar Mudah Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, ALFABET: Jakarta.

Rismi, Utari. 2012. Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan AUD.

http://utarirismi140192.blogspot.com/2012/11/pengaruh-musik-terhadap_20.html.8 April 2015

Setyadarma, Monty. 2007. Cerdas Dengan Music. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja grafindo Persada

Sugiyono. 2012.Statistika Untuk Penelititian.Bandung : Alfabeta

. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sujiono, Yuliani Nurani. 2007. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Kharisma Putra Utama

Wiflihani. Musik Sebagai Salah Satu Cara Untuk Meningkatkan Kecerdasan Anak.http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-23522


(66)

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat TK Nurul Huda

TK Nurul Huda Kutawaringin II didirikan tahun 2003 berawal dari inisiatif masyarakat untuk mencerdasakan anak bangsa sejak anak usia dini. Desa Bandungbaru terbagi dalam 15 dusun yang pada waktu itu memiliki 15 kelompok Bermain akhirnya tinggal 3 kelompok Bermain yang berjalan, 2 TK 1 RA. Pada Tahun 2004 TK Nurul Huda Kutawaringin II memiliki izin operasional dari Dinas Kabupaten Tanggamus dengan No: 800/481/26/03/2004 HSS: 002180213107 NIS : 001070

2. Visi Misi Tujuan Sekolah Visi

Terwujudnya anak yang cerdas, sehat, trampil, berakhlak, beriman dan taqwa, bertakwa, berlandaskan islam dan ihsan.

Misi

a. Menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


(67)

45

c. Menanamkan cinta kasih terhadap sesama d. Menyalurkan bakat yang ada pada anak

Tujuan

Setelah anak tamat dari TK Nurul Huda Kutrawaringin diharapkan anak dapat :

a. Mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah

b. Mengucapkan do’a sehari-hari secara bersama-sama atau sendiri. c. Melakukan sholat berjamaah atau sendiri

d. Membaca dan menulis dengan baik

e. Melaksanakan tugas yang diberikan tanpa bantuan orang lain.

3. Identitas TK

Nama TK : TK NURUL HUDA

NPSN : 10813670

NSS : 002180213107

NIS : 001070

Alamat : Jl. Raya Kutawaringin II

Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu Nama Yayasan : Lembaga Pemberdayaan dan Pengembangaan

Masyarakat (LADANG MAS) Alamat : Jl. Stadion Mini Bandungbaru

Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu Nama BANK : BANK LAMPUNG


(68)

Nama Rekening : TK NURUL HUDA No Rekening : 384.03.04.05418.2

4. Kondisi Fisik Sekolah

Gedung TK Nurul Huda terletak di Jalan Raya Kutawaringin II Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu dengan luas 625 M2. Bangunan TK Nurul Huda terdiri dari 1 buah ruang kantor guru, 1 buah ruang kepala sekolah, 3 ruang kelas yang terdiri dari 1 ruang untuk kelas A dan 2 ruang untuk kelas B, 2 buah kamar mandi, 1 buah sumur dan 1 buah ruang dapur.

5. Fasilitas Kelas a. Meja dan kursi

Pengadaan meja dan kursi untuk tiap-tiap kelas yaitu kelas A, B1 dan B2 keadaannya baik untuk proses pembelajaran. Secara keseluruhan terdapat 25 meja dan 50 kursi. Karpet juga terdapat pada tiap-tiap kelas digunakan apabila saat sentra sebelum main.

b. Papan tulis

Penyediaan papan tulis masing-masing kelas sebagai sarana untuk mempermudah proses pembelajaran. Terdapat 3 papan tulis di TK Nurul Huda, tiap kelas terdapat satu papan tulis.

c. Gambar dinding

Disetiap kelas ada beberapa gambar yang terpajang di dinding, tergantung pada kreasi masing-masing. Hal tersebut dimaksudkan untuk menciptakan suasana ruang kelas yang nyaman.


(69)

47

6. Sarana Bermain a. Alat Bermain

1) Luar Sekolah

a) Ayunan Tunggal : 2 buah b) Ayunan Double : 2 buah c) Jungkat-jungkit : 2 buah d) Perosotan : 2 buah e) Tangga Besi : 1 buah f) Balok Titian : 1 buah g) Bak Pasir : 1 bauh

2) APE Di Dalam Kelas a) Puzzle

b) Pohon Angka, Abjad, Hijaiyah c) Balok

d) Papan macam-macam pekerjaan e) Rambu-rambu lalu lintas

f) Menjahit

g) Papan macam-macam Agama dan tempat Ibadah h) Rukun Sholat

i) Kotak Mainan j) Balok susun k) Menganyam

7. Data anak

Siswa TK Nurul Huda Pekon Kutawaringin Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015 berjumlah 55 siswa, dengan perincian sebagai berikut.


(1)

berkembang berjumlah 1 siswa (7%), siswa yang mendapat kriteria

berkembang sesuai harapan berjumlah 14 siswa (93%), siswa yang

mendapat kriteria berkembang sangat baik 0 (0%). Penilaian kemampuan

matematika berdasarkan presentase. Selanjutnya dapat dilihat pada

diagram sebagai berikut:

Gambar 4.4 Grafik persentase kemampuan matematika

4. Uji Hubungan

Untuk menguji peran lagu terhadap pengembangan kemampuan

matematika awal dihitung dengan rumus korelasi. Korelasi dapat dihitung

dengan rumus Spearman sebagai berikut:

= 1 6

( 1) = 1 6 (106,5)

15 (15 1)

= 1 639

15 (225 1) = 1 639

15 (224) 0 2 4 6 8 10 12 14

0%-25% = Belum Berkembang 026%-50% = Mulai Berkembang 51%-75% = Berkembang Sesuai Harapan 76%-100% = Berkembang Sangat Baik


(2)

= 1 639 3360

= 1 0,1901785714

= 0,8098214286dibulatkan menjadi 0,810

Berdasarkan tabel di atas, diketahui r hitung = 0,810 dan r tabel untuk taraf

kesalahan 5% dengan n = 15 adalah 0,525, untuk taraf kesalahan 1%

diperoleh r = 0,69. Karena harga r hitung lebih besar dari r tabel, baik untuk

kesalahan 5% maupun 1% (0,810 > 0,69 > 0,525), maka dapat

menunjukkan bahwa hubungan (kolerasi) antara peran lagu dengan

kemampuan matematika awal anak sangat kuat positif. Arti positif adalah

hubungan antara variabel X dan Y searah. Maksud searah disini, semakin

tinggi nilai lagu, maka akan semakin meningkat matematika awal anak.

Begitu pula sebaliknya, semakin kecil nilai lagu, maka matematika awal

anak semakin menurun (tidak berkembang). Koefisien determinasinya r2=

0, 8102 = 0,656. Hal ini berarti rata-rata matematika awal anak usia dini

65,6 % ditentukan oleh lagu, sisanya 34,4% ditentukan oleh faktor lain.

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peran lagu

dengan matematika awal anak. Analisis data menggunakan uji spearman rank

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peran lagu dengan

kemampuan matematika awal anak sangat kuat positif. Arti positif adalah

hubungan antara variabel X dan Y searah. Maksud searah disini, semakin


(3)

Begitu pula sebaliknya, semakin kecil nilai lagu, maka matematika awal anak

semakin menurun (tidak berkembang). Koefisien determinasi r2 = 0, 8102 =

0,656. Berarti rata-rata matematika awal anak usia dini 65,6 % ditentukan

oleh lagu, sisanya 34,4% ditentukan oleh faktor lain.

Hal ini sesuai dengan pendapat Gardner dalan Latif (2011: 233) yang

menyatakan bahwa ada keterkaitan antara musik dan intelegensi. Seperti

tujuh intelegensi yang telah ditentukannya, Gardner menyebutkan kecerdasan

musikal berpengaruh kecerdasan-kecerdasan yang lain. Diantaranya

kecerdasan logis matematika.

Belajar menggunakan lagu pada anak usia dini dapat meningkatkan

kecerdasan seperti kemampuan bernalar dan berpikir jangka panjang. Sesuai

dengan pendapat Ahli saraf dari Harvard University dalam Rismi mengatakan

getaran musik yang masuk melalui telinga dapat mempengaruhi kejiwaan, ini

terjadi karena di dalam otak manusia terdapat jutaan sel neuron dari sirkuit

secara unik menjadi aktif ketika mendengarkan musik. Neuron-neuron ini

menyebar keberbagai daerah otak, termasuk pusat auditori dibelahan kanan

dan belahan kiri. Mulai dari sini lah kaitan musik dan kecerdasan terjadi.

Kecerdasan manusia berhubungan dengan otak. Otak manusia sendiri dibagi

menjadi dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan dengan fungsi yang

berbeda. Otak kiri biasa diindentikkan dengan rapi, perbedaan, angka, urutan,


(4)

Sedangkan otak kanan diidentikkan dengan kreativitas, persamaan, khayalan,

bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna, berpikir lateral, tidak terstruktur

dan cenderung tidak memikirkan hal-hal yang terlalu mendetail. Untuk

mencapai anak yang cerdas, kedua otak ini harus distimulus secara

bersamaan.

Upaya untuk menjadikan anak cerdas, kreatif dan berkarakter memang harus

distimulasi sejak dini. Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi

seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua

dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan

menciptakan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman

yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami

pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara

mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara

berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Hal ini sesuai

dengan pendekatan dalam pendidikan anak usia dini, yang menyatakan anak

belajar melalui benda konkret.

Peran lagu dalam pembelajaran yaitu untuk mempermudah anak dalam

mengingat materi pembelajaran serta menumbuhkan minat anak dan

menguatkan daya tarik pelajaran. Karena lirik yang terdapat pada lagu yang

disesuaikan dengan tema sehingga anak lebih mudah dalam mengingat. Lagu

berperan juga sebagai wahana yang dapat mengungkapkan pikiran dan


(5)

dapat menggerakkan hati, berwawasan cita rasa keindahan. Melalui nyanyian

yang sesuai, perbendaharaan bahasa, kreativitas serta kemampuan anak

berimajinasi dapat mengembangkan daya pikir anak sehingga perkembangan

intelegensinya dapat berlangsung dengan baik. Nyanyian juga dapat

mengembangkan aspek sosial. Hal ini terutama dimungkinkan dalam kegiatan

bermain bersama. Musik melalui nyanyian dapat menyalurkan,

mengendalikan, menimbulkan perasaan tertentu seperti rasa senang, lucu,

haru dan kagum. Hal ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan emosi.

Perkembangan psikomotorik anak juga dapat berkembang melalui musik,

misalnya pada saat kegiatan senam.

Kecerdasan anak tidak hanya dilihat dari segi akademis, tetapi juga

menyediakan kesempatan untuk mengembangkan bakat emasnya sesuai

dengan kebutuhan dan diminati anak. Untuk merangsang perkembangan

belahan otak bagian kanan anak, pendidikan musik anak berperan penting

untuk itu. Pembelajaran musik tebukti dapat mengembangkan kepandaian

matematika dan bahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Solechuddin dalam

Izzaty (2013: 2) dikatakan juga bahwa musik dapat menjadikan anak pintar

terutama di bidang logika matematika dan bahasa.

Hal ini juga dibuktikan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Wiflihani

(2010: 5). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa musik dipercaya

mampu mempengaruhi perkembangan intelektual anak, sekaligus membuat


(6)

mencerdaskan anak, antara lain adalah musik yang mengandung nada pendek

dan panjang nilai ketukan (tanda birama), potensi tinggi rendah nada,

dinamik, transpla suara (mengukur ketingian nada dari satu nada ke nada

yang lain). Dengan unsur-unsur tersebut, anak belajar matematika dan

mengekspresikan nada tinggi dan rendah yang berbeda-beda, fantasi, emosi

dan dapat mengontrol emosi. Dengan demikian, anak yang belajar menyanyi

akan menggunakan fantasi otaknya berbeda dengan anak-anak yang tidak

belajar bernyanyi. Karena belajar bernyanyi merupakan bagian dari

kecerdasan musik dan emosi yang dirangsang sejak usia dini. Selain itu,

melalui syair dari lagu-lagu yang sederhana, dapat merangsang untuk mencari