PENDAPAT KARYAWAN TENTANG KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA “PELATIHAN SANITASI HYGIENE” DI AERO CATERING SERVICE BANDUNG.

(1)

PENDAPAT KARYAWAN TENTANG KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA “PELATIHAN SANITASI HYGIENEDI AERO CATERING

SERVICE BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Boga

Oleh : Mila Kamilatun

1001924

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

PENDAPAT KARYAWAN TENTANG KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA “PELATIHAN SANITASI HYGIENEDI AERO CATERING

SERVICE BANDUNG

Oleh Mila Kamilatun

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Mila kamilatun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI MILA KAMILATUN

1001924

PENDAPAT KARYAWAN TENTANG KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA “PELATIHAN SANITASI HYGIENE” DI AERO CATERING

SERVICE BANDUNG Menyetujui Pembimbing I

Dra.Hj. Tati Setiawati, M.Pd,MM NIP.19630521 199301 2 001

Pembimbing II

Hj. Rita Patriasih, S.Pd.,M.Si NIP.19700811 199802 2 002

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

Dra. Hj. Tati Abas, M.Si NIP. 19560201 198403 2 001


(4)

Mila Kamilatun, 2014

Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI. ... v

DAFTAR GAMBAR. ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah ... 1

Identifikasi... 5

Rumusan Masalah Penelitian ... 5

Tujuan Penelitian ... 6

Manfaat Penelitian ... 6

Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian dan Konsep Pembelajaran ... 8

Pendidikan Luar Sekolah ... 12

Aerofood (ACS) AeroCatering Service ... 17

Pelatihan Sanitasi Hygiene ... 21

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

Desain Penelitian ... 51

Metode Penelitian... 51

Definisi Operasional... 52

Instrumen Penelitian... 54

Teknik Pengumpulan Data ... 54

Analisis Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ... 57

Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan ... 83

Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 87


(5)

Mila Kamilatun, 2014

Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Cold Kitchen ... 18

2.2 Hot Kitchen ... 18

2.3 Pastry Bakery ... 19

2.4 Dishing Room ... 19

2.5 Store ... 20

2.6 Tempat Cuci Tangan ... 20

2.7 Office ... 21

2.8 Meeting Room ... 21

2.9 Cross Contamination ... 33

2.10 Penggunaan Sarung Tangan Saat Mejamah Makanan Jadi... 34

2.11 Menyimpan Makanan Jadi ... 35

2.12 Tempat Menyimpan Makanan Jadi ... 36

2.13 Pemakaian Pakaian Kerja di Area Produksi... 42


(6)

Mila Kamilatun, 2014

Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kurikulum Pelatihan Hygiene Sanitasi ... 30

2.2 Suhu Penyimpanan Bahan Makanan ... 33

2.3 Penyimpanan Makanan ... 36

2.4 Jenis Kapang untuk Fermentasi dan Perusakan Bahan Pangan ... 48

3.1 Sampel Penelitian ... 51

4.1 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Penyimpanan Bahan Makanan ... 57

4.2 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Penggunaan Cutting Board ... 58

4.3 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Penggunaan Alat Penyajian yang Bersih ... 59

4.4 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Pemakaian Sarung Tangan dan Penutup Kepala di Area Red Zonning ... 59

4.5 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Pencegahan Bahaya Fisik Terhadap Bahan Pangan ... 60

4.6 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Pemilihan Bahan Makanan ... 61

4.7 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Suhu Penyimpanan Makanan ... 61

4.8 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Portioning/Dishing.... 62

4.9 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Portioning/Dishing.... 63

4.10 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Suhu Penyimpanan Bahan Makanan ... 63

4.11 Presentase Pendapat Responden Tentang Penerapan Personal Hygiene ... 64

4.12 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Mencuci Tangan Sebelum Bekerja ... 64

4.13 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Penggunaan Perhiasaan Pada Saat Bekerja ... 65

4.14 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Pemeriksaan Suhu dan Kualitas Makanan Sebelum di Uplift Ke pesawat ... 66

4.15 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Kebersihan Area Kerja ... 66

4.16 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Pencatatan Temperatur Makanan dan Ruangan ... 67

4.17 Presentase Pendapat Responden Tentang Materi Pemeriksaan Suhu Makanan dengan Menggunakan Thermometer Gun ... 67

4.18 Presentase Pendapat Responden Tentang Metode Ceramah Pada Tahapan Blast Chilling dan Blast Freezing ... 68

4.19 Presentase Pendapat Responden Tentang Metode Diskusi Pada Pamakaian Bahan Makanan ... 69


(7)

Mila Kamilatun, 2014

Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.20 Presentase Pendapat Responden Tentang Metode Ceramah Pada

Penjelasan Kapang ... 69

4.21 Presentase Pendapat Responden Tentang Metode Ceramah Tentang Penjelasan Cara Memilih daging mentah dan ikan ... 70

4.22 Presentase Pendapat Responden Tentang Metode Roll Playing Tentang Penjelasan meng Uplift Makanan ... 70

4.23 Presentase Pendapat Responden Tentang Metode Tanya Jawab Tentang Penggunaan Air Bersih ... 71

4.24 Presentase Pendapat Responden Tentang Penayangan Foto dalam Pelatihan ... 72

4.25 Presentase Pendapat Responden Tentang Penggunaan Chart ... 72

4.26 Presentase Pendapat Responden Tentang Penayangan Video ... 73

4.27 Presentase Pendapat Responden Tentang Penggunaan Power Point ... 73

4.28 Presentase Pendapat Responden Tentang Penggunaan Power Point ... 74

4.29 Presentase Pendapat Responden Tentang Penayangan Foto Lingkungan Kerja yang Sehat ... 75

4.30 Presentase Pendapat Responden Tentang Penayangan Foto Kelengkapan Pakaian Kerja ... 75


(8)

Mila Kamilatun, 2014

Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 87

Lampiran 2 Instrumen Penelitian ... 90

Lampiran 3 Dokumentasi Aerofood ACS Bandung ... 93

Lampiran 3 Surat-Surat ... 98

Lampiran 4 Daftar Bimbingan ... 106

Lampiran 5 Riwayat Hidup ... 107


(9)

Mila Kamilatun, 2014

Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya bukan hanya merupakan warisan budaya dan hasil peradaban manusia, akan tetapi juga merupakan upaya memanusiakan manusia dalam memperoleh kesejahteraan. Pendidikan mempunyai peranan penting bagi kemajuan suatu bangsa karena merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Pemerintah Indonesia menetapkan Sistem Pendidikan Nasional yang dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, non formal, dan informal, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I Pasal 1 , yaitu :

1. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

2. Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

3. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang mempersiapkan dan menghasilkan calon tenaga pendidik profesioanal untuk berperan serta dalam membangun bangsa dan negara. Universitas Pendidikan Indonesia terdiri dari enam fakultas, salah satunya adalah Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK). Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan mempunyai empat jurusan salah satunya adalah Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga terdiri dari tiga Program Studi, salah satunya yaitu Program Studi Pendidikan Tata Boga.

Program Studi Pendidikan Tata Boga membekali mahasiswanya dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan di bidang boga, dengan tujuan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademik dan profesi Program Keahlian Tata Boga. Srtuktur kurikulum Prodi Pendidikan Tata Boga terdiri dari


(10)

2

beberapa kelompok mata kuliah, salah satunya yaitu mata kuliah bidang studi wajib. Salah satu mata kuliah wajib pada kelompok mata kuliah bidang studi wajib adalah Praktek Industri. Praktek Industri merupakan salah satu Mata Kuliah Keahlian (MKK) Paket pilihan, yang harus ditempuh mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga, pada semester 8 dengan jumlah SKS 3 (tiga). Salah satu tempat pelaksaan PI mahasiswa yaitu Aerofood ACS Bandung.

Pendidikan non formal dipandang dapat menjembatani, mengganti, menambah, dan/atau melengkapi proses pendidikan formal yang terhenti, karena pendidikan non formal tidak terikat oleh waktu, tempat dan usia, sebagaimana yang diungkapkan oleh oleh Sudjana (2004:22) yaitu :

Pendidikan nonformal sebagai kegiatan terorganisasi dan sistematis diluar sistem persekolahan mapan, yang dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan.

Salah satu dari bentuk pendidikan non formal adalah pelatihan yang bertujuan untuk memberikan keterampilan dan keahlian dalam bidang tertentu, Salah satu bentuk pendidikan luar sekolah yaitu pelatihan. Dikemukakan oleh instruksi Presiden No. 15 Tahun 1974, dalam Mustofa Kamil (2012:4), bahwa pengertian pelatihan dirumuskan sebagai berikut:

Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar dengan tujuan untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktik dari pada teori.

Pelatihan dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori sebagai bekal untuk meningkatkan martabat, kesejahteraan dan pendapatan masyarakat, serta kualitas sumber daya manusia. Pelatihan banyak dilakukan di berbagai instansi baik instansi pemerintahan maupun swasta. Pelatihan dirancang untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi dan juga mewujudkan tujuan-tujuan-tujuan-tujuan dari para pekerja atau karyawan secara perorangan. Manfaat pelatihan bagi perusahaan sangat berpengaruh besar terhadap peningkatan kualitas perusahaan itu sendiri juga


(11)

3

karyawan pada khususnya. Untuk perusahaan yang mempunyai orientasi jangka panjang, sangat memerlukan pelatihan untuk karyawannya yang dilakukan secara berkala dan terprogram sesuai dengan kebutuhan masing-masing divisi tim kerja. Pelatihan yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan perkembangan usaha perusahaan, dan meningkatkan keterampilan, sumber daya manusia dalam hal keahlian, inovasi dan kinerja yang tinggi dalam bekerja. Bidang keahlian ini sesuai untuk kegiatan pendidikan yang diselenggarakan pada jalur pendidikan non formal seperti yang diselenggarakan oleh Aerofood ACS. Pelatihan merupakan suatu proses pembelajaran yag didalamnya terdapat komponen- komponen pembelajaran. Komponen pembelajaran menurut Djamarah (2006:41) bahwa komponen pembelajaran terdiri dari tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, dan evaluasi.

Aerofood ACS merupakan perusahaan penyedia jasa boga penerbangan berstandar international yang berdiri dibawah bendera PT Aerowisata International (holding company). Aerofood ACS termasuk golongan katering C karena merupakan inflight catering. Kata Inflight Catering menurut Fadiati.A (2011:13) adalah :

Jasa boga yang menyajikan makanan dan minuman untuk penumpang kapal udara selama perjalanannya. Hidangan tersebut dipesan oleh pihak perusahaan penerbangan dan biayanya dibebankan kepada penumpang dan sudah termasuk dalam harga tiket.

Kegiatan industri jasa boga yang dilakukan oleh Aerofood ACS tidak akan pernah luput dari prasyarat yang harus dipenuhi oleh industri yang sesuai dengan standar pengelolaan HACCP. Demikian dengan Aerofood ACS melakukan prosedur HACCP dari berbagai aspek dengan tujuan memproduksi produk pangan yang aman setiap saat, memberikan kepuasan pada pelanggan akan konformitasnya terhadap standar nasional maupun iternasional dan memenuhi standar dan regulasi pemeritah.

Aerofood ACS merupakan industri jasa boga yang memiliki standar pelayanan yang telah ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang mana bahwa: “Masyarakat perlu dilindungi dari makanan dan minuman yang dikelola jasa boga yang tidak memenuhi persyaratan hygiene sanitasi, agar tidak


(12)

4

membahayakan kesehatan”. Oleh karena itu pelatihan di Aerofood ACS wajib dilaksanakan terutama oleh food handler, karena dalam pelaksanaannya para food handler berperan untuk mengendalikan bahaya yang akan terjadi selama proses produksi makanan dan minuman. Food handler harus memiliki keterampilan, kemampuan dan komitmen baik prilaku maupun sikap dalam penyajian makanan terutama dari segi sanitasi dan hygiene.

Persyaratan dibidang jasa boga sebagai penyedia makanan dan untuk menunjang kinerja para karyawan perusahaan ACS secara rutin mengadakan berbagai pelatihan secara berkala dan terstruktur bagi para karyawan terutama bagi para penyedia makanan, antara lain pelatihan Marshaling, Fire Fighting, Butchering, Sanitasi Hygiene, Food Safety, dan HACCP. Program Pendidikan Tata Boga mempelajari berbagai keilmuan di bidang boga diantaranya mengenai sanitasi hygiene. Penulis menitikberatkan penelitian pada salah satu pelatihan yang telah dilaksanakan di ACS yaitu pelatihan sanitasi hygiene. Program pelatihan tersebut dilakukan oleh ACS selama 2 (dua) tahun dalam 10 (sepuluh) kali pertemuan, satu kali pertemuan 45 menit, dengan 7 (tujuh) Materi Pelajaran yang berbeda. Materi tersebut mengacu pada kurikulum yang dibuat oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011, dengan diikuti oleh seluruh karyawan ACS dalam semua bidang dengan tujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan khususnya untuk karyawan ACS yang menjamah makanan dan minuman untuk meningkatkan kesadarannya akan bahaya yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang dapat merusak kualitas makanan dan minuman yang dihasilkan. Menurut data yag diperoleh dari penelitian sebelumya diperoleh data bahwa food handler ACS Bandung kurang optimal dalam menerapkan sikap dan keterampilannya dalam menjamah makanan, dikarenakan masih terdapat langkah yang belum dilakukan setiap harinya pada kegiatan persiapan, pengolahan, pengemasan, dan pendistribusian.

Berdasarkan latar belakang tersebut bahwa dalam penyediaan makanan food handler harus memiliki keterampilan, kemampuan dan komitmen baik prilaku maupun sikap dalam mengolah makanan terutama dalam hal sanitasi dan hygiene. Permasalahan tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur kesiapan dalam


(13)

5

pelaksanaan penyajian makanan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti mengenai pendapat karyawan tentang kegiatan pembelajaran pada “pelatihan sanitasi hygienedi Aero Catering Service.

B. Identifikasi Masalah

Sudjana dan Ibrahim (2007:179) mengemukakan bahwa “identifikasi masalah atau juga sering ditulis analisis masalah, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dari tema/ topik/ judul penelitian”. Mengacu pada pendapat di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian yang berjudul Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi HygieneDi Aero Catering Service Bandung penulis batasi pada :

a. Pendapat karyawan ACS tentang kegiatan pelatihan sanitasi dan hygiene yang berkaitan dengan dibutuhkannya sanitasi dan hygiene terutama bagi food handler sebagai tolak ukur kesiapan mengolah makanan.

b. Pendapat karyawan ACS tentang kegiatan pelatihan sanitasi dan hygiene yang berkaitan dengan pelatihan sanitasi dan hygiene dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia, dalam hal inovasi dan kinerja yang tinggi.

c. Pendapat karyawan ACS tentang kegiatan pelatihan sanitasi dan hygiene yang berkaitan dengan sanitasi dan hygiene untuk diterapkan oleh karyawan dalam meningkatkan kualitas, mutu dan kebersihan makanan. d. Pendapat karyawan ACS tentang kegiatan pelatihan sanitasi dan hygiene

yang berkaitan meningkatkan kinerja karyawan diperlukan pembelajaran yang dilakukan secara berkala dan terprogram.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Perumusan masalah menurut Sugiono (2011:55) “Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pendapat karyawan tentang pembelajaran pelatihan sanitasi dan hygiene untuk penyedia makanan pada inflight catering ACS Bandung ?.


(14)

6

Rumusan masalah tersebut penulis jadikan sebagai judul penelitian, yaitu : “Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung

D. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum :

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pendapat karyawan tentang kegiatan pembelajaran pada “pelatihan sanitasi hygienedi Aero Catering Service Bandung.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pendapat karyawan tentang kegiatan pembelajaran pada “pelatihan sanitasi hygienedi Aero Catering Service Bandung, mengenai komponen pembelajaran dalam pelaksanaan pelatihan sanitasi hygiene penulis batasi berdasarkan komponen yang dapat di recall oleh karyawan meliputi:

a. Materi pembelajaran b. Metode pembelajaran c. Media Pembelajaran E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada umumnya kepada beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan khususnya dapat memberikan manfaat kepada :

1. Penulis memperoleh pengetahuan, pengalaman serta wawasan dalam bagaimana melaksanakan proses penelitian dengan menggunakan kaidah yang telah ditentukan dalam penelitian khususnya bidang Tata Boga mengenai penyedia makanan inflight catering.

2 . K a r y a w a n A C S B a n d u n g y a n g

m e n j a m a h m a k a n a n d a n

m i n u m a n , d i h a r a p k a n d e n g a n


(15)

7

p e l a t i h a n s a n i t a s i hygiene t e r s e b u t ,

d a p a t m e m b e r i k a n g a m b a r a n d a n

m a s u k a n m e n g e n a i p e l a t i h a n

s a n i t a s i hygiene y a n g d i l a k u k a n d a n

d a p a t d i t e r a p k a n .

3. Perusahaan ACS dapat memberikan masukan sebagai upaya dalam pengembangan dan peningkatan kemampuan efisiensi karyawan dari segi sanitasi hygiene sebagai penyedia makanan inflight catering. 4. Jurusan PKK FPTK UPI, memperoleh informasi berupa pendapat

karyawan tentang pembelajaran pelatihan sanitasi hygiene untuk penyedia makanan pada inflight catering yang dapat dijadikan masukan bagi pengembangan program perkuliahan khususnya bagi mata kuliah Prodi Tata Boga yaitu K3, PI dan Jasa Katering di Jurusan PKK FPTK UPI.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan yang diguakan oleh penulis perdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia, yaitu :

1. BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi

2. BAB II Kajian Pustaka, berisi tentang teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti serta landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian.

3. BAB III Metode Penelitian, berisi tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang pengolahan data atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian.

5. BAB V Simpulan dan Saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(16)

8

6. Daftar pustaka berisi tentang berbagai sumber literatur, seperti buku sumber, artikel, jurnal, dokumen resmi atau sumber-sumber lain dari internet yang digunakan dalam peulisan karya tulis ilmiah.

7. Daftar lampiran berisi tentang semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya ilmiah.


(17)

Mila Kamilatun, 2014

Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian yang diteliti oleh penulis adalah di Jl. Abdul Rahman Saleh, No 9 Ruko City Square, A-3 Bandung. Peneliti melakukan penelitian pada karyawan Aero Catering Service (ACS) Cabang Bandung.

2. Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2011:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi sangat penting digunakan menunjang keberhasilan suatu penelitian. Populasi menurut Arikunto

(2010:173) adalah “keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan ACS Bandung yang telah yang telah mengikuti Pelatihan Sanitasi Hygiene.

3. Sampel Penelitian

Sampel dalam memperoleh data penelitian dalam penelitian sangat penting. Penentuan sample yang digunakan sebagai sumber harus representatif, artinya semakin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi akan semakin kecil. Sampel meurut Sugiono (2011:81) bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut”.

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sampel total sebagaimana

yang dikemukakan oleh Surakhmad (2004:110), bahwa: “Sample yang sebesar populasi di sebut juga sample total”. Sampel dalam penelitian ini


(18)

51

adalah sebanyak 30 orang karyawan ACS Bandung yang telah mengikuti Pelatihan Sanitasi Hygiene.

Tabel 3.1

Sample Penelitian

No Divisi Jumlah

1 Divisi Hot Kitchen 6 orang 2 Divisi Cold Kitchen 3 orang

3 Divisi Bakery 4 orang

4 Divisi Dishing 4 orang

5 Divisi Operasional Handling 9 orang 6 Divisi Operasional Store 4 orang

Jumlah 30 0rang

Sumber : Data Aerofood ACS Bandung

B. DesainPenelitian

Desain penelitian merupakan urutan kerja atau langkah-langkah yang dilakukan selama penelitian dari awal sampai penelitian berakhir. Adapun rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan masalah penelitian

2. Mengidentifikasi dan membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti

3. Merumuskan masalah penelitian

4. Menentukan populasi dan sampel penelitian

5. Melakukan studi literature untuk permasalahan yang akan diteliti 6. Menentukan teknik pengambilan data

7. Melakukan penyusunan instrumen penelitian 8. Melakukan pengumpulan data

9. Melakukan analisis data

10. Melakukan pengolahan data yang sudah terkumpul dan menyimpulkannya.

C. Metode Penelitian

Penggunaan metode yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti akan membuahkan hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan. Metode yang


(19)

52

penulis gunakan dalam mengumpulkan data penelitian adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang masalah yang terjadi pada saat ini dan sedang berlangsung serta berpusat pada masalah yang aktual. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran mengenai Pelatihan Sanitasi dan Hygiene yang dilakukan terhadap karyawan ACS, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudjana (2011:147) bahwa:

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adaya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Kesimpulan dari penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran dari segala aspek fenomena sosial tertentu yang relevan dengan penelitian yang ingin dicapai, maka dengan dipilihnya metode ini supaya diperoleh gambaran jelas yang pada akhirnya tujuan penelitian dapat tercapai, yaitu mengenai gejala-gejala yang terjadi pada saat sekarang dan merangsang dimasa yang akan datang.

Metode deskriptif seperti yang telah dikemukakan di atas, penulis gunakan dalam mengumpulkan data mengenai Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan

Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional ini dikemukakan dalam upaya menghindari terjadinya salah pengertian antara pembaca dengan penulis pada istilah – istilah yang terdapat pada judul skripsi Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran

Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung.

Definisi operasional membantu peneliti kearah mantapnya kerangka acuan di dalam mendekati masalah yang akan ditelitinya, maka definisi operasional dirumuskan sebagai berikut:

1. Pendapat Karyawan a. Pendapat


(20)

53

Pengertian pendapat menurut Poerwadarminta (2003:277) yaitu :

“Pendapat adalah pikiran atau anggapan tentang suatu hal”.

b. Karyawan

Menurut Hasibuan (2007:117) “Karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu

perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai denga perjajian”.

Pengertian pendapat karyawan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pemikiran atau anggapan respoden yaitu karyawan ACS Bandung tentang suatu hal.

2. Pembelajaran Pelatihan Sanitasi Hygiene a. Pembelajaran

Pembelajaran menurut Gintings (2008:34) pembelajaran adalah

“Pengalaman terencana yang membawa perubahan tingkah laku,

memotivasi dan menyediakan fasilitas agar terjadi proses belajar pada diri

peserta didik”.

b. Pelatihan

Dikemukakan oleh instruksi Presiden No. 15 Tahun 1974, dalam Mustofa Kamil (2012: 4), bahwa pengertian pelatihan dirumuskan sebagai berikut:

Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar dengan tujuan untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat. Umumnya pelatihan diasosiasikan pada seseorang dalam melaksanakan suatu peran atau tugas yang dilaksanakan pada dunia kerja.

c. Sanitasi Hygiene

Sanitasi Hygiene menurut Permenkes 2011 bahwa “ Sanitasi Hygiene adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat

dan peralatan agar aman dikonsumsi”.

Pembelajaran Pelatihan Sanitasi Hygiene yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengalaman terencana yang merupakan proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem


(21)

54

pembelajaran yang berlaku yang dilaksanakan dalam waktu relatif singkat sebagai upaya mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi.

Jadi yang dimaksud dengan Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan

Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung adalah pemikiran atau anggapan karyawan atau orang yang bekerja ditempat penyelenggaraan makanan tentang pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan dalam hal sanitasi hygiene.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006:160) “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket.

Kuesioner atau angket menurut Arikunto (2006:151) “Angket adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, dengan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah disediakan, sehingga peserta pelatihan dapat memilih alternatif jawabannya. Selanjutnya angket pilihan ganda merupakan bentuk angket yang dipilih oleh penulis dengan mempertimbangkan bahwa angket ini cukup efektif digunakan dalam penelitian. Angket yang dibuat oleh peneliti bertujuan memperoleh informasi berkenaan dengan kegiatan penelitian yang sedang dilakukan mengenai Pendapat Karyawan Tentang

Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa


(22)

55

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Teknik yang penulis gunakan dalam pengumpulan data penelitian ini berupa angket atau kuesioner yang diisi oleh responden yaitu karyawan Aero Catering Service Bandung. Angket yang dibuat oleh peneliti bertujuan untuk memperoleh informasi berkenaan dengan Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran

Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung. Angket ini terstruktur dengan skala pengukuran skala Likert. Dalam Sugiono (2013:134) bahwa :

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Tipe angket yang digunakan adalah angket berbentuk pilihan dengan model checklist yang terdiri dari 30 pernyataan dengan pengelompokan jawaban ya dan tidak.

Sugiyono (2011:193) mengemukakan bahwa “Terdapat dua hal utama yang

mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data”.

Pengumpulan data dilakukan oleh penulis melalui 2 tahapan yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan peneliti mempersiapkan kelengkapan angket yang akan disebar. Butir soal yang terdapat dalam angket harus diperiksa kelengkapannya agar data yang diperoleh lengkap sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Proses pelaksanaan penelitian ini melalui beberapa tahapan, diantaranya : a. Melakukan observasi ke lokasi penelitian

b. Menginventaris jumlah responden


(23)

56

d. Pengumpulan kembali instrumen yang telah diisi oleh responden harus sesuai dengan sampel, memeriksa kelengkapan jawaban serta kebenaran cara pengisian instrument.

e. Tabulasi data

Tabulasi data dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai frekuensi jawaban responden.

G. Analisis Data

Terdapat beberapa tahapan dalam pengolahan data yang dilakukan oleh penulis, diantaranya adalah pengolahan data dilakukan terhadap jawaban responden melalui penyebaran angket yang terdiri dari :

1. Menentukan presentase data

Presentase data digunakan untuk melihat besar kecilnya frekuensi jawaban dalam angket yang dihitung dalam jumlah presentase, karena jawaban pada setiap angket berbeda. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ali,M (1985:184), bahwa rumus untuk menghitung presentasi adalah :

keterangan :

P = Persentasi (jumlah persentasi yang dicari) = Frekuensi jawaban responden

= Jumlah responden 100 % = bilangan tetap

2. Penafsiran Data

Penafsiran dapat dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap jawaban pada pertanyaan yang diajukan. Kriteria yang diperoleh dari penafsiran data berpedoman pada Efendi, S dan Tukiran (2012:304). Berikut adalah presentase batasan penafsiran tersebut :

100% = Seluruhnya 76% - 99% = Sebagian besar


(24)

57

51% - 75% = Lebih dari setengahnya 50% = Setengahnya

26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil


(25)

Mila Kamilatun, 2014

Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab V penulis menguraikan kesimpulan dan saran yang akan disusun berdasarkan keseluruhan kegiatan penelitian Pendapat Karyawan Tentang

Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering

Service Bandung. A. Simpulan

Simpulan dalam penelitian ini merupakan jawaban hasil penelitian dari rumusan masalah mengenai Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran

pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” di Aero Catering Service Bandung. Hasil

penelitian menunjukan bahwa pendapat karyawan tentang materi pelatihan sanitasi hygiene yang telah disampaikan meliputi cara penyimpanan bahan makanan, penggunaan alat persiapan, pengolahan dan penyajian yang baik, suhu penerimaan bahan makanan, suhu penyimpanan, pengolahan dan penyajian, personal hygiene, dan kebersihan lingkungan kerja oleh sebagian besar karyawan berpendapat bahwa materi telah disampaikan dan dijelaskan oleh instruktur pada saat pelatihan sanitasi hygiene.

Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang meliputi metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan roll playing sebagian besar karyawan berpendapat bahwa metode tersebut telah digunakan, disimulasikan dan disampaikan oleh instruktur dalam melakukan penjelasan pada pelaksanaan pelatihan sanitasi hygiene sehingga pelatihan berlangsung tidak membosankan.

Media yang meliputi penggunaan foto-foto, bagan/chart, video dan power point menurut sebagian besar peserta pelatihan menyatakan bahwa media tersebut telah digunakan dan ditayangkan oleh instruktur pada saat pelatihan sanitasi hygiene sehingga pelatihan berlangsung menarik.


(26)

84

B. Saran

Saran yang diberikan setelah peneliti melakukan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Karyawan Aerofood Catering Service Bandung

Karyawan dapat mengaplikasikan hasil pelatihan dalam sikap dan perilaku sesuai dengan prinsip-prinsip sanitasi hygiene yang telah diberikan dalam pelatihan dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari sehingga karyawan terutama food handler dapat bekerja secara optimal.

2. Perusahaan Aerofood Catering Service Bandung

Kepada pihak perusahaan untuk dapat mempertahankan keberlangsungan pelaksanaan pelatihan secara sistematis untuk peningkatan kinerja karyawan.


(27)

Mila Kamilatun, 2014

Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandug, UPI

Djamarah, Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta

Endang N, Elis. (2010). Hand Out Mata Kuliah Pengawetan Makanan. Program Studi Pendididkan Tata Boga Jurusan PKK FPTK UPI : Tidak Diterbitkan

Fadiati, Ari. (2011). Megelola Usaha Jasa Boga Yang Sukses. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Faisal, Sanafiah. (1981). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional

. (2009). Modul Pelatihan ACS Prinsip Higiene Sanitasi Makanan. Aerofood ACS: Tidak Diterbitkan

. (2010). Modul Pelatihan ACS Good HigienePractices & HACCP Awareness. Aerofood ACS: Tidak Diterbitkan

Gintings, A. (2008). Esensi Praktis : Belajar dan Pembelajaran, disiapkan untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru-Guru. Bandung: Humaniora

Kamil, Mustofa.(2012). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung : Alfabeta

Majid, Abdul.(2013). Strategi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

. (2011). Higiene Sanitasi Jasaboga. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/Vi/2011.

Sagala, Syaiful. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta Sudjana, N & Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung :


(28)

86

Sudjana, Nana. (2012). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta

UU Sisdiknas. (2003). Konsep Dasar Pendidikan Moral. Jakarta : Alfabeta

Sumber lain :

Hanni. (2014). Penerapan Hasil Belajar Pelatihan Sanitasi Hygiene Inflight Catering Pada Food handler di ACS Bandung. Skripsi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK UPI. Tidak diterbitkan

Ruri Siti Puji Hertanti. (2009). Pendapat Mahasiswa Tentang Pembelajaran Penyuluhan Gizi di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Bandung. Skripsi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK UPI. Tidak diterbitkan

Sondari, I. (2009). Pendapat Ibu Rumah Tangga Miskin Tentang Pelatihan Tata Boga Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Keluarga. Skripsi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK UPI. Tidak diterbitkan


(1)

d. Pengumpulan kembali instrumen yang telah diisi oleh responden harus sesuai dengan sampel, memeriksa kelengkapan jawaban serta kebenaran cara pengisian instrument.

e. Tabulasi data

Tabulasi data dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai frekuensi jawaban responden.

G. Analisis Data

Terdapat beberapa tahapan dalam pengolahan data yang dilakukan oleh penulis, diantaranya adalah pengolahan data dilakukan terhadap jawaban responden melalui penyebaran angket yang terdiri dari :

1. Menentukan presentase data

Presentase data digunakan untuk melihat besar kecilnya frekuensi jawaban dalam angket yang dihitung dalam jumlah presentase, karena jawaban pada setiap angket berbeda. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ali,M (1985:184), bahwa rumus untuk menghitung presentasi adalah :

keterangan :

P = Persentasi (jumlah persentasi yang dicari) = Frekuensi jawaban responden

= Jumlah responden 100 % = bilangan tetap

2. Penafsiran Data

Penafsiran dapat dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap jawaban pada pertanyaan yang diajukan. Kriteria yang diperoleh dari penafsiran data berpedoman pada Efendi, S dan Tukiran (2012:304). Berikut adalah presentase batasan penafsiran tersebut :

100% = Seluruhnya 76% - 99% = Sebagian besar


(2)

57

51% - 75% = Lebih dari setengahnya 50% = Setengahnya

26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil


(3)

Mila Kamilatun, 2014

Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkan keseluruhan kegiatan penelitian Pendapat Karyawan Tentang

Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering

Service Bandung.

A. Simpulan

Simpulan dalam penelitian ini merupakan jawaban hasil penelitian dari rumusan masalah mengenai Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” di Aero Catering Service Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapat karyawan tentang materi pelatihan sanitasi hygiene yang telah disampaikan meliputi cara penyimpanan bahan makanan, penggunaan alat persiapan, pengolahan dan penyajian yang baik, suhu penerimaan bahan makanan, suhu penyimpanan, pengolahan dan penyajian,

personal hygiene, dan kebersihan lingkungan kerja oleh sebagian besar karyawan

berpendapat bahwa materi telah disampaikan dan dijelaskan oleh instruktur pada saat pelatihan sanitasi hygiene.

Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang meliputi metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan roll playing sebagian besar karyawan berpendapat bahwa metode tersebut telah digunakan, disimulasikan dan disampaikan oleh instruktur dalam melakukan penjelasan pada pelaksanaan pelatihan sanitasi hygiene sehingga pelatihan berlangsung tidak membosankan.

Media yang meliputi penggunaan foto-foto, bagan/chart, video dan power point menurut sebagian besar peserta pelatihan menyatakan bahwa media tersebut telah digunakan dan ditayangkan oleh instruktur pada saat pelatihan sanitasi


(4)

84

B. Saran

Saran yang diberikan setelah peneliti melakukan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Karyawan Aerofood Catering Service Bandung

Karyawan dapat mengaplikasikan hasil pelatihan dalam sikap dan perilaku sesuai dengan prinsip-prinsip sanitasi hygiene yang telah diberikan dalam pelatihan dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari sehingga karyawan terutama food handler dapat bekerja secara optimal.

2. Perusahaan Aerofood Catering Service Bandung

Kepada pihak perusahaan untuk dapat mempertahankan keberlangsungan pelaksanaan pelatihan secara sistematis untuk peningkatan kinerja karyawan.


(5)

Mila Kamilatun, 2014

Pendapat Karyawan Tentang Kegiatan Pembelajaran Pada “Pelatihan Sanitasi Hygiene” Di Aero Catering Service Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandug, UPI

Djamarah, Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta

Endang N, Elis. (2010). Hand Out Mata Kuliah Pengawetan Makanan. Program Studi Pendididkan Tata Boga Jurusan PKK FPTK UPI : Tidak Diterbitkan

Fadiati, Ari. (2011). Megelola Usaha Jasa Boga Yang Sukses. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Faisal, Sanafiah. (1981). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional

. (2009). Modul Pelatihan ACS Prinsip Higiene Sanitasi Makanan. Aerofood ACS: Tidak Diterbitkan

. (2010). Modul Pelatihan ACS Good HigienePractices & HACCP

Awareness. Aerofood ACS: Tidak Diterbitkan

Gintings, A. (2008). Esensi Praktis : Belajar dan Pembelajaran, disiapkan untuk

Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru-Guru. Bandung: Humaniora

Kamil, Mustofa.(2012). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung : Alfabeta

Majid, Abdul.(2013). Strategi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

. (2011). Higiene Sanitasi Jasaboga. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/Vi/2011.

Sagala, Syaiful. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta

Sudjana, N & Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo


(6)

86

Sudjana, Nana. (2012). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta

UU Sisdiknas. (2003). Konsep Dasar Pendidikan Moral. Jakarta : Alfabeta

Sumber lain :

Hanni. (2014). Penerapan Hasil Belajar Pelatihan Sanitasi Hygiene Inflight

Catering Pada Food handler di ACS Bandung. Skripsi Jurusan Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga FPTK UPI. Tidak diterbitkan

Ruri Siti Puji Hertanti. (2009). Pendapat Mahasiswa Tentang Pembelajaran

Penyuluhan Gizi di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Bandung. Skripsi

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK UPI. Tidak diterbitkan

Sondari, I. (2009). Pendapat Ibu Rumah Tangga Miskin Tentang Pelatihan Tata

Boga Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Keluarga. Skripsi Jurusan