PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS)UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAA INDONESIA :Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SD Negeri 10 Serang Kota Serang.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SD Negeri 10 Serang Kota Serang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

DESY SYLVIA HALIMATUSYA’DIAH 0909113

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SD Negeri 10 Serang Kota Serang)

Oleh

Desy Sylvia Halimatusya’diah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Desy Sylvia Halimatusya’diah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR DIAGRAM ... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 12

1. Pendidikan IPS ... 12

2. Guru dalam Pembelajaran IPS ... 15

3. Peran Siswa dalam Pencapaian Pembelajaran IPS ... 18

4. Cooperative Learning Tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPS ... 21

5. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ... 34


(5)

7. Evaluasi ... 37

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 40

C. Kerangka Berfikir ... 41

D. Hipotesis Tindakan ... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Teknik Penelitian ... 44

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 54

C. Teknik Pengumpulan Data ... 55

D. Teknik Pengolahan Data ... 58

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Tindakan ... 62

1. Pra Siklus ... 62

2. Siklus I ... 65

3. Siklus II ... 78

B. Hasil Penelitian ... 89

C. Jawaban Hipotesis ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 98

B. Rekomendasi ... 99 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(6)

DAFTAR TABEL

2.1 Kriteria Penilaian Tim Berdasarkan Model Kooperatif Tipe TGT ... 32

3.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 55

3.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran IPS dengan model TGT ... 56

4.1 Hasil Belajar Siswa Pada Tahap Pra Siklus ... 63

4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Tahap Siklus I ... 71

4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Tahap Siklus I ... 73

4.4 Hasil Belajar Siswa pada Tahap Siklus I ... 76

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Tahap Siklus II ... 82

4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Tahap Siklus II ... 84

4.7 Hasil Belajar Siswa pada Tahap Siklus II ... 86

4.8 Rekapitulasi Aktivitas Guru dari Siklus I sampai dengan Siklus II ... 89

4.9 Rekapitulasi Aktivitas Siswa ... 93


(7)

DAFTAR DIAGRAM

4.1 Aktivitas Guru ... 92 4.2 Aktivitas Siswa ... 93 4.3 Hasil Belajar Siswa ... 96


(8)

DAFTAR BAGAN


(9)

ABSTRAK

Peneliti mengambil judul : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SD Negeri 10 Serang Kota Serang).

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di SDN 10 Serang Kota Serang pada siswa kelas V yang berjumlah 35 orang, menunjukan hasil belajar siswa rendah. Hal ini disebabkan karena penyajian pembelajaran IPS lebih banyak menggunakan metode ceramah. Penyajian pembelajaran hanya terpusat kepada guru (teacher center) sehingga menjadi kendala dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar seperti itu menciptakan suasana yang kurang menyenangkan dan tidak adanya interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lainnya yang mengakibatkan siswa pasif dan cenderung tidak memahami materi yang sedang dipelajari. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti mencoba untuk menerapkan model Cooperative Learning tipe TGT.

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan, 1).Bagaimana upaya guru mengembangkan model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia? 2).Bagaimana penggunaan model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa?.

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1).Ingin membantu guru mengembangkan model cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada Materi Kemerdekaan Indonesia. 2). Ingin membantu guru meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan penggunaan model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments).

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan 2 siklus dengan tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini difokuskan pada data yang dikumpulkan melalui observasi dan tes.

Dari hasil penelitian menunjukkan peningkatan, hal ini dibuktikan dari nilai observasi guru pada siklus I sebesar 58,3%, menjadi 83,3% pada siklus II. Pada observasi aktivitas siswa nilai siklus I sebesar 65%, menjadi 94% pada siklus II. Dan observasi hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, pada tahap pra siklus nilai rata-rata sebesar 54,85 menjadi 68,57 pada siklus I dan pada siklus II nilai rata-rata sebesar 79,71.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa model Cooperative Learning Tipe TGT (Teams Games Tournaments) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kelas V SDN 10 Serang. Dengan hasil yang terus meningkat diharapakan guru kelas V dalam pembelajaran IPS menggunakan model kooperatif tipe TGT.


(10)

Hasil penelitian ini direkomendasikan kepada guru, para peneliti dan kepala sekolah untuk mengembangkan model TGT (Teams Games Tournaments)ini ke dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropilogi, tata Negara dan sejarah, IPS yang diajarkan di sekolah dasar terdiri dari dua buah kajian pokok, yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan salah satu kompetensi dasar di dalam mata pelajaran IPS.

Pendidikan dasar merupakan cikal bakal yang akan banyak menentukan kualitas manusia dalam suatu kehidupan. Keberhasilan dalam menangani masalah pendidikan tersebut merupakan langkah strategis untuk memenuhi sistem pendidikan nasional.

Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Keberhasilan pendidikan tidak hanya bisa dilihat dari hasil yang diperoleh siswa, tetapi juga ditentukan oleh proses pembelajaran yang


(12)

2

dilengkapi dengan pendekatan atau model pembelajaran yang tepat. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah proses pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk dapat berkerjasama dengan teman-temannya, menumbuhkan sikap mandiri, kreatif dan dapat mengaplikasikan materi ajar yang di dapatkannya di kelas ke dalam kehidupan mereka sehari-hari dan dapat berbaur dengan kehidupan masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk yang bermasyarakat, yaitu dimana pada diri manusia terdapat dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain yang di dasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan. (Ridwan Effendi dan Elly Malihah, 2007:31).

Menurut Art dan Newman (1990:448) dalam Nur Asma (2006:11), “Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu pendekatan yang mencangkup kelompok kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan suatu tugas atau menyelesaikan suatu tujuan bersama”. Lebih lanjut berdasarkan psikologi perkembangan anak, anak yang berusia antara 7 tahun sampai 11 tahun atau 12 tahun, pada usia ini kemampuan anak dalam berfikir, mengingat dan berkomunikasi akan semakin baik karena anak telah berfikir lebih logis. Anak cenderung menyukai kegiatan belajar sambil bermain. Kegiatan bermain anak-anak pada tahap ini ditandai dengan social play. “Anak mulai menaruh

minat untuk bermain dengan teman-temannya dan tertarik pada permainan realistik yang melibatkan gerakan-gerakan yang lebih kompleks disertai aturan-aturan yang ketat”. (Abin Syamsudin, 2004:98).


(13)

3

Selama ini, pembelajaran IPS di SD lebih ditekankan pada penguasaan materi pelajaran sebanyak mungkin dan cenderung pembelajaran teacher

centered. Sehingga tidak dapat mendorong siswa untuk mengoptimalkan dan

membangkitkan potensinya, tidak menumbuhkan aktivitas serta daya cipta (kreatifitas) yang akan menjamin terjadinya dinamika dalam proses belajar. Budaya belajar yang terjadi lebih ditandai oleh budaya hafalan dari pada budaya berfikir. Hal ini akan membuat siswa beranggapan bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran hafalan saja.

Pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN 10 Serang lebih dititikberatkan pada model pembelajaran klasikal. Beberapa siswa belum sepenuhnya mampu memahami pembelajaran dengan baik karena dalam menyampaikan materi IPS guru cenderung masih menggunakan pembelajaran

teacher centered. Sehingga, ketercapaian hasil belajar siswa masih kurang maksimal. Oleh karena itu, upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar dikelas harus selalu dilakukan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SDN 10 Serang Kota Serang, guru lebih banyak menggunakan metode atau pendekatan pembelajaran yang bersifat konvensional seperti ceramah. Guru hanya berperan sebagai penyampai informasi dan penyajiannya hanya terpusat kepada guru (teacher centered) atau terjadinya komunikasi satu arah (one way traffic communications). Selain itu strategi pembelajaran yang


(14)

4

dilakukan belum mampu memotifasi siswa untuk belajar, stimulus yang diberikan kurang merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, dan materi yang di sampaikan cenderung terlalu padat dan sukar. Situasi seperti ini menciptakan suasana yang tidak menyenangkan dan kurangnya interaksi antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa mengakibatkan siswa pasif dan cenderung tidak mengerti terhadap permasalahan atau konsep yang sedang dipelajari.

Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa ternyata dengan pendekatan pembelajaran seperti itu mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Hal ini tampak pada pencapaian hasil belajar yang dilakukan pada materi di kelas V dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu sebesar 54,85.

Tanpa disadari, iklim belajar seperti itu akan semakin menjauhkan ketercapaian tujuan kurikulum pembelajaran IPS dan menjauhkan siswa dari kecakapan-kecakapan yang seharusnya dapat meggali potensi sumberdaya siswa terhadap keterampilan dasar IPS.

Seorang guru harus memiliki keterampilan untuk merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik bahan materi pembelajaran, karakteristik siswa, kondisi lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa guru sebagai pendidik dan pengajar bertugas untuk mengolah suatu pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai siswa melebihi standar KKM serta siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran.


(15)

5

“Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir, maupun keterampilan motorik” (Sukmadinata Nana Syaodih, 2003:102-103). Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran. Karena apabila pembelajaran yang digunakan membuat siswa tertarik, maka motifasi dan minat siswa akan meningkat, sehingga siswa menjadi senang untuk belajar lebih lanjut, hasil belajarnya meningkat dan dapat mempersiapkan siswa agar bisa berkomunikasi serta bekerjasama dengan orang lain dalam berbagai macam situasi sosial.

Salah satu model pembelajaran inofatif yang dapat dijadikan sebagai suatu alternatif perbaikan pembelajaran yaitu model Cooperative Learning. Sunal dan Hans (Isjoni, 2011:12) mengemukakan „cooperative learning

merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran‟. Cooperative Learning merupakan model pembelajaran yang mewujudkan suatu kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan memperoleh hasil yang maksimal.

Model Cooperative Learning mempunyai beberapa variasi. Dari beberapa variasi model yang dianggap relevan adalah model Cooperative

Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT). Model ini merupakan


(16)

6

diperoleh melalui penggunaan permainan”. (Robert E. Slavin, 2009:14) pendekatan ini mengutamakan tujuan kelompok dan tanggung jawab individual sehingga dapat meningkatkan pencapaian prestasi dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan permasalahan diatas, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS maka penulis mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN

INDONESIA”. Diharapkan dengan penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya guru mengembangkan pendekatan Cooperative

Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam Materi

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?

2. Bagaimana penggunaan pendekatan Cooperative Learning tipe TGT

(Teams Games Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan


(17)

7

3. Bagaimana penggunaan pendekatan Cooperative Learning tipe TGT

(Teams Games Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa? C. Tujuan Penelitian

Menurut Riduwan (2007:6), “Tujuan penelitian mengungkapkan keinginan peneliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan”.

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Ingin membantu guru mengembangkan pendekatan Cooperative

Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada Materi

Kemerdekaan Indonesia.

2. Ingin membantu guru meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan penggunaan pendekatan

Cooperative Learning tipe TGT(Teams Games Tournaments).

3. Ingin membantu guru meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan penggunaan pendekatan

Cooperative Learning tipe TGT(Teams Games Tournaments).

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Bagi Peneliti

a. Meningkatkan kompetensi dalam melakukan tindakan perbaikan pembelajaran.


(18)

8

b. Menambah pengalaman dan wawasan dalam pembelajaran IPS melalui pendekatan Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments).

2. Bagi Siswa

a. Membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan pendekatan Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments).

b. Membantu siswa untuk memperoleh pembelajaran yang menarik melalui pendekatan Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments).

3. Bagi Guru

a. Memberikan informasi dalam melaksanakan pembelajaran aktif untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan.

b. Memberikan gambaran tentang pembelajaran aktif dan komunikatif melalui model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments).

c. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang baik maka akan menghasilkan siswa yang cerdas, terampil, bersikap baik dan berprestasi.

4. Bagi Sekolah

a. Mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan sinergi antarguru untuk memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.


(19)

9

b. Membantu meningkatkan profesionalisme para guru di sekolah yang bersangkutan.

E. Definisi Operasional

Agar lebih jelas, maka di bawah ini di berikan definisi operasional dari setiap variabel dalam judul penelitian ini:

1. Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

Cooperative Learning dalam wacana Indonesia dikenal dengan pembelajaran koperatif atau pembelajaran secara berkelompok.

”Pembelajaran kooperatif adalah metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”. (Robert E. Slavin, 2009:4)

Teams Games Tournaments (TGT) merupakan salah satu

pembelajaran koperatif yang menggunakan permainan akademik dan menggunakan kuis-kuis dan skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka (Robert E. Slavin, 2009:163) Model Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournaments

yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu pembelajaran yang memanfaatkan kelompok kecil heterogen dalam pengajaran dan memungkinkan siswa bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka, melibatkan aktifitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan


(20)

10

status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dalam turnamen dengan menggunakan kartu bernomor dan sistem skor kemajuan individu dimana para siswa berlomba dengan anggota tim yang lain dengan tingkat kemampuan akademik yang sama di meja turnamen, disamping itu terdapat penguatan (reinforcement) disetiap akhir pelajaran yang berupa penghargaan terhadap peningkatan hasil yang dicapai oleh siswa.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi kegiatan belajar mengajar. Dari sisi guru, kegiatan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi (hasil belajar). Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi terhadap tingkah laku yang mencagkup bidang kognitif, psikomotor dan afektif.

Nana Sudjana (2008:22), menyatakan bahwa:

Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu, tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencangkup bidang kognitif, psikomotor dan afektif.

Yang dimaksud dengan hasil belajar dalam penelitian ini yaitu nilai rata-rata tes yang diperoleh siswa setelah mempelajari materi dalam pembelajaran IPS.


(21)

11

3. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Mata pelajaran IPS yang diajarkan di sekolah dasar terdiri dari dua buah kajian pokok, yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan salah satu kompetensi dasar di dalam mata pelajaran IPS yang peneliti pilih untuk penelitian ini. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001:577) “Kemerdekaan adalah keadaan (hal) berdiri sendiri (bebas, lepas, tidak terjajah lagi, dsb)”.

Kemerdekaan Indonesia adalah suatu peristiwa dimana bangsa Indonesia dapat berdiri sendiri atau telah bebas, lepas dan tidak terjajah lagi oleh Negara lain (bangsa asing).


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Teknik Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). “Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran”. (Suhardjono, 2008:58). Lebih lanjut Suhardjono (2008:61), mengatakan bahwa PTK bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik. Adapun bentuk peningkatan atau perbaikan mutu proses dan hasil pembelajaran antara lain melputi hal-hal berikut:

a. Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah;

b. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah;

c. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa;


(23)

45

e. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas;

f. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber lainnya.

Penelitian tindakan ini terdiri dari beberapa siklus, dimana setiap siklusnya akan terus berulang sampai terjadi perbaikan dan peningkatan hasil yang nyata sesuai dengan yang diharapkan.

Sebelum tindakan siklus satu dilaksanakan, penelti terlebih dahulu melakukan orientasi dalam bentuk observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas dan diskusi bersama guru serta penelti mitra lainnya tentang kondisi dan permasalahan yang dihadapi serta mencari alternative terhadap permasalahan tersebut.

2. Teknik Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart, dimana implementasinya di kelas menggunakan siklus berulang yang terdiri dari empat tahapan kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:


(24)

46

Bagan 3.1

Alur Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis & Mc. Taggart dalam Kunandar (2009 : 96)

Pra siklus

Observasi

Refleksi Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Observasi

Apabila hasilnya belum maksimal,


(25)

47

Keterangan:

a. Perencanaan (Planning) : Langkah-langkah yang dipersiapkan peneliti sebelum tindakan dilakukan.

b. Tindakan (action) : Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

c. Observasi (observing) : Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

d. Refleksi (reflecting) : Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

Keempat kegiatan tersebut harus dilalui oleh peneliti. Sebelum tahapan dalam siklus satu dilaksanakan peneliti terlebih dahulu melakukan orientasi dalam bentuk observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas dan didiskusikan bersama guru kelas sebagai mitra kerja dalam penelitian tentang kondisi permasalahan yang ditemukan dan mencari solusinya.

3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Sebelum tindakan dilaksanakan, rangkaian penelitian ini diawali dengan mengadakan kegiatan pra siklus (penelitian pendahuluan) tentang pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru dikelas V. hal yang diobservasi pada tahap pra siklus ini yaitu suasana pembelajaran IPS dan


(26)

48

hasil belajar yang diperoleh siswa pada saat evaluasi. Data yang diperoleh dari hasil observasi kemudian direfleksi oleh guru dan peneliti guna mendapatkan solusi untuk merencanakan tindakan perbaikan pada tahap siklus 1.

a. Pra Siklus

Merupakan tahap orientasi sebelum peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas. Hasil orientasi kemudian dikonfirmasikan dengan hasil kajian teoritis yang relevan sehingga menghasilkan suatu program pengembangan tindakan yang akurat sesuai dengan situasi kelas.

1) Observasi

Dalam tahap ini adalah melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kegiatan pembelajaran sebelum dilaksanakan tindakan penelitian. Adapun yang menjadi sasaran pengamatan dalam penelitian ini yaitu keadaan dan kemampuan siswa serta proses dan terjadinya pembelajaran IPS dikelas V SDN 10 Serang Kota Serang.

Setelah melakukan observasi, untuk dapat mangetahui kemampuan belajar siswa pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia maka dilakukan tes pada tahap pra siklus yang kemudian dapat dijadikan bahan acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian tindakan siklus 1.


(27)

49

2) Refleksi

Berdasarkan hasil yang telah dicatat dalam kegiatan observasi, peneliti dapat melakukan revisi dan perbaikan terhadap rencana awal. Dalam tahap ini data yang telah diperoleh dari hasil observasi dikumpulkan sebagai bahan refleksi bagi peneliti tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. b. Siklus 1

Merupakan langkah awal peneliti berdasarkan hasil temuan dari masalah hasil observasi dan hasil refleksi pada tahap pra siklus.

Berikut ini merupakan rencana penelitian tindakan yang disusun berdasarkan hasil temuan pada tahap pra siklus:

1) Perencanaan

Peneliti mengidentifikasi masalah yang muncul pada tahap pra siklus dan menetapkan alternative pemecahan masalah. Pada tahap perencanaan ini, peneliti dan guru melakukan kolaborasi untuk menyusun rancangan secara fleksibel agar dapat memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik sehingga terjadi peningkatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan ini adalah:

a) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS di kelas V pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan menerapkan metode Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments); (Terlampir)


(28)

50

b) Mempelajari Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia; c) Mempelajari teori tentang TGT dalam pembelajaran di kelas; d) Mempersiapkan lembar observasi dan lembar evaluasi (tes) untuk mengetahui taraf perkembangan atau taraf kemajuan siswa dalam pembelajaran IPS.

2) Tindakan

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai model. Tindakan yaitu upaya untuk menerapkan rancangan tindakan dalam pembelajaran IPS berdasarkan RPP yang telah disusun. Tindakan ini mengarah kepada upaya peneliti untuk menerapkan pembelajaran Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games

Tournaments) pada pembelajaran IPS materi Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia. Tindakan yang dilakukan yaitu dengan menyajikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

Cooperative Learning tipe TGT. 3) Observasi

Mengamati hasil atau dampak yang dilaksanakan pada siklus 1. Guru (sebagai observer) melaksanakan pengamatan terhadap tindakan yang sedang dilakukan oleh peneliti sebagai model, apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan (temuan-temuan) baru yang terjadi selama proses pembelajaran (tindakan).


(29)

51

Pada tahap ini, peneliti harus mengamati dan mencatat semua hal (data) yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

Data yang dikumpulkan yaitu data berupa hasil tes siswa pada pembelajaran IPS materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang terfokus pada model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments).

4) Refleksi

Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengkaji secara menyeluruh terhadap tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terlah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.

Tahap-tahap kegiatan dilaksanakan pada siklus 1 ini akan terus berulang pada siklus berikutnya sampai terjadi perbaikan proses dan hasil belajar sesuai dengan standar KKM yang telah ditentukan yaitu sebesar 7,00.

c. Siklus II

1) Perencanaan

Sesuai dengan hasil belajar pada tahap pertama ditemukan ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam proses belajar mengajar agar siswa lebih memahami tentang materi pembelajaran. Dimana


(30)

52

dalam siklus I model cooperative learing tipe TGT (Teams Games Tournaments) baru sedikit dipahami oleh siswa dan guru.

Dibawah ini adalah perencanaan tindakan pada siklus II: a) Mempelajari materi IPS semester 2 dikelas V pada materi

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan SK (Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia), KD (Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia).

b) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas V pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang terfokus pada model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments). (Terlampir)

c) Mempersiapkan media pembelajaran berupa boks kartu pertanyaan, nomor siswa, nomor meja turnamen, lembar pembagian meja turnamen, dua lembar kegiatan dan dua lembar kegiatan dan dua lembar jawaban untuk tiap tim dan format evaluasi yang berkaitan dengan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPS.

d) Mempersiapkan sarana dan fasilitas pendukung untuk melakukan kegiatan turnamen.


(31)

53

2) Tindakan

Sebagaimana dalam proses pelaksanaan siklus I, dalam tahap pelaksanaan tindakan kelas siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pada siklus I. Hanya saja pada siklus II siswa sudah mengerti dengan langkah-langkah belajar dengan menggunakan model cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournaments). 3) Observasi

Observasi dalam tahap siklus II ini diperuntukkan untuk mengevaluasi hasil belajar, observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I yang diperbaiki pada siklus II. KBM berjalan relative lebih baik, guru menjelaskan pelajaran menggunakan buku pelajaran ditambah dengan alat peraga yang lebih lengkap. Siswa memperhatikan dengan seksama dan aktif saat kegiatan turnamen berlangsung.

4) Refleksi

Guru bersama penulis mengadakan reflesi balikan untuk membahas hasil pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti (model) dan membahas hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru. Hasil dari refleksi kedua ini yang kemudian penulis dan guru mengambil kesimpulan yang akan dijadikan sebagai dasar untuk pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya.


(32)

54

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti bertempat di SDN 10 Serang Kota Serang. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di SDN tersebut, dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Sekolah terletak di pinggiran kota dan belum banyak yang melakukan inovasi untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. b. Peneliti mempunyai hubungan yang erat dengan kepala sekolah dan

guru-guru di SDN 10 Serang, sehingga dapat mempermudah jalannya kegiatan penelitian.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V semester II SDN 10 Serang yang berjumlah 35 orang. Karakteristik siswa pada dasarnya heterogen, sehingga menjadi alasan bagi peneliti untuk menerapkan pendekatan yang sudah direncanakan. Adapun yang menjadi sasaran penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesian dengan menggunakan pendekatan Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments).


(33)

55

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:265), “Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar”.

Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan cooperative learning tipe TGT (Teams

Games Tournaments) untuk mengetahui penampilan guru ketika

mengajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa yang telah dipersiapkan.

Berikut ini adalah lembar observasi yang akan digunakan pada setiap siklus tindakan:

Tabel 3.1

Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Aspek yang diobservasi Jawaban

Ya Tidak 1. Mempresentasikan materi pelajaran

a. Materi disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan

b. Kejelasan dalam menyampaikan materi c. Kejelasan dalam memberikan contoh 2. Membentuk tim

a. Berpartisipasi dalam pembagian tim

b. Membimbing siswa saat kerja sama dengan tim


(34)

56

3. Turnamen

a. Kegigihan membuat soal turnamen

b. Penyajian materi soal yang relevan dengan presentasi saat pembelajaran

c. Membantu meningkatkan proses pembelajaran

4. Pencatatan skor (scoring)

a. Berpartisipasi dalam pencatatan skor b. Sikap objektif dalam mencatat skor

c. Tanggung jawab dalam melaksanakan

scoring

Jumlah Prosentase

Kriteria Penilaian Kurang Baik : 1 – 4 Cukup Baik : 5 – 8 Baik : 9 – 12

Tabel 3.2

Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPS dengan Model TGT

No Aspek yang diobservasi Indikator Penilaian

1 2 3

1. Kerja sama tim

a. Berpartisipasi dalam kerja tim

b. Mengajukan pendapat dalam diskusi tim c. Membantu anggota tim untuk menguasai

materi 2. Turnamen

a. Antusiasme dalam mengikuti turnamen b. Kegigihan menyelesaikan soal turnamen c. Kepercayaan diri dalam menjawab soal


(35)

57

3. Pencatatan skor (scoring)

a. Berpartisipasi dalam pencatatan skor b. Sikap objektif dalam mencatat skor c. Tanggung jawab dalam melaksanakan

scoring

Jumlah Peraspek Prosentase Keterangan:

Penilaian

a. Nilai 1, jika satu aspek yang muncul dalam indikator b. Nilai 2, jika dua aspek yang muncul dalam indikator c. Nilai 3, jika tiga aspek yang muncul dalam indikator Kriteria Penilaian

Kurang Aktif : 1 – 3 Cukup Aktif : 4 – 6 Aktif : 7 – 9

2. Tes

Menurut Goodenough dalam Anas Sudijono (2009:67), Tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau kelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain.” Hasil tes akan menjadi bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil tes diperoleh melalui evaluasi belajar siswa pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di


(36)

58

Soal tes disesuaikan dengan materi yang dipelajari oleh siswa. Adapun kisi-kisi soalnya sebagai berikut:

a. Menjelaskan peristiwa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia;

b. Menjelaskan peristiwa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia;

c. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

D. Teknik Pengolahan Data 1. Validasi

Ciri pertama dari tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat valid atau memiliki validitas. Kata “Valid” sering diartikan dengan kata tepat, benar, shahih dan abash. Jadi kata validitas dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran, keshahihan atau keabsahan. Tes hasil belajar dapat dikatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut (sebagai alat pengukur keberhasilan belajar peserta didik) dengan secara tepat, benar, shahih, atau abash telah dapat mengukur atau mengungkap hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik, setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. (Anas Sudijono, 2009:93)

Data yang diperoleh, kemudian diuji validitasnya melalui member check, triangulasi, audit trail.


(37)

59

Member-check, yaitu meninjau kembali kebenaran dan kesahihan data penelitian dengan mengkonfirmasikan pada sumber data. Dalam kegiatan ini, peneliti mengungkapkan hasil temuan sementara untuk memperoleh tanggapan, sanggahan atau informasi tambahan dari guru, sehingga memiliki derajat validitas yang tinggi.

Triangulasi, dilakukan untuk memeriksa kebenaran data dengan menggunakan berbagai sumber data yaitu membandingkan kebenaran data yang diperoleh dari sumber lain, yaitu guru dan siswa.

Audit trail, dimana peneliti mendiskusikan temuan data beserta prosedur pengumpulannya dengan pembimbing, dan teman-teman mahasiswa PGSD untuk menguji kebenarannya. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan sanggahan sehingga perolehan data mencapai validitas.

Secara rinci pengolahan data dari hasil observasi aktivitas dan hasil belajar siswa dilakukan sebagai berikut:

a. Observasi

Pengolahan data dari hasil observasi guru adalah banyaknya ceklis dari kolom penilaian pada kolom jawaban “Ya”. Kriteria 1 untuk guru yang dinilai kurang dalam melakukan aspek penilaian, kriteria 2 untuk guru yang dinilai cukup dalam melakukan aspek penilaian, dan kriteria 3 untuk guru yang dinilai baik dalam melakukan aspek penilaian. Skor perilaku guru dalam observasi guru, yaitu jumlah skor yang diperoleh dibagi jumlah skor maksimal dikali


(38)

60

100%. Karena jumlah aspek yang diobservasi 12 butir dan skor maksimal tiap butir adalah 12. Dengan demikian data dapat diolah dengan rumus :

% 100 12 X diperoleh yang Nilai

Nilai 

Dengan Kriteria Penilaian: Kurang Baik : 1 – 4 Cukup Baik : 5 – 8 Baik : 9 – 12

Sedangkan hasil observasi pada perilaku siswa dilakukan untuk setiap kelompok belajar.

Penilaian:

1) Nilai 1, jika satu aspek yang muncul dalam indikator 2) Nilai 2, jika dua aspek yang muncul dalam indikator 3) Nilai 3, jika tiga aspek yang muncul dalam indikator

% 100 315 X diperoleh yang Nilai

Nilai 

Dengan kriteria penilaian : Kurang Aktif : 1 – 3 Cukup Aktif : 4 – 6 Aktif : 7 – 9


(39)

61

b. Tes

Hasil pengolahan data berupa nilai. Nilai yang diperoleh pada setiap siklus dapat ditentukan dengan cara:

Nilai rata-rata kelas adalah rata-rata nilai dari jumlah seluruh siswa. Hal ini dapat diperoleh dengan cara membagi jumlah nilai seluruh siswa dengan jumlah siswa yang dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:

Nilai rata-rata kelas = Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas V SD Negeri 10 Serang Kota Serang dan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan Model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat meningkatkan aktivitas guru. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data pada siklus I sebesar 58,3 % yang memenuhi kriteria cukup baik, dan pada siklus II sebesar 83,3% yang memenuhi kriteria baik.

2. Penggunaan Model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data pada siklus I sebesar 65% yang memenuhi kriteria cukup aktif, dan pada siklus II sebesar 94% yang memenuhi kriteria aktif.


(41)

99

3. Penggunaan Model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa, pada tahap pra siklus nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 54,85, pada siklus I siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 68,57, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata-rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 79,71. Berdasarkan perolehan nilai rata-rata pada tahap pra siklus sampai siklus II, telah terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti berkeinginan untuk merekomendasikannya kepada:

1. Guru

Dalam pembelajaran IPS, guru dapat menggunakan pendekatan

cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournament) karena telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan tugas perkembangannya, siswa kelas V SD berada pada tahap belajar berinteraksi dengan teman sebaya, sehingga model ini dianggap sebagai model yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Selain digunakan pada pelajaran IPS, model TGT dapat digunakan pula pada mata pelajaran lainnya.


(42)

100

2. Kepala Sekolah

Kepala sekolah selaku pimpinan mempunyai kewajiban untuk meningkatkan profesionalisme guru, mutu serta kualitas proses pembelajaran di sekolah. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) baik dalam mata pelajaran IPS maupun mata pelajaran lainnya.

3. Para peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagi para peneliti atau mahasiswa yang akan menulis dan menyelesaikan studinya untuk penulisan skripsi atau karya ilmiah yang sejenis tentang pendekatan


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S.(2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Yogyakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. Suhardjono dan Supardi.(2008).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara

Asma,N.(2006).Model Pembelajaran Kooperatif.Jakarta:Depdiknas

Badan Standar Nasional Pendidikan.(2006).Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP).Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.Jakarta:BSNP

Dananjana,U.(2010).Media Pembelajaran Aktif.Bandung:Nuansa

Depdikbud.(2001).Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka

Dimyati dan Mudjiono.(2006).Belajar dan Pembelajaran.Bandung : Rineka Cipta Effendi,R dan Malihah, E.(2007).Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial,

Budaya dan Teknologi.Bandung:Maulana Media Grafika

Isjoni.(2011).Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok.Bandung: Alfabeta

Istiqomah.(2006).Metode-metode Pembelajaran.Jakarta:Pustaka Panjimas

Karli, H. dan Yuliariatiningsih, M.S.(2002).Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi Model-Model Pembelajaran (bag. 2). Bandung: Bina Media Informasi

Ketapati, S.(2000).Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945.Jakarta: Pustaka Pena Kunandar.(2009).Langkah-langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru.Jakarta:Rajawali Pers

Lie, Anita.(2007).Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning Diruang-ruang Kelas.Jakarta: Grasindo

Makmun, A,S.(2004).Psikologi Kependidikan.Bandung:Remaja Rosdakarya

Nadhirin.(2008).Pengertian Metode Team Game Tournamen (TGT).

Diakses pada tanggal 15 Maret 2013:


(44)

Riduwan.(2007).Belajar Muda Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula.Bandung: Alfabeta

Sagala,S.(2008).Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta Sanjaya, W.(2008).Metode-metode Pembelajaran.Jakarta:Pustaka Panjimas

Slavin, E. Robert.(2009).Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik.Bandung:Nusa Media

Sudijono,A.(2009).Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sudjana, Nana.(2008).Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Rosdakarya

Suharno,dkk.(2006).Metode Team Game Tournament.Jakarta:Gramedia Building Sukmadinata,N.S.(2003).Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung:

Remaja Rosdakarya

Susilawati, Zulkiflly, E. Darmawan & Rustiati, I.(2007).Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS.UPI: Tidak diterbitkan

Susilalaningsih,dkk.(2008).IPS 5 Untuk SD/MI Kelas 5 BSE.Jakarta:Pusat Perbukan Departemen Pendidikan Nasional

Winataputra, U.S.(2007).Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Universitas Terbuka

Zuhairni.(1997).Metode-metode Pembelajaran.Jakarta:Pustaka Panjimas http://Kurtek.Upi.edu


(1)

61

b. Tes

Hasil pengolahan data berupa nilai. Nilai yang diperoleh pada setiap siklus dapat ditentukan dengan cara:

Nilai rata-rata kelas adalah rata-rata nilai dari jumlah seluruh siswa. Hal ini dapat diperoleh dengan cara membagi jumlah nilai seluruh siswa dengan jumlah siswa yang dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:

Nilai rata-rata kelas = Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa


(2)

98

Desy Sylvia Halimatusya’diah, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT(TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas V SD Negeri 10 Serang Kota Serang dan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan Model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat meningkatkan aktivitas guru. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data pada siklus I sebesar 58,3 % yang memenuhi kriteria cukup baik, dan pada siklus II sebesar 83,3% yang memenuhi kriteria baik.

2. Penggunaan Model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data pada siklus I sebesar 65% yang memenuhi kriteria cukup aktif, dan pada siklus II sebesar 94% yang memenuhi kriteria aktif.


(3)

99

3. Penggunaan Model Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa, pada tahap pra siklus nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 54,85, pada siklus I siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 68,57, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata-rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 79,71. Berdasarkan perolehan nilai rata-rata pada tahap pra siklus sampai siklus II, telah terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti berkeinginan untuk merekomendasikannya kepada:

1. Guru

Dalam pembelajaran IPS, guru dapat menggunakan pendekatan

cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournament) karena telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan tugas perkembangannya, siswa kelas V SD berada pada tahap belajar berinteraksi dengan teman sebaya, sehingga model ini dianggap sebagai model yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Selain digunakan pada pelajaran IPS, model TGT dapat digunakan pula pada


(4)

100

Desy Sylvia Halimatusya’diah, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT(TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

2. Kepala Sekolah

Kepala sekolah selaku pimpinan mempunyai kewajiban untuk meningkatkan profesionalisme guru, mutu serta kualitas proses pembelajaran di sekolah. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) baik dalam mata pelajaran IPS maupun mata pelajaran lainnya.

3. Para peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagi para peneliti atau mahasiswa yang akan menulis dan menyelesaikan studinya untuk penulisan skripsi atau karya ilmiah yang sejenis tentang pendekatan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S.(2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Yogyakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. Suhardjono dan Supardi.(2008).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara

Asma,N.(2006).Model Pembelajaran Kooperatif.Jakarta:Depdiknas

Badan Standar Nasional Pendidikan.(2006).Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP).Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.Jakarta:BSNP

Dananjana,U.(2010).Media Pembelajaran Aktif.Bandung:Nuansa

Depdikbud.(2001).Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka

Dimyati dan Mudjiono.(2006).Belajar dan Pembelajaran.Bandung : Rineka Cipta Effendi,R dan Malihah, E.(2007).Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial,

Budaya dan Teknologi.Bandung:Maulana Media Grafika

Isjoni.(2011).Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok.Bandung: Alfabeta

Istiqomah.(2006).Metode-metode Pembelajaran.Jakarta:Pustaka Panjimas

Karli, H. dan Yuliariatiningsih, M.S.(2002).Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi Model-Model Pembelajaran (bag. 2). Bandung: Bina Media Informasi

Ketapati, S.(2000).Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945.Jakarta: Pustaka Pena Kunandar.(2009).Langkah-langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru.Jakarta:Rajawali Pers

Lie, Anita.(2007).Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning Diruang-ruang Kelas.Jakarta: Grasindo


(6)

Desy Sylvia Halimatusya’diah, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT(TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

Riduwan.(2007).Belajar Muda Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula.Bandung: Alfabeta

Sagala,S.(2008).Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta Sanjaya, W.(2008).Metode-metode Pembelajaran.Jakarta:Pustaka Panjimas

Slavin, E. Robert.(2009).Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik.Bandung:Nusa Media

Sudijono,A.(2009).Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sudjana, Nana.(2008).Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Rosdakarya

Suharno,dkk.(2006).Metode Team Game Tournament.Jakarta:Gramedia Building Sukmadinata,N.S.(2003).Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung:

Remaja Rosdakarya

Susilawati, Zulkiflly, E. Darmawan & Rustiati, I.(2007).Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS.UPI: Tidak diterbitkan

Susilalaningsih,dkk.(2008).IPS 5 Untuk SD/MI Kelas 5 BSE.Jakarta:Pusat Perbukan Departemen Pendidikan Nasional

Winataputra, U.S.(2007).Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Universitas Terbuka

Zuhairni.(1997).Metode-metode Pembelajaran.Jakarta:Pustaka Panjimas http://Kurtek.Upi.edu


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA.

0 0 19

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA SISWA KELAS V SDN PATRAKOMALA KOTA BANDUNG

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PALEMBANG

0 1 10

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SIDOMUKTI

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 KARANGTENGAH - repository perpustakaan

0 0 17