Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Sembako : Suatu Kasus Pada Pedagang Sembako Di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran.

(1)

No Daftar : 117/UN.40.FPEB.1.PL/2013

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN PEDAGANG SEMBAKO (

Suatu Kasus Pada

Pedagang Sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi

Oleh

TYAS SASETYOWATI 0 8 0 7113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN PEDAGANG SEMBAKO (Suatu Kasus Pada

Pedagang Sembako di Pasar Pananjung Kecamatan

Pangandaran)

Oleh:

Tyas Sasetyowati

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Tyas Sasetyowati 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG SEMBAKO (Suatu Kasus Pada Pedagang

Sembako di Pasar pananjung Kecamatan pangandaran)

Skripsi ini disetujui oleh:

Bandung, April 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ikaputera Waspada,MM Susanti Kurniawati, S.Pd.,M.Si

NIP. 19610420 198703 1 002 NIP. 19760111 200912 2 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, MM.


(4)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

i ABSTRAK

Judul : “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Pedagang Sembako” (Suatu Kasus Pada Pedagang Sembako Di

Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran). Penulis : Tyas Sasetyowati (0807113).

Pembimbing : Dr. Ikaputera Waspada,MM. Susanti Kurniawati, S.Pd.,M.Si.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya penurunan pendapatan yang diperoleh para pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan terhadap pendapatan pedagang sembako. Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah modal, perilaku kewirausahaan, persaingan sebagai variabel bebas (X) dan pendapatan pedagang sembako sebagai variabel terikat (Y).

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif analitik yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Pada penelitian ini angket digunakan sebagai alat pengumpul data. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan bantuan program Eviews 7.0. Penelitian ini memiliki populasi sebanyak 44 orang. Dikarenakan populasinya kurang dari 100 maka dalam penelitian ini semua pedagang atau populasi dijadikan subjek penelitian.

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang sembako. Kemudian secara simultan modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan berpengaruh signifikan terhadap pendaptan pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran. Melalui koefisien determinasi (R2 ), diketahui bahwa ketiga variabel bebas tersebut mempengaruhi atau memberikan kontribusi sebesar 84,25% terhadap naik turunnya pendapatan sebagai variabel terikat.


(5)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ii


(6)

Abstract

Title : "Analysis of Factors Affecting Revenue

Traders Groceries "(A Case On Groceries In The Market Traders Pananjung Pangandaran district).

Author : Tyas Sasetyowati (0807113). Supervisor : Dr. Ikaputera Waspada, MM.

Susanti Kurniawati, S.Pd., M.Si.

This research is motivated by a decrease in earned income traders Pananjung Market District groceries in Pangandaran. This study was conducted to determine the effect of capital, entrepreneurship and competitive behavior against income trader groceries. As the research object in this study is the capital, entrepreneurial behavior, competition as the independent variable (X) and groceries merchant revenue as the dependent variable (Y).

The research method that I use is that a descriptive analytic methods in researching the status of human groups, an object, a set of conditions, a system of thought, or a class of events in the present. Questionnaire used in this study as a data collection tool. While the analysis of the data used is multiple linear regression with the help of Eviews 7.0 program. This study has a population of 44 people. Because the population is less than 100 then all the traders in this study or the subject of the study population.

Partial results of the study showed that capital, entrepreneurship and competition behaviors significantly influence income merchants groceries. Then simultaneously capital, entrepreneurship and competition behaviors significantly influence the income of traders Pananjung Market District groceries in

Pangandaran. Through the coefficient of determination (R2), it is known that the three independent variables that affect or contribute 84.25% of the rise and fall of income as the dependent variable.


(7)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

BERITA ACARA KATA MUTIARA

ABSTRAK………….... i

KATA PENGANTAR………. ii

UCAPAN TERIMAKASIH……… iii

DAFTAR ISI………. v

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR GAMBAR……… xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang………... 1

1.2Rumusan Masalah……….. 11

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 11

1.3.1Tujuan Penelitian………... 11

1.3.2Manfaat Penelitian………. 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka……… 13

2.1.1 Pendapatan……… 13

2.1.1.1 Pengertian Pendapatan……….. 13

2.1.1.2 Pendapatan UMKM……….. 15

2.1.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan……….. 16

2.1.2 Modal……… 19

2.1.2.1 Pengertian Modal………. 19

2.1.2.2 Jenis-jenis Modal……… 20


(8)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vii

2.1.3 Perilaku Kewirausahaan……… 22

2.1.3.1 Pengertian Perilaku Kewirausahaan……….. 22

2.1.3.2 Ciri-ciri Perilaku Kewirausahaan……….. 26

2.1.4 Persaingan………. 32

2.1.4.1 Pengertian Persaingan………... 32

2.1.4.2 Struktur pasar……… 32

2.1.4.3 Strategi Persaingan………... 44

2.1.4.4 Tujuan Persaingan………. 45

2.1.5 Penelitian Terdahulu……….……… 46

2.2 Kerangka Pemikiran……….. 52

2.3 Hipotesis……… 59

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian………. 60

3.2 Metode Penelitian……….. 60

3.3 Populasi dan Sampel……….. 61

3.3.1 Populasi………. 61

3.3.2 Sampel……….. 61

3.4 Operasional Variabel………. 62

3.5 Jenis Dan Sumber Data………. 66

3.6 Teknik Pengumpulan Data……… 67

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian………. 67

3.7.1 Tes Validitas………. 67

3.7.2 Tes Reliabilitas……….. 69

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis………. 70

3.8.1 Teknik Analisis Data……… 70

3.8.1.1 Uji Asumsi Klasik………. 71

3.8.1.1.1 Uji Multikolinearitas……….. 71

3.8.1.1.2 Uji Heteroskedastisitas……….. 71

3.8.1.1.3 Uji Autokorelasi………. 72

3.8.2 Pengujian Hipotesis………... 73


(9)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

viii

3.8.2.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)….. 76

3.8.2.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2 )………. 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian……….. 78

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian………. 78

4.1.2 Gambaran Umum Responden………. 79

4.1.2.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………... 79

4.1.2.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia……….. 81

4.1.2.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Lama Usaha……… 82

4.1.2.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……… 84

4.1.3 Uji Validitas Dan Reliabilitas………. 85

4.1.3.1 Uji Validitas……… 85

4.1.3.2 Uji Reliabilitas……… 87

4.1.4 Gambaran Umum Variabel Penelitian……… 89

4.1.4.1 Pendapatan Usaha Pedagang Sembako ………. 89

4.1.4.2 Modal usaha Pedagang Sembako……… 91

4.1.3.3 Perilaku Kewirausahaan Pedagang Sembako………….. 93

4.1.4.4 Persaingan Pada Pedagang Sembako……… 101

4.1.5 Hasil Analisis Data……… 106

4.1.6 Uji Asumsi Klasik……… 109

4.1.6.1 Uji Multikolinearitas……….. 109

4.1.6.2 Uji Heteroskedastisitas……….. 110

4.1.6.3 Uji Autokorelasi………. 113

4.1.7 Pengujian Hipotesis……….. 115

4.1.7.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)... 115

4.1.7.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)…… 117


(10)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ix

4.2 Pembahasan………. 118

4.2.1 Pengaruh Modal Terhadap Pendapatan

Pedagang Sembako……… 119

4.2.2 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan

Pedagang Sembako……… 121

4.2.3 Pengaruh Persaingan Terhadap Pendapatan

Pedagang Sembako……… 123

4.2.4 Pengaruh Modal, Perilaku Kewirausahaan Dan

Persaingan Terhadap Pendapatan Pedagang Sembako…… 127

4.3 Implikasi Pendidikan……… 130

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……… 133

5.2 Saran……….. 134

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pendapatan Pedagang Sembako Periode

Agustus 2011–Januari 2012……… 7

Tabel 1.2 Perkembangan Pendapatan Pedagang Sembako Periode Agustus 2011 – Januari 2012………. 8

Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan……….... 27

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu……… 46

Tabel 3.1 Operasional Variabel……… 62

Tabel 3.2 Uji Statistik Durbin-Watson………. 76

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………….. 80

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia………. 81

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Usaha………. 83

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan…… 84

Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel Perilaku Kewirausahaan………. 86

Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Persaingan……… 87

Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Variabel Perilaku Kewirausahaan………… 88

Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Variabel Persaingan………. 88

Tabel 4.9 Klasifikasi Rata-rata Pendapatan Perbulan Dalam Rentang Waktu Tiga Bulan……… 90

Tabel 4.10 Klasifikasi Rata-rata Modal Perbulan Dalam Rentang Waktu Tiga Bulan………. 92

Tabel 4.11 Skor Alternatif Jawaban Skala Likert………. 93

Tabel 4.12 Skala Penilaian Dan Penafsiran Variabel Perilaku Kewirausahaan……… 95

Tabel 4.13 Deskripsi Skor Capaian Variabel Perilaku Kewirausahaan Pedagang Sembako……… 97

Tabel 4.14 Skala Penilaian Dan Penafsiran Variabel Perilaku Kewirausahaan Pedagang Sembako……….. 101

Tabel 4.15 Skala Penilaian Dan Penafsiran Variabel Persaingan………. 102 Tabel 4.16 Deskripsi Skor Capaian Variabel Persaingan


(12)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

xi

Pedagang Sembako……….. 103

Tabel 4.17 Skala Penilaian Dan Penafsiran Variabel Persaingan Pedagang Sembako……… 106

Tabel 4.18 Hasil Regresi……… 108

Tabel 4.19 Hasil Identifikasi Heteroskedastisitas Uji Park………. 113

Tabel 4.20 Nilai Durbin Watson………. 114

Tabel 4.21 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)……….. 115

Tabel 4.22 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)………. 117


(13)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perolehan Keuntungan

Pada Pasar Persaingan Monopolistik……… 42

Gambar 2.2 Mengalami Kerugian Pada Pasar Persaingan Monopolistik……… 42

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran………. 59

Gambar 3.1 Statistik Durbin-Watson……… 73

Gambar 3.2 Uji Pihak Kanan……… 75

Gambar 3.3 Uji Pihak Kiri……… 76

Gambar 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 80 Gambar 4.2 Responden Berdasarkan Usia……… 82

Gambar 4.3 Responden Berdasarkan Lama Usaha……… 83

Gambar 4.4 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……… 85

Gambar 4.5 Klasifikasi Rata-rata Pendapatan Perbulan Responden…….. 90

Gambar 4.6 Klasifikasi Rata-rata Modal Perbulan Responden………….. 92

Gambar 4.7 Grafik Sebar X1……….. 111

Gambar 4.8 Grafik Sebar X2……….. 111

Gambar 4.9 Grafik Sebar X3……….. 112


(14)

1

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Semenjak krisis ekonomi tahun 1997 perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di sektor formal yang menutup usahanya karena tidak mampu bertahan sehingga membawa dampak buruk seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat yang pada akhirnya kesempatan kerja berkurang dan ketimpangan distribusi pendapatan semakin besar. Berbeda halnya dengan yang dialami oleh perusahaan-perusahaan besar, usaha kecil justru masih bisa bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Hal tersebut dikarenakan usaha kecil lebih fleksibel dan tingkat ketergantungannya terhadap pembiayaan melalui kredit perbankan tidak terlalu besar. Kebanyakan dari usaha kecil ini membiayai usahanya dari modal sendiri atau keluarga.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mudrajad Kuncoro dalam Ary Setiawan

(2008) menyatakan bahwa “ Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti

tahan terhadap krisis dan mampu survive karena pertama, tidak memiliki utang luar negeri. Kedua, tidak banyak utang ke perbankan karena mereka dianggap unbankable, ketiga menggunakan input lokal”.

Kemampuannya bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi ternyata membuat usaha kecil menjadi salah satu pilihan atau alternatif bagi sebagian masyarakat untuk


(15)

2

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memperbaiki kehidupan ekonominya. Usaha kecil yang tergolong ke dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini perlu dikembangkan karena dapat menciptakan kesempatan kerja. Hal tersebut diperjelas oleh Tulus Tambunan (2002:22) bahwa:

UMKM di Indonesia sangat penting terutama dalam menciptakan kesempatan kerja. Pendapat ini didasarkan kenyataan bahwa, disatu pihak jumlah angkatan kerja di Indonesia sangat berlimpah mengikuti jumlah penduduk yang besar dan dipihak lain usaha besar tidak sanggup menyerap semua pencari pekerjaan. Ketidak sanggupan usaha besar dalam menciptakan kesempatan kerja yang besar, disebabkan memang pada umumnya kelompok usaha tersebut relatif padat modal, sedangkan UMKM relatif padat karya.

UMKM tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan saja tetapi juga memberikan kontribusi yang besar dalam upaya meningkatkan pendapatan bagi masyarakat. Ary Setiawan (2008) juga mengatakan bahwa “Sejak tahun 2008 sampai 2011, tercatat ada sekitar 52,77 juta unit UMKM di Indonesia yang telah memberikan lapangan pekerjaan cukup besar bagi masyarakat lokal yang ada di sekitar lokasi usaha”. Itu artinya banyak masyarakat yang memperoleh pendapatan dari usaha kecil. Kondisi ini tentu merupakan perkembangan baik bagi perekonomian Indonesia, mengingat UMKM berperan penting sebagai saka guru dan penyelamat perekonomian nasional sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997-1998.

Disamping itu, UMKM juga memiliki peran penting dalam menunjang perekonomian nasional. Hal ini dapat kita lihat pada saat krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008. Banyak negara-negara maju mendapatkan imbas yang cukup besar dan menyebabkan banyak perusahaan mengalami kebangkrutan. Namun


(16)

3

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Indonesia tidak mendapatkan imbas yang begitu besar, dikarenakan Indonesia mempunyai pengalaman dalam menghadapi krisis ekonomi tahun 1997 dan sektor UMKM yang menjadi salah satu benteng perekonomian rakyat sehingga kondisi ekonomi Indonesia tidak semakin terpuruk.

Keberadaan usaha kecil harus tetap dipertahankan dan dikembangkan agar dapat terus berperan dalam meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat terutama masyarakat pedesaan. Hal tersebut diperjelas oleh Mudrajad Kuncoro (2007 : 363), bahwa:

Usaha kecil akan menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah angkatan kerja, pengangguran, jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan dan pembangunan ekonomi pedesaan. Jelas bahwa usaha kecil perlu dikembangkan dan mendapat perhatian karena tidak hanya memberikan penghasilan bagi sebagian besar angkatan kerja Indonesia, tetapi juga merupakan ujung tombak dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Dari pernyataan di atas, tidak dapat dipungkiri bahwa usaha kecil di Indonesia memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan dan memperlancar perekonomian negara.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada umumnya mempunyai karakteristik sebagai suatu bisnis yang berskala kecil sampai sedang baik dalam pengertian pendanaan, maupun jumlah tenaga kerja yang dipergunakan dalam organisasi bisnis tersebut. Banyak sekali UMKM yang berpotensi untuk diangkat dan digali menjadi salah satu bidang usaha yang menghasilkan keuntungan dan income keluarga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja. Salah satunya adalah usaha yang


(17)

4

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bergerak di bidang perdagangan seperti pedagang sembako yang berada di pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran.

Pasar Pananjung merupakan pusat jual beli masyarakat Kecamatan Pangandaran pada khususnya karena merupakan pasar induk yang ada di Kecamatan Pangandaran. Bahkan banyak juga masyarakat diluar Kecamatan Pangandaran yang berbelanja ke Pasar Pananjung karena dirasa lebih lengkap dibanding pasar lain. Pasar Pananjung secara keseluruhan mencakup wilayah seluas 1,8 Ha. Luas ini terdiri dari bangunan permanen (kios), los pasar, bango serta fasilitas umum. Kios atau toko dibedakan dalam beberapa kelas mulai dari blok A sampai H tergantung dari letak kios tersebut. Jumlah pedagang yang terdapat di pasar pananjung hingga saat ini berjumlah 649 kios dan diantaranya ada pedagang sembako yang berjumlah 44 orang dan sisanya terdiri dari pedagang pakaian, sepatu, sayuran, buah-buahan, toko besi, toko emas, gerabah dan masih banyak lagi pedagang- pedagang lain yang berjualan dengan produk yang berbeda.

Usaha berdagang sembako merupakan usaha yang cukup mendatangkan keuntungan mengingat usaha ini menjual berbagai kebutuhan sehari-hari. Sembako adalah singkatan dari sembilan bahan pokok yang terdiri dari sembilan jenis kebutuhan pokok masyarakat. Adapun kesembilan bahan kebutuhan pokok sesuai dengan keputusan Menteri Industri dan Perdagangan No. 115/MPP/KEP/2/1998 tanggal 27 Februari 1998 adalah sebagai berikut:

1. Beras 2. Jagung


(18)

5

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Telur ayam

4. Daging sapi dan ayam 5. Susu

6. Gula pasir

7. Garam yang mengandung yodium 8. Minyak goreng dan margarin 9. Minyak tanah atau gas elpiji.

Namun berbeda halnya dengan pedagang sembako yang ada di Pasar Pananjung. Mereka tidak menjual seluruh kebutuhan pokok yang tergabung dalam sembako akan tetapi hanya menjual tujuh jenis kebutuhan dari sembilan kebutuhan pokok diantaranya adalah beras, susu, telur ayam, gula pasir, garam, minyak goreng dan margarin, serta minyak tanah atau gas elpiji. Selain kebutuhan pokok tadi pedagang sembako yang ada di Pasar Pananjung juga menjual berbagai bahan makanan seperti mie instan, tepung terigu, ikan sarden kalengan, kornet dll, kemudian menjual berbagai macam makanan ringan, berbagai macam minuman, kebutuhan untuk menunjang kebersihan dan kesegaran jasmani seperti sabun mandi dan sabun untuk mencuci, shampo, pasta gigi, sikat gigi dll, berbagai macam rokok serta obat-obatan.

Sebagai pedagang yang menjual kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan pokok pedagang sembako seharusnya tidak pernah sepi dibanjiri oleh pembeli karena ketika pendapatan masyarakat mengalami penurunan mereka akan tetap membeli berbagai kebutuhan pokok untuk makan. Selain karena jenis dagangannya yang menjual


(19)

6

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kebutuhan sehari-hari secara grosir maupun eceran, daerah Pangandaran merupakan daerah wisata maka di waktu-waktu tertentu seperti menjelang hari raya besar dan liburan pendapatan pedagang sembako di pasar Pananjung bisa lebih meningkat karena lebih banyak konsumen yang berbelanja. Hal tersebut menunjukkan banyaknya peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pedagang sembako untuk meningkatkan pendapatannya.

Namun pada perkembangannya atau kenyataannya tidak demikian. Pada perkembangannya usaha kecil seperti pedagang sembako sering kali mengalami beberapa kendala atau permasalahan dalam menjalankan usahanya. Menurut

Mudrajad Kuncoro (2007:368), “Ada beberapa kendala yang dihadapi pengusaha

kecil dalam mengembangkan usahanya seperti tingkat kemampuan, keterampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan

keuangan”.

Lemahnya kemampuan manajerial dan sumber daya manusia mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik. Selain itu globalisasi ekonomi yang terjadi saat ini ternyata memberikan dampak yang kurang baik bagi para pengusaha kecil seperti pedagang sembako. Globalisasi ekonomi telah melahirkan berbagai ritel modern seperti alfamart dan indomart yang saat ini juga berkembang di daerah Pangandaran. Hal tersebut terbukti dengan terus bertambahnya ritel modern dari waktu ke waktu bahkan ada beberapa diantaranya yang lokasinya berdekatan dengan Pasar Pananjung tempat para pedagang sembako berjualan.


(20)

7

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kehadiran ritel modern ini berdampak negatif terhadap perkembangan pedagang sembako. Adanya permasalahan yang dihadapi oleh pedagang sembako membuat usahanya mengalami pasang surut. Hal tersebut dapat dilihat dari pendapatan yang diperoleh para pedagang sembako periode Agustus 2011 sampai dengan Januari 2012. Berdasarkan hasil penelitian awal pada 10 orang pedagang sembako di pasar Pananjung diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1.1

Pendapatan Pedagang Sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran Periode Agustus 2011 – Januari 2012

(dalam ribu rupiah)

No Nama Toko Pendapatan

Agustus September Oktober November Desember Januari 1 Asep 55.500 44.000 55.000 55.000 60.300 44.300 2 Atin 137.000 89.000 80.000 90.000 90.000 85.000 3 Vina 80.000 89.000 89.000 87.800 88.100 80.000 4 Yati 70.000 54.000 52.000 60.980 72.000 68.000 5 Otong 113.000 114.000 111.000 98.000 111.000 97.000 6 Rizki 88.000 79.000 77.000 80.000 82.000 80.000 7 Assalam 110.000 109.000 100.000 105.000 106.000 102.000 8 Ferry 120.000 112.000 98.000 98.000 100.000 95.000 9 Hj. Iis 60.000 52.000 55.000 57.500 50.000 55.000 10 Yanti 50.000 47.000 48.000 45.000 47.000 48.000

Total

Pendapatan 883.500 790.200 765.000 777.280 806.400 754.300 Sumber: Data Hasil Pra Penelitian, diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada periode Agustus 2011 s-d Januari 2012 pendapatan pedagang sembako berfluktuatif. Pada bulan September hampir seluruh pendapatan pedagang mengalami penurunan. Hal itu dapat dilihat dari pendapatan total pedagang pada bulan Agustus sebesar Rp. 883.500.000,00 menjadi


(21)

8

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rp. 790.200.000,00 di bulan September. Berarti adanya penurunan pendapatan pada bulan September sebesar 10,56%. Sama halnya seperti bulan September, pada bulan Oktober pendapatan pedagang pun mengalami penurunan meskipun ada beberapa diantara pedangan yang pendapatannya tetap tidak mengalami penurunan atau kenaikan dan penurunan pada bulan oktober ini tidak terlalu besar seperti yang terjadi pada bulan September. Kemudian pada bulan November dan Desember pendaptan pedagang mengalami kenaikan setelah itu pada bulan Januari mengalami penurunan kembali. Untuk lebih jelasnya hal tersebut dapat dilihat dalam tabel perkembangan pendapatan pedagang sembako periode Agustus 2011 s-d Januari 2012 dibawah ini:

Tabel 1.2

Perkembangan Pendapatan Pedagang Sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran Periode Agustus 2011 - Januari 2012

(dalam ribu rupiah)

Bulan Rata-rata Pendapatan Persentase (%)

Agustus 88.350 0

September 79.020 -10,56%

Oktober 76.500 -3,18%

November 77.728 1,60%

Desember 80.640 3,74%

Januari 75.430 -6,46%

Sumber: Data Hasil Pra Penelitian, diolah

Seperti pada tabel 1.1, pada tabel ini pun menunjukkan adanya perkembangan pendapatan yang naik turun. Meskipun perkembangan yang berfluktuatif itu sudah biasa terjadi dalam sebuah usaha, namun dalam hal ini berfluktuatifnya pendapatan pedagang sembako lebih cenderung pada penurunan pendapatan walaupun beberapa bulan pada periode tersebut mengalami kenaikan yaitu pada bulan November sebesar


(22)

9

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1,6% dan pada bulan Desember naik kembali sebesar 3,74%. Akan tetapi kenaikan tersebut tidak begitu besar. Sedangkan penurunan pendapatan lebih sering terjadi yaitu pada bulan September, Oktober dan Januari. Penurunan terbesar pun dialami pada bulan September yaitu sebesar 10,56%. Adanya penurunan pendapatan menunjukkan bahwa perkembangan usaha sedang tidak baik. Jika penurunan pendapatan terus saja dibiarkan maka akan menimbulkan kelesuan pada usahanya karena tidak dapat berkembang dan akhirnya berdampak pada kesejahteraan pedagang itu sendri sebagai masayarakat.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada saat pra penelitian, penurunan pendapatan terjadi karena sebagian besar dari para pedagang tidak memiliki dana yang lebih untuk menambah persediaan barang dagangannya. Sehingga ketika ada pembeli yang menginginkan barang dalam jumlah banyak dan beragam dia tidak bisa memenuhinya, maka secara otomatis peluang untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar akan hilang. Para pedagang rata-rata membiayai usahanya dari modal sendiri atau keluarga. Jarang dari mereka yang meminjam dana dari pihak bank untuk modal usahanya karena prosedurnya yang terlalu sulit. Sehingga pedagang hanya menggunakan modal seadanya dari yang ia miliki. Keterbatasan modal memang merupakan masalah umum yang dihadapi oleh para pengusaha kecil sejak dulu dan itu terjadi di negara mana pun juga khususnya di dalam kelompok negara berkembang seperti Indonesia.

Kemudian hadirnya pendatang baru yang memunculkan adanya persaingan. Pendatang baru membuat konsumen tidak lagi terfokus pada satu toko saja melainkan


(23)

10

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada beberapa toko. Sehingga terkadang ketika ada pedagang baru pelanggan toko suka berpindah tempat belanja karena pada dasarnya konsumen itu tidak hanya sekedar membeli tetapi juga mencari kepuasan dan kenyamanan dalam berbelanja. Selain itu ada diantara pedagang yang menjual barang dagangannya dengan harga yang lebih murah. Biasanya pedagang yang seperti itu memiliki modal yang cukup besar. Pedagang dengan modal yang besar akan membeli stock barang dari supplier dengan jumlah yang cukup banyak. Sehingga pedagang tersebut bisa mendapatkan potongan harga atas barang yang ia beli. Dengan begitu ia bisa menjual barang dengan harga yang lebih murah dari pedagang lain. Hal tersebut akhirnya memicu adanya persaingan diantara pedagang karena biasanya konsumen lebih menyukai barang dengan harga yang murah apalagi jika kualitas barangnya sama.

Selanjutnya yang membuat pendapatan pedagang mengalami penurunan adalah kurangnya pengalaman yang dimiliki oleh pedagang, pedagang juga kurang bisa membaca peluang yang sekiranya akan mendatangkan pendapatan baginya. Padahal jika dilihat banyak peluang yang dapat meningkatkan pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung seperti yang telah dijelaskan di atas. Akan tetapi para pedagang kurang bisa melihat peluang tersebut dan memanfaatkannya dengan baik. Disamping itu kurangnya inovasi yang dilakukan oleh pedagang, kebanyakan dari pedagang masih menggunakan cara lama dalam menjalankan usahanya dan masih kurangnya baiknya pengelolaan usaha.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menurunnya pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung di duga karena kurangnya modal


(24)

11

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang dimiliki, perilaku kewirausahaan yang masih rendah dan adanya persaingan yang semakin ketat diantara pedagang. Oleh karena itu dengan melihat permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung kecamatan Pangandaran. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Sembako” (Suatu Kasus Pada Pedagang Sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran).

1.2Rumusan Masalah

Lingkup permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh modal terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar

Pananjung Kecamatan Pangandaran?

2. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran?

3. Bagaimana pengaruh persaingan terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran?

4. Bagaimana pengaruh modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yaitu:

1. Mengetahui pengaruh modal terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran.


(25)

12

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran.

3. Mengetahui pengaruh persaingan terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran.

4. Mengetahui pengaruh modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran.

1.3.2Manfaat Penelitian

1.3.2.1Manfaat Secara Teoritis

Adapun manfaat teoritis dari penelitian yaitu:

Memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu ekonomi, khususnya ekonomi mikro terkait dengan pendapatan.

1.3.2.2Manfaat Secara Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian yaitu:

1. Bagi pedagang dapat dimanfaatkan sebagai acuan atau bahan untuk kemajuan dan keberhasilan usahanya.

2. Bagi penulis menambah wawasan mengenai ilmu ekonomi mikro dan memberikan pengalaman dengan terjun langsung ke lapangan serta dapat memberikan informasi, sumber pengetahuan, dan bahan kepustakaan atau bahan penelitian bagi peneliti selanjutnya.


(26)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

60

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1Objek Penelitian

Dalam penelitian ini objek penelitian yang digunakan terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Pendapatan pedagang sembako sebagai variabel terikat (Y) dan modal, perilaku kewirausahaan serta persaingan sebagai variabel bebas (X). Subjek penelitiannya adalah para pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran.

1.2Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik menurut M. Nazir (2005 : 54) adalah “Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Metode deskriptif analitik merupakan penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang atau muncul pada saat penelitian berlangsung.


(27)

61

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.3 Populasi dan Sampel

1.3.1 Populasi

Populasi menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 174) adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi ini bisa berupa sekelompok manusia, nilai-nilai, tes, gejala, pendapat, peristiwa- peristiwa, benda dan lain- lain. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang sembako di pasar Pananjung kecamatan Pangandaran yang berjumlah 44 orang dan sudah memiliki toko atau tempat usaha yang tetap tidak berpindah- pindah.

1.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang ingin diteliti. Apa yang akan dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi tersebut. Oleh karena itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif/mewakili (Sugiyono, 1994 :58).

Dikarenakan jumlah pedagang atau populsai dari objek penelitian di pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran kurang dari 100 yaitu hanya 44 orang, maka dalam penelititan ini semua pedagang atau populasi dijadikan subjek penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Suharsimi Arikunto (2010: 134) bahwa untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih. Oleh karena itu sampel yang diambil sejumlah populasi yaitu 44 orang. Dengan demikian teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling


(28)

62

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

jenuh (sensus). Menurut Sugiyono (1994: 62) istilah lain dari sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

1.4 Operasional Variabel

Dalam suatu penelitian agar dapat membedakan konsep teoritis, konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep. Operasional masing-masing variabel dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Konsep Variabel Definisi

Operasional / Indiator Sumber Data Pendapatan (Y) Pendapatan adalah total penerimaan (TR) yang diterima oleh perusahaan dari hasil penjualannya (Case and Fair, 2007:205).

Jumlah rata-rata pendapatan atau total penerimaan perbulan yang diperoleh pedagang selama tiga bulan Jumlah seluruh pendapatan responden (pedagang) menggunakan skala interval dengan indikator:

a. Pendapatan yang diperoleh pedagang selama tiga bulan terahir

Data diperoleh dari responden (pedagang) dengan mengisi angket mengenai pendapatan yaitu: Pendapatan yang diperoleh pedagang selama tiga bulan terahir.

Modal (X1)

Modal adalah barang yang diproduksi oleh sistem ekonomi yang digunakan sebagai input untuk

memproduksi barang dan jasa di masa depan serta tidak hanya terbatas pada

Jumlah rata-rata modal perbulan yang dimiliki oleh

pedagang selama tiga bulan

Jumlah modal yang dimiliki responden (pedagang)

menggunakan skala interval dengan indikator:

a. Bangunan non perumahan

b. Peralatan tahan

Data diperoleh dari responden (pedagang) dengan mengisi angket mengenai modal yang dimiliki pedagang yaitu: a1. Nilai bangunan toko yang dimiliki a2. Nilai bangunan gudang yang dimiliki b1. Nilai alat/mesin


(29)

63

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

uang atau asset keuangan tetapi juga barang-barang fisik ( Case and Fair, 2007).

lama

c. Persediaan barang dagangan

d. Uang kas

kiloan yang dimiliki b2. Nilai mobil yang dimiliki

b3. Nilai etalase yang dimiliki

b4. Nilai lemari pendingin yang dimiliki

c1. Nilai persediaan barang yang dimiliki.

d.Uang Kas

Perilaku Kewirausahaan

(X2)

penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari (Thomas W. Zimmerer, 2006). Tingkat perilaku kewirausahaan yang dimiliki Jumlah skor responden (pedagang), menggunakan skala ordinal dengan indikator likert: a. Kreativitas b. Inovasi

Data diperoleh dari responden (pedagang) dengan mengisi angket mengenai perilaku kewirausahaan yang dimiliki pedagang yaitu:

a1. Pedagang memiliki ide untuk mengembang usaha dengan membuka cabang baru. a2. Pedagang mengubah tata letak barang dagangan tiap bulannya dan

memajang barang dalam etalase agar tetlihat lebih menarik.

b1. Pedagang melayani pembelian atau pemesanan barang melalui sms dan telpon sekaligus menyediakan layanan antar barang ke rumah atau tempat tujuan yang


(30)

64

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Hasrat akan tanggung jawab

d. Lebih menyukai risiko menengah e. Meyakini kemampuannya untuk sukses diinginkan konsumen (delivery order). b2. Pedagang menerapkan sisitem belanja berkupon. b3. Pedagang menjual berbagai macam minuman yang disajikan dalam lemari pendingin.

c1. Pedagang datang setiap hari ke toko dan melayani pembeli secara langsung serta tidak memberi wewenang kepada karyawan untuk mengelola usahanya.

d1. Jika pedagang tidak memiliki dan untuk menambah barang dagangannya, maka dia akan membeli barang secara kredit. d2. Pedagang selalu memperhitungkan resiko dan mengambil pelunag berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

e1. Pedagang merasa yakin bahwa dia dapat

mengembangkan usahanya dan meraih keuntungan dari usahanya tersebut.


(31)

65

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

f. Tingkat energi yang tinggi

g. Orientasi masa depan

f1. Membuka toko pagi-pagi sekali (di bawah jam 06.30). f2. Menutup tokonya di atas jam 18.00. f3. Tidak bermalas-malasan dalam menjalankan usahanya.

f4. Selalu melayani pembeli dengan gesit dan cekatan.

g1. Pedagang selalu memanfaatkan hari-hari tertentu seperti liburan sekolah atau hari raya untuk meningkatkan pendapatannya. g2. Pedagang suka memikirkan dan menyusun

perencanaan usaha yang akan dikerjakan untuk hari esok dan tidak begitu

mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin.

Persaingan (X3)

Persaingan dapat diartikan sebagai berikut: jika sesama produsen atau penjual bersaing agar konsumen membeli produknya (Sigit Sardjono, 2009). Tingkat persaingan antar pedagang Jumlah skor responden (pedagang), menggunakan skala ordinal dengan likert:

a. Jumlah Pedagang

Data diperoleh dari responden (pedagang) dengan mengisi angket mengenai tingkat persaingan yaitu: a.Pedagang sembako di blok tempat dia berdagang berjumlah lebih dari 5.


(32)

66

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Suharsimi Arikunto (2010 :172) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini

b. Produk

c. Harga

d. Hambatan Masuk

e. Promosi

b.Pedagang memiliki barang dagangan yang lebih beragam dibandingkan dengan pedagang lain.

c.Pedagang memberlakukan harga barang dagangannya sama dengan pedagang lain.

d.Pedagang dapat dengan mudah berdagang di lokasi pasar tersebut. e.Pedagang memberikan potongan

harga/discount bagi pembeli yang membeli barang dagangannya dalam jumlah banyak.


(33)

67

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yaitu berasal dari data yang langsung diperoleh dari pedagang sembako di Pasar Pananjung sebagai responden melalui kuisioner atau angket.

1.6 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui penggunaan daftar pertanyaan yang telah disusun dan disebar kepada responden agar diperoleh data yang dibutuhkan.

2. Studi dokumentasi, yaitu dengan memanfaatkan informasi-informasi yang berupa laporan, catatan, serta dokumen yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

3. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencari dan memperoleh data dari buku, berbagai laporan penelitian para ahli, majalah, serta media cetak dan media elektronik lainnya.

1.7 Pengujian Instrumen penelitian

1.7.1 Tes Validitas

Tes validitas ini hanya diterapkan pada variabel yang menggunakan skala ordinal dengan indikator likert yaitu variabel perilaku kewirausahaan dan persaingan. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil dengan maksud digunakannya tes


(34)

68

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersebut. Dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi Product Moment dengan bantuan program Microsoft Office Ecxel 2007 dengan rumus :

2.

(Suharsimi Arikunto, 2010 : 211) Dengan menggunakan taraf signifikan = 0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden. Jika r hitung > r 0,05 dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung  r 0,05 tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya. (Riduwan, 2008 : 217).

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 – 0,399 : rendah Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah


(35)

69

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.7.2 Tes Reliabilitas

Sama halnya seperti pada tes validitas, pada tes realibilitas ini juga hanya diterapkan pada variabel yang menggunakan sekala ordinal dengan indikator likert yaitu variabel perilaku kewirausahaan dan persaingan. Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda.

Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus alpha yang dibantu dengan menggunakan program Microsoft Office Ecxel 2007. Rumus alpha sebagai berikut :

(Suharsimi Arikunto, 2010 : 239)

Dimana: r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal n2

= Jumlah varians butir t2 = varians total

Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi pada = 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tidak reliabel.

2

11 1 2

1

n

t k

r

k

 

  

 

 


(36)

70

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.8.1 Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan perlu diperhatikan dengan pengolahan data yang telah terkumpul. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah terdapat data ordinal. Dengan adanya data berjenis ordinal maka data tersebut harus diubah menjadi data interval melalui Methods of Succesive Interval (MSI). Salah satu kegunaan dari Methods of Succesive Interval (MSI) dalam pengukuran adalah untuk menaikkan pengukuran dari ordinal ke interval. Data yang dirubah atau dinaikan dari ordinal menjadi interval dalam penelitian ini yaitu data mengenai perilaku kewirausahaan (X2) dan persaingan (X3).

Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pendapatan. Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer Econometric Views (EViews) versi 7.0. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat. Model Persamaan Regresi Linier Berganda, sebagai berikut:

Y = β0+ β1X1+ β2X2 - β3X3 + e

Dimana :

Y = Pendapatan X2 = Perilaku Kewirausahaan

β 0= Konstanta regresi X3 = Persaingan β 1- β k= koefisien regresi e = Eror Variabel X1= Modal


(37)

71

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.8.1.1Uji Asumsi Klasik

1.8.1.1.1Multikolinearitas

Istilah multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak (perfect or exact) diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah kolinearitas ganda (multicollinearity) menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna. Jadi, multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen. (Yana Rohmana, 2010 : 140-141).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas adalah dengan uji derajat nol atau melihat korelasi parsial antar variabel independen dengan bantuan program komputer Econometric Views (EViews) versi 7.0. Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi relatif rendah maka kita duga model tidak mengandung unsur multikolinieritas (Agus Widarjono, 2005 : 135). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini dilihat dari nilai R2 dan kolerasi parsial antarvariabel independen.

1.8.1.1.2Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama (Gujarati, 2001 : 177). Heteroskedastisitas merupakan suatu fenomena dimana estimator regresi bias, namun varian tidak efisien (semakin besar populasi atau sampel, semakin besar varian). Uji heteroskedasitas bertujuan untuk


(38)

72

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas.

Salah satu cara untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan metode informal (Grafik) dan metode yang dibantu dengan program komputer Econometric Views (EViews) versi 7.0.

1.8.1.1.3Autokorelasi

Secara harfiah, autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan residual yang lain. Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu dengan residual yang lain (Agus Widarjono, 2005 : 177).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model regresi adalah dengan metode Durbin-Watson. Untuk uji metode Durbin Watson dilakukan dengan program komputer Econometric Views (EViews) versi 7.0. Durbin-Watson mengembangkan uji statistic yang disebut uji statistic d. Ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam tabel uji statistic Durbin-Watson d sebagai berikut:


(39)

73

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.2

Uji Statistik Durbin-Watson

Nilai statistik d Hasil

0 <d <dL Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif

dL≤ d ≤ du Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan

du≤ d ≤ 4 - du Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/negatif

4 – du≤ d ≤ 4 - dL Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan

4 – dL≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi negatif

0 dL du 4 - du 4 - dL 4

Gambar 3.1 Statistik Durbin - Watson

(Yana Rohmana, 2010:195)

1.8.2 Pengujian Hipotesis

1.8.2.1Uji t (Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual)

Bertujuan untuk mengkaji tingkat signifikan dari setiap variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Uji t adalah cara untuk membuktikan bahwa koefisien regresi suatu model secara statistik signifikan atau tidak, dengan cara

Autokorelasi Positif

Ragu - ragu Tidak ada Autokolerasi

Ragu - ragu Autokorelasi Negatif Autokorelasi Negatif


(40)

74

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

membandingkan t-hitung dengan t-tabel pada tingkat signifikansi tertentu, dengan rumus sebagai berikut:

t = β

^ β

1

Se (β^1)

t = bk Sek

(Gujarati, 2001: 78)

 Uji hipotesis positif satu arah

a. Uji hipotesis satu arah variabel modal (X1) terhadap variabel pendapatan (Y)

H0 : β1 ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif variabel modal (X1) terhadap variabel pendapatan (Y).

Ha : β1 > 0, artinya terdapat pengaruh positif varibel modal (X1) terhadap variabel pendapatan (Y).

b. Uji hipotesis satu arah variabel perilaku kewirausahaan (X1) terhadap pendapatan (Y).

H0 : β2 ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif variabel perilaku kewirausahaan (X2) terhadap pendapatan (Y).

Ha : β2 > 0, artinya terdapat pengaruh positif variabel perilaku kewirausahaan (X2) terhadap variabel pendapatan (Y).


(41)

75

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2 Uji Pihak Kanan

Kriteria uji t adalah sebagai berikut:

Jika nilai t-hitung > nilai t-tabel, maka: H0 ditolak dan Ha diterima artinya signifikan. Jika nilai t-hitung < nilai t-tabel, maka: H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan.

 Uji hipotesis negatif satu arah

Uji hipotesis satu arah variabel persaingan (X3) terhadap variabel pendapatan (Y)

H0 : β3 ≥ 0, artinya tidak terdapat pengaruh negatif variabel persaingan (X3) terhadap variabel pendapatan (Y).

Ha : β3 < 0, artinya terdapat pengaruh negatif variabel persaingan (X3) terhadap variabel pendapatan (Y).


(42)

76

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.3 Uji Pihak Kiri

Kriteria uji t adalah sebagai berikut:

Jika nilai -t-hitung < nilai -t-tabel, maka: H0 ditolak dan Ha diterima artinya signifikan.

Jika nilai -t-hitung > nilai -t-tabel, maka: H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak 1.8.2.2Uji F (Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Keseluruhan)

Pengujian F statistik digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel

bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji F dengan rumus :

F= (Sudjana, 1996: 385)

Hipotesis

 H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan (X1, X2 dan X3) terhadap variabel pendapatan (Y).

1 R

 

n k ) 1 (k R

2 2

 


(43)

77

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 H1 : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh variabel modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan (X1, X2 dan X3) terhadap variabel pendapatan (Y).

Kriteria Uji F

1. Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y.

2. Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya keseluruhan variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y.

1.8.2.3Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Menurut Gujarati (2001 : 98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X. Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2< 1), dengan ketentuan sebagai berikut :

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.


(44)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

133

4

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan tentang pengaruh modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan terhadap pendapatan usaha melalui suatu kasus pada pedagang sembako di pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran. Adapun kesimpulannya sebagai berikut:

1. Modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung.

2. Modal berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pendapatan usaha pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran. Artinya semakin besar atau meningkatnya modal yang dimiliki maka pendapatan yang diperoleh akan semakin meningkat dan sebaliknya jika modal yang dimiliki kecil atau mnurun maka pendapatan yang diperoleh pun akan menurun.

3. Perilaku kewirausahaan berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pendapatan usaha pedagang sembako di Pasar pananjung Kecamatan Pangandaran. Artinya ketika perilaku kewirausahaan yang dimiliki pedagang semakin meningkat maka pendapatan akan meningkat dan begitu pun sebaliknya. 4. Persaingan berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pendapatan.


(45)

134

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk lebih unggul dari yang lain sehingga pendapatan semakin meningkat dan begitu pun sebaliknya.

5.2Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis uraikan diantaranya sebagai berikut:

1. Para pedagang sembako di pasar Pananjung haruslah dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya pendapatan yang diterima, baik dari faktor modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan yang dimiliki atau pun faktor-faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi pendapatan usaha pedagang, guna mempertahankan kelangsungan usaha dan memperoleh pendapatan yang tinggi.

2. Untuk meningkatkan pendapatan maka para pedagang harus meningkatkan modalnya terutama modal lancar, yaitu uang kas dan persediaan barang dagangan yang habis dalam satu kali putaran produksi atau kurang dari satu tahun. Modal dalam sebuah usaha baik itu modal yang terdiri dari modal lancar dan tetap haruslah tetap ada dan bahkan meningkat agar pedagang sembako mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi.

3. Pedagang haruslah meningkatkan perilaku kewirausahaannya dengan cara memperluas wawasan dengan mencari informasi dari berbagai sumber baik dari buku, televisi, internet atau sumber-sumber lainnya serta apabila ada kesempatan para pedagang diharapkan dapat mengikuti berbagai pelatihan yang berhubungan dengan dunia usaha guna memperluas wawasan. Dengan meningkatnya perilaku


(46)

135

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kewirausahaan akan tercipta inovasi-inovasi dan kreatifitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan. Serta pedagang akan cepat tanggap dalam menghadapi kondisi lingkungan usaha yang selalu berubah setiap saat.

4. Sebagai upaya untuk menghadapi persaingan antar pedagang yang semakin ketat, maka para pedagang harus lebih memotivasi diri sendiri untuk terus terpacu lagi untuk lebih unggul dari pedagang lain dalam segala hal. Pedagang haruslah menerapkan strategi persaingan yang tepat agar dapat bertahan dalam menghadapi persaingan dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.

5. Untuk mendukung peningkatan wawasan atau pengetahuan para pedagang tentang dunia usaha, sebaiknya pemerintah daerah setempat melalui instansi terkait dapat ikut berperan serta dalam membantu para pedagang dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan atau seminar tentang wirausaha bagi para pedagang atau wirausaha.


(47)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agus Widarjono. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : EKONISIA FE UII.

Arief Rahman. (2010). Definisi dan Kriteria UKM menurut Lembaga dan Negara Asing. [Online]. Tersedia : http//www.gereliku.web.id/news/criteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm. [22 September 2012].

Ary Setiawan. (2008). Peran UMKM Dalam Mengatasi Krisis Dan Peran Serta

Dalam Perekonomian. [Online]. Tersedia

:http://www.scribd.com/doc/102335452/Usaha-Mikro-Kecil-dan-Menengah-UMKM-Indonesia. [5 September 2012].

Asmie Poniwati. (2008). “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Yogyakarta”. Jurnal Neo-Bis. 2, (2), 197-210.

Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta.

Case and Fair. (2007). Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta : Erlangga. Damodar, Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar, Jakarta : Erlangga.

Eeng Ahman dan Yana Rohmana. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi.

Fitra Dila Lestari. (2011). Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Dan Persaingan Terhadap Pendapatan Pedagang Di Daerah Wisata Pantai Pangandaran (Suatu Kasus Pada Pedagang Di Sepanjang Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis). Skripsi Upi tidak dipublikasikan.

Henry Faizal Noor. (2007). Ekonomi Manajerial. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Iskandar Putong. (2010). Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta : Mitra

Wacana Media.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. (2011). Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES.


(48)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia. (1998). Keputusan

Menteri Perindustrian dan perdagangan Republik Indonesia Nomor 115/MPP/KEP/2/1998.[Online].Tersedia:http://202.47.80.12/detail_peraturan.

[ 5 September 2012].

Meredith, Geoffrey. (2000). Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Mira Yuni Safitri Purwani. (2008). Pengaruh Persaingan Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan Usaha (Suatu Kasus Pada Pedagang Pakaian Dewasa di Mall Metro Tradae Center (MTC)). Skripsi Upi tidak dipublikasikan.

Mudrajad Kuncoro. (2007). Ekonomika Industri Indonesia Menuju Negara Industri Baru 2030. Yogyakarta : CV. ANDI.

Neti Budiwati dan Lizza Suzanti. (2010). Manajemen Keuangan Koperasi, Konsep dan Aplikasi. Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi.

Porter, Michael. (1994). Keunggulan Bersaing Menciptkan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Jakarta : Binarupa Aksara.

Puji Astuti. (2005). Pengaruh Nilai Marjin Pemasaran Terhadap Pendapatan Pengrajin Gula Kelapa di Desa Karang Duren Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang. [Online]. Tersedia :

http://www.scribd.com/doc/49694459/12/d-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pendapatan. [30 September 2012].

Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.

Saifudin Azwar. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Samuelson, P.A. & W.D.Nordhaus. (1996). Mikro Ekonomi Edisi Keempatbelas. Jakarta : Erlangga.

Sadono Sukirno. (2005). Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.


(49)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setyawan Joe. (1994). Strategi Efektif Berwirausaha. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sigit Sardjono.(2009). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Surabaya : Tiga N

Sri Haryani. (2010). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pada Industri Paving Blok Nanjung. Skripsi Upi tidak dipublikasikan.

Staton, J. W. (1998). Manajemen Pemasaran. Jakarta : Bina Rupa Aksara. Sugiyono. (1994). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Jakarta.

Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis. Jakarta : Salemba Empat.

Tavi Supriana dan Vita Lestari Nasution. (2010). “Peran Usaha TKI Purna Terhadap Pengembangan Ekonomi Lokal Dan Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha TKI Purna Di Provinsi Sumatera Utara”. Jurnal Makara Sosial Humaniora. 14, (1), 42-50.

Tulus Tambunan. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

………. (2009). UMKM di Indonesia. Bogor : Ghalia Indonesia.

Yana Rohmana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung : Laboratorium Pend. EKOP FPEB UPI.

Yeni Mirah Dwi Nursanti. (2009). Pengaruh Kredit Permodalan, Perilaku Kewirausahaan Dan pengalaman Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Kecil. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi. 4, (1), 53-64.

Zimmerer, Thomas W. (2008). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta : Salemba Empat.


(50)

Tyas Sasetyowati, 2013

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(1)

134

untuk lebih unggul dari yang lain sehingga pendapatan semakin meningkat dan begitu pun sebaliknya.

5.2Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis uraikan diantaranya sebagai berikut:

1. Para pedagang sembako di pasar Pananjung haruslah dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya pendapatan yang diterima, baik dari faktor modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan yang dimiliki atau pun faktor-faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi pendapatan usaha pedagang, guna mempertahankan kelangsungan usaha dan memperoleh pendapatan yang tinggi.

2. Untuk meningkatkan pendapatan maka para pedagang harus meningkatkan modalnya terutama modal lancar, yaitu uang kas dan persediaan barang dagangan yang habis dalam satu kali putaran produksi atau kurang dari satu tahun. Modal dalam sebuah usaha baik itu modal yang terdiri dari modal lancar dan tetap haruslah tetap ada dan bahkan meningkat agar pedagang sembako mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi.

3. Pedagang haruslah meningkatkan perilaku kewirausahaannya dengan cara memperluas wawasan dengan mencari informasi dari berbagai sumber baik dari buku, televisi, internet atau sumber-sumber lainnya serta apabila ada kesempatan para pedagang diharapkan dapat mengikuti berbagai pelatihan yang berhubungan


(2)

135

kewirausahaan akan tercipta inovasi-inovasi dan kreatifitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan. Serta pedagang akan cepat tanggap dalam menghadapi kondisi lingkungan usaha yang selalu berubah setiap saat.

4. Sebagai upaya untuk menghadapi persaingan antar pedagang yang semakin ketat, maka para pedagang harus lebih memotivasi diri sendiri untuk terus terpacu lagi untuk lebih unggul dari pedagang lain dalam segala hal. Pedagang haruslah menerapkan strategi persaingan yang tepat agar dapat bertahan dalam menghadapi persaingan dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.

5. Untuk mendukung peningkatan wawasan atau pengetahuan para pedagang tentang dunia usaha, sebaiknya pemerintah daerah setempat melalui instansi terkait dapat ikut berperan serta dalam membantu para pedagang dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan atau seminar tentang wirausaha bagi para pedagang atau wirausaha.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Widarjono. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan

Bisnis. Yogyakarta : EKONISIA FE UII.

Arief Rahman. (2010). Definisi dan Kriteria UKM menurut Lembaga dan Negara Asing. [Online]. Tersedia : http//www.gereliku.web.id/news/criteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm. [22 September 2012].

Ary Setiawan. (2008). Peran UMKM Dalam Mengatasi Krisis Dan Peran Serta

Dalam Perekonomian. [Online]. Tersedia

:http://www.scribd.com/doc/102335452/Usaha-Mikro-Kecil-dan-Menengah-UMKM-Indonesia. [5 September 2012].

Asmie Poniwati. (2008). “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Yogyakarta”. Jurnal

Neo-Bis. 2, (2), 197-210.

Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta.

Case and Fair. (2007). Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta : Erlangga. Damodar, Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar, Jakarta : Erlangga.

Eeng Ahman dan Yana Rohmana. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi.

Fitra Dila Lestari. (2011). Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Dan Persaingan

Terhadap Pendapatan Pedagang Di Daerah Wisata Pantai Pangandaran (Suatu Kasus Pada Pedagang Di Sepanjang Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis). Skripsi Upi tidak dipublikasikan.

Henry Faizal Noor. (2007). Ekonomi Manajerial. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Iskandar Putong. (2010). Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta : Mitra

Wacana Media.


(4)

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia. (1998). Keputusan

Menteri Perindustrian dan perdagangan Republik Indonesia Nomor 115/MPP/KEP/2/1998.[Online].Tersedia:http://202.47.80.12/detail_peraturan. [ 5 September 2012].

Meredith, Geoffrey. (2000). Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Mira Yuni Safitri Purwani. (2008). Pengaruh Persaingan Dan Perilaku

Kewirausahaan Terhadap Pendapatan Usaha (Suatu Kasus Pada Pedagang Pakaian Dewasa di Mall Metro Tradae Center (MTC)). Skripsi Upi tidak

dipublikasikan.

Mudrajad Kuncoro. (2007). Ekonomika Industri Indonesia Menuju Negara Industri

Baru 2030. Yogyakarta : CV. ANDI.

Neti Budiwati dan Lizza Suzanti. (2010). Manajemen Keuangan Koperasi, Konsep

dan Aplikasi. Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi.

Porter, Michael. (1994). Keunggulan Bersaing Menciptkan dan Mempertahankan

Kinerja Unggul. Jakarta : Binarupa Aksara.

Puji Astuti. (2005). Pengaruh Nilai Marjin Pemasaran Terhadap Pendapatan

Pengrajin Gula Kelapa di Desa Karang Duren Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang. [Online]. Tersedia :

http://www.scribd.com/doc/49694459/12/d-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pendapatan. [30 September 2012].

Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.

Saifudin Azwar. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Samuelson, P.A. & W.D.Nordhaus. (1996). Mikro Ekonomi Edisi Keempatbelas. Jakarta : Erlangga.

Sadono Sukirno. (2005). Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.


(5)

Setyawan Joe. (1994). Strategi Efektif Berwirausaha. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sigit Sardjono.(2009). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Surabaya : Tiga N

Sri Haryani. (2010). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pada

Industri Paving Blok Nanjung. Skripsi Upi tidak dipublikasikan.

Staton, J. W. (1998). Manajemen Pemasaran. Jakarta : Bina Rupa Aksara. Sugiyono. (1994). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Jakarta.

Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis. Jakarta : Salemba Empat.

Tavi Supriana dan Vita Lestari Nasution. (2010). “Peran Usaha TKI Purna Terhadap Pengembangan Ekonomi Lokal Dan Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha TKI Purna Di Provinsi Sumatera Utara”. Jurnal Makara Sosial Humaniora. 14, (1), 42-50.

Tulus Tambunan. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

………. (2009). UMKM di Indonesia. Bogor : Ghalia Indonesia.

Yana Rohmana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung : Laboratorium Pend. EKOP FPEB UPI.

Yeni Mirah Dwi Nursanti. (2009). Pengaruh Kredit Permodalan, Perilaku Kewirausahaan Dan pengalaman Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Kecil.

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi. 4, (1), 53-64.

Zimmerer, Thomas W. (2008). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta : Salemba Empat.


(6)