EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN KEWARGANEGARAAN SISWA :Studi Quasi Experiment di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada konsep Sistem politik di Indonesia.

(1)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Studi Quasi Experiment di Kelas X SMK PASUNDAN SUBANG Pada konsep Sistem politik di Indonesia)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun Oleh:

RAHMA INTAN TALITHA NIM. 1103355

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN KEWARGANEGARAAN SISWA

(Studi Quasi Experiment di Kelas X SMK PASUNDAN SUBANG Pada konsep Sistem politik di Indonesia)

Oleh

Rahma Intan Talitha

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

© Rahma Intan Talitha 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)


(4)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

TOURNAMENTS (TGT) DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN KEWARGANEGARAAN SISWA (Studi Quasi Experiment di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada konsep Sistem politik di Indonesia). Tesis. Rahma Intan Talitha, 2013

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang bermaknanya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) bagi siswa karena pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher center) sehingga keikutsertaan dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kecakapan kewarganegaraan siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe

Teams Games Tournaments (TGT) dalam pembelajaran Pkn.

Proses penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi exsperiment dengan desain rendomized control group only dengan teknik pengumpulan data berupa angket, tes, studi literatur dan studi dokumentasi. Populasi penelitian adalah siswa SMK Pasundan Subang dan yang menjadi sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas XAK 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XAK 1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 56 siswa. Terhadap kedua kelompok diberikan

posttest berupa tes intelektual dan partisipasi.

Secara umum hasil penelitian menunjukan bahwa data uji T-test Civic Skills yang merupakan penggabungan dari Intellectual Skills dan Participatory Skills berbeda secara signifikan antara kelas kontrol dan ekperimen. Ini ditandakan oleh kelas eksperimen nilai signifikansi (sig.) sebesar 0.000 yang lebih besar dari 0.05. Rata-rata skor civic skills kelas ekperimen yang mendapatkan perlakuan model kooperatif TGT pada pembelajaran PKn untuk meningkatkan kecakapan kewarganegaraan (Civic Skills) diperoleh data 164.61 yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan sebesar 144.82. Selisih rata-rata 19,79, artinya keadaan siswa kelas eksperimen lebih tinggi sehingga kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Penelitian ini merekomendasikan bahwa guru PKn khususnya serta guru mata pelajaran lain pada umumnya diharapkan terus berupaya untuk dapat mengubah paradigma dari pembelajaran konvensional yang menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran (teacher centered) beralih menjadi siswa sebagai pusat pembelajaran (student centered) dimana keterlibatan siswa harus lebih dominan. Setiap guru diharapkan terus berupaya untuk mengembangkan kompetensi keahliannya melalui berbagai pelatihan-pelatihan/penataran-penataran sehingga dapat menjadi pengembang model bahkan penemu model pembelajaran.


(5)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Cooperative Learning Effectiveness Study Teams Games Tournaments ( TGT ) in Citizenship Education Civic Skills To Enhance Student ( Study of Class X Quasi Exsperiment SMK Pasundan Subang On the concept of the political system in Indonesian ). Thesis . Rahma Intan Talitha.2013

This study on the back of less meaningless Citizenship Education for students because learning is more teacher-centered so that the participation and involvement of the student in the learning process is low. This study generally aims to determine the differences increase Civic Skills students using cooperative model Turnaments Teams Games (TGT) in Citizenship Education Learning.

The process uses a quantitative approach to research methods to design quasi exsperiment rendomized control group only with data collection techniques such as questionnaires, tests, study of literature and documentation. The study population was a student of SMK Pasundan Subang and a sample consisting of two classes, namely class 2 as class Xak experiment and control classes Xak 1 as the number of 56 students. To the posttest was given to two groups and participation in the form of intellectual tests.

In general, the test data results Civic Skills T - test which is an amalgamation of Intellectual Skills Appraisal Skills and civic skills that no significant difference between the control and experiment classes, this class is marked with experiment value of significance ( sig. ) of 0000 which is greater than 0,05. The average score of the class experiment civic skills are getting treatment TGT cooperative model on Citizenship Education learning to improve skills of citizenship ( Civic Skills ) data obtained 164.61 higher than the control class is not given treatment at 144.82. Mean difference 19.79 , meaning that the state of higher grade so the experiment class was better than the control class .

Recommendations can be given ie : Citizenship teachers in particular as well as other subjects in general are expected to continue to be able to change the paradigm of conventional learning that makes the teacher as a source of learning ( teacher centered ) switch to student centered where student involvement should be more dominant. So that every teacher is expected to continue its efforts to develop competency skills through various training so that could be the model developers and even the inventor of the learning model .


(6)

vii

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMA KASIH...iii

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR GRAFIK ...xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang masalah ...1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ...9

C. Tujuan Penelitian ...10

D. Manfaat Penelitian ...10

E. Struktur Organisasi Tesis ...11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...12

A. Pendidikan Kewarganegaraan ...12

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) ...34

C. Tinjauan Konsep Menganalisis Sistem Politik di Indonesia...49

D. Peranan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Kecakapan Kewarganegaraan siswa ...60

E. Penelitian Yang Relevan ...62

F. Kerangka Pemikiran...64

G. Hipotesis Penelitian ...65


(7)

viii

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Subyek Penelitian...66

B. Metode dan Desain Penelitian ...67

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...68

D. Teknik Pengumpulan data Instrumen Penelitian ...73

E. Analisis Data ...75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...80

A. Hasil Penelitian ...80

1. Persiapan Pembelajaran PKn ...80

2. Proses Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) ...81

3. Pengujian Statistik ...91

4. Uji Hipotesis ...106

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...113

1. Proses Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) ...113

2. Perbedaan Kecakapan Kewarganegaraan (Civic Skills) siswa dari kelas yang menggunakan model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan kelas kontrol pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. ...116

3. Perbedaan Intellectual Skills siswa dari kelas yang menggunakan model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan kelas kontrol pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan...120

4. Perbedaan Participatory Skills siswa dari kelas yang menggunakan model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan kelas kontrol pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan...123


(8)

ix

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan Penelitian ...126

B. Rekomendasi ...128

DAFTAR PUSTAKA ...130

Lampiran DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kecakapan Kewarganegaraan ...30

Tabel 2.2 Perolehan Skor Pembejaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Empat Orang Pemain ...44

Tabel 2.3 Perolehan Skor Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Tiga Orang Pemain ...44

Tabel 2.4 Perolehan Skor Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Dua Orang Pemain ...45

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ...68

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ...70

Tabel 3.3 Kriteria Presentase Skor Tanggapan Responden terhadap skor Ideal ...77

Tabel 4.1 Peringkat Siswa Kelas X Akutansi 2 Semester 1 ...80

Tabel 4.2 Pembagian Kelompok Heterogen ...82

Tabel 4.3 Pembagian Kelompok Turnamen (Homogen) ...84

Tabel 4.4 Skor Turnamen Ke I ...86

Tabel 4.5 Jumlah Perolehan Point Kelompok ...88

Table 4.6 Skor Turnamen Ke II Setelah Dilakukan Pergeseran ...89

Table 4.7 Model Kooperatif Tipe Teams Games Turnaments (TGT) Presentasi Kelas ...92


(9)

x

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Table 4.8 Model Kooperatif Tipe Teams Games Turnaments (TGT) Kelompok

Team ...93

Table 4.9 Model Kooperatif Tipe Teams Games Turnaments (TGT) Games 94 Table 4.10 Model Kooperatif Tipe Teams Games Turnaments (TGT) Turnamen Akademik ...95

Table 4.11 Model Kooperatif Tipe Teams Games Turnaments (TGT) Menentukan Skor Kelompok ...97

Table 4.12 Model Kooperatif Tipe Teams Games Turnaments (TGT) Penghargaan Kelompok ...98

Table 4.13 Model Kooperatif Tipe Teams Games Turnaments (TGT) Bumping/pergeseran ...99

Table 4.14 TabelT-Test Civic Skills ...100

Table 4.15 TabelT-Test IntellectualSkills ...102

Table 4.16 TabelT-Test Participatory Skills ...104

Tabel 4.17 Tabel Uji Normalitas Civic Skills One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ...106

Table 4.18 Tabel Uji Normalitas Intellectual Skills One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ...107

Table 4.19 Tabel Uji Normalitas Participatory Skills One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ...108

Table 4.20 Tabel Uji Hipotesis Civic Skills Independent Sample Test ...109

Table 4.21 Tabel Uji Hipotesis Intellectual Skills Independent Sample Test ..110

Table 4.22 Tabel Uji Hipotesis Participatory Skills Independent Sample Test ...112


(10)

xi

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Turnamen ...43

Gambar 2.2 Bumping ...46

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ...64


(11)

xii

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbedaan Kecakapan Kewarganegaraan (Civic Skills) Antara kelas kontrol dan kelas eksperimen ...101 Grafik 4.2 Perbedaan Kecakapan Intelektual (Intellectual Skills) Antara kelas

kontrol dan kelas eksperimen ...103 Grafik 4.3 Perbedaan Kecakapan Partisipasi (Participatory Skills) Antara


(12)

1

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan bagi manusia. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun memerlukan suatu proses pembelajaran sehingga menimbulkan hasil yang sesuai dengan proses yang telah dilalui yaitu mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang cerdas dan baik.

Keberhasilan di bidang pendidikan sangat ditentukan oleh keterlibatan berbagai unsur terkait, antara lain sekolah, pemerintah, masyarakat dan keluarga. Sekolah merupakan suatu wadah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusiayang ikut bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing.

Salah satu mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan peserta didik yaitu mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pembelajaran pada pengembangan misi untuk membentuk kepribadian bangsa, yakni sebagai upaya sadar dalam “nation and character

building.”Dalam kontek ini peran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara sangat strategis. Dengan demikian maka tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah terwujudnya partisipasi penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan


(13)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

politik warga Negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia (Winataputra dan Budimansyah, 2007: i).

Untuk dapat berpartisipasi secara efektif dan penuh dengan tanggung jawab dalam urusan-urusan publik diperlukan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan berpartisipasi.Keterampilan ini pada gilirannya ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan watak yang dapat meningkatkan kemampuan individu yang berfokus pada tiga komponen dasar pengembangan kompetensi yang seharusnya dimiliki setiap warga negara. Kompetensi kewarganegaraan menurut Branson (1998: 16) terdiri atas tiga komponen penting yaitu: 1) Civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan) berkaitan dengan kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara; 2) Civic skills (keterampilan kewarganegaraan) adalah kecakapan intelektual dan partisipasi warga negara yang relevan; dan 3) Civic disposition (watak kewarganegaraan).

Budimansyah dan Suryadi, (2008: 59) mensyaratkan pengetahuan dan kemampuan intelektual, pendidikan untuk warga negara dan masyarakat demokratis harus difokuskan pada kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan untuk partisipasi yang bertanggung jawab, efektif dan ilmiah dalam proses politik dan dalam civil society.

Kecakapan-kecakapan tersebut menurut Branson dalam Budimansyah dan Suryadi (2008:59) dapat dikategorikan sebagai interacting, monitoring, dan influencing. Interaksi (interacting) berkaitan dengan kecakapan-kecakapan warga negara dalam berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain. Berinteraksi adalah menjadi tanggap terhadap warga negara lain. Interaksi berarti bertanya, menjawab dan berunding dengan santun, demikian juga membangun koalisi-koalisi dan mengelola konflik dengan cara yang damai dan jujur. Memonitor (monitoring) system politik dan pemerintahan, mengisyaratkan pada kemampuan yang dibutuhkan warganegara untuk terlibat


(14)

3

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam proses politik dan pemerintahan. Monitoring juga berarti fungsi pengawasan atau watchdog warga negara. Akhirnya kecakapan partisipatoris dalam hal mempengaruhi, mengisyaratkan pada kemampuan proses-proses politik dan pemerintahan baik proses formal maupun informal dalam masyarakat.

Peran guru dalam membangun kecakapan partisipasi sangatlah penting, seperti yang dikemukakan Budimansyah dan Suryadi (2008:60) adalah “sangat penting untuk membangun kecakapan partisipasi sejak awal sekolah, maka untuk ketercapaian kecakapan kewarganegaraan siswa dalam kehidupan demokratis ini PKn harus mampu mengelola pembelajaran dan penilaian dengan benar dan tepat.

Merujuk dari pernyataan di atas, maka salah satu upaya meningkatkan pembelajaran disekolah untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal maka penerapan pembelajaran taeching-centered yang menekankan konsep-konsep dapat ditransper dari pendidik ke siswa, beralih ke model pembelajaran

student-centered yang menekanakan bahwa dalam pembelajaran siswa sendirilah yang akan membangun pengetahuannnya. Model pembelajaran yang menekankan bahwa siswa sendirilah yang akan membangun pengetahuaannya dikenal dengan model kontruktivisme.

“Model kontruktivisme adalah suatu pandangan bahwa siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada” (Isjoni, 2009:49). Dalam proses ini, siswa akan menyesuaikan pengetahuan yang akan diterima dengan pengetahuan yang ada untuk membina pengetahuan yang baru. Pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasik interkasi dengan lingkungannya.

Dari uraian diatas, pandangan kontruktivisme pembelajarannya terpusat pada siswa sehingga peran guru hanya membantu siswa menemukan


(15)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fakta, konsep, atau prinsip bagi mereka sendiri. Karena guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran, maka seorang guru sebagai pendidik harus memperhatikan kegiatan belajar-mengajar yang mengacu pada pembelajaran kontruktivisme.

Namun dalam kenyataannya di Indonesia proses pembelajaran di kelas selama ini masih didominasi sistem konvensional, sehingga penerapan

pembelajaran yang berorientasi pada konsep “contextualized multiple

intelligence” masih jauh dari harapan. Dimana sebagian besar siswa “tidak

dapat menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan cara aplikasi pengetahuan tersebut di dalam kehidupannya saat ini dan kemudian hari”. (Komalasari, 2008).

Sementara itu Somantri (2001: 245) mempertegas bahwa kurang bermaknanya Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa dikarenakan masih dominannya penerapan motode pembelajaran konvensional seperti ground covering technique, indoktrinasi, dan narrative technique dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sehari-hari. Hal itu dapat mengakibatkan guru tidak dapat berimprovisasi secara kreatif untuk aktifitas lainnya selain dari pembelajaran rutin tatap muka yang terjadwal dengan ketat sehingga pengelolaan kelas belum mampu menciptakan suasana kondusif dan produktif untuk memberikan pengalaman kepada siswa melalui pelibatannya secara proaktif dan interaktif baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Wahab, A( 2007) mengemukakan bahwa:

“Mengajar konvensional telah gagal di dalam memenuhi atau

menyesuaikan mengajarnya dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa secara individual. Perkembangan terakhir menunjukan adanya pergeseran yang memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individu siswa dan arena bergeser dari metode yang berpusat pada guru kepada metode-metode mengajar yang berpusat kepada siswa. Apa yang disebut pendekatan proses atau cara siswa belajar aktif atau “ Self-Learning Modules


(16)

5

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cogan (2002:150) mengemukakan sebagai berikut: “Pengajaran yang efektif untuk Civics dan Government lebih dari sekedar ceramah dan diskusi. Pengajaran ini perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja bersama-sama secara Kooperatif dalam mengidentifikasi dan menganalisis persoalan-persoalan, mengembangkan usulan pemecahan masalah-masalah kebijakan public, dan keterampilan politik praktis”

Pada saat ini berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di SMK Pasundan Subang bahwa kondisi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah ini sebagai berikut: (1) Kurang bervariasinya metode pembelajaran, yaitu pembelajaran masih menggunakan metode konvensional (ceramah) yang terpuat kepada guru (teacher center) dan siswa cenderung pasif serta hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru. (2) Pembelajaran lebih berpusat pada penguassan konsep saja, kurang keterlibatan siswa dalam mengembangkan keterampilan intelektual dan partisipasinya untuk berfikir secara kritis dalam proses pembelajarannya (3) Kurangnya motivasi siswa, rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berupa aspek pengetahuan, kecakapan dan kepribadian.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah sebagian peserta didik menunjukkan bahwa kinerja peserta didik nampak bervariasi, Sebagian kecil peserta didik nampak aktif, sedangkan yang lain pasif. Aktivitas belajar cenderung rendah, dan mereka kurang termotivasi untuk memecahkan masalah secara bersama, tidak mampu melibatkan diri secara fisik, mental dan intelektual dalam aktivitas belajar.

Hal ini terjadi karena pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tidak mengaitkan materi dengan realita kehidupan siswa, lebih banyak memberikan kemampuan untuk menghapal bukan untuk berfikir kreatif, kritis dan analitis, bahkan menimbulkan sikap apatis siswa dan menganggap enteng dan kurang menarik pembelajaran PKn.


(17)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Menurut Chikering and Gamson (1987) dalam Budimansyah, Suparlan, dan Meirawan (2009:7) Model pembelajaran aktif dinilai dapat (1) menciptakan ketertarikan bagi siswa (creating excitement in the classroom), (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat berpikir dan bekerja (getting students to think and work). Pembelajaran aktif disarankan untuk digunakan dalam proses pembelajaran untuk membuat siswa lebih banyak melakukan sesuatu daripada hanya sekedar mendengarkan (students must do more than just listen). Siswa harus membaca, menulis, mendiskusikan, atau terlibat secara aktif dalam pemecahan pelbagai masalah (they must read, write,discuss, or be engaged in solving problems). Lebih dari itu, siswa dilibatkan secara aktif dalam proses berfikir tingkat tinggi (higer order thinking).

Oleh karena itu, pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar (KBM). Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.

Oleh sebab itu, pendidikan kewarganegaraan hendaknya tidak hanya berisi hapalan belaka akan tetapi dipadukan dengan kehidupan yang sebenarnya dalam masyarakat dan proses pembelajaran hendaknya mendukung pengembangan partisipasi siswa, kebersamaan (gotong rotong), kerja sama dengan didasarkan kepada dialog kreatif yang komunikatif.

Oleh karena itu, perlu dikembangkannya pendekatan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)/ (belajar bersama/ gotong royong)/ kelompok belajar kooperatif sebagai salah satu alternatif.

Pendekatan pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) sebagai suatu metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, karena pendekatan ini memandang bahwa proses belajar benar-benar berlangsung dengan


(18)

7

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kolaboratif. Pembelajaran Kooperatif adalah suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan bersama. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah tanpa kerjasama kehidupan ini sudah punah (Anita Lie, 2003: 27)

Cooperative learning adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa. Prinsip utama dari pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah terjadi proses membantu antar peserta didik, sehingga dapat belajar bersama dan mencapai tujuan bersama. Pada model

cooperative learning siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya (Isjoni, 2011:5).

Tipe pembelajaran kooperatif ada beberapa macam, salah satunya adalah Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tounaments (TGT).Teams-Games-Tournaments

(TGT), pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards. Dalam model ini, para siswa dibagi dalam kelompok belajar heterogen yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya yang setiap kelompok terdiri atas empat sampai lima orang. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya diadakan turnamen, di mana siswa memainkan games akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. TGT


(19)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual (Robert E. Slavin, 1995).

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tounaments

(TGT).yang merupakan salah satu model dalam pembelajaran cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya hubungan multi arah yaitu hubungan antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lain di dalam kelompoknya. Oleh karenanya dengan adanya interaksi ini dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan dan siswa lebih aktif serta partisipatif dalam proses pembelajaran yang nantinya akan berpengaruh juga dalam hasil belajar mereka.

Model pembelajaran TGT ini sesuai bila diterapkan pada siswa sekolah menengah yang merupakan anak didik usia remaja yang memiliki kecenderungan suka berkelompok dan memiliki kebutuhan akan aktualisasi diri yang tinggi. Hal ini dikarenakan dalam model pembelajaran TGT siswa mempunyai kesempatan untuk bekerja secara berkelompok dan semua siswa dari semua tingkatan kemampuan awal memiliki kesempatan yang sama untuk dapat menyumbangkan nilai maksimum bagi timnya. Selain itu, dalam pembelajaran dengan metode TGT ini latihan-latihan soal yang diberikan dikemas dalam bentuk games yang dikompetisikan agar siswa dapat menyumbangkan nilai maksimal bagi kelompoknya agar dapat memenangkan turnamen.

Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan (reinforcement). Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe


(20)

9

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar (Kiranawati, 2007).

Menurut Fitriani (2010: 104) Aktifitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) menjadi meningkat. Selama pembelajaran berlansung siswa begitu aktif dalam mengikuti pembelajaran baik ketika berdiskusi maupun ketika turnamen.

Merujuk dari penjelasan di atas, nampaknya Pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan melalui metode pembelajaran kooperatif model TGT ini dapat digunakan untuk meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan siswa meliputi kecakapan intelektual dan kecakapan partisipasi maka diharapkan siswa akan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran PKn. Siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan bermain sambil belajar. Penggunaan model pembelajaran TGT dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk terlibat secara aktif dan tidak merasa cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dari latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk secara khusus meneliti tentang EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN KEWARGANEGARAAN SISWA ”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang

menyebabkan siswa bosan dan prestasi belajar nilainya rendah..

2. Masih menggunakannya metode konvensional yang memberikan hasil kurang maksimal, sehingga dibutuhkan variasi penggunaan metode pembelajaran.


(21)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Keikutsertaan dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah.

Berdasarkan masalah penelitian di atas, secara umum rumusan masalah penelitian yaitu apakah terdapat peningkatan kecakapan kewarganegaraan siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Turnaments

(TGT) dalam Pendidikan Kewarganegaraan?

Rumuskan masalah penelitian secara khusus sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan Kecakapan kewarganegaraan (Civic Skills) siswa dari kelas yang menggunakan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan kelas kontrol pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?

2. Apakah terdapat perbedaan Intellectual Skills siswa dari kelas yang menggunakan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

dengan kelas kontrol pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan? 3. Apakah terdapat perbedaan Participatory Skills siswa dari kelas yang

menggunakan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

dengan kelas kontrol pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan? C. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan Kecakapan Kewarganegaraan siswa dengan menggunakan Model kooperatif tipe Teams Games Turnaments (TGT) dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Secara khusus tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui perbedaan Kecakapan kewarganegaraan(Civic Skills)siswa dari kelas yang menggunakan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan kelas kontrol pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?


(22)

11

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengetahui perbedaan Intellectual Skills siswa dari kelas yang menggunakan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

dengan kelas kontrol pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan? 3. Mengetahui perbedaan Participatory Skills siswa dari kelas yang

menggunakan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

dengan kelas kontrol pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi Pendidikan Kewarganegaraan.Adapun lewat penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoritis dan praktis.

Manfaat Teoretis:

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana ilmu dan memberikan model Teams Games Tournamenst (TGT) dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan meningkatkan kompetensi kecakapan warganegara”.

ManfaatPraktis:

a. Bagi guru, khususnya guru PKn, semoga penelitian ini dapat dijadikan referensi dan tambahan pengetahuan tentang model pembelajaran yang memberikan masukan dalam meningkatkan kemampuan dan pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran.

b. Bagi siswa, Diharapkan dapat mendorong terbinanya sikap belajar yang penuh semangat, percaya diri dan membantu pembelajaran siswa serta dapat meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan siswa.

c. Bagi Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar di sekolah serta menciptakan peserta didik yang berkualitas.


(23)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Bagi Peneliti, Diharapkan agar dapat memberikan masukan untuk mengembangkan dan merencanakan agar siswa dalam pembelajaran PKn menjadi bergairah, senang, aktif.

E. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan tesis ini akan dilakukan dalam lima bab, yaitu Bab 1 berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. Pada Bab 2 akan diuraikan tinjauan pustaka tentang pendidikan kewarganegaraan, kompetensi kewarganegaraan, pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tourtnaments (TGT), dan konsep menganalisis sistem politik di indonesia, penelitian yang relevan, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

Dalam Bab 3 akan diuraikan metode penelitian, yang terdiri atas lokasi dan subyek penelitian, metode dan desain penelitian, variabel dan definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian, Pengujian instrumen dan analisa data. Bab 4 akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian penelitian. Bab 5 akan dirumuskan kesimpulan dan rekomendasi penelitian.


(24)

66

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Lokasi Penelitian ini mengambil lokasi di SMK Pasundan Subang, yang beralamat di Jl. Bagus Yabin No. 8 Subang pada kelas X Tahun Ajaran 2012/2013. Waktu penelitian yakni pada semester genap (semester 2) tahun ajaran 2012/2013, kurang lebih selama 2 bulan (dari bulan April s/d Mei) pada hari efektif persekolahan.

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Pasundan Subang pada Tahun Ajaran 2012/2013. Dengan jumlah populasi sebanyak 330 siswa, dengan rincian kelas X berjumlah 144 siswa, kelas XI berjumlah 96 siswa dan kelas XII berjumlah 90 siswa. Subjek populasi dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas X yang terdiri dari 4 kelas sebanyak 144 siswa, dengan rincian 2 kelas jurusan Akutansi dan 2 kelas jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan karakteristik siswa di kelas yang setara dilihat dari kesamaan jurusan, kemampuan intelektual, kreatifitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran berdasarkan pengalaman peneliti dan guru-guru lain yang mengajar. Maka yang menjadi sampelnya adalah kelas X Akutansi/ Ak 2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 28 siswa dan X Akutansi/ Ak 1 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 28 siswa.

Salah satu kelas dijadikan sebagai kelas eksperimen dan satunya lagi dijadikan sebagai kelas kontrol yang dipilih secara random, hal ini dilakukan dengan tujuan agar dalam proses twining (pengembaran sampel) dapat


(25)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memenuhi kriteria penentuan sampel yang sesuai dengan karakteristik yang diperlukan dalam penelitian. Tujuan dari proses twining ini adalah untuk memberikan asumsi bahwa karakteristik populasi penelitian yang akan dijadikan sample penelitian dalam keadaan setara atau dalam keadaan sama sehingga dapat dilanjutkan pada proses pemilihan sampel secara random untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013, selama 3 (tiga) bulan pada hari efektif belajar di sekolah.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan rancangan quasi experiment, yang merupakan pengembangan dari true experiment design, yang sulit untuk dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol,tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain quasi experiment digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. (Sugiyono,2009:114).

Penelitian ini menggunakan jenis metode quasi experiment

dikarenakan agar lebih mempermudah dalam proses penelitian karena dalam peneliti hanya memberikan perlakuan dan penelitian terhadap kelas ekperimen saja adapun kelas kontrol hanya untuk membandingkan apakah terjadi perbedaan yang signifikan jika menggunakan model kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dalam mempelajari pokok bahasan konsep sistem politik di Indonesia dalam pembelajaran PKn di sekolah terhadap Kecakapan kewarganegaraan siswa.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian rendomized control group only pada desain ini populasi dibagi atas dua kelompok secara random.


(26)

68

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas eksperimen. Kelompok kedua merupakan unit untuk suatu kontrol, disebut juga kelas kontrol. Kemudian dicari perbedaan antara mean

pengukuran keduanya, dari perbedaan ini dianggap disebabkan oleh perlakuan. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen - X T1

Kontrol - - T1

Dimana:

T1 = Tes hasil perlakuan

X = Pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2007:3) Variabel sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain. Pada penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable), variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat yaitu variabel


(27)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:3).

Berdasarkan pemaparan diatas, dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitiannya ialah sebagai berikut:

1) Variabel bebas (X), yaitu Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) .

2) Variabel terikat (Y), yaitu Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Civic Skills) dengan sub variabel Intellectual Skills (kecakapan intelektual) (Y1), dan Participatory Skills (kecakapan partisipasi) (Y2).

Gambar 3.1

Pola Hubungan Antar Variabel Penelitian

Untuk selengkapnya variabel penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

Dalam penelitian ini yang dimaksud model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) adalah model pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang memiliki tahap-tahap sebagai berikut :

1) Presentasi kelas 2) Kelompok (TIM) 3) Games

Model Kooperatif Tipe

Teams Games Tournaments

(TGT) (X)

Participatory Skills (KeterampilanPartis

ipatoris) (Y2) Intellectual Skills

(Keterampilan Intelektual)

(Y1)

Civic Skills (Keterampilan/

kecakapan kewarganegaraan)


(28)

70

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4) Turnamen Akademik

5) Menentukan Skor Kelompok 6) Penghargaan Kelompok 7) Bumping (Pergeseran Posisi) b. Kecakapan Kewarganegaraan Siswa

Dalam penelitian ini yang dimaksud Kecakapan Kewarganegaraan Siswa adalah kecakapan intelektual (intellectual skills) dan kecakapan berpartisipasi (participatory skills) (Branson, 1999:8). Kecakapan kewarganegaraan siswa pada pokok bahasan Persamaan kedudukan warganegara, Secara terperinci penjelasan variabel penelitian disajikan pada tabel 3.2

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel Penelitian VARIABEL

PENELITIAN

SUB VARIABEL INDIKATOR NOMOR

SOAL Model Kooperatif

tipe Teams Games Tournaments (TGT)

(Variabel X)

a. Presentasi kelas

b. Kelompok (TIM)

c. Games

- Menyampaikan materi, dilakukan dengan pengajaran lansung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin oleh guru. - Siswa memperhatikan dan

memahami materi yang disampaikan guru.

- Menjelaskan langkah-langkah yang akan dikejakan oleh siswa - Membagi siswa terdiri dari

beberapa kelompok kecil yang berganggota 4-5 siswa yang anggotanya heterogen. - Melakukan diskusi kelompok - Mempresentasikan hasil diskusi - Melakukan Games yang terdiri

atas pertanyaan-pertanyaan

7,20,44

2,4,8,9,14,25,26 ,27,29


(29)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Turnamen Akademik e. MenentukanSkor Kelompok f. Penghargaan Kelompok

g. Bumping(Pergesera n posisi)

yang relevan

- Pembelajaran Menyenangkan - Perwakilan siswa berkumpul di

meja turnament memilih kartu bernomor dan menjawabnya. - Merubah kelompok heterogen

menjadi kelompok homogen berdasarkan tingkat

kecerdasannya. - Melatih kerja sama

- Mewujudkan sikap demokratis - Siswa melaksanakan Turnament

akademik mewakili kelompoknya dengan cara menjawab pertanyaan yang terdapat pada kartu bernomor - Siswa menghitung nilai yang

diperoleh dengan cara

menghitung kartu yang didapat - Skor turnamen dari

masing-masing anggota kelompok digabbungkan dijadikan jumlah hasil nilai kelompok semula (kelompok heterogen). - Menilai hasil proses

pembelajaran siswa - Memberikan penghargaan

kepada kelompok yang

memperoleh nilai paling besar

- Melakukan Pergeseran posisi

(Bumping) ungtuk setiap siswa pada meja turnamen

5,6,10,11,15,18, 19,21,22,23, 24,30,32,33,34, 35,36,37 12,13,16,38,39, 43,45 31,41,42 40


(30)

72

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kecakapan

Kewarganegaraan Siswa Pada konsep

pokok bahasan Sistem Politik Indonesia (Variabel Y) a. Kecakapan Intelektual(Intellec tual skills) (Y1) : 1. Kemampuan

berfikir kritis

b.Kecakapan berpartisipasi/Parti cipatory skills (Y2) 1. Kemampuan

partisipasi umum

2. Keahlian Pemecahan masalah

- Mengidentifikasi dan

menjelaskan mengenai sistem politik di indonesia

- Menggambarkan pelaksanan proses, lembaga, alat, dan tujuan sistem politik di Indonesia - Menyampaikan dan merespon

ide,gagasan mengenai sistem politik indonesia.

- Mengemukakan ide

- Mendengarkan ide dan pendapat orang lain

- Bekerja sama/ berinteraksi - Mengambil dan melaksanakan

keputusan

- Mempertimbangkan pro dan kontra

- Memperngaruhi orang lain

- Mengatasi konflik

- Berorientasi ke depan membuat keputusan dan berpikir sebelum bertindak. 1,2,3,7,8,11,17, 19,22,25,26. 4,5,9,10,18,20, 23,28,30 6,12,13,14,15, 16,21,24,27,29 1,2,19 3,4 5,6,20 7,8 9,10 11,12,13 14,15,17 16,18

2. Definisi Operasional

a. Teams Games Tournaments (TGT)

Menurut Slavin (2009: 166-179) mengemukakan dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki komponen-komponen


(31)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diantaranya persentasi kelas, tim (kelompok), games, turnamen, menentukan skor tim, penghargaan, dan bumping (penggeseran).

b. Civic Skills

Keterampilan Kewarganegaraa (Civic Skills) merupkan keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar pengetahuan yang yang diperoleh menjadi suatu yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara.Civic skills meliputi intellectual skills (keterampilan intelektual) dan participatory skills (keterampilan partisipasi).

Kecakapan intelektual yang terpenting bagi terbentuknya warga negara yang berwawasan luas, efektif dan bertanggungjawab antara lain adalah keterampilan berpikir kritis. The National Standards for Civics and Government dan The Civics Framework for 1988 National Assesment of Educational Progress (NAEP) (CCE:1994:127-135) menegaskan bahwa keterampilan mengidentifimasi, menggambarkan, mendeskripsikan, menjelaskan, menganalisis, mengevaluasi, menentukan dan mempertahankanpendapat yang berkenaan dengan masalah-masalah public. Sedangkan kecakapan partisipasi meliputi keterampilan interaksi, memantau dan mempengaruhi.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Angket

Angket ialah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Suharsimi Arikunto, 2006:


(32)

74

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

98). Secara teknis dikembangkan angket (kuesioner) tertutup, artinya responden menjawab dengan memilih salah satu jawaban yang telah tersedia. Tujuannya agar dapat mempermudah responden menjawab pertanyaan sekaligus memudahkan dalam pengolahan data.

Angket yang digunkan dalam penelitian yaitu Angket Tanggapan siswa terhadap penggunaan model kooperatif tipe Team Games Tournaments (TGT) dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk meningkatkan kecakapan kewarganegaraan siswa, terdiri dari 45 pernyaaan tanggapan yang diberikan hanya kepada kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan.

b. Tes

Dalam Penelitian ini tes digunakan hanya sebagai posttest yang diberikan kepada kelas kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan dan kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan penggunaan model pembelajaran TGT. Kedua kelas pada tahap awal dikatakan setara sehingga tidak diperlukan pretes.

Adapun tes yang digunakan yaitu terdiri dari :

o Tes kecakapan intelektual yang terdiri dari 1-30 Soal Pillihan ganda, yang memuat tingkat pengetahuan dan pemahamn siswa mengenai materi pembelajaran PKn pada konsep Sistem Politik di Indonesia.

o Tes kecakapan Partisipasi diukur dengan kemampuan partisipasi umum dan keahlian pemecahan masalah yang terdiri dari 1- 20 soal Pilihan ganda.

c. Studi literatur

Studi literatur dipelajari untuk mendapatkan data atau informasi yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti


(33)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari buku-buku yang relevan, data yang relevan dengan penelitian. d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan alat mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian seperti peta, data statistik, data siswa, grafik, gambar, foto, dan surat-surat..

2. Instrumen Penelitian

Untuk menjawab permasalahan penelitian dibuat instrumen penelitian sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data.Secara umum Instrumen yang digunakan berupa angket, tes, studi literatur dan dokumentasi. Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Angket yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat tanggapan respon siswa terhadap penerapan model kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan kecakapan kewarganegaraan siswa.

b) Tes tertulis tidak diberikan sebelum perlakuan melainkan setelah perlakuan hal ini dikarenakan peneliti menganggap bahwa kedua kelas memiliki kemampuan yang sama. Sehingga tes hanya diberikan ketika

Posttest setelah mendapatkan perlakuan pada kelas eksperimen dan tanpa perlakuan untuk kelas kontrol. Posttest digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT).

Posttest digunakan untuk mengukur kemajuan keacakapan

kewarganegaraan siswa setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT). Untuk mengusahakan agar perbandingan hasil tes sesuai dengan


(34)

76

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

persyaratan uji test, maka Posttest dilakukan dengan menggunakan perangkat tes yang sama untuk kedua kelas baik eksperimen maupun kelas kontrol.

c) Studi literatur

Studi literatur dipelajari untuk mendapatkan data atau informasi yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti dari buku-buku yang relevan, data yang relevan dengan penelitian misalnya daftar buku tentang Model Kooperatif Learaning Tipe Teams Games Tournaments (TGT), belajar dan pembelajaran, dasar-dasar ilmu politik, dsb.

d) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan alat mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian seperti data statistik, data siswa, grafik, gambar, foto, dan surat-surat..

E. Analisis Data

Setelah penelitian diperoleh data. Data tersebut merupakan data mentah yang harus diolah agar dapat memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan penelitian dan memberikan arah untuk mengkaji lebih lanjut. Hasil penghitungannya dilakukan dengan menggunakan skor gain yang dinormalisasi. Gain yang dinormalisasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus score ternormalisasi dengan rumusan Meltzer.

Selanjutnya, pengolahan dan analisis data menggunakan uji statistik inferensial parametrik sebagai berikut:

1. Menyeleksi data

Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai kriteria yang telah ditetapkan.


(35)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Menentukan bobot nilai

Penentuan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya.

3. Pemberian koding

Untuk setiap jawaban pada angket selanjutnya skor tersebut dijumlahkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden secara umum terhadap setiap variabel penelitian.

4. Melakukan analisis secara deskriptif,untuk mengetahui gambaran tanggapan siswa terhadap model TGT untuk meningkatkan kecakapan kewarganegaraan siswa, maka dilakukan pengkategorian dengan cara menjumlahkan skor pernyataan dari setiap variabel, kemudian dicari panjang intervalnya setiap kelas dengan rumus sebagai berikut (Sudjana :91) :

1

  Xn X

c

k , dimana

c = panjang interval kelas n

X

= Nilai terbesar 1

X

= Nilai terkecil

k = banyaknya klasifikasi angket (Selalu-Sering-Pernah-Jarang-Tidak pernah).

Dalam penelitian ini menggunakan 5 klasifikasi atau 5 pengskoran sesuai dengan skala yang ada pada instrument. Dengan nilai 5,4,3,2,1, dimana skor maksimum 100 persen dan skor minimum 20 persen .

Untuk mengetahui sebaran jawaban responden tentang masing-masing item indicator, dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut (Sugiono :33) :


(36)

78

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

P = Persentase

f = Frekuensi Jawaban responden N = Jumlah keseluruhan

Dengan demikian, untuk menentukan kriteria persentase skor tanggapan responden terhadap skor ideal dapat dikelompokan dalam tabel dibawah ini (Umi : 84) :

Tabel 3.3

Kriteria Presentase Skor Tanggapan Responden terhadap Skor Ideal

No % Jumlah skor Kriteria

1 20.00 - 36.00 Tidak Baik

2 36.00 - 52.00 Kurang Baik

3 52.01 – 68.00 Cukup

4 68.01 – 80.00 Baik

5 80.00 – 100 Sangat Baik

Catatan : Batas bawah 20% diperoleh dari 1/5 dan batas atas 100 dari 5/5 5. Pemeriksaan distribusi populasi data sampel

Pengujian distribusi populasi dari data sampel bertujuan untuk mengetahui sebaran dari populasi data sampel yang diperoleh, apakah data sampel berasal populasi yang berdistribusi normal atau distribusi teoritis lainnya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan uji statistik yang dipergunakan apakah parametrik atau nonparametrik. Dalam penelitian ini, data sampel yang diperoleh diasumsikan berawal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, pengujian atas asumsi tersebut dilakukan dengan uji kecocokan atau lebih dikenal sebagai uji kolmogorov-smirnov. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan

sofware statistik SPSS 19.

6. Menghitung skor gain ternormalisasi

Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains antara sebelum dan sesuadah


(37)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil penghitungan skor gain yang dinormalisasi.

7. Uji kesamaan dua rata-rata (bebas)

Uji kesamaan dua rata-rata (bebas) jika sebaran data berdistribusi normal dan homogen, dilakukan dengan menggunakan uji parametrik, yaitu uji-t (t-test) satu pihak (pihak kanan). Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mencari gain yang lebih besar antara peningkatan (gain) kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Ada dua tahapan analisis yang dilakukan yaitu:

a. Pertama, menguji apakah asumsi varians populasi kedua sampel tersebut sama ataukah berbeda dengan melihat nilai levene test. Jika nilai sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data memiliki varians yang homogen.

b. Kedua, dengan melihat nilai t-test untuk menentukan apakah terdapat perbedaan nilai rata-rata secara signifikan.

Dalam uji t independen, terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas varians. Jika varians homogeny (p-value > 0,05) maka rumus t hitung yang digunakan adalah: 2 1 2 1 1 1 n n s x x t  

 , dengan

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n s n s n s Dimana: 1 x

: rata-rata kelompok sampel 1 2


(38)

80

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

n

: jumlah sampel kelompok sampel 1 2

n : jumlah sampel kelompok sampel 2 s : simpangan baku gabungan

2 1

s : varians (kuadrat simpangan baku) kelompok 1 2

2

s : varians (kuadrat simpangan baku) kelompok 2

Sedangkan jika varians kedua kelompok data heterogen, maka rumus t yang digunakan adalah:

 

2

2 2 2 2 1

2 1

/ /

'

n s n s

x x t

  

Dengan menggunakan SPSS 19 (Statistical Package for Social Scince), varians dinyatakan homogen jika p-value pada uji homogenitas varians > 0,05, dan dinyatakan heterogen jika p-value < 0,05.

Pada uji t, kedua kelompok data dinyatakan memiliki perbedaan nilai rata-rata yang bermakna jika diperoleh nilai p < 0,05, dan dinyatakan tidak memiliki perbedaan bermakna (sama saja) jika nilai p yang diperoleh > 0,05.


(39)

126

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan pengujian hipotesis serta temuan-temuan penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesimpulan Umum

Model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkatkan kecakapan Kewarganegaraan Siswa. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan intellectual skills dan participatory skills siswa pada kelas yang menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)dengan kelas kontrol.

2. Kesimpulan Khusus

a. Terdapat perbedaan civic skills siswa pada kelas yang menggunakan Model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kelas kontrol. Dengan menggunakan Model kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT) dalam meningkatkan Civic Skills pada mata pelajaran PKn dengan konsep Sistem Politik di Indonesia. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa terdapat perbedaan civic skills terdiri dari kecakapan intelektual dan kecakapan partisipasi. Kriteria kecakapan kewarganegaraan (Civic Skills) siswa berbanding lurus dengan apa yang didapat peneliti pada saat melakukan eksperimen diantaranya kemampuan siswa untuk dapat mengidentifikasi dan menjelaskan mengenai sistem politik di indonesia, menggambarkan pelaksanan proses, lembaga, alat, dan tujuan sistem politik di Indonesia, dan menyampaikan dan merespon ide,gagasan mengenai sistem politik indonesia. Sedangkan kecakapan partisipasi siswa diantaranya partisipasi umum dan keahlian pemecahan masalah antara kelas eksperimen yang menggunakan perlakuan dengan kelas kontrol yang tidak


(40)

127

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan perlakuan dimana hasilnya kelas eksperimen yang menggunakan model TGT memiliki skor akhir penilaian yang lebih tinggi, dari pada kelas kontrol.

b. Terdapat perbedaan Intellectual Skills siswa pada kelas yang menggunakan Model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kelas kontrol. Dengan kata lain, Model kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT) dapat meningkatkan Intellectual Skills siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes nilai kecakapan intelektual siswa pada konsep materi Sistem Politik di Indonesia terlihat siswa memiliki kemampuan berpikir kritis diantaranya: Mengidentifikasi dan menjelaskan mengenai sistem politik di indonesia, menggambarkan Pelaksanaan proses lembaga, alat, tujuan sistem politik di indonesia, dan kemampuan menyampaikan dan merespon ide,gagasan mengenai sistem politik indonesia pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Penggunaan model kooperatif TGT dapat membuat semua siswa mengeluarkan pendapat, menjawab, dan bertanya dikelas,mereka mampu memperluas pengetahuan, mengidentifikasi masalah, berfikir kritis sehingga apa yang disebut kecakapan intelektual itu muncul dengan baik daripada kelas kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan khusus.

c. Terdapat perbedaan yang signifikan Participatory Skills siswa pada kelas yang menggunakan Model kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT) dengan kelas kontrol. Dengan kata lain, model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan Participatory Skills siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Hal ini dapat dilihat dari kecakapan tingkat partisipasi siswa dikelas eksperimen lebih baik dengan melihat kemampuan siswa terkait kecakapan partisipasi yang terdiri dari kemampuan partisipasi umum dan keahlian pemecahan masalah.


(1)

130

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

samping itu, untuk meningkatkan kemampuan profesional guru pendidikan kewarganegaraan, seyogyanya agar diperbanyak kegiatan-kegiatan pelatihan guru, termasuk pelatihan mengenai model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), pelatihan tersebut sebaiknya dipandu oleh tenaga-tenaga yang mempunyai kualitas dan kepakaran atau ahli pada bidangnya.

3. Bagi Siswa :

a. Dengan proses pembelajaran PKn dengan menggunakan model Kooperatif tipe teams Games Tournaments (TGT), siswa diharapkan dapat meningkatkan keterampilan kecakapan kewarganegaraan siswa (Civic Skills).

b. Melalui proses pembelajaran PKn, siswa memiliki kesadaran bekerja sama dapat menjawab berdasarkan pendapatnya dan memiliki motivasi dalam dirinya untuk lebih bersemangat dalam proses pembelajaran.

4. Peneliti selanjutnya, pada penelitian ini fokus mengenai pembelajaran Model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pendidikan kewarganegaraan untuk meningkatkan kecakapan kewarganegaraan siswa (civic skills) dengan hasil baik, namun demikian kehidupan pembelajaran di sekolah merupakan kondisi dinamis bergerak sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan maka hendaknya bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bukan hanya terfokus pada kecakapan kewarganegaraan saja namun diharapkan dapat mengembangkan penelitian tentang model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan ketiga aspek kewargenegaraan (civic knowledge, civic skills and civic disposisions).


(2)

131

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdulkarim,A. (2006). Pendidikan Kewarganegraan Kelas X SMA. Bandung: Grafindo

Arikunto,S.(2006).Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta

Azwar, S. (1997).Metodologi Penelitian. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.

Banks, J.A. (1977) Teaching Strategies for the Social Studies: Inquiry, Valuing, and DecisionMaking, Reading: Addison-wesleyPublishing.

Banks, J. A. (Eds) (2004). “Teaching for Multicultural Literacy, Global Citizenship, and social Justice”. San-Fransisco: Jossey-Bass

Branson, M.S. (1998). The Role of Civic Education.Calabasas : Center for Civic Education.

Branson, M.S. (1999). Making the Case for Civic Education: Where We Stand at the End of the 20th Centure.Washington: CCE.

Budiarjo, M. (2009). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia

Budimansyah, D (2008). “Pendidikan Demokrasi sebagai Konteks Civic

Education di Negara

Budimansyah, D., Suparlan, dan Meirawan,. (2008) PAKEM :Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Bandung: Genesindo.

Budimansyah, D. dan Suryadi, K. (2008).Pkn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program StudiPendidikanKewarganegaraan.

Budiyanto. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Cogan, J.J. and Ray Derricott (eds). (1998). Citizenship for The 21st Century: An International Perspective on Education. London: Kogan Page.


(3)

132

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Creswell. W, John. (2010). Research Design “Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed”.Yogyakarta :Pustaka Pelajar.

Center for Indonesia Civic Education/CICED (1999) .Democratic Citizens in a Civic society: Report of the Conference on Civic Education for Civic Society, Bandung : CICED.

Cheng, Y.C. (1999). Curriculum and Pedagogy in the New Century: Globalization, Localization, and Individualization For Multiple Intelegences. Bangkok : UNESCO-ACEID.

Djahiri, A.K. (1996). Teknik dan Pengembangan Program PendidikanNilai-Moral. Bandung: Lab Pengajaran PMP IKIP Bandung.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum2004 :Kompetensi Standar Mata Pelajaran

Isjoni.(2007). Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Isjoni.(2007).Cooperative Learning; Efektifitas Pembelajaran Kelompok.Bandung: Alfabeta

Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Isjoni.(2011). Cooperative Learning “EfektifitasPembelajaranKelompok.Bandung :Alfabeta.

Joyce, Bruce., Marsha Weil., Emily Calhoun. (2009). Models of Teaching “Model-model Pengajaran”.Yogyakarta :Pustaka Pelajar.

Kartaprawira, R. (2006). Sistem Politik Indonesia Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Kerr,D. (1999). Citizenship Education: an International Comparison. London: Quality Curriculum Association.

Lee, W. (1999). Qualities of Citizenship For the New Century:Perception of Asian Education Leader. Bangkok:UNESCO-ACIED

Lie, A. (2004), Model-model Pembelajaran, Bandung, LPMP.

Ruseffendi, H.E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan Bandung : IKIP Bandung Press.


(4)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning.Second Edition.Massachussetts: Allyn and Bacon Publishers

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: BumiAksara. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

---(2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.

………….. (2011). Metode Penelitian Kombinasi: Mix Methods. Bandung:

Alfabeta.

---(2012). Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantiitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung :Alfabeta.

Sudjana.(2002). Metode Statistik.Bandung:Tarsito.

Sanjaya Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media.

Somantri, N. (1976). Metode Mengajar Civics. Jakarta: Erlangga.

Sumantri, E. (2008). An Outline of Citizenship and Moral Education in Major Countries of Southeast Asia.Bandung: The Indonesia University of Education.

Umi,N. (2007). Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi Contoh dan Perhitungannya. Jakarta: Media Grafika

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012).Penulisan Pedoman Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan.

Wahab dan Sapriya. (2011). Teoridan Landasan Pendikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Winataputra dan Budimansyah, D. (2007).Civic Education: konteks, Landasan, Bahan Ajar danKulturKelas


(5)

134

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Budimansyah,D. (2008). Revitalisas iPembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui Praktik Belaja rKewarganegaraan (Project Citizen).Jurnal Acta Civicus, 1, (2), 179-198.

Fitriani, Wini. (2011) Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Meningkatkan kemampuan Penalaran Matematika Siswa Sekolah Dasar.Jurnal PendidikanKe-SD-an Vol. 6 Gozali,Ahmad.(2008).Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

(TGT).Makalah UPI Kampus Purwakarta:Tidak Diterbitkan Tesis dan Disertasi

Fitriani, Winni (2010) Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Meningkatkan kemampuan Penalaran Matematika Siswa Sekolah Dasar. Skripsi UPI. Tidak Diterbitkan

Komalasari, K. (2008). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMP.Disertasi.SPS UPI.Tidak Diterbitkan.

Kurniawan, Elsa (2009). Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Inkiri Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan siswa SMP Pada Konsep Globalisasi.Tesis SPS UPI.Tidak Diterbitkan. Kusnadi, Edi (2009). Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Dalam

Pendidikan Kewarganegaraan untuk Meningkatkan Pengetahuan Kewarganegaraan Siswa.Tesis SPS UPI.Tidak Diterbitkan

Roshidin.(2010). Efektifitas Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Masalah Dalam Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa SMP Sebagai Warga Negara Demokratis.Tesis SPS UPI.Tidak Diterbitkan

Suryadi, Ace. (2006). ”Model Pembelajaran Alternatif Menuju Reformasi

Pembelajaran (School Reform)” dalam Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI.

Slam, Zaenudin (2007). “ Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Melalui Penerapan Model Cooperative Learning Dengan Penilaian Otentik dan Model Pembelajaran Konvensional dengan Penilaian Hasil Belajar Terhadap Peningkatan Kompetensi Kewarganegaraan Peserta Didik. Bandung: Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan.


(6)

Rahma Intan Talitha, 2013

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa (Studi Quasi Eksperiment Di Kelas X SMK Pasundan Subang Pada Konsep Sistem Politik Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ulya, Najmi.(2007).Upaya Meningkatkan kemampuan penalaran dan Komunikasi Matematik Siswa SMP/MTs Melalui Pembelajaran Tipe Teams-Games-Tournament (TGT).Tesis UPI Bandung:Tidak diterbitkan

Winataputra, U. S. (2001). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Pendidikan Demokrasi, (Disertasi), Bandung: Program Pascasarjana UPI. Tidak diterbitkan

Widihastrini. (1999). Peningkatan kualitas Pembelajaran IPS kelas V dengan Sistem STAD (Student Teams Achievement Division). Tesis magister, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Winataputra, U.S. (2001). Jati diri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi (Suatu Kajian Konseptual dalam Konteks Pendidikan IPS). Disertasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Winataputra. (2001). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistematik Pendidikan Demokrasi (Suatu Kajian Konseptual dalam Konteks Pendidikan IPS). Disertasi UPI. Tidak Diterbitkan.


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt ( Teams Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia

0 6 145

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

The Effectiveness of Using Teams Games Tournaments (TGT) in Teaching Reading of Narrative Text, (A Quasi-Experimental Study at the Second Year Students of SMPN I Pakuhaji)

0 10 0

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA.

0 2 28

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LABORATORIUM VIRTUAL DALAM MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA.

0 3 29

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.

0 2 44

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMEN (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SEDAYU, BANTUL.

0 1 162