Analisis hubungan antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham : studi kasus pada saham-saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta.

(1)

vii

ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA RESIKO TOTAL DENGAN TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM

Studi Kasus pada saham – saham LQ45 Di Bursa Efek Jakarta

Andreas Yandy Prasetyo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham, serta signifikan atau tidaknya hubungan tersebut bila ada. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi.

Teknik pengambilan sampel berdasarkan 45 saham yang termasuk dalam indeks LQ45. teknik analisis data yang dipergunakan adalah metode regresi linier sederhana, standar deviasi, serta korelasi.

Hasil penelitian , dari 45 saham yang termasuk dalam LQ45 tanggal 2 Februari 2005, setelah dihitung closed price masing – masing selama 201 hari, sebanyak 25 saham mengalami keuntungan yang positif, sedangkan 20 saham sisanya mengalami keuntungan yang negatif. Penghitungan korelasi antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham mencatat angka sebesar 0,445703969,. Ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang cukup kuat antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham. Dengan uji t didapatkan hasil t hitung sebesar 3,264902062, sedangkan t tabel sebesar 1,681. Dengan demikian, t hitung lebih besar daripada t tabel, maka hubungan antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham signifikan.


(2)

viii

ABSTRACT

ANALYSIS OF RELATIONSHIP BETWEEN TOTAL RISK AND STOCK RETURN

Case Study in LQ45’s Stock of Jakarta Stock Exchange

Andreas Yandy Prasetyo Sanata Dharma University

2007

The objectives of the research was to identify the relationship between total risk and stock return. Technique of collecting data was documentation. Technique of data analysis used in the research were simple regression, standart deviation, and correlation analysis.

The result of the research indicated that the correlation coeffisient between total risk and stock return was 0,445703969. Based on t-test, it could be concluded that the relationship between total risk and stock return was significant.


(3)

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA RISIKO TOTAL DENGAN TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM

Studi Kasus pada Saham–Saham LQ45 Di Bursa Efek Jakarta

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajeman

Oleh:

Andreas Yandy Prasetyo NIM : 02 2214 032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

(7)

v

MOTTO

Sukses memiliki sedikit kemiripan dengan bergulat dengan seekor gorila. Anda berheni bukan pada saat anda lelah – anda berhenti pada saat gorilanya lelah.

-Robert Strauss –

Keberhasilan mengandung 99% kegagalan.

- Soichiro Honda –

Sukses adalah berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan lain tanpa kehilangan semangat.


(8)

-vi

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

 Tuhan Yesus Kristus.

 Bapak, Ibu tercinta, dan adikku.

 Keluarga Besar A. Hari Ambar

 Huberta Retno Lukitasari


(9)

vii

ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA RESIKO TOTAL DENGAN TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM

Studi Kasus pada saham – saham LQ45 Di Bursa Efek Jakarta

Andreas Yandy Prasetyo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham, serta signifikan atau tidaknya hubungan tersebut bila ada. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi.

Teknik pengambilan sampel berdasarkan 45 saham yang termasuk dalam indeks LQ45. teknik analisis data yang dipergunakan adalah metode regresi linier sederhana, standar deviasi, serta korelasi.

Hasil penelitian , dari 45 saham yang termasuk dalam LQ45 tanggal 2 Februari 2005, setelah dihitung closed price masing – masing selama 201 hari, sebanyak 25 saham mengalami keuntungan yang positif, sedangkan 20 saham sisanya mengalami keuntungan yang negatif. Penghitungan korelasi antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham mencatat angka sebesar 0,445703969,. Ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang cukup kuat antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham. Dengan uji t didapatkan hasil t hitung sebesar 3,264902062, sedangkan t tabel sebesar 1,681. Dengan demikian, t hitung lebih besar daripada t tabel, maka hubungan antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham signifikan.


(10)

viii

ABSTRACT

ANALYSIS OF RELATIONSHIP BETWEEN TOTAL RISK AND STOCK RETURN

Case Study in LQ45’s Stock of Jakarta Stock Exchange

Andreas Yandy Prasetyo Sanata Dharma University

2007

The objectives of the research was to identify the relationship between total risk and stock return. Technique of collecting data was documentation. Technique of data analysis used in the research were simple regression, standart deviation, and correlation analysis.

The result of the research indicated that the correlation coeffisient between total risk and stock return was 0,445703969. Based on t-test, it could be concluded that the relationship between total risk and stock return was significant.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhun Yesus Kristus, karena hanya dengan berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir atau yang lebih dikenal dengan skripsi ini. Penyusunan skripsi merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana atau Strata 1 Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam menyusun skripsi ini yang berjudul “ Analisis Hubungan antara Resiko Total dengan Tingkat Keuntungan Saham” penulis menghadapi barbagai macam kendala dan halangan sebelum akhirnya dapat terselesaikan juga. Penulis sadar bahwa terselesaikannya tugas ini bukan semata – mata atas hasil penulis sendiri saja, tetapi selesainya skripsi ini juga dibantu oleh berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M. S. Selaku dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si,. selaku Ka Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(12)

x

3. Ibu Dra. Diah Utari BR.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, masukan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal pengetahuan dan bantuannya kepada penulis selama ini.

5. Bapak dan Ibu yang ku sayangi, terima kasih sudah memberikan banyak kepercayaan kepada anakmu yang nakal ini, adikku, cepat selesai ya....

6. Keluarga Besar Bapak A. Hari Ambar, atas segala kehangatan keluarga, dukungan, keramahan, terima kasih sudah menjadi rumah “keduaku”.

7. Teman – teman ku di Manajemen 2002, Gpenk, makasih dukungannya, Andy Soekianto, Y. Yudi “ Kencot “, Anton, Wawan, Didik, Sweety, Indriani “ Indro “, temen – temen ku di HMJ, Vivi, Riri, Fika, Wiwid, Dion, Enggar, Wahyu, Ndok, n The Unseen SIGIT. Mas Damar, makasih udah jadi panutanku. Temen – temenku di Gubuk Imanuel, Agus, Ari, Anton, Mas Adi “Paghob”, Pak Pandhi.

8. Anak –anak Kost Argulo 1 C, Chandra, Adi, Seagate, Agus, Komenk, Tiko “ Cena”, Pak Guru, Imam “Rooney”. Thanks atas listriknya yang selalu mati.


(13)

xi

9. Bintang kecilku, Huberta, makasih udah jadi penuntunku, atas semua hari–hari yang mendewasakan, dan terima kasih karena selalu menyemangatiku saat langkahku berat.

10. Vinso, Bu Krebo, Pak Supri, Pak To, Pak Jan, Pak Bawor, Pan Min, Semua Bakul Pecel Lele,Mie Ayam, Angkringan di seluruh Jogja yang pernah ku kunjungi, makasih atas gizi yang kalian berikan.

11. Semua pihak yang tidak disebutkan yang telah membantu hingga skripsi ini selesai dibuat.

Penulis menyadari sepenuhnya akan segala kelemahan dan kekurangan yang ada dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi bermanfaat bagi semua pihak, khususnya yang berkaitan dengan bidang yang sama.

Yogyakarta, 5 Maret 2007 Penulis


(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PENGUJIAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Batasan Masalah... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

F. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Pengertian Investasi ... 5

B. Pasar Modal... 5

C. Keputusan Investasi ... 11

D. Indeks LQ45 ... 12

E. PengertianReturn... 13

F. Pengertian Resiko... 15

G. Hubungan antara Resiko denganReturn... 22


(15)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN... 23

A. Jenis Penelitian... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

C. Subyek dan Objek Penelitian ... 23

D. Variabel Penelitian ... 24

E. Definisi Operasional... 24

F. Populasi dan Sampel ... 24

G. Pengukuran Variabel ... 25

H. Jenis dan Sumber Data ... 25

I. Tehnik Pengumpulan Data ... 26

J Tehnik Analisis Data... 26

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 31

A. Pengertian Pasar Modal... 31

B. Sejarah Pasar Modal di Indonesia ... 32

C. Struktur Organisasi Pasar Modal ... 37

D. Peranan Pasar Modal ... 41

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Analisis Deskriptif ... 43

B. Pembahasan ... 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Keterbatasan ... 66

C. Saran... 66 DAFTAR PUSTAKA


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

TABEL 5.1 Nama dan Kode perusahaan ... 44

TABEL 5.2 Rata – rata Return... 47

TABEL 5.3 Rata – rata return dan Beta... 50

TABEL 5.4 Standar Deviasi ... 52

TABEL 5.5 Resiko Total ... 54

TABEL 5.6 Rangking Saham ... 56


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Resiko Total ... 21

GAMBAR 5.1 Return saham perusahaan LQ45 ... 58

GAMBAR 5.2 Perbandingan jumlah return positif dan negatif ... 59

GAMBAR 5.3 Pergerakan return pasar dan return LQ45 tahun 2005 ... 60

GAMBAR 5.4 Tingkat resiko perusahaan LQ45 ... 61


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan ekonomi di Indonesia semakin membaik. Hal ini ditandai dengan semakin berkembangnya pasar modal dan industri sekuritas di Indonesia. Masyarakat mulai melirik pasar modal dan industri sekuritas sebagai alternatif untuk menginvestasikan dana mereka. Dengan semakin banyaknya minat masyarakat terhadap penanaman modal di pasar saham, maka semakin besar pula kesempatan perusahaan untuk menghimpun dana dari masyarakat lewat saham yang diterbitkan di bursa saham.

Nilai saham sebuah perusahaan selalu berfluktuasi. Fluktuasi tersebut disebabkan oleh berbagai macam. Beberapa penyebab yang sangat mempengaruhi naik turunnya harga saham adalah kinerja perusahaan yang salah satunya dapat dilihat dari laporan keuangan, lalu isu – isu maupun kejadian ekonomi yang menerpa suatu negara. Oleh sebab itu, seorang pemain saham harus mampu membaca situasi dan kondisi agar saham yang dibelinya dapat memberikan keuntungan. Tetapi bukan hanya keuntungan saja yang harus diperhatikan oleh seorang pemain saham, ada hal lain yang harus diperhatikan juga yaitu resiko. Secara umum resiko dibagi menjadi 3 macam, yaitu resiko sistematis, resiko tidak sistematis, dan resiko total. Resiko sistematis adalah resiko yang tidak berkaitan langsung dengan kinerja perusahaan, seperti situasi sosial politik suatu negara, inflasi, resesi, bencana alam, isu – isu bom, dan sebagainya. Sedangkan resiko


(19)

tidak sistematis adalah resiko yang berkaitan langsung dengan kinerja perusahaan, seperti keefektivitasan kinerja karyawan, pembagian laba kepada para pemegang saham, atau seperti buruknya kinerja keuangan perusahaan, dan pemogokan buruh. Yang ketiga adalah resiko total, yaitu penjumlahan antara resiko sistematis dengan resiko tidak sistematis.

Bila seseorang ingin menjadi seorang pemain saham atau sebagai pemilik saham tidak boleh hanya memperhitungkan keuntungan yang akan diperoleh dari saham tersebut, tetapi juga harus memperhatikan resiko yang akan mereka tempuh. Berdasarkan hal tersebut penulis menentukan judul yaitu “ ANALISIS

HUBUNGAN ANTARA RESIKO TOTAL DENGAN TINGKAT

KEUNTUNGAN SAHAM. STUDI KASUS PADA SAHAM – SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK JAKARTA “.

B. PERUMUSAN MASALAH

Apakah ada hubungan antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham?

C. BATASAN MASALAH

1. Saham – saham yang digunakan dalam penelitian adalah saham – saham yang tergabung dalam LQ45.

2. Saham – saham yang diteliti saham – saham yang termasuk dalam LQ45 pada periode antara Februari 2005 sampai dengan Desember 2005.


(20)

D. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui hubungan antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham pada saham – saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan untuk membentuk portofolio saham.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma, sebagai penambah wawasan bagi seluruh Keluarga Besar Sanata Dharma, dan sebagai penambah referensi perpustakaan.

3. Bagi penulis, sebagai penambah wawasan dan pengalaman yang mungkin dapat berguna kelak.


(21)

F. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang hasil kajian pustaka yang relevan dengan masalah yang dirumuskan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang jenis, waktu dan lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian, data yang dibutuhkan, populasi dan sampel, tehnik pengumpulan data, dan tehnik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menggambarkan sejarah singkat perusahaan. BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang uraian hasil penelitian, pengolahan data dan penafsiran hasil penelitian dengan tehnik analisis yang sudah ditentukan.


(22)

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

Bab ini menguraikan kesimpulan dari analisis, saran bagi objek yang diteliti, keterbatasan penelitian saat ini, dan saran bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang.


(23)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. INVESTASI

Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2000: 5). Atau investasi adalah setiap penggunaan uang dengan maksud untuk memperoleh penghasilan (Husnan, 1996: 19). Berdasarkan alokasi tempat, investasi dibagi menjadi dua yaitu investasi aktiva riil dan investasi aktiva finansial. Investasi juga dibagi menjadi dua yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain. Sebaliknya, investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang sudah mempunyai aktiva–aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.

B. PASAR MODAL

Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Untuk menarik penjual dan pembeli untuk berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid jika


(24)

penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat–surat berharga dengan cepat. Sedangkan pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat–surat berharga tersebut mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat. Pasar modal juga mempunyai fungsi alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman kepada peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi bila individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu yang lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana.

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri. Didalam pasar modal diperjual belikan instrument keuangan seperti saham, obligasi, waran,right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan seperti opsi (putataucall).

Undang–Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian Pasar Modal yang lebih spesifik yaitu “ kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. ”

Pada dasarnya ada tiga jenis informasi utama yang perlu diketahui oleh para investor jika ingin masuk dan bergelut di dalam pasar modal, yaitu informasi mengenai faktor fundamental, faktor teknikal, dan faktor lingkungan sosial, politik dan ekonomi (Usman, 1990: 167–173). Penjelasannya adalah :


(25)

A. Faktor Fundamental

Faktor fundamental adalah informasi yang menggambarkan kondisi perusahaan tersebut. Hal–hal yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Konsep Manajemen Perusahaan

Pertama–tama yang perlu diketahui oleh investor asing tentang manajemen perusahaan adalah sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan integritas dan profesionalisme para direksi dan jajaran di bawahnya. Pimpinan harus mampu menangkap dinamika dan perubahan, lalu menganalisisnya kemudian mengambil langkah–langkah yang tepat.

2. Prospek Perusahaan

Untuk mengetahui gambaran tentang prospek perusahaan, seorang investor harus mangetahui sejauh mana keberadaan perusahaan tersebut dibutuhkan oleh ekonomi nasional. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil–hasil produksinya yang dikaitkan dengan kondisi barang–barang impor sejenis, kondisi perusahaan domestik yang telah ada, serta situasi pasaran ekspornya.

3. Prospek Pemasaran

Pangsa pasar di dalam negeri dan di luar negeri serta beberapa banyak perusahaan sejenis yang ada merupakan informasi penting untuk mengetahui prospek perusahaan. Disamping itu strategi pemasaran dan reputasi produk juga perlu untuk diketahui.


(26)

4. Perkembangan Teknologi

Informasi yang perlu diketahui antara lain alat–alat produksi yang digunakan, bagaimana produksinya, serta proses produksi yang dilakukan oleh pesaing.

5. Kemampuan untuk Menghasilkan Keuntungan

Kemampuan perusahaan menghasilkan laba adalah salah satu faktor kunci dalam pertimbangan untuk membuat suatu keputusan bagi investor dan juga kebijakan deviden yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut.

6. Manfaat terhadap Perekonomian Nasional

Manfaat–manfaat perusahaan terhadap perekonomian nasional biasanya dapat dilihat dari penggunaan tenaga kerja, penggunaan Sumber Daya Alam, serta gambaran devisa negara.

7. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah baik di bidang ekonomi, moneter, industri riil, maupun jasa seperti tarif, perpajakan, bea masuk, maupun penentuan skala prioritas pada bidang dan sektor tertentu akan berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap investasi yang bergerak di dalamnya.


(27)

B. Faktor Teknikal

Faktor tehnikal menggambarkan sasaran suatu efek (sekuritas) baik secara individu maupun kelompok serta seberapa jauh pengaruhnya terhadap harga efek. Dalam menilai saham, hal–hal yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Perkembangan Kurs

Dari data perkembangan kurs suatu efek, seorang investor memperoleh gambaran strategi pasaran efek tersebut, bagaimana pasarannya di masa lalu, sekarang, dan kemungkinan di masa mendatang.

2. Keadaan Pasar

Pasar dalam hal ini adalah kondisi pasar secara menyeluruh baik dalam kondisi optimistik (Bull Market) maupun pesimistik (bear trend). Keadaan pasar sangat penting untuk menentukan garis efek yang paling tepat, lama investasi, dan sebagainya.

3. Volume dan Frekuensi Perdagangan

Volume dan frekuensi perdagangan digunakan untuk melihat apakah efek yang dibeli merupakan efek yang aktif diperjual belikan di bursa.

4. Kekuatan Pasar

Kekuatan pasar dalam hal ini dicerminkan melalui jumlah permintaan dan penawaran terhadap suatu efek dan juga data yang diperoleh dari bursa efek.


(28)

C. Faktor Lingkungan Sosial, Ekonomi, dan Politik

Informasi yang termasuk dalam faktor lingkungan tersebut antara lain: 1. Tingkat Inflasi

Data tingkat inflasi digunakan untuk menentukan jenis efek apa yang akan dibeli dengan cara menetapkan tingkat bunga yang cukup pantas untuk efek tersebut dengan pendapatan tetap seperti obligasi, sektor kredit, saham preferens dan sebagainya.

2. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter seperti kebijakan kredit dan kebijakan tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap kondisi umum pasar modal, sebab kebijakan–kebijakan tersebut mempunyai dampak terhadap pilihan investasi.

3. Musim

Musim kemarau maupun penghujan kadang mempunyai dampak langsung terhadap kondisi umum jalannya operasional perusahaan. Misalnya mengenai bahan baku yang sulit didapatkan. Musim juga dapat diartikan adat atau kebiasaan seperti Natal, Idul Fitri, Tahun Baru, dan lain–lain.

4. Neraca Pembayaran

Dari neraca pembayaran dan APBN masyarakat akan memperoleh gambaran arah pembangunan ekonomi yang akan dilakukan oleh pemerintah, nilai kurs Rupiah, cadangan devisa, dan lain–lain.


(29)

5. Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi yang terjadi saat ini apakah sedang resesi, mengalami perkembangan, atau stabil, akan mempengaruhi faktor– faktor produksi, keuangan, keuntungan suatu perusahaan.

6. Keadaan Politik

Keadaan polotik dapat mempengaruhi perubahan total baik di bidang ekonomi, politik maupun keamanan suatu negara, misalnya pergantian pimpinan suatu negara.

C. KEPUTUSAN INVESTASI

Dalam membuat suatu keputusan investasi, seorang investor perlu memperhitungkan secara cermat dan hati–hati mengenai hal–hal yang berkaitan dengan investasi tersebut, misalnya informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu merupakan kepastian yang sangat penting bagi seorang investor sebelum ia memilih bentuk investasinya.

Sebelum investor melakukan investasi pada sekuritas, sebaiknya terlebih dahulu mereka mempertimbangkan secara matang dan cermat keputusan investasinya. Adapun langkah–langkah dalam proses investasi adalah sebagai berikut (Husnan, 1998, 48):

1. Menentukan kebijakan investasi

Pada tahap ini, investor menentukan tujuan investasinya serta berapa banyak investasi tersebut dilakukan.


(30)

2. Analisis sekuritas

Pada tahap ini investor melakukan analisis terhadap sekuritas individu atau kelompok sekuritas.

3. Penentuan sekuritas

Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas yang akan dipilih dan proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing–masing sekuritas tersebut.

4. Melakukan revisi portofolio

Tahap ini merupakan kegiatan mengulang terhadap tiga tahap sebelumnya dan bilamana perlu dapat melakukan perbaikan terhadap portofolio yang dimiliki.

5. Mengevaluasi kinerja portofolio

Pada tahap ini dilakukan penelitian terhadap kinerja portofolio baik dalam aspek keuntungan yang diperoleh maupun resiko yang ditanggung.

D. INDEKS LQ45

Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (LiQuid) tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi saham–saham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar.

Untuk dapat masuk dalam pemilihan, suatu saham harus memenuhi kriteria–kriteria sebagai berikut:


(31)

1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di Pasar Reguler (rata – rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata–rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).

3. Telah tercatat di BEJ selama paling sedikit 3 bulan.

4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi di pasar regular.

Bursa Efek Jakarta secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam perhitungan Indeks LQ45. setiap 3 bulan reviewpergerakan rangking saham akan digunakan dalam kalkulasi Indeks LQ45. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi Indeks LQ45, maka saham tersebut dikeluarkan dari penghitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.

E. RETURN

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Pada dasarnya return dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu return ekspektasi dan return realisasi.

1. ReturnEkspektasi

Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Return ekspektasi


(32)

dapat dihitung berdasarkan nilai ekspektasi masa depan dengan rumus:

n

E( Ri ) =Σ( Rij· Pj) j = 1

Dimana :

E ( Ri ) :returnekspektasi suatu aktiva atau sekuritas ke-j. Rij : hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i.

Pj : probabilitas hasil masa depan ke-j (untuk sekuritas ke-i). n : jumlah dari hasil masa depan.

2. ReturnRealisasi

Return relisasi (realized return) merupakan returnyang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

1 -t

1 -t t it

P P -P R 

Dimana :

Rit : tingkat kurs saham pada periode tertentu. Pt : harga saham ke-i pada periode ke t Pt-1 : harga saham ke-i pada periode ke t-1


(33)

F. RESIKO

Hanya menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup. Resiko dari investasi juga perlu diperhitungkan.Returndan resiko merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena pertimbangan investasi merupakan suatu trade–offdari kedua faktor ini.Returndan resiko memiliki hubungan yang positif, dalam arti semakin besar resiko yang ditanggung, maka semakin besar resiko yang dikompensasikan. Resiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi darioutcomeyang diteima dengan ekspektasi. Pada dasarnya resiko dibagi menjadi 3 yaitu resiko sistematis, resiko tidak sistematis, dan resiko total.

1. Resiko Sistematis

Resiko yang tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio disebut dengan nondiversiable risk atau resiko pasar (market risk), atau resiko umum (general risk), atau resiko sistematis (systemathic risk). Resiko ini terjadi karena kejadian– kejadian di luar perusahaan seperti inflasi dan resesi. Resiko sistematis dapat diukur menggunakan beta. Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau resiko portofolio terhadap return pasar. Volatilitas didefinisikan sebagai fluktiasi dari return–return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Macam–macam beta adalah:

A. Beta Pasar

Beta yang dihitung dengan data pasar disebut beta pasar. Beta pasar dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai–nilai historis return dari sekuritas dan return dari pasar selama periode tertentu,


(34)

misalnya selama 60 bulan untuk return bulanan atau 200 hari untuk return harian.

Beta juga dapat dihitung menggunakan tehnik regresi. Tehnik regresi untuk mengestimasi beta suatu sekuritas dapat dilakukan dengan menggunakan return–return sekuritas sebagai variabel dependen dan return–return pasar sebagai variabel independen. Persamaan regresi yang dihasilkan dari data time series ini akan menghasilkan koefisien beta yang diasumsikan stabil dari waktu ke waktu selama masa periode observasi. Jika beta adalah sifatnya stabil, semakin lama periode observasi yang digunakan di persamaan regresi, semakin baik (karena kesalahan pengukuran semakin kecil) hasil dari beta. Akan tetapi bila periode observasi terlalu lama, anggapan beta konstan dan stabil kurang tepat, karena sebenarnya beta berubah dari waktu ke waktu. Bouque (1972) dan Gonedes (1973) menginvestigasikan hal itu dan menyimpulkan bahwa untuk data return bulanan, 60 bulan adalah periode yang optimal. Persamaan regresi yang digunakan untuk mengestimasi beta dapat didasarkan pada model indeks tunggal atau dengan menggunakan model CAPM.

B. Beta Akuntansi

Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut sebagai beta akuntansi. Data akuntansi misalnya seperti laba akuntansi (accounting earnings) dapat juga digunakan untuk mengestimasi beta. Beta


(35)

akuntansi ini dapat dihitung secara sama dengan beta pasar (yang menggunakan data return), yaitu mengganti data return dengan laba akuntasi.

C. Beta Fundamental

Beta yang dihitung dengan data fundamental disebut beta fundamental. Beaver, , Kettler, dan Scholes (1970) mengembangkan paper Ball dan Brown dengan menyajikan perhitungan beta dengan menggunakan beberapa variabel fundamental. Variabel–variabel yang dipilih oleh mereka merupakan variabel–variabel yang dianggap berhubungan dengan resiko, karena beta merupakan pengukur dari resiko.

Dengan argumen bahwa resiko dapat ditentukan menggunakan kombinasi karakteristik pasar dari sekuritas dan nilai–nilai fundamental perusahaan, maka kombinasi ini akan banyak membantu mengerti beta dan untuk memprediksikannya. Oleh karena itu Beaver, Kettler, dan Scholes menggunakan 7 macam variabel yang merupakan variabel–variabel fundamental. Sebagian dari variabel–variabel tersebut adalah variabel–variabel akuntansi. Walaupun secara umum veriabel-variabel tersebut dianggap bervarasi dengan resiko. Ketujuh variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:


(36)

1) Deviden Payout

Diukur sebagai deviden yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum.

2) Asset Growth

Didefinisikan sebagai perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total.

3) Leverage

Didefinisikan sebagai nilai buku hutang jangka panjang total dibagi dengan aktiva total.

4) Liquidity

Diukur sebagai current ratio yaitu aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar.

5) Asset Size

Diukur sebagai logaritma dari aktiva total. 6) Earning Variability

Diukur dengan nilai deviasi standar dari PER (price earnings ratio) atau rasio P/E deviasi standar dari PER (price earning ratio) atau rasio P/E (harga saham dibagi dengan laba perusahaan).

7) Accounting Beta

Diperoleh dari koefisen regresi dengan variabel dependen perubahan laba akuntansi dan variabel independen adalah


(37)

perubahan indeks laba pasar untuk laba akuntansi portofolio pasar.

D. Beta Portofolio

Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata – rata tertimbang (berdasarkan proporsi) dari masing – masing individual sekuritas yang membentuk portofolio. Beta portofolio biasanya lebih akurat dibandingkan dengan beta tiap – tiap individual sekuritas, alasannya :

1) Beta individual sekuritas diasumsikan konstan dari waktu ke waktu. Kenyataannya beta individual sekuritas dapat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan beta individual sekuritas dapat berupa perubahan naik atau perubahaan turun.

2) Perhitungan beta individual juga tidak terlepas dari kesalahan pengukuran (measurement error) atau kesalahan acak (random error). Pembentukan portofolio akan mengurangi kesalahan acak, karena kesalahan acak suatu sekuritas mungkin akan ditiadakan oleh kesalahan acak sekuritas lainnya.


(38)

Resiko sistematis dapat diestimasi menggunakan analisis regresi dengan pendekatan metode Indeks Tunggal dengan rumus sebagai berikut:

Ri= a +βRm Dimana :

Ri =returnsuatu sekuritas pada periode ke-i Rm =returnsaham pasar

a = konstanta

β = beta saham

2. Resiko Tidak Sistematis

Bagian dari resiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang well-diversified disebut dengan resiko yang dapat di diversifikasikan (diversiable risk) atau resiko perusahaan (company risk), atau resiko spesifik (specific risk), atau resiko yang tidak sistematis (unsystemathic risk). Karena resiko ini unik untuk suatu perusahaan yaitu hal buruk dapat terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal–hal yang baik yang terjadi di perusahaan lain, maka resiko ini dapat didiversifikasikan di dalam portofolio. Contohnya adalah buruknya kinerja keuangan, pemogokan karyawan di satu perusahaan dapat diimbangi dengan baiknya kinerja keuangan dan keefektifan kerja karyawan di perusahaan lain dalam satu portofolio.


(39)

Resiko tidak sistematis dapat diestimasi dengan menggunakan standar deviasi dengan rumus sebagai berikut:

1 -n

) X

-(Xi 2

s

Keterangan :

σ = deviasi standar

Xi = nilaireturnsaham ke-i X = nilai rata–rata saham n = jumlah observasi

3. Resiko Total

Resiko total merupakan penjumlahan dari resiko sistematis dan resiko tidak sistematis, dimana resiko. Gambar berikut merupakan resiko total dan komponennya yang berupa resiko yang dapat didiversifikasi dan resiko yang tidak dapat didiversifikasikan.

Resiko

Resiko Tidak Sistematis Resiko Total

Resiko Sistematis

Jumlah Saham


(40)

G. HUBUNGAN ANTARA RESIKO DENGAN RETURN

Return dan resiko mempunyai hubungan yang positif. Dimana semakin besar resiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan. Sebaliknya juga benar, yaitu semakin kecil resiko yang harus ditanggung suatu sekuritas, maka return yang diharapkan juga kecil. (Jogiyanto, 1998, 99) Tetapi itu hanya berlaku padareturnekspektasi saja, dan tidak berlaku pada returnrealisasi. Sebab resiko yang kecil bisa mendapatkan return realisasi yang besar, ataupun sebaliknya, resiko yang besar bisa hanya mendapatkanreturnyang kecil.

HIPOTESIS

Berdasarkan landasan teori sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka diambil hipotesis ada hubungan yang positif antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham.


(41)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu metode yang mempunyai tujuan untuk menggali dan mempelajari sifat–sifat karakter yang khas dari kasus maupun individu atau kelompok, yang kemudian dari sifat yang khas tersebut akan dijadikan sesuatu yang bersifat umum.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELIATIAN

A. Tempat Penelitian

Peneliti akan melakukan penelitian di Pojok Bursa Efek Jakarta, Fakultas ekonomi, Universitas Sanata Dharma

B. Waktu Penelitian

Peneliti akan melakukan penelitian antara Maret 2006 sampai dengan Mei 2006

C. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN

Yang menjadi subjek dalam penelitian saya adalahsaham–saham yang termasuk dalam Indeks LQ45 per 2 Februari 2003 yang ada di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan yang menjadi objek penelitian saya saat ini adalah resiko yang terkandung dalam 45 saham LQ45 pada tanggal 2 Februari 2003.


(42)

D. VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian adalam penelitian ini adalah : 1. Resiko Total

2. Tingkat Keuntungan

E. DEFINISI OPERASIONAL

1. Resiko Total

Resiko total (total risk) merupakan penjumlahan daridiversiable risk dan nondiversiable riskyang dinyatakan sebagai berikut :

Resiko Total = resiko tidak sistematis + resiko sistematis resiko perusahaan + resiko pasar resiko spesifik ( unik ) + resiko umum

2. Tingkat Keuntungan Realisasi

Tingkat keuntungan realisasi saham adalah tingkat pengembalian yang sesungguhnya atas investasi pada saham.

F. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi dalam penelitian ini adalah 45 saham dari Indeks LQ45. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham– saham yang memiliki nilai beta yang positif.


(43)

G. PENGUKURAN VARIABEL

1. Resiko Total

Resiko total terdiri dari resiko sistematis dan resiko tidak sistematis, dimana :

a) Resiko sistematis diukur menggunakan β (Beta) yang dihitung menggunakan metode Indeks Tunggal.

b) Resiko tidak sistematis diukur menggunakanσ(standar deviasi). 2. Tingkat Keuntungan Saham

Tingkat keuntungan saham dihitung berdasarkan selisih harga penutupan suatu saham antar periode.

H. JENIS DAN SUMBER DATA

Tehnik pengumpulan data yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut dapat kita dapatkan dari berbagai media cetak maupun media elektronik. Data media cetak misalnya data yang kita dapatkan dari koran–koran atau majalah–majalah yang memuat data closed price dari suatu saham. Data dari media elektronik misalnya dari televisi,radio, maupun jaringan internet.


(44)

I. TEHNIK PENGUMPULAN DATA

Tehnik pengumpulan data yang saya gunakan adalah dokumentasi, dimana dilakukan dengan cara mengumpulkan data closed price dari saha –saham yang masuk dalam indeks LQ45 pada tanggal 2 Februari 2003, dan data yang dikumpulkan merupakan data harian. Data–data tersebut saya kumpulkan dari tanggal 2 Februari 2005 hingga 2 Desember 2005. Setelah terkumpul data tersebut diolah menggunakan alat bantu berupa program SPSS versi 11.0, dan juga menggunakan Microsoft Excel dan Word .

J. TEHNIK ANALISIS DATA

1. Mencatat harga closed price 45 saham yang termasuk dalam indeks LQ 45.

2. Harga saham yang telah diperoleh kemudian dihitung tingkat keuntungan realisasinya dengan rumus:

1 -t

1 -t t it

P P -P R 

Dimana :

Rit : tingkat kurs saham pada periode tertentu. Pt : harga saham ke-i pada periode ke t Pt -1 : harga saham ke-i pada periode ke t-1


(45)

Setelah tingkat keuntungan realisasi saham individualnya diketahui, kemudian dihitung rata–rata returnnya dengan menggunakan metode rata–rata hitung sebagai berikut :

Dimana :

R : rata–ratareturn

Xi : jumlahreturnsaham individual N : jumlah periode yang diteliti

3. Menghitung tingkat keuntungan pasar. Tingkat keuntungan pasar dapat dilihat melalui LQ45 , dengan rumus :

1 -t

1 -t t mt

Y Y -Y

R 

Dimana :

Rmt : tingkat keuntungan pasar Yt : LQ45 pada saat periode tertentu Ymt-1 : LQ45 sebelum periode tertentu

N NXi

R 1


(46)

4. Mengestimasi beta dengan mengunakan metode Indeks tunggal.

Cara mengestimasi beta dapat dilakukan dengan cara meregresi variabel dependen Ri dan veriabel independen Rm. sehingga diperoleh persamaan berikut: y = a + bx

Dimana :

Y :returnsaham individual X :returnpasar saham ( LQ45 ) a : konstanta

b : beta

5. Menghitung resiko tidak sistematis dari saham–saham.

Cara menghitung resiko tidak sistematis, atau resiko yang dapat didiversifikasikan adalah menggunakan standar deviasi, dengan rumus:

1 -n

) X

-(Xi 2

s

keterangan :

σs = deviasi standar

Xi = nilaireturnsaham ke-i X = nilai rata–rata saham n = jumlah observasi

6. Menghitung resiko total dari saham–saham.

Resiko total merupakan penjumlahan dari resiko sistematis yang diwakilkan dengan notasi beta (β) dengan resiko tidak sistematis yang diwakilkan dengan notasi standar deviasi (σ).


(47)

7. Menentukan hubungan antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham menggunakan koefisien korelasi dari masing–masing saham yang diteliti, dengan rumus :

 

} y) ( y n }{ ) x ( x n {

y x -xy n r

2 2

2 2

Dimana :

N : jumlah pengamatan X : resiko total suatu saham

Y : rata–ratareturnrealisasi saham r : Koefisien korelasi antara X dan Y

8. Menguji Hipotesis

Mengukur analisis korelasi antara rata–rata return dengan resiko total dari masing–masing saham yang diteliti. Koefisien korelasi adalah ukuran hubungan antara dua variabel hipotesis:

Ho = ρ ≤ 0 ( tidak ada korelasi antara returnrata–rata dengan resiko total ).

H1 = ρ > 0 ( ada korelasi positif antara return rata–rata dengan resiko total ).


(48)

Statistik uji t : 2 r -1 2 -n r

t dengan

 

 } y) ( y n }{ ) x ( x n { y x -xy n r 2 2 2 2 Ketarangan :

r : angka korelasi antara X dan Y n : jumlah data yang diamati X : resiko total suatu saham

Y : rata–ratareturnrealisasi suatu saham Daerah kritis/penolakan:

Ho ditolak bila t hitung > dari t tabel atau signifikan < dari α = 0,05 = tα; n-1

Ho diterima bila t hitung < dari t tabel atau signifikan > dariα = 0,05 = tα;n -1

Kemudian dari berbagai data yang telah diuji, ditarik kesimpulan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham.


(49)

32

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. PENGERTIAN PASAR MODAL

Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri.

Pengertian pasar modal menurut Dr. Suad Husnan, MBA :

Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta.

Sedangkan menurut Dr. Jogiyanto dalam bukunya Teori Portofolio dan Investasi menyatakan bahwa pasar modal merupakan tempat bertemunya antara pembeli dan penjual dengan resiko untung dan rugi, selain itu pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi.

Menurut Undang–undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian yaitu “ Kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. “.


(50)

B. SEJARAH PASAR MODAL DI INDONESIA

Era pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi enam periode. Periode pertama adalah periode jaman Belanda mulai tahun 1912 yang merupakan tahun didirikannya pasar modal yang pertama. Periode kedua adalah periode orde lama yang dimulai pada tahun 1952. Periode ketiga adalah periode orde baru dengan diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1977. Periode keempat dimulai tahun 1988 adalah periode bangunnya pasar modal dari tidur yang panjang. Periode kelima adalah periode otomatisasi pasar modal pada tangaal 1995. Periode keenam adalah periode krisis moneter mulai bulan Agustus 1997.

1. Periode Pertama (1912–1942): Periode Jaman Belanda

Pada tanggal 14 desember 1912, suatu asosiasi 13 broker dibentuk di Jakarta. Asosiasi ini diberi nama Belandanya sebagai “ Vereniging voor Effectenhandel “ yang merupakan cikal bakal pasar modal pertama di Indonesia. Setelah perang dunia I, pasar modal di Surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal 1 Januari 1925. Karena masih dalam jaman penjajahan Belanda dan pasar – pasar modal ini didirikan oleh Belanda, mayoritas saham–saham yang diperdagangkan disana juga merupakan saham–saham perusahaan Belanda dan afiliasinya yang tergabung dalam Dutch East Indies Trading Agencies. Pasar–pasar modal ini beroperasi sampai kedatangan Jepang di Indonesia pada tahun 1942.


(51)

2. Periode Kedua (1952–1960): Periode Orde Lama

Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 September 1951 dikeluarkan Undang–Undang Darurat No.12 yang kemudian dijadikan Undang–Undang No. 15/1952 tentang pasar modal. Juga melalui Keputusan Menteri Keuangan No. 289737/U.U. tanggal 1 November 1951, Bursa Efek Jakarta (BEJ) dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1952.

Tujuan dibukanya kembali bursa ini adalah untuk menampung obligasi pemerintah yang sudah dikeluarkan pada tahun–tahun sebelumnya. Tujuan yang lain adalah untuk mencegah saham– saham perusahaan Belanda yang dulunya diperdagangkan di pasar modal di Jakarta lari ke luar negeri. Kepengurusan bursa efek in kemudian diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek–Efek (P.P.U.E) yang terdiri dari 3 bank dengan Bank Indonesia sebagai anggota kehormatan. Karena adanya sengketa antara Indonesia dengan Belanda mengenai Irian Barat, semua bisnis Belanda dinasionalisasikan malalui Undang–Undang Nasionalisasi No. 86 tahun 1958. sengketa ini mengakibatkan larinya modal Belanda dari Indonesia. Akibatnya mulai tahun 1960, sekuritas–sekuritas perusahaan Belanda sudah tidak diperdagangkan lagi di Bursa Efek Jakarta. Sejak itu aktivitas di Bursa Efek Jakarta semakin menurun.


(52)

3. Periode Ketiga (1977–1988) : Periode Orde Baru

Bursa Efek Jakarta dikatakan lahir kembali pada tahun 1977 dalam periode orde baru sebagai hasil dari Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976. keputusan ini menetapkan Pendirian Pasar Modal, pembentukan Badan Pembina Pasar Modal, pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) dan PT. Danareksa. Presiden Suharto meresmikan kembali BEJ pada tanggal 10 Agustus 1977. Periode ini disebut sebagai periode tidur yang panjang, karena sampai dengan tahun 1988 hanya sedikit sekali perusahaan yang tercatat di BEJ, yaitu hanya 24 perusahaan saja. Kurang menariknya pasar modal pada periode ini dari segi investor mungkin disebabkan oleh tidak dikenakannya pajak atas bunga deposito, sedang penerimaan deviden dikenakan pajak penghasilan sebesar 15 %.

4. Periode Keempat (1988–1995) : Periode Bangun dari Tidur Panjang

Sejak diaktifkan kembali pada tahun 1977 sampai dengan 1988 BEJ dikatakan dalam keadaan tidur yang panjang selama 11 tahun. Sebelum tahun 1988 hanya terdapat 24 perusahaan yang terdaftar di BEJ. Setelah tahun 1988, selama 3 tahun saja, yaitu sampai dengan tahun 1990, jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ meningkat sampai 127. Sampai dengan tahun 1996 jumlah


(53)

perusahaan yang terdaftar menjadi 238. Peningkatan di pasar modal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :

A. Permintaan dari Investor asing

Investor asing melihat bahwa pasar modal di Indonesia telah maju pesat pada periode ini dan mempunyai prospek yang baik.

B. Pakto 88

Pakto 88 merupakan reformasi tanggal 27 Oktober 1988 yang dikeluarkan untuk merangsang ekspor non-migas, mningkatkan efisiensi dari bank–bank komersial, membuat kebijakan moneter lebih efektif, meningkatkan simpanan domestic dan meningkatkan pasar modal

C. Perubahan Generasi

Perubahan kultur bisnis terjadi di periode ini, yaitu dari kultur bisnis keluarga tertutup ke kultur bisnis keluarga terbuka yang memungkinkan profesional yang terbuka yang memungkinkan profesional dari luar keluarga untuk duduk di kursi kepemimpinan perusahaan.

5. Periode Kelima (Mulai 1995) : Periode Otomatisasi

Karena peningkatan kegiatan transaksi yang dirasakan sudah melebihi kapasitas manual, maka BEJ memutuskan untuk mengotomatisasikan kegiatan transaksi di bursa. Jika sebelumnya di lantai bursa terlihat dua deret antrian (sebuah untuk antrian beli


(54)

dan sebuah untuk antrian jual) yang cukup panjang untuk masing– masing sekuritas dan semua kegiatan transaksi dicatat di papan tulis, maka setelah otomatisasi, sekarang yang terlihat di lantai bursa adalah jaringan–jaringan komputer–komputer yang digunakan oleh broker.

6. Periode Keenam (Mulai Agustus 1997) : Periode Krisis Moneter Pada bulan Agustus 1997, krisis moneter melanda negara– Negara Asia, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, dan Singapura. Krisis dimulai dengan turunnya nilai mata uang Negara–Negara Asia terhadap Dollar Amerika. Untuk mencegah peningkatan permintaan Dollar Amerika yang berlebihan, BI meningkatkan Sertifikat Bank Indonesia. Diharapkan dengan tingginya bunga deposito, maka pemilik modal akan menanamkan modalnya di deposito dan tidak membeli Dollar Amerika. Tetapi tingginya suku bunga deposito berdampak negatif terhadap pasar modal. Investor tidak lagi tertarik untuk menanamkan modal di pasar modal, karenan total return yang diterima di pasar modal lebih kecil dibandingkan return dari deposito. Akibatnya harga–harga saham menurun drastis. IHSG sejak bulan Agustus 1997 hingga akhir tahun 1997 selalu menurun. Untuk memperbaiki situasi, pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas perdagangannya lewat transaksi investor asing, dan juga secara mengejutkan melikuidasi 16 bank yang kinerjanya buruk.


(55)

Tetapi beberapa usaha tersebut tidak dapat memperbaiki situasi pasar saham.

C. STRUKTUR ORGANISASI PASAR MODAL

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai bagaimana organisasi dikelola, pola dan susunan antar fungsional, bagian atau posisi, yang menunjukkan posisi seseorang sebagai kedudukan, tugas dan wewenang dan tanggung jawab yang berbeda – beda dalam suatu organisasi. Struktur organisasi Bursa Efek Jakarta dijelaskan dalam gambar 4.1 dibawah ini :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BEJ

RUPS

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Komite Perdagangan & Penyelesaian Transaksi Efek

Komisi Pencatatan Komite Disiplin Anggota Bursa

Direktur I Direktur II Direktur III

Divisi Pencata-tan Divisi Anggota Divisi Riset dan Pengem-bangan Divisi Keuangan Divisi Peng-awasan Divisi Umum Divisi Perda-gangan Divisi Teknolo-Gi dan Informa-si

Divisi Komunikasi Divisi

Hukum

Divisi SDM


(56)

1. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

Rapat Umum Pemegang Saham memegang kekuasaan tertinggi dalam PT. Bursa Efek Jakarta. Seluruh kebijakan manajemen perusahaan harus memperoleh persetujuan dari RUPS. 2. Dewan Komisaris

Dewan komisaris bertugas sebagai pengawas dan pengelola Bursa Efek Jakarta.

3. Dewan Direksi

Dewan direksi terdiri dari direktur utama, direktur perdagangan, pencatatan, keanggotaan, teknologi informasi, direktur riset dan pengembangan, komunikasi perusahaan, keuangan dan direktur pengawasan hukum dan umum. Dewan direksi bertugas sebagai wakil dari pemegang saham.

4. Komite–komite

Komite–komite terdiri dari komite perdagangan dan penyelesaian efek. Komite pencatatan, serta komite disiplin anggota bursa. Komite–komite tersebut bertugas melaksanakan operasional harian, masalah utama bursa adalah perdagangan (trading), pencatatan (listing), dan keanggotaan.

5. Divisi Sumber Daya Manusia

Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) berkewajiban kenyamanan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Selain itu juga bertugas meningkatkan kualitas SDM melalui program pelatihan


(57)

dan pendidikan baik dari dalm maupun luar negeri serta menyelenggarakan administrasi dan penegakan disiplin kerja karyawan, penilaian prestasi kerja karyawan yang bersangkutan, dan pengawasan statistic SDM.

6. Satuan Pemeriksa keuangan

Satuan Pemeriksa Keuangan berkewajiban melakukan pemeriksaan terhadap aktivitas BEJ dan anggota bursa.

7. Divisi Keanggotaan

Divisi keanggotaan tugasnya memproses persetujuan keanggotaan bursa, serta penyempurnaan peraturan keanggotaan BEJ.

8. Divisi Teknologi Informasi

Divisi Teknologi Informasi bertugas melaksanakan persiapan dan implementasi system otomatisasi perdagangan efek. 9. Divisi Pencatatan

Divisi Pencatatan bertugas mengevaluasi perusahaan– perusahaan yang akan mencatatkan efeknya di BEJ, memonitor perkembangan perusahaan yang teleh tercatat secara konsisten. Selain itu berkewajiban meningkatkan jumlah emiten yang tercatat serta melakukan pembinaan terhadap emiten yang telah tercatat. 10. Divisi Perdagangan

Divisi perdagangan bartanggung jawab atas kelancaran perdagangan efek dengan cara memonitor kebutuhan pasar secara


(58)

terus menerus yang tersusun dalam bentuk peraturan perdagangan, sistem perdagangan, sistem penyebaran informasi, dan konsep perluasan pasar.

11. Divisi Riset dan Pengembangan

Divisi Riset dan Pengembangan bertugas memberikan masukan bagi pengembangan instrument pasar dan bisnis informasi BEJ dan menyusun publikasi statistic mingguan, bulanan dan tahunan,databaseBEJ,factbookBEJ, dan Jurnal BEJ.

12. Divisi Keuangan

Divisi keuangan bertugas malakukan integrasi laporan kauangan dan mengontrol keuangan BEJ danStandart Operating Procedure(SOP).

13. Divisi Komunikasi Perusahaan

Divisi Komunikasi Perusahaan sebelumnya dikenal sebagai Divisi Humas, bertugas memberikan penyuluhan dan penerangan sehubungan dengan perkembangan pasar modal nasional, serta bertanggung jawab meningkatkan citra BEJ di berbagai forum nasional dan internasional.

14. Divisi Pengawasan

Divisi Pengawasan bertugas meningkatkan kemampuan system pengawasan BEJ dengan sistem monitoring perdagangan.


(59)

15. Divisi Hukum

Divisi Hukum bertugas menyiapkan kontrak–kontrak yang diperlukan oleh perusahaan dan penyempurnaan peraturan bursa. 16. Divisi Umum

Divisi Umum bertugas sebagai divisi penunjang kegiatan perusahaan.

D. PERANAN PASAR MODAL

Pasar modal memiliki peranan yang besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return), sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi


(60)

perusahaan–perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas.


(61)

44

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS DESKRIPTIF

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham, untuk mencapai tujuan ini peneliti melaksanakan pengumpulan data harga saham perusahaan yang termasuk dalam LQ45, dan perkembangan harga saham gabungan LQ45 selama periode yang diteliti.

Pada bab ini akan dipaparkan analisis data dan pembahasan berdasarkan data yang telah didapatkan. Proses analisis data yang saya jelaskan dalam analisis data dibawah menggunakan data yang saya dapatkan dari POJOK BEJ Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan harga penutupan dari saham–saham yang termasuk dalam Indeks LQ45 di Bursa Eek Jakarta terhitung tanggal 2 Februari 2005 hingga 2 Desember 2005. pengolahan data dilakukan dengan menggunakan data harga saham harian selama 201 hari.

Berdasarkan data tersebut dilakukan analisis dengan teknik yang telah dijelaskan pada bab III. Berikut adalah nama–nama perusahaan yang masuk dalam Indeks LQ45 periode 2 Februari 2005 :


(62)

Tabel 5.1 Nama dan Kode perusahaan

No. Nama Perusahaan Kode

1 Astra Agro Lestari Tbk AALI

2 Adhi Karya ( Persero ) Tbk ADHI 3 Aneka Tambang ( Persero ) Tbk ANTM 4 Astra Internasional Tbk ASII

5 Bank Central Asia Tbk BBCA

6 Bank Rakyat Indonesi Tbk BBRI

7 Bank Danamon Tbk BDMN

8 BFI Finance Indonesia Tbk BFIN

9 Bank Mandiri Tbk BMRI

10 Bakrie & Brothers Tbk BNBR

11 Bank Niaga Tbk BNGA

12 Bank International Indonesia Tbk BNII 13 Barito Pasific Timber Tbk BRPT

14 Bumi Resources Tbk BUMI

15 Ciputra Surya Tbk CTRS

16 Bakrieland Development Tbk ELTY 17 Energi Mega Persada Tbk ENRG 18 Enseval Putra Megatrading Tbk EPMT

19 Gudang Garam Tbk GGRM

20 Gajah Tunggal Tbk GJTL

21 HM Sampoerna Tbk HMSP

22 International Nickel Indonesia Tbk INCO 23 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 24 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP 25 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP

26 Indosat Tbk ISAT

27 Jakarta Int'l Hotel & Dev. Tbk JIHD 28 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA

29 Kalbe Farma Tbk KLBF

30 PP London Sumatera Tbk LSIP

31 Medco Energi Internasional Tbk MEDC 32 Perusahaan Gas Negara ( Persero ) Tbk PGAS

33 Palm Asia Corpora Tbk PLAS

34 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN

35 Tambang Batubata Bukit Asam Tbk PTBA 36 Ramayana Lestari Sentosa Tbk RALS 37 Bentoel International Investama Tbk RMBA

38 Semen Cibinong Tbk SMCB

39 Timah Tbk TINS

40 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM 41 Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 42 Trimegah Securities Tbk TRIM 43 Bakrie Sumatera Plantation Tbk UNSP

44 United Tractors Tbk UNTR


(63)

1. Mencatat Close Price 45 saham yang terdaftar dalam Indeks LQ45 selama 201 hari

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah mencatat harga penutupan saham–saham yang termasuk dalam Indeks LQ45 pada tanggal 2 Desember 2005. Adapun data harga penutupan saham–saham tersebut dapat dilihat pada lampiran.

2. Menghitung keuntungan realisasinya

Harga saham yang telah diperoleh kemudian dihitung tingkat keuntungan relisasinya dengan rumus :

1 -t

1 -t t it

P P -P R 

Keterangan :

Rit : tingkat kurs saham pada periode tertentu. Pt : harga saham ke-i pada periode ke t. Pt-1 :harga saham ke-i pada periode ke t-1.

Adapun contoh perhitungan R it pada AALI pada tanggal 3–7 Februari 2005

2975 2975 -2950 )

Feb.2005 3

(

Rit 


(64)

2950 2950 -2950 )

2005 feb. 4 (

Rit 

= 0,0

2950 2950 -2875 )

2005 Feb. 7 (

Rit 

= - 0,0254

Untuk selanjutnya perhitungan R it AALI dan 45 saham lainnya dapat dilihat di lampiran.

3. Menghitung Rata – rata return ( R )

Untuk menghitung rata–rata return saham–saham digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

R : rata–rata return

Xi : jumlah return saham individual N : jumlah periode yang diteliti

Hasil perhitungan rata–rata return adalah sebagai berikut : N

NXi

R 1


(65)

KODE

Saham rata - rata return

AALI 0,00357 ADHI -0,00209 ANTM 0,00275 ASII -0,00029 BBCA 0,00084 BBRI 0,00051 BDMN -0,00011 BFIN -0,00073 BMRI -0,00137 BNBR 0,01994 BNGA -0,00065 BBNI -0,0013 BRPT 0,00268 BUMI -0,00083 CTRS -0,00487 ELTY -0,00128 ENRG -0,00048 EPMT 0,00073 GGRM -0,00209 GJTL -0,00145 HMSP 0,00092 INCO 0,00063 INDF 0,00061 INKP -0,001 INTP 0,00064 ISAT 0,00012 JIHD 0,00138 KIJA -0,00107 KLBF 0,00183 LSIP 0,00433 MEDC 0,00193 PGAS 0,00547 PLAS -0,00048 PNBN -0,00008 PTBA 0,0006 RALS 0,00011 RMBA 0,00018 SMCB -0,00073 TINS -0,00041 TKIM 0,00132 TLKM 0,00109 TRIM -0,00028 UNSP 0,00083 UNTR 0,00156 UNVR 0,00134


(66)

4. Menghitung Return Pasar

Return pasar menunjukkan kondisi keseluruhan dari saham. Return pasar (LQ45) dapat dihitung dengan cara selisih kenaikan atau penurunan indeks harga sebelumnya (t–1) dibagi indeks harga sebelumnya (t–1), rumusnya adalah :

1 -t

1 -t t mt

Y Y -Y

R 

Keterangan :

Rmt : tingkat keuntungan pasar Yt : LQ45 pada saat periode tertentu Ymt-1 : LQ45 sebelum periode tertentu Contoh perhitungannya adalah :

35 , 229

229,35

-228,31 Rmt

= -0,004534554

Selanjutnya perhitungan return pasar (Rm) LQ45 dapat dilihat pada lampiran.

5. Mengestimasi Beta

Untuk mengestimasi beta setiap saham dapat dilakukan dengan meregresi Ri (yang mana merupakan variabel dependen) dengan Rm (yang merupakan variabel independen). Berdasarkan dua variabal diatas dapat diperoleh persamaan y = a + bx . untuk mendapatkan hasil dari perhitungan tersebut


(67)

digunakan alat bantu program SPSS Release 13, yang nilai outputnya dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut :


(68)

KODE

Saham rata - rata return Beta (β)

AALI 0,00357 0.728020617

ADHI -0,00209 1.725923772

ANTM 0,00275 1.18091998

ASII -0,00029 1.107077284

BBCA 0,00084 0.712389554

BBRI 0,00051 1.073289604

BDMN -0,00011 0.996997105

BFIN -0,00073 0.1907316

BMRI -0,00137 1.085482487

BNBR 0,01994 2.65364457

BNGA -0,00065 0.998444695

BBNI -0,0013 0.774105881

BRPT 0,00268 1.92062873

BUMI -0,00083 0.716576896

CTRS -0,00487 1.782757396

ELTY -0,00128 1.530990179

ENRG -0,00048 0.799286115

EPMT 0,00073 0.904320519

GGRM -0,00209 0.876370683

GJTL -0,00145 1.659164014

HMSP 0,00092 0.285282189

INCO 0,00063 0.671422815

INDF 0,00061 1.167949268

INKP -0,001 1.237251132

INTP 0,00064 1.457835085

ISAT 0,00012 0.892771734

JIHD 0,00138 1.346125989

KIJA -0,00107 1.225958428

KLBF 0,00183 0.916376493

LSIP 0,00433 1.065217781

MEDC 0,00193 0.986152368

PGAS 0,00547 1.163838865

PLAS -0,00048 0.094651374

PNBN -0,00008 1.200155654

PTBA 0,0006 0.89117534

RALS 0,00011 0.708135877

RMBA 0,00018 0.255604173

SMCB -0,00073 1.348691734

TINS -0,00041 0.996368658

TKIM 0,00132 1.46314334

TLKM 0,00109 1.074751706

TRIM -0,00028 0.851746207

UNSP 0,00083 0.599855876

UNTR 0,00156 1.408622053

UNVR 0,00134 0.611028787


(69)

6. Menghitung resiko tidak sistematis dari saham – saham LQ45

Cara menghitung resiko tidak sistematis , atau resiko yang dapat didiversifikasikan dapat digunakan standar deviasi, dengan rumus :

1 -n

) X -(Xi 2

s

keterangan :

σs = deviasi standar

Xi = nilai return saham ke-i X = nilai rata–rata saham n = jumlah observasi


(70)

KODE

Saham rata - rata return Beta (β)

Standar Deviasi

(σ)

AALI 0,00357 0.728020617 0.02354844

ADHI -0,00209 1.725923772 0.035421923

ANTM 0,00275 1.18091998 0.027157214

ASII -0,00029 1.107077284 0.022941079

BBCA 0,00084 0.712389554 0.018261733

BBRI 0,00051 1.073289604 0.02445854

BDMN -0,00011 0.996997105 0.022654207

BFIN -0,00073 0.1907316 0.019199047

BMRI -0,00137 1.085482487 0.024884905

BNBR 0,01994 2.65364457 0.311125627

BNGA -0,00065 0.998444695 0.025808319

BBNI -0,0013 0.774105881 0.02467312

BRPT 0,00268 1.92062873 0.06268163

BUMI -0,00083 0.716576896 0.01920931

CTRS -0,00487 1.782757396 0.05134718

ELTY -0,00128 1.530990179 0.051418132

ENRG -0,00048 0.799286115 0.027252806

EPMT 0,00073 0.904320519 0.031118993

GGRM -0,00209 0.876370683 0.02320438

GJTL -0,00145 1.659164014 0.032924433

HMSP 0,00092 0.285282189 0.022382065

INCO 0,00063 0.671422815 0.0231383

INDF 0,00061 1.167949268 0.027684885

INKP -0,001 1.237251132 0.025962285

INTP 0,00064 1.457835085 0.027727757

ISAT 0,00012 0.892771734 0.020654998

JIHD 0,00138 1.346125989 0.041170029

KIJA -0,00107 1.225958428 0.041944841

KLBF 0,00183 0.916376493 0.024494246

LSIP 0,00433 1.065217781 0.032600203

MEDC 0,00193 0.986152368 0.033690381

PGAS 0,00547 1.163838865 0.033532267

PLAS -0,00048 0.094651374 0.021995877

PNBN -0,00008 1.200155654 0.030710676

PTBA 0,0006 0.89117534 0.021869714

RALS 0,00011 0.708135877 0.022094225

RMBA 0,00018 0.255604173 0.027821736

SMCB -0,00073 1.348691734 0.030057064

TINS -0,00041 0.996368658 0.025245585

TKIM 0,00132 1.46314334 0.031774191

TLKM 0,00109 1.074751706 0.021006097

TRIM -0,00028 0.851746207 0.031574516

UNSP 0,00083 0.599855876 0.021639489

UNTR 0,00156 1.408622053 0.028647054

UNVR 0,00134 0.611028787 0.024570299


(71)

7. Menghitung Resiko Total dari saham – saham

Resiko total merupakan penjumlahan dari resiko sistematis yang diwakilkan dengan notasi beta, dengan resiko tidak sistematis yang diwakilkan dengan notasi standar deviasi. Resiko total = beta + standar deviasi. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 5.6


(72)

Beta (β) Standar Deviasi (σ) Resiko Total (β+σ )

0.728020617 0.02354844 0.751569057 1.725923772 0.035421923 1.761345694 1.18091998 0.027157214 1.208077194 1.107077284 0.022941079 1.130018363 0.712389554 0.018261733 0.730651287 1.073289604 0.02445854 1.097748144 0.996997105 0.022654207 1.019651312

0.1907316 0.019199047 0.209930647

1.085482487 0.024884905 1.110367393 2.65364457 0.311125627 2.964770197 0.998444695 0.025808319 1.024253013 0.774105881 0.02467312 0.798779001

1.92062873 0.06268163 1.98331036

0.716576896 0.01920931 0.735786206 1.782757396 0.05134718 1.834104575 1.530990179 0.051418132 1.582408311 0.799286115 0.027252806 0.826538921 0.904320519 0.031118993 0.935439512 0.876370683 0.02320438 0.899575063 1.659164014 0.032924433 1.692088447 0.285282189 0.022382065 0.307664254

0.671422815 0.0231383 0.694561115

1.167949268 0.027684885 1.195634153 1.237251132 0.025962285 1.263213417 1.457835085 0.027727757 1.485562842 0.892771734 0.020654998 0.913426732 1.346125989 0.041170029 1.387296018 1.225958428 0.041944841 1.267903269 0.916376493 0.024494246 0.940870739 1.065217781 0.032600203 1.097817984 0.986152368 0.033690381 1.019842748 1.163838865 0.033532267 1.197371132 0.094651374 0.021995877 0.116647251 1.200155654 0.030710676 1.23086633

0.89117534 0.021869714 0.913045054 0.708135877 0.022094225 0.730230102 0.255604173 0.027821736 0.283425909 1.348691734 0.030057064 1.378748798 0.996368658 0.025245585 1.021614242

1.46314334 0.031774191 1.49491753

1.074751706 0.021006097 1.095757802 0.851746207 0.031574516 0.883320722 0.599855876 0.021639489 0.621495365 1.408622053 0.028647054 1.437269108 0.611028787 0.024570299 0.635599086


(73)

8. Menentukan Hubungan antara Resiko Total dengan Keuntungan Saham menggunakan koefisien Korelasi


(74)

x y x2 y2 xy

0.751569057 0.00357 0.564856047 1.27449E-05 0.002683102 1.761345694 -0.00209 3.102338654 4.3681E-06 -0.003681213 1.208077194 0.002749 1.459450507 7.557E-06 0.003321004 1.130018363 -0.00029 1.2769415 8.41E-08 -0.000327705 0.730651287 0.000844 0.533851303 7.12336E-07 0.00061667 1.097748144 0.000513 1.205050987 2.63169E-07 0.000563145 1.019651312 -0.00011 1.039688797 1.21E-08 -0.000112162 0.209930647 -0.00073 0.044070877 5.329E-07 -0.000153249 1.110367393 -0.00137 1.232915747 1.8769E-06 -0.001521203 2.964770197 0.019944 8.78986232 0.000397763 0.059129377 1.024253013 -0.0007 1.049094235 0.00000049 -0.000716977 0.798779001 -0.0013 0.638047892 0.00000169 -0.001038413 1.98331036 0.002675 3.933519985 7.15563E-06 0.005305355 0.735786206 -0.00083 0.541381341 6.889E-07 -0.000610703 1.834104575 -0.00487 3.363939592 2.37169E-05 -0.008932089 1.582408311 -0.00128 2.504016062 1.6384E-06 -0.002025483 0.826538921 -0.00048 0.683166588 2.304E-07 -0.000396739 0.935439512 0.00073 0.875047081 5.329E-07 0.000682871 0.899575063 -0.00209 0.809235294 4.3681E-06 -0.001880112 1.692088447 -0.00145 2.863163314 2.1025E-06 -0.002453528 0.307664254 0.000924 0.094657293 8.53776E-07 0.000284282 0.694561115 0.000627 0.482415143 3.93129E-07 0.00043549 1.195634153 0.000608 1.429541029 3.69664E-07 0.000726946 1.263213417 -0.001 1.595708137 0.000001 -0.001263213 1.485562842 0.000642 2.206896959 4.12164E-07 0.000953731 0.913426732 0.000125 0.834348394 1.5625E-08 0.000114178 1.387296018 0.001384 1.924590243 1.91546E-06 0.001920018 1.267903269 -0.00107 1.607578699 1.1449E-06 -0.001356656 0.940870739 0.001826 0.885237748 3.33428E-06 0.00171803 1.097817984 0.004333 1.205204327 1.87749E-05 0.004756845 1.019842748 0.001927 1.040079232 3.71333E-06 0.001965237 1.197371132 0.005472 1.433697628 2.99428E-05 0.006552015 0.116647251 -0.00048 0.013606581 2.304E-07 -5.59907E-05 1.23086633 -0.00008 1.515031923 6.4E-09 -9.84693E-05 0.913045054 0.000597 0.83365127 3.56409E-07 0.000545088 0.730230102 0.000111 0.533236002 1.2321E-08 8.10555E-05 0.283425909 0.00018 0.080330246 3.24E-08 5.10167E-05 1.378748798 -0.00073 1.900948248 5.329E-07 -0.001006487 1.021614242 -0.00041 1.04369566 1.681E-07 -0.000418862 1.49491753 0.001316 2.234778423 1.73186E-06 0.001967311 1.095757802 0.001086 1.200685161 1.1794E-06 0.001189993 0.883320722 -0.00028 0.780255499 7.84E-08 -0.00024733 0.621495365 0.000835 0.386256489 6.97225E-07 0.000518949 1.437269108 0.001556 2.065742488 2.42114E-06 0.002236391 0.635599086 0.001338 0.403986198 1.79024E-06 0.000850432


(75)

Pada tabel tersebut, x adalah resiko total pada 45 saham LQ45 dan y adalah return saham realisasi, dengan keterangan sebagai alat bantu sebagai berikut :

N : 45

∑ X : 48.9105144

∑ Y : 0.034272

∑ X2

: 64.24179714 ∑ Y2

: 0.000539636

∑ XY : 0.070871947

N∑XY – (∑X )( ∑Y ) : 1,512976465 N∑X2– (∑X )2 : 498,642452 N∑Y2– (∑Y )2 : 0,02310905

Data yang sudah ada dimasukkan ke dalam rumus korelasi sebagai berikut :

 

 } y) ( y n }{ ) x ( x n { y x -xy n r 2 2 2 2 ) 0,02310905 ( ) 498,642452 ( 5 1,51297646 r 2 3,39457705 5 1,51297646 r


(76)

9. Menguji Hipotesis

Evaluasi terhadap signifikansi hubungan dapat dilakukan dengan menghitung nilai t yang dihasilkan oleh koefesien korelasi sebesar 0,445703969 dan membandingkannya dengan nilai t-tabel (dapat dilihat dalam lampiran), bila t-hitung lebih besar dari t-tabel berarti hubungan antara resiko dengan tingkat keuntungan signifikan.

(Sugiono, 1994:150)

2 test

9 0,44570396

-1

2 -45 9

0,44570396

T 

=3,264902062

B. PEMBAHASAN 1. Return Saham

Return saham disebut juga tingkat pengembalian atau keuntungan, besarnya return berbanding lurus dengan selisih dari harga saham sekarang dengan harga sebelumnya. Return positif menunjukan harga sekarang memiliki nilai lebih besar dari harga sebelumnya, atau harga saham mengalami kenaikan. Sebaliknya return negatif menunjukan harga sekarang lebih rendah dari harga sebelumnya, atau harga saham mengalami penurunan.

Jadi meskipun terdapat variasi return positif dan negatif namun masih lebih banyak yang positif dan nilai returnnya lebih tinggi. Perbandingan jumlah positif dan negatif ditunjukan pada gambar 2 berikut.


(77)

Positif Negatif

Jumlah Return Positif dan Negatif 25

20

15

10

5

0

C

o

u

n

t

25 55.56%

20 44.44%

Gambar 5.1. Perbandingan jumlah return positif dan negatif

2. Resiko

Resiko menjelaskan besarnya penyimpangan dari outcome yang diterima dari yang diekspektasikan, semakin besar resiko berarti semakin besar peluang kegagalan investor dalam mendapatkan keuntungan. Telah dijelaskan dalam landasan teori besarnya resiko yang diterima investor sebanding dengan tingkat keuntungan yang akan diharapkan, artinya peluang mendapatkan keuntungan besar bersamaan dengan peluang kegagalan (resiko) besar.


(78)

Gambar 5.2. Tingkat resiko perusahaan LQ45

Terlihat perusahaan-perusahaan kelompok LQ45 memiliki tingkat resiko yang sangat bervariatif, ada yang resikonya sangat besar seperti BNBR, BRPT dan CTRS, ada juga yang sangat rendah seperti BFIN, HMSP, dan PLAS. Variasi ini memberikan konsekuensi kepada investor untuk tetap melakukan seleksi terhadap perusahaan yang akan dibeli sahamnya meskipun perusahaan tersebut masuk dalam LQ45. Variasi ini juga menunjukan bahwa perusahaan dalam LQ45 bukan jaminan untuk mendapatkan keuntungan, karena LQ45 hanyalah seleksi berdasaarkan aktivitas sahammnya. Aktivitas ini dapat saja terpicu oleh peluang keuntungan dimasa depan, ataupun sebaliknya karena akan mengalami kondisi lebih buruk seperti kebangkrutan sehingga dilepas oleh pemiliknya.

U N V R U N T R U N S P T RI M TL K M T KI M TI N S S M C B R M B A R A L S P T B A P N B N P L A S P G A S M E D C L SI P K L B F KI J A JI H D IS A T IN T P IN K P IN D F IN C O H M S P G J T L G G R M E P M T E N R G E L T Y C T R S B U MI B R P T B NI I B N G A B N B R B M RI B FI N B D M N B B RI B B C A A SI I A N T M A D HI A A LI Perusahaan 3.000000 2.500000 2.000000 1.500000 1.000000 0.500000 0.000000 re s ik o


(79)

C. PENGUJIAN KORELASI

Hasil pengujian korelasi antara variabel resiko dengan tingkat keuntungan menghasilkan nilai koefesien korelasi sebesar 0,445703969, mengacu pada klasifikasi kefesien korelasi (Suharsimi:1993) hubungan ini tergolong sedang, artinya terdapat kaitan yang cukup kuat antara resiko total dengan tingkat keuntungan yang diperoleh.

Interval Katagori

0.00 – 0.20 Sangat rendah > 0.20 – 0.40 Rendah

> 0.40 – 0.60 Cukup (sedang) > 0.60 – 0.80 Tinggi

> 0.80 – 1.00 Sangat tinggi Tabel 5.3 Klasifikasi Koefesien Korelasi

Evaluasi terhadap signifikansi hubungan di atas dilakukan dengan menghitung nilai t yang dihasilkan oleh koefesien korelasi sebesar 0, 445703969 dan membandingkannya dengan nilai t-tabel, bila t-hitung lebih besar dari t-tabel berarti hubungan antara resiko dengan tingkat keuntungan signifikan.

(Sugiono, 1994:150)

2 test

9 0,44570396

-1

2 -45 9

0,44570396

T 


(80)

t-hit = 3.364902062 t-tabel = 1,681

Gambar 5.4 Signifikansi korelasi resiko dengan tingkat keuntungan

Terlihat pada gambar 5.4 nilai t-hitung lebih besar dibandingkan t-tabel sehingga berada di daerah penerimaan Ha atau hubungannya signifikan, dari perhitungan ini dapat disimpulkan ada hubungan positif antara resiko dengan tinkat keuntungan saham dan terbukti secara empiris sehingga dinyatakan diterima.

Telah disampaikan dalam deksriptif resiko di atas yang dimaksud dengan LQ45, yaitu 45 perusahaan yang mengalami aktivitas saham paling aktif namun belum tentu memiliki tingkat keuntungan paling bagus.

Secara umum hasil ini dapat dijelaskan melalui mekanisme pasar yang mengarah kepada keteraturan bahwa semakin besar resiko semakin besar keuntungan yang diperoleh. Secara khusus terjadinya hubungan kuat ini terkait dengan mekanisme terbentuknya harga saham di pasar, yaitu perusahaan yang diperkirakan memiliki prospek bagus di masa depan diyakini memiliki kemampuan besar membagikan deviden kepada para pemegang sahamnya, dan secara nominal berpeluang memberikan deviden dengan nominal tinggi. Perusahaan berprospek bagus ini sahamnya akan diburu (dibeli) oleh investor,


(81)

setiap investor akan membelinya dalam jumlah sebanyak mungkin sesuai dengan ekpektasi yang diyakininya. Dalam situasi ini bila perkiraan menjadi kenyataan maka keuntungan besar akan diperoleh para investor, namun sebaliknya bila perkiraanya tidak menjadi kenyataan (meleset) para investor akan mengalami kerugian (resiko) besar juga.


(82)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Tidak semua perusahaan dalam kelompok LQ45 memiliki return positif. Hal ini disebabkan karena saham – saham yang masuk dalam indeks LQ45 hanya berdasarkan tingkat keaktifannya, dan setelah diteliti lebih lanjut banyak saham – saham yang masuk dalam indeks LQ45 mempunyaireturn yang negatif.

Terdapat hubungan positif yang cukup kuat antara resiko dengan tingkat keuntungan pada 45 saham yang masuk dalam LQ45. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan korelasi antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham maka menghasilkan angka 0,445703969. Sedangkan melalui uji t dihasilkan angka sebesar 3,264902062 dan lebih besar dari pada t tabel yaitu 1,6807 . Ini artinya ada hubungan yang signifikan antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham pada saham – saham yang tergabung dalam indeks LQ45.


(83)

66

B. KELEMAHAN

Indeks LQ45 selalu dinilai setiap 3 bulan dan dalam 6 bulan akan disesuaikan kembali saham-saham mana saja yang memenuhi Indeks LQ45. Kelemahan dalam penelitian ini adalah tidak memperhatikan perubahan yang terjadi dalam setiap 6 bulan terhadap saham-saham yang masuk dalam Indeks LQ45. Selain itu Peneliti belum meneliti keakuratan menggunakan data bulanan.

C. SARAN

Saran kepada penelitian selanjutnya adalah selain mempertimbangkan perubahan komposisi saham-saham yang ada di LQ45, peneliti menganjurkan kepada penelitian berikutnya untuk menggunakan data bulanan dan membandingkan keakuratannya dengan pengukuran data harian. Penelitian juga ini belum dapat dipastikan dapat digunakan sebagai acuan pertimbangan untuk berinvestasi di dunia saham. Terlebih lagi di pasar saham Indonesia dimana banyak faktor – faktor non teknis yang mempengaruhi. Oleh sebab itu peneliti menganjurkan kepada peneliti yang ingin meneliti masalah yang serupa lebih mempertimbangkan kenyataan di lapangan selain teori – teori yang sudah didapatkan.

Temuan adanya beberapa perusahaan LQ45 memiliki return negatif merupakan tanda bahwa perusahaan tersebut mengalami penurunan harga saham. Turunnya harga mengisyaratkan pemegang saham mengalami kerugian meskipun saham yang dimilikinya merupakan kelompok LQ45. Berdasarkan kejadian tersebut peneliti menyarankan agar investor tetap harus melakukan penilaian untuk menyeleksi perusahaan meskipun masuk dalam kelompok LQ45


(84)

(85)

No AALI ADHI ANTM ASII BBCA BBRI

0 2.975 1.120 1.800 10.500 2.925 2.825 1 2.950 1.100 1.800 10.150 2.975 2.850 2 2.950 1.130 1.800 10.500 3.000 2.825 3 2.875 1.140 1.770 10.300 3.000 2.850 4 2.875 1.130 1.780 10.200 3.000 2.825 5 3.000 1.120 1.780 10.150 3.000 2.900 6 3.000 1.100 1.790 10.050 3.000 3.075 7 3.025 1.120 1.780 10.400 3.075 3.100 8 3.050 1.120 1.880 10.700 3.150 3.050 9 2.975 1.110 1.930 10.800 3.325 3.100 10 2.975 1.130 2.090 11.200 3.325 3.175 11 3.125 1.150 2.200 11.100 3.300 3.175 12 3.125 1.120 2.125 11.150 3.300 3.225 13 3.100 1.100 2.175 11.250 3.300 3.300 14 3.150 1.030 2.125 11.750 3.350 3.300 15 3.100 1.030 2.150 10.800 3.275 3.275 16 3.125 1.050 2.425 11.000 3.275 3.225 17 3.100 1.050 2.350 10.850 3.200 3.225 18 3.100 1.030 2.325 10.650 3.325 3.200 19 3.100 1.040 2.425 10.700 3.350 3.175 20 3.200 1.050 2.450 10.900 3.425 3.300 21 3.500 1.030 2.450 11.000 3.450 3.275 22 3.600 1.020 2.475 10.950 3.350 3.250 23 3.575 1.030 2.425 10.900 3.325 3.200 24 3.675 1.020 2.425 10.650 3.350 3.050

25 3.975 970 2.475 10.500 3.575 3.075

26 4.200 970 2.475 10.700 3.775 3.275

27 4.175 1.030 2.525 11.000 3.700 3.175 28 4.200 1.070 2.500 10.950 3.700 3.150 29 4.000 1.040 2.500 10.900 3.825 3.100 30 3.950 1.040 2.550 10.850 3.775 3.100 31 3.825 1.020 2.500 10.850 3.775 2.975 32 3.675 1.000 2.350 10.800 3.600 2.825

33 3.775 970 2.225 10.800 3.400 2.775

34 3.700 890 2.175 10.300 3.375 2.775

35 3.700 860 2.150 10.400 3.325 2.750

36 4.000 880 2.250 10.500 3.400 2.850

37 3.925 890 2.275 10.850 3.400 2.875

38 3.900 890 2.350 10.900 3.450 2.900

39 3.825 860 2.300 10.850 3.425 2.950

40 3.975 870 2.300 10.800 3.450 2.975

41 4.000 920 2.400 10.850 3.425 3.050

42 3.975 900 2.425 10.750 3.425 2.950

43 3.975 890 2.400 10.800 3.400 2.925

44 4.100 880 2.425 10.950 3.400 2.900

45 4.100 900 2.450 11.100 3.375 2.900

46 4.150 880 2.400 11.100 3.375 2.900

47 4.050 870 2.325 11.000 3.400 2.825

48 3.975 790 2.200 10.600 3.325 2.675

49 3.925 780 2.250 10.700 3.275 2.775


(1)

a All requested variables entered. b Dependent Variable: TRIM

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .368(a) .136 .131 .029432189 a Predictors: (Constant), LQ45

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n .027 1 .027 31.069 .000(a)

Residual .172 198 .001 Total .198 199

a Predictors: (Constant), LQ45 b Dependent Variable: TRIM

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant

) -,001 .002 -.290 .772

LQ45 .852 .153 .368 5.574 .000 a Dependent Variable: TRIM


(2)

Regression

Variables Entered/Removed(b) Model Variables Entered Variables Removed Method

1 LQ45(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: UNSP

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .379(a) .143 .139 .020078895 a Predictors: (Constant), LQ45

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n .013 1 .013 33.112 .000(a)

Residual .080 198 .000 Total .093 199

a Predictors: (Constant), LQ45 b Dependent Variable: UNSP

Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant

) 6.050E-04 .001 .426 .671

LQ45 .600 .104 .379 5.754 .000 a Dependent Variable: UNSP


(3)

a All requested variables entered. b Dependent Variable: UNTR

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .672(a) .451 .448 .021279493 a Predictors: (Constant), LQ45

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n .074 1 .074 162.621 .000(a)

Residual .090 198 .000 Total .163 199

a Predictors: (Constant), LQ45 b Dependent Variable: UNTR

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant

) 1.015E-03 .002 .674 .501

LQ45 1.409 .110 .672 12.752 .000 a Dependent Variable: UNTR


(4)

Regression

Variables Entered/Removed(b) Model Variables Entered Variables Removed Method

1 LQ45(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: UNVR

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .340(a) .115 .111 .023167318 a Predictors: (Constant), LQ45

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n .014 1 .014 25.832 .000(a)

Residual .106 198 .001 Total .120 199

a Predictors: (Constant), LQ45 b Dependent Variable: UNVR

Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant

) 1.105E-03 .002 .674 .501

LQ45 .611 .120 .340 5.083 .000 a Dependent Variable: UNVR


(5)

(6)

Correlations

Correlations

restot retrat restot Pearson

Correlation 1 ,446(**) Sig. (1-tailed) . ,001

N 45 45

retrat Pearson

Correlation ,446(**) 1 Sig. (1-tailed) ,001 .

N 45 45