Pengaruh bauran pemasaran dan store atmopshere terhadap minat beli ulang konsumen (studi kasus pada konsumen Cafe 247 Yogyakarta)

(1)

Studi Kasus pada Konsumen Cafe 247 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Afra Avelina Ulan

132214053

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

Studi Kasus pada Konsumen Cafe 247 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Afra Avelina Ulan

132214053

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan

keyakinan yang teguh. - Schopenhauer-

Rasa sakit membuat Anda berpikir. Pikiran membuat Anda bijaksana. Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan dalam

hidup. -John Pattrick-

Skripsi ini kupersembakan kepada :  Tuhan Yesus Kristus  Ibuku dan Keluargaku tercinta yang selalu memberikan semangat


(6)

(7)

(8)

vii

Kasus pada Konsumen Cafe 247 Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Theodorus Sutadi, M.B.A., selaku dosen pembimbing I, yang dengan sabar dan penuh cinta mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.

4. Ibu Maria Theresia Ernawati, S.E., M.A., selaku dosen pembimbing II, yang juga telah sabar dan selalu meluangkan waktu dalam mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna. 5. Bapak Harry selaku Manager Cafe 247 Yogyakarta yang mau

meluangkan waktu untuk diwawancara dan menerima penulis dengan baik untuk penelitian di Cafe 247 Yogyakarta.

6. Semua Karyawan Cafe 247 Yogyakarta yang telah dengan ramah membantu penulis menyebarkan kuesioner di Cafe 247 Yogyakarta. 7. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma.

8. Mamaku, Tiana Lahang S.Pd dan semua keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta doa untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

9. Reza Yulio Kurniawan, seseorang yang spesial yang selalu memberikan kekuatan, memberikan semangat dan dukungan dari awal sampai akhir hingga proses penyusunan skripsi ini, yang selalu ada untuk penulis dalam keadaan apapun. Terima kasih untuk cinta, kesabaran, pengertian, perhatian dan segalanya.

10.Silpiter Sului, sahabat yang selalu mendukung dari jauh, yang selalu memberikan kata-kata motivasi dan selalu berusaha membangkitkan

mood selama penyusunan skripsi. Terima kasih banyak tidak pernah lelah dan selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah penulis selama penyusunan skripsi.

11.Untuk “Squad” kesayanganku Katarina, Paulina, Mayang, Martina, Remsy, Falmita, Eunike, dan Gita. Terima kasih untuk dukungan dan


(9)

viii

13.Teman Pekafeku, Antonia Neneng Sundari yang mau menemani untuk keluar sekedar mendengarkan curhat dan meringankan beban selama proses penyusunan skripsi ini.

14.Mardiana Neti yang telah menemani mencari tempat penelitian dan Dwi Setya Wati yang telah membantu dalam mengolah data. Terima kasih untuk kesediaan dan kesabaran dalam membantu penulis.

15.Mbak-Mbak yang menjadi inspirasiku, Mbak Yolan dan Mbak Dian. Terima kasih sudah menjadi insipirasiku supaya cepat menyelesaikan skripsi ini.

16.Untuk teman-teman Gang Surya 5A, dinar, hanim, ayu, rika, lia, renita, dan rosa makasih untuk kebersamaannya, makasih untuk semangat dan dukungannya.

17.Untuk Mbah Kos yang sudah mau menemani hari-hari penulis, yang selalu mendoakan, selalu memberikan semangat dan harapan-harapan yang membangkitkan semangat penulis.

18.Untuk Bapak kos dan Ibu kos, terima kasih banyak sudah memberikan nasehat-nasehat yang membuat penulis selalu semangat dalam menyusun skripsi ini.

19.Teman-teman Penyusunan Proposal yang sudah berdinamika bersama selama semester 7. Terima kasih sudah menjadi teman seperjuangan, tetap semangat buat kita semua .

20.Teman-teman Manajemen B yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih sudah berproses bersama dari semester 1 sampai semester 8 ini. Terima kasih untuk tidak lupa dengan satu sama lain, untuk waktu bersama dan dukuangannya.

21.Teman-Teman Angkatan 2013, terima kasih untuk kebersamaannya selama 4 tahun perkuliahan ini.

22.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.


(10)

(11)

x

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

HALAMAN ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan Teori ... 7

B. Penelitian Sebelumnya ... 35

C. Kerangka Konseptual ... 38

D. Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 43

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 43

D. Variabel Penelitian ... 43

E. Definisi Operasional Variabel ... 45

F. Populasi dan Sampel ... 47

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 47

H. Sumber Data ... 48

I. Teknik Pengumpulan data ... 48

J. Analisis Deskriptif ... 49

K. Teknik Pengujian Instrumen ... 50

L. Teknik Analisis Data ... 51


(12)

xi

C. Strategi Pemasaran ... 61

D. Produk ... 62

E. Struktur Organisasi cafe 247 ... 66

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Analisis Deskriptif ... 68

B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 70

C. Uji Asumsi Klasik ... 73

D. Analisis Linier Berganda ... 76

E. Uji F ... 77

F. Uji t ... 78

G. Koefisien Determinasi ... 80

H. Pembahasan ... 81

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 85

C. Keterbatasan ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88


(13)

xii

Tabel. 5.2. Hasil Uji Validitas ... 70

Tabel. 5.3. Hasil Uji Reliabilitas ... 72

Tabel. 5.4. Hasil Pengukuran Uji Normalitas ... 73

Tabel. 5.5. Hasil Pengujian Uji Multikoliniearitas ... 75

Tabel. 5.6. Hasil Analisis Linier Berganda ... 76

Tabel. 5.7. Hasil Uji F ... 77

Tabel. 5.8. Hasil Uji t ... 78


(14)

xiii

Gambar. 2.3. Bauran Pemasaran ... 12

Gambar. 2.4. Faktor Eksternal dan Faktor Internal ... 15

Gambar. 2.5. Kerangka Konseptual Penelitian... 38

Gambar. 4.1. Menu Makanan di cafe 247 ... 64

Gambar. 4.2. Menu Minuman di cafe 247 ... 65

Gambar. 4.3. Struktur Organisasi Cafe 247... 66

Gambar. 5.1. Histogram Uji Normalitas... 73

Gambar. 5.2. Normal P-P Plot ... 74


(15)

xiv

Lampiran 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 114 Lampiran 4 Analisis Linier Berganda, Hasil Uji Asumsi Klasik, Uji F,

Uji t dan Koefisien Determinasi ... 122 Lampiran 5 Histogram Uji Normalitas, Normal P-P Plot dan Scatterplot ... 126 Lampiran 6 Tabel F dan Tabel t ... 129


(16)

xv

TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN Studi Kasus pada Konsumen Cafe 247 Yogyakarta

Afra Avelina Ulan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1) Pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan tempat) dan store atmosphere secara simultan terhadap minat beli ulang konsumen Café 247. 2) Pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan tempat) terhadap minat beli ulang konsumen Café 247. 3) Pengaruh store atmosphere

terhadap minat beli ulang konsumen Café 247. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden dengan menggunakan metode pengambilan sampel Purporsive Sampling, dalam metode ini lebih jelasnya menggunakan Judgment Sampling. Uji validitas menggunakan korelasi Product Moment dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda dan Koefisien Determinasi � . Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa : 1) Berdasarkan uji F menunjukkan produk, harga, promosi, tempat dan store atmosphere secara simultan berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen Café 247. 2) Berdasarkan uji t menunjukkan bahwa harga berpengaruh secara parsial terhadap minat beli ulang konsumen Café 247, sedangkan produk, promosi, tempat dan store atmosphere secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen Café 247.

Kata Kunci : Produk, Harga, Promosi, Tempat, Store Atmosphere dan Minat Beli Ulang Konsumen


(17)

xvi

Afra AvelinaUlan Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

This research aimed to know: 1) The influence of marketing mix (product, price, promotion, and place) and store atmosphere towards consumer’s repurchase intention simultaneously of 247 Café’s consumer. 2) The influence of marketing mix (product, price, promotion, and place) partially to consumer’s repurchase intention of 247 Café’s consumer. 3) The influence of store atmosphere to consumer’s repurchase intention of 247 Café’s consumer. The research was done by distributing questionnaire to 100 respondents that chosen using on Purposive Sampling method, specifically Judgment Sampling. The validity was examined by Product Moment correlation and the reliability was examined by Cronbach’s Alpha. The data analysis technique in this research was Descriptive Analysis, Classical Assumption Test, Multiple Regression Analysis and Coefficient of Determination (R2). The research found that: 1) Product, price,

promotion, place and store atmosphere simultaneously influenced consumer’s repurchase intention in 247 Cafe. 2) Price partially influenced consumer’s repurchase intention in 247 Café, while product, promotion, place, and store atmosphere did not partially influence consumer’s repurchase intention in 247 Café.

Keywords: Product, Price, Promotion, Place, Store Atmosphere, and Consumer’s


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis kuliner sangatlah ketat, setiap bisnis kuliner berlomba-lomba untuk memberikan inovasi terbaru dari produk yang akan ditawarkan kepada konsumen. Selain memikirkan bagaimana cara memberikan inovasi produk yang dapat menarik minat beli konsumen, pembisnis kuliner juga harus memikirkan keterjangkauan harga, bagaimana mempromosikan produk, dan bagaimana cara penyampaian kepada konsumen serta dimana lokasi yang strategis. Banyaknya pesaing membuat para pelaku bisnis kuliner turut memikirkan konsep apa yang akan diberikan dalam membedakan produknya dengan pesaing yang ada. Beberapa hal yang berperan dalam memasarkan produk kepada konsumen dikenal saat ini dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix) yang di dalamnya ada produk (product), harga

(price), tempat (place), dan promosi (promotion). Bauran pemasaran inilah yang membedakan antara para pembisnis kuliner yang satu dengan yang lainnya. Saat ini banyak anak muda yang menyukai perbedaan, selain itu rasa ingin tahu sangatlah besar. Dari menyukai perbedaan dan rasa ingin tahu besar inilah para pembisnis kuliner mulai berpikir untuk membuat dan membuka usaha kuliner yang berbeda dari yang lain dan patut untuk dikunjungi oleh konsumen. Dengan harga terjangkau dan tempat yang mudah diakses tentunya akan sangat menarik konsumen, ditambah lagi jika


(19)

ada potongan-potongan terhadap produk tertentu yang dipesan dalam jumlah tertentu.

Selain adanya bauran pemasaran ada juga yang kita kenal dengan istilah

store atmosphere yang juga turut menjadi sebuah pertimbangan yang harus diperhatikan oleh pembisnis kuliner jika ingin membuka usaha kuliner. Store atmosphere ini mencakup interior-interior di toko seperti lampu-lampu yang dipasang, suasana yang dirasakan, musik yang diputar, pajangan toko yang unik, tatanan kursi dan meja yang unik, aroma kas makanan yang disajikan, pencahayaan, temperatur suhu didalam toko. Dengan adanya bauran pemasaran dan store atmosphere yang dapat dikemas dengan baik oleh pemilik toko maka dengan sendirinya akan menarik konsumen untuk datang ke toko guna membeli dan bisa jadi di kemudian hari datang kembali untuk membeli varian produk yang ditawarkan. Sulitnya membuat konsumen merasa puas dengan produk yang ditawarkan menjadikan pembelian kembali yang dilakukan konsumen sangat menguntungkan bagi toko.

Minat konsumen untuk datang kembali membeli varian produk yang lain perlu di perhatikan, Kotler (Bowen dan Makens 1999:156) menyatakan minat beli timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif dan didalam proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat. Kotler dan Keller (2003:181) lebih dalam menjelaskan bahwa minat beli konsumen adalah sebuah perilaku memilih suatu produk berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu


(20)

produk. Kotler (1997:176) menyatakan bahwa minat beli ulang adalah salah satu perilaku setelah pembelian yang sebelumnya didasari dengan kepuasan. Jika konsumen merasa puas, untuk selanjutnya konsumen akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Menurut Kotler (2007:145) ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli ulang yaitu :

1. Faktor Psikologis yang dapat dipelajari dari beberapa teori, yaitu : Teori stimulus merupakan respon dimana konsumen akan merasa puas jika mendapatkan produk, merek, pelayanan yang menyenangkan. Teori kognitif dimana keputusan konsumen sangat dipengaruhi oleh memorinya terhadap sesuatu yang terjadi pada masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Teori Gestalt dan Teori Lapangan dimana lingkungan merupakan kekuatan yang sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk mengadakan suatu pembelian.

2. Faktor Pribadi dimana kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli.

3. Faktor Sosial ini mencakup kelompok panutan yang dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen.

Cafe 247 merupakan sebuah tempat yang sudah familiar di kalangan anak muda saat ini. Cafe 247 menyajikan kuliner hasil dari inovasi “burjo” dengan rasa yang menarik. Konsumen dapat menemukan dan


(21)

memesan sajian seperti nasi goreng gila, magelangan, nasi curry dan masih banyak lagi pilihan menu lainnya. Aneka minuman di cafe 247 ini pun tidak kalah menarik, meskipun mengusung tema “burjo” tetapi aneka minumnya sangat bervariasi seperti bluestar, kopi tubruk dan aneka minuman lainnya. Selain itu ada juga menu ringan seperti roti bakar, kentang goreng, nugget goreng, tempura dan kudapan lainnya. Melihat dari latar belakang yang ada penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Bauran Pemasaran dan Store Atmosphere terhadap Minat Beli Ulang Konsumen “ B. Rumusan Masalah

1. Apakah bauran pemasaran dan store atmosphere berpengaruh secara simultan terhadap minat beli ulang konsumen ?

2. Apakah bauran pemasaran berpengaruh secara parsial terhadap minat beli ulang konsumen ?

3. Apakah store atmosphere berpengaruh secara parsial terhadap minat beli ulang konsumen.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu :

1. Variabel yang mempengaruhi minat beli ulang yaitu produk, harga, tempat/distribusi, promosi dan store atmosphere.

2. Pengunjung yang sudah pernah datang minimal 3 kali ke Cafe 247. 3. Jangka waktu penelitian ini dari Maret - April 2017.


(22)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah bauran pemasaran dan store atmosphere

berpengaruh secara simultan terhadap minat beli ulang konsumen.

2. Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap minat beli ulang konsumen.

3. Untuk mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap minat beli ulang konsumen.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini penulis terbantu dalam mencari jawaban pengaruh bauran pemasaran dan store atmosphere apakah berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen atau tidak. Dengan penelitian ini juga penulis bertambah pengetahuan dan wawasan akan pentingnya mengemas bauran pemasaran dan juga store atmosphere dalam sebuah usaha. Selain itu manfaat penelitian ini bagi penulis juga sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SE.

2. Bagi pemilik usaha

Dengan adanya penelitian ini pemilik toko/tempat usaha ini dapat mengembangkan lagi bauran pemasaran yang sudah diterapkan dalam usahanya dan juga dapat memperbaiki store atmosphere yang masih dirasakan kurang dari konsumen yang akan menjadi responden.


(23)

3. Bagi Universitas

Hasil dari penelitian ini berupa laporan dapat disimpan dan dijadikan referensi untuk adik-adik tingkatan yang akan menyusun proposal nantinya.

4. Bagi pihak lainnya

Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya, selain itu penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi jika ingin meneliti variabel yang ada dalam penelitian ini.


(24)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (dalam Laksana 2008:4) pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi sebuah produk atau sekelompok produk tertentu (pasar perumahan atau bahan makanan). Sementara Pemasaran (marketing) sendiri menurut Kotler (dalam Laksana 2008:4) yaitu suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran yaitu segala kegiatan yang menawarkan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Laksana 2008:4). Sedangkan pengertian manajemen pemasaran (marketing management) menurut Kotler (dalam Laksana 2008:4) adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

Manajemen pemasaran yaitu pertukaran produk yang dilakukan melalui aktifitas dari bauran pemasaran, yaitu Product, Price, Promotion, dan Place (Laksana 2008:5). Terdapat pula proses manajemen pemasaran yaitu (1) analisis peluang pemasaran, (2) penelitian dan pemilihan pasar


(25)

sasaran, (3) perencanaan strategi pemasaran, (4) perencanaan program pemasaran, (5) pengorganisasian dan pelaksanaan pemasaran, (6) pengendalian usaha pemasaran (Laksana 2008:18-19).

Gambar. 2.1. Proses Manajemen Pemasaran (Laksana 2008:19)

2. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha 2002:17). Sementara menurut Philip Kotler (dalam Usmara 2008:17-19) ada 4 konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu :

a. Konsep Produksi

Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia di mana-mana dan harganya murah. Para Analisis Perencanaan

(1) Analisis peluang pemasaran (2) Penelitian dan pemilihan pasar sasaran (3) Perencanaan Strategi pemasaran (4) Perencanaan program pemasaran

Pelaksanaan Pengendalian

n (5) Pengorgani sasian dan pelaksanaan pemasaran (6) Pengendalian usaha pemasaran


(26)

manajer dalam organisasi yang berorientasi pada produksi memusatkan upayanya untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi dan liputan distribusi yang luas.

b. Konsep Produk

Konsep produk menjelaskan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Para manajer dalam organisasi yang berorientasi pada produk ini memusatkan usaha untuk menghasilkan produk yang baik dan terus menerus menyempurnakannya.

c. Konsep Penjualan

Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen jangan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.

d. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efesien dibandingkan para pesaing.

Menurut Usmara (2008:19) Konsep pemasaran bersandar pada empat tiang utama yaitu:


(27)

1) Fokus Pasar

Perusahaan akan berhasil baik jika mereka menetapkan batas pasarnya secara cermat. Perusahaan akan berhasil baik bilamana mereka mempersiapkan program pemasaran yang sesuai untuk masing-masing pasar sasaran.

2) Orientasi kepada Pelanggan

Pemikiran yang berorientasi pelanggan mengharuskan perusahaan untuk secara cermat menentukan kebutuhan pelanggan dari sudut pandang pelanggan bukan dari sudut pandangnya sendiri.

3) Pemasaran yang terkoordinasi, yang bermakna dua hal : a) Berbagai fungsi pemasaran-armada penjualan,

periklanan, riset pemasaran dan lain-lain harus terkoordinasi.

b) Pemasaran harus terkoordinasi secara baik dengan bagian-bagian lain perusahaan. Pemasaran akan berhasil bila seluruh karyawan menyadari bagaimana dampak terhadap kepuasan pelanggan

4) Kemampuan laba

Untuk perusahaan swasta tujuan utama adalah laba, bagi organisasi nirlaba atau organisasi masyarakat tujuannya adalah mempertahankan dan menarik cukup dana guna menyelenggarakan kegiatan. Perusahaan menghasilkan uang


(28)

dengan memuaskan kebutuhan pelanggan lebih baik daripada yang dapat dilakukan pesaing. Sindoro (1997) menyatakan bahwa ada 5 Konsep pemasaran dimana yang ke-empatnya seperti yang sudah dijelaskan dan yang ke-lima yaitu :

e. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial

Konsep pemasaran berwawasan sosial menyatakan bahwa organisasi harus menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar sasaran. Kemudian organisasi itu harus memberikan nilai yang unggul kepada pelanggan dengan cara yang bersifat memelihara atau memperbaiki kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Disini dapat dilihat pada gambar bahwa ada tiga perbandingan yang mendasari konsep pemasaran berwawasan sosial.

Gambar. 2.2. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial (Sindoro 1997) Masyarakat

(Kesejahteraan Manusia)

Konsep Pemasaran Sosial

Konsumen (Pemuasan Keinginan)

Perusahaan (Laba)


(29)

3. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran ialah sarana pemasaran taktis meliputi produk, harga, tempat, dan promosi yang digabungkan untuk mendapat respon yang diinginkan dari pasar sasaran (Machfoedz 2010:61). Kotler (2000:18) mendefinisikan bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran di dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran merupakan variabel-variabel terkendali yang dapat digunakan perusahaan untuk mempengaruhi konsumen dari segmen pasar tertentu yang dituju perusahaan. Mc Carthy (Kotler, 2000:18) mempopulerkan sebuah klasifikasi empat unsur dari alat-alat bauran pemasaran yang dikenal dengan empat P (four P) yaitu produk (product), harga (price), tempat/distribusi (place), promosi (promotion) ( www.kajianpustaka.com)


(30)

a. Produk

Produk adalah barang atau jasa yang ditawarkan kepada pembeli yang berlaku sebagai konsumen. Untuk mendapatkan produk yang kita butuhkan maka kita harus mengorbankan sejumlah uang yang kita miliki. Setiap produk memiliki harganya masing-masing dan juga setiap produk memiliki kualitas yang berbeda. Produk merupakan salah satu pendukung bagi pelaku bisnis, karena produk inilah yang akan menjadi pembeda dengan usaha yang lainnya. Produk diciptakan guna memenuhi kebutuhan setiap konsumennya. Seperti yang telah penulis jelaskan bahwa produk ini bisa berupa barang atau jasa, maka penawaran yang dilakukanpun berbeda-beda dari yang produk barang dan produk jasa. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Armstrong 1997:9). Produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya (Laksana 2008:67).


(31)

1) Goods : Barang - barang fisik

2) Services : Jasa / Pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau tidak menyertai produk barang fisik.

3) Experiences : Pengalaman atau kegiatan seseorang yang dapat dinikmati oleh orang lain.

4) Events : Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak.

5) Persons : Keahlian atau ketenaran seseorang.

6) Places : Tempat atau kota yang memiliki keunggulan, keunikan (sejarah), atau keindahan.

7) Properties : Hak kepemilikan bisa berupa benda nyata (real estate) atau finansial (saham atau obligasi).

8) Organizations : Lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau nilai jual dari suatu produk.

9) Information : Informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan (sekolah dan surat kabar).

10)Ideas : Gagasan yang menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen.

b. Harga

Harga didefinisikan oleh william J. Stanto terjemahan Y.Yamanto (Dalam Laksana 2008:105) adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah


(32)

produk dan pelayanan yang menyertainya. Sementara menurut E.Jerome MC.Carthy terjemahan Gunawan H. (1985:414 / Dalam Laksana 2008:105) harga adalah “ apa yang dibebankan untuk sesuatu. Setiap transaksi dagang dapat dianggap sebagai suatu pertukaran uang, uang adalah harga untuk sesuatu”. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang mendatangkan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sementara ketiga unsur lainnya (produk, tempat/distribusi, promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Tujuan penetapan harga menurut Kotler (Laksana 2008:105-106) ada enam yaitu : bertahan hidup, maksimalisasi laba jangka pendek, memaksimumkan pendapatan jangka pendek, pertumbuhan penjualan maksimum, menyaring pasar secara maksimum, dan unggul dalam suatu produk.

Penetapan harga dipengaruhi oleh faktor Eksternal dan Faktor Internal (Machfoedz 2010:64-65), dimana dapat digambarkan sebagai berikut :

v

Gambar. 2.4. Faktor Eksternal dan Faktor Internal (Machfoedz 2010:64-65)

Faktor Internal : - Tujuan

Pemasaran - Strategi Bauran Pemasaran - Biaya - Metode Penetapan harga Penetapan Harga

Faktor Eksternal : - Sifat pasar dan permintaan - Persaingan

- Faktor lingkungan lain

(perekonomian,pem erintahan)


(33)

Seperti yang dikutip Philip Kotler 1992:126 (Laksana 2008:108) bahwa ada 9 faktor yang turut mempengaruhi kepekaan pembeli terhadap harga antara lain :

1) Pengaruh Keunikan, semakin unik sebuah produk, semakin berkuranglah kepekaan pembeli terhadap harga.

2) Pengaruh kesadaran adanya pengganti, semakin rendah kesadaran pembeli tentang adanya pengganti, semakin berkuranglah kepekaan mereka terhadap harga.

3) Pengaruh sulitnya membandingkan, semakin sulit pembeli membandingkan mutu produk-produk pengganti, semakin kuranglah kepekaan mereka terhadapa harga.

4) Pengaruh jumlah total pengeluaran, semakin rendah jumlah total pengeluaran untuk membeli sebuah produk dalam rasio terhadap penghasilan pembeli, semakin berkuranglah kepekaan pembeli terhadap harga.

5) Pengaruh manfaat akhir, semakin rendah pengeluaran di bandingkan dengan biaya total produk akhir, semakin berkuranglah kepekaan pembeli terhadap harga.

6) Pengaruh biaya bersama, jika sebagian biaya untuk membeli sebuah produk ditanggung oleh pihak lain, kepekaan pembelian terhadap harga berkurang.


(34)

7) Pengaruh investasi tergabung, kepekan pembeli terhadap harga berkurang bila produk tadi digunakan dalam hubungannya dengan aktiva yang telah ditanamkan sebelumnya.

8) Pengaruh mutu harga, kepekaan pembeli terhadap harga berkurang jika produk dianggap lebih bermutu, lebih bergengsi dan lebih eksklusif.

9) Pengaruh sediaan, kepekaan pembeli terhadap harga berkurang jika mereka tidak dapat menyimpan produk tersebut.

Laksana (2008:114-115) juga menjelaskan tujuan penetapan harga antara lain :

1) Profit maximalization pricing (maksimalisasi keuntungan), yaitu untuk mencapai maksimalisasi keuntungan.

2) Market share Pricing (penetapan harga untuk merebut pangsa pasar), dengan harga yang rendah maka pasar akan dikuasai dengan syarat :

a) Pasar cukup sensitif terhadap harga

b) Biaya produksi dan distribusi turun jika produksi naik c) Harga turun, pesaingan sedikit.

3) Market Skimming pricing, jika ada sekelompok pembeli yang bersedia membayar dengan harga yang tinggi terhadap produk yang ditawarkan maka perusahaan akan menetapkan harga yang tinggi walaupun kemudian harga tersebut akan turun (memerah pasar) dengan syarat :


(35)

a) Pembeli cukup

b) Perubahan biaya distribusi lebih kecil dari perubahan pendapatan c) Harga naik tidak begitu berbahaya terhadap pesaing

d) Harga naik menimbulkan kesan produk yang superior.

4) Current Revenue Pricing (penetapan laba untuk pendapatan maksimal), penetapan harga yang tinggi untuk memperoleh revenue

yang cukup agar uang kas cepat kembali.

5) Target Profit Pricing (penetapan harga untuk sasaran), harga berdasarkan target penjualan dalam periode tertentu.

6) Promotional Pricing (penetapan harga untuk promosi), penetapan harga untuk suatu produk dengan maksud untuk mendorong penjualan produk-produk lain. Ada dua macam penetapan harga untuk promosi, yaitu :

a) Loss leader pricing, penetapan harga untuk suatu produk agar pasar mendorong penjualan produk yang lainnya.

b) Prestice pricing, penetapan harga yang tinggi untuk suatu produk guna meningkatkan image tentang kualitas.

c. Promosi

Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut (Laksana 2008:133).


(36)

Dalam penjelasan lain (Tjiptono 2008:219) promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Lebih lanjut dijelaskan pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

1) Tujuan Promosi

Tujuan utama dari promosi (Tjiptono 2008:221) adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi dijabarkan sebagai berikut :

a) Menginformasikan (informing), dapat berupa :

(1) Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru

(2) Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk

(3) Menyampaikan perubahan harga kepada pasar (4) Menjelaskan cara kerja suatu produk


(37)

(6) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli (7) Membangun citra perusahaan

b) Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk : (1) Membentuk pilihan merek

(2) Mengalihkan pilihan ke merek tertentu

(3) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk (4) Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga

(5) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga c) Mengingatkan (reminding) dapat terdiri atas :

(1) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat

(2) Mengingingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan

(3) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan

(4) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.

d. Tempat/Distribusi

Place atau tempat merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian kepada para konsumen dan dimana lokasi yang strategis.Dalam penyaluran barang dari produsen ke konsumen ada faktor penting yang


(38)

sangat berpengaruh terhadapnya, yaitu kegiatan pemilihan saluran distribusi yang tepat untuk menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Banyak perusahaan yang menggunakan saluran distribusi yang tidak tepat hal ini menyebapkan produk yang dihasilkan perusahaan tidak menjangkau konsumen yang menjadi sasaran (www.kajianpustaka.com).

1) Faktor-faktor penentu tempat

Dalam strategi pemasaran, adanya pemilihan lokasi usaha yang strategis menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis lokasi usaha yang dipilih, semakin tinggi pula tingkat penjualan dan berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah usaha. Begitu juga sebaliknya, jika lokasi usaha yang dipilih tidak strategis maka penjualan pun juga tidak akan terlalu bagus. Untuk itu sebelum pengusaha memulai sebuah usaha, pilih terlebih dahulu tempat usaha yang paling tepat untuk pemasaran usaha tersebut. Lakukan riset dan bandingkan beberapa pilihan tempat sebelum akhirnya pengusaha menentukan lokasi yang paling strategis bagi usahanya. Berikut beberapa faktor yang sebaiknya pengusaha perhatikan, sebagai bahan pertimbangan strategi memilih lokasi usaha.


(39)

a) Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi

Usahakan memilih lokasi usaha yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi. Semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu lokasi, maka semakin besar pula potensi pasar sebuah usaha. Coba saja bandingkan pendapatan usaha yang lokasinya di daerah pedesaan dengan usaha yang berada di daerah perkotaan, omset yang diperoleh akan sangat jauh berbeda.

b) Besar pendapatan masyarakat sekitar lokasi.

Besar pendapatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi juga mampu mempengaruhi usaha yang akan dibangun. Sebab, tingkat pendapatan masyarakat juga akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen. Jika ingin menjalankan usaha dengan produk yang harganya sedikit tinggi, sebaiknya pilih lokasi yang daya belinya cukup tinggi (misal di kota-kota besar). Sedangkan bila ingin menawarkan produk dengan harga yang relatif murah, tidak akan masalah jika memilih lokasi usaha yang daya beli masyarakatnya kurang. Karena konsumen di daerah tersebut lebih mementingkan harga murah, dibandingkan memperhatikan kualitas produk yang dijual.


(40)

c) Memperhatikan tingkat keramaian lalu lintas.

Perhatikan lalu lintas yang ada di lokasi usaha yang akan dibangun, karena hal ini juga mempengaruhi jenis usaha yang cocok di daerah tersebut. Untuk lokasi yang banyak dilalui kendaraan bermotor , bisa mencoba usaha bengkel yang lebih dibutuhkan. Sesuaikan jenis usaha dengan para konsumen yang lalu lalang di lokasi tersebut.

d) Banyaknya usaha yang mendukung lokasi tersebut. Semakin banyak usaha yang ada di sekitar lokasi, maka konsumen yang datang ke lokasi tersebut juga semakin ramai. Karena di lokasi tersebut terdapat berbagai macam usaha yang menyediakan produk yang berbeda pula, sehingga para konsumen lebih tertarik datang ke lokasi yang terdapat berbagai macam usaha. Misalnya saja lokasi pasar dan mall yang selalu ramai pengunjung.

e) Sesuaikan dana dengan lokasi usaha yang akan dipilih. Biasanya lokasi usaha yang ada di keramaian seperti mall, atau di pinggir jalan yang strategis harga sewanya lebih mahal dibandingkan lokasi usaha yang kurang strategis. Untuk itu sesuaikan dana yang Anda miliki, dengan lokasi usaha yang di pilih. Jangan memilih lokasi yang harga sewanya mahal, tetapi ternyata tidak ramai pengunjung.


(41)

f) Pilih lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah. Jika di lokasi tersebut sudah banyak usaha yang sejenis dengan usaha Anda, sebaiknya lokasi ini dihindari. Namun jika Anda yakin karena posisinya yang sangat strategis, Anda harus siap bersaing dengan menciptakan inovasi baru yang dapat membedakan usaha Anda dengan usaha lain yang sejenis.

g) Perhatikan pula akses menuju lokasi usaha.

Usahakan pilih lokasi yang mudah di akses oleh para konsumen. Jika memungkinkan, pilih lokasi usaha yang dilalui transportasi umum. Agar konsumen yang tidak memiliki kendaraan pribadi juga bisa menjangkau lokasi usaha Anda.

h) Tingkat keamanan yang mendukung.

Lokasi usaha yang aman juga menambah kenyamanan para konsumen. Mereka tidak akan ragu meninggalkan kendaraan mereka di tempat parkir, dan bisa menikmati pelayanan usaha Anda dengan merasa nyaman. Dengan lingkungan yang aman, Anda bisa mengurangi resiko pencurian maupun perusakan yang bisa terjadi pada usaha yang ada di lokasi kurang aman. i) Perhatikan kebersihan lokasi usaha.

Konsumen tidak akan mengunjungi sebuah toko, warung ataupun sebuah outlet yang berada di lingkungan kotor atau


(42)

kumuh. Mereka akan merasa ragu untuk membeli produk Anda. Untuk itu jaga kebersihan lingkungan sekitar Anda, agar konsumen merasa nyaman berkunjung ke lokasi usaha Anda.

4. Store Atmosphere

Menururt Kotler (2005) store atmosphere (suasana toko) adalah suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli. Dari adanya pernyataan ini bisa dikatakan bahwa aspek store atmosphere ini adalah salah satu hal yang berperan penting dalam menarik konsumen. Pendapat lain dari Sutisna dan Pawitra (2001) mengatakan store atmosphere adalah status afeksi dan kognisi yang dipahami konsumen dalam suatu toko, walau mungkin tidak sepenuhnya disadari pada saat berbelanja. Dalam artian yang lebih spesifik disebutkan oleh Peter dan Olson (1999) yang tersedianya pengaturan udara (AC), tata ruang toko, penggunaan warna cat, penggunaan jenis karpet, warna karpet, bahan-bahan rak penyimpan barang, bentuk rak dan lain-lain.

a. Elemen-elemen Store Atmosphere

Elemen-elemen store atmosphere menurut Berman & Evans (2010:509) dapat dibagi menjadi empat elemen utama, yaitu:


(43)

1) Exterior (Bagian Luar Toko) mempunyai pengaruh yang kuat pada citra toko tersebut, sehingga harus direncanakan dengan sebaik mungkin. Kombinasi dari

exterior ini dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik, menarik, menonjol dan mengundang orang untuk masuk ke dalam toko. Exterior terdiri dari:

a) Storefront (Bagian Depan Toko) Bagian depan toko meliputi kombinasi papan nama, pintu masuk, dan konstruksi bangunan. Storefront harus mencerminkan keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain yang sesuai dengan citra toko tersebut. Khususnya konsumen yang sering menilai toko dari penampilan luarnya sehingga merupakan faktor penting untuk mempengaruhi konsumen mengunjungi toko.

b) Marquee (Papan Nama Toko) adalah suatu tanda yang digunakan untuk memajang nama atau logo suatu toko. Marquee dapat dibuat dengan teknik pewarnaan, penulisan huruf, atau penggunaan lampu neon. Marquee dapat terdiri dari nama atau logo saja, atau dikombinasikan dengan slogan dan informasi lainnya. Supaya efektif, marquee harus diletakan di luar, terlihat berbeda, dan lebih menarik atau mencolok daripada toko lain disekitarnya.


(44)

c) Display Windows (Tampilan Pajangan) tujuan dari

display window adalah untuk mengidentifikasikan suatu toko dengan memajang barang-barang yang mencerminkan keunikan toko tersebut sehingga dapat menarik konsumen masuk. Dalam membuat jendela pajangan yang baik harus dipertimbangkan ukuran jendela, jumlah barang yang dipajang, warna, bentuk, dan frekuensi penggantiannya.

d) Parking Facilities (Fasilitas Tempat Parkir) yang luas, gratis, dekat dengan toko akan menciptakan citra positif dibandingkan dengan parkir yang langka, mahal dan jauh.

2) General Interior (Interior Umum) terdiri dari:

a) Colour and Lighting (Warna dan Pencahayaan) Pencahayaan yang terang, warna-warna cerah berkontribusi pada suasana yang berbeda daripada cahaya pastel atau dinding putih polos. Kadang-kadang ketika warna berubah, pelanggan mungkin awalnya tidak nyaman sampai mereka terbiasa dengan skema yang baru.

b) Scent and Sound (Aroma dan Musik) Aroma dan musik dapat mempengaruhi suasana hati pelanggan.


(45)

c) Store Personnel (Karyawan Toko) Karyawan yang sopan, rapih, berpengetahuan dapat membuat atmosphere yang positif.

d) Cleanliness (Kebersihan) Kebersihan dapat menjadi pertimbangan utama bagi konsumen untuk berbelanja di toko tersebut. Pengelola toko harus mempunyai rencana yang baik dalam pemeliharaan kebersihan toko.

3) Store Layout (Tata Letak Toko) Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari peralatan, barang dagangan, gang-gang dalam toko serta fasilitas toko. Dalam merancang store layout perlu diperhatikan hal-hal berikut:

a) Allocation of Floor Space (Alokasi Ruang Lantai)

(1) Selling Space digunakan untuk memajang barang, berinteraksi antara konsumen dan karyawan toko, demonstrasi, dan lainnya.

(2) Personnel Space ruangan yang disediakan untuk karyawan berganti pakaian, makan siang dan coffee breaks, dan ruangan untuk beristirahat.


(46)

5. Minat Beli Ulang a. Definisi Minat Beli

Kotler,2007 (dalam Sudrajad, 2014:16) menyatakan minat beli adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan untuk membeli atau memilih suatu produk berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan, dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Menurut Shah, et al.,2011 (dalam Purba 2015:18) minat beli merupakan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian di masa mendatang. Minat beli konsumen dapat berubah sesuai dengan stimulus yang diberikan. Minat beli konsumen dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor yang berhubungan dengan perasaan dan emosi yang dimiliki konsumen merupakan faktor internal. Minat beli juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti pemasaran maupun lingkungan. Stimulus yang diperoleh konsumen kemudian akan diproses dan dipertimbangkan konsumen sesuai dengan kebutuhan pribadinya. Konsumen kemungkinan besar akan memiliki minat membeli ketika stimulus dari luar sesuai keinginan konsumen tersebut. Menurut Kotler (dalam Bowen dan Makens 1999:156) minat beli timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif dan didalam proses evaluasi, seseorang


(47)

akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat.

Super dan Crites (Lidyawatie 1998) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli, yaitu : 1) Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan

pekerjaan seseorang, dapat diperkirakan minat terhadap suatu produk pun berbeda.

2) Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.

3) Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya seseorang yang memiliki hobi berenang tentu berbeda minat belinya dengan seseorang yang hobi memasak.

4) Perbedaan jenis kelamin, artinya minat beli wanita akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja. 5) Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa

dan orang tua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang.

b. Definisi Minat Beli Ulang

Minat beli ulang menurut Peter/Olsen 2002 (dalam jurnal sdm.blog.spot.com) adalah kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau beberapa kali. Kepuasan


(48)

yang diperoleh seorang konsumen, dapat mendorong ia melakukan pembelian ulang (repeat purchase), menjadi loyal terhadap produk tersebut ataupun loyal terhadap toko tempat dia membeli barang tersebut sehingga konsumen dapat menceritakan hal-hal yang baik kepada orang lain. Menurut Schiffman & Kanuk, 2000 (dalam jurnal sdm.blog.spot.com) perilaku beli ulang sangat berhubungan dengan konsep dari brand loyality, dimana kebanyakan perusahaan mendukung karena hal ini memiliki kontribusi yang besar untuk kestabilan yang baik di dalam marketplace.

Zeithalm et al, 1996 (dalam jurnal sdm.blog.spot.com) menekankan pentingnya mengukur minat beli ulang (future intention) pelanggan untuk mengetahui keinginan pelanggan yang tetap setia atau meninggalkan suatu barang atau jasa. Menurut Kotler (2007:145), ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi minat beli ulang, yaitu:

1) Faktor Psikologis

Faktor psikologis meliputi pengalaman belajar individu tentang kejadian di masa lalu, serta pengaruh sikap dan keyakinan individu. Pengalaman belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku akibat pengalaman sebelumnya. Timbulnya minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang sangat dipengaruhi


(49)

oleh pengalaman belajar individu dan pengalaman belajar konsumen yang akan menentukan tindakan dan pengambilan keputusan membeli. Hal ini dapat dipelajari dari beberapa teori berkut ini:

a) Teori Stimulus Respon

Berdasarkan teori stimulus respon dari B.F Skinner, dapat disimpulkan bahwa konsumen akan merasa puas jika mendapatkan produk, merek, pelayanan yang menyenangkan. Dan sebaliknya jika produk, merek dan layanan diperoleh konsumen dengan tidak menyenangkan, akan menjadikan konsumen merasa tidak puas.

b) Teori Kognitif

Berdasarkan teori kognitif dari Heider & Festinger, perilaku kebiasaan merupakan akibat dari proses berpikir dan orientasi dalam mencapai suatu tujuan. Berdasarkan teori ini dapat disimpulkan bahwa keputusan konsumen sangat dipengaruhi oleh memorinya terhadap sesuatu yang terjadi pada masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. c) Teori Gestalt dan Teori Lapangan

Berdasarkan teori Gestalt dan teori Lapangan, dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan merupakan


(50)

kekuatan yang sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk mengadakan suatu pembelian. Penggunan objek secara keseluruhan akan lebih baik daripada hanya bagian- bagiannya saja. Misalnya, melayani pembeli secara “sempurna”, dari awal konsumen masuk pada suatu rumah makan sampai pada saat ia meninggalkan rumah makan tersebut, akan meninggalkan penilaian positif dimata konsumen. Dalam hubungan dengan minat beli ulang, sikap dan keyakinan individu akan pelayanan sebelumnya sangat berpengaruh dalam menentukan apakah individu tersebut suka dengan apa yang ditampilkan sebelumnya, atau sebaliknya individu memilih untuk mencari tempat makan lain yang dapat memenuhi seleranya.

2) Faktor Pribadi

Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli. Oleh karena itu, peranan pramuniaga toko penting dalam memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Faktor pribadi ini termasuk di dalamnya konsep diri. Konsep diri dapat didefinisikan sebagai cara kita melihat diri sendiri dan dalam waktu tertentu sebagai gambaran tentang konsep


(51)

yang kita pikirkan. Dalam hubungan dengan minat beli ulang, produsen perlu menciptakan situasi yang diharapkan konsumen. Begitu pula menyediakan dan melayani konsumen dengan produk dan merek yang sesuai dengan yang diharapkan konsumen.

3) Faktor Sosial

Faktor sosial mencakup faktor kelompok anutan (small reference group). Kelompok anutan didefinisikan sebagai suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen. Kelompok anutan ini merupakan kumpulan keluarga, kelompok atau orang tertentu. Dalam menganalisis minat beli ulang, faktor keluarga berperan sebagai pengambil keputusan, pengambil inisiatif, pemberi pengaruh dalam keputusan pembelian, penentu apa yang dibeli, siapa yang melakukan pembelian dan siapa yang menjadi pengguna. Menurut Kotler (2007:158) “anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh”. Pengaruh kelompok acuan terhadap minat beli ulang antara lain dalam menentukan produk dan merek yang mereka gunakan yang sesuai dengan aspirasi kelompoknya. Keefektifan pengaruh niat beli ulang dari


(52)

kelompok anutan sangat tergantung pada kualitas produksi dan informasi yang tersedia pada konsumen. Menurut Ferdinand, 2006 (dalam purba, 2015:19) minat beli ulang bisa diidentifikasi oleh beberapa indikator, yaitu: 1) Minat referensial, merupakan minat seorang konsumen

untuk mereferensikan sebuah produk berdasarkan pengalaman yang dimilikinya kepada konsumen lain agar konsumen tersebut ikut membeli.

2) Minat Eksploratif, yaitu minat seorang konsumen mencari segala informasi yang berhubungan dengan produk yang diinginkannya.

3) Minat Preferensial, yaitu minat menggambarkan perilaku seorang konsumen yang menjadikan produk tersebut sebagai preferensi utama dibandingkan dengan produk - produk lain di pasaran.

B. Penelitian-penelitian Sebelumnya

Untuk penelitian-penelitian sebelumnya untuk bahasan ini sudah ada yang melakukan penelitian hanya saja disini penulis mendapatkan penelitian yang terpisah variabelnya dari penelitian-penelitian yang ada yaitu :

1. Pengaruh Store Atmosphere dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Ulang ( Studi Kasus pada Klinik Kopi Yogyakarta )

Penulis : Adhityo Prabowo, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.


(53)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh store atmosphere dan kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang konsumen Klinik Kopi. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang sedang atau pernah berkunjung ke Klinik Kopi dengan sampel sebanyak 100 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan pengisian kuesioner. Analisis data menggunakan teknik regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa store atmosphere dan kualitas pelayanan berpengaruh secara parsial maupun bersama-sama terhadapa minat beli ulang.

2. Pengaruh Bauran Pemasaran dan Faktor Demografis Konsumen pada Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap

Penulis : Adventius Bintang, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Tujuan penelitian ini yaitu utuk mengetahui : 1.) Pengaruh bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi dan distribusi pada keputusan pembelian produk mie instan merek sedaap. 2.) Pengaruh perbedaan jenis kelamin dan perbedaan tingkat penghasilan pada keputusan pembelian produk mie instan merek sedaap. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden dengan menggunakan metode pengambilan sampel Purposive Convinience Sampling. Uji validitas menggunakan korelasi Product-Moment (pearson) dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data yang


(54)

digunakan dalam penelitian ini adalah Analisisi Regresi Linier Berganda, Uji Asumsi Klasik dan Koefisien Determinasi (� ). Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa : 1.) Pengujian menggunakan uji F menunjukkan bahwa secara simultan variabel bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi dan distribusi berpengaruh positif pada keputusan pembelian produk mie instan merek sedaap. 2.) Pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa produk, harga, promosi dan distrubusi berpengaruh positif pada keputusan pembelian produk mie instan merek sedaap. 3.) pengujian menggunakan uji Beda Anova menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan keputusan pembelian pada produk mie instan merek sedaap berdasarkan jenis kelamin dan tingkat penghasilan konsumen.


(55)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka di atas mengenai bauran pemasaran dan

store atmosphere, maka kerangka konseptual penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

Parsial Simultan

Gambar. 2.5. Kerangka Konseptual Penelitian

Harga (X2)

Produk (X1)

Tempat (X3)

Promosi (X4)

Store

Atmosphere(X5)


(56)

D. Hipotesis

1. Produk, Harga, Tempat, Promosi dan Store Atmosphere

Bisnis yang bergerak dalam bidang kuliner harus memperhatikan produk, harga, tempat, promosi dan store atmosphere yang akan ditawarkan kepada konsumen. Produk yang memiliki kekhasan tersendiri tentu akan memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen. Di dunia bisnis kuliner banyak produk yang ditawarkan dengan varian yang berbeda-beda, ini tentu dilakukan untuk dapat menarik konsumen. Selain produk ada juga harga yang ikut menentukan ketertarikan konsumen terhadap suatu bisnis kuliner, dengan produk dan harga yang terjangkau pastinya akan membuat konsumen semakin tertarik untuk mendatangi kuliner ini. Tempat dan promosi tidak kalah pentingnya dengan kedua aspek yang sudah dibahas, tempat dan promosi merupakan aspek pendukung lainnya yang dapat meningkatkan ketertarikan konsumen terhadap bisnis kuliner yang sangat ketat persaingannya. Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah store atmosphere, bila didesain dan dapat dipadukan dengan baik tentu ini akan memberikan nilai tambah tersendiri.

H1 : harga, produk, tempat, promosi dan store atmosphere


(57)

2. Harga

Dalam bisnis kuliner harga yang terjangkau merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan. Dengan harga yang terjangkau konsumen akan senang untuk datang dan tidak menutup kemungkinan konsumen akan melakukan pembelian kembali. Bisnis kuliner sudah sangat banyak saat ini, tetapi tidak semua terlihat ramai pengujung. Ini bisa jadi harga yang ditawarkan disana tidak terjangkau oleh konsumen sehingga konsumen lebih memilih mendatangi tempat kuliner lainnya.

H2 : Harga berpengaruh secara parsial terhadap minat beli ulang konsumen

3. Produk

Bisnis kuliner saat ini sangat banyak kita jumpai, sering kita lihat ada bisnis kuliner yang dibangun bersebelahan. Ini menunjukkan ketatnya persaingan yang ada, dengan ketatnya persaingan ini para pelaku bisnis kuliner harus pandai membuat suatu inovasi produk baru yang akan menunjang keberhasilan bisnis tersebut. Produk yang inovatif sangat menarik bagi konsumen dibandingkan produk yang sudah sering dijumpai sehari-hari.

H3 : Produk berpengaruh secara parsial terhadap minat beli ulang konsumen


(58)

4. Tempat

Tempat yang tidak jauh dari keramaian dan berada di dekat perkotaan dan pusat aktivitas sangatlah bagus untuk bisnis kuliner. Tempat ini sangatlah mendukung untuk medapatkan konsumen yang lebih banyak dari pada tempat yang dibangun di tempat yang sunyi dan jauh dari keramaian. Tempat yang strategis juga sangat menentukan konsumen akan datang atau tidak. Bila tempat itu mudah dijangkau maka tidak menutup kemungkinan konsumen akan sering datang untuk membeli produk yang ditawarkan.

H4 : Tempat berpengaruh secara parsial terhadap minat beli ulang konsumen

5. Promosi

Persaingan yang ketat membuat para pelaku bisnis kuliner harus berpikir kreatif dan inovatif untuk memasarkan produknya. Iklan, spanduk ataupun brosur merupakan beberapa cara yang sering dilakukan oleh para pelaku bisnis kuliner untuk menarik konsumen. Promosi yang menarik tentu akan membuat konsumen terkesan dan tidak menutup kemungkinan setelah melihat iklan tersebut konsumen akan langsung mendatangi tempat kuliner tersebut.

H5 : Promosi berpengaruh secara parsial terhadap minat beli ulang konsumen


(59)

6. Store Atmosphere

Suasana toko yang nyaman untuk bersantai dan didukung oleh alunan musik merupakan tempat yang disukai konsumen. Suasana yang terasa nyaman bisa membuat konsumen ingin berlama-lama di tempat kuliner dan pastinya akan sering mendatangi tempat kuliner tersebut.

H6 : Store Atmospehere berpengaruh secara parsial terhadap minat beli ulang konsumen.


(60)

43

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian studi kasus. Metode studi kasus ini menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam, menyeluruh atas objek tertentu yang biasanya relatif kecil selama kurun waktu tertentu, termasuk lingkungan perisetnya (Umar 2003:43).

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen yang sudah pernah datang minimal 3 kali ke Cafe 247. Objek dalam penelitian ini adalah variabel-variabel yang turut mempengaruhi minat beli ulang konsumen yaitu produk, harga, tempat, promosi, dan store atmosphere.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian bulan April - Mei 2017

Lokasi penelitian ini Jl. Selokan Mataram No.421 Cepit Baru, Sleman, Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:58).

1. Identifikasi variabel :

Dalam penelitian ini penulis menggolongkan ke dalam dua variabel yaitu variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang


(61)

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) dan variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel independen dinyatakan dalam simbol X dan variabel dependen dinyatakan dalam simbol Y. Variabel independen dalam penelitian ini adalah bauran pemasaran yaitu produk (X1), harga (X2), tempat (X3), promosi (X4) dan store atmosphere (X5). Sementara untuk variabel dependen dalam penelitian ini ialah minat beli ulang konsumen yang dinyatakan dalam simbol Y

2. Pengukuran Variabel :

Disini penulis menggunakan pengukuran variabel skala likert, dimana skala ini meminta responden menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang suatu objek (Istijanto 2009:90). Skala ini memiliki tingkatan yaitu :

a. Sangat Setuju Skor 5

b. Setuju Skor 4

c. Ragu-ragu Skor 3

d. Tidak Setuju Skor 2 e. Sangan Tidak Setuju Skor 1


(62)

E. Definisi Operasioanl Variabel 1. Produk

Produk adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan seorang konsumen. Indikator dari variabel ini yaitu :

a. Kualitas Produk b. Cita rasa produk

c. Kepercayaan konsumen pada produk d. Kesesuaian produk pada selera konsumen 2. Harga

Satuan nilai yang dikeluarkan dan ditukar oleh konsumen untuk memiliki dan mengkonsumsi suatu produk. Indikator dari variabel ini yaitu :

a. Keterjangkauan harga

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk c. Harga yang bersaing

3. Promosi

Promosi adalah informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Indikator dari variabel ini yaitu :

a. Isi iklan menarik


(63)

4. Tempat

Tempat atau lokasi adalah tempat kegiatan pemasaran untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian pesan kepada konsumen, sehingga penyampaian sesuai dengan yang diperlukan. Indikator dari variabel ini yaitu :

a. Kemudahan menjumpai tempat

b. Sarana transportasi umum maupun pribadi yang memudahkan untuk mendatangi tempat ini

5. Store Atmosphere

Store atmosphere (suasana toko) adalah suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya yang dapat menarik konsumen untuk membeli (Kotler 2005). Indikator dari variabel ini yaitu :

a. Exterior : 1) Papan nama

2) Tampilan pajangan 3) Parkir

b. Interior :

1) Pencahayaan ruangan 2) Musik

3) Aroma


(64)

6. Minat Beli Ulang

Minat beli ulang adalah kegiatan pembelian yang dilakukan oleh konsumen lebih dari satu kali. Indikator dari variabel ini yaitu :

a. Minat referensial b. Minat preferensial c. Minat eksploratif F. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan populasi berupa konsumen yang datang ke Cafe 247. Definisi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian kecil atau beberapa bagian dari sebuah populasi yang besar (Zikmund and Babin 2013:142). Untuk sampelnya diambil dari konsumen yang sudah datang minimal 3 kali ke Cafe 247 ini.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Pada teknik pengambilan sampel ini penulis menggunakan metode

purporsive sampling (pengambilan sampel bertujuan). Dalam metode ini lebih jelasnya menggunakan judgment sampling (pengambilan sampel keputusan). Pengambilan sampel metode ini terjadi ketika seorang peneliti memilih anggota-anggota sampel untuk menyesuaikan diri dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti, kriterianya yaitu konsumen Cafe 247 yang sudah datang minimal 3 kali. Dalam penelitian ini populasinya berukuran besar dan jumlahnya tidak diketahui maka jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus berikut (Widiyanto 2008:19) :


(65)

= ƻ = , ,

= ,

Keterangan : n : Jumlah Sampel

ƻ : tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95%

Moe : margin of error yaitu tingkat kesalahan maksimal yang dapat ditolerenasi, ditentukan sebesar 10%.

H. Sumber Data

Data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus. Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya, sehingga periset merupakan “tangan pertama” yang memproleh data tersebut. Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak-pihak lain bukan oleh periset sendiri untuk tujuan yang lain (Istijanto 2009:38).

I. Teknik Pengumpulan Data

Disini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan kuisioner, yang merupakan daftar pernyataan yang akan digunakan oleh penulis untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pernyataan.


(66)

J. Analisis Deskriptif 1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis secara deskriptif variabel penelitian.

a. Deskripsi Variabel

Deskripsi variabel digunakan untuk mengetahui apakah minat beli ulang konsumen Cafe 247 sangat baik atau sangat buruk terhadap produk, harga, promosi, tempat dan store atmosphere di Cafe 247, maka penulis menggunakan rentang skala pada variabel produk, harga, promosi, tempat dan store atmosphere. Bobot tertinggi adalah 5 dan bobot terendah adalah 1, jumlah kelas 5 sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut :

Interval = � � �� − � � � Interval= − = ,

Dengan rentang skala 0,8 maka skor pada minat beli ulang konsumen terhadap produk, harga, promosi, tempat dan store atmosphere di Cafe 247 dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel. 3.1. Skala Data

Skala Data Kelas Kategori 1 1,00 – 1,79 Sangat Rendah 2 1,80 – 2,59 Rendah

3 2,60 – 3,39 Cukup 4 3,40 – 4,19 Tinggi


(67)

K. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur ketepatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Uji ini menunjukkan ketepatan pengukuran yang dilakukan pada waktu berbeda.

Rumus Product Moment (Sanusi 2011:77)

= ∑ − ∑ ∑

√ ∑ − ∑ ∑ − ∑

Keterangan :

r : Koefisien Korelasi X : Skor Butir

Y : Skor Total Butir N : Jumlah Responden

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya adalah sebagai berikut :

a. Nilai r-hitung dibandingkan dengan nilai r-tabel dengan derajat kebebasan (n-2). Nilai r-tabel diperoleh dari tabel r product moment.

b. Jika nilai r-hitung r-tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pernyataan valid. c. Jika nilai r-hitung < r-tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka tidak

signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pernyataan tidak valid.


(68)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir pernyataan yang sudah valid (Sanusi 2011:81). Reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi instrumen penelitian saat dilakukan pengujian secara berulang. Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Rumus ini digunakan untuk mencari nilai Cronbach’s Alphayang skornya antara 1 dan 0. Instrumen penelitian akan dianggap reliabel jika memiliki koefisien r 0,6.

Rumus Cronbach’s Alpha(Wiyono 2011:116)

= { − }{ −∑���}

Keterangan :

r : Reliabilitas Instrumen

k : Banyak butir pernyataan atau banyak soal

∑�� : Total dari varian masing-masing pernyataan

� : Varian dari total skor L. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Supardi (2013:129) pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi nilai residual. Metode yang dipakai penulis untuk mengetahui apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak adalah One Sample Kolmogorof-Smirnov dengan pedoman pengambilan keputusan sebagai berikut :


(69)

1) Angka signifikansi (Sig) > alpha = 0,05 maka nilai residual berdistribusi normal.

2) Angka signifikansi (Sig) alpha = 0,05 maka nilai residual tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Sarjono dan Julianita (2011:70) uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi (gejala multikolinearitas) atau tidak. Menurut Wijaya (dalam Sarjono dan Julianita, 2011:17) terdapat beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, yaitu :

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.

2) Menganalisis korelasi diantara variabel bebas. Jika diantara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (lebih besar daripada 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

3) Multikoliniearitas dapat juga dilihat dari nilai VIF (variance inflating factor). Jika VIF<10 tingkat kolinearitas dapat ditoleransi.


(70)

4) Nilai Eigenvalue dari satu atau lebih variabel bebas yang mendekati nol memberikan petunjuk adanya multikolinearitas. Dalam penelitian ini pedoman yang digunakan untuk mengetahui jika tidak terjadi masalah multikolinearitas yaitu bila nilai VIF (Variance Inglation Factor) kurang dari 10 dan mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,1. Uji Multikolinearitas perlu dilakukan apabila variabel independennya lebih dari satu c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Wijaya (dalam Sarjono dan Julianita, 2011:66) uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians residual tidak sama untuk semua pengamatan atau observasi. Jika varians dari residual suatu pengamatan yang lain tetap maka disebut heteroskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan baik apabila terjadi homoskedastisitas dalam modelnya, atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji yang sering digunakan dalam heteroskedatisitas ini adalah uji scatterplot, oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan uji scatterplot untuk mengetahui terjadi tidaknya heteroskedastisitas. Berikut ini adalah ilustrasinya:


(71)

1) Pada gambar (a) dapat dilihat bahwa titik-titik pada grafik

scatterplot menyebar secara merata tanpa membentuk pola tertentu yang artinya tidak ada masalah heteroskedastisitas. 2) Pada gambar (b-d) dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot

membentuk pola tertentu, artinya data tersebut mengalami masalah heteroskedastisitas.

3) Pada gambar (e-f) dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot

membentuk pola dan beberapa diantaranya mengumpul pada titik tertentu. Bentuk tersebut mengindikasikan model yang digunakan tidaklah linier dan terdapat masalah heteroskedastisitas.

2. Analisis Regresi linear berganda merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5) terhadap variabel terikat (Y). Persamaannya sebagai berikut :


(72)

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4+b5X5 Keterangan :

Y : Minat beli ulang X1 : Produk

X2 : Harga X3 : Tempat X4 : Promosi

X5 : Store Atmosphere

3. Uji F (Simultan)

Untuk mengetahui apakah bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan tempat/distribusi) dan store atmosphere berpengaruh pada minat beli ulang konsumen secara signifikan makan digunakan uji F. Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis:

H0: b1= b2 = = = = 0, maka tidak terdapat pengaruh secara

simultan dari harga, produk, tempat, promosi dan store atmosphere

terhadap minat beli ulang konsumen.

Ha: tidak semua b = 0, maka terdapat pengaruh secara simultan dari

harga, produk, tempat, promosi dan store atmosphere terhadap minat beli ulang konsumen.

b. Menentukan level of significance (α) : 5%

F tabel dapat dicari pada tabel statistika pada signifikansi 0,05 df1 = k-1, dan df2 = n-k (k adalah jumlah variabel).


(73)

c. Menentukan Fhitung dengan menggunakan alat analisis atau rumus Fhitung

�ℎ� �= � / −

� / −

Dimana:

R2 : koefisien determinasi n : banyaknya sampel

k : jumlah variabel independen d. Kriteria pengujian

H0 ditolak dan Ha diterima jika Fhitung > Ftabel

H0 diterima dan Ha ditolak jika Fhitung≤ Ftabel

e. Menarik kesimpulan

Jika H0 diterima dan Ha ditolak berarti harga, produk, tempat, promosi dan store atmosphere secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen.

Jika H0 ditolak dan Ha diterima berarti harga, produk, tempat, promosi dan store atmosphere secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen.

4. Uji t (Parsial)

Untuk mengetahui apakah produk, harga, tempat, promosi dan store atmosphere berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen secara parsial. Langkah-langkah uji t adalah sebagai berikut:


(74)

a. Menentukan H0 dan Ha

H0 : bi = 0, artinya produk, harga, tempat, promosi dan store

atmosphere (X1, X2, X3, X4 dan X5) secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen (Y).

Ha : bi ≠ 0, produk, harga, tempat, promosi dan store atmosphere (X1,

X2, X3, X4, dan X5) secara parsial berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen (Y).

b. Menentukan level of significance (α) : 5%

Dalam penelitian ini tingkat signifikansi menggunakan α = 5% dengan df= n-k-1 (k adalah jumlah variabel independen).

c. Menentukan thitung dengan menggunakan alat analisis atau rumus thitung

� = � Dimana:

ti = t hitung koefisien variabel i

bi = koefisien regresi variabel i sbi = standard error dari variabel

d. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0


(75)

H0 ditolak, jika -t tabel > t hitung > t tabel

e. Menarik kesimpulan

Jika H0 diterima dan Ha ditolak maka produk, harga, tempat, promosi dan store atmosphere secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen.

Jika H0 ditolak dan Ha diterima produk, harga, tempat, promosi dan

store atmosphere berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen. 5. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (� ) merupakan ukuran keterwakilan variabel terikat oleh variabel bebas atau sejauh mana variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat (Suharjo 2008:79). Koefisien determinasi dari hasil regresi berganda menunjukkan seberapa besar variasi dalam variabel dependen (minat beli ulang konsumen) dijelaskan oleh variasi dalam variabel independen (produk, harga, promosi, tempat dan store atmosphere). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

� =� ∑ + � ∑ + � ∑ + � ∑ + � ∑

∑ Keterangan:

Y = Minat Beli Ulang Konsumen X1= Produk

X2= Harga X3= Promosi X4= Tempat


(1)

(2)

(3)

(4)

Tabel t

Titik Persentase Distribusi t (df = 1

40)

Pr

df

0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884 2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712 3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453 4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318 5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343 6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763 7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529 8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079 9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681 10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370 11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470 12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963 13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198 14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739 15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283 16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615 17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577 18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048 19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940 20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181 21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715 22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499 23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496 24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678 25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019 26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500 27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103 28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816 29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624 30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518 31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490 32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531 33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634 34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793 35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005 36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262 37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563 38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903 39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279 40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688


(5)

Titik Persentase Distribusi t (df = 41

80)

Pr

df

0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127 42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595 43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089 44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607 45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148 46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710 47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291 48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891 49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508 50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141 51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789 52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451 53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127 54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815 55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515 56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226 57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948 58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680 59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421 60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171 61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.22930 62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.22696 63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.22471 64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.22253 65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.22041 66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.21837 67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.21639 68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.21446 69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.21260 70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.21079 71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.20903 72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.20733 73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.20567 74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.20406 75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.20249 76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.20096 77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.19948 78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.19804 79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.19663 80 0.67757 1.29222 1.66412 1.99006 2.37387 2.63869 3.19526


(6)

Titik Persentase Distribusi t (df = 81

120)

Pr

df

0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

81 0.67753 1.29209 1.66388 1.98969 2.37327 2.63790 3.19392 82 0.67749 1.29196 1.66365 1.98932 2.37269 2.63712 3.19262 83 0.67746 1.29183 1.66342 1.98896 2.37212 2.63637 3.19135 84 0.67742 1.29171 1.66320 1.98861 2.37156 2.63563 3.19011 85 0.67739 1.29159 1.66298 1.98827 2.37102 2.63491 3.18890 86 0.67735 1.29147 1.66277 1.98793 2.37049 2.63421 3.18772 87 0.67732 1.29136 1.66256 1.98761 2.36998 2.63353 3.18657 88 0.67729 1.29125 1.66235 1.98729 2.36947 2.63286 3.18544 89 0.67726 1.29114 1.66216 1.98698 2.36898 2.63220 3.18434 90 0.67723 1.29103 1.66196 1.98667 2.36850 2.63157 3.18327 91 0.67720 1.29092 1.66177 1.98638 2.36803 2.63094 3.18222 92 0.67717 1.29082 1.66159 1.98609 2.36757 2.63033 3.18119 93 0.67714 1.29072 1.66140 1.98580 2.36712 2.62973 3.18019 94 0.67711 1.29062 1.66123 1.98552 2.36667 2.62915 3.17921 95 0.67708 1.29053 1.66105 1.98525 2.36624 2.62858 3.17825 96 0.67705 1.29043 1.66088 1.98498 2.36582 2.62802 3.17731 97 0.67703 1.29034 1.66071 1.98472 2.36541 2.62747 3.17639 98 0.67700 1.29025 1.66055 1.98447 2.36500 2.62693 3.17549 99 0.67698 1.29016 1.66039 1.98422 2.36461 2.62641 3.17460 100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374 101 0.67693 1.28999 1.66008 1.98373 2.36384 2.62539 3.17289 102 0.67690 1.28991 1.65993 1.98350 2.36346 2.62489 3.17206 103 0.67688 1.28982 1.65978 1.98326 2.36310 2.62441 3.17125 104 0.67686 1.28974 1.65964 1.98304 2.36274 2.62393 3.17045 105 0.67683 1.28967 1.65950 1.98282 2.36239 2.62347 3.16967 106 0.67681 1.28959 1.65936 1.98260 2.36204 2.62301 3.16890 107 0.67679 1.28951 1.65922 1.98238 2.36170 2.62256 3.16815 108 0.67677 1.28944 1.65909 1.98217 2.36137 2.62212 3.16741 109 0.67675 1.28937 1.65895 1.98197 2.36105 2.62169 3.16669 110 0.67673 1.28930 1.65882 1.98177 2.36073 2.62126 3.16598 111 0.67671 1.28922 1.65870 1.98157 2.36041 2.62085 3.16528 112 0.67669 1.28916 1.65857 1.98137 2.36010 2.62044 3.16460 113 0.67667 1.28909 1.65845 1.98118 2.35980 2.62004 3.16392 114 0.67665 1.28902 1.65833 1.98099 2.35950 2.61964 3.16326 115 0.67663 1.28896 1.65821 1.98081 2.35921 2.61926 3.16262 116 0.67661 1.28889 1.65810 1.98063 2.35892 2.61888 3.16198 117 0.67659 1.28883 1.65798 1.98045 2.35864 2.61850 3.16135 118 0.67657 1.28877 1.65787 1.98027 2.35837 2.61814 3.16074 119 0.67656 1.28871 1.65776 1.98010 2.35809 2.61778 3.16013 120 0.67654 1.28865 1.65765 1.97993 2.35782 2.61742 3.15954