UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE PADA POKOK BAHASAN SPLDV DI KELAS VIII SMP ST. YOSEPH MEDAN.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE PADA POKOK
BAHASAN SPLDV DI KELAS VIII SMP
St. YOSEPH MEDAN T.A 2012/2013

Oleh :
Hernita Safria Malau
NIM 408111059
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan penyertaanNya
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “” yang disusun
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Pimpinan UNIMED
beserta seluruh Pembantu Rektor, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku
Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan
UNIMED, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika,
Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika, dan
Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dan banyak memberikan saran
positif kepada penulis dari awal pemilihan judul penelitian hingga selesainya
penyusunan skripsi ini, Bapak Mulyono, S.Si, M.Si, Bapak Drs. M. Panjaitan,
M.Pd dan

Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah


memberikan kritik dan saran yang membangun dari rencana penelitian sampai
penyusunan skripsi ini, Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
Akademik, dan seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Matematika
FMIPA UNIMED yang sudah banyak membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Drs. N. Pasaribu
selaku Kepala Sekolah SMP St. Yoseph Medan, Bapak R. Simare-mare, S.Si
selaku Guru Matematika SMP St. Yoseph Medan, Guru/Staf Pegawai SMP St.
Yoseph Medan yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis selama
penelitian.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda A. Malau
yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, nasehat, dan doa selama
perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini. Terimakasih juga disampaikan kepada
saudara-saudara terkasih Herland Malau, S.T, Rini Malau, M.Pd dan Febri Malau
yang senantiasa berdoa dan memberi motivasi kepada penulis dan tak lupa penulis

v

KATAPENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan penyertaanNya
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul '"' yang disusun

untuk memperoleh gelar Srujana

Pendi~a

di Jurusan Matematika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Pimpinan UNIMED
beserta seluruh Pembantu Rektor, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku
Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan
UNIMED, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika,
Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika, dan
Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dan banyak memberikan saran
positif kepada penulis dari awal pemilihan judul penelitian hingga selesainya
penyusunan skripsi ini, Bapak Mulyono, S.Si, M.Si, Bapak Drs. M. Panjaitan,
M.Pd dan


Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan kritik dan saran yang membangun dan rencana penelitian sampai
penyusunan skripsi ini, Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
Akademik, dan seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Matematika
FMIPA UNIMED yang sudah banyak membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Drs. N. Pasaribu
selaku Kepahi Sekolah SMP St. Yoseph Medan, Bapak R

Simare~,

S.Si

selaku Guru Matematika SMP St. Yoseph Medan, Guru/Staf Pegawai SMP St.
Yoseph Medan yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis selama
penelitian.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda A. Malau
yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, nasehat, dan doa selama
perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini. Terimakasih juga disampaikan kepada
saudara-saudara terkasih Herland Malau, S.T, Rini Malau, M.Pd dan Febri Malau

yang senantiasa berdoa dan memberi motivasi kepada penulis dan tak lupa penulis

vi

sampaikan terimakasih kepada Muchtar Riady Butar-butar, S. T yang telah
memberikan dukungan, doa dan motivasi kepada penulis.
Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada sahabat-sahabat selama
awal perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini, Lewinarsi Samosir, Reuni
Sitorus, Fera Siagian, Nathalia Boangmanalu, Meilina Pakpahan dan seluruh
ternan-ternan Dik B Reguler 2008 yang telah memberi semangat, dorongan moril
serta doa kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.
Penulis telah berupaya dalam penyusunan skripsi ini dengan sebaikbaiknya namun penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bennanfaat
untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan memberikan inspirasi bagi pembaca baik
hanya sebagai bahan bacaan ataupun yang ingin melakukan peneJitian lanjutan.

Medan,

Januari 2013


Penulis

Hemita Safria Malau
NIM.408lll059

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE PADA
POKOK BAHASAN SPLDV DI KELAS VIII
SMP St. YOSEPH MEDAN
Hernita Safria Malau (NIM 408111059)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui bagaimana model
pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph
Medan (2) Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi

matematis siswa pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan
melalui model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write (3) Untuk mengetahui
bagaimana efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dalam
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi SPLDV di
kelas VIII SMP St. Yoseph Medan (4) Untuk mengetahui bagaimana respon siswa
kelas VIII SMP St. Yoseph Medan terhadap model pembelajaran kooperatif tipe
think-talk-write dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII SMP St. Yoseph
Medan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 38 siswa. Objek dari penelitian ini
adalah kemampuan komunikasi matematis siswa melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Talk-Write pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St.
Yoseph Medan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri
atas dua siklus. Instrumen pengumpulan data yaitu tes kemampuan komunikasi
matematis siswa, lembar observasi.
Sebelum pemberian tindakan terlebih dahulu diadakan tes kemampuan
komunikasi awal. Dari 38 orang siswa yang mengikuti tes kemampuan
komunikasi matematika awal, nilai explanation tertinggi 10, nilai representasi
tertinggi 10 dan nilai drawing tertinggi 15 sehingga nilai maksimal siswa hanya
35 dengan kata lain tidak ada siswa yang mencapai nilai 65 ke atas atau tuntas dan
nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 10,6. Pada akhir siklus I, diperoleh nilai

explanation tertinggi 15, nilai representasi tertinggi 30 dan nilai drawing tertinggi
30 sehingga nilai maksimal siswa hanya 75. Sebanyak 2 orang (5,3 %) yang
mencapai nilai 65 ke atas atau tuntas, sedangkan sebanyak 36 orang (94,7 %)
memperoleh nilai kurang dari 65 atau tidak tuntas dengan nilai rata-rata kelas
29,9. Pada akhir siklus II, diperoleh nilai explanation tertinggi 40, nilai
representasi tertinggi 40 dan nilai drawing tertinggi 20 sehingga nilai maksimal
siswa 100. Sebanyak 35 orang (92,1 %) mencapai nilai 65 ke atas atau tuntas
sedangkan 3 orang siswa (7, 9 %) memperoleh nilai kurang dari 65 atau tidak
tuntas dengan nilai rata-rata kelas 72,23.

iv

Hasil observasi guru pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 2,95 yang
berarti pembelajaran yang dilakukan guru baik. Sedangkan pada siklus II
diperoleh nilai rata-rata 3,3 yang berarti pembelajaran yang dilakukan guru
berjalan dengan sangat baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write dalam pembelajaran
matematika dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada
pokok bahasn SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan.


vii

DAFTARISI
Halaman

Lembar Pengesahan

1

Riwayat Hidup

u

~d

ill

Kata Pengantar

v


Daftar lsi

vii

Daftar Gam bar

lX

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xu

BABIPENDAHULUAN

I


I.1 Latar Belakang

I

I.2 Identifikasi Masalah

7

1.3 Batasan Masalah

7

1.4 Rumusan Masalah

7

I.5 Tujuan Penelitian

8

I.6 Manfaat Penelitian

8

BAB II Tinjauan PUSTAKA

10

2.1

10

Kerangka Teoritis

2.1.1 Pengertian Belajar dan PembelajaranMatematik

10

2.1.2 Kesulitan Belajar Matematika

11

2.1 .3 Pengertian Komunikasi

13

2.1.4 Komuniksi Matematika

14

2.1 .5 Pembelajaran Kooperatif TTW

18

2.1.6 Langkah Pembelajaran TTW

22

2.2 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

25

2.2.1 Definisi SPLDV

25

2.2.2 SPLDV

25

2.2.3 Metode Penyelesaian SPLDV

26

2.2.4 Menyelesaikan Soal Cerita Yang

viii

Berkaitan dengan SPLDV

28

2.3

Kerangka Konseptual

30

2.4

Hipotesis Tindakan

32

BAB III METODE PENELITIAN

33

3.1

Lokasi dan W aktu Penelitian

33

3.2

Subjek dan Objek Penelitian

33

3.3

Jenis Penelitian

33

3.4

Definisi Operasional

33

3.5

Prosedur. Penelitian

34

3.6

Alat Pengumpul Data

39

3.6.1 Tes

39

3.6.2 Observasi

39

3.7 Teknik Analisa Data

40

3.8 Penarikan Kesimpulan

42

3.9

Indikator Keberhasilan Penelitian

42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil dan Pembahasan Sikus I

43

4.1.1 Kondisi Awal Siswa

44

4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I

44

4.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I

44

4 .1.4 Observasi I

45

4 .1. 5 Analisis Data I

46

4.1.6 Refleksi I

48

4.2 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus II

49

4.2.1 Permasalahan II

49

4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II

49

4.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II

50

4.2.4 Observasi II

51

4 .2.5 Analisis Data II

51

4.2.6 Refleksi II

53

4.3 Hasil Penelitian

54

ix

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

57

5.2 Saran

58

DAFTAR PUSTAKA

59

xi

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Rubrik penskoran komunikasi matematis siswa

18

Tabel 3.1 Tingkat penguasaan siswa

41

Tabel 4.1 Deskripsi hasil Observasi Guru Pada Siklus I

45

Tabel 4.2 Deskripsi Nilai Pada Siklus I

47

Tabel 4.3 Deskripsi hasil Observasi Guru Pada Siklus II

51

Tabel 4.4 Deskripsi Nilai Pada Siklus II

52

Tabel 4.5 Perkembangan Siswa Yang Mengalami Ketuntasan Belajar

53

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Jawaban Siswa No 1

3

Gambar 1.2 Jawaban Siswa No 2

3

Gambar 2.1 Desain Pembelajaran TTW

23

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

37

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pembelajaran I

62

Lampiran 2 Rencana Pembelajaran II

74

Lampiran 3 Lembar Aktifitas Siswa I

79

Lampiran 4 Lembar Aktifitas Siswa II

80

Lampiran 5 Kisi-kisi Tes Awal

85

Lampiran 6 Lembar Validasi Tes Awal

86

Lampiran 7 Tes Awal

88

Lampiran 8 Alternatif Jawaban Tes Awal

89

Lampiran 9 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I

90

Lampiran 10 Lembar Validasi Tes Siklus I

94

Lampiran 11 Tes Siklus I

95

Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Tes Siklus I

96

Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis II

101

Lampiran 14 Lembar Validasi Tes Siklus II

103

Lampiran 15 Tes Siklus II

104

Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Siklus II

106

Lampiran 17 Pedoman Penskoran

111

Lampiran 18 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I

113

Lampiran 19 Analisis Hasil Observasi Siklus I

117

Lampiran 20 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II

119

Lampiran 21 Analisis Hasil Observasi Siklus II

121

Lampiran 22 Tabel Analisis Kemampuan Awal

123

Lampiran 23 Tes Kemampuan Komunikasi I

126

Lampiran 24 Tabel Analisis Kemampuan Komunikasi I

127

Lampiran 25 Tes Kemampuan Komunikasi II

130

Lampiran 26 Tabel Analisis Kemampuan Komunikasi II

131

Lampiran 27 Hasil Wawancara

134

Lampiran 28 Dokumentasi Penelitian

139

Lampiran 29 Daftar Nama Kelompok Siklus I

142

xiii

Lampiran 30 Daftar Nama Kelompok Siklus II

143

Lampiran 31 Nama-nama Validator

144

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan dan kemajuan teknologi dewasa ini tidak terlepas dari
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Seiring dengan kemajuan IPTEK
yang bergerak secara dinamis, tentu mengakibatkan perlunya suatu tuntutan
kepada matematika untuk mengikuti gerak dinamis tersebut. Hal ini dikarenakan
ilmu matematika adalah salah satu ilmu mendasar yang dapat menumbuhkan
kemampuan penalaran siswa dan sangat diperlukan perkembangan teknologi pada
saat ini. Peran matematika sangat penting bagi kehidupan. Besarnya peran
matematika tersebut menuntut siswa harus mampu menguasai pelajaran
matematika.
Untuk itu matematika sebagai disiplin ilmu perlu dikuasai dan dipahami
oleh siswa sekolah agar dapat memudahkan siswa untuk mengikuti perkembangan
ilmu dan teknologi. Namun pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia
khususnya matematika masih rendah. Beberapa ahli matematika seperti
Russefendi (dalam Hutagalung, 2009) mensinyalir kelemahan matematika pada
siswa Indonesia karena pelajaran matematika disekolah ditakuti bahkan dibenci
siswa. Menurut Sriyanto (dalam Bambang R, 2008) sikap negatif ini muncul
karena adanya persepsi bahwa pelajarn matematika sulit. Menurut Soedjono
(dalam Hutagalung, 2009):
“Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan beberapa faktor baik faktor
internal maupun faktor eksternal seperti fisiologi, faktor sosial dan faktor
pedagogik. Selain itu terdapat pula kesulitan khusus dalam belajar
matematika seperti: 1) kesulitan dalam menerapkan konsep, 2) kesulitan
dalam belajar dan menggunakan prinsip, 3) kesulitan dalam memecahkan
soal berbentuk verbal”.
Hal senada juga diungkapkan oleh Bambang R (2008) bahwa :
“Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit,
diantaranya adalah karakteristik matematika yang bersifat abstrak, logis,
sistematis dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus-rumus yang
membingungkan. Selain itu beberapa pelajar tidak menyukai matematika
karena matematika penuh dengan hitungan dan miskin komunikasi”.
1

2

Di dalam penerapannya, seringkali matematika yang diajarkan kepada
siswa dilakukan dengan pemberitahuan, tidak dengan cara ekplorasi matematika (
Rusffendi, dalam Ansari: 2009). Oleh karena itu kondisi pembelajaran di dalam
kelas membuat siswa menjadi pasif. Salah satu cara yang sering dipakai seorang
guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah metode ekspositori. Dimana
proses pembelajaran berlangsung satu arah yaitu penyampaian informasi dari guru
ke siswa. Metode inilah yang dapat membuat siswa menjadi kurang aktif dalam
proses belajar karena siswa belajar dengan cara menonton guru dalam
menjelaskan dan memecahkan masalahnya sendiri, Brooks & Brooks (dalam
Ansari, 2009) menamakan pembelajaran seperti pola ini sebagai konvensional,
karena suasana kelas masih didominasi guru dan menitikberatkan pembelajaran
pada keterampilan tingkat rendah.
Pembelajaran konvensional atau mekanistik ini menekankan pada latihan
mengerjakan soal atau drill dengan mengulang prosedur serta lebih banyak
menggunakan rumus atau algoritma tertentu. Paling tidak ada dua akibat dari
pembelajaran ini. Pertama, siswa kurang aktif pada pola pembelajaran ini karena
kurang menanamkan pemahaman konsep sehingga kurang mengundang sikap
kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang berbeda dengan latihan soal, mereka
kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja.
Dengan demikian model pembelajaran pemberian informasi secara
konvensional dapat mendidik siswa menjadi kurang baik, dan juga dapat
mendidik siswa bersikap apatis dan individualistik (Ansari,2009:3). Mereka
melihat matematika sebagai suatu kumpulan aturan-aturan

yang dapat

mendatangkan bosan, karena aktivitas siswa hanya mengulang prosedur atau
menghafal algoritma tanpa diberi peluang lebih banyak berinteraksi dengan
sesama. Pembelajaran seperti ini tidak memberi kebebasan berfikir siswa,
melainkan belajar hanya untuk tujuan singkat. Apabila pembelajaran matematika
menekankan pada aturan dan prosedur, ini dapat memberi kesan bahwa pelajaran
matematika adalah pelajaran yang dihapal, hal inilah yang dapat membuat siswa
tidak bebas dalam berpikir dan menyampaikan ide-idenya.

3

Kurangnya siswa
si
memahami konsep dan penguasaan materi, strategi
belajar yang kurangg tepat dan kurangnya kemampuan komunik
ikasi matematika
merupakan faktor yang
y
mempengaruhi hasil belajar siswa.
a. Kenyataannya
menunjukkan bahwaa tidak banyak siswa yang mau dan suka bertanya
b
kepada
temannya untuk meng
ngatasi kesulitannya, apalagi kepada gur u.
Dari observas
asi yang dilakukan p eneliti pada pokok baha
hasan SPLDV di
SMP St. Yoseph Medan
M
pada kelas VIII tahun ajaran 2011
11/2012, peneliti
menemukan beberapa
pa fakta, terdapat masalah komunikasi matema
matika siswa yang
ditemukan peneliti di kelas yaitu (1) Siswa tidak dapat melakuk
ukan representasi
bentuk baru sebagaii hasil
h
translasi dari suatu masalah atau ide ke
k dalam simbol
matematika secara tepat.
tep
Soal: Harga 3 buku tulis dan 2 buku gambar adalah Rp 11.500
11
sedangkan
harga 2 bukuu tulis dan 5 buku gambar adalah Rp 15.000.
0. Maka harga 5
buku tulis dan
an 5 buku gambar adalah...

Gambar 1.1 Jawaban siswa No 1
(2) Siswa tidak dapatt menggambarkan grafik secara lengkap dan benar.
b
Soal : Tentuka
kan Himpunan Penyelesaian dari 2x + 2y = 4 dan x + y = 2
dengan mengg
ggunakan metode grafik!

Gambar 1.2 Jawaban Siswa No 2

4

Dari 38 siswa yang diberi tes terdapat 63,8 % siswa tidak mampu
merepresentasikan suatu gambar ke dalam simbol matematika, 86,1 % siswa tidak
mampu mentranslasikan suatu masalah atau ide ke dalam simbol atau kata-kata
matematika dan 75 % siswa belum bisa menyelesaikan sistem persamaan linear
dua variabel secara lengkap dan benar.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 23 April 2012
terhadap siswa SMP St. Yoseph Medan diperoleh bahwa kemampuan siswa untuk
mengemukakan ide atau memberi tanggapan masih kurang baik dimana
sebahagian siswa hanya bersifat pasif saja. Kurangnya siswa memahami konsep
dan penguasaan materi, strategi belajar yang kurang tepat dan kurangnya
kemampuan komunikasi matematika merupakan faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa. Kenyataannya menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang mau
dan suka bertanya kepada temannya untuk mengatasi kesulitannya, apalagi kepada
guru.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu kesulitan
untuk mempelajari matematika adalah rendahnya kemampuan komunikasi
matematika siswa. Rendahnya kemampuan komunikasi matematika, tidak lepas
dari proses pembelajaran matematika. Kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh
pandangan guru terhadap makna belajar. Makna dan hakekat belajar seringkali
diartikan sebagai penerimaan informasi dari sumber informasi. Artinya masih ada
sebagian guru memaknai kegiatan mengajar sebagai kegiatan memindahkan
informasi dari guru atau buku kepada siswa.
Untuk mengatasi permasalahan rendahnya kemampuan komuniksai
matematik siswa maka guru perlu mengusahakan perbaikan model pembelajaran
sebagai suatu strategi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik
siswa dengan cara bagaimana siswa turut aktif dalam proses pembelajaran. Untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi dan hasil belajar matematika siswa, tugas
dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi ( transfer of knowledge),
tetapi sebagai pendorong siswa belajar (stimulation of learning) agar dapat
mengkonstruksikan sendiri pengetahuan melalui berbagai aktivitas seperti
pemecahan masalah, penalaran, dan berkomunikasi (doing math), sebagai cara

5

pelatihan berpikir kritis dan kreatif. Sulvivan (dalam Ansari:2009) mengatakan
bahwa peran dan tugas guru sekarang adalah memberi kesempatan belajar
maksimal pada siswa dengan jalan (1) melibatkan secara aktif dalam eksplorasi
matematika; (2) mengkonstruksikan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang
telah ada pada mereka; (3) mendorong agar mampu mengembangkan dan
menggunakan berbagai strategi; (4) mendorong agar berani mengambil resiko
dalam menyelesaikan soal; (5) memberi

kebebasan berkomunikasi untuk

menjelaskan idenya dengan mendengarkan ide temannya.
Hal ini juga didukung oleh Ansari (2009:5) dalam buku komunikasi
matematiknya dengan mengatakan bahwa:
“Suatu aktivitas yang diharapkan dengan diterapkan untuk
menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi
matematik siswa antara lain adalah dengan menerapkan strategi
pembelajaran think-talk-write (TTW) dan pemberian tugas yang bersifat
open-ended.
Esensi
strategi
think-talk-write
(TTW)
adalah
mengedepankan perlunya siswa mengkomunikasikan/menjelaskan hasil
pemikiran matematikanya terhadap open-ended task yang diberikan guru,
sedangkan esensi dari open-ended task adalah mengedepankan proses dari
pada hasil dan menjelaskan alasan pengerjaannya”.
Untuk merealisasikan peningkatan kemampuan komunikasi matematis
siswa, guru harus memiliki suatu strategi yang berupa aktivitas yang mampu
membuat siswa tertarik untuk melaksanakan proses belajar. Silver dan Smith
(dalam Ansari:2009) mengutarakan pula tugas guru adalah: (1) melibatkan siswa
dalam setiap tugas matematika, (2) Mengatur aktivitas intelektual siswa dalam
kelas seperti diskusi dan komunikasi, (3) membantu siswa memahami ide
matematika dan memonitor pemahaman mereka.
Salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan komunikasi dan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write. Model pembelajaran ini pada
dasarnya dibangun melalui berpikir (think), berbicara ( talk), dan menulis (write)
dan melibatkan kelompok-kelompok kecil yang bersifat heterogen. Model
pembelajaran ini mengedepankan perlunya siswa mengkomunikasikan /
menjelaskan hasil pemikiran matematikannya terhadap permasalahan yang

6

diberikan oleh guru serta model pembelajaran ini lebih mengedepankan proses
daripada hasil dan menjelaskan alasan pengerjaannya.
Model pembelajaran TTW ini dimulai dengan bagaimana siswa
memikirkan

penyelesaian

suatu

masalah,

kemudian

diikuti

dengan

mengkomunikasikan hasil pemikirannya, dan akhirnya melalui diskusi siswa
dapat menuliskan hasil pemikirannya. Sementara tugas yang diberikan bertujuan
untuk mendorong siswa berpikir kreatif, bekerja- sama dengan temannya dalam
menjawab tugas, dan menyadari bahwa soal dapat dijawab dengan beberapa cara.
Pemilihan model pembelajaran ini didasari oleh beberapa alasan yaitu
kegiatan think, siswa dihadapkan dengan sebuah teks berupa materi serta masalah
yang memuat petunjuk dan prosedur pelaksanaannya yang memungkinkan mereka
untuk berpikir, kegiatan talk, siswa dikelompokkan menjadi grup-grup yang
bersifat heterogen dan kemudian siswa menjelaskan, mendengarkan dan membagi
ide bersama temannya dan kegiatan write, siswa mengungkapkan isi pikirannya
menjadi tulisan dengan cara mengkonstruksikan pengetahuan yang mereka
diskusikan.
Keuntungan melakukan model pembelajaran kooperatif tipe think- talk- write
(TTW) dalam pembelajaran antara lain:
1.

Mempercepat kemahiran dalam menggunakan strategi pengerjaan soal.

2.

Membantu siswa dalam mempercepat pemahaman soal.

3.

Memberi kesempatan pada siswa untuk mendiskusikan suatu strategi
pemecahan masalah.
Dengan tiga komponen dasar think, talk dan write ini, diharapkan

kemampuan komunikasi siswa dan hasil belajar dapat meningkat.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik
melakukan penelitian yang berjudul: ”Upaya Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think-Talk-Write Pada Pokok Bahasan SPLDV Di Kelas
VIII SMP St. Yoseph Medan T.A 2012/2013”

7

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalah
dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:
1. Masih rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa sehingga
membuat siswa kurang bisa memahami permasalahan matematika.
2. Penguasaan konsep dasar matematika masih rendah.
3. Proses

pembelajaran

yang

kurang

mendukung

siswa

untuk

mengekspresikan kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki siswa
tersebut.

1.3

Batasan Masalah
Dari masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah ini pada :
1. Kemampuan komunikasi matematis yang di ukur adalah kemampuan
komunikasi tulisan.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe think-talk-write.
3. Materi pelajaran yang digunakan yaitu pada pokok bahasan sistem
persamaan linear dua variabel.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi
SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada
materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write?
3. Bagaimana efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write
dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada
materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan?

8

4. Bagaimana respon siswa kelas VIII SMP St. Yoseph Medan terhadap
model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dalam meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis?

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe thinktalk-write dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa
pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan.
2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi
matematis siswa pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph
Medan melalui model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write.
3. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas model pembelajaran kooperatif
tipe think-talk-write dalam meningkatkan kemampuan komunikasi
matematis siswa pada materi SPLDV di kelas VIII SMP St. Yoseph
Medan.
4. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa kelas VIII SMP St. Yoseph
Medan terhadap model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write
dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

1.6 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan pendidikan maka manfaat yang diharapkan
adalah:
1.Bagi siswa:
a. Menumbuhkembangkan kemampuan kerjasama, komunikasi dan keterampilan
berpikir siswa.
b. Meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dalam belajar matematika yang
pada akhirnya akan membawa pengaruh positif dengan meningkatnya hasil
belajar siswa dan penguasaan konsepnya

9

2.Bagi Guru
a. Memperoleh pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think- talk- write
(TTW).
b. Guru termotivasi melakukan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi
perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru itu
sendiri.
3. Bagi Peneliti
a. Akan diperoleh pemecahan masalah dalam penelitian sehingga akan diperoleh
strategi belajar yang baru yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
siswa dalam pemecahan masalah secara matematika.
b. Mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian dan
melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan khusus tentang konsep
matematika.
c. Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam
menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar dimasa yang akan
datang.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil
kesimpulan :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dapat meningkatkan
kemampuan

komunikasi

matematika

siswa

khususnya

dalam

menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linier dua variabel di kelas VIII
SMP St. Yoseph Medan dari siklus I ke siklus II dengan peningkatan
tertinggi pada aspek tahapan menulis (write). Pada pembelajaran siklus II
guru telah mampu mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Talk-Write, yakni dengan menerapkan kerangka
pembelajaran yang terdapat pada model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Talk-Write dan memperbaiki kegagalan yang ditemui pada
pembelajaran siklus I. Pada tahapan berpikir (think), guru menyuruh siswa
mencari kemungkinan jawaban dari permasalahan yang diberikan melalui
lembar aktifitas siswa. Pada tahapan ini siswa mampu mencari
kemungkinan penyelesaian dari permasalahan yang ada secara individu.
Pada tahapan berbicara (talk), guru menyuruh siswa untuk mendiskusikan
kembali jawaban masing-masing siswa di dalam kelompoknya masingmasing. Pada tahapan ini siswa mampu memberikan argumentasinya
masing-masing di dalam diskusi kelompok dan kemudian menemukan
solusi yang tepat terhadap permasalahan yang ada. Pada tahapan menulis
(write), guru menyuruh siswa untuk menuliskan kembali jawaban yang
telah didiskusikan dalam kelompok secara individu. Pada tahapan ini
siswa

sudah

mampu

menyampaikan

kemampuan

komunikasi

matematikanya secara tertulis.
2. Nilai rata-rata siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel di
kelas VIII SMP St. Yoseph Medan pada tes kemampuan komunikasi

57

58

matematika siswa I diperoleh sebesar 29,9 dan pada tes kemampuan
komunikasi matematika siswa II diperoleh sebesar 72,23. Jadi diperoleh
peningkatan rata-rata

kelas sebesar 42,33. Pada tes kemampuan

komunikasi matematika siswa I, jumlah siswa yang memperoleh nilai
tuntas (tingkat kemampuan komunikasi matematika ≥ 65) ada sebanyak 2
orang siswa (5,3 %) dan jumlah siswa yang memeperoleh nilai tuntas pada
tes kemampuan komunikasi matematika siswa II ada sebanyak 35 orang
siswa (92,1 %). Sehingga diperoleh peningkatan kemampuan komunikasi
matematika siswa dengan nilai tuntas sebanyak 33 orang siswa (86,8 %).
3. Efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dalam
menigkatkan kemampuan komunikasi matematika pada materi sistem
persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMP St. Yoseph Medan dapat
dilihat dari pembelajaran matematika terlaksana dengan efektif dan
tercapainya ketuntasan

klasikal. Berdasarkan deskripsi hasil observasi

guru pada siklus I diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan guru tergolong kurang maksimal dengan hasil nilai observasi
sebesar 2,95 sedangkan pelaksanaan yang dilaksanakan guru pada siklus II
sudah maksimal dengan nilai yang diperoleh termasuk dalam kategori baik
sebesar 3,3. Ini berarti diperoleh peningkatan nilai observasi sebesar 0,35.
Pada siklus II diperoleh jumlah siswa yang memiliki nilai tuntas (tingkat
kemampuan komunikasi matematika ≥ 65) yaitu 92,1 % ≥ 85 %. Ini berarti
ketuntasan klasikal sudah tercapai.
4. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write pada
materi sistem persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMP St. Yoseph
Medan memiliki respon yang positif di kalangan siswa kelas VIII. Hal ini
dapat dilihat dari adanya peningkatan kemampuan komunikasi matematika
siswa di siklus II yaitu sebesar 92,1 %.

59

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi sistem persamaan
linier dua variabel hendaknya guru menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe think-talk-write sebagai salah satu upaya meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika siswa.
2. Kepada siswa khususnya SMP St. Yoseph Medan hendaknya selalu giat
belajar matematika. Dan disarankan lebih berani dalam menyampaikan
pendapat atau ide-ide dan dapat menggunakan seluruh perangkat
pembelajaran sebagai acuan, dan siswa akan lebih efektif karena guru
lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran.
3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang
sama dengan penelitian ini, disarankan untuk mengembangkan penelitian
ini dengan kemampuan penguasaan kelas yang lebih baik dan dapat
memodifikasi dengan model pembelajaran lainnya. Hal ini dikarenakan
dengan

adanya

penguasaan

kelas

yang

baik

maka

diharapkan

pembelajaran dengan model kooperatif tipe think-talk-write dapat
berlangsung dengan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Rineka Cipta, Jakarta.
Adinawan, Cholik., (2007). Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
Andriani, Melly.,(2008).Komunikasi Matematika.
http://mellyirizal.blogspot.com/2008/12/komunikasi-matematia.html.
(diaksess pada tanggal 06 maret 2012)
Ansari, Bansu I., (2009), Komunikasi Matematik (konsep dan Aplikasi), Penerbit
Pena, Banda Aceh.
Arikunto, Suharsimi., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta.
Arikunto, Suharsimi., dkk, (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara,
Jakarta.
Bambang, R., (2008), Membangun Ketrampilan Komunikasi Matematika,
http://rbayans.wordpress.com/2008/10/28/membangun-ketrampilan-komunikasi-

matematika.html (diakses pada tanggal 06 maret 2012)
Djumanta, Wahyudin.,
Grafindo,Jakarta.

(2006),

Matematika

untuk

SMP

Kelas

VIII,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam_Universitas Negeri Medan.,
(2007), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standart
Oprasional (SOP) ke pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan,
FMIPA Unimed, Medan.
Hudojo,H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek pengembangan Lembaga Pengembangan
Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta.
Hutagalung, Elfrida., (2008), Pengaruh Pembelajaran Open-Ended Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas VIII SMP N 1 Pahae Jae
T.A 2008/2009, Skripsi,FMIPA,UNIMED,Medan.
Imelda., (2008), Penerapan Model Pembelajaran TPS Dengan Berbantuan Media
Autografh Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Komunikasi
Matematik Siswa SMA, Tesis, Pascasarjana UNIMED, Medan.

60

61

Nuharini, Dewi., (2008), Matematika dan Aplikasinya Untuk SMP Kelas VIII,
Pusat Perbukuan, Jakarta.
Simanjuntak, Elfrida., (2010), Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa Melalui Strategi Pembelajaran TTW pada Pokok Bahasan
Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP N 2 Kuala T.A 2009/2010, Skripsi,
FMIPA, UNIMED, Medan.
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Soejono., (1988), Pengajaran Matematika, Depdikbud, Jakarta.
Soedjadi., (2006), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Sukardi., (2009), Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode
Problem Based learning pada Materi SPLDV di Kelas VIII SMP N 10
Jakarta, http://supardi.blogspot.com (diakses pada tanggal 04 april 2012)

ii

Riwayat Hidup

Hernita Safria Malau dilahirkan di Pematangsiantar pada tanggal 31 Juli 1990. Ayah
bernama A.Malau S.H dan Ibu bernama M. Saragih dan merupakan anak ketiga dari empat
bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD RK NO 6 Pematangsiantar dan lulus pada
tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah ke SMP RK NO 1
Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan ke SMA
RK Budi Mulia Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dan lulus pada tanggal 28 Januari
2013.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

1 5 56

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

5 41 61

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE (TTW) DI KELAS VIII SMP NEGERI 17 MEDAN T.A. 2015/ 2016.

0 3 28

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE DI MAN 1 MEDAN.

0 4 29

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA SMP DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE (TTW).

0 0 53

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK - TALK - WRITE (TTW) PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 16 MEDAN.

0 5 23

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (THINK TALK WRITE).

0 1 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK TALK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM SISWA SMP AL-ISLAM SURAKARTA.

0 1 18

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP.

0 2 32