KAJIAN TEORI Transparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Pendidikan Berbasis Karakter Di SD Aisyiyah Unggulan Gemolong Kabupaten Sragen.

(1)

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Dana Pendidikan

1. Pengertian Pengelolaan Dana Pendidikan

Dalam Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan bahw a dana pendidikan adalah seluruh pengeluaran yang berupa sumber daya (input ) baik berupa barang maupun berupa uang yang dit ujukan unt uk menunjang kegiat an proses belajar mengajar.

Biaya pendidikan merupakan salah sat u komponen inst rument al (inst rument al input ) yang sangat pent ing dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah. (Supriyadi, 2006: 3). M enurut M ulyasa (2005:47) “ keuangan dan pembiayaan merupakan salah sat u sumber daya yang secara langsung menunjang efekt ifit as dan efisiensi pengelolaan pendidikan” . M enurut Harsono (2007 : 9), “ Biaya pendidikan adalah semua pengeluaran yang memiliki kait an langsung dengan penyelenggaraan pendidikan” . M enurut sumbernya biaya pendidikan dapat digolongkan menjadi 4 jenis yait u: a) biaya pendidikan dari pemerint ah, b) biaya pendidikan dari masyarakat orang t ua/ w ali kelas, c) biaya pendidikan dari masyarakat bukan orang t ua/ w ali sisw a missal sponsor dari lembaga keuangan dan perusahaan, 4) lembaga pendidikan it u sendiri.


(2)

Pengelolaan dana pendidikan adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengalokasian biaya unt uk program dan kegiat an pendidikan karakt er yang t ert uang dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiat an Anggaran Sekolah (RKAS).

Nilai-nilai karakt er dalam pengelolaan sekolah pada dasarnya adalah prinsip-prinsip manajemen yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip M BS dalam pengelolaan dana pendidikan hendaknya dilakukan secara mandiri, t erbuka, kerjasama, dipert anggung-jaw abkan dan part sipasif kepada masyarakat maupun pemerint ah dalam rangka menumbuhkan kepercayaan masyarakat t erhadap sekolah sehingga dapat meningkat kan part isipasi dan kepedulian masyarakat t erhadap pendidikan. Sekolah yang t elah melaksanakan M BS dengan baik, pada dasarnya sekolah t ersebut t elah berkarakt er. (Aqib , Sujak, 2011: 31).

M ulyasa (2005:24) mengemukakan, bahw a : “ Dalam M BS, sekolah dit unt ut secara mandiri menggali, mengalokasikan, menent ukan priorit as, mengendalikan dan mempert anggungjaw abkan sumber daya, baik kepada masyarakat maupun pemerint ah” .

Ket erkait an ant ara nilai - nilai karakt er t erhadap Tuhan YM E (Religius), diri sendiri (jujur,bert anggungjaw ab, disiplin, kerja keras,percaya diri, mandiri) sesama (pat uh, sant un,sadar akan hak dan kew ajiban, demokrat is,


(3)

menghargai prest asi dan karya orang lain ), lingkungan dan kebangsaan (peduli sosial, nasionalis, menghargai keragam an) sehingga membent uk karakt er manusia yang unggul, maka penyelenggaraan pendidikan karakt er memerlukan pengelolaan yang memadai, yait u direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan dan dievaluasi secara memadai.

Berdasarkan beberapa pendapat di at as, maka dapat disimpulkan bahw a, pengelolaan dana pendidikan adalah kegiat an perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi alokasi pengeluaran secara mandiri, t erbuka, kerjasama, akunt abilit as dan part isipasi yang dapat menent ukan t erselenggaranya proses pendidikan karakt er dengan memanfaat kan sumber daya (input ) yang ada baik berupa uang maupun bukan uang yang t ert uang dalam RKS dan RKAS unt uk t ercapainya t ujuan pendidikan yang t elah dit et apkan.

2. Tujuan Pengelolaan Dana Pendidikan

a. M eningkat kan efekt ivit as dan efisiensi penggunaan dana pendidikan b. M eningkat kan akunt abilit as dan t ransparansi dana pendidikan

c. M eminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah (M anggar (et ,al), 2011: 7)


(4)

B. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Pengert ian karakt er dalam Aqib, Sujak (2011:2), “ karakt er adalah sifat -sifat kejiw aan, akhlak at au budi pekert i yang m embedakan seseorang dari yang lain; t abiat ; w at ak” . Adapun menurut Takdiroat un (UNY, 2008) , karakt er mengacu kepada serangkaian sikap (at t itudes), perilaku (behaviors), mot ivasi (mot ivat ion), dan ket rampilan (skills). Karakt er berasal dari bahasa Yunani yang berart i “t o mark” at au menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bent uk t indakan at au t ingkah laku, sehingga orang yang t idak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikat akan orang yang berkarakt er jelek. Sebaliknya orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakt er mulia.

Pendapat lain dari pengert ian karakt er menurut Hermaw an Kert ajaya dalam Asmani , (2012:28) bahw a : “ Karakt er adalah ciri khas yang dimiliki oleh suat u benda at au individu” . Ciri khas t ersebut mengakar pada kepribadian manusia dan sebagai pendorong bagaimana seseorang bert indak, dan merespon sesuat u. Individu yang berkarakt er baik adalah individu yang bisa membuat keput usan dan siap mempert anggungjaw abkan t iap akibat dari keput usan yang ia buat .


(5)

Pengert ian pendidikan karakt er dijelaskan dalam Aqib, Sujak (2011: 3) adalah penanaman nilai-nilai karakt er kepada w arga sekolah yang meliput i komponen penget ahuan, kesadaran at au kem auan dan t indakan unt uk melaksanakan nilai-nilai. M enurut Yahya Khan dalam Asmani (2012: 30), “ pendidikan karakt er mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan perilaku yang membant u individu unt uk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat , dan bangsa, sert a membant u orang lain unt uk membuat keput usan yang dapat dipert anggungjaw abkan” . Lebih lanjut Suyant o mengat akan pendidikan karakt er adalah pendidikan budi pekert i plus, yait u yang melibat kan aspek penget ahuan (cognit ive), perasaan (feeling), dan t indakan (act ion).

Pendidikan karakt er menurut Gaffar dalam Kesuma (et ,al), (2011: 5) “ sebuah proses t ransformasi nilai-nilai kehidupan unt uk dit um buh-kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi sat u dalam perilaku kehidupan orang t ersebut ” . M enurut T. Ramli dalam Asmani (2012 : 32), pendidikan karakt er memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah unt uk membent uk pribadi w arga Negara dan masyarakat yang baik, yang menganut nilai sosial budaya masyarakat dan bangsanya.


(6)

Dari beberapa pengert ian diat as dapat disimpulkan bahw a pendidikan karakt er merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sist emat is unt uk membant u w arga sekolah dalam memahami nilai-nilai karakt er at au perilaku manusia yang berhubungan dengan t uhan Yang M aha Esa (religius), diri sendiri (jujur, bert anggungjaw ab, disiplin, kerja keras dan mandiri), sesama manusia (demokrat is, menghargai karya dan prest asi orang lain), lingkungan (peduli sosial), dan kebangsaan(menghargai kergaman dan nasionalis) yang t erw ujud dalam pikiran, sikap, perkat aan dan perbuat an berdasarkan norma agama, hukum, t at a karma, budaya dan adat ist iadat .

2. Nilai – nilai Karakter

Asm ani (2012: 36) menjelaskan bahw a t erdapat lima nilai karakt er ut ama, yait u nilai- nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang M aha Esa (religius) , diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan, sert a kebangsaan.

Berikut adalah diskripsi singkat nilai-nilai ut ama yang dimaksud. a. Nilai karakt er dalam hubungannya dengan Tuhan

Nilai ini bersifat religius. Dengan kat a lain, pikiran, perkat aan, dan t indakan seseoran diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ket uhanan

b. Nilai karakt er dalam hubungannya dengan diri sendiri 1) Jujur

Perilaku didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkat aan, t indakan, pekerjaan,baik t erhadap diri dan pihak lain.


(7)

2) Bert anggung jaw ab

Sikap dan perilaku seseorang unt uk melaksanakan t ugas dan kew ajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan t erhadap diri sendiri, masyarakat , lingkugan,Negara dan Tuhan YM E.

3) Bergaya hidup sehat

Segala upaya unt uk menerapkan kebiasaan yang baik dalam mencipt akan hidup sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehat an.

4) Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku t ert ib dan pat uh pada berbagai ket ent uan dan perat uran.

5) Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan sungguh-sungguh dalam mengat asi berbagai hambat an guna menyelesaikan t ugas dengan sebaik-baiknya.

6) Percaya diri

Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri t erhadap pemenuhan t ercapainya set iap keinginan dan harapannya. 7) Berjiw a w irausaha

Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai at au berbakat mengenali produk baru, menent ukan cara produksi baru, menyusun operasi unt uk pengadaan produk baru, memasarkannya sert a mengat ur permodalan operasinya. 8) Berpikir logis, krit is, dan inovat if

Berpikir dan melakukan sesuat u berdasarkan kenyat aan at au logika unt uk menghasilkan cara at au hasil yang mut akhir dari apa yang t elah dim iliki.

9) M andiri

Sikap dan perilaku yang t idak mudah t ergant ung pada orang lain dalam menyelesaikan t ugas-t ugas.

10) Ingin t ahu

Sikap dan t indakan yang selalu berupaya unt uk menget ahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat , dan didengar .

11) Cint a ilm u

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan keset iaan, kepedulian, dan penghargaan yang t inggi t erhadap penget ahuan.


(8)

c. Nilai karakt er dalam hubungannya dengan sesama 1) Sadar akan hak dan kew ajiban diri dan orang lain

Sikap t ahu dan mengert i sert a melaksanakan apa yang menjadi milik/ hak diri sendiri dan orang lain sert a t ugas/ kew ajiban diri sendiri sert a orang lain.

2) Pat uh pada at uran-at uran sosial

Sikapmenurut dan t aat t erhadap at uran-at uran berkenaan dengan masyarakat dan keent ingan umum.

3) M enghargai karya da prest asi orang lain

Sikap dan t indakan yang mendorong dirinya unt uk menghasilkan sesuat u yang berguna bagi masyarakat dan mengakui sert a menghormat i keberhasilan orang lain.

4) Sant un

Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang t at a bahasa maupun t at a perilakunya ke semua orang.

5) Demokrat is

Cara berfikir, bersikap dan bert indak yang m enilai sama hak dan kew ajiban dirinya dan orang lain.

d. Nilai karakt er dalam hubungannya dengan lingkungan Peduli sosial dan lingkungan

Sikap dan t indakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekit arnya dan mengembangkan upaya-upaya unt uk memperbaiki kerusakan alam yang sudah t erjadi dan selalu ingin member bant uan bagi orang lain dan masyarakat yang membut uhkan.

e. Nilai kebangsaan 1) Nasionalis

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan keset iaan, kepedulian, dan penghargaan yang t inggi t erhadap bahasa, lingkungan, fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan polit ik bangsanya.

2) M enghargai keberagaman

Sikap memberikan respek/ hormat t erhadap berbagai macam hal, baik yang berbent uk fisik, sifat , adat , budaya, suku, maupun agama. (Asmani, 2012:36)


(9)

3. Pendidikan Karakter Terpadu dalam M anajemen Sekolah

Pembinaan nilai-nilai kat akt er dapat dilaksanakan melalui berbagai komponen dalam manajemen sekolah, yait u kurikulum dan pembelajaran, pendidik dan t enaga kependidikan, sisw a, sarana dan prasarana, dan pembiayaan pendidikan. Sekolah diharapkan mampu melakukan perencanaan, melaksanakan kegiat an, dan evaluasi t erhadap t iap-t iap komponen pendidikan yang di dalamnya memuat nilai-nilai karakt er. Sekolah dapat mengisi pendidikan karakt er yang t erpadu dengan sist em pengelolaan sekolah art inya, sekolah mampu merencanakan pendidikan (program dan kegiat an) yang menanamkan nilai-nilai karakt er, melaksanakan program dan kegit an yang berkarakt er, dan juga melakukan pengendalian mut u sekolah secara berkarakt er.

a. Nilai-nilai Karakter dalam Pengelolaan Sekolah

Nilai-nilai karakt er yang ada dalam pengelolaan sekolah pada dasarnya adalah prinsip-prinsip manajemen pendidikan yang baik, yait u mandiri, t erbuka, bert anggung jaw ab, kerjasama/ kemit raan, dan part isipat if.

Berkait an dengan nilai-nilai t ersebut di at as penulis akan mengambil t iga nilai karakt er dalam penelit ian berhubungan dengan judul penelit ian “ Transparansi dan Akunt abilit as dalam Pengelolaan


(10)

Dana Pendidikan Berbasis Karakt er” ,yait u Nilai part isipasi,t ransparansi at au ket erbukaan, akunt abilit as at au bert anggung jaw ab.

1) Part isipat if, merupakan penerapan nilai karakt er t erhadap sesama yait u nilai dem okrat is. M akna part isipasi diant aranya adalah, dalam penyusunan RKS dan RKAS, pelaksanaan program sert a evaluasi kegiat an,st akeholders t erlibat akt if, t ercipt a kondisi yang t erbuka dan demokrat is, yait u semua w arga sekolah didorong unt uk t erlibat secara langsung dalam penyusunan sampai evaluasi program dan kegiat an sehingga diharapkan dapat meningkat kan mut u pendidikan. Part isipat if

2) Transparansi (Terbuka), merupakan penerapan nilai karakt er diri sendiri yait u nilai kejujuran. Set iap orang yang t erkait dengan penyusunan RKS dan RKAS, pelaksanaan dan evaluasi program/ kegiat an sekolah dapat menget ahui proses dan hasil akhirnya secara keseluruhan;

3) Akunt abel, merupakan penerapan nilai karakt er diri sendiri yait u bert anggung jaw ab .Sekolah berkew ajiban mempert anggung-jaw abkan proses dan hasil penyusunan RKS dan RKAS, pelaksanaan, evaluasi, dan hasil-hasil program sekolah kepada pihak-pihak t erkait at au publik yang memiliki hak at au kew enangan unt uk memint a ket erangan at au pert anggungjaw aban. (Pedoman Pendidikan Karakt er SM P)

b. Pendidikan Karakter dalam M anajemen Pembiayaan Pendidikan

M anajemen sumber daya keuangan yang efekt if dan efisien memberikan kont ribusi yang opt imum. Kepala Sekolah sebagai orang yang bert anggungjaw ab penuh t erhadap pengelolaan sekolah harus memahami fungsi manajemen keuangan. Hasil study Heyman dan Loxley dalam Danumihardja (2004: 6) , pada 29 negara yang dikut ip oleh Bank Dunia dalam Basic Educat ion St udy (1989) menyat akan bahw a fakt or


(11)

guru , w akt u belajar, manajemen sekolah, sarana fisik dan biaya pendidikan memberikan kont ribusi yang berart i t erhadap prest asi sisw a. Penelit ian t ersebut menunjukkan bahw a ket ersediaan dana unt uk menjalankan program sekolah menjadi salah sat u fakt or pent ing unt uk memenuhi kualit as dan prest asi belajar. Kemampuan Kepala Sekolah menjadi jaminan apakah sekolah it u efekt if at au t idak, sebab Kepala Sekolah menjadi mot or penggerak ut ama pelaksanaan program sekolah.

M BS sebagai model manajemen yang m emberikan ot onomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keput usan part isipat if yang melibat kan secara langsung semua w arga sekolah (guru, sisw a, kepala sekolah, karyaw an, orang t ua sisw a, dan masyarakat ) unt uk meningkat kan mut u sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.

Pengambilan keput usan part isipat if merupakan pengambilan keput usan yang t erbuka dan demokrat ik, di mana w arga sekolah t erlibat langsung dalam proses pengambilan keput usan sehingga dapat memberikan kont ribusi dalam pencapaian t ujuan sekolah.

Pendidikan karakt er dapat memberikan kont ribusi dalam Pengelolaan biaya pendidikan di sekolah. Kepala Sekolah hendaknya memperhat ikan bahw a biaya pendidikan juga digunakan unt uk mengkondisikan pendidikan karakt er.Pengalokasian biaya unt uk program


(12)

dan kegiat an pendidikan karakt er ini dit uangkan dalam Rencana Kerja Sekolah dan Rencana Kegiat an Anggaran Sekolah.

1) Rencana Kerja Sekolah (RKS)

Di dalam Permen Diknas Nomor 19 Tahun 2007 t ent ang St andar Pengelolaan dijelaskan bahw a, set iap sekolah/ madrasah harus memiliki RKS (Rencana Kerja Sekolah) dan RKAS (Rencana Kegiat an dan Anggaran Sekolah). RKS dan RKAS dijadikan dasar pengelolaan sekolah/ madrasah yang dit unjukkan dengan kemandirian, kemit raan, part isipasi, ket erbukaan dan akunt abel.

a) Pengertian RKS

Rencana Kerja Sekolah/ M adrasah merupakan rencana kerja yang mem iliki jangka w akt u empat t ahun yang disusun dan dilaksanakan oleh Kepala Sekolah/ M adrasah, Guru, Pegaw ai, besert a Komit e Sekolah dalam upaya peningkat an mut u pendidikan nasional. ( Suhaili, Zulkarnaen, 2011: 5)

Rencana Kerja Sekolah/ M adrasah harus sesuai, sejalan, dan mendukung t ercapaianya Visi, M isi dan Tujuan Sekolah yang t elah disusun sebelumnya.

Program Tahunan Kepala Sekolah kadang disebut Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang disusun oleh Kepala Sekolah bersama


(13)

Dew an Guru/ Pegaw ai dan Kom it e Sekolah. Program-program pada Program Tahunan ini harus sama dengan program-program yang t erdapat di dalam RKS. Program Tahunan merupakan realisasi at au pelaksanaan dari RKS. RKS merupakan program jangka menengah sedangkan Program Tahunan at au Rencana Kerja Tahunan (RKT) merupakan program jangka pendek.

b) Tujuan RKS

M enurut Pedoman Penyusunan RKS Tujuan penyusunan RKS meliput i : a) menjamin agar t ujuan sekolah / madrasah yang t elah dirum uskan secara maksimal; b) mendukung koordinasi ant ar st akeholder sekolah; c) menjamin ket erkait an dan konsist ensi dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengaw asan; d) mengopt imalkan part isipasi w arga sekolah dan masyarakat ; e) menjamin t ercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efekt if, berkeadilan dan berkesinambungan.

2) Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS)

Rencana Kegiat an dan Anggaran Sekolah (RKAS) menjadi salah sat u bagian dari Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang cukup pent ing dan st rat egis dalam pengembangan sekolah pada umumnya. RKAS menjadi salah sat u indikat or ut ama pengembangan sekolah dimasa


(14)

yang akan dat ang. Besar kecilnya RKAS sangat dit ent ukan oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sekolah dan menggali dana sekolah dari pemerint ah.

Sebelum penyusunan RKAS perlu juga dimusyaw arahkan oleh Kepala Sekolah bersama-sama dengan Dew an guru, Pegaw ai, dan Komit e Sekolah kemudian dibuat Surat Keput usannya sehingga RKAS yang akan dan t elah disusun dapat t erlaksana dengan t ert ib, lancar dan sukses m encapai t ujuan.

c. Integrasi Nilai Karakter dalam Perencanaan Program dan Kegiatan 1) Nilai Partisipasi dalam Perencanaan RKS dan RKAS

Part isipat if merupakan salah sat u penerapan nilai karakt er dalam hubunganya dengan sesama yait u nilai dem okrat is, dimana dalam perencanaan RKS maupun RKAS melibat kan sem ua w arga sekolah yang menunjukkan adanya persamaan hak dan kew ajiban ant ara dirinya dengan orang lain. M enurut Sagala (2011: 162), Part isipasif adalah cara pengambilan keput usan melalui pencipt aan lingkungan yang t erbuka dan demokrat ik, yait u w arga sekolah didorong unt uk t erlibat akt if secara langsung dalam proses pengam bilan keput usan yang dapat berkont ribusi t erhadap mut u dan pencapaian t ujuan sekolah.


(15)

M enurut Cohen dan Uphoff dalam Dw iningrum (2011: 61), Part ispasi dalam pengambilan keput usan yang berkait an dengan penent uan alt ernat if dengan masyarakat menuju kat a sepakat t ent ang berbagai gagasan yang menyangkut kepent ingan bersama. Wujud dari part sipasi masyarakat dalam pengambilan keput usan ini bermacam-macam, sepert i kehadiran rapat , diskusi, sumbangan pemikiran, t anggapan maupun penolakan t erhadap program yang dit aw arkan.

M enurut pendapat Aqib& Sujak (2011: 36), Part isipasi merupakan kondisi t ercipt anya lingkungan yang t erbuka dan demokrat is, di mana w arga sekolah (guru,sisw a, karyaw an) dan masyarakat (orang t ua sisw a, t okoh masyarakat , ilmuw an, usahaw an, dan sebagainya) didorong unt uk t erlibat langsung dalam penyelenggaraan pendidikan, mulai dari pengambilan keput usan, perencanaan dalam bent uk RKS dan RKAS, pelaksanaan dan evaluasi RKS dan RKS, yang diharapkan dapat meningkat kan mut u pendidikan.

2) Nilai Transparansi dalam Perencanaan RKS dan RKAS

Trasparansi berart i apa adanya sangat ident ik dengan kejujuran. Kejujuran merupakan salah sat u implement asi dari penanaman nilai karakt er dalam hubungannya dengan diri sendiri. Jujur merupakan


(16)

perilaku yang menjadikan dirinya sebagai orang dapat dipercaya dalam perkat aan, t indakan, dan pekerjaan.

M enurut Undang-undang nomor 09 t ahun 2009 t ent ang Badan Hukum Pendidikan dijelaskan bahw a t ransparansi yait u ket erbukaan dan kemampuan menyajikan informasi yang relevan secara t epat w akt u sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan dan st andar pelaporan yang berlaku kepada pemangku kepent ingan.

Sekolah adalah organisasi pelayanan publik dalam bidang pendidikan yang diberi amanah oleh masyarakat unt uk mengelola dana dan mendidik put ra- put rinya sehingga w ajib adanya ket erbukaan at au t ransparansi t erhadap RKS dan RKAS. Transparansi dit ujukan unt uk membangun kepercayaan dan keyakinan publik t erhadap sekolah bahw a sekolah adalah organisasi pelayanan pendidikan yang bersih dan berw ibaw a, sebagaimana disampaikan oleh Aqib dan Sujak;

“ Transparansi t erhadap RKS dan RKAS sangat diperlukan unt uk membangun keyakinan dan kepercayaan publik t erhadap sekolah. Dalam hal ini t ransparansi juga merupakan keadaan dimana set iap orang yang t erkait dengan penyusunan RKS dan RKAS dapat menget ahui proses dan hasil akhir dari RKS dan RKAS t ersebut . Dengan kat a lain, t ransparansi sama dengan polos, apa adanya, t idak bohong, t idak curang, jujur, dan t erbuka t erhadap publik t ent ang RKS dan RKAS” . (Aqib & Sujak, 2011 : 37)


(17)

Dari pengert ian t ersebut diat as dapat disimpulkan bahw a t ransparansi dalam penyusunan RKAS dimaksudkan adanya ket erbukaan dalam menyajikan informasi yang relevan secara t epat w akt u dan bisa diakses oleh siapa saja mulai dari proses hingga hasil akhir sehingga masyarakat dapat mengaw asi at au mengendalikan pelaksanaan kegiat an dan anggaran sekolah.

3) Nilai Akuntabilitas dalam Perencanaan RKS dan RKAS

Bert anggung jaw ab merupakan salah sat u cont oh nilai karakt er dalam hubungannya dengan diri sendiri. Bert anggungjaw ab merupakan sikap dan perilaku unt uk melaksanakan t ugas dan kew ajiban t erhadap diri sendiri, masyarakat , Negara dan Tuhan Yang maha Esa.

Sekolah diberi amanah oleh publik unt uk menyelenggarakan pendidikan sebaik-baiknya sehingga penyelenggara sekolah berkew ajiban mempert anggungjaw abkan proses dan hasil kerjanya kepada publik, t ermasuk dalam hal RKS dan RKAS, sebagaimana yang t elah disampaikan oleh Aqib dan Sujak bahw a:

“ Akunt abilit as sekolah adalah pert anggungjaw aban sekolah kepada w arga sekolah, masyarakat dan pemerint ah melalui pelaporan dan pert emuan yang dilakukan secara t erbuka t erhadap RKS dan RKAS yang t elah disusun. Semua w arga sekolah , masyarakat dan pemerint ah mem iliki hak unt uk menget ahui RKS dan RKAS , baik selama proses penyusunan maupun hasil akhir yang disusun di dalam RKS maupun RKAS” . (Aqib, Sujak, 2012:37)


(18)

d. Integrasi Nilai-nilai Karakter dalam Pelaksanaan Program dan Kegiatan

M inimal ada t iga prinsip yang harus diperhat ikan dalam pelaksanaan program dan kegiat an penanaman nilai-nilai karakt er, yait u prinsip efekt ifit as, efisiensi, dan produkt ivit as. Pelaksanaan program dikat akan efekt if apabila hasil yang dicapai sesuai dengan t ujuan. Efisiensi lebih menekankan pelaksanaan program dan kegiat an maksimal dengan biaya minimal. Adapun prinsip produkt ivit as adalah apabila pelaksanaan program dan kegiat an t ersebut hasilnya secara kuant it at if dan kualit at if minimal sesuai dengan t ujuan. (Aqib, Sujak, 2012: 38)

1) Nilai Partisipasi dalam Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Part sipasi masyarakat dalam pelaksanaan program merupakan lanjut an dari rencana yang t elah disepakat i. Part isipasi adalah proses dimanast akeholders t erlibat akt if dalam pelaksanaan program kegiat an dan anggaran sekolah. Part isipasi juga merupakan kondisi t ercipt anya lingkungan yang t erbuka dan demokrat is, dimana w arga sekolah dan masyaraka terlibat langsung dalam pelaksanaan program kegiat an dan anggaran sekolah. Part isipasipasi masyarakat dalam pelaksanaan program kegiat an dan anggaran merupakan perw ujudan nilai karakt er diri sendiri yait u nilai demokrat is. Ruang lingkup part isipasi dalam pelaksanaan program meliput i: pert ama, menggerakkan sumber daya


(19)

dan dana; kedua, kegiat an administ rasi dan koordinasi; ket iga, penjabaran program. Part isipasi masyarakat dalam pelaksanaan program merupakan sat u unsur penent u dalam keberhasilan program. (Dw iningrum, 2011:62)

Part isipasi w arga sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan program dan kegiat an yang ada dalam RKS dan RKAS di sekolah merupakan suat u keharusan. Tujuan ut ama peningkat an part isipasi dalam pelaksanaan program dan kegiat an yang ada dalam RKS dan RKAS ini adalah unt uk : a) meningkat kan kont ribusi dalam pelaksanaan program dan kegiat an yang ada dalam RKS dan RKAS, b) memberdayakan kemampuanst akeholders dalam pelaksanaan program dan kegiat an yang ada dalam RKS dan RKAS, c) meningkat kan peran dan fungsist akeholders unt uk mew ujudkan pelaksanaan program dan kegiat an yang ada dalam RKS dan RKAS, d) menjamin agar set iap keput usan dalam pelaksanaan program dan kegiat an yang ada dalam RKS dan RKAS mencerminkan aspirasist akeholders.(Aqib,Sujak, 2011: 44)

2) Nilai Transparansi dalam Pelaksanaan Program dan Kegiatan

M enurut Harsono (2007: 90), Pengelolaan dana yang t ransparan t erjadi manakala aspek-aspek administ rasi dari pengelolaan dana dapat diket ahui oleh pihak-pihak t erkait dengan keuangan sekolah.


(20)

Transparan bukan berart i sem ua aspek adminit rasi bisa dilihat oleh siapa saja., hanya pihak-pihak yang t erkait dengan keuangan sekolah yait u kepala sekolah, w akil kepala sekolah bidang keuangan, dan bendahara sekolah. Kalau berhubungan dengan proyek yang bersumber dari masyarakat , maka pihak yang t erkait adalah ket ua komit e sekolah dan bendahara kom it e sekolah.

Transparan di bidang manajem en berart i adanya ket erbukaan dalam mengelola suat u kegiat an. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang t ransparan berart i adanya ket erbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yait u ket erbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pert anggung-jaw abannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepent ingan unt uk menget ahuinya. Lembaga pendidikan yang t elah melakukan pengelolaan manajemen keuangan secara t ransparan berart i t elah menerapkan nilai karakt er diri sendiri yait u nilai kejujuran sehingga memunculkan rasa kepercayaan masyarakat t erhadap sekolah semakin meningkat .

Transparansi merupakan keadaan dimana set iap orang yang t erkait dengan pelaksanaan program dan kegiat an yang ada dalam RKS dan RKAS dapat menget ahui proses dan hasil akhir dari RKS dan RKAS.


(21)

Pengem bangan t ransparansi dit ujukan unt uk membangun kepercayaan dan keyakinan publik t erkadap sekolah bahw a sekolah adalah organisasi pelayanan pendidikan yang bersih dan berw ibaw a. M enurut Aqib dan Sujak menjelaskan, “ Upaya unt uk peningkat an t ransparansi pelaksanaan program dan kegiat an yang ada dalam RKS dan RKAS ant ara lain :a) men-dayagunakan berbagai jalur komunikasi, baik langsung maupun t idak langsung; b) menyiapkan kebijakan yang jelas t ent ang cara mendapat kan informasi, bent uk informasi dan prosedur pengaduan apabila informasi t idak sampai kepada publik khususnya selama pelaksanaan program; c) melakukan kerjasam a berbagai pihak (media cet ak, elekt ronik, dan lainnya) unt uk mengkomunikasikan dan mempublikasikan pelaksanaan program dan kegiat an yang ada dalam RKS dan RKAS yang t elah dit et apkan.

3) Nilai Akuntabilitas dalam Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Bert anggungjaw ab t erhadap pelaksanaan t ugas dan kew ajiban merupakan salah sat u cont oh penerapan nilai karakt er diri sendiri. Akunt abilit as adalah kew ajiban unt uk memberikan pert anggungjaw aban penyelenggaraan organisasi kepada pihak yang memiliki hak dan kew enangan unt uk memint a ket erangan at au pert anggungjaw aban.


(22)

Akunt abilit as sekolah dalam hal pelaksanaan program dan kegiat an yang ada dalam RKS dan RKAS dan hasil-hasilnya adalah pert anggung jaw aban sekolah kepada w arga sekolahnya, masyarakat , dan pemerint ah melalui pelaporan dan pert emuan yang dilakukan secara t erbuka t erhadap pelaksanaan program dan kegiat an yang ada dalam RKS dan RKAS berikut dengan semua hasilnya. Semua w arga sekolah, masyarakat dan pemerint ah memiliki hak unt uk menget ahui pelaksanaan program dan kegiat an yang ada dalam RKS dan RKAS dan semua hasilnya” . ( Aqib& Sujak, 2011 : 44)

e. Integrasi Nilai-nilai Karakter dalam Pengaw asan dan Evaluasi Program dan Kegiatan

1) Nilai Partisipasi dalam Pengaw asan dan Evaluasi Program dan Kegiatan

Part isipasi masyarakat dalam evaluasi berkait an dengan masalah pelaksanaan program secara menyeluruh. Part isipasi ini bert ujuan unt uk menget ahui apakah pelaksanaan program t elah sesuai dengan program yang dit et apkan at au t erjadi penyimpangan. Part isipasi dalam pelaksanaan pengaw asan dan evaluasi sekolah dari w arga sekolah sangat diperlukan, baik part isipasi dalam hal evaluasi diri, evaluasi dalam pengembangan KTSP, evaluasi dalam pendayagunaan dalam pendidik dan t enaga kependidikan maupun akredit asi sekolah. Secara umum


(23)

bent uk part isipasi w arga sekolah dapat berupa pemikiran, t enaga, biaya dan mat eri lainnya unt uk melaksanakan pengaw asan dan evaluasi, bent uk part isipasi t ersebut merupakan perw ujudan dari penerapan nilai karakt er t erhadap sesama yait u demokrat is.

Part isipasi diperlukan dalam evaluasi dan pengaw asan dengan t ujuan ant ara lain: a) menumbuhkan rasa kepemilikan, kebersamaan, dan t anggungjaw ab sesuai dengan kemampuannya; b) menghasilkan perang-kat evaluasi yang lengkap dan valid ; c) menghasilkan dat a-dat a evaluasi yang lengkap dan valid. ( Aqib, Sujak, 2011 : 48)

2) Nilai Transparansi dalam Pengaw asan dan Evaluasi Program dan Kegiatan

Ket erbukaan dalam evaluasi meliput i ket erbukaan dalam perencanaan, dan hasil-hasil evaluasi/ akredit asi sekolah. Evaluasi sekolah (evaluasi diri, evaluasi dan pengembangan KTSP, evaluasi pendayagunaan pendidik dan kependidikan, dan hasil akredit asi sekolah) baik pelaksanaan maupun hasil-hasilnya dit unjukkan secara t erbuka dengan t ujuan ant ara lain: (1) membangun kepercayaan publik kepada sekolah; (2) meningkat kan cit ra sekolah; (3) mendayagunakan dan mengopt imalkan jalur komunikasi dari sem ua sumber daya sekolah; (4) memperoleh t imbal balik demi perbaikan at au penyempurnaan


(24)

pelaksanaan evaluasi sekolah” . (Aqib, Sujak, 2011 : 49). Jika sekolah t elah melaksanakan Ket erbukaan dalam evaluasi meliput i ket erbukaan dalam perencanaan, dan hasil-hasil evaluasi/ akredit asi sekolah berart i sekolah t elah berhasil menanamkan nilai kejujuran dalam pengaw asan dan evaluasi yang merupakan salah sat u cont oh nilai karakt er diri sendiri dan t ujuan t ersebut diat as t elah t ercapai.

3) Nilai Akuntabilitas dalam Pengaw asan dan Evaluasi Program dan Kegiatan

Akunt abilit as adalah pert anggungjaw aban sekolah kepada w arga sekolahnya, masyarakat dan pemerint ah melalui pelaporan dan pert emuan yang dilakukan secara t erbuka terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi/ pengaw asan t erhadap RKS dan RKAS berikut dengan semua hasilnya. Akunt abilit as m erupakan w ujud dari nilai karakt er diri sendiri yait u bert anggung jaw ab t erhadap t ugas dan kew ajiban mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan hasil evaluasi.

Komit e sekolah t idak hanya sekedar mencari dana t et api hendaklah dilibat kan secara langsung dalam pengaw asan t erhadap pengelolaan sekolah khususnya pengelolaan dana pendidikan yang bersumber dari


(25)

orang t ua w ali, sehingga m asyarakat semakin arif dan paham bahw a unt uk menghasilkan out put yang baik dibut uhkan dana yang cukup.

Tujuan ut ama akunt abilit as pengaw asan dan evaluasi sekolah unt uk mendorong t ercipt anya akunt abilit as kinerja sekolah khususnya dalam hal pengaw asan dan evaluasi sekolah sabagai salah sat u syarat t ercipt anya sekolah yang baik dan t erpercaya.

C. Peneliti Terdahulu

Penelit ian yang dilakukan oleh Const ant Okello-Obura and I.M .N. Kigongon-Bukenya EASLIS, (1999) M akerere Universit y, Kampala, Uganda. “ Financial management and budget ing st rat egies for LIS programmes “ dalam makalah ini membahas t ent ang st rat egi penganggaran yang berlaku unt uk lembaga LIS. Beberapa sist em penganggaran yang dit aw arkan lembaga LIS meliput i: st rat egi program penganggaran, st rat egi penganggaran berbasis kinerja (PB), st rat egi penganggaran t anggung jaw ab pusat (RCB) ,dan st rat egi penganggaran berbasis nol (ZBB) . St rat egi ZBB berart i bahw a set iap unit dimulai lagi dari nol dan harus memberikan pembenaran unt uk set iap permint aan. M anfaat dari St rat egi ZBB adalah dapat menunjukkan biaya-biaya yang t idak lagi diperlukan, sehingga memungkinkan lembaga LIS menggeser uang ke t empat yang di but uhkan di masa depan.


(26)

Dalam pengelolaan dana pendidikan perlu adanya ket erlibat an orang t ua unt uk meningkat kan t ransparansi dan akunt abilit as keuangan sekolah, sebagaimana disampaikan Pet er Kiplangat Koross, M oses Wait hanji Ngw are, Ant hony Kiplangat Sang, (2009) t ent ang “Principals' and st udent s' percept ions on parent al cont ribut ion t o financial management in secondary schools in Kenya” .

The result s indicat ed t hat parent al involvement had posit ive influence on financial management out comes. Pract ical implicat ions-Parent al part icipat ion can have posit ive impact s on t he processes of t eaching and learning w it h act ive and frequent cont act s bet w een parent s and school adm inist rat ion improving school's financial account abilit y and t ransparency. Part icipat ion w ill st rengt hen t he part nership bet w een parent t eacher associat ions, communit y and school administ rat ion in addit ion t o democrat izing school governance

.

Based on t he findings of t he st udy,

parent al involvement in t he area of financial managem ent is st ill low in t he dist rict . It w as also not ed t hat parental involvement great ly influenced t he w ay finances in schools w ere managed. From t hese observat ions, parent al levels of involvement in t he area of school finances affect financial t ransparency in schools.

Hasil penelit ian menunjukkan bahw a ket erlibat an orang t ua memiliki pengaruh posit if dalam pengelolaan keuangan. Implikasi prakt is - part isipasi orang t ua dapat memiliki dampak posit if pada proses belajar mengajar dengan kont ak akt if ant ara orang t ua dan sekolah meningkat kan t ransparansi dan akunt abilit as keuangan sekolah. Part isipasi akan memperkuat kemit raan ant ara orangt ua, guru dan sekolah sert a unt uk mendemokrat isasi sekolah. Berdasarkan t emuan penelit ian, ket erlibat an orang t ua dalam bidang pengelolaan keuangan


(27)

masih rendah di kabupat en. M ereka juga mencat at bahw a ket erlibat an orang t ua sangat mempengaruhi cara pengeloaan keuangan di sekolah-sekolah. Dari pengamat an ini, t ingkat ket erlibat an orang t ua dalam bidang keuangan sekolah mempengaruhi t ransparansi keuangan di sekolah.

Timot hy J. Gronberg, Dennis W. Jansen, dan Lori L. Taylor, (2011) “ t he Impact of facilit ies on The Cost of Educat ion” . “ We nd t hat t he cost of educat ion increases as t he capit al st ock increases, suggest ing eit her t hat school dist rict s are grossly overcapit alized or t hat nicer facilit ies re ect an import ant , unm easured dimension of school qualit y. M ereka mengemukakan t ent ang hubungan ant ara fasilit as sekolah dengan biaya pendidikan, dit em ukan bahw a biaya pendidikan meningkat dengan meningkat nya modal saham, hal it u menunjukkan bahw a sekolah yang kelebihan modal at au fasilit as yang lebih baik merefleksikan kualit as sekolah dan dimensi-dimensi lain yang t ak bisa t erukur.

Susan Wint on,(2008) t ent ang “The appeal(s) of charact er educat ion in t hreat ening t imes: caring and crit ical dem ocrat ic responses” Art ikel ini membahas kebangkit an popularit as pendidikan karakt er di Amerika Serikat dan Kanada. Kebijakan pendidikan karakt er di kedua negara menggunakan st rat egi yang sama unt uk menarik beragam publik. Kebijakan menanggapi keinginan unt uk predikt abilit as dan st abilit as dengan mengklaim bahw a pendidikan karakt er t radisional mempersiapkan para sisw a sebagai t enaga kerja,


(28)

meningkat kan prest asi akademik, mendorong kew arganegaraan akt if, mencipt akan sekolah yang lebih aman, dan mengajarkan sisw a nilai-nilai universal. Art ikel ini diakhiri dengan mengajukan komit men unt uk meraw at hubungan dan pent ingnya pendidikan dem okrat is secara sosial sebagai alt ernat if pendidikan karakt er t radisional.

Penelit ian yang dilakukan oleh Charles B. Shrader (2004) yang berjudul “ Cheat ing and M oral Judgment in t he College Classroom: A Nat ural Experiment menyat akan bahw a perilaku yang m enipu yang dilakukan seseorang berhubungan dengan sedikit nya rasa kejujuran yang dimiliki oleh orang t ersebut , selain it u sikap menipu seseorang t erjadi karena sikap pert im bangan moralit as yang rendah.


(1)

bent uk part isipasi w arga sekolah dapat berupa pemikiran, t enaga, biaya dan mat eri lainnya unt uk melaksanakan pengaw asan dan evaluasi, bent uk part isipasi t ersebut merupakan perw ujudan dari penerapan nilai karakt er t erhadap sesama yait u demokrat is.

Part isipasi diperlukan dalam evaluasi dan pengaw asan dengan t ujuan ant ara lain: a) menumbuhkan rasa kepemilikan, kebersamaan, dan t anggungjaw ab sesuai dengan kemampuannya; b) menghasilkan perang-kat evaluasi yang lengkap dan valid ; c) menghasilkan dat a-dat a evaluasi yang lengkap dan valid. ( Aqib, Sujak, 2011 : 48)

2) Nilai Transparansi dalam Pengaw asan dan Evaluasi Program dan Kegiatan

Ket erbukaan dalam evaluasi meliput i ket erbukaan dalam perencanaan, dan hasil-hasil evaluasi/ akredit asi sekolah. Evaluasi sekolah (evaluasi diri, evaluasi dan pengembangan KTSP, evaluasi pendayagunaan pendidik dan kependidikan, dan hasil akredit asi sekolah) baik pelaksanaan maupun hasil-hasilnya dit unjukkan secara t erbuka dengan t ujuan ant ara lain: (1) membangun kepercayaan publik kepada sekolah; (2) meningkat kan cit ra sekolah; (3) mendayagunakan dan mengopt imalkan jalur komunikasi dari sem ua sumber daya sekolah; (4)


(2)

pelaksanaan evaluasi sekolah” . (Aqib, Sujak, 2011 : 49). Jika sekolah t elah melaksanakan Ket erbukaan dalam evaluasi meliput i ket erbukaan dalam perencanaan, dan hasil-hasil evaluasi/ akredit asi sekolah berart i sekolah t elah berhasil menanamkan nilai kejujuran dalam pengaw asan dan evaluasi yang merupakan salah sat u cont oh nilai karakt er diri sendiri dan t ujuan t ersebut diat as t elah t ercapai.

3) Nilai Akuntabilitas dalam Pengaw asan dan Evaluasi Program dan Kegiatan

Akunt abilit as adalah pert anggungjaw aban sekolah kepada w arga sekolahnya, masyarakat dan pemerint ah melalui pelaporan dan pert emuan yang dilakukan secara t erbuka terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi/ pengaw asan t erhadap RKS dan RKAS berikut dengan semua hasilnya. Akunt abilit as m erupakan w ujud dari nilai karakt er diri sendiri yait u bert anggung jaw ab t erhadap t ugas dan kew ajiban mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan hasil evaluasi.

Komit e sekolah t idak hanya sekedar mencari dana t et api hendaklah dilibat kan secara langsung dalam pengaw asan t erhadap pengelolaan sekolah khususnya pengelolaan dana pendidikan yang bersumber dari


(3)

orang t ua w ali, sehingga m asyarakat semakin arif dan paham bahw a unt uk menghasilkan out put yang baik dibut uhkan dana yang cukup.

Tujuan ut ama akunt abilit as pengaw asan dan evaluasi sekolah unt uk mendorong t ercipt anya akunt abilit as kinerja sekolah khususnya dalam hal pengaw asan dan evaluasi sekolah sabagai salah sat u syarat t ercipt anya sekolah yang baik dan t erpercaya.

C. Peneliti Terdahulu

Penelit ian yang dilakukan oleh Const ant Okello-Obura and I.M .N. Kigongon-Bukenya EASLIS, (1999) M akerere Universit y, Kampala, Uganda. “ Financial management and budget ing st rat egies for LIS programmes “ dalam makalah ini membahas t ent ang st rat egi penganggaran yang berlaku unt uk lembaga LIS. Beberapa sist em penganggaran yang dit aw arkan lembaga LIS meliput i: st rat egi program penganggaran, st rat egi penganggaran berbasis kinerja (PB), st rat egi penganggaran t anggung jaw ab pusat (RCB) ,dan st rat egi penganggaran berbasis nol (ZBB) . St rat egi ZBB berart i bahw a set iap unit dimulai lagi dari nol dan harus memberikan pembenaran unt uk set iap permint aan. M anfaat dari St rat egi ZBB adalah dapat menunjukkan biaya-biaya yang t idak lagi diperlukan, sehingga memungkinkan lembaga LIS menggeser uang ke t empat yang di but uhkan di masa depan.


(4)

Dalam pengelolaan dana pendidikan perlu adanya ket erlibat an orang t ua unt uk meningkat kan t ransparansi dan akunt abilit as keuangan sekolah, sebagaimana disampaikan Pet er Kiplangat Koross, M oses Wait hanji Ngw are, Ant hony Kiplangat Sang, (2009) t ent ang “Principals' and st udent s' percept ions on parent al cont ribut ion t o financial management in secondary schools in Kenya” .

The result s indicat ed t hat parent al involvement had posit ive influence on financial management out comes. Pract ical implicat ions-Parent al part icipat ion can have posit ive impact s on t he processes of t eaching and learning w it h act ive and frequent cont act s bet w een parent s and school adm inist rat ion improving school's financial account abilit y and t ransparency. Part icipat ion w ill st rengt hen t he part nership bet w een parent t eacher associat ions, communit y and school administ rat ion in addit ion t o democrat izing school governance

.

Based on t he findings of t he st udy, parent al involvement in t he area of financial managem ent is st ill low in t he dist rict . It w as also not ed t hat parental involvement great ly influenced t he w ay finances in schools w ere managed. From t hese observat ions, parent al levels of involvement in t he area of school finances affect financial t ransparency in schools.

Hasil penelit ian menunjukkan bahw a ket erlibat an orang t ua memiliki pengaruh posit if dalam pengelolaan keuangan. Implikasi prakt is - part isipasi orang t ua dapat memiliki dampak posit if pada proses belajar mengajar dengan kont ak akt if ant ara orang t ua dan sekolah meningkat kan t ransparansi dan akunt abilit as keuangan sekolah. Part isipasi akan memperkuat kemit raan ant ara orangt ua, guru dan sekolah sert a unt uk mendemokrat isasi sekolah. Berdasarkan


(5)

masih rendah di kabupat en. M ereka juga mencat at bahw a ket erlibat an orang t ua sangat mempengaruhi cara pengeloaan keuangan di sekolah-sekolah. Dari pengamat an ini, t ingkat ket erlibat an orang t ua dalam bidang keuangan sekolah mempengaruhi t ransparansi keuangan di sekolah.

Timot hy J. Gronberg, Dennis W. Jansen, dan Lori L. Taylor, (2011) “ t he Impact of facilit ies on The Cost of Educat ion” . “ We nd t hat t he cost of educat ion increases as t he capit al st ock increases, suggest ing eit her t hat school dist rict s are grossly overcapit alized or t hat nicer facilit ies re ect an import ant , unm easured dimension of school qualit y. M ereka mengemukakan t ent ang hubungan ant ara fasilit as sekolah dengan biaya pendidikan, dit em ukan bahw a biaya pendidikan meningkat dengan meningkat nya modal saham, hal it u menunjukkan bahw a sekolah yang kelebihan modal at au fasilit as yang lebih baik merefleksikan kualit as sekolah dan dimensi-dimensi lain yang t ak bisa t erukur.

Susan Wint on,(2008) t ent ang “The appeal(s) of charact er educat ion in t hreat ening t imes: caring and crit ical dem ocrat ic responses” Art ikel ini membahas kebangkit an popularit as pendidikan karakt er di Amerika Serikat dan Kanada. Kebijakan pendidikan karakt er di kedua negara menggunakan st rat egi yang sama unt uk menarik beragam publik. Kebijakan menanggapi keinginan unt uk predikt abilit as dan st abilit as dengan mengklaim bahw a pendidikan


(6)

meningkat kan prest asi akademik, mendorong kew arganegaraan akt if, mencipt akan sekolah yang lebih aman, dan mengajarkan sisw a nilai-nilai universal. Art ikel ini diakhiri dengan mengajukan komit men unt uk meraw at hubungan dan pent ingnya pendidikan dem okrat is secara sosial sebagai alt ernat if pendidikan karakt er t radisional.

Penelit ian yang dilakukan oleh Charles B. Shrader (2004) yang berjudul “ Cheat ing and M oral Judgment in t he College Classroom: A Nat ural Experiment menyat akan bahw a perilaku yang m enipu yang dilakukan seseorang berhubungan dengan sedikit nya rasa kejujuran yang dimiliki oleh orang t ersebut , selain it u sikap menipu seseorang t erjadi karena sikap pert im bangan moralit as yang rendah.


Dokumen yang terkait

Transparansi dan Akuntabiitas dalam Pengelolaan Dana BOS di SMP Negeri 03 Kota Tangerang Selatan

2 26 168

PERAN GURU BK DALAM PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN KEJUJURAN DI SD AISYIYAH UNGGULAN GEMOLONG Peran Guru BK dalam Penanaman Karakter Disiplin dan Kejujuran di SD Aisyiyah Unggulan Gemolong Tahun Ajaran 2016/2017.

0 8 13

PERAN GURU BK DALAM PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN KEJUJURAN DI SD AISYIYAH UNGGULAN GEMOLONG Peran Guru BK dalam Penanaman Karakter Disiplin dan Kejujuran di SD Aisyiyah Unggulan Gemolong Tahun Ajaran 2016/2017.

0 7 17

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAANDANA PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER Transparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Pendidikan Berbasis Karakter Di SD Aisyiyah Unggulan Gemolong Kabupaten Sragen.

0 2 17

PENDAHULUAN Transparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Pendidikan Berbasis Karakter Di SD Aisyiyah Unggulan Gemolong Kabupaten Sragen.

0 1 11

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER Transparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Pendidikan Berbasis Karakter Di SD Aisyiyah Unggulan Gemolong Kabupaten Sragen.

0 1 15

RANCANG BANGUN DATA WAREHOUSE SISTEM MONITORING SISWADI SD AISYIYAH UNGGULAN GEMOLONG Rancang Bangun Data Warehouse Sistem Monitoring Siswa Di SD Aisyiyah Unggulan Gemolong.

0 6 16

IMPLEMENTASI DATA MINING SISTEM MONITORING SISWADI SD AISYIYAH UNGGULAN GEMOLONG Implementasi Data Mining Sistem Monitoring Siswa Di SD Aisyiyah Unggulan Gemolong.

0 1 15

IMPLEMENTASI DATA MINING SISTEM MONITORING SISWADI SD AISYIYAH UNGGULAN GEMOLONG Implementasi Data Mining Sistem Monitoring Siswa Di SD Aisyiyah Unggulan Gemolong.

1 9 12

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA PENDIDIKAN vi DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

1 3 110